2025

Kamis, 30 Januari 2025

Yohanes 1-16 13




dalam kejatuhannya itu tidak dapat datang kepada-Nya.  

3. Di sini kita membaca perihal kemurtadan orang-orang dari 

Kristus segera sesudah  itu: Mulai dari waktu itu banyak murid-

murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (ay. 

66). saat  pikiran kita sudah mulai mengeras terhadap firman 

dan pekerjaan Kristus dan diam-diam mulai menyimpan rasa 

tidak suka terhadapnya, serta mau mendengarkan sindiran 

yang cenderung mencelanya, maka saat itulah kita masuk da-

lam pencobaan. Keadaan ini sama seperti membiarkan air me-

nerobos. Ini seperti menoleh ke belakang, yang bila tidak dice-

gah oleh belas kasihan yang tidak terbatas, akan berakhir 

dengan pengunduran diri. Oleh sebab  itu, Obsta principiis –

Berhati-hatilah dengan permulaan kemurtadan.  

(1) Lihatlah di sini kemerosotan rohani murid-murid ini. Banyak 

dari mereka mengundurkan diri pulang ke rumah, keluarga, 

dan pekerjaan mereka masing-masing, yang telah mereka 

tinggalkan selama ini untuk mengikut Dia. Yang seorang 

pulang kembali ke ladangnya dan yang lain pulang kembali 

ke usaha dagangannya. Pulang kembali, seperti yang dila-

kukan Orpa yang pulang kembali kepada bangsanya dan 

para Tuhan  nya (Rut 1:15). Dengan kemauan sendiri mereka 

telah memasuki sekolah Kristus, namun mereka pulang 

kembali, bukan hanya membolos sesekali, namun   mening-

galkan Dia dan ajaran-Nya untuk selama-lamanya. Perhati-

kanlah, meskipun kemurtadan murid Kristus benar-benar 

merupakan hal yang aneh, namun hal seperti itu merupa-

kan sesuatu yang lazim sehingga kita tidak perlu terkejut 

tentang hal itu. Di sini kita lihat bahwa banyak yang meng-

undurkan diri. Memang sering terjadi seperti itu. saat  ada 

beberapa orang murtad, banyak yang ikut murtad bersama 

mereka. Penyakit ini sangat menular.  

(2) Saat terjadinya kemurtadan ini: Mulai dari waktu itu. Mulai 

dari waktu Kristus memberitakan ajaran yang mendatang-

kan penghiburan ini, bahwa Ia yaitu  roti hidup dan bahwa 

orang-orang yang dengan iman memakan akan Dia akan 

hidup oleh Dia (yang menurut anggapan orang harus meng-

ikat diri untuk lebih dekat dengan Dia) – sejak waktu itulah 

Injil Yohanes 6:60-71 

 425 

mereka mengundurkan diri. Perhatikanlah, hati manusia 

yang rusak dan jahat sering menentang apa yang sebenar-

nya dapat mendatangkan penghiburan yang besar. Kristus 

dapat melihat sebelumnya bahwa dengan demikian mereka 

akan menentang apa yang Ia katakan, namun Ia tetap me-

ngatakan apa yang harus Ia katakan. Firman dan kebenar-

an Kristus yang tidak perlu diragukan itu harus disampai-

kan dengan setia, tidak peduli siapa yang akan tersinggung 

jadinya. Perangai manusia harus ditawan kepada firman 

Tuhan  , bukan firman Tuhan   yang harus tunduk pada pera-

ngai manusia.  

(3) Tingkat kemurtadan mereka. Mereka tidak lagi mengikut 

Dia, tidak kembali lagi kepada-Nya, dan tidak menghadiri 

pelayanan-pelayanan-Nya lagi. Sangat sulit bagi orang-

orang yang pernah diterangi hatinya, yang pernah menge-

cap firman yang baik dari Tuhan  , namun yang murtad lagi, 

tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga 

mereka bertobat (Ibr. 6:4-6).  

II. Bagi sebagian orang lain, percakapan ini menjadi bau kehidupan 

yang menghidupkan. Banyak yang mengundurkan diri, namun   syu-

kur kepada Tuhan  , tidak semuanya. Sampai sekarang kedua belas 

murid-Nya tetap setia kepada-Nya. Meskipun iman sebagian orang 

terjungkir balik, namun dasar yang diletakkan Tuhan   itu teguh.  

Perhatikanlah di sini:  

1. Pertanyaan yang menyentuh hati dilontarkan Kristus kepada 

kedua belas murid-Nya (ay. 67): Apakah kamu tidak mau pergi 

juga? Ia tidak berkata apa-apa kepada mereka yang meng-

undurkan diri. Jika orang tidak percaya pergi, biarkan mereka 

pergi. Bukan suatu kerugian besar kehilangan orang-orang 

yang memang tidak pernah menjadi milik-Nya. Yang datang tak 

berjemput, pulang tak berhantar. Namun, Ia menggunakan ke-

sempatan untuk berkata kepada kedua belas murid-Nya untuk 

meneguhkan mereka. Dengan menguji keteguhan mereka un-

tuk lebih memantapkan hati mereka: Apakah kamu tidak mau 

pergi juga?,  


 426

Ia hendak berkata: 

(1) “Terserah kalian, mau meninggalkan Aku atau tidak. Kalau 

mau mencampakkan Aku, sekaranglah waktunya, saat  

banyak orang melakukannya. Inilah hari pencobaan, jika 

kamu mau mengundurkan diri, pergilah sekarang.” Per-

hatikanlah, Kristus tidak akan pernah menahan seorang 

pun bersama-Nya jika itu tidak sesuai dengan keinginan 

mereka sendiri. Prajurit-prajurit-Nya yaitu  sukarelawan, 

bukan prajurit paksaan. Sekarang kedua belas murid itu 

memiliki  cukup waktu untuk menguji apakah mereka 

menyukai Kristus dan ajaran-Nya atau tidak, supaya 

jangan di kemudian hari mereka merasa tertipu sudah 

menjadi murid-Nya dan merasa kapok. Di sini Ia mem-

berikan mereka hak untuk membatalkan dan memberikan 

kebebasan sepenuhnya kepada mereka, seperti yang terjadi 

dalam Yosua 24:15 dan Rut 1:15.  

(2) “Kamu akan menanggung akibatnya sendiri jika kamu 

pergi.” Seandainya ada kecenderungan tersembunyi di da-

lam hati mereka untuk meninggalkan Dia, Ia menghentikan 

kecenderungan itu dengan pertanyaan yang menyentuh 

dan membangkitkan ini, “Apakah kamu tidak mau pergi 

juga?” Janganlah mengira kamu sangat bebas seperti me-

reka dan dapat pergi dengan mudah begitu saja. Mereka 

belum pernah memiliki hubungan yang begitu dekat de-

ngan Aku seperti kamu semua. Juga belum pernah mene-

rima begitu banyak kebaikan dari-Ku seperti kalian. Me-

reka sudah pergi, namun   akankah kamu pergi juga? Ingatlah 

akan segala apa yang menjadi kelebihanmu dan katakan, 

apa pun yang dilakukan orang lain, kami tidak akan per-

nah pergi. Orang manakah seperti aku ini yang akan melari-

kan diri? (Neh. 6:11). Perhatikanlah, semakin dekat kita ke-

pada Kristus dan semakin lama kita bersama-Nya, semakin 

dalam diri kita menyatu dengan Dia. sebab  itu, semakin 

besar pula dosa kita bila kita meninggalkan Dia.  

(3) “Aku tahu pasti kamu tidak akan pergi. Akankah kamu 

pergi? Tidak, Aku akan menahan kamu lebih kuat dibandingkan  

sekarang, Aku mengharapkan sesuatu yang lebih baik dari 

kamu semua (Ibr. 6:9), sebab  kamulah yang tetap tinggal 

bersama-sama dengan Aku (Luk. 22:28).” Bilamana kemur-

Injil Yohanes 6:60-71 

 427 

tadan sejumlah orang mendatangkan dukacita bagi Tuhan 

Yesus, bertahannya sejumlah orang lain yang tetap tinggal 

bersama-Nya jauh lebih mendatangkan kemuliaan bagi-

Nya, dan Ia sangat berkenan dengan sikap mereka itu. 

Kristus dan orang-orang percaya sudah sangat mengenal 

satu sama lain, sehingga sangat tidak beralasan untuk ber-

pisah setiap kali timbul hal-hal yang tidak menyenangkan. 

2. Jawaban yang penuh rasa percaya dari Petrus, dengan mewa-

kili rekan-rekannya, atas pertanyaan ini (ay. 68-69). Kristus 

mengajukan pertanyaan ini kepada mereka, sama seperti 

Yosua memberikan kebebasan kepada orang Israel untuk me-

nentukan pilihan kepada siapa mereka akan beribadah, de-

ngan maksud mendapatkan janji mereka untuk mengikut Dia. 

Pertanyaan ini membuahkan hasil yang diinginkan. Tidak, 

hanya kepada Tuhan saja kami akan beribadah. Dalam banyak 

kesempatan, Petrus selalu menjadi juru bicara bagi teman-

temannya, bukan sebab  ia yang lebih banyak didengar oleh 

Gurunya, namun   sebab  ia yang lebih banyak bicara. Adakala-

nya apa yang dikatakannya diterima, dan adakalanya ia dite-

gur (Mat. 16:17, 23) – nasib yang lazim bagi orang-orang yang 

terlampau cepat berbicara. Namun di sini, apa yang dikatakan 

Petrus itu baik, luar biasa baik. Mungkin ia mengatakan hal 

itu sebab  petunjuk dan persetujuan rekan-rekannya sesama 

murid. Setidaknya, tidak ada salahnya kita mengharapkan 

yang terbaik, ia mengenal pikiran mereka dan berbicara sesuai 

dengan isi hati mereka semua, termasuk Yudas juga.  

(1) Ini yaitu  sebuah keputusan yang baik untuk mengikut 

Kristus, dan diungkapkan sedemikian rupa untuk menun-

jukkan bahwa mereka sama sekali tidak terpikir untuk me-

ninggalkan Dia: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? 

Alangkah bodohnya meninggalkan Tuhan, kecuali kami 

tahu ke mana kami pergi untuk memperoleh sesuatu yang 

lebih baik bagi kami. Tidak, ya Tuhan, kami tidak ingin 

mengubah pilihan kami.” Perhatikanlah, orang-orang yang 

meninggalkan Kristus harus mempertimbangkan baik-baik 

ke mana mereka akan pergi, dan apakah mereka dapat ber-

harap menemukan perhentian dan damai selain di dalam 

Dia (Mzm. 73:27-28; Hos. 2:8). “Ke manakah pula kami 


 428

maju? Akankah kita mengasihi dunia ini? Pastilah dunia ini 

akan menyesatkan kita. Akankah kita kembali kepada 

dosa? Pastilah dosa akan membinasakan kita. Akankah 

kita meninggalkan sumber air yang hidup demi kolam yang 

bocor?” Murid-murid memutuskan untuk melanjutkan pen-

carian mereka akan kehidupan dan kebahagian. Mereka 

akan menemukan seorang pemandu untuk pencarian me-

reka, dan akan mengikuti Kristus sebagai Pemandu me-

reka, sebab  tidak ada pemandu yang lebih baik lagi dari-

pada Dia. “Akankah kami pergi kepada ahli-ahli filsafat 

yang tidak mengenal Tuhan   dan menjadi murid-murid me-

reka? Pikiran mereka menjadi sia-sia, mereka berbuat se-

olah-olah penuh hikmat, namun   mereka telah menjadi bo-

doh dalam hidup keagamaan. Akankah kami pergi kepada 

ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dan duduk di kaki 

mereka untuk belajar? Kebaikan apa yang dapat kami per-

oleh dari mereka yang telah mengabaikan perintah Tuhan   

untuk berpegang pada adat istiadat mereka? Akankah kami 

pergi kepada Musa? Ia akan menyuruh kami kembali ke-

pada-Mu. Oleh sebab  itu, kalau kami mau menemukan 

jalan menuju kebahagiaan, haruslah itu dengan mengikut 

Engkau.” Perhatikanlah, Agama Kudus yang diberitakan 

oleh Kristus itu akan tampak sangat menguntungkan jika 

dibandingkan dengan lembaga-lembaga lainnya, sebab  

dari perbandingan itu akan dapat dilihat betapa jauhnya 

agama kudus itu mengungguli semua lembaga yang lain 

itu. Semoga orang yang menemukan kesalahan dalam aga-

ma Kristus ini menemukan dulu agama lain yang lebih baik 

sebelum meninggalkan agama Kristus ini. Kita harus me-

miliki seorang Guru ilahi. Dapatkah kita menemukan yang 

lebih baik dibandingkan  Kristus? Kita tidak bisa hidup tanpa 

suatu wahyu ilahi, dan jika Kitab Suci bukan merupakan 

wahyu ilahi itu, di mana lagi kita akan mencarinya? 

(2) Ini yaitu  sebuah alasan baik yang mendasari keputusan 

hati ini. Keputusan hati ini tidaklah berdasarkan suatu ka-

sih sayang buta, namun   merupakan hasil pertimbangan 

yang matang. Murid-murid menetapkan hati untuk tidak 

meninggalkan Kristus, 

Injil Yohanes 6:60-71 

 429 

[1] sebab  keuntungan yang mereka akan dapatkan melalui 

Dia: Perkataan-Mu yaitu  perkataan hidup yang kekal. 

Mereka tidak mengerti sepenuhnya perkataan Kristus, 

sebab  ajaran tentang salib masih menjadi teka-teki 

bagi mereka. Namun, secara umum mereka merasa 

puas bahwa Ia memiliki perkataan hidup yang kekal.  

Artinya:  

Pertama, bahwa perkataan dalam ajaran-Nya me-

nunjukkan jalan menuju hidup yang kekal. Bentang-

kanlah di hadapan kami, dan tunjukkan apa yang ha-

rus kami lakukan supaya kami dapat mewarisinya.  

Kedua, apa yang ditetapkan-Nya melalui perkataan-

Nya pasti mendatangkan hidup yang kekal. Pada diri-

Nya ada perkataan hidup kekal, dan itu sama saja 

dengan Ia juga memiliki kuasa untuk memberikan hidup 

yang kekal kepada semua orang yang telah diberikan 

kepada-Nya (17:2). Dalam percakapan sebelumnya Ia 

telah menjamin hidup yang kekal kepada para pengikut-

Nya. Murid-murid ini berpegang teguh pada perkataan 

yang jelas dan langsung ini sehingga memutuskan un-

tuk tetap tinggal bersama-Nya, sementara orang lain 

mengabaikan perkataaan ini dan lebih berpegang pada 

perkataan-perkataan keras-Nya mengenai makan tubuh 

dan minum darah-Nya itu dan meninggalkan Dia. Meski-

pun kita tidak dapat memahami setiap rahasia dan 

setiap ketidakjelasan dalam ajaran Kristus, namun se-

cara umum, kita tahu bahwa perkataan itu yaitu  hi-

dup yang kekal. sebab  itu, kita harus hidup dan mati 

oleh perkataan ajaran-Nya. sebab  jika kita meninggal-

kan Kristus, itu berarti kita mencampakkan belas kasih-

an yang disediakan bagi diri kita sendiri.  

[2] sebab  kepastian jaminan yang mereka dapatkan ten-

tang Dia (ay. 69): Kami telah percaya dan tahu, bahwa 

Engkau yaitu  Yang Kudus dari Tuhan  . Jika Ia yaitu  

Mesias yang dijanjikan, maka Ia harus mendatangkan 

keadilan yang kekal (Dan. 9:24), sebab  itulah Ia memi-

liki perkataan hidup yang kekal, sebab kebenaran ber-

kuasa untuk hidup yang kekal (Rm. 5:21).  


 430

Perhatikanlah:  

Pertama, pengajaran yang mereka percayai: Bahwa 

Yesus ini yaitu  Mesias yang dijanjikan kepada nenek 

moyang mereka dan yang sangat dinanti-nantikan oleh 

mereka, dan bahwa Ia bukanlah sekadar seorang manu-

sia belaka, namun   Anak dari Tuhan   yang hidup, pribadi 

yang sama kepada siapa Tuhan   berkata, Anak-Ku Eng-

kau! (Mzm. 2:7). Akan sangat baik bila pada saat-saat 

pencobaan menuju kemurtadan, kita mencari pertolong-

an pada asas-asas pokok kita dan berpegang teguh 

padanya. Dan jika kita tidak melupakan perbantahan di 

masa lampau, maka kita akan lebih mampu menemu-

kan dan mempertahankan kebenaran dalam perbantah-

an yang meragukan.  

Kedua, tingkat iman mereka: Iman mereka mening-

kat sampai pada kepastian penuh: Kami yakin. Kami 

telah mengetahui dari pengalaman kami. Inilah penge-

tahuan yang terbaik. Kita harus mengambil kesempatan 

dari keragu-raguan orang lain untuk menjadi lebih ma-

pan dan mantap lagi, khususnya dalam hal kebenaran 

yang sedang dibicarakan ini. Bila kita memiliki iman 

yang kuat kepada Injil Kristus sampai berani memperta-

ruhkan jiwa kita kepada Injil itu, dengan mengetahui 

siapa yang kita percayai, maka di kemudian hari, dan 

bahkan sebelum itu pun kita akan bersedia memperta-

ruhkan segala yang lain juga demi Injil itu.  

3. Teguran bernada sedih yang diberikan Tuhan Yesus atas ja-

waban Petrus ini (ay. 70-71): Bukankah Aku sendiri yang telah 

memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu 

yaitu  Iblis. Penulis Injil ini memberi tahu kita siapa yang Ia 

maksudkan: Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon 

Iskariot. Petrus telah mengusahakan supaya mereka semua 

setia kepada Guru mereka. Sekarang Kristus tidak menyalah-

kan kebaikan hatinya (akan selalu baik untuk mengharapkan 

yang terbaik), namun secara tidak langsung Ia menegur Petrus 

untuk jangan terlalu yakin. Janganlah kita terlampau merasa 

pasti akan siapa pun juga. Tuhan   mengenal siapa yang menjadi 

milik-Nya, kita tidak.  

Injil Yohanes 6:60-71 

 431 

Perhatikanlah di sini: 

(1) Orang-orang munafik dan mereka yang mengkhianati 

Kristus tidak lebih baik dibandingkan  setan-setan. Yudas bukan 

hanya kerasukan Iblis, ia sendiri yaitu  iblis. Seorang di 

antaramu yaitu  pemfitnah, begitulah kata diabolos ka-

dang-kadang diartikan (2Tim. 3:3). Mungkin Yudas, saat  

menjual Guru-nya kepada imam-imam kepala, memper-

lihatkan dirinya sebagai orang jahat di depan mereka un-

tuk membenarkan siapa dirinya dalam perbuatan yang ia 

lakukan. namun   saya lebih suka mengartikannya sesuai 

dengan yang kita baca: Ia yaitu  iblis, Iblis yang menjelma, 

seorang rasul yang jatuh, sama seperti Iblis yang yaitu  

malaikat yang jatuh. Dia itu Setan, lawan dan musuh 

Kristus. Ia yaitu  Abadon dan Apolion, yang telah ditentu-

kan untuk binasa. Iblislah yang menjadi bapanya dan ia 

ingin melakukan keinginan-keinginan bapanya, sama se-

perti yang dilakukan Kain (1Yoh. 3:12). Orang-orang yang 

tubuhnya dirasuki Iblis tidak pernah dipanggil setan-setan 

(mereka disebut kemasukan setan, bukan setan-setan). Na-

mun, Yudas yang hatinya dirasuki Iblis dan dikuasai oleh-

nya, disebut iblis.  

(2) Banyak orang yang tampaknya seperti orang kudus, sebe-

narnya yaitu  iblis yang sesungguhnya. Yudas yang dari 

luar tampak sama baiknya seperti rasul-rasul lainnya, me-

miliki bisa seperti ular yang ditutupi dengan kulit yang 

indah. Ia mengusir setan-setan dan tampil sebagai musuh 

kerajaan Iblis, namun   selama ini ia yaitu  iblis itu sendiri. 

Dia bukan saja tidak lama lagi akan menjadi salah satu 

Iblis, namun   sekarang ini dia sudah menjadi Iblis. Sungguh 

aneh dan membuat orang bertanya-tanya. Kristus menga-

takan hal itu dengan nada heran: Bukankah Aku sendiri? 

Sungguh sangat menyedihkan dan perlu diratapi, bahwa 

Kekristenan digunakan sebagai selubung perbuatan setan.  

(3) Penyamaran orang-orang munafik, sehebat apa pun me-

reka dapat menyesatkan dan menipu manusia, tidak dapat 

menipu Kristus, sebab  mata-Nya yang tajam itu melihat 

menembus kemunafikan mereka. Ia dapat menyebut orang-

orang yang mengaku diri sebagai orang Kristen dengan se-

butan Iblis, seperti salam yang disampaikan Nabi Ahia ke-


 432

pada istri Yerobeam yang datang kepadanya dengan me-

nyamar (2Raj. 14:6): Masuklah, hai istri Yerobeam! Pengli-

hatan ilahi Kristus jauh lebih baik dibandingkan  penglihatan 

ganda mana pun yang dapat melihat roh-roh.  

(4) Ada orang-orang yang dipilih Kristus untuk melakukan pe-

layanan khusus namun   terbukti penuh kepalsuan di hadap-

an-Nya: Aku telah memilih kamu untuk pelayanan kerasul-

an, namun seorang di antaramu yaitu  Iblis, sebab  hal itu 

telah dikatakan-Nya dengan jelas bahwa Yudas tidak ter-

pilih untuk hidup yang kekal (13:18). Perhatikanlah, mem-

peroleh berbagai tempat kehormatan dan kepercayaan di 

dalam jemaat tidak merupakan bukti pasti bahwa kita 

sudah mendapatkan anugerah yang menyelamatkan. Kami 

telah bernubuat demi nama-Mu.  

