Home » kematian menurut islam 16 » kematian menurut islam 16
Rabu, 13 September 2023
Demi Allah tidaklah Allah memberikan sesuatu yang sangat mereka sukai
selain melihat wajah Allah dan memberikan kenyamanan kepada mata
mereka."
Abu Daud ath-Thayalisi juga meriwayatkannya dari periwayatan
Hammad ibn Salamah dari Tsabit dari Abdurrahman ibn Abu Laila dari
Shuhaib, bahwa dia berkata: Rasulullah saw membaca ayat (bagi orangorang yang berbuat kebaikan mendapatkan kebaikan dan tambahan) lalu
berkata, "Apabila Penduduk surga masuk ke dalam surga maka seorang
penyeru berkata, "Wahai penduduk surga! sesungguhnya bagimu ada sebuah
janji di sisi Allah SWT." Mereka bertanya, "Apakah itu? Wajah kami sudah
diputihkan-Nya, timbangan kami sudah diberatkan-Nya, dan kami telah
dimasukkan-Nya ke dalam surga" Hal ini diulangi kepada mereka sebanyak
tiga kali. Kemudian nampaklah wajah Allah SWT dan mereka menyaksikan-
Nya, maka yang demikian itu adalah sebaik-baik yang diberikan kepada
mereka.
Mengabarkan kepada kami Muhammad AMul Wahab di tapal batas
Alexandria, yang dibacakan kepada al-Hafidz as-Salafi, sedangkan aku
mendengarkannya: Hajib Abu Hasan ibn al-'llaf mengabarkan kepada kami
dari Abul Qasim ibn Basyran dari Abu Bakar al-Ajiri dari Abu Bakar
Abdullah ibn Muhammad ibn AMul Hamid al-Wasithi dari Abdullah ibn
Abdul Hakam al-Warraq an-NisaburidariYazid ibn Harun dari Hammad ibn
Salamah dari Tsabit ibn al-Bannani dari Abdurrahman ibn Abu Laila dari
Shuhaib. bahwa Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya penduduk surga
apabila mereka masuk ke dalam surga, maka mereka akan dipanggil, "Wahai
penduduk surga! untukmu ada sebuah janji di sisi Allah SWT yang belum
kamu lihat." Mereka bertanya, "Bukankah telah diputihkan wajah kami?
Kami telah diselamatkan dari neraka dan kami telah dimasukkan ke dalam
surga?" Nabi saw berkata, "Dibukakanlah kepada mereka tabir, kemudian
mereka melihat ke arah-Nya. Demi Allah, mereka tidaklah diberikan Allah
SWT yang sangat mereka cintai selain melihat ke arah-Nya." Kemudian
Rasulullah saw membaca ayat: Bagi orang-orong yang berbuat kebaikan
mendapatkan kebaikon dan tambahan.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad ibn Hambal dan Harits ibn Abu
Usamah dari Yazid ibn Harun. Sedangkan Muslim tersendiri dalam
periwayatannya, dia meriwatkan dari Abu Bakar ibn Abu Syaibah dari Yazid
ibn Harun. Sedangkan Nuh ibn Abu Maryam meriwayatkan dari Tsabit alBannani dari Anas ibn Malik, beliau berkata, "Rasulullah saw ditanya
tentang ayat ini (Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan mendapatkan
kebaikan don tambahan) makaNabi langsung menjawab, "Bagi orang-orang
yang beramal baik di dunia mendapatkan kebaikan di akhirat, yaitu surga,
sedangkan kata-kata "tambahan" bermaksud melihat wajah Allah SWT
Yang Mahamulia.
lbn al-Mubarak menyebutkan: Kami diberitahu oleh Abu Bakar alHilali al-Hujaimi, bahwa aku mendengar Abu Musa al-Asy'ari berpidato di
atas mimbar di kota Basrah: Sesungguhnya Allah SWT akan mengutus
seorang malaikat kepada penduduk surga dan berkata kepada mereka,
"Apakah Allah SWT telah memenuhi janji-Nya terhadapmu?" maka mereka
melihat dan menyaksikan hiasan-hiasan, tempat bersenang-senang, buahbuahan, sungai-sungai, dan para isteri yang suci. Mereka menjawab
pertanyaan malaikat itu, "Ya, Allah SWT telah memenuhi janji-Nya
terhadap kami." Malaikat itu berkata kepada mereka, "Adakah Allah SWT
telah memenuhi janjinya kepadamu?" Pertanyaan ini diulangi kepada
mereka sebanyak tiga kali, sedangkan mereka tidak merasa kehilangan
terhadap apa yang telah dijanjikan kepada mereka." Mereka menjawab lagi,
"Ya." Kemudian malaikat itu berkata, "Ada sesuatu yang tertinggal." Lalu
dia membacakan sepotong ayat: Bagi orung,-orang yang berbual kebuikan
mendapatkan kebaikan dun lambahan. Kemudian dia menambahkan,
"Bukankah kebaikan itu adalah surga sedangkan tambahan adalah melihat
wajah Allah SWT?"
Nikmat Tambahan di Surga
Apa yang diriwayatkan oleh Nasa'i secara marfu', demikian juga
periwayatan Abu Daud ath-Thayalisi, dimana mereka menyandarkan sanad
hadits mereka kepada al-Ajiriy. Juga hadits yang disebutkan oleh lbn alMubarak secara mauquJ yang menerangkan hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim, bahwa maknanya dengan perkataannya, "Allah SWT berkata,
'Apakah kamu menginginkan suatu tambahan untukmu."' Perkataannya
"terbukanya hijab," maknanya adalah diangkat dari pandangan mata mereka
segala penghalang sehingga mereka dapat melihat Allah SWT, yang
merupakan nikmat, kemuliaan, kesempurnaan, dan keindahan yang paling
besar. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Mahasuci Dia dari segala
perkataan orang-orang yang melakukan tipu daya dan berbuat kebatilan.
Penyebutan terhadap "hijab" hanya merupakan hak makhluk, bukan
hak Allah. karena merekalah yang terhijab, sedangkan Allah Mahasuci dan
agung nama-Nya dari segala yang menghijab-Nya, sebab terhalang biasanya
adalah ukuran panca indra, yang merupakan ciri khas manusia. Akan tetapi
terhalangnya Allah dari pandangan dan daya tangkap makhluk-Nya sesuai
dengan keinginan Allah SWT dan caranya terserah kepada-Nya juga.
Diriwayatkan dalam hadits-hadits shahih bahwa apabila Allah SWT
menampakkan Wajah-Nya kepada hamba-Nya, kemudian hijab terbuka dari
pandangan mereka, maka sungai-sungai meluap, pepohonan menjadi bersih,
ranjang-ranjang dan kamar-kamar di surga saling berjawaban dengan
kerasnya, mata air yang meluap dalam keadaan mendesir, angin berhembus
yang memberikan bekas. minyak kesturi, kafur melengket di dalam rumahrumah dan istana-stana surga, burung-burung berkicau. dan para bidadari
menyambut kehadiran-Nya dalam kerinduan yang mendalam. Hadits ini
disebutkan oleh Abul Ma'ali dalam bukunya, ar-Radd, yang membantah asSajaziy, yang isinya, "Hal itu sesuai dengan qada dan takdir Allah SWT,
walaupun tidak ada penglihatan dan pandangan, akan tetapi Allah
mengetahui apa yang dia inginkan dari tanda-tanda kebesaran dan
kewibawaan-Nya, sebagaimana guncangnya bukit ketika Allah SWT
menampakkan Wajah-Nya pada Nabi Musa sehingga bukit itu menjadi
kumpulan pasir yang hancur dan meleleh.
Rukyah (Penglihatan)
Muslim meriwatkan dari Abu Bakar ibn Abdullah ibn Qais dari
ayahnya dari Rasulullah saw, Beliau bersabda, "Dua buah surga bejananya
dan segata isinya terbuat dari perak, dua buah surga bejananya dan segala
isinya terbuat dari emas. Antara kaum itu dengan hal penglihatan mereka
terhadap wajah Allah SWT, tidaklah Dia itu, melainkan hanya Selendang
Kebesaran (rida al- kibriya\ W ajah-Nya di dalam surga' Aden."
Dari Jarir ibn Abdutlah. dia berkata: Kami berada di sisi Rasulullah
saw, Beliau melihat ke arah bulan pada malam purnama, kemudian bersabda,
"Kamu akan melihat Tuhanmu dengan mata telanjang sebagaimana kamu
melihat bulan ini dengan jelas. Jika kamu mampu melaksanakan shalat
sebelum matahari terbit atau sebelum terbenamnya, maka lakukanlah
olehmu." Kemudian Rasulullah saw membaca ayat Al-Qur'an: Maka
bersabarlah kamu terhadap opa yqng mereka katakon dqn bertasbihlah
sambil memuji Tuhanmu sebelum lerbil matahari dan sebelum terbenam
[nyoJ (QS. Qaf: 39)." Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari,
Muslim, Abu Daud dan at-Tirmidzi, dia mengatakan bahwa hadits ini hadits
hasan shahih.
Abu Daud meriwayatkan dari Abu Razin al-'Uqaili, bahwa dia
bertanya pada Rasulultah saw, dengan perkataannya, "Wahai Rasulullah,
Apakah setiap kita dapat metihat Tuhan kita secara langsung pada hari
kiamat?" Rasulullah saw menjawabnya, "Ya." Aku bertanya lagi, "Apa
contohnya terhadap makhluk-Nya?" Nabi menjawab, "Wahai Abu Razin,
apakah setiap kamu dapat melihat bulan pada malam purnama dalam
keadaan mata telanjang?" Akuberkata, "Ya." Nabi berkata lagi, "Allah SWT
Maha Agung, bulan itu merupakan ciptaan dari ciptaan-ciptaan Allah SWT,
sedangkan Allah lebih utama lagi dari itu untuk bisa dilihat, Mahabesar
Allah dan Maha Perkasa."
Selendang Kebesaran (Rida al-Kibriya) Waiah Allah
Perkataan Rasulullah saw, "selendang Kebesaran (rida al-kibriya)
Wajah-nya." Kata-kata ridaa' merupakan kata-kata kinayah atau sindiran
selendang atau sarung kebesaran dan keagungan-Nya, sebagaimana
diterangkan pada hadits lain, "Kesombongan adalah Selendang KebesaranKu, keagungan adalah sarung-Ku" Ia bermaksud "sifat-Ku sendiri".
Perkataannya, "sarung kesombongan" bermaksud "sifat kesombongan"'
karena Dia dengan kesombongan dan kebesaran-Nya tidak ingin dilihat oleh
seorang pun dari makhluk-Nya setelah mereka melihat hari kiamat hingga
mereka diizinkan masuk ke surga 'Aden. Apabila mereka masuk ke surga
itu, Dia berkeinginan agar mereka bisa melihat-Nya, sedangkan mereka berada di surga 'Aden." Baihaqi dan yang lainnya mengatakan hal yang
semakna dengan hadits ini.
