Mazmur-1-50 11
inilah yang cartikel p untuk membuatnya
benar-benar berbahagia. saat pelanggaran tidak diperhitungkan
lagi, apa yang membawa kutuk dan yang menghalangi berkat di-
angkat, dan kemudian Allah akan mencurahkan berkat-berkat
sampai tidak ada lagi ruang untuk menampungnya. Pengampun-
an dosa merupakan butir kovenan yang menjadi alasan dan dasar
dari semua hal lain. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan ter-
hadap kesalahan mereka (Ibr. 8:12).
IV. Mengenai keadaan yang tidak menyenangkan pada diri orang ber-
dosa yang tidak mau merendahkan diri, yang melihat kebersalah-
annya tetapi tidak mau mengaku dan bertobat. Dengan hati pilu
Daud menggambarkan keadaan ini, berdasarkan pengalamannya
sendiri yang menyedihkan (ay. 3-4): Selama aku berdiam diri,
tulang-tulangku menjadi lesu. Orang bisa dikatakan berdiam diri
jika mereka meredam kesadaran hati mereka bahwa mereka ber-
salah. Orang dikatakan berdiam diri bila mereka tidak bisa tidak
sungguh-sungguh melihat jahatnya dosa dan bahaya yang meng-
intai mereka sebab dosa itu, tetapi masih juga mau menenang-
kan diri sendiri dengan tidak memikirkannya dan mengalihkan
pikiran-pikiran mereka kepada hal lain, seperti Kain yang meng-
alihkan pikirannya untuk membangun kota, yang tidak berteriak
Kitab Mazmur 32:1-6
425
minta tolong, kalau mereka dibelenggu-Nya. Orang-orang seperti
ini tidak mau mengangkat beban dari hati nurani mereka dengan
pengakuan dosa. Mereka tidak ingin mencari pendamaian, seperti
yang seharusnya mereka lakukan, dengan berdoa sungguh-sung-
guh tanpa henti. Mereka lebih memilih merana dalam pelanggar-
an-pelanggaran mereka daripada menggunakan cara yang sudah
ditentukan Allah untuk mendapatkan kelegaan bagi jiwa mereka.
Biarlah orang-orang seperti itu sadar bahwa rasa bersalah mereka
yang ditekan-tekan itu akan menjadi api di dalam tulang-tulang
mereka, dan luka-luka dosa yang tidak dibuka akan bernanah
dan berkembang dengan teramat sangat menyakitkan. Jika hati
nurani menjadi mati rasa, maka permasalahannya menjadi jauh
lebih berbahaya. Namun, jika hati nurani itu dikejutkan dan di-
bangunkan, maka ia akan didengarkan. Tangan murka ilahi akan
terasa menekan berat pada jiwa, dan penderitaan roh akan mem-
pengaruhi tubuh. Daud mengalaminya dengan sedemikian rupa
hingga saat ia masih muda pun tulang-tulangnya sudah menjadi
lesu. Dan bahkan, saat terus berdiam diri, dia menjadi menge-
luh sepanjang hari. Seolah-olah ia sedang mengalami semacam
penderitaan yang memilukan dan suatu penyakit tubuh. Padahal,
penyebab yang sebenarnya dari segala kegelisahannya itu yaitu
pergumulan yang dirasakannya di dalam hatinya sendiri antara
rasa insafnya dan kejahatan-kejahatan yang telah dilakukannya.
Perhatikanlah, siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak
akan beruntung. Dalam pertobatan, ada semacam kegelisahan
batin yang harus dirasakan, namun bila tidak bertobat, keadaan
menjadi lebih buruk lagi.
V. Mengenai satu-satunya jalan yang benar yang menuju pada keda-
maian hati nurani. Kita di sini diajar untuk mengakui dosa-dosa
kita, supaya semua dosa itu bisa diampuni, untuk menyatakan-
nya, supaya kita bisa dibenarkan. Jalan inilah yang diambil oleh
Daud: Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidak
lagi kusembunyikan (ay. 5). Perhatikanlah, orang-orang yang ingin
mendapatkan penghiburan atas diampuninya dosa-dosa mereka
harus berani malu untuk mengakui dosa-dosa itu dan bertobat
darinya. Kita harus mengakui kenyataan dosa, dan menyebutkan-
nya dengan terperinci (perbuatan ini dan perbuatan itu telah kula-
kukan). Kita harus mengakui telah bersalah dengan berbuat dosa
426
dan menyadari bahwa kesalahan itu sangat besar serta bersedia
menanggungnya (aku sungguh telah berbuat jahat). Kita harus
mengakui bahwa adillah bagi kita untuk dihartikel m sebab dosa
kita itu (Tuhan itu adil dalam semua hal yang diizinkan terjadi
pada kita), dan bahwa kita patut mendapatkan apa yang jauh
lebih buruk dari itu aku tidak layak lagi disebut anak-Mu. De-
ngan maksud kudus kita harus mengaku dosa dengan rasa malu
dan muka merah padam, dengan takut dan gentar.
VI. Mengenai kesediaan Allah untuk mengampuni dosa orang-orang
yang benar-benar bertobat: Aku berkata: Aku akan mengaku
(dengan tulus aku sudah bertekad untuk mengakuinya, tanpa
bimbang lagi, tetapi sudah sampai pada keputusan, bahwa aku
akan mengakui dosa-dosaku dengan bebas dan sejujurnya) dan
dengan segera Engkau mengampuni kesalahan sebab dosaku,
dan memberiku penghiburan sebab pengampunan dosa itu da-
lam hati nuraniku. Dengan segera jiwaku menjadi tenang. Per-
hatikanlah, Allah lebih siap untuk mengampuni dosa saat kita
bertobat, lebih daripada kesiapan kita untuk bertobat mencari
pengampunan. Setelah melalui banyak penderitaan baru Daud
menjadi sadar untuk mengakui dosa-dosanya. Ia dibiarkan tersik-
sa dulu sebelum sadar untuk mengaku dosa (ay. 3-4). Ia bertahan
lama, dan tidak mau menyerah sampai keadaan sudah tidak ter-
tahankan lagi. Namun, saat ia benar-benar ingin menyerahkan
diri, lihatlah betapa cepatnya, dan betapa mudahnya, ia menda-
patkan jawaban yang memuaskan: Aku hanya berkata, aku akan
mengaku, dan Engkau mengampuni. Demikian pula bapak si
anak hilang melihat anaknya kembali saat ia masih jauh, dan
berlari menemuinya seraya memberikan ciuman sebagai tanda
pengampunannya. Betapa hal ini sungguh membesarkan hati
orang-orang malang yang ingin bertobat, dan betapa besar jamin-
an yang diberikannya kepada kita, bahwa jika kita mengaku dosa
kita, maka kita akan mendapati Allah bukan saja setia dan adil,
tetapi juga penuh rahmat dan baik hati, untuk mengampuni se-
gala dosa kita!
VII. Mengenai apa yang harus kita ambil dari pengalaman Daud akan
kesediaan Allah untuk mengampuni dosa-dosanya (ay. 6): sebab
itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu.
Kitab Mazmur 32:1-6
427
Perhatikanlah:
1. Semua orang saleh yaitu orang-orang yang berdoa. Segera
setelah Paulus bertobat, lihatlah, ia sekarang berdoa (Kis.
9:11). Seandainya kita bisa menemukan orang yang hidup
tanpa bernafas, maka kita juga bisa menemukan orang Kris-
ten yang hidup tanpa berdoa.
2. Petunjuk-petunjuk yang diberikan kepada kita mengenai ke-
bahagiaan orang-orang yang dosa-dosanya diampuni, dan ke-
mudahan untuk mendapatkan pengampunan itu, haruslah
dapat mengundang dan mendorong kita untuk berdoa, dan
secara khusus untuk berdoa, Ya Allah, kasihanilah kami
orang berdosa ini. Untuk inilah setiap orang yang ingin ber-
tobat harus bersungguh-sungguh meminta kepada Allah di
dalam doa, dengan penuh keberanian menghampiri takhta ka-
sih karunia, dengan berharap untuk menerima rahmat (Ibr.
4:16).
3. Orang-orang yang ingin berhasil di dalam doa harus mencari
Tuhan selagi Dia dapat ditemukan. saat , dengan pemeliha-
raan-Nya, Dia memanggil mereka untuk mencari-Nya, dan de-
ngan Roh-Nya Dia menggerakkan mereka untuk mencari-Nya,
mereka harus segera pergi untuk mencari TUHAN (Za. 8:21)
dan tidak membuang-buang waktu sedikit pun. Sebab, jangan
sampai maut keburu menghampiri mereka dan terlambatlah
sudah untuk mencari-Nya (Yes. 55:6). Sesungguhnya, waktu
ini yaitu waktu perkenan itu (2Kor. 6:2, 4). Orang-orang yang
tulus dan berlimpah di dalam doa akan mendapatkan ke-
untungan dari doa mereka saat mereka sedang dilanda ma-
salah: sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, yang
sangat mengancam hidup mereka, itu tidak melandanya, tidak
membuat mereka takut atau gelisah, apalagi sampai kehabis-
an daya. Orang-orang yang mengalami Allah dekat dengan me-
reka dalam segala hal yang mereka serukan kepada-Nya,
seperti yang dialami oleh semua orang yang lurus, yang berto-
bat, dan yang berdoa, akan dijaga dan ditinggikan sedemikian
rupa sehingga tidak ada banjir bahkan banjir besar yang
dapat mendekati mereka untuk menyakiti mereka. Seperti
halnya godaan-godaan si jahat tidak dapat menjamah mereka
(1Yoh. 5:18), demikian pula permasalahan-permasalahan da-
lam dunia yang jahat ini tidak dapat menjamah mereka.
428
Panah-panah api dari kedua jenis kejahatan ini tidak akan
mengenai mereka.
Keyakinan yang Saleh
(32:7-11)
7 Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga
aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. S e l a 8 Aku
hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh;
Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. 9 Janganlah se-
perti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus diken-
dalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati
engkau. 10 Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya ke-
pada TUHAN dikelilingi-Nya dengan kasih setia. 11 Bersukacitalah dalam
TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai
orang-orang jujur.
Di sini Daud meresapi pengalamannya akan penghiburan yang dira-
sakannya saat ia memperoleh belas kasihan dan diampuni.
I. Ia berkata-kata kepada Allah, dan memberitahukan keyakinannya
di dalam Dia dan apa yang diharapkannya dari Dia (ay. 7). Setelah
mengecap manisnya anugerah ilahi bagi orang berdosa yang ber-
tobat, ia tidak ragu lagi bahwa anugerah itu pasti akan terus
mengalir bagi orang kudus yang berdoa, dan bahwa di dalam
anugerah itu ia akan menemukan rasa aman maupun sukacita.
1. Rasa aman: Engkaulah persembunyian bagiku. saat dengan
iman aku mencari pertolongan dari-Mu, aku mempunyai segu-
dang alasan untuk merasa tenang, dan aku tahu aku jauh dari
jangkauan kejahatan apa pun yang nyata. Engkau menjaga
aku terhadap kesesakan, terhadap sengatnya, dan terhadap
hantaman-hantamannya sejauh itu baik bagiku. Engkau men-
jaga aku terhadap kesesakan seperti yang kualami saat aku
berdiam diri (ay. 3). Jika setelah mengampuni dosa-dosa kita
Allah membiarkan kita sendiri, maka kita akan segera kembali
terjerat utang sama seperti sebelumnya, dan kita akan terpero-
sok ke dalam jurang yang sama. Oleh sebab itu, setelah kita
menerima penghiburan dari pengampunan dosa, kita harus
berlari pada anugerah Allah agar kita dijaga dan tidak kembali
kepada kebodohan, dan supaya hati kita tidak kembali menge-
Kitab Mazmur 32:7-11
429
ras oleh tipu daya dosa. Allah menjagai umat-Nya dari kese-
sakan dengan menjagai mereka dari dosa.
2. Sukacita: Engkau tidak hanya akan meluputkan aku, tetapi
juga mengelilingi aku sehingga aku luput dan bersorak. Ke arah
mana pun aku memandang, aku akan melihat kesempatan
untuk bersukacita dan memuji Allah. Dan teman-temanku
juga akan ada di sekelilingku dalam jemaah yang besar, untuk
bergabung bersamaku menyanyikan lagu-lagu pujian: mereka
akan memadukan nyanyian-nyanyian pembebasan mereka de-
ngan nyanyian-nyanyian pembebasanku. Sama seperti setiap
orang saleh akan berdoa bersama-sama dengan aku, demikian
pula mereka akan mengucap syartikel r bersama-sama denganku.
