Yohanes 1-16 13

Kamis, 30 Januari 2025

Yohanes 1-16 13




dalam kejatuhannya itu tidak dapat datang kepada-Nya.  

3. Di sini kita membaca perihal kemurtadan orang-orang dari 

Kristus segera sesudah  itu: Mulai dari waktu itu banyak murid-

murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (ay. 

66). saat  pikiran kita sudah mulai mengeras terhadap firman 

dan pekerjaan Kristus dan diam-diam mulai menyimpan rasa 

tidak suka terhadapnya, serta mau mendengarkan sindiran 

yang cenderung mencelanya, maka saat itulah kita masuk da-

lam pencobaan. Keadaan ini sama seperti membiarkan air me-

nerobos. Ini seperti menoleh ke belakang, yang bila tidak dice-

gah oleh belas kasihan yang tidak terbatas, akan berakhir 

dengan pengunduran diri. Oleh sebab  itu, Obsta principiis –

Berhati-hatilah dengan permulaan kemurtadan.  

(1) Lihatlah di sini kemerosotan rohani murid-murid ini. Banyak 

dari mereka mengundurkan diri pulang ke rumah, keluarga, 

dan pekerjaan mereka masing-masing, yang telah mereka 

tinggalkan selama ini untuk mengikut Dia. Yang seorang 

pulang kembali ke ladangnya dan yang lain pulang kembali 

ke usaha dagangannya. Pulang kembali, seperti yang dila-

kukan Orpa yang pulang kembali kepada bangsanya dan 

para Tuhan  nya (Rut 1:15). Dengan kemauan sendiri mereka 

telah memasuki sekolah Kristus, namun mereka pulang 

kembali, bukan hanya membolos sesekali, namun   mening-

galkan Dia dan ajaran-Nya untuk selama-lamanya. Perhati-

kanlah, meskipun kemurtadan murid Kristus benar-benar 

merupakan hal yang aneh, namun hal seperti itu merupa-

kan sesuatu yang lazim sehingga kita tidak perlu terkejut 

tentang hal itu. Di sini kita lihat bahwa banyak yang meng-

undurkan diri. Memang sering terjadi seperti itu. saat  ada 

beberapa orang murtad, banyak yang ikut murtad bersama 

mereka. Penyakit ini sangat menular.  

(2) Saat terjadinya kemurtadan ini: Mulai dari waktu itu. Mulai 

dari waktu Kristus memberitakan ajaran yang mendatang-

kan penghiburan ini, bahwa Ia yaitu  roti hidup dan bahwa 

orang-orang yang dengan iman memakan akan Dia akan 

hidup oleh Dia (yang menurut anggapan orang harus meng-

ikat diri untuk lebih dekat dengan Dia) – sejak waktu itulah 

Injil Yohanes 6:60-71 

 425 

mereka mengundurkan diri. Perhatikanlah, hati manusia 

yang rusak dan jahat sering menentang apa yang sebenar-

nya dapat mendatangkan penghiburan yang besar. Kristus 

dapat melihat sebelumnya bahwa dengan demikian mereka 

akan menentang apa yang Ia katakan, namun Ia tetap me-

ngatakan apa yang harus Ia katakan. Firman dan kebenar-

an Kristus yang tidak perlu diragukan itu harus disampai-

kan dengan setia, tidak peduli siapa yang akan tersinggung 

jadinya. Perangai manusia harus ditawan kepada firman 

Tuhan  , bukan firman Tuhan   yang harus tunduk pada pera-

ngai manusia.  

(3) Tingkat kemurtadan mereka. Mereka tidak lagi mengikut 

Dia, tidak kembali lagi kepada-Nya, dan tidak menghadiri 

pelayanan-pelayanan-Nya lagi. Sangat sulit bagi orang-

orang yang pernah diterangi hatinya, yang pernah menge-

cap firman yang baik dari Tuhan  , namun yang murtad lagi, 

tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga 

mereka bertobat (Ibr. 6:4-6).  

II. Bagi sebagian orang lain, percakapan ini menjadi bau kehidupan 

yang menghidupkan. Banyak yang mengundurkan diri, namun   syu-

kur kepada Tuhan  , tidak semuanya. Sampai sekarang kedua belas 

murid-Nya tetap setia kepada-Nya. Meskipun iman sebagian orang 

terjungkir balik, namun dasar yang diletakkan Tuhan   itu teguh.  

Perhatikanlah di sini:  

1. Pertanyaan yang menyentuh hati dilontarkan Kristus kepada 

kedua belas murid-Nya (ay. 67): Apakah kamu tidak mau pergi 

juga? Ia tidak berkata apa-apa kepada mereka yang meng-

undurkan diri. Jika orang tidak percaya pergi, biarkan mereka 

pergi. Bukan suatu kerugian besar kehilangan orang-orang 

yang memang tidak pernah menjadi milik-Nya. Yang datang tak 

berjemput, pulang tak berhantar. Namun, Ia menggunakan ke-

sempatan untuk berkata kepada kedua belas murid-Nya untuk 

meneguhkan mereka. Dengan menguji keteguhan mereka un-

tuk lebih memantapkan hati mereka: Apakah kamu tidak mau 

pergi juga?,  


 426

Ia hendak berkata: 

(1) “Terserah kalian, mau meninggalkan Aku atau tidak. Kalau 

mau mencampakkan Aku, sekaranglah waktunya, saat  

banyak orang melakukannya. Inilah hari pencobaan, jika 

kamu mau mengundurkan diri, pergilah sekarang.” Per-

hatikanlah, Kristus tidak akan pernah menahan seorang 

pun bersama-Nya jika itu tidak sesuai dengan keinginan 

mereka sendiri. Prajurit-prajurit-Nya yaitu  sukarelawan, 

bukan prajurit paksaan. Sekarang kedua belas murid itu 

memiliki  cukup waktu untuk menguji apakah mereka 

menyukai Kristus dan ajaran-Nya atau tidak, supaya 

jangan di kemudian hari mereka merasa tertipu sudah 

menjadi murid-Nya dan merasa kapok. Di sini Ia mem-

berikan mereka hak untuk membatalkan dan memberikan 

kebebasan sepenuhnya kepada mereka, seperti yang terjadi 

dalam Yosua 24:15 dan Rut 1:15.  

(2) “Kamu akan menanggung akibatnya sendiri jika kamu 

pergi.” Seandainya ada kecenderungan tersembunyi di da-

lam hati mereka untuk meninggalkan Dia, Ia menghentikan 

kecenderungan itu dengan pertanyaan yang menyentuh 

dan membangkitkan ini, “Apakah kamu tidak mau pergi 

juga?” Janganlah mengira kamu sangat bebas seperti me-

reka dan dapat pergi dengan mudah begitu saja. Mereka 

belum pernah memiliki hubungan yang begitu dekat de-

ngan Aku seperti kamu semua. Juga belum pernah mene-

rima begitu banyak kebaikan dari-Ku seperti kalian. Me-

reka sudah pergi, namun   akankah kamu pergi juga? Ingatlah 

akan segala apa yang menjadi kelebihanmu dan katakan, 

apa pun yang dilakukan orang lain, kami tidak akan per-

nah pergi. Orang manakah seperti aku ini yang akan melari-

kan diri? (Neh. 6:11). Perhatikanlah, semakin dekat kita ke-

pada Kristus dan semakin lama kita bersama-Nya, semakin 

dalam diri kita menyatu dengan Dia. sebab  itu, semakin 

besar pula dosa kita bila kita meninggalkan Dia.  

(3) “Aku tahu pasti kamu tidak akan pergi. Akankah kamu 

pergi? Tidak, Aku akan menahan kamu lebih kuat dibandingkan  

sekarang, Aku mengharapkan sesuatu yang lebih baik dari 

kamu semua (Ibr. 6:9), sebab  kamulah yang tetap tinggal 

bersama-sama dengan Aku (Luk. 22:28).” Bilamana kemur-

Injil Yohanes 6:60-71 

 427 

tadan sejumlah orang mendatangkan dukacita bagi Tuhan 

Yesus, bertahannya sejumlah orang lain yang tetap tinggal 

bersama-Nya jauh lebih mendatangkan kemuliaan bagi-

Nya, dan Ia sangat berkenan dengan sikap mereka itu. 

Kristus dan orang-orang percaya sudah sangat mengenal 

satu sama lain, sehingga sangat tidak beralasan untuk ber-

pisah setiap kali timbul hal-hal yang tidak menyenangkan. 

2. Jawaban yang penuh rasa percaya dari Petrus, dengan mewa-

kili rekan-rekannya, atas pertanyaan ini (ay. 68-69). Kristus 

mengajukan pertanyaan ini kepada mereka, sama seperti 

Yosua memberikan kebebasan kepada orang Israel untuk me-

nentukan pilihan kepada siapa mereka akan beribadah, de-

ngan maksud mendapatkan janji mereka untuk mengikut Dia. 

Pertanyaan ini membuahkan hasil yang diinginkan. Tidak, 

hanya kepada Tuhan saja kami akan beribadah. Dalam banyak 

kesempatan, Petrus selalu menjadi juru bicara bagi teman-

temannya, bukan sebab  ia yang lebih banyak didengar oleh 

Gurunya, namun   sebab  ia yang lebih banyak bicara. Adakala-

nya apa yang dikatakannya diterima, dan adakalanya ia dite-

gur (Mat. 16:17, 23) – nasib yang lazim bagi orang-orang yang 

terlampau cepat berbicara. Namun di sini, apa yang dikatakan 

Petrus itu baik, luar biasa baik. Mungkin ia mengatakan hal 

itu sebab  petunjuk dan persetujuan rekan-rekannya sesama 

murid. Setidaknya, tidak ada salahnya kita mengharapkan 

yang terbaik, ia mengenal pikiran mereka dan berbicara sesuai 

dengan isi hati mereka semua, termasuk Yudas juga.  

(1) Ini yaitu  sebuah keputusan yang baik untuk mengikut 

Kristus, dan diungkapkan sedemikian rupa untuk menun-

jukkan bahwa mereka sama sekali tidak terpikir untuk me-

ninggalkan Dia: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? 

