Mazmur-1-50 1
artikel yang sedang Anda pegang ini yaitu salah satu bagian dari
Tafsiran Alkitab dari Matthew Henry yang secara lengkap men-
cakup Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Untuk edisi bahasa
Indonesianya, tafsiran tersebut diterbitkan dalam bentuk kitab per
kitab. Kitab Mazmur merupakan kitab kelima yang diterbitkan dalam
bahasa Indonesia. sebab cartikel p tebal maka penerbitan Kitab Maz-
mur ini dibagi menjadi tiga jilid: Mazmur 1-50, Mazmur 51-100, dan
Mazmur 101-150.
Matthew Henry (1662-1714) yaitu seorang Inggris yang mulai
menulis Tafsiran Alkitab yang terkenal ini pada usia 21 tahun. Karya-
nya ini dianggap sebagai tafsiran Alkitab yang sarat makna dan sa-
ngat terkenal di dunia.
Kekuatan terutama terletak pada nasi-
hat praktis dan saran pastoralnya. Tafsirannya mengandung banyak
mutiara kebenaran yang segar dan sangat tepat. Walaupun ada
cartikel p banyak kecaman di dalamnya, ia sendiri sebenarnya tidak per-
nah berniat menuliskan tafsiran yang demikian, seperti yang ber-
ulang kali ditekankannya sendiri. Beberapa pakar theologi seperti
Whitefield dan Spurgeon selalu menggunakan tafsirannya ini dan me-
rekomendasikannya kepada orang-orang untuk mereka baca. White-
field membaca seluruh tafsirannya sampai empat kali; kali terakhir
sambil berlutut. Spurgeon berkata, Setiap hamba Tuhan harus
membaca seluruh tafsiran ini dengan saksama, paling sedikit satu
kali.
Sejak kecil Matthew sudah terbiasa menulis renungan atau ke-
simpulan Firman Tuhan di atas kertas kecil. Namun, baru pada ta-
hun 1704 ia mulai sungguh-sungguh menulis dengan maksud me-
nerbitkan tafsiran tersebut. Terutama menjelang akhir hidupnya, ia
mengabdikan diri untuk menyusun tafsiran itu.
Bartikel pertama tentang Kitab Kejadian diterbitkan pada tahun
1708 dan tafsiran tentang keempat Injil diterbitkan pada tahun 1710.
Sebelum meninggal, ia sempat menyelesaikan tafsiran Kisah Para Ra-
sul. Setelah kematiannya, Surat-surat dan Wahyu diselesaikan oleh
13 orang pendeta berdasarkan catatan-catatan Matthew Henry yang
telah disiapkannya sebelum meninggal. Edisi total seluruh kitab-
kitab diterbitkan pada tahun 1811.
berulang kali direvisi dan dicetak ulang.
Bartikel itu juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti
bahasa Belanda, Arab, Rusia, dan kini sedang diterjemahkan ke da-
lam bahasa Telugu dan Ivrit, yaitu bahasa Ibrani modern.
Riwayat Hidup Matthew Henry
Matthew Henry lahir pada tahun 1662 di Inggris. saat itu gereja
Anglikan menjalin hubungan baik dengan gereja Roma Katolik. Yang
memerintah pada masa itu yaitu Raja Karel II, yang secara resmi di-
angkat sebagai kepala gereja. Raja Karel II ingin memulihkan kekua-
saan gereja Anglikan sehingga orang Kristen Protestan lainnya sangat
dianiaya. Mereka disebut dissenter, orang yang memisahkan diri dari
gereja resmi.
Puncak penganiayaan itu terjadi saat pada 24 Agustus 1662
lebih dari dua ribu pendeta gereja Presbiterian dilarang berkhotbah
lagi. Mereka dipecat dan jabatan mereka dianggap tidak sah.
Pada masa yang sulit itu lahirlah Matthew Henry. Ayahnya,
Philip Henry, yaitu seorang pendeta dari golongan Puritan, sedang-
kan ibunya, Katherine Matthewes, seorang keturunan bangsawan.
sebab Katherine berasal dari keluarga kaya, sepanjang hidupnya
Philip Henry tak perlu memikirkan uang atau bersusah payah men-
cari nafkah bagi keluarganya, sehingga ia dapat dengan sepenuh hati
mengabdikan diri untuk pelayanannya sebagai hamba Tuhan.
Matthew yaitu anak kedua. Kakaknya, John, meninggal pada usia 6
tahun sebab penyakit campak. saat masih balita, Matthew sendiri
juga terserang penyakit itu dan nyaris direnggut maut.
Dari kecilnya Matthew sudah tampak memiliki bermacam-ma-
cam bakat, sangat cerdas, dan pintar. Tetapi yang lebih penting lagi,
sejak kecil ia sudah mengasihi Tuhan Yesus dengan segenap hati dan
mengakui-Nya sebagai Juruselamatnya. Usianya baru tiga tahun ke-
tika ia sudah mampu membaca satu pasal dari Alkitab lalu memberi-
kan keterangan dan pesan tentang apa yang dibacanya.
Dengan demikian Matthew sudah menyiapkan diri untuk tugas-
nya di kemudian hari, yaitu tugas pelayanan sebagai pendeta.
Sejak masa kecilnya Matthew sudah diajarkan bahasa Ibrani,
Yunani, dan Latin oleh ayahnya, sehingga walaupun masih sangat
muda, ia sudah pandai membaca Alkitab dalam bahasa aslinya.
Pada tahun 1685, saat berusia 23 tahun, Matthew pindah ke
London, ibu kota Inggris, untuk belajar hartikel m di Universitas Lon-
don. Matthew tidak berniat untuk menjadi ahli hartikel m, ia hanya me-
nuruti saran ayahnya dan orang lain yang berpendapat bahwa studi
itu akan memberikan manfaat besar baginya sebab keadaan di Ing-
gris pada masa itu tidak menentu bagi orang Kristen, khususnya
kaum Puritan.
Beberapa tahun kemudian Matthew kembali ke kampung hala-
mannya. Dalam hatinya ia merasa terpanggil menjadi pendeta. Kemu-
dian, ia diperbolehkan berkhotbah kepada beberapa jemaat di sekitar
Broad Oak. Ia menyampaikan Firman Tuhan dengan penuh kuasa.
Tidak lama setelah itu, ia dipanggil oleh dua jemaat, satu di London
dan satu lagi jemaat kecil di wilayah pedalaman, yaitu Chester. Sete-
lah berdoa dengan tekun dan meminta petunjuk Tuhan, ia akhirnya
memilih jemaat Chester, dan pada tanggal 9 Mei 1687 ia diteguhkan
sebagai pendeta di jemaat tersebut. Waktu itu Matthew berusia 25 ta-
hun.
Di Chester, Matthew Henry bertemu dengan Katharine Hard-
ware. Mereka menikah pada tanggal 19 Juli 1687. Pernikahan itu sa-
ngat harmonis dan baik sebab didasarkan atas cinta dan iman ke-
pada Tuhan. Namun pernikahan itu hanya berlangsung selama satu
setengah tahun. Katharine yang sedang hamil terkena penyakit cacar.
Segera setelah melahirkan seorang anak perempuan, ia meninggal
pada usia 25 tahun. Matthew sangat terpartikel l oleh dukacita ini. Anak
Matthew dan Katherine dibaptis oleh kakeknya, yaitu Pendeta Philip,
ayah Matthew.
Allah menguatkan Matthew dalam dukacita yang melandanya.
Setelah satu tahun lebih telah berlalu, mertuanya menganjurkannya
untuk menikah lagi. Pada Juli 1690, Matthew menikah dengan Mary
Warburton. Tahun berikutnya, mereka diberkati dengan seorang bayi,
yang diberi nama Elisabeth. Namun, saat baru berumur satu se-
tengah tahun, ia meninggal sebab demam tinggi dan penyakit batuk
rejan. Setahun kemudian mereka mendapat seorang anak perempuan
lagi. Dan bayi ini pun meninggal, tiga minggu kemudian. Betapa
berat dan pedih penderitaan orangtuanya. Sesudah peristiwa ini,
Matthew memeriksa diri dengan sangat teliti apakah ada dosa dalam
hidup atau hatinya yang menyebabkan kematian anak-anaknya. Ia
mengakhiri catatannya sebagai berikut, Ingatlah bahwa anak-anak
itu diambil dari dunia yang jahat dan dibawa ke sorga. Mereka tidak
lahir percuma dan sekarang mereka telah boleh menghuni kota Yeru-
salem yang di sorga.
Beberapa waktu kemudian mereka mendapat seorang anak pe-
rempuan yang bertahan hidup. Demikianlah suka dan duka silih ber-
ganti dalam kehidupan Matthew Henry. Secara keseluruhan, Matthew
Henry mendapat 10 anak, termasuk seorang putri dari pernikahan
pertama.
Selama 25 tahun Matthew Henry melayani jemaatnya di Chester.
Ia sering mendapat panggilan dari jemaat-jemaat di London untuk
melayani di sana, tetapi berulang kali ia menolak panggilan tersebut
sebab merasa terlalu terikat kepada jemaat di Chester. Namun
akhirnya, ia yakin bahwa Allah sendiri telah memanggilnya untuk
menjadi hamba Tuhan di London, dan sebab itu ia menyerah kepada
kehendak Allah.
Pada akhir hidupnya, Matthew Henry terkena penyakit diabetes,
sehingga sering merasa letih dan lemah. Sejak masa muda, ia bekerja
dari pagi buta sampai larut malam, tetapi menjelang akhir hayatnya
ia tidak mampu lagi. Ia sering mengeluh sebab kesehatannya yang
semakin menurun.
Pada bulan Juni 1714 ia berkhotbah satu kali lagi di Chester,
tempat pelayanannya yang dulu. Ia berkhotbah tentang Ibrani 4:9,
Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat
Allah. Ia seolah-olah menyadari bahwa hari Minggu itu merupakan
hari Minggu terakhir baginya di dunia ini. Secara khusus ia mene-
kankan hal perhentian di sorga supaya anak-anak Allah dapat me-
nikmati kebersamaan dengan Tuhan.
Sekembalinya ke London, ia merasa kurang sehat. Malam itu ia
sulit tidur dan menyadari bahwa ajalnya sudah dekat. Ia dipenuhi
rasa damai dan menulis pesan terakhirnya: Kehidupan orang yang
mengabdikan diri bagi pelayanan Tuhan merupakan hidup yang pa-
ling menyenangkan dan penuh penghiburan. Ia mengembuskan na-
fas terakhir pada tanggal 22 Juni 1714, dan dimakamkan tiga hari
kemudian di Chester. Nas dalam kebaktian pemakamannya diambil
dari Matius 25:21, Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah
setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung
jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam keba-
hagiaan tuanmu.
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling
disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama.