II. Ia mengalihkan pembicaraannya kepada anak-anak manusia. Se-
telah bertobat sendiri, ia berbuat semampunya untuk menguatkan
saudara-saudaranya (Luk. 22:32): Aku hendak mengajar kamu,
siapa pun kamu yang menginginkan pengajaran, dan menunjuk-
kan kepadamu jalan yang harus kautempuh (ay. 8). Inilah yang
hendak ia lakukan, seperti yang dikatakannya dalam mazmur
pertobatannya yang lain, yaitu bahwa apabila Allah memulihkan
kembali pada dirinya kegirangan sebab keselamatan dari-Nya, ia
akan mengajarkan jalan-jalan-Nya kepada orang-orang yang mela-
kukan pelanggaran. Bahwa ia akan berbuat semampunya untuk
mempertobatkan orang-orang berdosa kepada Allah, dan menghi-
bur mereka yang telah bertobat (51:14-15). saat Salomo sadar
dan bertobat, ia segera menjadi pengkhotbah (Pkh. 1:1). Yang pa-
ling mampu mengajarkan anugerah Allah kepada orang lain ada-
lah mereka yang sudah mengalaminya sendiri. sebab itu, mereka
yang sudah diajar oleh Allah, mereka harus menceritakan kepada
orang lain apa yang dilakukan-Nya terhadap jiwa mereka (66:16),
supaya dengan demikian mereka mengajar orang lain. Mata-Ku
tertuju kepadamu (KJV: Aku akan membimbing engkau dengan
mata-Ku pen.). Sebagian orang mengartikan mata di sini seba-
gai pimpinan dan bimbingan Allah. Ia mengajar kita dengan fir-
man-Nya dan membimbing kita dengan mata-Nya, dengan isyarat-
isyarat rahasia mengenai kehendak-Nya dalam berbagai petunjuk
dan tanda Pemeliharaan-Nya. Dengan cara ini, Ia memampukan
umat-Nya untuk memahami dan mendapatkan bimbingan, seperti
seorang tuan yang memberitahukan pikirannya kepada hambanya
430
dengan kedipan matanya. saat Kristus berbalik dan meman-
dang Petrus, Dia membimbingnya dengan mata-Nya. Namun de-
mikian, pernyataan ini lebih tepat dipandang sebagai janji Daud
kepada orang-orang yang perlu mendapat pengajaran dari dia, ter-
utama anak-anak dan keluarganya sendiri: Aku hendak memberi
nasihat; mataku tertuju padamu (demikianlah yang kita baca
dalam keterangan tambahan). Aku hendak memberimu nasihat
terbaik yang dapat kuberikan, dan kemudian akan mengamati
apakah engkau menjalaninya atau tidak. Orang-orang yang di-
beri pengajaran firman harus selalu berada di bawah pengawasan
orang-orang yang mengajar mereka. Para pembimbing rohani ha-
rus menjadi pengawas juga. Dalam menerapkan ajaran sebelum-
nya, yaitu tentang kebahagiaan orang-orang yang dosa-dosanya
diampuni, di sini kita temukan ada perkataan yang diberikan ke-
pada pendosa dan juga ada perkataan yang ditujukan kepada
orang-orang kudus. Pembagian perkataan kebenaran seperti ini
sungguh tepat, sebab tiap pihak mendapat bagiannya masing-
masing.
1. Inilah perkataan peringatan kepada para pendosa, dan ada
alasan baik mengapa peringatan ini diberikan.
(1) Peringatannya yaitu , jangan bersikap semau-maunya dan
susah diatur: Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak
berakal (ay. 9). saat sang pemazmur ingin menegur diri-
nya sendiri atas dosa-dosa yang sudah ditinggalkannya, ia
membandingkan dirinya seperti hewan di dekat Allah (aku
dungu dan tidak mengerti, 73:22), dan oleh sebab itu ia
memperingatkan orang lain untuk tidak berlaku demikian.
yaitu kehormatan dan kebahagiaan kita bahwa kita diberi
pengertian, bahwa kita mampu untuk diatur oleh akal budi
dan untuk bersoal jawab dengan diri kita sendiri. Oleh ka-
rena itu, marilah kita menggunakan kemampuan-kemam-
puan berpikir dan merasa yang kita miliki itu dengan se-
baik-baiknya, dan bertindak secara masuk akal. Kuda dan
bagal harus diatur dengan tali les dan kekang, kalau tidak,
ia akan mendekati kita, untuk menyakiti kita, atau (seba-
gaimana yang dipahami oleh sebagian orang) agar ia men-
dekati kita, untuk melayani kita, supaya ia menuruti kehen-
dak kita (Yak. 3:3). Janganlah kita menjadi seperti kuda
Kitab Mazmur 32:7-11
431
dan bagal itu. Janganlah kita berbuat gegabah sebab ter-
dorong hasrat dan nafsu, kapan pun itu, dan berbuat se-
suatu yang bertentangan dengan ketentuan akal budi yang
benar dan kepentingan kita yang sesungguhnya. Jika saja
orang-orang berdosa mau diatur dan dikendalikan demi-
kian, maka segera saja mereka akan menjadi orang kudus,
dan tidak akan melangkah lebih jauh di jalan-jalan dosa
mereka. Di mana ada anugerah yang memperbaharui, di
situ tali les dan kekang dari anugerah yang mengendalikan
tidak diperlukan.
(2) Alasan diberikannya peringatan ini yaitu sebab jalan
dosa yang disarankan untuk engkau tinggalkan itu pasti
akan berujung pada kesakitan (ay. 10): Banyak kesakitan
diderita orang fasik, yang bukan hanya akan menghancur-
kan kegembiraan mereka yang sia-sia dan bersifat duniawi,
dan akan mengakhirinya, melainkan juga akan mengharus-
kan mereka membayar mahal untuknya. Dosa akan men-
datangkan kesakitan jika kita tidak bertobat darinya, kesa-
kitan yang kekal. Kesakitan itu merupakan bagian dari hu-
kuman dosa, susah payahmu akan Kubuat sangat banyak.
Oleh sebab itu, bertindaklah dengan bijak, dan berbaliklah
dari kejahatanmu, supaya kamu dapat terhindar dari kesa-
kitan-kesakitan itu, kesakitan-kesakitan yang banyak itu.
2. Inilah perkataan penghiburan bagi orang-orang kudus, dan
ada alasan baik yang juga diberikan untuk itu.
(1) Mereka diyakinkan bahwa jika saja mereka mau percaya
pada Tuhan, dan tetap dekat pada-Nya, maka mereka akan
dikelilingi-Nya dengan kasih setia (ay. 10). Dengan demi-
kian, mereka tidak akan pergi meninggalkan Allah, sebab
kasih setia itu akan menjaga mereka tetap ada di dalam
Dia. Juga, tidak akan ada kejahatan nyata yang akan me-
nerobos masuk mengganggu mereka, sebab kasih setia itu
akan menjaga kejahatan untuk tetap berada di luar.
(2) Oleh sebab itu, mereka diperintahkan untuk bersukacita
dalam TUHAN dan untuk bersorak-sorak di dalam Dia,
sampai sedemikian rupa sehingga mereka bahkan berpekik
dan bersorak-sorai (ay. 11). Biarlah mereka terhanyut oleh
sukacita yang kudus ini sampai tak tertahankan lagi. Dan
432
biarlah mereka menggugah orang lain dengan sukacita ini,
agar orang lain juga dapat melihat bahwa hidup yang ber-
sekutu dengan Allah itu yaitu hidup yang paling menye-
nangkan dan penuh penghiburan yang dapat kita jalani di
dunia ini. Inilah kebahagiaan sekarang ini yang berhak di-
dapat oleh orang-orang yang jujur hatinya. Hanya mereka
saja yang berhak dan layak untuk itu.
PASAL 33
azmur ini yaitu mazmur pujian. Ada kemungkinan bahwa
Daudlah pengarangnya, namun itu tidak disebutkan di sini, ka-
rena Allah ingin agar kita memandang jauh melampaui para penulis
Kitab Suci, menuju pada Roh penuh berkat itu, yang menggerakkan
dan membimbing mereka. Sang pemazmur, dalam mazmur ini,
I. Mengajak orang-orang benar untuk memuji Allah (ay. 1-3).
II. Memperlengkapi kita dengan pokok-pokok pujian. Kita harus
memuji Allah,
1. Atas keadilan, kebaikan, dan kebenaran-Nya, yang tam-
pak dalam firman-Nya dan dalam segala pekerjaan-Nya
(ay. 4-5).
2. Atas kuasa-Nya yang tampak dalam karya penciptaan
(ay. 6-9).
3. Atas kedaulatan pemeliharaan-Nya dalam memerintah
dunia (ay. 10-11) dan lagi (ay. 13-17).
4. Atas anugerah khusus yang disediakan-Nya bagi umat
pilihan-Nya sendiri, yang mendorong mereka untuk per-
caya kepada-Nya (ay. 12), dan lagi (ay. 18-22).
Kita tidak perlu bingung lagi dalam memikirkan pokok-pokok apa
yang layak kita renungkan saat menyanyikan mazmur ini, sebab di
dalamnya sudah terungkap dengan begitu wajar segala perasaan sa-
leh dari sebuah jiwa yang mengabdi kepada Allah.
M
434
Sebuah Ajakan untuk Memuji Allah
(33:1-11)
1 Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-
muji itu layak bagi orang-orang jujur. 2 Bersyartikel rlah kepada TUHAN dengan
kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! 3 Nyanyikanlah
bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! 4 Se-
bab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetia-
an. 5 Ia senang kepada keadilan dan hartikel m; bumi penuh dengan kasih setia
TUHAN. 6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-
Nya segala tentaranya. 7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan,
Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah. 8 Biarlah segenap bumi takut
kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! 9 Sebab
Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya
ada. 10 TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan ran-
cangan sartikel -sartikel bangsa; 11 tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya,
rancangan hati-Nya turun-temurun.
Ada empat hal yang diungkapkan sang pemazmur dalam ayat-ayat ini:
I. Keinginan besar yang dimilikinya agar Allah dipuji. Ia tidak berpi-
kir bahwa ia sendiri sudah melakukannya dengan begitu baik, na-
mun ia ingin agar orang lain juga dapat ikut memuji Allah. Sema-
kin banyak orang, semakin baik pujian yang dinaikkan dalam
kebersamaan ini: lebih terasa seperti di sorga.
1. Sukacita yang kudus merupakan inti dan jiwa dari puji-pujian,
dan inilah yang ditekankan di sini kepada semua orang baik
(ay. 1): Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TU-
HAN! Dengan perkataan itulah mazmur sebelumnya ditutup,
dan dengan perkataan itu pula mazmur ini dimulai. Sebab se-
mua tindak ibadah kita harus dimulai dan juga diakhiri de-
ngan kepuasan hati yang kudus dan kemenangan di dalam
Allah sebagai Yang Terbaik dari segala yang ada dan Yang Ter-
baik dari semua sahabat.
2. Puji-pujian syartikel r merupakan nafas dan bahasa dari sukacita
yang kudus, dan hal ini pulalah yang diminta dari kita di sini
(ay. 2): Bersyartikel rlah kepada TUHAN, berkata-katalah yang
baik tentang Dia, dan berikanlah kepada Dia kemuliaan nama-
Nya.
3. Nyanyian-nyanyian rohani merupakan ungkapan yang tepat
untuk menaikkan pujian syartikel r. Nyanyian-nyanyian seperti
itulah yang dimintakan dari kita di sini (ay. 3): Nyanyikanlah
bagi-Nya nyanyian baru, nyanyian terbaik yang engkau miliki,
bukan nyanyian yang sudah lama dan usang sebab sering di-
Kitab Mazmur 33:1-11
435
nyanyikan, melainkan nyanyian yang, sebab baru, sangat
mungkin menyentuh perasaan. Nyanyian baru bagi kemurah-
an yang baru dan pada setiap kesempatan yang baru, bagi
segala belas kasihan yang selalu baru setiap pagi. Pada waktu
itu musik digunakan, sesuai dengan ketentuan Daud, untuk
mengiringi nyanyian-nyanyian di Bait Allah, supaya bisa di-
nyanyikan dengan lebih baik. Dan itu juga diminta di sini (ay.
2): Bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus. Di sini ada,
(1) Aturan yang baik bagi kewajiban bernyanyi ini: Bernya-
nyilah baik-baik, dan dengan sorak-sorai. Biarlah kepala
dan hatimu bersatu bersamanya. Biarlah nyanyian itu
dilagukan dengan akal budi dan kepala yang jernih, dengan
penuh perasaan dan hati yang penuh kehangatan.
(2) Alasan yang baik bagi kewajiban bernyanyi ini: Sebab
memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur (KJV: sebab
memuji-muji itu indah bagi orang-orang jujur pen.). Memuji
itu sangat menyenangkan Allah (pakaian puji-pujian ba-
nyak menambah keindahan yang dikaruniakan Allah ke-
pada umat-Nya), dan merupakan perhiasan yang sangat
indah bagi pengakuan iman kita. Sepantasnyalah bagi
orang-orang jujur untuk memberi kehormatan kepada-Nya,
sebab Ia telah mengaruniakan mereka dengan begitu ba-
nyak kehormatan. Orang-orang jujur memuji Allah dengan
cara yang indah, sebab mereka memuji-Nya dengan hati
mereka, yakni dengan segenap kemuliaan yang ada pada
mereka. Sedangkan pujian orang-orang munafik itu janggal
dan tidak indah, seperti amsal di mulut orang bebal (Ams.
26:7).
II. Pikiran-pikiran luhur yang dimilikinya tentang Allah dan tentang
kesempurnaan-Nya yang tiada terhingga (ay. 4-5). Allah menyata-
kan diri-Nya kepada kita,
1. Dalam firman-Nya, yang di sini dipahami sebagai seluruh pe-
wahyuan ilahi, segala sesuatu yang telah dikatakan Allah ke-
pada anak-anak manusia berulang kali dan dalam pelbagai
cara, dan semuanya itu benar adanya, tidak ada kekeliruan
apa pun di dalamnya. Perintah-perintah-Nya benar-benar se-
suai dengan kaidah-kaidah keadilan dan pengetahuan kekal
436
akan kebaikan dan kejahatan. Semua janji-Nya bijak dan baik,
dan pasti terpenuhi. Tidak ada kejahatan dalam ancaman-an-
caman-Nya, malah sebaliknya, semuanya dirancang demi
kebaikan kita, untuk mencegah kita dari kejahatan. Firman
Allah itu benar, dan oleh sebab itu segala penyimpangan kita
darinya yaitu perbuatan salah. Jadi, kita berada di pihak
yang benar bila kita sependapat dengan firman-Nya.
2. Dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya, dan semua itu dilakukan di
dalam kebenaran, semuanya sesuai dengan kebijaksanaan-
kebijaksanaan-Nya, yang disebut sebagai Kitab Kebenaran
(Dan. 10:21). Salinan-salinan dalam semua pekerjaan Allah
benar-benar sesuai dengan rencana aslinya yang agung, de-
ngan rencana yang tersusun dalam Akal Budi yang Kekal, dan
tidak berbeda setitik pun. Allah menampakkan dalam peker-
jaan-pekerjaan-Nya,
(1) Bahwa Dia yaitu Allah yang berkeadilan teguh: Ia senang
kepada keadilan dan hartikel m. Hanya ada keadilan semata
dalam hartikel man yang dijatuhkan-Nya, dan hartikel m dalam
pelaksanaannya. Dia tidak pernah dan juga tidak dapat
berbuat salah terhadap makhluk-makhluk ciptaan-Nya,
melainkan selalu siap untuk mengadakan pembalasan bagi
orang-orang yang ditindas, dan melakukannya dengan se-
nang hati. Ia senang dengan orang-orang yang adil. Dia
sendiri yaitu Tuhan yang adil, dan sebab itu mencintai
keadilan.
(2) Bahwa Dia yaitu Allah dengan kemurahan yang tiada ha-
bisnya: bumi penuh dengan kasih setia TUHAN, yaitu penuh
dengan bukti-bukti dan contoh-contoh kasih setia-Nya. Pe-
ngaruh-pengaruh baik yang diterima bumi dari atas, dan
buah-buah yang sebab pengaruh itu mampu dihasilkan-
nya, persediaan yang dibuat bagi manusia maupun bina-
tang, dan berkat-berkat umum yang dengannya segala
bangsa di bumi diberkati, dengan jelas menyatakan bahwa
bumi penuh dengan kasih setia-Nya. Setiap bagian bumi
tanpa kecuali, termasuk bagian yang paling gelap, paling
dingin, paling panas, dan padang gurun yang paling kering
sekalipun. Sungguh sayang bahwa bumi ini, yang sedemi-
kian penuh dengan kasih setia-Nya itu, malah begitu ko-
song dengan puji-pujian untuk-Nya. Dari antara banyak
Kitab Mazmur 33:1-11
437
orang yang hidup dari kemurahan-Nya, hanya sedikit se-
kali yang hidup bagi kemuliaan-Nya!
III. Keyakinan yang dimilikinya akan kekuatan Allah yang Maha-
kuasa, kekuatan yang terbukti dalam penciptaan dunia ini. Kita
percaya akan Allah, dan sebab itu kita memuji-Nya sebagai
Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi, demikianlah
kita di sini diajar untuk memuji-Nya.
Perhatikanlah:
1. Bagaimana Allah menciptakan dunia dan mengadakan segala
sesuatu.
(1) Dengan betapa mudahnya: Segala sesuatu diciptakan oleh
firman TUHAN dan oleh nafas dari mulut-Nya. Kristus
yaitu Sang Firman, Roh yaitu nafas-Nya. Demikianlah,
Allah Bapa menciptakan dunia, sebagaimana Dia meng-
aturnya dan menebusnya, dengan Anak-Nya dan Roh-Nya.
Dia berfirman, dan Dia memberi perintah (ay. 9), dan itu
saja cartikel p. Tidak ada yang diperlukan lagi. Bagi manusia,
berkata-kata dan berbuat yaitu dua hal yang berbeda,
namun tidak demikian bagi Allah. Sebagaimana dunia di-
ciptakan dengan Firman dan Roh Allah, demikian pula hal-
nya dengan manusia, dunia yang kecil itu. Allah berfirman,
Baiklah Kita menjadikan manusia, lalu Dia mengembus-
kan nafas hidup ke dalam manusia itu. Dengan Firman dan
Roh jemaat didirikan, dunia yang baru itu, dan anugerah
bekerja di dalam jiwa, manusia yang baru itu, ciptaan yang
baru itu. Jadi apa lagi yang tidak mampu dilakukan oleh
kuasa itu, yang hanya dengan sepatah kata saja sebuah
dunia diciptakan!
(2) Betapa berhasilnya penciptaan itu: Maka semuanya ada.
Apa yang dilakukan Allah dilakukan-Nya dengan berhasil.
Ia menjadikannya, maka semuanya ada. Segala sesuatu
yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya
(Pkh. 3:14). Berdasarkan perintah untuk tetap ada itulah,
maka segala sesuatu ada sampai sekarang menurut hartikel m-
hartikel m-Nya (119:91).
2. Apa yang diciptakan-Nya. Dia menciptakan segala sesuatu, na-
mun ada perhatian khusus yang diberikan di sini,
438
(1) Tentang langit dan segala tentaranya (ay. 6). Langit yang
terlihat, beserta matahari, bulan, dan bintang, yakni segala
tentaranya.
(2) Tentang air, dan segala kekayaannya (ay. 7). Bumi per-
tama-tama tertutup oleh air, dan, sebab lebih berat, tentu
saja akan merosot dan tenggelam di bawahnya. Namun,
untuk menunjukkan dari sejak semula bahwa Allah alam
semesta ini tidak terikat dengan cara-cara alam yang biasa
dan pekerjaan-pekerjaan kuasa-Nya yang biasa, maka de-
ngan sepatah kata Ia mengumpulkan air laut seperti dalam
bendungan, supaya tanah yang kering bisa tampak. Namun
demikian, Ia tidak membiarkan air laut itu tetap dalam
bendungan, tetapi menaruh samudera raya ke dalam wa-
dah. Bukan hanya di tanah datar di mana lautan terbaring
seperti di tempat tidur, dan yang di dalamnya lautan itu
terkunci oleh pasir di pantai seperti di dalam wadah, me-
lainkan juga dalam goa-goa besar di dalam tanah, di mana
lautan tersembunyi dari mata semua yang hidup, namun
dijaga seperti di dalam wadah untuk hari yang besar itu,
saat terbelah segala mata air samudera raya yang dah-
syat. Dan ia masih ditaruh di sana di wadah itu, dan kegu-
naannya hanya diketahui oleh Sang Tuan rumah yang
agung.
3. Apa gunanya semua ini diberitahukan (ay. 8): Biarlah segenap
bumi takut kepada TUHAN, dan gentar terhadap Dia. Biarlah
semua anak manusia menyembah Dia dan memberikan kemu-
liaan kepada-Nya (90:5-6). Injil yang kekal menjadikan hal ini
sebagai alasan mengapa kita harus menyembah Allah, yaitu
sebab Dia telah menjadikan langit, bumi, dan laut (Why.
14:6-7). Marilah kita semua takut akan Dia, yaitu, merasa
ngeri terhadap murka dan ketidakberkenanan-Nya, dan takut
untuk menjadikan Dia musuh dan berdiri menentang Dia. Ja-
nganlah sekali-kali kita membuat Dia marah, sebab Dia yang
mempunyai kuasa seperti itu tidak diragukan lagi pasti memi-
liki segala kuasa di tangan-Nya. Sungguh berbahaya jika kita
berperang melawan Dia yang memiliki segenap pasukan langit
sebagai tentara-tentara-Nya, dan dalamnya lautan sebagai gu-
dang senjata-Nya. Oleh sebab itu, bijaklah kita bila ingin
mencari tahu syarat-syarat perdamaian saja (Yer. 5:22).
Kitab Mazmur 33:12-22
439
IV. Kepuasan yang dimiliki Daud akan kedaulatan dan kekuasaan
Allah (ay. 10-11). Ia mengungguli semua rancangan manusia, dan
membuat semua rancangan mereka itu, berlawanan dengan mak-
sud mereka, untuk melayani rancangan-rancangan-Nya. Mari dan
lihatlah dengan mata iman bagaimana Allah di atas takhta,
1. Mengacaukan rancangan-rancangan para musuh-Nya: TUHAN
menggagalkan rencana bangsa-bangsa, sehingga apa yang me-
reka bayang-bayangkan dalam melawan Dia dan kerajaan-Nya
terbukti sebagai perkara yang sia-sia (2:1). Rancangan Ahitofel
diubah menjadi suatu perbuatan yang bodoh. Persekongkolan
Haman dipatahkan. Meskipun rancangan itu disusun sedemi-
kian dalam, dan harapan-harapannya membumbung begitu
tinggi, namun, jika Allah berkata bahwa hal itu tidak akan
sampai dan tidak akan terjadi, maka semuanya sia-sia belaka.
2. Menggenapi ketetapan-ketetapan-Nya sendiri: rencana TUHAN
tetap selama-lamanya. Rencana-Nya tidak bisa diubah dengan
sendirinya, sebab Ia tidak pernah berubah, dan siapa dapat
menghalangi Dia? Pelaksanaannya bisa saja ditentang, namun
sama sekali tidak dapat dihalangi oleh kuasa apa pun yang
diciptakan. Sepanjang perputaran waktu, Allah tidak pernah
mengubah artikel ran-artikel ran-Nya, sebaliknya, dalam setiap
peristiwa, bahkan peristiwa yang bagi kita paling mengejutkan,
rancangan yang kekal dari Allah digenapi, dan apa pun tidak
ada yang dapat mencegah penggenapannya pada waktunya.
Wah, betapa senangnya hati kita saat menyanyikan puji-puji-
an ini kepada Allah! Betapa pemikiran akan hal ini membuat
kita tenang sepanjang waktu, bahwa Allah memerintah dunia,
bahwa Dia melakukannya dengan hikmat yang tidak terbatas
sebelum kita lahir, dan akan tetap melakukannya saat kita
sudah terdiam di dalam debu!
