Kisah pararasul 18
ah sangat mengacaukan
jemaat Galatia, dengan menyesatkan mereka supaya menen-
tang Paulus dan menjauhkan mereka dari Injil Kristus, sebab
dalam suratnya Paulus menegur mereka dengan keras menge-
nai hal itu. Namun mungkin peristiwa itu terjadi cukup lama
setelah ini.
2. saat itu mereka dicegah untuk memberitakan Injil di Asia
(daerah itu memang disebut demikian). Ini sebab daerah itu
678
tidak membutuhkan mereka, sebab sudah ada orang lain yang
melakukannya di sana. Atau sebab saat itu orang-orang di
sana belum siap menerima Injil, seperti sesudah itu (19:10),
saat semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan. Atau,
seperti pendapat Dr. Lightfoot, sebab pada saat itu Kristus
mau menugaskan Paulus di dalam pekerjaan yang baru, yaitu
memberitakan Injil kepada sebuah daerah jajahan Roma di
Filipi, sebab hingga saat itu orang bukan-Yahudi yang diinjili
olehnya hanya orang Yunani. Orang Yahudi lebih membenci
orang Romawi jika dibandingkan dengan orang-orang bukan-
Yahudi lainnya. Pasukan Romawi yaitu pembinasa keji. Ka-
rena itu, untuk alasan yang luar biasa khususnya di dalam
panggilannya selama itu, Paulus dilarang memberitakan Injil
di Asia dan di tempat lain, supaya ia memberitakan Injil di
Filipi. Hal ini menyiratkan bahwa setelah itu terang Injil akan
bergerak lebih ke barat dibandingkan ke timur. Roh Kuduslah yang
mencegah mereka, entah itu melalui bisikan batin dalam
pikiran mereka, dan saat mereka saling membandingkannya,
ternyata isinya sama dan juga berasal dari Roh yang sama.
Atau, melalui beberapa nabi yang menyampaikan perkataan
Roh kepada mereka. Pemindahan hamba-hamba Tuhan dan
penghentian penyaluran sarana kasih karunia melalui mereka,
terjadi sesuai dengan tuntunan dan petunjuk Tuhan . Kita mene-
mukan dalam Perjanjian Lama seorang hamba Tuhan dilarang
untuk memberitakan firman sama sekali (Yeh. 3:26), engkau
akan menjadi bisu. Namun para pelayan di zaman Perjanjian
Baru ini dilarang memberitakan firman di satu tempat saja, se-
mentara mereka diarahkan ke tempat lain yang lebih mem-
butuhkan.
3. Mereka hendak pergi ke Bitinia,namun tidak diizinkan. Roh Ye-
sus tidak mengizinkan mereka (ay. 7). Mereka datang ke Misia,
dan tampaknya memberitakan Injil di sana. sebab meskipun
Misia yaitu suatu daerah yang sangat hina, bahkan dipakai
dalam perumpamaan (Mysorum ultimus, menurut Cicero, yang
artinya orang yang paling hina), namun para pemberita Injil
tidak merasa terhina untuk mengunjunginya, sebagai orang
yang berutang baik kepada orang terpelajar, maupun kepada
orang tidak terpelajar (Rm. 1:14). Di Bitinia ada kota
Nicaea, di mana konsili umum pertama diadakan untuk me-
Kitab Kisah Para Rasul 16:6-15
679
nentang para pengikut ajaran Arius (yang beranggapan bahwa
Yesus tidak satu dengan Bapanamun diciptakan untuk mencip-
takan dunia pen.). Ke daerah-daerah inilah Petrus mengirim-
kan suratnya (1Ptr. 1:1). Juga, di sini ada jemaat-jemaat yang
sedang berkembang, sebab , meskipun saat itu Injil belum
diberitakan kepada mereka, tidak lama sesudahnya mereka
mendengar Injil saat tiba giliran mereka. Perhatikan, meski-
pun mereka memutuskan dan hendak pergi ke Bitinia, namun
setelah mengetahui kehendak Tuhan secara luar biasa, mereka
taat dan berubah pikiran. Kita harus mematuhi sang Peme-
lihara Tuhan , dan tunduk pada tuntunan tiang awan dan tiang
api. Jika Dia tidak mengizinkan kita melakukan apa yang hen-
dak kita lakukan, kita harus patuh, dan percaya bahwa itulah
yang terbaik. Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Banyak
salinan kuno menafsirkannya demikian. Hamba-hamba Tuhan
Yesus harus selalu ada di bawah pemeriksaan dan pimpinan
Roh Tuhan Yesus, yang mengatur pikiran manusia.
4. Mereka melintasi Misia, atau melewatinya (begitulah menurut
beberapa orang). Kita bisa menduga bahwa mereka menabur-
kan benih yang baik, saat mereka melewatinya. Lalu mereka
pergi ke Troas, yaitu kota Troya, yang banyak dibicarakan
orang, atau ke daerah-daerah sekitarnya, yang mengambil na-
manya dari nama kota itu. Di sini ada jemaat yang ditanam,
sebab di sini kita melihat ada gereja yang sedang dibentuk
(20:6-7), dan mungkin benihnya ditanam pada saat itu, dalam
masa yang singkat. Agaknya Lukas bertemu dengan Paulus di
Troas, dan menjadi rekan sekerjanya, sebab mulai saat itu-
lah, saat berbicara tentang perjalanan Paulus, kebanyakan
Lukas menempatkan dirinya termasuk salah satu dari orang
yang ada dalam rombongan Paulus, dan menggunakan kata
kami pergi (ay. 10).
II. Panggilan Paulus secara khusus ke Makedonia, yaitu Filipi, ibu
kotanya, yang agaknya penduduknya kebanyakan orang Roma (ay.
21). Di sini kita dapati,
1. Penglihatan yang didapatkan Paulus (ay. 9). Paulus memper-
oleh banyak penglihatan, terkadang untuk menguatkan, terka-
dang seperti di sini, untuk menuntunnya dalam melakukan
pekerjaan. Seorang malaikat muncul di hadapannya, untuk
680
mengatakan kepadanya bahwa Kristus ingin supaya ia pergi ke
Makedonia. Semoga ia tidak menjadi kecewa dengan larangan
yang diberikan kepadanya lagi dan lagi, yang menghalangi apa
yang telah direncanakannya. Sebab, meskipun tidak pergi ke
tempat yang dipikirkannya, ia pergi ke tempat di mana Tuhan
menyediakan pekerjaan baginya. Sekarang perhatikanlah,
(1) Orang yang dilihat Paulus. Di hadapannya berdirilah se-
orang Makedonia, yang dikenali oleh Paulus melalui sikap
atau logat bicaranya. Atau, mungkin orang itu memberita-
hukannya bahwa ia yaitu orang Makedonia. Menurut be-
berapa orang, malaikat itu mengambil wujud orang yang
seperti itu. Atau, seperti anggapan sebagian orang lain, ma-
laikat itu memberi kesan dalam benak Paulus, saat Pau-
lus dalam keadaan setengah tidur setengah terjaga, gam-
baran seorang manusia seperti itu, yaitu ia bermimpi meli-
hat orang yang demikian. Kristus menyuruh Paulus ke
Makedonia, tidak seperti para rasul di lain waktu, yang di-
sampaikan melalui utusan dari sorga, dan menyuruh me-
reka ke sana, melainkan melalui seorang utusan yang ber-
asal dari tempat itu, yang memanggilnya ke tempat ini .
Dengan cara ini, setelah peristiwa ini, Kristus akan meng-
arahkan arah gerakan para pelayan-Nya dengan jalan biasa
saja, yaitu dengan menggerakkan hati orang-orang yang
membutuhkan mereka untuk mengundang mereka. Paulus
akan diundang ke Makedonia oleh seorang Makedonia, dan
orang itu berbicara atas nama orang-orang Makedonia yang
lainnya. Beberapa orang beranggapan bahwa orang ini ada-
lah malaikat penjaga wilayah Makedonia, berdasarkan pe-
mikiran bahwa malaikat juga memiliki tugas untuk men-
jaga beberapa wilayah tertentu selain menjaga orang demi
orang. Hal demikian memang banyak dikatakan, seperti da-
lam Daniel 10:20, di mana kita membaca tentang pemimpin
orang Persia dan Yunani, yang sepertinya yaitu para malai-
kat. Namun tidak ada kepastian tentang hal ini. Gambaran
seorang Makedonia muncul entah di mata Paulus atau di
dalam hatinya. Malaikat itu tidak boleh memberitakan Injil
sendiri kepada orang-orang Makedonia,namun harus mem-
bawa Paulus kepada mereka. Ia juga tidak menggunakan
kuasanya sebagai seorang malaikat untuk memerintah
Kitab Kisah Para Rasul 16:6-15
681
Paulus pergi,namun menggunakan wujud seorang Make-
donia yang mengundangnya supaya datang. Seorang Make-
donia, yang bukan seorang pembesar di wilayah itu, apalagi
seorang imam (Paulus tidak terbiasa menerima undangan
dari orang yang demikian), melainkan seorang penduduk
biasa di wilayah itu, seorang rakyat biasa, yang pada wajah-
nya tersirat kejujuran dan kesungguhan. Ia datang bukan
untuk mempermainkan Paulus atau menggodanya, melain-
kan dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap kesung-
guhannya untuk memohon bantuannya.
(2) Undangan yang ditujukan kepada Paulus. Orang Make-
donia yang jujur ini berseru kepadanya, katanya: Menye-
beranglah ke mari dan tolonglah kami! Yakni, Datanglah
dan beritakanlah Injil kepada kami. Kiranya kami memper-
oleh keuntungan dari jerih payahmu.
[1] Engkau telah menolong banyak orang. Kami telah men-
dengar tentang orang-orang yang kamu tolong di daerah
ini dan daerah-daerah lainnya, yang sangat tertolong
olehmu. Dan mengapa kami tidak mendapat bagian?
Oh, datanglah dan tolong kami. Jika orang lain mene-
rima keuntungan dari Injil, maka itu haruslah mendo-
rong kita untuk mempertanyakan, atau mempertanya-
kan lebih jauh, tentang hal itu.
[2] Itulah pekerjaanmu, dan sukacitamu, untuk menolong
jiwa-jiwa yang malang. Engkau yaitu tabib bagi orang
sakit, yang siap dipanggil oleh siapa saja yang sakit. Oh,
datanglah dan tolong kami.
[3] Kami membutuhkan pertolonganmu, sama seperti ba-
nyak orang lainnya. Kami di Makedonia tidak tahu apa-
apa dan tidak peduli terhadap agama, sama seperti se-
mua orang lain di dunia. Kami juga menyembah berhala
dan sama jahatnya seperti yang lainnya, dan juga rajin
serta tekun untuk menghancurkan diri sendiri, seperti
yang lain-lainnya. sebab itu, datanglah, datanglah
cepat-cepat kemari. Jika engkau dapat berbuat sesuatu,
kasihanilah dan tolonglah kami.
[4] Sedikit saja dari kami yang memahami hal-hal Tuhan ,
serta peduli terhadap jiwa mereka dan jiwa orang lain,
dan telah mengerjakan apa yang dapat dikerjakan, de-
682
ngan bantuan terang alam. Aku telah mengerjakan ba-
gianku. Kami telah mengusahakannya sejauh mungkin,
meyakinkan sesama kami supaya takut akan Tuhan dan
menyembah Dia,namun hanya sedikit yang bisa kami
lakukan terhadap mereka. Oh, datanglah kemari, dan
tolong kami. Injil yang engkau beritakan memiliki alasan
dan kuasa yang melampaui apa yang kami punyai.
[5] Jangan hanya menolong kami dengan doamu saja, ka-
rena itu tidak ada gunanya. Engkau harus datang dan
menolong kami. Perhatikan, banyak orang sangat me-
merlukan pertolongan bagi jiwa mereka, dan merupa-
kan tugas merekalah untuk mencari pertolongan itu
dan mengundang orang-orang yang sanggup menolong
mereka.
2. Tafsiran atas penglihatan ini (ay. 10). Mereka menarik ke-
simpulan, bahwa Tuhan telah memanggil mereka untuk mem-
beritakan Injil kepada orang-orang di sana. Dan mereka pun
siap pergi ke mana pun Tuhan menyuruh mereka. Perhatikan,
kadang-kadang kita bisa menyimpulkan adanya suatu pang-
gilan dari Tuhan berdasarkan suatu panggilan yang dialami se-
seorang. Jika seorang Makedonia berkata, Datanglah dan
tolonglah kami, maka dari situ Paulus menarik kesimpulan
bahwa Tuhan berkata, Pergilah dan tolonglah mereka. Para pe-
layan harus berangkat dengan penuh sukacita dan keberanian
dalam bekerja saat mereka merasakan bahwa Kristus me-
manggil mereka, bukan hanya untuk memberitakan Injil, me-
lainkan untuk memberitakannya pada saat tertentu, di tempat
tertentu, dan kepada orang-orang tertentu.
