Yohanes 1-16 12

Kamis, 30 Januari 2025

Yohanes 1-16 12


 


njadi milik-Nya. Biarlah Dia melakukan 

semua hal yang mereka butuhkan, mengajar mere-

ka, menyembuhkan mereka, membayar utang mere-

ka, membela perkara mereka, menyiapkan dan men-

jaga mereka untuk masuk dalam kehidupan kekal. 

Biarlah Dia melakukan yang terbaik bagi mereka. 

Bapa dapat menyerahkan mereka sesuai dengan 

perkenanan-Nya: Sebagai ciptaan, kehidupan dan 

keberadaan mereka berasal dari Dia, sebagai orang 

berdosa, mereka kehilangan kehidupan dan keber-

adaan mereka dari Dia pula. Bisa saja Ia menjual 

mereka demi tuntutan keadilan-Nya dan menyerah-

kan mereka kepada para penyiksa. Namun, ini tidak 

dilakukan-Nya. Sebaliknya, Ia mengangkat mereka 

kembali sebagai tanda peringatan akan rasa kasih-

an-Nya dan membawa mereka kepada Sang Juru-

selamat. Orang-orang yang dipilih Tuhan   menjadi 

sasaran kasih-Nya yang khusus dipercayakan-Nya 

ke dalam tangan Kristus.  

2. Yesus Kristus telah berjanji bahwa tidak akan ada 

yang hilang dari semua yang telah diberikan Bapa 

kepada-Nya. Banyak orang yang dibawa-Nya pada 


 388

kemuliaan. Semuanya akan segera terjadi dan tidak 

seorang pun dari anak-anak ini akan hilang (Mat. 

18:14). Tidak seorang pun dari mereka akan hilang 

akibat kekurangan anugerah yang menguduskan 

mereka. Jika aku tidak membawa dia kepadamu dan 

menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang 

berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya 

(Kej. 43:9).  

3. Usaha Kristus bagi orang-orang yang diberikan ke-

pada-Nya terus berlanjut sampai pada kebangkitan 

tubuh mereka. Aku akan membangkitkan mereka 

pada akhir zaman, yang merampungkan semua yang 

sudah terjadi, untuk memahkotai dan menggenap-

kan seluruh usaha-Nya. Tubuh merupakan bagian 

dari manusia, sebab  itu tubuh juga merupakan 

bagian dari penebusan dan tanggung jawab Kristus. 

Hal ini berkaitan dengan janji itu, dan sebab  itu 

tidak akan ada bagian yang hilang. Usaha dan janji-

Nya itu bukan hanya agar Ia tidak akan kehilangan  

seorang pun, satu orang pun, namun   juga agar Ia ti-

dak kehilangan apa pun, bagian apa pun dari orang 

itu, dan sebab  itu termasuk juga tubuhnya. Peker-

jaan Kristus tidak akan digenapi sampai terjadinya 

kebangkitan, saat  roh dan tubuh orang-orang 

kudus akan dipersatukan kembali dan dikumpulkan 

di hadapan Kristus, supaya Ia dapat mempersem-

bahkan mereka kepada Bapa: Sesungguhnya, inilah 

Aku dan anak-anak yang diberikan Tuhan   kepada-Ku 

(Ibr. 2:13; 2Tim. 1:12).  

4.  Sumber dan asal usul semua ini yaitu  kehendak 

berdaulat dari Tuhan  , dari rancangan kehendak-Nya. 

Berdasarkan inilah Ia mengerjakan semua usaha-

Nya itu. Inilah perintah yang Tuhan   berikan kepada 

Anak-Nya saat  Ia mengutus-Nya ke dunia ini, dan 

kepada perintah-Nya inilah mata Anak itu tertuju. 

Kedua, perintah umum yang diberikan kepada anak-

anak manusia. Perintah ini berisi cara dan syarat yang 

harus diikuti mereka untuk bisa menerima keselamatan 

melalui Kristus. Dan inilah kovenan anugerah antara 

Injil Yohanes 6:28-59 

 389 

Tuhan   dan manusia. Siapa saja orang-orang tertentu 

yang diberikan kepada Kristus merupakan sebuah raha-

sia: Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, kita tidak, 

dan kita juga tidak layak untuk itu. Walaupun demi-

kian, meskipun nama-nama mereka tersembunyi, ting-

kah laku mereka diumumkan. Sebuah tawaran untuk 

memperoleh kehidupan dan kebahagiaan diberikan ber-

dasarkan syarat-syarat Injil, supaya dengan tawaran 

tersebut, orang-orang yang diberikan kepada Kristus 

dapat dibawa kepada Tuhan  , sedangkan yang lainnya 

akan ditinggalkan tanpa dapat diampuni (ay. 40): “Inilah 

kehendak itu, kehendak yang dinyatakan secara ter-

buka, dari Dia yang mengutus Aku. Inilah cara yang 

telah disepakati, supaya setiap orang, bangsa Yahudi 

dan bukan Yahudi, yang melihat Anak dan yang per-

caya kepada-Nya, dapat beroleh hidup yang kekal, dan 

supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” 

Inilah Injil yang sebenarnya, yaitu kabar baik. Bukan-

kah sangat menyegarkan mendengar hal ini?  

1. Bahwa kehidupan kekal itu dapat kita peroleh, dan 

bila tidak, itu merupakan kesalahan kita sendiri. Pa-

dahal, sebab  dosa Adam yang pertama, jalan menu-

ju pohon kehidupan telah tertutup. Melalui anugerah 

Adam kedua, jalan itu terbuka kembali. Mahkota 

kemuliaan diletakkan di hadapan kita sebagai ha-

diah atas panggilan tertinggi kita, dan untuk itu kita 

harus berlari dan mendapatkannya.  

2. Setiap orang dapat memilikinya. Injil harus diberita-

kan dan penawaran ini harus disampaikan bagi se-

mua orang, dan jangan ada yang berkata, “Itu bukan 

kepunyaanku” (Why. 22:17).  

3. Kehidupan kekal ini pasti untuk semua orang yang 

percaya kepada Kristus, dan hanya bagi mereka 

saja. Barangsiapa melihat Anak dan percaya kepada-

Nya, dia akan diselamatkan. Beberapa orang meng-

anggap kata melihat ini sebagai pembatasan atas 

syarat keselamatan, yaitu hanya bagi orang-orang 

yang telah memperoleh pewahyuan Kristus dan anu-

gerah-Nya. Setiap orang yang memperoleh kesempat-


 390

an diperkenalkan kepada Kristus serta memanfaat-

kan perkenalan itu untuk percaya kepada-Nya, akan 

mendapat hidup yang kekal, sehingga tidak seorang 

pun akan dipersalahkan sebab  ketidakpercayaan 

(walaupun begitu, orang dapat dihukum juga sebab  

dosa-dosa lain), selain mereka yang telah mendengar 

Injil yang diberitakan kepada mereka, seperti orang-

orang Yahudi di sini (ay. 36), yang telah melihat, 

namun tetap tidak percaya, yang telah mengenal 

Kristus, namun tidak memercayai-Nya. Namun, saya 

lebih suka mengartikan melihat di sini sama dengan 

percaya, sebab  kata yang dipakai yaitu  theōrōn, 

yang tidak begitu memaksudkan pengertian pengli-

hatan oleh mata (seperti yang dipakai dalam ayat 36, 

heōrakate me – kamu telah melihat Aku). Kata ini 

lebih banyak menunjuk pada arti perenungan pikiran 

yang mendalam. Setiap orang yang melihat Anak, 

yakni yang percaya kepada-Nya, melihat-Nya dengan 

mata iman. Dengan imanlah kita dapat mengenal 

dan terpengaruh oleh pengajaran Injil tentang Dia. 

Memandang Dia yaitu  seperti orang-orang Israel 

yang dipagut ular tedung memandangi ular tembaga 

yang dibuat Musa. Bukanlah iman buta yang dike-

hendaki Kristus. Bukan memejamkan mata lalu 

mengikuti Dia, namun   melihat Dia dan melihat alasan 

apa yang dapat kita gunakan untuk melanjutkan 

iman kita. Akan sangat baik jika kemudian iman kita 

tidak didasarkan pada apa kata orang (percaya 

seperti yang dipercaya gereja), namun   sebagai hasil 

pertimbangan yang cukup dan pengertian yang men-

dalam mengapa kita percaya: Sekarang mataku sen-

diri memandang Engkau. Kami telah mendengar Dia 

sendiri.  

4. Untuk memperoleh hidup yang kekal, orang-orang 

yang percaya kepada Yesus Kristus akan dibangkit-

kan oleh kuasa-Nya pada akhir zaman. Tugas ini 

diberikan kepada-Nya sebagai kehendak Bapa-Nya 

(ay. 39). Namun, dengan sungguh-sungguh Ia men-

jadikan tugas ini sebagai pekerjaan dan janji-Nya 

Injil Yohanes 6:28-59 

 391 

sendiri: Aku membangkitkannya pada akhir zaman, 

yang bukan saja menunjukkan kembalinya tubuh 

pada kehidupan, namun   juga menempatkan manusia 

itu seutuhnya ke dalam kehidupan kekal seperti 

yang dijanjikan-Nya.  

2. Sekarang, mari kita perhatikan apa kata para pendengar-Nya 

mengenai semua yang dikatakan-Nya mengenai diri-Nya sen-

diri sebagai roti hidup yang turun dari sorga.  

(1) saat  mereka mendengar sesuatu yang dikatakan seperti 

roti dari Tuhan   yang memberi hidup, dengan sungguh-sung-

guh mereka berdoa memohon roti itu (ay. 34): Tuhan, beri-

kanlah kami roti itu senantiasa. Saya tidak berpendapat 

bahwa hal ini dikatakan sebagai ejekan dengan gaya men-

cemooh, seperti pendapat banyak penafsir: “Jika Engkau 

dapat, berikan kami roti seperti ini, supaya kami bisa me-

makannya, bukan hanya sekali makan seperti lima roti itu, 

namun   senantiasa,” seolah-olah tidak lebih baik dibandingkan  

permohonan pencuri yang durhaka itu: Bukankah Engkau 

yaitu  Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami. Namun, 

saya berpendapat bahwa meskipun permintaan ini dilaku-

kan tanpa sadar apa yang mereka sebenarnya minta, 

namun diajukan dengan jujur dan dengan maksud baik. 

