Kitab Yosua

Kitab Yosua


 



TENTANG THIRD MILLENNIUM MINISTRIES 

Didirikan pada tahun 1997, Third Millennium Ministries adalah sebuah 

organisasi Kristen nirlaba yang bertujuan memberikan Pendidikan Alkitab. Bagi 

Dunia. Bebas Biaya. Sebagai tanggapan atas pertumbuhan kebutuhan global akan 

pelatihan kepemimpinan Kristen yang benar dan berdasarkan Alkitab, kami 

menyusun sebuah kurikulum seminari multimedia yang mudah dipahami, dengan 

dukungan para dermawan, dalam lima bahasa utama (Inggris, Spanyol, Rusia, 

Mandarin, dan Arab), dan membagikannya secara cuma-cuma kepada orang-orang 

yang paling membutuhkannya, terutama pemimpin-pemimpin Kristen yang tidak 

dapat memperoleh pendidikan tradisional, atau tidak mampu membiayainya. Semua 

pelajaran ditulis, dirancang, dan diproduksi oleh organisasi ini sendiri, dan gaya 

serta kualitasnya serupa dengan tulisan di History Channel. Metode dengan biaya 

yang rendah ini yang berbeda dari metode-metode lain dalam melatih pemimpin-

pemimpin Kristen telah terbukti sangat efektif di seluruh dunia. Kami telah 

memenangkan beberapa penghargaan Telly Award untuk produksi video terbaik 

dalam Pendidikan dan Penggunaan Animasi, dan kurikulum kami sekarang 

dipergunakan dalam lebih dari 192 negara. Materi Third Millennium tersedia dalam 

bentuk DVD, cetakan, streaming internet, transmisi satelit, dan siaran radio dan 

tayangan televisi. 


Pada umumnya semua penduduk di seluruh dunia sangat menyukai peristiwa 

grande yang terjadi ketika bangsa mereka ditemukan. Namun, ketika generasi berikutnya 

harus menghadapi tantangan, kehilangan, dan kekecewaan, betapa serialng perlunya 

mengingatkan mereka akan pentingnya peristiwa-peristiwa pada zaman dahulu itu. 

Dalam banyak hal, pengalaman semacam ini terpancar dalam Kitab Yosua di Perjanjian 

Lama. Peristiwa grande telah terjadi ketika untuk pertama kalinya bani Israel memasuki 

tanah pusaka mereka di Kanaan. Namun, ketika generasi berikutnya menghadapi 

kerasnya kehidupan, mereka perlu belajar lagi dari awal tentang bagaimana pentingnya 

peristiwa-peristiwa dulu itu. 

Ini adalah pelajaran pertama dalam serial Kitab Yosua dan kami telah memberi 

judul, “Pengantar Kitab Yosua.” Seperti yang akan kita amati, ketika kita mempelajari 

betapa berartinya Kitab Yosua bagi Israel kuno, lebih baik kita diperlengkapi untuk 

melihat sejauh apa tawaran kitab ini bagi kita di zaman kita sekarang.  


 

Pengantar Kitab Yosua terbagi dalam tiga bagian. Pertama, kita akan menyelidiki 

penulis dan waktu penulisan Kitab ini. Kedua, kami akan memperkenalkan sekilas 

pandang desain dan tujuan-nya. Dan ketiga, kami akan mengsketsa beberapa 

pertimbangan besar yang perlu diingat, ketika kita membuat penerapan-penerapan hidup 

Kristiani dari Kitab ini. Marilah kita memulainya dengan penulis dan waktu penulisan 

Kitab Yosua. 

Roh Kudus mengilhami Kitab Yosua ini agar dapat memberi kita catatan sejarah 

yang akurat. Namun kita juga harus ingat bahwa Roh Kudus memakai sudut pandang dan 

tujuan para penulis Kitab Suci untuk membentuk catatan mereka tentang sejarah. Jadi, 

seperti pada setiap bagian Alkitab, semakin kita mengetahu tentang penulis dan 

zamannya, kita akan lebih memahami Kitab Yosua itu.  

  

 

Secara singkat, kita akan mensketsa tiga sudut pandang penulis dan waktu 

penulisan Kitab Yosua. Pertama, pandangan tradisional; kedua, moderen pandangan 

kritis; dan, ketiga, beberapa pandangan injili yang mendasar akan membimbing kita 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-2- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

dalam pelajaran ini. Pertama-tama, marilah kita kembali ke masa purba, pandangan 

tradisional tentang penulis dan waktu penulisan Kitab ini.  

Penulis Kitab Yosua adalah anonim. Baik di Kitab itu sendiri, ataupun di seluruh 

bagian lain Kitab Suci, tak ada yang memberitahu kita, siapa penyusun terakhir dan siapa 

penulisnya. Judul, “Kitab Yosua”, yang muncul di kebanyakan Alkitab modern kita, baru 

ditambahkan, cukup lama sesudah  Kitab Yosua ditulis. Namun, kecenderungan posisi 

Yahudi tradisional kuno dan Kristen tentang hal ini, diringkas secara baik dalam sudut 

pandang rabi yang disampaikan dalam Talmud. 

Dalam seri pertanyaan dan jawaban dalam bagian Talmud yang dikenal sebagai 

Tractate Baba Bathra 15, kita membaca: 

 

[Engkau mengatakan bahwa] Yosua telah menulis kitabnya. Namun 

bukankah ada tertulis, “Dan Yosua bin Nun, abdi TUHAN telah 

mati”? — Itu diselesaikan oleh Eleazar. Namun juga ada tertulis, 

“Dan Eleazar bin Harun telah mati: — Pinehas menyelesaikannya.  

 

Seperti yang kita lihat di sini, para pimpinan rabi telah mengidentifikasi bahwa 

Yosua sendirilah penulis dari sebagian besar Kitab ini. Namun mereka juga mengakui 

bahwa ada bagian-bagian tertentu Kitab Yosua yang ditulis sesudah  kematian Yosua. 

Mereka menujukan catatan kematian Yosua dalam 24:29, kepada imam besar Eleazar. 

Dan mereka menyerahkan catatan kematian Eleazar dalam 24:33, kepada anak Eleazar 

Pinehas. Dari sudut pandang tradisional ini, Kitab Yosua berarti ditulis sangat dini, 

segera sesudah  terjadinya peristiwa-peristiwa dalam kitab itu.  

Ternyata, hanya sedikit, bahkan tiada bukti yang mendukung klaim tertentu dari 

Talmud. Namun kita tak boleh sepenuhnya melepas adanya kemungkinan bahwa Yosua, 

Eleazar, dan Pinehas juga berkontribusi pada Kitab yang di Alkitab kita ini. Sedini Kitab 

Keluaran 17:14, kita belajar bahwa Yosua ikut berperan dalam penyimpanan catatan dini 

sejarah Israel. Yosua juga ikut membimbing penulisan taurat Allah untuk upacara ritual 

dalam beberapa perikop Yosua 8:32 dan 24:26. Sejalan dengan itu, para imam dan kaum 

Lewi, seperti Eleazar dan putranya Pinehas, memiliki peran penting dalam memegang 

dan mengajarkan Kitab Suci.  

Untuk beberapa saat, kita mencatat bahwa penulis Kitab Yosua bersandar pada 

berbagai sumber tertulis, ketika ia menyusun kitabnya. Dan memang mungkin bahwa 

Yosua, Eleazar, Pinehas, dan rekan-rekan lainnya, paling sedikit, secara tidak langsung 

berkontribusi pada sumber-sumber ini.  

  

Kitab Yosua memberi kita beberapa petunjuk dalam penulisannya. 

Dalam pasal 18 dikisahkan adanya tujuh suku yang belum menerima 

pembagian tanah mereka, sehingga mereka membicarakan hal ini 

dengan Yosua, sehingga ia mengutus orang dari suku-suku mereka 

untuk pergi ke negeri itu dan menuliskan laporan tentang bagaimana 

keadaan negeri itu, dan mereka kembali dengan laporan itu. Menurut 

saya, mungkin, hal itulah yang merupakan deskripsi tentang apa 

yang tercantum dalam pasal 18-20, ketika mereka membicarakan 

tentang suku-suku yang diberi tanah bagian mereka; yang 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-3- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

menggambarkan kota-kota yang mereka ambil, dan garis batas tanah 

itu. Dengan demikian, bagian dari tiga pasal itu mungkin adalah 

tulisan dini tentang orang-orang yang diutus untuk mengintai tanah 

itu, dan pulang dengan laporan itu. <pause> Pasal 24 memberitahu 

kita bahwa Yosua menulis dalam kitab taurat, dan mungkin sedikit 

memasukkan perjanjian kovenan yang dia buat dengan bani Israel 

saat itu. Bahwa kalaupun ini sama dengan kitab taurat yang telah 

ditulis Musa, hal ini menunjukkan bahwa Yosua ingin 

mengukuhkannya di hadapan TUHAN— ia menuliskannya dan 

meletakkannya di hadapan TUHAN— sama seperti ketika materi 

tulisan Musa diletakkan di hadapan TUHAN, dalam tabernakel 

sebagai masukan yang sakral. Maka, bagian Yosua ini mungkin 

secara eksplisit juga disebutkan dalam KitabYosua. Memang benar 

bahwa kita memiliki deskripsi tanah itu, dan kita mempunyai akun 

tentang pernjanjian kovenan yang ditemukan di akhir KitabYosua, 

dan mungkin juga benar bahwa materi kisah-kisah lain tentang 

pertempuran-pertempuran yang tercatat secara rinci ditulis sangat 

dini dan oleh Yosua, untuk semua maksud dan tujuannya.  

 

— Dr. Chip McDaniel 

 

 

PANDANGAN KRITIS  

 

Dengan mengingat pandangan tradisional pada penulis dan waktu penulisan Kitab 

Yosua ini, marilah kita mempertimbangkan pandangan modern pandangan kritis — sudut 

pandang yang umumnya dipegang oleh pakar-pakar moderen yang menolak otoritas 

penuh Kitab Suci.  

Kebanyakan pakar yang kritis terhadap Kitab Yosua belakangan ini telah amat 

dipengaruhi oleh karya Martin Noth's, yaitu Sejarah Deuteronomistik, yang ditulis dalam 

tahun 1943. Secara singkat, menurut pandangan Noth, kitab-kitab Ulangan, Yosua, 

Hakim-Hakim, Samuel, dan Raja-Raja telah ditulis selama di pembuangan Babel, oleh 

seseorang yang biasanya disebut “Deuteronomis”. Dan dari sudut pandang ini, seluruh 

sejarah Deuteronomistik, termasuk Kitab Ulangan, disusun dari berbagai sumber tertulis 

di masa pembuangan Babel. Tujuan utama kitab-kitab ini adalah memaparkan bahwa 

Israel layak menerima hukuman kekalahan dan pembuangan yang telah dijatuhkan keatas 

kerajaan utara dan kerajaan selatan.  