Kuasa Allah yang Berdaulat
(33:12-22)
12 Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, sartikel bangsa yang
dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! 13 TUHAN memandang dari sorga, Ia
melihat semua anak manusia; 14 dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua
penduduk bumi. 15 Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang mem-
perhatikan segala pekerjaan mereka. 16 Seorang raja tidak akan selamat oleh
besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya
440
kekuatan. 17 Kuda yaitu harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan,
yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan. 18
Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia,
kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, 19 untuk melepaskan
jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kela-
paran. 20 Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan peri-
sai kita! 21 Ya, sebab Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya
yang kudus kita percaya. 22 Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai
kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Kita di sini diajar untuk memberikan kemuliaan kepada Allah,
I. Atas pemeliharaan sehari-hari-Nya terhadap semua anak manu-
sia. Meskipun sudah mengaruniakan kepada manusia pengertian
dan kehendak bebas, Dia menyimpan bagi diri-Nya sendiri peme-
rintahan atas diri manusia itu, dan bahkan atas indra-indra me-
reka yang dengannya mereka diperlengkapi untuk mengatur diri
sendiri.
1. Semua anak manusia berada di bawah pengawasan-Nya, bah-
kan hati mereka sekalipun. Dan segala gerak gerik jiwa mere-
ka, yang hanya diketahui oleh mereka sendiri, diketahui-Nya
dengan lebih baik daripada mereka sendiri (ay. 13-14). Meski-
pun tempat kediaman kemuliaan Allah ada di langit yang ter-
tinggi, namun dari sana Dia bukan hanya memandang seluruh
bumi, tetapi juga bisa menilik secara khusus semua penduduk
bumi. Ia tidak hanya melihat mereka, tetapi juga memandang
mereka. Ia memandang mereka dengan saksama (begitulah
arti yang kadang-kadang diberikan untuk kata yang diguna-
kan di sini). Begitu saksama sampai pikiran sekecil apa pun
tidak bisa luput dari pengamatan-Nya. Orang-orang yang tidak
percaya kepada Tuhan berpikir bahwa, sebab Allah berdiam
di sorga di atas, Dia tidak dapat, atau tidak akan, memperhati-
kan apa yang dilakukan di dunia bawah ini. Namun dari sana,
meskipun begitu tinggi, Dia melihat kita semua, dan semua
orang serta segala sesuatu telanjang dan terbuka di hadapan-
Nya.
2. Hati mereka, dan juga waktu mereka, semuanya berada di ta-
ngan-Nya: Dia yang membentuk hati mereka sekalian. Dia
menciptakan mereka terlebih dulu, membentuk roh di dalam
setiap orang, kemudian menghidupkannya. Oleh sebab itulah
Dia disebut Bapa segala roh: dan ini merupakan alasan yang
bagus untuk membuktikan bahwa Dia mengenal mereka de-
Kitab Mazmur 33:12-22
441
ngan sempurna. Ahli pembuat jam dapat menjelaskan setiap
gerakan roda pemutar jarumnya. Daud menggunakan alasan
ini dengan menerapkannya pada dirinya sendiri (139:1, 14). Ia
masih membentuk hati manusia, mengubahnya menjadi se-
perti air sungai, yang mengalir ke arah mana pun yang dike-
hendaki-Nya, untuk memenuhi tujuan-tujuan-Nya sendiri,
menggelapkan atau menerangi pengertian manusia, mengeras-
kan atau menundukkan kehendak mereka, sesuai dengan
yang dikehendaki-Nya demi kepentingan-Nya. Dia yang mem-
bentuk hati manusia pasti juga akan membentuk mereka. Dia
membentuk mereka di dalam hati seperti juga di dalam wajah.
Meskipun ada begitu besar perbedaan dan begitu banyak ra-
gam sehingga tidak ada dua wajah yang memiliki ciri-ciri yang
persis sama dan tidak ada dua hati yang mempunyai tabiat
yang tepat serupa, namun ada keserupaan yang begitu rupa
sehingga, dalam beberapa hal, semua wajah dan hati manusia
itu bisa bersepakat, seperti air mencerminkan wajah (Ams.
27:19). Dia membentuknya secara bersama-sama (begitulah
sebagian orang membacanya). Sama seperti roda-roda sebuah
jam, meskipun bentuk, artikel ran, dan gerakannya berbeda-
beda, namun semuanya ditempatkan bersama-sama, untuk
memenuhi satu tujuan yang sama, demikian pula hati manu-
sia dan kecenderungan-kecenderungan mereka, bagaimana-
pun beragamnya satu dengan yang lain, dan betapapun semua
itu tampak bertentangan satu sama lain, namun semuanya
dikesampingkan untuk memenuhi tujuan ilahi, yang yaitu
satu.
3. Mereka, dan semua yang mereka lakukan, menjijikkan di ha-
dapan penghakiman-Nya. Sebab Ia memperhatikan segala pe-
kerjaan mereka, tidak hanya mengetahui segala pekerjaan itu,
tetapi juga menimbangnya, supaya dapat membalaskan ke-
pada setiap orang sesuai dengan perbuatannya, pada hari dan
di dunia pembalasan, pada hari penghakiman, dan sampai
pada kekekalan.
4. Semua kuasa yang ada pada makhluk ciptaan bergantung
pada-Nya, dan tidak ada artinya, tidak berhasil sama sekali,
tanpa Dia (ay. 16-17). Sungguh suatu kehormatan yang besar
bagi Allah bahwa bukan hanya tidak ada kekuatan yang dapat
berhasil menentang-Nya, melainkan juga bahwa tidak ada
442
kekuatan yang dapat bertindak terlepas dari Dia dan tanpa
kuasa yang berasal dari-Nya.
(1) Kekuatan seorang raja tidak akan ada apa-apanya tanpa
Allah. Tidak ada raja yang suci hanya berdasarkan hak-hak
istimewa kerajaannya, atau berdasarkan wewenang yang
diberikan kepadanya. Sebab segala kuasa yang ada, yang
seperti itu, ditetapkan oleh Allah, dan berjalan sesuai de-
ngan apa yang menjadi maksud-Nya, dan tidak lebih dari
itu. Daud yaitu raja, dan sejak dari masa mudanya telah
menjadi seorang pejuang, namun dia mengakui Allah
sebagai satu-satunya Pelindung dan Penyelamatnya.
(2) Kekuatan pasukan tidak akan ada apa-apanya tanpa Allah.
Besarnya kuasa pada pasukan tidak dapat mengamankan
para penguasa yang mereka lindungi, kecuali Allah men-
jamin bahwa pasukan itu akan membuat mereka aman.
Pasukan yang besar tidak bisa yakin bahwa mereka akan
mendapatkan kemenangan, sebab, apabila Allah berkehen-
dak, satu orang bisa saja menghalau seribu orang.
(3) Kekuatan seorang raksasa tidak akan ada apa-apanya tan-
pa Allah. Seorang yang perkasa, seperti Goliat, tidak akan
tertolong oleh besarnya kekuatannya, saat waktu baginya
untuk jatuh tiba. Juga kekekaran dan kekuatan tubuhnya,
atau kegigihan dan ketetapan pikirannya, tidak akan mem-
berikan keuntungan apa pun baginya, kecuali Allah ber-
kenan memberikan keberhasilan kepadanya. sebab itu,
janganlah orang yang kuat bermegah dalam kekuatannya,
tetapi marilah kita semua memperkuat diri kita sendiri di
dalam Tuhan Allah kita, maju terus pantang mundur di
dalam kekuatan-Nya.
(4) Kekuatan kuda tidak akan ada apa-apanya tanpa Allah (ay.
17): Kuda yaitu harapan sia-sia untuk mencapai keme-
nangan. Kuda sangat diandalkan dalam peperangan pada
masa itu, dan begitu sangat diandalkan sampai Allah mela-
rang raja-raja Israel untuk memelihara banyak kuda (Ul.
17:16), sebab kalau tidak, mereka pasti akan tergoda un-
tuk mengandalkan kuda dan tidak lagi yakin kepada Allah.
Daud menyuruh memotong urat keting segala kuda orang
Aram (2Sam. 8:4). Tetapi di sini dia menyuruh memotong
urat keting segala kuda di dunia, dengan menyatakan bah-
Kitab Mazmur 33:12-22
443
wa kuda yaitu harapan yang sia-sia untuk mencapai ke-
menangan dalam peperangan. Jika kuda perang sukar di-
kendalikan dan tidak bisa diatur, ia bisa saja membawa pe-
nunggangnya bukan keluar melainkan justru menjerumus-
kannya ke dalam bahaya. Jika kuda itu terbunuh, maka ia
dapat membawa kematian pada penunggangnya, dan bu-
kan menyelamatkan nyawanya. Oleh sebab itu, kita berke-
pentingan untuk memastikan bahwa karunia Allah ber-
pihak kepada kita, maka barulah kita boleh yakin bahwa
kuasa-Nya dikerahkan bagi kita, dan kita tidak perlu takut
pada apa pun yang melawan kita.
II. Kita harus memberikan kemuliaan kepada Allah atas anugerah-
Nya yang khusus. Di tengah-tengah pengakuannya akan pemeli-
haraan Allah, Daud menyebut berbahagia orang-orang yang me-
miliki Yehovah sebagai Allah mereka, yang memerintah dunia,
dan yang bersama itu telah menolong mereka setiap kali mereka
membutuhkannya. Sementara orang-orang yang menyedihkan
yaitu mereka yang memiliki Baal ini atau Baal lain sebagai ilah
mereka, yang sama sekali tidak mampu mendengar dan memban-
tu mereka, sebab ilah itu sendiri tidak bisa bergerak dan tidak
berdaya. Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN (ay.
12), baik itu bangsa Israel, yang mempunyai pengetahuan akan
Allah yang benar dan yang diundang ke dalam kovenan dengan-
Nya, maupun semua bangsa lain yang mengakui Allah sebagai
Tuhan mereka dan yang diakui oleh-Nya. Sebab mereka juga, dari
bangsa apa pun mereka berasal, yaitu keturunan Abraham se-
cara rohani.
1. Bijaklah mereka yang menerima Tuhan sebagai Allah mereka,
sehingga mau memberikan penghormatan dan segala puja-puji
kepada Dia yang layak mendapatkannya, dan yang tidak akan
menyia-nyiakan persembahan mereka itu.
2. yaitu kebahagiaan mereka bahwa mereka merupakan umat
yang telah dipilih Allah sebagai milik pusaka-Nya sendiri.
Kepada mereka Allah berkenan, dan di dalam mereka Dia di-
hormati. Mereka dilindungi dan dijaga-Nya, dirawat dan di-
kembangkan-Nya, seperti yang diperbuat orang terhadap milik
pusakanya (Ul. 32:9). Sekarang, marilah kita cermati di sini,
bagi kehormatan anugerah ilahi,
444
(1) Kepedulian Allah terhadap umat-Nya (ay. 18-19). Allah me-
mandang semua anak manusia dengan mata yang meng-
awasi, namun mata kebaikan dan perkenan-Nya tertuju
pada orang-orang yang takut akan Dia. Ia memandang me-
reka dengan senang hati, seperti bapak yang memandang
anak-anaknya, dan seperti seorang mempelai yang meman-
dang pengantin perempuan (Yes. 62:5). Orang-orang yang
mengandalkan senjata dan pasukan, dan kereta-kereta ber-
kuda, akan binasa di dalam pengharapan-pengharapan
mereka yang kandas. Tetapi umat Allah, di bawah perlin-
dungan-Nya, akan aman, sebab Dia akan meluputkan jiwa
mereka dari maut saat maut nyaris merenggut mereka.
Jika ia tidak meluputkan tubuh dari kematian badaniah, ia
akan meluputkan jiwa dari kematian rohani dan kematian
kekal. Jiwa mereka, apa pun yang terjadi, akan hidup dan
memuji-Nya, di dunia ini ataupun di dunia yang lebih baik.
Dari kelimpahan-Nya segala keperluan mereka akan dicu-
kupi. Ia akan memelihara hidup mereka pada masa kelapar-
an. saat orang lain mati kekurangan, mereka akan hi-
dup, dan ini terasa sebagai suatu rahmat yang istimewa.
saat segala sarana yang kasat mata gagal, Allah akan
melengkapi mereka dengan cara lain. Ia tidak berkata bah-
wa Ia akan memberi mereka dengan berkelimpahan (tidak
ada alasan bagi mereka untuk menginginkan atau mengha-
rapkan yang demikian), namun Ia akan memelihara hidup
mereka. Mereka tidak akan kelaparan. Dan, saat pengha-
kiman-penghakiman yang menghancurkan merebak di
mana-mana, ini harus dipandang sebagai suatu kebaikan
yang besar, sebab, sebab sifatnya yang sangat mengejut-
kan itu, ia mengharuskan kita untuk menjalankan kewajib-
an-kewajiban khusus, supaya hidup kita dirampas dari
kita sendiri. Orang-orang yang mempunyai Tuhan sebagai
Allah mereka akan mendapati-Nya sebagai Penolong dan
Perisai mereka (ay. 20). Dalam kesulitan-kesulitan mereka,
Dia akan membantu mereka. Mereka akan dibantu untuk
mengatasinya, ditolong untuk melaluinya. Dalam masa-
masa bahaya, Dia akan mengamankan mereka. Mereka
akan dibantu untuk mengatasinya, ditolong untuk melalui-
nya. Dalam masa-masa bahaya, Dia akan mengamankan
Kitab Mazmur 33:12-22
445
mereka, sehingga tidak ada apa-apa yang menimpa mere-
ka.