Bukanlah kebesaran dan keagungan Allah SWT itu darijenis pakaian
yang bisa dirasakan oleh panca indra, akan tetapi maksudnya adalah
keluasan dan kelapangan. Dari segi keserupaan antara sarung dan selendang,
bahwa keduanya berguna untuk seorang manusia yang istimewa. Oleh
karena itu diibaratkan kebesaran dan keagungannya dengan ungkapan sarung
dan selendang. Namun demikian, tidak ada yang sebanding dengarr Allah
SWT. Apakah Anda tidak melihat pada akhir dari hadits ini, "Siapa yang
berani menandingi atau menyamai-Ku terhadap salah satu dari kedua sifat
itu -kesombongan dan kebesaran- maka Akuakan membinasakannya dan
Akulemparkan dia ke dalam neraka."
Allah Memberikan Salam kepada Penduduk Surga
Diriwayatkan dari Muhammad ibn al-Munkadiri dari Jabir ibn
Abdullah, bahwa Rasulullah saw bersabda: Ketika penduduk surga sibuk
dengan kenikmatan yang mereka dapatkan, datanglah kilauan cahaya dari
atas kepala mereka, ternyata Allah SWT yang menampakkan Wajah-Nya
seraya mengucapkan salam, "Keselamatan atas kalian semua wahai
penduduk rr',igu.'; Hal ini sebagaimana firman Allah SWT: {'q'U f iita
€'s\ -Kepada mereka dikatakan. "Salant," sebagai ucapan selamat dari
Tilhan Yang Maha Penyayang. (QS. Yasin 58). Nabi saw melanjutkan,
"Apabila mereka melihat Wajah-Nya, mereka lupa dengan kenikmatan surga
yang mereka rasakan sebelumnya, sampai mereka terhijab dari Wajah-Nya.
Ketika mereka terhijab dari-Nya, cahaya-Nya, dan keberkahan-Nya maka
berbekaslah cahaya dan keberkatan-Nya terhadap tempat kediaman mereka."
Sifat Melihat Allah6s
Kata-kata {.P .jr:i} maknanya "muncul kepada mereka"
sebagaimana fulan {,t[e ir5 ir>ti} maksudnya fulan itu muncul dari tempat
yang tinggi pada Anda. Allah SW'l'tidak memberikan sifat dengan kata-kata
tempat dari segi penempatan. hanya saja Allah SWT menyifati hal demikian
dengan segi ketinggian atau puncak, maka Allah mengibaratkan
kemunculan-Nya dan melihat mereka sesuai dengan kandungan kata-kata
{'Jc j;i}. Dalam hal Allah SWT sebagai pembicara, perkataan-Nya
merupakan sifat zat-Nya. Hal ini selalu demikian, sehingga Allah
mengucapkan "salam" kepada mereka, sebagaimana firman Allah, "Salam,"
sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. (QS. Yasin 58)
Kemudian perkataannya saw, "Apabila mereka melihat ke arahnya,
mereka lupa dengan kenikmatan surga," maksudnya adalah mereka terlena
dengan kelezatan ketika melihat wajah Allah SWT Yang Mahamulia. Hal itu
menandakan bahwa tidak ada yang bisa dibandingkan dengan kemuliaanNya. Jika bukan Allah SWT mengekalkan mereka. tentu terjadi terhadap diri
mereka kematian sebagairnana yang terjadi terhadap penduduk gunung
(masa Nabi Musa as) tempat muncul Wajah-Nya di sana.
Sedangkan perkataannya saw "sehingga terhijab dari pandangan
mereka," mungkin saja maknanya adalah Allah SWT mengembalikan
mereka kepada kenikmatan surga yang sempat mereka lupakan, atau mereka
sendiri kembali kepada kelezatan surga yang mereka lalaikan, maka mereka
mempergunakan segala kenikmatan surga yang telah dijanjikan kepada
mereka dan mereka siap menyantap kenikmatan yang sudah tersedia di
hadapan mereka. Bukanlah maksud terhalang ini dengan makna gaib atau
tertutup sehingga mereka menjadi lupa kepada-Nya atau terhadap
penyaksian itu mereka menjadi terhalang, atau terhadap kenikmatan surga,
mereka menjadi acuh saja, akan tetapi maksudnya adalah bahwasannya
Allah SWT mengembalikan mereka terhadap apa yang mereka lupakan dan
mereka tidak akan merasa terhalang terhadap apayang mereka saksikan oleh
hal-hal gaib atau sesuatu hal yang bisa menutupi mereka. Pengertian ini
ditunjukkan oleh perkataannya saw, "cahayanya membekas dan memberikan
keberkahan terhadap rumah-rumah mereka di surga." Bagaimana mungkin
mereka terhalang sedangkan mereka sendiri diberikan nikmat tambahan, dan
segala hal yang telah dijanjikan Allah kepada mereka dari kenikmatan.
Kisah
Dikisahkan sebuah riwayat dari Qais al-Majnun, bahwa dikatakan
kepadanya, "Bagaimana jika kami panggilkan Laila untukmu." Dia berkata.
"Apakah dia menghilang dariku, sehingga perlu diundang?" Maka dikatakan
lagi padanya, "Apakah kamu mencintai Laila." Dia menjawab, "Cinta adalah
perantara suatu ikatan, sungguh telah terjalin ikatan itu. Akuadalah Laila dan
Laila itu adalah diriku." Allah SWT Yang Mahatahu Keterangan Firman Allah SWT 1.r,-.;r uralr)il
Yahya ibn Salam berkata: Kami diberitahu oleh seseorang lelaki
penduduk Kufah dari Daud ibn Abu Hindun dari Hasan, bahwa Rasulullah
saw bersabda: Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Tuhan mereka
setiap hari Jum'at di atas bukit kafur yang tidak punya tepian. Di sana ada
sebuah sungai yang mengalir, kedua tepiannya terdapat minyak kesturi dan
duduk di sana para bidadari sambil membaca Al-Qur'an dengan suara yang
sangat merdu. Suara itu didengar orang dahulu dan orang yang terakhir,
'apabila mereka kembali ke tempat kediaman mereka, masing-masing
mengambil salah seorang dari bidadari itu sesuka hati mereka. Kemudian
mereka menuju rumah mereka yang lewat di atas jembatan dari mutiara.
Katau bukan karena Allah SWT yang memberikan mereka hidayah untuk
menuju rumah mereka tentu Allah SWT tidak mampu pulang karena
pengaruh kesenangan berbicara dengan Allah setiap hari Jum'at."
Diriwayatkan dari Bakar ibn AMullah al-Muzani, dia berkat4
"Penduduk surga mendatangi Tuhan mereka kira-kira setiap hari raya."
Seolah-olah dia -al-Muzani- berkztz "setiap pekan sebanyak satu kali
mereka mendatangi Tuhan Yang Maha Perkasa dalam keadaan berpakaian
hijau, wajah yang berseri, tembok-tembok yang dihiasi dengan mutiara"
permata zamrud, dan kilauan emas. Mereka mengendarai kendaraan pilihan
mereka, lalu memohon kepada Allah dan Allah SWT memberikan
kemuliaan dan kemurahan-Nya kepada mereka."
Yahya ibn Sallam dan lbn al-Mubarak menyebutkan,'Karni diberi
tahu oleh al-Mas'udi dari an-Nahal ibn Amru ibn Abu 'Ubaidah ibn
AMullah ibn 'Uqbah ibn Mas'ud, dia berkata" "Bersegeralah kamu
melaksanakan shalat Jum'at! Sesungguhnya Allah SWT menampakkan
Wajah-Nya kepada penduduk surga setiap hari Jum'at di atas bukit kafur
putih. Pada waktu itu mereka berdiri dekat dengan-Nya." Ibn al-Mubarak
berkata, "Sesuai dengan kesegeraan mereka pergi melaksanakan Jum'at di
dunia dulu."
Yahya ibn Sallam berkata, "Bagaikan kesegeraan mereka untuk
melaksanakan Jum'at." Dia menambahkan, "Kemudian Allah SWT
berbicara kepada mereka dengan kemuliaan, yang mana mereka tidak pernah
melihatnya sebelumnya." Yahya berkata, "Akumendengar selain al-Mas'udi
menambahkannya, yaitu firman Allah SWT (.t-f t+tJr). tlasan malah
mengatakan dalam firman Allah SWT: {e:u-;1 6-Jl t9;-*i .jorlJ} bahwa
tambahan yang dimaksud adalah melihat wajah Allah SWT. Tidak ada yang
lebih disukai oleh penduduk surga pada hari Jum'at yaitu hari penambahan
nikmat tersebut, karena mereka melihat Allah SWT Yang Maha Penguasa
dan SuciNama-Nya.
Hujan Turun di Surga
Dikatakan juga dalam riwayat lainnya bahwa "tambahan" yang
dimaksud dalam ayat tersebut adalah perkawinan mereka dengan bidadari,
sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudri secara marfu'.
Abu Nu'aim menlebutkan dari Khalid ibn Ma'dan dari Katsir ibn
Murrah, dia berkata, "sesungguhnya diantara tambahan itu adalah awan
lewat di atas penduduk surga kemudian awan itu berkata, "Bukankah kamu
berkeinginan agar akumenurunkan hujan kepada kalian sehingga kalian tidak
berkeinginan sesuatu apapun, melainkan diturunkan hujan?" Khalid berkata
bahwa Katsir berkata, "Jika Allah SWT menyaksikan akuakan haldemikian,
maka akusungguh berkata kepadanya, hujanilah kami dengan bidadari yang
berhias!" Telah berlalu keterangannya dari hadits lbn Umar bahwa semuliamulia mereka di sisi Allah SWT adalah orang yang melihat Allah SWT pagi
dan petang. Ini menunjukkan bahwa penduduk surga itu ketika melihat Allah
SWT dalam kondisi yang bermacam-macam.
Sungguh telah dirirvayatkan dari Abu Yazid al-Bisthami bahwa dia
berkata "Sesungguhnl'a Allah SWT mempunyai para hamba kalau
seandainya mereka itu terhijab sesaat saja, maka mereka sangat memohon
kepada surga dan kenikmatannya sebagaimana penduduk neraka berharap
kepada api dan siksaannl'a karena nikmatnya memandang Allah tersebut."
