Yohanes 1-16 12
njadi milik-Nya. Biarlah Dia melakukan
semua hal yang mereka butuhkan, mengajar mere-
ka, menyembuhkan mereka, membayar utang mere-
ka, membela perkara mereka, menyiapkan dan men-
jaga mereka untuk masuk dalam kehidupan kekal.
Biarlah Dia melakukan yang terbaik bagi mereka.
Bapa dapat menyerahkan mereka sesuai dengan
perkenanan-Nya: Sebagai ciptaan, kehidupan dan
keberadaan mereka berasal dari Dia, sebagai orang
berdosa, mereka kehilangan kehidupan dan keber-
adaan mereka dari Dia pula. Bisa saja Ia menjual
mereka demi tuntutan keadilan-Nya dan menyerah-
kan mereka kepada para penyiksa. Namun, ini tidak
dilakukan-Nya. Sebaliknya, Ia mengangkat mereka
kembali sebagai tanda peringatan akan rasa kasih-
an-Nya dan membawa mereka kepada Sang Juru-
selamat. Orang-orang yang dipilih Tuhan menjadi
sasaran kasih-Nya yang khusus dipercayakan-Nya
ke dalam tangan Kristus.
2. Yesus Kristus telah berjanji bahwa tidak akan ada
yang hilang dari semua yang telah diberikan Bapa
kepada-Nya. Banyak orang yang dibawa-Nya pada
388
kemuliaan. Semuanya akan segera terjadi dan tidak
seorang pun dari anak-anak ini akan hilang (Mat.
18:14). Tidak seorang pun dari mereka akan hilang
akibat kekurangan anugerah yang menguduskan
mereka. Jika aku tidak membawa dia kepadamu dan
menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang
berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya
(Kej. 43:9).
3. Usaha Kristus bagi orang-orang yang diberikan ke-
pada-Nya terus berlanjut sampai pada kebangkitan
tubuh mereka. Aku akan membangkitkan mereka
pada akhir zaman, yang merampungkan semua yang
sudah terjadi, untuk memahkotai dan menggenap-
kan seluruh usaha-Nya. Tubuh merupakan bagian
dari manusia, sebab itu tubuh juga merupakan
bagian dari penebusan dan tanggung jawab Kristus.
Hal ini berkaitan dengan janji itu, dan sebab itu
tidak akan ada bagian yang hilang. Usaha dan janji-
Nya itu bukan hanya agar Ia tidak akan kehilangan
seorang pun, satu orang pun, namun juga agar Ia ti-
dak kehilangan apa pun, bagian apa pun dari orang
itu, dan sebab itu termasuk juga tubuhnya. Peker-
jaan Kristus tidak akan digenapi sampai terjadinya
kebangkitan, saat roh dan tubuh orang-orang
kudus akan dipersatukan kembali dan dikumpulkan
di hadapan Kristus, supaya Ia dapat mempersem-
bahkan mereka kepada Bapa: Sesungguhnya, inilah
Aku dan anak-anak yang diberikan Tuhan kepada-Ku
(Ibr. 2:13; 2Tim. 1:12).
4. Sumber dan asal usul semua ini yaitu kehendak
berdaulat dari Tuhan , dari rancangan kehendak-Nya.
Berdasarkan inilah Ia mengerjakan semua usaha-
Nya itu. Inilah perintah yang Tuhan berikan kepada
Anak-Nya saat Ia mengutus-Nya ke dunia ini, dan
kepada perintah-Nya inilah mata Anak itu tertuju.
Kedua, perintah umum yang diberikan kepada anak-
anak manusia. Perintah ini berisi cara dan syarat yang
harus diikuti mereka untuk bisa menerima keselamatan
melalui Kristus. Dan inilah kovenan anugerah antara
Injil Yohanes 6:28-59
389
Tuhan dan manusia. Siapa saja orang-orang tertentu
yang diberikan kepada Kristus merupakan sebuah raha-
sia: Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, kita tidak,
dan kita juga tidak layak untuk itu. Walaupun demi-
kian, meskipun nama-nama mereka tersembunyi, ting-
kah laku mereka diumumkan. Sebuah tawaran untuk
memperoleh kehidupan dan kebahagiaan diberikan ber-
dasarkan syarat-syarat Injil, supaya dengan tawaran
tersebut, orang-orang yang diberikan kepada Kristus
dapat dibawa kepada Tuhan , sedangkan yang lainnya
akan ditinggalkan tanpa dapat diampuni (ay. 40): “Inilah
kehendak itu, kehendak yang dinyatakan secara ter-
buka, dari Dia yang mengutus Aku. Inilah cara yang
telah disepakati, supaya setiap orang, bangsa Yahudi
dan bukan Yahudi, yang melihat Anak dan yang per-
caya kepada-Nya, dapat beroleh hidup yang kekal, dan
supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
Inilah Injil yang sebenarnya, yaitu kabar baik. Bukan-
kah sangat menyegarkan mendengar hal ini?
1. Bahwa kehidupan kekal itu dapat kita peroleh, dan
bila tidak, itu merupakan kesalahan kita sendiri. Pa-
dahal, sebab dosa Adam yang pertama, jalan menu-
ju pohon kehidupan telah tertutup. Melalui anugerah
Adam kedua, jalan itu terbuka kembali. Mahkota
kemuliaan diletakkan di hadapan kita sebagai ha-
diah atas panggilan tertinggi kita, dan untuk itu kita
harus berlari dan mendapatkannya.
2. Setiap orang dapat memilikinya. Injil harus diberita-
kan dan penawaran ini harus disampaikan bagi se-
mua orang, dan jangan ada yang berkata, “Itu bukan
kepunyaanku” (Why. 22:17).
3. Kehidupan kekal ini pasti untuk semua orang yang
percaya kepada Kristus, dan hanya bagi mereka
saja. Barangsiapa melihat Anak dan percaya kepada-
Nya, dia akan diselamatkan. Beberapa orang meng-
anggap kata melihat ini sebagai pembatasan atas
syarat keselamatan, yaitu hanya bagi orang-orang
yang telah memperoleh pewahyuan Kristus dan anu-
gerah-Nya. Setiap orang yang memperoleh kesempat-
390
an diperkenalkan kepada Kristus serta memanfaat-
kan perkenalan itu untuk percaya kepada-Nya, akan
mendapat hidup yang kekal, sehingga tidak seorang
pun akan dipersalahkan sebab ketidakpercayaan
(walaupun begitu, orang dapat dihukum juga sebab
dosa-dosa lain), selain mereka yang telah mendengar
Injil yang diberitakan kepada mereka, seperti orang-
orang Yahudi di sini (ay. 36), yang telah melihat,
namun tetap tidak percaya, yang telah mengenal
Kristus, namun tidak memercayai-Nya. Namun, saya
lebih suka mengartikan melihat di sini sama dengan
percaya, sebab kata yang dipakai yaitu theōrōn,
yang tidak begitu memaksudkan pengertian pengli-
hatan oleh mata (seperti yang dipakai dalam ayat 36,
heōrakate me – kamu telah melihat Aku). Kata ini
lebih banyak menunjuk pada arti perenungan pikiran
yang mendalam. Setiap orang yang melihat Anak,
yakni yang percaya kepada-Nya, melihat-Nya dengan
mata iman. Dengan imanlah kita dapat mengenal
dan terpengaruh oleh pengajaran Injil tentang Dia.
Memandang Dia yaitu seperti orang-orang Israel
yang dipagut ular tedung memandangi ular tembaga
yang dibuat Musa. Bukanlah iman buta yang dike-
hendaki Kristus. Bukan memejamkan mata lalu
mengikuti Dia, namun melihat Dia dan melihat alasan
apa yang dapat kita gunakan untuk melanjutkan
iman kita. Akan sangat baik jika kemudian iman kita
tidak didasarkan pada apa kata orang (percaya
seperti yang dipercaya gereja), namun sebagai hasil
pertimbangan yang cukup dan pengertian yang men-
dalam mengapa kita percaya: Sekarang mataku sen-
diri memandang Engkau. Kami telah mendengar Dia
sendiri.
4. Untuk memperoleh hidup yang kekal, orang-orang
yang percaya kepada Yesus Kristus akan dibangkit-
kan oleh kuasa-Nya pada akhir zaman. Tugas ini
diberikan kepada-Nya sebagai kehendak Bapa-Nya
(ay. 39). Namun, dengan sungguh-sungguh Ia men-
jadikan tugas ini sebagai pekerjaan dan janji-Nya
Injil Yohanes 6:28-59
391
sendiri: Aku membangkitkannya pada akhir zaman,
yang bukan saja menunjukkan kembalinya tubuh
pada kehidupan, namun juga menempatkan manusia
itu seutuhnya ke dalam kehidupan kekal seperti
yang dijanjikan-Nya.
2. Sekarang, mari kita perhatikan apa kata para pendengar-Nya
mengenai semua yang dikatakan-Nya mengenai diri-Nya sen-
diri sebagai roti hidup yang turun dari sorga.
(1) saat mereka mendengar sesuatu yang dikatakan seperti
roti dari Tuhan yang memberi hidup, dengan sungguh-sung-
guh mereka berdoa memohon roti itu (ay. 34): Tuhan, beri-
kanlah kami roti itu senantiasa. Saya tidak berpendapat
bahwa hal ini dikatakan sebagai ejekan dengan gaya men-
cemooh, seperti pendapat banyak penafsir: “Jika Engkau
dapat, berikan kami roti seperti ini, supaya kami bisa me-
makannya, bukan hanya sekali makan seperti lima roti itu,
namun senantiasa,” seolah-olah tidak lebih baik dibandingkan
permohonan pencuri yang durhaka itu: Bukankah Engkau
yaitu Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami. Namun,
saya berpendapat bahwa meskipun permintaan ini dilaku-
kan tanpa sadar apa yang mereka sebenarnya minta,
namun diajukan dengan jujur dan dengan maksud baik.