(2) Kepedulian umat Allah terhadap Dia dan kepedulian kita
sendiri juga saat memikirkan semuanya ini.
[1] Kita harus menanti-nantikan Allah. Kita harus meng-
ikuti pergerakan pemeliharaan-Nya, dan menyesuaikan
diri kita sendiri dengan pergerakan itu, dan dengan sa-
bar menantikan apa yang akan dihasilkannya. Jiwa kita
harus menanti-nantikan Dia (ay. 20). Kita harus meng-
akui kepercayaan dan kepedulian kita terhadap Allah
bukan hanya dengan perkataan dan lidah, melainkan
juga harus datang dari dalam hati dan tulus, menanti-
kan Dia dengan diam-diam dan di dalam keheningan.
[2] Kita harus mengandalkan Allah, berharap akan kasih
setia-Nya, akan kebaikan sifat-Nya, sekalipun kita tidak
diberi janji langsung yang dapat kita tuntut. Orang-
orang yang takut akan Allah dan murka-Nya harus
berharap kepada Allah dan kasih setia-Nya: Sebab kita
tidak bisa lari dari Allah, kita hanya bisa berlari kepada-
Nya. Kecenderungan-kecenderungan hati yang saleh ini
tidak hanya akan berjalan beriringan tetapi juga saling
melengkapi, ketakutan yang kudus akan Allah namun
pada saat yang sama pengharapan akan kasih setia-
Nya. Inilah yang dinamakan percaya pada nama-Nya
yang kudus (ay. 21), dalam segala hal yang melaluinya
Dia telah menyatakan diri-Nya kepada kita, untuk
mendorong kita agar melayani-Nya.
[3] Kita harus bersukacita di dalam Allah (ay. 21). Siapa
yang tidak bersukacita di dalam Allah sepanjang waktu,
ia tidak benar-benar beristirahat di dalam Dia. Ia tidak
mengetahui bahwa ada keuntungan yang tak terutara-
kan bila ia mau bersukacita di dalam Dia. Kalau orang
berharap kepada Allah, itu artinya ia berharap akan
kepenuhan sukacita kekal saat mengalami hadirat-Nya
nanti.
[4] Kita harus mencari kasih setia yang kita harapkan itu
dari Dia (ay. 22). Pengharapan kita untuk mendapatkan
sesuatu dari Allah tidak boleh menggantikan, melain-
kan harus menggugah dan mendorong, permohonan-
446
permohonan kita kepada-Nya. Dia akan dicari untuk
hal-hal yang telah dijanjikan-Nya, dan sebab itu maz-
mur ini ditutup dengan sebuah doa yang singkat na-
mun luas, Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyer-
tai kami. Biarlah kami selalu mendapatkan penghibur-
an dan keuntungan dari kasih setia-Mu itu, bukan ka-
rena jasa kami terhadap-Mu, melainkan seperti kami
berharap kepada-Mu, yaitu, sesuai dengan janji yang
telah Engkau berikan kepada kami di dalam firman-Mu,
dan sesuai dengan iman yang telah Engkau kerjakan di
dalam diri kami dengan Roh-Mu dan anugerah-Mu.
Jika dalam menyanyikan ayat-ayat ini kita berusaha
bergantung pada Allah dan menumpahkan segala ke-
inginan kita kepada-Nya, maka kita menciptakan irama
yang merdu bagi Tuhan dengan hati kita.
PASAL 34
azmur ini ditulis dengan mengacu pada suatu peristiwa khu-
sus, seperti yang tampak pada judulnya. Namun demikian, di
dalamnya hanya ada sedikit yang secara khusus berkaitan dengan
peristiwa itu, sebagian besarnya bersifat umum. Tetapi semuanya
mengungkapkan rasa syartikel r kepada Allah dan menjadi pengajaran
bagi kita.
I. Ia memuji Allah atas pengalamannya dan pengalaman orang
lain dalam merasakan kebaikan Allah (ay. 1-6).
II. Ia mendorong semua orang baik untuk percaya kepada Allah
dan mencari-Nya (ay. 7-10).
III. Ia memberikan nasihat yang baik kepada kita semua, seperti
kepada anak-anak, untuk bersikap waspada terhadap dosa,
dan untuk menyadari kewajiban kita baik terhadap Allah
maupun terhadap manusia (ay. 11-15).
IV. Untuk meneguhkan nasihat yang baik ini, ia menunjukkan
kebaikan Allah terhadap orang-orang benar dan murka-Nya
terhadap orang-orang fasik, di mana Allah menawarkan ke-
pada kita kebaikan dan kejahatan, berkat dan kutuk (ay. 16-
23).
sebab itu, dalam menyanyikan mazmur ini, kita harus memberi-
kan kemuliaan kepada Allah sekaligus harus mengajar dan menegur
diri kita sendiri dan orang lain.
Pujian dan Ucapan Syartikel r
(34:1-11)
1 Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan
Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi. 2 Aku hendak memuji TUHAN pada
M
448
segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. 3 sebab
TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengar-
nya dan bersukacita. 4 Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, ma-
rilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! 5 Aku telah mencari
TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaran-
ku. 6 Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-
seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. 7 Orang yang tertindas ini berseru,
dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. 8
Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia,
lalu meluputkan mereka. 9 Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! 10 Takutlah akan TUHAN,
hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang
takut akan Dia! 11 Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang
yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik.
Judul mazmur ini memberitahukan kita siapa yang menulisnya dan
pada kesempatan apa mazmur itu ditulis. Daud, sebab terpaksa
melarikan diri dari kerajaannya, yang sudah menjadi terlalu panas
baginya oleh sebab kegeraman Saul, mencari tempat berlindung
sedekat mungkin, di tanah orang Filistin. Di sana segera terungkap
siapa dirinya, dan dia dibawa ke hadapan raja setempat, yang di
dalam kisahnya disebut Akhis (nama yang sebenarnya), dan yang di
dalam mazmur ini disebut Abimelekh (gelarnya). Dan supaya tidak
dicurigai sebagai mata-mata, atau datang ke sana untuk merencana-
kan sesuatu, Daud berpura-pura gila (demikianlah yang sudah ter-
jadi di sepanjang zaman, bahwa bahkan melalui orang-orang bodoh
manusia dapat diajar untuk mengucap syartikel r kepada Allah atas
manfaat dari akal budi mereka). Ini dilakukannya agar Akhis dapat
melepaskannya sebagai orang yang menjijikkan, dan tidak meng-
awasi dia sebagai orang yang berbahaya. Dan itu membawa hasil
seperti yang diinginkannya. Dengan muslihat ini ia lolos dari tangan
yang mungkin akan bertindak kasar terhadapnya. Nah,
1. Kita tidak dapat membenarkan Daud atas penipuan ini. Sangat
tidak pantas bagi orang jujur untuk berpura-pura menjadi orang
yang bukan dirinya sendiri. Tidak seharusnya orang terhormat
berpura-pura menjadi orang bodoh dan gila. Jika, sewaktu ber-
canda, kita meniru-niru orang yang pengertiannya tidak sebaik
seperti yang kita pikir kita miliki, janganlah kita lupa bahwa Allah
bisa saja membuat masalah mereka berbalik menjadi masalah
kita.
2. Walaupun begitu, tidak bisa tidak kita pasti bertanya-tanya juga
mengenai kewarasan dan ketenangan jiwanya saat itu, dan sebe-
rapa jauh dia mengalami perubahan, saat dia mengubah peri-
Kitab Mazmur 34:1-11
449
lakunya. Bahkan saat ada dalam ketakutan itu, atau lebih te-
patnya dalam bahaya itu, hatinya tetap teguh percaya kepada
Allah. Begitu tenang dan teguhnya sampai dia bisa menorehkan
mazmur yang cemerlang ini, yang di dalamnya kita melihat ba-
nyak tanda dari sebuah jiwa yang tenang dan hening seperti yang
bisa ditemukan dalam mazmur-mazmur lain di dalam seluruh
Kitab Mazmur ini. Dan ada sesuatu yang menarik rasa keingin-
tahuan orang juga dalam susunannya, sebab mazmur ini yaitu
mazmur yang disebut sebagai mazmur abjad, yakni, mazmur yang
di dalamnya setiap ayat dimulai dengan urutan huruf sesuai
dengan abjad Ibrani. Berbahagialah orang-orang yang dapat mem-
pertahankan sifat mereka seperti itu, dan yang terus meman-
faatkan anugerah-anugerah yang diberikan kepada mereka, seka-
lipun mereka tergoda untuk mengubah perilaku mereka. Dalam
bagian awal mazmur ini,
I. Daud mengajak dan menggugah dirinya sendiri untuk memuji
Allah. Meskipun ia telah bersalah dengan mengubah perilakunya,
namun kasih setia Allah membuat dia terhindar dari bahaya.
Bahkan, betapa besarnya kasih setia itu sehingga Allah tidak
mengganjar dia sesuai dengan apa yang pantas diterimanya atas
tipu muslihatnya itu. sebab itu, kita harus mengucap syartikel r
dalam segala hal.
Ia bertekad,
1. Bahwa ia senantiasa akan memuji-muji Allah: Aku hendak
memuji TUHAN pada segala waktu, dalam segala kesempatan.
Ia bertekad untuk menjaga waktu-waktu yang sudah ditentu-
kan untuk menjalankan kewajiban ini, memanfaatkan segala
kesempatan untuk melakukannya, dan memperbaharui puji-
pujiannya pada setiap kejadian baru yang memberinya alasan
untuk menaikkan puji-pujian itu. Jika kita berharap akan
menghabiskan kekekalan kita dengan memuji-muji Allah,
maka sudah sewajarnya kita menghabiskan waktu kita seba-
nyak mungkin untuk melakukan pekerjaan ini.
2. Bahwa ia akan memuji-Nya dengan terang-terangan: puji-puji-
an kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Dengan demikian, ia
hendak menunjukkan betapa gigihnya ia dalam mengakui ke-
wajiban-kewajibannya terhadap kasih setia Allah, dan betapa
450
inginnya dia membuat orang lain juga sadar akan kewajiban-
kewajiban mereka.
3. Bahwa ia akan memuji-Nya dengan sepenuh hati: sebab TU-
HAN jiwaku bermegah, dalam hubunganku dengan-Nya, ke-
pentinganku di dalam Dia, pengharapan-pengharapanku pada-
Nya. Bermegah di dalam Tuhan bukanlah hal yang sia-sia.
II. Ia mengajak orang lain untuk bergabung bersamanya memuji
Tuhan. Ia berharap mereka akan melakukannya (ay. 2): Biarlah
orang-orang yang rendah hati mendengar tentang pembebasan
dan rasa syartikel rku, dan bersukacita bahwa orang baik diberikan
kemurahan yang begitu banyak, dan Allah yang baik diberikan
kehormatan yang begitu besar. Orang-orang yang rendah hati
dan sangat tidak mengandalkan jasa dan kemampuan mereka
sendiri, merekalah yang merasa sangat terhibur dengan kasih
setia Allah, saat kasih setia itu diberikan baik kepada orang lain
maupun kepada mereka sendiri. Daud merasa senang saat mem-
bayangkan bahwa kebaikan-kebaikan Allah terhadapnya akan
membuat hati setiap orang Israel besukacita. Ada tiga hal yang
diinginkannya agar diamini oleh kita semua bersama dia:
1. Buah-buah pikiran mulia dan luhur mengenai Allah, yang ha-
rus kita ungkapkan saat membesarkan dan meninggikan
nama-Nya (ay. 4). Memang kita tidak dapat membuat Allah
lebih besar atau lebih luhur lagi daripada keberadaan-Nya.
