Mazmur-1-50 16

Rabu, 09 Juli 2025

Mazmur-1-50 16


 


yanyian baru (Why. 14:3-4). 

I.   mazmur ini (ay. 2) berbicara tentang,  

Kitab Mazmur 45:1-6 

 639 

1.  Luhurnya isi mazmur ini. Mazmur ini berisi kata-kata indah 

(KJV: suatu hal yang baik – pen.), dan sungguh disayangkan 

bahwa seni yang begitu menyentuh perasaan seperti puisi 

harus digunakan untuk menceritakan tentang suatu hal yang 

buruk. Isinya menyampaikan sajak kepada raja (KJV: menyen-

tuh Raja – pen.), Raja Yesus, dan kerajaan serta pemerintahan-

Nya. Perhatikanlah, orang-orang yang berbicara tentang Kris-

tus berarti berbicara tentang suatu hal yang baik. Tidak ada 

pokok bahasan lain yang begitu mulia, begitu melimpah, begi-

tu bermanfaat, begitu menguntungkan, dan begitu patut kita 

bicarakan selain tentang Dia. Sayang sekali jika hal yang baik 

ini tidak lagi menjadi pokok bahasan dalam pembicaraan kita.  

2.  Keunggulan gubahannya. Nyanyian ini merupakan sebuah 

pengakuan dengan mulut iman di dalam hati mengenai Kris-

tus dan gereja-Nya.  

(1) Pokok ini dicerna dengan baik, sebagaimana yang pantas 

didapatkannya: Hatiku meluap dengan suatu hal yang baik 

itu, yang mungkin maksudnya yaitu   Roh nubuat yang 

mendiktekan mazmur ini kepada Daud, Roh Kristus yang 

ada di dalam para nabi itu (1Ptr. 1:11). Namun, ini dapat 

diterapkan pada segala perenungan dan perasaaan di da-

lam hati Daud yang saleh, yang dari luapan hatinya itu 

mulutnya berbicara. Hal-hal mengenai Kristus harus kita 

pikirkan sesungguh-sungguh mungkin, dengan ketetapan 

pikiran dan api kasih yang kudus, terutama saat   kita ha-

rus membicarakan hal-hal yang baik itu. sebab   itu, cara 

yang terbaik untuk berbicara tentang Kristus dan perkara-

perkara ilahi yaitu   dengan memperkatakannya dari dalam 

hati yang telah menghangatkan dan menyentuh perasaan 

kita. Dan kita tidak boleh gegabah dalam mengatakan per-

kara-perkara tentang Kristus, melainkan harus terlebih 

dulu mempertimbangkan masak-masak apa yang harus 

kita katakan, agar kita tidak salah berbicara (Pkh. 5:2).  

(2) Pokok itu diungkapkan dengan baik: Aku hendak menyam-

paikan sajakku (KJV: Aku hendak membicarakan hal-hal 

yang telah kuperbuat – pen.). Ia ingin mengungkapkan diri-

nya sendiri,  


 640

[1] Dengan sejelas mungkin, seperti orang benar-benar 

mengerti dan terpengaruh oleh hal-hal yang dibicara-

kannya sendiri. Ia bukan “Aku hendak menyampaikan 

hal-hal yang telah kudengar dari orang lain,” yang ber-

bicara dengan menghafal saja, melainkan, “hal-hal yang 

telah kupelajari sendiri.” Perhatikanlah, apa yang telah 

dikerjakan Allah di dalam jiwa kita, dan juga apa yang 

telah Dia kerjakan bagi jiwa itu, harus kita nyatakan 

kepada orang lain (66:16).  

[2] Dengan seriang, sebebas, dan sefasih mungkin: “Lidah-

ku ialah pena seorang jurutulis yang mahir, yang dalam 

setiap kata dibimbing oleh hatiku sama seperti pena 

dibimbing oleh tangan.” Kita menyebut para nabi seba-

gai juru tulis Kitab Suci, padahal mereka sebenarnya 

hanyalah penanya. Lidah ahli debat yang paling cerdik, 

dan ahli pidato yang paling fasih, hanyalah pena yang 

dengannya Allah menuliskan apa yang dikehendaki-

Nya. Mengapakah kita harus bertengkar dengan pena 

jika ada hal-hal pahit yang ditulis melawan kita, atau 

memberhalakan pena jika ia menulis hal-hal yang baik 

tentang kita? Daud tidak hanya mengatakan apa yang 

dipikirkan-Nya tentang Kristus, tetapi juga menuliskan-

nya, supaya buah pikirannya dapat tersebar lebih jauh 

dan bertahan lebih lama. Lidahnya seperti pena seorang 

jurutulis yang mahir, yang tidak membiarkan apa pun 

berlalu begitu saja. Jika hati meluap dengan suatu hal 

yang baik, sayang sekali apabila lidah tidak menjadi 

pena seorang jurutulis yang mahir, yang siap merekam-

nya dalam catatan.  

II.  Dalam ayat-ayat ini Tuhan Yesus digambarkan, 

1.  Sebagai pribadi yang paling elok, ramah dan menyenangkan. 

Mazmur ini yaitu   nyanyian perkawinan, dan oleh sebab itu 

segala keunggulan Kristus yang melampaui segalanya digam-

barkan dengan keelokan sang mempelai laki-laki yang yaitu   

seorang raja (ay. 3): Engkau yang terelok di antara anak-anak 

manusia, dari antara mereka semua. Sang pemazmur bermak-

sud (ay. 2) untuk berbicara tentang sang Raja, namun segera 

mengarahkan perkataannya secara langsung kepada Dia. 

Kitab Mazmur 45:1-6 

 641 

Orang-orang yang mengagumi dan mengasihi Kristus pasti 

ingin datang kepada-Nya dan memberitahukan kepada-Nya 

betapa mereka mengagumi dan mengasihi-Nya. Demikianlah 

kita harus menyatakan iman kita, agar kita melihat keelokan-

Nya, dan harus menyatakan kasih kita, agar kita dibuat se-

nang dengan keelokan-Nya: Engkau sungguh elok, Engkau 

yang terelok di antara anak-anak manusia. Perhatikanlah, 

Yesus Kristus di dalam diri-Nya sendiri dan di mata semua 

orang percaya yaitu   lebih menyenangkan dan lebih indah 

daripada anak-anak manusia. Keelokan Tuhan Yesus, sebagai 

Allah, sebagai Pengantara, jauh melampaui keelokan manusia 

seluruhnya, termasuk mereka yang secara khusus dikarunia-

kan untuk menjadi yang paling menyenangkan dan paling 

unggul sekalipun. Ada lebih banyak hal dalam diri Kristus 

yang membuat kita mengasihi-Nya daripada yang ada, atau 

yang bisa ada, dalam diri makhluk mana pun. Kekasih kita 

lebih baik daripada kekasih yang lain. Keelokan dunia bawah 

ini dan segala pesonanya mengancam akan menarik hati kita 

jauh dari Kristus, dan oleh sebab itu kita harus memahami 

betul betapa Dia melampaui segala keelokan dan pesona itu, 

dan betapa Dia jauh lebih layak mendapatkan kasih kita.  

2.  Sebagai kesayangan sorga. Dia terelok di antara anak-anak 

manusia, sebab Allah telah berbuat lebih banyak bagi Dia 

daripada bagi siapa pun dari antara anak-anak manusia, dan 

semua kebaikan-Nya terhadap anak-anak manusia diberikan-

Nya demi Dia, dan disampaikan melalui tangan-Nya, melalui 

mulut-Nya.  

(1) Di dalam Dia ada kemurahan, dan kemurahan itu ada bagi 

kita. Kemurahan tercurah pada bibirmu. Melalui firman-

Nya, janji-Nya, dan Injil-Nya, kehendak baik Allah dinyata-

kan kepada kita dan pekerjaan baik Allah dimulai dan 

dilanjutkan di dalam kita. Ia menerima semua kemurahan 

dari Allah, segala karunia yang penting untuk dimiliki-Nya 

agar Dia layak melakukan tugas dan jabatan-Nya sebagai 

Pengantara, supaya dari kepenuhan-Nya itu kita bisa 

menerima segala karunia itu (Yoh. 1:16). Kemurahan itu 

tidak hanya dicurahkan ke dalam hati-Nya untuk memberi-

kan kekuatan dan dorongan bagi diri-Nya sendiri, tetapi 

juga dicurahkan ke atas bibir-Nya, supaya dengan perkata-


 642

an mulut-Nya kepada siapa saja dan ciuman bibir-Nya se-

cara khusus kepada orang-orang percaya, Dia dapat mem-

berikan mereka kekudusan maupun penghiburan. Dari 

kemurahan yang dicurahkan ke atas bibir-Nya itu keluar-

lah perkataan-perkataan yang penuh kemurahan itu, yang 

dikagumi oleh semua orang (Luk. 4:22). Injil anugerah 

dicurahkan ke atas bibir-Nya, sebab Injil itu mula-mula di-

beritakan oleh Tuhan, dan dari Dia kita menerimanya. Ia 

mempunyai firman hidup yang kekal. Roh nubuat diberikan 

ke atas bibir-Mu. Demikianlah yang dikatakan dalam ba-

hasa Aram.  

(2) Di dalam Dia ada berkat, dan berkat itu dimiliki-Nya bagi 

kita. “Oleh sebab itu, sebab   Engkau yaitu   orang yang sa-

ngat dipercayakan dengan kemurahan ilahi demi memberi-

kan manfaat dan keuntungan bagi anak-anak manusia, 

maka Allah telah memberkati engkau untuk selama-lama-

nya. Ia telah menjadikan Engkau sebagai berkat untuk 

selama-lamanya, supaya di dalam diri-Mu segala bangsa di 

muka bumi akan mendapat berkat.” Apabila Allah mem-

berikan kemurahan-Nya, maka Ia akan memberikan ber-

kat-Nya. Kita dikaruniai dengan segala berkat rohani di da-

lam Kristus Yesus (Ef. 1:3).    

3.  Sebagai pemenang atas semua musuh-Nya. Sang mempelai 

laki-laki yang rajawi ini yaitu   seorang prajurit perang, dan 

upacara perkawinan-Nya tidak melepaskan tanggung jawab-

Nya dari medan pertempuran (seperti yang diperbolehkan oleh 

hartikel  m Taurat, Ul. 24:5). Malah, upacara perkawinan-Nya itu 

membawa-Nya ke medan pertempuran, sebab Dia harus me-

nyelamatkan mempelai perempuan-Nya dari tawanan dengan 

kekuatan pedang, untuk menaklukkan hatinya, untuk menak-

lukkan musuh-musuh baginya, dan kemudian untuk meni-

kahinya.  

Sekarang, kita mendapati di sini:   

(1) Persiapan-persiapan-Nya untuk berperang (ay. 4): Ikatlah 

pedangmu pada pinggang, hai pahlawan! Firman Allah 

yaitu   pedang Roh. Dengan janji-janji firman itu, dan anu-

gerah yang terkandung dalam janji-janji itu, jiwa-jiwa di-

buat supaya mau tunduk kepada Yesus Kristus dan men-

Kitab Mazmur 45:1-6 

 643 

jadi pengabdi-pengabdi-Nya yang setia. Dengan ancaman-

ancaman firman itu, dan penghakiman-penghakiman yang 

dijalankan sesuai dengan ancaman-ancaman itu, orang-

orang yang melanggarnya melawan kehendak Kristus, pada 

waktunya nanti akan dijatuhkan dan dihancurkan. Dengan 

Injil Kristus, banyak orang Yahudi dan bukan-Yahudi ber-

tobat, dan akhirnya bangsa Yahudi pun dihancurkan se-

suai dengan nubuatan-nubuatan mengenainya, oleh sebab 

permusuhan mereka yang mengeras terhadap Injil. Dan 

juga, agama kafir pun musnah sejadi-jadinya. Pedang yang 

di sini diikatkan pada pinggang Kristus yaitu   sama de-

ngan pedang yang dikatakan keluar dari mulut-Nya (Why. 

19:15). saat   Injil disampaikan untuk diberitakan kepada 

semua bangsa, pada saat itulah Penebus kita mengikatkan 

pedang-Nya pada pinggang-Nya. 