Selama berpuluh-puluh tahun, mayoritas penafsir yang kritis telah menegaskan 

bahwa banyak dari sudut pandang Noth, khususnya waktu penulisan Kitab ini, adalah di 

dalam masa pembuangan Babel. Namun, banyak pakar kritis yang secara tepat 

menyanggah bahwa Noth gagal mengidentifikasi keunikan pandangan teologis masing-

masing kitab pada bagian Perjanjian Lama ini. Dan mereka memperdebatkan pandangan 

Noth yang mengabaikan cara pandang yang positif dan penuh pengharapan, yang juga 

muncul dalam kitab-kitab tersebut.  

 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-4- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

PANDANGAN INJILI 

 

sesudah  mengamati cara pandang tradisional dan pandangan kritis tentang penulis 

dan waktu penulisan Kitab ini, marilah kita mempertimbangkan beberapa pandangan 

injili yang moderen, yang diterima oleh para pakar yang mengukuhkan otoritas penuh 

Kitab Suci. Perspektif-perspektif ini akan memandu cara pendekatan kita pada Kitab 

Yosua di sepanjang pelajaran-pelajaran berikut ini.  

sesudah  mengamati cara pandang tradisional dan pandangan kritis tentang penulis 

dan waktu penulisan Kitab ini, marilah kita mempertimbangkan beberapa pandangan 

injili yang moderen, yang diterima oleh para pakar yang mengukuhkan otoritas penuh 

Kitab Suci. Perspektif-perspektif ini akan memandu cara pendekatan kita pada Kitab 

Yosua di sepanjang pelajaran-pelajaran berikut ini.  

 

 

Perkembangan 

 

Seperti yang telah kita catat, penulis KitabYosua itu anonim (tanpa nama). Dan 

sebagai hasilnya, kaum injili telah berpegang pada sejumlah cara pandang berbeda 

tentang penulis dan waktu penulisan. Tetap ada baiknya untuk membuat dua pengamatan. 

Pertama, kita akan melihat apa yang kita sebut perkembangan komposisi Kitab ini. Dan 

kedua, kita akan menjajaki kemungkinan jarak waktu untuk penyelesaiannya. 

Pertimbangkanlah dahulu perkembangan komposisi Kitab Yosua.  

Ketika kita berbicara tentang perkembangan Kitab ini, perlu kita ingat, bahwa 

seperti pada banyak penulis Perjanjian Lama, penulis Kitab Yosua tidak menulis 

sejarahnya dari de novo (brand new), atau seluruhnya tidak dari nol. Ia 

mengumpulkannya dari berbagai sumber tertulis untuk membentuk kitabnya. Seperti 

yang telah kita ketahui, baik Talmud maupun para penafsir kritis sepakat bahwa Kitab ini 

merefleksikan semacam perkembangan komposisi. Dan, secara keseluruhan, kaum injili 

juga mengakui adanya pemakaian berbagai sumber oleh penulis Kitab. 

 Kita juga meyakini bahwa hal ini memang ada betulnya, karena, dalam 10:13 

penulis Kitab mengutip langsung dari apa yang ia sebut The Book Alkitab — atau skrol 

— Yashar. Kita tidak tahu banyak tentang Kitab itu, namun penulis dan pembaca mula-

mula mengenalnya. Di atas ini semua, kita akan menelusuri serial ini berulang kali, 

tentang bagaimana penulis Kitab mengaitkan perikop-perikop Pentateukh dengan 

berbagai macam teks ekstra-biblika. Kita tidak dapat mengrekonstruksi sumber-sumber 

yang tidak teridentifikasi ini tanpa menyimpang ke banyak spekulasi. Namun, dengan 

mengetahui bahwa penulis Kitab menggunakan sumber-sumber lebih dini, seperti Buku 

Yashar, menolong kita untuk memahami mengapa kitabnya terkadang terasa mengulang-

ngulang dan terkadang tidak berkesinambungan.  

 Penggunaan sumber-sumber lebih dini juga menolong kita menghindari 

kesalahan umum ketika mengidentifikasi tanggal bentuk akhir kitab tersebut. Pada 15 

peristiwa, Kitab Yosua mengatakan bahwa situasi ini atau itu memang terjadi “sampai 

hari ini”. Tentunya, mudah untuk menganggap bahwa frasa “sampai hari ini” merujuk 

pada zaman penulisnya. Namun, secara jelas, kejadian dalam perikop-perikop seperti 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-5- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

1Raja 8:8, mengartikan frasa “sampai hari ini” sebagai hari-hari menurut sumber-sumber 

yang lebih dini.  

 

 

Penyelesaian 

 

Sekalipun kaum injili yang umumnya setuju bahwa ada semacam komposisi 

perkembangan Kitab Yosua, kita masih punya pertanyaan, “Kapankah Kitab ini mencapai 

penyelesaiannya? Kapankah kiab ini disatukan, seperti yang sekarang kita miliki dalam 

Alkitab?” 

Seperti halnya dengan banyak kitab Perjanjian Lama, kita tak dapat 

mengidentifikasi secara persis kapankah penulis membawa Kitab Yosua sampai ke 

format terakhirnya. Bukti hanya memperbolehkan kita untuk mengidentifikasi 

kemungkinan jarak antara waktu penulisan terdini dan terkini. Namun, sebagaimana kita 

akan lihat dalam pelajaran ini, ketika kita sepenuhnya menerima kemungkinan jarak yang 

ada, kita akan memperoleh sejumlah masukan bagaimana penulis Kitab ini membentuk 

kitabnya ketika memberi dampak pada penerima aslinya.  

Kita akan melihat jarak waktu penyelesaian Kitab Yosua ini dalam dua tahap: 

Pertama, kita akan mengambil kemungkinan waktu penulisan penyelesaian yang paling 

lambat. Dan kedua, kita akan memeriksa kemungkinan waktu penulisan yang paling dini, 

kapan Kitab Yosua ditulis. Marilah kita mulai dengan kemungkinan waktu penulisan 

yang paling lambat tentang kapankah Kitab Yosua ditulis.  

Salah satu cara terbaik menentukan kemungkinan waktu penulisan paling lambat 

untuk penyusunan terakhir Kitab Yosua haruslah dengan mengamati dari luar Kitab itu 

sendiri. Ada bukti kuat bahwa penulis Kitab secara sadar membagikan apa yang sekarang 

oleh para ahli kitab disebut Sejarah Utama Israel, sejarah yang terbentang dari Kitab 

Kejadian hingga Kitab Raja-Raja, kecuali Kitab Rut. Sudut pandang ini penting, karena 

kitab-kitab ini menciptakan garis waktu, satu persatu, seperti jaringan yang saling terkait.  

Coba kita pikir: Pentateukh berasal dari zaman Musa dan terdiri atas unit pertama 

dari lima rangkaian “rantai” sejarah. Kitab Kejadian mengawali dengan penciptaan dan 

mengakhiri dengan kisah Yusuf dan saudara-saudaranya di Mesir. Kitab Keluaran 

mengikuti Kitab Kejadian, dengan mencantumkan kronologi kematian Yusuf yang 

diakhiri dengan kisah Musa dan Israel di Gunung Sinai. Kitab Imamat mengajak kita 

lebih jauh dengan laporan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Sinai. Kitab Bilangan 

menambahkan suatu catatan perjalanan bani Israel dari Sinai ke daratan Moab. Dan Kitab 

Ulangan menyelesaikan Pentateukh dengan pidato Musa di pegunungan Moab dan 

dengan kematian Musa.  

Dengan demikian, Kitab Yosua adalah kelangsungan rangkaian pertama 

Deuteronomistik dalam Sejarah Utama — bagian yang sangat bergantung pada 

pandangan teologis Kitab Ulangan. Penulis Kitab Yosua mengawalinya dengan kematian 

Musa dan dilanjutkan sampai kematian Yosua. Kitab Hakim-Hakim mengangkat sejarah 

Israel dimana Kitab Yosua berakhir. Kitab Samuel memulainya dengan diangkatnya 

Samuel sebagai hakim terakhir dan ditutup dengan bertahtanya Daud. Dan Kitab Raja-

Raja membentuk tahap terakhir Sejarah Utama yang diawali dengan kematian Daud dan 

diakhiri dengan pembuangan Babel. Hal ini berarti, Kitab Raja-Raja mengalir keluar dari 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-6- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

semua kitab sejarah Deuteronomistik yang lebih dini. Fakta ini juga memberitahu kita 

sesuatu yang penting tentang waktu penulisan paling lambat untuk penyelesaian Kitab 

Yosua : Kitab ini harus sudah selesai sebelum Kitab Raja-Raja ditulis.  

Pengamatan ini sangatlah berguna, karena kita mengetahui secara jelas, tentang 

waktu Kitab Raja-Raja itu ditulis. Peristiwa terakhir dalam Raja-Raja muncul dalam 2 

Raja 25:27-30. Di sini kita mempelajari bahwa keturunan Raja Daud, Yoakhin, 

dilepaskan dari penjara Babel di tahun 561 SM. Untuk alasan inilah, kita dapat 

memastikan bahwa Raja-Raja belum selesai ditulis sebelum tahun itu. Terlebih pula, 

tidak ada laporan dalam Kitab Raja-Raja, tentang semua pembebasan penting dari 

pembuangan 539 SM. Sulit dibayangkan bahwa penulis Kitab Raja-Raja tidak 

mencantumkan pembebasan Israel dari pembuangan, jikalau peristiwa itu terjadi di masa 

ia menulis Kitab Raja-Raja. Jadi, untuk mempertahankan orde Sejarah Utama Israel, 

Kitab Yosua yang terkini pasti sudah selesai ditulis, di sepanjang zaman Pembuangan 

Babel.  

Mengingat adanya kemungkinan waktu penulisan paling lambat ini, kita harus 

melihat ke arah lain. Apa kemungkinan waktu penulisan paling dini untuk penyelesaian 

Kitab Yosua? Tidaklah sulit untuk melihat bahwa waktu penulisan Kitab Yosua yang 

paling dini untuk dapat mencapai bentuk terakhirnya adalah selama masa hakim-hakim, 

satu generasi atau sesudah  kematian Yosua. Pertimbangkan apa yang ditulis oleh penulis 

Kitab mendekati akhir kitabnya dalam 24:31  

 

Israel melayani Tuhan di sepanjang zaman Yosua, dan masa para 

tua-tua yang hidup lebih lama dari Yosua dan mengetahui semua 

yang Tuhan telah perbuat bagi Israel (Yosua 24:31). 