Namun, jika kita memuja-Nya sebagai Allah yang Mahabesar
tanpa batas, dan lebih tinggi daripada segala apa pun yang
tertinggi, maka Dia berkenan untuk memperhitungkan ini se-
bagai tindakan yang membesarkan dan meninggikan Dia. Hal
ini harus kita lakukan bersama-sama. Puji-pujian kepada
Allah terdengar paling merdu jika dinaikkan bersama-sama,
sebab dengan demikian kita memuji-Nya seperti para malaikat
di sorga. Orang-orang yang berbagi dalam kebaikan Allah,
seperti yang dilakukan semua orang kudus, harus berkumpul
bersama dalam melambungkan puji-pujian bagi-Nya. Dan kita
harus berkeinginan untuk ditemani sahabat-sahabat kita da-
lam mengucap syartikel r atas kasih setia-Nya, sama seperti da-
lam berdoa bagi mereka. Beralasan bagi kita untuk bergabung
bersama orang lain dalam mengucap syartikel r kepada Allah,
Kitab Mazmur 34:1-11
451
(1) Atas kesediaan-Nya untuk mendengarkan doa. Semua
orang kudus memiliki penghiburan ini, sebab Dia tidak
pernah berkata kepada siapa pun di antara mereka, Cari-
lah Aku dengan sia-sia.
[1] Bagi Daud, dia bersedia bersumpah bahwa dia telah
mendapati-Nya sebagai Allah yang mendengarkan doa
(ay. 5): Aku telah mencari TUHAN, dalam penderitaan-
ku, memohon kebaikan-Nya, meminta pertolongan-Nya,
lalu Ia menjawab aku, memenuhi permintaanku dengan
segera, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku,
baik terhadap maut yang kutakuti maupun terhadap
kegelisahan dan kegundahan yang diakibatkan oleh
rasa takutku akan maut itu. Kelepasan dari kegentaran
terhadap maut itu dikerjakan Allah melalui pemeli-
haraan-Nya yang bekerja bagi kita, sedangkan kelepas-
an dari kegelisahan dan kegundahan itu dilakukan-Nya
melalui anugerah-Nya yang bekerja di dalam diri kita,
untuk membungkam ketakutan-ketakutan kita dan
meredakan gejolak dalam roh kita. Yang terakhir ini,
yakni anugerah untuk meredakan gejolak roh, merupa-
kan ungkapan kasih setia-Nya yang lebih besar dari-
pada yang pertama, sebab apa yang kita takutkan ha-
nyalah permasalahan kita, sedangkan ketakutan kita
terhadap permasalahan itu, yang didasari oleh ketidak-
percayaan kita, yaitu dosa. Bahkan, sering kali keta-
kutan ini juga lebih menyiksa kita daripada permasa-
lahan itu sendiri, yang mungkin hanya akan menyentuh
tulang dan daging kita, sementara ketakutan terhadap
masalah itu sendiri memangsa roh kita dan membuat
kita kehilangan kendali atas jiwa kita sendiri. Doa-doa
Daud membantu membungkam ketakutan-ketakutan-
nya. Setelah mencari Tuhan, dan menyerahkan perka-
ranya kepada-Nya, ia dapat menantikan apa yang akan
terjadi dengan perasaan yang sangat tenang. Tetapi
Daud kan orang besar dan ternama, jadi kita tidak bisa
berharap akan diberi kemurahan seperti dia. Pernahkah
orang lain mengalami keuntungan yang serupa dengan
doanya? Ya,
452
[2] Banyak orang selain dia telah menujukan pandangan
mereka kepada-Nya dengan iman dan doa, dan muka
mereka berseri-seri sebab nya (ay. 6). Doa itu secara
menakjubkan telah membangkitkan dan menghibur
mereka. Lihat saja Hana, yang setelah berdoa, pergi ke-
luar, lalu mau makan dan mukanya tidak muram lagi.
saat kita menujukan pandangan kita kepada dunia
ini, kita dibuat gelap, kita menjadi bingung, dan tidak
tahu harus berbuat apa. Namun, saat kita menujukan
pandangan kita kepada Allah, dari-Nya kita mendapat-
kan terang, baik dalam hal bimbingan maupun suka-
cita, dan jalan kita dibuat rata serta menyenangkan.
Orang-orang yang dibicarakan di sini, yang menujukan
pandangan mereka kepada Allah, dibangkitkan pengha-
rapan-pengharapannya, dan apa pun yang terjadi tidak
membuat mereka patah arang: mereka tidak akan malu
tersipu-sipu dengan keyakinan mereka itu. Tetapi
mungkin mereka ini juga orang-orang besar dan ter-
nama, seperti Daud sendiri, dan oleh sebab itu mereka
sangat disukai, atau jumlah mereka yang banyak mem-
buat mereka penting. Tidak,
[3] Orang yang tertindas ini berseru, satu orang, yang hina
dan tidak ada apa-apanya, yang tidak dipandang hor-
mat oleh siapa pun atau diperhatikan dengan penuh ke-
pedulian. Sekalipun demikian, ia disambut baik di ha-
dapan takhta anugerah sama seperti Daud atau orang-
orangnya yang berharga: dan TUHAN mendengarnya,
memperhatikan perkaranya dan doa-doanya, dan me-
nyelamatkan dia dari segala kesesakannya (ay. 7). Allah
akan berpaling mendengarkan doa orang-orang yang
bulus (102:18; Yes. 57:15).
(2) Atas pelayanan malaikat-malaikat yang baik di sekeliling
kita (ay. 8): Malaikat TUHAN, sepasukan malaikat (demi-
kian menurut sebagian orang) yang walaupun banyak na-
mun sehati dalam pelayanan mereka sehingga seolah-olah
mereka hanya satu, atau seorang malaikat pelindung, ber-
kemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, se-
perti para pengawal mengelilingi raja, lalu meluputkan me-
reka. Allah memanfaatkan pelayanan roh-roh yang baik
Kitab Mazmur 34:1-11
453
guna melindungi umat-Nya dari kebencian dan kuasa roh-
roh jahat. Dan, malaikat-malaikat kudus menjalankan le-
bih banyak tugas yang baik bagi kita setiap hari daripada
yang kita sadari. Meskipun dalam hal martabat dan ke-
mampuan sifat mereka jauh lebih unggul daripada kita,
meskipun mereka tetap mempertahankan kemurnian mere-
ka yang semula, sedangkan kita telah kehilangan kemurni-
an itu, meskipun mereka mempunyai pekerjaan yang
tetap di dunia atas, pekerjaan memuji Allah, dan berhak
untuk mendapatkan peristirahatan dan kebahagiaan yang
terus-menerus di sana, namun dalam ketaatan mereka
terhadap Pencipta mereka, dan dalam kasih mereka kepada
orang-orang yang membawa citra-Nya, mereka merendah-
kan diri untuk melayani orang-orang kudus, dan membela
mereka melawan kuasa-kuasa kegelapan. Para malaikat itu
tidak hanya mengunjungi mereka, tetapi juga berkemah di
sekeliling mereka, untuk bertindak demi kebaikan orang-
orang kudus itu senyata-nyatanya, meskipun tidak terlihat,
seperti yang mereka lakukan untuk Yakub (Kej. 32:1), dan
Elisa (2Raj. 6:17). Segala kemuliaan hanya bagi Allah para
malaikat itu.
2. Ia ingin mengajak kita untuk bergabung bersamanya mere-
nungkan segala yang baik dan indah tentang Allah (ay. 9): Ke-
caplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Kebaikan Allah
mencakup keindahan dan keramahan dari keberadaan-Nya
maupun kemurahan dan kebaikan dari pemeliharaan dan
anugerah-Nya.
Dan oleh sebab itu,
(1) Kita harus mengecap bahwa Dia yaitu Penderma yang
murah hati. Kita harus menikmati kebaikan Allah dalam
semua karunia-Nya kepada kita. Kita harus memandang
kebaikan-Nya itu sebagai aroma dan pemanis dari karunia-
karunia-Nya itu. Kiranya kebaikan Allah selalu dikecap-
kecap seperti madu dalam mulut kita.
(2) Kita harus memandang Dia sebagai sosok yang indah, dan
bersuka saat merenungkan kesempurnaan-kesempurnaan-
Nya yang tiada batas. Dengan kecapan dan penglihatan,
kita mengalami dan merasakan kepuasan. Kecaplah dan
454
lihatlah betapa baiknya Allah, yakni, perhatikanlah kebaik-
an-Nya dan dapatkanlah penghiburan darinya (1Ptr. 2:3).
Dia baik, sebab Dia membuat semua orang yang percaya
kepada-Nya benar-benar diberkati. Oleh sebab itu, yakin-
lah akan kebaikan-Nya, sebegitu rupa sampai kita bisa
berbesar hati untuk percaya kepada-Nya pada masa-masa
buruk.
3. Ia ingin mengajak kita bergabung bersamanya dalam tekad
untuk mencari Allah dan melayani-Nya, dan tetap hidup dalam
takut akan Dia (ay. 9): Takutlah akan TUHAN, hai orang-
orang-Nya yang kudus. saat kita mengecap dan melihat
bahwa Dia baik, kita tidak boleh lupa bahwa Dia juga agung
dan harus sangat ditakuti. Bahkan, kebaikan-Nya merupakan
hal yang pantas kita hormati dan kagumi seperti yang harus
dilakukan seorang anak kepada bapanya. Mereka akan datang
dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya
(Hos. 3:5). Takutlah akan Tuhan, yakni, sembahlah Dia, dan
sadarlah akan kewajibanmu terhadap-Nya dalam segala hal.
Janganlah takut akan Dia lalu membenci-Nya, melainkan ta-
kutlah akan Dia lalu carilah Dia (ay. 10), seperti umat yang
mencari-cari Allah mereka. Serahkanlah dirimu kepada-Nya
dan dapatkanlah bagianmu di dalam Dia. Untuk mendorong
kita agar takut kepada-Nya dan mencari-Nya, maka dijanjikan
di sini bahwa orang-orang yang melakukannya, bahkan dalam
dunia yang serba kekurangan ini, tidak akan berkekurangan
(Dalam bahasa Ibrani: Mereka tidak akan kekurangan segala
sesuatu yang baik). Mereka akan mempunyai segala hal yang
baik sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk mengeluh
kekurangan suatu apa pun. Dalam hubungannya dengan per-
kara-perkara di dunia lain, mereka akan mendapatkan anuge-
rah yang cartikel p untuk menyokong kehidupan rohani mereka
(2Kor. 12:9; Mzm. 84:11). Dan, dalam hubungannya dengan
kehidupan ini, mereka akan mendapatkan apa yang dibutuh-
kan untuk menyokong kehidupan mereka itu dari tangan
Allah. Sebagai Bapa, Dia akan memberikan makanan yang me-
reka butuhkan. Segala penghiburan lainnya yang mereka
inginkan akan mereka dapatkan, sejauh itu dipandang baik
oleh Sang Hikmat Tak Terbatas, dan kekurangan mereka da-
lam satu hal akan ditebus dalam hal lain. Jika Allah tidak
Kitab Mazmur 34:12-23
455
memberi mereka satu hal, Dia akan mengaruniakan anugerah
kepada mereka untuk bisa merasa puas meskipun tidak men-
dapatkannya, dan kemudian mereka pun tidak lagi mengingin-
kannya (Ul. 3:26). Paulus memperoleh segala sesuatu secara
berkelimpahan, sebab dia belajar mencartikel pkan diri dalam
segala hal (Flp. 4:11, 18). Orang-orang yang hidup dengan
iman kepada Allah yang maha-mencartikel pi pasti tidak akan ke-
kurangan apa-apa, sebab di dalam Dia mereka berkecartikel pan.
Singa-singa muda sering kali merana kelaparan orang-orang
yang mengandalkan hidup dari pemeliharaan umum ilahi, se-
perti singa-singa itu, tidak akan merasakan kepuasan seperti
yang dialami oleh mereka yang hidup dengan iman akan janji
Allah. Orang-orang yang mengandalkan diri sendiri, dan ber-
pikir bahwa tangan mereka sendiri sudah cartikel p bagi mereka,
akan berkekurangan (sebab roti tidak selalu ada untuk yang
berhikmat). Akan tetapi, orang-orang yang percaya kepada
Allah dan yang ingin ditemukan oleh-Nya, mereka pasti akan
diberi makan. Orang-orang yang tamak, yang memangsa se-
mua yang ada di sekeliling mereka, akan berkekurangan. Na-
mun, orang yang lemah lembut akan memiliki bumi. Orang-
orang yang bekerja dengan diam-diam dan yang mengurusi
urusan mereka sendiri tidak akan berkekurangan. Yakub yang
murni hati mempunyai cartikel p makanan, sementara Esau, si
pemburu yang licik, akan segera binasa sebab kelaparan.