Bahkan, sebab begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus
dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hartikel m-Nya di dalamnya,
sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua
Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkin-
kan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan
dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub
membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan
kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan peme-
liharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang
mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan
sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah du-
nia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah,
dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam
Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-
Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama
Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang
menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, Betapa bahagianya
berada di tempat ini. Mari kita selidiki:
I. Judul kitab ini.
1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lu-
kas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan
tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, sebab banyak di
mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Na-
mun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum mak-
nanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya su-
sunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa
bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-puji-
an. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa
sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nya-
nyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk
mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan
lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki
nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, me-
nyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan
maksudnya yang luas, sebab kita bukan hanya diarahkan
untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur
seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan
nyanyian rohani (Kol. 3:16).
2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh
Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan
kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang di-
ilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah
dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya
dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan
atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua
mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang,
dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa
baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya ja-
lan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita dipe-
rintahkan untuk bernyanyi, yang cartikel p membuat kita men-
jadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan
tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya se-
mua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur yaitu
nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis
sebagian besar mazmur ini yaitu Daud, anak Isai, yang sebab
itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel
(2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan na-
manya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di
tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur
96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas se-
bagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis
oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang
Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud
dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf yaitu seorang pelihat
atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada
masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis
saat masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bah-
wa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat
mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, me-
menuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah ber-
mazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di
zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang di-
tegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang
ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir za-
man, saat ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini
Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang yaitu keturunannya,
bukan keturunan Musa, sebab Ia datang untuk mengambil alih
korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah sete-
lah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan suka-
cita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak
akan pernah berakhir.
III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama
alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa
manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pen-
cipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub mem-
bantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan
dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita
untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita
akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian,
dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergan-
tungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan
diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab
Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi
manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas
segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan
kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi
ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan sebab
salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap
bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita
sebagai manusia.
2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama
wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan mengan-
jurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hartikel m
seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di
seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan
korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di
sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak ber-
kenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang ku-
rang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun,
firman dan hartikel m Allah, khususnya bagian-bagian yang ber-
bicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis
di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang
tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak
dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru,
dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicara-
kan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan
dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan
kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak
dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan
Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa
tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah,
terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta ter-
hadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk
menepati kovenan-Nya itu. sebab itu, betapa kitab ini sangat
menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetap-
an dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu
sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita
sampai selama-lamanya!
IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pema-
haman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul
dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan
yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan
dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah re-
nungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat terse-
but telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini
ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin bi-
duan untuk keperluan kebaktian jemaat.
1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyi-
kan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di
luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan
persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh
orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-
mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan per-
sajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan
untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur
kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, sebab kita mem-
persembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama se-
perti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan
raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah
gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah
menjemukan dan lekang sebab waktu.
2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyata-
kan oleh para pelayan Kristus, sebab mazmur ini mengan-
dung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta per-
aturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelas-
kan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-maz-
mur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (sebab Ia
memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh
semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang
darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
(1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membim-
bing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur
sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara
Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat
kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta
kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita.
Daud yaitu orang yang memiliki hati Allah. Oleh sebab
itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti
Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui
oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah.
Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani me-
reka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehing-
ga dengan segenap hati mereka dapat berkata, Amin atas
doa-doa dan puji-pujian Daud.
(2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur
juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus
akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab
kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa ke-
pada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat
kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita di-
bimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos.
14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika
kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan
kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita
menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja,
untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan
syartikel r, kita akan terbantu sebab nya. Apa pun perasaan
saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengha-
rapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan me-
nemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita
ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan.
Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Maz-
mur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan
yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan ke-
mudian mengatur dan mengelompokkannya menurut bebe-
rapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk meng-
gunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur ter-
tentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur
pilihan itu. saat kita berdoa dengan cara ini, kita men-
cerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembah-
kan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr.
Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam
bartikel tafsirannya atas Kitab Mazmur (ba-
gian 29) sebagai berikut, Bahwa merenungkan beberapa
bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan
dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-
ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar
mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab
dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari se-
lain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak
membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati. Seperti
yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan
filsuf Kristen pen.), Jika kita membangun roh kita de-
ngan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita
boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan
perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu. Mazmur ini
bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan
membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji
dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi
kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam
kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di
jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat kesela-
matan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bu-
kan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama,
tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab
mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat
yang hidup sebelum kedatangan Kristus. sebab sama se-
perti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-
nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh
Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu.
Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, se-
mua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyi-
an-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperleng-
kapi untuk perbuatan baik ini, sebab semua tulisan itu
membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai
begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubung-
an antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak
ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu
sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun
demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama
itu berasal dari masa kuno, sebab mazmur yang kedua se-
karang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan
bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabung-
kan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Kato-
lik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh sebab itu pen-
cantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka
selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan
Katolik pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal
10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal
118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pa-
sal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Bebe-
rapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut de-
ngan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang
sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam
mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak kera-
gaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama,
sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat de-
ngan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan
cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak
orang. Mazmur-mazmur tersebut yaitu pasal 6, 32, 38,
51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima
kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya
Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41,
yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang
keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150.
Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi
tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh
pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh ba-
gian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, sela-
ma sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik mem-
bagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga me-
reka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan
maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan se-
suai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja
mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan
dengan pengertian yang penuh.
PASAL 1
ni yaitu mazmur pengajaran tentang yang baik dan yang jahat,
yang menawarkan kepada kita hidup dan mati, berkat dan kutuk,
agar kita mengambil jalan yang benar menuju kebahagiaan dan
menghindari apa yang pada akhirnya pasti akan berujung kepada ke-
sengsaraan dan kehancuran bagi kita. Sifat dan keadaan yang ber-
beda dari orang saleh dan orang fasik, dari orang-orang yang me-
layani Allah dan yang tidak, dinyatakan dengan jelas di sini dalam
beberapa kata. Dengan demikian, setiap orang, jika mau jujur pada
dirinya sendiri, dapat melihat cerminan wajahnya sendiri di sini, lalu
membaca kehancuran yang kelak menimpanya. Pembagian anak-
anak manusia atas orang kudus dan orang berdosa, orang benar dan
orang fasik, anak-anak Allah dan anak-anak si jahat, sudah ada
sejak lama, sudah sejak dimulainya peperangan antara dosa dan
anugerah, keturunan wanita dan keturunan ular. Pembagian itu ber-
langsung selamanya, dan akan tetap ada sekalipun semua pembagi-
an dan pemisahan lain antara yang tinggi dan yang rendah, yang
kaya dan yang miskin, yang budak dan yang merdeka sudah tidak
ada lagi. Sebabnya yaitu sebab dengan pembagian inilah keadaan
kekal manusia akan ditentukan, dan pembagian itu akan tetap ada
selama ada sorga dan neraka. Mazmur ini menunjukkan kepada kita,
I. Kekudusan dan kebahagiaan orang saleh (ay. 1-3).
II. Keberdosaan dan kesengsaraan orang fasik (ay. 4-5).
III. Dasar dan alasan dari perbedaan di antara keduanya (ay. 6).
Siapa pun yang mengumpulkan mazmur-mazmur Daud ini
(mungkin Ezra), ia menempatkan mazmur ini pada bagian awal
dengan alasan yang baik, yaitu sebagai pendahuluan bagi mazmur-
mazmur lainnya, sebab supaya ibadah-ibadah kita diterima Allah,
I
2
maka mutlak perlu bagi kita untuk menjadi orang benar di hadapan
Allah (sebab hanya doa dari orang yang lurus hatilah yang menjadi
kesukaan-Nya). Kita juga perlu benar dalam memiliki gagasan-ga-
gasan kita tentang kebahagiaan dan benar dalam memilih jalan yang
kita pilih untuk menuju kebahagiaan itu. Kalau orang tidak berjalan
di jalan yang baik, ia tidak akan menaikkan doa-doa yang baik.
Orang yang Berbahagia
(1:1-3)
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang
tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh, 2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang mere-
nungkan Taurat itu siang dan malam. 3 Ia seperti pohon, yang ditanam di
tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak
layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Si pemazmur memulai dengan sifat dan keadaan orang saleh, supaya
orang-orang saleh inilah yang pertama-tama boleh mendapat peng-
hiburan yang menjadi milik mereka.
Inilah,
I. Suatu gambaran tentang jiwa dan jalan orang saleh, yang dengan-
nya kita harus menguji diri kita sendiri. Tuhan mengenal orang-
orang kepunyaan-Nya melalui nama mereka, tetapi kita harus
mengenal mereka melalui sifat mereka. Sifat memang cocok untuk
dipakai sebagai syarat dalam masa ujian, supaya kita berusaha
untuk memiliki sifat yang disyaratkan itu. Sifat tersebut merupa-
kan perintah hartikel m yang harus kita taati sebab kewajiban dan
juga merupakan persyaratan janji yang harus kita penuhi sebab
tuntutan kepentingan. Sifat orang baik di sini digambarkan sesuai
dengan aturan-aturan yang dipilihnya sebagai pedoman hidup
dan yang dipakainya untuk mengartikel r dirinya sendiri. Jalan yang
kita ambil pada saat kita berangkat, dan pada setiap belokan, un-
tuk menuntun perilaku kita, entah yang mengikuti dunia ini atau
firman Allah, mempunyai akibat yang sangat penting. Kesalahan
dalam memilih patokan dan pemimpin merupakan kesalahan
yang mendasar dan mematikan. Tetapi, jika dalam hal ini kita
memilih yang benar, maka kita sudah ada di jalan yang lurus
untuk melakukan yang baik.
Kitab Mazmur 1:1-3
3
1. Orang yang saleh, agar dapat menghindari kejahatan, mening-
galkan sepenuhnya pergaulan dengan para pembuat kejahat-
an, dan tidak mau dipimpin oleh mereka (ay. 1): Ia tidak ber-
jalan menurut nasihat orang fasik, dst. Bagian dari sifat orang
saleh ini ditampilkan pertama-tama, sebab orang yang hen-
dak memegang perintah-perintah Allah mereka haruslah ber-
kata kepada para pembuat kejahatan, menjauhlah dari pada
kami (119:115), dan menjauh dari kejahatan merupakan per-
mulaan hikmat.