 

Perhatikan bahwa perikop ini merujuk pada “para tua-tua yang hidup lebih lama 

dari Yosua”. Dan sejalan dengan hal ini, kita juga membaca bahwa “Israel melayani 

Tuhan” di sepanjang kehidupan mereka yang “telah mengetahui semua yang Tuhan 

perbuat bagi Israel”. Evaluasi positif tentang kondisi spiritualitas Israel menyiratkan 

sesuatu tentang penulis Kitab. Ia pasti telah menyadari bahwa generasi berikutnya sesudah  

kematian Yosua tidak lagi setia melayani Allah — suatu fakta yang disorot dalam Kitab 

Hakim-Hakim. Jadi, ayat ini mengindikasikan bahwa waktu penulisan paling dini untuk 

penyelesaian Kitab ini adalah pada masa hakim-hakim Israel.  

Perikop-perikop lain dalam Kitab Yosua juga merujuk pada peristiwa-peristiwa 

yang terjadi selama masa hakim-hakim. Misalnya, Yosua 19:47 menyebutkan suku Dan 

yang bermigrasi ke kawasan baru di Utara. Peristiwa ini terjadi dalam periode hakim-

hakim, menurut Hak. 18:27-29. Jadi, tidaklah adil mengatakan bahwa ini adalah 

kemungkinan tahun penulisan terdini untuk penyelesaian Kitab ini.  

Nah, kita juga harus menyebutkan bahwa banyak penafsir yang mengusulkan 

suatu tahun penulisan di sepanjang periode monarkhi. Untuk sejumlah alasan, mereka 

menyimpulkan bahwa ini sebenarnya merupakan kemungkinan tahun terdini untuk 

penyusunan terakhir. Dan kita tidak dapat mengenyampingkan kemungkinan ini.  

Seperti yang kita lihat di sini, ayat ini membedakan “pegunungan Yehuda” atau 

kerajaan selatan, dari “pegunungan Israel”, atau kerajaan utara. 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-7- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

Bukti utama untuk cara pandang ini muncul dalam Yosua 11:21, dimana kita membaca:  

 

Yosua datang pada waktu itu dan membasmi bangsa Enak dari 

pegunungan, … dari seluruh pegunungan Yehuda, dan dari seluruh 

pegunungan Israel (Yosua 11:21). 

 

Seperti yang kita lihat di sini, ayat ini membedakan “pegunungan Yehuda” atau 

kerajaan selatan, dari “pegunungan Israel”, atau kerajaan utara.  

 Perbedaan antara Yehuda dan Israel ini telah menyarankan sebagian orang, 

bahwa Kitab ini tidak mungkin ditulis sebelum kerajaan Israel terbelah dua sekitar tahun 

930 SM. Namun, dengan mengatakan hal ini, perlu dicatat bahwa Septuaginta — 

terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani — bukanlah yang menyebabkan 

perbedaan ini. Dan para pakar tidak sepakat tentang apakah versi Ibrani atau Yunani, 

yang mewakili versi yang lebih baik. Jadi, walaupun ada kemungkinan bahwa Yosua 

11:21 mengakui adanya perpecahan kerajaan, hal itu tidaklah pasti.  

Apabila kita mengumpulkan semua bukti ini, kemungkinan waktu terdini untuk 

penyelesaian Kitab Yosua adalah di sekitar masa hakim-hakim. Namun, bisa juga terjadi 

di tahun yang lebih lambat di masa monarkhi. Dan bahkan waktu penulisan selambat 

masa pembuangan Babel tidaklah luput dari pertanyaan. Seperti yang akan kita lihat 

sejenak, adalah mengenali sepenuhnya kemungkinan yang akan menolong kita 

menangkap lebih penuh berbagai tantangan yang disodorkan oleh Kitab Yosua.  

 

 

 

DESAIN DAN TUJUAN  

  

Dengan mengingat apa yang telah kita pelajari tentang penulis dan waktu 

penulisan Kitab Yosua, marilah kita membahas pengantar kedua: desain dan tujuan 

Kitab. Bagaimanakah cara penulis Kitab mendesain catatannya di zaman Yosua? Dan 

mengapa dia mendesainnya dengan cara ini?  

Setiap kali kita mempelajari sebuah Kitab dari sejarah biblika seperti Kitab 

Yosua, selalu penting untuk mengingat bahwa peristiwa-peristiwa sejarah yang sama 

dapat diceritakan dalam banyak hal tanpa unjuk kesalahan. Setiap kitab biblika yang 

melaporkan peristiwa-peristiwa sejarah menyusun sejarah yang dilaporkan untuk 

mencapai tujuan-tujuan tertentu dan untuk menekankan sudut pandang tertentu kepada 

pembaca mula-mula.  

 

 

IST DAN STRUKTUR 

 

 Kita akan menelusuri materi ini lebih rinci dalam pelajaran-pelajaran berikutnya, 

namun pada butir ini, kita akan mensketsa desain dan tujuan Yosua dalam dua tahap. 

Pertama, kita akan memperkenalkan isi dan struktur secara menyeluruh, pengaturan Kitab 

dalam skala-besar. Dan kedua, kita akan menanggapi arti asli, dampak yang diharapkan 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-8- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

oleh penulis Kitab bagi pembaca mula-mula. Kita pertimbangkan terlebih dahulu isi dan 

struktur Kitab Yosua.  

Kitab Yosua terdiri atas 24 pasal yang berisikan banyak tipe literatur yang 

berbeda-beda. Kita menemukan narasi-narasi, laporan-laporan, pidato-pidato, bahkan 

daftar-daftar orang dan tempat yang mungkin datang dari berbagai sumber. Karena itulah, 

para penafsir telah menganalisis rincian struktur Kitab Yosua dengan cara yang berbeda-

beda. Namun, tidaklah sulit untuk melihat bagaimana struktur dan isinya bekerjasama 

dalam suatu skala besar. 

  

Para pakar Perjanjian Lama mempunyai cara-cara berbeda dalam 

mendesain atau mengenali janra berbagai kitab dalam Alkitab, 

namun secara umum, Kitab Yosua mempunyai tiga tipe literatur di 

dalamnya. Ada yang kita sebut narasi atau cerita, berbagai macam 

hal yang kita kenali, seperti kisah perang Yerikho, dan semacamnya. 

Juga tercantum daftar yang panjang-panjang, daftar geografis atau 

daftar tempat yang Allah wariskan kepada bermacam-macam suku 

dan daftar tempat-tempat yang disusun satu persatu, satu demi satu, 

satu demi satu. Dan ada juga pidato atau pidato-pidato yang 

disampaikan oleh orang tertentu kepada kelompok lainnya. Anda pun 

bisa melihat hanya dengan memikirkan ketiga kategori besar bahwa 

semua itu berkorelasi secara acak pada divisi mayor pertama dan 

divisi mayor kedua dan divisi mayor ketiga dari Kitab itu. Pertama 

yang utama adalah narasi, kedua yang utama adalah daftar geografis, 

dan ketiga yang utama adalah pidato-pidato… Namun, masalahnya 

muncul dengan cara bahwa itu ada di dalam yang disebut janra atau 

payung besar, dimana anda juga selalu mempunyai dua macam yang 

lain yang mengalir masuk ... Dengan begitu, seperti cara kita 

menangani bermacam-macam sesi dan janra dalam Kitab Yosua, 

adalah penting untuk mengingat itu semua dan untuk dapat 

menengarai mereka sambil lalu. Salah satu butir terbesar yang 

membingungkan para penafsir, khususnya para penafsir dan murid 

baru Perjanjian Lama, adalah bahwa mereka tidak mengenali 

beragam janra dan tidak memperlakukan mereka dengan cara-cara 

yang mereka seharusnya diperlakukan. Dengan pendekatan kita 

terhadap Kitab Yosua, sama seperti siapapun ketika mendekati 

Yosua, apabila anda tidak fokus pada beragamnya janra itu dan 

bagaimana mereka bercampur baur dalam Kitab itu, pada bagian 

yang berbeda-beda, maka itulah yang memicu banyaknya 

kebingungan.  

 

— Dr. Richard L. Pratt, Jr. 

 

Secara singkat, Yosua memiliki tiga divisi utama: Setiap divisi diawali dengan 

sebuah pernyataan yang menunjukkan perpindahan waktu yang signifikan. Divisi 

pertama, dalam pasal 1-12, terfokus pada penaklukkan Israel atas Kanaan — bagaimana 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-9- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

Yosua memimpin Israel untuk mencapai penaklukkan yang sah atas Kanaan. Divisi ini 

dimulai pada 1:1 dengan catatan waktu bahwa Allah mengutus Yosua, “sesudah  kematian 

Musa”.  

 

 

Penaklukkan (1–12) 

 

Duabelas pasal ini melaporkan sejumlah peristiwa yang terjadi selama 

pertempuran Yosua di tanah Kanaan. Mereka memulainya dengan kisah Israel 

menyeberangi Yordan dan kemenangan-kemenangan awal di Yerikho dan Ai. 

Kemenangan-kemenangan ini dilanjutkan dengan upacara pembaharuan kovenan di 

dalam area Gunung Gerizim dan Gunung Ebal. Kemudian, narasi itu diarahkan ke perang 

utama Yosua melawan musuh di kawasan selatan Tanah Perjanjian. Riwayat ini diikuti 

oleh perang Yosua melawan musuh di kawasan utara.  

 

 

Warisan Suku-Suku (13–22) 

 

Divisi kedua dari Kitab ini, dalam pasal 13-22, membahas tentang tanah pusaka 

Israel — bagaimana kesatuan bangsa Israel dipertahankan sebagai warisan khusus yang 

diserahkan kepada suku-suku Israel. Divisi ini dimulai dalam 13:1 dengan pernyataan 

waktu: “Kini Yosua sudah tua dan lanjut usia”.  

Divisi utama kedua Kitab Yosua pertama-tama menegakkan perluasan kawasan 

yang Allah hibahkan kepada Israel, baik di Transyordan — perluasan negeri ke arah 

timur Sungai Yordan — dan di Cisyordan — perluasan negeri ke arah barat Sungai 

Yordan. Hal ini dilanjutkan untuk menjelaskan secara terperinci, adanya alokasi tanah 

tertentu kepada suku-suku yang menerima izin untuk menetap di Transyordan. Dan hal 

ini juga mengungkapkan bagaimana Allah memberikan kawasan-kawasan yang luas di 

sebelah barat Yordan kepada Yehuda, Efraim dan Manasye, sebagaimana kawasan yang 

lebih kecil diberikan kepada suku-suku Israel yang lain. Dan ketika konflik muncul di 

antara suku-suku di Cisyordan dan Transyordan, kita mempelajari bagaimana mereka 

mempertahankan kesatuan bangsa mereka sebagai umat Allah.  