(5) Bukan merupakan hal baru jika dalam masyarakat yang 

sangat ketat dalam memilih dan menetapkan orang untuk 

melaksanakan urusan keagamaan ditemukan adanya 

orang-orang jahat di sana. Dari dua belas orang yang ter-

pilih untuk menjalin hubungan akrab dengan Sang Ilahi 

yang menjelma, satu di antaranya yaitu  Iblis yang men-

jelma, padahal dengan dipilihnya mereka itu, mereka telah 

menerima suatu kehormatan dan hak istimewa yang sung-

guh besar yang pernah diterima manusia. Para sejarawan 

memberikan tekanan atas hal ini dengan menyatakan bah-

wa Yudas yaitu  salah satu dari dua belas murid yang be-

gitu dihargai dan terkemuka. Janganlah kita menolak atau 

mengucilkan kedua belas orang ini hanya sebab  seorang 

di antara mereka yaitu  Iblis. Jangan juga mengatakan 

bahwa mereka semua yaitu  penipu dan orang-orang mu-

nafik, hanya sebab  seorang di antara mereka seperti itu. 

Biarlah orang-orang munafik itu yang menanggung kesa-

lahan mereka itu, dan bukan orang-orang yang berbaur 

bersama mereka saat  kemunafikan mereka itu belum ter-

singkap. Masih ada suatu masyarakat di dalam tabir, yang 

ke dalamnya semua hal yang najis tidak dapat masuk, 

yaitu jemaat anak-anak sulung, yang di dalamnya tidak 

ada  saudara-saudara palsu. 

 

 

PASAL  7  

Dalam pasal ini diceritakan tentang: 

I.   Penolakan Kristus selama beberapa waktu untuk tampil di 

depan umum di Yudea (ay. 1).  

II.  Rencana-Nya untuk pergi ke Yerusalem pada hari raya Pon-

dok Daun, dan percakapan-Nya dengan saudara-saudara-

Nya di Galilea mengenai kepergian-Nya untuk menghadiri 

perayaan ini (ay. 2-13).  

III.  Pengajaran-Nya kepada orang banyak di Bait Tuhan   pada hari 

raya itu.  

1.  Di tengah-tengah perayaan itu (ay. 14-15). Kita melihat 

percakapan-Nya dengan orang-orang Yahudi:  

(1) Mengenai ajaran-Nya (ay. 16-18).  

(2) Mengenai pelanggaran terhadap hari Sabat yang di-

tuduhkan kepada-Nya (ay. 19-24).  

(3)  Mengenai diri-Nya sendiri, baik dari mana Dia datang 

maupun ke mana Dia pergi (ay. 25-36).  

2.  Pada hari terakhir perayaan itu.  

(1)  Undangan-Nya yang murah hati kepada jiwa-jiwa 

yang malang untuk datang kepada-Nya (ay. 37-39).  

(2)  Sambutan yang diberikan kepada undangan itu.  

[1] Banyak dari orang-orang itu berbantah mengenai 

perkataan-Nya itu (ay. 40-44).  

[2]  Imam-imam kepala ingin mempermasalahkan Dia 

sebab  akibat yang ditimbulkan oleh pengajaran-

Nya itu, namun   mereka pertama-tama dikecewakan 

oleh penjaga-penjaga mereka (ay. 45-49), dan ke-


 434

mudian dibungkam oleh salah seorang rekan me-

reka sendiri (ay. 50-53).   

Percakapan Kristus dengan Saudara-saudara-Nya; 

Desas-desus mengenai Kristus  

(7:1-13)  

1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal 

di Yudea, sebab  di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-

Nya. 2 saat  itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok 

Daun. 3 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: “Berangkatlah dari 

sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-

perbuatan yang Engkau lakukan. 4 Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu 

di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau 

berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia.” 5 

Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya. 6 Maka 

jawab Yesus kepada mereka: “Waktu-Ku belum tiba, namun   bagi kamu selalu 

ada waktu. 7 Dunia tidak dapat membenci kamu, namun   ia membenci Aku, 

sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat. 8 Per-

gilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, sebab  waktu-Ku belum 

genap.” 9 Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea. 

10 namun   sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun 

pergi juga ke situ, tidak terang-terangan namun   diam-diam. 11 Orang-orang 

Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: “Di manakah Ia?” 12 Dan ba-

nyak terdengar bisikan di antara orang banyak tentang Dia. Ada yang ber-

kata: “Ia orang baik.” Ada pula yang berkata: “Tidak, Ia menyesatkan rakyat.” 

13 namun   tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia 

sebab  takut terhadap orang-orang Yahudi.” 

Di sini kita melihat:  

I.   Alasan yang diberikan mengapa Kristus menghabiskan lebih ba-

nyak waktu-Nya di Galilea dibandingkan  di Yudea (ay. 1): sebab  

orang-orang Yahudi, yang ada di Yudea dan di Yerusalem, ber-

usaha untuk membunuh-Nya, sebab Dia menyembuhkan orang 

sakit pada hari Sabat (5:16). Mereka berencana untuk membu-

nuh-Nya entah dengan menimbulkan huru-hara di antara orang 

banyak atau dengan menjerat-Nya dengan hukum yang berlaku. 

Mengingat hal ini, Dia menjauhkan diri ke tempat lain di daerah 

itu, sangat jauh dari pantauan Yerusalem. Tidak dikatakan bahwa 

Dia tidak berani, namun   bahwa Dia tidak mau tetap tinggal di 

antara orang-orang Yahudi. Dia menolak tinggal dengan mereka 

bukan sebab  takut dan kecut hati, melainkan sebab  bersikap 

hati-hati, sebab  waktu-Nya belum tiba. 

Injil Yohanes 7:1-13 

 435 

Perhatikanlah:  

1.  Terang Injil dengan adil akan diambil dari orang-orang yang 

berusaha memadamkannya. Kristus akan mengundurkan diri 

dari orang-orang yang mengusir-Nya dari mereka, Dia akan 

menyembunyikan wajah-Nya dari orang-orang yang meludahi-

nya, dan dengan adil akan menutup rahim belas kasihan-Nya 

dari orang-orang yang menolak dengan hina belas kasih-Nya 

itu.  

2.  saat  kita terancam bahaya, kita tidak hanya diperbolehkan 

namun   juga disarankan untuk mundur dan menghindar demi 

keselamatan dan keamanan kita sendiri, dan untuk memilih 

tinggal di tempat-tempat yang paling aman (Mat. 10:23). Baru 

sesudah  itu, dan hanya sesudah  itu, kita dipanggil untuk menun-

jukkan diri kita dan menyerahkan nyawa kita, saat  kita 

tidak dapat lagi menyelamatkannya tanpa berbuat dosa.  

3. Jika dalam Pemeliharaan Tuhan   orang-orang yang berharga ter-

lempar ke tempat-tempat yang terpencil dan terabaikan, maka 

janganlah ini dianggap aneh, sebab ini jugalah nasib yang me-

nimpa Guru kita sendiri. Dia yang sebenarnya layak duduk di 

kursi Musa yang tertinggi itu malah rela berjalan di Galilea di 

antara rakyat jelata. Perhatikanlah, Dia tidak duduk tenang di 

Galilea, atau menguburkan diri-Nya hidup-hidup di sana, te-

tapi Ia berjalan. Ia berjalan keliling untuk berbuat baik. Apa-

bila kita tidak dapat melakukan apa dan di mana seperti yang 

kita inginkan, kita harus melakukan apa dan di mana sesuai 

dengan yang dapat kita lakukan.    

II. Mendekatnya hari raya Pondok Daun (ay. 2), salah satu dari tiga 

perayaan khidmat yang harus diikuti oleh semua kaum laki-laki 

di Yerusalem. Lihatlah ketetapannya dalam Imamat 23:34 dst., 

dan kebangkitannya kembali sesudah  lama tidak dirayakan dalam 

Nehemiah 8:15. Hari raya itu dimaksudkan baik sebagai kenang-

an akan kemah tempat tinggal orang-orang Israel di padang gurun 

maupun sebagai bayangan dari kemah tempat tinggal kaum Israel 

Tuhan   secara rohani di dunia ini. Pesta ini, yang sudah ditetapkan 

beratus-ratus tahun sebelumnya, masih dijalankan sebagai pera-

yaan agama pada waktu itu. Perhatikanlah, ketetapan-ketetapan 

ilahi tidak pernah usang atau ketinggalan zaman oleh sebab  

perjalanan waktu. Demikian juga, segala belas kasihan yang di-


 436

berikan di padang gurun tidak boleh dilupakan. Akan namun  , pes-

ta ini disebut hari raya orang Yahudi, sebab  sebentar lagi pesta 

ini akan dihapuskan, sebagai sesuatu yang sekadar milik orang 

Yahudi belaka, dan ditinggalkan kepada mereka yang melayani 

kemah itu.      

III. Percakapan Kristus dengan saudara-saudara-Nya, beberapa kera-

bat-Nya, entah dari pihak ibu-Nya atau dari pihak Yusuf yang 

dianggap ayah-Nya tidaklah pasti. namun   mereka ini berpura-pura 

tertarik dan peduli dengan-Nya, dan sebab  itu mereka berusaha 

mengetengahi permasalahan yang ada dan menasihati-Nya dalam 

bertindak.  

Dan perhatikanlah:    

1.  Hasrat dan keangkuhan mereka dalam mendesak-Nya untuk 

lebih berani tampil di depan umum: “Berangkatlah dari sini,” 

kata mereka, “dan pergi ke Yudea (ay. 3), di mana Engkau 

akan lebih dikenal dibandingkan  di sini.” 

(1)  Mereka memberikan dua alasan untuk nasihat ini: 

[1] Bahwa kemunculan-Nya di Yudea akan memberikan 

semangat kepada orang-orang yang ada di Yerusalem 

dan di sekitarnya, yang menaruh hormat kepada-Nya, 

sebab  mereka sedang menantikan kerajaan duniawi 

Mesias. Kerajaan ini menurut mereka pasti berpusat di 

Yerusalem, dan mereka pasti akan mendapat dukungan 

dari murid-murid yang ada di sana. Saudara-saudara-

Nya itu juga menganggap bahwa waktu yang dihabis-

kan-Nya bersama murid-murid-Nya yang ada di Galilea 

akan sia-sia belaka. Selain itu, mujizat-mujizat-Nya 

tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali orang-orang 

yang ada di Yerusalem juga melihatnya. Atau, “Supaya 

murid-murid-Mu, semuanya secara keseluruhan, yang 

akan berkumpul di Yerusalem untuk merayakan pesta 

ini, dapat melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau la-

kukan. Kalau di sini, hanya sedikit murid saja yang bisa 

melihat pekerjaanmu pada saat yang berbeda-beda.” 

[2]  Bahwa kemunculan-Nya itu demi kemajuan nama-Nya 

dan kehormatan-Nya: Tidak seorang pun berbuat sesua-

tu di tempat tersembunyi jika ia mau diakui di muka 

Injil Yohanes 7:1-13 

 437 

umum. Mereka menganggap benar begitu saja bahwa 

Kristus ingin diakui oleh orang banyak, dan sebab  itu 

tidak masuk akal bagi mereka jika Dia berusaha me-

nyembunyikan mujizat-mujizat-Nya: “Jikalau Engkau 

berbuat hal-hal yang demikian, jikalau Engkau begitu 

mampu mendapatkan pujian dari orang banyak dan 

penghargaan dari para penguasa sebab  mujizat-muji-

zat-Mu itu, pergilah ke luar, dan tampakkanlah diri-Mu 

kepada dunia. Dengan semua penghargaan ini, Engkau 

pasti diterima semua orang, dan sebab  itu sekaranglah 

waktunya untuk menunjukkan diri-Mu dan berusaha 

untuk menjadi orang hebat.” 

(2) Kita mungkin berpikir bahwa tidak ada yang salah dalam 

nasihat ini, namun penulis Injil ini mencatatnya sebagai 

bukti dari ketidakpercayaan mereka: Sebab saudara-sau-

dara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya (ay. 5). Se-

andainya mereka percaya, mereka tidak akan mengatakan 

hal ini.  

Perhatikanlah:  

[1] Menjadi saudara-saudara Kristus yaitu  suatu kehor-

matan, namun   bukan kehormatan yang menyelamatkan. 

Orang-orang yang mendengarkan perkataan-Nya dan 

yang menjalankannya, itulah saudara-saudara yang di-

hargai-Nya. Pastilah anugerah tidak mengalir di dalam 

darah di dunia ini, sebab hal ini pun tidak terjadi dalam 

keluarga Kristus sendiri.  

[2] Hal itu merupakan pertanda bahwa Kristus tidak ber-

niat memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, se-

bab seandainya demikian, saudara-saudara-Nya pasti 

akan mendukung-Nya, dan Dia akan mengedepankan 

kepentingan-kepentingan mereka terlebih dulu.  

[3] Memang ada orang-orang yang bersaudara dengan Kris-

tus menurut daging yang percaya kepada-Nya (tiga dari 

dua belas murid-murid-Nya yaitu  saudara-saudara-

Nya), namun yang lain, yang juga bersaudara dekat 

dengan-Nya sama seperti mereka, tidak percaya kepada-

Nya. Banyak orang yang mendapat kehormatan dan 


 438

keuntungan lahiriah yang sama tidak memanfaatkan-

nya dengan cara yang sama. namun  ,  

(3) Apa yang salah dalam nasihat yang mereka berikan ke-

pada-Nya ini?  

Saya menjawab:  

[1] Mereka bersikap sok tahu dengan menasihati-Nya, de-

ngan mengajarkan kepada-Nya ukuran-ukuran apa 

yang harus dipakai-Nya. Ini merupakan pertanda bah-

wa mereka sebenarnya tidak percaya bahwa Dia akan 

mampu menuntun mereka, sebab  menurut pikiran 

mereka Dia tidak cukup mampu menuntun diri-Nya 

sendiri. 

[2] Mereka menunjukkan ketidakpedulian mereka yang be-

sar terhadap keselamatan-Nya saat  mereka menyu-

ruh-Nya pergi ke Yudea, sementara mereka sudah tahu 

bahwa orang-orang Yahudi di sana berusaha membu-

nuh-Nya. Orang-orang yang percaya kepada-Nya dan 

yang mengasihi-Nya, mencegah-Nya pergi ke Yudea 

(11:8).  

[3] Sebagian orang berpendapat bahwa saudara-saudara 

Yesus ini berharap jika mujizat-mujizat-Nya diadakan di 

Yerusalem, maka orang-orang Farisi dan para penguasa 

akan mengujinya, dan akan menemukan kecurangan di 

dalamnya. Dan hal ini membenarkan bahwa mereka 

memang tidak percaya kepada Dia. Demikian juga me-

nurut Dr. Whitby.  

[4] Mungkin mereka sudah jenuh dengan keberadaan-Nya 

di Galilea (sebab bukankah mereka semua yang berkata-

kata itu orang Galilea?) dan ini menunjukkan keinginan 

mereka supaya Dia meninggalkan daerah mereka.  

[5]  Tanpa alasan yang jelas mereka berkata seolah-olah Dia 

mengabaikan murid-murid-Nya, dan tidak mau memper-

lihatkan pekerjaan-pekerjaan-Nya kepada mereka, yang 

sangat penting untuk meneguhkan iman mereka.  

[6]  Secara diam-diam mereka mencela Dia sebagai berjiwa 

rendah, bahwa Dia tidak berani memasuki kalangan 

orang besar, atau tidak percaya diri untuk tampil di 

muka umum. Pikir mereka, kalau memang Dia berani 

Injil Yohanes 7:1-13 

 439 

atau berjiwa besar, pastilah Ia akan melakukannya, dan  

tidak akan menyelinap atau sembunyi-sembunyi seperti 

ini. Demikianlah, kerendahan hati Kristus dan kesedia-

an-Nya untuk merendah, dan sosok agama-Nya yang 

tampaknya hanya kecil di dunia ini, sering kali justru 

dijadikan cemoohan baik bagi Dia maupun bagi agama-

Nya. 

[7] Mereka tampak mempertanyakan kebenaran mujizat-

mujizat yang diadakan-Nya dengan berkata, “Jikalau 

Engkau berbuat hal-hal yang demikian, supaya terbukti 

benar di muka umum, perbuatlah itu di sana.”  

[8] Mereka berpikir bahwa Kristus itu sama saja seperti 

mereka, tunduk pada cara dan kebiasaan duniawi, dan 

suka memamer-mamerkan diri untuk maksud kedaging-

an. Padahal Dia sama sekali tidak mencari kehormatan 

dari manusia.  

[9] Yang mendasari segala sikap mereka ini yaitu  kepen-

tingan diri sendiri. Mereka berharap bahwa jika Dia ber-

hasil tampil sehebat-hebatnya, maka mereka, yang ada-

lah saudara-saudara-Nya, akan ikut berbagi di dalam 

kehormatan-Nya dan ikut dihormati oleh orang banyak 

sebab  Dia.  

Perhatikanlah:  

Pertama, banyak orang duniawi pergi ke upacara-

upacara agama, beribadah pada hari-hari perayaan, ha-

nya untuk pamer diri. Yang mereka pedulikan hanyalah 

menampilkan diri sebagus mungkin supaya tampak me-

narik kepada dunia.  

Kedua, banyak orang yang tampak mencari kehor-

matan Kristus sebenarnya hanya mencari kehormatan 

diri mereka sendiri. Mereka mencari kehormatan Kris-

tus hanya untuk melayani kepentingan mereka sendiri.       

2.  Kebijaksanaan dan kerendahan hati Yesus Tuhan kita, yang 

tampak dalam tanggapan-Nya terhadap nasihat yang diberikan 

saudara-saudara-Nya kepada-Nya (ay. 6-8). Meskipun saran 

itu banyak bersifat merendahkan diri-Nya, Dia tetap menjawab 

mereka dengan lembut. Perhatikanlah, bahkan apa yang dika-

takan tanpa akal budi haruslah dijawab tanpa amarah. Kita 


 440

harus belajar dari Guru kita bagaimana menjawab dengan le-

mah lembut bahkan terhadap pertanyaan yang paling kurang 

ajar dan keterlaluan. Bila mudah bagi kita untuk menemukan 

banyak kesalahan orang, kita haruslah bersikap seolah-olah 

tidak melihatnya, dan jangan terlalu ambil pusing dengan 

penghinaan orang. Mereka mengharapkan Kristus akan mene-

mani mereka ke pesta itu. Mungkin mereka berharap Dia akan 

mengikuti nasihat-nasihat mereka.  

Namun, di sini:  

(1) Dia menunjukkan adanya perbedaan antara Dia sendiri 

dan mereka, dalam dua hal:  

[1] Waktu-Nya sudah ditentukan, namun   tidak demikian de-

ngan waktu mereka: Waktu-Ku belum tiba, namun   bagi 

kamu selalu ada waktu. Marilah kita pahami ini sebagai 

waktu kepergian-Nya ke pesta itu. Bagi mereka, kapan 

pun mereka pergi tidaklah menjadi masalah, sebab 

tidak ada yang harus mereka lakukan entah di tempat 

mereka berada, yang dapat menahan mereka di sana, 

atau ke tempat mereka pergi, yang membuat mereka 

harus cepat-cepat pergi ke sana. Akan namun  , setiap me-

nit bagi Kristus sangatlah berharga, dan harus diisi 

dengan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang sudah dite-

tapkan. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan-Nya 

di Galilea sebelum Dia meninggalkan daerah itu. De-

ngan menyelaraskan cerita dalam Injil-Injil, di antara 

permohonan yang diajukan oleh saudara-saudara-Nya 

dan kepergian-Nya ke pesta ini ada  kisah tentang 

pengutusan-Nya terhadap ketujuh puluh murid (Luk. 

10:1, dst.), suatu perbuatan yang membawa dampak 

yang sangat besar. Waktu-Nya belum tiba, sebab peng-

utusan itu harus dilakukan terlebih dulu. Orang-orang 

yang hidupnya tanpa tujuan selalu memiliki  waktu, 

mereka bisa datang dan pergi kapan saja sesuka me-

reka. namun   orang-orang yang waktunya diisi untuk me-

laksanakan kewajiban sering kali merasa terhimpit, dan 

mereka tidak memiliki  waktu untuk melakukan apa 

yang yang dapat dilakukan orang lain kapan saja. 

Orang-orang yang menjadi hamba-hamba Tuhan  , seperti 

Injil Yohanes 7:1-13 

 441 

yang seharusnya demikian bagi semua orang, dan yang 

telah menjadikan diri mereka sebagai hamba-hamba 

bagi semua, seperti yang seharusnya bagi semua orang 

yang berguna, tidak boleh mengharapkan atau meng-

ingini untuk menjadi tuan atas waktu mereka sendiri. 

Namun demikian, pembatasan sebab  urusan pekerjaan 

seribu kali lebih baik dibandingkan  kebebasan untuk hidup 

bermalas-malasan. Atau, yang dimaksudkan dengan 

waktu di sini yaitu  mungkin waktu penampilan-Nya di 

muka umum di Yerusalem. Kristus, yang mengetahui 

semua orang dan segala sesuatu, tahu bahwa waktu 

yang paling baik dan paling sesuai untuk menunjukkan 

diri-Nya yaitu  pada pertengahan perayaan. Kita, yang 

tidak tahu apa-apa dan tidak berpikir panjang, cende-

rung mau mengatur diri-Nya, dan berpikir bahwa Dia 

harus membebaskan umat-Nya, dan sebab  itu harus 

menunjukkan diri-Nya sekarang juga. Bagi kita inilah 

saatnya, namun   Dialah yang paling layak untuk menen-

tukan, dan mungkin saja saat ini waktu-Nya belum tiba. 