III. Pelayaran Paulus ke Makedonia segera sesudah itu: Dia tidak per-
nah tidak taat kepada penglihatan yang dari sorga itu,namun ia
mengikuti tuntunan Tuhan ini dengan lebih bersukacita dan lebih
puas lagi dibandingkan bila ia menuruti rencana atau dorongan hati-
nya sendiri.
1. Di sana Paulus berubah pikiran. Setelah mengetahui kehen-
dak Tuhan dalam hal itu, Paulus menjadi yakin, sebab hanya
inilah yang diinginkannya. Sekarang ia tidak lagi berpikir ten-
tang Asia, atau Bitinia,namun segeralah mereka mencari kesem-
Kitab Kisah Para Rasul 16:6-15
683
patan untuk berangkat ke Makedonia. Hanya Paulus yang men-
dapatkan penglihatan,namun ia menyampaikannya kepada
rekan-rekannya, dan sebab percaya, mereka semua pun me-
mutuskan untuk pergi ke Makedonia. Sebagaimana Paulus
mau mengikuti Kristus, demikian juga semua pengikut Paulus
mau mengikuti dirinya, atau lebih tepatnya mengikuti Kristus
bersamanya. Mereka segera mempersiapkan segala sesuatu
untuk melakukan perjalanan ini, tanpa menunda-nunda lagi.
Perhatikan, panggilan Tuhan harus ditanggapi dengan segera.
Seperti halnya kita tidak boleh berbantah untuk taat, begitu
juga kita tidak boleh menunda untuk taat. Kerjakanlah hal itu
sekarang juga, jangan sampai hatimu menjadi keras. Perhati-
kan, Paulus dan rekan-rekannya tidak bisa segera berangkat
ke Makedonia, namun mereka segera berusaha melakukannya.
Jika kita tidak bisa bertindak secepat mungkin, maka kita bisa
berusaha untuk melakukannya, dan ini akan dimaklumi.
2. Dari sana Paulus memulai perjalanannya. Begitu anginnya
baik, mereka bertolak dengan kapal pertama dari Troas. Me-
reka ingin memastikan lebih dulu bahwa mereka telah me-
ngerjakan apa yang harus dikerjakan di sana saat Tuhan me-
manggil mereka ke tempat lain. Mereka langsung berlayar ke
Samotrake, dengan sebuah pelayaran yang lancar. Keesokan
harinya tibalah mereka di Neapolis, sebuah kota di perbatasan
Trake dan Makedonia. Akhirnya mereka berlabuh di Filipi, se-
buah kota yang namanya diambil dari Philip, raja Makedonia,
yaitu ayah Aleksander Agung. Disebutkan bahwa kota itu ada-
lah (ay. 12),
(1) Kota terbesar di bagian Makedonia ini (KJV). Atau, seperti
yang ditafsirkan oleh beberapa orang, kota pertama, yaitu
kota pertama yang mereka kunjungi sejak berangkat dari
Troas. Seperti halnya pasukan yang ingin menguasai wila-
yah yang mereka datangi memulainya dengan menakluk-
kan tempat pertama yang mereka kunjungi, begitu juga
Paulus dan rekan-rekannya. Mereka memulai dengan kota
pertama, sebab jika Injil sudah diterima di sana, maka
Injil akan lebih mudah disebarkan di seluruh wilayah ter-
sebut.
(2) Suatu kota perantauan orang Roma. Orang-orang Romawi
tidak hanya memiliki sepasukan penjaga di sana,namun juga
684
penduduk kota itu yaitu orang-orang Roma, setidaknya
para pembesarnya, serta orang-orang yang duduk di peme-
rintahan. Di sana ada beraneka macam orang, sehingga ada
banyak kesempatan untuk berbuat baik di sana.
IV. Sambutan dingin yang diterima Paulus dan rekan-rekannya di
Filipi. Orang akan berharap bahwa dengan memperoleh panggilan
yang begitu khusus dari Tuhan dari tempat itu, mereka akan men-
dapatkan sambutan penuh sukacita di sana, seperti yang diterima
Petrus dari Kornelius saat malaikat mengutus Paulus ke tem-
patnya. Di manakah orang Makedonia yang memohon kepada
Paulus untuk datang segera? Mengapa ia tidak menggerakkan
orang sebangsanya, setidaknya beberapa, untuk pergi dan men-
jumpai Paulus? Mengapa Paulus tidak diterima dengan upacara
penyambutan, dan memberi kepadanya kunci kota itu? Tidak
ada hal semacam itu yang terjadi, sebab ,
1. Perlu beberapa waktu sebelum semua perhatian diarahkan ke-
pada Paulus. Di kota itu kami tinggal beberapa hari, mungkin
di penginapan, dan mereka membayarnya sendiri, sebab ti-
dak ada teman yang mengundang mereka, bahkan untuk ma-
kan pun tidak, sampai Lidia menjamu mereka. Mereka telah
berusaha secepat mungkin untuk sampai ke sana,namun se-
telah tiba di sana, mereka hampir tergoda untuk berpikir bah-
wa lebih baik seandainya mereka tidak berangkat. Namun ini
memang telah diatur untuk menguji apakah mereka mampu
menanggungnya, saat mereka diabaikan dan menganggur.
Orang-orang yang luar biasa dan berguna tidak pantas hidup
di dunia ini bila mereka tidak tahu rasanya tidak diacuhkan
dan diabaikan orang. Jangan sampai para pelayan Tuhan
menganggap aneh jika mula-mula mereka didesak kuat-kuat
untuk datang ke suatu tempat,namun saat tiba mereka tidak
dipedulikan.
2. saat mereka memperoleh kesempatan untuk memberitakan
firman, tempatnya tersembunyi, sederhana dan kecil saja (ay.
13). Di sana tampaknya tidak ada tempat ibadah orang
Yahudi, yang bisa menjadi pintu masuk bagi mereka, dan me-
reka juga tidak pernah pergi ke kuil berhala orang-orang kafir
untuk memberitakan firman di mimbarnya. Namun di sini,
dengan melakukan pengamatan, mereka menemukan ada se-
Kitab Kisah Para Rasul 16:6-15
685
buah pertemuan kecil yang diadakan oleh para wanita baik-
baik, yang merupakan penganut baru ajaran Yahudi. Para
wanita ini boleh jadi akan berterima kasih kepada Paulus dan
rekan-rekannya jika mau memberitakan firman kepada me-
reka. Tempat pertemuan itu ada di luar pintu gerbang kota. Di
sana pertemuan semacam itu tidak dilarang, namun tidak
akan dibiarkan jika diadakan di mana pun di dalam kota. Itu
yaitu suatu tempat sembahyang Yahudi (KJV: tempat di mana
doa biasa dinaikkan pen.), proseuchē suatu rumah doa
(begitulah menurut beberapa orang), suatu kapel, atau sina-
goge yang lebih kecil. Namun saya cenderung menganggapnya
seperti yang kita baca, yaitu di mana doa dipanjatkan atau
biasa dipanjatkan. Orang-orang yang menyembah Tuhan yang
sejati, dan tidak mau menyembah berhala, bertemu di sana
untuk berdoa bersama, dan, sebagaimana menurut gambaran
doa yang paling kuno dan paling umum, untuk memanggil
nama Tuhan. Masing-masing dari mereka berdoa sendiri-sen-
diri setiap hari, sebab inilah yang selalu dilakukan orang-
orang yang menyembah Tuhan . Namun di samping itu, mereka
datang berkumpul pada hari Sabat. Meskipun mereka hanya
sedikit jumlahnya dan tidak disukai di kota itu, meskipun
pertemuan itu diadakan jauh-jauh, meskipun agaknya hanya
diikuti kaum wanita saja, namun pertemuan ibadah para
penyembah Tuhan yang sejati harus dilakukan, jika memung-
kinkan, di hari Sabat. Jika tidak bisa melakukannya persis
seperti yang kita inginkan, maka kita harus melakukannya
semampu kita. Jika tidak punya tempat ibadah, kita harus
bersyukur dengan adanya tempat yang cukup tersembunyi, dan
berkumpul di sana, sebab kita tidak boleh menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, selama masih ada kesempat-
an. Dikatakan bahwa tempat ini berada di tepi sungai, yang
mungkin dipilih sebab nyaman untuk dipakai untuk mere-
nung. Dikatakan bahwa para penyembah berhala memiliki ba-
gian mereka pada batu-batu licin dari sungai (Yes. 57:6). Na-
mun mungkin para penganut Yahudi ini mengingat teladan
para nabi yang memperoleh penglihatan, seorang di tepi sungai
Kebar (Yeh. 1:1), sedang yang lain di tepi sungai Tigris yang
besar (Dan. 10:4). Ke sanalah Paulus dan Silas dan Lukas
pergi, dan duduk untuk mengajar jemaat itu, sehingga mereka
686
dapat berdoa dengan lebih baik bersama-sama. Mereka ber-
bicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di
situ, mendorong mereka untuk melakukan apa yang telah me-
reka ketahui, dan menuntun mereka untuk mengenal Kristus
lebih jauh.
V. Pertobatan Lidia, yang mungkin yaitu orang pertama di sana
yang menjadi percaya kepada Kristus, meskipun bukan yang ter-
akhir. Dalam Kisah Para Rasul, tidak hanya diceritakan mengenai
tempat-tempat yang dimenangkan,namun juga banyak orang se-
cara pribadi. sebab begitu berharganya jiwa-jiwa, sehingga satu
orang yang dimenangkan saja sangat berarti bagi Tuhan . Di situ
juga tidak hanya diceritakan tentang orang yang dimenangkan
melalui mujizat, seperti Paulus,namun juga beberapa peristiwa
yang terjadi melalui cara anugerah yang biasa, seperti Lidia di
sini. Perhatikan,
1. Siapakah orang yang dimenangkan ini, sampai-sampai keja-
diannya dicatat secara khusus. Ada empat hal yang dicatat
mengenai dirinya:
(1) Namanya, yaitu Lidia. Merupakan suatu kehormatan bagi-
nya bahwa namanya dicatat dalam kitab Tuhan , sehingga di
mana pun firman dibaca, hal mengenai dia ini akan disebut
juga. Perhatikan, nama-nama orang kudus berharga bagi
Tuhan , dan seharusnya demikian pula bagi kita. Kita tidak
bisa membuat nama kita tercatat di Alkitab. Namun, jika
Tuhan membuka hati kita, nama kita akan tercantum di da-
lam kitab kehidupan, dan ini lebih baik (Fil. 4:3), dan mem-
buat kita lebih bersukacita (Luk. 10:20).
(2) Panggilannya. Lidia yaitu seorang penjual kain ungu, baik
zat pewarna kain ungu maupun kain atau sutra yang ber-
warna ungu. Perhatikan,
[1] Lidia memiliki panggilan, yaitu suatu panggilan yang
sejati, yang dicatat oleh penulis kitab ini sebagai pujian
baginya. Ia tidak seperti para wanita yang disebutkan
oleh Paulus (1Tim. 5:13), yang membiasakan diri berma-
las-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, dan
sebagainya.
Kitab Kisah Para Rasul 16:6-15
687
[2] Itu merupakan sebuah panggilan yang sederhana. Lidia
yaitu penjual kain ungu, bukan pemakai kain ungu.
Sedikit saja orang yang dipanggil demikian. Yang pen-
ting di sini ialah bahwa hal ini menjelaskan bahwa me-
reka yang bekerja dalam panggilan yang sejati, jika di-
kerjakan dengan sungguh-sungguh, mereka tidak perlu
malu akan pekerjaan itu.
[3] Meskipun memiliki panggilan untuk bekerja, namun
Lidia yaitu seorang penyembah Tuhan , dan selalu men-
cari waktu untuk meningkatkan keuntungan bagi jiwa-
nya. Pekerjaan yang kita kerjakan berdasarkan panggilan
kita bisa dibuat supaya sejalan dengan urusan ibadah.
sebab itu, pekerjaan bukan alasan bagi kita untuk
menghindari ibadah, keluarga, dan pertemuan jemaat,
dengan mengatakan, Kami harus mengurus toko, dan
harus berjualan. Bukankah kita juga memiliki Tuhan
yang harus kita layani, dan jiwa yang harus kita peli-
hara? Agama tidak memanggil kita untuk menjauh dari
pekerjaan kita di dunia,namun untuk menuntun kita di
dalamnya. Segala sesuatu ada tempat dan masanya.