(1) Ia melihat para pembuat kejahatan di sekelilingnya. Dunia
penuh dengan mereka, mereka berjalan di segala sisi. Di
sini mereka digambarkan dengan tiga sifat, orang fasik,
orang berdosa, dan pencemooh. Lihatlah langkah-langkah
apa yang dilewati manusia untuk sampai pada puncak
ketidaksalehan. Nemo repente fit turpissimus Tidak ada
orang yang dengan begitu saja mencapai puncak kejahatan
sekaligus. Pertama-tama mereka fasik, membuang rasa
takut akan Allah dan hidup dengan mengabaikan kewajib-
an mereka terhadap-Nya: tetapi mereka tidak berhenti sam-
pai di situ. saat ibadah-ibadah agama dikesampingkan,
mereka pun menjadi orang berdosa, maksudnya, dengan
terang-terangan mereka memberontak melawan Allah dan
melayani kepentingan dosa dan Iblis. Dengan meniadakan
sesuatu, maka terbukalah jalan untuk berbuat sesuatu
yang lain. Dengan demikian hati mereka menjadi begitu
mengeras sehingga pada akhirnya mereka menjadi pence-
mooh. Maksudnya, dengan terang-terangan mereka menan-
tang apa yang suci, mengolok-olok agama, dan menjadikan
dosa sebagai bahan tertawaan. Demikianlah jalan kejahat-
an itu menurun tajam ke bawah. Yang buruk menjadi se-
makin buruk, orang-orang berdosa sendiri menjadi peng-
goda-penggoda bagi orang lain dan pembela-pembela bagi
Baal. Kata yang diterjemahkan dengan fasik di sini menan-
dakan orang yang tidak tetap, yang tidak mempunyai tu-
juan tertentu, dan yang berjalan tanpa adanya aturan yang
pasti. Mereka hanya dikuasai oleh setiap hawa nafsu dan
menyerah pada setiap godaan. Kata untuk orang berdosa
menandakan orang yang bertekad untuk berbuat dosa dan
4
yang menjadikannya sebagai pekerjaan mereka. Pencemooh
yaitu orang yang membuka mulut melawan langit. Semua
ini dilihat oleh orang baik dengan hati sedih. Jiwanya yang
benar dibuat menjadi menderita tanpa henti sebab nya.
Oleh sebab itu,
(2) Orang benar ini selalu menghindari mereka di mana pun ia
melihat mereka. Ia tidak melakukan apa yang mereka per-
buat. Supaya jangan sampai ia berbuat demikian, ia tidak
bergaul akrab dengan mereka.
[1] Ia tidak berjalan menurut nasihat orang fasik. Ia tidak
hadir dalam pertemuan-pertemuan mereka, ataupun
meminta nasihat dari mereka. Meskipun mereka begitu
cerdas, cerdik, dan terpelajar, namun jika fasik, mereka
tidak akan dijadikan penasihat-penasihatnya. Ia tidak
setuju dengan mereka, dan juga tidak mengatakan apa
yang mereka katakan (Luk. 23:51). Ia tidak mengguna-
kan artikel ran berdasarkan asas-asas mereka, atau ber-
tindak menuruti nasihat yang mereka berikan dan pe-
gang. Orang fasik sangat bersemangat memberikan na-
sihat mereka melawan agama, dan semua itu diatur de-
ngan sangat terampil, sehingga bila kita terhindar dari
noda dan jeratnya, bolehlah kita merasa lega dan ber-
bahagia.
[2] Ia tidak berdiri di jalan orang berdosa. Ia menghindar
berbuat apa yang mereka perbuat. Jalan mereka tidak
akan menjadi jalannya. Ia tidak akan masuk ke dalam
jalan itu, apalagi terus berjalan di dalamnya, seperti
yang dilakukan orang berdosa, yang menempatkan diri-
nya di jalan yang tidak baik (36:5). Ia menghindar (se-
bisa mungkin) dari tempat mereka berada. Supaya tidak
meniru-niru mereka, ia tidak mau berhubungan dengan
mereka, atau memilih mereka sebagai teman-temannya.
Ia tidak berdiri di jalan mereka, untuk dijemput oleh
mereka (Ams. 7:8), tetapi menjaga dirinya sejauh mung-
kin dari mereka seperti menjauh dari tempat atau orang
yang terkena wabah, sebab takut tertular (Ams. 4:14-
15). Barangsiapa yang ingin terhindar dari bahaya ha-
rus menghindar dari jalan bahaya.
Kitab Mazmur 1:1-3
5
[3] Ia tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Ia tidak du-
duk santai dengan orang-orang yang duduk aman da-
lam kefasikan mereka dan yang menyenangkan diri me-
reka dengan hati nurani mereka sendiri yang sudah
menjadi gersang. Ia tidak berkawan dengan orang-orang
yang duduk di balik bilik tertutup untuk mencari-cari
cara dan sarana untuk mendartikel ng dan memajukan ke-
rajaan Iblis. Ia juga tidak duduk bersama mereka yang
secara terang-terangan menghakimi dan mengutuk ang-
katan orang benar. Kumpulan para peminum yaitu
kumpulan pencemooh (69:13). Berbahagialah orang yang
tidak pernah duduk di antara perkumpulan semacam
itu (Hos. 7:5).
2. Orang saleh, agar bisa melakukan apa yang baik dan tetap
melekat padanya, berserah pada bimbingan firman Allah dan
mengakrabkan diri dengan firman tersebut (ay. 2). Inilah yang
menghindarkannya dari jalan orang fasik dan menguatkannya
saat melawan godaan-godaan mereka. Sesuai dengan firman
yang Engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku terhadap jalan
orang-orang yang melakukan kekerasan (17:4). Kita tidak perlu
mendambakan persekutuan dengan orang-orang berdosa, en-
tah demi kesenangan atau kemajuan hidup, apabila kita su-
dah bersekutu dengan firman Allah dan dengan Allah sendiri
di dalam dan melalui firman-Nya. Jikalau engkau bangun, eng-
kau akan disapanya (Ams. 6:22). Kita bisa menilai keadaan
rohani kita dengan bertanya, Apa arti hartikel m Allah bagi kita?
Apa yang bisa kita manfaatkan darinya? Adakah tempat bagi-
nya di dalam hati kita?
Lihatlah di sini:
(1) Kasih sayang penuh dari orang baik terhadap hartikel m
Allah: Kesukaannya ialah Taurat TUHAN. Ia bersuka di da-
lamnya, walaupun itu sebuah hartikel m, sebuah kuk, na-
mun, sebab hartikel m itu yaitu hartikel m Allah, yang kudus,
adil, dan baik, dan yang disetujuinya dengan sukarela,
maka ia pun bersuka di dalam batinnya (Rm. 7:16, 22). Se-
mua orang yang sungguh senang dengan adanya Allah
pasti sangat senang dengan adanya Alkitab, sebuah pewah-
6
yuan akan Allah, akan kehendak-Nya, dan akan satu-satu-
nya jalan menuju kebahagiaan di dalam Dia.
(2) Pengenalan akrab akan firman Allah yang tetap dijaga oleh
orang baik: Ia merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Dengan ini tampak bahwa ia bersuka di dalamnya, sebab
apa yang kita sukai, pasti suka kita memikir-mikirkannya
(119:97). Merenungkan firman Allah berarti bercakap-
cakap dengan diri kita sendiri mengenai perkara-perkara
besar yang terkandung di dalamnya, dengan niat ingin me-
nerapkannya dalam kehidupan kita, dengan pikiran yang
teguh, sampai perkara-perkara itu meresap benar dalam
diri kita dan hingga kita mencium aroma serta mengalami
kuasanya di dalam hati kita. Hal ini harus kita lakukan
siang dan malam. Kita harus membiasakan diri untuk te-
rus-menerus memperhatikan firman Allah sebagai pedo-
man bagi segala perbuatan kita dan sumber dari segala
penghiburan kita. Kita harus memilikinya di dalam pikiran
kita, apa pun yang terjadi, entah malam atau siang. Tidak
ada waktu yang salah untuk merenungkan firman Allah,
dan juga tidak ada waktu yang tidak tepat untuk melaku-
kannya. Kita tidak saja harus berketetapan untuk mere-
nungkan firman Allah pagi dan malam, pada permulaan
siang dan malam, tetapi juga pemikiran akan firman Allah
ini harus terjalin dalam pekerjaan dan pergaulan sehari-
hari, dalam istirahat dan tidur di setiap malam. Apabila
aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.
II. Jaminan kebahagiaan yang diberikan kepada orang saleh, dan ke-
pastian ini seharusnya mendorong diri kita untuk berusaha me-
miliki sifat orang saleh itu.
1. Secara umum, ia berbahagia (ay. 1). Allah memberkatinya, dan
berkat itu akan membuatnya berbahagia. Berkat tercurah
baginya, segala macam berkat, baik dari sumber yang di atas
maupun yang di bawah, yang cartikel p untuk membuatnya ber-
bahagia sepenuhnya. Tidak satu pun unsur kebahagiaan akan
hilang darinya. saat si pemazmur berusaha menggambarkan
seperti apa seorang yang berbahagia itu, ia menggambarkan-
nya sebagai seorang yang baik. Sebab, bagaimanapun juga,
orang-orang yang berbahagia, yang benar-benar berbahagia,
Kitab Mazmur 1:1-3
7
hanyalah mereka yang kudus, benar-benar kudus. Namun de-
mikian, lebih penting bagi kita untuk mengetahui jalan me-
nuju kebahagiaan itu sendiri daripada untuk mengetahui apa
saja yang terdapat di dalam kebahagiaan itu. Bahkan, kebaik-
an dan kekudusan bukan saja merupakan jalan menuju keba-
hagiaan (Why. 22:14), tetapi juga merupakan kebahagiaan itu
sendiri. Seandainya tidak ada kehidupan lain setelah ini, tetap
saja orang yang berbahagia yaitu orang yang setia melaku-
kan kewajibannya.
2. Kebahagiaannya di sini digambarkan melalui sebuah perum-
pamaan (ay. 3): Ia seperti pohon, berbuah dan tumbuh subur.
Ini merupakan hasil,
(1) Dari perbuatannya yang saleh. Ia merenungkan hartikel m
Allah, menjadikannya in succum et sanguinem sebagai air
dan darah, dan ini membuatnya seperti pohon. Semakin
kita bergaul akrab dengan firman Allah, semakin kita di-
perlengkapi dengan baik untuk setiap perkataan dan per-
buatan baik. Atau,
(2) Dari berkat yang dijanjikan. Ia diberkati oleh Tuhan, dan
oleh sebab itu ia akan menjadi seperti pohon. Berkat ilahi
menghasilkan buah-buah yang nyata. Berkat ilahi yaitu
kebahagiaan orang saleh,
[1] Bahwa ia ditanam oleh anugerah Allah. Semua pohon
yang ada pada dasarnya yaitu pohon zaitun liar, dan
akan tetap demikian sebelum dicangkokkan menjadi
baru, dan ini dilakukan oleh kuasa dari atas. Pohon
yang baik tidak pernah tumbuh dengan sendirinya.
Tuhanlah yang menanamnya, dan oleh sebab itu Dialah
yang harus diagungkan di dalamnya. Kenyang pohon-
pohon TUHAN (Yes. 61:3).
[2] Bahwa ia ditempatkan dengan sarana anugerah, yang di
sini disebut aliran air, sungai-sungai yang menyukakan
kota Allah kita (46:5). Dari sungai-sungai ini orang baik
menerima persediaan kekuatan dan tenaga, tetapi de-
ngan cara yang tersembunyi dan tidak tampak.
[3] Bahwa perbuatan-perbuatannya akan berbuah, yang
akan semakin memperbesar keuntungannya (Flp. 4:17).