 

 

Kesetiaan Kovenan (23–24) 

 

Divisi utama ketiga, dalam pasal 23 dan 24, menutup Kitab ini dengan 

memberikan perhatian kepada kesetiaan kovenan Israel — bagaimana kesetiaan dan 

ketidaksetiaan Israel terhadap perjanjian kovenan Allah bakal membentuk masa depan 

mereka. Kitab ini dimulai dari 23:1 dengan pernyataan lain yang memperingatkan kita 

pada jalur waktu. Kita membaca, “Lama sesudah  itu semua, ketika ... Yosua sudah tua dan 

lanjut usianya”. Dan catatan waktu ini diperkuat lagi di ayat 14 dengan perkataan Yosua, 

“Sebentar lagi aku akan menjelajahi seluruh bumi”.  

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-10- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

Dua pasal terakir kitab kita terfokus pada dua jemaah yang amat diperhatikan 

Yosua menjelang kematiannya. Jemaah pertama mengambil tempat di Silo, situs suci 

yang memainkan peranan penting dalam kehidupan Yosua dan kemudian dilanjutkan 

dalam periode hakim-hakim. Dan kitab ini ditutup dengan jemaah terakhir di Sikhem, 

tempat dimana Abraham mendirikan mezbah pertamanya, di tanah Kanaan. Semua umat 

Israel berkumpul di perhimpunan jemaah-jemaah itu, dan Yosua memperingatkan mereka 

untuk melawan parahnya kekerasan terhadap kovenan Allah. Kemudian, isi utama kitab 

kita ditutup dengan Yosua memimpin bani Israel untuk memperbaharui komitmen 

mereka agar tetap setia kepada Allah saja. Mereka bersumpah untuk menolak ilah-ilah 

dari bangsa-bangsa lain dan hanya melayani Allah leluhur mereka seturut perjanjian 

kovenan-Nya dengan mereka. sesudah  pembaharuan kovenan ini, kitab ini ditutup dengan 

kata perpisahan sekaligus diikuti oleh kematian Yosua dan beberapa peristiwa 

berikutnya.  

 

 

MAKNA ASLI 

 

Kita telah menjelajahi desain dan tujuan Kitab Yosua melalui pertimbangan isi 

dan struktur Kitab. Sekarang kita berada pada posisi untuk bertanya bagaimana kita harus 

meringkas arti asli Kitab Yosua. Apa tujuan penulis menulis kitabnya.  

Dalam banyak hal, boleh dikata penulis Kitab Yosua telah menulis dengan tujuan 

yang juga dimiliki oleh setiap penulis Alkitab. Ia mendesain kitabnya untuk memuliakan 

Allah. Dan ia berniat mengembangkan kerajaan Allah dengan menerapkan prinsip-prinsip 

kovenan Allah dalam konsep, perilaku, dan emosi pendengarnya mula-mula. Namun, 

dengan mempelajari Kitab Yosua, kita juga dapat mengenali penekanan-penekanan 

khusus yang dipunyai penulis untuk pendengarnya yang mula-mula, ketika ia menulis 

kitabnya.  

Ada banyak cara untuk meringkas arti asli Kitab Yosua, namun untuk tujuan kita, 

kita akan mengekspresikannya di bawah ini: 

 

Kitab Yosua ditulis tentang penaklukkan Israel, warisan suku-suku, 

dan kesetiaan terhadap perjanjian kovenan di zaman Yosua untuk 

menjawab tantangan-tantangan serupa yang dihadapi generasi 

selanjutnya.  

  

Seperti yang dapat kita lihat, ringkasan ini merujuk pada tiga divisi utama Kitab 

Yosua: menang perang, warisan suku-suku, dan kesetiaan kovenan. Namun mengapa 

penulis kita hanya fokus pada hal-hal ini? Usulan dari ringkasan kita, pertama, ia berniat 

mengingatkan pendengarnya yang mula-mula tentang segala peristiwa di zaman Yosua. 

Dan kedua, ia menulis bagi generasi berikut dengan tantangan-tantangan serupa yang 

mereka hadapi. Marilah kita melihat pada kedua tujuan ini, dimulai dengan mengapa 

penulis kita menulis tentang zaman Yosua. 

Setiap orang yang mengenal Kitab Yosua mengetahui bahwa Kitab ini mengolah 

peristiwa-peristiwa yang secara paling eksplisit terjadi ketika Yosua memimpin Israel. Ini 

termasuk: penaklukkan Israel atas Kanaan, pembagian tanah-tanah pusaka kepada suku-

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-11- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

suku Israel, dan kesetiaan Israel terhadap kovenan Allah. Jadi, boleh dikata bahwa salah 

satu tujuan sentral penulis Kitab adalah memberitahu pendengarnya yang mula-mula 

tentang apa yang telah terjadi di “dunia itu” — dunia zaman Yosua. Banyak perikop 

Perjanjian Lama yang menekankan bahwa bani Israel sering salah jalan karena mereka 

melupakan apa yang telah Allah perbuat bagi mereka di masa lampau. Penulis Kitab 

memberi petunjuk bahwa ini merupakan sebuah masalah bagi pendengarnya saat itu, 

ketika dalam 24:31, ia membedakan dirinya dengan pendengarnya yang mula-mula dari 

mereka yang “telah mengetahui segala perbuatan Tuhan bagi Israel”.  

Pembaca mula-mula Kitab ini butuh diingatkan tentang apa yang telah terjadi di 

zaman Yosua, baik mereka yang hidup di zaman hakim-hakim, sepanjang zaman 

kerajaan, atau sepanjang zaman pembuangan Babel. Jadi, pada taraf dasar, kita boleh 

mengatakan bahwa penulis Kitab Yosua telah memberikan catatan yang akurat kepada 

pendengarnya yang mula-mula, tentang apa yang telah diraih di zaman Yosua.  

Di tempat kedua, seperti yang diusulkan oleh ringkasan kita, Kitab Yosua juga 

ditulis untuk menjawab tantangan-tantangan generasi berikut.  

Seperti sebelum-sebelumnya, penulis Kitab berdiri di antara dua dunia: “dunia 

itu” — dunia Israel di zaman Yosua — dan “dunia mereka” — dunia pembaca mula-

mula. Untuk alasan ini, penulis Kitab ini tidak sekadar menulis catatan fakta-fakta sejarah 

yang akurat. Ia juga menulis tentang penaklukkan Israel, pembagian tanah-tanah pusaka 

untuk suku-suku, dan panggilan untuk setia terhadap perjanjian kovenan, untuk 

memberikan butir-butir relasi atau koneksi antara “dunia itu” dan “dunia mereka”. Seperti 

penulis-penulis biblika lainnya, ia kerap menunjuk latar belakang sejarah yang 

menjelaskan asal usul hak istimewa dan tanggung jawab pembacanya yang mula-mula. Ia 

juga menyajikan model bagi mereka untuk diikuti atau ditolak. Dan pada beberapa 

kesempatan, ia telah menulis kisah-kisah di zaman Yosua sebagai bayang-bayang 

pengalaman pembacanya yang mula-mula. 

Koneksi-koneksi semacam ini memunculkan sesuatu tentang si penulis yang perlu 

kita perhatikan. Di satu sisi, ia ingin pembacanya mula-mula mengingat apa yang telah 

terjadi di zaman Yosua. Namun di sisi lain, ia tidak ingin mereka kembali melakukan hal-

hal yang persis sama seperti yang dilakukan Israel di zaman Yosua. Pembacanya mula-

mula hidup di zaman yang berbeda. Dan mereka butuh menerapkan catatan sejarahnya ke 

dalam hidup mereka dengan cara-cara yang sesuai di zaman mereka sendiri.  

 

Saya percaya bahwa pembaca mula-mula Kitab Yosua berdampak 

hebat karena beritanya... semua janji yang Allah buat, semua janji 

telah digenapi untuk Israel, yaitu tentang masuknya mereka ke 

Tanah Perjanjian. Tak satu pun janji yang gagal. Dan menurut saya, 

ini pada intinya mengajar umat bahwa Allah itu setia; Allah telah 

setia dan akan tetap setia. Dan secara khusus, hal ini penting untuk 

transisi mereka ke zaman hakim-hakim, sebab di zaman hakim-

hakim, kita melihat bahwa mereka digambarkan sebagai umat yang 

melakukan apa yang baik sekehendak hati mereka, namun ini yang 

mereka sebut sebagai kesetiaan kepada Yahweh. Jadi, inilah berita 

untuk mereka yaitu apa yang mereka lihat dalam kehidupan Yosua 

dan kehidupan mereka yang setia bersama Yosua, seperti keberadaan 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-12- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

mereka saat itu, dimana generasi ini tidak sungguh-sungguh 

mengikuti langkah Yosua. Dan ini merupakan ajakan agar mereka 

bertobat sungguh-sungguh dan kembali menjadi mereka yang sesuai 

panggilan mereka. 

 

— Dr. T. J. Betts  

 

Terkadang, para penafsir moderen mengalami kesulitan menangkap apa yang 

dimaksud pembaca mula-mula dalam menerapkan catatan sejarah kehidupan mereka itu. 

Lagipula, penulis Kitab tidak menjabarkan perkara-perkara itu dalam bukunya. Namun 

kita perlu ingat tentang beberapa sudut pandang bahwa apa yang penulis dan pembaca 

mula-mula telah pelajari dari Kitab Suci yang ada di zaman mereka — itulah yang kita 

kenal sebagai Pentateukh. Dengan sudut pandang ini, implikasi catatan penulis Kitab 

tentang “dunia itu” untuk “dunia mereka” tidaklah sulit untuk dipahami seperti pada 

waktu itu muncul pertama kalinya.  

 

 

Penaklukkan Gemilang  

 

Pertimbangkan bagaimana Pentateukh memasang tonggak untuk memahami 

implikasi penaklukkan Israel dalam pertempuran bagi pembaca mula-mula. Pembagian 

Kitab ini telah memberikan catatan penaklukkan Yosua yang gemilang. Namun tiga dasar 

cara pandang dalam peperangan, yang digali dari Pentateukh, telah menolong mereka 

untuk melihat bagaimana menerapkan bagian Kitab Yosua ini.  

 

Konflik Primodial. Di satu sisi, baik si penulis maupun pembaca mula-mula telah 

mengetahui bahwa mereka terlibat dalam suatu peperangan yang berakar pada konflik 

primodial antara Allah dan Setan. Kejadian 3:15 menunjukkan bahwa di sepanjang 

sejarah manusia, sesudah  kejatuhan dalam dosa, Allah dan Setan sudah berkonflik. 