(3) Dari mana ia berasal, dari kota Tiatira, yang sangat jauh
dari Filipi. Di sanalah Lidia lahir dan dibesarkan, dan sete-
lah itu ia berkeluarga di Filipi atau pindah ke sana sebab
berdagang. Pemeliharaan Tuhan , selain selalu menentukan,
juga seringkali memindahkan batas-batas kediaman kita.
Terkadang Dia membuat perubahan terhadap keadaan la-
hiriah kita atau tempat kediaman kita sehingga menjadi sa-
ngat sesuai dengan rancangan kasih karunia-Nya, yang
berkaitan dengan keselamatan kita. Pemeliharaan Tuhan
membawa Lidia ke Filipi, supaya dilayani oleh Paulus. Dan
di situ, di mana ia dilayani, ia memanfaatkannya. Begitu
juga seharusnya kita memanfaatkan segala kesempatan.
(4) Agama yang dianut Lidia sebelum Tuhan membuka hati-
nya.
[1] Ia menyembah Tuhan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya. Ia yaitu salah seorang wanita yang saleh.
Terkadang anugerah Tuhan bekerja atas orang-orang
yang saat belum dimenangkan sangat jahat dan keji,
688
seperti para pemungut cukai dan orang sundal. Be-
berapa orang di antara kamu demikianlah dahulu (1Kor.
6:11). Namun terkadang anugerah Tuhan dinyatakan ke-
pada orang-orang yang bersifat baik, yang memiliki se-
suatu yang baik di dalam diri mereka, seperti sida-sida
dari Etiopia itu, Kornelius, serta Lidia. Perhatikanlah,
menjadi seorang penyembah Tuhan saja tidak cukup,
kita juga harus percaya kepada Yesus Kristus, sebab
tidak seorang pun bisa menghampiri Tuhan sebagai Bapa
selain melalui Dia sebagai Pengantara. Namun mereka
yang menyembah Tuhan menurut terang yang mereka
miliki, sudah tidak jauh lagi dari perjumpaan dengan
Kristus, serta kasih karunia-Nya bagi mereka. sebab
siapa yang memiliki , kepadanya akan diberi, dan me-
reka akan menyambut Kristus dengan tangan terbuka.
Sebab, orang yang tahu apa artinya menyembah Tuhan
mengetahui bahwa mereka membutuhkan Kristus, dan
tahu bagaimana memanfaatkan perantaraan-Nya.
[2] Ia mendengarkan para pemberita Injil itu. Di sini, di
mana doa dipanjatkan, saat ada kesempatan, firman
diberitakan. Mendengarkan firman Tuhan merupakan ba-
gian dari ibadah, dan bagaimana kita bisa mengharap-
kan Tuhan mendengar doa kita jika kita tidak mende-
ngarkan firman-Nya? Barangsiapa menyembah Tuhan
menurut terang yang mereka miliki, akan mencari te-
rang yang lebih lanjut lagi. Kita harus memanfaatkan
hari peristiwa-peristiwa yang kecil,namun tidak boleh
berdiam terus di dalamnya.
2. Apa yang dikerjakan atas dia: Tuhan membuka hatinya. Per-
hatikan di sini,
(1) Siapa yang melakukannya. Yang melakukannya yaitu Tu-
han, yaitu Kristus, kepada siapa Lidia memberi hatinya.
Yaitu Roh Tuhan, yang menguduskan. Perhatikan, karya
pertobatan yaitu pekerjaan Tuhan . Dialah yang mengerja-
kan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan. Bukan
seolah-olah sebab tidak ada yang perlu kita kerjakan, me-
lainkan sebab tanpa kasih karunia Tuhan kita tidak bisa
berbuat apa-apa. Bukan juga seolah-olah sebab Tuhan lah
Kitab Kisah Para Rasul 16:6-15
689
yang paling tidak perlu bertanggungjawab atas kehancuran
orang-orang yang binasa, melainkan sebab keselamatan
yang diterima oleh orang-orang yang diselamatkan harus
ditujukan sepenuhnya kepada-Nya.
(2) Di mana terjadinya. Perubahan terjadi di dalam hati. Di
dalam hatilah perubahan yang indah ini diberikan. Di da-
lam hati Lidialah peristiwa ini dikerjakan. Karya pertobatan
yaitu pekerjaan hati. Itu merupakan suatu pembaharuan
hati, manusia batiniah, roh dan pikiran.
(3) Sifat pekerjaan ini. Hati Lidia tidak hanya tersentuh,namun
juga terbuka. Hati yang belum bertobat berada dalam ke-
adaan tertutup, dan dikeraskan melawan Kristus. Hatinya
tertutup rapat-rapat, seperti kota Yerikho menutup diri
terhadap Yosua (Yos. 6:1). saat Kristus sedang berurusan
dengan jiwa ini , Ia mengetuk pintu yang tertutup
bagi-Nya itu (Why. 3:20). saat pada akhirnya seorang
pendosa tergerak untuk menerima Kristus, hatinya terbuka
supaya Raja Kemuliaan itu masuk. Pikirannya terbuka un-
tuk menerima terang Tuhan , kehendaknya terbuka untuk
menerima hukum Tuhan , dan perasaannya terbuka untuk
menerima kasih Tuhan . Maka saat hati terbuka bagi Kris-
tus, telinga menjadi terbuka akan firman-Nya, mulut pun
terbuka untuk berdoa, tangan terbuka untuk bersedekah,
dan langkah kita diperlebar untuk menaati Injil dalam se-
gala hal.
3. Apa akibat dari pekerjaan di dalam hati Lidia ini.
(1) Ia sangat memperhatikan firman Tuhan . Hatinya terbuka be-
gitu lebar sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan
oleh Paulus. Ia tidak hanya mendengar firman yang disam-
paikan Paulus,namun juga memperhatikannya. Dia mem-
praktikkan (beberapa orang menafsirkannya demikian) apa
yang dikatakan oleh Paulus. Firman menghasilkan sesuatu
yang baik bagi kita dan menimbulkan kesan yang men-
dalam pada diri kita, hanya saat kita mempraktikkannya.
Ini yaitu bukti bahwa hati Lidia terbuka, dan merupakan
buah darinya. saat hati terbuka melalui kasih karunia
Tuhan , maka hal itu akan tampak melalui kesungguhan da-
lam mendengarkan dan memperhatikan firman Tuhan , baik
690
demi Kristus, yang punya firman itu, maupun demi diri
kita sendiri, yang begitu punya kepentingan di dalamnya.
(2) Lidia memberi diri kepada Yesus Kristus, dan memeluk
agama-Nya yang kudus. Ia dibaptis, dan melalui upacara
yang khusyuk ini seorang anggota ditambahkan pada je-
maat Kristus. Bersama dengan dia, seisi rumahnya juga di-
baptis, baik mereka yang lahir di rumahnya, sebab jika
akarnya kudus maka demikian pula cabangnya, maupun
orang dewasa yang ada di bawah pengaruh dan wewenang-
nya. Lidia dan seisi rumahnya dibaptis menurut peraturan
yang sama dengan yang menjadikan Abraham dan seisi
rumahnya disunat, sebab meterai kovenan berlaku bagi
pihak-pihak yang berjanji beserta keturunan mereka.
(3) Lidia bersikap sangat ramah terhadap para pelayan Tuhan
itu, dan sangat ingin supaya diajar lebih jauh lagi oleh me-
reka tentang Kerajaan Tuhan . Ia mengajak kami, katanya,
Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh per-
caya kepada Tuhan, jika kamu percaya bahwa aku yaitu
seorang Kristen yang sungguh-sungguh, maka tunjukkan-
lah kepercayaanmu itu terhadapku dengan ini, marilah
menumpang di rumahku. Melalui hal ini Lidia mengingin-
kan suatu kesempatan,
[1] Untuk memperlihatkan rasa terima kasihnya kepada
orang-orang yang telah menjadi alat untuk mencurah-
kan kasih karunia Tuhan yang telah mengerjakan per-
ubahan di dalam dirinya. saat hatinya terbuka bagi
Kristus, rumahnya juga terbuka bagi para hamba yang
melayani-Nya, dan mereka disambut dengan jamuan
terbaik yang dimilikinya, yang dianggapnya masih ku-
rang untuk orang-orang yang telah memberi hal-hal
rohani secara melimpah kepadanya. Bahkan mereka ti-
dak hanya disambut di rumahnya. Ia juga sangat me-
maksa dan menuntut mereka. Ia mendesak sampai
kami menerimanya. Ini menyiratkan bahwa Paulus sa-
ngat enggan dan tidak mau ikut, sebab tidak ingin
menjadi beban bagi keluarga yang baru saja beriman
kepada Tuhan. Ia juga ingin belajar memberitakan Injil
tanpa upah (1Kor. 9:18; Kis. 20:34), supaya orang-orang
luar tidak memperoleh kesempatan untuk mengecam
Kitab Kisah Para Rasul 16:16-24
691
para pemberita Injil sebagai orang-orang yang memiliki
maksud tersembunyi dan mementingkan diri sendiri,
dan supaya saudara-saudara seiman tidak memiliki ke-
sempatan untuk mengeluh tentang apa yang harus
mereka keluarkan dalam ibadah mereka. Namun Lidia
tidak mau menerima jawaban tidak. Ia tidak mau per-
caya bahwa mereka telah menerima dia sebagai seorang
Kristen yang sungguh-sungguh kecuali mereka mau
melakukan hal ini. Ini seperti Abraham yang meng-
undang para malaikat (Kej. 18:3): Jika aku telah men-
dapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hamba-
mu ini.
[2] Ia mencari kesempatan untuk diajari lebih banyak lagi.
Jika ia bisa mengajak mereka tinggal di rumahnya ba-
rang sebentar, mungkin ia bisa mendengarkan mereka
setiap hari (Ams. 8:34), dan tidak hanya pada hari
Sabat di dalam pertemuan jemaat. Di rumahnya sendiri,
ia tidak saja bisa mendengarkan mereka,namun juga
bertanya kepada mereka. Ia juga bisa meminta mereka
berdoa bersamanya setiap hari, dan memberkati seisi
rumahnya. Barangsiapa mengetahui sesuatu tentang
Kristus mau tidak mau akan ingin tahu lebih jauh, dan
mencari-cari kesempatan untuk menambah pengenalan
mereka akan Injil-Nya.
Roh Jahat Diusir; Penganiayaan di Filipi
(16:16-24)
16 Pada suatu kali saat kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu
dengan seorang hamba perempuan yang memiliki roh tenung; dengan te-
nungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. 17 Ia
mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: Orang-
orang ini yaitu hamba Tuhan Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepa-
damu jalan kepada keselamatan. 18 Hal itu dilakukannya beberapa hari la-
manya.namun saat Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling
dan berkata kepada roh itu: Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh eng-
kau keluar dari perempuan ini. Se saat itu juga keluarlah roh itu. 19 saat
tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat
penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret me-
reka ke pasar untuk menghadap penguasa. 20 Setelah mereka membawa ke-
duanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, kata-
nya: Orang-orang ini mengacau kota kita ini, sebab mereka orang Yahudi,
21 dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak
boleh menerimanya atau menurutinya. 22 Juga orang banyak bangkit me-
692
nentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan
pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. 23 Setelah mereka berkali-
kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperin-
tahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. 24 Sesuai dengan
perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang
paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.
Paulus dan rekan-rekannya, meskipun sebelumnya untuk beberapa
waktu mereka tidak dikenal oleh siapa-siapa di Filipi, namun seka-
rang mereka mulai mendapat perhatian orang banyak.