Kepada mereka yang pertama-tama diberkati-Nya, Allah
8
berkata, Berkembangbiaklah (Kej. 1:22; KJV: Berbuah-
lah pen.), dan penghiburan serta kehormatan yang di-
dapat sebab berbuah merupakan imbalan atas segala
jerih payah yang dilakukan untuk berbuah. Orang-
orang yang menikmati segala belas kasihan anugerah
diharapkan, baik dalam sikap pikiran maupun perilaku
hidup mereka, agar mereka sehati sejalan dengan mak-
sud-maksud anugerah itu, dan kemudian menghasilkan
buah. Dan, biarlah ini menjadi pujian bagi Sang Peng-
urus kebun anggur yang agung itu, bahwa mereka
menghasilkan buah (yaitu apa yang dituntut dari mere-
ka) pada musimnya, yaitu bahwa mereka menjadikan
musim itu paling indah dan paling berguna, dengan me-
manfaatkan setiap kesempatan untuk berbuat baik
pada waktunya yang sesuai.
[4] Bahwa pengakuan imannya akan dijaga supaya tidak
rusak dan membusuk: Dan yang tidak layu daunnya.
Orang-orang yang hanya menghasilkan daun pengaku-
an iman, tanpa satu pun buah yang baik, daun mereka
akan layu, dan mereka akan menjadi malu akan peng-
akuan iman mereka itu, seperti sebelumnya mereka
bangga akan pengakuan itu. Tetapi, jika firman Allah
memerintah di dalam hati, maka firman itu akan men-
jaga pengakuan iman untuk tetap hijau, untuk menda-
tangkan penghiburan maupun pujian bagi kita. Pohon
salam yang tetap hijau seperti ini pasti tidak akan
pernah layu.
[5] Bahwa kesejahteraan akan menyertainya ke mana saja
ia pergi, kesejahteraan rohani. Apa saja yang diperbuat-
nya, yang sesuai dengan hartikel m itu, akan mendatang-
kan kesejahteraan dan berhasil sesuai dengan apa yang
dipikirkannya, dan malah melampaui apa yang diharap-
kannya.
Dalam menyanyikan ayat-ayat ini, sembari sadar betul akan sifat
dosa yang jahat dan berbahaya, akan keunggulan-keunggulan hu-
kum ilahi yang melampaui segalanya, dan akan kuasa serta keber-
hasilan anugerah Allah, yang darinya buah kita didapat, kita harus
mengajar dan memperingatkan diri kita, satu sama lain, untuk ber-
Kitab Mazmur 1:4-6
9
jaga-jaga terhadap dosa dan segala jalan yang mendekatkan kita
padanya, untuk banyak bergaul dengan firman Allah, dan melimpah
dalam menghasilkan buah kebenaran. Dan, dalam mendoakannya,
kita harus memohon Allah untuk memberikan anugerah-Nya, baik
untuk membentengi diri kita melawan setiap perkataan dan perbua-
tan jahat maupun untuk memperlengkapi kita bagi setiap perkataan
dan perbuatan baik.
Gambaran dan Kebinasaan Orang Fasik
(1:4-6)
4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. 5
Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula
orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; 6 sebab TUHAN mengenal
jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Inilah,
I. Gambaran tentang orang fasik (ay. 4).
1. Secara umum, mereka yaitu kebalikan dari orang benar, baik
dalam sifat maupun keadaan: Bukan demikian orang fasik.
Alkitab Septuaginta (Perjanjian Lama terjemahan bahasa Yu-
nani pen.) mengulanginya dengan tegas: Bukan demikian
orang fasik; mereka tidak demikian. Mereka dipimpin oleh
nasihat orang fasik, berjalan di jalan orang-orang berdosa, dan
duduk di dalam kumpulan pencemooh. Mereka tidak bersuka
di dalam hartikel m Allah, tidak pernah memikirkannya. Mereka
tidak menghasilkan buah apa-apa selain anggur-anggur So-
dom. Mereka merusakkan tanah.
2. Secara khusus, jika orang benar yaitu seperti pohon yang
berharga, berguna, dan berbuah, maka orang fasik seperti se-
kam yang ditiupkan angin, bagian yang paling ringan dari se-
kam, debu yang pasti akan disapu bersih oleh pemilik rumah,
sebab tidak berguna untuk apa-apa. Engkau mau meng-
hargai mereka? Engkau mau menimbang mereka? Mereka itu
seperti sekam, tidak berharga sama sekali dalam pandangan
Allah, betapapun tingginya mereka menghargai diri mereka
sendiri. Engkau mau tahu sikap pikiran mereka? Mereka ri-
ngan dan sia-sia. Mereka tidak berisi, tidak padat. Mereka mu-
dah diombang-ambingkan oleh setiap angin dan godaan. Mere-
10
ka tidak teguh. Maukah engkau tahu kesudahan mereka?
Murka Allah akan menghalau mereka dalam kefasikan mere-
ka, seperti angin meniup sekam, yang tidak pernah mengum-
pulkan atau memperhatikan mereka. Sekam, untuk sementara
waktu, bisa saja berada di antara gandum, tetapi akan datang
Dia yang memegang alat penampi ditangan-Nya dan yang akan
membersihkan tempat pengirikan-Nya. Orang-orang yang kare-
na dosa dan kebodohan mereka sendiri menjadikan diri mere-
ka seperti sekam akan didapati demikian di hadapan angin
dan api murka ilahi (35:5), sehingga mereka tidak tahan ber-
diri di hadapannya atau untuk menghindar darinya (Yes.
17:13).
II. Kebinasaan orang fasik dibacakan (ay. 5).
1. Mereka akan dicampakkan, pada saat penghakiman mereka,
sebagai para pengkhianat yang terbukti bersalah: Mereka tidak
akan tahan dalam penghakiman, maksudnya, mereka akan di-
dapati bersalah, menunduk-nunduk dengan rasa malu dan
bingung, dan semua pembelaan serta dalih mereka akan dito-
lak sebagai tidak berdasar. Akan datang penghakiman, saat
sifat dan perbuatan setiap orang pada saat ini, sekalipun di-
sembunyikan dan disamarkan dengan begitu lihai, akan be-
nar-benar diungkapkan dengan sempurna, dan tampak dalam
warna aslinya, dan sesuai dengan itu pula nasib setiap orang,
dengan keputusan yang tidak dapat diganggu gugat, akan di-
tentukan sampai pada kekekalan. Orang fasik harus tampil
dalam penghakiman itu, untuk menerima sesuai dengan apa
yang mereka perbuat di dalam tubuh. Boleh saja mereka ber-
harap untuk luput, bahkan, luput dengan terhormat, tetapi
pengharapan mereka akan mengecewakan mereka: Mereka
tidak akan tahan dalam penghakiman, sebab bukti-bukti yang
akan melawan mereka sangat jelas, dan penghakiman
dilakukan dengan adil dan tidak berat sebelah.
2. Mereka akan dijauhkan selamanya dari perkumpulan orang
yang berbahagia. Mereka tidak akan tahan berdiri dalam per-
kumpulan orang benar, maksudnya, dalam penghakiman (be-
gitu menurut sebagian orang) yang dilakukan dalam pengadil-
an yang di dalamnya orang-orang kudus, sebagai para hakim
bersama Kristus, akan menghakimi dunia, yakni beribu-ribu
Kitab Mazmur 1:4-6
11
orang kudus yang akan datang bersama-Nya untuk menjalan-
kan penghakiman atas semua (Yud. 1:14; 1Kor. 6:2). Atau di
sorga. Di sana akan tampak, tidak lama lagi, perhimpunan
jemaat yang sulung, perkumpulan orang benar, yang terdiri
atas semua orang kudus, dan tidak ada yang lain selain orang-
orang kudus, orang-orang kudus yang sudah dijadikan sem-
purna, perkumpulan para kudus seperti yang tidak pernah
ada di dalam dunia ini (2Tes. 2:1). Orang fasik tidak akan
mendapat tempat dalam perkumpulan itu. Ke dalam Yerusa-
lem yang baru, tidak ada yang najis atau yang cemar boleh
masuk. Mereka akan melihat orang benar masuk ke dalam ke-
rajaan, sedangkan mereka sendiri masuk ke dalam penderita-
an, terbuang, sampai selama-lamanya (Luk. 13:27). Orang fa-
sik dan cemar, mengolok-olok orang benar dan perkumpulan
mereka di dunia ini. Mereka merendahkan orang-orang benar
itu dan tidak peduli untuk berteman dengan mereka. Oleh se-
bab itu, sudah sewajarnyalah untuk memisahkan mereka sela-
ma-lamanya dari orang benar. Orang-orang munafik di dunia
ini, dengan menyamar di balik pengakuan iman yang tampak
bisa dipercaya, bisa saja menggabungkan diri dengan perkum-
pulan orang benar dan tidak pernah terganggu atau terungkap
di sana. Tetapi, Kristus tidak bisa ditipu, meskipun hamba-
hamba-Nya bisa saja tertipu. Akan datang harinya saat Ia
memisahkan antara domba dan kambing, lalang dan gandum
(Mat. 13:41, 49). Hari agung itu (demikian sebutannya dalam
bahasa Aram) akan menjadi hari penyingkapan, hari pembeda-
an, dan hari pemisahan akhir. Maka kita akan melihat kembali
perbedaan antara orang benar dan orang fasik, yang kadang-
kadang sulit dibedakan di dunia sini (Mal. 3:18).
III. Alasan atas dibuatnya perbedaan di antara keadaan orang benar
dan orang fasik ini (ay. 6).
1. Allah harus mendapat segala kemuliaan atas kesejahteraan
dan kebahagiaan orang benar. Mereka berbahagia sebab
TUHAN mengenal jalan mereka. Ia memilih mereka untuk ber-
jalan di dalam jalan kebahagiaan itu, mencondongkan hati me-
reka untuk memilihnya, menuntun dan membimbing mereka
di dalamnya, dan mengatur segala langkah mereka.
12
2. Orang-orang berdosa harus menanggung segala kesalahan
atas kehancuran mereka sendiri. Oleh sebab itulah orang fasik
binasa, sebab jalan yang telah mereka pilih dan yang di da-
lamnya mereka bertekad untuk berjalan, langsung mengantar
pada kehancuran. Jalan itu secara alami mengarah pada ke-
hancuran, dan oleh sebab itu pasti akan berakhir dalam ke-
hancuran. Atau kita dapat memandangnya seperti ini, Tuhan
menyetujui dan sangat berkenan dengan jalan orang benar,
dan oleh sebab itu, di bawah kuasa senyum-Nya yang penuh
rahmat, jalan itu akan berhasil dan berakhir dengan baik.
Tetapi, Dia murka terhadap jalan orang fasik, semua yang me-
reka perbuat menyakiti hati-Nya, dan oleh sebab itu jalan me-
reka akan binasa, beserta orang-orang yang ada di dalamnya.
Sudah pasti bahwa penghakiman atas setiap orang datangnya
dari Tuhan, dan penghakiman itu bisa baik atau buruk bagi
kita, dan akan tetap demikian sampai pada kekekalan, bergan-
tung pada apakah kita berkenan kepada Allah atau tidak.