Umat-Nya belum siap untuk dibebaskan, dan musuh-

musuh-Nya belum sampai waktunya untuk dihancur-

kan. Oleh sebab  itu, marilah kita menunggu waktu-

Nya dengan sabar, sebab semua yang dilakukan-Nya 

akan tampak paling mulia pada waktunya.  

[2] Hidup-Nya terancam, dan bukan hidup mereka (ay. 7). 

Mereka, dengan menunjukkan diri kepada dunia, tidak 

membahayakan diri mereka sendiri: “Dunia tidak dapat 

membenci kamu, sebab kamu dari dunia, anak-anaknya, 

hamba-hambanya, dan selalu menuruti keinginan-ke-

inginannya, maka tentu saja dunia mengasihi kamu 

sebagai miliknya” (15:19). Jiwa-jiwa yang tidak kudus, 

yang tidak dapat dikasihi oleh Tuhan   yang kudus, tidak 

dapat dibenci oleh dunia yang terbenam dalam keja-

hatan ini. namun   Kristus, dengan menunjukkan diri-Nya 

kepada dunia, mengundang bahaya yang terbesar bagi 

diri-Nya sendiri, sebab dunia membenci Aku. Kristus 

tidak hanya dihina, sebagai orang yang bukan apa-apa 

di dunia (dunia tidak mengenal-Nya), namun   juga dibenci, 

seolah-olah Dia telah menyakiti dunia. Begitu jahatnya 


 442

balasan yang Dia terima untuk kasih yang diberikan-

Nya kepada dunia: dosa yang berkuasa menjadi lawan 

dan seteru yang berurat akar terhadap Kristus. Akan 

namun  , mengapakah dunia membenci Kristus? Kejahat-

an apa yang telah dilakukan-Nya terhadap dunia? Apa-

kah Dia, seperti Iskandar Agung, bermaksud untuk me-

naklukkannya, dan menghancurkannya? “Tidak, namun   

sebab ” (kata Dia) “Aku bersaksi tentang dia, bahwa 

pekerjaan-pekerjaannya jahat.”  

Perhatikanlah:  

Pertama, pekerjaan-pekerjaan dunia yang jahat ada-

lah pekerjaan-pekerjaan yang jahat, seperti buah yang 

jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dunia ini gelap dan 

murtad, dan pekerjaan-pekerjaannya yaitu  pekerjaan-

pekerjaan kegelapan dan pemberontakan.  

Kedua, Yesus Tuhan kita, baik melalui diri-Nya sen-

diri maupun melalui hamba-hamba-Nya, telah dan akan 

mengungkapkan serta bersaksi melawan pekerjaan-pe-

kerjaan yang jahat dari dunia yang keji ini.  

Ketiga, dunia ini sangat merasa tidak tenang dan di-

buat marah oleh sebab  perbuatan-perbuatannya yang 

jahat ditunjukkan. yaitu  suatu kehormatan bagi ke-

baikan dan kesalehan bahwa orang-orang durhaka dan 

jahat tidak peduli untuk mendengar tentang kebaikan 

dan kesalehan itu, sebab suara hati nurani mereka 

sendiri membuat mereka malu akan kekejian yang ter-

dapat di dalam dosa. Hati nurani membuat mereka ta-

kut akan hukuman yang akan menimpa mereka sebagai 

akibat dari dosa.  

Keempat, alasan apa pun yang dibuat-buat, penye-

bab yang sebenarnya mengapa dunia memusuhi Injil 

yaitu  sebab  Injil itu bersaksi melawan dosa dan para 

pendosa. Saksi-saksi Kristus, melalui ajaran dan per-

buatan mereka, menyiksa orang-orang yang diam di 

atas bumi, dan sebab  itu mereka diperlakukan secara 

biadab (Why. 11:10). Akan namun  , lebih baik membang-

kitkan kebencian dunia dengan bersaksi melawan keja-

Injil Yohanes 7:1-13 

 443 

hatannya, dibandingkan  mendapatkan perkenanan darinya 

dengan mengikuti arusnya. 

(2) Dia tidak menghiraukan nasihat mereka, dan membuat 

rencana untuk tinggal di Galilea dulu selama beberapa 

waktu (ay. 8): “Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi 

ke situ.”  

[1] Dia memperbolehkan mereka pergi ke perayaan itu, 

meskipun mereka bersikap duniawi dan munafik di da-

lamnya. Perhatikanlah, orang-orang yang pergi ke upa-

cara-upacara agama yang kudus dengan sikap hati 

yang tidak benar dan niat yang tidak tulus sekalipun 

tidak boleh dihalang-halangi atau dicegah untuk pergi. 

Siapa tahu hati mereka akan diubahkan di sana?  

[2] Dia tidak mau pergi menemani mereka ke pesta itu, se-

bab mereka bersikap duniawi dan munafik. Orang-

orang yang pergi ke upacara-upacara agama hanya un-

tuk pamer, atau untuk memenuhi kepentingan duniawi 

lainnya, pergi tanpa Kristus, dan sebab  itu tidak akan 

memperoleh apa-apa dibandingkan nya. Betapa menyedih-

kannya keadaan orang yang menganggap dirinya ber-

saudara dengan Kristus, namun   ditolak oleh Dia, “Pergi-

lah ke ibadah itu, pergilah untuk berdoa, pergilah de-

ngarkan firman, pergilah terima sakramen, namun   Aku 

tidak akan pergi bersamamu. Pergilah engkau dan tun-

jukkanlah dirimu di hadapan Tuhan  , namun   Aku tidak 

akan menunjukkan diri-Ku untukmu,” seperti dalam Ke-

luaran 33:1-3. Jadi, jika hadirat Kristus tidak bersama 

kita, untuk apakah kita pergi? Pergilah kamu, Aku tidak 

akan pergi. saat  kita hendak pergi atau kembali dari 

mengikuti ibadah-ibadah yang khidmat, kita harus ber-

hati-hati dalam mengambil dan memilih teman seper-

jalanan. Hindarilah apa saja yang sia-sia dan duniawi, 

sebab kalau tidak, bara perasaan yang baik akan pa-

dam oleh pergaulan yang buruk. Aku belum pergi ke 

situ. Kristus tidak berkata bahwa Dia tidak akan pergi 

sama sekali, namun   belum. Alasan untuk menunda sua-

tu kewajiban bisa saja ada, namun kita tidak boleh me-

niadakan atau mengesampingkan kewajiban itu (Bil. 


 444

9:6-11). Alasan yang diberikan-Nya di sini yaitu , wak-

tu-Ku belum genap. Perhatikanlah, Yesus Tuhan kita 

sangat teliti dan tepat dalam mengetahui dan menjaga 

waktu-Nya, dan sebab  waktu-Nya itu sudah ditentu-

kan, waktu itulah yang terbaik.     

3.  Kristus terus tinggal di Galilea sampai kegenapan waktu-Nya 

tiba (ay. 9). sesudah  mengatakan hal itu kepada mereka (tauta 

de eipōn), Ia pun tinggal di Galilea. Oleh sebab  percakapan ini, 

Dia tetap tinggal di sana, sebab,  

(1) Dia tidak mau dipengaruhi oleh orang-orang yang menasi-

hati-Nya untuk mencari penghormatan dari manusia, atau 

pergi bersama mereka yang hendak membuat Dia mema-

merkan diri. Dia tidak akan mengikuti godaan itu.  

(2) Dia tidak mau berpaling dari tujuan-Nya sendiri. Dia telah 

berkata, berdasarkan pandangan yang jelas dan pertim-

bangan yang matang, bahwa Dia belum mau pergi ke pesta 

itu, dan sebab  itu Dia tetap tinggal di Galilea. Para peng-

ikut Kristus haruslah bersikap teguh seperti itu, dan tidak 

cepat goyah.  

4. Kepergian-Nya ke pesta itu saat  waktu-Nya tiba.  

Perhatikanlah:  

(1) Kapan Dia pergi: Sesudah saudara-saudara Yesus berang-

kat. Ia tidak mau pergi bersama mereka, sebab mereka 

akan membuat banyak keributan dan gangguan dengan 

dalih sedang menampilkan Dia kepada dunia. Jelaslah tam-

pak dalam nubuat maupun dalam jiwa-Nya sendiri bahwa 

Dia tidak akan berteriak-teriak atau memperdengarkan sua-

ranya di jalan (Yes. 42:2). Sebaliknya, Dia pergi sesudah  me-

reka. Sah-sah saja bagi kita untuk bergabung dalam iba-

dah yang sama dengan orang-orang yang harus kita tolak 

untuk berteman dan bergaul akrab, sebab berkat dari upa-

cara-upacara ibadah bergantung pada anugerah Tuhan  , dan 

bukan pada kebaikan sesama kita yang ikut beribadah. 

Saudara-saudara-Nya yang duniawi pergi terlebih dulu, dan 

baru kemudian Dia pergi. Perhatikanlah, dalam ibadah-

ibadah lahiriah mungkin saja orang-orang munafik memu-

lai terlebih dulu dibandingkan  mereka yang benar-benar tulus. 

Banyak orang yang sampai di Bait Tuhan   terlebih dulu, namun   

Injil Yohanes 7:1-13 

 445 

mereka dibawa ke sana oleh kesombongan yang sia-sia, 

dan pergi dari sana tanpa dibenarkan, seperti orang Farisi 

dalam Lukas 18:11. Masalahnya bukan, siapa yang terlebih 

dulu datang? melainkan, siapa yang datang dengan paling 

layak? Jika kita membawa serta hati kita, maka tidak 

menjadi masalah siapa yang datang mendahului kita. 

(2) Bagaimana Dia pergi, ōs en kryptō – seolah-olah Dia me-

nyembunyikan diri-Nya sendiri: tidak terang-terangan namun   

diam-diam, lebih sebab  takut menyinggung dibandingkan  ka-

rena takut terluka. Dia pergi ke pesta itu, sebab  pesta itu 

merupakan kesempatan untuk memuliakan Tuhan   dan ber-

buat baik. Akan namun  , Dia pergi seolah secara sembunyi-

sembunyi, sebab  Dia tidak mau membangkitkan amarah 

pihak penguasa. Perhatikanlah, yang terbaik yaitu  bila 

pekerjaan Tuhan   yang dilakukan dengan berhasil dilakukan 

tanpa menimbulkan keributan. Kerajaan Tuhan   tidak perlu 

datang dengan tanda-tanda lahiriah (Luk. 17:20). Kita boleh 

melakukan pekerjaan Tuhan   secara sembunyi-sembunyi, na-

mun tidak melakukannya dengan menipu.  

5.  Pengharapan besar orang-orang Yahudi di Yerusalem terhadap 

Dia (ay. 11-14). Kristus kini telah menjadikan diri-Nya sebagai 

bahan perbincangan dan perhatian orang banyak. Ini terjadi 

sebab  saat  datang ke pesta-pesta perayaan sebelumnya, Ia 

membuat diri-Nya sendiri dikenal orang dengan mujizat-muji-

zat yang diadakan-Nya. 

(1) Tidak bisa tidak, mereka pasti memikirkan-Nya (ay. 11): 

Orang-orang Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: 

“Di manakah Ia?”  

[1] Orang-orang biasa sangat ingin melihat-Nya di sana. 

Mereka rindu memuaskan rasa ingin tahu mereka de-

ngan memandang orangnya dan mujizat-mujizat yang 

diperbuat-Nya. Mereka menganggap bahwa tidak perlu 

bagi mereka untuk pergi mencari-Nya di Galilea. Pada-

hal, seandainya mereka melakukannya, usaha mereka 

itu tidak akan sia-sia. Sebaliknya, mereka hanya berha-

rap kalau-kalau pesta itu akan membawa-Nya ke Yeru-

salem, dan baru pada saat itulah mereka akan melihat-

Nya. Mereka ingin mengenal Kristus hanya jika kesem-


 446

patan untuk itu datang kepada mereka dengan sendiri-

nya. Mereka mencari Dia di pesta itu. saat  kita menan-

ti-nantikan Tuhan   dalam ibadah-ibadah suci-Nya, kita 

harus mencari Kristus di dalamnya, mencari-Nya di 

pesta-pesta perayaan Injil. Orang-orang yang ingin meli-

hat Kristus di pesta harus mencari-Nya di sana. Atau, 

[2] Mungkin musuh-musuh-Nyalah yang sedang menung-

gu-nunggu kesempatan untuk menangkap-Nya, dan, 

jika mungkin, untuk menghentikan perkembangan pe-

kerjaan-Nya selama-lamanya. Mereka bertanya, “Di ma-

nakah Ia?” pou esin ekeinos – di manakah orang itu? Be-

gitu menghina dan merendahkannya mereka berbicara 

tentang Dia. Pesta itu seharusnya mereka sambut 

sebagai kesempatan untuk melayani Tuhan  , namun bu-

kannya begitu, mereka malah menjadikannya sebagai 

kesempatan untuk menganiaya Kristus. Demikianlah 

yang terjadi  dengan Saul yang berharap untuk membu-

nuh Daud sesudah bulan baru (1Sam. 20:27). Orang-

orang yang mencari kesempatan untuk berbuat dosa 

dalam perkumpulan-perkumpulan ibadah yang khidmat 

sungguh teramat sangat mencemarkan ketetapan-kete-

tapan ibadah-Nya. Mereka menantang-Nya di tanah-Nya 

sendiri. Ini sama saja dengan melakukan kejahatan di 

ruang pengadilan.  

(2)  Orang banyak berbeda-beda perasaan tentang Dia (ay. 12): 

Banyak terdengar bisikan, atau lebih tepatnya gumaman, di 

antara orang banyak tentang Dia. Permusuhan para pe-

nguasa melawan Kristus, dan pencarian mereka terhadap-

Nya, membuat-Nya semakin banyak diperbincangkan dan 

diamat-amati orang banyak. Melalui segala pertentangan 

yang ditujukan kepadanya, Injil Kristus telah mendapat pi-

jakan, dan semakin banyak ditanyakan orang. Dan, dengan 

mendapat perlawanan di mana-mana, Injil-Nya telah dibi-

carakan di mana-mana. Melalui sarana ini Injil telah terse-

bar ke tempat-tempat yang lebih jauh, dan kebaikan-

kebaikan ajaran-Nya pun sudah semakin banyak diselidiki. 

Bisikan-bisikan itu bukan melawan Kristus, melainkan 

tentang Dia. Sebagian orang berbisik-bisik terhadap para 

penguasa, sebab para penguasa ini tidak mau menerima 

Injil Yohanes 7:1-13 

 447 

dan memberikan dukungan kepada-Nya. Yang lain lagi ber-

bisik-bisik terhadap para penguasa, sebab  mereka tidak 

membungkam mulut-Nya dan menahan Dia. Sebagian lagi 

berbisik-bisik bahwa Dia mendapat banyak perhatian di 

Galilea, sementara yang lain berbisik-bisik bahwa Dia ha-

nya mendapat sedikit perhatian di Yerusalem. Perhatikan-

lah, Kristus dan agama-Nya telah, dan akan selalu, menjadi 

bahan pertentangan dan perbantahan di antara orang 

banyak (Luk. 12:51-52). Seandainya semua orang mau me-

nyambut Kristus, seperti yang sudah seharusnya mereka 

perbuat, maka akan ada damai sejahtera yang sempurna di 

antara mereka. Akan namun  , jika sebagian orang menerima 

terang namun sebagian yang lain tetap bersikeras menolak-

nya, maka akan terdengar banyak bisikan. Tulang-tulang di 

lembah, saat  mereka mati dan kering, hanya terhampar 

diam. Namun, saat  dinubuatkan kepada mereka, hidup-

lah, maka terdengarlah suara yang berderak-derak (Yeh. 

37:7). namun   lebih baik ribut dan berselisih di dalam kebe-

basan dan dalam pekerjaan, dibandingkan  tenang dan rukun di 

dalam penjara. Nah, apa perasaan-perasaan orang banyak 

ini tentang Dia?  

[1] Ada yang berkata, “Ia orang baik.” Ini memang benar, 

namun   jauh dari kebenaran yang seutuhnya. Dia bukan 

hanya orang baik, melainkan juga lebih dibandingkan  seka-

dar seorang manusia. Dia ini Anak Tuhan  . Banyak orang 

yang tidak memiliki  pikiran-pikiran jahat tentang 

Kristus berpikiran rendah tentang Dia, dan mereka 

hampir tidak menghormati-Nya, bahkan sekalipun me-

reka berbicara yang baik-baik tentang dia. Ini disebab-

kan sebab  semua yang mereka katakan itu belum ada 

apa-apanya. Namun demikian, pernyataan itu tetap 

mendatangkan kehormatan kepada-Nya, dan juga men-

datangkan celaan bagi orang-orang yang menganiaya-

Nya, bahwa mereka yang tidak mau memercayai-Nya 

sebagai Mesias pun mau tidak mau mengakui-Nya seba-

gai seorang yang baik. 

[2]  Ada pula yang berkata, “Tidak, Ia menyesatkan rakyat.” 

Seandainya ini benar, Dia pasti orang yang sangat 

jahat. Namun kenyataannya, ajaran yang disampaikan-


 448

Nya sangat baik, dan tidak dapat dibantah, mujizat-

mujizat-Nya nyata, dan tidak bisa disangkal. Perilaku-

Nya bisa disaksikan kudus dan baik. Walaupun demi-

kian, di balik semua kebenaran ini ada kecurangan ter-

sembunyi yang dilakukan imam-imam kepala untuk 

menentang dan menangkap-Nya. Bisikan-bisikan se-

perti yang ada di antara orang-orang Yahudi mengenai 

Kristus ini masih terdengar juga di antara kita sampai 

sekarang ini. Para penganut ajaran Sosinian (Orang 

yang tidak mengakui ke-Tuhan  -an Kristus dan sebab  itu 

juga menyangkal Trinitas – pen.) berkata bahwa Ia 

orang baik, namun   hanya sampai di situ saja yang mere-

ka sampaikan. Para penganut ajaran Deisme (keperca-

yaan bahwa Tuhan   tidak melibatkan diri dalam peristiwa-

peristiwa yang terjadi di dunia – pen.) tidak akan me-

ngatakan Ia orang baik. Mereka mengatakan Ia menye-

satkan rakyat. Demikianlah, sebagian orang merendah-

kan-Nya, sebagian yang lain melecehkan-Nya, namun 

tetap saja agunglah kebenaran itu.  

[3] Mereka tidak berbicara banyak tentang Dia sebab  ta-

kut terhadap para pemimpin mereka (ay. 13): Tidak se-

orang pun yang berani berkata terang-terangan tentang 

Dia sebab  takut terhadap orang-orang Yahudi. Hal ini 

terjadi sebab :  

Pertama, mereka tidak berani berbicara baik tentang 

Dia secara terang-terangan. Walaupun semua orang 

bebas mencemooh dan menghina-Nya, tidak ada yang 

berani membela-Nya. Atau mungkin,  

Kedua, mereka tidak berani berbicara apa-apa sama 

sekali tentang Dia secara terang-terangan. Oleh sebab  

tidak ada yang dapat dikatakan dengan adil untuk me-

lawan-Nya, mereka tidak memperbolehkan satu hal pun 

dikatakan tentang-Nya. Menyebut nama-Nya saja sudah 

merupakan tindak kejahatan. Demikianlah banyak 

orang berusaha menekan kebenaran, dengan berdalih 

ingin membungkam segala perselisihan tentangnya. Me-

reka berusaha meredam segala pembicaraan tentang 

agama, berharap bahwa dengan begitu mereka dapat 

menguburkan agama itu. 

Injil Yohanes 7:14-36 

 449 

Kristus pada Perayaan Pondok Daun 

(7:14-36) 

14 Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Tuhan   lalu 

mengajar di situ. 15 Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: “Bagai-

manakah orang ini memiliki  pengetahuan demikian tanpa belajar!” 16 

Jawab Yesus kepada mereka: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, 

namun   dari Dia yang telah mengutus Aku. 17 Barangsiapa mau melakukan ke-

hendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Tuhan  , entah Aku 

berkata-kata dari diri-Ku sendiri. 18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya 

sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, namun   barangsiapa mencari 

hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran 

padanya. 19 Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepada-

mu? Namun tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan hukum 

Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?” 20 Orang banyak itu 

menjawab: “Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha membunuh 

Engkau?” 21 Jawab Yesus kepada mereka: “Hanya satu perbuatan yang Kula-

kukan dan kamu semua telah heran. 22 Jadi: Musa menetapkan supaya 

kamu bersunat – sebenarnya sunat itu tidak berasal dari Musa, namun   dari 

nenek moyang kita – dan kamu menyunat orang pada hari Sabat! 23 Jikalau 

seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum 

Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, sebab  Aku menyembuhkan 

seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat. 24 Janganlah menghakimi 

menurut apa yang nampak, namun   hakimilah dengan adil.” 25 Beberapa orang 

Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? 26 Dan 

lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa 

kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia 

yaitu  Kristus? 27 namun   tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, 

namun   bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana 

asal-Nya.” 28 Waktu Yesus mengajar di Bait Tuhan  , Ia berseru: “Memang Aku 

kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan 

atas kehendak-Ku sendiri, namun   Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak 

kamu kenal. 29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang 

mengutus Aku.” 30 Mereka berusaha menangkap Dia, namun   tidak ada se-

orang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba. 31 namun   di an-

tara orang banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya dan mereka ber-

kata: “Apabila Kristus datang, mungkinkah Ia akan mengadakan lebih 

banyak mujizat dari pada yang telah diadakan oleh Dia ini?” 32 Orang-orang 

Farisi mendengar orang banyak membisikkan hal-hal itu mengenai Dia, dan 

sebab  itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi menyuruh penjaga-

penjaga Bait Tuhan   untuk menangkap-Nya. 33 Maka kata Yesus: “Tinggal sedi-

kit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepa-

da Dia yang telah mengutus Aku. 34 Kamu akan mencari Aku, namun   tidak 

akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di 

mana Aku berada.” 35 Orang-orang Yahudi itu berkata seorang kepada yang 

lain: “Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan 

Dia? Adakah maksud-Nya untuk pergi kepada mereka yang tinggal di 

perantauan, di antara orang Yunani, untuk mengajar orang Yunani? 36 Apa-

kah maksud perkataan yang diucapkan-Nya ini: Kamu akan mencari Aku, 

namun   kamu tidak akan bertemu dengan Aku, dan: Kamu tidak dapat datang 

ke tempat di mana Aku berada?” 