Nasihat untuk Takut akan Allah;
Hak-hak Istimewa Orang Benar
(34:12-23)
12 Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan
kepadamu! 13 Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur
panjang untuk menikmati yang baik? 14 Jagalah lidahmu terhadap yang jahat
dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; 15 jauhilah yang jahat
dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapat-
kannya! 16 Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya
kepada teriak mereka minta tolong; 17 wajah TUHAN menentang orang-orang
yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka
bumi. 18 Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mende-
ngar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. 19 TUHAN itu dekat
kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang
yang remuk jiwanya. 20 Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN mele-
paskan dia dari semuanya itu; 21 Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu
456
pun yang patah. 22 Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang
membenci orang benar akan menanggung hartikel man. 23 TUHAN membebas-
kan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya
tidak akan menanggung hartikel man.
Daud, dalam bagian akhir mazmur ini, berusaha mengajar anak-
anak. Meskipun seorang prajurit, dan sudah diurapi sebagai raja, ia
tidak menganggap pekerjaan mengajar ini sebagai pekerjaan rendah.
Sekalipun sekarang kepalanya penuh dengan berbagai masalah dan
tangannya sibuk dengan bermacam-macam pekerjaan, ia dapat me-
nemukan hati dan waktu untuk memberikan nasihat yang baik ke-
pada orang-orang muda, berdasarkan pengalamannya sendiri. Tidak
tampak bahwa pada saat itu dia sudah mempunyai anak sendiri,
setidak-tidaknya anak yang sudah besar sehingga mampu untuk di-
ajar. Namun, dengan ilham ilahi, ia mengajar anak-anak rakyatnya.
Orang-orang yang sudah berumur tidak mau diajar olehnya, meski-
pun ia sudah menawarkannya kepada mereka (32:8). Namun ia ber-
harap bahwa ranting-ranting yang lembut akan mudah dibengkokkan
dan bahwa anak-anak serta orang-orang muda akan lebih patuh, dan
sebab itu ia mengumpulkan mereka bersama-sama (ay. 12): Marilah
anak-anak, yang sekarang ada dalam masa-masa untuk belajar, dan
yang kini harus menyimpan bekal pengetahuan yang harus kalian
gunakan sepanjang hidup kalian. Kalian anak-anak yang masih
bodoh, belum tahu apa-apa, dan perlu diajar. Mungkin terutama ia
maksudkan anak-anak yang diabaikan oleh orangtua mereka, yang
tidak mau mengajar dan mendidik mereka. Menyekolahkan anak-
anak yang orangtuanya tidak mampu mengajar merupakan pekerjaan
amal yang sama besarnya seperti memberikan makanan kepada
anak-anak yang orangtuanya tidak punya makananan apa-apa untuk
mereka.
Perhatikanlah:
1. Apa yang diharapkannya dari anak-anak: Dengarkanlah aku, ber-
hentilah bermain, tinggalkanlah barang-barang mainanmu, dan
dengarkanlah apa yang harus kukatakan kepadamu. Dan jangan
hanya mendengarkan aku, tetapi juga camkan dan patuhilah
aku.
2. Apa yang berusaha diajarkannya kepada mereka: takut akan
Tuhan, yang mencakup semua kewajiban agama. Daud yaitu pe-
musik, negarawan, dan prajurit yang ternama. Namun demikian,
ia tidak berkata kepada anak-anak, Aku akan mengajarkan ke-
Kitab Mazmur 34:12-23
457
padamu bagaimana bermain kecapi, atau memegang pedang dan
tombak, atau membidik anak panah, atau aku akan mengajarkan
kepadamu berbagai pernyataan mengenai kebijakan negara. Se-
baliknya, ia berkata, Takut akan TUHAN akan kuajarkan kepada-
mu! yang lebih baik daripada semua seni dan ilmu pengetahuan,
lebih baik daripada semua korban bakaran dan persembahan.
Itulah yang harus benar-benar kita inginkan, baik untuk kita pe-
lajari sendiri maupun untuk kita ajarkan kepada anak-anak kita.
I. Ia menganggap bahwa kita semua ingin berbahagia (ay. 13): Si-
apakah orang yang menyukai hidup? Yang artinya, seperti yang
tampak dalam perkataan selanjutnya, bukan hanya ingin ber-
umur panjang melainkan juga ingin mengalami hari-hari yang
menyenangkan. Non est vivere, sed valere, vita Bukan keberada-
an, melainkan kesejahteraan, yang merupakan pokok kehidupan.
Di sini ditanyakan, Siapakah yang mau umur panjang dan hidup
yang menyenangkan? Dan bisa dijawab dengan mudah, Siapa
yang tidak mau? Tentu saja pertanyaan ini memandang lebih
jauh daripada waktu dan dunia pada saat ini semata, sebab hidup
manusia di bumi sebaik-baiknya hanyalah beberapa hari saja,
dan hari-hari itu pun penuh dengan masalah. Orang seperti apa-
kah yang mau berbahagia sampai selama-lamanya, yang mau
berumur panjang, sepanjang tahun-tahun yang ada di sorga, yang
mau melihat kebaikan di alam itu di mana segala kebahagiaan
berada dalam kesempurnaannya, tanpa cacat sedikit pun? Siapa-
kah yang mau melihat kebaikan itu di hadapannya sekarang, de-
ngan iman dan harapan, dan menikmatinya sebentar saja? Siapa-
kah orangnya? Aduh! Sayang sekali, sangat sedikit orang yang
memikirkan hal ini. Sebagian besar orang hanya bertanya, Siapa-
kah yang akan menunjukkan kepada kita apa yang baik? Namun
sedikit yang bertanya, Apa yang harus kami perbuat untuk mem-
peroleh hidup yang kekal? Pertanyaan ini menyiratkan bahwa
orang-orang yang mengajukan pertanyaan seperti itu memang
ada.
II. Ia menganjurkan satu-satunya jalan yang benar yang menuju ke
kebahagiaan baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang
(ay. 14-15). Baik dalam menjalani hidup ini maupun dalam me-
ninggalkannya dengan tenang, kepedulian kita yang utama harus-
458
lah tetap pada cara bagaimana kita dapat hidup dengan hati nu-
rani yang murni.
Dan untuk melakukannya,
1. Kita harus belajar untuk mengekang lidah kita, dan berhati-
hati dengan apa yang kita ucapkan, supaya sekali-kali jangan
sampai kita salah bicara, yang akan membawa aib bagi Allah
dan menimbulkan prasangka buruk dari sesama kita: Jagalah
lidahmu terhadap perkataan jahat, kebohongan, dan umpatan.
Begitu besarnya pengaruh masalah ini dalam agama sehingga,
jika orang tidak berbuat salah dalam perkataan, maka ia ada-
lah orang yang sempurna. Dan hampir-hampir ibadah agama
tidak bisa berjalan tanpa kebenaran ini sehingga orang yang
tidak mengekang lidahnya berarti sia-sialah ibadahnya.
2. Kita harus jujur dan tulus dalam segala hal yang kita katakan,
dan tidak bercabang lidah. Perkataan kita harus menjadi per-
tanda dari pikiran kita, dan bibir kita harus dijaga agar tidak
menipu Allah maupun manusia.
3. Kita harus meninggalkan semua dosa kita, dan bertekad un-
tuk tidak berurusan lagi dengannya. Kita harus menjauhi yang
jahat, menjauhi segala perbuatan yang jahat dan para pem-
buat kejahatan. Kita harus menjauhi dosa-dosa yang diper-
buat orang lain dan dosa-dosa yang dulu kita biarkan diri kita
perbuat.
4. Di dunia ini, tidak cartikel p bagi kita untuk sekadar tidak me-
nyakiti, kita juga harus berusaha untuk berguna dan hidup
demi suatu tujuan. Kita tidak hanya harus menjauhi yang
jahat, tetapi juga harus melakukan yang baik, baik bagi diri
kita sendiri, dan terutama bagi jiwa kita sendiri. Kita perlu
hidup baik-baik dengan jiwa kita sendiri, memperlengkapinya
dengan perbendaharaan yang baik, dan melayakkannya untuk
kehidupan di dunia yang lain. Dan, sesuai dengan kemampu-
an dan kesempatan yang ada pada kita, kita juga harus ber-
buat baik kepada orang lain.
5. sebab tidak ada yang lebih bertentangan dari kasih yang ti-
dak pernah gagal (yang merupakan intisari dari hartikel m Taurat
maupun Injil, dari anugerah maupun kemuliaan) selain dari-
pada pertentangan dan percekcokan, yang menimbulkan keka-
cauan dan segala pekerjaan yang jahat, maka kita harus men-
Kitab Mazmur 34:12-23
459
cari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Kita harus
menunjukkan kecenderungan perilaku yang membawa damai,
mempelajari hal-hal yang membawa perdamaian, tidak mela-
kukan hal-hal yang menghancurkan perdamaian dan tidak
melakukan kejahatan. Jika kedamaian tampak lari dari kita,
maka kita harus berusaha mengejarnya. Berusahalah hidup
damai dengan semua orang, jangan tanggung-tanggung, ja-
ngan takut rugi, untuk menjaga dan memulihkan perdamaian.
Relakanlah hati kita untuk menyangkal diri sedapat-dapatnya,
baik dalam hal kehormatan maupun kepentingan diri, demi
perdamaian. Petunjuk-petunjuk cemerlang tentang jalan me-
nuju hidup dan kebaikan ini ada tertuang di dalam Perjanjian
Baru, dan menjadi bagian dari kewajiban Injil kita (1Ptr. 3:10-
11). Dan, mungkin dalam memperingatkan kita agar jangan
menipu, Daud sedang mencerminkan dosanya sendiri dalam
upayanya untuk mengubah perilakunya. Orang-orang yang
benar-benar bertobat dari apa yang telah mereka lakukan pas-
ti akan memperingatkan orang lain untuk waspada agar tidak
berbuat hal yang serupa.
III. Ia meneguhkan petunjuk-petunjuk ini dengan menyuguhkan ke
hadapan kita kebahagiaan orang saleh yang berada di dalam ka-
sih dan kemurahan Allah, dan keadaan menyengsarakan orang
fasik yang berada di bawah murka-Nya. Inilah hidup dan mati, ke-
baikan dan kejahatan, berkat dan kutuk, yang dinyatakan dengan
jelas di hadapan kita, agar kita memilih hidup, dan dengan demi-
kian akan hidup (Yes. 3:10-11).
1. Terkutuklah orang-orang fasik, mereka akan tertimpa kema-
langan, walaupun mereka memuji diri sendiri di jalan mereka
sendiri.
(1) Allah menentang mereka, dan dengan demikian mereka
tidak bisa tidak pasti sengsara. Sungguh menyedihkan ke-
adaan orang yang dengan dosanya ia telah menjadikan
Penciptanya sebagai musuhnya, pembinasanya. Wajah
TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat (ay. 17).
Kadang-kadang Allah dikatakan memalingkan muka-Nya
dari mereka (Yer. 18:17), sebab mereka telah meninggal-
kan-Nya. Dalam mazmur ini dikatakan bahwa wajah-Nya
460
menentang mereka, sebab mereka telah berperang mela-
wan Dia. Dan tentu saja Allah mampu mendongakkan
muka-Nya melawan orang-orang berdosa yang sungguh ter-
amat sombong dan kurang ajar itu. Ia dapat melemparkan
mereka ke neraka dengan kernyit dahi-Nya.
(2) Kehancuran ada di hadapan mereka. Hal ini tentu saja
akan terjadi jika Allah menentang mereka, sebab Dia mam-
pu membunuh maupun mencampakkan mereka ke dalam
neraka.
[1] Dunia orang hidup tidak akan menjadi tempat bagi me-
reka ataupun menjadi milik mereka. Apabila wajah
Allah menentang mereka, Dia tidak hanya akan mele-
nyapkan mereka, tetapi juga melenyapkan ingatan kepa-
da mereka. saat mereka hidup, Dia akan mengubur-
kan mereka sehingga mereka tidak dikenal orang, dan
saat mereka sudah mati, Dia akan menguburkan me-
reka sehingga mereka dilupakan orang. Dia akan mele-
nyapkan keturunan mereka, yang mungkin saja akan
mengenang dia. Dia akan menumpahkan aib ke atas
segala pencapaian mereka, yang mereka bangga-bang-
gakan dan yang sebab nya mereka pikir mereka harus
diingat. Sudah pasti tidak ada kehormatan yang dapat
berlangsung lama kecuali kehormatan yang datang dari
Allah.