Biarlah hal ini menyokong semangat orang benar yang kendor,
bahwa Tuhan mengenal jalan mereka, mengenal hati mereka
(Yer. 12:3), mengetahui ibadah-ibadah mereka yang tidak tam-
pak (Mat. 6:6), mengenal sifat mereka, betapapun itu dicoreng
dan dinodai oleh hinaan-hinaan orang, dan tidak lama lagi Ia
akan menyatakan mereka dan jalan mereka kepada dunia, un-
tuk memberikan sukacita dan kehormatan kekal bagi mereka.
Biarlah hal ini menyemburkan kabut pada rasa aman dan ke-
riangan orang-orang berdosa, bahwa jalan mereka, meskipun
sekarang terasa menyenangkan, pada akhirnya akan binasa.
Di dalam menyanyikan dan mendoakan ayat itu, mari kita memi-
liki kegentaran kudus akan akhir dari orang-orang berdosa dan me-
nolak akhir seperti itu dengan memandang penghakiman yang akan
datang. Marilah kita mempersiapkan diri kita terhadap hal tersebut
dan dengan sungguh-sungguh mendapatkan perkenan Allah atas se-
gala sesuatu dan memohon pertolongan-Nya dengan sepenuh hati.
PASAL 2
alau mazmur sebelumnya berbicara tentang moral, dan menun-
jukkan kepada kita kewajiban kita, maka mazmur ini bersifat
Injili, dan menunjukkan kepada kita Juruselamat kita. Di bawah
pelambang kerajaan Daud (yang didasarkan pada ketetapan ilahi,
dan yang menjumpai banyak perlawanan, namun berjaya pada akhir-
nya), Kerajaan Mesias, Anak Daud, dinubuatkan, yang merupakan
maksud dan tujuan utama dari mazmur ini. Saya kira dalam mazmur
ini pelambangnya kurang banyak dibicarakan dan yang dipelam-
bangkan lebih banyak dibicarakan, dibandingkan dengan mazmur-
mazmur Injili yang lain, sebab di dalamnya tidak ada yang lain selain
yang ditujukan kepada Kristus, dan ada beberapa hal yang sama
sekali tidak berlaku bagi Daud seperti, Anak-Ku Engkau (ay. 6-7),
Ujung bumi menjadi kepunyaanmu (ay. 8), dan Ciumlah kaki-Nya
(ay. 11). Semua itu ditafsirkan sebagai ayat-ayat yang berbicara ten-
tang Kristus (Kis. 4:24; Kis. 13:33; Ibr. 1:5). Di sini Roh Kudus menu-
buatkan,
I. Perlawanan yang akan dilancarkan terhadap Kerajaan Me-
sias (ay. 1-3).
II. Kekalahan dan takluknya perlawanan itu (ay. 4-5).
III. Pendirian Kerajaan Kristus, kendati dengan perlawanan itu
(ay. 6).
IV. Peneguhan dan penegakkan kerajaan Kristus (ay. 7).
V. Janji mengenai perluasan dan keberhasilannya (ay. 8-9).
VI. Panggilan dan ajakan bagi para raja dan hakim-hakim dunia
untuk berserah diri menjadi hamba-hamba kerajaan ini (ay.
10-12).
K
14
Atau dengan demikian: Kita dapati di sini,
I. Ancaman-ancaman yang disampaikan melawan seteru-
seteru Kerajaan Kristus (ay. 1-6).
II. Janji-janji bagi Kristus sendiri, Pemimpin dari kerajaan ini
(ay. 7-9).
III. Nasihat yang diberikan kepada semua orang untuk mene-
rima dan mendartikel ng kepentingan-kepentingan kerajaan ini
(ay. 10-12).
Mazmur ini, sama seperti mazmur sebelumnya, sangat cocok di-
tempatkan sebagai pengantar bagi kitab renungan ini, sebab , seper-
ti halnya penting bagi kita untuk tunduk pada aturan-aturan hartikel m
Allah agar kita berkenan pada-Nya, demikian pula kita harus tunduk
pada anugerah Injil-Nya, dan datang kepada-Nya dalam nama se-
orang Pengantara.
Musuh-musuh Mesias
(2:1-6)
1 Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa sartikel -sartikel bangsa mereka-reka
perkara yang sia-sia? 2 Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar
bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: 3 Marilah
kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka
dari pada kita! 4 Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-
olok mereka. 5 Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya dan
mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: 6 Akulah yang telah
melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!
Di sini kita mendapati suatu pergumulan yang sangat hebat me-
nyangkut Kerajaan Kristus. Neraka dan sorga memperebutkannya.
Medan pertempurannya yaitu bumi ini, yang di dalamnya Iblis
sudah lama bertakhta di atas kerajaan hasil rampasannya dan men-
jalankan kekuasaan sampai sedemikian rupa sehingga ia disebut pe-
nguasa kerajaan udara yang kita hirup dan ilah dunia yang di dalam-
nya kita tinggal. Ia tahu betul bahwa bila Kerajaan Mesias bangkit
dan mendapat tempat berpijak, maka kerajaannya akan jatuh dan
kehilangan tempat berpijak. Oleh sebab itu, meskipun Kerajaan Me-
sias pasti akan didirikan, kerajaan itu tidak akan dibiarkan berdiri
dengan mudah.
Kitab Mazmur 2:1-6
15
Amatilah di sini,
I. Perlawanan hebat yang akan dilancarkan terhadap Mesias dan
kerajaan-Nya, kepada agama-Nya yang kudus beserta segala ke-
pentingannya (ay. 1-3). Orang akan menyangka bahwa berkat
yang begitu besar bagi dunia ini pasti akan disambut dan dipeluk
di mana-mana, dan bahwa setiap berkas gandum akan segera
tunduk pada berkas gandum Mesias, dan semua mahkota serta
tongkat kekuasaan di dunia akan diletakkan di bawah kaki-Nya.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Belum pernah gagasan-
gagasan dari golongan filsuf mana pun, meskipun begitu tidak
masuk akal, ataupun kuasa-kuasa raja atau negara, meskipun
begitu lalim, ditentang dengan kekerasan seperti terhadap ajaran
dan pemerintahan Kristus. Hal ini sungguh menjadi tanda bahwa
ajaran dan pemerintahan-Nya itu berasal dari sorga, sebab semua
perlawanan itu jelas-jelas berasal dari neraka.
1. Di sini kita diberi tahu siapa yang akan tampil sebagai seteru-
seteru Kristus dan antek-antek Iblis dalam perlawanan terha-
dap kerajaan-Nya ini. Para penguasa dan rakyat, istana dan
pedesaan, kadang-kadang mempunyai kepentingan sendiri-
sendiri, tetapi di sini mereka bersatu melawan Kristus. Bukan
hanya yang berkuasa, tetapi juga rakyat jelata, bangsa-bang-
sa, sartikel -sartikel bangsa, banyak dari mereka, kumpulan-kum-
pulan dari mereka. Meskipun selalu merindukan kebebasan,
mereka justru menentang kebebasan yang akan diperoleh dan
dinyatakan melalui kedatangan Kristus. Bukan hanya rakyat
jelata, para penguasa pun (yang seharusnya lebih banyak me-
miliki pengertian dan pertimbangan) muncul menentang Kris-
tus dengan keras. Walaupun kerajaan-Nya bukan dari dunia
ini, dan tidak sedikit pun dimaksudkan untuk memperlemah
kepentingan-kepentingan mereka, malah justru sangatlah
mungkin, jika mereka mau, dapat memperkuatnya, namun
raja-raja dunia dan para pembesar mengangkat senjata tanpa
ditunda-tunda lagi. Lihatlah akibat-akibat dari permusuhan
lama antara keturunan ular melawan keturunan wanita itu,
dan betapa menyebar serta jahatnya kerusakan manusia itu.
Lihatlah betapa menakutkannya musuh-musuh jemaat itu.
Mereka sangat banyak. Mereka sangat kuat. Orang-orang Ya-
hudi yang tidak percaya di sini disebut sebagai bangsa-bangsa
16
(Ing.: heathen bangsa-bangsa kafir pen.), yang begitu me-
nyedihkan mengalami kemerosotan iman dan kekudusan dari
yang pernah dimiliki oleh nenek moyang mereka. Mereka me-
manas-manasi bangsa-bangsa kafir, bangsa-bangsa bukan-
Yahudi, untuk menganiaya orang-orang Kristen. Sama seperti
orang-orang Filistin dan tuan-tuan mereka, Saul dan penjaga-
penjaga istananya, golongan yang tidak puas dan pimpinan
mereka, menentang Daud untuk naik takhta, demikian pula
Herodes dan Pontius Pilatus, bangsa-bangsa bukan-Yahudi
dan bangsa-bangsa Yahudi, berbuat semampu mereka mela-
wan Kristus dan kepentingan-Nya dalam diri manusia (Kis.
4:27).
2. Dengan siapa mereka berselisih, dan siapa yang mereka lawan
dengan mengerahkan segala kekuatan mereka. Mereka mela-
wan TUHAN dan yang diurapi-Nya, yaitu, melawan semua aga-
ma pada umumnya dan agama Kristen pada khususnya. Su-
dah pasti bahwa semua musuh Kristus, apa pun itu kepura-
puraan mereka, yaitu musuh-musuh Allah sendiri. Mereka
membenci baik Aku maupun Bapa-Ku (Yoh. 15:24). Pendiri
agung agama kita yang suci di sini disebut sebagai yang di-
urapi Tuhan, atau Mesias, atau Kristus, dengan merujuk pada
pengurapan Daud sebagai raja. Ia berwenang dan memenuhi
syarat untuk menjadi kepala dan raja jemaat, diberi kuasa se-
bagaimana mestinya untuk menjalankan jabatan itu dan da-
lam segala hal cocok untuk memangkunya. Namun demikian,
masih juga ada orang-orang yang menentang-Nya. Bahkan,
oleh sebab itulah mereka menentang-Nya, sebab mereka tidak
mau diatur oleh wewenang Allah, iri hati terhadap apa yang
dicapai oleh Kristus, dan memiliki rasa permusuhan yang ber-
urat akar terhadap Roh kekudusan.
3. Perlawanan yang mereka lancarkan digambarkan di sini.
(1) Perlawanan mereka itu paling keji dan penuh kebencian.
Mereka rusuh dan gusar. Mereka mengertakkan gigi mere-
ka sebab kesal melihat Kerajaan Kristus didirikan. Keraja-
an ini membuat mereka menjadi teramat tidak tenang, dan
memenuhi hati mereka dengan kemarahan, sehingga mere-
ka tidak bisa bersenang-senang (Luk. 13:14; Yoh. 11:47;
Kis. 5:17, 33; Kis. 19:28). Para penyembah berhala geram
saat kebodohan mereka disingkapkan. Imam-imam kepa-
Kitab Mazmur 2:1-6
17
la dan orang-orang Farisi geram sebab kemuliaan mereka
pudar dan kekuasaan yang sudah mereka rampas goncang.
Orang-orang yang berbuat jahat geram terhadap terang.