 450

Di sini ada :  

I.   Pengajaran Kristus di hadapan orang banyak di Bait Tuhan   (ay. 14): 

Dia masuk ke Bait Tuhan   lalu mengajar, sesuai dengan kebiasaan-

Nya saat  berada di Yerusalem. Pekerjaan-Nya yaitu  mengajar-

kan Injil kerajaan, dan Dia selalu melakukannya di setiap tempat 

keramaian. Ajaran yang disampaikan-Nya itu tidak dicatat di sini, 

sebab  mungkin isinya sama saja dengan ajaran-ajaran yang 

sudah disampaikan-Nya di Galilea, yang sudah dicatat oleh penu-

lis-penulis Injil lain. Sebab Injil sama saja, baik bagi orang-orang 

biasa maupun bagi orang-orang terhormat. namun   apa yang dapat 

diamati di sini yaitu  bahwa waktu itu pesta sedang berlangsung, 

hari keempat atau kelima dari delapan hari pesta. Entah Dia baru 

tiba di Yerusalem pada pertengahan pesta atau sudah datang 

pada awal pesta namun   baru tampil sekarang ini, tidaklah pasti. 

Akan namun  , bila ada yang bertanya mengapa Dia tidak masuk ke 

Bait Tuhan   lebih awal untuk mengajar? Maka pertanyaan itu bisa 

dijawab sebagai berikut:  

1.  sebab  orang-orang akan lebih punya waktu luang untuk 

mendengarkan-Nya, dan, dengan begitu boleh diharapkan, 

akan lebih siap mendengarkan-Nya, sesudah  beberapa hari 

sibuk mengurusi tempat dagangan mereka, seperti yang biasa 

mereka lakukan pada hari raya Pondok Daun.  

2. sebab  Dia lebih memilih untuk muncul sesudah kawan 

maupun lawan-Nya berhenti mencari-Nya. Dengan demikian 

Dia memberikan contoh mengenai cara yang akan dipakai-Nya 

dalam kedatangan-Nya, yaitu muncul pada tengah malam 

(Mat. 25:6). Akan namun  , mengapa sekarang Dia muncul secara 

terang-terangan seperti itu? Pasti ini untuk mempermalukan 

orang-orang yang berusaha menganiaya-Nya, yaitu imam-

imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.  

(1) Dengan menunjukkan bahwa Dia tidak takut terhadap me-

reka atau terhadap kekuasaan mereka, meskipun mereka 

sangat geram terhadap-Nya (Yes. 50:7-8).  

(2) Dengan mengambil-alih pekerjaan mereka dari tangan me-

reka. Tugas mereka yaitu  mengajar orang-orang di Bait 

Tuhan  , dan khususnya pada hari raya Pondok Daun (Neh. 

8:17-18). Akan namun  , sebab  mereka sama sekali tidak 

Injil Yohanes 7:14-36 

 451 

mengajar orang atau menyampaikan ajaran-ajaran yang 

hanya berupa perintah-perintah manusia saja, maka Ia 

pun masuk ke Bait Tuhan   dan mengajar orang-orang di 

sana. saat  gembala-gembala Israel memangsa kawanan 

domba mereka sendiri, maka itulah waktunya bagi Sang 

Gembala agung untuk tampil, seperti yang sudah dijanji-

kan (Yeh. 34:22-23; Mal. 3:1).  

II.  Percakapan-Nya dengan orang-orang Yahudi sesudah  ini. Pembica-

raan itu dapat diringkas ke dalam empat hal pokok:  

1.  Mengenai ajaran-Nya.  

Perhatikanlah di sini:  

(1) Bagaimana orang-orang Yahudi mengagumi ajaran-Nya itu 

(ay. 15): Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: 

“Bagaimanakah orang ini memiliki  pengetahuan demi-

kian tanpa belajar!”  

Perhatikanlah di sini: 

[1]  Bahwa Yesus Tuhan kita tidak mendapat pendidikan di 

sekolah-sekolah para nabi atau belajar di bawah asuh-

an para rabi. Bukan saja tidak bepergian untuk belajar, 

seperti yang dilakukan para filsuf, Dia juga tidak me-

manfaatkan sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga 

pendidikan di negeri-Nya sendiri. Musa dididik dalam 

pengetahuan orang-orang Mesir, namun Kristus tidak 

dididik bahkan dalam pengetahuan orang-orang Ya-

hudi. sebab  sudah menerima Roh dengan tidak terba-

tas, Dia tidak perlu menerima pengetahuan apa pun 

dari manusia atau melalui manusia. Pada waktu kemun-

culan Kristus, pendidikan berkembang sangat pesat 

baik di dalam Kekaisaran Romawi maupun di dalam 

jemaat Yahudi, lebih dibandingkan  dalam zaman apa pun 

sebelum atau sesudahnya. Dan dalam masa yang haus 

akan pengetahuan seperti itulah Kristus memilih men-

dirikan agama-Nya, dan tidak pada masa saat  orang 

masih buta huruf, supaya jangan sampai agama-Nya 

tampak sebagai suatu rancangan yang dipaksakan ke-

pada dunia. Namun demikian, Dia sendiri tidak mem-

pelajari pengetahuan yang sedang digemari di kala itu. 


 452

[2]  Bahwa Kristus memiliki  pengetahuan, meskipun Dia 

tidak pernah belajar. Dia menguasai kitab-kitab suci, 

meskipun Dia tidak pernah berguru pada seorang ahli 

Taurat mana pun. Penting bagi hamba-hamba Kristus 

untuk memiliki  pengetahuan, seperti Dia. Dan ka-

rena kita tidak bisa berharap dapat memiliki pengetahu-

an seperti yang dimiliki-Nya, yaitu melalui pewahyuan, 

kita harus bersusah payah untuk memperolehnya de-

ngan cara-cara biasa.  

[3]  Bahwa pengetahuan Kristus yang demikian, meskipun 

tanpa belajar, membuat-Nya benar-benar luar biasa dan 

menakjubkan. Orang-orang Yahudi membicarakan hal 

ini di sini dengan penuh rasa takjub.  

Pertama, sebagian orang, kelihatannya, mengatakan-

nya untuk menghormati Dia: Dia yang tidak pernah be-

lajar, namun jauh mengungguli semua orang lain yang 

pernah belajar, pasti dikaruniai dengan pengetahuan 

ilahi.  

Kedua, sebagian yang lain mungkin menyebutkan-

nya untuk melecehkan dan menghina Dia: Apa pun 

yang tampak dimiliki-Nya, Dia tidak benar-benar memi-

liki pengetahuan yang sesungguhnya, sebab Dia tidak 

pernah belajar di perguruan tinggi, atau memiliki  

gelar apa pun.  

Ketiga, sebagian yang lain lagi mungkin bermaksud 

mengatakan bahwa Dia mendapatkan pengetahuan-Nya 

dengan belajar ilmu sihir, atau dengan cara-cara terten-

tu yang dilarang. Oleh sebab  mereka tidak tahu bagai-

mana Dia bisa menjadi seorang cendekiawan seperti itu, 

mereka langsung saja menganggap Dia tukang sihir.       

(2)  Apa yang ditegaskan-Nya mengenai ajaran-Nya itu.  

Ada tiga hal: 

[1] Bahwa ajaran-Nya bersifat ilahi (ay. 16): “Ajaran-Ku 

tidak berasal dari diri-Ku sendiri, namun   dari Dia yang 

telah mengutus Aku.” Mereka tersinggung sebab  Dia 

berani mengajar, padahal Dia tidak pernah belajar. 

Untuk menanggapi hal ini, Dia berkata kepada mereka 

bahwa ajaran-Nya bukanlah sesuatu yang dapat dipela-

Injil Yohanes 7:14-36 

 453 

jari, sebab ajaran-Nya bukan hasil pemikiran manusia 

dan kekuatan-kekuatan alami, yang bisa diperluas dan 

ditingkatkan dengan membaca serta bertukar pikiran, 

melainkan itu yaitu  pewahyuan ilahi. Sebagai Tuhan  , 

yang sama dengan Bapa, sah saja bila Dia berkata, 

“Ajaran-Ku berasal dari diri-Ku sendiri, dan dari Dia 

yang telah mengutus Aku.” Akan namun  , sebab  sekarang 

Dia sedang dalam keadaan merendahkan diri, dan 

sebagai Pengantara, Hamba Tuhan  , maka lebih sesuai 

bagi-Nya untuk berkata, “Ajaran-Ku tidak berasal dari 

diri-Ku sendiri, tidak hanya milik-Ku sendiri, tidak ber-

mula dari diri-Ku sendiri, sebagai Anak Manusia dan 

Pengantara, namun   dari Dia yang telah mengutus Aku. 

Ajaran-Ku tidak berpusat dalam diri-Ku sendiri, dan 

juga tidak menuju kepada diri-Ku sendiri pada akhir-

nya, namun   kepada Dia yang telah mengutus Aku.” Ten-

tang Sang Nabi Agung, Tuhan   telah berjanji bahwa Dia 

akan menaruh firman-Nya dalam mulutnya (Ul. 18:18), 

yang tampaknya merujuk pada Kristus di sini. Per-

hatikanlah, yaitu  suatu penghiburan bagi orang-orang 

yang memeluk ajaran Kristus, dan suatu penghukuman 

bagi orang-orang yang menolaknya, bahwa ajaran-Nya 

itu yaitu  ajaran ilahi: ajaran-Nya itu berasal dari Tuhan   

dan bukan dari manusia. 

[2] Bahwa yang paling layak untuk menghakimi apakah 

ajaran Kristus ini mengandung kebenaran dan kuasa 

ilahi yaitu  mereka yang dengan tulus dan lurus hati 

menginginkan dan berusaha untuk melakukan kehen-

dak Tuhan   (ay. 17): Barangsiapa mau melakukan kehen-

dak-Nya, mau meleburkan kehendaknya sendiri dengan 

kehendak Tuhan  , ia akan tahu entah ajaran-Ku ini ber-

asal dari Tuhan  , entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sen-

diri.  

Perhatikanlah di sini:  

Pertama, apa pertanyaan yang diajukan mengenai 

ajaran Kristus itu, apakah ajaran-Nya berasal dari Tuhan   

atau bukan, apakah Injil merupakan pewahyuan ilahi 

atau suatu penipuan. Kristus sendiri bersedia jika ajar-


 454

an-Nya itu diselidiki apakah berasal dari Tuhan   atau bu-

kan. Kristus bersedia, jadi hamba-hamba-Nya harus 

lebih bersedia lagi. Dan kita harus peduli untuk me-

mastikan pijakan apa yang kita gunakan untuk berdiri, 

sebab jika kita tertipu, maka kita tertipu dengan sangat 

mengenaskan.  

Kedua, siapa yang besar kemungkinannya akan ber-

hasil dalam penyelidikan ini: orang-orang yang melaku-

kan kehendak Tuhan  , atau yang setidaknya berkeinginan 

untuk melakukannya.  

Sekarang perhatikanlah:  

1.  Siapa orang-orang yang mau melakukan kehendak 

Tuhan   itu. Mereka yaitu  orang-orang yang bersikap 

adil dalam mencari kehendak Tuhan  , dan tidak di-

butakan oleh hawa nafsu atau kepentingan-kepen-

tingan apa pun. Oleh anugerah Tuhan  , mereka yang 

demikian bertekad untuk mematuhi kehendak Tuhan   

saat  mereka mengetahui apa kehendak-Nya. Mere-

ka yaitu  orang-orang yang benar-benar tulus hati 

dalam berhubungan dengan Tuhan  , dan sungguh-

sungguh ingin memuliakan serta menyenangkan-

Nya.  

2. Dari mana orang yang demikian dapat mengetahui 

kebenaran dari ajaran Kristus.  

(1) Kristus telah berjanji untuk memberikan penge-

tahuan kepada orang yang demikian. Dia telah 

berkata bahwa ia akan tahu, dan Dia dapat mem-

berikan pengertian. Orang-orang yang meman-

faatkan terang yang mereka miliki, dan yang ber-

tekun untuk hidup sesuai dengan terang itu, 

akan dilindungi oleh anugerah ilahi dari kesalah-

an-kesalahan yang merusak.  

(2) Mereka dibentuk dan dipersiapkan untuk mene-

rima pengetahuan itu. Orang yang cenderung 

tunduk pada peraturan-peraturan hukum ilahi 

pasti dengan mudah dapat menerima pancaran-

pancaran terang ilahi. Barangsiapa memiliki , 

maka kepadanya akan diberi. Orang-orang yang 

Injil Yohanes 7:14-36 

 455 

berakal budi yang baik yaitu  orang-orang yang 

melakukan perintah-perintah-Nya (Mzm. 111:10). 

Orang-orang yang menyerupai Tuhan   besar ke-

mungkinannya akan memahami-Nya.   

[3] Bahwa dengan ini tampak bahwa Kristus, sebagai se-

orang Guru, tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, se-

bab Dia tidak mencari hormat bagi diri-Nya sendiri (ay. 

18).  

Pertama, lihatlah di sini ciri-ciri seorang penipu: ia 

mencari hormat bagi dirinya sendiri, yang merupakan 

pertanda bahwa ia berkata-kata dari dirinya sendiri, se-

perti yang sudah diperbuat oleh para mesias dan nabi 

palsu. Inilah gambaran para pendusta: mereka berkata-

kata dari diri mereka sendiri, dan mereka tidak diberi 

tugas atau perintah apa pun dari Tuhan  . Mereka tidak 

diberi mandat kecuali kehendak mereka sendiri, dan 

mereka tidak diberi ilham kecuali angan-angan mereka 

sendiri, rancangan dan tipu muslihat mereka sendiri. 

Para duta tidak berkata-kata dari diri mereka sendiri. 

Para pelayan yang mengagung-agungkan diri dengan 

berkata-kata dari diri mereka sendiri bukanlah hamba-

hamba Kristus yang sebenar-benarnya. namun   lihatlah 

bagaimana para pendusta diungkapkan. Kepalsuan me-

reka dibuktikan dengan melihat hal ini, yaitu bahwa 

mereka hanya mencari hormat bagi diri mereka sendiri. 

Orang-orang yang mencari kehormatan sendiri selalu 

berkata-kata tentang diri mereka sendiri. Orang-orang 

yang berkata-kata dari Tuhan   akan berbicara bagi Tuhan  , 

dan demi kemuliaan-Nya. Orang-orang yang mengede-

pankan keinginan dan kepentingan mereka sendiri 

membuktikan bahwa mereka tidak diutus oleh Tuhan  . 

 Kedua, lihatlah ciri-ciri berlawanan yang diberikan 

Kristus tentang diri-Nya dan ajaran-Nya: Barangsiapa 

mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, seperti 

Aku, jelaslah bahwa ia benar.  

1.  Dia diutus oleh Tuhan  . Guru-guru yang diutus oleh 

Tuhan  , dan hanya mereka ini saja, yang harus kita te-

rima dan kita sambut. Orang-orang yang membawa 


 456

pesan ilahi harus membuktikan tugas perutusan 

ilahi mereka, melalui pewahyuan khusus atau mela-

lui ketetapan biasa.  

2. Dia mencari hormat bagi Tuhan  . Baik tujuan ajaran-

Nya maupun maksud perbuatan-Nya seluruhnya 

terarah untuk memuliakan Tuhan  .  

3.  Ini merupakan bukti bahwa Dia benar, dan tidak 

ada kepalsuan dalam diri-Nya. Guru-guru palsu 

sungguh sangat fasik. Mereka berbuat tidak benar 

terhadap Tuhan   yang nama-Nya mereka lecehkan, 

dan tidak benar terhadap jiwa-jiwa manusia yang 

mereka paksa untuk menerima ajaran mereka. Tidak 

ada lagi kepalsuan lain yang lebih fasik dibandingkan  

perbuatan ini. Akan namun  , Kristus memperlihatkan 

bahwa Dia benar, bahwa Dia benar-benar seperti 

apa yang telah dikatakan-Nya sendiri, bahwa tidak 

ada ketidakbenaran dalam diri-Nya, tidak ada kepal-

suan di dalam ajaran-Nya, dan tidak ada kekeliruan 

atau penipuan di dalam hubungan-Nya dengan kita.     

2.  Mereka berbicara tentang kejahatan yang dituduhkan kepada-

Nya sebab  menyembuhkan orang lumpuh dan menyuruhnya 

mengangkat tilamnya pada hari Sabat. Masalah ini sudah 

mereka permasalahkan dengan-Nya sebelumnya dan masih 

terus dijadikan alasan bagi mereka untuk memusuhi-Nya.  

(1) Dia menentang dan balik membalas mereka, dengan mem-

persalahkan mereka atas kebiasaan-kebiasaan mereka sen-

diri yang jauh lebih buruk (ay. 19). Bagaimana mungkin 

mereka tanpa malu menegur-Nya sebab  melanggar hukum 

Musa, sementara mereka sendiri dengan begitu terang-

terangan sudah melanggarnya? Bukankah Musa yang telah 

memberikan hukum Taurat kepadamu? Memiliki hukum 

Taurat merupakan kehormatan bagi mereka, sebab tidak 

ada bangsa lain yang memiliki  hukum seperti itu. Akan 

namun  , sebab  kejahatan merekalah sampai tidak ada se-

orang pun di antara mereka yang menjalankan hukum Tau-

rat itu. Mereka memberontak terhadapnya, dan hidup ber-

tentangan dengannya. Banyak orang diberi hukum, namun   

mereka tidak menjalankan hukum yang sudah mereka mi-

Injil Yohanes 7:14-36 

 457 

liki. Ketidaktaatan mereka terhadap hukum Taurat itu dila-

kukan oleh semua orang: tidak seorang pun di antara kamu 

yang melakukan hukum Taurat itu, baik mereka yang 

duduk di tempat-tempat terhormat, yang seharusnya tahu 

paling banyak, maupun mereka yang duduk di tempat-tem-

pat pengabdian, yang seharusnya paling taat. Mereka suka 

membangga-banggakan hukum Taurat dan mengaku-nga-

ku sangat mencintainya, dan geram terhadap Kristus kare-

na Dia tampak melanggarnya, namun tidak seorang pun 

dari antara mereka sendiri yang melakukan hukum Taurat 

itu. Ini seperti orang-orang yang berkata bahwa mereka 

berpihak kepada gereja, namun mereka sendiri tidak 

pernah pergi ke gereja. Kejahatan mereka semakin bertam-

bah sebab  mereka menganiaya Kristus yang menurut me-

reka melanggar hukum Taurat, padahal justru mereka sen-

dirilah yang tidak memeliharanya: “Tidak seorang pun dari 

antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu, kalau be-

gitu mengapa kamu berusaha membunuh-Ku sebab  tidak 

melakukannya?” Perhatikanlah, orang-orang yang paling 

keras mengecam orang lain sebab  suatu kesalahan biasa-

nya dengan sendirinya paling bersalah atas kesalahan yang 

sama. Begitulah orang-orang munafik itu, mereka bersema-

ngat mengeluarkan selumbar dari mata saudara mereka, 

namun   tidak sadar akan balok di dalam mata mereka sen-

diri. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku? Sebagian 

orang menganggap hal ini sebagai bukti bahwa mereka 

tidak melakukan hukum Taurat. “Kamu tidak melakukan 

hukum Taurat, sebab seandainya kamu melakukannya, 

kamu pasti akan lebih mengenali keadaan dirimu sendiri 

dan tidak berusaha membunuh-Ku sebab  melakukan per-

buatan baik.” Orang-orang yang mendukung diri sendiri 

dan kepentingan mereka dengan jalan melakukan peng-

aniayaan dan kekerasan, apa pun alasan mereka (sekali-

pun menyebut diri sendiri sebagai custodes utriusque 

tabulæ – penjaga ketertiban umum), bukanlah pelaku hu-

kum Tuhan  . Chemnitius memahami hal ini sebagai alasan 

mengapa sudah tiba waktunya untuk menggantikan hu-

kum Musa dengan Injil, sebab  hukum Taurat didapati 

tidak berkuasa untuk mengendalikan dosa: “Musa mem-


 458

berimu hukum Taurat, namun   kamu tidak melakukannya, 

dan juga tidak dilindungi olehnya untuk menghindari keja-

hatan be


Yohanes 1-16 12


 


njadi milik-Nya. Biarlah Dia melakukan 

semua hal yang mereka butuhkan, mengajar mere-

ka, menyembuhkan mereka, membayar utang mere-

ka, membela perkara mereka, menyiapkan dan men-

jaga mereka untuk masuk dalam kehidupan kekal. 