I. Seorang hamba perempuan yang memiliki roh tenung menye-
babkan mereka menjadi perhatian orang, dengan berseru-seru
bahwa mereka yaitu hamba Tuhan . Perhatikan,
1. Apa yang dikatakan mengenai hamba perempuan ini: Dia ada-
lah seorang tukang tenung, orang yang memiliki semacam
roh tenung, seperti gadis-gadis yang menjadi perantara sabda
Apolo di Delfos. Dia digerakkan oleh suatu roh jahat, yang
memberi jawaban-jawaban yang tidak jelas kepada orang
yang bertanya kepadanya, yang memuaskan keinginan mereka
yang sia-sia untuk mengetahui masa depan,namun sering kali
menipu mereka. Pada zaman saat banyak orang bersikap tak
acuh, tidak percaya, dan menyembah berhala, dengan seizin
Tuhan Iblis menawan manusia di dalam kehendaknya. Jika
tidak berpura-pura memberi nasihat kepada mereka, ia
tidak akan dipuja-puja seperti sekarang. Dengan kedua hal
ini , ia bisa terus merebut kedudukan Tuhan sebagai Tuhan
dunia ini. Dengan tenungan-tenungan hamba perempuan ini,
tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. Banyak orang
datang untuk meminta nasihat kepada tukang sihir ini untuk
menemukan harta yang hilang dirampok, menemukan barang
hilang, dan khususnya untuk meramal nasib mereka. Dan
tidak ada yang datang tanpa membawa upah bagi tenungan
yang diberikan, tergantung kedudukan orang yang bersang-
kutan dan tingkat pentingnya persoalannya. Mungkin ada ba-
nyak orang yang menjadi peramal, namun agaknya yang ini
lebih terkenal dibandingkan yang lain. sebab sementara yang lain
mendatangkan sejumlah keuntungan, yang ini mendatangkan
penghasilan besar bagi tuan-tuannya, sehingga lebih banyak
didatangi dibandingkan yang lain.
Kitab Kisah Para Rasul 16:16-24
693
2. Kesaksian yang diberikan hamba perempuan ini mengenai Pau-
lus dan rekan-rekannya. Ia bertemu dengan mereka di jalan,
saat mereka sedang pergi ke tempat sembahyang itu, atau
untuk berdoa di sana (ay. 16). Mereka pergi ke sana tanpa
sembunyi-sembunyi, dan setiap orang tahu ke mana mereka
pergi, dan apa yang hendak mereka lakukan. Jika apa yang di-
lakukan hamba perempuan itu sepertinya mengganggu mere-
ka, atau menghalangi pekerjaan mereka, maka bisa diketahui
betapa halusnya cara Iblis, si penggoda besar itu, dalam meng-
gunakan kesempatan untuk menyesatkan kita saat kita hen-
dak beribadah, untuk membingungkan dan membuat kita
marah saat seharusnya kita bersikap tenang. Saat hamba
perempuan itu bertemu dengan mereka, ia mengikuti mereka
sambil berseru-seru, Orang-orang ini, meskipun tampak hina
dan dipandang rendah, yaitu orang-orang besar, sebab me-
reka yaitu hamba-hamba Tuhan yang Mahatinggi. Orang-orang
ini seharusnya kita sambut dengan baik, sebab mereka mem-
beritakan kepada kita jalan kepada keselamatan, keselamatan
yang akan menjadi kebahagiaan kita, dan jalan untuk menda-
patkannya yang akan menguduskan kita. Perhatikan,
(1) Kesaksian ini benar. Kesaksian ini merupakan suatu puji-
an yang sangat menyeluruh terhadap Injil, dan menjadikan
kedatangan mereka indah (Rm. 10:15). Meskipun mereka
yaitu orang-orang biasa seperti kita, dan merupakan be-
jana tanah liat, namun,
[1] Mereka yaitu hamba Tuhan yang Mahatinggi. Mereka
mendampingi Dia, dipekerjakan oleh Dia, dan dikhu-
suskan bagi kehormatan-Nya, seperti halnya bagi se-
orang hamba. Mereka datang kepada kita sebagai utusan-
Nya, pesan yang mereka bawa berasal dari-Nya, dan
mereka melayani tujuan serta kepentingan kerajaan-
Nya. Dewa-dewa yang disembah oleh kita, orang-orang
kafir ini, yaitu ujud-ujud yang rendah, dan sebab itu
mereka bukan Tuhan .namun orang-orang ini berasal dari
Roh yang tertinggi, dari Tuhan yang Mahatinggi, yang
mengatasi semua manusia, semua Tuhan , yang telah men-
ciptakan kita semua, dan kepada-Nya kita semua ber-
tanggung jawab. Mereka yaitu hamba-Nya, oleh sebab
694
itu kita wajib menghormati dan mendengarkan mereka
demi Tuhan mereka, dan celakalah kita jika kita melawan
mereka.
[2] Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada kesela-
matan. Bahkan orang kafir pun cukup paham tentang
keadaan manusia yang malang dan menyedihkan, serta
membutuhkan keselamatan, dan itulah yang mereka
cari-cari. Hamba perempuan itu berkata, Nah, mereka
ini yaitu orang-orang yang menunjukkan kepada kita
apa yang telah kita cari dengan sia-sia dengan ber-
tanya-tanya kepada para imam dan dewa-dewa kita
yang semuanya hanyalah tahayul dan tidak berguna.
Perhatikan, Tuhan melalui Injil Putra-Nya, telah dengan
jelas menunjukkan jalan keselamatan kepada kita, dan
telah memberitahukan apa yang harus kita lakukan su-
paya terbebas dari kemalangan yang menimpa kita
gara-gara dosa kita sendiri. Namun,
(2) Bagaimana mungkin kesaksian ini datang dari mulut se-
orang yang memiliki roh tenung? Apakah Iblis terbagi-bagi
dan melawan dirinya sendiri? Maukah ia meninggikan
orang-orang yang hendak membinasakan dia? Kita bisa
memahaminya seperti ini,
[1] sebab roh tenung ini dipaksa melakukannya oleh kua-
sa Tuhan untuk memuliakan Injil. Ini seperti Iblis yang
dipaksa berkata demikian tentang Kristus (Mrk. 1:24),
Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Tuhan . Kebe-
naran kadang-kadang diagungkan oleh pengakuan dari
musuh, yang dengannya mereka justru bersaksi mela-
wan diri sendiri. Kristus mau menggunakan kesaksian
hamba perempuan ini sebagai pernyataan terhadap
orang-orang di Filipi yang merendahkan dan menganiaya
para pemberita Injil. Meskipun sebenarnya Injil tidak
membutuhkan kesaksian seperti itu, namun kesaksian
itu akan bermanfaat untuk membuat orang semakin ka-
gum sebab hamba perempuan yang mereka mintai na-
sihat dalam hal-hal yang lain ternyata mengakui bahwa
para pemberita Injil itu yaitu hamba-hamba Tuhan .
Atau,
Kitab Kisah Para Rasul 16:16-24
695
[2] Seperti yang direncanakan oleh si roh jahat itu, si ular
yang cerdik itu, untuk merendahkan Injil. Sebagian
orang berpendapat bahwa dalam hal ini hamba perem-
puan ini merancang hal ini untuk mencari pujian bagi
dirinya sendiri dan pekerjaan ramalannya. Dengan begitu
ia bisa menambah penghasilan tuannya dengan ber-
pura-pura memihak para pemberita Injil ini , yang
menurutnya sedang mulai terkenal. Atau untuk men-
jilat Paulus, supaya Paulus tidak menjaga jarak dengan
dirinya dan orang-orang semacamnya. Yang lain ber-
pendapat bahwa Iblis, yang mampu menyamar sebagai
malaikat terang, dan sanggup mengatakan apa saja
demi mendapatkan keuntungan, dalam hal ini bertu-
juan mempermalukan para pemberita Injil itu. Seakan-
akan perkataan tukang tenung ini berasal dari sumber
yang sama dengan Tuhan mereka, sebab tukang tenung
itu memberi kesaksian tentang mereka. Dengan be-
gitu orang-orang akan terus percaya kepada apa yang
sudah biasa mereka percayai. Orang-orang yang ke-
mungkinan besar mau menerima ajaran para rasul ini
biasanya tidak menyukai roh-roh tenung ini, sehingga
melalui kesaksian ini, mereka juga bisa berprasangka
buruk terhadap Injil. sedang mereka yang menghor-
mati tukang tenung ini, sudah pasti dikuasai oleh Iblis.
II. Kristus membuat para rasul itu menjadi perhatian orang banyak,
dengan memberi mereka kuasa untuk mengusir setan dari hamba
perempuan ini. Hamba perempuan itu melakukan hal ini be-
berapa hari lamanya (ay. 18), dan agaknya, Paulus tidak mem-
pedulikannya. Paulus mungkin tidak mengetahui bahwa mungkin
saja hamba perempuan itu sudah ditetapkan Tuhan untuk mela-
yani-Nya, dengan bersaksi tentang para pelayan-Nya. Namun ka-
rena mungkin Paulus mendapati bahwa kejadian itu menimbul-
kan prasangka buruk terhadap mereka dan bukannya malah
membantu mereka, maka ia segera membungkam mulut hamba
perempuan itu, dengan mengusir setan itu keluar darinya.
1. Paulus tidak tahan lagi. Ia merasa terganggu melihat hamba
perempuan itu dipakai Iblis untuk menipu orang banyak, dan
melihat orang-orang terseret oleh ramalannya. Ia merasa ter-
696
usik mendengar suatu kebenaran kudus dilecehkan begitu
rupa, dan perkataan yang baik keluar dari mulut yang begitu
najis, dengan tujuan yang najis dan jahat. Mungkin perkataan
itu diucapkan dengan nada mengejek dan sinis, seolah meng-
olok-olok apa yang dilakukan para pemberita Injil itu. Ia hen-
dak mengejek mereka, seperti saat orang-orang yang meng-
aniaya Kristus menyanjung-Nya dengan mengatakan Salam,
hai raja orang Yahudi! sebab itu, pantaslah jika Paulus,
sebab hatinya begitu baik, tidak tahan lagi mendengar kebe-
naran Tuhan diseru-serukan di jalan-jalan dengan nada meng-
hina.
2. Paulus menyuruh roh jahat itu keluar dari perempuan ini. Dia
berpaling dengan amarah yang kudus, baik terhadap segala
sanjungan maupun ejekan dari roh yang najis itu, dan berkata,
Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari
perempuan ini. Melalui ini, Paulus ingin menunjukkan bahwa
orang-orang ini yaitu hamba Tuhan yang hidup, dan mampu
membuktikannya sendiri, tanpa kesaksian perempuan ini.
Dengan kebungkaman perempuan ini , hal itu akan lebih
terbukti dibandingkan melalui kata-kata perempuan itu. Melalui
peristiwa ini Paulus benar-benar menunjukkan jalan kepada
keselamatan, yaitu dengan menghancurkan kuasa Iblis dan
membelenggunya, supaya ia tidak dapat menyesatkan bangsa-
bangsa (Why. 20:3). Peristiwa itu juga menunjukkan bahwa
keselamatan ini diperoleh hanya di dalam nama Yesus Kristus,
sebab di dalam nama-Nyalah Iblis diusir, dan bukan dengan
nama lain. Jauh sebelum peristiwa ini, dengan sebuah per-
kataan Kristus mengusir setan dari orang-orang yang dirasuki-
nya, yaitu setan yang menakut-nakuti orang banyak dan
mengganggu mereka sehingga tidak seorang pun yang berani
melalui jalan itu (Mat. 8:28), dan ini merupakan suatu berkat
yang luar biasa bagi daerah itu. Namun saat sekarang Paulus,
dengan nama Kristus, mengusir setan keluar dari seorang yang
menyesatkan orang banyak dan memanfaatkan kepercayaan me-
reka, hal itu menjadi suatu kebaikan yang lebih besar lagi bagi
daerah ini . Kuasa berjalan seiring dengan firman Kristus,
dan Iblis tidak mampu bertahan di hadapan kuasa firman-Nya
ini, dan dipaksa melepaskan cengkeramannya, yang di dalam
peristiwa ini, begitu kuatnya: Se saat itu juga keluarlah roh itu.
Kitab Kisah Para Rasul 16:16-24
697
III. Para majikan hamba perempuan yang telah dilepaskan dari roh
jahat itu membuat para pemberita Injil itu mendapat perhatian
orang banyak. Mereka membawa rasul-rasul itu menghadap para
pembesar kota sebab melakukan hal ini , dan menuduh
perbuatan mereka itu sebagai tindak kejahatan. Para pemberita
Injil itu tidak akan pernah memperoleh kesempatan untuk berbi-
cara di hadapan pembesar-pembesar kota, jika mereka tidak
dihadapkan kepada para pembesar itu sebagai pelaku kejahatan.
Perhatikan di sini,
1. Yang membuat para majikan itu marah yaitu sebab hamba
perempuan itu telah dipulihkan, tuan-tuannya melihat bahwa
harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap (ay. 19).