(2) Perlawanan ini dilakukan dengan sengaja dan untuk ke-
pentingan politis. Mereka mereka-reka atau merenung-
renungkan, yakni, merancangkan segala sarana untuk me-
nekan kepentingan-kepentingan Kerajaan Kristus yang se-
makin berjaya, dan mereka sangat yakin akan keberhasilan
rancangan-rancangan mereka itu. Mereka punya peng-
harapan kuat bahwa mereka akan menginjak-injak agama
dan pada akhirnya akan menang.
(3) Perlawanan ini gigih dan tidak kenal lelah. Mereka bersiap-
siap, menyiapkan wajah mereka seperti batu api dan hati
mereka seperti batu karang, dengan menentang akal sehat,
hati nurani, dan segala kengerian akan Tuhan. Mereka
congkak dan kurang ajar, seperti orang-orang yang memba-
ngun menara Babel. Mereka bersikeras dalam tekad mere-
ka, apa pun yang akan terjadi.
(4) Ini merupakan perlawanan gabungan dan persekongkolan.
Mereka bermufakat bersama-sama, saling membantu dan
menyemangati satu sama lain dalam perlawanan ini. Me-
reka menjalankan segala ketetapan hati mereka nemine
contradicente dengan suara bulat, bahwa mereka akan
terus mengobarkan peperangan najis melawan Mesias de-
ngan sekuat tenaga: dan untuk itu mereka mengadakan
pertemuan-pertemuan, membuat rencana-rencana jahat
secara diam-diam, dan menggunakan segala akal bulus
mereka untuk mencari cara dan sarana untuk mencegah
penegakan Kerajaan Kristus (83:6).
4. Di sini kita diberi tahu apa yang membuat mereka jengkel dan
apa yang ingin mereka tuju dalam perlawanan ini (ay. 3): Mari-
lah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka. Mereka tidak
mau berada di bawah pemerintahan siapa pun. Mereka anak-
anak Iblis, yang tidak bisa tahan menanggung kuk, setidak-
tidaknya kuk Tuhan dan yang diurapi-Nya. Hati mereka me-
rasa puas untuk menyambut apa yang disebut sebagai Keraja-
an Allah dan Mesias, jika hal-hal tersebut menyetujui dan
menyokong kekuasaan mereka sendiri: jika Tuhan dan yang
diurapi-Nya akan membuat mereka kaya dan besar di dunia,
18
maka mereka akan menyambut keduanya. Akan tetapi, jika
keduanya mau mengekang hawa nafsu dan hasrat bejat mere-
ka, mau mengatur dan memperbaharui hati serta hidup mere-
ka, dan membawa mereka di bawah pemerintahan sebuah
agama yang murni dan sorgawi, maka sungguh mereka tidak
mau orang ini menjadi raja atas mereka (Luk. 19:14.). Kristus
memiliki belenggu-belenggu dan tali-tali bagi kita. Orang yang
ingin diselamatkan oleh-Nya harus diatur oleh-Nya. Tali-tali-
Nya itu yaitu tali kesetiaan, yang tidak bertentangan dengan
akal sehat, dan belenggu-belenggu-Nya itu yaitu ikatan ka-
sih, yang baik bagi kepentingan kita yang sesungguhnya. Wa-
laupun begitu, hal-hal ini justru ditentang oleh segala perseli-
sihan itu. Mengapa manusia melawan agama kalau bukan
sebab mereka tidak tahan dengan kekangan-kekangan dan
kewajiban-kewajibannya? Mereka ingin mematahkan beleng-
gu-belenggu hati nurani yang menguasai mereka, dan memu-
tuskan tali-tali perintah Allah yang dengannya mereka dipang-
gil untuk mengikat diri dari semua dosa dan untuk mengikat
mereka pada semua kewajiban. Mereka tidak mau menerima
semuanya itu, dan melemparkannya sejauh mungkin.
5. Di sini diberikan alasan dan pikiran mengenai tindakan mere-
ka itu (ay. 1). Mengapa mereka melakukan ini?
(1) Mereka tidak dapat menunjukkan alasan yang baik meng-
apa mereka menentang suatu pemerintahan yang begitu
adil, kudus, dan penuh rahmat itu, yang tidak akan turut
campur dengan kuasa-kuasa duniawi, ataupun memperke-
nalkan asas-asas berbahaya yang merugikan raja-raja atau
penguasa; padahal, jika pemerintahan ini diterima di ma-
na-mana, maka ia akan menurunkan sorga ke atas bumi.
(2) Mereka tidak bisa berharap akan berhasil dalam melawan
sebuah kerajaan yang begitu kuat seperti itu, yang tidak
sanggup mereka saingi sama sekali. Ini sia-sia belaka. Sete-
lah mereka melakukan kejahatan mereka, Kristus akan
memiliki jemaat di dunia dan jemaat itu akan mulia dan
berkemenangan. Jemaat itu didirikan di atas batu karang,
dan alam maut tidak akan menguasainya. Bulan tetap ber-
sinar terang, meskipun anjing-anjing menyalak-nyalak ke-
padanya.
Kitab Mazmur 2:1-6
19
II. Penaklukan besar yang diperoleh atas semua perlawanan yang
mengancam ini. Jika sorga dan dunia yaitu pihak-pihak yang
bertikai, maka mudah untuk meramalkan siapa yang akan jadi
pemenangnya. Orang-orang yang menggencarkan pertempuran
besar ini yaitu orang-orang dunia, dan raja-raja dunia, yang, ka-
rena dari dunia, bersifat duniawi; tetapi yang mereka lawan ada-
lah Dia yang bersemayam di sorga (ay. 4). Ia berada di sorga,
sebuah tempat yang memberikan pemandangan yang begitu luas
sehingga Ia bisa melihat mereka semua dan segala rencana mere-
ka. Begitu hebat kuasa-Nya itu sehingga Ia bisa mengatasi mereka
semua dan segala usaha mereka. Ia bersemayam di sana, dengan
tenang dan nyaman, jauh dari jangkauan segala ancaman dan
usaha mereka yang tidak berdaya. Di sana Dia duduk sebagai
Hakim atas semua perkara anak-anak manusia, dengan keyakin-
an sepenuhnya bahwa semua maksud dan rancangan-Nya akan
tergenapi, kendati dengan segala perlawanan (29:10). Ketenangan
sempurna Sang Pikiran Kekal dapat menjadi penghiburan bagi
kita bila pikiran kita dicekam gelisah. Kita diombang-ambingkan
di bumi dan di laut, tetapi Ia bersemayam di sorga, di mana Ia
telah mempersiapkan takhta penghakiman-Nya. Oleh sebab itu,
1. Usaha-usaha para seteru Kristus sangat menggelikan. Allah
menertawakan mereka sebagai kumpulan orang-orang bodoh.
Dia mengolok-olok mereka dan semua usaha mereka, dan oleh
sebab itu anak dara, yaitu puteri Sion, telah menghina mereka
(Yes. 37:22). Kebodohan orang-orang berdosa hanya menjadi
lelucon saja bagi hikmat dan kuasa Allah yang tak terbatas.
Usaha-usaha kerajaan Iblis yang di mata kita menakutkan, di
mata-Nya menjijikkan. Kadang-kadang Allah dikatakan ba-
ngun, bangkit, dan terjaga untuk mengalahkan musuh-mu-
suh-Nya. Tetapi di sini dikatakan Dia bersemayam, duduk te-
nang, dan mengalahkan mereka. Allah sungguh mahakuasa
dan sebab itu tidak sukar sama sekali bagi Dia untuk mela-
kukan pekerjaan-pekerjaan sebesar apa pun. Ketenangan-Nya
sama sekali tidak terusik sedikit pun.
2. Dengan adil mereka dihartikel m (ay. 5). Walaupun Allah meren-
dahkan mereka sebagai orang yang tidak berdaya, namun Ia
tidak mengabaikan mereka sebab itu, tetapi dengan sewajar-
nya merasa murka terhadap mereka sebagai orang-orang yang
kurang ajar dan fasik. Ia membuat orang-orang berdosa yang
20
tidak kenal takut sekalipun tahu bahwa Dia sungguh murka
dan membuat mereka gemetar di hadapan-Nya.
(1) Dosa mereka membangkitkan amarah-Nya. Dia murka, Dia
luar biasa amat tidak senang. Kita tidak bisa berharap
Allah dapat didamaikan dengan kita, atau berkenan kepada
kita, kecuali di dalam dan melalui Dia yang diurapi. Oleh
sebab itu, jika kita menghina dan menolak-Nya, maka kita
berdosa melawan obat penawar dan kehilangan keuntung-
an kepengantaraan yang dilakukan-Nya antara kita dan
Allah.
(2) Amarah Allah akan membuat mereka ada dalam kesulitan
besar. Jangankan berkata-kata kepada mereka dengan
murka, embusan nafas mulut-Nya saja sudah akan mem-
bawa kekacauan, pembantaian, dan kemusnahan bagi me-
reka (Yes. 11:4; 2Tes. 2:8). Dia berfirman, dan terjadilah.
Dia berkata-kata dalam murka, maka binasalah para pen-
dosa. Sama seperti firman menjadikan kita, demikian pula,
firman dapat meniadakan kita lagi. Siapakah yang menge-
nal kekuatan murka-Nya? Musuh-musuh rusuh, tetapi
tidak dapat menyulitkan Allah. Allah duduk diam, namun
itu saja sudah membuat mereka menjadi tidak tenang,
menjadi terkejut dan kebingungan tidak tahu mau berbuat
apa (begitulah arti kata yang digunakan di sini), dan mem-
buat mereka kehabisan akal. Pendirian Kerajaan Anak-Nya
itu, kendati dengan perlawanan mereka, sangat membuat
mereka menderita dan mengalami kekacauan besar. Mere-
ka merasa jengkel dan ingin menyakiti hamba-hamba Kris-
tus yang baik. Namun, akan datang harinya saat kejeng-
kelan itu akan berbalik menimpa mereka.
3. Mereka pasti kalah, dan segala rancangan mereka hancur ber-
antakan (ay. 6): Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gu-
nung-Ku yang kudus. Daud maju naik takhta, dan menjadi
penguasa atas kubu pertahanan Sion, meskipun segala gang-
guan dilancarkan terhadapnya oleh pihak-pihak yang tidak
puas dalam kerajaannya, terutama penghinaan-penghinaan
yang datang dari pasukan pendudukan Sion, yang mengolok-
olok dia bahwa ia akan dienyahkan oleh orang buta dan orang
pincang, prajurit-prajurit mereka yang cacat (2Sam. 5:6). Tu-
Kitab Mazmur 2:1-6
21
han Yesus ditinggikan di sebelah kanan Bapa, mempunyai se-
gala kuasa baik di sorga maupun di bumi, dan merupakan ke-
pala atas segala sesuatu bagi jemaat, kendati dengan usaha-
usaha para seterunya yang tak kenal lelah untuk menghalang-
halangi kemajuan-Nya.
(1) Yesus Kristus yaitu Raja, dan diperlengkapi oleh Dia yang
yaitu sumber segala kuasa dengan martabat dan wewe-
nang seorang raja yang berdaulat baik di dalam kerajaan
pemeliharaan maupun anugerah.