Konflik yang tidak kelihatan itu, terlihat di bumi dalam pertempuran antara benih atau 

keturunan ular itu — orang-orang yang melayani kuasa setan — dan benih atau 

keturunan wanita itu — orang-orang yang melayani Allah. Itulah sebabnya mengapa 

Kitab Yosua tidak mengecilkan konflik Israel hanya pada peperangan secara fisik. Dalam 

Yosua 5:14, si penulis malah merujuk pada malaikat “komandan tentara Tuhan”. Perikop 

ini menunjukkan bahwa Yosua dan tentara Israel ikut dalam peperangan yang melibatkan 

Allah dan tentara malaikat-Nya. Dan sebagaimana perikop-perikop seperti Kitab Yosua 

23:16 menunjukkan, bahwasanya, penulis Kitab juga mengetahui, bahwa ilah-ilah satanik 

Kanaan itu bekerja-sama dengan penduduk Kanaan untuk melawan umat Israel. Pembaca 

mula-mula Kitab Yosua harus banyak belajar dari pertempuran Israel, karena, sama 

seperti bani Israel di zaman Yosua, mereka mengetahui bahwa mereka sedang 

menghadapi konflik yang sedang berlangsung antara Allah dan Setan dan yang melayani 

mereka.  

 

Konflik Khusus Israel. Dalam bagian kedua, Pentateukh juga membuktikan bahwa 

pertempuran Yosua adalah konflik khusus Israel. Ketika pembaca mula-mula belajar 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-13- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

banyak dari pertempuran Israel, mereka dan keturunan mereka, tidak harus menirukan 

setiap rincinya. Pentateukh menjelaskan bahwa zaman Yosua memang luar biasa.  

Dalam Kejadian 15:13-16, Allah memberitahu Abraham bahwa keturunannya 

akan diperbudak di Mesir untuk jangka waktu tertentu, karena “dosa Amor” — nama lain 

Kanaan. — “belum lengkap”. Namun di zaman pertempuran Yosua, dosa Kanaan telah 

meningkat begitu menghina sehingga Allah menghancurkan mereka secara total, sama 

seperti Ia memusnahkan Sodom dan Gomora di zaman Abraham.  

Itulah sebabnya mengapa penulis kita menarik dari kosakata Pentateukh dan 

menggambarkan kehancuran Kanaan dengan menggunakan kata kerja charam (ʭ ʔʸ ʕʧ) dan 

kata benda cherem (ʭ ʓʸ ॲʒʧ). Seperti yang diilustrasikan dalam Kitab Yosua 6:17, 19 dan 21, 

dalam konteks pertempuran Yosua, istilah-istilah ini tidak sekadar berarti “untuk 

memusnahkan”. Yang mereka maksudkan, sebenarnya adalah “untuk diserahkan 

seutuhnya bagi Tuhan” atau “untuk mengharamkan bagi Tuhan”. Jadi, ketika bani Israel 

berperang melawan Kanaan, hal ini merupakan pengukuhan terhadap penghakiman Allah 

yang adil melawan dosa Kanaan yang keji. Dan mereka menghancurkan dan 

mendedikasikan segalanya sebagai tindakan menghormati Allah dalam ibadah.  

Kita tahu bahwa perintah untuk kehancuran total dan persembahan bagi Tuhan di 

zaman Yosua ini adalah luarbiasa karena sejumlah alasan. Yang pertama, dalam Ulangan 

20:10-20, Musa memimpin pemusnahan orang Kanaan, namun ia memerintahkan Israel 

untuk menawarkan perjanjian perdamaian bagi orang-orang di luar tanah Kanaan. Yosua 

sendiri mengakui adanya pembedaan ini dalam Yosua 9 ketika ia membuat sebuah 

perjanjian dengan orang Gibeon, karena mempercayai bahwa mereka datang dari luar 

Kanaan.  

Disamping itu, karakter Yosua yang luarbiasa menjadi terbukti ketika kita 

mengingat kembali bagaimana konflik yang masih terjadi antara Allah dan Setan, 

mengambil bentuk-bentuk yang berbeda, baik sebelum dan sesudah zaman Yosua. Ambil 

saja beberapa contoh, sebelum Yosua, dalam Kejadian 11:1-9, Allah dan tentara surgawi-

Nya maju perang melawan seluruh insan manusia di Menara Babel. Namun mereka 

melakukan hal ini tanpa tentara manusia dan cukup dengan sekadar menyerakkan orang-

orang itu. Dalam Kejadian 14:1-24, Abraham berperang dengan pertolongan Allah, 

namun Allah tidak memerintahkan kehancuran total bagi musuh-musuh Abraham. Dalam 

Keluaran 12:12, kita belajar bahwa Allah maju berperang melawan Mesir dan ilah-ilah 

mereka melalui tulah-tulah di Mesir.  

Adapun Israel itu pasif, sedangkan Allah tidaklah membunuh setiap orang Mesir. 

Dalam Keluaran 14, di Laut Merah, Israel menaati Allah dalam formasi perang, namun 

Allah sendirilah yang menghancurkan tentara Mesir.  

Hal semacam ini juga muncul sesudah zaman Yosua. Seperti kitab Samuel yang 

menjelaskan, bahwa Daud memerangi musuh-musuh Israel dengan pertolongan Allah 

yang supranatural. Namun Allah tidak memusnahkan semua musuh-Nya. Kitab Raja-

Raja mengindikasikan hal yang sama pada banyak keturunan raja Daud. Dan nabi-nabi 

Israel menubuatkan bahwa akhir dari masa pembuangan Israel dituangkan dalam 

kaitannya dengan perang melalui campur tangan ilahi yang ajaib tiada bandingnya.  

Seperti yang kita lihat, konflik Allah dengan kejahatan yang dinyatakan dengan 

berbagai cara dalam Pentateukh dan di sepanjang Perjanjian Lama. Hal ini menyadarkan 

kita pada fakta bahwa pertempuran Yosua bukanlah norma peperangan pada umumnya. 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-14- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

Tentu saja, pembaca mula-mula bisa memetik banyak pelajaran dari Yosua, tentang 

perang di zaman mereka. Namun perang itu sendiri merupakan masa penghakiman 

luarbiasa. Tidak seperti di banyak peperangan lain, pada waktu itu Allah menetapkan 

bahwa orang Kanaan — dengan perkecualian yang jarang terjadi seperti Rahab — 

memang layak dihancurleburkan.  

 

Dosa Kanaan lambat laun menjadi semakin keji. Dalam kitab 

Kejadian, ada sebuah alusi, yang saya yakini, dari Kejadian 15 

sampai dosa Amor mencapai puncaknya. Sampai akhirnya umat 

Allah menduduki tanah itu. Jadi, ada gagasan di dalam Kitab Suci 

bahwa Allah mengawasi bangsa Kanaan karena mereka telah 

merosot dan Allah memahami bahwa ketika kemerosotannya 

mencapai titik nadirnya, keadilan-Nya akan ditumpahkan. Alat 

keadilan-Nya adalah bangsa Israel, bukan karena bangsa Israel 

memiliki moral kejujuran yang hebat atau semacamnya. Mereka 

adalah bangsa yang sangat remeh. Mereka diserahkan pada dosa 

besar, seperti yang kita telah lihat bahkan dalam generasi sebelum 

Yosua datang, dan bahkan dalam peperangan, mereka berbuat dosa. 

Namun persoalannya adalah Allah, dalam anugerah-Nya, telah 

memanggil bangsa itu bagi Diri-Nya dan memakai bangsa itu untuk 

menghabisi dan menyingkirkan bangsa lain yang apabila 

diperbolehkan untuk hidup di sana, bakal merusak mereka. Itu 

adalah alasan lain bahwa Allah memperbolehkan bangsa Israel pergi 

ke Kanaan, dan mereka harus menghancurkan setiap orang yang 

tinggal di sana. Allah tidak ingin umat-Nya dirusak oleh praktik-

praktik religi, penyembahan berhala, dosa setempat, dan tidak ingin 

bangsa kepunyaan-Nya mengikuti pola bangsa-bangsa di sekeliling 

mereka. Ia ingin mereka mengikuti Dia, dengan Dia sebagai Raja 

mereka. Maka, bangsa Israel masuk dan, tentunya, tidak 

menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepada mereka itu. Jadi, 

bahkan dalam Kitab Yosua, kita melihat gemuruh dari apa yang kita 

lihat dalam ekspresi Kitab sepenuhnya, sesudah  Kitab Hakim-Hakim, 

dimana bangsa Israel semakin rusak dan semakin lama semakin 

terlilit lingkaran dosa dan kemerosotan, tidak seperti sifat mereka 

yang berada dalam perjanjian kovenan dengan Allah dan lebih mirip 

dengan bangsa-bangsa di sekeliling mereka, segala hal yang Allah 

hendak singkirkan dengan memerintahkan bani Israel untuk masuk 

dan melenyapkan mereka yang hidup di sana.  

 

— Rev. Kevin Labby 

 

Kemenangan raja Israel di masa mendatang. Dalam bagian ke tiga, penulis kita juga 

mengetahui dari Pentateukh bahwa peperangan Yosua adalah satu langkah menuju 

Penaklukkan raja Israel mendatang — antisipasi raja yang akan menguasai seluruh dunia 

selamanya. Sebelumnya, leluhur Yakub mengumumkan, dalam Kejadian 49:10, bahwa 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-15- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

keluarga kerajaan Yehuda akan menerima “ketaatan bangsa-bangsa”. Dalam periode 

hakim-hakim, harapan dalam keturunan raja-raja Yehuda dikenali melalui peran 

kepemimpinan yang diberikan kepada suku Yehuda Hakim 1:1-2. Selama zaman 

kerajaan, pemenuhan harapan diidentifikasi secara khusus oleh keluarga Daud dalam 

perikop Mazmur 72. Dalam banyak perikop, nabi-nabi Israel memprediksi bahwa masa 

pembuangan akan berakhir melalui kemenangan Anak Daud yang gemilang, mengatasi 

segala bangsa.  

Maka, seperti halnya bani Israel dalam masa Yosua, pendengar mula-mula 

mengetahui bahwa mereka merupakan bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar dari diri 

mereka sendiri. Untuk alasan inilah, mereka tidak pernah sekadar kembali pada apa yang 

Yosua telah lakukan. Mereka harus menerapkan apa yang telah terjadi dalam perang 

Kanaan sampai ke zaman mereka, sebagaimana Allah terus menggerakkan sejarah untuk 

kemenangan raja Israel di seluruh dunia di masa yang akan datang.  

 

 

Warisan Suku-Suku  

 

Penulis Kitab mengharapkan pembacanya mula-mula memiliki cara pandang 

teologis yang serupa dengan divisi kedua Kitabnya, tentang warisan suku-suku Israel.  

 

Kekuasaan Manusia Primodial. Dalam bagian pertama, ia mengetahui dari kitab-

kitab Musa bahwa pendudukan Israel atas Kanaan berakar dalam panggilan Allah yang 

kuno bagi dominasi manusia di seluruh bumi. Allah telah menetapkan dari zaman purba 

bahwa bumi akan menjadi kerajaan-Nya sebagai gambaran kesetiaan-Nya dan telah 

ditaklukkannya. Panggilan Allah ini tercatat dalam Kejadian 1:26-30, dan kemudian 

dikukuhkan dalam Kejadian 9:1-3. Jadi catatan warisan suku Israel dalam kitab Yosua 

sangat relevan bagi pendengar mula-mula Seperti bani Israel di zaman Yosua, pembaca 

mula-mula juga dipanggil untuk berpatisipasi dalam amanat Allah terhadap manusia 

untuk menguasai bumi.  