Perhatikan di sini kejahatan seperti apa yang bisa diakibatkan
oleh cinta uang! Jika pemberitaan Injil mampu menghancur-
kan pekerjaan tukang perak (19:24), terlebih lagi pekerjaan
tukang ramal. Oleh sebab itu, timbullah banyak jeritan, ke-
tika kuasa Iblis untuk menipu telah dipatahkan. Para imam
membenci Injil sebab Injil membuat manusia berpaling dari
ketaatan buta kepada berhala yang bisu, sehingga harapan
mereka untuk mendapat penghasilan pun lenyap. Kuasa
Kristus, yang tampak saat melepaskan perempuan itu dari
roh jahat, dan kebaikan luar biasa yang dilakukan terhadap
perempuan itu dengan membebaskannya dari tangan Iblis,
tidak membuat mereka terkesan saat mereka menyadari
bahwa itu membuat mereka kehilangan uang.
2. Langkah yang mereka ambil yaitu memanas-manasi para pe-
nguasa untuk melawan para pemberita Injil itu sebagai orang-
orang yang pantas dihukum. Mereka menangkap Paulus dan
Silas saat hendak pergi, dan dengan penuh amarah dan ke-
kerasan, menyeret mereka ke pasar, di mana proses pengadil-
an dilaksanakan.
(1) Mereka membawa Paulus dan Silas menghadap penguasa,
penegak keadilan mereka, untuk mengadili kedua orang itu
di tangan penegak hukum, yaitu duumviri (penguasa yang
merupakan gabungan dari dua orang pembesar di zaman
Romawi kuno pen.).
(2) Dari sana, mereka membawa Paulus dan Silas kepada para
pembesar kota, yaitu para praetor atau penguasa kota itu,
698
tois stratēgois para pejabat pasukan, demikianlah arti
kata itu, namun secara umum digunakan untuk menyebut
hakim atau penguasa utama. Kepada mereka inilah para
majikan itu membawa keluhan mereka.
3. Tuduhan yang ditimpakan orang-orang kepada Paulus dan
Silas ialah bahwa mereka mengacau di tempat itu (ay. 20).
Pikir mereka, inilah orang-orang Yahudi itu, bangsa yang saat
ini menjadi suatu kekejian bagi bangsa Romawi, seperti begitu
juga dahulu bagi bangsa Mesir. Sungguh malang nasib para
rasul itu, saat mereka dicela gara-gara mereka orang Yahudi,
padahal orang-orang Yahudi sendirilah yang menganiaya me-
reka dengan kejam!
(1) Tuduhan umum yang ditimpakan kepada mereka ialah
bahwa mereka mengacau kota itu. Mereka dituduh mena-
burkan benih perselisihan, menganggu ketertiban umum,
dan menimbulkan keributan serta kekacauan, padahal ti-
dak ada tuduhan yang lebih keliru dan lebih tidak adil da-
ripada semuanya itu, seperti tuduhan Ahab terhadap Elia
(1Raj. 18:17), Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?
Kalaupun benar bahwa mereka membuat keributan di
sana, itu pun seperti malaikat yang menggoncangkan ko-
lam Betesda, yang membuat goncangan yang menyembuh-
kan, untuk mendatangkan kebahagiaan. Demikianlah orang-
orang yang membangunkan orang malas justru diteriaki
sedang menyusahkan mereka.
(2) Bukti tuduhan ini yaitu bahwa mereka mengajarkan adat
istiadat yang tidak cocok bagi sebuah wilayah jajahan
Roma (ay. 21). Orang-orang Romawi selalu merasa tidak
senang dengan pandangan-pandangan baru dalam agama.
Benar atau salah, mereka tetap memeluk apa yang telah
mereka terima dari nenek moyang mereka melalui tradisi,
betapapun sia-sianya hal itu. Tidak ada Tuhan asing atau-
pun Tuhan baru yang boleh ada, tanpa seizin senat. Dewa-
dewa mereka harus menjadi Tuhan mereka, benar atau sa-
lah. Ketentuan ini merupakan salah satu dari hukum dua
belas daftar (daftar hukum zaman Romawi Kuno yang di-
bagi menjadi dua belas bagian, sehingga disebut demikian
pen.). Pernahkah suatu bangsa menukarkan Tuhan nya?
Kitab Kisah Para Rasul 16:16-24
699
Mereka panas hati terhadap Paulus dan Silas sebab meng-
ajarkan suatu agama yang merusak kepercayaan terhadap
banyak dewa dan penyembahan berhala, dan menyuruh
mereka berbalik dari hal-hal yang sia-sia itu. Inilah yang
membuat orang Romawi tidak tahan: Jika ini berkembang
di antara kita, tak lama lagi kita akan kehilangan agama
kita.
IV. Para pembesar kota, dengan mengadili Paulus dan Silas, menye-
babkan keduanya mendapat perhatian orang banyak.
1. Dengan mengizinkan penganiayaan atas mereka, para pem-
besar membangkitkan orang banyak melawan mereka (ay. 22):
Orang banyak bangkit menentang mereka, dan siap merobek-
robek mereka. Merupakan rencana Iblislah untuk menjadikan
para pelayan dan umat Tuhan dibenci oleh masyarakat. Iblis
sengaja menjelek-jelekkan mereka sebagai orang-orang yang
berbahaya, yang berencana merusak peraturan dan mengubah
adat istiadat, padahal sesungguhnya tidak ada alasan untuk
menuduh mereka seperti itu.
2. Dengan bertindak terus dan menjatuhkan hukuman atas me-
reka, para pembesar semakin menunjukkan bahwa mereka
yaitu penjahat-penjahat yang sangat keji. Mereka menyuruh
mengoyakkan pakaian dari tubuh kedua rasul itu dengan
penuh amarah dan kebencian, tidak sabar lagi untuk melepas-
kan pakaian keduanya, supaya bisa mencambuki mereka.
Inilah yang dimaksud oleh Paulus saat berbicara tentang
perlakuan yang mereka terima di Filipi (1Tes. 2:2). Para pem-
besar kota menyuruh supaya mereka dicambuki seperti pen-
jahat, oleh para algojo atau penjaga yang melayani para
praetor dan membawa tongkat untuk keperluan ini . Ini
merupakan salah satu dari ketiga hukuman yang diterima
Paulus berupa pukulan dengan tongkat. Hukuman ini
dilakukan dengan cara Romawi, yaitu tidak ada batasan me-
ngenai jumlah bilur yang tidak boleh lebih dari empat puluh
buah seperti yang diharuskan oleh hukum Yahudi. Di sini
dikatakan bahwa mereka berkali-kali didera (ay. 23) tanpa
menghitung berapa jumlahnya, sebab mereka tampak rendah
di hadapan orang Romawi (Ul. 25:3). Sekarang, orang akan
mengira bahwa ini sudah cukup memuaskan nafsu kekejaman
700
orang-orang itu. Jika rasul-rasul sudah dicambuk, mereka
pasti akan dilepaskan. Namun, mereka justru dipenjarakan,
dan mungkin tujuannya yaitu untuk menghukum keduanya
sampai mati. Sebab, jika tidak demikian, mengapa mereka
harus sangat berhati-hati menjaga agar jangan sampai Paulus
dan Silas melarikan diri?
(1) Para hakim itu sangat ketat dalam mengawasi mereka. Ke-
pala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan
sungguh-sungguh, dan mengawasi mereka baik-baik, seolah
mereka itu yaitu orang-orang berbahaya yang akan men-
coba membobol penjara atau bersekongkol dengan orang-
orang yang berusaha menyelamatkan mereka. Begitulah
mereka berusaha membuat Paulus dan Silas dibenci, supaya
bisa membenarkan diri dalam tindakan mereka terhadap
keduanya.
(2) Penjaga penjara mengurung mereka dengan sangat ketat
(ay. 24). Meskipun sebenarnya sudah cukup aman dengan
memenjarakan mereka di bagian luar, namun sesuai de-
ngan perintah itu, ia memasukkan mereka ke ruang penjara
yang paling tengah. Kepala penjara itu merasa bahwa para
pembesar sangat membenci orang-orang ini, dan cenderung
bersikap kejam terhadap mereka. sebab itu, ia ingin men-
jilat para pembesar, dengan juga menggunakan kekuasaan-
nya sehebat mungkin terhadap para rasul itu. saat para
pembesar bersikap kejam, tidak heran para pejabat bawah-
an mereka juga bersikap demikian. Kepala penjara mema-
sukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah, yaitu
penjara bawah tanah, di mana biasanya tidak ada orang
yang dimasukkan ke situ selain penjahat yang terbukti ber-
salah. Penjara itu gelap meskipun pada siang hari, lembab,
dingin, dan kotor, serta sangat mencekam, seperti penjara
di mana Yeremia dimasukkan (Yer. 38:6). Dan, seolah-olah
masih belum cukup, ia memasung kaki mereka erat-erat.
Mungkin sebab telah mendengar laporan tentang lolosnya
para pemberita Injil dari penjara, padahal pintu dipalang
dengan kuat (5:19; 12:9), ia merasa dirinya lebih bijaksana
dibandingkan kepala penjara yang lain, sehingga mampu meng-
amankan mereka dengan memasung mereka. Mereka bu-
kan utusan Tuhan pertama yang kakinya dipasung. Yeremia
Kitab Kisah Para Rasul 16:25-34
701
pun diperlakukan demikian, dan di muka umum pula, di
pintu gerbang Benyamin (Yer. 20:2). Kaki Yusuf diimpit
dengan belenggu (Mzm. 105:18). Oh, betapa kejam perlaku-
an yang diterima oleh para hamba Tuhan , seperti di masa
lalu, demikian pula pada masa-masa sesudahnya! Lihatlah
Kitab Para Martir, para martir di zaman Ratu Mary.
Paulus dan Silas di Penjara;
Kepala Penjara di Filipi Dimenangkan
(16:25-34)
25namun kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan
puji-pujian kepada Tuhan dan orang-orang hukuman lain mendengarkan me-
reka. 26 namun terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi
penjara itu goyah; dan se saat itu juga terbukalah semua pintu dan terle-
paslah belenggu mereka semua. 27 saat kepala penjara itu terjaga dari ti-
durnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya
hendak membunuh diri, sebab ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman
itu telah melarikan diri. 28namun Paulus berseru dengan suara nyaring, kata-
nya: Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini! 29
Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan
dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 30 Ia mengantar
mereka ke luar, sambil berkata: Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbu-
at, supaya aku selamat? 31 Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus
Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu. 32 Lalu mere-
ka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada
di rumahnya. 33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan
membasuh bilur mereka. Se saat itu juga ia dan keluarganya memberi diri
dibaptis. 34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan ma-
kanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumah-
nya telah menjadi percaya kepada Tuhan .
Di sini diceritakan bahwa rencana orang-orang yang menganiaya
Paulus dan Silas dikacaukan dan dihancurkan.
I. Para penganiaya itu bertujuan melemahkan hati para pemberita
Injil dan membuat mereka putus asa, membuat mereka muak ter-
hadap tujuan pekerjaan mereka dan merasa lelah terhadap peker-
jaan itu. Namun di sini kita mendapati bahwa mereka berdua
tabah serta dikuatkan.
1. Mereka sendiri bersikap tabah, luar biasa tabah. Tidak pernah
ada tawanan malang yang begitu gembira, dan sedikit pun ti-
dak menyimpan di dalam hati kekerasan yang mereka terima.
Mari kita renungkan keadaan mereka. Para praetor atau pe-
nguasa Romawi telah menyuruh supaya ke hadapan mereka
dibawa tongkat-tongkat, dan kapak diikat pada tongkat-tong-
702
kat itu, yang dinamakan fascis dan securis. Sekarang mereka
sudah merasakan bagaimana dipukul dengan tongkat, cambuk
telah dipecutkan pada punggung mereka, dan mengakibatkan
bilur-bilur yang panjang. Bilur-bilur yang ada pada tubuh
mereka sangat menyakitkan, dan orang akan menduga bahwa
mereka akan mengeluh sebab sakit dan rasa perih pada
punggung serta bahu mereka. Ini masih belum semuanya. Me-
reka memiliki alasan untuk takut menghadapi hukuman
penggal. Guru mereka sudah terlebih dahulu dicambuk dan
setelah itu disalibkan, dan mereka pun boleh menantikan na-
sib yang sama. Saat itu mereka berada di dalam penjara yang
paling tengah, dan kaki mereka dipasung, dan menurut bebe-
rapa orang, pasung itu tidak sekadar menawan merekanamun
juga menyakiti mereka. Namun kira-kira tengah malam, saat
seharusnya mereka mencoba beristirahat kalau bisa, mereka
justru berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan .
(1) Mereka berdoa bersama-sama, berdoa kepada Tuhan supaya
menopang dan menghibur mereka dalam kesusahan, su-
paya Ia mengunjungi mereka, seperti yang dilakukan-Nya
kepada Yusuf di dalam penjara, dan menyertai mereka.
Paulus dan Silas berdoa supaya penghiburan mereka di
dalam Kristus melimpah, seperti halnya kesukaran mereka
bagi Dia juga melimpah. Mereka berdoa supaya bahkan
ikatan dan bilur-bilur yang mereka alami justru dapat me-
nyebarkan Injil lebih lagi. Mereka berdoa bagi orang-orang
yang menganiaya mereka, supaya Tuhan mengampuni dan
membalikkan hati mereka. Semua itu tidak dilakukan pada
waktu yang biasa dipakai untuk berdoa,namun di tengah
malam. Itu bukan dilakukan di tempat sembahyang, me-
lainkan di dalam penjara bawah tanah. Namun demikian,
itu merupakan saat yang tepat untuk berdoa, dan doa itu
diterima. Seperti halnya di dalam gelap, dari tempat-tempat
terdalam pun kita bisa berdoa kepada Tuhan . Tidak ada
tempat ataupun waktu yang tidak cocok dipakai untuk
berdoa, jika hati diangkat kepada Tuhan . Barangsiapa ber-
sama-sama mengalami kesusahan harus berdoa bersama-
sama. Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita,
baiklah ia berdoa. Tidak ada persoalan apa pun, seberapa
pun beratnya, yang boleh mencegah kita berdoa.
Kitab Kisah Para Rasul 16:25-34
703
(2) Mereka menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan . Mereka me-
muji Tuhan . Demikianlah kita harus mengucap syukur da-
lam segala hal. Kita tidak akan kekurangan alasan untuk
memuji, jika kita tidak kekurangan hati. Dan jika penjara
bawah tanah dan sepasang pasungan saja tidak berhasil
menghalangi hati seorang anak Tuhan untuk melakukan
tugas ini, apa lagi yang bisa melakukannya? Mereka me-
muji Tuhan sebab mereka telah dianggap pantas untuk
menderita malu bagi nama-Nya, dan sebab Tuhan sangat
menopang dan menguatkan mereka di dalam penderitaan
mereka, dan sebab mereka merasakan bahwa penghi-
buran Tuhan begitu manis, begitu kuat di dalam jiwa mereka.
Mereka tidak hanya memuji Tuhan,namun juga menyanyikan
puji-pujian kepada-Nya, dalam mazmur, kidung puji-pujian
dan nyanyian rohani, entah itu dari Daud, ataupun dari
lagu-lagu yang lebih baru, atau nyanyian mereka sendiri,
seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya. sebab aturan kita yaitu barangsiapa
menderita harus berdoa, maka, saat mengalami penderi-
taan, mereka pun berdoa. Demikian pula, aturan kita me-
ngatakan bahwa barangsiapa bergembira, haruslah ia ber-
nyanyi mazmur (Yak. 5:13). Maka dari itu, sebab bergem-
bira dalam penderitaan mereka, mengalami sukacita Tuhan ,
mereka pun menyanyi. Ini membuktikan bahwa bernyanyi
mazmur merupakan ketetapan Injil, dan harus dilakukan
oleh semua orang Kristen yang baik. Dan ini ditetapkan
bukan hanya untuk mengungkapkan kegembiraan saat
mengalami kemenangan,namun juga untuk menyeimbang-
kan dan melepaskan dukacita mereka saat menghadapi
persoalan. Mereka menyanyi pada tengah malam, sesuai
teladan yang diberikan oleh sang pemazmur Israel yang
manis (Mzm. 119:62): Tengah malam aku bangun untuk ber-
syukur kepada-Mu.
(3) Di sini disebutkan bahwa orang-orang hukuman lain men-
dengarkan mereka. Sekiranya para tawanan tidak men-
dengar mereka berdoa, setidaknya mereka mendengar Pau-
lus dan Silas menyanyi puji-pujian.
[1] Ini menunjukkan betapa sungguh-sungguhnya mereka
berdua menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan . Mereka
704
menyanyi begitu lantang, sehingga meskipun ada di da-
lam penjara bahwa tanah, suara mereka terdengar sam-
pai ke seluruh penjara. Bahkan begitu keras sehingga
para tawanan terbangun, sebab kita bisa menduga bah-
wa pada tengah malam, mereka semua sedang tidur. Kita
harus menyanyi mazmur pujian dengan segenap hati.
Orang-orang kudus dipanggil untuk bernyanyi dengan
sorak-sorai di atas tempat tidur mereka (Mzm. 149:5).
Namun, kasih karunia Injil membawa hal ini lebih jauh
lagi, dan memberi kita teladan mengenai orang-orang
yang menyanyi dengan lantang di dalam penjara, dalam
keadaan terpasung.
[2] Meskipun mereka tahu bahwa para tawanan akan men-
dengar mereka, mereka tetap menyanyi dengan lantang,
sebab mereka tidak malu akan Guru mereka, ataupun
sebab melayani-Nya. Haruskah orang-orang yang hen-
dak menyanyi mazmur di dalam rumah mereka mem-
buat alasan, bahwa sebab takut tetangga mereka men-
dengar, maka mereka tidak perlu melakukan kewajiban
ibadah mereka? Padahal, orang-orang yang menyanyi-
kan lagu-lagu duniawi meraung-raung, dan tidak peduli
siapa yang mendengarkan.
[3] Para tawanan dibuat mendengar nyanyian Paulus dan
Silas di dalam penjara, supaya mereka siap untuk me-
lihat kebaikan mujizat yang ditunjukkan kepada me-
reka semua, oleh sebab Paulus dan Silas, saat pintu-
pintu penjara terbuka. Melalui penghiburan luar biasa
yang memenuhi diri Paulus dan Silas, dikumandang-
kanlah bahwa Dia yang mereka beritakan itulah peng-
hiburan bagi Israel. Biarlah para tawanan yang bermak-
sud menentang Dia mendengar dan menjadi gemetar di
hadapan-Nya. Dan biarlah siapa yang setia kepada-Nya
mendengar dan bersorak, dan mendapatkan penghibur-
an akan pengharapan yang dikabarkan kepada orang-
orang tahanan (Za. 9:12).
2. Tuhan menguatkan hati mereka dengan luar biasa melalui
tanda penampakan-Nya kepada mereka (ay. 26).
Kitab Kisah Para Rasul 16:25-34
705
(1) Tiba-tiba terjadilah gempa yang hebat. Seberapa jauh
gempa itu terasa kita tidak diberitahu,namun goncangan di
tempat itu begitu kuat sehingga sendi-sendi penjara itu go-
yah. saat para tahanan mendengarkan penyembahan
Paulus dan Silas di tengah malam, dan mungkin sambil
menertawakan dan mengejek mereka, gempa ini pasti
membuat mereka sangat ketakutan, dan meyakinkan me-
reka bahwa kedua orang ini yaitu orang-orang kesayang-
an sorga, dan begitu mendapat penghargaan di mata Tuhan .
Kita menyaksikan bahwa tempat sembahyang menjadi go-
yang, sebagai jawaban atas doa mereka, dan sebagai tanda
bahwa Tuhan menerima doa mereka (4:31). Di sini, penjara
itu tergoncang. Tuhanlah yang ada di dalam gempa ini,
untuk menunjukkan murka-Nya atas kejahatan yang diper-
buat terhadap hamba-hamba-Nya, untuk memberi ke-
saksian kepada mereka yang mengandalkan dunia, bahwa
apa yang mereka andalkan itu sesungguhnya lemah dan
goyah. Juga, untuk mengajarkan kepada orang-orang bahwa
meskipun bumi bergoncang, mereka tidak perlu takut.
(2) Pintu penjara terlempar dan terbuka, dan pasung para ta-
wanan terlepas. Terlepaslah belenggu mereka semua. Mung-
kin para tawanan ini, saat mendengar Paulus dan Silas
berdoa dan menyanyi puji-pujian, mengagumi mereka,
berbicara penuh hormat tentang mereka, dan mengucap-
kan apa yang diucapkan hamba perempuan itu mengenai
mereka: Sungguh, orang-orang ini yaitu hamba Tuhan yang
Hidup. Sebagai balasan kepada mereka atas pandangan
baik mereka terhadap Paulus dan Silas, serta untuk mene-
guhkan mereka sebab itu, mereka mendapat bagian dalam
mujizat itu, dan terlepaslah belenggu mereka. Seperti saat
sesudah itu Tuhan membuat semua orang yang ada ber-
sama-sama dengan Paulus di kapal itu selamat sebab
Paulus (28:24), demikian pula sekarang Dia membuat se-
mua orang yang ada di dalam penjara bersama Paulus sela-
mat sebab dia. Dengan ini Tuhan menunjukkan kepada se-
mua tawanan itu, seperti yang diamati Grotius, bahwa para
rasul itu, saat memberitakan Injil, menjadi berkat bagi
umat manusia, sebab mereka memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang
706
yang terkurung kelepasan dari penjara (Yes. 61:1). Et per
eos solvi animorum vincula dan sebab mereka ikatan jiwa
pun dilepaskan.
II. Orang-orang yang menganiaya mereka bermaksud menghentikan
kemajuan Injil, supaya tidak ada lagi orang yang menerimanya.
sebab itu, mereka bermaksud mengacaukan pertemuan yang di-
adakan di tepi sungai, supaya tidak ada lagi hati yang dibukakan
di sana. Namun di sini kita mendapati bahwa petobat baru justru
muncul di dalam penjara. Tempat itu berubah menjadi tempat
ibadah, dan piala kemenangan Injil ditegakkan di sana. Sedang-
kan kepala penjara, hamba mereka sendiri, telah menjadi hamba
Kristus. Mungkin beberapa dari para tawanan itu, jika bukan se-
muanya, juga dimenangkan. Pastilah mujizat yang terjadi pada
tubuh mereka, dengan terlepasnya ikatan mereka, juga terjadi
pada jiwa mereka. Lihat Ayub 36:8-10; Mazmur 107:14-15. Na-
mun hanya pertobatan kepala penjara saja yang dicatat.
1. Kepala penjara itu takut kehilangan nyawanya, dan Paulus
menenangkan dia mengenai hal ini (ay. 27-28).
(1) Dia terjaga dari tidurnya. Mungkin goncangan gempa itulah
yang membangunkannya, dan juga terbukanya pintu pen-
jara, serta ungkapan sukacita dan keheranan dari para ta-
wanan, saat di dalam gelap mereka mendapati ikatan
mereka terlepas, dan kemudian saling menceritakan apa
yang mereka rasakan. Ini sudah cukup untuk membangun-
kan kepala penjara itu, yang pekerjaannya mengharuskan
dirinya tidak sulit terjaga. Bangunnya kepala penjara itu dari
tidurnya menandakan bangunnya hati nuraninya dari tidur
rohaninya. Panggilan Injil yaitu , Bangunlah, hai kamu yang
tidur (Ef. 5:14), seperti yang dialami Yunus (Yun. 1:6).
(2) Ia melihat pintu-pintu penjara terbuka, dan mengira, se-
perti yang mungkin akan dilakukannya, bahwa para ta-
wanan sudah melarikan diri. Dan jika demikian, apa yang
akan terjadi padanya? Dia tahu hukum Roma yang berlaku
mengenai hal itu, dan belum lama hukum itu dijalankan
atas para penjaga yang telah membiarkan Petrus melarikan
diri (12:19). Aturan ini dibuat menurut apa yang dikatakan
nabi (1Raj. 20:39, 42), Jagalah orang ini, jika ia hilang
Kitab Kisah Para Rasul 16:25-34
707
dengan cara bagaimanapun juga, maka nyawamu yaitu
ganti nyawanya. Namun, setelah peristiwa ini, para pene-
gak hukum Roma, dalam menafsirkan hukum ini, yakni De
custodia reorum penahanan penjahat (yang menetapkan
bahwa penjaga harus menjalani hukuman yang sama yang
semestinya diberikan kepada tawanan jika tawanan itu me-
larikan diri), memberi perkecualian dalam hal tahanan
yang lolos sebab mujizat.