Buktinya, mereka memanggil-Nya, Tuhan, dan ingin men-
dapatkan bagian dari apa yang Ia berikan, apa pun mak-
sud-Nya dengan roti itu. Pemahaman-pemahaman yang
umum dan membingungkan mengenai perkara-perkara ila-
hi bisa menimbulkan dalam hati yang duniawi suatu has-
rat dan kerinduan akan perkara-perkara ilahi, seperti ke-
rinduan Bileam, yaitu untuk mati seperti matinya orang-
orang jujur. Orang-orang yang memiliki pengetahuan tidak
jelas tentang perkara-perkara Tuhan , mereka yang melihat
orang seperti pohon berjalan, akan menaikkan doa yang
saya sebut doa-doa tidak jelas untuk mendapatkan berkat-
berkat rohani. Mereka mengira perkenanan Tuhan yaitu
sesuatu yang baik dan sorga yaitu tempat yang menye-
nangkan, dan mereka sangat menginginkannya. Namun, di
lain pihak, mereka tidak menghargai dan juga tidak meng-
inginkan sama sekali kesucian yang diperlukan untuk
392
mendapatkan kedua berkat itu. Biarlah ini menjadi hasrat
jiwa kita. Sudahkah kita merasakan bahwa Tuhan penuh
dengan kemurahan, sudahkah kita dijamu dengan firman
Tuhan dan Kristus dalam firman itu? Marilah kita berkata,
“Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa. Biarlah roti hi-
dup itu menjadi roti kami sehari-hari, menjadi manna
sorgawi untuk perjamuan kami yang terus berlanjut, dan
biarlah tidak ada kata kekurangan akan roti itu dalam
hidup kami selamanya.”
(2) Namun, saat orang-orang itu mengetahui bahwa yang
dimaksud Yesus dengan roti hidup itu yaitu diri-Nya sen-
diri, mereka lalu melecehkan hal itu. Tidak jelas di sini apa-
kah mereka itu orang-orang yang sama dengan mereka
yang memohon roti itu (ay. 34) atau orang lain dalam ke-
lompok itu. Tampaknya mereka ini orang lain lagi, sebab
mereka disebut orang-orang Yahudi. Sekarang dikatakan
(ay. 41), Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang
Dia. Sungut-sungut ini datang dengan tiba-tiba sesudah per-
nyataan khidmat yang disampaikan Kristus tentang kehen-
dak Tuhan dan janji-Nya sendiri mengenai keselamatan
umat manusia (ay. 39-40), yang tanpa ragu lagi merupakan
sebagian dari perkataan yang paling berbobot dan mulia
yang pernah disampaikan dari mulut Yesus Tuhan kita,
perkataan yang sungguh penuh dengan kebenaran dan
layak diterima. Dalam pikiran kita, mereka ini seharusnya
bersikap seperti orang-orang Israel di Mesir dulu, di mana
saat mendengar bahwa Tuhan telah mengindahkan mere-
ka, maka berlututlah mereka dan sujud menyembah. Na-
mun, orang-orang ini, bukannya menerima tawaran terse-
but, mereka malah bersungut-sungut dan berbantah-ban-
tah tentang apa yang telah dikatakan Kristus. Meskipun
mereka tidak secara terang-terangan menentang dan me-
nyangkal perkataan-Nya, namun secara diam-diam dengan
saling berbisik mereka mencemooh dan saling memanas-
manasi menentang perkataan-Nya itu. Banyak orang tidak
mau mengaku bahwa mereka menentang pengajaran Kris-
tus, namun di dalam hati, mereka berkata mereka tidak
menyukainya (biasanya mereka tidak mau mengaku terus
terang sebab apa yang mereka perdebatkan itu tidaklah
Injil Yohanes 6:28-59
393
berdasar dan lemah alasannya, sehingga mereka malu un-
tuk mengakuinya atau takut dibungkamkan sebab nya).
Sekarang:
[1] Hal yang membuat mereka merasa jengkel yaitu pene-
gasan Kristus yang menyatakan bahwa Ia berasal dari
sorga (ay. 41-42). Bagaimana mungkin Ia dapat berkata,
Aku telah turun dari sorga? Mereka pernah mendengar
malaikat-malaikat turun dari sorga, namun belum per-
nah ada manusia yang turun dari sorga. Mereka lupa
bukti-bukti yang telah Ia berikan kepada mereka yang
menunjukkan bahwa Ia lebih dibandingkan sekadar manu-
sia.
[2] Yang membuat mereka merasa benar yaitu bahwa
mereka tahu akan silsilah-Nya di dunia ini: Bukankah
Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal?
Bagi mereka, keliru besar kalau Ia sampai mengatakan
bahwa Ia telah turun dari sorga. Ia kan hanya seorang
seperti mereka. Mereka meremehkan nama-Nya yang
mulia, Yesus, dengan berkata: Bukankah Yesus ini. Me-
reka percaya begitu saja bahwa Yusuf yaitu benar-
benar ayah-Nya, padahal itu hanyalah menurut anggap-
an orang belaka. Perhatikanlah, pemahaman yang salah
mengenai pribadi Kristus, bahwa Ia hanya manusia
biasa saja, dikandung dan dilahirkan melalui keturunan
biasa, sungguh bertentangan dengan ajaran dan jabat-
an-Nya. Orang-orang yang menempatkan Dia setara de-
ngan anak-anak manusia lainnya, yang ayah dan ibu-
nya kita kenal, biasanya memang akan meremehkan
kehormatan penebusan dan rahasia karya-Nya, dan
sama seperti orang-orang Yahudi di sini, mereka ber-
sungut-sungut terhadap janji-Nya untuk membangkit-
kan kita pada akhir zaman.
3. sesudah berbicara tentang iman sebagai pekerjaan besar Tuhan
(ay. 29), Kristus berbicara banyak mengenai pekerjaan Tuhan
tersebut. Ia terus mengajar dan mendorong kita untuk giat da-
lam pekerjaan iman itu.
394
(1) Ia menunjukkan apa artinya percaya kepada Kristus.
[1] Percaya kepada Kristus berarti datang kepada Kristus.
Orang yang datang kepada-Ku, sama dengan orang yang
percaya kepada-Ku (ay. 35), dan sekali lagi: Barangsiapa
datang kepada-Ku (ay. 37). Begitu juga dalam ayat 44-
45. Bertobat kepada Tuhan berarti datang kepada-Nya
(Yer. 3:22) yang merupakan kebaikan yang utama dan
tujuan tertinggi kita. Begitu juga iman kepada Yesus
Kristus Tuhan kita berarti datang kepada-Nya sebagai
Raja dan Penyelamat kita, dan sebagai jalan kita menu-
ju Bapa. Iman menunjukkan mengalirnya kasih sayang
kita kepada Dia. Aliran kasih ini yaitu tindak gerak
dari jiwa. Iman itu juga berarti meninggalkan semua hal
yang bertentangan dengan Dia atau yang bersaing de-
ngan-Nya, dan setuju untuk menerima semua syarat
yang diperlukan untuk menerima kehidupan dan kese-
lamatan yang ditawarkan kepada kita melalui Dia.
saat Ia masih berada di atas muka bumi ini, iman itu
berarti lebih dibandingkan sekadar datang ke tempat di
mana Ia sedang berada. Demikian halnya sekarang ini,
iman itu lebih dibandingkan sekadar datang kepada firman
dan tata peraturan-Nya.
[2] Percaya kepada Kristus berarti makan dari Kristus (ay.
51): Jikalau seorang makan dari roti ini. Penjelasan yang
pertama di atas menunjukkan penyerahan diri kita ke-
pada Kristus, yang ini menunjukkan menerima dan
menggunakan Kristus untuk diri kita, dengan penuh
selera dan kegembiraan, sehingga kita dapat memper-
oleh kehidupan, kekuatan, dan penghiburan dari Dia.
Makan dari Dia seperti bangsa Israel makan dari
manna, sesudah mereka meninggalkan kuali berisi da-
ging di tanah Mesir dan tidak bergantung dari jerih
payah mereka (untuk makan dari manna itu), melain-
kan hidup sepenuhnya dari roti yang diberikan kepada
mereka dari sorga.
(2) Ia menunjukkan apa yang akan diperoleh dengan percaya
kepada Kristus. Apa yang akan Ia berikan kepada kita jika
kita datang kepada-Nya? Apa kebaikan yang kita peroleh
Injil Yohanes 6:28-59
395
dengan memakan dari Dia? Kekurangan dan kematian me-
rupakan hal utama yang kita takuti. sebab itu, biarlah kita
yakin akan dihibur dalam keberadaan kita, dan terus dihi-
bur tak henti-hentinya. Sekarang, dua hal berikut ini telah
dijaminkan untuk diberikan kepada orang-orang percaya
yang sejati.
[1] Mereka tidak akan kekurangan, tidak akan lapar lagi,
tidak akan haus lagi (ay. 35). Mereka memang memiliki
macam-macam hasrat, yang sungguh-sungguh sifatnya.
Namun, segala hasrat ini sangat pantas, sesuai waktu-
nya, dan terpenuhi dengan berlimpah, sehingga tidak
dapat lagi disebut lapar dan haus, yang rasanya tidak
mengenakkan dan menyakitkan. Mereka yang makan
manna dan minum air dari batu karang itu, tetap me-
rasa lapar dan haus sesudah itu. Manna itu menjemu-
kan mereka, air dari batu karang itu mengecewakan
mereka. namun ada kepenuhan yang meluap-luap di da-
lam Kristus yang tidak ada habis-habisnya. Ada hu-
bungan yang terus-menerus dari Dia, tanpa sela.
[2] Mereka tidak akan pernah mati, tidak akan mati selama-
nya.
sebab :
Pertama, orang yang percaya kepada Kristus mempu-
nyai hidup yang kekal (ay. 47). Ia memiliki jaminan dan
kepastian tentang hal itu. Ia memilikinya dalam janji
dan buah-buah sulung. Persatuan dengan Kristus dan
persekutuan dengan Tuhan di dalam Kristus merupakan
permulaan hidup yang kekal. Kedua, orang-orang yang
makan manna itu mati, namun Kristus yaitu roti yang
bila dimakan, orang tidak akan mati (ay. 49-50).
Perhatikanlah di sini:
1. Ketidakmampuan manna yang simbolis itu: Nenek
moyangmu telah makan manna di padang gurun dan
mereka telah mati. Sungguh berguna apabila kita
memperhatikan kematian nenek moyang kita. Ma-
kam-makam mereka seolah bertutur kepada kita
dan tugu-tugu peringatan mereka menjadi kenangan
bagi kita, khususnya tentang hal ini, bahwa makan-
396
an yang paling melimpah dan paling lezat sekalipun
tidak akan dapat memperpanjang benang-benang
kehidupan dan juga tidak akan dapat mencegah se-
rangan kematian. Orang yang makan manna, ma-
kanan malaikat itu, mati seperti manusia pada
umumnya. Tidak ada yang salah dalam makanan
mereka yang mempersingkat hari-hari mereka. Ke-
matian mereka pun tidaklah dipercepat oleh kerja
keras dan keletihan hidup (sebab mereka tidak per-
nah menabur atau menuai). Namun demikian, mere-
ka tetap mati.