Buktinya, mereka memanggil-Nya, Tuhan, dan ingin men-

dapatkan bagian dari apa yang Ia berikan, apa pun mak-

sud-Nya dengan roti itu. Pemahaman-pemahaman yang 

umum dan membingungkan mengenai perkara-perkara ila-

hi bisa menimbulkan dalam hati yang duniawi suatu has-

rat dan kerinduan akan perkara-perkara ilahi, seperti ke-

rinduan Bileam, yaitu untuk mati seperti matinya orang-

orang jujur. Orang-orang yang memiliki pengetahuan tidak 

jelas tentang perkara-perkara Tuhan  , mereka yang melihat 

orang seperti pohon berjalan, akan menaikkan doa yang 

saya sebut doa-doa tidak jelas untuk mendapatkan berkat-

berkat rohani. Mereka mengira perkenanan Tuhan   yaitu  

sesuatu yang baik dan sorga yaitu  tempat yang menye-

nangkan, dan mereka sangat menginginkannya. Namun, di 

lain pihak, mereka tidak menghargai dan juga tidak meng-

inginkan sama sekali kesucian yang diperlukan untuk 


 392

mendapatkan kedua berkat itu. Biarlah ini menjadi hasrat 

jiwa kita. Sudahkah kita merasakan bahwa Tuhan   penuh 

dengan kemurahan, sudahkah kita dijamu dengan firman 

Tuhan   dan Kristus dalam firman itu? Marilah kita berkata, 

“Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa. Biarlah roti hi-

dup itu menjadi roti kami sehari-hari, menjadi manna 

sorgawi untuk perjamuan kami yang terus berlanjut, dan 

biarlah tidak ada kata kekurangan akan roti itu dalam 

hidup kami selamanya.” 

(2) Namun, saat  orang-orang itu mengetahui bahwa yang 

dimaksud Yesus dengan roti hidup itu yaitu  diri-Nya sen-

diri, mereka lalu melecehkan hal itu. Tidak jelas di sini apa-

kah mereka itu orang-orang yang sama dengan mereka 

yang memohon roti itu (ay. 34) atau orang lain dalam ke-

lompok itu. Tampaknya mereka ini orang lain lagi, sebab  

mereka disebut orang-orang Yahudi. Sekarang dikatakan 

(ay. 41), Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang 

Dia. Sungut-sungut ini datang dengan tiba-tiba sesudah  per-

nyataan khidmat yang disampaikan Kristus tentang kehen-

dak Tuhan   dan janji-Nya sendiri mengenai keselamatan 

umat manusia (ay. 39-40), yang tanpa ragu lagi merupakan 

sebagian dari perkataan yang paling berbobot dan mulia 

yang pernah disampaikan dari mulut Yesus Tuhan kita, 

perkataan yang sungguh penuh dengan kebenaran dan 

layak diterima. Dalam pikiran kita, mereka ini seharusnya 

bersikap seperti orang-orang Israel di Mesir dulu, di mana 

saat  mendengar bahwa Tuhan   telah mengindahkan mere-

ka, maka berlututlah mereka dan sujud menyembah. Na-

mun, orang-orang ini, bukannya menerima tawaran terse-

but, mereka malah bersungut-sungut dan berbantah-ban-

tah tentang apa yang telah dikatakan Kristus. Meskipun 

mereka tidak secara terang-terangan menentang dan me-

nyangkal perkataan-Nya, namun secara diam-diam dengan 

saling berbisik mereka mencemooh dan saling memanas-

manasi menentang perkataan-Nya itu. Banyak orang tidak 

mau mengaku bahwa mereka menentang pengajaran Kris-

tus, namun di dalam hati, mereka berkata mereka tidak 

menyukainya (biasanya mereka tidak mau mengaku terus 

terang sebab  apa yang mereka perdebatkan itu tidaklah 

Injil Yohanes 6:28-59 

 393 

berdasar dan lemah alasannya, sehingga mereka malu un-

tuk mengakuinya atau takut dibungkamkan sebab nya).  

Sekarang:  

[1] Hal yang membuat mereka merasa jengkel yaitu  pene-

gasan Kristus yang menyatakan bahwa Ia berasal dari 

sorga (ay. 41-42). Bagaimana mungkin Ia dapat berkata, 

Aku telah turun dari sorga? Mereka pernah mendengar 

malaikat-malaikat turun dari sorga, namun   belum per-

nah ada manusia yang turun dari sorga. Mereka lupa 

bukti-bukti yang telah Ia berikan kepada mereka yang 

menunjukkan bahwa Ia lebih dibandingkan  sekadar manu-

sia.  

[2] Yang membuat mereka merasa benar yaitu  bahwa  

mereka tahu akan silsilah-Nya di dunia ini: Bukankah 

Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? 

Bagi mereka, keliru besar kalau Ia sampai mengatakan  

bahwa Ia telah turun dari sorga. Ia kan hanya seorang 

seperti mereka. Mereka meremehkan nama-Nya yang 

mulia, Yesus, dengan berkata: Bukankah Yesus ini. Me-

reka percaya begitu saja bahwa Yusuf yaitu  benar-

benar ayah-Nya, padahal itu hanyalah menurut anggap-

an orang belaka. Perhatikanlah, pemahaman yang salah 

mengenai pribadi Kristus, bahwa Ia hanya manusia 

biasa saja, dikandung dan dilahirkan melalui keturunan 

biasa, sungguh bertentangan dengan ajaran dan jabat-

an-Nya. Orang-orang yang menempatkan Dia setara de-

ngan anak-anak manusia lainnya, yang ayah dan ibu-

nya kita kenal, biasanya memang akan meremehkan 

kehormatan penebusan dan rahasia karya-Nya, dan 

sama seperti orang-orang Yahudi di sini, mereka ber-

sungut-sungut terhadap janji-Nya untuk membangkit-

kan kita pada akhir zaman. 

3. sesudah  berbicara tentang iman sebagai pekerjaan besar Tuhan   

(ay. 29), Kristus berbicara banyak mengenai pekerjaan Tuhan   

tersebut. Ia terus mengajar dan mendorong kita untuk giat da-

lam pekerjaan iman itu. 


 394

(1) Ia menunjukkan apa artinya percaya kepada Kristus.  

[1] Percaya kepada Kristus berarti datang kepada Kristus. 

Orang yang datang kepada-Ku, sama dengan orang yang 

percaya kepada-Ku (ay. 35), dan sekali lagi: Barangsiapa 

datang kepada-Ku (ay. 37). Begitu juga dalam ayat 44-

45. Bertobat kepada Tuhan   berarti datang kepada-Nya 

(Yer. 3:22) yang merupakan kebaikan yang utama dan 

tujuan tertinggi kita. Begitu juga iman kepada Yesus 

Kristus Tuhan kita berarti datang kepada-Nya sebagai 

Raja dan Penyelamat kita, dan sebagai jalan kita menu-

ju Bapa. Iman menunjukkan mengalirnya kasih sayang 

kita kepada Dia. Aliran kasih ini yaitu  tindak gerak 

dari jiwa. Iman itu juga berarti meninggalkan semua hal 

yang bertentangan dengan Dia atau yang bersaing de-

ngan-Nya, dan setuju untuk menerima semua syarat 

yang diperlukan untuk menerima kehidupan dan kese-

lamatan yang ditawarkan kepada kita melalui Dia. 

saat  Ia masih berada di atas muka bumi ini, iman itu 

berarti lebih dibandingkan  sekadar datang ke tempat di 

mana Ia sedang berada. Demikian halnya sekarang ini, 

iman itu lebih dibandingkan  sekadar datang kepada firman 

dan tata peraturan-Nya.  

[2] Percaya kepada Kristus berarti makan dari Kristus (ay. 

51): Jikalau seorang makan dari roti ini. Penjelasan yang 

pertama di atas menunjukkan penyerahan diri kita ke-

pada Kristus, yang ini menunjukkan menerima dan 

menggunakan Kristus untuk diri kita, dengan penuh 

selera dan kegembiraan, sehingga kita dapat memper-

oleh kehidupan, kekuatan, dan penghiburan dari Dia. 

Makan dari Dia seperti bangsa Israel makan dari 

manna, sesudah  mereka meninggalkan kuali berisi da-

ging di tanah Mesir dan tidak bergantung dari jerih 

payah mereka (untuk makan dari manna itu), melain-

kan hidup sepenuhnya dari roti yang diberikan kepada 

mereka dari sorga.  

(2) Ia menunjukkan apa yang akan diperoleh dengan percaya 

kepada Kristus. Apa yang akan Ia berikan kepada kita jika 

kita datang kepada-Nya? Apa kebaikan yang kita peroleh 

Injil Yohanes 6:28-59 

 395 

dengan memakan dari Dia? Kekurangan dan kematian me-

rupakan hal utama yang kita takuti. sebab  itu, biarlah kita 

yakin akan dihibur dalam keberadaan kita, dan terus dihi-

bur tak henti-hentinya. Sekarang, dua hal berikut ini telah 

dijaminkan untuk diberikan kepada orang-orang percaya 

yang sejati. 

[1] Mereka tidak akan kekurangan, tidak akan lapar lagi, 

tidak akan haus lagi (ay. 35). Mereka memang memiliki 

macam-macam hasrat, yang sungguh-sungguh sifatnya. 

Namun, segala hasrat ini sangat pantas, sesuai waktu-

nya, dan terpenuhi dengan berlimpah, sehingga tidak 

dapat lagi disebut lapar dan haus, yang rasanya tidak 

mengenakkan dan menyakitkan. Mereka yang makan 

manna dan minum air dari batu karang itu, tetap me-

rasa lapar dan haus sesudah itu. Manna itu menjemu-

kan mereka, air dari batu karang itu mengecewakan 

mereka. namun   ada kepenuhan yang meluap-luap di da-

lam Kristus yang tidak ada habis-habisnya. Ada hu-

bungan yang terus-menerus dari Dia, tanpa sela.  

[2] Mereka tidak akan pernah mati, tidak akan mati selama-

nya.  

sebab :  

Pertama, orang yang percaya kepada Kristus mempu-

nyai hidup yang kekal (ay. 47). Ia memiliki jaminan dan 

kepastian tentang hal itu. Ia memilikinya dalam janji 

dan buah-buah sulung. Persatuan dengan Kristus dan 

persekutuan dengan Tuhan   di dalam Kristus merupakan 

permulaan hidup yang kekal. Kedua, orang-orang yang 

makan manna itu mati, namun   Kristus yaitu  roti yang 

bila dimakan, orang tidak akan mati (ay. 49-50). 

Perhatikanlah di sini:  

1.  Ketidakmampuan manna yang simbolis itu: Nenek 

moyangmu telah makan manna di padang gurun dan 

mereka telah mati. Sungguh berguna apabila kita 

memperhatikan kematian nenek moyang kita. Ma-

kam-makam mereka seolah bertutur kepada kita 

dan tugu-tugu peringatan mereka menjadi kenangan 

bagi kita, khususnya tentang hal ini, bahwa makan-


 396

an yang paling melimpah dan paling lezat sekalipun 

tidak akan dapat memperpanjang benang-benang 

kehidupan dan juga tidak akan dapat mencegah se-

rangan kematian. Orang yang makan manna, ma-

kanan malaikat itu, mati seperti manusia pada 

umumnya. Tidak ada yang salah dalam makanan 

mereka yang mempersingkat hari-hari mereka. Ke-

matian mereka pun tidaklah dipercepat oleh kerja 

keras dan keletihan hidup (sebab  mereka tidak per-

nah menabur atau menuai). Namun demikian, mere-

ka tetap mati.  