Alangkah bodohnya meninggalkan Tuhan, kecuali kami 

tahu ke mana kami pergi untuk memperoleh sesuatu yang 

lebih baik bagi kami. Tidak, ya Tuhan, kami tidak ingin 

mengubah pilihan kami.” Perhatikanlah, orang-orang yang 

meninggalkan Kristus harus mempertimbangkan baik-baik 

ke mana mereka akan pergi, dan apakah mereka dapat ber-

harap menemukan perhentian dan damai selain di dalam 

Dia (Mzm. 73:27-28; Hos. 2:8). “Ke manakah pula kami 


 428

maju? Akankah kita mengasihi dunia ini? Pastilah dunia ini 

akan menyesatkan kita. Akankah kita kembali kepada 

dosa? Pastilah dosa akan membinasakan kita. Akankah 

kita meninggalkan sumber air yang hidup demi kolam yang 

bocor?” Murid-murid memutuskan untuk melanjutkan pen-

carian mereka akan kehidupan dan kebahagian. Mereka 

akan menemukan seorang pemandu untuk pencarian me-

reka, dan akan mengikuti Kristus sebagai Pemandu me-

reka, sebab  tidak ada pemandu yang lebih baik lagi dari-

pada Dia. “Akankah kami pergi kepada ahli-ahli filsafat 

yang tidak mengenal Tuhan   dan menjadi murid-murid me-

reka? Pikiran mereka menjadi sia-sia, mereka berbuat se-

olah-olah penuh hikmat, namun   mereka telah menjadi bo-

doh dalam hidup keagamaan. Akankah kami pergi kepada 

ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dan duduk di kaki 

mereka untuk belajar? Kebaikan apa yang dapat kami per-

oleh dari mereka yang telah mengabaikan perintah Tuhan   

untuk berpegang pada adat istiadat mereka? Akankah kami 

pergi kepada Musa? Ia akan menyuruh kami kembali ke-

pada-Mu. Oleh sebab  itu, kalau kami mau menemukan 

jalan menuju kebahagiaan, haruslah itu dengan mengikut 

Engkau.” Perhatikanlah, Agama Kudus yang diberitakan 

oleh Kristus itu akan tampak sangat menguntungkan jika 

dibandingkan dengan lembaga-lembaga lainnya, sebab  

dari perbandingan itu akan dapat dilihat betapa jauhnya 

agama kudus itu mengungguli semua lembaga yang lain 

itu. Semoga orang yang menemukan kesalahan dalam aga-

ma Kristus ini menemukan dulu agama lain yang lebih baik 

sebelum meninggalkan agama Kristus ini. Kita harus me-

miliki seorang Guru ilahi. Dapatkah kita menemukan yang 

lebih baik dibandingkan  Kristus? Kita tidak bisa hidup tanpa 

suatu wahyu ilahi, dan jika Kitab Suci bukan merupakan 

wahyu ilahi itu, di mana lagi kita akan mencarinya? 

(2) Ini yaitu  sebuah alasan baik yang mendasari keputusan 

hati ini. Keputusan hati ini tidaklah berdasarkan suatu ka-

sih sayang buta, namun   merupakan hasil pertimbangan 

yang matang. Murid-murid menetapkan hati untuk tidak 

meninggalkan Kristus, 

Injil Yohanes 6:60-71 

 429 

[1] sebab  keuntungan yang mereka akan dapatkan melalui 

Dia: Perkataan-Mu yaitu  perkataan hidup yang kekal. 

Mereka tidak mengerti sepenuhnya perkataan Kristus, 

sebab  ajaran tentang salib masih menjadi teka-teki 

bagi mereka. Namun, secara umum mereka merasa 

puas bahwa Ia memiliki perkataan hidup yang kekal.  

Artinya:  

Pertama, bahwa perkataan dalam ajaran-Nya me-

nunjukkan jalan menuju hidup yang kekal. Bentang-

kanlah di hadapan kami, dan tunjukkan apa yang ha-

rus kami lakukan supaya kami dapat mewarisinya.  

Kedua, apa yang ditetapkan-Nya melalui perkataan-

Nya pasti mendatangkan hidup yang kekal. Pada diri-

Nya ada perkataan hidup kekal, dan itu sama saja 

dengan Ia juga memiliki kuasa untuk memberikan hidup 

yang kekal kepada semua orang yang telah diberikan 

kepada-Nya (17:2). Dalam percakapan sebelumnya Ia 

telah menjamin hidup yang kekal kepada para pengikut-

Nya. Murid-murid ini berpegang teguh pada perkataan 

yang jelas dan langsung ini sehingga memutuskan un-

tuk tetap tinggal bersama-Nya, sementara orang lain 

mengabaikan perkataaan ini dan lebih berpegang pada 

perkataan-perkataan keras-Nya mengenai makan tubuh 

dan minum darah-Nya itu dan meninggalkan Dia. Meski-

pun kita tidak dapat memahami setiap rahasia dan 

setiap ketidakjelasan dalam ajaran Kristus, namun se-

cara umum, kita tahu bahwa perkataan itu yaitu  hi-

dup yang kekal. sebab  itu, kita harus hidup dan mati 

oleh perkataan ajaran-Nya. sebab  jika kita meninggal-

kan Kristus, itu berarti kita mencampakkan belas kasih-

an yang disediakan bagi diri kita sendiri.  

[2] sebab  kepastian jaminan yang mereka dapatkan ten-

tang Dia (ay. 69): Kami telah percaya dan tahu, bahwa 

Engkau yaitu  Yang Kudus dari Tuhan  . Jika Ia yaitu  

Mesias yang dijanjikan, maka Ia harus mendatangkan 

keadilan yang kekal (Dan. 9:24), sebab  itulah Ia memi-

liki perkataan hidup yang kekal, sebab kebenaran ber-

kuasa untuk hidup yang kekal (Rm. 5:21).  


 430

Perhatikanlah:  

Pertama, pengajaran yang mereka percayai: Bahwa 

Yesus ini yaitu  Mesias yang dijanjikan kepada nenek 

moyang mereka dan yang sangat dinanti-nantikan oleh 

mereka, dan bahwa Ia bukanlah sekadar seorang manu-

sia belaka, namun   Anak dari Tuhan   yang hidup, pribadi 

yang sama kepada siapa Tuhan   berkata, Anak-Ku Eng-

kau! (Mzm. 2:7). Akan sangat baik bila pada saat-saat 

pencobaan menuju kemurtadan, kita mencari pertolong-

an pada asas-asas pokok kita dan berpegang teguh 

padanya. Dan jika kita tidak melupakan perbantahan di 

masa lampau, maka kita akan lebih mampu menemu-

kan dan mempertahankan kebenaran dalam perbantah-

an yang meragukan.  

Kedua, tingkat iman mereka: Iman mereka mening-

kat sampai pada kepastian penuh: Kami yakin. Kami 

telah mengetahui dari pengalaman kami. Inilah penge-

tahuan yang terbaik. Kita harus mengambil kesempatan 

dari keragu-raguan orang lain untuk menjadi lebih ma-

pan dan mantap lagi, khususnya dalam hal kebenaran 

yang sedang dibicarakan ini. Bila kita memiliki iman 

yang kuat kepada Injil Kristus sampai berani memperta-

ruhkan jiwa kita kepada Injil itu, dengan mengetahui 

siapa yang kita percayai, maka di kemudian hari, dan 

bahkan sebelum itu pun kita akan bersedia memperta-

ruhkan segala yang lain juga demi Injil itu.  

3. Teguran bernada sedih yang diberikan Tuhan Yesus atas ja-

waban Petrus ini (ay. 70-71): Bukankah Aku sendiri yang telah 

memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu 

yaitu  Iblis. Penulis Injil ini memberi tahu kita siapa yang Ia 

maksudkan: Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon 

Iskariot. Petrus telah mengusahakan supaya mereka semua 

setia kepada Guru mereka. Sekarang Kristus tidak menyalah-

kan kebaikan hatinya (akan selalu baik untuk mengharapkan 

yang terbaik), namun secara tidak langsung Ia menegur Petrus 

untuk jangan terlalu yakin. Janganlah kita terlampau merasa 

pasti akan siapa pun juga. Tuhan   mengenal siapa yang menjadi 

milik-Nya, kita tidak.  

Injil Yohanes 6:60-71 

 431 

Perhatikanlah di sini: 

(1) Orang-orang munafik dan mereka yang mengkhianati 

Kristus tidak lebih baik dibandingkan  setan-setan. Yudas bukan 

hanya kerasukan Iblis, ia sendiri yaitu  iblis. Seorang di 

antaramu yaitu  pemfitnah, begitulah kata diabolos ka-

dang-kadang diartikan (2Tim. 3:3). Mungkin Yudas, saat  

menjual Guru-nya kepada imam-imam kepala, memper-

lihatkan dirinya sebagai orang jahat di depan mereka un-

tuk membenarkan siapa dirinya dalam perbuatan yang ia 

lakukan. namun   saya lebih suka mengartikannya sesuai 

dengan yang kita baca: Ia yaitu  iblis, Iblis yang menjelma, 

seorang rasul yang jatuh, sama seperti Iblis yang yaitu  

malaikat yang jatuh. Dia itu Setan, lawan dan musuh 

Kristus. Ia yaitu  Abadon dan Apolion, yang telah ditentu-

kan untuk binasa. Iblislah yang menjadi bapanya dan ia 

ingin melakukan keinginan-keinginan bapanya, sama se-

perti yang dilakukan Kain (1Yoh. 3:12). Orang-orang yang 

tubuhnya dirasuki Iblis tidak pernah dipanggil setan-setan 

(mereka disebut kemasukan setan, bukan setan-setan). Na-

mun, Yudas yang hatinya dirasuki Iblis dan dikuasai oleh-

nya, disebut iblis.  

(2) Banyak orang yang tampaknya seperti orang kudus, sebe-

narnya yaitu  iblis yang sesungguhnya. Yudas yang dari 

luar tampak sama baiknya seperti rasul-rasul lainnya, me-

miliki bisa seperti ular yang ditutupi dengan kulit yang 

indah. Ia mengusir setan-setan dan tampil sebagai musuh 

kerajaan Iblis, namun   selama ini ia yaitu  iblis itu sendiri. 

Dia bukan saja tidak lama lagi akan menjadi salah satu 

Iblis, namun   sekarang ini dia sudah menjadi Iblis. Sungguh 

aneh dan membuat orang bertanya-tanya. Kristus menga-

takan hal itu dengan nada heran: Bukankah Aku sendiri? 

Sungguh sangat menyedihkan dan perlu diratapi, bahwa 

Kekristenan digunakan sebagai selubung perbuatan setan.  

(3) Penyamaran orang-orang munafik, sehebat apa pun me-

reka dapat menyesatkan dan menipu manusia, tidak dapat 

menipu Kristus, sebab  mata-Nya yang tajam itu melihat 

menembus kemunafikan mereka. Ia dapat menyebut orang-

orang yang mengaku diri sebagai orang Kristen dengan se-

butan Iblis, seperti salam yang disampaikan Nabi Ahia ke-


 432

pada istri Yerobeam yang datang kepadanya dengan me-

nyamar (2Raj. 14:6): Masuklah, hai istri Yerobeam! Pengli-

hatan ilahi Kristus jauh lebih baik dibandingkan  penglihatan 

ganda mana pun yang dapat melihat roh-roh.  