(1) Banyak di antara mereka yang mati akibat pem-
balasan Tuhan yang segera atas ketidakpercayaan
dan sungutan mereka. sebab , meskipun mereka
semua makan makanan rohani yang sama, ba-
nyak dari mereka tidak mendapat perkenanan
Tuhan , sehingga mereka ditewaskan di padang
gurun (1Kor. 10:3-5). Manna yang mereka makan
tidak menjamin keselamatan mereka dari murka
Tuhan , seperti yang dijaminkan kepada kita ka-
rena percaya di dalam Kristus.
(2) Selebihnya dari mereka mati secara alami dan
mayat mereka jatuh dalam hukuman Tuhan di pa-
dang belantara, tempat di mana mereka makan
manna. Dalam masa yang sama itu saat muji-
zat menjadi makanan sehari-hari, usia kehidupan
manusia menjadi berkurang seperti yang tampak
sekarang (Mzm. 90:10). sebab itu janganlah me-
reka terlampau membanggakan manna.
2. Kesempurnaan dan kecukupan dari manna yang se-
jati, yang dilambangkan oleh manna yang tadi itu:
Inilah roti yang turun dari sorga, makanan yang be-
nar-benar ilahi dan sorgawi, sehingga barangsiapa
makan dari padanya, ia tidak akan mati. Artinya, ia
tidak akan jatuh dalam murka Tuhan , yang bisa
membunuh jiwa. Ia tidak akan mengalami kematian
yang kedua. Kematian yang pertama pun tidak, yang
tidak dapat diubah dan tidak dapat dipulihkan lagi.
Injil Yohanes 6:28-59
397
Tidak akan mati, berarti tidak binasa, tidak gagal
mencapai Tanah Kanaan sorgawi, seperti yang di-
alami bangsa Israel dengan Tanah Kanaan duniawi,
sebab kekurangan iman, sekalipun mereka memi-
liki manna. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh janji
itu dalam kata-kata berikutnya: Jikalau seorang ma-
kan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya (ay.
51). Inilah makna dari ungkapan tidak akan mati:
meskipun ia turun menuju maut, ia akan melewati-
nya menuju dunia di mana maut tidak akan ada
lagi. Hidup kekal bukan berarti ada selamanya (ke-
sengsaraan neraka akan ada selama-lamanya, roh
manusia diciptakan untuk keadaan yang kekal tan-
pa akhir), namun berarti untuk bahagia selamanya.
sebab tubuh memang harus mati, dan menjadi
seperti air yang tumpah ke tanah, di sini Kristus
berjanji untuk melakukan mengumpulkannya kem-
bali (seperti sebelumnya dalam ayat 44, ia akan Ku-
bangkitkan pada akhir zaman), dan tubuh itu pun
akan hidup kekal selamanya.
(3) Ia memberi dorongan semangat supaya kita percaya kepada
Dia. Di sini Kristus berbicara tentang sebagian orang yang
telah melihat Dia, namun tidak percaya (ay. 36). Mereka me-
lihat diri-Nya dan mujizat-Nya, mendengar Ia berkhotbah,
namun mereka tidak terpengaruh dan tidak tertarik untuk
percaya kepada-Nya. Iman tidak selalu merupakan dampak
dari penglihatan. Para serdadu yang berjaga di kubur
Yesus yaitu saksi mata tentang kebangkitan-Nya, namun,
bukannya percaya kepada-Nya, mereka malah bersaksi
dusta tentang Dia. Jadi, merupakan hal yang sulit untuk
membuat orang percaya kepada Kristus, namun dengan pe-
kerjaan Roh anugerah, ada juga orang-orang yang tidak
melihat, namun percaya. Ada dua hal yang kita yakini di
sini yang bisa mendorong iman kita:
[1] Bahwa Sang Anak akan menyambut semua orang yang
datang kepada-Nya (ay. 37): Barangsiapa datang kepa-
da-Ku, ia tidak akan Kubuang. Betapa menggembirakan
perkataan ini bagi jiwa kita, sebab kita sungguh di-
398
sambut Kristus! Barangsiapa datang, dinyatakan dalam
bentuk orang ketiga tunggal, bukan hanya ditujukan
kepada kumpulan orang percaya secara umum, namun
juga kepada setiap jiwa yang menyerahkan diri kepada
Kristus. Di sini, pertama, kewajiban yang harus dilaku-
kan yaitu sebuah kewajiban Injil yang murni, yaitu:
datang kepada Kristus, supaya kita dapat datang ke-
pada Tuhan melalui Dia. Keindahan dan kasih-Nya, hal-
hal yang sangat menarik itu, harus menarik kita ke-
pada-Nya. Dorongan kebutuhan dan rasa takut akan
bahaya harus menggerakkan kita untuk datang kepada-
Nya. Apa saja harus dapat membawa kita datang ke-
pada Kristus. Kedua, janji itu yaitu janji Injil yang
murni: Ia tidak akan Kubuang – ou mē ekbagō exō. Dua
perkataan sangkal ada di sini, Aku tidak akan, tidak,
Aku tidak akan.
1. Banyak anugerah diungkapkan di sini. sebab ber-
bagai alasan, pastilah kita merasa takut bahwa Ia
akan membuang kita. Mengingat kejahatan kita, ke-
kejian kita, ketidaklayakan kita, kelemahan kita un-
tuk datang kepada-Nya, sudah sepantasnya bila kita
menduga bahwa Ia kesal dengan kita dan menutup
pintu bagi kita. Namun, Ia menyingkirkan segala
ketakutan kita ini dengan kepastian ini, yaitu bahwa
Ia tidak akan melakukan itu, bahwa Ia tidak akan
meremehkan kita meskipun kita ini jahat, tidak
akan menolak kita meskipun keadaan kita penuh
dosa. Apakah orang-orang pintar yang malang mau
datang kepada-Nya untuk diajar? Meskipun mereka
bebal dan lamban untuk mendengar, Ia tidak akan
membuang mereka. Apakah orang-orang sakit yang
malang mau datang kepada-Nya untuk disembuh-
kan, apakah mereka yang berperkara dan tertekan
sebab masalahnya itu mau datang kepada-Nya un-
tuk meminta nasihat? Meskipun masalah mereka be-
gitu buruk, meskipun mereka datang dengan tangan
kosong, Ia tidak akan membuang mereka. Malah
lebih dari itu,
Injil Yohanes 6:28-59
399
2. Lebih banyak anugerah yang sebenarnya dinyatakan
secara tidak langsung dibandingkan yang diungkapkan.
saat dikatakan bahwa Ia tidak akan membuang
mereka, itu artinya Ia akan menerima dan menjamu,
serta memberikan mereka semua hal yang mereka
cari saat mendatangi Dia. Sama seperti Ia tidak
mau menolak mereka saat mereka datang untuk
pertama kali, begitu juga Ia tidak akan membuang
mereka sesudah itu, setiap kali mereka menim-
bulkan kejengkelan-Nya. Sebab Tuhan tidak menye-
sali kasih karunia dan panggilan-Nya.
[2] Sang Bapa pasti akan membawa kepada Anak-Nya se-
mua orang yang diberikan kepada-Nya pada saatnya.
Dalam kesepakatan bersama antara Bapa dan Anak
yang berkaitan dengan penebusan umat manusia, Sang
Anak akan melaksanakan pembenaran, pengudusan,
dan keselamatan bagi semua yang akan datang kepada-
Nya (“Letakkan mereka semua dalam tangan-Ku, dan
biarkan Aku yang mengatur mereka”), sedangkan Sang
Bapa, sumber dan Pencipta semua yang ada, kehidup-
an, dan anugerah, menyerahkan ke dalam tangan-Nya
semua yang diberikan kepada-Nya dan membawa me-
reka kepada-Nya.
Sekarang:
Pertama, di sini Ia (Sang Anak) meyakinkan kita bah-
wa hal ini akan terlaksana: Semua yang diberikan Bapa
kepada-Ku akan datang kepada-Ku (ay. 37). Dalam ayat
36 sebelumnya, kita melihat Kristus mengeluh tentang
orang-orang yang telah melihat Dia, namun tidak mau
percaya kepada-Nya. Sekarang, ayat 37 ini Ia tambah-
kan:
a. Demi untuk meyakinkan dan menyadarkan mereka,
dengan jelas Ia menunjukkan kepada mereka bahwa
jika mereka tetap tidak mau datang kepada-Nya dan
percaya kepada-Nya, maka itu berarti mereka tidak
termasuk dalam orang-orang pilihan anugerah. Ma-
salahnya sudah jelas, sebab bagaimana mungkin
kita dapat mengira bahwa Tuhan akan memberikan
400
kita kepada Kristus jika kita memberikan diri kita
kepada dunia dan kedagingan? (2Ptr. 1:10).
b. Demi penghiburan dan dorongan bagi diri-Nya sen-
diri: Sekalipun Israel tidak dikumpulkan, Aku akan
tetap dipermuliakan. Orang-orang pilihan telah dipi-
lih, meskipun banyak masih tegar hati (Rm. 11:7).
Meskipun Ia kehilangan banyak dari ciptaan-Nya,
namun tak seorang pun yang ada dalam tangan-Nya
akan hilang: semua yang diberikan Bapa kepada-
Nya akan datang kepada-Nya.
Di sini kita temukan:
(a) Gambaran mengenai orang-orang pilihan itu: Se-
mua yang diberikan Bapa kepada-Ku, pan ho
didōsi – segala sesuatu yang diberikan Bapa ke-
pada-Ku, yaitu orang-orang yang terpilih dan
semua yang menjadi milik mereka, semua pela-
yanan mereka, dan semua kepentingan mereka.
sebab semua yang Ia miliki yaitu kepunyaan
mereka, begitu jugalah semua yang mereka miliki
menjadi milik-Nya. Dan Ia berbicara tentang me-
reka sebagai semua milik-Nya: Mereka diberikan
kepada-Nya sebagai ganti atas semua usaha yang
telah dikerjakan-Nya. Bukan hanya semua orang,
namun juga segala sesuatu akan dipersatukan di
dalam Kristus (Ef. 1:10) dan diperdamaikan de-
ngan diri-Nya (Kol. 1:20). Penyerahan orang-
orang pilihan yang tersisa kepada Kristus dibi-
carakan sebagai sesuatu yang telah terlaksana:
semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku (ay.
