alam kubur 2

Rabu, 28 Februari 2024

alam kubur 2





 e-Islaman Nabi Nuh AS tidak turun-temurun kapada 

anaknya. Begitu juga Azar Bapaknya Nabi Ibrohim AS, Azar 

agamnya Hindu karena dia suka membuat patung-patung dan 

menyembahnya, tetapi Nabi Ibrohim AS setelah belajar 

mendalami Agama Islam, Nabi Ibrohim tidak mengikuti agama 

Bapanya.  

Dengan demikian, bahwa menjalankan Agama Islam 

bukan karena faktor turunan, tetapi semata-mata faktor petunjuk 

(hidayah) yang diturunkan Allah melalui proses pembelajaran.  

.  Islam Hidayah 

Dilihat dari dimensi lain bahwa, melaksanakan agama 

Islam bukan karena budaya tetapi ada dorongan hati untuk 

bersedia melaksanakan Islam semata-mata hidayah atau petunjuk 

yang datang dari ayat-ayat qur’an. Mereka mendalami ayat quran 

secara terus-menerus sehingga hatinya terbuka untuk rela 

berkorban dan pikirannya selalu ingat pada hari qiamat. Tetapi 

tidak setiap orang mempelajari ilmu Agama Islam kemudian 

mereka siap untuk menjalankannya, buktinya banyak yang ilmu 

agamanya tinggi, tetapi mereka tidak mau untuk melaksanakan 

agama Islam secara utuh dan menyeluruh. Ilmu itu tidak masuk 

ke dalam hatinya tetapi hanya bermuara pada otak. Kesadaran 

melakukan Agama Islam secara utuh dan menyeluruh yaitu  

semata-mata kasih sayang Allah disebut hidayah.  


-- : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi 

petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi 

petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih 

mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. QS. Al-

Qasas:56 

Hidayah yaitu  milik Allah, tetapi hidayah awalnya dapat 

diproses oleh manusia melalui proses belajar-mengajar. Setelah 

ilmu ada dalam otak manusia, maka ilmu itu secra bertahap 

masukan ke dalam hati, maka hati akan mulai terbuka dan ada 

kesiapan untuk menjalankan agama. --  hidayah bisa terbukti 

bila  ilmu dijalankan secara terus-menerus.   

  Penyakit Hati Manusia 

Hati yaitu  pusat segalanya, ekpresi atau tingkah laku 

manusia disutradarai oleh hati, jika perilaku hati manusia jelek 

berarti hatinya yang jelek, atau sebaliknya. Oleh karenanya, tugas 

sesungguhnya yaitu  mensucikan hati dari segala penyakit hati, 

sebab yang akan kembali ke hadapan Allah yaitu  hati. 

Sebagaimana dijelaskan Allah:  

-- : “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan 

hati yang bersih”. QS As-Syu’aro:89 

Berikut ini nama-nama penyakit dalam hati manusia: 

1. Gilun (dendam) 

Dendam yaitu  penyakit yang ada dalam hati manusia. 

Penyakit ini yaitu  setiap manusia tentu memilikinya. Namun, 

saat  manusia mampu menghilangkannya tentunya penyakit ini 

akan hilang sendirinya. Biasanya dendam (Gillun) awalnya 

perselihan sampai terjadi perkelahian atau saling mencaci-maki, 

kemudian dirinya merasa tersinggung atau tersakiti, maka muncul 

dalam hati rasa sakit hati kemudian ada perasaan dalam hati 

untuk membalas dendam kepada lawan tadi, maka dendam 

(Gillun) yaitu  penyakit hati. Tugas orang beriman kepada Allah 

yaitu  berupaya menghilangkan penyakit tadi dengan cara kita 

berdo’a kepada Allah agar Allah menghilangkan penyakit tadi. 

Caranya kita berdoa kepada Allah “Ya Allah aku sakit hati 

dengan si A, oleh karenanya ya Allah ampuni si A, berilah aku 

rasa sayang pada si A, dan hilangkan rasa dendam pada si A”. 

Sebagaimana dijelaskan Allah:  


-- : “dan orang-orang yang datang sesudah mereka 

(Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri 

ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman 

lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan 

kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang 

beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun 

lagi Maha Penyayang". Q.S Alhasyr:10 

 

2. Suudzon (buruk sangka) 

Buruk sangka (Suudzon) berawal dari adanya informasi 

yang tidak jelas misalnya ada seseorang membawa sebuah berita 

tentang sesuatu. Kata si A kepada si C “kamu jangan dekat 

dengan si B karena si B itu yaitu  orang jahat, pembawa ajaran 

sesat dan tukang tipu”. Biasanya saat  orang mendengar 

perkataan seperti itu akan timbul prasangka lain, namun bagi 

orang yang mengetahui al-Qur’an ia tidak akan terpancing atau 

terjebak dengan perkataan si A yang membawa berita itu. Orang 

yang baik hati saat  mendengar berita jelek tadi tentu ia akan 

menyelidiki berita tadi, karena ia tahu tentang firman Allah: 


-- : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu 

orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan 

teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu 

kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu 

menyesal atas perbuatanmu itu”. QS Al-Hujurat:6 

Oleh karena itu, saat  kita mendengar informasi dari 

orang lain baik informasi itu baik maupun informasi itu jelek, 

maka tugas kita harus selektif atau menyelidiki informasi tadi, 

kadangkala informasi jelek menjadi baik atau sebaliknya. Jangan 

sampai terjadi ada prasangka jelek kepada orang lain bila  

belum jelas kelihatan oleh mata sendiri, karena prasangka jelek 

yaitu  dosa dan merupakan penyakit hati. Sebagaimana 

dijelaskan Allah: 

  

-- : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan 

purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka 

itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan 

janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang 

diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang 

sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan 

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima 

taubat lagi Maha Penyayang”. Alhujurot:12 

Hdits Nabi: 

-- : Dari Abi Huraerota RA “sesungguhnya Nabi Muhamad 

SAW bersabda: “kalian harus takut dengan buruk sangka, 

sesungguhnya buruk sangka yaitu  paling bohongnya 

pembicaraan”. HR Mutafun Alih (Riadussolihin:602) 

Sangat jelas bahwa prasngka-prangsaka yang jelek yaitu  

perbuatan dusta yang nyata. Oleh karena itu, saat  ada suatu 

informasi yang belum jelas duduk masalahnya jangan dulu 

percaya, tetapi harus diselidiki kebenarannya. Karena hal itu akan 

menyebabkan dosa.   