 

Warisan Khusus Israel. Dalam bagian kedua, penulis kita dengan tepat memahami 

dari Pentateukh bahwa Allah telah menetapkan warisan khusus Israel. Dan pembagian 

tanah-tanah pusaka untuk Israel di zaman Yosua mewakili penggenapan awal dari 

warisan ini. Misalnya, dalam Kejadian 15:18-21, Allah telah menjanjikan Abraham suatu 

tanah pusaka yang meluas bagi keturunannya dari batas Mesir ke sungai Efrat. Jadi, 

diangkat dari kosakata Pentateukh, kitab Yosua sering mengacu pada kata nachal (ʬʔʧॲʔʰ) —

artinya “untuk mewarisi” — dan kata benda nachalah (ʤʕʬʏʧʔʰ) —artinya “warisan.” untuk 

penaklukkan Israel atas tanah mereka. Terminologi ini mengindikasikan bahwa tanah 

Israel adalah milik abadi dari Allah.  

Untuk alasan inilah, pembaca mula-mula telah banyak belajar dari apa yang 

Yosua telah lakukan dalam membagikan tanah-tanah pusaka suku mereka. Dalam periode 

hakim-hakim, ketidakharmonisan di antara suku-suku Israel dan masalah-masalah dari 

bangsa-bangsa lain menghambat keberhasilan Yosua. Selama zaman kerajaan, raja-raja 

Israel memperluas tanah-tanah Israel, namun mereka juga mengalami kemunduran dan 

kehilangan. Dan tentu saja, selama masa pembuangan Babel, hanya segelintir remnant 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-16- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

umat Allah yang tinggal di negeri itu. Dan mereka tetap di sana di bawah penjajahan 

bangsa-bangsa lain. Jadi, pembagian tanah-tanah pusaka suku Israel memberi masukan 

cemerlang kepada para pembaca mula-mula ketika mereka ingin hidup melayani Allah di 

zaman mereka.  

 

Warisan Masa Depan bagi raja Israel. Dalam bagian ketiga, penulis Kitab juga telah 

mengetahui bahwa tanah pusaka Israel di Kanaan merupakan satu langkah ke depan 

warisan yang akan datang bagi raja Israel. Pada suatu hari, raja Israel yang agung dan 

benar akan memiliki setiap tanah dan bangsa sebagaimana ia memenuhi panggilan 

manusia pada mulanya, untuk menguasai seluruh bumi. Seperti yang telah kami sebutkan, 

Kejadian 49:10 menyatakan bahwa suatu hari seorang putra mahkota Yehuda akan 

bertahta hingga ia menerima “ketaatan umat”. Sebagai tambahan, dalam Kejadian 17:4, 

Allah menjanjikan Abraham “Engkau akan menjadi bapa segala bangsa.”. Itu sebabnya 

dalam Mazmur 2:8, Allah berkata khususnya kepada keluarga Daud “Aku akan 

menjadikan bangsa-bangsa ini warisanmu, dan ujung-ujung bumi menjadi milikmu.”. 

Nabi-nabi Israel berulang kali mengumumkan bahwa negeri anak Daud akan meluas dari 

satu ujung ke ujung bumi. Dan Paulus meringkas cara pandang Perjanjian Lama ini 

dalam Roma 4:13 ketika ia menulis, “Janji kepada Abraham dan keturunannya adalah 

bahwa ia akan menjadi pewaris dunia.”. Implikasi bagi pembaca mula-mula penulis Kitab 

begitu jelas. Mereka harus menerapkan apa yang mereka baca dalam Kitab Yosua tentang 

bagaimana cara Allah menuntun umat-Nya di zaman mereka guna mencapai tujuan 

warisan yang mendunia ini. 

 

Kita membaca dalam Roma 4, rasul Paulus menafsirkan perjanjian 

warisan untuk Abraham dan keturunannya untuk mencakup seluruh 

dunia. Pada awalnya, itu bisa mengejutkan kita. Kita pikir, Tanah 

Perjanjian hanyalah barisan real estate di sepanjang tepi timur Laut 

Mediterania. Namun sesungguhnya, ini merupakan cara Paulus 

memahami kovenan Abraham untuk menjadi global, menjadi 

mendunia. Betapa seringnya ia bakal membicarakan tentang benih, 

anak-anak Abraham, bukan saja yang termasuk keturunan biologis, 

namun mereka yang sungguh mengikuti langkah Abraham, yaitu, 

langkah-langkah iman, yang meyakini janji-janji Allah. Pada 

kenyataannya, Paulus menekankan bahwa bukan hanya Yahudi 

tetapi juga non-Yahudi yang percaya pada Kristus adalah keturunan 

Abraham, para pewaris menurut janji Allah — di akhir pasal 3 Kitab 

Galatia. Jadi ketika Paulus berkata dalam Roma 4 bahwa janji-janji 

bahwa anak-anak Abraham, oleh iman, akan mewarisi seluruh dunia, 

sesungguhnya ia hanya memperluas pemahaman yang sama. 

 

— Dr. Dennis E. Johnson 

 

 

 

 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-17- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

Kesetiaan Kovenan 

 

Sama seperti pada divisi pertama dan kedua dari Kitab ini, penulis Yosua 

mengharapkan pembaca mula-mula memegang cara pandang teologis dari pandangan 

Pentateukh, ketika mereka menerapkan divisi ketiga — panggilan Israel untuk setia pada 

kovenan.  

 

Kesetiaan Manusia Primodial. Di tempat pertama, penulis Kitab memahami dari 

Pentateukh bahwa kesetiaan pada kovenan berakar dalam syarat kuno kesetiaan manusia 

kepada Allah. Sederhananya sebagai gambar Allah mengikat kita kepada Allah melaluli 

kovenan, dan jalinan ikatan ini menuntut pelayanan kesetiaan kepada-Nya. Kovenan 

Allah dengan semua kemanusiaan dalam Adam menuntut ketaatan sebagai yang 

diindikasikan dalam Kejadian 1-3 dan Hosea 6:7. Dan kovenan Allah dalam Nuh 

Kejadian 6:9, menyatakan bahwa semua insan manusia dituntut untuk melayani Allah 

dengan kovenan. Sebab adalah benar bahwa semua orang di segala zaman, pembaca 

mula-mula dapat belajar banyak dari panggilan Yosua untuk kesetiaan terhadap kovenan 

pada zaman-nya. Mereka, seperti semua insan manusia, wajib melayani Allah dengan 

setia.  

 

Kesetiaan Israel Khusus pada Kovenan. Di tempat kedua, pembaca mula-mula juga 

harus menyadari kesetiaan Israel khusus pada kovenan. Penulis Kitab dengan hati-hati 

mencatat bahwa, pada masa pertempuran, Yosua mengajak umat untuk tetap setia 

terhadap kovenan Allah. Dan umat telah bersumpah untuk itu.  

Pembaca mula-mula tentunya telah mengetahui kovenan Allah dengan Abraham 

dalam Kejadian 17. Di sini Allah menuntut diberlakukannya sunat sebagai sebuah 

komitmen untuk hidup tak bercela di hadapan-Nya. Dan kovenan Allah yang dibuat 

bersama Musa — dalam Keluaran 19-24 dan diperbaharui dalam Kitab Ulangan — 

diperjelas bahwa Israel haruslah menaati taurat Musa. Nah, dalam divisi ketiga Kitab ini, 

Yosua fokus pada rintangan-rintangan yang bakal dialami Israel, apabila mereka tidak 

memenuhi syarat-syarat tersebut — khususnya syarat menolak ilah-ilah palsu. Dan Yosua 

mengingatkan akan datangnya masalah, kekalahan, dan akan dibuang dari Tanah 

Perjanjian, apabila mereka tidak setia.  

Pada saat adanya Kitab ini bagi pembaca mula-mula, rintangan-rintangan itu 

sudah mulai terjadi. Pada masa hakim-hakim, Israel telah memasuki lingkaran masalah. 

Selama zaman monarkhi, semakin banyak tulah menimpa Israel karena rakyat dan raja 

mereka berulangkali melakukan penyembahan berhala. Dan selama dalam pembuangan 

Babel, ancaman kehilangan Tanah Perjanjian telah menjadi kenyataan yang mengerikan. 

Jadi, pembaca mula-mula harus mempertimbangkan peringatan Yosua kepada Israel, 

dalam terang penghakiman Tuhan yang mereka alami di zaman mereka.  

 

Kovenan Yang Akan Datang dengan raja Israel. Di tempat ketiga, apa yang terjadi 

pada zaman Yosua juga mengantisipasi apa yang Allah akan lakukan terhadap kovenan 

yang akan datang dengan raja Israel. Kita tahu bahwa Kejadian 49:10 mengindikasikan 

bahwa Allah telah mengurapi seorang raja Yehuda untuk bertahta. Dan Kejadian 17:6 

juga mengindikasikan bahwa Israel akan memiliki seorang raja. Sekalipun Israel tidak 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-18- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

memiliki raja resmi selama masa hakim-hakim, perikop-perikop seperti Hakim 21:25 dan 

di bagian akhir nyanyian Hana dalam 1 Samuel 2:10 mengindikasikan bahwa bahkan 

pada masa itu, kaum yang setia menantikan keselamatan melalui keluarga kerajaan Israel.  

Nah, jika Kitab Yosua ditulis pada masa keajaan Israel atau selama masa 

pembuangan Babel, pembaca mula-mula harus mengaitkan panggilan Yosua untuk setia 

pada kovenan dengan kovenan Allah dengan dinasti Daud. Dalam perikop-perikop 

seperti 2 Samuel 7 dan Mazmur 89 dan 132, kita melihat bagaimana kovenan Allah 

dengan Daud terfokus pada kebutuhan dan kesetiaan. Garis keturunan raja Daud haruslah 

setia kepada Allah karena mereka mewakili umat Israel di hadapan Allah.  

Selain itu, menurut nubuat Yesaya 53:11, pengampunan kekal akan tiba di masa 

yang akan datang karena adanya substitusi kematian “orang benar, hamba [Tuhan]”, raja 

Israel yang kesalehannya sempurna. Dan maharaja itu tidak lain adalah Yesus, Kristus 

yang membawa kovenan baru yang dinubuatkan dalam Yeremia 31. Kovenan ini akan 

datang secara penuh ketika Kristus datang kembali dan membuat segalanya menjadi baru. 