(2) Perjalanan-Nya menuju perang suci ini: Ia maju dalam ke-

agungan-Nya dan semarak-Nya, seperti seorang Raja agung 

yang maju ke medan pertempuran dengan kemegahan dan 

kebesaran yang melimpah – pedang-Nya, keagungan-Nya, 

dan semarak-Nya. Dalam Injil-Nya, Ia tampil agung dan 

unggul melampaui segalanya, cemerlang dan penuh berkat, 

dalam kehormatan dan kebesaran yang telah dilimpahkan 

Bapa kepada-Nya. Kristus, baik dalam pribadi-Nya maupun 

dalam Injil-Nya, sama sekali tidak mempunyai keagungan 

dan semarak lahiriah, tidak ada yang dapat memikat orang 

(sebab Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada), 

tidak ada yang dapat membuat orang takjub, sebab Ia 

mengambil rupa seorang hamba. Segala keagungan dan 

semarak-Nya itu bersifat rohani. Ada begitu banyak kemu-

rahan, dan sebab   itu keagungan, di dalam perkataan itu, 

Siapa yang percaya akan diselamatkan, dan ada begitu 

banyak ancaman menakutkan, dan sebab   itu semarak, di 

dalam perkataan itu, Siapa yang percaya tidak akan di-

hartikel  m. Sehingga dengan demikian kita dapat berkata de-

ngan baik, yang ringkasannya ada dalam perkataan-per-

kataan tadi, bahwa di dalam kereta Injil itu Sang Penebus 

maju dalam keagungan dan semarak. Dalam semarakmu 

itu majulah (ay. 5). Majulah, dan berhasillah. Ini berbicara 

tentang janji Bapa-Nya, bahwa Dia akan berhasil sesuai de-


 644

ngan perkenan Tuhan, bahwa Dia akan memperoleh orang-

orang kuat sebagai jarahan, sebagai imbalan bagi segala 

penderitaan-Nya. Tidak bisa tidak, orang-orang pasti ber-

hasil jika kepada mereka Allah berkata, “Engkau akan ber-

hasil” (Yes. 52:10-12). Dan ini menunjukkan harapan-

harapan yang baik dari sahabat-sahabat-Nya, yang berdoa 

agar Dia berhasil dalam mempertobatkan jiwa-jiwa kepada-

Nya, dan dalam menghancurkan segala kuasa kegelapan 

yang memberontak melawan-Nya. “Datanglah kerajaan-Mu. 

Teruslah maju dan berhasillah.” 

(3) Kepentingan mulia yang sedang dijalankan-Nya – demi ke-

benaran, perikemanusiaan dan keadilan, yang pada masa 

itu, dalam arti tertentu, tenggelam dan hilang dari antara 

manusia, dan yang akan dipulihkan serta diselamatkan 

dengan kedatangan Kristus.  

[1] Injil itu sendiri yaitu   kebenaran, perikemanusiaan (KJV: 

kelembutan – pen.), dan keadilan. Injil memerintah 

dengan kuasa kebenaran dan keadilan, sebab Kekris-

tenan, tanpa terbantahkan, berpegang pada kedua kua-

sa ini dan harus diberitakan dengan kelemahlembutan 

(1Kor. 4:12-13; 2Tim. 2:25).  

[2] Kristus tampil dalam Injil dengan kebenaran, kelembut-

an, dan keadilan-Nya, dan semua ini merupakan ke-

agungan dan semarak-Nya, dan oleh sebab   semua itu 

Dia akan berhasil. Manusia menjadi percaya kepada-

Nya sebab Dia benar, harus belajar dari-Nya sebab Dia 

lemah lembut (Mat. 11:29) (kelembutan Kristus itu sa-

ngat kuat kuasanya, 2Kor. 10:1), dan harus tunduk ke-

pada-Nya sebab Dia adil dan memerintah dengan ke-

adilan.  

[3] Injil, sejauh ia berhasil dengan manusia, mendirikan 

dalam hati mereka kebenaran, kelembutan, dan keadil-

an, meluruskan kesalahan-kesalahan mereka dengan 

terang kebenaran, mengendalikan hawa nafsu mereka 

dengan kuasa kelembutan, dan memerintah hati serta 

hidup mereka dengan hartikel  m keadilan. Kristus datang, 

dengan mendirikan kerajaan-Nya di tengah-tengah ma-

nusia, untuk memulihkan kemuliaan-kemuliaan itu 

bagi sebuah dunia yang sudah merosot, dan untuk 

Kitab Mazmur 45:1-6 

 645 

mempertahankan kepentingan para pemimpin yang adil 

dan benar yang memerintah di bawah Dia, yang oleh 

sebab   kesalahan, kebencian, dan kejahatan telah digu-

lingkan.     

(4) Keberhasilan perjalanan-Nya: “Biarlah tangan kananmu 

mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat! 

Engkau akan mengalami kuasa ilahi secara menakjubkan 

yang menyertai Injil-Mu, untuk membuatnya menang, dan 

dampak-dampak yang ditimbulkannya yaitu   perbuatan-

perbuatan yang dahsyat.”  

[1] Untuk mempertobatkan dan membawa jiwa-jiwa ke-

pada-Nya, ada perbuatan-perbuatan dahsyat yang akan 

dilakukan. Hati harus ditusuk, nurani harus digugah, 

dan kengerian-kengerian akan Tuhan harus membuka 

jalan bagi penghiburan-penghiburan-Nya. Ini diperbuat 

oleh tangan kanan Kristus. Sang Penghibur akan terus 

bekerja (Yoh. 16:8).  

[2] Dalam penaklukkan alam maut dan antek-anteknya, 

dalam kehancuran agama Yahudi dan agama kafir, per-

buatan-perbuatan dahsyat akan dilakukan, yang akan 

membuat orang mati ketakutan sebab   kecemasan (Luk. 

21:26) dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira 

akan berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-

batu karang agar runtuh menimpa mereka (Why. 6:15). 

Ayat berikutnya menggambarkan perbuatan-perbuatan 

dahsyat ini (ay. 6): Anak-anak panahmu tajam, menem-

bus jantung musuh raja. 

Pertama, orang-orang yang oleh tabiatnya menjadi 

musuh-musuh-Nya akan dilukai seperti itu, agar me-

reka ditundukkan dan didamaikan dengan-Nya. Perasa-

an-perasaan bersalah untuk menginsafkan orang itu 

seperti anak-anak panah, yang tajam menusuk di da-

lam hati, dan membuat orang jatuh tersungkur di ba-

wah kaki Kristus, tunduk pada hartikel  m-hartikel  m dan 

pemerintahan-Nya. Barangsiapa jatuh ke atas batu itu, 

ia akan hancur (Mat. 21:44).  

Kedua, orang-orang yang bersikeras dalam permu-

suhan mereka akan dilukai seperti itu, agar mereka 


 646

dihancurkan. Anak-anak panah kengerian Allah itu ta-

jam menusuk hati, membuat mereka jatuh tersungkur 

di bawah kaki-Nya, dan dibuat menjadi tumpuan kaki-

Nya (110:1). Orang-orang yang tidak suka Dia menjadi 

raja mereka, akan dibawa dan dibunuh di depan mata-

Nya (Luk. 19:27). Orang-orang yang tidak mau tunduk 

pada tongkat emas-Nya akan dihancurleburkan dengan 

tongkat besi-Nya.  

Keagungan dan Kemuliaan Kristus 

(45:7-10) 

7 Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan 

tongkat kerajaanmu yaitu   tongkat kebenaran. 8 Engkau mencintai keadilan 

dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau 

dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu. 9 

Segala pakaianmu berbau mur, gaharu dan cendana; dari istana gading 

permainan kecapi menyukakan engkau; 10 di antara mereka yang disayangi 

terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakai-

an emas dari Ofir. 

Kita mendapati di sini mempelai laki-laki yang rajawi itu memenuhi 

takhta-Nya dengan penghakiman dan menghiasi istana-Nya dengan 

semarak. 

I.  Di sini Dia memenuhi takhta-Nya dengan penghakiman. Allah Ba-

palah yang berkata kepada Sang Anak di sini, Takhta-Mu kepu-

nyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, seperti yang 

tampak dalam Ibrani 1:8-9, di mana ayat ini dikutip untuk mem-

buktikan bahwa Sang Anak yaitu   Allah dan mempunyai nama 

yang jauh lebih indah dari pada nama para malaikat. Sang Peng-

antara yaitu   Allah, sebab kalau tidak, Dia tidak akan bisa me-

ngerjakan pekerjaan Pengantara maupun tidak layak untuk me-

ngenakan mahkota Pengantara. Mengenai pemerintahan-Nya, 

perhatikanlah:  

1.  Kekekalannya. Pemerintahan-Nya tetap untuk seterusnya dan 

selamanya. Pemerintahan-Nya akan berlanjut di bumi sepan-

jang abad, kendati dengan segala pertentangan yang dilancar-

kan oleh alam maut. Dan buah-buah serta hasil-hasil yang pe-

nuh berkat dari keberlanjutan ini yaitu   bahwa pemerintah-

Kitab Mazmur 45:7-10 

 647 

an-Nya akan berlangsung sepanjang segala masa yang ada di 

sorga, dan seiring dengan lamanya kekekalan itu sendiri. 

Mungkin bahkan kemuliaan Sang Penebus, dan diberkatinya 

orang-orang yang ditebus, akan terus berlangsung tiada batas. 

Sebab sudah dijanjikan bahwa bukan hanya pemerintahan-

Nya melainkan juga besar kekuasaan-Nya, dan damai sejah-

tera tidak akan berkesudahan (Yes. 9:6). Sekalipun kerajaan 

akan diserahkan kepada Allah Bapa (1Kor. 15:24), Sang Pene-

bus akan terus bertakhta.  

2.  Keadilannya: tongkat kerajaan-Mu, jalannya pemerintahan-Mu, 

yaitu   benar, tepat sesuai dengan kebijaksanaan dan kehen-

dak kekal Allah, yang merupakan kaidah serta alasan yang ke-

kal bagi adanya kebaikan dan kejahatan. Apa pun yang diper-

buat Kristus, Dia tidak pernah berbuat salah terhadap para 

pengikut-Nya, namun justru memulihkan kembali orang-orang 

yang menderita sebab   dipersalahkan secara tidak adil: Ia 

mencintai keadilan dan membenci kefasikan (ay. 8). Dia sendiri 

suka berbuat keadilan dan benci berbuat kefasikan. sebab   

itu, Dia menyukai orang-orang yang berbuat keadilan dan 

membenci mereka yang berbuat kefasikan. Melalui kekudusan 

hidup-Nya, jasa kematian-Nya, dan rancangan agung Injil-Nya, 

Dia telah memperlihatkan bahwa Dia menyukai keadilan (se-

bab dengan teladan-Nya, korban penebusan-Nya, dan ajaran-

ajaran-Nya, Dia telah menjalankan keadilan yang kekal). De-

mikian pula, Dia membenci kefasikan, sebab tidak pernah ke-

bencian Allah terhadap dosa tampak dengan begitu mencolok 

seperti dalam penderitaan-penderitaan Kristus.  

3.  Peneguhan dan pemuliaan pemerintahan-Nya: Sebab itu Allah, 

Allahmu (Kristus, sebagai Pengantara, menyebut Allah sebagai 

Allah-Nya, Yoh. 20:17, sebagai orang yang diutus oleh-Nya, 

dan kepala dari semua orang yang masuk ke dalam kovenan 

dengan-Nya), telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai 

tanda kesukaan.  

Sebab itu,  

(1)  “Demi pemerintahan-Mu yang adil ini, Allah telah memberi-

Mu Roh-Nya, urapan ilahi itu, untuk melayakkan Engkau 

bagi tugas-Mu. Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh sebab   

TUHAN telah mengurapi aku (Yes. 61:1). Allah memanggil-


 648

Nya untuk melakukan suatu tugas, dan Allah pun memper-

lengkapi-Nya untuk melakukan tugas itu (Yes. 11:2). Roh 

disebut sebagai minyak tanda kesukaan oleh sebab   kegi-

rangan yang memenuhi Kristus dalam menjalankan tugas-

Nya. Dia diurapi dengan Roh melebihi teman-teman sekutu-

Nya, melebihi semua orang yang diurapi, entah imam-

imam entah raja-raja.  

(2) “Untuk membalas apa yang telah Engkau perbuat dan deri-

ta demi menegakkan keadilan dan menghancurkan dosa, 

Allah telah mengurapi Engkau dengan minyak tanda kesu-

kaan, telah membawa Engkau ke puncak kehormatan dan 

sukacita dengan meninggikan Engkau.” Oleh sebab   Ia 

telah merendahkan diri-Nya, Allah sangat meninggikan Dia 

(Flp. 2:8-9). Pengurapan-Nya oleh Allah menunjukkan be-

tapa tinggi kuasa dan kemuliaan yang diberikan Allah 

kepada Dia. Dia dikaruniai dengan segala martabat dan 

wewenang Mesias. Juga, pengurapan-Nya oleh Dia dengan 

minyak tanda kesukaan menunjukkan sukacita yang dise-

diakan bagi Dia (demikianlah pemuliaan-Nya diungkapkan 

dalam Ibr. 12:2) baik dalam terang wajah Bapa-Nya (Kis. 

2:28, KJV) maupun dalam keberhasilan tugas-Nya, yang 

akan dilihat-Nya, dan yang sebab  nya Ia akan menjadi 

puas (Yes. 53:11). Dengan minyak inilah Dia diurapi 

melebihi teman-teman sekutu-Nya, melebihi semua orang 

percaya, yang yaitu   saudara-saudara-Nya dan yang turut 

ambil bagian dalam urapan itu. Mereka menerima secara 

terbatas, sedangkan Dia secara tidak terbatas. Namun, 

sang rasul membicarakan hal ini untuk membuktikan ke-

unggulan-Nya di atas semua malaikat (Ibr. 1:4, 9). Kesela-

matan orang-orang berdosa merupakan sukacita para ma-

laikat (Luk. 15:10), tetapi terlebih lagi merupakan sukacita 

Sang Anak. 