3. Hasud (iri) 

Benci atau iri yang dimaksud di sini yaitu  iri terhadap 

nasib orang lain misalnya orang lain memiliki suatu nikmat harta, 

naik jabatan, naik gelar, dan memiliki banyak nikmat, dirinya 

merasa sakit karena tidak seperti orang yang memiliki nikmat 

tadi, hal ini disebut hasud atau iri. Umumnya memang demikian 

bahwa setiap ada orang lain ada kemajuan, tentunya hati kita ada 

suatu penyakit itu karena hal ini dijelaskan oleh Nabi Muhamad 

SAW: 


-- : “Setiap orange memiliki nikmat tentu ada orang 

hasud (iri)”. 

Oleh karena itu, saat  hati kita ada penyakit seperti itu 

maka kita harus ingat bahwa hal itu yaitu  penyakit hati dan akan 

menghancurkan amal baik kita. Sebagaimana dijelaskan Allah: 

 

-- : “Ataukah mereka dengki (hasud) kepada manusia 

(Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan 

kepadanya? Sesungguhnya Kami telah Memberi  kitab dan 

Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah Memberi  

kepadanya kerajaan yang besar”. An nisa:54 

Begitu juga hadits nabi: 

  

-- : Dari Abi Huroerota RA “sesungguhnya nabi bersabda: 

“kalian harus merasa takut pada hasud, karena sesungguhnya 

hasud akan menghancurkan amal baik seperti apai memakan 

kayu bakar”. HR Abu Daud (Riadussolihin:600) 

4. Takabur (sombong) 

saat  manusia tidak mengetahui bahwa sombong 

(takabur) yaitu  penyakit hati, maka dirinya akan terjebak 

dengan hal itu. Orang sombong (besar kepala) yaitu  lupa 

ingatan kepada Allah, dirinya merasa besar, merasa paling tinggi, 

paling bisa, paling pintar dan paling segalanya, padahal 

kemampuan yang ia miliki semuanya milik Allah. Hal ini pernah 

terjadi pada saat Allah memerintah sujud kepada Iblis dan Iblis 

menolak-Nya, sebagaimana dijelaskan Allah: 

 

-- : “dan (ingatlah) saat  Kami berfirman kepada Para 

Malaikat: "Sujudlah(hormatlah) kamu kepada Adam," Maka 

sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan yaitu  

ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. QS Albaqarah:34 

Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, 

bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud 

memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah. 

Dengan demikian, takabur atau merasa dirinya lebih besar 

dan lebih segalanya merupakan penyakit hati dan hal ini 

perbuatan merupakan perbuatan dosa. Sebagaimana dijelaskan 

Allah:   

 

-- : “Dan Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al kitab 

(Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-

turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan 

bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan 

Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus[69]. Apakah Setiap 

datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) 

yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; 

Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan 

beberapa orang (yang lain) kamu bunuh”. QS Albaqarah:87 

 Begitu juga firman Allah SWT: 

-- : (Bukan demikian) Sebenarya telah datang keterangan-

keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu 

menyombongkan diri dan yaitu  kamu Termasuk orang-orang 

yang kafir".QS Az zumar:59 

 Dari dua ayat itu  menunjukan bahwa setiap ajaran 

Agama Islam (ayat-ayat Allah SWT) ditawarkan kepada seluruh 

umat manusia, orang-orang yang memiliki penyakit hati 

khususnya sombong (takabur), dia selalu menolaknya dengan 

berbagai macam cara. Cara penolakan ini banyak sekali 

modelnya seperti tidak mau untuk menjalankan syariat 

sebahagian, sedangkan sebagian lagi dijalankan, atau sama sekali 

menolak secara totalitas.  

 Sifat yang dapat membuat ia takabur (sombong) bisa saja 

ia so tahu terhadap ayat itu , padahal dia belum 

mempraktikannya atau sudah tersimpan dalam hatinya merasa 

pintar, atau juga sudah termakan isu dalri informasi yang tidak 

jelas. Sifat ini sangat banyak di kalangan umat islam yang tidak 

mau menjalankan ayat-ayat Allah SWT dengan pertimbangan dia 

sebagai tokoh warga , tokoh agama dan bahkan tokoh 

penguasa.  

 Orang-orang yang sombong (takabur) pada ayat-ayat 

Allah SWT, maka ia bila  tidak taubat akan berakibat sensara 

di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT: 

 

-- : dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang 

yang berbuat Dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam.

Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-

orang yang menyombongkan diri? QS. Az zumar:60 

 Orang yang sombong pada ayat-ayat Allah SWT di dunia 

dengan cara dia mentertawakan ayat-ayat Allah SWT, sehingga 

dia merasa bahagia, bersuka cita, menyiksa orang-orang yang 

sedang melaksanakan ayat-ayat Allah SWT, maka di akhirat 

kelak akan hitam wajahnya dan disiksa di Neraka jahanam.  

Hadits Nabi: 


-- : Dari Abdulloh bin Mas’ud RA dari Nabi Muhamad SAW 

beliau berkata: “tidak akan masuk surge orang yang ada 

kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya”, seorang laki-

laki bertanya: sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus, 

sandalnya bagus (Apakah itu kesombongan?), beliau menjawab: 

“seungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan 

kesombingan yaitu  menolak kebenaran dan merendahkan 

manusia”. HR Muslim (Riadussolihin:300) 

Dari hadits itu  dapat kita fahami bersama bahwa 

sombong itu yaitu  perbuatan yang melupakan kepada Allah dan 

menganggap dirinya paling besar, paling hebat dan serba paling. 

Sehingga saat  manusia hatinya sombong, maka dirinya 

melupakan Allah, karena kalu mereka ingat pada kesempurnaan 

Allah dipastikan orang itu tidak akan sombong. Ternyata perilaku 

sombong itu banyak termasuk saat  seseorang memiliki sesuatu 

misalnya saja baju baru, kemudian hatinya menganggap paling 

baik disbanding yang lain, kemudian pula lupa terhadap yang 

member keindahan (Allah SWT), maka itu perbuatan sombong.  