Penafsiran Ulama tentang Ayat-ayat Al-Qur'an sebagai Penielasan
tentang Surga dan Penduduknya
Hal demikian sebagaimana firman Allah SWT: Sungguh Kami cobut
opo yang ada dalam dada mereko rasa dengki [dendanJ. (QS. al-A'raf 43)
Ibn 'Abbas mengatakan bahwa orang yang pertama kali masuk ke
surga dihadapkan pada dua mata air, kemudian mereka meminum salah satu
dari mata air itu, sehingga Allah SWT menghapuskan nasa dendam dalam
dada mereka. Kemudian mereka masuk ke dalam mata air yang satu lagi dan
mandi di sana, maka sarna mereka berseri, wajah mereka bening dan
berlakuterhadap diri mereka kesuburan surga."
Ali ibn Abu Thalib menafsirkan firman Allah SWT: Merelca memakai
palraian sutera halus yang hijau dan sutera tebol dan dipakailan kepada
merelca gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikot kcpada merelco
minuman yang bersih (QS. al-lnsan: 2l) bahwa jika penduduk surga menuju
surga, mereka akan lewat di depan sebuah pohon yang yang ada dua mata air di bawahnya. Ketika mereka meminum salah satu mata air itu. mereka
berhak mendapatkan kesuburan surga, setelah itu tidak akan berubah kulit
mereka dan tidak akan beruban rambut mereka selama-lamanya. Kemudian
mereka meminum mata air yang satunya lagi, maka keluarlah dari perut
mereka segala macam penyakit dan mereka disambut oleh gudang-gudang
perlengkapan surga dan dikatakan kepada mereka, "Selamat kepadamu,
kamu dalam keadaan baik, masuklah ke dalamnya dalam keadaan kekal
selama-lamanya."
Ibn al-Mubarak berkata, "Ma'mar mengabarkan kepada kami dari Abu
Ishaq dari 'Ashim ibn Dhamrah dari 'Ali, bahwa dia membaca ayat: Dan
orang-orang yang bertalcwa kepada Tuhonnya dibcv'a ke dalam surgo
berombong-rombongan [pulo]. Sehingga apabila mereka sampai ke surga
itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berlatalah kepada mereka
p e nj aga-p e nj a gany a, " Ke s ei a ht e r aan I d i I i mp ahkanJ at as mu, b e r b a hagi a I ah
kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnyo. " (QS. azZumar: 73) dia berkata, "Mereka mendapatkan di pintu surga sebatang
pohon yang terbit di bawahnya dua mata air, kemudian mereka pergi ke
salah satu mata air itu, seolah-olah mereka disuruh ke sana, mereka mandi di
sana, maka rambut mereka tidak akan memutih setelah itu selama-lamanya,
kulit mereka tidak akan berubah seolah-olah mereka itu memoleskan
minyak, kemudian mereka menuju mata air yang satu lagi dan meminum
airnya sehingga perut mereka bersih. Para malaikat menyambut kehadiran
mereka pada setiap pintu surga sambil mengucapkan salam, "Keselamatan
terhadap komu dan kebaikan untulong mala masuHah ke dalamnya selamalamanya!" Kemudian mereka disambut oleh anak-anak yang melingkari
mereka sebagaimana anak-anak di dunia ini melingkari orang yang mereka
sayangi yang baru datang dari perantauan. Mereka berkata, "Berbahagialah,
sesungguhnya Allah SWT menjanjikanmu begini dan begitu." Kemudian
salah seorang dari anak-anak itu pergi ke tempat isteri dari para isterinya dan
mengabarkan kedatangannya dengan memanggil nama yang biasanya
dipanggil di dunia dulu, seraya berkata, "Telah datang si fulan." Kemudian
perempuan itu menjawab, "Kamu melihatnya?'Rasa kebahagiaan nampak
dalam raut wajahnya -bidadari- dan segera berdiri ke pintu dan balik ke
belakang, kemudian datang lagi ke pintu dengan memandang pondasi rumah
yang terbuat dari batu mutiara yang berwarna hijau, kuning, dan merah.
Kemudian suaminya datang dan duduk sambil melihat-lihat; yang dia
saksikan adalah permadani-permadani yang terhampar, gelas-gelas yang
diletakkan, dan bantal-bantal yang tersusun rapi. Kemudian dia memandang
ke loteng rumahnya. Jika bukan Allah SWT yang telah menentukan hal
tersebut, tentu matanya akan buta karena mengkilatnya loteng tersebut
(bagai kilat). Kemudian lbn al-Mubarak menambahkannya: Lalu ia berkata,
Sebagaimana telah dikatakan Allah SWT kepada kita, "Segala pujian bagi
Allah SW yang telah memberikan kepada knmi hidayah, dan tidaklah kami ukan mendapatkan hidawh jifulau bukan Allah SWT yung memberikannyu."
(QS. al-A'raf 43)
Al-Qutbi meriwaratkan dalam bukunya, 'Uyun ul-Akhbar, secara
marfu 'dari 'Ali ibn Abu Thalib ra, ia berkata: Akumendengar Rasulullah
saw bersabda tentang finnan Allah SWT,*Puda hctri itu kami kuntpulkun
orong-orang yang hertalcwa ke hadapan ar-Rahman secara
berkelompot."(Qs. Maryam: 75) 'Ali berkata, "Siapa kelompok itu." Nabi
menjawab:
Mereka adalah orang-orang yang dikumpulkan dalam keadaan
berkendaraan." Nabi menambahkan lagi dengan sabdanya, "Demi Zat yang
jiwakudi Tangan-Nya, apabila mereka telah keluar dari kuburan mereka,
maka mereka akan mengendarai unta-unta di atas pelana-pelana emas yang
mengkilat dengan berbagai macam bentuk permata, kemudian mereka
menuju pintu surga." Lalu Nabi melanjutkan pembicaraannya, "Pada pintu
surga terdapat sebuah pohon yang muncul di bawahnya dua buah mata air,
mereka minum dari salah satu mata air itu, dan ketika air sampai ke dalam
perut mereka Allah S\['T membersihkannya dari kotoran dunia." Hal itu
sesuai dengan firman-N1a:. Mereka diberikan minuman dari Tuhan mereka
sebagai penrbersih. (QS. al-lnsan:.21) Kemudian mereka mandi dari mata air
lainnya, maka rambut mereka tidak akan beruban selama-lamanya dan kulit
mereka tidak akan berubah selama-lamanya." Nabi melanjutkan lagi,
"Mereka mengetuk pintu surga. Jika makhluk sejagat raya mendengarkan
bunyi pintu surga itu, maka mereka pasti terlena oleh keindahan suaranya.
Kemudian Malai kat Ridhrvan membukakannya. Mereka mel ihat ketampanan
malaikat itu. maka mereka pun segera tunduk sujud kepada kepada Allah.
Malaikat Ridhwan berkata kepada mereka, "Wahai wali-wali Allah SWT,
akuhanya pelayanmu )'ang diwakilkan untukmu menuju ke tempat
kediamanmu."
Kemudian malaikat itu menemani mereka menuju istana-istana yang
terbuat dari perak dan emas, yang bagian luarnya terlihat dari dalamnya,
berupa kilatan cahaya dan keindahan. Wali-wali Allah berkata kepada
malaikat itu. "Wahai Ridhwan! untuk siapa semua ini?" Dia menjawab, ..lni
untukmu." Rasulullah sarv berkata lagi: Kalau bukanlah kematian tidak
dihapus Allah dari penduduk surga, tentu kebanyakan mereka mati dalam
keadaan yang sangat gembira. Nabi menambahkan lagi: Kemudian salah
seorang dari mereka berkeinginan untuk memasuki istananya, maka
Ridhwan berkata kepadanya, "lkutilah aku, sehingga akudapat
memperlihatkan apa )ang telah dijanjikan Allah kepadamu.', Nabi
meneruskan: Dia memasuki istana itu dan malaikat memperlihatkan kepada
mereka istana-istana, tenda-tenda yang banyak sekali, dan segala apa yang
telah dipersiapkan Allah SWT. Kemudian dia menuju sebuah kamar yang
terbuat dari permata yakut. tingginya dari bawah sampai ke atas adalah 100 hasta dan diwarnai dengan seluruh wama. Padanya terdapat batu mutiara dan
yakut.
Dalam kamar itu terdapat ranjang yang panjang dan lebarnya satu
farsakh. Di atas ranjang ini terdapat spreinya, sesuai dengan jumlah dan
besar kamar, kasur itu saling berdempet. Rasulullah saw mengatakan lagi:
Yang demikian itu sebagaimana firman Allah SWT: Dot Kasur-kasur yang
Ditinggikan (QS. al-Waqi'ah: 34) Kasur-kasur itu dari cahaya, sebagaimana
ranjang itu. Di atas kepala wali Allah ada sebuah mahkota yang memiliki 70
sudut, yang setiap sudutnya terdapat 70 buah permata yakut yang
mengeluarkan sinar cahaya. Kemudian Allah SWT menjadikan wajah para
auliya itu seperti bulan purnama. Di atasnya terdapat kalung dan selempang
yang mengeluarkan cahaya. Kemudian dia memakai tiga macam gelang
yaitu dari emas, perak, dan mutiara. Ini sesuai dengan firman Allah SWT:
Sestmgguhnya Allah memasukl@n orong-orong berimon dan mengeriakan
amal yang shalih ke dalam surga-surga yang di bmvalmya mengalir sungaisungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari
emas dan muliara, dan pakaian mereka adalah sutera. (QS. al-Hajj: 23).
Sedangkan firman Allah SWTI- [yailuJ surga'Adnyang mereka masuk
ke dalamnya bersama-sama dengan or(mg-orong yang sholih dari bapakbapaknya, isteri-isterinya dan anak cuctmya, sedang malaikat-malaikat
masuk ke tempat-tempal merel@ dori semua pintu (QS. ar-Ra'd: 23) Ibn
'Abbas berkata bahwa surga ada tujuh macam, yaitu: Darul Jalal, DarusSalam, Adn, Ma'wa, al-Khuldi, Firdaus, dan an-Na'im.