Biarlah Dia melakukan yang terbaik bagi mereka. 

Bapa dapat menyerahkan mereka sesuai dengan 

perkenanan-Nya: Sebagai ciptaan, kehidupan dan 

keberadaan mereka berasal dari Dia, sebagai orang 

berdosa, mereka kehilangan kehidupan dan keber-

adaan mereka dari Dia pula. Bisa saja Ia menjual 

mereka demi tuntutan keadilan-Nya dan menyerah-

kan mereka kepada para penyiksa. Namun, ini tidak 

dilakukan-Nya. Sebaliknya, Ia mengangkat mereka 

kembali sebagai tanda peringatan akan rasa kasih-

an-Nya dan membawa mereka kepada Sang Juru-

selamat. Orang-orang yang dipilih Tuhan   menjadi 

sasaran kasih-Nya yang khusus dipercayakan-Nya 

ke dalam tangan Kristus.  

2. Yesus Kristus telah berjanji bahwa tidak akan ada 

yang hilang dari semua yang telah diberikan Bapa 

kepada-Nya. Banyak orang yang dibawa-Nya pada 


 388

kemuliaan. Semuanya akan segera terjadi dan tidak 

seorang pun dari anak-anak ini akan hilang (Mat. 

18:14). Tidak seorang pun dari mereka akan hilang 

akibat kekurangan anugerah yang menguduskan 

mereka. Jika aku tidak membawa dia kepadamu dan 

menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang 

berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya 

(Kej. 43:9).  

3. Usaha Kristus bagi orang-orang yang diberikan ke-

pada-Nya terus berlanjut sampai pada kebangkitan 

tubuh mereka. Aku akan membangkitkan mereka 

pada akhir zaman, yang merampungkan semua yang 

sudah terjadi, untuk memahkotai dan menggenap-

kan seluruh usaha-Nya. Tubuh merupakan bagian 

dari manusia, sebab  itu tubuh juga merupakan 

bagian dari penebusan dan tanggung jawab Kristus. 

Hal ini berkaitan dengan janji itu, dan sebab  itu 

tidak akan ada bagian yang hilang. Usaha dan janji-

Nya itu bukan hanya agar Ia tidak akan kehilangan  

seorang pun, satu orang pun, namun   juga agar Ia ti-

dak kehilangan apa pun, bagian apa pun dari orang 

itu, dan sebab  itu termasuk juga tubuhnya. Peker-

jaan Kristus tidak akan digenapi sampai terjadinya 

kebangkitan, saat  roh dan tubuh orang-orang 

kudus akan dipersatukan kembali dan dikumpulkan 

di hadapan Kristus, supaya Ia dapat mempersem-

bahkan mereka kepada Bapa: Sesungguhnya, inilah 

Aku dan anak-anak yang diberikan Tuhan   kepada-Ku 

(Ibr. 2:13; 2Tim. 1:12).  

4.  Sumber dan asal usul semua ini yaitu  kehendak 

berdaulat dari Tuhan  , dari rancangan kehendak-Nya. 

Berdasarkan inilah Ia mengerjakan semua usaha-

Nya itu. Inilah perintah yang Tuhan   berikan kepada 

Anak-Nya saat  Ia mengutus-Nya ke dunia ini, dan 

kepada perintah-Nya inilah mata Anak itu tertuju. 

Kedua, perintah umum yang diberikan kepada anak-

anak manusia. Perintah ini berisi cara dan syarat yang 

harus diikuti mereka untuk bisa menerima keselamatan 

melalui Kristus. Dan inilah kovenan anugerah antara 

Injil Yohanes 6:28-59 

 389 

Tuhan   dan manusia. Siapa saja orang-orang tertentu 

yang diberikan kepada Kristus merupakan sebuah raha-

sia: Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, kita tidak, 

dan kita juga tidak layak untuk itu. Walaupun demi-

kian, meskipun nama-nama mereka tersembunyi, ting-

kah laku mereka diumumkan. Sebuah tawaran untuk 

memperoleh kehidupan dan kebahagiaan diberikan ber-

dasarkan syarat-syarat Injil, supaya dengan tawaran 

tersebut, orang-orang yang diberikan kepada Kristus 

dapat dibawa kepada Tuhan  , sedangkan yang lainnya 

akan ditinggalkan tanpa dapat diampuni (ay. 40): “Inilah 

kehendak itu, kehendak yang dinyatakan secara ter-

buka, dari Dia yang mengutus Aku. Inilah cara yang 

telah disepakati, supaya setiap orang, bangsa Yahudi 

dan bukan Yahudi, yang melihat Anak dan yang per-

caya kepada-Nya, dapat beroleh hidup yang kekal, dan 

supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” 

Inilah Injil yang sebenarnya, yaitu kabar baik. Bukan-

kah sangat menyegarkan mendengar hal ini?  

1. Bahwa kehidupan kekal itu dapat kita peroleh, dan 

bila tidak, itu merupakan kesalahan kita sendiri. Pa-

dahal, sebab  dosa Adam yang pertama, jalan menu-

ju pohon kehidupan telah tertutup. Melalui anugerah 

Adam kedua, jalan itu terbuka kembali. Mahkota 

kemuliaan diletakkan di hadapan kita sebagai ha-

diah atas panggilan tertinggi kita, dan untuk itu kita 

harus berlari dan mendapatkannya.  

2. Setiap orang dapat memilikinya. Injil harus diberita-

kan dan penawaran ini harus disampaikan bagi se-

mua orang, dan jangan ada yang berkata, “Itu bukan 

kepunyaanku” (Why. 22:17).  

3. Kehidupan kekal ini pasti untuk semua orang yang 

percaya kepada Kristus, dan hanya bagi mereka 

saja. Barangsiapa melihat Anak dan percaya kepada-

Nya, dia akan diselamatkan. Beberapa orang meng-

anggap kata melihat ini sebagai pembatasan atas 

syarat keselamatan, yaitu hanya bagi orang-orang 

yang telah memperoleh pewahyuan Kristus dan anu-

gerah-Nya. Setiap orang yang memperoleh kesempat-


 390

an diperkenalkan kepada Kristus serta memanfaat-

kan perkenalan itu untuk percaya kepada-Nya, akan 

mendapat hidup yang kekal, sehingga tidak seorang 

pun akan dipersalahkan sebab  ketidakpercayaan 

(walaupun begitu, orang dapat dihukum juga sebab  

dosa-dosa lain), selain mereka yang telah mendengar 

Injil yang diberitakan kepada mereka, seperti orang-

orang Yahudi di sini (ay. 36), yang telah melihat, 

namun tetap tidak percaya, yang telah mengenal 

Kristus, namun tidak memercayai-Nya. Namun, saya 

lebih suka mengartikan melihat di sini sama dengan 

percaya, sebab  kata yang dipakai yaitu  theōrōn, 

yang tidak begitu memaksudkan pengertian pengli-

hatan oleh mata (seperti yang dipakai dalam ayat 36, 

heōrakate me – kamu telah melihat Aku). Kata ini 

lebih banyak menunjuk pada arti perenungan pikiran 

yang mendalam. Setiap orang yang melihat Anak, 

yakni yang percaya kepada-Nya, melihat-Nya dengan 

mata iman. Dengan imanlah kita dapat mengenal 

dan terpengaruh oleh pengajaran Injil tentang Dia. 

Memandang Dia yaitu  seperti orang-orang Israel 

yang dipagut ular tedung memandangi ular tembaga 

yang dibuat Musa. Bukanlah iman buta yang dike-

hendaki Kristus. Bukan memejamkan mata lalu 

mengikuti Dia, namun   melihat Dia dan melihat alasan 

apa yang dapat kita gunakan untuk melanjutkan 

iman kita. Akan sangat baik jika kemudian iman kita 

tidak didasarkan pada apa kata orang (percaya 

seperti yang dipercaya gereja), namun   sebagai hasil 

pertimbangan yang cukup dan pengertian yang men-

dalam mengapa kita percaya: Sekarang mataku sen-

diri memandang Engkau. Kami telah mendengar Dia 

sendiri.  

4. Untuk memperoleh hidup yang kekal, orang-orang 

yang percaya kepada Yesus Kristus akan dibangkit-

kan oleh kuasa-Nya pada akhir zaman. Tugas ini 

diberikan kepada-Nya sebagai kehendak Bapa-Nya 

(ay. 39). Namun, dengan sungguh-sungguh Ia men-

jadikan tugas ini sebagai pekerjaan dan janji-Nya 

Injil Yohanes 6:28-59 

 391 

sendiri: Aku membangkitkannya pada akhir zaman, 

yang bukan saja menunjukkan kembalinya tubuh 

pada kehidupan, namun   juga menempatkan manusia 

itu seutuhnya ke dalam kehidupan kekal seperti 

yang dijanjikan-Nya.  

2. Sekarang, mari kita perhatikan apa kata para pendengar-Nya 

mengenai semua yang dikatakan-Nya mengenai diri-Nya sen-

diri sebagai roti hidup yang turun dari sorga.  

(1) saat  mereka mendengar sesuatu yang dikatakan seperti 

roti dari Tuhan   yang memberi hidup, dengan sungguh-sung-

guh mereka berdoa memohon roti itu (ay. 34): Tuhan, beri-

kanlah kami roti itu senantiasa. Saya tidak berpendapat 

bahwa hal ini dikatakan sebagai ejekan dengan gaya men-

cemooh, seperti pendapat banyak penafsir: “Jika Engkau 

dapat, berikan kami roti seperti ini, supaya kami bisa me-

makannya, bukan hanya sekali makan seperti lima roti itu, 

namun   senantiasa,” seolah-olah tidak lebih baik dibandingkan  

permohonan pencuri yang durhaka itu: Bukankah Engkau 

yaitu  Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami. Namun, 

saya berpendapat bahwa meskipun permintaan ini dilaku-

kan tanpa sadar apa yang mereka sebenarnya minta, 

namun diajukan dengan jujur dan dengan maksud baik. 

Buktinya, mereka memanggil-Nya, Tuhan, dan ingin men-

dapatkan bagian dari apa yang Ia berikan, apa pun mak-

sud-Nya dengan roti itu. Pemahaman-pemahaman yang 

umum dan membingungkan mengenai perkara-perkara ila-

hi bisa menimbulkan dalam hati yang duniawi suatu has-

rat dan kerinduan akan perkara-perkara ilahi, seperti ke-

rinduan Bileam, yaitu untuk mati seperti matinya orang-

orang jujur. Orang-orang yang memiliki pengetahuan tidak 

jelas tentang perkara-perkara Tuhan  , mereka yang melihat 

orang seperti pohon berjalan, akan menaikkan doa yang 

saya sebut doa-doa tidak jelas untuk mendapatkan berkat-

berkat rohani. Mereka mengira perkenanan Tuhan   yaitu  

sesuatu yang baik dan sorga yaitu  tempat yang menye-

nangkan, dan mereka sangat menginginkannya. Namun, di 

lain pihak, mereka tidak menghargai dan juga tidak meng-

inginkan sama sekali kesucian yang diperlukan untuk 


 392

mendapatkan kedua berkat itu. Biarlah ini menjadi hasrat 

jiwa kita. Sudahkah kita merasakan bahwa Tuhan   penuh 

dengan kemurahan, sudahkah kita dijamu dengan firman 

Tuhan   dan Kristus dalam firman itu? Marilah kita berkata, 

“Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa. Biarlah roti hi-

dup itu menjadi roti kami sehari-hari, menjadi manna 

sorgawi untuk perjamuan kami yang terus berlanjut, dan 

biarlah tidak ada kata kekurangan akan roti itu dalam 

hidup kami selamanya.” 

(2) Namun, saat  orang-orang itu mengetahui bahwa yang 

dimaksud Yesus dengan roti hidup itu yaitu  diri-Nya sen-

diri, mereka lalu melecehkan hal itu. Tidak jelas di sini apa-

kah mereka itu orang-orang yang sama dengan mereka 

yang memohon roti itu (ay. 34) atau orang lain dalam ke-

lompok itu. Tampaknya mereka ini orang lain lagi, sebab  

mereka disebut orang-orang Yahudi. Sekarang dikatakan 

(ay. 41), Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang 

Dia. Sungut-sungut ini datang dengan tiba-tiba sesudah  per-

nyataan khidmat yang disampaikan Kristus tentang kehen-

dak Tuhan   dan janji-Nya sendiri mengenai keselamatan 

umat manusia (ay. 39-40), yang tanpa ragu lagi merupakan 

sebagian dari perkataan yang paling berbobot dan mulia 

yang pernah disampaikan dari mulut Yesus Tuhan kita, 

perkataan yang sungguh penuh dengan kebenaran dan 

layak diterima. Dalam pikiran kita, mereka ini seharusnya 

bersikap seperti orang-orang Israel di Mesir dulu, di mana 

saat  mendengar bahwa Tuhan   telah mengindahkan mere-

ka, maka berlututlah mereka dan sujud menyembah. Na-

mun, orang-orang ini, bukannya menerima tawaran terse-

but, mereka malah bersungut-sungut dan berbantah-ban-

tah tentang apa yang telah dikatakan Kristus. Meskipun 

mereka tidak secara terang-terangan menentang dan me-

nyangkal perkataan-Nya, namun secara diam-diam dengan 

saling berbisik mereka mencemooh dan saling memanas-

manasi menentang perkataan-Nya itu. Banyak orang tidak 

mau mengaku bahwa mereka menentang pengajaran Kris-

tus, namun di dalam hati, mereka berkata mereka tidak 

menyukainya (biasanya mereka tidak mau mengaku terus 

terang sebab  apa yang mereka perdebatkan itu tidaklah 

Injil Yohanes 6:28-59 

 393 

berdasar dan lemah alasannya, sehingga mereka malu un-

tuk mengakuinya atau takut dibungkamkan sebab nya).  

Sekarang:  

[1] Hal yang membuat mereka merasa jengkel yaitu  pene-

gasan Kristus yang menyatakan bahwa Ia berasal dari 

sorga (ay. 41-42). Bagaimana mungkin Ia dapat berkata, 

Aku telah turun dari sorga? Mereka pernah mendengar 

malaikat-malaikat turun dari sorga, namun   belum per-

nah ada manusia yang turun dari sorga. Mereka lupa 

bukti-bukti yang telah Ia berikan kepada mereka yang 

menunjukkan bahwa Ia lebih dibandingkan  sekadar manu-

sia.  

[2] Yang membuat mereka merasa benar yaitu  bahwa  

mereka tahu akan silsilah-Nya di dunia ini: Bukankah 

Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? 

Bagi mereka, keliru besar kalau Ia sampai mengatakan  

bahwa Ia telah turun dari sorga. Ia kan hanya seorang 

seperti mereka. Mereka meremehkan nama-Nya yang 

mulia, Yesus, dengan berkata: Bukankah Yesus ini. Me-

reka percaya begitu saja bahwa Yusuf yaitu  benar-

benar ayah-Nya, padahal itu hanyalah menurut anggap-

an orang belaka. Perhatikanlah, pemahaman yang salah 

mengenai pribadi Kristus, bahwa Ia hanya manusia 

biasa saja, dikandung dan dilahirkan melalui keturunan 

biasa, sungguh bertentangan dengan ajaran dan jabat-

an-Nya. Orang-orang yang menempatkan Dia setara de-

ngan anak-anak manusia lainnya, yang ayah dan ibu-

nya kita kenal, biasanya memang akan meremehkan 

kehormatan penebusan dan rahasia karya-Nya, dan 

sama seperti orang-orang Yahudi di sini, mereka ber-

sungut-sungut terhadap janji-Nya untuk membangkit-

kan kita pada akhir zaman. 

3. sesudah  berbicara tentang iman sebagai pekerjaan besar Tuhan   

(ay. 29), Kristus berbicara banyak mengenai pekerjaan Tuhan   

tersebut. Ia terus mengajar dan mendorong kita untuk giat da-

lam pekerjaan iman itu. 


 394

(1) Ia menunjukkan apa artinya percaya kepada Kristus.  

[1] Percaya kepada Kristus berarti datang kepada Kristus. 

Orang yang datang kepada-Ku, sama dengan orang yang 

percaya kepada-Ku (ay. 35), dan sekali lagi: Barangsiapa 

datang kepada-Ku (ay. 37). Begitu juga dalam ayat 44-

45. Bertobat kepada Tuhan   berarti datang kepada-Nya 

(Yer. 3:22) yang merupakan kebaikan yang utama dan 

tujuan tertinggi kita. Begitu juga iman kepada Yesus 

Kristus Tuhan kita berarti datang kepada-Nya sebagai 

Raja dan Penyelamat kita, dan sebagai jalan kita menu-

ju Bapa. Iman menunjukkan mengalirnya kasih sayang 

kita kepada Dia. Aliran kasih ini yaitu  tindak gerak 

dari jiwa. Iman itu juga berarti meninggalkan semua hal 

yang bertentangan dengan Dia atau yang bersaing de-

ngan-Nya, dan setuju untuk menerima semua syarat 

yang diperlukan untuk menerima kehidupan dan kese-

lamatan yang ditawarkan kepada kita melalui Dia. 

saat  Ia masih berada di atas muka bumi ini, iman itu 

berarti lebih dibandingkan  sekadar datang ke tempat di 

mana Ia sedang berada. Demikian halnya sekarang ini, 

iman itu lebih dibandingkan  sekadar datang kepada firman 

dan tata peraturan-Nya.  

[2] Percaya kepada Kristus berarti makan dari Kristus (ay. 

51): Jikalau seorang makan dari roti ini. Penjelasan yang 

pertama di atas menunjukkan penyerahan diri kita ke-

pada Kristus, yang ini menunjukkan menerima dan 

menggunakan Kristus untuk diri kita, dengan penuh 

selera dan kegembiraan, sehingga kita dapat memper-

oleh kehidupan, kekuatan, dan penghiburan dari Dia. 

Makan dari Dia seperti bangsa Israel makan dari 

manna, sesudah  mereka meninggalkan kuali berisi da-

ging di tanah Mesir dan tidak bergantung dari jerih 

payah mereka (untuk makan dari manna itu), melain-

kan hidup sepenuhnya dari roti yang diberikan kepada 

mereka dari sorga.  

(2) Ia menunjukkan apa yang akan diperoleh dengan percaya 

kepada Kristus. Apa yang akan Ia berikan kepada kita jika 

kita datang kepada-Nya? Apa kebaikan yang kita peroleh 

Injil Yohanes 6:28-59 

 395 

dengan memakan dari Dia? Kekurangan dan kematian me-

rupakan hal utama yang kita takuti. sebab  itu, biarlah kita 

yakin akan dihibur dalam keberadaan kita, dan terus dihi-

bur tak henti-hentinya. Sekarang, dua hal berikut ini telah 

dijaminkan untuk diberikan kepada orang-orang percaya 

yang sejati. 

[1] Mereka tidak akan kekurangan, tidak akan lapar lagi, 

tidak akan haus lagi (ay. 35). Mereka memang memiliki 

macam-macam hasrat, yang sungguh-sungguh sifatnya. 

Namun, segala hasrat ini sangat pantas, sesuai waktu-

nya, dan terpenuhi dengan berlimpah, sehingga tidak 

dapat lagi disebut lapar dan haus, yang rasanya tidak 

mengenakkan dan menyakitkan. Mereka yang makan 

manna dan minum air dari batu karang itu, tetap me-

rasa lapar dan haus sesudah itu. Manna itu menjemu-

kan mereka, air dari batu karang itu mengecewakan 

mereka. namun   ada kepenuhan yang meluap-luap di da-

lam Kristus yang tidak ada habis-habisnya. Ada hu-

bungan yang terus-menerus dari Dia, tanpa sela.  

[2] Mereka tidak akan pernah mati, tidak akan mati selama-

nya.  

sebab :  

Pertama, orang yang percaya kepada Kristus mempu-

nyai hidup yang kekal (ay. 47). Ia memiliki jaminan dan 

kepastian tentang hal itu. Ia memilikinya dalam janji 

dan buah-buah sulung. Persatuan dengan Kristus dan 

persekutuan dengan Tuhan   di dalam Kristus merupakan 

permulaan hidup yang kekal. Kedua, orang-orang yang 

makan manna itu mati, namun   Kristus yaitu  roti yang 

bila dimakan, orang tidak akan mati (ay. 49-50). 

Perhatikanlah di sini:  

1.  Ketidakmampuan manna yang simbolis itu: Nenek 

moyangmu telah makan manna di padang gurun dan 

mereka telah mati. Sungguh berguna apabila kita 

memperhatikan kematian nenek moyang kita. Ma-

kam-makam mereka seolah bertutur kepada kita 

dan tugu-tugu peringatan mereka menjadi kenangan 

bagi kita, khususnya tentang hal ini, bahwa makan-


 396

an yang paling melimpah dan paling lezat sekalipun 

tidak akan dapat memperpanjang benang-benang 

kehidupan dan juga tidak akan dapat mencegah se-

rangan kematian. Orang yang makan manna, ma-

kanan malaikat itu, mati seperti manusia pada 

umumnya. Tidak ada yang salah dalam makanan 

mereka yang mempersingkat hari-hari mereka. Ke-

matian mereka pun tidaklah dipercepat oleh kerja 

keras dan keletihan hidup (sebab  mereka tidak per-

nah menabur atau menuai). Namun demikian, mere-

ka tetap mati.  