(3) Dalam ketakutannya, ia menghunus pedangnya dan hen-
dak membunuh diri, untuk mencegah terjadinya kematian
yang lebih mengerikan, yang sudah ia duga akan diteri-
manya sebab membiarkan para tahanan melarikan diri
dan tidak bisa menjaga mereka baik-baik. Ia sudah diberi
tugas supaya menjaga Paulus dan Silas dengan luar biasa
ketat, jadi ia sadar betapa berat hukumannya jika mereka
sampai kabur. Para filsuf umumnya membolehkan tindakan
bunuh diri. Seneca, seorang filsuf Romawi, meresepkannya
sebagai obat terakhir yang boleh diambil oleh orang-orang
yang tertekan. Golongan Stoa, meskipun mengaku-ngaku
sudah menaklukkan nafsu, sejauh ini menyerah pada
nafsu itu sendiri. sedang golongan Epikuros, yang mem-
perbolehkan kenikmatan indrawi, memilih menghindari pen-
deritaannya dengan mengakhiri hidup. Kepala penjara ini
mengira bahwa tidak ada salahnya bertindak mendahului
kematiannya sendiri. Namun Kekristenan membuktikan diri-
nya sebagai berasal dari Tuhan melalui masalah ini, dengan
menjaga kita untuk tetap memegang hukum penciptaan
kita. Kekristenan menghidupkan, menguatkan, dan mene-
gakkan hukum penciptaan itu, dan mewajibkan kita untuk
berlaku adil terhadap hidup kita, dan mengajar kita untuk
dengan gembira menerima hidup kita apa adanya,namun
dengan berani menjaganya dari kejahatan kita.
(4) Paulus menghentikan perbuatannya (ay. 28). Paulus ber-
seru dengan suara nyaring, bukan hanya supaya kepala
penjara itu mendengar,namun juga supaya ia menaatinya.
Katanya, Jangan menyakiti dirimu sendiri. Jangan celakai
dirimu. Semua peringatan firman Tuhan terhadap dosa, se-
gala bentuk dan cara penyampaiannya, memiliki kecende-
rungan ini, Jangan celakai dirimu. Lelaki atau perempuan,
708
jangan sakiti, atau hancurkan dirimu. Jangan lukai dirimu,
dan dengan demikian tidak ada orang lain yang dapat me-
lukai dirimu. Jangan berbuat dosa, sebab tidak ada yang
dapat melukai dirimu. Bahkan terhadap tubuh, kita diper-
ingatkan terhadap dosa-dosa yang dapat mencelakakan-
nya, dan diajar untuk membenci daging kita sendiri,namun
harus mengasuhnya dan merawatinya. Kepala penjara itu
tidak perlu takut akan dipanggil untuk mempertanggung-
jawabkan larinya para tawanan, sebab mereka semuanya
masih ada di sini. Aneh, tidak ada di antara mereka yang
menyelinap pergi, padahal pintu-pintu penjara terbuka dan
belenggu-belenggu tangan mereka sudah terlepas. Namun,
keheranan merekalah yang menahan mereka, dan sebab
merasa bahwa mereka terlepas gara-gara doa Paulus dan
Silas, mereka tidak mau bergerak kecuali disuruh. Dan Tuhan
memperlihatkan kuasa-Nya dengan mengikat jiwa mereka,
seperti yang Ia lakukan dengan melepaskan kaki mereka.
2. Kepala penjara takut akan kehilangan nyawanya, dan Paulus
juga menenangkannya dalam hal ini. Ia merasa khawatir de-
ngan satu hal dan semakin khawatir lagi dengan hal lain. De-
mikianlah, sekarang, begitu berhasil dicegah untuk tidak ter-
gesa-gesa meninggalkan dunia ini, ia mulai berpikir, seandai-
nya ia berhasil melaksanakan niatnya tadi, ke mana kematian
akan membawanya? Akan jadi apa dirinya di seberang kemati-
an sana? Pikiran ini sungguh pantas saja dipikirkan oleh
orang yang baru saja diselamatkan dari api, saat tinggal satu
langkah saja di antara maut dan dirinya. Mungkin kekejian
dosa yang hendak dimasukinya itu membantu memperingat-
kan dirinya.
(1) Apa pun alasannya, kepala penjara itu menjadi sangat ter-
cengang. Roh Tuhan , yang diutus untuk menyadarkan, su-
paya menjadi Penghibur baginya, mendatangkan ketakutan
padanya, dan membuatnya bingung. Apakah dia ingat un-
tuk menutup pintu penjara lagi atau tidak, kita tidak diberi
tahu. Mungkin ia lupa, seperti wanita di Samaria, yang me-
ninggalkan tempayannya dan melupakan tujuannya pergi ke
sumur setelah Kristus menyadarkan hati nuraninya. Ini
kita tahu sebab kepala penjara itu menyuruh membawa
Kitab Kisah Para Rasul 16:25-34
709
suluh, lalu berlari masuk ke dalam penjara yang paling
tengah, dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Pau-
lus dan Silas. Barangsiapa yang dosanya diperhadapkan
kepadanya, dan diberi tahu tentang kejahatannya, mau ti-
dak mau gemetar saat menyadari celaka dan bahaya di
hadapan mereka. Kepala penjara ini, saat dengan cara
demikian dibuat menjadi gemetar, tidak bisa memohon ke-
pada orang yang lebih tepat selain Paulus, sebab Paulus
sendiri pernah mengalami hal yang sama seperti dirinya.
Paulus sendiri pernah menganiaya orang benar, seperti ke-
pala penjara ini. Ia melemparkan mereka ke penjara, seba-
gaimana kepala penjara ini mengurung keduanya. Dan
saat , seperti kepala penjara itu, Paulus disadarkan ten-
tang hal itu, ia gemetar dan terkesima. sebab itu ia mampu
berbicara dengan penuh perasaan mengenai masalah itu
terhadap kepala penjara itu.
(2) Dalam kebingungannya, kepala penjara itu memohon per-
tolongan kepada Paulus dan Silas. Perhatikan,
[1] Betapa penuh hormat dan santun cara ia berbicara ke-
pada mereka: Kepala penjara itu menyuruh membawa
suluh, sebab mereka berada dalam gelap, dan supaya
mereka bisa melihat betapa takutnya dirinya. Ia ter-
sungkur di depan mereka, sebab takjub akan keburuk-
annya sendiri, dan hampir terbenam tertindih beban
rasa takutnya akan keadaannya itu. Ia tersungkur di
depan mereka, sebab rohnya merasakan kekaguman
terhadap mereka, dan terhadap citra Tuhan yang tampak
pada mereka, serta terhadap amanat yang mereka te-
rima dari Tuhan . Mungkin ia sudah mendengar apa yang
dikatakan hamba perempuan itu tentang mereka, bah-
wa mereka yaitu hamba-hamba Tuhan Yang Hidup,
yang memberitakan kepada mereka jalan kepada kesela-
matan. sebab itulah ia begitu menunjukkan rasa hor-
matnya kepada mereka. Ia tersungkur di hadapan mere-
ka untuk memohon ampun, sebab bertobat atas segala
kejahatan yang telah diperbuatnya kepada mereka, dan
juga untuk meminta nasihat mereka tentang apa yang
harus dilakukannya, sebab ia membutuhkannya. Ia
memanggil mereka dengan sebutan hormat, tuan-tuan,
710
kyrioi tuan-tuan, guru. Baru saja, mereka disebut se-
bagai sampah dan penjahat, dan ia yaitu tuan mereka.
Tetapi sekarang, ia menyebut mereka tuan-tuan, dan me-
reka menjadi tuannya. Anugerah pertobatan mengubah
kata-kata orang mengenai dan terhadap orang-orang baik
dan hamba-hamba Tuhan yang baik. Selain itu, bagi
mereka yang sungguh-sungguh diinsafkan akan dosa,
kaki mereka yang membawa kabar baik tentang Kristus
sungguh indah. Ya, meskipun dipasung dengan begitu
hina.
[2] Betapa serius pertanyaannya: Apakah yang harus aku
perbuat, supaya aku selamat?
Pertama, sekarang keselamatannya menjadi per-
soalan besar baginya, dan sangat dekat di hatinya, pa-
dahal sebelumnya menjadi hal yang paling tidak dipikir-
kan olehnya. Pertanyaannya bukan Apa yang harus
aku perbuat, supaya aku disukai, supaya kaya dan ter-
nama di dunia ini? melainkan Apakah yang harus aku
perbuat, supaya aku selamat?
Kedua, ia tidak bertanya tentang orang lain, apa
yang harus mereka perbuat.namun mengenai dirinya,
Apa yang harus kuperbuat? Yang dipikirkannya yaitu
jiwanya sendiri yang berharga: Biarlah orang lain mela-
kukan apa yang mereka kehendaki,namun beritahu aku
apa yang harus kuperbuat, langkah apa yang harus ku-
ambil.
Ketiga, ia yakin bahwa sesuatu harus diperbuat,
dan diperbuat olehnya juga, supaya ia selamat. Itu bu-
kan sesuatu yang sudah semestinya terjadi, yang akan
terjadi dengan sendirinya, melainkan sesuatu yang ha-
rus kita perjuangkan, kita pergumulkan, dan dengan
susah payah. Dia tidak bertanya, Apa yang akan diper-
buat untukku?namun , Apa yang harus kuperbuat, ka-
rena sekarang aku takut dan gentar, untuk mengerjakan
keselamatanku? Itu seperti yang dikatakan Paulus da-
lam suratnya kepada jemaat di Filipi, dari mana kepala
penjara ini berasal. Mungkin itu berkaitan dengan per-
tanyaannya yang diajukan dengan gemetar di sini, men-
jelaskan bahwa ia tidak boleh hanya meminta kesela-
Kitab Kisah Para Rasul 16:25-34
711
matan (seperti yang telah dilakukannya),namun juga me-
ngerjakan keselamatannya dengan gentar yang kudus
(Flp. 2:12).
Keempat, ia bersedia melakukan apa saja: Beri
tahu aku apa yang harus kuperbuat, dan aku siap me-
lakukannya. Tuan-tuan, bawalah aku ke jalan mana
pun, jika itu yaitu jalan yang benar dan pasti. Meski-
pun itu sempit, berduri, dan menanjak, aku akan mela-
luinya. Perhatikan, barangsiapa sungguh-sungguh insaf
akan dosanya, dan sangat peduli akan keselamatannya,
akan menyerah secara sukarela kepada Yesus Kristus.
Ia akan memberi-Nya tempat kosong untuk ditulisi de-
ngan apa saja yang dikehendaki-Nya, dan akan bergem-
bira sebab memiliki Kristus dengan syarat-syarat-Nya,
dan di dalam segala hal.
Kelima, ia ingin tahu apa yang harus diperbuatnya.
Ia berhasrat untuk mengetahui apa yang harus diper-
buatnya, dan bertanya kepada mereka yang kemungkin-
an besar mau memberitahukan kepadanya. Jika kamu
mau bertanya, datanglah bertanya (Yes. 21:12). Mereka
yang menghadapkan wajahnya ke Sion harus menanya-
kan jalan ke sana (Yer. 50:5). Kita tidak bisa menge-
tahuinya sendiri,namun Tuhan telah memberitahukannya
kepada kita melalui firman-Nya. Ia telah menunjuk para
pelayan-Nya untuk menolong kita memahami firman-
Nya, dan telah berjanji untuk memberi Roh Kudus
kepada mereka yang meminta kepada-Nya, untuk men-
jadi penuntun di dalam jalan keselamatan.
Keenam, ia mengantar mereka ke luar, untuk meng-
ajukan pertanyaan ini kepada mereka, supaya mereka
tidak menjawab sebab terpaksa atau sebab merasa
diancam,namun supaya mereka memberitahukannya de-
ngan bebas sama seperti yang mereka lakukan kepada
orang lain, meskipun ia yaitu penjaga mereka. Ia
membawa mereka keluar dari penjara bawah tanah, de-
ngan harapan supaya mereka mengeluarkannya dari
penjara yang lebih buruk.
(3) Paulus dan Silas sangat bersedia untuk memberi tahu ke-
pala penjara itu mengenai apa yang harus diperbuatnya
712
(ay. 31). Mereka selalu siap menjawab pertanyaan yang de-
mikian. Meskipun kedinginan, kesakitan, dan mengantuk,
mereka tidak menunda untuk melakukannya pada kesem-
patan dan di tempat yang lebih nyaman. Mereka tidak me-
nyuruhnya mendatangi mereka pada hari Sabat berikutnya
di tempat pertemuan mereka di tepi sungai, dan barulah
mereka akan memberi tahu dia. Namun, mereka bertindak
selagi ada kesempatan, membawanya sekarang selagi pikir-
annya masih baik, supaya jangan kesadaran itu memudar.