II.  Ia menghiasai istana-Nya dengan semarak dan keagungan.  

1.  Jubah kebesaran-Nya, yang dikenakan-Nya saat menampak-

kan diri, mendapat perhatian di sini, bukan sebab   kemegah-

annya, yang mungkin membangkitkan rasa takjub dalam diri 

orang-orang yang melihatnya, melainkan sebab   keindahan 

dan semerbak wangi jubah itu (ay. 9): Segala pakaian-Mu ber-

Kitab Mazmur 45:7-10 

 649 

bau mur, gaharu dan cendana (minyak tanda kesukaan yang 

dengannya Dia dan pakaian-Nya diurapi). Semua ini merupa-

kan sebagian dari bahan-bahan minyak urapan kudus yang 

ditentukan oleh Allah, yang jenisnya tidak boleh dipakai untuk 

keperluan biasa (Kel. 30:23-24). Bahan-bahan ini juga meru-

pakan pelambang dari urapan Roh yang diterima Kristus, se-

bagai Imam agung yang kita akui, dan yang sebab   itu kepada 

hal inilah tampaknya ayat ini merujuk. Harum bau minyak 

yang baik inilah, yaitu segala anugerah dan penghiburan-Nya, 

yang menarik jiwa-jiwa datang kepada-Nya (Kid. 1:3-4) dan 

membuat-Nya mahal bagi yang percaya (1Ptr. 2:7).  

2. Istana kerajaan-Nya dikatakan terbuat dari gading, bahan 

istana yang pada waktu itu dianggap paling megah. Kita juga 

pernah membaca tentang istana gading yang didirikan Ahab 

(1Raj. 22:39). Tempat-tempat tinggal yang ada di dunia atas 

yaitu   istana-istana gading, yang merupakan sumber segala 

sukacita Kristus maupun orang-orang percaya, dan yang di 

dalamnya mereka akan hidup untuk selama-lamanya di dalam 

kesempurnaan. Oleh sebab   orang-orang percaya itulah Dia 

dibuat senang, dan semua orang kepunyaan-Nya akan berada 

bersama-Nya. Mereka akan masuk ke dalam kesukaan Tuhan 

mereka.  

3. Keindahan istana-Nya bersinar sangat terang. saat   keme-

gahannya dipertunjukkan kepada khalayak umum di istana, 

tidak ada yang dianggap memberikan keindahan yang begitu 

besar seperti yang diberikan oleh semarak para wanita, yang 

dirujuk di sini (ay. 10).  

(1) Orang-orang percaya secara khusus di sini dibandingkan 

dengan para wanita di istana, yang berpakaian gemerlap 

untuk menghormati sang raja yang berdaulat: Di antara 

mereka yang disayangi terdapat putri-putri raja (KJV: Di 

antara wanita-wanita yang terhormat terdapat putri-putri 

raja – pen.), yang penampilannya, wajahnya, dan perhias-

annya, boleh kita anggap, berdasarkan asal-usul ningrat 

mereka, melebihi wanita-wanita lain. Semua orang percaya 

sejati dilahirkan dari atas. Mereka yaitu   anak-anak dari 

Raja segala raja. Mereka ini melayani takhta Tuhan Yesus 

setiap hari dengan doa-doa dan puji-pujian mereka, yang 

sebenarnya merupakan suatu kehormatan bagi mereka, 


 650

namun Dia berkenan memandangnya sebagai suatu kehor-

matan bagi diri-Nya. Terhitungnya putri-putri raja sebagai 

wanita-wanita terhormat kepunyaan-Nya, atau sebagai 

dayang-dayang kehormatan-Nya, menunjukkan bahwa 

raja-raja itu harus mempersembahkan putri-putri mereka 

itu sebagai penghormatan kepada-Nya dan bergantung pa-

da-Nya. Mereka harus memandang sebagai suatu kehor-

matan bagi putri-putri mereka untuk melayani Dia.  

(2) Gereja secara umum, yang terdiri dari orang-orang percaya 

khusus ini, di sini dibandingkan dengan sang permaisuri 

itu sendiri, yaitu permaisuri Raja, yang dengan kovenan ke-

kal telah dinikahi-Nya. Sang permaisuri berdiri di sebelah 

kanan-Nya, dekat dengan-Nya, dan menerima penghormat-

an dari-Nya, dengan dandanan yang paling gemerlap, ber-

pakaian emas dari Ofir, dalam jubah yang bertenunkan 

benang emas atau rantai emas serta perhiasan-perhiasan 

lain dari emas. Inilah mempelai perempuan, pengantin Anak 

Domba. Anugerah-anugerah yang diterima sang pengantin 

perempuan ini menjadi perhiasan-perhiasannya, dan se-

muanya dibandingkan dengan kain lenan halus yang ber-

kilau-kilauan dan yang putih bersih (Why. 19:8). sebab   

kemurniannya, semua anugerah itu di sini dibandingkan 

dengan emas dari Ofir. Sangat mahal. Sebab, seperti halnya 

dengan penebusan kita, kita ini berutang atas perhiasan 

kita bukan pada hal-hal yang fana melainkan pada darah 

Anak Allah yang mulia.   

Kemuliaan Gereja  

(45:11-18) 

11 Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah 

bangsamu dan seisi rumah ayahmu! 12 Biarlah raja menjadi gairah sebab   

keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya! 13 Puteri Tirus 

datang dengan pemberian-pemberian; orang-orang kaya di antara rakyat 

akan mengambil muka kepadamu. 14 Keindahan belaka puteri raja itu di da-

lam, pakaiannya berpakankan emas. 15 Dengan pakaian bersulam berwarna-

warna ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-

temannya, yang didatangkan untuk dia. 16 Dengan sukacita dan sorak-sorai 

mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja. 17 Para bapa leluhurmu 

hendaknya diganti oleh anak-anakmu nanti; engkau akan mengangkat mere-

ka menjadi pembesar di seluruh bumi. 18 Aku mau memasyhurkan namamu 

Kitab Mazmur 45:11-18 

 651 

turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyartikel  r kepadamu untuk 

seterusnya dan selamanya. 

Bagian terakhir dari mazmur ini dipersembahkan kepada mempelai 

perempuan sang raja, yang berdiri di sebelah kanan sang mempelai 

laki-laki yang rajawi. Allah, yang berkata kepada Sang Anak, Takhta-

mu tetap untuk seterusnya dan selamanya, mengatakan ini kepada 

gereja, yang, berdasarkan perkawinannya dengan Sang Anak, dipang-

gil-Nya di sini sebagai puteri-Nya.  

I.  Ia memberi tahu dia tentang kewajiban-kewajiban yang diharap-

kan darinya, yang harus dipertimbangkan oleh semua orang yang 

memiliki hubungan dengan Tuhan Yesus: “Dengarlah, oleh sebab   

itu, dan lihatlah ini, dan sendengkanlah telingamu. Maksudnya, 

tunduklah pada persyaratan-persyaratan perkawinanmu, dan 

buatlah hatimu rela untuk memenuhinya.” Inilah cara untuk 

mengambil manfaat dari firman Allah. Siapa bertelinga, hendaklah 

ia mendengar, hendaklah ia mendengar baik-baik. Siapa mende-

ngarkan, hendaklah ia melihat dan mempertimbangkan segala se-

suatu sebagaimana mestinya. Siapa yang menimbang-nimbang, 

hendaklah ia menyendengkan telinganya dan tunduk pada kuasa 

dari apa yang diperhadapkan kepadanya. Dan apakah gerangan 

yang dituntut di sini?   

1.  Ia harus meninggalkan semua yang lain. 

(1) Inilah hartikel  m perkawinannya: “Lupakanlah bangsamu dan 

seisi rumah ayahmu, sesuai dengan hartikel  m pernikahan. 

Janganlah terus menyimpan perasaanmu terhadap mereka, 

atau berkeinginan untuk kembali kepada mereka. Musnah-

kanlah segala kenangan seperti itu (bukan hanya kenangan 

akan bangsamu yang sangat kausayangi, melainkan juga 

akan rumah ayahmu yang lebih kausayangi). Hal ini dapat 

mencondongkanmu untuk melihat ke belakang, seperti istri 

Lot yang melihat Sodom.” saat   Abraham, dalam ketaatan-

nya terhadap panggilan Allah, meninggalkan tanah kelahir-

annya, ia sama sekali tidak memikir-mikirkan negeri yang 

ditinggalkannya.  

Ini menunjukkan,  

[1] Betapa pentingnya bagi orang-orang yang beralih dari 

agama Yahudi atau agama kafir kepada iman Kristus 


 652

untuk meninggalkan seluruh ragi yang lama. Mereka 

tidak boleh membawa ke dalam iman Kristen mereka itu 

segala upacara Yahudi atau berhala-berhala kafir, se-

bab semua ini akan mengakibatkan perpaduan yang 

haram dalam Kekristenan, seperti yang terjadi pada ke-

percayaan orang Samaria.  

[2] Betapa pentingnya bagi kita semua, saat   kita menye-

rahkan nama kita kepada Yesus Kristus, untuk mem-

benci bapak dan ibu, dan semua orang yang kita sa-

yangi di dunia ini, dalam arti tidak mengasihi mereka 

lebih daripada Kristus dan kehormatan-Nya, dan kepen-

tingan kita di dalam Dia (Luk. 14:26).   

(2) Inilah dorongan baik yang diberikan kepada mempelai pe-

rempuan sang raja yang harus sepenuhnya putus hu-

bungan dengan kerabat-kerabatnya yang terdahulu: Biar-

lah raja menjadi gairah sebab   keelokanmu. Ini artinya bah-

wa percampuran antara segala macam upacara dan adat 

yang dulu, apakah itu Yahudi ataupun bukan-Yahudi, de-

ngan agamanya akan menodai keelokannya dan membaha-

yakan hubungan kasihnya dengan sang mempelai laki-laki 

yang rajawi itu. Namun, jika dia sepenuhnya berserah pada 

kehendak raja, maka sang raja akan bersuka di dalam dia. 

Eloknya kekudusan, baik di dalam gereja maupun di dalam 

orang-orang percaya secara pribadi, bernilai sangat mahal 

dan sangat menyenangkan dalam pandangan Kristus. Ten-

tang hal ini Dia berkata, “Inilah tempat perhentian-Ku sela-

ma-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku meng-

ingininya.” Di antara tujuh kaki dian emas Dia berjalan 

dengan senang hati (Why. 2:1).  

2. Dia harus memuja-muja sang raja, harus mengasihi, menghor-

mati, dan menaatinya: Dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya! 

Gereja harus tunduk kepada Kristus seperti istri tunduk ke-

pada suami (Ef. 5:24). Ia harus memanggil-Nya Tuan, seperti 

Sara memanggil Abraham, dan harus menaati-Nya (1Ptr. 3:6). 

Dengan berlaku demikian, ia tidak hanya tunduk pada peme-

rintahan-Nya tetapi juga memberi-Nya penghormatan-penghor-

matan ilahi. Kita harus menyembah-Nya sebagai Allah dan 

Tuhan kita. Sebab, inilah kehendak Allah, supaya semua 

Kitab Mazmur 45:11-18 

 653 

orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati 

Bapa. Bahkan, dengan berbuat demikian, mereka dianggap 

menghormati Bapa sendiri. Jika kita mengaku bahwa Kristus 

yaitu   Tuhan, dan sesuai dengan pengakuan itu kita me-

nyembah-Nya, maka ini semua bagi kemuliaan Allah, Bapa 

(Flp. 2:11).    

II. Raja memberitahukan kepadanya tentang kehormatan-kehormat-

an yang dirancang untuknya.  

1.  Istana yang besar akan didirikan baginya, dan hadiah-hadiah 

yang mahal akan dibawa ke hadapannya (ay. 13): “Puteri 

Tirus,” kota yang kaya dan megah, “puteri Raja Tirus akan da-

tang dengan pemberian-pemberian. Setiap keluarga raja di 

sekeliling negeri akan mengirimkan upeti, sebagai perwakilan 

dari semua, untuk mendapatkan kebaikanmu dan untuk me-

nyenangkan hatimu. Bahkan orang-orang kaya di antara 

rakyat, yang kekayaannya boleh jadi membuat mereka tidak 

perlu bergantung pada istana, bahkan mereka ini akan memo-

hon kebaikanmu, demi dia yang menikah denganmu, supaya 

melalui engkau mereka bisa menjadikannya sebagai teman 

mereka.” Orang-orang Yahudi, yang mengaku-ngaku diri seba-

gai orang-orang Yahudi itu, yang terkenal kaya (sekaya orang 

Yahudi), akan datang dan tersungkur di depan kaki gereja 

pada masa jemaat Filadelfia, dan akan mengaku, bahwa Kris-

tus mengasihinya (Why. 3:9). saat   orang-orang bukan-Ya-

hudi, setelah bertobat dan percaya kepada Kristus, mengga-

bungkan diri dengan gereja, mereka datang dengan pemberian 

(2Kor. 8:5; Rm. 15:16). saat   mereka membaktikan diri sepe-

nuhnya bagi kehormatan Kristus dan melayani kerajaan-Nya, 

maka saat itulah mereka dikatakan datang dengan pemberian. 