(1) Banyak di antara mereka yang mati akibat pem-

balasan Tuhan   yang segera atas ketidakpercayaan 

dan sungutan mereka. sebab , meskipun mereka 

semua makan makanan rohani yang sama, ba-

nyak dari mereka tidak mendapat perkenanan 

Tuhan  , sehingga mereka ditewaskan di padang 

gurun (1Kor. 10:3-5). Manna yang mereka makan 

tidak menjamin keselamatan mereka dari murka 

Tuhan  , seperti yang dijaminkan kepada kita ka-

rena percaya di dalam Kristus.  

(2) Selebihnya dari mereka mati secara alami dan 

mayat mereka jatuh dalam hukuman Tuhan   di pa-

dang belantara, tempat di mana mereka makan 

manna. Dalam masa yang sama itu saat  muji-

zat menjadi makanan sehari-hari, usia kehidupan 

manusia menjadi berkurang seperti yang tampak 

sekarang (Mzm. 90:10). sebab  itu janganlah me-

reka terlampau membanggakan manna.  

2. Kesempurnaan dan kecukupan dari manna yang se-

jati, yang dilambangkan oleh manna yang tadi itu: 

Inilah roti yang turun dari sorga, makanan yang be-

nar-benar ilahi dan sorgawi, sehingga barangsiapa 

makan dari padanya, ia tidak akan mati. Artinya, ia 

tidak akan jatuh dalam murka Tuhan  , yang bisa 

membunuh jiwa. Ia tidak akan mengalami kematian 

yang kedua. Kematian yang pertama pun tidak, yang 

tidak dapat diubah dan tidak dapat dipulihkan lagi. 

Injil Yohanes 6:28-59 

 397 

Tidak akan mati, berarti tidak binasa, tidak gagal 

mencapai Tanah Kanaan sorgawi, seperti yang di-

alami bangsa Israel dengan Tanah Kanaan duniawi, 

sebab  kekurangan iman, sekalipun mereka memi-

liki manna. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh janji 

itu dalam kata-kata berikutnya: Jikalau seorang ma-

kan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya (ay. 

51). Inilah makna dari ungkapan tidak akan mati: 

meskipun ia turun menuju maut, ia akan melewati-

nya menuju dunia di mana maut tidak akan ada 

lagi. Hidup kekal bukan berarti ada selamanya (ke-

sengsaraan neraka akan ada selama-lamanya, roh 

manusia diciptakan untuk keadaan yang kekal tan-

pa akhir), namun   berarti untuk bahagia selamanya. 

sebab  tubuh memang harus mati, dan menjadi 

seperti air yang tumpah ke tanah, di sini Kristus 

berjanji untuk melakukan mengumpulkannya kem-

bali (seperti sebelumnya dalam ayat 44, ia akan Ku-

bangkitkan pada akhir zaman), dan tubuh itu pun 

akan hidup kekal selamanya.  

(3) Ia memberi dorongan semangat supaya kita percaya kepada 

Dia. Di sini Kristus berbicara tentang sebagian orang yang 

telah melihat Dia, namun tidak percaya (ay. 36). Mereka me-

lihat diri-Nya dan mujizat-Nya, mendengar Ia berkhotbah, 

namun mereka tidak terpengaruh dan tidak tertarik untuk 

percaya kepada-Nya. Iman tidak selalu merupakan dampak 

dari penglihatan. Para serdadu yang berjaga di kubur 

Yesus yaitu  saksi mata tentang kebangkitan-Nya, namun, 

bukannya percaya kepada-Nya, mereka malah bersaksi 

dusta tentang Dia. Jadi, merupakan hal yang sulit untuk 

membuat orang percaya kepada Kristus, namun   dengan pe-

kerjaan Roh anugerah, ada juga orang-orang yang tidak 

melihat, namun percaya. Ada dua hal yang kita yakini di 

sini yang bisa mendorong iman kita: 

[1] Bahwa Sang Anak akan menyambut semua orang yang 

datang kepada-Nya (ay. 37): Barangsiapa datang kepa-

da-Ku, ia tidak akan Kubuang. Betapa menggembirakan 

perkataan ini bagi jiwa kita, sebab  kita sungguh di-


 398

sambut Kristus! Barangsiapa datang, dinyatakan dalam 

bentuk orang ketiga tunggal, bukan hanya ditujukan 

kepada kumpulan orang percaya secara umum, namun   

juga kepada setiap jiwa yang menyerahkan diri kepada 

Kristus. Di sini, pertama, kewajiban yang harus dilaku-

kan yaitu  sebuah kewajiban Injil yang murni, yaitu: 

datang kepada Kristus, supaya kita dapat datang ke-

pada Tuhan   melalui Dia. Keindahan dan kasih-Nya, hal-

hal yang sangat menarik itu, harus menarik kita ke-

pada-Nya. Dorongan kebutuhan dan rasa takut akan 

bahaya harus menggerakkan kita untuk datang kepada-

Nya. Apa saja harus dapat membawa kita datang ke-

pada Kristus. Kedua, janji itu yaitu  janji Injil yang 

murni: Ia tidak akan Kubuang – ou mē ekbagō exō. Dua 

perkataan sangkal ada di sini, Aku tidak akan, tidak, 

Aku tidak akan.  

1. Banyak anugerah diungkapkan di sini. sebab  ber-

bagai alasan, pastilah kita merasa takut bahwa Ia 

akan membuang kita. Mengingat kejahatan kita, ke-

kejian kita, ketidaklayakan kita, kelemahan kita un-

tuk datang kepada-Nya, sudah sepantasnya bila kita 

menduga bahwa Ia kesal dengan kita dan menutup 

pintu bagi kita. Namun, Ia menyingkirkan segala 

ketakutan kita ini dengan kepastian ini, yaitu bahwa 

Ia tidak akan melakukan itu, bahwa Ia tidak akan 

meremehkan kita meskipun kita ini jahat, tidak 

akan menolak kita meskipun keadaan kita penuh 

dosa. Apakah orang-orang pintar yang malang mau 

datang kepada-Nya untuk diajar? Meskipun mereka 

bebal dan lamban untuk mendengar, Ia tidak akan 

membuang mereka. Apakah orang-orang sakit yang 

malang mau datang kepada-Nya untuk disembuh-

kan, apakah mereka yang berperkara dan tertekan 

sebab  masalahnya itu mau datang kepada-Nya un-

tuk meminta nasihat? Meskipun masalah mereka be-

gitu buruk, meskipun mereka datang dengan tangan 

kosong, Ia tidak akan membuang mereka. Malah 

lebih dari itu,  

Injil Yohanes 6:28-59 

 399 

2. Lebih banyak anugerah yang sebenarnya dinyatakan 

secara tidak langsung dibandingkan  yang diungkapkan. 

saat  dikatakan bahwa Ia tidak akan membuang 

mereka, itu artinya Ia akan menerima dan menjamu, 

serta memberikan mereka semua hal yang mereka 

cari saat  mendatangi Dia. Sama seperti Ia tidak 

mau menolak mereka saat  mereka datang untuk 

pertama kali, begitu juga Ia tidak akan membuang 

mereka sesudah itu, setiap kali mereka menim-

bulkan kejengkelan-Nya. Sebab Tuhan   tidak menye-

sali kasih karunia dan panggilan-Nya.  

[2] Sang Bapa pasti akan membawa kepada Anak-Nya se-

mua orang yang diberikan kepada-Nya pada saatnya. 

Dalam kesepakatan bersama antara Bapa dan Anak 

yang berkaitan dengan penebusan umat manusia, Sang 

Anak akan melaksanakan pembenaran, pengudusan, 

dan keselamatan bagi semua yang akan datang kepada-

Nya (“Letakkan mereka semua dalam tangan-Ku, dan 

biarkan Aku yang mengatur mereka”), sedangkan Sang 

Bapa, sumber dan Pencipta semua yang ada, kehidup-

an, dan anugerah, menyerahkan ke dalam tangan-Nya 

semua yang diberikan kepada-Nya dan membawa me-

reka kepada-Nya.  

Sekarang: 

Pertama, di sini Ia (Sang Anak) meyakinkan kita bah-

wa hal ini akan terlaksana: Semua yang diberikan Bapa 

kepada-Ku akan datang kepada-Ku (ay. 37). Dalam ayat 

36 sebelumnya, kita melihat Kristus mengeluh tentang 

orang-orang yang telah melihat Dia, namun tidak mau 

percaya kepada-Nya. Sekarang, ayat 37 ini Ia tambah-

kan: 

a. Demi untuk meyakinkan dan menyadarkan mereka, 

dengan jelas Ia menunjukkan kepada mereka bahwa 

jika mereka tetap tidak mau datang kepada-Nya dan 

percaya kepada-Nya, maka itu berarti mereka tidak 

termasuk dalam orang-orang pilihan anugerah. Ma-

salahnya sudah jelas, sebab  bagaimana mungkin 

kita dapat mengira bahwa Tuhan   akan memberikan 


 400

kita kepada Kristus jika kita memberikan diri kita 

kepada dunia dan kedagingan? (2Ptr. 1:10). 

b. Demi penghiburan dan dorongan bagi diri-Nya sen-

diri: Sekalipun Israel tidak dikumpulkan, Aku akan 

tetap dipermuliakan. Orang-orang pilihan telah dipi-

lih, meskipun banyak masih tegar hati (Rm. 11:7). 

Meskipun Ia kehilangan banyak dari ciptaan-Nya, 

namun tak seorang pun yang ada dalam tangan-Nya 

akan hilang: semua yang diberikan Bapa kepada-

Nya akan datang kepada-Nya.  

Di sini kita temukan:  

(a) Gambaran mengenai orang-orang pilihan itu: Se-

mua yang diberikan Bapa kepada-Ku, pan ho 

didōsi – segala sesuatu yang diberikan Bapa ke-

pada-Ku, yaitu orang-orang yang terpilih dan 

semua yang menjadi milik mereka, semua pela-

yanan mereka, dan semua kepentingan mereka. 

sebab  semua yang Ia miliki yaitu  kepunyaan 

mereka, begitu jugalah semua yang mereka miliki 

menjadi milik-Nya. Dan Ia berbicara tentang me-

reka sebagai semua milik-Nya: Mereka diberikan 

kepada-Nya sebagai ganti atas semua usaha yang 

telah dikerjakan-Nya. Bukan hanya semua orang, 

namun   juga segala sesuatu akan dipersatukan di 

dalam Kristus (Ef. 1:10) dan diperdamaikan de-

ngan diri-Nya (Kol. 1:20). Penyerahan orang-

orang pilihan yang tersisa kepada Kristus dibi-

carakan sebagai sesuatu yang telah terlaksana: 

semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku (ay. 

39). Namun, dalam ayat 37 di sini orang-orang 

pilihan itu dikatakan sebagai sesuatu yang se-

dang dilaksanakan, “Semua yang diberikan Bapa 

kepada-Ku,” sebab , saat  Ia masuk ke dunia 

(Ibr. 10:5 dan seterusnya), tampaknya ada suatu 

pembaruan atas pemberian itu. Sekarang Tuhan   

ingin memberikan juga bangsa-bangsa bukan 

Yahudi sebagai milik pusaka kepada-Nya (Mzm. 

2:8), untuk membuat Dia menjadi pemilik dari 

Injil Yohanes 6:28-59 

 401 

tanah pusaka yang sudah sunyi sepi (Yes. 49:8), 

untuk membagikan kepadanya orang-orang besar 

sebagai rampasan (Yes. 53:12). Meskipun orang-

orang Yahudi yang melihat Dia, tidak percaya 

kepada-Nya, namun orang-orang tersebut (Ia ber-

kata), akan datang kepada-Nya. Domba-domba 

lain, yang bukan berasal dari kawanan ini, akan 

dibawakan juga kepada-Nya (Yoh. 10:15-16; Kis. 

13:45-48).  

(b) Akibat yang akan timbul dipastikan: Mereka 

akan datang kepada-Ku. Perkataan ini bukanlah 

sebuah janji, namun   sebuah prakiraan, bahwa se-

mua orang yang dalam rencana Tuhan   dikarunia-

kan kehidupan, akan dibawa kepada kehidupan 

dengan cara dibawa kepada Kristus. Sekalipun 

terserak, bercampur baur dengan bangsa-bang-

sa, tak seorang pun dari mereka akan dilupakan. 

Seperti yang telah dijanjikan, sebiji batu kecil 

pun tidak akan jatuh ke tanah (Am. 9:9). Walau-

pun sejak semula orang-orang ini terasing dari 

Kristus dan menolak Dia, namun mereka akan 

datang. Kemahatahuan Tuhan   digunakan untuk 

menemukan mereka semua, sedangkan kemaha-

kuasaan-Nya digunakan untuk membawa masuk 

mereka semua. Bukannya mereka akan dihalau 

paksa untuk datang kepada-Ku, namun  , mereka 

akan datang dengan bebas, akan dibuat berse-

dia.  

Kedua, di sini Kristus menunjukkan kepada kita ba-

gaimana hal itu dilaksanakan. Bagaimana orang-orang 

yang diberikan kepada Kristus dibawa kepada-Nya? Ada 

dua hal yang dilakukan untuk membawa mereka: 

a. Pengertian mereka akan diterangi. Hal ini telah di-

janjikan (ay. 45-46). Telah tertulis dalam kitab nabi-

nabi, yang berbicara tentang hal-hal ini sebelumnya, 

dan mereka semua akan diajar oleh Tuhan  . Hal ini 

kita temukan juga dalam Yesaya 54:13 dan Yeremia 

31:34, mereka semua akan mengenal Aku.  


 402

Perhatikan baik-baik: 

(a) Agar kita dapat percaya kepada Yesus Kristus, 

kita perlu mendapat pengajaran dari Tuhan  .  

Artinya:  

[a] Bahwa akan ada penyataan atau wahyu ilahi 

yang disampaikan kepada kita. Wahyu ini 

mengungkapkan kepada kita apa yang harus 

kita percayai mengenai Kristus dan mengapa 

kita harus percaya kepada-Nya. Ada beberapa 

hal yang dapat mengajar kita, bahkan alam 

sendiri menyatakan kepada kita, namun   untuk 

membawa kita kepada Kristus diperlukan te-

rang yang lebih tinggi lagi.  

[b] Bahwa akan ada karya ilahi yang bekerja di 

dalam diri kita, sesuatu yang memungkinkan 

kita memahami dan menerima kebenaran-ke-

benaran yang diungkapkan itu berikut bukti 

tentang semua kebenaran itu. Supaya kita 

mampu bernalar, Tuhan   memberi kita akal 

budi melebihi binatang di bumi, namun   dalam 

hal memberikan iman kepada kita, Ia meng-

ajar kita melebihi manusia duniawi. sebab  

itu semua jemaat, semua yang tulus murni, 

diajar tentang Tuhan  . Ia sendiri yang mendidik 

mereka.  

(b) Selanjutnya, dengan menarik kesimpulan dari 

pernyataan bahwa setiap orang, yang telah men-

dengar dan menerima pengajaran dari Bapa, da-

tang kepada-Ku (ay. 45), dapat disampaikan be-

berapa hal di sini: 

[a] Dinyatakan secara tidak langsung bahwa ti-

dak seorang pun akan datang kepada Kristus 

selain orang-orang yang telah mendengar dan 

menerima pengajaran dari Bapa. Kita hanya 

dapat dibawa kepada Kristus di bawah tun-

tunan ilahi. Kita tidak akan pernah dibawa 

untuk percaya kepada Kristus, kecuali bila 

Tuhan   melalui anugerah-Nya menerangi pikir-

Injil Yohanes 6:28-59 

 403 

an kita, membantu kita dalam menimbang, 

dan memperbaiki kesalahan-kesalahan kita, 

serta bukan hanya mengatakan apa yang bo-

leh kita dengar, namun   juga mengajar kita su-

paya dapat belajar kebenaran yang ada di 

dalam Yesus.  

[b] Bahwa sebab  pengajaran ilahi ini begitu di-

perlukan untuk menghasilkan iman orang-

orang pilihan Tuhan  , maka kita dapat menyim-

pulkan bahwa mereka yang tidak datang ke-

pada Kristus itu tidak pernah mendengar atau 

menerima pengajaran dari Bapa. sebab , jika 

mereka pernah melakukannya, tidak diragu-

kan lagi mereka pasti telah datang kepada 

Kristus. Sia-sialah orang yang berpura-pura 

telah menerima pengajaran Tuhan   jika mereka 

tidak percaya kepada Kristus, sebab  Tuhan   

tidak memberikan pengajaran lain (Gal. 1:8-

9). Lihatlah bagaimana Tuhan   berurusan de-

ngan manusia sebagai makhluk yang berakal 

budi, yaitu dengan menarik mereka dengan 

tali kesetiaan, membuka pengertian mereka 

terlebih dahulu, lalu melalui hal itu, dengan 

cara yang biasa, mempengaruhi pancaindra 

mereka yang lebih rendah. Dengan demikian 

Ia masuk melalui pintu. namun   Iblis, yang da-

tang sebagai pencuri, akan masuk dengan 

memanjat tembok. Namun, supaya jangan 

ada orang yang memimpikan datangnya Tuhan   

Bapa dalam wujud yang kasatmata kepada 

anak-anak manusia (untuk mengajarkan hal-

hal ini), dan supaya jangan ada yang meme-

luk pendapat yang keliru tentang mendengar 

dan menerima pengajaran dari Bapa, Ia me-

nambahkan: Hal itu tidak berarti, bahwa ada 

orang yang telah melihat Bapa (ay. 46). Ini 

menyiratkan bahwa kita tidak mungkin dapat 

melihat Dia dengan mata jasmani, atau meng-

harapkan menerima pengajaran dari Dia se-


 404

perti yang terjadi pada Musa, yang berbicara 

dengan Tuhan   berhadapan muka. Sebaliknya, 

dengan mencerahkan mata manusia dan 

mengajar mereka, Tuhan   bekerja dengan cara 

yang rohani. Bapa segala roh memiliki jalan 

untuk memasuki dan mempengaruhi roh ma-

nusia tanpa dapat dilihat. Orang-orang yang 

belum pernah melihat wajah-Nya telah mera-

sakan kuasa-Nya. Walaupun begitu, hanya 

ada satu pribadi yang kenal dekat dengan 

Tuhan  , yaitu Dia yang datang dari Tuhan  , Kris-

tus sendiri, Dialah yang telah melihat Bapa 

(1:18).  

Perhatikanlah: 

Pertama, Yesus Kristus itu datang dari 

Tuhan  , Dia itu Tuhan   dari Tuhan  , terang dari te-

rang. Ia bukan saja diutus Tuhan  , namun   lahir 

dari Tuhan   sebelum semua ciptaan.  

Kedua, merupakan hak istimewa Kristus 

untuk melihat Bapa, untuk benar-benar me-

ngenal Dia dan segala rencana serta hikmat-

Nya.  

Ketiga, bahkan pencerahan yang merupa-

kan persiapan menuju iman itu pun disam-

paikan kepada kita melalui Kristus. Meng-

ingat orang-orang yang diajar oleh Bapa itu 

tidak dapat melihat Dia dengan mata kepala 

sendiri, mereka harus belajar dari Kristus, ka-

rena hanya Dia sendirilah yang telah melihat 

Bapa. Sama seperti semua pengungkapan 

ilahi dilakukan melalui Kristus, demikian ju-

galah semua kuasa ilahi diadakan melalui 

Dia.  

b. Kehendak orang-orang itu akan ditundukkan. Jika 

jiwa manusia telah memiliki kebenarannya yang 

sejati, maka tidak ada yang diperlukan lagi untuk 

mempengaruhi kehendak manusia itu selain dengan 

menerangi pengertiannya. sebab , di dalam jiwa 

Injil Yohanes 6:28-59 

 405 

yang rusak dari manusia yang telah jatuh ke dalam 

dosa, ada  suatu pemberontakan kehendak yang 

melawan prinsip-prinsip pengertian yang benar, ada 

pikiran duniawi, yang dengan sendirinya merupakan 

seteru terhadap terang dan hukum ilahi. sebab  itu 

diperlukan suatu pekerjaan anugerah untuk mem-

pengaruhi kehendak, yang disebut di sini dengan 

menarik: Tidak ada seorang pun yang dapat datang 

kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang 

mengutus Aku (ay. 44). Orang-orang Yahudi bersu-

ngut-sungut terhadap pengajaran Kristus. Mereka 

bukan saja tidak mau menerima pengajaran itu bagi 

diri mereka sendiri, namun   juga marah kalau orang 

lain menerimanya. Walaupun mereka berbisik se-

cara rahasia di antara mereka, Kristus bisa mende-

ngar mereka, dan berkata (ay. 43), “Jangan kamu 

bersungut-sungut, jangan kalian saling menyalahkan 

sebab  tidak suka akan pengajaran-Ku, seolah-olah 

itu kalian semua sama-sama merasakan kejelekan-

nya. Tidak, itu semua terjadi sebab  dirimu masing-

masing, sebab  watak jahatmu sendiri. Moralmu 

sudah begitu bobrok, kebencianmu dan prasangka-

mu terhadap kebenaran Tuhan   sudah begitu buruk-

nya sehingga selain kuasa Tuhan   tidak ada lagi yang 

dapat menaklukkannya.” Dan hal ini menjadi masa-

lah seluruh umat manusia: “Tidak ada seorang pun 

yang dapat datang kepada-Ku, dapat meyakinkan 

dirinya sendiri untuk menerima syarat-syarat Injil, 

jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus 

Aku” (ay. 44).  