5. Ujub (angkuh) 

bila  diri merasa ahli ibadah, ahli taqwa dan ahli amal 

soleh serta menganggap kepada orang lain lemah atau merasa 

angkuh ini disebut ujub. Ujub ini yaitu  penyakit hati yang 

datang pada hati sendiri karena meremehkan orang lain. saat n 

orang lain    

 

-- : “Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang 

pemberi peringatan (Rasul) dari kalangan mereka; dan orang-

orang kafir berkata: "Ini yaitu  seorang ahli sihir yang banyak 

berdusta".  QS Shad:4 

6. Ria (mengerjakan ingin pujian)  

Ria yaitu  penyakit hati yang prosesnya yaitu  

mengerjakan perbuatan baik, tetapi dalam hatinya memiliki 

tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang lain tidak memiliki 

keinginan untuk mendapatkan ridlo Allah. Seluruh amal baiknya 

di hadapan Allah tidak akan mendapatkan pahala --  amal 

baiknya hancur serta ria ini termasuk sirik kecil. Seluruh 

perbuatan yang baik tetapi tidak ingat kepada Allah, maka hal ini 

disebut perbuatan ria. Sebagaimana dijelaskan Allah:  

-- : “Orang-orang yang berbuat riya”. Q.S Al maun:6 

bila  hati manusia masih memiliki  penyakit tadi, 

maka iman tidak akan betah duduk dalam hati, begitu juga 

menjalankan Agma Islam tidak akan benar bahkan menjalankan 

Islamnya dipilihan sesuai dengan keinginan hawa nafsunya. 

--  yang ringan-ringan dijalankan yang berat-berat 

ditinggalkan. Kendatipun Agama Islam dijalankan, maka seluruh 

amal baik akan ditolak oleh Allah SWT.  

Tugas manusia di dunia yaitu  berupaya membersihkan 

hati dari penyakit tadi, sehingga saat  kembali kepada Allah 

memiliki hati yang suci dan bersih. Yang enam penyakit hati 

yaitu  alat syetan untuk meracuni seluruh amal soleh manusia, 

bila  manusi berbuat amal soleh tetapi masih dicampuri dengan 

penyakit tadi, maka seluruh amalnya hancur ibarat debu yang 

tertiup angin.   

Setelah hati manusia bersih dari penyaki tadi, maka hati 

manusia akan tulus dan akan menerima segala bentuk perintah 

Allah dengan penuh rasa tanggung jawab. Efek dari pekerjaan itu, 

maka ke-Islaman manusia itu akan berkembang secara terus 

menerus bahkan akan berdiri secara utuh dan menyeluruh.  

saat  melihat peristiwa Nabi Muhamad SAW sebelum 

beliau menjalankan tugas isro-mi’raj, maka ia dibersihkan dulu 

seluruk kotoran yang ada dalam hatinya oleh kedua malaikat 

(Jibril dan Mikail). 

Menurut Addardir:3-5 (qisotul mi’raj): 

“Nabi dibelah dadanya oleh kedua malaikat (Jibril dan 

Mikail) dimulai tenggorokan hingga di bawah perutnya, 

kemudian hatinya dibersihkan dari kotoran (penyakit hati) 

dengan tiga kali pembersihan. Setelah bersih hatinya, 

maka hati nabi dipenuhi dengan hilim, ilmu, iman dan 

Islam kemudian ia dicap dengan cap kenabian”.     

Efek kebersihan hati nabi, maka nabi dalam menjalankan 

tugasnya ia selalu komitmen dan konsisten. Sehingga Islam 

selangkah lebih maju dan pengikutnya semakin banyak hingga 

futuh Mekah. 

4.4  Obat Penyakit Hati 

a. Memperbanyak baca quran dan maknanya 

b. Berdoa minta dibersihkan hati dari penyakit hati 

c. Mendoakan dengan baik bagi orang yang telah 

mendolimi kita  

d. Memperbanyak amal soleh/sodaqoh  

4.5  Penyakit Dlohir 

a. Namimah (adu domba) 

-- : tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan 

ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. Qaf:18 

 Dapat kita fahami bahwa ayat menjelaskan tentang 

pemantauan terhadap manusia dalam segala bentuk ucapan dan 

tindakan. Bagi umat Islam seyogiannya memiliki keyakinan 

bahwa segala ucapan dan tindakan (baik-buruk) ada dua malaikat 

yang menjadi saksi. Malaikat Rokib memantau dan menuliskan 

perbuatan baik, Malaikat Atid memantau dan mencatat segala 

perbuatan manusia yang jelek. Berkaitan dengan ayat ini 

dihubungkan dengan adu domba (namimah) yaitu  setiap 

kegiatan manusia bersifat adu domba pasti akan dicatat oleh 

malaikat Atid sebagai perbuatan jelek.  

 Begitu juga Hadits Nabi:  


-- : Orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk 

Surga. HR Mutafak Aleh 

 berdasar  hadits ini bahwa perbuatan adu domba atau 

mempropokasi, membuat ujran untuk kebencian orang lain, maka 

orang itu  seluruh amal baiknya hancur dan ia tidak akan 

masuk Surga Allah SWT.  

b. Dusta/ menyebarkan isu bohong/hoax 

   

-- : Hai orang-orang yang beriman, jika 80ating kepadamu 

orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan 

teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu 

kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu 

menyesal atas perbuatanmu itu. QS Alhujurot:6 


-- : Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita 

bohong itu yaitu  dari golongan kamu juga. Janganlah kamu 

kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia yaitu  

baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat 

Balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara 

mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam 

penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. An nur:11 

 

Perbuatan bohong yaitu  perbuatan yang membedakan 

antara isi hati, perkataan dan perbuatan. Perbuatan bohong juga 

dapat merugikan diri sendiri, --  bahwa dia tidak berfikir 

masa mendatang bahwa apa yang didustakannya bakalan ketemu 

oleh semua pihak.  

c. Tajasus (mengorek kesalahan orang) dan Gibah 

(menggunjing kejelekan org lain  

  

-- ; Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan 

purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka 

itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan 

janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang 

diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang 

sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan 

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima 

taubat lagi Maha Penyayang. QS Alhujurat:12 

 

 Dalam ayat ini ada tiga perilaku yang dilarang oleh Allah 

SWT, dan bila  dilakukan oleh setiap muslim sudah barang 

tentu menjadi perbuatan dosa. 