2.  Ia akan tampak semarak dan dipandang tinggi di mata semua 

orang,  

(1) sebab   kelebihan-kelebihan pribadinya, karunia-karunia 

akal budinya, yang akan dikagumi setiap orang (ay. 14): 

Keindahan belaka puteri raja itu di dalam. Perhatikanlah, 

kemuliaan gereja itu yaitu   kemuliaan rohani, dan itu me-

mang kemuliaan dalam arti yang sesungguhnya. Ini yaitu   

kemuliaan jiwa, dan jiwa yaitu   orang itu sendiri. Ini ke-


 654

muliaan di mata Allah, dan merupakan pertanda kemulia-

an kekal. Kemuliaan orang-orang kudus tidak tertangkap 

oleh mata duniawi. Sama seperti hidup mereka, demikian 

pula kemuliaan mereka, tersembunyi bersama dengan 

Kristus di dalam Allah, dan manusia duniawi tidak dapat 

mengetahuinya, sebab kemuliaan itu hanya bisa dipahami 

secara rohani. Hanya orang-orang yang memahaminya 

secara rohani saja yang dapat menghargainya tinggi-tinggi. 

Marilah kita lihat di sini apa kemuliaan sejati yang harus 

berusaha kita raih dengan sungguh-sungguh. Kemuliaan 

itu bukan apa yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, 

melainkan manusia batiniah yang tersembunyi dengan per-

hiasan yang tidak binasa (1Ptr. 3:4), yang pujian baginya 

datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah (Rm. 

2:29).  

(2) sebab   pakaiannya yang gemerlap. Walaupun segala kein-

dahannya ada di dalam, yakni apa yang membuatnya 

benar-benar berharga, namun pakaiannya juga berpakan-

kan emas. Perilaku orang Kristen, yang dengannya mereka 

tampak di dunia, harus diperkaya dengan perbuatan-per-

buatan baik, bukan dengan hal-hal yang ceria dan berle-

bihan, seperti tata rias yang terlalu mencolok, melainkan 

yang baik secara hakiki, seperti emas. Perilaku mereka itu 

harus benar dan tepat, seperti emas yang dipakankan, 

yang dikerjakan dengan penuh ketelitian dan kehati-hati-

an.    

3. Upacara perkawinannya akan dirayakan dengan penuh kehor-

matan dan sukacita (ay. 15-16): Ia akan dibawa kepada raja, 

seperti perempuan yang dibawa Tuhan Allah ke hadapan laki-

laki (Kej. 2:22), yang merupakan pelambang perkawinan mistis 

antara Kristus dan gereja-Nya. Tidak ada orang yang dibawa 

kepada Kristus kecuali Bapa membawa mereka kepada-Nya, 

dan Dia telah menetapkannya demikian. Tidak ada orang lain 

yang dibawa kepada raja (ay. 15) dengan cara seperti itu, sam-

pai masuk ke dalam istana raja (ay. 16).  

(1)  Dibawahnya mempelai perempuan kepada Kristus memiliki 

dua maksud.  

Kitab Mazmur 45:11-18 

 655 

[1] Pertobatan jiwa-jiwa kepada Kristus. Pada saat seperti 

itu mereka ditunangkan dengan-Nya, dikontrak secara 

pribadi, seperti perawan suci (2Kor. 11:2; Rm. 7:4).  

[2] Dilengkapinya tubuh mistis dan dimuliakannya semua 

orang kudus pada akhir zaman. Pada saat itu mempelai 

perempuan, pengantin Anak Domba, akan dibuat siap 

sedia, saat   semua orang yang termasuk dalam pilihan 

anugerah dipanggil masuk dan dipanggil pulang, dan 

semua orang dihimpun bersama-sama kepada Kristus 

(2Tes. 2:1). Pada waktu itulah perkawinan Anak Domba 

tiba (Why. 19:7; 21:2), dan anak-anak dara pergi me-

nyongsong mempelai laki-laki (Mat. 25:1). Maka mereka 

akan masuk ke dalam istana-istana raja, ke dalam 

rumah-rumah sorgawi, untuk selama-lamanya berada 

bersama-sama dengan Tuhan.    

(2) Dalam kedua jenis perkawinan ini, cermatilah, apa yang 

membawa kehormatan bagi mempelai perempuan sang 

raja,  

[1] Gaun pengantinnya – pakaian bersulam berwarna-war-

na, kebenaran Kristus, anugerah-anugerah Roh. Kedua-

nya secara menakjubkan dikerjakan oleh hikmat ilahi.  

[2] Para pengiringnya – anak-anak dara mengikutinya, 

anak-anak dara yang bijak yang mempunyai minyak 

dalam buli-buli mereka dan juga dalam pelita mereka. 

Mereka yang, setelah bergabung dengan gereja, terus 

melekat padanya dan mengikutinya. Mereka inilah yang 

akan ikut dalam pesta perkawinan itu.  

[3] Kegembiraan yang akan menyertai perayaan pesta per-

kawinan itu: Dengan sukacita dan sorak-sorai ia di-

bawa. saat   si anak hilang pulang ke rumah bapak-

nya, maka kita patut bersukacita dan bergembira (Luk. 

15:32). Dan saat   perkawinan Anak Domba telah tiba, 

marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai (Why. 19:7); 

sebab hari pernikahannya yaitu   hari kesukaan hatinya 

(Kid. 3:11). 

4.  Keturunan dari perkawinan ini akan menjadi orang-orang 

besar (ay. 17): Para bapa leluhurmu hendaknya diganti oleh 

anak-anakmu nanti. Sebagai ganti jemaat Perjanjian Lama, 


 656

yang tatanannya sudah tua dan usang, dan telah dekat pada 

kemusnahannya (Ibr. 8:13), seperti bapa-bapa leluhur yang 

sudah tiada, akan ada jemaat Perjanjian Baru, jemaat orang-

orang bukan-Yahudi. Mereka akan dicangkokkan ke dalam 

pohon zaitun yang sama dan turut mendapat bagian dalam 

akar pohon yang penuh getah (Rm. 11:17). Semakin lama se-

makin masyhurlah anak-anak dari yang ditinggalkan suami-

nya dibandingkan dengan anak-anak dari yang bersuami (Yes. 

54:1). Janji kepada Kristus ini sama pentingnya dengan janji 

yang ada dalam Yesaya 53:10, Ia akan melihat keturunan-Nya. 

Dan keturunan-Nya ini akan dijadikan pembesar-pembesar di 

seluruh bumi. Akan ada sebagian orang dari segala bangsa 

dibuat tunduk kepada Kristus, dan dengan demikian dijadikan 

para pembesar, dijadikan para raja dan imam bagi Allah kita 

(Why. 1:6). Atau, ini mungkin menunjukkan bahwa akan ada 

jauh lebih banyak raja-raja Kristen daripada raja-raja Yahudi 

sebelumnya (raja-raja Yahudi hanya di tanah Kanaan, sedang-

kan raja-raja Kristen ini di seluruh bumi), yang akan menjadi 

para bapak dan ibu pengasuh bagi gereja, yang akan meminum 

susu kerajaan-kerajaan. Mereka yaitu   para pembesar yang 

diangkat Kristus. Sebab, sebab   Dia para raja memerintah, dan 

para pembesar menetapkan keadilan.  

5.  Pujian terhadap perkawinan ini akan terus berlangsung dalam 

puji-pujian terhadap sang mempelai laki-laki yang rajawi itu 

(ay. 19): Aku mau memasyhurkan namamu. Bapa-Nya telah 

memberi Dia nama di atas segala nama, dan di sini Bapa ber-

janji untuk terus melangsungkan nama-Nya itu, dengan tetap 

menjaga supaya hamba-hamba Tuhan dan orang-orang Kris-

ten terus ada silih berganti di sepanjang abad. Dengan demi-

kian, nama-Nya akan terus dijunjung tinggi dan tetap selama-

lamanya (72:17), sebab   akan diingat turun temurun. Warisan 

Kekristenan tidak akan terputus. “Oleh sebab itu, sebab   

mereka akan mengingat Engkau turun temurun, maka mereka 

pun akan memuji-muji Engkau untuk seterusnya dan selama-

nya.” Orang-orang yang membantu mendartikel  ng kehormatan 

Kristus di bumi akan melihat kemuliaan-Nya di sorga, dan 

turut berbagi di dalamnya, dan selama-lamanya akan memuji 

Dia. Dalam pengharapan dan kepercayaan akan kebahagiaan 

kekal kita di dunia yang lain, marilah kita dalam angkatan kita 

Kitab Mazmur 45:11-18 

 657 

sendiri selalu tetap mengingat Kristus, sebagai satu-satunya 

jalan bagi kita untuk menuju ke sana. Dan, dalam kepastian 

akan tetap berlangsungnya kerajaan Sang Penebus di dunia, 

marilah kita meneruskan ingatan akan Dia kepada angkatan-

angkatan selanjutnya, agar nama-Nya tetap untuk selama-

lamanya dan terus ada sepanjang segala masa di sorga. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 46  

azmur ini mendorong kita untuk berharap dan percaya kepada 

Allah, akan kuasa-Nya, pemeliharaan-Nya, dan hadirat-Nya 

yang penuh rahmat bersama jemaat-Nya pada masa-masa terburuk. 

Mazmur ini juga mengajari kita untuk memberikan kemuliaan ke-

pada-Nya atas apa yang telah dan akan diperbuat-Nya bagi kita. Ada 

kemungkinan mazmur ini ditulis pada waktu Daud mengalami ke-

menangan-kemenangan atas bangsa-bangsa di sekitarnya (2Sam. 8), 

dan kemenangan-kemenangan lain yang diberikan Allah kepadanya 

atas semua musuh di sekelilingnya. Di sini kita diajar,  

I.  Untuk mencari penghiburan di dalam Allah saat   segala se-

suatunya tampak sangat hitam pekat dan mengancam (ay. 

2-6).  

II. Untuk menyebutkan, demi membawa pujian bagi-Nya, per-

kara-perkara besar yang telah Dia kerjakan bagi jemaat-Nya 

melawan musuh-musuhnya (ay. 7-10).  

III. Untuk meyakinkan diri kita sendiri bahwa Allah yang telah 

memuliakan nama-Nya sendiri pasti akan memuliakannya 

lagi, dan untuk menghibur diri kita sendiri dengan hal itu 

(ay. 11-12).  

Dalam menyanyikan mazmur ini, kita dapat menerapkannya en-

tah pada musuh-musuh kita secara rohani, dan menjadi lebih dari-

pada pemenang atas mereka, atau pada musuh-musuh Kerajaan 

Kristus di dunia ini secara umum dan penghinaan-penghinaan mere-

ka yang mengecilkan hati. Kita dapat melakukannya seraya berusaha 

menjaga perasaan aman yang kudus dan ketenangan pikiran, saat   

mereka tampak teramat sangat menakutkan bagi kita. Dikatakan 

tentang Luther bahwa, bilamana dia mendengar kabar apa saja yang 


 660

mengecilkan hatinya, dia akan berkata, “Marilah kita menyanyikan 

mazmur empat puluh enam.”   

Allah, Perlindungan bagi Umat-Nya 

(46:1-6) 

1 Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Dengan lagu: Alamot. Nyanyian. 

2 Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong 

dalam kesesakan sangat terbukti. 3 Sebab itu kita tidak akan takut, sekali-

pun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; 4 seka-

lipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh gelo-

ranya. S e l a 5 Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-

aliran sebuah sungai. 6 Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; 

Allah akan menolongnya menjelang pagi. 

Sang pemazmur di sini mengajar kita melalui teladannya sendiri. 

I.  Untuk bersorak kemenangan di dalam Allah dan di dalam hu-

bungan-Nya dengan kita serta hadirat-Nya bersama kita, ter-

utama apabila kita baru saja mengalami Dia tampil membela kita 

(ay. 2): Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan. Kita 

telah mendapati-Nya demikian, Dia telah berbuat demikian, dan 

Dia akan selalu seperti demikian. Adakah kita sedang dikejar-

kejar? Allah yaitu   tempat perlindungan kita yang kepada-Nya 

kita bisa berlari, dan di dalam Dia kita bisa aman, dan kita boleh 

beranggapan seperti itu. Kita merasa aman di atas landasan yang 

baik (Ams. 18:10). Adakah kita tertekan oleh berbagai macam per-

masalahan? Adakah kita mempunyai pekerjaan yang harus dila-

kukan dan musuh-musuh yang harus dihadapi? Allah yaitu   ke-

kuatan kita, yang akan menopang kita dalam menanggung beban-

beban kita, dan yang akan melayakkan kita bagi semua pelayan-

an dan penderitaan kita. Dengan anugerah-Nya Dia akan mem-

berikan kekuatan kepada kita, dan di dalam Dia kita tetap teguh. 

Adakah kita dilanda kesusahan? Dia yaitu   penolong kita, yang 

akan melakukan segala hal yang kita perlukan. Dia yaitu   peno-

long pada saat ini, penolong yang ditemukan (begitulah kata yang 

digunakan di sini), yang sudah kita dapati demikian. Dia yaitu   

penolong yang bisa kita sebutkan sebagai Probatum est – sudah 

terbukti, seperti Kristus yang disebut sebagai batu yang teruji (Yes. 

28:16). Atau, penolong yang siap sedia, yang tidak usah dicari-

cari, melainkan yang senantiasa dekat. Atau, penolong yang men-

Kitab Mazmur 46:1-6 

 

 661 

cartikel  pi, yang memberi bantuan yang diperlukan sesuai dengan 

setiap permasalahan dan keadaan. Apa pun permasalahannya, 

Dia senantiasa ada saat ini juga. Kita tidak akan pernah meng-

inginkan penolong lain yang lebih baik lagi, dan tidak akan per-

nah menemukan yang seperti Dia di antara makhluk mana pun. 