39). Namun, dalam ayat 37 di sini orang-orang
pilihan itu dikatakan sebagai sesuatu yang se-
dang dilaksanakan, “Semua yang diberikan Bapa
kepada-Ku,” sebab , saat Ia masuk ke dunia
(Ibr. 10:5 dan seterusnya), tampaknya ada suatu
pembaruan atas pemberian itu. Sekarang Tuhan
ingin memberikan juga bangsa-bangsa bukan
Yahudi sebagai milik pusaka kepada-Nya (Mzm.
2:8), untuk membuat Dia menjadi pemilik dari
Injil Yohanes 6:28-59
401
tanah pusaka yang sudah sunyi sepi (Yes. 49:8),
untuk membagikan kepadanya orang-orang besar
sebagai rampasan (Yes. 53:12). Meskipun orang-
orang Yahudi yang melihat Dia, tidak percaya
kepada-Nya, namun orang-orang tersebut (Ia ber-
kata), akan datang kepada-Nya. Domba-domba
lain, yang bukan berasal dari kawanan ini, akan
dibawakan juga kepada-Nya (Yoh. 10:15-16; Kis.
13:45-48).
(b) Akibat yang akan timbul dipastikan: Mereka
akan datang kepada-Ku. Perkataan ini bukanlah
sebuah janji, namun sebuah prakiraan, bahwa se-
mua orang yang dalam rencana Tuhan dikarunia-
kan kehidupan, akan dibawa kepada kehidupan
dengan cara dibawa kepada Kristus. Sekalipun
terserak, bercampur baur dengan bangsa-bang-
sa, tak seorang pun dari mereka akan dilupakan.
Seperti yang telah dijanjikan, sebiji batu kecil
pun tidak akan jatuh ke tanah (Am. 9:9). Walau-
pun sejak semula orang-orang ini terasing dari
Kristus dan menolak Dia, namun mereka akan
datang. Kemahatahuan Tuhan digunakan untuk
menemukan mereka semua, sedangkan kemaha-
kuasaan-Nya digunakan untuk membawa masuk
mereka semua. Bukannya mereka akan dihalau
paksa untuk datang kepada-Ku, namun , mereka
akan datang dengan bebas, akan dibuat berse-
dia.
Kedua, di sini Kristus menunjukkan kepada kita ba-
gaimana hal itu dilaksanakan. Bagaimana orang-orang
yang diberikan kepada Kristus dibawa kepada-Nya? Ada
dua hal yang dilakukan untuk membawa mereka:
a. Pengertian mereka akan diterangi. Hal ini telah di-
janjikan (ay. 45-46). Telah tertulis dalam kitab nabi-
nabi, yang berbicara tentang hal-hal ini sebelumnya,
dan mereka semua akan diajar oleh Tuhan . Hal ini
kita temukan juga dalam Yesaya 54:13 dan Yeremia
31:34, mereka semua akan mengenal Aku.
402
Perhatikan baik-baik:
(a) Agar kita dapat percaya kepada Yesus Kristus,
kita perlu mendapat pengajaran dari Tuhan .
Artinya:
[a] Bahwa akan ada penyataan atau wahyu ilahi
yang disampaikan kepada kita. Wahyu ini
mengungkapkan kepada kita apa yang harus
kita percayai mengenai Kristus dan mengapa
kita harus percaya kepada-Nya. Ada beberapa
hal yang dapat mengajar kita, bahkan alam
sendiri menyatakan kepada kita, namun untuk
membawa kita kepada Kristus diperlukan te-
rang yang lebih tinggi lagi.
[b] Bahwa akan ada karya ilahi yang bekerja di
dalam diri kita, sesuatu yang memungkinkan
kita memahami dan menerima kebenaran-ke-
benaran yang diungkapkan itu berikut bukti
tentang semua kebenaran itu. Supaya kita
mampu bernalar, Tuhan memberi kita akal
budi melebihi binatang di bumi, namun dalam
hal memberikan iman kepada kita, Ia meng-
ajar kita melebihi manusia duniawi. sebab
itu semua jemaat, semua yang tulus murni,
diajar tentang Tuhan . Ia sendiri yang mendidik
mereka.
(b) Selanjutnya, dengan menarik kesimpulan dari
pernyataan bahwa setiap orang, yang telah men-
dengar dan menerima pengajaran dari Bapa, da-
tang kepada-Ku (ay. 45), dapat disampaikan be-
berapa hal di sini:
[a] Dinyatakan secara tidak langsung bahwa ti-
dak seorang pun akan datang kepada Kristus
selain orang-orang yang telah mendengar dan
menerima pengajaran dari Bapa. Kita hanya
dapat dibawa kepada Kristus di bawah tun-
tunan ilahi. Kita tidak akan pernah dibawa
untuk percaya kepada Kristus, kecuali bila
Tuhan melalui anugerah-Nya menerangi pikir-
Injil Yohanes 6:28-59
403
an kita, membantu kita dalam menimbang,
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan kita,
serta bukan hanya mengatakan apa yang bo-
leh kita dengar, namun juga mengajar kita su-
paya dapat belajar kebenaran yang ada di
dalam Yesus.
[b] Bahwa sebab pengajaran ilahi ini begitu di-
perlukan untuk menghasilkan iman orang-
orang pilihan Tuhan , maka kita dapat menyim-
pulkan bahwa mereka yang tidak datang ke-
pada Kristus itu tidak pernah mendengar atau
menerima pengajaran dari Bapa. sebab , jika
mereka pernah melakukannya, tidak diragu-
kan lagi mereka pasti telah datang kepada
Kristus. Sia-sialah orang yang berpura-pura
telah menerima pengajaran Tuhan jika mereka
tidak percaya kepada Kristus, sebab Tuhan
tidak memberikan pengajaran lain (Gal. 1:8-
9). Lihatlah bagaimana Tuhan berurusan de-
ngan manusia sebagai makhluk yang berakal
budi, yaitu dengan menarik mereka dengan
tali kesetiaan, membuka pengertian mereka
terlebih dahulu, lalu melalui hal itu, dengan
cara yang biasa, mempengaruhi pancaindra
mereka yang lebih rendah. Dengan demikian
Ia masuk melalui pintu. namun Iblis, yang da-
tang sebagai pencuri, akan masuk dengan
memanjat tembok. Namun, supaya jangan
ada orang yang memimpikan datangnya Tuhan
Bapa dalam wujud yang kasatmata kepada
anak-anak manusia (untuk mengajarkan hal-
hal ini), dan supaya jangan ada yang meme-
luk pendapat yang keliru tentang mendengar
dan menerima pengajaran dari Bapa, Ia me-
nambahkan: Hal itu tidak berarti, bahwa ada
orang yang telah melihat Bapa (ay. 46). Ini
menyiratkan bahwa kita tidak mungkin dapat
melihat Dia dengan mata jasmani, atau meng-
harapkan menerima pengajaran dari Dia se-
404
perti yang terjadi pada Musa, yang berbicara
dengan Tuhan berhadapan muka. Sebaliknya,
dengan mencerahkan mata manusia dan
mengajar mereka, Tuhan bekerja dengan cara
yang rohani. Bapa segala roh memiliki jalan
untuk memasuki dan mempengaruhi roh ma-
nusia tanpa dapat dilihat. Orang-orang yang
belum pernah melihat wajah-Nya telah mera-
sakan kuasa-Nya. Walaupun begitu, hanya
ada satu pribadi yang kenal dekat dengan
Tuhan , yaitu Dia yang datang dari Tuhan , Kris-
tus sendiri, Dialah yang telah melihat Bapa
(1:18).
Perhatikanlah:
Pertama, Yesus Kristus itu datang dari
Tuhan , Dia itu Tuhan dari Tuhan , terang dari te-
rang. Ia bukan saja diutus Tuhan , namun lahir
dari Tuhan sebelum semua ciptaan.
Kedua, merupakan hak istimewa Kristus
untuk melihat Bapa, untuk benar-benar me-
ngenal Dia dan segala rencana serta hikmat-
Nya.
Ketiga, bahkan pencerahan yang merupa-
kan persiapan menuju iman itu pun disam-
paikan kepada kita melalui Kristus. Meng-
ingat orang-orang yang diajar oleh Bapa itu
tidak dapat melihat Dia dengan mata kepala
sendiri, mereka harus belajar dari Kristus, ka-
rena hanya Dia sendirilah yang telah melihat
Bapa. Sama seperti semua pengungkapan
ilahi dilakukan melalui Kristus, demikian ju-
galah semua kuasa ilahi diadakan melalui
Dia.
b. Kehendak orang-orang itu akan ditundukkan. Jika
jiwa manusia telah memiliki kebenarannya yang
sejati, maka tidak ada yang diperlukan lagi untuk
mempengaruhi kehendak manusia itu selain dengan
menerangi pengertiannya. sebab , di dalam jiwa
Injil Yohanes 6:28-59
405
yang rusak dari manusia yang telah jatuh ke dalam
dosa, ada suatu pemberontakan kehendak yang
melawan prinsip-prinsip pengertian yang benar, ada
pikiran duniawi, yang dengan sendirinya merupakan
seteru terhadap terang dan hukum ilahi. sebab itu
diperlukan suatu pekerjaan anugerah untuk mem-
pengaruhi kehendak, yang disebut di sini dengan
menarik: Tidak ada seorang pun yang dapat datang
kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang
mengutus Aku (ay. 44). Orang-orang Yahudi bersu-
ngut-sungut terhadap pengajaran Kristus. Mereka
bukan saja tidak mau menerima pengajaran itu bagi
diri mereka sendiri, namun juga marah kalau orang
lain menerimanya. Walaupun mereka berbisik se-
cara rahasia di antara mereka, Kristus bisa mende-
ngar mereka, dan berkata (ay. 43), “Jangan kamu
bersungut-sungut, jangan kalian saling menyalahkan
sebab tidak suka akan pengajaran-Ku, seolah-olah
itu kalian semua sama-sama merasakan kejelekan-
nya. Tidak, itu semua terjadi sebab dirimu masing-
masing, sebab watak jahatmu sendiri. Moralmu
sudah begitu bobrok, kebencianmu dan prasangka-
mu terhadap kebenaran Tuhan sudah begitu buruk-
nya sehingga selain kuasa Tuhan tidak ada lagi yang
dapat menaklukkannya.” Dan hal ini menjadi masa-
lah seluruh umat manusia: “Tidak ada seorang pun
yang dapat datang kepada-Ku, dapat meyakinkan
dirinya sendiri untuk menerima syarat-syarat Injil,
jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus
Aku” (ay. 44).