(1) Banyak di antara mereka yang mati akibat pem-

balasan Tuhan   yang segera atas ketidakpercayaan 

dan sungutan mereka. sebab , meskipun mereka 

semua makan makanan rohani yang sama, ba-

nyak dari mereka tidak mendapat perkenanan 

Tuhan  , sehingga mereka ditewaskan di padang 

gurun (1Kor. 10:3-5). Manna yang mereka makan 

tidak menjamin keselamatan mereka dari murka 

Tuhan  , seperti yang dijaminkan kepada kita ka-

rena percaya di dalam Kristus.  

(2) Selebihnya dari mereka mati secara alami dan 

mayat mereka jatuh dalam hukuman Tuhan   di pa-

dang belantara, tempat di mana mereka makan 

manna. Dalam masa yang sama itu saat  muji-

zat menjadi makanan sehari-hari, usia kehidupan 

manusia menjadi berkurang seperti yang tampak 

sekarang (Mzm. 90:10). sebab  itu janganlah me-

reka terlampau membanggakan manna.  

2. Kesempurnaan dan kecukupan dari manna yang se-

jati, yang dilambangkan oleh manna yang tadi itu: 

Inilah roti yang turun dari sorga, makanan yang be-

nar-benar ilahi dan sorgawi, sehingga barangsiapa 

makan dari padanya, ia tidak akan mati. Artinya, ia 

tidak akan jatuh dalam murka Tuhan  , yang bisa 

membunuh jiwa. Ia tidak akan mengalami kematian 

yang kedua. Kematian yang pertama pun tidak, yang 

tidak dapat diubah dan tidak dapat dipulihkan lagi. 

Injil Yohanes 6:28-59 

 397 

Tidak akan mati, berarti tidak binasa, tidak gagal 

mencapai Tanah Kanaan sorgawi, seperti yang di-

alami bangsa Israel dengan Tanah Kanaan duniawi, 

sebab  kekurangan iman, sekalipun mereka memi-

liki manna. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh janji 

itu dalam kata-kata berikutnya: Jikalau seorang ma-

kan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya (ay. 

51). Inilah makna dari ungkapan tidak akan mati: 

meskipun ia turun menuju maut, ia akan melewati-

nya menuju dunia di mana maut tidak akan ada 

lagi. Hidup kekal bukan berarti ada selamanya (ke-

sengsaraan neraka akan ada selama-lamanya, roh 

manusia diciptakan untuk keadaan yang kekal tan-

pa akhir), namun   berarti untuk bahagia selamanya. 

sebab  tubuh memang harus mati, dan menjadi 

seperti air yang tumpah ke tanah, di sini Kristus 

berjanji untuk melakukan mengumpulkannya kem-

bali (seperti sebelumnya dalam ayat 44, ia akan Ku-

bangkitkan pada akhir zaman), dan tubuh itu pun 

akan hidup kekal selamanya.  

(3) Ia memberi dorongan semangat supaya kita percaya kepada 

Dia. Di sini Kristus berbicara tentang sebagian orang yang 

telah melihat Dia, namun tidak percaya (ay. 36). Mereka me-

lihat diri-Nya dan mujizat-Nya, mendengar Ia berkhotbah, 

namun mereka tidak terpengaruh dan tidak tertarik untuk 

percaya kepada-Nya. Iman tidak selalu merupakan dampak 

dari penglihatan. Para serdadu yang berjaga di kubur 

Yesus yaitu  saksi mata tentang kebangkitan-Nya, namun, 

bukannya percaya kepada-Nya, mereka malah bersaksi 

dusta tentang Dia. Jadi, merupakan hal yang sulit untuk 

membuat orang percaya kepada Kristus, namun   dengan pe-

kerjaan Roh anugerah, ada juga orang-orang yang tidak 

melihat, namun percaya. Ada dua hal yang kita yakini di 

sini yang bisa mendorong iman kita: 

[1] Bahwa Sang Anak akan menyambut semua orang yang 

datang kepada-Nya (ay. 37): Barangsiapa datang kepa-

da-Ku, ia tidak akan Kubuang. Betapa menggembirakan 

perkataan ini bagi jiwa kita, sebab  kita sungguh di-


 398

sambut Kristus! Barangsiapa datang, dinyatakan dalam 

bentuk orang ketiga tunggal, bukan hanya ditujukan 

kepada kumpulan orang percaya secara umum, namun   

juga kepada setiap jiwa yang menyerahkan diri kepada 

Kristus. Di sini, pertama, kewajiban yang harus dilaku-

kan yaitu  sebuah kewajiban Injil yang murni, yaitu: 

datang kepada Kristus, supaya kita dapat datang ke-

pada Tuhan   melalui Dia. Keindahan dan kasih-Nya, hal-

hal yang sangat menarik itu, harus menarik kita ke-

pada-Nya. Dorongan kebutuhan dan rasa takut akan 

bahaya harus menggerakkan kita untuk datang kepada-

Nya. Apa saja harus dapat membawa kita datang ke-

pada Kristus. Kedua, janji itu yaitu  janji Injil yang 

murni: Ia tidak akan Kubuang – ou mē ekbagō exō. Dua 

perkataan sangkal ada di sini, Aku tidak akan, tidak, 

Aku tidak akan.  

1. Banyak anugerah diungkapkan di sini. sebab  ber-

bagai alasan, pastilah kita merasa takut bahwa Ia 

akan membuang kita. Mengingat kejahatan kita, ke-

kejian kita, ketidaklayakan kita, kelemahan kita un-

tuk datang kepada-Nya, sudah sepantasnya bila kita 

menduga bahwa Ia kesal dengan kita dan menutup 

pintu bagi kita. Namun, Ia menyingkirkan segala 

ketakutan kita ini dengan kepastian ini, yaitu bahwa 

Ia tidak akan melakukan itu, bahwa Ia tidak akan 

meremehkan kita meskipun kita ini jahat, tidak 

akan menolak kita meskipun keadaan kita penuh 

dosa. Apakah orang-orang pintar yang malang mau 

datang kepada-Nya untuk diajar? Meskipun mereka 

bebal dan lamban untuk mendengar, Ia tidak akan 

membuang mereka. Apakah orang-orang sakit yang 

malang mau datang kepada-Nya untuk disembuh-

kan, apakah mereka yang berperkara dan tertekan 

sebab  masalahnya itu mau datang kepada-Nya un-

tuk meminta nasihat? Meskipun masalah mereka be-

gitu buruk, meskipun mereka datang dengan tangan 

kosong, Ia tidak akan membuang mereka. Malah 

lebih dari itu,  

Injil Yohanes 6:28-59 

 399 

2. Lebih banyak anugerah yang sebenarnya dinyatakan 

secara tidak langsung dibandingkan  yang diungkapkan. 

saat  dikatakan bahwa Ia tidak akan membuang 

mereka, itu artinya Ia akan menerima dan menjamu, 

serta memberikan mereka semua hal yang mereka 

cari saat  mendatangi Dia. Sama seperti Ia tidak 

mau menolak mereka saat  mereka datang untuk 

pertama kali, begitu juga Ia tidak akan membuang 

mereka sesudah itu, setiap kali mereka menim-

bulkan kejengkelan-Nya. Sebab Tuhan   tidak menye-

sali kasih karunia dan panggilan-Nya.  

[2] Sang Bapa pasti akan membawa kepada Anak-Nya se-

mua orang yang diberikan kepada-Nya pada saatnya. 

Dalam kesepakatan bersama antara Bapa dan Anak 

yang berkaitan dengan penebusan umat manusia, Sang 

Anak akan melaksanakan pembenaran, pengudusan, 

dan keselamatan bagi semua yang akan datang kepada-

Nya (“Letakkan mereka semua dalam tangan-Ku, dan 

biarkan Aku yang mengatur mereka”), sedangkan Sang 

Bapa, sumber dan Pencipta semua yang ada, kehidup-

an, dan anugerah, menyerahkan ke dalam tangan-Nya 

semua yang diberikan kepada-Nya dan membawa me-

reka kepada-Nya.  

Sekarang: 

Pertama, di sini Ia (Sang Anak) meyakinkan kita bah-

wa hal ini akan terlaksana: Semua yang diberikan Bapa 

kepada-Ku akan datang kepada-Ku (ay. 37). Dalam ayat 

36 sebelumnya, kita melihat Kristus mengeluh tentang 

orang-orang yang telah melihat Dia, namun tidak mau 

percaya kepada-Nya. Sekarang, ayat 37 ini Ia tambah-

kan: 

a. Demi untuk meyakinkan dan menyadarkan mereka, 

dengan jelas Ia menunjukkan kepada mereka bahwa 

jika mereka tetap tidak mau datang kepada-Nya dan 

percaya kepada-Nya, maka itu berarti mereka tidak 

termasuk dalam orang-orang pilihan anugerah. Ma-

salahnya sudah jelas, sebab  bagaimana mungkin 

kita dapat mengira bahwa Tuhan   akan memberikan 


 400

kita kepada Kristus jika kita memberikan diri kita 

kepada dunia dan kedagingan? (2Ptr. 1:10). 

b. Demi penghiburan dan dorongan bagi diri-Nya sen-

diri: Sekalipun Israel tidak dikumpulkan, Aku akan 

tetap dipermuliakan. Orang-orang pilihan telah dipi-

lih, meskipun banyak masih tegar hati (Rm. 11:7). 

Meskipun Ia kehilangan banyak dari ciptaan-Nya, 

namun tak seorang pun yang ada dalam tangan-Nya 

akan hilang: semua yang diberikan Bapa kepada-

Nya akan datang kepada-Nya.  

Di sini kita temukan:  

(a) Gambaran mengenai orang-orang pilihan itu: Se-

mua yang diberikan Bapa kepada-Ku, pan ho 

didōsi – segala sesuatu yang diberikan Bapa ke-

pada-Ku, yaitu orang-orang yang terpilih dan 

semua yang menjadi milik mereka, semua pela-

yanan mereka, dan semua kepentingan mereka. 

sebab  semua yang Ia miliki yaitu  kepunyaan 

mereka, begitu jugalah semua yang mereka miliki 

menjadi milik-Nya. Dan Ia berbicara tentang me-

reka sebagai semua milik-Nya: Mereka diberikan 

kepada-Nya sebagai ganti atas semua usaha yang 

telah dikerjakan-Nya. Bukan hanya semua orang, 

namun   juga segala sesuatu akan dipersatukan di 

dalam Kristus (Ef. 1:10) dan diperdamaikan de-

ngan diri-Nya (Kol. 1:20). Penyerahan orang-

orang pilihan yang tersisa kepada Kristus dibi-

carakan sebagai sesuatu yang telah terlaksana: 

semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku (ay. 