II. Untuk berkemenangan atas bahaya-bahaya yang paling besar: 

Allah itu bagi kita kekuatan dan pertolongan kita, Allah yang 

maha-mencartikel  pi bagi kita, sebab itu kita tidak akan takut. 

Orang-orang yang takut akan Allah dengan perasaan hormat yang 

kudus tidak perlu takut pada kuasa neraka atau dunia dengan 

perasaan takjub. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan me-

lawan kita, untuk melukai kita? yaitu   kewajiban kita, dan hak 

istimewa kita, untuk tidak kenal takut seperti itu. Ini merupakan 

suatu bukti dari nurani yang bersih, hati yang jujur, dan iman 

yang hidup kepada Allah dan kepada pemeliharaan serta janji-

Nya: “Kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun 

semua makhluk yang kita andalkan gagal dan membuat kita teng-

gelam. Bahkan, sekalipun apa yang menopang kita mengancam 

akan menelan kita, seperti bumi menelan Korah,” yang untuk 

anak-anaknyalah mazmur ini dituliskan, dan, menurut sebagian 

orang, dituliskan oleh mereka. Demikianlah, selama kita tetap 

dekat dengan Allah, dan memiliki-Nya di sisi kita, kita tidak akan 

takut, sebab kita tidak mempunyai alasan untuk takut.  

Perhatikanlah di sini:  

1. Betapa mengancamnya bahaya yang sedang dihadapi. Sean-

dainya pun bumi akan berpindah, dan terlempar ke laut, bah-

kan gunung-gunung, bagian yang terkuat dan terkokoh dari 

bumi, terbenam di lautan yang dalamnya tiada terartikel  r. Se-

kalipun laut akan bergelora dan mengamuk, dan mengeluar-

kan suara yang sangat menakutkan, dan gelombang-gelom-

bangnya yang berbuih menggoncangkan pantai, menerjang he-

bat sampai dibuatnya gunung-gunung goyang (ay. 4). Meskipun 

kerajaan-kerajaan dan bangsa-bangsa rusuh, terlibat dalam 

peperangan, diombang-ambingkan oleh huru-hara, dan peme-

rintahan mereka mengalami revolusi yang tak ada habis-

habisnya, dan meskipun kuasa-kuasa mereka bergabung me-

lawan gereja dan umat Allah, berusaha menghancurkan mere-


 662

ka sehabis-habisnya, dan sudah hampir mencapai kemenang-

an. Semuanya ini tidak akan membuat kita takut, sebab   kita 

tahu bahwa semua masalah ini akan berakhir dengan mem-

bawa kebaikan bagi jemaat Allah (93:4). Jika bumi berpindah, 

maka yang ketakutan yaitu   orang-orang yang menimbun 

harta mereka di bumi dan mengarahkan keinginan hati mere-

ka kepadanya. Namun tidak demikian bagi orang-orang yang 

menumpuk harta mereka di sorga, yang berharap akan men-

dapatkan kebahagiaan terbesar saat   bumi beserta segala isi-

nya akan dihanguskan. Saat laut bergoncang, biarlah goncang 

orang-orang yang membangun kepercayaan mereka di atas 

dasar yang mengapung itu. Tetapi tidak demikianlah halnya 

bagi orang-orang yang dipimpin kepada gunung batu yang 

lebih tinggi daripada mereka, dan yang mendapatkan tempat 

berpijak yang kokoh pada gunung batu itu.  

2.  Betapa kokohnya perlawanan dari bahaya ini terhadap kita, 

mengingat betapa baiknya pengawalan terhadap jemaat Allah 

dan betapa pentingnya kepentingan yang menjadi kepedulian 

kita. Kita bersusah payah bukan untuk kepentingan kita sen-

diri secara pribadi. Bukan, yang kita pentingkan yaitu   kota 

Allah, kediaman Yang Mahatinggi, dan tabut Allah yang meng-

getarkan hati kita. Namun, apabila kita menimbang-nimbang 

penghiburan dan keamanan macam apa yang telah disediakan 

Allah bagi jemaat-Nya, maka kita akan melihat alasannya 

mengapa kita harus meneguhkan hati kita dan meninggikan 

hati kita di atas rasa takut terhadap kabar-kabar buruk itu. 

Inilah,  

(1) Sukacita bagi jemaat, bahkan pada masa-masa yang ter-

amat susah dan memilukan (ay. 5): Ada aliran-aliran sungai 

yang akan menyukakan hati jemaat itu, sekalipun air laut 

bergelora dan mengancamnya. Ini merujuk pada air Siloam, 

yang mengalir lamban melalui Yerusalem (Yes. 8:6-7). 

Meskipun tidak begitu dalam dan luas, air Siloam itu di-

manfaatkan untuk mempertahankan kota Yerusalem pada 

masa Hizkia (Yes. 22:10-11). Namun, air di sini harus di-

mengerti secara rohani. Kovenan anugerah yaitu   yang di-

maksudkan dengan sungai itu, dan janji-janji yang ada di 

dalamnya yaitu   aliran-alirannya. Atau Roh anugerah ada-

lah sungai itu (Yoh. 7:38-39), dan penghiburan-penghibur-

Kitab Mazmur 46:1-6 

 

 663 

an yang ada di dalamnya yaitu   aliran-alirannya, yang me-

nyukakan kota Allah kita. Firman Allah yaitu   sungai dan 

ketetapan-ketetapan-Nya yaitu   aliran-aliran yang dengan-

nya Allah menyukakan semua orang kudus-Nya pada hari-

hari berkabut dan gelap. Allah sendiri bagi gereja-Nya ada-

lah tempat yang penuh sungai dan aliran yang lebar (Yes. 

33:21). Aliran-aliran sungai yang menyukakan kota Allah 

tidak mengalir dengan cepat, tetapi perlahan dan teduh, 

seperti aliran-aliran air Siloam. Perhatikanlah, penghibur-

an-penghiburan rohani yang disampaikan kepada orang-

orang kudus dengan bisikan-bisikan yang lembut dan te-

nang, dan yang datang tanpa terlihat, sudah cartikel  p untuk 

mengimbangi ancaman-ancaman yang teramat lantang dan 

riuh dari dunia yang marah dan penuh dengan kebencian 

ini.  

(2) Pendirian gereja. Meskipun sorga dan bumi bergoncang, 

Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang (ay. 6). 

Allah telah memberi jaminan kepada jemaat-Nya akan ha-

dirat-Nya secara khusus bersama jemaat-Nya itu dan kepe-

dulian-Nya terhadapnya. Kehormatan-Nya ada di dalam 

jemaat-Nya, Dia telah mendirikan kemah-Nya di tengah-

tengah dia, dan telah mengambil tanggung jawab untuk 

melindunginya. Oleh sebab itu, jemaat-Nya itu tidak akan 

goncang, yakni,  

[1]  Tidak akan hancur, tidak akan tercampak, seperti yang 

bisa terjadi pada bumi (ay. 3). Jemaat Allah akan berta-

han mengatasi dunia, dan akan berada dalam kebaha-

giaan saat   dunia berada dalam kehancuran. Jemaat 

Allah didirikan di atas batu karang, dan alam maut tidak 

akan menguasainya.  

[2]  Tidak akan terganggu, tidak akan banyak goyah, sebab   

ketakutan akan goncangan apa pun. Jika Allah ada di 

pihak kita, jika Allah beserta kita, kita tidak perlu goyah 

menghadapi perbuatan-perbuatan paling keras apa pun 

yang ditujukan kepada kita.  

(3) Kelepasan bagi jemaat, meskipun bahaya-bahaya yang di-

hadapinya sangat besar: Allah akan menolongnya, dan jika 

demikian siapakah yang dapat menyakitinya? Dia akan me-


 664

nolongnya dari segala permasalahannya, supaya ia tidak 

tenggelam, bahkan, semakin ia menderita semakin ia berli-

pat ganda. Allah akan menolongnya keluar dari permasa-

lahannya, dan Dia akan menolongnya menjelang pagi, keti-

ka pagi tiba, yakni, sangat cepat, sebab Dia penolong kita 

pada saat ini (ay. 2, KJV), dan sangat tepat pada waktunya, 

saat   segala sesuatu sudah sampai pada puncaknya dan 

saat   kelegaan paling didambakan. Ini dapat diterapkan 

oleh orang-orang percaya secara pribadi kepada diri mereka 

sendiri. Jika Allah bersemayam di dalam hati kita, di te-

ngah-tengah kita, melalui firman-Nya yang diam dengan se-

gala kekayaannya di dalam diri kita, maka kita akan man-

tap teguh, kita akan ditolong. Oleh sebab itu, marilah kita 

percaya dan tidak takut. Segala sesuatu baik-baik saja, 

dan akan usai dengan baik. 

Keyakinan kepada Allah 

(46:7-12) 

7 Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan 

suara-Nya, dan bumi pun hancur. 8 TUHAN semesta alam menyertai kita, 

kota benteng kita ialah Allah Yakub. S e l a 9 Pergilah, pandanglah pekerjaan 

TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi, 10 yang menghentikan 

peperangan sampai ke ujung bumi, yang mematahkan busur panah, menum-

pulkan tombak, membakar kereta-kereta perang dengan api! 11 “Diamlah dan 

ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, 

ditinggikan di bumi!” 12 TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng 

kita ialah Allah Yakub. S e l a. 

Ayat-ayat ini memberi kemuliaan kepada Allah baik sebagai Raja 

segala bangsa maupun sebagai Raja semua orang kudus. 

I.   Sebagai Raja segala bangsa, Ia memerintah dunia dengan kuasa 

dan pemeliharaan-Nya, dan mengatasi semua perkara anak-anak 

manusia bagi kemuliaan-Nya sendiri. Ia memerintah menurut 

kehendak-Nya di antara segenap penghuni bumi, dan tidak ada 

seorang pun yang boleh berkata, Apa yang Kaulakukan?  

1. Ia mengendalikan keributan dan menghancurkan kuasa bang-

sa-bangsa yang menentang Dia dan kepentingan-kepentingan-

Nya di dunia (ay. 7): Bangsa-bangsa ribut saat   Daud naik 

Kitab Mazmur 46:7-12 

 665 

 takhta, dan saat   kerajaan Anak Daud didirikan (bdk. 2:1-2). 

Kerajaan-kerajaan goncang dengan amarah, dan bangkit de-

ngan penuh kegemparan dan kegeraman untuk menentang ke-

rajaan itu. Namun Allah memperdengarkan suara-Nya, ber-

bicara kepada mereka dalam murka-Nya, dan hati mereka pun 

dibuat goncang, mereka dibuat bingung dan panik, dibuat 

kacau-balau, dan segala rancangan mereka hancur berantak-

an. Bumi sendiri pun hancur lebur di bawah mereka, sehingga 

mereka tidak bisa berpijak di tempat yang kokoh. Hati mereka 

yang duniawi menjadi tidak karuan sebab   takut, dan meleleh 

seperti salju yang terkena sinar matahari. Seperti itulah sema-

ngat para musuh yang meleleh digambarkan (Hak. 5:4-5; dan 

Luk. 21:25-26).  

2. Apabila Dia berkehendak menghunus pedang-Nya, dan mem-

beri tugas kepada pedang-Nya itu, maka Dia dapat menimbul-

kan malapetaka yang besar di antara segala bangsa dan me-

morakporandakan mereka semua (ay. 9): Pergilah, pandanglah 

pekerjaan TUHAN. Pekerjaan-pekerjaan-Nya harus diamati 

(66:5), dan harus diselidiki (111:2). Segala pekerjaan Pemeliha-

raan ilahi harus dipandang sebagai pekerjaan-pekerjaan 

Tuhan, dan segala sifat serta tujuan-Nya harus diperhatikan di 

dalam pekerjaan-pekerjaan itu. Khususnya perhatikanlah pe-

musnahan di bumi yang diadakan-Nya, di antara musuh-

musuh jemaat-Nya, yang berniat memusnahkan tanah Israel. 

Kehancuran yang mereka rancang bagi jemaat Allah telah ber-

balik menimpa mereka sendiri. Perang yaitu   sebuah tragedi 

yang biasanya menghancurkan panggung tempat perang itu 

dipentaskan. Daud membawa perang ke dalam negeri musuh-

musuh, dan oh, betapa besarnya pemusnahan yang dibuatnya 

di sana! Kota-kota dibakar, desa-desa diporakporandakan, dan 

para prajurit tewas dan mayat mereka bertumpuk-tumpuk. 

Mari dan lihatlah dampak-dampak dari penghakiman yang 

memusnahkan, dan gentarlah akan Allah. Katakanlah, Betapa 

dahsyatnya segala pekerjaan-Mu! (66:3). Biarlah semua orang 

yang menentang-Nya melihat hal ini dengan ngeri, dan ber-

siap-siaplah untuk menerima cawan kegentaran yang sama 

yang akan diserahkan ke dalam tangan mereka. Dan biarlah 

semua orang yang takut akan Dia dan percaya kepada-Nya 

melihatnya dengan senang hati, dan tidak takut terhadap kua-


 666

sa-kuasa hebat menggentarkan yang dikerahkan untuk me-

nentang gereja. Biarkan saja para penentang mereka mengen-

cangkan ikat pinggang mereka, sebab   mereka akan dihan-

curkan berkeping-keping.  