(4) Ada orang-orang yang dipilih Kristus untuk melakukan pe-

layanan khusus namun   terbukti penuh kepalsuan di hadap-

an-Nya: Aku telah memilih kamu untuk pelayanan kerasul-

an, namun seorang di antaramu yaitu  Iblis, sebab  hal itu 

telah dikatakan-Nya dengan jelas bahwa Yudas tidak ter-

pilih untuk hidup yang kekal (13:18). Perhatikanlah, mem-

peroleh berbagai tempat kehormatan dan kepercayaan di 

dalam jemaat tidak merupakan bukti pasti bahwa kita 

sudah mendapatkan anugerah yang menyelamatkan. Kami 

telah bernubuat demi nama-Mu.  

(5) Bukan merupakan hal baru jika dalam masyarakat yang 

sangat ketat dalam memilih dan menetapkan orang untuk 

melaksanakan urusan keagamaan ditemukan adanya 

orang-orang jahat di sana. Dari dua belas orang yang ter-

pilih untuk menjalin hubungan akrab dengan Sang Ilahi 

yang menjelma, satu di antaranya yaitu  Iblis yang men-

jelma, padahal dengan dipilihnya mereka itu, mereka telah 

menerima suatu kehormatan dan hak istimewa yang sung-

guh besar yang pernah diterima manusia. Para sejarawan 

memberikan tekanan atas hal ini dengan menyatakan bah-

wa Yudas yaitu  salah satu dari dua belas murid yang be-

gitu dihargai dan terkemuka. Janganlah kita menolak atau 

mengucilkan kedua belas orang ini hanya sebab  seorang 

di antara mereka yaitu  Iblis. Jangan juga mengatakan 

bahwa mereka semua yaitu  penipu dan orang-orang mu-

nafik, hanya sebab  seorang di antara mereka seperti itu. 

Biarlah orang-orang munafik itu yang menanggung kesa-

lahan mereka itu, dan bukan orang-orang yang berbaur 

bersama mereka saat  kemunafikan mereka itu belum ter-

singkap. Masih ada suatu masyarakat di dalam tabir, yang 

ke dalamnya semua hal yang najis tidak dapat masuk, 

yaitu jemaat anak-anak sulung, yang di dalamnya tidak 

ada  saudara-saudara palsu. 

 

 

PASAL  7  

Dalam pasal ini diceritakan tentang: 

I.   Penolakan Kristus selama beberapa waktu untuk tampil di 

depan umum di Yudea (ay. 1).  

II.  Rencana-Nya untuk pergi ke Yerusalem pada hari raya Pon-

dok Daun, dan percakapan-Nya dengan saudara-saudara-

Nya di Galilea mengenai kepergian-Nya untuk menghadiri 

perayaan ini (ay. 2-13).  

III.  Pengajaran-Nya kepada orang banyak di Bait Tuhan   pada hari 

raya itu.  

1.  Di tengah-tengah perayaan itu (ay. 14-15). Kita melihat 

percakapan-Nya dengan orang-orang Yahudi:  

(1) Mengenai ajaran-Nya (ay. 16-18).  

(2) Mengenai pelanggaran terhadap hari Sabat yang di-

tuduhkan kepada-Nya (ay. 19-24).  

(3)  Mengenai diri-Nya sendiri, baik dari mana Dia datang 

maupun ke mana Dia pergi (ay. 25-36).  

2.  Pada hari terakhir perayaan itu.  

(1)  Undangan-Nya yang murah hati kepada jiwa-jiwa 

yang malang untuk datang kepada-Nya (ay. 37-39).  

(2)  Sambutan yang diberikan kepada undangan itu.  

[1] Banyak dari orang-orang itu berbantah mengenai 

perkataan-Nya itu (ay. 40-44).  

[2]  Imam-imam kepala ingin mempermasalahkan Dia 

sebab  akibat yang ditimbulkan oleh pengajaran-

Nya itu, namun   mereka pertama-tama dikecewakan 

oleh penjaga-penjaga mereka (ay. 45-49), dan ke-


 434

mudian dibungkam oleh salah seorang rekan me-

reka sendiri (ay. 50-53).   

Percakapan Kristus dengan Saudara-saudara-Nya; 

Desas-desus mengenai Kristus  

(7:1-13)  

1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal 

di Yudea, sebab  di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-

Nya. 2 saat  itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok 

Daun. 3 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: “Berangkatlah dari 

sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-

perbuatan yang Engkau lakukan. 4 Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu 

di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau 

berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia.” 5 

Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya. 6 Maka 

jawab Yesus kepada mereka: “Waktu-Ku belum tiba, namun   bagi kamu selalu 

ada waktu. 7 Dunia tidak dapat membenci kamu, namun   ia membenci Aku, 

sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat. 8 Per-

gilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, sebab  waktu-Ku belum 

genap.” 9 Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea. 

10 namun   sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun 

pergi juga ke situ, tidak terang-terangan namun   diam-diam. 11 Orang-orang 

Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: “Di manakah Ia?” 12 Dan ba-

nyak terdengar bisikan di antara orang banyak tentang Dia. Ada yang ber-

kata: “Ia orang baik.” Ada pula yang berkata: “Tidak, Ia menyesatkan rakyat.” 

13 namun   tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia 

sebab  takut terhadap orang-orang Yahudi.” 

Di sini kita melihat:  

I.   Alasan yang diberikan mengapa Kristus menghabiskan lebih ba-

nyak waktu-Nya di Galilea dibandingkan  di Yudea (ay. 1): sebab  

orang-orang Yahudi, yang ada di Yudea dan di Yerusalem, ber-

usaha untuk membunuh-Nya, sebab Dia menyembuhkan orang 

sakit pada hari Sabat (5:16). Mereka berencana untuk membu-

nuh-Nya entah dengan menimbulkan huru-hara di antara orang 

banyak atau dengan menjerat-Nya dengan hukum yang berlaku. 

Mengingat hal ini, Dia menjauhkan diri ke tempat lain di daerah 

itu, sangat jauh dari pantauan Yerusalem. Tidak dikatakan bahwa 

Dia tidak berani, namun   bahwa Dia tidak mau tetap tinggal di 

antara orang-orang Yahudi. Dia menolak tinggal dengan mereka 

bukan sebab  takut dan kecut hati, melainkan sebab  bersikap 

hati-hati, sebab  waktu-Nya belum tiba. 

Injil Yohanes 7:1-13 

 435 

Perhatikanlah:  

1.  Terang Injil dengan adil akan diambil dari orang-orang yang 

berusaha memadamkannya. Kristus akan mengundurkan diri 

dari orang-orang yang mengusir-Nya dari mereka, Dia akan 

menyembunyikan wajah-Nya dari orang-orang yang meludahi-

nya, dan dengan adil akan menutup rahim belas kasihan-Nya 

dari orang-orang yang menolak dengan hina belas kasih-Nya 

itu.  

2.  saat  kita terancam bahaya, kita tidak hanya diperbolehkan 

namun   juga disarankan untuk mundur dan menghindar demi 

keselamatan dan keamanan kita sendiri, dan untuk memilih 

tinggal di tempat-tempat yang paling aman (Mat. 10:23). Baru 

sesudah  itu, dan hanya sesudah  itu, kita dipanggil untuk menun-

jukkan diri kita dan menyerahkan nyawa kita, saat  kita 

tidak dapat lagi menyelamatkannya tanpa berbuat dosa.  

3. Jika dalam Pemeliharaan Tuhan   orang-orang yang berharga ter-

lempar ke tempat-tempat yang terpencil dan terabaikan, maka 

janganlah ini dianggap aneh, sebab ini jugalah nasib yang me-

nimpa Guru kita sendiri. Dia yang sebenarnya layak duduk di 

kursi Musa yang tertinggi itu malah rela berjalan di Galilea di 

antara rakyat jelata. Perhatikanlah, Dia tidak duduk tenang di 

Galilea, atau menguburkan diri-Nya hidup-hidup di sana, te-

tapi Ia berjalan. Ia berjalan keliling untuk berbuat baik. Apa-

bila kita tidak dapat melakukan apa dan di mana seperti yang 

kita inginkan, kita harus melakukan apa dan di mana sesuai 

dengan yang dapat kita lakukan.    

II. Mendekatnya hari raya Pondok Daun (ay. 2), salah satu dari tiga 

perayaan khidmat yang harus diikuti oleh semua kaum laki-laki 

di Yerusalem. Lihatlah ketetapannya dalam Imamat 23:34 dst., 

dan kebangkitannya kembali sesudah  lama tidak dirayakan dalam 

Nehemiah 8:15. Hari raya itu dimaksudkan baik sebagai kenang-

an akan kemah tempat tinggal orang-orang Israel di padang gurun 

maupun sebagai bayangan dari kemah tempat tinggal kaum Israel 

Tuhan   secara rohani di dunia ini. Pesta ini, yang sudah ditetapkan 

beratus-ratus tahun sebelumnya, masih dijalankan sebagai pera-

yaan agama pada waktu itu. Perhatikanlah, ketetapan-ketetapan 

ilahi tidak pernah usang atau ketinggalan zaman oleh sebab  

perjalanan waktu. Demikian juga, segala belas kasihan yang di-


 436

berikan di padang gurun tidak boleh dilupakan. Akan namun  , pes-

ta ini disebut hari raya orang Yahudi, sebab  sebentar lagi pesta 

ini akan dihapuskan, sebagai sesuatu yang sekadar milik orang 

Yahudi belaka, dan ditinggalkan kepada mereka yang melayani 

kemah itu.      

III. Percakapan Kristus dengan saudara-saudara-Nya, beberapa kera-

bat-Nya, entah dari pihak ibu-Nya atau dari pihak Yusuf yang 

dianggap ayah-Nya tidaklah pasti. namun   mereka ini berpura-pura 

tertarik dan peduli dengan-Nya, dan sebab  itu mereka berusaha 

mengetengahi permasalahan yang ada dan menasihati-Nya dalam 

bertindak.  

Dan perhatikanlah:    

1.  Hasrat dan keangkuhan mereka dalam mendesak-Nya untuk 

lebih berani tampil di depan umum: “Berangkatlah dari sini,” 

kata mereka, “dan pergi ke Yudea (ay. 3), di mana Engkau 

akan lebih dikenal dibandingkan  di sini.” 

(1)  Mereka memberikan dua alasan untuk nasihat ini: 

[1] Bahwa kemunculan-Nya di Yudea akan memberikan 

semangat kepada orang-orang yang ada di Yerusalem 

dan di sekitarnya, yang menaruh hormat kepada-Nya, 

sebab  mereka sedang menantikan kerajaan duniawi 

Mesias. Kerajaan ini menurut mereka pasti berpusat di 

Yerusalem, dan mereka pasti akan mendapat dukungan 

dari murid-murid yang ada di sana. Saudara-saudara-

Nya itu juga menganggap bahwa waktu yang dihabis-

kan-Nya bersama murid-murid-Nya yang ada di Galilea 

akan sia-sia belaka. Selain itu, mujizat-mujizat-Nya 

tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali orang-orang 

yang ada di Yerusalem juga melihatnya. Atau, “Supaya 

murid-murid-Mu, semuanya secara keseluruhan, yang 

akan berkumpul di Yerusalem untuk merayakan pesta 

ini, dapat melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau la-

kukan. Kalau di sini, hanya sedikit murid saja yang bisa 

melihat pekerjaanmu pada saat yang berbeda-beda.” 