Pertama, buruk sangka (suudzon) yaitu bila  mendengar suatu 

berita jelek dari si pembawa berita jelek itu, maka si pendengar 

kemudian menyimpulkannya dengan jelek juga. Padahal bila  

kita mendengar berita jelek dari orang lain, maka hendaklah 

bersabar serta melakukan penyelidikan terhadap berita itu. Kedea, 

mengorek-ngorek kesalahan orang lain --  saat  ada 

kesalahan orang lain atau dimungkinkan orang lain berbuat salah, 

maka dirinya selalu mencaricari kesalahan kemudian 

menyebarkannya. Ketiga, menceritakan kejelekan orang muslim 

(tajasus) kepada orang lain dengan tujuan untuk mencari 

kepuasan atu menjatuhkan orang lain.   

d. Saksi Palsu 

 

-- : dan orang-orang yang tidak Memberi  persaksian 

palsu, dan bila  mereka bertemu dengan (orang-orang) yang 

mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka 

lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. QS Alfurqon:72 

 

 Ayat ini merupakan tanda-tanda hamba Alla SWT yang 

diridloi-Nya yaitu  orang tidak Memberi  kesaksian palsu baik 

dipersidangan maupun diluar persidangan. bila  melakukan 

kesaksian palsu dalam membantu kejahatan orang lain, maka 

orang itu  termasuk dosa.  

e. Munafik 

   

-- : “dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang 

beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila 

mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka 

mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, 

Kami hanyalah berolok-olok." Al baqarah:14 

 Orang munafik yaitu  orang yang menurut al-Quran 

termasuk kufur nifak, --  orang itu  sudah keluar dari 

Islam. Kenapa dikatakan demikian, karena orang munafik 

termasuk kategori kufur nifak. Orang munafik sesungguhnya 

hatinya memiliki penyakit iri dengki dan hasud dan 

perbuatannnya juga akan menghancurkan ke dua orang di sisinya. 

bila  dia tidak bertaubat, maka ia akan mendapatkan siksa di 

neraka kelak.  

 

-- : Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) 

pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-

kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. QS 

An nisa:145 

 

-- : Tanda-tanda munafik ada tiga, dimana berbicara suka 

dusta, dimana janji suka inkar, dan bila  diamanati suka 

dikhianati”. HR Bukhori Muslim 

 

 Agar kita tidak termasuk orang munafik, hendaklah 

memperhatikan hadits itu  sebagai pengingat dalam 

berperilaku. Karena kita melakukan yang tiga ini kita sudah 

termasuk orang munafik.  

 

f. Mencaci maki muslim 

-- : Mencaci maki muslim yaitu  fasik dan membunuhnya 

yaitu  kafir”. HR Mutafak alih 


 bila  kita bertengkar dengan muslim sendiri jangan 

sampai berlebihan, kita dapat menyelesaikannya dengan cara 

saling memaklumi satu sama lainnya. Hindarilah perbuatan 

perpecahan, karena perpecahan akan merugikan semua pihak. 

Apalagi sampai menaruh dendam (penyakit hati) serta sampai 

saling membunuh sesame muslim, maka kita sudah termasuk 

dosa besar.  

g. Melaporkan/mengadukan kejelekan seseorang kepada 

penguasa 

 

-- : dari Abu Mas’ud ia berkata: “nabi bersabda”: “tidak 

boleh seseorang dari sahabatku mengadukan kawannya 

kepadaku, sebab bagiku lebih senang keluar kepadamu dengan 

dada terbuka (atas kesadarannya)”. HR Abu Daud dan Tirmidzi  

 

 bila  kita melihat kejelekan sesame muslim hendaklah 

melakukan tausiah dengan cara yang baik atau melihat kejelekan 

orang lain jangan sampai melaporkan kepada pemimpin, tetapi 

kita wajib mengarahkan dia agar dia sendiri yang dating kepada 

pemimpin untuk bertaubat. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT:  


-- : dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan 

untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka 

saat  Menganiaya dirinya[313] datang kepadamu, lalu 

memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan 

ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha 

Penerima taubat lagi Maha Penyayang. QS An nisa: 64 

 

bila  seseorang melakukan berdosa kepada Allah, 

maka kita bertaubatnya harus melalui peradilan disampaing kita 

bertaubat secara sendiri. Karena melakukan dosa berarti ia 

memiliki  beban yang harus diselesaikan secara hukum. 

bila  kita berdosa kemudian kita menyadarinya dan dating 

kepada pemimpin untuk bertaubat (dihukumi), maka ia taubatnya 

pasti akan diampuni oleh Allah.   

.  Mendirikan Islam   

 Tugas manusia setelah mengenali dirinya, membersihkan 

hati dari penyakit, kemudian tugas manusia yaitu  melaksanakan 

Islam dimulai dari syahadat, sholat, zakat, saum dan naik haji. 

Darimana mulai membangun Islam? Nabi telah Memberi  

petunjuk melalui hadits yang ia berikan: 

-- : “Dari Abi Abdurrohmani Abdullohi Ibnu Umar RA ia 

berkata: “aku telah mendengar dari Rosulullah nabi bersabda: 

“Islam dibangun dengan lima perkara yaitu  mengucapkan dua 

kalimah syahadat, melaksanakan solat, menunaikan zakatm, naik 

haji dan berpuasa di bulan ramadlon”. HR Bukhori dan Muslim. 

Kitab Hadits Arbain 

Begitu juga Nabi Muhamd SAW telah memberitahu  

tatacara melakukan Islam melalui sabdanya: ϼγϻ

-- : “membangun Islam ibarat membangun suatu rumah 

yaitusaling berkaitan satu sama lainnya”. 

Contoh lain dalam membangun Islam yaitu  ibarat 

membangun rumah dimulai dari pondasi, tiang dan lain-lain. 

Begitu juga membangun Islam dimulai dari syahadat (pondasi) 

Sholat (tiang), puasa, zakat dan haji (prisai). Syahadat ibarat 

pondasi, maka pondasi harus kuat dan kokoh --  syahadat 

yang dilakukan oleh manusia harus sesuai dengan syarat, rukun, 

dan buah syahadat, maka syahadat orang itu akan kuat dan kokoh. 