Menurut pendapat lainnya, surga ada emPaq karena Allah SWT
berfirman: Dan bagi orarrgyang ta*ut alcu saal menghodap Tuhonnya ada
dua surga. (QS. ar-Rahman: 46), juga firman-Nya: Dur selain dori dua
surga itu ada duo surga lagi. (QS. ar-Rahman: 62), bahwa Allah SWT hanya
menyebutkan empat surga. Walau disebutkan ada surga al-Ma'wa, maka
surga ini adalah sebuah nama bagi seluruh surga yang ditunjukkan oleh
firman Allah SWT: Bagi mereka surga-surga Ma'wa sebogai tempat
peristirahatan mereka terhadap apa yang telah mereka perbuat. (QS. asSajdah: 19) Kata-kata al-Jannah adalah kata nama jenis, sekali-kali
dipakaikan kepada satu surga, namun terkadang dipakaikan untuk seluruh
surga. Begitu juga dengan surga 'Adn atau surga-surga 'Adn, karena katakata 'odn dalam bahasa Arab artinya tempat bermukim. Keseluruhannya
adalah tempat bermukim sebagaimana semuanya adalah tempat
peristirahatan orang-orang yang beriman. tlemikian iugt dengan darul
tchuldi (negeri keabadian) dan duus-solam (negeri kedamaian), karena
seluruhnya adalah tempat kekekalan dan keselamatan dari segala rasa takut
dan sedih. Demikian juga dengan iouatu na'im (taman kenikmatan),
karena tersedia segala macarn kenikmatan.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh al-Hulaimi dalam bukunya,
Minhaj ad-Din, dalam kutipannya yang berbunyi. "Hanya saja kami tidak
setuju untuk menjadikan masing-masing dari 'Adn, Ma'wa dan Na'im
sebagai surga karena Allah SWT jika memberikan nama kepada semuanya
ini dengan kata-kata surga di suatu tempat, tentulah Allah SWT memberikan
nama untuk keseluruhan surga pada tempat yang lainnya. Jadi kita
mengetahui bahwa nama-nama ini bukanlah sebagai pembeda antara satu
surga dengan surga lainnva, akan tetapi untuk keseluruhan surga. Terutama
jika Allah SWT sudah nrenyebutkan jumlahnya, dan itu tidak ada ketetaparr
kecuali hanya pada bilangan *empat". Sungguh telah diterangkan bahwa
semua surga memiliki pintu-pintu, sebagaimana firman Allah SWT: Lalu
dibukokan pintu-pintunva. Begitu juga sabda Rasulullah saw,
"Sesungguhnla pintu-pintu surga itu ada delapan." Mungkin saja demikian
karena masing-masing surga memiliki dua buah pintu, sedangkan mereka
terbagi kepada dua golongan. Pertama, golongan sabiqun yang utama dan
pertama setelah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kedua, akhirun,
mereka adalah ashabul yamin. Maka kita mengetahui bahwa orang-orang
sabiqtm ini merupakan penduduk dua surga yang terletak di atas,
sebagaimana firman Allah SWT: Dan bagi orang yong takut akan saal
menghadap Tuhonnya ada duo surgo. (QS. ar-Rahman: 46) Sedangkan
ashobul yamin merupakan penduduk dua buah surga yang terletak di bawah,
sebagaimana firman-Nya: Orang-orangyang berada di bawah dua surga itu
ada dua surga /agi. (QS. ar-Rahman: 62).
Sa'id ibn Jubair meriwayatkan dari lbn 'Abbas tentang firman Allah:
Dan bagi orang yang takut akon saat menghadap Tuhannya ada dua surga.
(QS. ar-Rahman: 46), sampai pada firman-Nya: Dan selain dari dua surga
itu ada dua surga lagr. (QS. ar-Rahman: 62). lbn 'Abbas berkata, "Yang
demikian itu untuk orang-orang yang selalu mendekatkan diri dengan Allah
SWT, sedangkan surga )'ang terletak di bawah untuk ashabul yamin." Abu
Musa al-Asy'arijuga meriwayatkan hal yang serupa.
Mengenai firman Allah SWT: Di surga itu mereka diberi perhiasan
dengan gelang-gelang dari emas don mutiara, don pakaian mereka adalah
sutera. (QS. al-Hajf : 23) Para ahli tafsir mengatakan bahwa tidak ada
seorang pun dari penduduk surga kecuali memiliki tiga buah gelang; yang
satu terbuat dari emas, lang satu lagi terbuat dari perak, sedangkan yang
terakhir terbuat dari mutiara. Pada ayat ini dari emas dan mutiara sedangkan
pada ayat: ....Dan dipakaikan kcpda mereka gelong terbuat dari perak...
(QS. al-lnsan: 2l ) diterangkan dari perak.
Dalam Shahih Muslim dikatakan, "Perhiasan seorang Mukmin sama
ukurannya dengan batas wudhu'nya." Dibaca lu'lu'an dengan keadaan
nasab (objek) untuk sebuah makna "dan mereka berhiaskan mutiara." Kata
osqwir betuljamaknya adalah aswirah atau aswarah, sedangkan mufradnya
adalah siwur, di sini ada tiga lafazh. Para ahli tafsir berkata, "Tatkala para
raja di dunia ini memakai permata dan mahkota, Allah SWT memakaikan
hal itu kepada penduduk surga, karena mereka adalah para raja nantinya,
sebagaimana firman Allah SWT: Dan pakaian mereka adakth sztera. (QS.
al-Ha11:23)
Diriwayatkan oleh Yahya ibn Sallam dari Hammad ibn Salamah dari
Abu al-Muhzim dari Abu Hurairah, dia berkata "Rumah seorang Mukmin di
surga adalah mutiara berongga yang di tengahnya ada sebatang pohon yang
menumbuhkan perhiasan-perhiasan dan dia -ahli surga- mengambil jarijarinya." Atau Beliau berkata, "Lalu ia mengambil 70 perhiasan yang
tersusun dengan pennata mutiara, zamrud, dan batu merjan dengan jarinya,
atau dua jarinya."
Ibn al-Mubarak meriwayatkan hadits ini dengan kualitas sanad dari
Hammad ibn Abu al-Muhzim, dia berkata: Akumendengar Abu Hurairah
berkata: Sesungguhnya rumah orang Mukmin di surga nanti terbuat dari batu
mutiara dan di sana ada 40 buah rumah dan di tengahnya ada sebatang pohon
yang menumbuhkan perhiasan-perhiasan. dan dia -ahli surga- mengambil
70 perhiasan yang bertatahkan permata mutiara, zamrud, dan batu merjan
dengan jarinya, atau dua jarinya."
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: Telah sampai riwayat
kepadakubahwa wali Allah SWT memakai pakaian yang mempunyai dua
sisi yang masing-masing saling menjawab dengan suara yang menyenangkan
dan berbicara dengan menggetarkan badannya, dia berkata, "Akuadalah
yang paling mulia daripada kamu terhadap hamba Allah ini, karena
akumenyentuh badannya sedangkan kamu tidak menyentuhnya." Sisi yang
menghadap wajahnya menjawab, "Akulah yang paling mulia bagi hamba
Allah SWT ini, karena akumenghadap wajahny4 sedangkan kamu terhalang
dan tidak melihatnya."
Telah berlalu keterangan bahwa orang yang memakainya
-emas, perak, sutera- di dunia tidak akan memakainya pada akhir zaman. Hadits
ini diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri dan dishahihkan oleh Abu Umar,
ia berkata, "lnilah yang akuriwayatkan. semakna dengan yang kami
pertengkarkan dalam permasalahan orang yang meminum khamar, bahwa
apabila dia masuk surga maka dia tidak akan minum khamar, tidak
menyebut-nyebutnya tidak akan melihatnya, serta tidak bernafsu
terhadapnya, begitu juga orang-orang yang memakai sutra di dunia, jika dia
tidak bertaubat darinya." Begitu juga orang{rang yang memakai bejana dari
emas dan perak, kemudian tidak bertaubat dari memakainya."
Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari, bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Orang yang mendengarkan suara nyanyian tidak diizinkan
mendengarkan ruhaniyin " Kemudian Nabi ditanya, "Siapa ruhaniyin itu ya Rasulullah?" Nabi Menjawab, "Para qari' penduduk surga." Hadits ini
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi Abu Abdullah dalam kitab Nqwudir ul-Ushul.
Menurut pendapat lainnya, bahwa terhalangnya dia untuk meminum
khamar, memakai sutra, meminum di atas bejana yang terbuat dari emas dan
perak, serta mendengarkan nyanyian surga, hanya pada waktu mereka
tersiksa dalam neraka, dan meminum lelehan kulit mereka di dalamnya.
Sedangkan apabila mereka telah keluar dari neraka dengan bantuan syafa'at
dan umumnya rahmat Allah SWT
-sebagaimana
diungkapkan oleh hadits
yang menerangkan "geng_9aman Allah" sehingga mereka dimasukkan ke
dalam surga- maka mereka tidak akan terhalang dari sesuatu apa pun, baik
khamar, memakai sutra. maupun yang lainnya, karena terhalangnya dari
kelezatan dunia bagi penduduk surga merupakan suatu siksaan dan sangsi,
sedangkan surga bukan tempat untuk menerima sangsi atau tempat siksaan,
dipandang dari segi mana saja.
Hadits Abu Sa'id al-Khudri dan Abu Musa al-Asy'ari menentang
pendapat ini, juga sebagaimana dia <rang yang dilarang minum khamar di
surga itu- tidak berkeinginan pada derajat orang yang tinggi darinya. Hal itu
bukan merupakan sangsi begitu. Tidak ingin meminum khamar surga atau
memakai sutranya juga bukan merupakan sangsi baginya.
Pada firman Allah SWT: Mereka itulah [orory-orang yangJ bagi
merekq surga 'Adn... dan mereka memokai pakaiot hijau dari sutera halus
dan sulera tebal... (QS. al-Kahfi: 3l), dan firman-Nya: Mereka memakai
pakaian sutera halus yCItg hijau dan surera tebal... (QS. al-lnsan: 2l ), katakata islabraq maksudnva adalah sutra yang tebal, sedangkan kata-kata
sundus adalah kain halus dan tipis. Dikhususkan warna hijau karena kalau
warna putih menyilaukan pandangan mata dan menyebabkan perih,
sedangkan warna hijau membuat kesejukan. Hijau adalah suatu warna antara
hitam dan putih. Haltersebut mengeluarkan kemilauanPada firman-Nya juga: Di dalamnya mereko dtduk bertelekan di atas
dipon (al-araib... (QS. al-lnsan: l3), kata-kata wa'ik {c,l;tri; adalah bentuk
jama' dari kata arikoh {{Ji}, yang maknanya adalah ranjang-ranjang di
kamar pengantin, begitu juga pada firman-Nya: Merelra bertelekan di atas
dipan4ipan berderelan dan Kami kmyinkan mercko dengan bidadaribidadari yong cantik bernruto jeli (QS. ath-Thur: 20)
Diriwayatkan dari Rasulullah saw, Beliau bersaMa, "Seseorang lelaki
di surga menikahi seribu orang bidadari dalam waktu sebulan, dia memeluk
seorang di antara mereka seukuran umurnya di dunia dulu."
Ibn 'Abbas meriual'atkan, dia berkata, "Seseorang lelaki memeluk
bidadari selama 70 tahun, dia tidak merasa bosan dengannya dan dia
-bidadari itu- juga tidak merasa bosan. Setiap dia menggaulinya dia
mendapat keperawanan baru, dan setiap bidadari itu kembali kepadanya
maka keinginannya untuk melakukannya bertambah. Lelaki itu
menggaulinya dengan kekuatan 70 orang lelaki. Diantara keduanya tidak ada
air mani baik dari lelaki maupun dari bidadari."