[2]  Bahwa kemunculan-Nya itu demi kemajuan nama-Nya 

dan kehormatan-Nya: Tidak seorang pun berbuat sesua-

tu di tempat tersembunyi jika ia mau diakui di muka 

Injil Yohanes 7:1-13 

 437 

umum. Mereka menganggap benar begitu saja bahwa 

Kristus ingin diakui oleh orang banyak, dan sebab  itu 

tidak masuk akal bagi mereka jika Dia berusaha me-

nyembunyikan mujizat-mujizat-Nya: “Jikalau Engkau 

berbuat hal-hal yang demikian, jikalau Engkau begitu 

mampu mendapatkan pujian dari orang banyak dan 

penghargaan dari para penguasa sebab  mujizat-muji-

zat-Mu itu, pergilah ke luar, dan tampakkanlah diri-Mu 

kepada dunia. Dengan semua penghargaan ini, Engkau 

pasti diterima semua orang, dan sebab  itu sekaranglah 

waktunya untuk menunjukkan diri-Mu dan berusaha 

untuk menjadi orang hebat.” 

(2) Kita mungkin berpikir bahwa tidak ada yang salah dalam 

nasihat ini, namun penulis Injil ini mencatatnya sebagai 

bukti dari ketidakpercayaan mereka: Sebab saudara-sau-

dara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya (ay. 5). Se-

andainya mereka percaya, mereka tidak akan mengatakan 

hal ini.  

Perhatikanlah:  

[1] Menjadi saudara-saudara Kristus yaitu  suatu kehor-

matan, namun   bukan kehormatan yang menyelamatkan. 

Orang-orang yang mendengarkan perkataan-Nya dan 

yang menjalankannya, itulah saudara-saudara yang di-

hargai-Nya. Pastilah anugerah tidak mengalir di dalam 

darah di dunia ini, sebab hal ini pun tidak terjadi dalam 

keluarga Kristus sendiri.  

[2] Hal itu merupakan pertanda bahwa Kristus tidak ber-

niat memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, se-

bab seandainya demikian, saudara-saudara-Nya pasti 

akan mendukung-Nya, dan Dia akan mengedepankan 

kepentingan-kepentingan mereka terlebih dulu.  

[3] Memang ada orang-orang yang bersaudara dengan Kris-

tus menurut daging yang percaya kepada-Nya (tiga dari 

dua belas murid-murid-Nya yaitu  saudara-saudara-

Nya), namun yang lain, yang juga bersaudara dekat 

dengan-Nya sama seperti mereka, tidak percaya kepada-

Nya. Banyak orang yang mendapat kehormatan dan 


 438

keuntungan lahiriah yang sama tidak memanfaatkan-

nya dengan cara yang sama. namun  ,  

(3) Apa yang salah dalam nasihat yang mereka berikan ke-

pada-Nya ini?  

Saya menjawab:  

[1] Mereka bersikap sok tahu dengan menasihati-Nya, de-

ngan mengajarkan kepada-Nya ukuran-ukuran apa 

yang harus dipakai-Nya. Ini merupakan pertanda bah-

wa mereka sebenarnya tidak percaya bahwa Dia akan 

mampu menuntun mereka, sebab  menurut pikiran 

mereka Dia tidak cukup mampu menuntun diri-Nya 

sendiri. 

[2] Mereka menunjukkan ketidakpedulian mereka yang be-

sar terhadap keselamatan-Nya saat  mereka menyu-

ruh-Nya pergi ke Yudea, sementara mereka sudah tahu 

bahwa orang-orang Yahudi di sana berusaha membu-

nuh-Nya. Orang-orang yang percaya kepada-Nya dan 

yang mengasihi-Nya, mencegah-Nya pergi ke Yudea 

(11:8).  

[3] Sebagian orang berpendapat bahwa saudara-saudara 

Yesus ini berharap jika mujizat-mujizat-Nya diadakan di 

Yerusalem, maka orang-orang Farisi dan para penguasa 

akan mengujinya, dan akan menemukan kecurangan di 

dalamnya. Dan hal ini membenarkan bahwa mereka 

memang tidak percaya kepada Dia. Demikian juga me-

nurut Dr. Whitby.  

[4] Mungkin mereka sudah jenuh dengan keberadaan-Nya 

di Galilea (sebab bukankah mereka semua yang berkata-

kata itu orang Galilea?) dan ini menunjukkan keinginan 

mereka supaya Dia meninggalkan daerah mereka.  

[5]  Tanpa alasan yang jelas mereka berkata seolah-olah Dia 

mengabaikan murid-murid-Nya, dan tidak mau memper-

lihatkan pekerjaan-pekerjaan-Nya kepada mereka, yang 

sangat penting untuk meneguhkan iman mereka.  

[6]  Secara diam-diam mereka mencela Dia sebagai berjiwa 

rendah, bahwa Dia tidak berani memasuki kalangan 

orang besar, atau tidak percaya diri untuk tampil di 

muka umum. Pikir mereka, kalau memang Dia berani 

Injil Yohanes 7:1-13 

 439 

atau berjiwa besar, pastilah Ia akan melakukannya, dan  

tidak akan menyelinap atau sembunyi-sembunyi seperti 

ini. Demikianlah, kerendahan hati Kristus dan kesedia-

an-Nya untuk merendah, dan sosok agama-Nya yang 

tampaknya hanya kecil di dunia ini, sering kali justru 

dijadikan cemoohan baik bagi Dia maupun bagi agama-

Nya. 

[7] Mereka tampak mempertanyakan kebenaran mujizat-

mujizat yang diadakan-Nya dengan berkata, “Jikalau 

Engkau berbuat hal-hal yang demikian, supaya terbukti 

benar di muka umum, perbuatlah itu di sana.”  

[8] Mereka berpikir bahwa Kristus itu sama saja seperti 

mereka, tunduk pada cara dan kebiasaan duniawi, dan 

suka memamer-mamerkan diri untuk maksud kedaging-

an. Padahal Dia sama sekali tidak mencari kehormatan 

dari manusia.  

[9] Yang mendasari segala sikap mereka ini yaitu  kepen-

tingan diri sendiri. Mereka berharap bahwa jika Dia ber-

hasil tampil sehebat-hebatnya, maka mereka, yang ada-

lah saudara-saudara-Nya, akan ikut berbagi di dalam 

kehormatan-Nya dan ikut dihormati oleh orang banyak 

sebab  Dia.  

Perhatikanlah:  

Pertama, banyak orang duniawi pergi ke upacara-

upacara agama, beribadah pada hari-hari perayaan, ha-

nya untuk pamer diri. Yang mereka pedulikan hanyalah 

menampilkan diri sebagus mungkin supaya tampak me-

narik kepada dunia.  

Kedua, banyak orang yang tampak mencari kehor-

matan Kristus sebenarnya hanya mencari kehormatan 

diri mereka sendiri. Mereka mencari kehormatan Kris-

tus hanya untuk melayani kepentingan mereka sendiri.       

2.  Kebijaksanaan dan kerendahan hati Yesus Tuhan kita, yang 

tampak dalam tanggapan-Nya terhadap nasihat yang diberikan 

saudara-saudara-Nya kepada-Nya (ay. 6-8). Meskipun saran 

itu banyak bersifat merendahkan diri-Nya, Dia tetap menjawab 

mereka dengan lembut. Perhatikanlah, bahkan apa yang dika-

takan tanpa akal budi haruslah dijawab tanpa amarah. Kita 


 440

harus belajar dari Guru kita bagaimana menjawab dengan le-

mah lembut bahkan terhadap pertanyaan yang paling kurang 

ajar dan keterlaluan. Bila mudah bagi kita untuk menemukan 

banyak kesalahan orang, kita haruslah bersikap seolah-olah 

tidak melihatnya, dan jangan terlalu ambil pusing dengan 

penghinaan orang. Mereka mengharapkan Kristus akan mene-

mani mereka ke pesta itu. Mungkin mereka berharap Dia akan 

mengikuti nasihat-nasihat mereka.  

Namun, di sini:  

(1) Dia menunjukkan adanya perbedaan antara Dia sendiri 

dan mereka, dalam dua hal:  

[1] Waktu-Nya sudah ditentukan, namun   tidak demikian de-

ngan waktu mereka: Waktu-Ku belum tiba, namun   bagi 

kamu selalu ada waktu. Marilah kita pahami ini sebagai 

waktu kepergian-Nya ke pesta itu. Bagi mereka, kapan 

pun mereka pergi tidaklah menjadi masalah, sebab 

tidak ada yang harus mereka lakukan entah di tempat 

mereka berada, yang dapat menahan mereka di sana, 

atau ke tempat mereka pergi, yang membuat mereka 

harus cepat-cepat pergi ke sana. Akan namun  , setiap me-

nit bagi Kristus sangatlah berharga, dan harus diisi 

dengan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang sudah dite-

tapkan. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan-Nya 

di Galilea sebelum Dia meninggalkan daerah itu. De-

ngan menyelaraskan cerita dalam Injil-Injil, di antara 

permohonan yang diajukan oleh saudara-saudara-Nya 

dan kepergian-Nya ke pesta ini ada  kisah tentang 

pengutusan-Nya terhadap ketujuh puluh murid (Luk. 

10:1, dst.), suatu perbuatan yang membawa dampak 

yang sangat besar. Waktu-Nya belum tiba, sebab peng-

utusan itu harus dilakukan terlebih dulu. Orang-orang 

yang hidupnya tanpa tujuan selalu memiliki  waktu, 

mereka bisa datang dan pergi kapan saja sesuka me-

reka. namun   orang-orang yang waktunya diisi untuk me-

laksanakan kewajiban sering kali merasa terhimpit, dan 

mereka tidak memiliki  waktu untuk melakukan apa 

yang yang dapat dilakukan orang lain kapan saja. 

Orang-orang yang menjadi hamba-hamba Tuhan  , seperti 

Injil Yohanes 7:1-13 

 441 

yang seharusnya demikian bagi semua orang, dan yang 

telah menjadikan diri mereka sebagai hamba-hamba 

bagi semua, seperti yang seharusnya bagi semua orang 

yang berguna, tidak boleh mengharapkan atau meng-

ingini untuk menjadi tuan atas waktu mereka sendiri. 