Sedangkan solat ibarat tiang, tiang akan kuat bila  tiang 

itu  menyambung pada pondasi yang kokoh. Begitu juga 

puasa, zakat dan haji akan selalu berkaitan bila  kuat antara 

pondasi dan tiang. Jadi, jika seseorang membangun Islam dari 

syahadat yang kokoh, maka solat, puasa, zakat dan haji akan kuat 

juga. 

Tugas pokok manusia yaitu  menjalankan mega proyek 

yaitu Agama Islam yang diwujudkan dengan menjalankan 

syahadat, solat, zakat, puasa, dan naik haji. Sedangkan amal lain 

seperti sodakoh, menolong orang lain, mencari nafkah dan lain-

lain yaitu  cabang amal soleh dari yang lima tadi.  

  Perbedaan Pemahaman tentang Syahadat 

Diantara rukun Islam yang paling pondamental yaitu  

syahadat buktinya dimulai para rosul (Nabi Adam AS) 

mengajarkannya hingga sekarang bahwa syahadat sering menjadi 

perdebatan yang hebat. Berbeda dengan rukun Islam seperti solat, 

puasa, zakat dan haji hal ini tidak terlalu ramai perdebatan di 

kalangan warga  luas alasanya yaitu  solat merupakan 

ibadah harian, puasa ibadah tahunan itupun bila  ada faktor 

lain yang mendukungnya seperti sehat tapi bila  orang sedang 

sakit bisa tidak berpuasa, zakat ibadah tahunan itu juga bila  

sudah nisab, dan haji ibadah seumur hidup sekali (yang wajibnya) 

diluar itu sunat. Begitu juga ibadah solat, zakat, saum dan haji 

termasuk ibadah dohir, sehingga sangat mudah dalam 

menjalankan dan penilaian secara umum, berbeda dengan ibadah 

syahadat hal ini lebih tertuju pada ibadah batin meskipun secara 

dohir ada pengucapannya.  

Prinsip syahadat yaitu  keyakinan yang berhubungan 

dengan Allah SWT, karena sedikit saja melenceng dari nilai 

keyakinan itu bisa merusak terhadap nilai solat, zakat, saum dan 

naik haji. Inilah yang menjadi persoalan perdebatan tentang 

syahadat. Berbicara tentang keyakinan atau tentang ketuhanan 

jangankan dengan orang yang berbeda agama pasti ada bedanya, 

dengan orang yang sama agama Islam juga pasti beda. 

Apa yang melatarbelakangi perbedaan ini: 

a. Adanya keterbatasan pengetahuan/ilmu --  

seorang yang mengaku dirinya sebagai muslim tentu 

saja soal ilmu tentang ketuhanan (ketauhidan) ada 

batasnya apalagi sampai pemahamannya misalnya saja 

bahwa ketauhidan terdiri dari tiga dimensi Pertma, 

akidah uluhiyah yaitu keyakinan berhubungan dengan 

sifat-sifat Allah, Kedua akidah rububiyah yaitu 

keyakinan berhubungan dengan pekerjaan dan 

pengurusan Allah, Ketiga akidah mulkiyah yaitu 

berhubungan bentuk kepemimpinan Allah yang 

diwujudkan dengan kepemimpinan manusia. Yang 

biasa menjadi perdebatan di sini khususnya dalam 

akidah mulkiyah bahwa banyak orang yang 

menafsirkan termasuk melaksanakan hal ini tidak 

perlu untuk dijadikan politik Islam (kepemimpinan 

Islam) dan ada juga hal ini yaitu  harus dibuktikan 

dengan kepemimpinan dalam Islam bahkan dalam 

pemikirannya tidak syah akidah uluhiyah dan 

rububiyah saja bila  tidak dibarengi dengan 

pelaksanaan akidah mulkiyah.  

b. Adanya faktor lain yaitu faktor hidayah yang dapat 

menerima terhadap syahadat ini. Tidak sedikit orang 

mengetahui tentang ilmu-ilmu syahadat tetapi ilmu 

yang ia miliki hanya sampai dalam pemikiran saja 

tidak sampai pada hati, sehingga faktor hidayah ini 

hanya Allah yang memilikinya.  

 

-- : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat 

memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, 

tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang 

dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-

orang yang mau menerima petunjuk”. QS al-Qasas: 

56 

Beribu cara yang dilakukan oleh Nabi Muhamad 

SAW terhadap pamannya (Abu Tolib) karena Allah 

tidak meridloinya, maka Abu Tolib tetap tidak mau 

menerima kerosulan Nabi Muhamad atau tidak 

mengucapkan dua kalimah syahadat di depan Nabi 

Muhamad SAW. Sehingga Abu Tholib disebut kufur 

zuhud yaitu hati menerima tapi lisan tidak mau 

mengucapkan syahadat. Kemudian Abu Tholib akan 

disimpan di Neraka paling ringan yaitu kakinya 

disimpan pada api neraka dan di kepalanya mendidih.   


c. Tidak mau melaksanakan syariat Islam yang 

disebabkan memiliki  kepentingan-kepentingan 

diantaranya kepentingan individu seperti takut turun 

jabatan disaat ia memiliki jabatan, takut dikucilkan 

dari suara terbanyak karena mayoritas tidak mau 

menegakan kebenaran, takut Memberi  sodakoh, 

zakat dan infak, masih suka melakukan zina, mabuk, 

judi dan bergaul bebas. Kepentingan golongan seperti 

golongan atau organisasi yang ia miliki tidak mau 

mendirikan syariat Allah sehingga golongan itu  

membenci terhadap ajarana Agama Islam. Hal senada 

dijelaskan Umar Jiau (2005:41): 

“Di dalam syari’at Islam yang disebut kafir yaitu  

bukan orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, 

namun justru orang yang beriman tapi nolak syari’at 

Islam. Yang disebut kafir yaitu  orang-orang yang 

menolak kepada aturan atau ayat-ayat Allaha SWT”.  

 

Sangat jelas bahwa orang yang setengah-setengah dalam 

pelaksanaan syariat Islam yaitu  orang yang kafir --  hatinya 

masih memiliki keraguan dan tertutup sebagian, maka kata 

tertutup dalam Bahasa Arab yaitu  kafir.  