Perhatikanlah:
(a) Sifat pekerjaan itu: Yaitu menarik, yang bukan
menunjukkan kekuatan yang dipaksakan atas
kehendak itu, sehingga dengan ketertarikan itu,
kita yang tidak bersedia dibuat menjadi bersedia,
dan sebuah kecenderungan baru diberikan ke-
pada jiwa, supaya jiwa itu dicondongkan kepada
Tuhan . Hal ini tampaknya lebih dibandingkan sekadar
406
suatu bujukan moral, sebab bila demikian hal-
nya, maka moral itulah yang punya kuasa untuk
menarik. Juga, tarikan itu bukanlah suatu daya
fisik, sebab tarikan itu berada di luar jalur alam
yang berwujud. Akan namun , Ia yang menciptakan
roh dalam diri manusia dengan kuasa pencipta-
an-Nya, dan membentuk hati manusia dengan
pengaruh pemeliharaan-Nya, tahu bagaimana
membentuk ulang jiwa itu, bagaimana mengubah
kecenderungan dan wataknya, dan menjadikan-
nya cocok dengan diri-Nya sendiri dan kehendak-
Nya tanpa melakukan sesuatu yang salah pada
kebebasan alami manusia. Kegiatan menarik di
sini bukan hanya meliputi sebuah ketaatan bia-
sa, namun ketaatan yang dilakukan dengan suka-
cita, dengan perasaan puas: Tariklah aku di bela-
kangmu, marilah kita cepat-cepat pergi.
(b) Perlunya tarikan itu: Tidak ada seorang pun, da-
lam keadaannya yang lemah dan tidak berdaya
ini, dapat datang kepada Kristus tanpa ditarik.
Sama seperti kita tidak dapat melakukan tindak-
an alamiah apa pun tanpa adanya kelengkapan
lain yang biasanya mendukung tindakan itu,
begitu juga kita tidak dapat melakukan tindakan
akhlak yang baik tanpa pengaruh anugerah yang
khusus. Di dalam anugerah yang khusus inilah,
manusia baru itu hidup, bergerak, dan ada, sama
seperti manusia jasmani pada umumnya hidup,
bergerak dan ada dalam pemeliharaan Tuhan .
(c) Pelaku dari pekerjaan menarik itu: Bapa yang
mengutus Aku. Sang Bapa, sesudah mengutus
Kristus, akan membuat-Nya berhasil, sebab Dia
tidak akan mengutus-Nya untuk suatu tujuan
yang gagal tanpa hasil. sesudah Kristus melak-
sanakan tugas untuk membawa jiwa-jiwa kepada
kemuliaan, Tuhan berjanji kepada-Nya untuk
membawa mereka kepada-Nya supaya Ia boleh
memiliki mereka yang telah diserahkan Tuhan
kepada-Nya. sesudah memberikan kerajaan Israel
Injil Yohanes 6:28-59
407
kepada Daud sesuai dengan janji-Nya, Tuhan pada
akhirnya menarik hati orang banyak kepada
Daud. Demikian juga halnya, sesudah mengutus
Kristus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, Tuhan
mengirim jiwa-jiwa kepada-Nya untuk diselamat-
kan oleh-Nya.
(d) Mahkota dan penyempurnaan pekerjaan ini: Dan
ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Hal ini
disebut sampai empat kali dalam percakapan ini,
dan tidak diragukan bahwa hal ini mencakup
pekerjaan-pekerjaan persiapan dan lanjutan dari
anugerah ilahi ini. saat membangkitkan mereka
pada akhir zaman, Ia akan mengakhiri usaha pe-
nyelamatan-Nya itu, memasang batu utama pada
bangunan itu. Sekali Ia berjanji untuk melaku-
kan hal ini, Ia pasti dapat dan akan melakukan
segala sesuatu yang diperlukan supaya janji itu
terlaksana. Biarlah segala pengharapan kita di-
bawa menuju kebahagiaan yang disediakan pada
akhir zaman itu, saat masa waktu sepenuhnya
selesai dan berakhir.
4. sesudah berbicara mengenai diri-Nya sendiri sebagai roti hidup,
dan mengenai iman sebagai pekerjaan Tuhan , secara lebih khu-
sus lagi Kristus menunjukkan apa itu dari diri-Nya yang yaitu
roti itu, yaitu daging-Nya. Ia memperlihatkan bahwa menjadi
percaya artinya memakan dari daging-Nya itu (ay. 51-58). Di
sini Ia terus memakai makanan sebagai kiasan. Perhatikanlah
di sini bagaimana persiapan yang dilakukan untuk menyedia-
kan makanan itu: Roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku (ay.
51), daging Anak Manusia dan darah-Nya (ay. 53). Sebab
daging-Ku yaitu benar-benar makanan dan darah-Ku yaitu
benar-benar minuman (ay. 55). Perhatikanlah juga apa yang
harus dilakukan atas makanan ini: Kita harus makan daging
Anak Manusia dan minum darah-Nya (ay. 53), dan sekali lagi,
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku (ay. 54),
dan kata-kata yang sama, barangsiapa yang memakan Aku
(ay. 56-57). Ini pastilah merupakan sebuah perumpamaan
atau kiasan, di mana tindakan-tindakan jiwa terhadap hal-hal
yang rohani dan ilahi digambarkan melalui tindakan-tindakan
408
jasmani terhadap hal-hal yang dapat dilihat. Penggambaran
seperti ini membuat kebenaran-kebenaran Kristus lebih dapat
dimengerti akal oleh sebagian orang dan kurang dapat dite-
rima oleh sebagian yang lain (Mrk. 4:11-12).
Sekarang:
(1) Marilah kita melihat bagaimana percakapan Kristus ini
mudah mengakibatkan kekeliruan dan salah pengertian,
sehingga orang akan mendengar, namun tidak menanggapi.
[1] Percakapan tersebut disalah mengerti oleh orang-orang
Yahudi yang duniawi, yang pertama kali mendengar
pesan tersebut: Orang-orang Yahudi bertengkar antara
sesama mereka, mereka saling membisikkan ketidak-
puasan mereka: Bagaimana Ia ini dapat memberikan
daging-Nya kepada kita untuk dimakan? Kristus berbi-
cara tentang memberikan daging-Nya kepada kita (ay.
51), yaitu untuk menderita dan mati bagi kita. namun ,
tanpa pertimbangan yang tepat mereka memahami
pemberian-Nya kepada kita itu, sebagai sesuatu untuk
dimakan. sebab itu, Kristus memberi tahu mereka
bahwa apa pun yang Ia katakan akan dipahami sebalik-
nya oleh mereka, bahkan hal memakan daging-Nya yang
merupakan sesuatu yang masuk akal pun (jika dipa-
hami dengan benar), yang jelas-jelas bisa langsung di-
mengerti pun ditelan mentah-mentah begitu saja oleh
mereka.
[2] Perkataan-Nya itu juga telah disalahmengerti oleh gereja
tertentu untuk mendukung ajaran transubstantiation
(perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah
Kristus – pen.) mereka yang sangat mengerikan, yang
membawa kebohongan bagi pancaindra kita, berlawan-
an dengan sifat sakramen itu sendiri, serta membalik-
kan semua bukti yang meyakinkan. Mereka, sama se-
perti orang-orang Yahudi di sini, memahami hal itu
sebagai memakan tubuh Kristus secara jasmani dan
duniawi. Juga seperti Nikodemus (3:4). saat itu Perja-
muan Tuhan masih belum ditetapkan, jadi perjamuan
itu tidak memiliki acuan apa-apa dengan hal ini.
Injil Yohanes 6:28-59
409
Makanan dan minuman secara rohanilah yang dibicara-
kan di sini, bukan sesuatu yang bersifat sakramen.
[3] Hal ini disalahmengerti oleh banyak orang duniawi yang
bodoh, yang sebab nya menyimpulkan bahwa jika me-
nerima sakramen ini menjelang kematian, mereka pasti
akan masuk sorga. Kepercayaan ini membuat banyak
orang yang lemah rohaninya tanpa alasan merasa geli-
sah jika mereka kurang menerima sakramen ini. Seba-
liknya ini membuat orang jahat merasa tenteram tanpa
alasan jika mereka menerima sakramen ini. Oleh kare-
na itu,
(2) Marilah kita melihat bagaimana percakapan Kristus ini se-
harusnya dipahami.
[1] Apa yang dimaksud dengan daging dan darah Kristus.
Di sini disebut, daging Anak Manusia dan darah-Nya
(ay. 53). Kata ganti -Nya di sini menunjuk pada Mesias
dan Sang Pengantara: Daging dan darah yang Ia terima
dalam penjelmaan-Nya (Ibr. 2:14), dan yang Ia serahkan
dalam kematian dan penderitaan-Nya: Daging-Ku, yang
akan Kuberikan untuk disalibkan dan dibunuh. Dikata-
kan di sini bahwa akan diberikan untuk hidup dunia,
artinya:
Pertama, sebagai ganti hidup dunia, yang telah disita
oleh dosa, Kristus memberikan daging-Nya sendiri seba-
gai uang pendamaian atau harga tebusan. Kristus ada-
lah jaminan kita, terikat untuk memberikan tubuh ganti
tubuh (seperti yang kita katakan), dan sebab itu hidup-
Nya harus diserahkan untuk hidup kita, sehingga hidup
kita dapat diselamatkan. Inilah Aku, biarkanlah mereka
ini pergi.
Kedua, demi hidup dunia ini, untuk memperoleh pe-
nebusan umum untuk hidup kekal bagi seluruh isi du-
nia ini, dan untuk mendapatkan jaminan khusus untuk
kehidupan kekal bagi semua orang percaya. Supaya
daging dan darah Anak Manusia menunjukkan penjel-
maan dan kematian Sang Penebus, Kristus, yaitu Dia
yang disalibkan dan penebusan yang dikerjakan-Nya
dengan semua berkat penebusan yang sangat berharga:
410
Pengampunan dosa, perdamaian dengan Tuhan , peng-
angkatan sebagai anak, jalan masuk menuju takhta
anugerah, janji-janji dari kovenan itu, dan hidup yang
kekal. Semua ini disebut daging dan darah Kristus.
1. sebab semua itu dibeli dengan daging dan darah-
Nya, dengan pemecahan tubuh-Nya dan pencurahan
darah-Nya. Seandainya saja semua hak istimewa
yang dibeli itu dapat disebutkan harganya sesuai de-
ngan harga yang telah dipakai untuk melunasinya.
Tuliskanlah di atas semua hak itu pretium sanguinis
– harga darah itu.