Al-Musayyib ibn Syarik mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda
tentang firman Allah SWT Sesungguhnya Kami menciplakan mereka
[bidadari-bidadariJ dengan langsung,, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis
peruwan, penuh cintu lagi sebaya umurnya. (QS. al-Waqi'ah: 35-37),
"Mereka itu adalah wanita-wanita tua di dunia yang diciptakan Allah SWT
dalam bentuk baru, yang setiap kali digauli oleh para suami mereka maka
mereka mendapatkan isteri-isteri mereka dalam keadaan perawan." Ketika
A'isyah mendengarkan itu, dia berkata, "Aduh perihnya."65 Nabi menjawab,
"Di sana tidak ada rasa kesakitan."
Yahya ibn Sallam meriwayatkan dari temannya dari Aban ibn 'lyasy
dari Syahar ibn Hausyab dari Mu'azd ibn Jabal dari Rasulullah saw, Beliau
bersabda: Seorang lelaki penduduk surga bersenang-senang dengan isterinya
di atas satu ranjang selama 70 tahun, kemudian dia dipanggil oleh wanita
yang lebih cantik darinya dan di tempat yang lebih nyaman dari tempat
semula dan lebih indah dari kamar lainnya. Bidadari itu berkata kepada
lelaki itu, "Sekarang giliran kami dari kamu." Kemudian lelaki itu menoleh
kepadanya dan berkata, "Siapa kamu?" Perempuan itu berkata, "Akuadalah
di antara wanita-wanita yang dikatakan oleh Allah SWT: Daz pada sisi
Kami ada tambahan nikmat (QS. Qaafi 3l) Kemudian lelaki itu menuju ke
arahnya dan menggaulinya selama 70 tahun di atas suatu ranjang. Setelah itu
dia dipanggil oleh wanita yang lebih cantik darinya dan di kamar yang lebih
indah, seraya berkata bidadari itu, "Sekarang giliran kami denganmu."
Kemudian lelaki itu menoleh ke arahnya dan bertanya, "Siapa kamu?"
Wanita itu menjawab, "Akuadalah di antara wanita-wanita yang dikatakan
Allah SWT'. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk
ntereka yaitu [bermocam-macam ni'matJ yanq; menltedapkan pandangan
mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (QS. asSajdah: l7)." Kemudian lelaki itu mendatanginya dan dia bersenang-senang
dengannya di atas suatu ranjang selama 70 tahun. Maka dengan hal itu
mereka saling berkunjung. Allah SWT berfirman: Kami kawinkan mereka
dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli |W :y\ (QS. ath-Thur:
20\ Hur menurut Qatadah artinya putih, begitu juga dengan perkataan
umum.
Qatadah mengomentari firman Allah SWT: Sesungguhnya penghuni
surga pada hari ini bersenang-senang dqlam kesibukan mereka. (QS. Yasin:
55) bahwa maksud ayat ini adalah, mereka sibuk memecah keperawanan
para perawan tersebut. Sedangkan Hasan mengatakan bahwa maksudnya
adalah mereka dalam keadaan gembira.
Sedangkan pada firnran Allah SWT:. Bagi mereka rezekinyu di surga
itu tiap+iap pagi dan petang. (QS. Maryam: 62'1, para ulama mengatakan
bahwa di dalam surga tidak didapati siang dan malam. tapi mereka selalu
mendapatkan cahaya selama-lamanya. Mereka mengetahui ukuran malam
ketika tabir (hijab Allah) diturunkan dan pintu-pintu ditutup. Mereka juga
mengetahui u'aktu siang dengan tanda dibukanya hijab dan pintu telah
dibuka. Hal inijuga disebutkan oleti Abu Farj ibn al-Jauzi.
Abu Abdullah at-Tirmidzi telah meriwayatkan dalam bukunya,
Nawadir al-L'shul, dari hadits Aban dari Hasan dari Abu Qiladah, dia
berkata bahwa seseorang lelaki bertdnya kepada Rasulullah saw, "Wahai
Rasulullah? apakah di surga ada malam?" Nabi menjawab, "Apakah
kepedulianmu dengan ini?" Lelaki itu berkata lagi, "Akumendengarkan
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur'an: Bagi mereka rezekinya di surgo
itu tiop-tiap pagi dan petung. (QS. Maryam: 62)." Malam diantara pagi dan
petang. Lalu Nabi menjarvab, "Di sana tidak ada malam, yang ada hanya
cahaya dan kemilauan sinar yang berjalan pada waktu pagi atau sore.
Mereka diberikan hadiah setiap waktu-waktu shalat yang mana mereka
shalat pada waktu tersebut. malaikat mengucapkan salam kepada mereka."
Pada firman Allah SWT: Dan kami menganugerahkan pada mereka
buah-buahan. daging sesuai dengan selera mereka (QS. ath-Thur: 22)
maksudnya adalah buah-buahan basah dan kering. Hal ini adalah ungkapan
Ibn'Abbas.
Mujahid berkata menanggapi firman Allah: Dan naungan [pohonpohon surgq ituJ dekot di atqs mereka (QS. al-lnsan: l4) Maksudnya, tempat
naungan pepohonan. Sedangkan firman Allah SWT: Dan buahnya
dimudohkan me met iknya se mudah-mudahnya. (QS. al-lnsan : I 4) maksudnya
adalah buah-buahan yang selalu mereka ambil kapan saja, jika dia berdiri
maka buah-buah itu juga meninggi, seukuran dengan badannya; jika dia
duduk, maka dia pun merunduk; jika dia berbaring maka pohon itu juga
bergerak ke arahnya, sehingga dia dapat memetiknya.
Ibn al-Mubarak mengatakan, "Syarik meriwayatkan kepada kami dari
Abu Ishak dari al-Bara' tentang ayat: Dan naungan [pohon-pohon surga ituJ
dekat di atas mereka dcm buahnya dimudahkan memetiknya semudahmudahnya. (QS. al-lnsan: l4) bahwa penduduk surga memakan buah-buahan
dari pepohonan sesuka hati mereka, baik dalam keadaan maupun berbaring."
Ibn Wahab mengatakan, "Telah dikabarkan oleh Hisyam ibn Sa'ad
kepada kami dari Zaid ibn Aslam, bahwa Rasulullah saw bersaMa, "Postur
tubuh penduduk surga jika masuk ke sana setinggi 60 hasta, mereka
bagaikan batang korma yang tinggi. Mereka memakan buah-buahan dalam
keadaan berdiri."
Diriwayatkan dari Nabi saw, Beliau bersaMa, "Penduduk surga yang
paling rendah derajatnya adalah orang yang berdiri di sampingnya sebanyak
10000 pelayan. Masing-masing mereka memegang dua buah piring, satunya
terbuat dari emas sedangkan yang lainnya terbuat dari perak, yang wananya
berbeda." Hadits ini disebutkan oleh alQutbi dalam buku 'Uyun al-Akhbar.
Para ahli tafsir mengatakan bahwa orang yang paling rendah
derajatnya di surga adalah orang yang berkeliling di samping mereka 70000
anak-anak kecil sambil membawa 70.000 piring emas, masing-masing piring
tersebut berlainan warnanya. Dia makan dengan piring yang terakhir,
sebagaimana dia makan dengan piring yang pertama, mereka merasakan rasa
pada piring terakhir sedangkan rasa pada piring pertama tidak hilang dari
lidahnya. Setiap makanan dengan makanan lainnya tidak akan bercampur
rasanya.
Ahli tafsir menambahkan bahwa orang yang paling tinggi derajatnya
di surga juga begitu, setiap hari mereka dikelilingi oleh 70.0000 anak-anak
kecil sambil memegang piring emas yang masing-masing berbeda. Di atas
piring itu berbagai macam makanan yang saling berbeda. Mereka makan dari
piring terakhir sebagaimana mereka makan dari piring pertama. Mereka
merasakan rasa makanan terakhir, sedangkan rasa makanan pertama tidak
hilang dari lidah. Rasa setiap makanan tidak bercampur dengan yang
lainnya. Kata-kata akwab (gelas) maksudnya adalah, mereka dikelilingi oleh
gelas-gelas, sebagaimana firman Allah SWT; Dan diedarkan kepada merelco
bejana-bejana {-+;t} dari perak dan piala-piala {qtfi} yang bening laksana
kaca. (QS. al-lnsan: l5). Qatadah mengatakan bahwa kata-kata akwab
berarti lingkaran yang pendelq tangkai berleher kecil dengan tempat
pegangannya. Sedangkan kata-kata ibriiq adalah yang tangkainya
memanjang, panjang lehernya dengan tempat pegangannya.
lbn 'Azizah mengatakan bahwa kata-kata akwab berarti abariq yang
tidak terbuka dan tidak ada selangnya. Mufrad (bentuk tunggal) dari akwab
adalah kub lqfl, sebagaimana perkataan al-Akhfasy dan Qutrub. AlJauhari mengatakan dalam kamusnya, Mukhtar ash-Shahih, "Kub adalah
cangkir yang tidak memiliki pegangan- Hal serupa juga diungkapkan oleh
Mujahid dan as-Suddiy, yang merupakan pendapat ahli bahasa, yang
mengatakan bahwa hub adalah cangkir yang tidak mempunyai telinga dan
pegangan: [yaituJ kaca-krca [yotg terbuatJ dari perak yang teloh diukur
mereka dengan sebaik-boilorya (QS. al-lnsan: l5-16). Maksudnya,
terkumpul padanya sifat botol-botol bening yang terbuat dari perak putih.lbn Abbas mengatakan bahwa tanah penduduk surga terbuat dari
perak, yaitu botol-botol lang tercipta dari perak. lni merupakan sebuah dalil
bahwa tanah surga itu adalah perak, karena yang terendah bentuknya adalah
membuat bejana dari tanah, di mana bagian yang nampak serupa dengan
yang batin, sedangkan 1'ang batin dapat dilihat dari zahirnya, bagaikan botolbotol yang bisa dilihat ntinumannya dari dinding botol tersebut. Seperti ini
tidak akan didapati di dunia sebagaimana firman Allah SWT,"[yailuJ kocakacu [yang terbuatJ duri perak yang telah diukur mereko dengan sebaikbaiknya.-" (QS. al-lnsan: 16) Maksudnya, bagi diri mereka sendiri, maka
didatangkan kepada mereka sesuai dengan apa yang mereka tentukan dan
sukai sebelumnya, baik kecil, besar ataupun menengah ukurannya. Perkataan
ini merupakan penafsiran Qatadah.