(2) Allah berkenan menyebut-Nya sebagai Raja-Nya, sebab
Kristus ditetapkan oleh-Nya, dan merupakan satu-satunya
yang diberi kepercayaan untuk mengurus pemerintahan
dan menjalankan penghakiman bagi-Nya. Kristus yaitu
Raja-Nya, sebab Dia sangat dikasihi Bapa, dan kepada-Nya
Bapa berkenan.
(3) Kristus tidak mengambil kehormatan ini bagi diri-Nya sen-
diri, tetapi dipanggil untuk menerimanya, dan Dia yang me-
manggil-Nya mengakui-Nya: Aku telah melantik-Nya. Kuasa
untuk memerintah dan tugas perutusan-Nya, diterima-Nya
dari Bapa.
(4) sebab dipanggil untuk menerima kehormatan ini, Ia dite-
guhkan di dalamnya. Tempat-tempat tinggi, menurut kita,
yaitu tempat-tempat yang licin, tetapi Kristus, yang di-
naikkan ke sana, tetap teguh di sana: Aku telah melantik-
Nya, Aku telah menetapkan-Nya.
(5) Dia dilantik di Sion, gunung kekudusan Allah, sebuah pe-
lambang bagi jemaat Injil, sebab di atasnyalah Bait Allah
dibangun, dan oleh sebab itulah seluruh gunung itu dise-
but kudus. Takhta Kristus didirikan di dalam jemaat-Nya,
yaitu di dalam hati semua orang percaya dan di dalam
perkumpulan-perkumpulan yang mereka bentuk. Hartikel m
Injili Kristus dikatakan keluar dari Sion (Yes. 2:3; Mi. 4:2),
dan oleh sebab itu Sion dikatakan sebagai markas besar
bagi panglima ini, kursi kerajaan bagi penguasa ini, yang di
dalam Dia anak-anak manusia akan bersuka.
Kita harus menyanyikan ayat-ayat Mazmur ini dengan lompatan
kegirangan yang kudus, merayakan kemenangan atas semua musuh
Kerajaan Kristus (tanpa ragu bahwa mereka semua akan segera di-
22
jadikan tumpuan kaki-Nya), dan merayakan kemenangan di dalam
Yesus Kristus sebagai satu-satunya orang kepercayaan yang diberi
kuasa. Kita harus berdoa, dengan percaya teguh akan jaminan yang
diberikan di sini, Bapa di sorga, datanglah kerajaan-Mu. Kiranya
kerajaan Anak-Mu datang.
Kemenangan-kemenangan Mesias
(2:7-9)
7 Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku:
Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. 8 Mintalah ke-
pada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pu-
sakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. 9 Engkau akan meremuk-
kan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang
periuk.
Kita sudah mendengar apa yang dikatakan raja-raja dunia melawan
Kerajaan Kristus, dan sudah mendengarnya disangkal oleh Dia yang
bersemayam di sorga. Marilah sekarang kita dengar apa yang dikata-
kan oleh Sang Mesias sendiri tentang kerajaan-Nya, untuk meneguh-
kan kebenaran semua pernyataan-Nya, dan semuanya tidak dapat
disangkal oleh segala kuasa di dunia ini.
I. Kerajaan Mesias didirikan di atas sebuah ketetapan, ketetapan
kekal, dari Allah Bapa. Kerajaan ini bukanlah hasil dari suatu ke-
tentuan yang dibuat dengan tiba-tiba, bukan pula sebuah uji
coba, melainkan hasil dari kebijaksanaan-kebijaksanaan hikmat
ilahi dan ketentuan-ketentuan kehendak ilahi, sebelum segala du-
nia dijadikan, dan semuanya ini tidak bisa diubah, yakni aturan
atau undang-undang (begitu sebagian orang membacanya), koven-
an atau persepakatan (begitu menurut sebagian yang lain), pertu-
karan kesepakatan antara Bapa dan Anak mengenai penebusan
manusia, yang dilambangkan dengan kovenan kerajaan yang
dibuat dengan Daud dan keturunannya (89:4). Hal ini sering kali
dirujuk oleh Tuhan Yesus sebagai apa yang di sepanjang pelaksa-
naan tugas-Nya dijadikan sebagai aturan yang mengikat Dia. Ini-
lah kehendak Bapa-Ku (Yoh. 6:40). Inilah tugas yang Kuterima dari
Bapa-Ku (Yoh. 10:18; Yoh. 14:31).
II. Dalam ketetapan itu ada sebuah pernyataan yang diumumkan
untuk memberi keadilan bagi semua orang yang dipanggil dan di-
Kitab Mazmur 2:7-9
23
perintah untuk menyerahkan diri sebagai hamba-hamba bagi raja
ini, dan juga tidak adanya pengampunan bagi mereka yang tidak
mau menjadikan Dia memerintah atas mereka. Ketetapan itu ber-
sifat rahasia. Itu yaitu apa yang dikatakan Bapa kepada Anak,
saat Ia memiliki-Nya pada awal mulanya, sebelum semua peker-
jaan-Nya dilakukan pada dahulu kala. Tetapi ketetapan itu dinya-
takan oleh seorang saksi yang setia, yang sudah duduk di pang-
kuan Bapa sejak dari kekekalan, dan datang ke dalam dunia se-
bagai nabi jemaat, untuk menyatakan-Nya (Yoh. 1:18). Sumber
segala keberadaan, tanpa diragukan lagi, yaitu sumber segala
kuasa, dan oleh, dari, serta di bawah Dialah Mesias mengeluar-
kan dengan tegas pernyataan-pernyataan-Nya. Ia mempunyai hak
untuk memerintah dari apa yang dikatakan Yahwe kepada-Nya,
yang dengan firman-Nya segala sesuatu dijadikan dan diatur.
Kristus di sini mempunyai gelar rangkap dua dalam kerajaan-Nya:
1. Gelar menurut warisan (ay. 7): Anak-Ku engkau! Engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini. Nas Kitab Suci ini dikutip oleh
sang rasul dalam kitab Ibrani 1:5 untuk membuktikan bahwa
Kristus mempunyai nama yang lebih unggul daripada malai-
kat-malaikat, tetapi bahwa nama itu dikaruniakan kepada-Nya
menurut warisan atau keturunan (Ibr. 1:4, KJV). Dia yaitu
Anak Allah, bukan anak angkat, melainkan Anak yang dilahir-
kan-Nya, Anak Tunggal Bapa (Yoh. 1:14). Dan Bapa mengakui-
Nya, dan akan menyatakan ini kepada dunia sebagai alasan
mengapa Ia dilantik sebagai Raja di atas gunung Sion yang
kudus. Oleh sebab itu, tanpa dipertanyakan lagi, Ia berhak,
dan benar-benar memenuhi syarat, untuk mendapat keper-
cayaan yang agung itu. Dia Anak Allah, dan oleh sebab itu
sekodrat dengan Bapa, mempunyai segala kepenuhan ke-
Allah-an, hikmat tak terbatas, kuasa, dan kekudusan di dalam
diri-Nya. Jabatan dan tugas tertinggi untuk memerintah atas
jemaat merupakan suatu tugas kehormatan yang terlampau
tinggi dan terlampau berat untuk diemban oleh seorang makh-
luk ciptaan biasa. Tidak ada seorang pun yang cocok untuk
melakukan tugas semacam ini kecuali Dia yang yaitu satu
dengan Bapa dan yang sejak kekekalan ada dengan Dia seba-
gai anak kesayangan, yang sepenuhnya diberi tahu tentang
semua keputusan kehendak Bapa (Ams. 8:30). Dia yaitu
Anak Allah, dan oleh sebab itu disayangi-Nya, Anak kesa-
24
yangan-Nya, yang kepada-Nya Dia berkenan; dan sebab alas-
an ini kita harus menerima-Nya sebagai Raja. Sebab, sebab
Bapa mengasihi Anak, Ia telah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya (Yoh. 3:35; Yoh. 5:20). Sebagai Anak, Dia yaitu
ahli waris dari segala sesuatu, dan, sebab Bapa telah mencip-
takan seluruh dunia melalui Dia, maka mudah untuk menyim-
pulkan pula bahwa oleh Dia juga Bapa memerintah seluruh
dunia itu. Dialah Sang Hikmat kekal dan Firman kekal. Jika
Allah telah berkata kepada-Nya, Anak-Ku Engkau, maka su-
dah selayaknyalah setiap kita berkata kepada-Nya, Engkaulah
Tuhanku, Penguasaku. Lebih jauh lagi, untuk meyakinkan
kita dengan benar bahwa kerajaan-Nya sungguh didasarkan
pada kedudukan-Nya sebagai Anak, di sini kita diberi tahu
bahwa kedudukan-Nya sebagai Anak didasarkan pada perka-
taan: Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini, yang merujuk
baik itu pada kelahiran-Nya yang kekal, sebab perkataan da-
lam Ibrani 1:5 ini dikutip untuk membuktikan bahwa Ia ada-
lah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (Ibr. 1:3),
maupun pada bukti dan peragaan akan kelahiran kekal itu
yang ditunjukkan dengan kebangkitan-Nya dari antara orang
mati. Hal ini dijelaskan secara jelas pula oleh sang rasul dalam
Kisah Para Rasul 13:33. Ia telah membangkitkan Yesus lagi,
seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Eng-
kau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. Dengan
kebangkitan dari antara orang matilah, yaitu tanda Nabi Yu-
nus itu, yang akan menjadi tanda paling meyakinkan dari se-
muanya, Ia dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa
(Rm. 1:4). Kristus dikatakan yang pertama bangkit dari antara
orang mati (Why. 1:5; Kol. 1:18). Segera sesudah kebangkitan-
Nya, Ia langsung menjalankan kerajaan kepengantaraan-Nya.
Pada saat itulah Dia berkata, Kepada-Ku telah diberikan se-
gala kuasa, dan inilah terutama yang ada dalam pikiran-Nya
saat Ia mengajar murid-murid-Nya untuk berdoa, datanglah
kerajaan-Mu.
2. Gelar berdasarkan persepakatan (ay. 8-9). Persepakatan itu,
secara singkat, yaitu ini: Anak harus memangku jabatan
sebagai perantara, dan, dengan syarat itu, Ia akan mendapat-
kan kehormatan dan kuasa dari kerajaan semesta (Yes. 53:12),
sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar
Kitab Mazmur 2:7-9
25
sebagai rampasan, sebab Ia berdoa untuk pemberontak-pem-
berontak. Dia akan duduk memerintah di atas takhtanya seba-
gai imam, dan permufakatan tentang damai akan ada di antara
mereka berdua (Za. 6:13).