-- : “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan 

ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di 

dalamnya”. QS. Al-Baqoroh:39 

 

 Alquran memiliki 30 zuz, 6666 ayat, dan 114 surat terbagi 

menjadi: 

1. 1000 ayat menjelasakan tentang kisah-kisah para nabi 

dan rosul, 

2. 1000 ayat menjelaskan tentang pahala 

3. 1000 ayat menjelaskan tentang ancaman/siksaan 

4. 1000 ayat menjelaskan tentang perumpamaan 

5. 1000 ayat menjelaskan tentang perintah  

6. 1000 ayat menjelaskan tentang larangan/pencegahan 

7. 500 ayat menjelaskan tentang halal dan haram 

8. 100 ayat menjelaskan tentang nasakh dan mansukh 

9. 66 ayat menjelaskan tentang tasbih, tahlil, tahmid dan 

takbir.  

Dari 6666 ini ada satu ayat atau satu huruf saja yang 

ditolak, maka hukumnya sudah kufur dan seluruh amalnya hancur 


tidak akan mendapatkan balasan baik dari Allah nanti pada hari 

kiamat.  

Inti dari penjiwaan syahadat yaitu  ketauhidan --  

jiwa dan raga seseorang hanya segalanya diserahkan kepada 

Allah. Jiwanya selalu komunikasi dengan Allah, terbayang 

kenikmatan yang 99% nanti di akhirat, terbayang siksaan yang 

99% nanti di akhirat, yang tertinggi pahalanya yaitu  melihat 

dzat Allah dalam bentuk fisik (tetap dalam kontek mukholafah), 

sehingga hati tidak takut menghadapi manusia sekalipun 

dihadapkan pada ujung kematian. Raganya selalu menjalankan 

tugas ibadah kepada Allah, sehingga tidak melakukan perbuatan 

keji dan munkar.  

  Penjelasan Syahadat  

 Pengertian Syahadat 

Menurut Bahasa/ethimologi (Δϐϟ) mashdar diambil dari kalimah  


1. Menyaksikan / Melihat 

   

 

-- : “Kembalilah kepada ayahmu dan Katakanlah: "Wahai ayah 

kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri, dan Kami hanya 

menyaksikan apa yang Kami ketahui, dan sekali-kali Kami tidak dapat 

menjaga (mengetahui) barang yang ghaib”. QS Yusuf:81 

ٍْمُت ْ نٍُك ْنِإَوٌٍةَضوُبْقَمٌٍناَِهرَفٍاًِبتاٍَك اوُدَِتَ ٍَْلََوٍ رَفَسٍٰىَلَع   ٍٍٍَۖنَِمأٍْنَِإف

ٍَُهبَر ٍََللّاٍِقَت َيْلَوٍُهَت َناََمأٍَنُِتُْؤاٍيِذَلاٍ ِدَؤ ُيْل َفٍاًضْع َبٍْمُكُضْع َب   ٍٍٍۖاوُمُتْكَتٍَلَّو

ٍَةَداَهَشلا   ٍٍُۖهُبْل َقٌٍِثِآٍَُهنَِإفٍاَهْمُتْكَيٍْنَمَو   ٍٍَُۖللّاَوٌٍميِلَعٍَنوُلَمْع َتٍَا ِ

﴿٢٨٣﴾ٍ 

-- : jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak 

secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, 

Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh 

yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai 

sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu 

menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa 

kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) 

Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang 

menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia yaitu  orang yang 

berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu 

kerjakan. QS Albaqarah:283 

2. Menghadiri 

 

-- : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan 

Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al 

Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan 

mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang 

bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri 

tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa 

pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan 

(lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak 

hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah 

menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki 

kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan 

bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas 

petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu 

bersyukur”. QS Albaqarah:185 

  

-- : “Berkata Dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah aku 

pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah 

memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam 

majelis(ku)". QS An naml:32 

3. Sumpah 


-- : dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), 

Padahal mereka tidak ada memiliki  saksi-saksi selain diri 

mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali 

bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya Dia yaitu  

Termasuk orang-orang yang benar”.QS An nur:6  


4. Pernyataan 

-- : “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan 

melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan 

keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga 

menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia 

(yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha 

Bijaksana”. QS Ali Imron:18 

3.5. Menurut Ishtilah/terminologi ( Bahasa Hukum ) 

 

1) Menurut fiqih 


       --  : Menyatakan hak orang lain atas beban orang 

lain. 

  

 -- : “Seseorang memberitahu tentang hak seseorang 

kepada orang 

            lain dengan menggunakan kalimat “aku bersaksi”.  

2) Menurut Ushul fiqih 

  

 -- : “Suatu pembicaraan berdasar  ilmu melalui 

kesaksian penglihatan”.  


3) Menurut Tauhid 

 

 -- : “Menekadkan bahwa sesungguhnya Allah SWT 

yaitu  esa dan tidak ada persekutuan baik dalam ibadah 

maupun dalam kepemimpinannya”.  

Rukun Islam ada lima yaitu syahadat, solat, puasa, zakat 

dan naik haji. Diantara yang lima ini ada yang mutlak yaitu 

syahadat dan solat, ada juga yang mukoyad yaitu puasa, zakat dan 

naik haji, --  bahwa syahadat dan solat tidak bolah 

ditinggalkan dalam situasi dan kondisi apapun, sedangkan puasa, 

zakat dan naik haji bisa ditinggalkan bila  ada faktor lain yang 

tidak mendukung. Misalnya seseorang sedang sakit maka Islam 

mengajarkan tidak boleh berpuasa atau sedang bepergian jarak 

jauh diperbolehkan untuk berbuka, begitu juga orang tidak boleh 

zakat bila  tidak memiliki  harta dan tidak juga menjalankan 

naik haji bila  tidak memiliki dana.  

Oleh karenanya, rukun Islam yang tiga ini (puasa, zakat 

dan naik haji) boleh ditinggalkan bila  tidak ada faktor yang 

tidak mendukung. Misalnya dalam berpuasa, jika seseorang 

sedang sakit atau sedang bepergian diperbolehkan untuk tidak 

berpuasa. Zakat bila  orang tidak nisab (mampu) berzakat 

maka tidak diperkenankan untuk berzakat, dan naik haji, bila  

orang tidak mampu untuk berangkat ke tanah suci, maka tidak 

diperkenankan untuk pergi ke tanah suci. Tetapi rukun Islam 

nomor  satu dan dua (syahadat dan solat) syarat mutlak untuk 

dilakukan oleh siapa saja (khusu muslim), baik oleh orang kaya, 

miskin, sedang sehat atau sedang sakit. 