2. sebab daging dan darah itu yaitu makanan dan
minuman bagi jiwa kita. Daging yang masih ada da-
rahnya tidak boleh dimakan (Kej. 9:4), namun hak-
hak istimewa Injil merupakan daging dan darah bagi
kita, disediakan untuk makanan jiwa kita. Sebelum-
nya, Ia membandingkan diri-Nya dengan roti, yang
yaitu makanan yang sangat diperlukan, namun di
sini Ia membandingkan diri-Nya dengan daging,
yang lezat rasanya. Ini yaitu perjamuan dengan
masakan yang bergemuk (Yes. 25:6). Jiwa dike-
nyangkan dengan Kristus, seperti dengan lemak dan
sumsum (Mzm. 63:6). Itu yaitu benar-benar makan-
an dan benar-benar minuman. Sungguhlah demikian
adanya, secara rohani. Demikian kata Dr. Whitby
(seorang theolog Inggris – pen.). Kristus sungguh po-
kok anggur yang benar, atau benar-benar makanan,
berlawanan dengan gambaran dan bayang-bayang
yang menipu dan yang menjadi makanan dunia ini.
Di dalam Kristus dan Injil-Nya ada persediaan ma-
kanan yang sebenarnya, yang sungguh mengenyang-
kan. Itulah yang benar-benar makanan dan benar-
benar minuman, yang memuaskan dan menyegarkan
(Yer. 31:25-26).
[2] Apa yang dimaksud dengan makan daging ini dan mi-
num darah ini, yang begitu diperlukan dan bermanfaat.
Pasti hal itu berarti, tidak lebih dan tidak kurang dari
percaya kepada Kristus. Sama seperti kita mengambil
Injil Yohanes 6:28-59
411
bagian dalam daging dan minuman dengan cara makan
dan minum, demikian pula kita turut mengambil bagian
dalam Kristus dan berkat-berkat-Nya dengan iman. Per-
caya kepada Kristus meliputi empat hal, yang ada di
dalam kegiatan makan dan minum:
Pertama, ada rasa keinginan untuk itu terhadap
Kristus. Makan dan minum secara rohani ini didahului
dengan rasa lapar dan haus (Mat. 5:6), hasrat yang
sungguh-sungguh dan mendesak akan Kristus, tidak
mau digantikan oleh apa pun yang kurang menarik di-
bandingkan dengan Dia: “Berikan aku Kristus atau aku
akan mati.”
Kedua, menerima dan memiliki Kristus bagi diri kita
sendiri. Makanan yang dilihat saja tidak akan berguna
bagi kita, namun bila dimakan, makanan itu menjadi
milik kita dan menjadi satu dengan diri kita. Dengan de-
mikian kita harus menerima Kristus supaya Ia berguna
bagi diri kita: Tuhanku dan Tuhan ku (20:28).
Ketiga, bergembira di dalam Kristus dan keselamat-
an-Nya. Ajaran tentang Kristus yang tersalib harus
menjadi makanan dan minuman bagi kita yang paling
menyenangkan dan menggembirakan. Kita harus ber-
pesta dengan kelezatan Perjanjian Baru di dalam darah
Kristus, menerima dengan kepuasan besar cara-cara
yang diambil oleh Sang Hikmat Tak Terbatas dalam
menebus dan menyelamatkan kita, sepuas-puasnya me-
lebihi apa yang pernah kita rasakan dengan makanan
yang sangat kita butuhkan atau alami dengan kese-
nangan penuh syukur dari alam ini.
Keempat, sumber zat makanan yang berasal dari Dia
dan ketergantungan pada Dia untuk mendapatkan du-
kungan dan penghiburan bagi kehidupan rohani kita,
serta kekuatan, pertumbuhan, dan kebugaran bagi ma-
nusia baru kita. Memakan dari Kristus berarti melaku-
kan segala sesuatu di dalam nama-Nya, dalam persatu-
an dengan Dia, dan oleh kekuatan yang diambil dari
Dia. Ini berarti hidup bergantung dari Dia seperti hal-
nya kita bergantung dari makanan kita. Kita tidak dapat
menggambarkan bagaimana tubuh kita terpelihara ka-
412
rena makanan kita, namun hal itu dapat kita ketahui dan
rasakan, begitu juga halnya dengan makanan rohani.
sebab begitu senangnya Juruselamat kita dengan kias-
an ini (sebab sangat besar maknanya dan dapat meng-
ungkapkan maksud-Nya), maka kemudian Ia menetap-
kan beberapa tanda lahiriah yang bisa dilihat, dengan
maksud untuk menggambarkan bagaimana kita me-
nanggapi dan menerima berkat-berkat dari kematian-
Nya, yaitu dengan memilih gambaran makan dan minum
itu, dan membuat-Nya menjadi tindakan yang sakra-
mental (ritual kudus).
(3) sesudah menjelaskan makna umum dari bagian percakapan
Kristus ini, hal-hal yang bersifat khusus dapat dikelompok-
kan menjadi dua bagian utama:
[1] Perlunya kita memakan dari Kristus (ay. 53): Jikalau
kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum da-
rah-Nya, kamu tidak memiliki hidup di dalam dirimu.
Artinya:
Pertama, “Jika kamu tidak memiliki hasrat yang
kuat terhadap Kristus dan juga tidak memiliki ke-
sukaan di dalam Dia, itu merupakan tanda yang pasti
bahwa kamu tidak memiliki hidup rohani di dalam diri-
mu.” Jika jiwa itu tidak merasa lapar dan haus, pasti
jiwa itu sudah tidak hidup lagi: Jika kita mati terhadap
makanan dan minuman seperti ini, itu menjadi tanda
bahwa kita benar-benar mati. Konon, bila lebah-lebah
buatan, yang bergerak maju mundur oleh pegas, hen-
dak dibedakan dengan lebah asli, maka taruhlah madu
di antara mereka. Pastilah lebah-lebah asli akan berter-
bangan ke sana, sedangkan yang buatan hanya diam
tidak peduli, sebab mereka tidak memiliki hidup di
dalam dirinya.
Kedua, “Kamu pasti tidak dapat memiliki hidup
rohani, kecuali kamu mengambilnya dengan iman dari
Kristus. Di luar Dia kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
Iman di dalam Kristus merupakan primum vivens – da-
sar pendirian hidup yang pertama dari anugerah. Tanpa
itu kita tidak memiliki kebenaran dari hidup rohani,
Injil Yohanes 6:28-59
413
juga tidak memiliki hak untuk kehidupan kekal: Tubuh
kita tidak akan hidup tanpa makanan, begitu juga jiwa
kita tidak akan hidup tanpa Kristus.
[2] Manfaat dan keuntungan memakan dari Kristus ada di
dalam dua hal:
Pertama, kita akan menjadi satu dengan Kristus, se-
perti halnya tubuh kita dengan makanan kita saat
makanan itu dicerna tubuh (ay. 56): Barangsiapa ma-
kan daging-Ku dan minum darah-Ku, yaitu hidup de-
ngan iman di dalam Kristus yang tersalib (dikatakan se-
bagai suatu tindakan yang berlanjut), ia tinggal di da-
lam Aku dan Aku di dalam dia. Dengan iman kita memi-
liki persekutuan yang dekat dan akrab dengan Kristus,
Dia di dalam kita, dan kita di dalam Dia (17:21-23;
1Yoh. 3:24). Orang-orang percaya tinggal di dalam Kris-
tus sebagai benteng yang teguh atau kota perlindungan
mereka. Kristus tinggal di dalam mereka sebagai Tuan
rumah, untuk memerintah dan mencukupi. Seperti
itulah persekutuan antara Kristus dan orang-orang per-
caya, sehingga Ia dapat berbagi di dalam kesedihan me-
reka, dan mereka dapat ikut menikmati kasih karunia
dan sukacita-Nya. Ia makan sayur pahit mereka bersa-
ma mereka, dan mereka akan makan bersama Dia ma-
kanan-Nya yang melimpah dan mewah. Itu yaitu per-
sekutuan yang tidak dapat dipisahkan, seperti antara
tubuh dan makanan yang dicerna (Rm. 8:35; 1Yoh.
4:13).
Kedua, kita akan hidup, akan hidup kekal, oleh Dia,
seperti tubuh kita hidup oleh makanan kita.
a. Kita akan hidup oleh Dia (ay. 57): Sama seperti Bapa
yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa,
demikian juga barangsiapa yang memakan Aku,
akan hidup oleh Aku. Di sini kita melihat adanya
rangkaian dan urutan kehidupan ilahi.
(a) Tuhan yaitu Bapa yang hidup, memiliki hidup di
dalam dan dari diri-Nya. AKU yaitu AKU ada-
lah nama-Nya untuk selamanya.
414
(b) Yesus Kristus, sebagai Sang Pengantara, hidup
oleh Bapa. Ia memiliki hidup di dalam diri-Nya
sendiri (5:26), namun Ia memperolehnya dari
Bapa-Nya. Bapa yang telah mengutus Dia, bukan
hanya membuat Dia memenuhi syarat dengan
memberi kehidupan yang diperlukan untuk me-
laksanakan tanggung jawab yang demikian
besar, namun juga memberi kuasa atas perbenda-
haraan kehidupan ilahi untuk diberikan juga ke-
pada kita. Bapa mengembuskan nafas kehidupan
rohani kepada Adam yang kedua, seperti sebe-
lumnya Ia mengembuskan nafas kehidupan jas-
mani kepada Adam yang pertama.
(c) Orang-orang percaya yang sejati menerima kehi-
dupan ilahi ini sebab persatuan mereka dengan
Kristus, yang diperoleh dari persatuan antara
Bapa dan Anak, seperti yang dicatat juga dalam
17:21. Oleh sebab itu, barangsiapa yang mema-
kan Aku, atau mengambil Aku sebagai makanan,
akan hidup oleh Aku: mereka yang hidup dari
Kristus akan hidup oleh Dia. Hidup orang per-
caya diperoleh dari Kristus (1:16), tersembunyi
dengan Kristus (Kol. 3:4). Kita hidup oleh Dia se-
perti anggota-anggota hidup oleh kepala, cabang-
cabang oleh akar. Sebab Dia hidup, kita pun
akan hidup.
b. Kita akan hidup kekal oleh-Nya (ay. 54): Barang-
siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, seperti
yang disediakan di dalam Injil untuk menjadi ma-
kanan bagi jiwa, ia memiliki hidup yang kekal,
dan ia telah memilikinya sekarang (ay. 40). Ia memi-
likinya di dalam Kristus, yang yaitu awal dari hi-
dup kekal. Ia memiliki jaminan dan tanda jadi serta
pengharapan akan hidup kekal itu. Ia akan hidup
selamanya (ay. 58). Kebahagiaannya berlangsung se-
turut lamanya kekekalan itu sendiri.