Ibn 'Abbas dan Mujahid mengatakan bahwa akan didatangkan kepada
mereka botol-botol itu. sesuai dengan tingkatan mereka sendiri tanpa adanya
tambahan dan pengurangan. Maksudnya, para malaikat yang mengelilingi
dan memberikan minuman dengan gelas kepada mereka akan menentukan
botol-botol itu. sebagaimana firman Allah SWT: SesungSyhrya or(mg-orang
yang berbuat kebajikan minum dari gelas [berisi minumanJ yang
campurannya odalah uir kofur. (QS. al-lnsan: 5) Maksudnya, mereka
minum khamar. Begitu juga dalam firmannya: Diedarkan bagi mereka
gelas-gelas yctng berisi khamor {"iS} dari sungoi yang mengalir {qrr} (QS.
ash-Shaffat: 45). Kata-kala ma'in maksudnya adalah air mengalir yang
tampak jelas dan tidak memberikan kepusingan, maksudnya air itu tidak
akan memberikan kerusakan kepada akal dan tidak menyebabkan sakit
kepala, sebagaimana firman Allah: Tidok ada di dalam khamsr {J*} itu
alkohol don mereko tidak mobuk karenanya {oi-lc} (QS. ash-Shatrat: 47)
Maksudnya. mereka tidak akan hilang akal ketika meminumnya. Dikatakan
orang "khamar itu penghilang {Jr} orang yang penyayang," "perang adalah
penghilang bagijiwa," arti dari kata-kata ini adalah hilangnya rasa sayang
dan nyawa yang disebabkan olehnya.
Hamzah dan al-Kassa'i membaca, *Yunzifuno {oil}" dengan
mengkasrahkan huruf zai dari kalimat "anzafal qoum," apabila rasa mabuk
datang kepada mereka. Menurut pendapat lainnya, minuman mereka tidak
akan habis karena dia selalu sepcrti itu.
Kata-kata ko'as l,r"Vl menurut ahli bahasa adalah sebuah nama yang
mencakup seluruh tempat minuman, tetapi kalau kosong dari minunan bukan
dinamakan dengan demikian. Allah SWT berfirman: Sesungguhnyo orangorong yory berbuat kebajikan milmmt dari gelos fberisi mirrumonJ yang
campuranwa adalah air kafw- (QS. al-lnsan: 5) Al-Kalbi mengatakan bahwa kata-kata kafur {.y5i6} adalah mata air yang terdapat di surga yang
mana mercka meminum air dari sana. Maksudnya, minum dari sana dan
mengeluarkan minyak. Sedangkan firman Allah SWT: Di dalam surga itu
mereka diberi minum segelas fminumanJ yung campurannya adalah jahe.
(QS. al-lnsan: l7), orang Arab menganggap jahe sebagai minuman yang
harum dan sering dijadikan sebagai perumpamaan antara jahe dan khamar
yang sudah dicampur. Allah SWT berbicara kepada mereka dengan sesuatu
yang mereka ketahui dan mereka sukai, seolah-olah Allah mengatakan
. kepada mereka, "Di hari kiamat nanti, kamu akan mendapatkan seumpama
apa yang kamu sukai di dunia jika kamu beriman." Sedangkan firman Allah
SWT: [Yang didatangkan dariJ sebuah mato air surga yang dinamakan
salsabil. (QS. al-lnsan: l8) Kata-kata Salsabila {)A=-t-} adalah sebuah nama
mata air. Salsabil dalam bahasa adalah sebuah sifat terhadap air terjun.
Sedangkan firman Allah SWT: Merelu minum dari khomar murni
yang dilak Labtya dalah kesturi {tb ut*} (QS. al-Muthaflifin: 25-26)
Maksudnya, minuman khamar yang diakhiri dengan rasa harumnya kesturi.
Mujahid mengatakan. "Minuman ilu diakhiri dengan rasa aroma kesturi pada
tegukan terakhir-- Dikatakan juga maksudnya adalah, apabila mereka
meminum minuman ini maka yang ada dalam gelas akan habis dan diakhiri
dengan rasa arorna kesturiAbdullah ibn Mas'ud menafsirkan firman Allah SWT; Mereko minum
dri Liunq nrurni yong dilak Lalorya dalah kestwi {,:)a r,,t>} (QS. alMuthaffifin:25-26) {ei.-r ot=} hhwa "carnpuran"nya dengan penutup yang
mengakhirinya apakah Anda tidak memperhatikan kata-kata seseorang
isterimu yang mengatakan ungkapn penutup itu berarti campuran. Hal
serupa diungkapkan oleh lbn al-Mubarak dan Ibn Wahab, lafadz ini adalah
perkataan lbn Wahab.
Ibn al-Mubarak meriwayatkan dari Abu Darda', ia berkata, "Lafazh
{e.I,-e or=} adalah minuman yang paling putih, yang seperti perak yang
harum aromanya pada tegukan terakhir. Jika seseorang di dunia ini
memasukkan tangannya kemudian dia mengeluarkannya, maka dia akan
mendapatkan keharuman yang bersangatan sehingga semua yang bernyawa
di dunia ini akan mendapatkan bau harumnya. Pada hal yang demikian,
lrcndaHah berpaculah or(mgerang yory berpacu untuk itu (QS. alMuthaffifin: 26). Maksudnyao hendaklah mereka berpacu di dunia dengan
amal-amal yang shalih. Sedangkan firman Allah: {c.+r cf ta2ty2l Dan
campur@rya dari tasnim (QS. al-Muthaffifin: 26) maksudnya, campuran
minuman itu adalah "mala air yorg diminum oleh orang-orang yang selalu
mendekatkan diri kepada Allah-" (QS. al-Muthaffifin: 26)Qatadah mengatakan bahwa mata air yang diminum oleh orang-orang
yang mendekat diri kepada Allah dalam keadaan jernih dan diedarkan dalam
keadaan bercampur untuk seluruh penduduk surga. Tasnim merupakan
minumin yang paling tinggi kualitasnya di surga, sebab kata-kata lasnim
makna asalnya adalah ketinggian. Dia adalah sebuah mata air yang mengalir
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Dengan kata-kata ini
terambil kata-kata untuk "pundak" unta dalam bahasa Arab, karena
ketinggiannya dari badannya. Begitujuga dengan batu nisan kuburan.
Jadi mata air mengalir dari ketinggian dan memberikan kemuliaan
kepada penduduk surga )'ang mengalir dari Arsy. Hal tersebut diperkuat oleh
periwayatan Abu Muqatil dari Shalih ibn Sa'id dari Abu Sahl dari Hasan ibn
'Ali, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Empat mata air yang mengalir di
surga, dua diantaranya mengalir di bawah Arsy, salah satu diantaranya
adalah yang disebutkan Allah SWT: [YaituJ mata air [dalam surgal yang
daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat
mengalirkannya dengon sebaik-baiknya. (QS. al-lnsan: 6), sedangkan yang
lain adafah firman Allah SWT: Di dalam kedua surga ilu ada dua mata air
yang memancar. (QS. ar-Rahman: 66) yang mengalir di atas Arsy. Salah
satu dinamakan dengan salsabil sedangkan yang lainnya dengan nama
lasnim."
Dalam hadits yang disebutkan oleh at-Tirmidzi dalam kitab Nawadir
al-Ushul pada pembahasan ke 89, kutipannya adalah, "Tasnint minuman
khas bagi orang yang telah diazab, sedangkan kafur merupakan minuman
khas bagi orang{rang abror. Begitu juga dengan kafur yang bercampur
dengan tasnint. hnjabil (iahe) dan salsabil juga untuk orang-orang abrar.
lnilah yang telah disebutkan Al-Qur'an bagi orang-orang abrar secara
campuran, sedangkan orang{rang muqarrabin (orang yang didekatkan
Allah) dalam keadaan jernih dan apa saja yang diminum oleh orang-orang
abrar dalam keadaan jernih, maka bagi penduduk surga keseluruhannya
dalam keadaan campuran. Orang-orang abrar (orang-orang baik)
muqarrabun (orang yan_e didekatkan Allah) adalah orang-orang shiddiq
(orang yang salah dalam kebenaran).
Hasan mengatakan. khamar yang terdapat dalam surga lebih putih dari
pada susu dan lebih manis daripada madu. Dalam Al-Qur'an: Diedarkan
bagi mereka gelas-gelas yong berisi khomar {aV} dari sungai yang
mengalir {c23.}- lYunonya putih bersih, sedap rassnyo bagi orang-orang
yang minum (QS. ash-Shaffat: 45-46) diterangkan bahwa itu adalah
minuman yang sangat lezat dan sangat baik. Sedangkan firman Allah: Di srsi
mereka terdapat bidadari-bidadari yang tidok liar pandangannya dan jelita
matanya (QS. ash-Shaffat: 48), maksudnya adalah para wanita yang dekat
sekali dengan suami mereka dan tidak menoleh kepada laki-laki yang lainnya. lbnZaid mengatakan, "seseorang dari kelompok wanita itu berkata
pada suaminya, "Demi kemuliaan Tuhanku, akutidak pernah melihat yang
paling baik selainmu." Seakan-akon mereka ulalah telur burung unta yang
lersimpan dengan 6ar,t (QS. ash-Shaffat: 49)
Hasan dan lbn Zaid mengatakan bahwa keserupaan mereka dengan
telur burung unta diliputi oleh bulu burung unta, agar terhindar dari angin
dan debu. Warnanya adalah putih kekuning-kuningan, yaitu warna yang
paling cantik di kalangan wanita. Menurut pendapat lainnya, putih yang
dimaksud adalah mutiara. bagaiktn mutiara yang tersembunyi di gelombang
laulan, dalam firman-Nya juga: Di dalam surga-surga ilu ada bidadaribidadari yong baik-baik [pilihan atau otfJ lagi cmtik-cantik loL-'1. (QS.
ar-Rahman: 70) maksudnya adalah para wanita. Bentuk tunggal dari katakata khairat adalah khirah (pilihan).
Ibn al-Mubarak meriwayatkan dari al-Auza'i dari Hasan ibn 'Athiah
dari Said ibn Abu Amir, dia berkata, "Jika muncul salah seorang bidadari
surga di langit, maka langit akan bercahaya, sinarannya akan menyingkirkan
cahaya matahari dan bulan, cadar yang dipakai oleh bidadari itu lebih baik
dari bumi dan seisinya." Kata-kata hissan maknanya adalah wajah dan
perangai yang sangat cantik, maka aPabila Allah SWT mengatakan dengan
kata-kata hissan berarti dia adalah bidadari yang putih, terpelihara dalam
kemah.
Ibn 'Abbas mengatakan bahwa kemah itu bempa mutiara berongga
dan luas yang memiliki 4000 buah pintu emas- Hal ini disebutkan oleh Ibn
al-Mubarak, "Kami diberitahu oleh Himam dari Qatadah dari Ikrimah dari
Ibn'Abbas."
dari Abu Darda', dia menyebutkan, "Kemah-kemah
{#!r} itu berupa sebuah mutiara yang memiliki 70 buah pintu, semuanya
adalah mutiara."