Namun demikian, pembatasan sebab  urusan pekerjaan 

seribu kali lebih baik dibandingkan  kebebasan untuk hidup 

bermalas-malasan. Atau, yang dimaksudkan dengan 

waktu di sini yaitu  mungkin waktu penampilan-Nya di 

muka umum di Yerusalem. Kristus, yang mengetahui 

semua orang dan segala sesuatu, tahu bahwa waktu 

yang paling baik dan paling sesuai untuk menunjukkan 

diri-Nya yaitu  pada pertengahan perayaan. Kita, yang 

tidak tahu apa-apa dan tidak berpikir panjang, cende-

rung mau mengatur diri-Nya, dan berpikir bahwa Dia 

harus membebaskan umat-Nya, dan sebab  itu harus 

menunjukkan diri-Nya sekarang juga. Bagi kita inilah 

saatnya, namun   Dialah yang paling layak untuk menen-

tukan, dan mungkin saja saat ini waktu-Nya belum tiba. 

Umat-Nya belum siap untuk dibebaskan, dan musuh-

musuh-Nya belum sampai waktunya untuk dihancur-

kan. Oleh sebab  itu, marilah kita menunggu waktu-

Nya dengan sabar, sebab semua yang dilakukan-Nya 

akan tampak paling mulia pada waktunya.  

[2] Hidup-Nya terancam, dan bukan hidup mereka (ay. 7). 

Mereka, dengan menunjukkan diri kepada dunia, tidak 

membahayakan diri mereka sendiri: “Dunia tidak dapat 

membenci kamu, sebab kamu dari dunia, anak-anaknya, 

hamba-hambanya, dan selalu menuruti keinginan-ke-

inginannya, maka tentu saja dunia mengasihi kamu 

sebagai miliknya” (15:19). Jiwa-jiwa yang tidak kudus, 

yang tidak dapat dikasihi oleh Tuhan   yang kudus, tidak 

dapat dibenci oleh dunia yang terbenam dalam keja-

hatan ini. namun   Kristus, dengan menunjukkan diri-Nya 

kepada dunia, mengundang bahaya yang terbesar bagi 

diri-Nya sendiri, sebab dunia membenci Aku. Kristus 

tidak hanya dihina, sebagai orang yang bukan apa-apa 

di dunia (dunia tidak mengenal-Nya), namun   juga dibenci, 

seolah-olah Dia telah menyakiti dunia. Begitu jahatnya 


 442

balasan yang Dia terima untuk kasih yang diberikan-

Nya kepada dunia: dosa yang berkuasa menjadi lawan 

dan seteru yang berurat akar terhadap Kristus. Akan 

namun  , mengapakah dunia membenci Kristus? Kejahat-

an apa yang telah dilakukan-Nya terhadap dunia? Apa-

kah Dia, seperti Iskandar Agung, bermaksud untuk me-

naklukkannya, dan menghancurkannya? “Tidak, namun   

sebab ” (kata Dia) “Aku bersaksi tentang dia, bahwa 

pekerjaan-pekerjaannya jahat.”  

Perhatikanlah:  

Pertama, pekerjaan-pekerjaan dunia yang jahat ada-

lah pekerjaan-pekerjaan yang jahat, seperti buah yang 

jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dunia ini gelap dan 

murtad, dan pekerjaan-pekerjaannya yaitu  pekerjaan-

pekerjaan kegelapan dan pemberontakan.  

Kedua, Yesus Tuhan kita, baik melalui diri-Nya sen-

diri maupun melalui hamba-hamba-Nya, telah dan akan 

mengungkapkan serta bersaksi melawan pekerjaan-pe-

kerjaan yang jahat dari dunia yang keji ini.  

Ketiga, dunia ini sangat merasa tidak tenang dan di-

buat marah oleh sebab  perbuatan-perbuatannya yang 

jahat ditunjukkan. yaitu  suatu kehormatan bagi ke-

baikan dan kesalehan bahwa orang-orang durhaka dan 

jahat tidak peduli untuk mendengar tentang kebaikan 

dan kesalehan itu, sebab suara hati nurani mereka 

sendiri membuat mereka malu akan kekejian yang ter-

dapat di dalam dosa. Hati nurani membuat mereka ta-

kut akan hukuman yang akan menimpa mereka sebagai 

akibat dari dosa.  

Keempat, alasan apa pun yang dibuat-buat, penye-

bab yang sebenarnya mengapa dunia memusuhi Injil 

yaitu  sebab  Injil itu bersaksi melawan dosa dan para 

pendosa. Saksi-saksi Kristus, melalui ajaran dan per-

buatan mereka, menyiksa orang-orang yang diam di 

atas bumi, dan sebab  itu mereka diperlakukan secara 

biadab (Why. 11:10). Akan namun  , lebih baik membang-

kitkan kebencian dunia dengan bersaksi melawan keja-

Injil Yohanes 7:1-13 

 443 

hatannya, dibandingkan  mendapatkan perkenanan darinya 

dengan mengikuti arusnya. 

(2) Dia tidak menghiraukan nasihat mereka, dan membuat 

rencana untuk tinggal di Galilea dulu selama beberapa 

waktu (ay. 8): “Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi 

ke situ.”  

[1] Dia memperbolehkan mereka pergi ke perayaan itu, 

meskipun mereka bersikap duniawi dan munafik di da-

lamnya. Perhatikanlah, orang-orang yang pergi ke upa-

cara-upacara agama yang kudus dengan sikap hati 

yang tidak benar dan niat yang tidak tulus sekalipun 

tidak boleh dihalang-halangi atau dicegah untuk pergi. 

Siapa tahu hati mereka akan diubahkan di sana?  

[2] Dia tidak mau pergi menemani mereka ke pesta itu, se-

bab mereka bersikap duniawi dan munafik. Orang-

orang yang pergi ke upacara-upacara agama hanya un-

tuk pamer, atau untuk memenuhi kepentingan duniawi 

lainnya, pergi tanpa Kristus, dan sebab  itu tidak akan 

memperoleh apa-apa dibandingkan nya. Betapa menyedih-

kannya keadaan orang yang menganggap dirinya ber-

saudara dengan Kristus, namun   ditolak oleh Dia, “Pergi-

lah ke ibadah itu, pergilah untuk berdoa, pergilah de-

ngarkan firman, pergilah terima sakramen, namun   Aku 

tidak akan pergi bersamamu. Pergilah engkau dan tun-

jukkanlah dirimu di hadapan Tuhan  , namun   Aku tidak 

akan menunjukkan diri-Ku untukmu,” seperti dalam Ke-

luaran 33:1-3. Jadi, jika hadirat Kristus tidak bersama 

kita, untuk apakah kita pergi? Pergilah kamu, Aku tidak 

akan pergi. saat  kita hendak pergi atau kembali dari 

mengikuti ibadah-ibadah yang khidmat, kita harus ber-

hati-hati dalam mengambil dan memilih teman seper-

jalanan. Hindarilah apa saja yang sia-sia dan duniawi, 

sebab kalau tidak, bara perasaan yang baik akan pa-

dam oleh pergaulan yang buruk. Aku belum pergi ke 

situ. Kristus tidak berkata bahwa Dia tidak akan pergi 

sama sekali, namun   belum. Alasan untuk menunda sua-

tu kewajiban bisa saja ada, namun kita tidak boleh me-

niadakan atau mengesampingkan kewajiban itu (Bil. 


 444

9:6-11). Alasan yang diberikan-Nya di sini yaitu , wak-

tu-Ku belum genap. Perhatikanlah, Yesus Tuhan kita 

sangat teliti dan tepat dalam mengetahui dan menjaga 

waktu-Nya, dan sebab  waktu-Nya itu sudah ditentu-

kan, waktu itulah yang terbaik.     

3.  Kristus terus tinggal di Galilea sampai kegenapan waktu-Nya 

tiba (ay. 9). sesudah  mengatakan hal itu kepada mereka (tauta 

de eipōn), Ia pun tinggal di Galilea. Oleh sebab  percakapan ini, 

Dia tetap tinggal di sana, sebab,  

(1) Dia tidak mau dipengaruhi oleh orang-orang yang menasi-

hati-Nya untuk mencari penghormatan dari manusia, atau 

pergi bersama mereka yang hendak membuat Dia mema-

merkan diri. Dia tidak akan mengikuti godaan itu.  

(2) Dia tidak mau berpaling dari tujuan-Nya sendiri. Dia telah 

berkata, berdasarkan pandangan yang jelas dan pertim-

bangan yang matang, bahwa Dia belum mau pergi ke pesta 

itu, dan sebab  itu Dia tetap tinggal di Galilea. Para peng-

ikut Kristus haruslah bersikap teguh seperti itu, dan tidak 

cepat goyah.  

4. Kepergian-Nya ke pesta itu saat  waktu-Nya tiba.  

Perhatikanlah:  

(1) Kapan Dia pergi: Sesudah saudara-saudara Yesus berang-

kat. Ia tidak mau pergi bersama mereka, sebab mereka 

akan membuat banyak keributan dan gangguan dengan 

dalih sedang menampilkan Dia kepada dunia. Jelaslah tam-

pak dalam nubuat maupun dalam jiwa-Nya sendiri bahwa 

Dia tidak akan berteriak-teriak atau memperdengarkan sua-

ranya di jalan (Yes. 42:2). Sebaliknya, Dia pergi sesudah  me-

reka. Sah-sah saja bagi kita untuk bergabung dalam iba-

dah yang sama dengan orang-orang yang harus kita tolak 

untuk berteman dan bergaul akrab, sebab berkat dari upa-

cara-upacara ibadah bergantung pada anugerah Tuhan  , dan 

bukan pada kebaikan sesama kita yang ikut beribadah. 

Saudara-saudara-Nya yang duniawi pergi terlebih dulu, dan 

baru kemudian Dia pergi. Perhatikanlah, dalam ibadah-

ibadah lahiriah mungkin saja orang-orang munafik memu-

lai terlebih dulu dibandingkan  mereka yang benar-benar tulus. 

Banyak orang yang sampai di Bait Tuhan   terlebih dulu, namun   

Injil Yohanes 7:1-13 

 445 

mereka dibawa ke sana oleh kesombongan yang sia-sia, 

dan pergi dari sana tanpa dibenarkan, seperti orang Farisi 

dalam Lukas 18:11. Masalahnya bukan, siapa yang terlebih 

dulu datang? melainkan, siapa yang datang dengan paling 

layak? Jika kita membawa serta hati kita, maka tidak 

menjadi masalah siapa yang datang mendahului kita. 

(2) Bagaimana Dia pergi, ōs en kryptō – seolah-olah Dia me-

nyembunyikan diri-Nya sendiri: tidak terang-terangan namun   

diam-diam, lebih sebab  takut menyinggung dibandingkan  ka-

rena takut terluka. Dia pergi ke pesta itu, sebab  pesta itu 

merupakan kesempatan untuk memuliakan Tuhan   dan ber-

buat baik. Akan namun  , Dia pergi seolah secara sembunyi-

sembunyi, sebab  Dia tidak mau membangkitkan amarah 

pihak penguasa. Perhatikanlah, yang terbaik yaitu  bila 

pekerjaan Tuhan   yang dilakukan dengan berhasil dilakukan 

tanpa menimbulkan keributan. Kerajaan Tuhan   tidak perlu 

datang dengan tanda-tanda lahiriah (Luk. 17:20). Kita boleh 

melakukan pekerjaan Tuhan   secara sembunyi-sembunyi, na-

mun tidak melakukannya dengan menipu.  