Sekarang sementara Tuhan mulai bekerja, waktunya bagi
mereka untuk tampil sebagai kawan sekerja Tuhan . Mereka
tidak mengecam kepala penjara itu gara-gara sikapnya
yang kasar dan buruk terhadap mereka, dan sebab ber-
tindak lebih jauh dari apa yang ditugaskan kepadanya. Se-
mua ini dimaafkan dan dilupakan, dan mereka juga dengan
senang hati menunjukkan kepadanya jalan ke sorga, se-
perti kepada teman baik mereka. Mereka tidak merasa me-
nang darinya, meskipun ia gemetar. Mereka memberinya
petunjuk yang sama seperti yang mereka berikan kepada
orang lain, percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus. Orang
akan menduga bahwa seharusnya mereka berkata, Berto-
batlah dahulu sebab sudah menyiksa kami. Tidak, hal itu
diabaikan dan dengan mudah dilewati, jika ia mau percaya
kepada Kristus. Ini merupakan contoh bagi para hamba
Tuhan bagaimana membesarkan hati para petobat, untuk
menjumpai orang-orang yang datang kepada Kristus dan
meraih tangan mereka, bukan membalas sikap buruk yang
telah dilakukan terhadap mereka,namun mengutamakan
kehormatan bagi Kristus lebih dibandingkan diri mereka sendiri.
Inilah intisari seluruh Injil, kovenan anugerah itu, dalam
beberapa kata: Percayalah kepada Yesus Kristus, dan eng-
kau akan selamat, dan seisi rumahmu. Di sini terkandung,
[1] Kebahagiaan yang dijanjikan: Engkau akan selamat.
Tidak saja diselamatkan dari kebinasaan kekal,namun
juga akan dibawa ke dalam kehidupan dan berkat yang
kekal. Meskipun engkau seorang yang miskin, seorang
penjaga penjara atau pemegang kunci penjara, rendah
dan hina di dunia, ini tidak akan menjadi halangan bagi
keselamatanmu. Sekalipun engkau seorang pendosa be-
Kitab Kisah Para Rasul 16:25-34
713
sar dan suka menganiaya, segala pelanggaranmu yang
keji akan diampuni seluruhnya lewat jasa-jasa Kristus.
Dengan demikian, tidaklah engkau akan mati sebab ke-
jahatan atau penyakitmu.
[2] Syarat yang diperlukan. Percayalah kepada Tuhan Ye-
sus Kristus. Kita harus mengakui apa yang telah dicatat
oleh Tuhan di dalam Injil-Nya mengenai Anak-Nya, dan
yakin bahwa semua pernyataan-Nya itu dapat dipercaya
dan patut diterima sepenuhnya. Kita harus setuju de-
ngan cara yang dipakai Tuhan untuk memperdamaikan
dunia dengan diri-Nya melalui seorang Pengantara. Ke-
mudian, kita harus menerima Kristus saat ditawarkan
kepada kita, dan memberi diri untuk diatur, diajar, dan
diselamatkan oleh-Nya. Ini merupakan satu-satunya ja-
lan yang pasti menuju keselamatan. Tidak ada jalan
keselamatan selain melalui Kristus, dan tidak ada cara
supaya kita bisa diselamatkan oleh Kristus selain de-
ngan percaya kepada-Nya. Kita tidak perlu khawatir
akan gagal jika kita mengambil jalan ini, sebab inilah
jalan yang telah ditetapkan Tuhan , dan Ia, yang menjanji-
kannya, setia. Injil itulah yang harus diberitakan ke-
pada setiap makhluk, bahwa siapa yang percaya akan
diselamatkan.
[3] Keselamatan juga akan berlaku bagi keluarganya: Eng-
kau akan diselamatkan, dan seisi rumahmu, yakni, Di
dalam Kristus, Tuhan akan menjadi Tuhan bagi engkau
dan keturunanmu, seperti Ia adanya bagi Abraham.
Percayalah, dan keselamatan akan terjadi kepada ru-
mah ini, seperti di dalam Lukas 19:9. Anak-anak yang
ada di dalam rumahmu akan diterima menjadi jemaat
bersamamu di dunia ini, dan dengan begitu dibawa
kepada jalan yang tepat menuju keselamatan. Semen-
tara kepada orang dewasa di rumahmu, sarana kesela-
matan akan ditunjukkan. Dan berapa pun banyaknya
mereka itu di rumahmu, biarlah mereka percaya kepada
Yesus Kristus dan mereka akan diselamatkan. Mereka
semua boleh datang kepada Kristus dengan syarat-sya-
rat yang sama.
714
(4) Mereka lalu mengajarkan ajaran Kristus kepada kepala
penjara itu dan seisi rumahnya (ay. 32). Mereka memberi-
takan firman Tuhan kepadanya. Berdasarkan apa yang
tampak, kepala penjara itu sama sekali asing dengan
Kristus. sebab itu ia harus diberi tahu siapa Yesus itu,
supaya dapat percaya kepada-Nya (Yoh. 9:36). Dan, sebab
inti persoalannya singkat saja, segera apa yang mereka
sampaikan sudah cukup untuk kemudian membaptiskan-
nya. Pelayan Kristus harus siap dengan firman Tuhan dan
tinggal secara melimpah di dalam firman, supaya bisa lang-
sung mengajarkannya kepada siapa saja yang ingin men-
dengar dan menerimanya, untuk memberitakan jalan kese-
lamatan kepada mereka. Mereka tidak hanya memberita-
kan firman kepada kepala penjara itu,namun juga kepada
semua orang yang ada di rumahnya. Seorang kepala ke-
luarga harus memastikan bahwa semua orang yang ada di
bawah tanggung jawabnya mengambil bagian dalam sarana
pengetahuan dan kasih karunia, dan memastikan bahwa
firman Tuhan disampaikan kepada mereka. sebab jiwa-jiwa
hamba yang paling miskin sama berharganya dengan jiwa
tuan mereka, dan ditebus dengan harga yang sama.
(5) Kepala penjara itu dan keluarganya segera dibaptis, dan
dengan begitu mengakui iman Kristen, tunduk pada hukum-
hukum Kekristenan, dan memperoleh hak-hak istimewa
sebagai orang Kristen. Itu terjadi setelah mereka menyata-
kan dengan sungguh-sungguh, seperti yang dilakukan oleh
sida-sida itu, bahwa mereka percaya Yesus Kristus yaitu
Anak Tuhan . Se saat itu juga ia dan keluarganya memberi
diri dibaptis. Baik dia maupun keluarganya tidak ada yang
meminta waktu lagi untuk mempertimbangkan apakah me-
reka mau dibaptis atau tidak. Demikian pula Paulus dan
Silas tidak menginginkan waktu lagi untuk memastikan ke-
sungguhan mereka dan mempertimbangkan apakah mereka
harus dibaptis atau tidak. Sebab, Roh anugerah mengerja-
kan iman dengan begitu kuatnya di dalam diri mereka,
begitu tiba-tiba, sehingga tidak ada lagi perdebatan. Dan di
dalam Roh Paulus dan Silas tahu bahwa Tuhan lah yang se-
dang bekerja di dalam diri mereka, sehingga tidak ada alas-
Kitab Kisah Para Rasul 16:25-34
715
an untuk menunda. Ini tidak berarti membenarkan sikap
tergesa-gesa dalam kasus-kasus biasa.
(6) Segera sesudah itu, kepala penjara ini bersikap sa-
ngat hormat kepada Paulus dan Silas. Ia tidak tahu bagai-
mana cara mengobati luka yang telah dibuatnya kepada
mereka, apalagi membalas kebaikan yang telah diterimanya
dari mereka. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa
mereka. Ia tidak mau membiarkan mereka berbaring seme-
nit lebih lama di penjara yang paling tengah itu,namun ,
[1] Ia membasuh bilur-bilur mereka, untuk menyejukkan hati
mereka, menghilangkan rasa sakit mereka, dan member-
sihkan darah dari bilur-bilur mereka. Mungkin ia me-
mandikan mereka dengan semacam cairan obat, seperti
halnya orang Samaria yang baik hati itu menolong orang
yang terluka itu dengan menyiraminya dengan minyak
dan anggur.
[2] Ia membawa mereka ke rumahnya, memberi kepada
mereka kamar terbaik yang dimilikinya, dan menyiap-
kan tempat tidur terbaiknya bagi mereka. Sekarang ti-
dak ada apa pun yang dianggapnya cukup bagus bagi
mereka, sebagaimana sebelumnya tidak ada yang ter-
lalu buruk bagi mereka.
[3] Dia menghidangkan makanan kepada mereka, sebanyak
yang mampu disediakannya, dan mereka dipersilakan
menikmatinya, sebagai tanda bahwa seperti itu pula jiwa-
nya menyambut Injil. Mereka telah memberitakan firman
Tuhan kepadanya, telah memecah-mecahkan roti hidup
bagi dia beserta keluarganya. Dan sebab ia telah menuai
begitu banyak hasil rohani dari mereka, ia menganggap
bahwa pantaslah pula jika mereka menuai hasil duniawi
darinya (1Kor. 9:11). Untuk apa kita memiliki rumah dan
makanan selain untuk melayani Tuhan dan umat-Nya,
jika kita memperoleh kesempatan untuk itu?
(7) Suara sukacita yang berbaur dengan suara keselamatan
terdengar di dalam rumah kepala penjara itu. Belum per-
nah terjadi malam yang sedemikian riang gembira di sana
sebelumnya. Ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi ru-
mahnya telah menjadi percaya kepada Tuhan . Tidak ada
716
orang di rumahnya yang menolak dibaptis dan membuat
sumbang keharmonisan saat itu. Sebaliknya, mereka se-
mua sepakat dalam menerima Injil, yang semakin menam-
bah sukacita yang ada. Atau, bisa ditafsirkan bahwa ia,
setelah percaya kepada Tuhan , bergembira atas seluruh ru-
mahnya. Panoiki ia mendatangi semua ruangan, meng-
ungkapkan kegembiraannya. Perhatikan,
[1] Percayanya kepada Kristus disebut percaya kepada Tuhan ,
yang menunjukkan bahwa Kristus yaitu Tuhan , dan me-
nunjukkan bahwa tujuan Injil sama sekali bukan untuk
menjauhkan kita dari Tuhan (dengan mengatakan, mari
kita mengikuti Tuhan lain, Ul. 13:2), sebab Injil justru me-
miliki kecenderungan langsung untuk membawa kita
kepada Tuhan .
[2] Imannya menghasilkan sukacita. Barangsiapa yang de-
ngan iman telah memberi dirinya kepada Tuhan di
dalam Kristus untuk menjadi milik mereka, memiliki
banyak alasan untuk bersukacita. saat sida-sida itu
dimenangkan, ia meneruskan perjalanannya dengan su-
kacita. Dan di sini, kepala penjara itu bergembira. Di-
menangkannya bangsa-bangsa lain dikatakan di dalam
Perjanjian Lama sebagai sukacita mereka (Mzm. 67:5;
96:11). Sebab, dengan percaya, kita bergembira sebab
sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. Percaya
kepada Kristus artinya bersukacita di dalam Kristus.
[3] Dia menunjukkan sukacitanya kepada semua orang di
sekelilingnya. Dengan sukacita yang melimpah di dalam
hatinya, mulutnya memperkatakan kemuliaan Tuhan ,
sekaligus membangun orang-orang yang percaya kepa-
da Tuhan . Mereka yang telah merasakan sendiri penghi-
buran yang dibawa oleh iman kepercayaannya, harus
berbuat semampunya untuk membawa orang lain mera-
sakannya juga. Seorang Kristen yang bergembira harus
membuat banyak orang bergembira pula.
Paulus dan Silas Dibebaskan
(16:35-40)
35 Setelah hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota
pergi kepada kepala penjara dengan pesan: Lepaskanlah kedua orang itu! 36
Kitab Kisah Para Rasul 16:35-40
717
Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya: Pembesar-
pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu seka-
rang dan pergilah dengan selamat! 37namun Paulus berkata kepada orang-orang
itu: Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Ro-
ma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang me-
reka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian!
Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar. 38 Pejabat-pejabat
itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. saat
mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas yaitu orang Rum, maka takut-
lah mereka. 39 Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke
luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu. 40 Lalu mereka
meninggalkan p