Abu al-Ahwas mengatakan tentang ayat: [Bidadari-bidadariJ yang
jelita, putih bersih dipingit dalam runah mutiara yong berongga- (QS. arRahman: 72), "Kata-kata {pt}t} artinya rumah mutiara yang berongga." AtTirmidzi berkata tentang ayat ini: Telah sampai riwayat kepada kami bahwa
sekelompok awan menurunkan hujan dari Arsy, maka para bidadari itu
tercipta dari tetesan rahmat, kemudian masing-masing diletakkan disebuah
kemah yang berada di tepi sungai dikarenakan luas kemah itu 40 mil, di sana
tidak ada sebuah pintu pun sehinsga apabila wali Allah SWT telah datang ke
surga maka kemah itu terbelah dengan sebuah pintu agar wali Allah SWT itu
mengetahui bahwa seluruh ciptaan Allah SWT dari kalangan malaikat dan
para pelayan tidak pernah memandangnya, mereka itu terkurung dalam
istana dan terhalang dari pandangan mereka. Daruqutni mengatakan dalam
bukunya, al-Madih. dari al-Mu'tamir ibn Sulaiman, "Sesungguhnya di surga
terdapat sebuah sungai yang menumbuhkan bidadari yang masih perawan."
ArTirmidzi al-Hakirn mengatakan bahwa kata rufraf (istana) artinya
sesuatu yang apabila tuannya telah menempatinya, maka istana itu
mengembangkan sayapnla dan senang dengan kedatangannya bagaikan
kursi goyang yang bergerak ke kiri, ke kanan, ke atas, dan ke bawah, yang
memberikan kenikmatan kepada orang yang duduk di atasnya. Apabila
mereka duduk di atas istana itu, maka Malaikat lsrafil langsung
mendengarkannya.
Diriwayatkan dalam suatu riwayat, bahwa tidak ada makhluk Allah
SWT yang paling indah suaranya daripada suara lsrafil. Apabila Israfil
memulai suaranya maka para penduduk ketujuh langit memutuskan shalat
dan tasbih mereka. Apabila penduduk surga itu menaiki istananya, lsrafil
pun mulai melantunkan suara nyanyian-nyanyian yang menyanjung
kebesaran Allah SWT. Tidak ada suatu pohon pun yang berada di surga
kecuali datang menyambut lantunan suara itu, semua tirai dan pintu terbuka
dan semua bel yang ada dipintu itu berbunyi dengan berbagai macam
bunyinya. Tak ada sebuah taman emas pun yang tidak berbunyi di tempat
pesta, yang diselubungi dengan berbagai macam seni suara. Tak ada seorang
bidadari pun yang tidak bernyanyi dengan nyanyiannya. Burung-burungjuga
berkicau dengan merdu.
Allah SWT menl'uruh para malaikat dengan perkataan-Nya,
"Jawablah suara-suara mereka dan dengarkanlah para hamba-Ku yang selalu
membersihkan pendengarannya dari alat-alat musik setan!" Para malaikat itu
pun menjawab mereka dengan suara yang lembut dan suara-suara hati, maka
suara-suara itu pun bercampur bagaikan satu suara. Kemudian Allah SWT
berfirman, "Hai Daud! berdirilah di sisi Arsy-Ku, maka kamu akan
mendapatkan-Ku." Daud segera ke sana dan memuji kebesaran Tuhannya
dengan suara pujian dan kemerduan yang sangat lezat dan selalu bertambah
asyik. Penduduk yang berada dalam kemah itu sangat merindukan suara itu
dan mereka diselubungi oleh seni-seni dan nyanyian-nyanyian. Ini sesuai
dengan firman Allah S\['T,"Mereka bergembita di dalam tamon." (QS. arRum: l5)
Yahya ibn Katsir menyebutkan, kata raudhah dalam firman Allah
SWT artinya kenikmatan dan bunyi-bunyian yang merdu dan
menyenangkan Sedangkan kata 'abqari dalam firman-Nya artinya
permadani-pennadani. Ibn 'Abbas menyebutkan bahwa kata mufradnya
yaitu 'abqarah. sama maknanya dengan kata on-namariqu yang terdapat
dalam firman Allah SWT Yoitu bantal-bontal yong berbaris-baris. (QS. alGhasyiyah: l5) Adapun kata az-zarabiyyu arlinya permadani-permadani, dan kata
mablsutsah artinya terhampar. Adapula yang menyebutkan bahwa kata
mahtsutsah artinya (permadani) yang tersusun dari batu mutiara dan batu
yaqut.
Yang dimaksud dari firman Allah SWT: Dan golongan kanan,
alanglcah bohogianya golongan lunan r7a. (QS. al-Waqi'ah: 27) adalah
penghuni surga selain golongan orang-orang terdahulu. Penghuni surga
seluruhnya adalah golongan kanan.
Firman Allah SWT: Maksudnya, mereko berada diantara pohon
bidora yang tidak berdurl, dan ini sudah diterangkan sebelumnya.
Firman Allah SWT: Maksudnya, mereka berada diantara pohon
pisang yang bersusun-susun. Para ahli tafsir menyebutkan bahwa thalhun
adalah pohon pisang. Menurut bangsa Arab pohon ini adalah pohon yang
berwarna bagus, karena ia berwarna hijau. Disebutkan secara khusus karena
onang-orang Quraisy kagum melihat pohon pisang dan bidara disebabkan
warnanya yang hijau dan bayangannya yang banyak, sehingga disampaikan
dan dijanjikan kepada mereka apa-apa yang mereka sukai. Pendapat ini
disebutkan oleh Mujahid dan ahli tafsir lainnya.
Firman Allah: Dor untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang
suci. (QS. al-Baqarah: 25) Mujahid menyebutkan, "Yaitu isteri-isteri yang
suci dari kotoran, kencing haid, lendir, ludah, mani, dan anak." Ini
disebutkan oleh Ibn al-Mubarak.
Ibn Juraij menceritakan kepada kami dari Mujahid bahwa tafsiran dari
firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat25: ol9 W.iii "aaUn mereka kclcal di dalamnya dan tidak akon keluar lagi, sebagaimana yang
telah diterangkan sebelumnya.
Mujahid juga berftata tentang firman Allah SWT: "Sedang mereka
merasa bersatdta &duk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan " (QS.
ash-Shaffat: 44, dan al-Hijr: 47) bahwa sebagian mereka tidak melihat
punggung sebagian yang lain, baik ketika berkomunikasi maupun ketika
berpaling. Ada juga yang mengatakan bahwa sebuah keluarga dapat
berkeliling sekehendak mereka, namun seseorang tidak dapat melihat
punggung yang lain.
Ibn 'Abbas berkata "Mereka berada di atas tahta-tahta kebesaran
dengan memakai mahkota-mahkota dari permata, yaquq dan batu mutia
sejenis topaz. Diantara tahta-tahta tersebut ada yang panjangnya dari negeri
Shan'a' sampai ke negeri Jabiyah dan dari negeri 'Adn sampai ke Ailah."
Ada pula yang menyebutkan bahwa satu tahta dikelilingi oleh satu keluarg4
wallalrua'lam.
Penjaga Neraka Jahannam
Allah SWT berfirman: Di ota.snyu uda .semhilttn helus [muluiktt
penj agaJ. (QS. al-M udatstsir: 30)
lbn al-Mubarak meriwayatkan dari Hammad ibn Salamah dari alAzraq ibn Qais dari seorang laki-laki Bani Tamim. ia berkata. "Kami sedang
berada di dekat Abu al-'Awam. ia lalu membaca ayat: Dcm tahukuh kamu
opakoh neraku Soqar ita? (QS. al-Mudatstsir: ?71 dan: Di utusnva ado
sembilan belos [muloikot penjagaJ. (QS. al-Mudatstsir: 30) Maka
ditanyakan padanya. "Apakah yang dimaksud dengan sembilan belas?" la
menjawab, "Sembilan belas ribu malaikat." Ditanyakan kepadanya,
"Ataukah sembilan belas ribu malaikat?" Aku menjawab, "Tidak, justru
sembilan belas malaikat." la bertanya. "Bagaimana engkau mengetahui?"
Jawabku, "Dari firman Allah SWT: Dar tidaklah kumi nrcnjudikan jumloh
mereka kecuali untuk menjadi Jitnah bogi orang-orang ,tay'r. (QS. alMudatstsir: 3l) Ia berkata. "Engkau benar. mereka adalah sembilan belas
malaikat. Di tangan setiap malaikat ada sebuah palu bercabang dua. dan
apabila ia memukul dengan sekali pukulan, maka akan menghembuskan
sejauh tujuh puluh ribu tahun."'
At-Tinnidzi meriwayatkan dari Jabir ibn 'Abdullah, ia berkata: Orang
Yahudi berkata kepada para sahabat Nabi saw, "Apakah Nabi kalian
mengetahui berapa beberapa penjaga neraka?" Para sahabat menjawab,
"Kami tidak tahu sebelum kami menanyakannya." Salah seorang laki-laki
mendatangi Nabi saw dan berkata, "Wahai Muhammad, hari ini sahabatsahabatmu mengalami kekalahan." Nabi bertanya, "Kalah dalarn hal apa?"
Orang itu menjawab, "Mereka berkata, "Kami tidak tahu sebelum kami
bertanya kepada Nabi kami." Nabi bersabda, "Suatu kaum tidak kalah jika
mereka menanyakan apa yang tidak mereka ketahui." Mereka mengatakan
"Kami tidak mengetahui sebelum kami bertanya kepada Nabi kami" padahal
mereka (kaum Yahudi) juga bertanya kepada Nabi mereka dengan
mengatakan, "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." Musuh
Allah atasku. Pertanyaan mereka tentang tanah surga, yaitu roti dari tepung
putih. Ketika mereka datang, mereka bertanya, "Wahai Abul Qasim, berapa
jumlah penjaga neraka Jahannam?" Rasulullah saw menjawab. "Begini,
begini," sembilan atau sepuluh kali. Mereka berkata. "Benar." Nabi saw
bertanya kepada mereka. "Apakah tanah surga?" Mereka terdiam, kemudian
berkata, "Roti, wahai Abul Qasim." Nabi berkata, "Roti dari tepung putih."
'lsa mengatakan bahwa hadits ini dari hadits Khalid dari asyMengingat kematian & hariakhir
Sya'biJabir.