Terakhir, penulis sejarah ini menutup dengan sebuah
catatan mengenai tempat Yesus melakukan pembicaraan
Injil Yohanes 6:60-71
415
dengan orang-orang Yahudi itu (ay. 59): saat Ia mengajar
di rumah ibadat. Keterangan ini menunjukkan bahwa Ia
mengajar banyak hal di samping hal-hal yang disebut di
sini, namun yang ada dalam pembicaraan-Nya itulah yang
baru Ia bicarakan. Ia menambahkan keterangan bahwa Ye-
sus mengatakan hal-hal ini di rumah ibadat untuk menun-
jukkan:
1. Tingginya nilai pengajaran Kristus. Pengajaran-Nya ti-
dak perlu disembunyikan, namun disampaikan secara
terbuka di dalam perhimpunan segala macam orang,
supaya dapat menahan ujian yang terberat sekalipun
dan supaya tidak berat sebelah.
2. Tingginya nilai kepercayaan terhadap penulisan tentang
hal-hal ini. Untuk meyakinkan kita semua bahwa perca-
kapan ini telah dilakukan dengan adil. Ia tampil di ru-
mah ibadat di Kapernaum, tempat pengajaran itu dapat
diuji.
Percakapan Kristus dengan Murid-murid-Nya;
Pengaruh Percakapan Kristus; Watak Yudas
(6:60-71)
60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang
berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” 61
Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-
sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu meng-
goncangkan imanmu? 62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak
Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 63 Rohlah yang
memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang
Kukatakan kepadamu yaitu roh dan hidup. 64 namun di antaramu ada yang
tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan
siapa yang akan menyerahkan Dia. 65 Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kuka-
takan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau
Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” 66 Mulai dari waktu itu banyak
murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. 67 Maka
kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi
juga?” 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami
akan pergi? Perkataan-Mu yaitu perkataan hidup yang kekal; 69 dan kami
telah percaya dan tahu, bahwa Engkau yaitu Yang Kudus dari Tuhan .” 70
Jawab Yesus kepada mereka: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih
kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu yaitu Iblis.” 71 Yang
dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan
menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.
416
Di sini diceritakan mengenai perihal pengaruh pembicaraan Kristus.
Sebagian orang merasa gusar dan yang lain merasa diberkati oleh
pembicaraan itu. Sebagian meninggalkan Dia dan yang lain dibawa
semakin dekat kepada-Nya.
I. Bagi sebagian orang hal itu menjadi bau kematian yang memati-
kan. Bukan hanya bagi orang-orang Yahudi, yang mengaku seba-
gai musuh bagi Dia dan ajaran-Nya, namun juga bagi banyak dari
antara murid-murid-Nya, bahkan sepertinya sebagian besar mu-
rid-murid, yang merupakan pendengar setia-Nya dan mengikuti
Dia secara terbuka. Semuanya merupakan sebuah kelompok cam-
puran yang besar, seperti orang-orang di antara bangsa Israel,
yang mulai merasa tidak puas. Sekarang, di sini kita membaca,
1. Sungutan mereka terhadap pengajaran yang mereka dengar
(ay. 60): Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup men-
dengarkannya?
(1) Mereka sendiri tidak menyukainya: “Pengajaran apa ini?
Makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya!” Jika
dipahami secara kiasan, kita tidak dapat memahaminya,
dan jika dipahami secara harfiah, tidak masuk akal. Apa-
apaan ini! Masakan kita harus menjadi pemakan manusia?
Tidak dapatkah kita menjadi saleh, haruskah kita menjadi
biadab? Seperti kata Averroes (1126-1198, filsuf dan theo-
log Islam dari Andalusia – pen.), Si Christiani adorant quod
comedunt, sit anima mea cum philosophis – Jika orang
Kristen memuja apa yang mereka makan, lebih baik saya
mengikuti para ahli filsafat saja. Namun masalahnya, saat
mereka merasa bahwa perkataan ini keras, dan kalau saja
dengan penuh kerendahan hati memohon kepada Kristus
untuk menjelaskan perumpamaan itu kepada mereka, Ia
pasti akan membuka rahasia perumpamaan itu, serta
pengertian mereka juga, sebab Ia mengajarkan jalan-Nya
kepada orang-orang yang rendah hati. Namun, mereka
tidak mau meminta Kristus menjelaskan perkataan-Nya itu
kepada mereka, sebab mereka memang tidak mau mele-
paskan tuntutan mereka untuk menolak perkataan-Nya itu
– bahwa perkataan-Nya itu keras.
Injil Yohanes 6:60-71
417
(2) Mereka menganggap tidak mungkin ada orang yang akan
menyukai ajaran itu: “Siapakah yang sanggup mendengar-
kannya? Pasti tidak ada seorang pun.” Demikianlah, para
penghujat agama memang selalu yakin semua orang yang
berpikiran waras akan setuju dengan mereka. Mereka me-
nyimpulkan dengan penuh kepastian bahwa tidak akan
ada orang yang berakal sehat yang akan mengakui ajaran
Kristus, bahkan orang yang rohani pun tidak akan tunduk
pada hukum-hukum-Nya. Sebab mereka sendiri tidak ta-
han diajar seperti itu, mereka mengira orang lain juga tidak
akan tahan: Siapakah yang sanggup mendengarkannya?
Tapi, syukur kepada Tuhan , ribuan orang telah mendengar-
kan perkataan-perkataan Kristus ini, dan bukan saja se-
mua perkataan itu mudah, namun juga terasa nikmat bagi
mereka, seperti rasa makanan yang diperlukan bagi tubuh
mereka.
2. Kristus mencela sungut-sungut mereka.
(1) Ia cukup mengenal dengan baik sungut-sungut mereka (ay.
61). Mereka berbantahan diam-diam atau saling berbisik
sembunyi-sembunyi.
namun :
[1] Kristus mengenal mereka, Ia melihat mereka, Ia mende-
ngar mereka. Perhatikanlah, Kristus memperhatikan
bukan saja perlawanan-perlawanan yang berani dan
terbuka yang dilakukan para pendosa yang berani ter-
hadap nama dan kemuliaan-Nya, namun juga celaan-
celaan diam-diam atas ajaran-Nya yang dilakukan oleh
orang-orang percaya yang duniawi. Ia tahu apa yang di-
katakan orang bodoh di dalam hatinya, yang sebab
malu tidak mengutarakan isi hatinya. Ia mengamati ba-
gaimana ajaran-Nya menimbulkan kejengkelan orang-
orang yang mendengarkan khotbah-Nya. Ia juga meng-
amati siapa yang bersukacita di dalam ajaran itu dan
siapa yang bersungut-sungut terhadap ajaran itu, siapa
yang setuju dan mau tunduk pada ajaran-Nya itu serta
siapa yang berbantah-bantah dan memberontak terha-
dapnya, sekalipun semuanya dilakukan dengan diam-
diam.
418
[2] Ia tahu tentang hal itu di dalam hati-Nya, bukan sebab
ada yang memberi tahu kepada-Nya, juga bukan sebab
ada petunjuk luar tentang hal itu, namun sebab kema-
hatahuan ilahi-Nya sendiri. Ia tahu tentang hal itu bu-
kan seperti para nabi yang menerima penyataan ilahi
yang diberikan kepada mereka (yang ingin diketahui
oleh para nabi kadang-kadang tersembunyi bagi mere-
ka, seperti dalam 2Raj. 4:27), namun melalui pengetahu-
an ilahi yang ada di dalam Dia. Ia yaitu Firman yang
paling hakikat yang sanggup membedakan pertimbang-
an dan pikiran hati kita (Ibr. 4:12-13). Buah pikiran itu
sama saja dengan kata-kata bagi Kristus, sebab itu
kita harus berhati-hati bukan saja dengan apa yang kita
katakan dan lakukan, namun juga dengan apa yang kita
pikirkan.
(2) Ia cukup tahu cara menjawab mereka: “Adakah perkataan
itu menggoncangkan imanmu? Apakah menjadi batu san-
dungan bagimu?” Lihatlah bagaimana orang menyerang
diri mereka dengan kesalahan yang sengaja mereka per-
buat sendiri. Mereka merasa tersinggung saat tidak ada
yang menyinggung, dan bahkan membuat diri sendiri ter-
singgung saat tidak ada yang dapat membuat mereka ter-
singgung. Perhatikanlah, memang sudah sepantasnya kita
bertanya-tanya mengapa begitu banyak orang merasa jeng-
kel terhadap pengajaran Kristus hanya sebab alasan yang
begitu kecil. Kristus bertanya juga di sini dengan nada he-
ran: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?”
Sekarang, untuk menjawab orang-orang yang menuduh
pengajaran-Nya berbelit-belit dan tidak jelas itu (Si non vis
intelligi, debes negligi – Jika kamu tidak mau dimengerti,
kamu pantas diabaikan),
[1] Ia memberikan petunjuk kepada mereka perihal kenaik-
an-Nya ke sorga, sebab kenaikan itu akan memberi
bukti tidak terbantahkan tentang kebenaran ajaran-Nya
(ay. 62): Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak
Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Apa yang terjadi nanti?
Injil Yohanes 6:60-71
419
Pertama, “Jika Aku harus mengatakan kepadamu
tentang hal itu, pasti itu akan lebih menjengkelkan hati-
mu, dan kamu akan berpikir bahwa Aku terlalu meng-
ada-ada. Jika hal ini saja merupakan perkataan yang
terlampau keras sehingga kamu tidak sanggup mende-
ngarkannya, bagaimana kamu akan memahaminya jika
Aku memberitahukan kepadamu tentang kenaikan-Ku
ke sorga, dari mana Aku telah turun?” (3:12). Orang-
orang yang tersandung oleh kesulitan-kesulitan yang
lebih kecil harus berpikir bagaimana mereka dapat
mengatasi kesulitan yang lebih besar.
Kedua, “saat kamu melihat Anak Manusia naik ke
sorga, hal ini akan lebih menjengkelkan hatimu lagi, ka-
rena saat itu tubuh-Ku tidak dapat dimakan lagi
olehmu menurut pengertian duniawimu yang sekarang,”
demikian kata Dr. Whitby (seorang theolog Inggris –
pen.). Atau,
Ketiga, “saat kamu melihat hal itu atau mende-
ngarnya dari orang-orang yang menyaksikan hal itu,
kamu nanti pasti akan diyakinkan. Mungkin kamu
menganggap Aku berlebihan saat Aku berkata, Aku
telah turun dari sorga, sebab soal inilah yang kamu
pertengkarkan (ay. 42). Namun, apa lagi yang bisa
kamu pikirkan saat melihat Aku kembali ke sorga?”