3. Apabila Dia berkehendak menyarungkan pedang-Nya, maka 

Dia menghentikan peperangan bangsa-bangsa dan memahko-

tai mereka dengan kedamaian (ay. 10). Perang dan kedamaian 

bergantung pada firman dan kehendak-Nya, sama halnya de-

ngan badai dan ketenangan di laut (107: 25, 29). Ia menghenti-

kan peperangan sampai ke ujung bumi, kadang-kadang sebab   

belas kasihan-Nya kepada bangsa-bangsa, supaya mereka bisa 

mempunyai waktu untuk bernafas, setelah kehabisan nafas 

akibat terlalu berperang satu sama lain. Kedua belah pihak 

mungkin lelah dengan peperangan itu, dan berkeinginan un-

tuk menghentikannya. Jalan-jalan damai dicarikan bagi kedua 

belah pihak. Pangeran-pangeran perang diusir, dan para pem-

bawa damai diberi tempat. Kemudian busur panah dipatahkan 

atas persetujuan bersama, tombak dipotong dan dijadikan 

pisau pemangkas, pedang dijadikan mata bajak, dan kereta-

kereta perang dibakar, sebab tidak ada lagi alasan untuk 

menggunakan semua itu. Atau mungkin lebih tepatnya yang 

dimaksudkan di sini yaitu   apa yang dilakukan-Nya, pada ke-

sempatan-kesempatan lain, untuk menyokong umat-Nya sen-

diri. Ia menghentikan peperangan yang dilancarkan melawan 

mereka dan dirancang untuk menghancurkan mereka. Ia me-

matahkan busur panah para musuh yang dibidik untuk meng-

hunjam mereka. Setiap senjata yang ditempa terhadap Zion 

tidak akan berhasil (Yes. 54:17). Kehancuran total Gog dan 

Magog digambarkan dalam bentuk nubuatan dengan dibakar-

nya senjata-senjata perang mereka (Yeh. 39:9-10). Ini juga 

menunjukkan keamanan sempurna dan jaminan akan damai 

kekal bagi jemaat, sehingga senjata-senjata perang itu tidak 

perlu lagi ditumpuk untuk melayani kepentingan mereka sen-

diri. Berakhirnya peperangan yang panjang menjadi keadaan 

yang baik yaitu   pekerjaan Tuhan, yang harus kita pandang 

dengan penuh takjub dan rasa syartikel  r.  

II.  Sebagai Raja semua orang kudus, dan sebab   itu, kita harus 

mengakui bahwa besar dan ajaib segala pekerjaan-Nya (Why. 

Kitab Mazmur 46:7-12 

 667 

15:3). Dia selalu melakukan perkara-perkara yang besar, dan 

akan tetap melakukannya,  

1.  Demi kemuliaan-Nya sendiri (ay. 11): Diamlah dan ketahuilah, 

bahwa Akulah Allah.  

(1) Biarlah musuh-musuh-Nya menjadi diam dan tidak lagi 

mengancam, dan sebaliknya mengetahui, dan menjadi 

ngeri, bahwa Dialah Allah, yang mengatasi mereka secara 

tidak terbatas, dan yang pasti akan terlalu tangguh bagi 

mereka. Janganlah mereka mengamuk lagi, sebab semua 

itu sia-sia: Dia, yang bersemayam di sorga, menertawakan 

mereka. Dan, kendati dengan semua kebencian mereka 

yang tidak berdaya melawan nama-Nya dan kehormatan-

Nya itu, Dia akan ditinggikan di antara bangsa-bangsa dan 

tidak hanya di antara umat-Nya sendiri. Dia akan ditinggi-

kan di bumi dan bukan hanya di dalam jemaat. Manusia 

akan meninggikan diri mereka sendiri, akan menjalankan 

cara mereka sendiri, dan melakukan kehendak mereka 

sendiri. Namun, biarlah mereka tahu bahwa Allah akan di-

tinggikan, Dia akan menjalankan cara-Nya, akan melaksa-

nakan kehendak-Nya sendiri, akan memuliakan nama-Nya 

sendiri, dan akan mengatasi segala sesuatu yang mereka 

bangga-banggakan, dan membuat mereka tahu bahwa Dia 

berada di atas segalanya.  

(2) Biarlah umat-Nya sendiri diam. Biarlah mereka tenang dan 

tidak ribut, dan tidak gemetar lagi, tetapi tahu, yang akan 

membawa penghiburan bagi mereka, bahwa Tuhan yaitu   

Allah. Biarlah mereka tahu bahwa Dia sendirilah Allah, dan 

akan ditinggikan di atas bangsa-bangsa. Biarlah Dia sendiri 

mempertahankan kehormatan-Nya, memenuhi kehendak 

dan keputusan-Nya sendiri, dan mendartikel  ng kepentingan-

Nya sendiri di dunia. Meskipun kita tertekan, janganlah 

kita patah hati, sebab kita yakin bahwa Allah akan ditinggi-

kan, dan itu dapat membuat kita puas. Dia akan bekerja 

bagi nama-Nya yang agung, dan kalau begitu, kita tidak 

usah cemas dengan apa pun yang terjadi dengan nama kita 

yang kecil. saat   kita berdoa, “Bapa, muliakanlah nama-

Mu,” kita harus melatih iman kita dengan jawaban yang di-

berikan kepada doa itu saat   Kristus sendiri mendoakan-


 668

nya, “Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memulia-

kan-Nya lagi!” Amin Tuhan, jadilah demikian. 

2.  Demi mengamankan dan melindungi umat-Nya. Dia bersorak-

sorak dalam perkataan tadi: Aku akan ditinggikan, sedangkan 

mereka bersorak-sorak dalam perkataan ini (ay. 8), dan lagi 

(ay. 12). Pernyataan tersebut merupakan inti dari mazmur itu, 

“TUHAN semesta alam menyertai kita. Dia ada di pihak kita, 

Dia mengambil bagian kita, hadir bersama kita dan memimpin 

kita. Kota benteng kita ialah Allah Yakub, yang kepada-Nya 

kita bisa berlari dan percaya, dan di dalam Dia kita boleh ya-

kin bahwa kita aman.” Biarlah semua orang percaya bersorak-

sorak dalam hal ini.  

(1) Mereka disertai oleh hadirat Allah yang berkuasa, di atas 

segala kuasa: TUHAN semesta alam menyertai kita. Allah 

yaitu   Tuhan semesta alam, sebab Dialah empunya semua 

makhluk yang disebut segenap pasukan sorga dan bumi, 

dan mereka ini siap sedia memenuhi perintah-Nya, dan Dia 

menggunakan mereka sesuai dengan kehendak-Nya, seba-

gai alat-alat entah bagi tindakan pengadilan-Nya ataupun 

bagi tindakan belas kasihan-Nya. Tuhan yang berdaulat ini 

beserta kita, berpihak pada kita, bertindak bersama kita, 

dan telah berjanji tidak akan pernah meninggalkan kita. 

Segenap alam semesta boleh saja melawan kita, namun 

kita tidak perlu takut terhadap mereka jika Tuhan semesta 

alam beserta kita.  

(2)  Mereka berada di bawah perlindungan Allah yang mengikat 

kovenan dengan mereka, yang tidak hanya mampu meno-

long mereka tetapi juga yang mengikatkan diri di dalam 

kehormatan dan kesetiaan untuk menolong mereka. Dia 

yaitu   Allah Yakub, bukan hanya Yakub sebagai pribadi, 

melainkan juga Yakub sebagai umat. Bahkan, Dia juga 

yaitu   Allah atas segala umat yang berdoa, keturunan 

rohani dari Yakub yang pernah bergumul dengan Tuhan. 

Dia yaitu   tempat perlindungan kita, yang oleh-Nya kita 

dinaungi dan yang di dalam-Nya kita mendapatkan ke-

puasan. Dengan pemeliharaan-Nya Ia menjamin kesejah-

teraan kita saat   di luar ada peperangan. Dengan anuge-

rah-Nya Ia menenangkan pikiran kita dan menguatkannya, 

Kitab Mazmur 46:7-12 

 669 

saat   di dalam batin ada ketakutan. Tuhan semesta alam, 

Allah Yakub, sejak dulu, kini, dan terus akan selalu beserta 

kita. Sedari dulu, kini, dan seterusnya Dia akan selalu 

menjadi tempat perlindungan bagi kita. Kata aslinya men-

cakup semua rentangan waktu itu, dan memang baik jika 

kata Sela ditambahkan di sini. Camkanlah ini, dan dapat-

kanlah penghiburan darinya, dan katakanlah, “Jika Allah 

di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 47  

ujuan mazmur ini yaitu   untuk menggugah hati kita agar me-

muji Allah, menggugah semua orang agar melakukannya. Di sini,  

I.    Kita dituntun bagaimana kita harus melakukannya: di de-

pan umum, dengan riang gembira, dan dengan penuh peng-

ertian (ay. 2, 7-8).  

II.   Kita diperlengkapi dengan pokok-pokok pujian.  

1.  Keagungan Allah (ay. 3).  

2. Kedaulatan dan kekuasaan-Nya yang menyeluruh dan 

atas segala sesuatu (ay. 3, 8-10).  

3.  Perkara-perkara besar yang telah diperbuat-Nya, dan 

yang akan diperbuat-Nya, bagi umat-Nya (ay. 4-6).  

Banyak orang beranggapan bahwa mazmur ini ditulis pada ke-

sempatan saat   tabut perjanjian dibawa naik ke Bukit Sion, yang 

tampak dirujuk dalam ayat 6, Allah telah naik dengan diiringi sorak-

sorai. Namun, mazmur ini memandang lebih jauh, yaitu kepada ke-

naikan Kristus ke Sion sorgawi, setelah Dia merampungkan tugas-

Nya di bumi, dan kepada pendirian Kerajaan-Nya di dunia, yang 

kepadanya bangsa-bangsa bukan-Yahudi akan tunduk dengan suka-

rela. Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus memberikan kehor-

matan kepada Sang Juruselamat yang ditinggikan, harus bersukacita 

di dalam pengagungan-Nya itu dan merayakannya dengan puji-puji-

an bagi-Nya, sambil mengakui bahwa Dialah Tuhan, bagi kemuliaan 

Allah Bapa.   


 672

Ajakan untuk Memuji Allah 

(47:1-5) 

1 Untuk pemimpin biduan. Dari bani Korah. Mazmur. 2 Hai segala bangsa, 

bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! 3 Sebab TUHAN, 

Yang Mahatinggi, yaitu   dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi. 4 Ia 

menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, sartikel  -sartikel   bangsa ke 

bawah kaki kita, 5 Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggaan Yakub 

yang dikasihi-Nya. S e l a. 

Sang pemazmur, setelah memenuhi hatinya sendiri dengan pemikir-

an-pemikiran yang agung dan luhur tentang Allah, berusaha meng-

ajak semua orang di sekelilingnya untuk turut dalam tindakan yang 

terberkati itu, yakni memuji-muji Allah. Ia melakukannya sebagai 

orang yang yakin sepenuhnya bahwa Allah layak mendapatkan segala 

puji-pujian. Ia melakukannya dengan rasa duka bahwa dia dan 

orang-orang di sekelilingnya selama ini lalai dan hampa dalam mem-

beri puji-pujian kepada Allah. Perhatikanlah, dalam ayat-ayat ini, 

I.  Siapa yang dipanggil untuk memuji-muji Allah: “Hai segala bang-

sa, hai segenap bangsa Israel.” Mereka yaitu   rakyatnya sendiri, 

dan berada di bawah pimpinannya, dan oleh sebab itu Dia hendak 

mengajak mereka untuk memuji Allah, sebab dia berpengaruh 

atas mereka. Apa pun yang dilakukan orang lain, dia dan seisi 

rumahnya, dia dan rakyatnya, hendak memuji-muji Tuhan. Atau, 

“Hai segala bangsa dan sartikel   di bumi.” Dan dengan demikian, 

ajakan ini dapat dipandang sebagai nubuatan mengenai pertobat-

an bangsa-bangsa bukan-Yahudi dan dibawanya mereka ke dalam 

gereja Kristus (Rm. 15:11).  

II.  Untuk apa mereka dipanggil: “Bertepuktanganlah, sebagai tanda 

sukacita dan kepuasan hatimu sendiri akan apa yang telah diper-

buat Allah bagimu. Sebagai tanda bahwa engkau mengakui, atau 

bahkan, kagum akan apa yang telah diperbuat Allah pada umum-

nya. Sebagai tanda kemarahanmu terhadap semua orang yang 

menjadi musuh kemuliaan Allah (Ayb. 27:23). Bertepuktanganlah, 

seperti orang yang hanyut dalam kesenangan dan tidak bisa me-

nahan diri lagi. Elu-elukanlah Allah, bukan untuk membuat Dia 

mendengar (telinga-Nya tidak berat untuk mendengar), melainkan 

supaya semua orang di sekelilingmu mendengar, dan memper-

hatikan betapa hatimu sungguh dikuasai dan dipenuhi dengan 

pekerjaan-pekerjaan Allah. Elu-elukanlah dengan sorak-sorai dan 

Kitab Mazmur 47:1-5 

 673 

kemenangan di dalam Dia, dan di dalam kuasa serta kebaikan-

Nya, agar orang lain juga ikut bergabung bersamamu di dalam ke-

menangan itu.” Perhatikanlah, ungkapan-ungkapan perasaan 

yang saleh dan taat seperti itu bisa tampak tidak pantas dan sem-

brono bagi sebagian orang. Namun, janganlah mengecam dan 

mengumpat, ataupun mengolok-olok, sebab  , jika ungkapan-ung-

kapan seperti itu keluar dari hati yang lurus, maka Allah akan 

menerima kebaikan dari perasaan itu dan memaafkan kekurang-

an dari cara-cara pengungkapannya. 