Luas Neraka Jahannam dan Besar Kemah-kemahnya
Allah SWT bertirman:
Dan upabilu nrcreku dilemparkun ke tempal yang sempil di neraku itu
clengut dibelenggu,... (QS. al-Furqan: l3)
...Sesungguhnyu Kumi teluh sediakun bagi orang-orang yung zulim itu
neraka ycrng gejolaknya nrctrgepun!! mereku.... (QS. al-Kahfi:29)
Ibn al-Mubarak meriwayatkan dari 'Anbasah ibn Sa'id dari Habib ibn
Abu 'Umairah dari Mujahid, ia berkata, "lbn 'Abbas bertanya, "Apakah
engkau tahu ukuran luas neraka?" Aku tnenjawab, "Tidak." Ia berkata,
"Baik, jarak antara gelambir telinga salah satu dari mereka -penjaga nerakadengan lehernya sejauh tujuh puluh tahun perjalanan. yang mengalir darinya
aliran-aliran lembah nanah dan darah." Aku bertanya, "la nrempunyai
sungai?" la menjawab, "Tidak, tetapi aliralt-aliran lembah." Kemudian ia
bertanya, "Tahukah engkau ukuran luas lubang neraka?" Aku meniawab,
"Tidak." Ia berkata, "Aisyah mengatakan bahwa ia bertanya kepada
Rasulullah tentang tirman-Nya: ...padahal bumi seluruhnya dalcrnt
genggoman-Nya poda hari kiomat... (QS. az-Zumar:67)" Aku bertanya, "Di
mana manusia waktu itu?" Ia menjawab, "Di atas jembatan punggung neraka
Jahannam." (HR. at-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri dari Nabi saw. Beliau
bersabda, "Kemah neraka mempunyai empat dinding tebal dan tiap-tiap
dinding jaraknya empat puluh tahun perjalanan."
Ibn al-Mubarak menyebutkan dan diriwayatkan oleh at-Tirmidzi.
Diriwayatkan oleh lbn al-Mubarak dari Muharnmad ibn Bisyr dari
Qatadah tentang firman Allah SWT: Dan apabila mereka dilentparkan ke
tempot yang sempit di neraku itu dengan dibelenggu... (QS. al-Furqan: l3) Ia
mengatakan bahwa 'Abdullah berkata, 'Neraka Jahannam mengapit orang
kafir seperti busur dengan anak panah." Diriwayatkan oleh ats-Tsa'labi dan
al-Qusyairi dari lbn'Abbas.
Laut sebagai Penutup Nerakr di Dunia
Diriwayatkan dari 'AMullah ibn 'Amru dari Nabi saw. Beliau
bersaMa, "Janganlah berlayar di lautan kecuali bagi orang yang beperang
dan orang yang melaksanakan haji atau umrah, karena di bawah laut adalah
neraka."
Abu Umar menyebutkan dan melemahkannya. Ia mengatakan:
Abdullah ibn Umar berkata, "Jangan berwudhu dengan air laut, karena ia
adalah tutup neraka." Hadits ini juga dari Abu Umar dan ia juga
melemahkannya.
Dalam tafsir surah Qaaf dari Wahab ibn Munabbih, ia berkata. "Ketika
Zulqarnain mendekati gunung Qaaf. ia nrelihat ada sebuah gunung kecil di
bawahnya. maka ia bertanya, "Apakah engkau?" la menjawab, "Aku Qaaf."
Zulqarnain bertanya, "Gunung apa yang ada di sekelilingrnu?" Ia menjawab,
"ltu akarku. Tidak ada satu negeripun kecuali di sana ada akar-akarku. Jika
Allah hendak membuat gempa dengan menggoncang bumi. maka Dia
memerintahkanku. Jika aku menggerakkan akar-akarku, maka bumi
bergoncang." Zulqamain berkata, "Wahai Qaaf, beritahu aku diantara
kebesaran Allah." la menjawab, "Jika Allah rnenghendaki maka Dia
membesarkan yang pendek tanpa ada keraguan." Zulqarnain berkata, "Yaug
lebih tinggi lagi." la berkata, "Di balikku ada sebualr sejauh lima ratus tahun
perjalanan. Pada lima ratus tahun dari gunung salju yang saling mencair.
Kalau tidak ada dia, maka bumi terbakar karena panasnya neraka
Jahannam."
Hal tersebut menunjukkan keberadaan neraka di muka bumi. Namurr
tetaknya lranya Allah yang mengetahui.5l
Tentang Firman Allah "Dan apabila Lautan Dipanaskan"
lbn 'Abbas mengatakan tentang firman Allah SWT: Dan apabila
lautan dipanaskan (QS. at-Takwir: 3) Maksudnya lautan dinyalakan dan
menjadiapi.52
Ibn Wahab menyebutkan dari 'Atha' ibn Yasar. bahwa ia membaca
ayat: Dan matohori dan bulan dikumpulkon (QS. al-Qiyarnah: 9) Ia
mengatakan bahwa maksudnya adalah: keduanya dikumpulkan dan
dilemparkan ke dalanr neraka, sehingga api Allah menjadi besar.
Abu Daud ath-Thayalisi (dalam Musnad-nya) meriwayatkarr dari
Yazid ar-Raqasyi dari Anas dariNabi saw, ia bersabda, "Matalrari dan bulan
bagaikan dua banteng.iantan yang mandul dalam neraka."
Diriwayatkan dari Ka'ab al-Ahbar. dia berkata, "Matahari dan bulan
didatangkan bagaikan dua banteng jantan yang mandul. lalu keduanya
dilemparkan ke neraka."
Demikianlah dua riwayat yang berbunyi "dua banteng jarrtan yang
mandul," keduanya dikumpulkan di neraka karena keduanya adalah
sembahan selain Allah, sedangkan neraka tidak dapat mengazab keduanya
karena ia benda rnati. Hal itu dilakukan untuk membuat orang-orang kafir
semakin menangis dan menyesal. Demikian perkataan sebagian ulama.
Ibn Qusay (penulis kttab Khal' an-Na'lain) berkata, "Matahari dan
bulan adalah dua banteng jantan yang gila dalam neraka Jahannam.
Keduanya menyerupai perputaran mereka. dimana siang hari terasa sangat
panas sedangkan rnalam sangat dingin. Perputaran berlangsung tanpa ada
perbedaan antara keduanya dalam proses perputarannya, dan perputaran
perbintangan siang dan malam terlepas dari rahmat Allah. Ini adalah
sebahagian rahmat yang diturunkan Allah ke dunia.
Dengan matahari, neraka bergejolak oleh api, dan menjadi jelas.
Dengan bulan neraka menjadi hitarn kelam. Keduanya adalah bagian azab
Allah yang sangat keras yang disaksikan secara nyata oleh pelaku
kemaksiatan dan orang-orang fasik. Semua orang melihat dengan cahaya dan
sinar keduanya, meskipun berada di balik hijab dalam kegelapan malam atau
di balik tirai di teriknya siang. Sinar yang tinggal di tengah-tengah bayangbayang bumi adalah sinar matahari dan bulan, disertai dengan kemurkaan
Allah kepada keduanya. Kemurkaan Allah tidak bersangatan kepada
keduanya kecuali ketika mencabut kendali rahmat dari keduanya dan
menggenggam cahaya yang lembut dan penuh kasih dari keduanya.
Demikianlah semua zhahir kehidupan dunia dalam genggaman rahmat yang
terus berputar sampai ke akhirat.
Rasulullah saw bersabda, "Di sisi Allah ada seratus rahmat. Satu
diantaranya diturunkan ke dunia, diantaranya kelembutan binatang, rasa
kasih sayang antara makhluk dan hubungan silaturrahmi. Jika hari kiamat
tiba Allah mengambil rahmat yang satu ini dan mengembalikannya pada
yang sembilan puluh sembilan sehingga ia menjadi seratus seperti semula.
Kemudian Allah menjadikan rahmat yang seratus itu seluruhnya untuk
orang-orang Mukmin. Sedangkan orang-orang yang diazab tidak
mendapatkan rahmat Allah. Dengan diangkatnya rahmat itu maka diangkat
pulalah rahmat yang diberikan pada bulan berupa kelembutan dan cahaya,sehingga hanya ada kegelapan dan dingin yang sangat' Begitupun dengan
matahari. yang tinggal hanya luberan yang panas dan nrembakar' seperti
sifalnya sebelum diberi sifat rahmaniyah yang ditangguhkan untuk orangorang yang bermaksiat, dan keduanya tetap untuk orang-orang fasik'
Jadi, cuaca dari matahari serta kelembutan bulan di dunia adalah
rahmat Allah di dunia bagi semua makhluk, dan rahmat itu diambil bila
saatnya tiba, di mana matahari menuniukkan kebengisannya dan bulan
nrenunjukkan kemarahannya pada kaum pendosa dan durhaka.
Bantahan terhadap hadits Ka'ab al-Ahbar: 'lkrirnah meriwayatkan
dari lbn 'Abbas tentang bantahan terhadap hadits Ka'ab, ia berkata: lni
adalah ajaran Yahudi yang ingin dimasukkan pada ajaran lslam. karena
Allah tidak mengazab siapa saja yang berjalan dalam ketaatan yang dalam
hal ini pujian Allah tertuju pada mataharidan bulan: Dun Allah memudahkan
bagi kumu nrutahari dan bulan yang kedua selalu taut padu-Ny'u (QS.
Ibrahirn: 33). Jadi bagaimana mungkin Allah menghukum dua hanrba yang
selalu taat pada-Nya?
Lalu lbn Abbas menyebutkan hadits: Ketika Allah sudah menciptakan
makhluk secara sempurna selain Adam, Dia menciptakan matahari dan bulan
dari cahaya 'Arsy-Nya." Kemudian ketika kiamat tiba, matahari dan bulan
sujud kepada Allah dalam bentuk bulatan yang hitam, mereka berkata. "Ya
Allah, Engkau mengetahui ketaatan kami pada-Mu di dunia. maka jangan
Engkau hukum kami karena adanya kaum musyrikin yang menyembah kami
ketika dunia." Allah menjawab, "Kamu berdua benar. Aku memutuskan
untuk mengembalikanmu pada asalmu." Keduanya berkata, "Dulu Engkau
menciptakan kami dari apa?" "Kamu Aku ciptakan dari nur 'Arsy-Ku."
Kemudian keduanya kembali pada asal mereka bagaikan kilat yang sangat
cepat, lalu bergabung dengan nur 'Arsy, sesuai firman Allah SWT:
Sestmgguhnya A I I ah-lah yang menc iptakon dan mengentbal ikan cipt aan'Nya
(QS. al-Buruj: l3)." Hal tersebut diterangkan oleh ats-Tsa'labi dalam
bukunya al-'Arais.
Sifat Panas Neraka Jahannam, dan Berat Azab Neraka
ArTirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi saw, Beliau
bersabda, "Neraka dinyalakan selama seribu tahun sehingga ia menjadi
sangat merah, kemudian dipanaskan lagi seribu tahun sehingga menjadi
sangat putih, kemudian dipanaskan lagi seribu tahun sehingga menjadi hitam
pekat."
Abu 'lsa mengatakan (tentang hadits at;l'irmidzi terse