39). Namun, dalam ayat 37 di sini orang-orang 

pilihan itu dikatakan sebagai sesuatu yang se-

dang dilaksanakan, “Semua yang diberikan Bapa 

kepada-Ku,” sebab , saat  Ia masuk ke dunia 

(Ibr. 10:5 dan seterusnya), tampaknya ada suatu 

pembaruan atas pemberian itu. Sekarang Tuhan   

ingin memberikan juga bangsa-bangsa bukan 

Yahudi sebagai milik pusaka kepada-Nya (Mzm. 

2:8), untuk membuat Dia menjadi pemilik dari 

Injil Yohanes 6:28-59 

 401 

tanah pusaka yang sudah sunyi sepi (Yes. 49:8), 

untuk membagikan kepadanya orang-orang besar 

sebagai rampasan (Yes. 53:12). Meskipun orang-

orang Yahudi yang melihat Dia, tidak percaya 

kepada-Nya, namun orang-orang tersebut (Ia ber-

kata), akan datang kepada-Nya. Domba-domba 

lain, yang bukan berasal dari kawanan ini, akan 

dibawakan juga kepada-Nya (Yoh. 10:15-16; Kis. 

13:45-48).  

(b) Akibat yang akan timbul dipastikan: Mereka 

akan datang kepada-Ku. Perkataan ini bukanlah 

sebuah janji, namun   sebuah prakiraan, bahwa se-

mua orang yang dalam rencana Tuhan   dikarunia-

kan kehidupan, akan dibawa kepada kehidupan 

dengan cara dibawa kepada Kristus. Sekalipun 

terserak, bercampur baur dengan bangsa-bang-

sa, tak seorang pun dari mereka akan dilupakan. 

Seperti yang telah dijanjikan, sebiji batu kecil 

pun tidak akan jatuh ke tanah (Am. 9:9). Walau-

pun sejak semula orang-orang ini terasing dari 

Kristus dan menolak Dia, namun mereka akan 

datang. Kemahatahuan Tuhan   digunakan untuk 

menemukan mereka semua, sedangkan kemaha-

kuasaan-Nya digunakan untuk membawa masuk 

mereka semua. Bukannya mereka akan dihalau 

paksa untuk datang kepada-Ku, namun  , mereka 

akan datang dengan bebas, akan dibuat berse-

dia.  

Kedua, di sini Kristus menunjukkan kepada kita ba-

gaimana hal itu dilaksanakan. Bagaimana orang-orang 

yang diberikan kepada Kristus dibawa kepada-Nya? Ada 

dua hal yang dilakukan untuk membawa mereka: 

a. Pengertian mereka akan diterangi. Hal ini telah di-

janjikan (ay. 45-46). Telah tertulis dalam kitab nabi-

nabi, yang berbicara tentang hal-hal ini sebelumnya, 

dan mereka semua akan diajar oleh Tuhan  . Hal ini 

kita temukan juga dalam Yesaya 54:13 dan Yeremia 

31:34, mereka semua akan mengenal Aku.  


 402

Perhatikan baik-baik: 

(a) Agar kita dapat percaya kepada Yesus Kristus, 

kita perlu mendapat pengajaran dari Tuhan  .  

Artinya:  

[a] Bahwa akan ada penyataan atau wahyu ilahi 

yang disampaikan kepada kita. Wahyu ini 

mengungkapkan kepada kita apa yang harus 

kita percayai mengenai Kristus dan mengapa 

kita harus percaya kepada-Nya. Ada beberapa 

hal yang dapat mengajar kita, bahkan alam 

sendiri menyatakan kepada kita, namun   untuk 

membawa kita kepada Kristus diperlukan te-

rang yang lebih tinggi lagi.  

[b] Bahwa akan ada karya ilahi yang bekerja di 

dalam diri kita, sesuatu yang memungkinkan 

kita memahami dan menerima kebenaran-ke-

benaran yang diungkapkan itu berikut bukti 

tentang semua kebenaran itu. Supaya kita 

mampu bernalar, Tuhan   memberi kita akal 

budi melebihi binatang di bumi, namun   dalam 

hal memberikan iman kepada kita, Ia meng-

ajar kita melebihi manusia duniawi. sebab  

itu semua jemaat, semua yang tulus murni, 

diajar tentang Tuhan  . Ia sendiri yang mendidik 

mereka.  

(b) Selanjutnya, dengan menarik kesimpulan dari 

pernyataan bahwa setiap orang, yang telah men-

dengar dan menerima pengajaran dari Bapa, da-

tang kepada-Ku (ay. 45), dapat disampaikan be-

berapa hal di sini: 

[a] Dinyatakan secara tidak langsung bahwa ti-

dak seorang pun akan datang kepada Kristus 

selain orang-orang yang telah mendengar dan 

menerima pengajaran dari Bapa. Kita hanya 

dapat dibawa kepada Kristus di bawah tun-

tunan ilahi. Kita tidak akan pernah dibawa 

untuk percaya kepada Kristus, kecuali bila 

Tuhan   melalui anugerah-Nya menerangi pikir-

Injil Yohanes 6:28-59 

 403 

an kita, membantu kita dalam menimbang, 

dan memperbaiki kesalahan-kesalahan kita, 

serta bukan hanya mengatakan apa yang bo-

leh kita dengar, namun   juga mengajar kita su-

paya dapat belajar kebenaran yang ada di 

dalam Yesus.  

[b] Bahwa sebab  pengajaran ilahi ini begitu di-

perlukan untuk menghasilkan iman orang-

orang pilihan Tuhan  , maka kita dapat menyim-

pulkan bahwa mereka yang tidak datang ke-

pada Kristus itu tidak pernah mendengar atau 

menerima pengajaran dari Bapa. sebab , jika 

mereka pernah melakukannya, tidak diragu-

kan lagi mereka pasti telah datang kepada 

Kristus. Sia-sialah orang yang berpura-pura 

telah menerima pengajaran Tuhan   jika mereka 

tidak percaya kepada Kristus, sebab  Tuhan   

tidak memberikan pengajaran lain (Gal. 1:8-

9). Lihatlah bagaimana Tuhan   berurusan de-

ngan manusia sebagai makhluk yang berakal 

budi, yaitu dengan menarik mereka dengan 

tali kesetiaan, membuka pengertian mereka 

terlebih dahulu, lalu melalui hal itu, dengan 

cara yang biasa, mempengaruhi pancaindra 

mereka yang lebih rendah. Dengan demikian 

Ia masuk melalui pintu. namun   Iblis, yang da-

tang sebagai pencuri, akan masuk dengan 

memanjat tembok. Namun, supaya jangan 

ada orang yang memimpikan datangnya Tuhan   

Bapa dalam wujud yang kasatmata kepada 

anak-anak manusia (untuk mengajarkan hal-

hal ini), dan supaya jangan ada yang meme-

luk pendapat yang keliru tentang mendengar 

dan menerima pengajaran dari Bapa, Ia me-

nambahkan: Hal itu tidak berarti, bahwa ada 

orang yang telah melihat Bapa (ay. 46). Ini 

menyiratkan bahwa kita tidak mungkin dapat 

melihat Dia dengan mata jasmani, atau meng-

harapkan menerima pengajaran dari Dia se-


 404

perti yang terjadi pada Musa, yang berbicara 

dengan Tuhan   berhadapan muka. Sebaliknya, 

dengan mencerahkan mata manusia dan 

mengajar mereka, Tuhan   bekerja dengan cara 

yang rohani. Bapa segala roh memiliki jalan 

untuk memasuki dan mempengaruhi roh ma-

nusia tanpa dapat dilihat. Orang-orang yang 

belum pernah melihat wajah-Nya telah mera-

sakan kuasa-Nya. Walaupun begitu, hanya 

ada satu pribadi yang kenal dekat dengan 

Tuhan  , yaitu Dia yang datang dari Tuhan  , Kris-

tus sendiri, Dialah yang telah melihat Bapa 

(1:18).  

Perhatikanlah: 

Pertama, Yesus Kristus itu datang dari 

Tuhan  , Dia itu Tuhan   dari Tuhan  , terang dari te-

rang. Ia bukan saja diutus Tuhan  , namun   lahir 

dari Tuhan   sebelum semua ciptaan.  

Kedua, merupakan hak istimewa Kristus 

untuk melihat Bapa, untuk benar-benar me-

ngenal Dia dan segala rencana serta hikmat-

Nya.  

Ketiga, bahkan pencerahan yang merupa-

kan persiapan menuju iman itu pun disam-

paikan kepada kita melalui Kristus. Meng-

ingat orang-orang yang diajar oleh Bapa itu 

tidak dapat melihat Dia dengan mata kepala 

sendiri, mereka harus belajar dari Kristus, ka-

rena hanya Dia sendirilah yang telah melihat 

Bapa. Sama seperti semua pengungkapan 

ilahi dilakukan melalui Kristus, demikian ju-

galah semua kuasa ilahi diadakan melalui 

Dia.  

b. Kehendak orang-orang itu akan ditundukkan. Jika 

jiwa manusia telah memiliki kebenarannya yang 

sejati, maka tidak ada yang diperlukan lagi untuk 

mempengaruhi kehendak manusia itu selain dengan 

menerangi pengertiannya. sebab , di dalam jiwa 

Injil Yohanes 6:28-59 

 405 

yang rusak dari manusia yang telah jatuh ke dalam 

dosa, ada  suatu pemberontakan kehendak yang 

melawan prinsip-prinsip pengertian yang benar, ada 

pikiran duniawi, yang dengan sendirinya merupakan 

seteru terhadap terang dan hukum ilahi. sebab  itu 

diperlukan suatu pekerjaan anugerah untuk mem-

pengaruhi kehendak, yang disebut di sini dengan 

menarik: Tidak ada seorang pun yang dapat datang 

kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang 

mengutus Aku (ay. 44). Orang-orang Yahudi bersu-

ngut-sungut terhadap pengajaran Kristus. Mereka 

bukan saja tidak mau menerima pengajaran itu bagi 

diri mereka sendiri, namun   juga marah kalau orang 

lain menerimanya. Walaupun mereka berbisik se-

cara rahasia di antara mereka, Kristus bisa mende-

ngar mereka, dan berkata (ay. 43), “Jangan kamu 

bersungut-sungut, jangan kalian saling menyalahkan 

sebab  tidak suka akan pengajaran-Ku, seolah-olah 

itu kalian semua sama-sama merasakan kejelekan-

nya. Tidak, itu semua terjadi sebab  dirimu masing-

masing, sebab  watak jahatmu sendiri. Moralmu 

sudah begitu bobrok, kebencianmu dan prasangka-

mu terhadap kebenaran Tuhan   sudah begitu buruk-

nya sehingga selain kuasa Tuhan   tidak ada lagi yang 

dapat menaklukkannya.” Dan hal ini menjadi masa-

lah seluruh umat manusia: “Tidak ada seorang pun 

yang dapat datang kepada-Ku, dapat meyakinkan 

dirinya sendiri untuk menerima syarat-syarat Injil, 

jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus 

Aku” (ay. 44).  