[2] Akan ada sengat dalam kematian mereka: Kemalangan
akan mematikan orang fasik (ay. 21). Kematian mereka
akan menyengsarakan, dan pasti demikian, entah mere-
ka mati dalam kehinaan atau dalam kehormatan. Ke-
matian, bagi mereka, mempunyai kutuk, dan dirasa
sebagai raja kengerian. Bagi mereka, kematian itu suatu
kemalangan, hanya kemalangan belaka. Dr. Hammond
mengamati dengan sangat baik bahwa kemalangan di
sini, yang mematikan orang fasik, yaitu kata yang
sama, dalam bentuk tunggal, seperti yang digunakan
(ay. 20) untuk kemalangan orang benar. Ini untuk me-
nunjukkan bahwa orang saleh mempunyai banyak per-
masalahan, namun segala permasalahan itu tidak akan
menyakiti mereka, melainkan akan diubah untuk mem-
bawa kebaikan bagi mereka, sebab Allah akan meluput-
Kitab Mazmur 34:12-23
461
kan mereka dari itu semua. Sedangkan orang fasik
mempunyai lebih sedikit masalah, sedikit kemalangan
yang menimpa mereka, malah mungkin hanya satu, na-
mun kemalangan yang satu itu bisa membawa kehan-
curan total bagi mereka. Satu permasalahan yang diser-
tai dengan kutuk akan membunuh dan mematikan, dan
hal itu akan terlaksana sendiri. Namun banyak perma-
salahan, yang disertai dengan berkat, tidak akan ber-
bahaya, bahkan bermanfaat.
[3] Hartikel man akan menjadi bagian kekal mereka. Orang-
orang yang dengan sendirinya fasik sering kali mem-
benci segala sesuatu yang benar, baik orang maupun
perbuatan. Mereka mempunyai permusuhan yang ber-
urat akar melawan orang benar dan kebenaran mereka.
Namun mereka akan menanggung hartikel man, akan di-
jatuhi hartikel man sebagai orang yang bersalah, dan bina-
sa untuk selama-lamanya. Mereka akan ditinggalkan
dan diabaikan selamanya oleh Allah dan semua malai-
kat serta manusia yang baik. Dan orang-orang yang de-
mikian memang sungguh malang adanya.
2. Namun, katakanlah kepada orang benar bahwa semuanya
akan baik-baik saja. Semua orang baik berada dalam kemu-
rahan dan perlindungan yang khusus dari Allah. Di sini kita
diyakinkan akan hal ini melalui berbagai macam contoh dan
ungkapan.
(1) Allah secara khusus memperhatikan orang baik. Dia meng-
amat-amati siapa yang senantiasa menujukan mata me-
reka kepada-Nya, dan siapa yang sadar akan kewajiban
mereka terhadap-Nya: Mata TUHAN tertuju kepada orang-
orang benar (ay. 16), untuk menuntun dan membimbing
mereka, untuk melindungi dan menjagai mereka. Orangtua
yang sangat sayang kepada anak mereka pasti tidak akan
membiarkan anak itu menghilang dari pandangan mereka.
Tidak seorang pun dari anak-anak Allah pernah luput dari
pandangan-Nya. Sebaliknya, Ia memandang mereka de-
ngan kepuasan luar biasa, dengan penuh perhatian dan
kelemahlembutan.
462
(2) Mereka yakin akan mendapatkan jawaban damai sejahtera
atas doa-doa mereka. Semua umat Allah yaitu umat yang
berdoa, dan mereka berseru di dalam doa, menunjukkan
kegigihan mereka yang besar. Tetapi apakah itu akan ber-
hasil? Ya,
[1] Allah memperhatikan apa yang kita katakan (ay. 18):
Mereka berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan
mendengar mereka sehingga tampak jelas bahwa Dia
sungguh peduli dengan mereka. Telinga-Nya terbuka
kepada doa-doa mereka, untuk menerima doa-doa itu,
siap menyambutnya dengan senang hati. Meskipun Dia
telah lama menjadi Allah yang mendengarkan doa sejak
manusia mulai menyerukan nama-Nya, namun telinga-
Nya tidak menjadi berat mendengar. Tidak ada yang
merdu atau menawan dalam teriakan kita itu, namun
telinga Allah terbuka untuk mendengarkannya, seperti
seorang ibu yang lemah lembut mendengarkan teriakan
anaknya yang sedang menyusui, yang tidak akan
diperhatikan oleh orang lain: Apabila orang-orang benar
itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar (ay. 18). Ini
menunjukkan bahwa sudah menjadi kebiasaan orang
baik, saat mereka dilanda kesusahan, untuk beseru-
seru kepada Allah, dan mereka selalu terhibur bahwa
Allah mendengarkan mereka.
[2] Dia tidak hanya memperhatikan apa yang kita katakan,
tetapi juga siap memberikan kelegaan kepada kita (ay.
19): TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah
hati, dan Ia menyelamatkan mereka.
Perhatikanlah:
Pertama, yaitu sifat orang benar, yang doa-doanya
selalu didengarkan Allah, bahwa mereka patah hati dan
remuk jiwa (yakni, mereka merendahkan diri sebab
dosa, dan mengosongkan diri). Mereka memandang diri
sendiri rendah, dan tidak mengandalkan jasa serta ke-
mampuan mereka sendiri, tetapi hanya mengandalkan
Allah semata.
Kedua, orang-orang demikian mempunyai Allah yang
dekat dengan mereka, untuk menghibur dan menyo-
Kitab Mazmur 34:12-23
463
kong mereka, supaya jiwa mereka tidak remuk melebihi
yang sepatutnya, sebab kalau tidak, jiwa itu akan mati
di hadapan-Nya (Yes. 57:15). Sekalipun Allah itu tinggi,
dan berdiam di tempat yang mahatinggi, Dia dekat
kepada orang-orang yang, sebab remuk jiwanya, tahu
bagaimana menghargai kebaikan-Nya, dan Dia akan
menyelamatkan mereka dari bahaya tenggelam di ba-
wah beban-beban mereka. Dia dekat dengan mereka
untuk tujuan yang baik.
(3) Mereka dijaga di bawah perlindungan khusus pemerintah-
an ilahi (ay. 21): Ia melindungi segala tulangnya, bukan
hanya jiwanya melainkan juga tubuhnya, bukan hanya
tubuhnya secara umum melainkan juga setiap tulang yang
ada di dalamnya: Tidak satu pun yang patah. Barangsiapa
yang patah hati tidak akan patah tulang. Daud sendiri te-
lah membuktikannya, bahwa saat jiwanya hancur, tulang
yang remuk dibuat bersorak-sorak kembali (51:10, 19).
Orang mungkin tidak menyangka akan menjumpai apa pun
yang berhubungan dengan Kristus di sini, namun nas
Kitab Suci ini dikatakan digenapi di dalam Dia (Yoh. 19:36),
saat para prajurit mematahkan kaki kedua penjahat yang
disalibkan bersama-Nya, namun tidak mematahkan kedua
kaki-Nya, sebab kaki-Nya berada di bawah perlindungan
janji ini dan juga merupakan pelambang dari Anak Domba
paskah (tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan).
sebab janji-janji itu dipenuhi bagi Kristus, maka melalui
Dia pula semua janji itu pasti diwujudkan bagi semua ke-
turunan-Nya. Ini tidak lantas berarti bahwa orang baik
pasti tidak akan dipatahkan tulangnya. Namun, dengan pe-
meliharaan Allah yang menjagainya, malapetaka seperti itu
sering kali dicegah secara menakjubkan, dan perlindungan
terhadap tulang-tulangnya merupakan hasil dari janji ini.
Dan, jika tulang seorang yang baik sampai patah, maka ce-
pat atau lambat tulang itu akan dipulihkan kembali, paling
lambat pada saat kebangkitan, saat apa yang ditaburkan
dalam kelemahan akan dibangkitkan dalam kekuatan.
(4) Orang-orang baik pada saat ini, dan pada saat nanti, di-
luputkan dari permasalahan mereka.
464
[1] Di sini dianggap bahwa mereka mendapatkan bagian
dari salib-salib di dunia ini, mungkin lebih besar dari-
pada orang lain. Di dunia ini mereka harus mengalami
penganiayaan, supaya mereka dapat diserupakan de-
ngan kehendak Allah maupun dengan teladan Kristus
(ay. 20). Kemalangan orang benar banyak. Lihat saja
Daud dan segala penderitaannya (132:1). Ada orang-
orang yang membenci mereka (ay. 22), dan orang-orang
itu terus-menerus berusaha berbuat jahat terhadap me-
reka. Allah mereka mengasihi mereka, dan sebab itu
membenarkan mereka. sebab itu, di antara belas ka-
sihan sorga dan kebencian neraka, penderitaan-pende-
ritaan orang benar haruslah banyak.
[2] Allah telah turut campur demi kelepasan dan kesela-
matan mereka: Ia melepaskan mereka dari segala kese-
sakannya (ay. 18, 20). Ia menyelamatkan mereka (ay.
19), sehingga meskipun mereka mungkin jatuh ke da-
lam masalah, itu tidak akan membawa kehancuran bagi
mereka. Janji kelepasan bagi mereka ini dijelaskan (ay.
23). Apa pun permasalahan yang menimpa mereka,
Pertama, permasalahan-permasalahan itu tidak akan
menyakiti bagian yang lebih baik dalam diri mereka.
Allah akan membebaskan nyawa hamba-hamba-Nya dari
cengkeraman dunia orang mati (49:16) dan dari sengat
setiap penderitaan. Ia menjaga mereka agar mereka
tidak berdosa di dalam permasalahan-permasalahan
mereka itu, yang merupakan satu-satunya hal yang
akan mendatangkan kejahatan kepada mereka. Ia men-
jaga mereka agar tidak putus asa, dan agar tidak kehi-
langan kepemilikan atas jiwa mereka sendiri.
Kedua, permasalahan-permasalahan itu tidak akan
menghalang-halangi kebahagiaan kekal mereka. Semua
orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menang-
gung hartikel man, yakni, mereka tidak akan hidup tanpa
penghiburan, sebab mereka tidak akan dijauhkan dari
persekutuan dengan Allah. Tidak ada orang yang ter-
asing dan menanggung hartikel man kecuali orang yang
telah diabaikan oleh Allah. Juga, tidak ada manusia
yang binasa sebelum dia berada di neraka. Orang-orang
Kitab Mazmur 34:12-23
465
yang menjadi hamba-hamba Allah yang setia, yang se-
nantiasa menyenangkan dan menghormati-Nya, dan
yang percaya bahwa dengan demikian Ia akan melin-
dungi dan memberkati mereka, dan, dengan pemikiran-
pemikiran yang baik tentang Dia berserah diri kepada-
Nya, mempunyai alasan untuk bersikap tenang saat
mereka tertimpa apa saja. Sebab, mereka sudah aman
dan akan berbahagia.
Dalam menyanyikan ayat-ayat ini, biarlah kita diteguhkan dalam
pilihan yang telah kita buat untuk melangkah di jalan Allah. Biarlah
kita digiatkan dalam melayani-Nya, dan benar-benar didorong oleh
kepastian-kepastian yang telah diberikan-Nya, bahwa Ia akan mem-
perhatikan secara khusus orang-orang yang mengabdi kepada-Nya
dengan setia.
PASAL 35
aud, dalam mazmur ini, berseru kepada Sang Hakim atas langit
dan bumi yang adil untuk melawan musuh-musuhnya yang
membenci dan mengejar-ngejar dia. Kemungkinannya, Saul dan anak
buahnyalah yang dimaksudkan oleh Daud, sebab dengan merekalah
ia paling banyak bergumul.
I. Ia mengeluh kepada Allah tentang kejahatan-kejahatan yang
mereka lakukan terhadapnya. Mereka berbantah dengannya,
berperang melawannya (ay. 1), mengejar-ngejar dia (ay. 3),
merancangkan kecelakaannya (ay. 4, 7), memfitnahnya (ay.
11), melecehkan dan merendahkannya (ay. 15-16) dan juga
semua temannya (ay. 20), dan mereka bersukacita atas
ke