III. Apa yang disarankan kepada kita sebagai pokok puji-pujian.  

1.  Bahwa Allah yang dengan-Nya kita harus berurusan yaitu   

Allah yang agung dan dahsyat (ay. 3): TUHAN, Yang Maha-

tinggi, yaitu   dahsyat. Secara tidak terbatas Dia melampaui 

makhluk-makhuk yang paling mulia, Dia lebih luhur daripada 

yang tertinggi. Ada kesempurnaan-kesempurnaan di dalam 

Dia yang harus dihormati oleh semua orang, dan khususnya, 

kuasa, kekudusan, dan keadilan-Nya, harus ditakuti oleh se-

mua orang yang bertentangan dengan-Nya.  

2.  Bahwa Dia yaitu   Allah yang berdaulat dan berkuasa atas se-

gala sesuatu di segala tempat. Dia yaitu   Raja yang bertakhta 

sendiri, dan dengan kuasa mutlak, Raja atas seluruh bumi. 

Semua makhluk, sebab   diciptakan oleh-Nya, tunduk kepada-

Nya, dan oleh sebab itu Dia yaitu   Raja yang agung, Raja 

segala raja.  

3. Bahwa Dia secara khusus memperhatikan umat-Nya dan ke-

pedulian-kepedulian mereka. Dia telah melakukannya dan 

akan terus melakukannya,  

(1) Dalam memberi mereka kemenangan dan keberhasilan (ay. 

4), dalam menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa 

mereka, baik bangsa-bangsa yang menghalangi mereka 

(44:3) maupun bangsa-bangsa yang berusaha menyerang 

mereka. Hal ini telah dilakukan Allah bagi mereka. Lihat 

saja bagaimana Allah telah menanam mereka di tanah Ka-

naan dan memelihara keberlangsungan mereka di tanah 

itu sampai pada hari ini. Hal ini tidak mereka ragukan, 

bahwa Dia akan tetap melakukannya bagi mereka melalui 

hamba-Nya Daud, yang selalu berhasil ke mana pun dia 


 674

mengacungkan lengannya yang penuh dengan kemenang-

an. Namun, hal ini memandang ke depan pada Kerajaan 

Mesias, yang akan didirikan di seluruh bumi, dan tidak 

terbatas hanya pada bangsa Yahudi. Yesus Kristus akan 

menaklukkan bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Dia akan 

membawa mereka seperti domba yang dibawa ke dalam 

kawanannya (demikianlah arti kata itu), bukan untuk di-

bantai melainkan untuk dilindungi. Dia akan menaklukkan 

perasaan-perasaan mereka, dan membuat mereka menjadi 

umat yang rela datang kepada-Nya pada hari Dia berkuasa. 

Dia akan menundukkan pikiran-pikiran mereka sehingga 

menjadi taat kepada-Nya, dan membawa pulang orang-

orang yang sudah tersesat, di bawah bimbingan Sang Gem-

bala Agung dan Pemelihara Jiwa (1Ptr. 2:25).  

(2) Dalam memberi mereka tempat peristirahatan dan kediam-

an (ay. 5): Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita. Dia telah 

memilih tanah Kanaan sebagai tanah pusaka bagi Israel. 

Itu yaitu   tanah yang telah diincar oleh Tuhan Allah mere-

ka bagi mereka (Ul. 32:8). Ini mengesahkan kepemilikkan 

mereka atas tanah itu, dan dengan begitu memberi hak ke-

pemilikan kepada mereka. Dan ini semakin menambah ma-

nis kenikmatan yang mereka rasakan di tanah itu, dan 

membuatnya nyaman bagi mereka. Beralasanlah bagi me-

reka untuk merasa bahagia dengan bagian yang mereka 

dapatkan itu dan merasa puas dengannya, sebab Sang Hik-

mat Kekal sendirilah yang memilihnya bagi mereka. Dan 

dengan didirikannya tempat kudus Allah di dalamnya, 

maka tanah itu menjadi keunggulan, kehormatan, dari 

Yakub (Am. 6:8, KJV). Dan Dia memilih tanah pusaka yang 

begitu baik bagi Yakub sebab   Dia mengasihinya (Ul. 7:8). 

Jika kita menerapkannya secara rohani, maka hal ini 

berbicara tentang,  

[1] Kebahagiaan orang-orang kudus, bahwa Allah sendiri 

telah memilih tanah pusaka bagi mereka, dan itu meru-

pakan warisan yang sungguh baik: Dia yang telah me-

milihnya mengenal jiwa dan tahu apa yang membuat-

nya berbahagia. Dia telah memilih dengan begitu baik 

sehingga Dia sendiri mau menjadi bagian warisan umat-

Nya (16:5), dan Dia telah menyimpan bagi mereka suatu 

Kitab Mazmur 47:6-10 

 675 

 warisan di dunia lain yang tidak akan binasa (1Ptr. 1:4). 

Ini memang akan menjadi keunggulan Yakub, yang un-

tuknya, sebab   Allah mengasihi mereka, Dia telah me-

nyiapkan suatu kebahagiaan yang belum pernah dilihat 

oleh mata.  

[2] Iman dan penyerahan orang-orang kudus kepada Allah. 

Ini merupakan bahasa yang diucapkan oleh setiap jiwa 

yang mulia, “Allah akan memilih warisanku untukku. 

Biarlah Dia menentukan bagianku, dan aku akan se-

tuju dengan ketentuan itu. Dia tahu apa yang baik bagi-

ku lebih daripada aku sendiri, dan oleh sebab itu aku 

tidak mau memiliki kehendakku sendiri selain yang 

telah dileburkan ke dalam kehendak-Nya.”    

Ajakan untuk Memuji Allah  

(47:6-10) 

6 Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu, dengan diiringi 

bunyi sangkakala. 7 Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah 

bagi Raja kita, bermazmurlah! 8 Sebab Allah yaitu   Raja seluruh bumi, ber-

mazmurlah dengan nyanyian pengajaran! 9 Allah memerintah sebagai raja 

atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus. 10 

Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah Abraham. Sebab 

Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat dimuliakan. 

Di sini kita sunguh-sungguh didesak untuk memuji Allah, dan untuk 

bermazmur bagi-Nya. Begitu tertinggalnya kita dalam melaksanakan 

kewajiban ini sehingga kita perlu didesak untuk melakukannya mela-

lui pengajaran demi pengajaran, dan aturan demi aturan. Demikian 

pula halnya di sini (ay. 7): Bermazmurlah bagi Allah, dan lagi, bermaz-

murlah, bermazmurlah bagi Raja kita, dan lagi, bermazmurlah. Ini me-

nunjukkan bahwa bermazmur itu merupakan kewajiban yang sangat 

perlu dan terpuji. Kewajiban itu harus sering-sering kita lakukan. 

Kita boleh bermazmur dengan menggunakan kata-kata yang sama 

berulang kali, dan ini bukanlah pengulangan yang sia-sia jika kita 

melakukannya dengan perasaan hati yang selalu baru. Bukankah 

sudah seharusnya umat memuji Allah mereka? (Dan. 5:4). Bukankah 

sudah seharusnya rakyat memuji raja mereka? Allah yaitu   Allah 

kita, Raja kita, dan oleh sebab itu kita harus memuji-Nya. Kita harus 

bermazmur bagi-Nya, sebagai orang-orang yang senang dengan puji-

pujian itu dan tidak malu dengannya. Namun, di sini ada aturan 


 676

penting yang ditambahkan (ay. 8): Bermazmurlah dengan nyanyian 

pengajaran, dengan Maschil.  

1. “Dengan pengertian, seperti orang yang memang mengerti meng-

apa dan untuk alasan-alasan apa engkau memuji Allah dan apa 

arti dari ibadah itu.” Inilah aturan Injil (1Kor. 14:15), bukan saja 

untuk menyanyi dan memuji dengan roh, tetapi juga menyanyi dan 

memuji dengan akal budi. Hanya dengan hatilah kita bernyanyi 

dan bersorak kepada Tuhan (Ef. 5:19). Ibadah ini tidak akan 

diterima jika tidak bisa diterima oleh akal budi.  

2. “Dengan pengajaran, seperti orang yang ingin membuat orang lain 

memahami kesempurnaan-kesempurnaan Allah yang mulia, dan 

mengajar mereka untuk memuji-Nya.” Ada tiga hal yang disebut-

kan dalam ayat-ayat ini sebagai pokok pujian yang pantas bagi 

kita, dan masing-masingnya bisa mempunyai pengertian ganda: 

I.   Kita harus memuji Allah yang naik (ay. 6): Allah telah naik dengan 

diiringi sorak-sorai, yang dapat merujuk,  

1. Pada pengarakan tabut perjanjian ke bukit Sion, yang dilaku-

kan dengan sangat khidmat, dan Daud sendiri menari di ha-

dapannya, sedangkan para imam, ada kemungkinan, meniup 

sangkakala, dan rakyat mengikuti dengan sorak-sorai mereka 

yang riuh rendah. sebab   tabut perjanjian sudah ditetapkan 

Allah sebagai tanda dari kehadiran-Nya bersama mereka, 

maka saat   tabut itu dibawa atas perintah dari-Nya, boleh di-

katakan bahwa Dia naik. Munculnya ketetapan-ketetapan 

Allah dari kekaburan, agar semua ketetapan itu dapat dijalan-

kan oleh banyak orang dan dengan lebih khidmat, merupakan 

kebaikan yang besar bagi siapa saja. Dengan demikian semua 

orang mempunyai alasan untuk bersukacita dan mengucap 

syartikel  r atas semua ketetapan itu.  

2. Pada kenaikan Yesus Tuhan kita ke sorga, setelah Dia menye-

lesaikan pekerjaan-Nya di bumi (Kis. 1:9). Maka Allah naik de-

ngan sorak-sorai, sorak-sorai seorang Raja, seorang Penakluk, 

sebagai Dia yang, setelah melucuti pemerintah-pemerintah dan 

penguasa-penguasa, membawa tawanan-tawanan (68:19). Ia 

naik sebagai Pengantara, yang dipelambangkan dengan tabut 

perjanjian dan tutup pendamaian di atasnya, dan yang di-

bawa, sebagaimana halnya dengan tabut perjanjian, ke tempat 

Kitab Mazmur 47:6-10 

 677 

mahakudus, ke dalam sorga sendiri (Ibr. 9:24). Kita tidak 

membaca tentang sorak-sorai, atau bunyi sangkakala, pada 

saat kenaikan Kristus, namun ada penghuni dunia atas, yakni 

anak-anak Allah itu, yang pada waktu itu bersorak-sorai (Ayb. 

38:7). Dia akan datang kembali dengan cara yang sama seperti 

Dia pergi (Kis. 1:11), dan kita yakin bahwa Dia akan datang 

kembali dengan sorak-sorai dan bunyi sangkakala. 

II. Kita harus memuji Allah yang bertakhta (ay. 8-9). Allah bukan 

hanya Raja kita, yang sebab  nya kita harus memberi penghormat-

an kepada-Nya, melainkan juga Raja seluruh bumi (ay. 8). Dia Raja 

atas semua raja di bumi, dan oleh sebab itu di setiap tempat 

harus ada bau harum puji-pujian yang dipersembahkan kepada-

Nya. Nah, ini dapat dimengerti, 

1.  Sebagai kerajaan pemeliharaan. Allah, sebagai Pencipta, dan 

Allah atas alam, memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, 

mengatur mereka dan segala perkara mereka, sebagaimana 

yang dikehendaki-Nya, walaupun mereka tidak mengenal-Nya 

atau peduli terhadap-Nya: Dia bersemayam di atas takhta-Nya 

yang kudus, yang telah dipersiapkan-Nya di sorga, dan yang 

dari sana Dia memerintah atas segalanya, bahkan atas bang-

sa-bangsa, sambil memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri mela-

lui mereka dan terhadap mereka. Lihatlah di sini luasnya pe-

merintahan Allah. Semua orang dilahirkan di dalam batas ke-

daulatan-Nya. Bahkan bangsa-bangsa yang menyembah allah 

lain, diperintah oleh Allah yang benar, Allah kita, entah mere-

ka menginginkannya atau tidak. Lihatlah adilnya pemerintah-

an-Nya. Di atas takhta kekudusanlah Dia bersemayam, dan 

dari sanalah Dia memberikan wewenang, perintah, dan peng-

hakiman, yang di dalamnya kita yakin tidak ada pelanggaran.  

2.  Sebagai Kerajaan Mesias. Yesus Kristus, yang yaitu   Allah 

dan bertakhta untuk selama-lamanya, memerintah atas bang-

sa-bangsa. Bukan saja dipercayakan untuk mengatur kerajaan 

pemeliharaan ilahi, Dia juga akan mendirikan kerajaan anuge-

rah-Nya di dunia bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Dia memerin-

tah di dalam hati orang banyak yang dibesarkan dalam agama 

kafir (Ef. 2:12-13). Rasul Paulus menyebutnya sebagai rahasia 

yang agung, bahwa orang-orang bukan Yahudi, sebab   Berita 

Injil, turut menjadi ahli-ahli waris (Ef. 3:6). Kristus bersemayam 


 678

di atas takhta kekudusan-Nya, takhta-Nya di sorga, di mana 

semua pelaksanaan pemerintahan-Nya dimaksudkan untuk 

memperlihatkan kekudusan Allah dan untuk memajukan 

kekudusan di tengah-tengah anak-anak manusia.   