(1) Anak harus meminta. Anggapan di balik ini yaitu bahwa
Ia dengan sukarela menempatkan diri-Nya di bawah Bapa,
dengan mengambil natur manusia pada diri-Nya. Sebenar-
nya, sebagai Allah, Dia setara dalam kuasa dan kemuliaan
dengan Bapa, dan sebab itu Ia tidak perlu meminta apa-
apa. Hal ini berarti bahwa harus ada korban pemuasan
yang perlu dipenuhi, yang dengannya kepengantaraan itu
dapat dilakukan. Harus ada harga yang perlu dibayar, yang
menjadi dasar bagi tuntutan yang besar ini (Yoh. 17:4-5).
Sang Anak, dengan meminta bangsa-bangsa sebagai milik
pusaka-Nya, bertujuan bukan sekadar untuk mendapatkan
kehormatan bagi diri-Nya sendiri, melainkan demi kebaha-
giaan mereka di dalam Dia. sebab itulah Ia melakukan
tindakan pengantaraan bagi mereka, senantiasa hidup un-
tuk berbuat demikian, dan oleh sebab itu Ia mampu me-
nyelamatkan mereka sampai sepenuh-penuhnya.
(2) Bapa akan mengaruniakan lebih dari separuh kerajaan,
bahkan kerajaan itu sendiri, kepada-Nya. Di sini dijanjikan
kepada-Nya,
[1] Bahwa pemerintahan-Nya akan menjangkau seluruh
dunia: Ia akan mendapatkan bangsa-bangsa sebagai
milik pusaka-Nya, bukan orang-orang Yahudi saja, di
mana selama ini jemaat Allah hanya dibatasi pada
bangsa ini saja, melainkan juga orang-orang bukan-
Yahudi. Orang-orang yang ada di ujung bumi (seperti
bangsa kita ini) akan menjadi kepunyaan-Nya, dan Dia
akan memperoleh banyak sekali hamba-hamba yang
rela dan setia dari antara mereka. Orang-orang Kristen
yang sudah dibaptis yaitu kepunyaan Tuhan Yesus.
Bagi-Nya mereka yaitu suatu kenamaan dan kepujian.
Allah Bapa memberikan mereka kepada-Nya saat de-
ngan Roh dan anugerah-Nya Ia bekerja dalam diri mere-
ka supaya mereka tunduk kepada kuk Tuhan Yesus.
Hal ini sudah digenapi sebagian, yaitu saat sebagian be-
26
sar dunia bangsa-bangsa bukan-Yahudi menerima Injil
saat pertama-tama diberitakan, dan takhta Kristus di-
dirikan di antara mereka, di mana sebelumnya Iblis su-
dah bertakhta sedemikian lama. Tetapi ini masih akan
digenapi lebih jauh lagi saat pemerintahan atas dunia
dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya
(Why. 11:15). Siapakah yang akan hidup, apabila Allah
melakukan hal itu?
[2] Bahwa kerajaan itu akan menang: Engkau akan mere-
mukkan mereka (mereka yang menentang kerajaan-Mu)
dengan gada besi (ay. 9). Hal ini secara sebagian dige-
napi saat bangsa Yahudi, mereka yang tetap tidak
percaya dan memusuhi Injil Kristus, dihancurkan oleh
kekuasaan Romawi, yang dilambangkan (Dan. 2:40) de-
ngan kaki besi, sama seperti di sini dengan gada besi.
Hal ini digenapi secara lebih jauh lagi dalam kehancur-
an kekuasaan-kekuasaan kafir, saat agama Kristen
mulai didirikan. Namun, ini tidak akan sepenuhnya di-
genapi sampai semua pemerintahan, kekuasaan, dan
kekuatan yang menentang akan dikalahkan sampai
tuntas (1Kor. 15:24; 110:5-6). Amatilah, betapa berkua-
sanya Kristus dan betapa lemahnya musuh-musuh ke-
rajaan-Nya di hadapan Dia. Dia memiliki gada besi un-
tuk meremukkan orang-orang yang tidak mau tunduk
pada tongkat emas-Nya. Mereka hanyalah seperti tem-
bikar tukang periuk di hadapan-Nya, dapat dipecahkan
berkeping-keping oleh-Nya dengan begitu saja, dengan
mudah, dan tanpa bisa dibetulkan lagi (Why. 2:27).
Engkau akan melakukannya, maksudnya, Engkau
akan mendapat izin untuk melakukannya. Lebih baik
bangsa-bangsa dihancurkan daripada jemaat Injil tidak
didirikan dan ditegakkan. Aku ini mengasihi engkau,
maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu (Yes.
43:4). Engkau akan mempunyai kuasa untuk melaku-
kannya. Tidak ada seorang pun yang akan dapat tahan
berdiri di hadapan-Mu, dan Engkau akan melakukan-
nya dengan berhasil. Orang-orang yang tidak mau tun-
duk akan hancur
Kitab Mazmur 2:10-12
27
Dalam menyanyikan mazmur ini, dan mendoakannya, kita harus
memberikan kemuliaan kepada Kristus sebagai Anak Allah yang
kekal dan Tuhan kita yang benar. Hendaknya kita terhibur janji ini,
dan turut menyerukannya kepada Allah, supaya Kerajaan Kristus di-
perluas dan berdiri mantap, dan menang atas segala perlawanan.
Peringatan terhadap Musuh-musuh Mesias
(2:10-12)
10 Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajar-
an, hai para hakim dunia! 11 Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan
ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, 12 supaya Ia jangan murka dan kamu
binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah se-
mua orang yang berlindung pada-Nya.
Di sini kita mendapati penerapan dari ajaran Injil mengenai Kerajaan
Mesias, melalui ajakan kepada raja-raja dan para hakim dunia. Me-
reka mendengar bahwa sia-sialah melawan pemerintahan Kristus.
Oleh sebab itu, biarlah mereka menjadi bijak bagi diri mereka sendiri
sehingga tunduk kepadanya. Ia berkuasa untuk menghancurkan me-
reka, namun Ia tidak senang dengan kehancuran mereka, dan sebab
itu Ia menunjukkan jalan supaya mereka bisa berbahagia (ay. 10).
Orang-orang yang ingin menjadi bijak harus diajar; dan orang akan
sungguh menjadi bijak bila menerima ajaran dari firman Allah. Raja-
raja dan para hakim berdiri sama tinggi dengan orang-orang biasa di
hadapan Allah. Mereka harus saleh seperti orang lain. Orang-orang
yang memberi hartikel m dan penghakiman kepada orang lain harus
menerima hartikel m dari Kristus, dan mereka berhikmat jika melaku-
kannya. Apa yang dikatakan kepada mereka dikatakan kepada se-
mua orang, dan dituntut dari setiap kita. Hanya saja, perkataan ini
ditujukan kepada raja-raja dan para hakim sebab pengaruh teladan
mereka akan berdampak pada bawahan-bawahan mereka, dan juga
sebab merekalah orang-orang besar dan berkuasa yang menentang
pendirian Kerajaan Kristus (ay. 2).
Kita dinasihati,
I. Untuk menghormati Allah dan takut akan Dia (ay. 11). Ini meru-
pakan kewajiban besar dari agama alamiah. Allah itu besar, tak
terhingga melampaui kita, adil dan kudus, dan amarah-Nya bang-
kit melawan kita, dan sebab itu kita harus takut akan Dia dan
28
gemetar di hadapan-Nya. Walaupun demikian, Ia juga Tuan dan
Guru kita, dan kita wajib melayani-Nya, Sahabat dan Pemberi
kita, dan kita mempunyai alasan untuk bersukacita di dalam Dia.
Semuanya ini sangat selaras satu sama lain, sebab,
1. Kita harus melayani Allah dengan menjalankan segala ketetap-
an ibadah dan penyembahan, dan dengan bertingkah laku
saleh. Ini dilakukan dengan rasa takut yang kudus, merendah-
kan diri kita sendiri, dan mengutamakan segala hormat ke-
pada-Nya. Bahkan raja-raja sendiri, yang dilayani dan ditakuti
oleh orang lain, harus melayani dan takut kepada Allah. Jarak
antara mereka dan Allah begitu jauh tak terhingga, sama se-
perti jarak antara hamba-hamba mereka yang paling hina
dengan Dia.
2. Kita harus bersukacita di dalam Allah. Di dalam kepatuhan
terhadap-Nya, kita dapat bersukacita atas hal-hal lain, tetapi
tetap dengan rasa gentar yang kudus, sebab kita harus sadar
bahwa Dia yaitu Allah yang mulia dan pencemburu, yang
mata-Nya selalu tertuju kepada kita. Keselamatan kita harus
dikerjakan dengan takut dan gentar (Flp. 2:12). Kita harus
bersukacita saat mendapati Kerajaan Kristus didirikan, tetapi
harus bersukacita dengan gentar, dengan rasa takjub yang
kudus akan Dia. Jangan kita lalai untuk bersukacita dengan
rasa takut yang kudus bagi diri kita sendiri, dan juga bagi
banyak jiwa yang berharga, yang bagi mereka Injil dan keraja-
an-Nya merupakan bau kematian yang mematikan. Dalam hal
apa pun kita bersukacita di dalam dunia ini, haruslah kita
rasakan dengan gentar, supaya jangan kita menjadi sia-sia
dalam bersukacita dan menjadi sombong dengan hal-hal yang
membuat kita bersukacita itu. Semua hal itu tidaklah pasti,
seperti kabut yang sewaktu-waktu sebab seribu macam ke-
jadian akan datang menutupi sukacita kita itu. Bergembira
dengan gemetar yaitu bergembira seolah-olah kita tidak ber-
gembira (1Kor. 7:30).
II. Untuk menyambut Yesus Kristus dan menyerahkan diri kita ke-
pada-Nya (ay. 12). Ini merupakan kewajiban besar dalam agama
Kristen. Inilah yang disyaratkan dari semua orang, bahkan raja-
raja dan para hakim, dan ini penting kita lakukan, dan kita ber-
hikmat jika melakukannya.
Kitab Mazmur 2:10-12
29
Amatilah di sini:
1. Perintah yang diberikan untuk tujuan ini: Ciumlah kaki-Nya
(KJV: Ciumlah Sang Anak pen.). Kristus disebut Sang Anak
sebab Ia memang dinyatakan demikian (ay. 7), Anak-Ku
Engkau. Dia yaitu Anak Allah melalui kelahiran kekal, dan,
sebab alasan itu, Dia harus dipuja oleh kita. Dia yaitu Anak
Manusia (yaitu Sang Pengantara, Yoh. 5:27), dan, sebab
alasan itu, Ia harus diterima dan ditaati. Dia disebut Sang
Anak, untuk mencakup kedua pengertian tadi, seperti Allah
sering kali disebut dengan tegas sebagai Bapa, sebab Dia
yaitu Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, dan sekaligus Bapa
kita juga di dalam Kristus, dan kita harus memandang-Nya
sesuai dengan kedua hubungan itu. Kewajiban kita kepada
Kristus diungkapkan di sini secara kiasan: Ciumlah kaki-Nya,
bukan dengan ciuman khianat, seperti Yudas mencium-Nya.
Juga tidak seperti yang dilakukan semua orang munafik, yang
berpura-pura menghormati-Nya, tetapi sebenarnya menghina
Dia. Melainkan, dengan ciuman percaya.
(1) Dengan ciuma