Perhatikanlah:  

(a) Sifat pekerjaan itu: Yaitu menarik, yang bukan 

menunjukkan kekuatan yang dipaksakan atas 

kehendak itu, sehingga dengan ketertarikan itu, 

kita yang tidak bersedia dibuat menjadi bersedia, 

dan sebuah kecenderungan baru diberikan ke-

pada jiwa, supaya jiwa itu dicondongkan kepada 

Tuhan  . Hal ini tampaknya lebih dibandingkan  sekadar 


 406

suatu bujukan moral, sebab  bila demikian hal-

nya, maka moral itulah yang punya kuasa untuk 

menarik. Juga, tarikan itu bukanlah suatu daya 

fisik, sebab  tarikan itu berada di luar jalur alam 

yang berwujud. Akan namun  , Ia yang menciptakan 

roh dalam diri manusia dengan kuasa pencipta-

an-Nya, dan membentuk hati manusia dengan 

pengaruh pemeliharaan-Nya, tahu bagaimana 

membentuk ulang jiwa itu, bagaimana mengubah 

kecenderungan dan wataknya, dan menjadikan-

nya cocok dengan diri-Nya sendiri dan kehendak-

Nya tanpa melakukan sesuatu yang salah pada 

kebebasan alami manusia. Kegiatan menarik di 

sini bukan hanya meliputi sebuah ketaatan bia-

sa, namun   ketaatan yang dilakukan dengan suka-

cita, dengan perasaan puas: Tariklah aku di bela-

kangmu, marilah kita cepat-cepat pergi.  

(b) Perlunya tarikan itu: Tidak ada seorang pun, da-

lam keadaannya yang lemah dan tidak berdaya 

ini, dapat datang kepada Kristus tanpa ditarik. 

Sama seperti kita tidak dapat melakukan tindak-

an alamiah apa pun tanpa adanya kelengkapan 

lain yang biasanya mendukung tindakan itu, 

begitu juga kita tidak dapat melakukan tindakan 

akhlak yang baik tanpa pengaruh anugerah yang 

khusus. Di dalam anugerah yang khusus inilah, 

manusia baru itu hidup, bergerak, dan ada, sama 

seperti manusia jasmani pada umumnya hidup, 

bergerak dan ada dalam pemeliharaan Tuhan  .  

(c) Pelaku dari pekerjaan menarik itu: Bapa yang 

mengutus Aku. Sang Bapa, sesudah  mengutus 

Kristus, akan membuat-Nya berhasil, sebab  Dia 

tidak akan mengutus-Nya untuk suatu tujuan 

yang gagal tanpa hasil. sesudah  Kristus melak-

sanakan tugas untuk membawa jiwa-jiwa kepada 

kemuliaan, Tuhan   berjanji kepada-Nya untuk 

membawa mereka kepada-Nya supaya Ia boleh 

memiliki mereka yang telah diserahkan Tuhan   

kepada-Nya. sesudah  memberikan kerajaan Israel 

Injil Yohanes 6:28-59 

 407 

kepada Daud sesuai dengan janji-Nya, Tuhan   pada 

akhirnya menarik hati orang banyak kepada 

Daud. Demikian juga halnya, sesudah  mengutus 

Kristus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, Tuhan   

mengirim jiwa-jiwa kepada-Nya untuk diselamat-

kan oleh-Nya.  

(d) Mahkota dan penyempurnaan pekerjaan ini: Dan 

ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Hal ini 

disebut sampai empat kali dalam percakapan ini, 

dan tidak diragukan bahwa hal ini mencakup 

pekerjaan-pekerjaan persiapan dan lanjutan dari 

anugerah ilahi ini. saat  membangkitkan mereka 

pada akhir zaman, Ia akan mengakhiri usaha pe-

nyelamatan-Nya itu, memasang batu utama pada 

bangunan itu. Sekali Ia berjanji untuk melaku-

kan hal ini, Ia pasti dapat dan akan melakukan 

segala sesuatu yang diperlukan supaya janji itu 

terlaksana. Biarlah segala pengharapan kita di-

bawa menuju kebahagiaan yang disediakan pada 

akhir zaman itu, saat  masa waktu sepenuhnya 

selesai dan berakhir.  

4. sesudah  berbicara mengenai diri-Nya sendiri sebagai roti hidup, 

dan mengenai iman sebagai pekerjaan Tuhan  , secara lebih khu-

sus lagi Kristus menunjukkan apa itu dari diri-Nya yang yaitu  

roti itu, yaitu daging-Nya. Ia memperlihatkan bahwa menjadi 

percaya artinya memakan dari daging-Nya itu (ay. 51-58). Di 

sini Ia terus memakai  makanan sebagai kiasan. Perhatikanlah 

di sini bagaimana persiapan yang dilakukan untuk menyedia-

kan makanan itu: Roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku (ay. 

51), daging Anak Manusia dan darah-Nya (ay. 53). Sebab 

daging-Ku yaitu  benar-benar makanan dan darah-Ku yaitu  

benar-benar minuman (ay. 55). Perhatikanlah juga apa yang 

harus dilakukan atas makanan ini: Kita harus makan daging 

Anak Manusia dan minum darah-Nya (ay. 53), dan sekali lagi, 

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku (ay. 54), 

dan kata-kata yang sama, barangsiapa yang memakan Aku 

(ay. 56-57). Ini pastilah merupakan sebuah perumpamaan 

atau kiasan, di mana tindakan-tindakan jiwa terhadap hal-hal 

yang rohani dan ilahi digambarkan melalui tindakan-tindakan 


 408

jasmani terhadap hal-hal yang dapat dilihat. Penggambaran 

seperti ini membuat kebenaran-kebenaran Kristus lebih dapat 

dimengerti akal oleh sebagian orang dan kurang dapat dite-

rima oleh sebagian yang lain (Mrk. 4:11-12).  

Sekarang: 

(1) Marilah kita melihat bagaimana percakapan Kristus ini 

mudah mengakibatkan kekeliruan dan salah pengertian, 

sehingga orang akan mendengar, namun tidak menanggapi.  

[1] Percakapan tersebut disalah mengerti oleh orang-orang 

Yahudi yang duniawi, yang pertama kali mendengar 

pesan tersebut: Orang-orang Yahudi bertengkar antara 

sesama mereka, mereka saling membisikkan ketidak-

puasan mereka: Bagaimana Ia ini dapat memberikan 

daging-Nya kepada kita untuk dimakan? Kristus berbi-

cara tentang memberikan daging-Nya kepada kita (ay. 

51), yaitu untuk menderita dan mati bagi kita. namun  , 

tanpa pertimbangan yang tepat mereka memahami 

pemberian-Nya kepada kita itu, sebagai sesuatu untuk 

dimakan. sebab  itu, Kristus memberi tahu mereka 

bahwa apa pun yang Ia katakan akan dipahami sebalik-

nya oleh mereka, bahkan hal memakan daging-Nya yang 

merupakan sesuatu yang masuk akal pun (jika dipa-

hami dengan benar), yang jelas-jelas bisa langsung di-

mengerti pun ditelan mentah-mentah begitu saja oleh 

mereka.  

[2] Perkataan-Nya itu juga telah disalahmengerti oleh gereja 

tertentu untuk mendukung ajaran transubstantiation 

(perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah 

Kristus – pen.) mereka yang sangat mengerikan, yang 

membawa kebohongan bagi pancaindra kita, berlawan-

an dengan sifat sakramen itu sendiri, serta membalik-

kan semua bukti yang meyakinkan. Mereka, sama se-

perti orang-orang Yahudi di sini, memahami hal itu 

sebagai memakan tubuh Kristus secara jasmani dan 

duniawi. Juga seperti Nikodemus (3:4). saat  itu Perja-

muan Tuhan masih belum ditetapkan, jadi perjamuan 

itu tidak memiliki acuan apa-apa dengan hal ini. 

Injil Yohanes 6:28-59 

 409 

Makanan dan minuman secara rohanilah yang dibicara-

kan di sini, bukan sesuatu yang bersifat sakramen.  

[3] Hal ini disalahmengerti oleh banyak orang duniawi yang 

bodoh, yang sebab nya menyimpulkan bahwa jika me-

nerima sakramen ini menjelang kematian, mereka pasti 

akan masuk sorga. Kepercayaan ini membuat banyak 

orang yang lemah rohaninya tanpa alasan merasa geli-

sah jika mereka kurang menerima sakramen ini. Seba-

liknya ini membuat orang jahat merasa tenteram tanpa 

alasan jika mereka menerima sakramen ini. Oleh kare-

na itu,  

(2) Marilah kita melihat bagaimana percakapan Kristus ini se-

harusnya dipahami.  

[1] Apa yang dimaksud dengan daging dan darah Kristus. 

Di sini disebut, daging Anak Manusia dan darah-Nya 

(ay. 53). Kata ganti -Nya di sini menunjuk pada Mesias 

dan Sang Pengantara: Daging dan darah yang Ia terima 

dalam penjelmaan-Nya (Ibr. 2:14), dan yang Ia serahkan 

dalam kematian dan penderitaan-Nya: Daging-Ku, yang 

akan Kuberikan untuk disalibkan dan dibunuh. Dikata-

kan di sini bahwa akan diberikan untuk hidup dunia, 

artinya:  

Pertama, sebagai ganti hidup dunia, yang telah disita 

oleh dosa, Kristus memberikan daging-Nya sendiri seba-

gai uang pendamaian atau harga tebusan. Kristus ada-

lah jaminan kita, terikat untuk memberikan tubuh ganti 

tubuh (seperti yang kita katakan), dan sebab  itu hidup-

Nya harus diserahkan untuk hidup kita, sehingga hidup 

kita dapat diselamatkan. Inilah Aku, biarkanlah mereka 

ini pergi.  

Kedua, demi hidup dunia ini, untuk memperoleh pe-

nebusan umum untuk hidup kekal bagi seluruh isi du-

nia ini, dan untuk mendapatkan jaminan khusus untuk 

kehidupan kekal bagi semua orang percaya. Supaya 

daging dan darah Anak Manusia menunjukkan penjel-

maan dan kematian Sang Penebus, Kristus, yaitu Dia 

yang disalibkan dan penebusan yang dikerjakan-Nya 

dengan semua berkat penebusan yang sangat berharga: 


 410

Pengampunan dosa, perdamaian dengan Tuhan  , peng-

angkatan sebagai anak, jalan masuk menuju takhta 

anugerah, janji-janji dari kovenan itu, dan hidup yang 

kekal. Semua ini disebut daging dan darah Kristus.  

1. sebab  semua itu dibeli dengan daging dan darah-

Nya, dengan pemecahan tubuh-Nya dan pencurahan 

darah-Nya. Seandainya saja semua hak istimewa 

yang dibeli itu dapat disebutkan harganya sesuai de-

ngan harga yang telah dipakai untuk melunasinya. 

Tuliskanlah di atas semua hak itu pretium sanguinis 

– harga darah itu.  