5.  Pengharapan besar orang-orang Yahudi di Yerusalem terhadap 

Dia (ay. 11-14). Kristus kini telah menjadikan diri-Nya sebagai 

bahan perbincangan dan perhatian orang banyak. Ini terjadi 

sebab  saat  datang ke pesta-pesta perayaan sebelumnya, Ia 

membuat diri-Nya sendiri dikenal orang dengan mujizat-muji-

zat yang diadakan-Nya. 

(1) Tidak bisa tidak, mereka pasti memikirkan-Nya (ay. 11): 

Orang-orang Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: 

“Di manakah Ia?”  

[1] Orang-orang biasa sangat ingin melihat-Nya di sana. 

Mereka rindu memuaskan rasa ingin tahu mereka de-

ngan memandang orangnya dan mujizat-mujizat yang 

diperbuat-Nya. Mereka menganggap bahwa tidak perlu 

bagi mereka untuk pergi mencari-Nya di Galilea. Pada-

hal, seandainya mereka melakukannya, usaha mereka 

itu tidak akan sia-sia. Sebaliknya, mereka hanya berha-

rap kalau-kalau pesta itu akan membawa-Nya ke Yeru-

salem, dan baru pada saat itulah mereka akan melihat-

Nya. Mereka ingin mengenal Kristus hanya jika kesem-


 446

patan untuk itu datang kepada mereka dengan sendiri-

nya. Mereka mencari Dia di pesta itu. saat  kita menan-

ti-nantikan Tuhan   dalam ibadah-ibadah suci-Nya, kita 

harus mencari Kristus di dalamnya, mencari-Nya di 

pesta-pesta perayaan Injil. Orang-orang yang ingin meli-

hat Kristus di pesta harus mencari-Nya di sana. Atau, 

[2] Mungkin musuh-musuh-Nyalah yang sedang menung-

gu-nunggu kesempatan untuk menangkap-Nya, dan, 

jika mungkin, untuk menghentikan perkembangan pe-

kerjaan-Nya selama-lamanya. Mereka bertanya, “Di ma-

nakah Ia?” pou esin ekeinos – di manakah orang itu? Be-

gitu menghina dan merendahkannya mereka berbicara 

tentang Dia. Pesta itu seharusnya mereka sambut 

sebagai kesempatan untuk melayani Tuhan  , namun bu-

kannya begitu, mereka malah menjadikannya sebagai 

kesempatan untuk menganiaya Kristus. Demikianlah 

yang terjadi  dengan Saul yang berharap untuk membu-

nuh Daud sesudah bulan baru (1Sam. 20:27). Orang-

orang yang mencari kesempatan untuk berbuat dosa 

dalam perkumpulan-perkumpulan ibadah yang khidmat 

sungguh teramat sangat mencemarkan ketetapan-kete-

tapan ibadah-Nya. Mereka menantang-Nya di tanah-Nya 

sendiri. Ini sama saja dengan melakukan kejahatan di 

ruang pengadilan.  

(2)  Orang banyak berbeda-beda perasaan tentang Dia (ay. 12): 

Banyak terdengar bisikan, atau lebih tepatnya gumaman, di 

antara orang banyak tentang Dia. Permusuhan para pe-

nguasa melawan Kristus, dan pencarian mereka terhadap-

Nya, membuat-Nya semakin banyak diperbincangkan dan 

diamat-amati orang banyak. Melalui segala pertentangan 

yang ditujukan kepadanya, Injil Kristus telah mendapat pi-

jakan, dan semakin banyak ditanyakan orang. Dan, dengan 

mendapat perlawanan di mana-mana, Injil-Nya telah dibi-

carakan di mana-mana. Melalui sarana ini Injil telah terse-

bar ke tempat-tempat yang lebih jauh, dan kebaikan-

kebaikan ajaran-Nya pun sudah semakin banyak diselidiki. 

Bisikan-bisikan itu bukan melawan Kristus, melainkan 

tentang Dia. Sebagian orang berbisik-bisik terhadap para 

penguasa, sebab para penguasa ini tidak mau menerima 

Injil Yohanes 7:1-13 

 447 

dan memberikan dukungan kepada-Nya. Yang lain lagi ber-

bisik-bisik terhadap para penguasa, sebab  mereka tidak 

membungkam mulut-Nya dan menahan Dia. Sebagian lagi 

berbisik-bisik bahwa Dia mendapat banyak perhatian di 

Galilea, sementara yang lain berbisik-bisik bahwa Dia ha-

nya mendapat sedikit perhatian di Yerusalem. Perhatikan-

lah, Kristus dan agama-Nya telah, dan akan selalu, menjadi 

bahan pertentangan dan perbantahan di antara orang 

banyak (Luk. 12:51-52). Seandainya semua orang mau me-

nyambut Kristus, seperti yang sudah seharusnya mereka 

perbuat, maka akan ada damai sejahtera yang sempurna di 

antara mereka. Akan namun  , jika sebagian orang menerima 

terang namun sebagian yang lain tetap bersikeras menolak-

nya, maka akan terdengar banyak bisikan. Tulang-tulang di 

lembah, saat  mereka mati dan kering, hanya terhampar 

diam. Namun, saat  dinubuatkan kepada mereka, hidup-

lah, maka terdengarlah suara yang berderak-derak (Yeh. 

37:7). namun   lebih baik ribut dan berselisih di dalam kebe-

basan dan dalam pekerjaan, dibandingkan  tenang dan rukun di 

dalam penjara. Nah, apa perasaan-perasaan orang banyak 

ini tentang Dia?  

[1] Ada yang berkata, “Ia orang baik.” Ini memang benar, 

namun   jauh dari kebenaran yang seutuhnya. Dia bukan 

hanya orang baik, melainkan juga lebih dibandingkan  seka-

dar seorang manusia. Dia ini Anak Tuhan  . Banyak orang 

yang tidak memiliki  pikiran-pikiran jahat tentang 

Kristus berpikiran rendah tentang Dia, dan mereka 

hampir tidak menghormati-Nya, bahkan sekalipun me-

reka berbicara yang baik-baik tentang dia. Ini disebab-

kan sebab  semua yang mereka katakan itu belum ada 

apa-apanya. Namun demikian, pernyataan itu tetap 

mendatangkan kehormatan kepada-Nya, dan juga men-

datangkan celaan bagi orang-orang yang menganiaya-

Nya, bahwa mereka yang tidak mau memercayai-Nya 

sebagai Mesias pun mau tidak mau mengakui-Nya seba-

gai seorang yang baik. 

[2]  Ada pula yang berkata, “Tidak, Ia menyesatkan rakyat.” 

Seandainya ini benar, Dia pasti orang yang sangat 

jahat. Namun kenyataannya, ajaran yang disampaikan-


 448

Nya sangat baik, dan tidak dapat dibantah, mujizat-

mujizat-Nya nyata, dan tidak bisa disangkal. Perilaku-

Nya bisa disaksikan kudus dan baik. Walaupun demi-

kian, di balik semua kebenaran ini ada kecurangan ter-

sembunyi yang dilakukan imam-imam kepala untuk 

menentang dan menangkap-Nya. Bisikan-bisikan se-

perti yang ada di antara orang-orang Yahudi mengenai 

Kristus ini masih terdengar juga di antara kita sampai 

sekarang ini. Para penganut ajaran Sosinian (Orang 

yang tidak mengakui ke-Tuhan  -an Kristus dan sebab  itu 

juga menyangkal Trinitas – pen.) berkata bahwa Ia 

orang baik, namun   hanya sampai di situ saja yang mere-

ka sampaikan. Para penganut ajaran Deisme (keperca-

yaan bahwa Tuhan   tidak melibatkan diri dalam peristiwa-

peristiwa yang terjadi di dunia – pen.) tidak akan me-

ngatakan Ia orang baik. Mereka mengatakan Ia menye-

satkan rakyat. Demikianlah, sebagian orang merendah-

kan-Nya, sebagian yang lain melecehkan-Nya, namun 

tetap saja agunglah kebenaran itu.  

[3] Mereka tidak berbicara banyak tentang Dia sebab  ta-

kut terhadap para pemimpin mereka (ay. 13): Tidak se-

orang pun yang berani berkata terang-terangan tentang 

Dia sebab  takut terhadap orang-orang Yahudi. Hal ini 

terjadi sebab :  

Pertama, mereka tidak berani berbicara baik tentang 

Dia secara terang-terangan. Walaupun semua orang 

bebas mencemooh dan menghina-Nya, tidak ada yang 

berani membela-Nya. Atau mungkin,  

Kedua, mereka tidak berani berbicara apa-apa sama 

sekali tentang Dia secara terang-terangan. Oleh sebab  

tidak ada yang dapat dikatakan dengan adil untuk me-

lawan-Nya, mereka tidak memperbolehkan satu hal pun 

dikatakan tentang-Nya. Menyebut nama-Nya saja sudah 

merupakan tindak kejahatan. Demikianlah banyak 

orang berusaha menekan kebenaran, dengan berdalih 

ingin membungkam segala perselisihan tentangnya. Me-

reka berusaha meredam segala pembicaraan tentang 

agama, berharap bahwa dengan begitu mereka dapat 

menguburkan agama itu. 

Injil Yohanes 7:14-36 

 449 

Kristus pada Perayaan Pondok Daun 

(7:14-36) 

14 Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Tuhan   lalu 

mengajar di situ. 15 Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: “Bagai-

manakah orang ini memiliki  pengetahuan demikian tanpa belajar!” 16 

Jawab Yesus kepada mereka: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, 

namun   dari Dia yang telah mengutus Aku. 17 Barangsiapa mau melakukan ke-

hendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Tuhan  , entah Aku 

berkata-kata dari diri-Ku sendiri. 18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya 

sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, namun   barangsiapa mencari 

hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran 

padanya. 19 Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepada-

mu? Namun tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan hukum 

Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?” 20 Orang banyak itu 

menjawab: “Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha membunuh 

Engkau?” 21 Jawab Yesus kepada mereka: “Hanya satu perbuatan yang Kula-

kukan dan kamu semua telah heran. 22 Jadi: Musa menetapkan supaya 

kamu bersunat – sebenarnya sunat itu tidak berasal dari Musa, namun   dari 

nenek moyang kita – dan kamu menyunat orang pada hari Sabat! 23 Jikalau 

seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum 

Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, sebab  Aku menyembuhkan 

seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat. 24 Janganlah menghakimi 

menurut apa yang nampak, namun   hakimilah dengan adil.” 25 Beberapa orang 

Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? 26 Dan 

lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa 

kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia 

yaitu  Kristus? 27 namun   tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, 

namun   bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana 

asal-Nya.” 28 Waktu Yesus mengajar di Bait Tuhan  , Ia berseru: “Memang Aku 

kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan 

atas kehendak-Ku sendiri, namun   Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak 

kamu kenal. 29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang 

mengutus Aku.” 30 Mereka berusaha menangkap Dia, namun   tidak ada se-

orang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba. 31 namun   di an-

tara orang banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya dan mereka ber-

kata: “Apabila Kristus datang, mungkinkah Ia akan mengadakan lebih 

banyak mujizat dari pada yang telah diadakan oleh Dia ini?” 32 Orang-orang 

Farisi mendengar orang banyak membisikkan hal-hal itu mengenai Dia, dan 

sebab  itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi menyuruh penjaga-

penjaga Bait Tuhan   untuk menangkap-Nya. 33 Maka kata Yesus: “Tinggal sedi-

kit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepa-

da Dia yang telah mengutus Aku. 34 Kamu akan mencari Aku, namun   tidak 

akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di 

mana Aku berada.” 35 Orang-orang Yahudi itu berkata seorang kepada yang 

lain: “Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan 

Dia? Adakah maksud-Nya untuk pergi kepada mereka yang tinggal di 

perantauan, di antara orang Yunani, untuk mengajar orang Yunani? 36 Apa-

kah maksud perkataan yang diucapkan-Nya ini: Kamu akan mencari Aku, 

namun   kamu tidak akan bertemu dengan Aku, dan: Kamu tidak dapat datang 

ke tempat di mana Aku berada?” 