Perhatikanlah:  

(a) Sifat pekerjaan itu: Yaitu menarik, yang bukan 

menunjukkan kekuatan yang dipaksakan atas 

kehendak itu, sehingga dengan ketertarikan itu, 

kita yang tidak bersedia dibuat menjadi bersedia, 

dan sebuah kecenderungan baru diberikan ke-

pada jiwa, supaya jiwa itu dicondongkan kepada 

Tuhan  . Hal ini tampaknya lebih dibandingkan  sekadar 


 406

suatu bujukan moral, sebab  bila demikian hal-

nya, maka moral itulah yang punya kuasa untuk 

menarik. Juga, tarikan itu bukanlah suatu daya 

fisik, sebab  tarikan itu berada di luar jalur alam 

yang berwujud. Akan namun  , Ia yang menciptakan 

roh dalam diri manusia dengan kuasa pencipta-

an-Nya, dan membentuk hati manusia dengan 

pengaruh pemeliharaan-Nya, tahu bagaimana 

membentuk ulang jiwa itu, bagaimana mengubah 

kecenderungan dan wataknya, dan menjadikan-

nya cocok dengan diri-Nya sendiri dan kehendak-

Nya tanpa melakukan sesuatu yang salah pada 

kebebasan alami manusia. Kegiatan menarik di 

sini bukan hanya meliputi sebuah ketaatan bia-

sa, namun   ketaatan yang dilakukan dengan suka-

cita, dengan perasaan puas: Tariklah aku di bela-

kangmu, marilah kita cepat-cepat pergi.  

(b) Perlunya tarikan itu: Tidak ada seorang pun, da-

lam keadaannya yang lemah dan tidak berdaya 

ini, dapat datang kepada Kristus tanpa ditarik. 

Sama seperti kita tidak dapat melakukan tindak-

an alamiah apa pun tanpa adanya kelengkapan 

lain yang biasanya mendukung tindakan itu, 

begitu juga kita tidak dapat melakukan tindakan 

akhlak yang baik tanpa pengaruh anugerah yang 

khusus. Di dalam anugerah yang khusus inilah, 

manusia baru itu hidup, bergerak, dan ada, sama 

seperti manusia jasmani pada umumnya hidup, 

bergerak dan ada dalam pemeliharaan Tuhan  .  

(c) Pelaku dari pekerjaan menarik itu: Bapa yang 

mengutus Aku. Sang Bapa, sesudah  mengutus 

Kristus, akan membuat-Nya berhasil, sebab  Dia 

tidak akan mengutus-Nya untuk suatu tujuan 

yang gagal tanpa hasil. sesudah  Kristus melak-

sanakan tugas untuk membawa jiwa-jiwa kepada 

kemuliaan, Tuhan   berjanji kepada-Nya untuk 

membawa mereka kepada-Nya supaya Ia boleh 

memiliki mereka yang telah diserahkan Tuhan   

kepada-Nya. sesudah  memberikan kerajaan Israel 

Injil Yohanes 6:28-59 

 407 

kepada Daud sesuai dengan janji-Nya, Tuhan   pada 

akhirnya menarik hati orang banyak kepada 

Daud. Demikian juga halnya, sesudah  mengutus 

Kristus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, Tuhan   

mengirim jiwa-jiwa kepada-Nya untuk diselamat-

kan oleh-Nya.  

(d) Mahkota dan penyempurnaan pekerjaan ini: Dan 

ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Hal ini 

disebut sampai empat kali dalam percakapan ini, 

dan tidak diragukan bahwa hal ini mencakup 

pekerjaan-pekerjaan persiapan dan lanjutan dari 

anugerah ilahi ini. saat  membangkitkan mereka 

pada akhir zaman, Ia akan mengakhiri usaha pe-

nyelamatan-Nya itu, memasang batu utama pada 

bangunan itu. Sekali Ia berjanji untuk melaku-

kan hal ini, Ia pasti dapat dan akan melakukan 

segala sesuatu yang diperlukan supaya janji itu 

terlaksana. Biarlah segala pengharapan kita di-

bawa menuju kebahagiaan yang disediakan pada 

akhir zaman itu, saat  masa waktu sepenuhnya 

selesai dan berakhir.  

4. sesudah  berbicara mengenai diri-Nya sendiri sebagai roti hidup, 

dan mengenai iman sebagai pekerjaan Tuhan  , secara lebih khu-

sus lagi Kristus menunjukkan apa itu dari diri-Nya yang yaitu  

roti itu, yaitu daging-Nya. Ia memperlihatkan bahwa menjadi 

percaya artinya memakan dari daging-Nya itu (ay. 51-58). Di 

sini Ia terus memakai  makanan sebagai kiasan. Perhatikanlah 

di sini bagaimana persiapan yang dilakukan untuk menyedia-

kan makanan itu: Roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku (ay. 

51), daging Anak Manusia dan darah-Nya (ay. 53). Sebab 

daging-Ku yaitu  benar-benar makanan dan darah-Ku yaitu  

benar-benar minuman (ay. 55). Perhatikanlah juga apa yang 

harus dilakukan atas makanan ini: Kita harus makan daging 

Anak Manusia dan minum darah-Nya (ay. 53), dan sekali lagi, 

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku (ay. 54), 

dan kata-kata yang sama, barangsiapa yang memakan Aku 

(ay. 56-57). Ini pastilah merupakan sebuah perumpamaan 

atau kiasan, di mana tindakan-tindakan jiwa terhadap hal-hal 

yang rohani dan ilahi digambarkan melalui tindakan-tindakan 


 408

jasmani terhadap hal-hal yang dapat dilihat. Penggambaran 

seperti ini membuat kebenaran-kebenaran Kristus lebih dapat 

dimengerti akal oleh sebagian orang dan kurang dapat dite-

rima oleh sebagian yang lain (Mrk. 4:11-12).  

Sekarang: 

(1) Marilah kita melihat bagaimana percakapan Kristus ini 

mudah mengakibatkan kekeliruan dan salah pengertian, 

sehingga orang akan mendengar, namun tidak menanggapi.  

[1] Percakapan tersebut disalah mengerti oleh orang-orang 

Yahudi yang duniawi, yang pertama kali mendengar 

pesan tersebut: Orang-orang Yahudi bertengkar antara 

sesama mereka, mereka saling membisikkan ketidak-

puasan mereka: Bagaimana Ia ini dapat memberikan 

daging-Nya kepada kita untuk dimakan? Kristus berbi-

cara tentang memberikan daging-Nya kepada kita (ay. 

51), yaitu untuk menderita dan mati bagi kita. namun  , 

tanpa pertimbangan yang tepat mereka memahami 

pemberian-Nya kepada kita itu, sebagai sesuatu untuk 

dimakan. sebab  itu, Kristus memberi tahu mereka 

bahwa apa pun yang Ia katakan akan dipahami sebalik-

nya oleh mereka, bahkan hal memakan daging-Nya yang 

merupakan sesuatu yang masuk akal pun (jika dipa-

hami dengan benar), yang jelas-jelas bisa langsung di-

mengerti pun ditelan mentah-mentah begitu saja oleh 

mereka.  

[2] Perkataan-Nya itu juga telah disalahmengerti oleh gereja 

tertentu untuk mendukung ajaran transubstantiation 

(perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah 

Kristus – pen.) mereka yang sangat mengerikan, yang 

membawa kebohongan bagi pancaindra kita, berlawan-

an dengan sifat sakramen itu sendiri, serta membalik-

kan semua bukti yang meyakinkan. Mereka, sama se-

perti orang-orang Yahudi di sini, memahami hal itu 

sebagai memakan tubuh Kristus secara jasmani dan 

duniawi. Juga seperti Nikodemus (3:4). saat  itu Perja-

muan Tuhan masih belum ditetapkan, jadi perjamuan 

itu tidak memiliki acuan apa-apa dengan hal ini. 

Injil Yohanes 6:28-59 

 409 

Makanan dan minuman secara rohanilah yang dibicara-

kan di sini, bukan sesuatu yang bersifat sakramen.  

[3] Hal ini disalahmengerti oleh banyak orang duniawi yang 

bodoh, yang sebab nya menyimpulkan bahwa jika me-

nerima sakramen ini menjelang kematian, mereka pasti 

akan masuk sorga. Kepercayaan ini membuat banyak 

orang yang lemah rohaninya tanpa alasan merasa geli-

sah jika mereka kurang menerima sakramen ini. Seba-

liknya ini membuat orang jahat merasa tenteram tanpa 

alasan jika mereka menerima sakramen ini. Oleh kare-

na itu,  

(2) Marilah kita melihat bagaimana percakapan Kristus ini se-

harusnya dipahami.  

[1] Apa yang dimaksud dengan daging dan darah Kristus. 

Di sini disebut, daging Anak Manusia dan darah-Nya 

(ay. 53). Kata ganti -Nya di sini menunjuk pada Mesias 

dan Sang Pengantara: Daging dan darah yang Ia terima 

dalam penjelmaan-Nya (Ibr. 2:14), dan yang Ia serahkan 

dalam kematian dan penderitaan-Nya: Daging-Ku, yang 

akan Kuberikan untuk disalibkan dan dibunuh. Dikata-

kan di sini bahwa akan diberikan untuk hidup dunia, 

artinya:  

Pertama, sebagai ganti hidup dunia, yang telah disita 

oleh dosa, Kristus memberikan daging-Nya sendiri seba-

gai uang pendamaian atau harga tebusan. Kristus ada-

lah jaminan kita, terikat untuk memberikan tubuh ganti 

tubuh (seperti yang kita katakan), dan sebab  itu hidup-

Nya harus diserahkan untuk hidup kita, sehingga hidup 

kita dapat diselamatkan. Inilah Aku, biarkanlah mereka 

ini pergi.  

Kedua, demi hidup dunia ini, untuk memperoleh pe-

nebusan umum untuk hidup kekal bagi seluruh isi du-

nia ini, dan untuk mendapatkan jaminan khusus untuk 

kehidupan kekal bagi semua orang percaya. Supaya 

daging dan darah Anak Manusia menunjukkan penjel-

maan dan kematian Sang Penebus, Kristus, yaitu Dia 

yang disalibkan dan penebusan yang dikerjakan-Nya 

dengan semua berkat penebusan yang sangat berharga: 


 410

Pengampunan dosa, perdamaian dengan Tuhan  , peng-

angkatan sebagai anak, jalan masuk menuju takhta 

anugerah, janji-janji dari kovenan itu, dan hidup yang 

kekal. Semua ini disebut daging dan darah Kristus.  

1. sebab  semua itu dibeli dengan daging dan darah-

Nya, dengan pemecahan tubuh-Nya dan pencurahan 

darah-Nya. Seandainya saja semua hak istimewa 

yang dibeli itu dapat disebutkan harganya sesuai de-

ngan harga yang telah dipakai untuk melunasinya. 

Tuliskanlah di atas semua hak itu pretium sanguinis 

– harga darah itu.  

2. sebab  daging dan darah itu yaitu  makanan dan 

minuman bagi jiwa kita. Daging yang masih ada da-

rahnya tidak boleh dimakan (Kej. 9:4), namun   hak-

hak istimewa Injil merupakan daging dan darah bagi 

kita, disediakan untuk makanan jiwa kita. Sebelum-

nya, Ia membandingkan diri-Nya dengan roti, yang 

yaitu  makanan yang sangat diperlukan, namun di 

sini Ia membandingkan diri-Nya dengan daging, 

yang lezat rasanya. Ini yaitu  perjamuan dengan 

masakan yang bergemuk (Yes. 25:6). Jiwa dike-

nyangkan dengan Kristus, seperti dengan lemak dan 

sumsum (Mzm. 63:6). Itu yaitu  benar-benar makan-

an dan benar-benar minuman. Sungguhlah demikian 

adanya, secara rohani. Demikian kata Dr. Whitby 

(seorang theolog Inggris – pen.). Kristus sungguh po-

kok anggur yang benar, atau benar-benar makanan, 

berlawanan dengan gambaran dan bayang-bayang 

yang menipu dan yang menjadi makanan dunia ini. 

Di dalam Kristus dan Injil-Nya ada persediaan ma-

kanan yang sebenarnya, yang sungguh mengenyang-

kan. Itulah yang benar-benar makanan dan benar-

benar minuman, yang memuaskan dan menyegarkan 

(Yer. 31:25-26). 

[2] Apa yang dimaksud dengan makan daging ini dan mi-

num darah ini, yang begitu diperlukan dan bermanfaat. 

Pasti hal itu berarti, tidak lebih dan tidak kurang dari 

percaya kepada Kristus. Sama seperti kita mengambil 

Injil Yohanes 6:28-59 

 411 

bagian dalam daging dan minuman dengan cara makan 

dan minum, demikian pula kita turut mengambil bagian 

dalam Kristus dan berkat-berkat-Nya dengan iman. Per-

caya kepada Kristus meliputi empat hal, yang ada di 

dalam kegiatan makan dan minum:  

Pertama, ada rasa keinginan untuk itu terhadap 

Kristus. Makan dan minum secara rohani ini didahului 

dengan rasa lapar dan haus (Mat. 5:6), hasrat yang 

sungguh-sungguh dan mendesak akan Kristus, tidak 

mau digantikan oleh apa pun yang kurang menarik di-

bandingkan dengan Dia: “Berikan aku Kristus atau aku 

akan mati.”  

Kedua, menerima dan memiliki Kristus bagi diri kita 

sendiri. Makanan yang dilihat saja tidak akan berguna 

bagi kita, namun   bila dimakan, makanan itu menjadi 

milik kita dan menjadi satu dengan diri kita. Dengan de-

mikian kita harus menerima Kristus supaya Ia berguna 

bagi diri kita: Tuhanku dan Tuhan  ku (20:28).  

Ketiga, bergembira di dalam Kristus dan keselamat-

an-Nya. Ajaran tentang Kristus yang tersalib harus 

menjadi makanan dan minuman bagi kita yang paling 

menyenangkan dan menggembirakan. Kita harus ber-

pesta dengan kelezatan Perjanjian Baru di dalam darah 

Kristus, menerima dengan kepuasan besar cara-cara 

yang diambil oleh Sang Hikmat Tak Terbatas dalam 

menebus dan menyelamatkan kita, sepuas-puasnya me-

lebihi apa yang pernah kita rasakan dengan makanan 

yang sangat kita butuhkan atau alami dengan kese-

nangan penuh syukur dari alam ini.  

Keempat, sumber zat makanan yang berasal dari Dia 

dan ketergantungan pada Dia untuk mendapatkan du-

kungan dan penghiburan bagi kehidupan rohani kita, 

serta kekuatan, pertumbuhan, dan kebugaran bagi ma-

nusia baru kita. Memakan dari Kristus berarti melaku-

kan segala sesuatu di dalam nama-Nya, dalam persatu-

an dengan Dia, dan oleh kekuatan yang diambil dari 

Dia. Ini berarti hidup bergantung dari Dia seperti hal-

nya kita bergantung dari makanan kita. Kita tidak dapat 

menggambarkan bagaimana tubuh kita terpelihara ka-


 412

rena makanan kita, namun   hal itu dapat kita ketahui dan 

rasakan, begitu juga halnya dengan makanan rohani. 

sebab  begitu senangnya Juruselamat kita dengan kias-

an ini (sebab  sangat besar maknanya dan dapat meng-

ungkapkan maksud-Nya), maka kemudian Ia menetap-

kan beberapa tanda lahiriah yang bisa dilihat, dengan 

maksud untuk menggambarkan bagaimana kita me-

nanggapi dan menerima berkat-berkat dari kematian-

Nya, yaitu dengan memilih gambaran makan dan minum 

itu, dan membuat-Nya menjadi tindakan yang sakra-

mental (ritual kudus).  

(3) sesudah  menjelaskan makna umum dari bagian percakapan 

Kristus ini, hal-hal yang bersifat khusus dapat dikelompok-

kan menjadi dua bagian utama: 

[1] Perlunya kita memakan dari Kristus (ay. 53): Jikalau 

kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum da-

rah-Nya, kamu tidak memiliki  hidup di dalam dirimu.  

Artinya:  

Pertama, “Jika kamu tidak memiliki hasrat yang 

kuat terhadap Kristus dan juga tidak memiliki  ke-

sukaan di dalam Dia, itu merupakan tanda yang pasti 

bahwa kamu tidak memiliki hidup rohani di dalam diri-

mu.” Jika jiwa itu tidak merasa lapar dan haus, pasti 

jiwa itu sudah tidak hidup lagi: Jika kita mati terhadap 

makanan dan minuman seperti ini, itu menjadi tanda 

bahwa kita benar-benar mati. Konon, bila lebah-lebah 

buatan, yang bergerak maju mundur oleh pegas, hen-

dak dibedakan dengan lebah asli, maka taruhlah madu 

di antara mereka. Pastilah lebah-lebah asli akan berter-

bangan ke sana, sedangkan yang buatan hanya diam 

tidak peduli, sebab  mereka tidak memiliki  hidup di 

dalam dirinya.  

Kedua, “Kamu pasti tidak dapat memiliki hidup 

rohani, kecuali kamu mengambilnya dengan iman dari 

Kristus. Di luar Dia kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” 

Iman di dalam Kristus merupakan primum vivens – da-

sar pendirian hidup yang pertama dari anugerah. Tanpa 

itu kita tidak memiliki kebenaran dari hidup rohani, 

Injil Yohanes 6:28-59 

 413 

juga tidak memiliki hak untuk kehidupan kekal: Tubuh 

kita tidak akan hidup tanpa makanan, begitu juga jiwa 

kita tidak akan hidup tanpa Kristus.  

[2] Manfaat dan keuntungan memakan dari Kristus ada di 

dalam dua hal: 

Pertama, kita akan menjadi satu dengan Kristus, se-

perti halnya tubuh kita dengan makanan kita saat  

makanan itu dicerna tubuh (ay. 56): Barangsiapa ma-

kan daging-Ku dan minum darah-Ku, yaitu hidup de-

ngan iman di dalam Kristus yang tersalib (dikatakan se-

bagai suatu tindakan yang berlanjut), ia tinggal di da-

lam Aku dan Aku di dalam dia. Dengan iman kita memi-

liki persekutuan yang dekat dan akrab dengan Kristus, 

Dia di dalam kita, dan kita di dalam Dia (17:21-23; 

1Yoh. 3:24). Orang-orang percaya tinggal di dalam Kris-

tus sebagai benteng yang teguh atau kota perlindungan 

mereka. Kristus tinggal di dalam mereka sebagai Tuan 

rumah, untuk memerintah dan mencukupi. Seperti 

itulah persekutuan antara Kristus dan orang-orang per-

caya, sehingga Ia dapat berbagi di dalam kesedihan me-

reka, dan mereka dapat ikut menikmati kasih karunia 

dan sukacita-Nya. Ia makan sayur pahit mereka bersa-

ma mereka, dan mereka akan makan bersama Dia ma-

kanan-Nya yang melimpah dan mewah. Itu yaitu  per-

sekutuan yang tidak dapat dipisahkan, seperti antara 

tubuh dan makanan yang dicerna (Rm. 8:35; 1Yoh. 

4:13).  

Kedua, kita akan hidup, akan hidup kekal, oleh Dia, 

seperti tubuh kita hidup oleh makanan kita.  

a. Kita akan hidup oleh Dia (ay. 57): Sama seperti Bapa 

yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, 

demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, 

akan hidup oleh Aku. Di sini kita melihat adanya 

rangkaian dan urutan kehidupan ilahi.  

(a) Tuhan   yaitu  Bapa yang hidup, memiliki hidup di 

dalam dan dari diri-Nya. AKU yaitu  AKU ada-

lah nama-Nya untuk selamanya.  


 414

(b) Yesus Kristus, sebagai Sang Pengantara, hidup 

oleh Bapa. Ia memiliki hidup di dalam diri-Nya 

sendiri (5:26), namun   Ia memperolehnya dari 

Bapa-Nya. Bapa yang telah mengutus Dia, bukan 

hanya membuat Dia memenuhi syarat dengan 

memberi kehidupan yang diperlukan untuk me-

laksanakan tanggung jawab yang demikian 

besar, namun   juga memberi kuasa atas perbenda-

haraan kehidupan ilahi untuk diberikan juga ke-

pada kita. Bapa mengembuskan nafas kehidupan 

rohani kepada Adam yang kedua, seperti sebe-

lumnya Ia mengembuskan nafas kehidupan jas-

mani kepada Adam yang pertama.  

(c) Orang-orang percaya yang sejati menerima kehi-

dupan ilahi ini sebab  persatuan mereka dengan 

Kristus, yang diperoleh dari persatuan antara 

Bapa dan Anak, seperti yang dicatat juga dalam 

17:21. Oleh sebab  itu, barangsiapa yang mema-

kan Aku, atau mengambil Aku sebagai makanan, 

akan hidup oleh Aku: mereka yang hidup dari 

Kristus akan hidup oleh Dia. Hidup orang per-

caya diperoleh dari Kristus (1:16), tersembunyi 

dengan Kristus (Kol. 3:4). Kita hidup oleh Dia se-

perti anggota-anggota hidup oleh kepala, cabang-

cabang oleh akar. Sebab Dia hidup, kita pun 

akan hidup.  

b. Kita akan hidup kekal oleh-Nya (ay. 54): Barang-

siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, seperti 

yang disediakan di dalam Injil untuk menjadi ma-

kanan bagi jiwa, ia memiliki  hidup yang kekal, 

dan ia telah memilikinya sekarang (ay. 40). Ia memi-

likinya di dalam Kristus, yang yaitu  awal dari hi-

dup kekal. Ia memiliki jaminan dan tanda jadi serta 

pengharapan akan hidup kekal itu. Ia akan hidup 

selamanya (ay. 58). Kebahagiaannya berlangsung se-

turut lamanya kekekalan itu sendiri. 