Sebagaimana pembaca mula-mula menerapkan panggilan Yosua untuk setia kepada 

kovenan pada zaman mereka, mereka juga harus melaksanakannya di tempat mereka 

berdiri, dalam terang perkembangan kovenan-kovenan yang Allah buat dengan umat-

Nya.  

 Jadi, sembari kita berusaha memahami makna asli Kitab Yosua, kita harus 

senantiasa ingat bahwa penulis Kitab ingin pembacanya belajar dari apa yang telah terjadi 

pada zaman Yosua. Namun, ia juga ingin mereka menerapkan catatan penaklukkannya, 

warisan suku, dan panggilan kesetiaan pada kovenan dengan cara-cara yang sesuai 

dengan zaman dan keadaan mereka sendiri.  

 

 

 

PENERAPAN KRISTEN 

 

Sejauh ini, dalam pengantar kita untuk Kitab Yosua, kita telah meninjau penulis 

dan waktu penulisan, seperti halnya dengan desain dan tujuan aslinya. Kini kita sedang 

akan memperkenalkan topik utama bagian ketiga pelajaran ini: penerapan Kristen. 

Bagaimana seharusnya Kitab Yosua memberi dampak dalam kehidupan kita ketika kita 

mengikuti Kristus?  

Dalam bahasa Ibrani, nama “Yesus” adalah “Yeshua”. Fakta sederhana ini 

mengingatkan kita bahwa, dari sudut pandang Kristen, Yesus menggenapi, atau 

menyelesaikan apa yang telah dimulai di zaman Yosua. Dan dalam banyak hal, 

menerapkan Kitab Yosua dalam kehidupan kita mengalir keluar dari penggenapan dalam 

Kristus. Semakin kita menangkap koneksi antara Kitab Yosua dan Yesus, semakin kita 

dapat mengerti dampak yang Kitab ini harus miliki untuk kita sebagai para pengikut 

Kristus. Seperti yang telah kita lihat, penulis Kitab ini menuliskan tentang penaklukkan, 

Warisan Suku-Suku, dan kesetiaan terhadap kovenan di bawah kepemimpinan Yosua 

untuk membimbing generasi Israel selanjutnya. Namun penulis ini juga memahami 

bahwa kadang-kadang dalam masa yang akan datang, seorang maharaja Israel akan 

datang, dan ia akan mencapai semua tujuan yang ditunjukkan dalam Kitab Yosua.  

 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-19- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

Ketika Yosua sedang memimpin peperangan yang gemilang, ia 

sedang memimpin bangsa itu untuk menaklukkan Tanah Perjanjian. 

Ia membela atas nama bangsa ketika mereka gagal dan berbuat dosa. 

Ia bersyafaat untuk bangsa itu lalu memimpin bangsa perjanjian ke 

Tanah Perjanjian. Semua ini melukiskan tentang Tuhan Yesus 

Kristus yang memimpin umat Allah ke warisan perjanjian mereka, 

seperti yang telah tertulis dalam Ibrani 4. Ia membela atas nama 

umat Allah, berdoa bagi umat, dan bersyafaat untuk bangsa, dan 

melakukan tugas imam besar untuk bangsa Perjanjian Baru, yang 

adalah gereja Tuhan Yesus Kristus. Semua ini merupakan lukisan 

yang dimaksudkan di masa Perjanjian Baru. 

 

— Rev. Henryk Turkanik  

 

Secara luas, sebagai Mesias Israel, Yesus menggenapi tujuan-tujuan ini dengan 

dua cara pokok. Pertama, ketika kita membandingkan Yesus dengan hal-hal baik yang 

diraih Israel di bawah pimpinan Yosua — penaklukkan Kanaan, warisan awal Tanah 

Perjanjian, dan kesetiaan pelayanan kovenan kepada Allah — kita dapat melihat 

bagaimana Yesus memperluas dan menggenapkan secara tuntas setiap tujuan. Dan kedua, 

ketika kita mengkontraskan pencapaian-pencapaian Yesus dengan kegagalan-kegagalan 

Israel — ketidakmampuan mereka membasmi seluruh penduduk Kanaan seperti yang 

diperintahkan.  

Untuk memahami bagaimana membuat penerapan Kristen dari Kitab Yosua untuk 

masa kini, kita perlu mengingat sesuatu: Allah menentukan bahwa penggenapan mesianik 

untuk tujuan tersebut akan terbuka pada waktunya.  

Berdasarkan nubuat Perjanjian Lama, banyak kaum Yahudi di Palestina abad 

pertama percaya bahwa Mesias akan memenangkan peperangan global, mewarisi dunia, 

dan menebarkan kesetiaan kovenan di mana-mana. Namun kaum Yahudi ini juga percaya 

bahwa Ia akan melaksanakannya dengan segera dan serempak. Kontrasnya, Yesus dan 

para penulis Perjanjian Baru menjelaskan waktunya, lagipula kerajaan Yesus akan 

dinyatakan secara bertahap dalam tiga fase yang saling terkait.  

 

 

INAGURASI 

 

Kita akan memperoleh orientasi menuju ke penerapan Kristen dari Kitab Yosua 

dengan melihat setiap fase kerajaan secara terpisah. Pertama, kita akan pertimbangkan 

bagaimana Kristus menggenapkan harapan yang tercantum dalam Kitab Yosua dengan 

memeriksa apa yang Yesus genapi dalam inagurasi kerajaan-Nya. Kedua, kita akan 

menyelidiki bagaimana Ia menggenapi Kitab Yosua selama berlanjutnya kerajaan itu. 

Dan ketiga, kita akan menggali apa yang Yesus raih di masa penyempurnaan kerajaan 

pada kedatangan-Nya yang mulia. Pertimbangkan terlebih dahulu inagurasi kerajaan 

Kristus.  

 

 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-20- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

Penaklukkan Gemilang 

 

Perjanjian Baru mengajar di banyak tempat bahwa inagurasi Yesus untuk kerajaan 

Allah adalah fase awal dari penaklukkan di dunia. Namun ketika kita membandingkan 

penaklukkan di Kitab Yosua dengan kedatangan Yesus yang pertama, kita melihat 

adanya perbedaan yang menyolok. Bukannya mengangkat pedang seperti yang dilakukan 

Yosua, Yesus mengikuti strategi dua lapis: Ia telak mengalahkan Setan dan roh-roh 

jahatnya. Dan Ia juga mewartakan injil, atau “kabar baik” kerajaan-Nya, kepada manusia 

dengan memperingatkan mereka tentang penghakiman yang akan datang, sekaligus 

menawarkan belas kasihan Allah.  

Dalam Yohanes 12:31-32, Yesus menggambarkan strategi dua lapis ketika Ia 

berkata: “Penguasa duia [akan] dienyahkan. Dan Aku … akan menarik seluruh umat bagi 

Diriku sendiri.” Itu sebabnya, dalam Kolose 2:15, rasul Paulus menggambarkan kematian 

Yesus seperti waktu ketika, “Ia melumpuhkan para pemimpin dan penguasa … dengan 

menang atas mereka.” Dan itulah mengapa Paulus juga berkata, dalam Efesus 4:8, bahwa 

“ketika [Kristus] naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan,” dari antara 

orang-orang yang telah melayani kerajaan Setan, “dan Ia memberikan [mereka semacam] 

karunia-karunia kepada manusia.”.  

 

 

Warisan Suku 

 

Perjanjian Baru juga menekankan dua sudut pandang tentang bagaimana inagurasi 

kerajaan Kristus menggenapkan harapan warisan seluruh dunia untuk umat Allah. Di satu 

sisi, Ibrani 1:2 menjelaskan bahwa “[Allah] telah berbicara kepada kita melalui Anak-

Nya, yang Ia angkat menjadi pewaris segala sesuatu.” Dalam Matius 28:18, Yesus 

memberitahu murid-murid-Nya bahwa Ia telah menerima warisan ini ketia Ia berkata, 

“semua otoritas di sorga dan di bumi telah diberikan kepada-Ku.” 

Di satu sisi, Perjanjian Baru juga menekankan bahwa Yesus membagi-bagikan sedikit 

wawasan tentang warisannya ke seluruh dunia, ketika Ia mencurahkan Roh Kudus ke atas 

gereja-Nya. Seperti nubuatan di Yesaya 44:3-4 yang menunjukkan, pencurahan Roh 

Kudus  

 

 

Kesetiaan Kovenan 

 

Tambah lagi, Perjanjian Baru mengumumkan bahwa inagurasi kerajaan Kristus 

telah menekankan kesetiaan kovenan ketika Ia menghantarkan zaman kovenan baru. 

Menyinggung nubuatan kovenan baru dalam Yeremia 31, Yesus memberitahu murid-

murid-Nya dalam Lukas 22:20, “cawan ini … adalah kovenan baru dalam darah-Ku.” 

Dan para penulis Perjanjian Baru memperjelas bahwa Yesus menanggung penghakiman 

yang kekal dari Allah di atas salib sebagai penebusan terakhir bagi orang-orang yang 

percaya. 

Namun kita harus ingat bahwa Yesus tidak membawa kepenuhan kovenan baru ke 

muka bumi pada kedatangan-Nya yang pertama. Jadi, Ia dan rasul-rasul beserta para 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-21- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

nabi-Nya masih memerintahkan bahkan kepada kaum beriman yang sejati, untuk setia 

kepada Allah karena kita belum sepenuhnya disucikan. Dan lebih dari itu, ada “saudara-

saudara palsu” di antara kita, seperti yang Paulus sebut tentang mereka dalam 2 Korintus 

11:26 dan Galatia 2:4. Panggilan untuk setia pada kovenan masih terus berlangsung 

karena kita menantikan kovenan baru itu selesai digenapi. 

 

 

KELANGSUNGAN 

 

Dalam banyak cara, penerapan Kristen atas Kitab Yosua tentang inagurasi paralel dengan 

apa yang diajarkan Perjanjian Baru tentang kelangsungan kerajaan Kristus. 

 

 

Penaklukkan Gemilang 

 

Perjanjian Baru menggambarkan kelangsungan kerajaan Yesus sebagai suatu 

masa dimana kemenangan-Nya meluas secara global melalui Roh-Nya yang bekerja 

dalam gereja. Seperti yang Paulus katakan dalam 1 Korintus 15:25, “[Kristus] harus 

bertahta di sorga sampai Ia menaklukkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.”. 

Namun dalam misi kita sebagai gereja, kita tidak mengangkat senjata lagi seperti yang 

dilakukan oleh Yesus dan rasul-rasul berserta para nabi-Nya. Melainkan, kita 

melanjutkan dengan strategi dua lapis yang Yesus tegakkan pada kedatangan-Nya yang 

pertama.  