 450

Di sini ada :  

I.   Pengajaran Kristus di hadapan orang banyak di Bait Tuhan   (ay. 14): 

Dia masuk ke Bait Tuhan   lalu mengajar, sesuai dengan kebiasaan-

Nya saat  berada di Yerusalem. Pekerjaan-Nya yaitu  mengajar-

kan Injil kerajaan, dan Dia selalu melakukannya di setiap tempat 

keramaian. Ajaran yang disampaikan-Nya itu tidak dicatat di sini, 

sebab  mungkin isinya sama saja dengan ajaran-ajaran yang 

sudah disampaikan-Nya di Galilea, yang sudah dicatat oleh penu-

lis-penulis Injil lain. Sebab Injil sama saja, baik bagi orang-orang 

biasa maupun bagi orang-orang terhormat. namun   apa yang dapat 

diamati di sini yaitu  bahwa waktu itu pesta sedang berlangsung, 

hari keempat atau kelima dari delapan hari pesta. Entah Dia baru 

tiba di Yerusalem pada pertengahan pesta atau sudah datang 

pada awal pesta namun   baru tampil sekarang ini, tidaklah pasti. 

Akan namun  , bila ada yang bertanya mengapa Dia tidak masuk ke 

Bait Tuhan   lebih awal untuk mengajar? Maka pertanyaan itu bisa 

dijawab sebagai berikut:  

1.  sebab  orang-orang akan lebih punya waktu luang untuk 

mendengarkan-Nya, dan, dengan begitu boleh diharapkan, 

akan lebih siap mendengarkan-Nya, sesudah  beberapa hari 

sibuk mengurusi tempat dagangan mereka, seperti yang biasa 

mereka lakukan pada hari raya Pondok Daun.  

2. sebab  Dia lebih memilih untuk muncul sesudah kawan 

maupun lawan-Nya berhenti mencari-Nya. Dengan demikian 

Dia memberikan contoh mengenai cara yang akan dipakai-Nya 

dalam kedatangan-Nya, yaitu muncul pada tengah malam 

(Mat. 25:6). Akan namun  , mengapa sekarang Dia muncul secara 

terang-terangan seperti itu? Pasti ini untuk mempermalukan 

orang-orang yang berusaha menganiaya-Nya, yaitu imam-

imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.  

(1) Dengan menunjukkan bahwa Dia tidak takut terhadap me-

reka atau terhadap kekuasaan mereka, meskipun mereka 

sangat geram terhadap-Nya (Yes. 50:7-8).  

(2) Dengan mengambil-alih pekerjaan mereka dari tangan me-

reka. Tugas mereka yaitu  mengajar orang-orang di Bait 

Tuhan  , dan khususnya pada hari raya Pondok Daun (Neh. 

8:17-18). Akan namun  , sebab  mereka sama sekali tidak 

Injil Yohanes 7:14-36 

 451 

mengajar orang atau menyampaikan ajaran-ajaran yang 

hanya berupa perintah-perintah manusia saja, maka Ia 

pun masuk ke Bait Tuhan   dan mengajar orang-orang di 

sana. saat  gembala-gembala Israel memangsa kawanan 

domba mereka sendiri, maka itulah waktunya bagi Sang 

Gembala agung untuk tampil, seperti yang sudah dijanji-

kan (Yeh. 34:22-23; Mal. 3:1).  

II.  Percakapan-Nya dengan orang-orang Yahudi sesudah  ini. Pembica-

raan itu dapat diringkas ke dalam empat hal pokok:  

1.  Mengenai ajaran-Nya.  

Perhatikanlah di sini:  

(1) Bagaimana orang-orang Yahudi mengagumi ajaran-Nya itu 

(ay. 15): Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: 

“Bagaimanakah orang ini memiliki  pengetahuan demi-

kian tanpa belajar!”  

Perhatikanlah di sini: 

[1]  Bahwa Yesus Tuhan kita tidak mendapat pendidikan di 

sekolah-sekolah para nabi atau belajar di bawah asuh-

an para rabi. Bukan saja tidak bepergian untuk belajar, 

seperti yang dilakukan para filsuf, Dia juga tidak me-

manfaatkan sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga 

pendidikan di negeri-Nya sendiri. Musa dididik dalam 

pengetahuan orang-orang Mesir, namun Kristus tidak 

dididik bahkan dalam pengetahuan orang-orang Ya-

hudi. sebab  sudah menerima Roh dengan tidak terba-

tas, Dia tidak perlu menerima pengetahuan apa pun 

dari manusia atau melalui manusia. Pada waktu kemun-

culan Kristus, pendidikan berkembang sangat pesat 

baik di dalam Kekaisaran Romawi maupun di dalam 

jemaat Yahudi, lebih dibandingkan  dalam zaman apa pun 

sebelum atau sesudahnya. Dan dalam masa yang haus 

akan pengetahuan seperti itulah Kristus memilih men-

dirikan agama-Nya, dan tidak pada masa saat  orang 

masih buta huruf, supaya jangan sampai agama-Nya 

tampak sebagai suatu rancangan yang dipaksakan ke-

pada dunia. Namun demikian, Dia sendiri tidak mem-

pelajari pengetahuan yang sedang digemari di kala itu. 


 452

[2]  Bahwa Kristus memiliki  pengetahuan, meskipun Dia 

tidak pernah belajar. Dia menguasai kitab-kitab suci, 

meskipun Dia tidak pernah berguru pada seorang ahli 

Taurat mana pun. Penting bagi hamba-hamba Kristus 

untuk memiliki  pengetahuan, seperti Dia. Dan ka-

rena kita tidak bisa berharap dapat memiliki pengetahu-

an seperti yang dimiliki-Nya, yaitu melalui pewahyuan, 

kita harus bersusah payah untuk memperolehnya de-

ngan cara-cara biasa.  

[3]  Bahwa pengetahuan Kristus yang demikian, meskipun 

tanpa belajar, membuat-Nya benar-benar luar biasa dan 

menakjubkan. Orang-orang Yahudi membicarakan hal 

ini di sini dengan penuh rasa takjub.  

Pertama, sebagian orang, kelihatannya, mengatakan-

nya untuk menghormati Dia: Dia yang tidak pernah be-

lajar, namun jauh mengungguli semua orang lain yang 

pernah belajar, pasti dikaruniai dengan pengetahuan 

ilahi.  

Kedua, sebagian yang lain mungkin menyebutkan-

nya untuk melecehkan dan menghina Dia: Apa pun 

yang tampak dimiliki-Nya, Dia tidak benar-benar memi-

liki pengetahuan yang sesungguhnya, sebab Dia tidak 

pernah belajar di perguruan tinggi, atau memiliki  

gelar apa pun.  

Ketiga, sebagian yang lain lagi mungkin bermaksud 

mengatakan bahwa Dia mendapatkan pengetahuan-Nya 

dengan belajar ilmu sihir, atau dengan cara-cara terten-

tu yang dilarang. Oleh sebab  mereka tidak tahu bagai-

mana Dia bisa menjadi seorang cendekiawan seperti itu, 

mereka langsung saja menganggap Dia tukang sihir.       

(2)  Apa yang ditegaskan-Nya mengenai ajaran-Nya itu.  

Ada tiga hal: 

[1] Bahwa ajaran-Nya bersifat ilahi (ay. 16): “Ajaran-Ku 

tidak berasal dari diri-Ku sendiri, namun   dari Dia yang 

telah mengutus Aku.” Mereka tersinggung sebab  Dia 

berani mengajar, padahal Dia tidak pernah belajar. 

Untuk menanggapi hal ini, Dia berkata kepada mereka 

bahwa ajaran-Nya bukanlah sesuatu yang dapat dipela-

Injil Yohanes 7:14-36 

 453 

jari, sebab ajaran-Nya bukan hasil pemikiran manusia 

dan kekuatan-kekuatan alami, yang bisa diperluas dan 

ditingkatkan dengan membaca serta bertukar pikiran, 

melainkan itu yaitu  pewahyuan ilahi. Sebagai Tuhan  , 

yang sama dengan Bapa, sah saja bila Dia berkata, 

“Ajaran-Ku berasal dari diri-Ku sendiri, dan dari Dia 

yang telah mengutus Aku.” Akan namun  , sebab  sekarang 

Dia sedang dalam keadaan merendahkan diri, dan 

sebagai Pengantara, Hamba Tuhan  , maka lebih sesuai 

bagi-Nya untuk berkata, “Ajaran-Ku tidak berasal dari 

diri-Ku sendiri, tidak hanya milik-Ku sendiri, tidak ber-

mula dari diri-Ku sendiri, sebagai Anak Manusia dan 

Pengantara, namun   dari Dia yang telah mengutus Aku. 

Ajaran-Ku tidak berpusat dalam diri-Ku sendiri, dan 

juga tidak menuju kepada diri-Ku sendiri pada akhir-

nya, namun   kepada Dia yang telah mengutus Aku.” Ten-

tang Sang Nabi Agung, Tuhan   telah berjanji bahwa Dia 

akan menaruh firman-Nya dalam mulutnya (Ul. 18:18), 

yang tampaknya merujuk pada Kristus di sini. Per-

hatikanlah, yaitu  suatu penghiburan bagi orang-orang 

yang memeluk ajaran Kristus, dan suatu penghukuman 

bagi orang-orang yang menolaknya, bahwa ajaran-Nya 

itu yaitu  ajaran ilahi: ajaran-Nya itu berasal dari Tuhan   

dan bukan dari manusia. 