2. sebab  daging dan darah itu yaitu  makanan dan 

minuman bagi jiwa kita. Daging yang masih ada da-

rahnya tidak boleh dimakan (Kej. 9:4), namun   hak-

hak istimewa Injil merupakan daging dan darah bagi 

kita, disediakan untuk makanan jiwa kita. Sebelum-

nya, Ia membandingkan diri-Nya dengan roti, yang 

yaitu  makanan yang sangat diperlukan, namun di 

sini Ia membandingkan diri-Nya dengan daging, 

yang lezat rasanya. Ini yaitu  perjamuan dengan 

masakan yang bergemuk (Yes. 25:6). Jiwa dike-

nyangkan dengan Kristus, seperti dengan lemak dan 

sumsum (Mzm. 63:6). Itu yaitu  benar-benar makan-

an dan benar-benar minuman. Sungguhlah demikian 

adanya, secara rohani. Demikian kata Dr. Whitby 

(seorang theolog Inggris – pen.). Kristus sungguh po-

kok anggur yang benar, atau benar-benar makanan, 

berlawanan dengan gambaran dan bayang-bayang 

yang menipu dan yang menjadi makanan dunia ini. 

Di dalam Kristus dan Injil-Nya ada persediaan ma-

kanan yang sebenarnya, yang sungguh mengenyang-

kan. Itulah yang benar-benar makanan dan benar-

benar minuman, yang memuaskan dan menyegarkan 

(Yer. 31:25-26). 

[2] Apa yang dimaksud dengan makan daging ini dan mi-

num darah ini, yang begitu diperlukan dan bermanfaat. 

Pasti hal itu berarti, tidak lebih dan tidak kurang dari 

percaya kepada Kristus. Sama seperti kita mengambil 

Injil Yohanes 6:28-59 

 411 

bagian dalam daging dan minuman dengan cara makan 

dan minum, demikian pula kita turut mengambil bagian 

dalam Kristus dan berkat-berkat-Nya dengan iman. Per-

caya kepada Kristus meliputi empat hal, yang ada di 

dalam kegiatan makan dan minum:  

Pertama, ada rasa keinginan untuk itu terhadap 

Kristus. Makan dan minum secara rohani ini didahului 

dengan rasa lapar dan haus (Mat. 5:6), hasrat yang 

sungguh-sungguh dan mendesak akan Kristus, tidak 

mau digantikan oleh apa pun yang kurang menarik di-

bandingkan dengan Dia: “Berikan aku Kristus atau aku 

akan mati.”  

Kedua, menerima dan memiliki Kristus bagi diri kita 

sendiri. Makanan yang dilihat saja tidak akan berguna 

bagi kita, namun   bila dimakan, makanan itu menjadi 

milik kita dan menjadi satu dengan diri kita. Dengan de-

mikian kita harus menerima Kristus supaya Ia berguna 

bagi diri kita: Tuhanku dan Tuhan  ku (20:28).  

Ketiga, bergembira di dalam Kristus dan keselamat-

an-Nya. Ajaran tentang Kristus yang tersalib harus 

menjadi makanan dan minuman bagi kita yang paling 

menyenangkan dan menggembirakan. Kita harus ber-

pesta dengan kelezatan Perjanjian Baru di dalam darah 

Kristus, menerima dengan kepuasan besar cara-cara 

yang diambil oleh Sang Hikmat Tak Terbatas dalam 

menebus dan menyelamatkan kita, sepuas-puasnya me-

lebihi apa yang pernah kita rasakan dengan makanan 

yang sangat kita butuhkan atau alami dengan kese-

nangan penuh syukur dari alam ini.  

Keempat, sumber zat makanan yang berasal dari Dia 

dan ketergantungan pada Dia untuk mendapatkan du-

kungan dan penghiburan bagi kehidupan rohani kita, 

serta kekuatan, pertumbuhan, dan kebugaran bagi ma-

nusia baru kita. Memakan dari Kristus berarti melaku-

kan segala sesuatu di dalam nama-Nya, dalam persatu-

an dengan Dia, dan oleh kekuatan yang diambil dari 

Dia. Ini berarti hidup bergantung dari Dia seperti hal-

nya kita bergantung dari makanan kita. Kita tidak dapat 

menggambarkan bagaimana tubuh kita terpelihara ka-


 412

rena makanan kita, namun   hal itu dapat kita ketahui dan 

rasakan, begitu juga halnya dengan makanan rohani. 

sebab  begitu senangnya Juruselamat kita dengan kias-

an ini (sebab  sangat besar maknanya dan dapat meng-

ungkapkan maksud-Nya), maka kemudian Ia menetap-

kan beberapa tanda lahiriah yang bisa dilihat, dengan 

maksud untuk menggambarkan bagaimana kita me-

nanggapi dan menerima berkat-berkat dari kematian-

Nya, yaitu dengan memilih gambaran makan dan minum 

itu, dan membuat-Nya menjadi tindakan yang sakra-

mental (ritual kudus).  

(3) sesudah  menjelaskan makna umum dari bagian percakapan 

Kristus ini, hal-hal yang bersifat khusus dapat dikelompok-

kan menjadi dua bagian utama: 

[1] Perlunya kita memakan dari Kristus (ay. 53): Jikalau 

kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum da-

rah-Nya, kamu tidak memiliki  hidup di dalam dirimu.  

Artinya:  

Pertama, “Jika kamu tidak memiliki hasrat yang 

kuat terhadap Kristus dan juga tidak memiliki  ke-

sukaan di dalam Dia, itu merupakan tanda yang pasti 

bahwa kamu tidak memiliki hidup rohani di dalam diri-

mu.” Jika jiwa itu tidak merasa lapar dan haus, pasti 

jiwa itu sudah tidak hidup lagi: Jika kita mati terhadap 

makanan dan minuman seperti ini, itu menjadi tanda 

bahwa kita benar-benar mati. Konon, bila lebah-lebah 

buatan, yang bergerak maju mundur oleh pegas, hen-

dak dibedakan dengan lebah asli, maka taruhlah madu 

di antara mereka. Pastilah lebah-lebah asli akan berter-

bangan ke sana, sedangkan yang buatan hanya diam 

tidak peduli, sebab  mereka tidak memiliki  hidup di 

dalam dirinya.  

Kedua, “Kamu pasti tidak dapat memiliki hidup 

rohani, kecuali kamu mengambilnya dengan iman dari 

Kristus. Di luar Dia kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” 

Iman di dalam Kristus merupakan primum vivens – da-

sar pendirian hidup yang pertama dari anugerah. Tanpa 

itu kita tidak memiliki kebenaran dari hidup rohani, 

Injil Yohanes 6:28-59 

 413 

juga tidak memiliki hak untuk kehidupan kekal: Tubuh 

kita tidak akan hidup tanpa makanan, begitu juga jiwa 

kita tidak akan hidup tanpa Kristus.  

[2] Manfaat dan keuntungan memakan dari Kristus ada di 

dalam dua hal: 

Pertama, kita akan menjadi satu dengan Kristus, se-

perti halnya tubuh kita dengan makanan kita saat  

makanan itu dicerna tubuh (ay. 56): Barangsiapa ma-

kan daging-Ku dan minum darah-Ku, yaitu hidup de-

ngan iman di dalam Kristus yang tersalib (dikatakan se-

bagai suatu tindakan yang berlanjut), ia tinggal di da-

lam Aku dan Aku di dalam dia. Dengan iman kita memi-

liki persekutuan yang dekat dan akrab dengan Kristus, 

Dia di dalam kita, dan kita di dalam Dia (17:21-23; 

1Yoh. 3:24). Orang-orang percaya tinggal di dalam Kris-

tus sebagai benteng yang teguh atau kota perlindungan 

mereka. Kristus tinggal di dalam mereka sebagai Tuan 

rumah, untuk memerintah dan mencukupi. Seperti 

itulah persekutuan antara Kristus dan orang-orang per-

caya, sehingga Ia dapat berbagi di dalam kesedihan me-

reka, dan mereka dapat ikut menikmati kasih karunia 

dan sukacita-Nya. Ia makan sayur pahit mereka bersa-

ma mereka, dan mereka akan makan bersama Dia ma-

kanan-Nya yang melimpah dan mewah. Itu yaitu  per-

sekutuan yang tidak dapat dipisahkan, seperti antara 

tubuh dan makanan yang dicerna (Rm. 8:35; 1Yoh. 

4:13).  

Kedua, kita akan hidup, akan hidup kekal, oleh Dia, 

seperti tubuh kita hidup oleh makanan kita.  

a. Kita akan hidup oleh Dia (ay. 57): Sama seperti Bapa 

yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, 

demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, 

akan hidup oleh Aku. Di sini kita melihat adanya 

rangkaian dan urutan kehidupan ilahi.  

(a) Tuhan   yaitu  Bapa yang hidup, memiliki hidup di 

dalam dan dari diri-Nya. AKU yaitu  AKU ada-

lah nama-Nya untuk selamanya.  


 414

(b) Yesus Kristus, sebagai Sang Pengantara, hidup 

oleh Bapa. Ia memiliki hidup di dalam diri-Nya 

sendiri (5:26), namun   Ia memperolehnya dari 

Bapa-Nya. Bapa yang telah mengutus Dia, bukan 

hanya membuat Dia memenuhi syarat dengan 

memberi kehidupan yang diperlukan untuk me-

laksanakan tanggung jawab yang demikian 

besar, namun   juga memberi kuasa atas perbenda-

haraan kehidupan ilahi untuk diberikan juga ke-

pada kita. Bapa mengembuskan nafas kehidupan 

rohani kepada Adam yang kedua, seperti sebe-

lumnya Ia mengembuskan nafas kehidupan jas-

mani kepada Adam yang pertama.  

(c) Orang-orang percaya yang sejati menerima kehi-

dupan ilahi ini sebab  persatuan mereka dengan 

Kristus, yang diperoleh dari persatuan antara 

Bapa dan Anak, seperti yang dicatat juga dalam 

17:21. Oleh sebab  itu, barangsiapa yang mema-

kan Aku, atau mengambil Aku sebagai makanan, 

akan hidup oleh Aku: mereka yang hidup dari 

Kristus akan hidup oleh Dia. Hidup orang per-

caya diperoleh dari Kristus (1:16), tersembunyi 

dengan Kristus (Kol. 3:4). Kita hidup oleh Dia se-

perti anggota-anggota hidup oleh kepala, cabang-

cabang oleh akar. Sebab Dia hidup, kita pun 

akan hidup.  

b. Kita akan hidup kekal oleh-Nya (ay. 54): Barang-

siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, seperti 

yang disediakan di dalam Injil untuk menjadi ma-

kanan bagi jiwa, ia memiliki  hidup yang kekal, 

dan ia telah memilikinya sekarang (ay. 40). Ia memi-

likinya di dalam Kristus, yang yaitu  awal dari hi-

dup kekal. Ia memiliki jaminan dan tanda jadi serta 

pengharapan akan hidup kekal itu. Ia akan hidup 

selamanya (ay. 58). Kebahagiaannya berlangsung se-

turut lamanya kekekalan itu sendiri. 