III. Kita harus memuji Allah sebagai Allah yang dilayani dan dihor-

mati oleh para pemuka bangsa-bangsa (ay. 10). Ini dapat dimeng-

erti,  

1. Sebagai perkumpulan atau pertemuan kerajaan-kerajaan Is-

rael, para ketua, dan pemimpin sejumlah sartikel  , pada peraya-

an-perayaan yang khidmat, atau untuk menyampaikan kepen-

tingan umum bangsa itu. yaitu   kehormatan Israel bahwa 

mereka umat Allah Abraham, sebab mereka keturunan Abra-

ham dan dibawa ke dalam kovenan dengan-Nya. Dan, syartikel  r 

kepada Allah, berkat Abraham ini telah sampai kepada bang-

sa-bangsa lain (Gal. 3:14). yaitu   kebahagiaan mereka bahwa 

mereka mempunyai pemerintahan yang tetap, para pemuka 

bangsa mereka, yang merupakan perisai bagi tanah mereka. 

Pemerintahan yaitu   perisai bangsa, dan sungguh merupakan 

suatu hal yang patut disyartikel  ri oleh rakyat mana saja untuk 

mempunyai perisai ini. Terutama saat   para pemuka mereka, 

perisai mereka, milik Tuhan, mengabdi demi kehormatan-Nya, 

dan kuasa mereka dikerahkan untuk melayani-Nya, sebab 

dengan demikian Dia akan sangat ditinggikan. Demikian pula 

merupakan kehormatan bagi Allah bahwa, dalam pengertian 

lain, Dialah yang empunya perisai-perisai bumi. Pemerintahan 

yaitu   ketetapan-Nya, dan Dia memenuhi tujuan-tujuan-Nya 

sendiri dengannya dalam mengatur dunia, membalikkan hati 

para raja seperti aliran sungai, ke arah mana saja yang disu-

kai-Nya. Sejahteralah bagi Israel apabila para pemuka bangsa 

mereka berkumpul bersama untuk merundingkan masalah 

bagi kesejahteraan umum. Persetujuan bulat dari para pem-

besar sebuah bangsa dalam hal-hal yang menyangkut keda-

maiannya merupakan suatu pertanda yang sangat membaha-

giakan, yang menjanjikan berkat-berkat yang melimpah.  

2.  Ini dapat diterapkan pada panggilan bangsa-bangsa bukan-

Yahudi ke dalam gereja Kristus, dan bisa dipandang sebagai 

sebuah nubuatan bahwa pada hari-hari Mesias, raja-raja di 

bumi beserta rakyat mereka akan menggabungkan diri dengan 

Kitab Mazmur 47:6-10 

 679 

gereja dan membawa kemuliaan serta kuasa mereka ke dalam 

Yerusalem Baru. Mereka semua akan menjadi umat Allah 

Abraham, yang kepadanya dijanjikan bahwa dia akan menjadi 

bapa banyak bangsa. Para sukarelawan dari antara bangsa 

(demikianlah kita bisa membacanya), kata yang digunakan di 

sini yaitu   sama dengan yang digunakan dalam pasal 110:3, 

Bangsamu akan merelakan diri; sebab orang-orang yang 

dikumpulkan kepada Kristus tidak dipaksa, tetapi rela dan 

bebas, untuk menjadi milik-Nya. saat   perisai-perisai bumi, 

yakni pelambang martabat kerajaan (1Raj. 14:27-28), diserah-

kan kepada Tuhan Yesus, seperti kunci sebuah kota dipersem-

bahkan kepada sang penakluk atau pemerintah yang berdau-

lat, saat   para pembesar menggunakan kekuasaan mereka 

untuk memajukan kepentingan-kepentingan agama, maka 

Kristus sangat ditinggikan. 

  

 

 

 

 

 

 

PASAL 48  

azmur ini, sama seperti kedua mazmur sebelumnya, yaitu   

nyanyian kemenangan. Sebagian orang berpendapat bahwa 

mazmur ini ditulis pada saat Yosafat memperoleh kemenangan 

(2Taw. 20), sementara menurut sebagian yang lain saat   Sanherib 

mengalami kekalahan, sewaktu bala tentaranya terkepung saat me-

nuju Yerusalem pada zaman Raja Hizkia. Namun, sejauh yang saya 

ketahui, mazmur ini bisa jadi digoreskan oleh Daud untuk suatu 

peristiwa kemenangan terkenal yang diperolehnya semasa hidupnya. 

Kendati demikian, mazmur ini tidak dirancang khusus untuk keme-

nangan itu, agar dapat digunakan pada kesempatan lain yang serupa 

pada masa-masa sesudahnya, dan agar dapat diterapkan juga untuk 

peristiwa-peristiwa jaya yang dialami gereja Injil, yang dipelambang-

kan oleh Yerusalem, terutama saat gereja itu menjadi gereja pe-

menang, “Yerusalem sorgawi”  (Ibr. 12:22), “Yerusalem yang di atas” 

(Gal. 4:26, KJV). Yerusalem di sini dipuji,  

I.    sebab   hubungannya dengan Allah (ay. 2-3).  

II.   sebab   kepedulian Allah terhadapnya (ay. 4).  

III. sebab   kengerian yang ditimbulkannya terhadap musuh-

musuhnya (ay. 5-8).  

IV. sebab   kesenangan yang diberikannya kepada sahabat-sa-

habatnya, yang bersuka bila memikirkan, 

1.  Tentang apa yang telah, sedang, dan akan diperbuat 

oleh Allah untuknya (ay. 9).  

2.  Tentang berbagai pengungkapan diri yang rahmani ten-

tang diri-Nya sendiri di dalam dan bagi kota suci itu (ay. 

10-11).  

3.  Tentang cartikel  pnya persediaan yang disimpan bagi ke-

amanan kota itu (ay. 12-14).  


 682

4.  Tentang jaminan bagi kita akan keberlangsungan kove-

nan Allah dengan anak-anak Sion (ay. 15).  

Dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus tergugah dengan 

hak istimewa yang kita miliki sebagai anggota gereja Injil. Kita harus 

mengungkapkan dan membangkitkan kehendak baik kita yang tulus 

untuk segala kepentingan gereja Injil itu.   

Keindahan dan Kekuatan Sion 

(48:1-8) 

1 Nyanyian. Mazmur bani Korah. 2 Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di 

kota Allah kita! 3 Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, yaitu   

kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota 

Raja Besar. 4 Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai 

benteng. 5 Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama 

berjalan maju; 6 demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terke-

jut, lalu lari kebingungan. 7 Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka 

kesakitan seperti perempuan yang hendak melahirkan. 8 Dengan angin timur 

Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis. 

Sang pemazmur di sini mempunyai rancangan untuk memuji Yerusa-

lem dan menyatakan kemegahan kota itu. Namun ia memulai dengan 

puji-pujian bagi Allah dan kebesaran-Nya (ay. 2), dan mengakhiri de-

ngan puji-pujian bagi Allah dan kebaikan-Nya (ay. 15). Sebab, apa 

pun pokok pujian kita, Allah haruslah menjadi baik Alfa maupun 

Omega dari semua pujian itu. Dan, khususnya, perkataan apa pun 

yang diucapkan untuk menghormati gereja haruslah pada akhirnya 

membawa kehormatan bagi Allah dari gereja itu. 

Yang dikatakan di sini sebagai kehormatan Yerusalem yaitu  , 

I.  Bahwa Raja sorga memilikinya, Yerusalem yaitu   kota Allah kita 

(ay. 2), yang dipilih-Nya dari semua kota Israel untuk menetapkan 

nama-Nya di sana. Tentang Sion Dia mengatakan hal-hal yang 

lebih baik daripada yang pernah dikatakan-Nya tentang tempat 

mana pun di bumi. Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, 

di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya (132:13-14). 

Yerusalem yaitu   kota Raja Besar (ay. 3), Raja seluruh bumi, 

yang berkenan untuk menyatakan bahwa diri-Nya hadir secara 

istimewa di sana. Ini dikutip oleh Juruselamat kita untuk mem-

buktikan bahwa bila kita bersumpah atas nama Yerusalem maka 

Kitab Mazmur 48:1-8 

 683 

itu sama saja dengan bersumpah atas nama Allah itu sendiri 

dengan tidak sopan (Mat. 5:35), sebab   Yerusalem yaitu   kota 

Raja Besar, yang telah memilihnya sebagai tempat kediaman khu-

sus bagi anugerah-Nya, sama seperti sorga merupakan tempat ke-

diaman khusus bagi kemuliaan-Nya.  

1.  Yerusalem diterangi dengan pengetahuan akan Allah. Allah ter-

kenal di Yehuda, dan nama-Nya masyhur, tetapi terutama di 

Yerusalem, markas besar para imam, yang mulutnya harus 

menjaga pengetahuan ini. Di Yerusalem Allah besar (ay. 2), se-

mentara di tempat-tempat lain Dia diremehkan, tidak dianggap 

apa-apa. Berbahagialah kerajaan, kota, keluarga, dan hati 

yang di dalamnya Allah besar, yang di dalamnya Dia menjadi 

yang terutama, dan yang di dalamnya Dia menjadi segala-gala-

nya. Di sana Allah memperkenalkan diri-Nya (ay. 4), dan di 

mana Dia dikenal di situ Dia akan menjadi besar. Hanya mere-

ka yang tidak mengenal-Nya sajalah yang merendahkan Dia.  

2.  Kota itu diabdikan bagi kehormatan Allah. Oleh sebab itu, ia 

disebut gunung-Nya yang kudus, sebab ungkapan kudus bagi 

Tuhan tertulis di atasnya dan di atas semua perlengkapan 

yang ada di dalamnya (Za. 14:20-21). Inilah hak istimewa ge-

reja Kristus, bahwa gereja itu merupakan bangsa yang kudus, 

umat kepunyaan Allah sendiri. Yerusalem, lambang gereja itu, 

disebut kota suci, jahat adanya (Mat. 27:53), sebelum gereja 

Kristus didirikan, namun tidak sesudahnya.  

3.  Yerusalem yaitu   tempat yang ditentukan bagi perayaan dan 

ibadah yang khidmat kepada Allah. Di sana Dia sangat dipuji-

puji, dan sangat terpuji (ay. 2). Perhatikanlah, semakin jelas 

pengungkapan yang diberikan kepada kita tentang Allah dan 

kebesaran-Nya, semakin kita diharapkan untuk banyak me-

muji-muji Dia. Orang-orang yang datang dari segala penjuru 

bangsa itu membawa persembahan-persembahan mereka ke 

Yerusalem dan mereka mempunyai alasan untuk bersyartikel  r 

bahwa Allah tidak hanya akan mengizinkan mereka melayani-

Nya seperti itu, tetapi juga berjanji akan menerima mereka, 

dan menjumpai mereka dengan berkat. Ia berkenan merasa di-

puji dan dihormati dengan pelayanan-pelayanan mereka itu. 

Dalam hal ini Yerusalem melambangkan gereja Injil. Sebab se-

kecil apa pun persembahan pujian yang diperoleh Allah dari 

bumi ini, datang dari gereja yang ada di bumi itu, yang oleh 


 684

sebab  nya merupakan kemah-Nya di tengah-tengah umat ma-

nusia. 

4.  Kota itu berada di bawah perlindungan-Nya secara khusus (ay. 

4): Dia memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng. Maksudnya, 

Dia telah membuktikan diri-Nya sebagai tempat perlindungan, 

dan sebagai tempat perlindunganlah Dia dipandang oleh se-

mua orang yang menyembah-Nya di sana. Orang-orang yang 

mengenal-Nya akan percaya kepada-Nya dan mencari-Nya 

(9:11). Allah dikenal, bukan hanya di jalan-jalan melainkan 

juga di dalam puri-puri Yerusalem sekalipun, sebagai tempat 

perlindungan. Para pembesar mempunyai pilihan untuk da-

tang kepada Allah dan mengenal Dia. Dan agama besar ke-

mungkinan akan bertumbuh subur di kota bila bertakhta di 

istana-istana.  

5.  sebab   semuanya ini, Yerusalem, dan terutama Gunung Sion, 

yang di atasnya Bait Allah dibangun, dikasihi dan dikagumi di 

mana-mana – menjulang permai, dan kegirangan bagi seluruh 

bumi (ay. 3). Pemandangannya ke segala arah sangatlah me-

nyenangkan hati, apabila Sang Hikmat Kekal memilihnya se-

bagai tempat kudus. Dan apa yang membuatnya indah yaitu   

bahwa gunung itu merupakan gunung yang kudus, sebab ada 

keindahan di dalam kekudusan. Bumi ini, sebab   dosa, dili-

puti oleh kerusakan, dan oleh sebab itu sudah sewajarnya jika 

sebidang tanah yang diperindah dengan kekudusan seperti itu 

disebut-Nya sebagai kegiran