[2] Bahwa yang paling layak untuk menghakimi apakah 

ajaran Kristus ini mengandung kebenaran dan kuasa 

ilahi yaitu  mereka yang dengan tulus dan lurus hati 

menginginkan dan berusaha untuk melakukan kehen-

dak Tuhan   (ay. 17): Barangsiapa mau melakukan kehen-

dak-Nya, mau meleburkan kehendaknya sendiri dengan 

kehendak Tuhan  , ia akan tahu entah ajaran-Ku ini ber-

asal dari Tuhan  , entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sen-

diri.  

Perhatikanlah di sini:  

Pertama, apa pertanyaan yang diajukan mengenai 

ajaran Kristus itu, apakah ajaran-Nya berasal dari Tuhan   

atau bukan, apakah Injil merupakan pewahyuan ilahi 

atau suatu penipuan. Kristus sendiri bersedia jika ajar-


 454

an-Nya itu diselidiki apakah berasal dari Tuhan   atau bu-

kan. Kristus bersedia, jadi hamba-hamba-Nya harus 

lebih bersedia lagi. Dan kita harus peduli untuk me-

mastikan pijakan apa yang kita gunakan untuk berdiri, 

sebab jika kita tertipu, maka kita tertipu dengan sangat 

mengenaskan.  

Kedua, siapa yang besar kemungkinannya akan ber-

hasil dalam penyelidikan ini: orang-orang yang melaku-

kan kehendak Tuhan  , atau yang setidaknya berkeinginan 

untuk melakukannya.  

Sekarang perhatikanlah:  

1.  Siapa orang-orang yang mau melakukan kehendak 

Tuhan   itu. Mereka yaitu  orang-orang yang bersikap 

adil dalam mencari kehendak Tuhan  , dan tidak di-

butakan oleh hawa nafsu atau kepentingan-kepen-

tingan apa pun. Oleh anugerah Tuhan  , mereka yang 

demikian bertekad untuk mematuhi kehendak Tuhan   

saat  mereka mengetahui apa kehendak-Nya. Mere-

ka yaitu  orang-orang yang benar-benar tulus hati 

dalam berhubungan dengan Tuhan  , dan sungguh-

sungguh ingin memuliakan serta menyenangkan-

Nya.  

2. Dari mana orang yang demikian dapat mengetahui 

kebenaran dari ajaran Kristus.  

(1) Kristus telah berjanji untuk memberikan penge-

tahuan kepada orang yang demikian. Dia telah 

berkata bahwa ia akan tahu, dan Dia dapat mem-

berikan pengertian. Orang-orang yang meman-

faatkan terang yang mereka miliki, dan yang ber-

tekun untuk hidup sesuai dengan terang itu, 

akan dilindungi oleh anugerah ilahi dari kesalah-

an-kesalahan yang merusak.  

(2) Mereka dibentuk dan dipersiapkan untuk mene-

rima pengetahuan itu. Orang yang cenderung 

tunduk pada peraturan-peraturan hukum ilahi 

pasti dengan mudah dapat menerima pancaran-

pancaran terang ilahi. Barangsiapa memiliki , 

maka kepadanya akan diberi. Orang-orang yang 

Injil Yohanes 7:14-36 

 455 

berakal budi yang baik yaitu  orang-orang yang 

melakukan perintah-perintah-Nya (Mzm. 111:10). 

Orang-orang yang menyerupai Tuhan   besar ke-

mungkinannya akan memahami-Nya.   

[3] Bahwa dengan ini tampak bahwa Kristus, sebagai se-

orang Guru, tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, se-

bab Dia tidak mencari hormat bagi diri-Nya sendiri (ay. 

18).  

Pertama, lihatlah di sini ciri-ciri seorang penipu: ia 

mencari hormat bagi dirinya sendiri, yang merupakan 

pertanda bahwa ia berkata-kata dari dirinya sendiri, se-

perti yang sudah diperbuat oleh para mesias dan nabi 

palsu. Inilah gambaran para pendusta: mereka berkata-

kata dari diri mereka sendiri, dan mereka tidak diberi 

tugas atau perintah apa pun dari Tuhan  . Mereka tidak 

diberi mandat kecuali kehendak mereka sendiri, dan 

mereka tidak diberi ilham kecuali angan-angan mereka 

sendiri, rancangan dan tipu muslihat mereka sendiri. 

Para duta tidak berkata-kata dari diri mereka sendiri. 

Para pelayan yang mengagung-agungkan diri dengan 

berkata-kata dari diri mereka sendiri bukanlah hamba-

hamba Kristus yang sebenar-benarnya. namun   lihatlah 

bagaimana para pendusta diungkapkan. Kepalsuan me-

reka dibuktikan dengan melihat hal ini, yaitu bahwa 

mereka hanya mencari hormat bagi diri mereka sendiri. 

Orang-orang yang mencari kehormatan sendiri selalu 

berkata-kata tentang diri mereka sendiri. Orang-orang 

yang berkata-kata dari Tuhan   akan berbicara bagi Tuhan  , 

dan demi kemuliaan-Nya. Orang-orang yang mengede-

pankan keinginan dan kepentingan mereka sendiri 

membuktikan bahwa mereka tidak diutus oleh Tuhan  . 

 Kedua, lihatlah ciri-ciri berlawanan yang diberikan 

Kristus tentang diri-Nya dan ajaran-Nya: Barangsiapa 

mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, seperti 

Aku, jelaslah bahwa ia benar.  

1.  Dia diutus oleh Tuhan  . Guru-guru yang diutus oleh 

Tuhan  , dan hanya mereka ini saja, yang harus kita te-

rima dan kita sambut. Orang-orang yang membawa 


 456

pesan ilahi harus membuktikan tugas perutusan 

ilahi mereka, melalui pewahyuan khusus atau mela-

lui ketetapan biasa.  

2. Dia mencari hormat bagi Tuhan  . Baik tujuan ajaran-

Nya maupun maksud perbuatan-Nya seluruhnya 

terarah untuk memuliakan Tuhan  .  

3.  Ini merupakan bukti bahwa Dia benar, dan tidak 

ada kepalsuan dalam diri-Nya. Guru-guru palsu 

sungguh sangat fasik. Mereka berbuat tidak benar 

terhadap Tuhan   yang nama-Nya mereka lecehkan, 

dan tidak benar terhadap jiwa-jiwa manusia yang 

mereka paksa untuk menerima ajaran mereka. Tidak 

ada lagi kepalsuan lain yang lebih fasik dibandingkan  

perbuatan ini. Akan namun  , Kristus memperlihatkan 

bahwa Dia benar, bahwa Dia benar-benar seperti 

apa yang telah dikatakan-Nya sendiri, bahwa tidak 

ada ketidakbenaran dalam diri-Nya, tidak ada kepal-

suan di dalam ajaran-Nya, dan tidak ada kekeliruan 

atau penipuan di dalam hubungan-Nya dengan kita.     

2.  Mereka berbicara tentang kejahatan yang dituduhkan kepada-

Nya sebab  menyembuhkan orang lumpuh dan menyuruhnya 

mengangkat tilamnya pada hari Sabat. Masalah ini sudah 

mereka permasalahkan dengan-Nya sebelumnya dan masih 

terus dijadikan alasan bagi mereka untuk memusuhi-Nya.  

(1) Dia menentang dan balik membalas mereka, dengan mem-

persalahkan mereka atas kebiasaan-kebiasaan mereka sen-

diri yang jauh lebih buruk (ay. 19). Bagaimana mungkin 

mereka tanpa malu menegur-Nya sebab  melanggar hukum 

Musa, sementara mereka sendiri dengan begitu terang-

terangan sudah melanggarnya? Bukankah Musa yang telah 

memberikan hukum Taurat kepadamu? Memiliki hukum 

Taurat merupakan kehormatan bagi mereka, sebab tidak 

ada bangsa lain yang memiliki  hukum seperti itu. Akan 

namun  , sebab  kejahatan merekalah sampai tidak ada se-

orang pun di antara mereka yang menjalankan hukum Tau-

rat itu. Mereka memberontak terhadapnya, dan hidup ber-

tentangan dengannya. Banyak orang diberi hukum, namun   

mereka tidak menjalankan hukum yang sudah mereka mi-

Injil Yohanes 7:14-36 

 457 

liki. Ketidaktaatan mereka terhadap hukum Taurat itu dila-

kukan oleh semua orang: tidak seorang pun di antara kamu 

yang melakukan hukum Taurat itu, baik mereka yang 

duduk di tempat-tempat terhormat, yang seharusnya tahu 

paling banyak, maupun mereka yang duduk di tempat-tem-

pat pengabdian, yang seharusnya paling taat. Mereka suka 

membangga-banggakan hukum Taurat dan mengaku-nga-

ku sangat mencintainya, dan geram terhadap Kristus kare-

na Dia tampak melanggarnya, namun tidak seorang pun 

dari antara mereka sendiri yang melakukan hukum Taurat 

itu. Ini seperti orang-orang yang berkata bahwa mereka 

berpihak kepada gereja, namun mereka sendiri tidak 

pernah pergi ke gereja. Kejahatan mereka semakin bertam-

bah sebab  mereka menganiaya Kristus yang menurut me-

reka melanggar hukum Taurat, padahal justru mereka sen-

dirilah yang tidak memeliharanya: “Tidak seorang pun dari 

antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu, kalau be-

gitu mengapa kamu berusaha membunuh-Ku sebab  tidak 

melakukannya?” Perhatikanlah, orang-orang yang paling 

keras mengecam orang lain sebab  suatu kesalahan biasa-

nya dengan sendirinya paling bersalah atas kesalahan yang 

sama. Begitulah orang-orang munafik itu, mereka bersema-

ngat mengeluarkan selumbar dari mata saudara mereka, 

namun   tidak sadar akan balok di dalam mata mereka sen-

diri. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku? Sebagian 

orang menganggap hal ini sebagai bukti bahwa mereka 

tidak melakukan hukum Taurat. “Kamu tidak melakukan 

hukum Taurat, sebab seandainya kamu melakukannya, 

kamu pasti akan lebih mengenali keadaan dirimu sendiri 

dan tidak berusaha membunuh-Ku sebab  melakukan per-

buatan baik.” Orang-orang yang mendukung diri sendiri 

dan kepentingan mereka dengan jalan melakukan peng-

aniayaan dan kekerasan, apa pun alasan mereka (sekali-

pun menyebut diri sendiri sebagai custodes utriusque 

tabulæ – penjaga ketertiban umum), bukanlah pelaku hu-

kum Tuhan  . Chemnitius memahami hal ini sebagai alasan 

mengapa sudah tiba waktunya untuk menggantikan hu-

kum Musa dengan Injil, sebab  hukum Taurat didapati 

tidak berkuasa untuk mengendalikan dosa: “Musa mem-


 458

berimu hukum Taurat, namun   kamu tidak melakukannya, 

dan juga tidak dilindungi olehnya untuk menghindari keja-

hatan be