Di satu sisi, kita terus meneruskan kekalahan Setan dan roh-roh jahat ke semakin 

banyak bagian dunia ini. Seperti Efesus 6:12 memberitahu kita, “Kita tidak berjuang 

melawan daging dan darah, tetapi melawan … penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, 

melawan roh-roh jahat di angkasa.” Dan disisi lain kita mewakili Kristus pada zaman ini 

dengan memberitakan kabar baik yang memperingatkan manusia akan datangnya 

penghakiman Allah dan kita menawarkan kemurahan pengampunan dan kehidupan kekal. 

Dalam ayat 2 Korintus 5:20, “Kita adalah duta Kristus … kami memohon demi nama 

Kristus, berdamailah dengan Allah.”  

  

 

Warisan Suku-Suku 

 

Kita juga melihat bahwa keikutsertaan kita pada warisan seluruh dunia untuk 

umat Allah diteruskan di sepanjang kelangsungan kerajaan-Nya dalam sejarah gereja. 

Fakta bahwa Yesus adalah pewaris segala sesuatu yang Allah tetapkan telah menjadi 

semakin nyata sebagai umat di mana saja yang mengakui Dia sebagai Tuhan. Dan Kristus 

terus membagikan jaminan awal (down payment) Roh Kudus kepada semakin banyak 

orang di seluruh dunia. Sebagaimana perikop-perikop seperti Galatia 3:29 memberitahu 

kita, “Jika kamu milik Kristus, maka kamu adalah … pewaris menurut perjanjian.”. 

Menurut Roma 8:16-17, “Kami adalah … pewaris — pewaris Allah dan pewaris bersama 

Kristus.”  

 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-22- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

 

Kesetiaan Kovenan 

 

Dengan banyak cara, kita juga dapat melihat bagaimana Yosua tetap menekankan 

kesetiaan kovenan untuk kelangsungan kerajaan Kristus. Sebagaimana gereja tersebar ke 

seluruh dunia, penebusan sepenuhnya melalui darah kovenan yang baru tetap menutup 

dosa semua orang yang mempunyai iman keselamatan. Mereka yang di dalam Kristus 

akan bebas total dari penhukuman kekal. Namun, tetaplah penting bagi gereja di 

sepanjang zaman untuk dipanggil setia terhadap kovenan.  

Di satu sisi, kaum beriman masih butuh bertumbuh dalam bakti mereka kepada 

Allah. Mereka perlu memperhatikan peringatan perikop-perikop seperti Ibrani 12:14 yang 

dikatakan, “Berusahalah hidup damai … dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan 

tak seorang pun melihat Tuhan.” Dan di sisi lain, saudara-saudara palsu di antara kita 

perlu diperingatkan agar mereka bertobat dan diselamatkan. Sebagaimana Ibrani 10:26-

27 mencatat, “Jika kita sengaja terus berbuat dosa … tidak ada lagi kurban untuk 

menghapus dosa itu, tetapi yang ada adalah penghakiman yang dahsyat, dan nyala api 

yang akan menghanguskan musuh-musuh [Allah].” 

 

Tema kesetiaan dan pembaharuan kovenan adalah salah satu topik 

penting dalam Kitab Yosua. sesudah  hampir setiap pertempuran yang 

dipimpin Yosua dalam Kitab Yosua, kita melihat bahwa ada suatu 

upacara pembaharuan kovenan dan kesetiaan kepada Tuhan dalam 

konteks kovenan… Tema ini sangatlah penting bagi kita sebagai 

orang-orang Kristen, karena kita juga adalah di dalam sebuah 

kovenan dengan Tuhan — kovenan baru dari Kristus untuk kita 

melalui darah-Nya. Tema kesetiaan kovenan terkait dengan sesuatu 

yang Tuhan kerjakan — kebajikan Tuhan dan anugerah Tuhan. Jadi, 

seperti Tuhan menunjukkan kebaikan pada Israel dan memenuhi 

janji-janji-Nya pada mereka, adalah penting bagi Yosua untuk 

mengingatkan umat akan pentingnya kesetiaan dan kesetiaan kepada 

Tuhan di dalam kovenan. Hal yang persis sama diterapkan untuk kita 

juga. Tuhan menunjukkan kepada kita kebaikan dalam Kristus, dan 

kita menerima keselamatan melalui karya anugerah-Nya. Hasilnya, 

kita harus setia kepada Tuhan, dan ini harus dinyatakan dalam 

ketaatan kita, yaitu, menuruti perintah-perintah dan titah-titah 

Tuhan. Ketika kita mewujudkan hidup dalam ketaatan, kesetiaan, 

dan loyalitas, kita mengucap syukur untuk apa yang telah Tuhan 

lakukan bagi kita dari semula. Tuhanlah yang mengambil inisiatif 

dalam kovenan dengan memberikan berkat-berkat dan segala 

kebajikan kepada kita, dan kita meresponi berkat-berkat dan segala 

kebaikan-Nya ini melalui ketaatan dan kesetiaan dalam konteks 

kovenan.  

 

— Rev. Sherif Gendy 

 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-23- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

PENYEMPURNAAN 

 

sesudah  melihat bagaimana penerapan Kristen dari Kitab Yosua muncul dalam 

inagurasi dan kelangsungan kerajaan Kristus yang sedang berlangsung, kita harus beralih 

secara singkat ke penyempurnaan kerajaan. Bagaimanakah seharusnya kita menerapkan 

pengharapan kita dalam Kristus untuk masa yang akan datang dan penggenapan terakhir 

dalam terang Kitab Yosua? 

 

 

Penaklukkan Gemilang 

 

Tak perlu ditanya, Perjanjian Baru mengindikasikan bahwa penyempurnaan 

kerajaan Kristus akan menjadi grand final penaklukkan pemenang di seluruh dunia. Ia 

akan menyelesaikan kekalahan Setan darn roh-roh jahat. Dan ketika Yesus kembali 

dalam kemuliaan, di saat itulah kemurahan Allah terhadap kaum tak beriman berakhir. 

Pada saat itu, penghakiman Allah terhadap Kanaan di zaman Yosua akan nampak sepele 

dibandingkan dengan penghakiman yang akan Yesus bawa melawan setiap insan musuh 

Allah. Seperti yang kita baca dalam Wahyu 19:14-15, tentara sorgawi … [akan 

mengikuti] Dia … Dari mulut-Nya [akan muncul] sebilah pedang tajam untuk menyerang 

bangsa-bangsa.”  

 

 

Warisan Suku-Suku 

 

Tentu saja, ketika Kristus kembali pada penyempurnaan kerajaan-Nya, warisan-

Nya di seluruh dunia — hak-Nya sebagai pewaris segala sesuatu — akan sepenuhnya 

terwujud. Seperti yang kita baca dalam Wahyu 11:15, “Kerajaan dunia [akan] menjadi 

kerajaan Tuhan kita dan Kristus-Nya.” Dan kerajaan di seluruh dunia akan di bagi-

bagikan kepada semua yang mengikut Kristus. Menurut Matius 25:34, pada hari 

penghakiman terakhir, “Sang Raja akan berkata kepada mereka [yang percaya dalam 

Kristus], ‘Datang … warisi kerajaan yang dipersiapkan bagimu dari sejak peletakkan 

fondasi dunia.’”  

 

 

Kesetiaan Kovenan 

 

Dan hanya dalam penyempurnaan kerajaan Kristus, peringatan memanggil umat 

Allah akan kesetiaan kovenan akan berakhir. Ketika Kristus kembali, mereka yang belum 

datang kepada-Nya dalam iman keselamatan, akan berada di bawah penghakiman kekal 

Allah. Dan semua orang yang sejatinya beriman akan memasuki ciptaan baru dimana 

berkat-berkat kovenan baru akan diterima mereka sepenuhnya. Seperti Wahyu 22:3 

memberitahu kita, pada waktu itu. “Tidak akan lagi ada laknat, namun tahta Allah dan 

Anak Domba itu akan berada di dalam [kota], dan hamba-hamba-Nya akan menyembah 

Dia.”  

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-24- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org. 

 

 

Akibatnya, Perjanjian Baru memanggil kita untuk mengingat bagaimana Kristus 

memenuhi tema Yosua dalam inagurasi, kelangsungan dan penyempurnaan kerajaan-

Nya. Ketika kita melakukannya, penaklukkan Israel, warisan dan kesetiaan kovenan di 

zaman Yosua, memperkaya kesadaran kita akan keajaiban yang Kristus tegakkan pada 

kedatangan-Nya yang pertama. Mereka mengajar kita bagaimana kita hrus hidup dalam 

pelayanan terhadap Allah setiap hari dalam kehidupan kita. Dan mereka mengarahkan 

kita menuju grand final sejarah ketika pertempuran dituntaskan, warisan ciptaan baru 

akan menjadi milik kita, dan kita akan dibenarkan sebagai umat kovenan yang setia 

dalam Kristus.  

 

 

 

KESIMPULAN 

 

Dalam “Pengantar Kitab Yosua”, kita menyampaikan tiga isu penting. Pertama, 

kita menelaah penulis dan waktu penulisan kitab ini, termasuk cara pandang tradisional, 

kritis, dan injili untuk masalah-masalah ini. Kedua, kita memeriksa desain dan tujuan 

Kitab Yosua dengan mempertimbangkan isi dan struktur Kitab, seperti makna aslinya. 

Dan ketiga, kita menelaah beberapa penerapan Kristen yang dapat ditarik dari Kitab 

denga melihat bagaimana Kristus, dalam inagurasi, kelangsungan, dan penyempurnaan 

kerajaan Allah yang mulia, memenuhi harapan-harapan yang ditetapkan dalam Kitab 

Yosua.  

Kitab Yosua mengingatkan bani Israel kuno tentang apa yang telah Allah raih 

bagi mereka melalui kehidupan Yosua ketika mereka menghadapi tantangan-tantangan 

dalam zaman mereka. Dan dalam banyak hal, kita menghadapi tantangan-tantangan 

serupa dalam kehidupan kita hari ini. Namun seperti yang kita akan lihat dalam seri ini, 

Kitab Yosua menawarkan Israel kesempatan untuk memperbaharui semangat mereka 

untuk apa yang Allah sedang lakukan dalam zaman mereka. Dan ini menawarkan 

kesempatan bagi anda dan saya untuk pembaharuan juga. Sewaktu kita belajar banyak hal 

tentang Kitab ini, kita bukan hanya bertumbuh dalam kesadaran kita tentang apa yang 

Allah telah lakukan melalui Yosua dalam Perjanjian Lama, namun kita juga bertumbuh 

dalam kesadaran kita tentang semua yang telah Allah raih melalui Yosua yang lebih 

besar, Yesus Juruselamat kita. 

 

Kitab Yosua       Pelajaran Satu: Pengantar Yosua 

-25- 

Untuk video, pedoman studi dan bacaan lainnya, silakan kunjungi Third Millennium Ministries di thirdmill.org.