Syahadat yaitu  suatu alat  transaksi umat manusia dalam 

menjalankan tugas agama antara manusia dengan Allah dan 

manusia dengan manusia. Manusia dengan Allah melalui 

batin/hati --  saat  menjalankan tugas Allah maka hati harus 

komunikasi dengan Allah bahwa aku menjalankan ini semata-

mata diperintah-Mu, manusia dengan manusia melalui lisan 

--  pengucapan secara ijab dan kobul (serah terima) harus 

terdengar oleh manusia sebagai bahasa dan suara yang menjadi 

kesaksian. Syahadat disebut alat transaksional karena sering 

digunakan untuk: 

1. Adzan 

2. Komat 

3. Solat 

4. Wudlu 

5. Menyembelih hewan 

6. Menikah 

7. Dan menjalanlankan rukun Islam pertama 

Cara menggunakan kalimat syahadat untuk enam kategori 

ini sangat berbeda, tergantung niat apa yang ingin dilakukan, 

maka cara praktiknya juga berbeda. Contohnya jika seseorang 

membacakan syahadat dalam adzan, maka niatnya untuk adzan 

bukan untuk bersyahadat, maka disebut syahadat adzan dalam 

membacakan syahadat komat maka niatnya komat, maka disebut 

syahadat komat, dalam sholat disebut syahadat sholat, dalam 

nikah disebut syahadat nikah, begitupun seterusnya.  

Berikut ini kalimat syahadat dalam adzan: 


Permasalahan di sini yaitu  bagaimana cara praktik 

bersyahadat niat melakukan rukun Islam pertama. Hal ini sangat 

berbeda dengan melakukan bersyahadat adzan, komat, solat, 


wudlu, menikah dan menyembelih hewan.  Cara melakukan 

bersyahadat untuk melakukan rukun Islam pertama yaitu  niat 

masuk Islam yang disebabkan oleh beberapa faktor, Pertama, 

sebab dia seorang kafir mutlak seperti Kristen, Hindu, Budha, dan 

aliran agama lain, Kedua, disebabkan seorang muslim melakukan 

musyrik, murtad dan kufur. bila  manusia (kafir dan muslim 

yang melakukan murtad, kufur dan musyrik) untuk melakukan 

solat, zakat, saum, haji dan melakukan syariat islam lainnya, 

maka ia harus mengucapkan kalimah syahadat.  

Jadi, melakukan bersyahadat tidak hanya bagi orang kafir 

saja, tetapi seorang muslim yang melakukan murtad, kufur dan 

musyrik wajib melakukan bersyahadat lagi, karena syahadat 

seseorang bisa batal bila  melakukan batal syahadat seperti 

halnya solat, puasa, zakat, dan naik haji bisa batal bila  

melakukan hal yang dapat membatalkannya. Sebagaimana 

dijelaskan oleh Imam Nawawi kitab Sulam Taufik:

 

-- : “Wajib bagi setiap orang yang melakukan murtad 

(ucapan, tekad dan pekerjaan) untuk kembali lagi kepada Agama 


Islam dengan cara mengucapkan dua kalimah syahadat, dan 

meninggalkan terhadap apa yang telah menyebabkan dirinya 

murtad”.  

 Fungsi Syahadat 

  Syahadat sebagai Pembersih Hati 

saat  manusia sudah membersihkan hatinya dari 

penyakit hati (takabur (sombong), ujub (anggkuh), ria 

(mngerjakan amal baik ingin dapat pujian dari manusia), hasud 

(dengki), gillun (dendam), dan suudzon (buruk sangka), maka 

langkah manusia ke dua yaitu  memasukan ilmu ke dalam hati. 

Sehingga ilmu akan duduk dengan betah dan nyaman dalam hati 

karena kondisi hati telah bersih dari penyakit hati.  

Kedudukan ilmu di dalam hati yang bersih akan 

mendorong seseorang menjadi iman yang hakiki. Ilmu apa saja 

yang dimasukan ke dalam hati? Tentunya ilmu yang dapat masuk 

ke dalam hati yaitu  ilmu ushuluddin (poko agama) atau tentang 

ke- Tuhanan, karena hati tidak bisa melihat yang wujud seperti 

benda yang dapat dilihat oleh mata, sedangkan Allah bukan 

termasuk benda, maka Allah dapat dilihat/dirasakan oleh hati 

yang bersih. 


-- : “dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. 

tetapi kamu tidak melihat”.QS Al waqiah:85 

Begitu juga Allah tidak tidak bisa dilihat oleh mata 

manusia, sebagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang 

Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha 

Halus lagi Maha mengetahui”. QS Al-Anam:103 

Dari dua ayat ini merupakan pembeda antara kedudukan 

Allah (kholiq) dan ciptaan-Nya (makhluq). Oleh karena Allah 

tidak bisa dilihat oleh panca indera manusia, tetapi Allah dapat 

dirasa dengan hati manusia, maka tugas manusia yaitu  

bagaimana hati kita bisa merasakan atau bisa melihat Allah yang 

diwujudkan dalam bentuk penerimaan terhadap perintah Allah 

SWT. bila  manusia sudah mampu merasakan hatinya bahwa 

Allah sebagai dzat yang menjadi kejaran hidup, tempat 

kembalinya kehidupan dan tempat bersandar atas segala 

kehidupan, maka itulah hati manusia yang selamat atau bersih 


dan akan diberikan penghargaan (reword) oleh Allah berupa 

Surga. Sebagaimana dijelaskan Allah: 

 ٍ

-- : “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan 

hati yang bersih”. QS Assyu’aro:89 

 Syahadat Sebagai Pintu Masuk Islam 

Agama Islam yaitu  sebuah wadah syariat (ajaran), 

dimana Allah telah menurunkan sejumlah peraturan dan 

perundang-undangan untuk mengatur hidup dan kehidupan 

manusia. 6666 ayat yang tercantum dalam alquran ternya telah 

mampu menjawab seluruh problematika yang sudah, sedang dan 

akan terjadi pada sisi kehidupan manusia. Dimulai mengatur pola 

ibadah, muamalah (sosial-ekonomi), munakahat (berkeluarga) 

dan untuk mengatur jinayah (bernegara), telah bukti pada 

alquran.  