Terakhir, penulis sejarah ini menutup dengan sebuah 

catatan mengenai tempat Yesus melakukan pembicaraan 

Injil Yohanes 6:60-71 

 415 

dengan orang-orang Yahudi itu (ay. 59): saat  Ia mengajar 

di rumah ibadat. Keterangan ini menunjukkan bahwa Ia 

mengajar banyak hal di samping hal-hal yang disebut di 

sini, namun   yang ada dalam pembicaraan-Nya itulah yang 

baru Ia bicarakan. Ia menambahkan keterangan bahwa Ye-

sus mengatakan hal-hal ini di rumah ibadat untuk menun-

jukkan:  

1. Tingginya nilai pengajaran Kristus. Pengajaran-Nya ti-

dak perlu disembunyikan, namun   disampaikan secara 

terbuka di dalam perhimpunan segala macam orang, 

supaya dapat menahan ujian yang terberat sekalipun 

dan supaya tidak berat sebelah.  

2. Tingginya nilai kepercayaan terhadap penulisan tentang 

hal-hal ini. Untuk meyakinkan kita semua bahwa perca-

kapan ini telah dilakukan dengan adil. Ia tampil di ru-

mah ibadat di Kapernaum, tempat pengajaran itu dapat 

diuji. 

Percakapan Kristus dengan Murid-murid-Nya; 

Pengaruh Percakapan Kristus; Watak Yudas 

(6:60-71) 

60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang 

berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” 61 

Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-

sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu meng-

goncangkan imanmu? 62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak 

Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 63 Rohlah yang 

memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang 

Kukatakan kepadamu yaitu  roh dan hidup. 64 namun   di antaramu ada yang 

tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan 

siapa yang akan menyerahkan Dia. 65 Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kuka-

takan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau 

Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” 66 Mulai dari waktu itu banyak 

murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 67 Maka 

kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi 

juga?” 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami 

akan pergi? Perkataan-Mu yaitu  perkataan hidup yang kekal; 69 dan kami 

telah percaya dan tahu, bahwa Engkau yaitu  Yang Kudus dari Tuhan  .” 70 

Jawab Yesus kepada mereka: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih 

kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu yaitu  Iblis.” 71 Yang 

dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan 

menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu. 


 416

Di sini diceritakan mengenai perihal pengaruh pembicaraan Kristus. 

Sebagian orang merasa gusar dan yang lain merasa diberkati oleh 

pembicaraan itu. Sebagian meninggalkan Dia dan yang lain dibawa 

semakin dekat kepada-Nya.  

I. Bagi sebagian orang hal itu menjadi bau kematian yang memati-

kan. Bukan hanya bagi orang-orang Yahudi, yang mengaku seba-

gai musuh bagi Dia dan ajaran-Nya, namun   juga bagi banyak dari 

antara murid-murid-Nya, bahkan sepertinya sebagian besar mu-

rid-murid, yang merupakan pendengar setia-Nya dan mengikuti 

Dia secara terbuka. Semuanya merupakan sebuah kelompok cam-

puran yang besar, seperti orang-orang di antara bangsa Israel, 

yang mulai merasa tidak puas. Sekarang, di sini kita membaca, 

1. Sungutan mereka terhadap pengajaran yang mereka dengar 

(ay. 60): Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup men-

dengarkannya?  

(1) Mereka sendiri tidak menyukainya: “Pengajaran apa ini? 

Makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya!” Jika 

dipahami secara kiasan, kita tidak dapat memahaminya, 

dan jika dipahami secara harfiah, tidak masuk akal. Apa-

apaan ini! Masakan kita harus menjadi pemakan manusia? 

Tidak dapatkah kita menjadi saleh, haruskah kita menjadi 

biadab? Seperti kata Averroes (1126-1198, filsuf dan theo-

log Islam dari Andalusia – pen.), Si Christiani adorant quod 

comedunt, sit anima mea cum philosophis – Jika orang 

Kristen memuja apa yang mereka makan, lebih baik saya 

mengikuti para ahli filsafat saja. Namun masalahnya, saat  

mereka merasa bahwa perkataan ini keras, dan kalau saja 

dengan penuh kerendahan hati memohon kepada Kristus 

untuk menjelaskan perumpamaan itu kepada mereka, Ia 

pasti akan membuka rahasia perumpamaan itu, serta 

pengertian mereka juga, sebab  Ia mengajarkan jalan-Nya 

kepada orang-orang yang rendah hati. Namun, mereka 

tidak mau meminta Kristus menjelaskan perkataan-Nya itu 

kepada mereka, sebab  mereka memang tidak mau mele-

paskan tuntutan mereka untuk menolak perkataan-Nya itu 

– bahwa perkataan-Nya itu keras.  

Injil Yohanes 6:60-71 

 417 

(2) Mereka menganggap tidak mungkin ada orang yang akan 

menyukai ajaran itu: “Siapakah yang sanggup mendengar-

kannya? Pasti tidak ada seorang pun.” Demikianlah, para 

penghujat agama memang selalu yakin semua orang yang 

berpikiran waras akan setuju dengan mereka. Mereka me-

nyimpulkan dengan penuh kepastian bahwa tidak akan 

ada orang yang berakal sehat yang akan mengakui ajaran 

Kristus, bahkan orang yang rohani pun tidak akan tunduk 

pada hukum-hukum-Nya. Sebab mereka sendiri tidak ta-

han diajar seperti itu, mereka mengira orang lain juga tidak 

akan tahan: Siapakah yang sanggup mendengarkannya? 

Tapi, syukur kepada Tuhan  , ribuan orang telah mendengar-

kan perkataan-perkataan Kristus ini, dan bukan saja se-

mua perkataan itu mudah, namun   juga terasa nikmat bagi 

mereka, seperti rasa makanan yang diperlukan bagi tubuh 

mereka.  

2. Kristus mencela sungut-sungut mereka.  

(1) Ia cukup mengenal dengan baik sungut-sungut mereka (ay. 

61). Mereka berbantahan diam-diam atau saling berbisik 

sembunyi-sembunyi.  

namun  :  

[1] Kristus mengenal mereka, Ia melihat mereka, Ia mende-

ngar mereka. Perhatikanlah, Kristus memperhatikan 

bukan saja perlawanan-perlawanan yang berani dan 

terbuka yang dilakukan para pendosa yang berani ter-

hadap nama dan kemuliaan-Nya, namun   juga celaan-

celaan diam-diam atas ajaran-Nya yang dilakukan oleh 

orang-orang percaya yang duniawi. Ia tahu apa yang di-

katakan orang bodoh di dalam hatinya, yang sebab  

malu tidak mengutarakan isi hatinya. Ia mengamati ba-

gaimana ajaran-Nya menimbulkan kejengkelan orang-

orang yang mendengarkan khotbah-Nya. Ia juga meng-

amati siapa yang bersukacita di dalam ajaran itu dan 

siapa yang bersungut-sungut terhadap ajaran itu, siapa 

yang setuju dan mau tunduk pada ajaran-Nya itu serta 

siapa yang berbantah-bantah dan memberontak terha-

dapnya, sekalipun semuanya dilakukan dengan diam-

diam.  


 418

[2] Ia tahu tentang hal itu di dalam hati-Nya, bukan sebab  

ada yang memberi tahu kepada-Nya, juga bukan sebab  

ada petunjuk luar tentang hal itu, namun   sebab  kema-

hatahuan ilahi-Nya sendiri. Ia tahu tentang hal itu bu-

kan seperti para nabi yang menerima penyataan ilahi 

yang diberikan kepada mereka (yang ingin diketahui 

oleh para nabi kadang-kadang tersembunyi bagi mere-

ka, seperti dalam 2Raj. 4:27), namun   melalui pengetahu-

an ilahi yang ada di dalam Dia. Ia yaitu  Firman yang 

paling hakikat yang sanggup membedakan pertimbang-

an dan pikiran hati kita (Ibr. 4:12-13). Buah pikiran itu 

sama saja dengan kata-kata bagi Kristus, sebab  itu 

kita harus berhati-hati bukan saja dengan apa yang kita 

katakan dan lakukan, namun   juga dengan apa yang kita 

pikirkan.  

(2) Ia cukup tahu cara menjawab mereka: “Adakah perkataan 

itu menggoncangkan imanmu? Apakah menjadi batu san-

dungan bagimu?” Lihatlah bagaimana orang menyerang 

diri mereka dengan kesalahan yang sengaja mereka per-

buat sendiri. Mereka merasa tersinggung saat  tidak ada 

yang menyinggung, dan bahkan membuat diri sendiri ter-

singgung saat  tidak ada yang dapat membuat mereka ter-

singgung. Perhatikanlah, memang sudah sepantasnya kita 

bertanya-tanya mengapa begitu banyak orang merasa jeng-

kel terhadap pengajaran Kristus hanya sebab  alasan yang 

begitu kecil. Kristus bertanya juga di sini dengan nada he-

ran: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?” 

Sekarang, untuk menjawab orang-orang yang menuduh 

pengajaran-Nya berbelit-belit dan tidak jelas itu (Si non vis 

intelligi, debes negligi – Jika kamu tidak mau dimengerti, 

kamu pantas diabaikan),  

[1] Ia memberikan petunjuk kepada mereka perihal kenaik-

an-Nya ke sorga, sebab  kenaikan itu akan memberi 

bukti tidak terbantahkan tentang kebenaran ajaran-Nya 

(ay. 62): Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak 

Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 

Apa yang terjadi nanti?  

Injil Yohanes 6:60-71 

 419 

Pertama, “Jika Aku harus mengatakan kepadamu 

tentang hal itu, pasti itu akan lebih menjengkelkan hati-

mu, dan kamu akan berpikir bahwa Aku terlalu meng-

ada-ada. Jika hal ini saja merupakan perkataan yang 

terlampau keras sehingga kamu tidak sanggup mende-

ngarkannya, bagaimana kamu akan memahaminya jika 

Aku memberitahukan kepadamu tentang kenaikan-Ku 

ke sorga, dari mana Aku telah turun?” (3:12). Orang-

orang yang tersandung oleh kesulitan-kesulitan yang 

lebih kecil harus berpikir bagaimana mereka dapat 

mengatasi kesulitan yang lebih besar.  

Kedua, “saat  kamu melihat Anak Manusia naik ke 

sorga, hal ini akan lebih menjengkelkan hatimu lagi, ka-

rena saat itu tubuh-Ku tidak dapat dimakan lagi 

olehmu menurut pengertian duniawimu yang sekarang,” 

demikian kata Dr. Whitby (seorang theolog Inggris – 

pen.). Atau,  

Ketiga, “saat  kamu melihat hal itu atau mende-

ngarnya dari orang-orang yang menyaksikan hal itu, 

kamu nanti pasti akan diyakinkan. Mungkin kamu 

menganggap Aku berlebihan saat  Aku berkata, Aku 

telah turun dari sorga, sebab  soal inilah yang kamu 

pertengkarkan (ay. 42). Namun, apa lagi yang bisa 

kamu pikirkan saat  melihat Aku kembali ke sorga?” 

Jika ia naik, berarti pasti juga bahwa Ia telah turun (Ef. 

4:9-10). Kristus sering menunjuk diri-Nya demikian de-

ngan bukti-bukti yang berurutan (seperti dalam 1:50-51; 

3:14; Mat. 12:40; 26:64). Marilah kita menunggu seje-

nak, sampai rahasia Tuhan   diungkapkan, kemudian kita 

akan melihat bahwa tidak ada alasan untuk menentang 

perkataan Kristus yang mana pun.  

[2] Ia memberikan mereka sebuah kunci jawaban yang 

umum sifatnya atas perkataan-Nya ini dan atas semua 

percakapan-Nya yang diungkapkan melalui perumpa-

maan itu, untuk mengajar mereka supaya memahami 

semuanya itu secara rohani dan tidak mengikuti cara 

jasmani dan duniawi: Rohlah yang memberi hidup, da-

ging sama sekali tidak berguna (ay. 63). Sama seperti 

dalam tubuh jasmani, nyawa atau rohlah yang mengge-


 420

rakkan dan menghidupkan tubuh itu, dan tanpa nyawa 

atau roh itu, makanan yang paling banyak kandungan 

gizinya pun sama sekali tidak akan berguna (apa guna-

nya makanan bagi tubuh, jika makanan itu tidak dapat 

dimanfaatkan dan digerakkan oleh nyawa), demikian 

juga halnya dengan jiwa.  

Pertama, menjalankan segala ketetapan ibadah be-

gitu saja tanpa isi, akan sama sekali tidak berguna jika 

Roh Tuhan   tidak bekerja di dalam semua ketetapan iba-

dah itu dan menghidupkan jiwa melalui semua ketetap-

an ibadah itu. Jika Roh bekerja di dalam Firman dan 

ketetapan ibadah, ini akan menjadi seperti makanan 

bagi manusia yang hidup, jika tidak, maka Firman dan 

ketetapan ibadah itu hanya menjadi seperti makanan 

bagi orang mati. Bahkan tubuh Kristus, yang menjadi 

korban bagi dosa itu, akan sama sekali tidak ada apa-

apanya bagi kita kecuali Roh yang mulia itu menghi-

dupkan roh kita melalui tubuh Kristus itu dan member-

dayakan pengaruh kuasa kematian-Nya itu terhadap 

diri kita, sampai kita dibuat menjadi satu dengan kema-

tian tubuh-Nya itu melalui anugerah-Nya.  

Kedua, jika dipahami secara harfiah, ajaran tentang 

makan daging Kristus dan minum darah-Nya akan 

sama sekali tidak memberi manfaat apa-apa, malah 

akan membawa kita pada kekeliruan dan prasangka. 

Sebaliknya, dengan memahami atau mengartikannya 

secara rohani, itu akan menggerakkan jiwa, membuat-

nya menjadi hidup dan bergairah, sebab  demikianlah 

yang dikatakan Kristus: Perkataan-perkataan yang Ku-

katakan kepadamu yaitu  roh dan hidup. Memakan 

daging Kristus! Ini perkataan yang keras, namun yang 

dapat saya lakukan yaitu  mempercayai bahwa Kristus 

mati bagi saya, supaya dengan begitu saya bisa menda-

tangkan kekuatan dan penghiburan dari ajaran itu ke-

tika saya berusaha mendekati Tuhan  , saat  saya ber-

usaha melawan dosa dan mempersiapkan diri untuk 

masa yang akan datang. Inilah roh dan hidup dari per-

kataan itu, dan jika kita dapat memahaminya secara 

demikian, maka perkataan itu menjadi perkataan yang 

Injil Yohanes 6:60-71 

 421 

sungguh istimewa. Alasan mengapa manusia tidak me-

nyukai perkataan Kristus yaitu  sebab  mereka menya-

lahartikan perkataan itu. Pengertian harfiah terhadap 

sebuah perumpamaan tidak ada gunanya bagi kita. Kita 

tidak akan menjadi lebih bijaksana sebab  itu. Makna 

rohani dari perumpamaan itulah yang mengandung 

pelajaran bagi kita.  

Ketiga, daging sama sekali tidak berguna – orang-

orang yang hidup di dalam daging (begitulah sebagian 

orang memahaminya), yang berada di bawah kuasa 

pikiran daging, tidak akan memperoleh sesuatu yang 

berguna dari perkataan-perkataan Kristus. Namun, Roh 

menghidupkan – orang-orang yang memiliki Roh, mere-

ka yang rohani, akan dihidupkan dan digairahkan oleh 

perkataan-perkataan-Nya, sebab  perkataan-perkataan 

itu diterima ad modum recipientis – sejalan dengan ke-

adaan pikiran si penerima. Orang duniawi merasa mene-

mukan kesalahan dalam perkataan-perkataan Kristus, 

padahal kesalahan itu ada di dalam diri mereka sendiri. 

Hanya pada pikiran-pikiran yang penuh hawa nafsu 

sajalah, hal-hal yang rohani itu tidak dapat dipahami 

dan tidak memiliki kehidupan (1Kor. 2:14-15). Sebalik-

nya, pikiran yang rohani menghargai dan menikmati 

hal-hal yang rohani.  

[3] Ia memperlihatkan kepada mereka bahwa Ia mengenal 

siapa mereka, dan bahwa Ia tidak mengharapkan hal-

hal yang baik apa pun dari mereka, meskipun mereka 

menyebut diri mereka murid-murid-Nya (ay. 64-65). Se-

karang, digenapilah apa yang dikatakan oleh nabi ten-

tang Kristus dan pengajaran-Nya (Yes. 53:1), Siapakah 

yang percaya kepada berita yang kami dengar dan 

kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? 

Di sini Kristus menaruh perhatian pada kedua hal ini.   

Pertama, mereka tidak mempercayai berita-Nya: “Ada 

beberapa di antara kamu yang berkata akan meninggal-

kan semuanya untuk mengikut Aku, namun masih be-

lum percaya.” Inilah alasan mengapa firman yang diberi-

takan sama sekali tidak berguna bagi mereka, sebab  

tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman (Ibr. 4:2). 


 422

Mereka tidak percaya Dia itu Mesias. Kalau mereka per-

caya, mereka akan tunduk pada ajaran yang diberita-

kan-Nya, dan bukan mempertengkarkannya walaupun 

masih ada beberapa hal yang masih belum jelas dan 

sulit dimengerti. Oportet discentum credere – Para pe-

mula yang sedang belajar harus memahami sesuatu me-

nurut perkataan guru mereka.  

Perhatikanlah:  

1. Di antara orang-orang Kristen yang hanya namanya 

saja Kristen, banyak yang sebenarnya yaitu  orang 

kafir.  

2. Ketidakpercayaan orang-orang munafik sudah ter-

buka dan telanjang di depan mata Kristus, sebelum 

tampak dengan sendirinya di hadapan dunia. Ia tahu 

dari semula siapa dari antara orang banyak yang 

telah mengikuti Dia itu yang percaya, dan siapa dari 

kedua belas murid itu yang akan menyerahkan Dia. 

Ia tahu dari semula sejak berkenalan dengan mere-

ka, saat  bersama-sama, saat  mereka sedang ber-

ada dalam semangat rohani yang tertinggi, siapa 

yang tulus di antara mereka, seperti Natanael (1:47), 

dan siapa yang tidak. Sebelum mereka mengungkap-

kan diri melalui tindakan yang nyata, Ia telah dapat 

membedakan dengan sempurna siapa yang percaya 

dan siapa yang tidak, siapa yang kasihnya palsu dan 

siapa yang kasihnya hangat dan tulus. sebab  itu 

dapat kita simpulkan,  

(1) Bahwa kemurtadan orang-orang yang telah lama 

mengaku hidup beragama jelas membuktikan ke-

munafikan mereka dari sejak dulunya, dan bah-

wa dari semula mereka memang sudah tidak per-

caya. Kemurtadan itu bukan merupakan bukti 

bahwa orang-orang percaya sejati mungkin saja 

bisa menjadi sungguh murtad. Murtad yang 

demikian tidak bisa disebut sebagai kejatuhan 

orang-orang kudus sejati, melainkan lebih tepat 

disebut sebagai terbukanya kedok orang-orang 

yang penuh dengan kepura-puraan (1Yoh. 2:19). 

Injil Yohanes 6:60-71 

 423 

Stella cadens non stella fuit – Bintang yang jatuh 

tidak pernah menjadi bintang.  

(2) Bahwa merupakan hak istimewa Kristus untuk 

mengenal isi hati manusia. Ia tahu siapa yang 

tidak percaya, yang bersembunyi di balik peng-

akuan percaya dan terus tinggal di dalam jemaat-

Nya, terus menjalankan tata ibadah-Nya dan me-

manfaatkan nama-Nya. Keadaan mereka ini tidak 

akan membuat mereka tampak bagi dunia, ke-

cuali kejahatan mereka menyingkapkan diri me-

reka sendiri. Ini terjadi sebab  memang demikian 

sifat gereja-Nya yang kelihatan itu, dan hari 

pengungkapan itu masih akan menunggu waktu-

nya. Namun, kita tidak boleh bertindak seolah-

olah bisa menghakimi hati manusia, sebab  ka-

lau kita melakukannya, kita melangkahi takhta 

Kristus dan bertindak mendahului penghakiman-

Nya. Kita sering salah menilai orang dan perasa-

an kita berubah-ubah terhadap mereka. Namun, 

satu hal yang pasti bagi kita yaitu , bahwa 

Kristus mengenal semua orang, dan bahwa peng-

hukuman-Nya sesuai dengan kebenaran.  

Kedua, alasan mengapa mereka tidak percaya kepa-

da berita-Nya yaitu  sebab  tangan kekuasaan Tuhan 

tidak dinyatakan kepada mereka: Sebab itu telah Kuka-

takan kepadamu, tidak ada seorang pun dapat datang 

kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepa-

danya (ay. 56), yang merujuk pada ayat 44. sebab  itu 

Kristus tidak dapat tidak pasti tahu siapa yang percaya 

dan siapa yang tidak, iman merupakan karunia dan 

pekerjaan Tuhan  , semua karunia dan pekerjaan Tuhan   

tidak bisa tidak pasti diketahui oleh Dia. Semuanya itu 

diberikan melalui tangan-Nya. Itulah sebabnya Ia ber-

kata tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-

Nya, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa. Pada ayat 65, Ia 

berkata, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepada-

nya, yang menunjukkan bahwa Tuhan   menarik jiwa-jiwa 

dengan memberikan kasih karunia dan kekuatan ke-

pada mereka serta keinginan untuk datang. Tanpa se-


 424

mua itu, manusia yang sudah mandul secara moral