Jika ia naik, berarti pasti juga bahwa Ia telah turun (Ef.
4:9-10). Kristus sering menunjuk diri-Nya demikian de-
ngan bukti-bukti yang berurutan (seperti dalam 1:50-51;
3:14; Mat. 12:40; 26:64). Marilah kita menunggu seje-
nak, sampai rahasia Tuhan diungkapkan, kemudian kita
akan melihat bahwa tidak ada alasan untuk menentang
perkataan Kristus yang mana pun.
[2] Ia memberikan mereka sebuah kunci jawaban yang
umum sifatnya atas perkataan-Nya ini dan atas semua
percakapan-Nya yang diungkapkan melalui perumpa-
maan itu, untuk mengajar mereka supaya memahami
semuanya itu secara rohani dan tidak mengikuti cara
jasmani dan duniawi: Rohlah yang memberi hidup, da-
ging sama sekali tidak berguna (ay. 63). Sama seperti
dalam tubuh jasmani, nyawa atau rohlah yang mengge-
420
rakkan dan menghidupkan tubuh itu, dan tanpa nyawa
atau roh itu, makanan yang paling banyak kandungan
gizinya pun sama sekali tidak akan berguna (apa guna-
nya makanan bagi tubuh, jika makanan itu tidak dapat
dimanfaatkan dan digerakkan oleh nyawa), demikian
juga halnya dengan jiwa.
Pertama, menjalankan segala ketetapan ibadah be-
gitu saja tanpa isi, akan sama sekali tidak berguna jika
Roh Tuhan tidak bekerja di dalam semua ketetapan iba-
dah itu dan menghidupkan jiwa melalui semua ketetap-
an ibadah itu. Jika Roh bekerja di dalam Firman dan
ketetapan ibadah, ini akan menjadi seperti makanan
bagi manusia yang hidup, jika tidak, maka Firman dan
ketetapan ibadah itu hanya menjadi seperti makanan
bagi orang mati. Bahkan tubuh Kristus, yang menjadi
korban bagi dosa itu, akan sama sekali tidak ada apa-
apanya bagi kita kecuali Roh yang mulia itu menghi-
dupkan roh kita melalui tubuh Kristus itu dan member-
dayakan pengaruh kuasa kematian-Nya itu terhadap
diri kita, sampai kita dibuat menjadi satu dengan kema-
tian tubuh-Nya itu melalui anugerah-Nya.
Kedua, jika dipahami secara harfiah, ajaran tentang
makan daging Kristus dan minum darah-Nya akan
sama sekali tidak memberi manfaat apa-apa, malah
akan membawa kita pada kekeliruan dan prasangka.
Sebaliknya, dengan memahami atau mengartikannya
secara rohani, itu akan menggerakkan jiwa, membuat-
nya menjadi hidup dan bergairah, sebab demikianlah
yang dikatakan Kristus: Perkataan-perkataan yang Ku-
katakan kepadamu yaitu roh dan hidup. Memakan
daging Kristus! Ini perkataan yang keras, namun yang
dapat saya lakukan yaitu mempercayai bahwa Kristus
mati bagi saya, supaya dengan begitu saya bisa menda-
tangkan kekuatan dan penghiburan dari ajaran itu ke-
tika saya berusaha mendekati Tuhan , saat saya ber-
usaha melawan dosa dan mempersiapkan diri untuk
masa yang akan datang. Inilah roh dan hidup dari per-
kataan itu, dan jika kita dapat memahaminya secara
demikian, maka perkataan itu menjadi perkataan yang
Injil Yohanes 6:60-71
421
sungguh istimewa. Alasan mengapa manusia tidak me-
nyukai perkataan Kristus yaitu sebab mereka menya-
lahartikan perkataan itu. Pengertian harfiah terhadap
sebuah perumpamaan tidak ada gunanya bagi kita. Kita
tidak akan menjadi lebih bijaksana sebab itu. Makna
rohani dari perumpamaan itulah yang mengandung
pelajaran bagi kita.
Ketiga, daging sama sekali tidak berguna – orang-
orang yang hidup di dalam daging (begitulah sebagian
orang memahaminya), yang berada di bawah kuasa
pikiran daging, tidak akan memperoleh sesuatu yang
berguna dari perkataan-perkataan Kristus. Namun, Roh
menghidupkan – orang-orang yang memiliki Roh, mere-
ka yang rohani, akan dihidupkan dan digairahkan oleh
perkataan-perkataan-Nya, sebab perkataan-perkataan
itu diterima ad modum recipientis – sejalan dengan ke-
adaan pikiran si penerima. Orang duniawi merasa mene-
mukan kesalahan dalam perkataan-perkataan Kristus,
padahal kesalahan itu ada di dalam diri mereka sendiri.
Hanya pada pikiran-pikiran yang penuh hawa nafsu
sajalah, hal-hal yang rohani itu tidak dapat dipahami
dan tidak memiliki kehidupan (1Kor. 2:14-15). Sebalik-
nya, pikiran yang rohani menghargai dan menikmati
hal-hal yang rohani.
[3] Ia memperlihatkan kepada mereka bahwa Ia mengenal
siapa mereka, dan bahwa Ia tidak mengharapkan hal-
hal yang baik apa pun dari mereka, meskipun mereka
menyebut diri mereka murid-murid-Nya (ay. 64-65). Se-
karang, digenapilah apa yang dikatakan oleh nabi ten-
tang Kristus dan pengajaran-Nya (Yes. 53:1), Siapakah
yang percaya kepada berita yang kami dengar dan
kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?
Di sini Kristus menaruh perhatian pada kedua hal ini.
Pertama, mereka tidak mempercayai berita-Nya: “Ada
beberapa di antara kamu yang berkata akan meninggal-
kan semuanya untuk mengikut Aku, namun masih be-
lum percaya.” Inilah alasan mengapa firman yang diberi-
takan sama sekali tidak berguna bagi mereka, sebab
tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman (Ibr. 4:2).
422
Mereka tidak percaya Dia itu Mesias. Kalau mereka per-
caya, mereka akan tunduk pada ajaran yang diberita-
kan-Nya, dan bukan mempertengkarkannya walaupun
masih ada beberapa hal yang masih belum jelas dan
sulit dimengerti. Oportet discentum credere – Para pe-
mula yang sedang belajar harus memahami sesuatu me-
nurut perkataan guru mereka.
Perhatikanlah:
1. Di antara orang-orang Kristen yang hanya namanya
saja Kristen, banyak yang sebenarnya yaitu orang
kafir.
2. Ketidakpercayaan orang-orang munafik sudah ter-
buka dan telanjang di depan mata Kristus, sebelum
tampak dengan sendirinya di hadapan dunia. Ia tahu
dari semula siapa dari antara orang banyak yang
telah mengikuti Dia itu yang percaya, dan siapa dari
kedua belas murid itu yang akan menyerahkan Dia.
Ia tahu dari semula sejak berkenalan dengan mere-
ka, saat bersama-sama, saat mereka sedang ber-
ada dalam semangat rohani yang tertinggi, siapa
yang tulus di antara mereka, seperti Natanael (1:47),
dan siapa yang tidak. Sebelum mereka mengungkap-
kan diri melalui tindakan yang nyata, Ia telah dapat
membedakan dengan sempurna siapa yang percaya
dan siapa yang tidak, siapa yang kasihnya palsu dan
siapa yang kasihnya hangat dan tulus. sebab itu
dapat kita simpulkan,
(1) Bahwa kemurtadan orang-orang yang telah lama
mengaku hidup beragama jelas membuktikan ke-
munafikan mereka dari sejak dulunya, dan bah-
wa dari semula mereka memang sudah tidak per-
caya. Kemurtadan itu bukan merupakan bukti
bahwa orang-orang percaya sejati mungkin saja
bisa menjadi sungguh murtad. Murtad yang
demikian tidak bisa disebut sebagai kejatuhan
orang-orang kudus sejati, melainkan lebih tepat
disebut sebagai terbukanya kedok orang-orang
yang penuh dengan kepura-puraan (1Yoh. 2:19).
Injil Yohanes 6:60-71
423
Stella cadens non stella fuit – Bintang yang jatuh
tidak pernah menjadi bintang.
(2) Bahwa merupakan hak istimewa Kristus untuk
mengenal isi hati manusia. Ia tahu siapa yang
tidak percaya, yang bersembunyi di balik peng-
akuan percaya dan terus tinggal di dalam jemaat-
Nya, terus menjalankan tata ibadah-Nya dan me-
manfaatkan nama-Nya. Keadaan mereka ini tidak
akan membuat mereka tampak bagi dunia, ke-
cuali kejahatan mereka menyingkapkan diri me-
reka sendiri. Ini terjadi sebab memang demikian
sifat gereja-Nya yang kelihatan itu, dan hari
pengungkapan itu masih akan menunggu waktu-
nya. Namun, kita tidak boleh bertindak seolah-
olah bisa menghakimi hati manusia, sebab ka-
lau kita melakukannya, kita melangkahi takhta
Kristus dan bertindak mendahului penghakiman-
Nya. Kita sering salah menilai orang dan perasa-
an kita berubah-ubah terhadap mereka. Namun,
satu hal yang pasti bagi kita yaitu , bahwa
Kristus mengenal semua orang, dan bahwa peng-
hukuman-Nya sesuai dengan kebenaran.
Kedua, alasan mengapa mereka tidak percaya kepa-
da berita-Nya yaitu sebab tangan kekuasaan Tuhan
tidak dinyatakan kepada mereka: Sebab itu telah Kuka-
takan kepadamu, tidak ada seorang pun dapat datang
kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepa-
danya (ay. 56), yang merujuk pada ayat 44. sebab itu
Kristus tidak dapat tidak pasti tahu siapa yang percaya
dan siapa yang tidak, iman merupakan karunia dan
pekerjaan Tuhan , semua karunia dan pekerjaan Tuhan
tidak bisa tidak pasti diketahui oleh Dia. Semuanya itu
diberikan melalui tangan-Nya. Itulah sebabnya Ia ber-
kata tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-
Nya, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa. Pada ayat 65, Ia
berkata, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepada-
nya, yang menunjukkan bahwa Tuhan menarik jiwa-jiwa
dengan memberikan kasih karunia dan kekuatan ke-
pada mereka serta keinginan untuk datang. Tanpa se-
424
mua itu, manusia yang sudah mandul secara moral