Terakhir, penulis sejarah ini menutup dengan sebuah 

catatan mengenai tempat Yesus melakukan pembicaraan 

Injil Yohanes 6:60-71 

 415 

dengan orang-orang Yahudi itu (ay. 59): saat  Ia mengajar 

di rumah ibadat. Keterangan ini menunjukkan bahwa Ia 

mengajar banyak hal di samping hal-hal yang disebut di 

sini, namun   yang ada dalam pembicaraan-Nya itulah yang 

baru Ia bicarakan. Ia menambahkan keterangan bahwa Ye-

sus mengatakan hal-hal ini di rumah ibadat untuk menun-

jukkan:  

1. Tingginya nilai pengajaran Kristus. Pengajaran-Nya ti-

dak perlu disembunyikan, namun   disampaikan secara 

terbuka di dalam perhimpunan segala macam orang, 

supaya dapat menahan ujian yang terberat sekalipun 

dan supaya tidak berat sebelah.  

2. Tingginya nilai kepercayaan terhadap penulisan tentang 

hal-hal ini. Untuk meyakinkan kita semua bahwa perca-

kapan ini telah dilakukan dengan adil. Ia tampil di ru-

mah ibadat di Kapernaum, tempat pengajaran itu dapat 

diuji. 

Percakapan Kristus dengan Murid-murid-Nya; 

Pengaruh Percakapan Kristus; Watak Yudas 

(6:60-71) 

60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang 

berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” 61 

Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-

sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu meng-

goncangkan imanmu? 62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak 

Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 63 Rohlah yang 

memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang 

Kukatakan kepadamu yaitu  roh dan hidup. 64 namun   di antaramu ada yang 

tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan 

siapa yang akan menyerahkan Dia. 65 Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kuka-

takan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau 

Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” 66 Mulai dari waktu itu banyak 

murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 67 Maka 

kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi 

juga?” 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami 

akan pergi? Perkataan-Mu yaitu  perkataan hidup yang kekal; 69 dan kami 

telah percaya dan tahu, bahwa Engkau yaitu  Yang Kudus dari Tuhan  .” 70 

Jawab Yesus kepada mereka: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih 

kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu yaitu  Iblis.” 71 Yang 

dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan 

menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu. 


 416

Di sini diceritakan mengenai perihal pengaruh pembicaraan Kristus. 

Sebagian orang merasa gusar dan yang lain merasa diberkati oleh 

pembicaraan itu. Sebagian meninggalkan Dia dan yang lain dibawa 

semakin dekat kepada-Nya.  

I. Bagi sebagian orang hal itu menjadi bau kematian yang memati-

kan. Bukan hanya bagi orang-orang Yahudi, yang mengaku seba-

gai musuh bagi Dia dan ajaran-Nya, namun   juga bagi banyak dari 

antara murid-murid-Nya, bahkan sepertinya sebagian besar mu-

rid-murid, yang merupakan pendengar setia-Nya dan mengikuti 

Dia secara terbuka. Semuanya merupakan sebuah kelompok cam-

puran yang besar, seperti orang-orang di antara bangsa Israel, 

yang mulai merasa tidak puas. Sekarang, di sini kita membaca, 

1. Sungutan mereka terhadap pengajaran yang mereka dengar 

(ay. 60): Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup men-

dengarkannya?  

(1) Mereka sendiri tidak menyukainya: “Pengajaran apa ini? 

Makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya!” Jika 

dipahami secara kiasan, kita tidak dapat memahaminya, 

dan jika dipahami secara harfiah, tidak masuk akal. Apa-

apaan ini! Masakan kita harus menjadi pemakan manusia? 

Tidak dapatkah kita menjadi saleh, haruskah kita menjadi 

biadab? Seperti kata Averroes (1126-1198, filsuf dan theo-

log Islam dari Andalusia – pen.), Si Christiani adorant quod 

comedunt, sit anima mea cum philosophis – Jika orang 

Kristen memuja apa yang mereka makan, lebih baik saya 

mengikuti para ahli filsafat saja. Namun masalahnya, saat  

mereka merasa bahwa perkataan ini keras, dan kalau saja 

dengan penuh kerendahan hati memohon kepada Kristus 

untuk menjelaskan perumpamaan itu kepada mereka, Ia 

pasti akan membuka rahasia perumpamaan itu, serta 

pengertian mereka juga, sebab  Ia mengajarkan jalan-Nya 

kepada orang-orang yang rendah hati. Namun, mereka 

tidak mau meminta Kristus menjelaskan perkataan-Nya itu 

kepada mereka, sebab  mereka memang tidak mau mele-

paskan tuntutan mereka untuk menolak perkataan-Nya itu 

– bahwa perkataan-Nya itu keras.  

Injil Yohanes 6:60-71 

 417 

(2) Mereka menganggap tidak mungkin ada orang yang akan 

menyukai ajaran itu: “Siapakah yang sanggup mendengar-

kannya? Pasti tidak ada seorang pun.” Demikianlah, para 

penghujat agama memang selalu yakin semua orang yang 

berpikiran waras akan setuju dengan mereka. Mereka me-

nyimpulkan dengan penuh kepastian bahwa tidak akan 

ada orang yang berakal sehat yang akan mengakui ajaran 

Kristus, bahkan orang yang rohani pun tidak akan tunduk 

pada hukum-hukum-Nya. Sebab mereka sendiri tidak ta-

han diajar seperti itu, mereka mengira orang lain juga tidak 

akan tahan: Siapakah yang sanggup mendengarkannya? 

Tapi, syukur kepada Tuhan  , ribuan orang telah mendengar-

kan perkataan-perkataan Kristus ini, dan bukan saja se-

mua perkataan itu mudah, namun   juga terasa nikmat bagi 

mereka, seperti rasa makanan yang diperlukan bagi tubuh 

mereka.  

2. Kristus mencela sungut-sungut mereka.  

(1) Ia cukup mengenal dengan baik sungut-sungut mereka (ay. 

61). Mereka berbantahan diam-diam atau saling berbisik 

sembunyi-sembunyi.  

namun  :  

[1] Kristus mengenal mereka, Ia melihat mereka, Ia mende-

ngar mereka. Perhatikanlah, Kristus memperhatikan 

bukan saja perlawanan-perlawanan yang berani dan 

terbuka yang dilakukan para pendosa yang berani ter-

hadap nama dan kemuliaan-Nya, namun   juga celaan-

celaan diam-diam atas ajaran-Nya yang dilakukan oleh 

orang-orang percaya yang duniawi. Ia tahu apa yang di-

katakan orang bodoh di dalam hatinya, yang sebab  

malu tidak mengutarakan isi hatinya. Ia mengamati ba-

gaimana ajaran-Nya menimbulkan kejengkelan orang-

orang yang mendengarkan khotbah-Nya. Ia juga meng-

amati siapa yang bersukacita di dalam ajaran itu dan 

siapa yang bersungut-sungut terhadap ajaran itu, siapa 

yang setuju dan mau tunduk pada ajaran-Nya itu serta 

siapa yang berbantah-bantah dan memberontak terha-

dapnya, sekalipun semuanya dilakukan dengan diam-

diam.  


 418

[2] Ia tahu tentang hal itu di dalam hati-Nya, bukan sebab  

ada yang memberi tahu kepada-Nya, juga bukan sebab  

ada petunjuk luar tentang hal itu, namun   sebab  kema-

hatahuan ilahi-Nya sendiri. Ia tahu tentang hal itu bu-

kan seperti para nabi yang menerima penyataan ilahi 

yang diberikan kepada mereka (yang ingin diketahui 

oleh para nabi kadang-kadang tersembunyi bagi mere-

ka, seperti dalam 2Raj. 4:27), namun   melalui pengetahu-

an ilahi yang ada di dalam Dia. Ia yaitu  Firman yang 

paling hakikat yang sanggup membedakan pertimbang-

an dan pikiran hati kita (Ibr. 4:12-13). Buah pikiran itu 

sama saja dengan kata-kata bagi Kristus, sebab  itu 

kita harus berhati-hati bukan saja dengan apa yang kita 

katakan dan lakukan, namun   juga dengan apa yang kita 

pikirkan.  

(2) Ia cukup tahu cara menjawab mereka: “Adakah perkataan 

itu menggoncangkan imanmu? Apakah menjadi batu san-

dungan bagimu?” Lihatlah bagaimana orang menyerang 

diri mereka dengan kesalahan yang sengaja mereka per-

buat sendiri. Mereka merasa tersinggung saat  tidak ada 

yang menyinggung, dan bahkan membuat diri sendiri ter-

singgung saat  tidak ada yang dapat membuat mereka ter-

singgung. Perhatikanlah, memang sudah sepantasnya kita 

bertanya-tanya mengapa begitu banyak orang merasa jeng-

kel terhadap pengajaran Kristus hanya sebab  alasan yang 

begitu kecil. Kristus bertanya juga di sini dengan nada he-

ran: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?” 

Sekarang, untuk menjawab orang-orang yang menuduh 

pengajaran-Nya berbelit-belit dan tidak jelas itu (Si non vis 

intelligi, debes negligi – Jika kamu tidak mau dimengerti, 

kamu pantas diabaikan),  

[1] Ia memberikan petunjuk kepada mereka perihal kenaik-

an-Nya ke sorga, sebab  kenaikan itu akan memberi 

bukti tidak terbantahkan tentang kebenaran ajaran-Nya 

(ay. 62): Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak 

Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 

Apa yang terjadi nanti?  

Injil Yohanes 6:60-71 

 419 

Pertama, “Jika Aku harus mengatakan kepadamu 

tentang hal itu, pasti itu akan lebih menjengkelkan hati-

mu, dan kamu akan berpikir bahwa Aku terlalu meng-

ada-ada. Jika hal ini saja merupakan perkataan yang 

terlampau keras sehingga kamu tidak sanggup mende-

ngarkannya, bagaimana kamu akan memahaminya jika 

Aku memberitahukan kepadamu tentang kenaikan-Ku 

ke sorga, dari mana Aku telah turun?” (3:12). Orang-

orang yang tersandung oleh kesulitan-kesulitan yang 

lebih kecil harus berpikir bagaimana mereka dapat 

mengatasi kesulitan yang lebih besar.  

Kedua, “saat  kamu melihat Anak Manusia naik ke 

sorga, hal ini akan lebih menjengkelkan hatimu lagi, ka-

rena saat itu tubuh-Ku tidak dapat dimakan lagi 

olehmu menurut pengertian duniawimu yang sekarang,” 

demikian kata Dr. Whitby (seorang theolog Inggris – 

pen.). Atau,  

Ketiga, “saat  kamu melihat hal itu atau mende-

ngarnya dari orang-orang yang menyaksikan hal itu, 

kamu nanti pasti akan diyakinkan. Mungkin kamu 

menganggap Aku berlebihan saat  Aku berkata, Aku 

telah turun dari sorga, sebab  soal inilah yang kamu 

pertengkarkan (ay. 42). Namun, apa lagi yang bisa 

kamu pikirkan saat  melihat Aku kembali ke sorga?” 

Jika ia naik, berarti pasti juga bahwa Ia telah turun (Ef. 

4:9-10). Kristus sering menunjuk diri-Nya demikian de-

ngan bukti-bukti yang berurutan (seperti dalam 1:50-51; 

3:14; Mat. 12:40; 26:64). Marilah kita menunggu seje-

nak, sampai rahasia Tuhan   diungkapkan, kemudian kita 

akan melihat bahwa tidak ada alasan untuk menentang 

perkataan Kristus yang mana pun.  

[2] Ia memberikan mereka sebuah kunci jawaban yang 

umum sifatnya atas perkataan-Nya ini dan atas semua 

percakapan-Nya yang diungkapkan melalui perumpa-

maan itu, untuk mengajar mereka supaya memahami 

semuanya itu secara rohani dan tidak mengikuti cara 

jasmani dan duniawi: Rohlah yang memberi hidup, da-

ging sama sekali tidak berguna (ay. 63). Sama seperti 

dalam tubuh jasmani, nyawa atau rohlah yang mengge-


 420

rakkan dan menghidupkan tubuh itu, dan tanpa nyawa 

atau roh itu, makanan yang paling banyak kandungan 

gizinya pun sama sekali tidak akan berguna (apa guna-

nya makanan bagi tubuh, jika makanan itu tidak dapat 

dimanfaatkan dan digerakkan oleh nyawa), demikian 

juga halnya dengan jiwa.  

Pertama, menjalankan segala ketetapan ibadah be-

gitu saja tanpa isi, akan sama sekali tidak berguna jika 

Roh Tuhan   tidak bekerja di dalam semua ketetapan iba-

dah itu dan menghidupkan jiwa melalui semua ketetap-

an ibadah itu. Jika Roh bekerja di dalam Firman dan 

ketetapan ibadah, ini akan menjadi seperti makanan 

bagi manusia yang hidup, jika tidak, maka Firman dan 

ketetapan ibadah itu hanya menjadi seperti makanan 

bagi orang mati. Bahkan tubuh Kristus, yang menjadi 

korban bagi dosa itu, akan sama sekali tidak ada apa-

apanya bagi kita kecuali Roh yang mulia itu menghi-

dupkan roh kita melalui tubuh Kristus itu dan member-

dayakan pengaruh kuasa kematian-Nya itu terhadap 

diri kita, sampai kita dibuat menjadi satu dengan kema-

tian tubuh-Nya itu melalui anugerah-Nya.  

Kedua, jika dipahami secara harfiah, ajaran tentang 

makan daging Kristus dan minum darah-Nya akan 

sama sekali tidak memberi manfaat apa-apa, malah 

akan membawa kita pada kekeliruan dan prasangka. 

Sebaliknya, dengan memahami atau mengartikannya 

secara rohani, itu akan menggerakkan jiwa, membuat-

nya menjadi hidup dan bergairah, sebab  demikianlah 

yang dikatakan Kristus: Perkataan-perkataan yang Ku-

katakan kepadamu yaitu  roh dan hidup. Memakan 

daging Kristus! Ini perkataan yang keras, namun yang 

dapat saya lakukan yaitu  mempercayai bahwa Kristus 

mati bagi saya, supaya dengan begitu saya bisa menda-

tangkan kekuatan dan penghiburan dari ajaran itu ke-

tika saya berusaha mendekati Tuhan  , saat  saya ber-

usaha melawan dosa dan mempersiapkan diri untuk 

masa yang akan datang. Inilah roh dan hidup dari per-

kataan itu, dan jika kita dapat memahaminya secara 

demikian, maka perkataan itu menjadi perkataan yang 

Injil Yohanes 6:60-71 

 421 

sungguh istimewa. Alasan mengapa manusia tidak me-

nyukai perkataan Kristus yaitu  sebab  mereka menya-

lahartikan perkataan itu. Pengertian harfiah terhadap 

sebuah perumpamaan tidak ada gunanya bagi kita. Kita 

tidak akan menjadi lebih bijaksana sebab  itu. Makna 

rohani dari perumpamaan itulah yang mengandung 

pelajaran bagi kita.  

Ketiga, daging sama sekali tidak berguna – orang-

orang yang hidup di dalam daging (begitulah sebagian 

orang memahaminya), yang berada di bawah kuasa 

pikiran daging, tidak akan memperoleh sesuatu yang 

berguna dari perkataan-perkataan Kristus. Namun, Roh 

menghidupkan – orang-orang yang memiliki Roh, mere-

ka yang rohani, akan dihidupkan dan digairahkan oleh 

perkataan-perkataan-Nya, sebab  perkataan-perkataan 

itu diterima ad modum recipientis – sejalan dengan ke-

adaan pikiran si penerima. Orang duniawi merasa mene-

mukan kesalahan dalam perkataan-perkataan Kristus, 

padahal kesalahan itu ada di dalam diri mereka sendiri. 

Hanya pada pikiran-pikiran yang penuh hawa nafsu 

sajalah, hal-hal yang rohani itu tidak dapat dipahami 

dan tidak memiliki kehidupan (1Kor. 2:14-15). Sebalik-

nya, pikiran yang rohani menghargai dan menikmati 

hal-hal yang rohani.  

[3] Ia memperlihatkan kepada mereka bahwa Ia mengenal 

siapa mereka, dan bahwa Ia tidak mengharapkan hal-

hal yang baik apa pun dari mereka, meskipun mereka 

menyebut diri mereka murid-murid-Nya (ay. 64-65). Se-

karang, digenapilah apa yang dikatakan oleh nabi ten-

tang Kristus dan pengajaran-Nya (Yes. 53:1), Siapakah 

yang percaya kepada berita yang kami dengar dan 

kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? 

Di sini Kristus menaruh perhatian pada kedua hal ini.   

Pertama, mereka tidak mempercayai berita-Nya: “Ada 

beberapa di antara kamu yang berkata akan meninggal-

kan semuanya untuk mengikut Aku, namun masih be-

lum percaya.” Inilah alasan mengapa firman yang diberi-

takan sama sekali tidak berguna bagi mereka, sebab  

tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman (Ibr. 4:2). 


 422

Mereka tidak percaya Dia itu Mesias. Kalau mereka per-

caya, mereka akan tunduk pada ajaran yang diberita-

kan-Nya, dan bukan mempertengkarkannya walaupun 

masih ada beberapa hal yang masih belum jelas dan 

sulit dimengerti. Oportet discentum credere – Para pe-

mula yang sedang belajar harus memahami sesuatu me-

nurut perkataan guru mereka.  

Perhatikanlah:  

1. Di antara orang-orang Kristen yang hanya namanya 

saja Kristen, banyak yang sebenarnya yaitu  orang 

kafir.  

2. Ketidakpercayaan orang-orang munafik sudah ter-

buka dan telanjang di depan mata Kristus, sebelum 

tampak dengan sendirinya di hadapan dunia. Ia tahu 

dari semula siapa dari antara orang banyak yang 

telah mengikuti Dia itu yang percaya, dan siapa dari 

kedua belas murid itu yang akan menyerahkan Dia. 

Ia tahu dari semula sejak berkenalan dengan mere-

ka, saat  bersama-sama, saat  mereka sedang ber-

ada dalam semangat rohani yang tertinggi, siapa 

yang tulus di antara mereka, seperti Natanael (1:47), 

dan siapa yang tidak. Sebelum mereka mengungkap-

kan diri melalui tindakan yang nyata, Ia telah dapat 

membedakan dengan sempurna siapa yang percaya 

dan siapa yang tidak, siapa yang kasihnya palsu dan 

siapa yang kasihnya hangat dan tulus. sebab  itu 

dapat kita simpulkan,  

(1) Bahwa kemurtadan orang-orang yang telah lama 

mengaku hidup beragama jelas membuktikan ke-

munafikan mereka dari sejak dulunya, dan bah-

wa dari semula mereka memang sudah tidak per-

caya. Kemurtadan itu bukan merupakan bukti 

bahwa orang-orang percaya sejati mungkin saja 

bisa menjadi sungguh murtad. Murtad yang 

demikian tidak bisa disebut sebagai kejatuhan 

orang-orang kudus sejati, melainkan lebih tepat 

disebut sebagai terbukanya kedok orang-orang 

yang penuh dengan kepura-puraan (1Yoh. 2:19). 

Injil Yohanes 6:60-71 

 423 

Stella cadens non stella fuit – Bintang yang jatuh 

tidak pernah menjadi bintang.  

(2) Bahwa merupakan hak istimewa Kristus untuk 

mengenal isi hati manusia. Ia tahu siapa yang 

tidak percaya, yang bersembunyi di balik peng-

akuan percaya dan terus tinggal di dalam jemaat-

Nya, terus menjalankan tata ibadah-Nya dan me-

manfaatkan nama-Nya. Keadaan mereka ini tidak 

akan membuat mereka tampak bagi dunia, ke-

cuali kejahatan mereka menyingkapkan diri me-

reka sendiri. Ini terjadi sebab  memang demikian 

sifat gereja-Nya yang kelihatan itu, dan hari 

pengungkapan itu masih akan menunggu waktu-

nya. Namun, kita tidak boleh bertindak seolah-

olah bisa menghakimi hati manusia, sebab  ka-

lau kita melakukannya, kita melangkahi takhta 

Kristus dan bertindak mendahului penghakiman-

Nya. Kita sering salah menilai orang dan perasa-

an kita berubah-ubah terhadap mereka. Namun, 

satu hal yang pasti bagi kita yaitu , bahwa 

Kristus mengenal semua orang, dan bahwa peng-

hukuman-Nya sesuai dengan kebenaran.  

Kedua, alasan mengapa mereka tidak percaya kepa-

da berita-Nya yaitu  sebab  tangan kekuasaan Tuhan 

tidak dinyatakan kepada mereka: Sebab itu telah Kuka-

takan kepadamu, tidak ada seorang pun dapat datang 

kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepa-

danya (ay. 56), yang merujuk pada ayat 44. sebab  itu 

Kristus tidak dapat tidak pasti tahu siapa yang percaya 

dan siapa yang tidak, iman merupakan karunia dan 

pekerjaan Tuhan  , semua karunia dan pekerjaan Tuhan   

tidak bisa tidak pasti diketahui oleh Dia. Semuanya itu 

diberikan melalui tangan-Nya. Itulah sebabnya Ia ber-

kata tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-

Nya, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa. Pada ayat 65, Ia 

berkata, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepada-

nya, yang menunjukkan bahwa Tuhan   menarik jiwa-jiwa 

dengan memberikan kasih karunia dan kekuatan ke-

pada mereka serta keinginan untuk datang. Tanpa se-


 424

mua itu, manusia yang sudah mandul secara moral