Oleh karena itu, bila  manusia ingin melakukan 

peraturan dan perundang-undangan yang sesungguhnya, maka 

manusia harus masuk ke dalam Agama Islam melalui pengucapan 

kalimah syahadat. Sebagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke 

dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-

langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata 

bagimu”. QS Albaqarah:208 

 Pada ayat ini ada kalimat “masuk” hal ini memberi 

pengertian bahwa namanya masuk tentunnya ke dalam ruangan, 

sedangkan kata keluar tentunya dari dalam ke luar. Apapun 

bentuknya nama masuk harus melalui pintu misalnya saat  

masuk rumah tentu melalui pintu rumah, masuk mesjid melalui 

pintu mesjid begitupun seterusnya. Namun ada hal yang mesti 

kita pelajari bersama kata “masuk” tidak selamanya pada barang 

yang wujud seperti tadi (rumah atau bangunan lain), tetapi untuk 

masuk sebuah organisasi juga tentunya ada perintah “masuk” 

misalnya saja masuk organisasi partai politik, masuk organisasi 

keagamaan seperti organisasi persis, NU, muhamadiyah, dan lain-

lain.  

 Namun proses “masuk” dalam kategori ke rumah dan 

organisasi tentunya sangat berbeda. bila  masuk ke mesjid 

umumnya membacakan kata/do’a: 

-- : “Ya Allah! Bukakan bagiku pintu rohmat-Mu”. 

Kata/Do’a masuk ke WC/kamar mandi:                      

-- : “Ya Allah lindungi aku dari syetan laki-laki dan syetan 

perempuan”. 

Sedangkan perkataan untuk masuk sebuah organisasi 

caranya berbeda tergantung tata tertib yang dibuat oleh organisasi 

itu sendiri, misalnya masuk organisasi sekolah, organisasi 

keagamaan, organisasi TNI-Polri, PNS dan lain-lain biasanya 

mulai dari mengisi formulir. Sedangkan untuk masuk pada 

organisasi Islam yang sesungguhnya ada kriteria yang 

dikhususkan oleh para nabi yaitu dengan cara mengucapkan dua 

kalimah syahadat (iqror bi lisan).    

Siapa yang harus mengucapkan dua kalimah syahadat 

sebagai pintu masuk Agama Islam? Yaitu manusia yang ada 

kesiapan diri dan telah membersihkan hati dari penyakit hati 

buktinya orang kafir (Kristen, Hindu, Majusi, Yahudi) dan orang 

muslim yang telah melakukan musyrik, murtad dan kufur.  

saat  manusia mengucapkan kalimah syahadat tentunya 

harus menjiwai kata musyahadah itu, sehingga dirinya merasakan 

bahwa mengucapkan syahadat betul-betul kesiapan diri untuk 

melakukan perintah Allah meskipun perintah itu bertabrakan 

dengan kehendak hawa nafsu yang sesat, mengucapkan kalimah 

syahadat betul-betul mengesakan Allah, mengucapkan syahadat 

betul-betul punya perasaan bahwa dirinya akan diperiksa di Allah 

kubur tentang syahadat, dan mengucapkan kalimah syahadat 

betul-betul sebagai kemandirian dalam bertauhid kepa Allah.  


-- : “Dan (ingatlah), saat  Tuhanmu mengeluarkan 

keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah 

mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): 

"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul 

(Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang 

demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: 

"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) yaitu  orang-orang yang 

lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", QS Al’arof:172 

Perkataan “Kami menjadi saksi” atau disebut kalimah 

syahadat merupakan pernyataan yang telah dilakukan oleh 

manusia pada saat ditanya oleh Allah di Allah Arwah. Syahadat 

ini yaitu  diberikan kepada Allah saja dan syahadat ini bukan 

syahadat sebagai penerimaaan untuk melakukan ajaran-ajaran 

Islam sebab melainkan syahadat tentang pengakuan Allah sebagai 

tuhan begitu juga syahadat ini dilakukan di alam arwah. 

Sedangkan syahadat di alam dunia berbeda dengan dengan alam 

arwah, kalau di alam arwah cukup mengaku kepada Allah sebagai 

tuhan, tetapi syahadat di dunia yaitu  tergantung para nabi yang 

memimpinnya. Misalnya, untuk melakukan syahadat di zaman 

nabi Adam: 

 الله لوسر مدا نا دهشاو اللهلاا هلالا نا دهشا 

-- : “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan aku 

bersaksi sesungguhnya Nabi Adam yaitu  utusan Allah”. 

Begitupun seterusnya kepada nabi-nabi lain 

  Cara praktik syahadat di dunia berbeda dengan alam 

arwah karena syahadat ini sebagai pernyataan akan melakukan 

syariat Islam, maka harus diucapkan, logikanya lain waktu dan 

lain tempat maka peraturan juga berbeda. 

Untuk syahadat di dunia, saat  manusia ingin melakukan 

ajaran Islam, maka harus mengucapkan dulu syahadat sebagai 

penrnyataan yang akan didengar oleh manusia (memorandom of 

understanding) dan akan menjadi penilaian bagi manusia lain.  

Sebagaimana dijelaskan Allah:  

 

-- : “Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah 

(sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi 

dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan 

perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan 

tempat kamu tinggal”. QS Muhamad:19 

 Kalimah “Tiada Tuhan selain Allah” yaitu  isi kalimah 

syahadat yang merupakan buah dari syahahadat itu sendiri. 

saat  dalam hati sudah mengesakan kepada Allah, maka hatinya 

akan selalu tunduk dan patuh kepada Allah, dan bila  hati 

sudah tunduk kepada Allah, maka akan melahirkan manusia yang 

zuhud (mengosongkan hati dari kaitan dunia), hatinya selalu 


membayangkan nikmat Allah yang paling besar di Akhirat kelak 

seperti apa yang dijelaskan Allah:  


-- : “Dan segolongan kecil dari orang-orang yang 

kemudian, mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan 

permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan, 

mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, 

dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari 

air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula 

mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging 

burung dari apa yang mereka inginkan, dan ada bidadari-

bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. 

sebagai Balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. mereka 

tidak mendengar di dalamnya Perkataan yang sia-sia dan tidak 

pula Perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka 

mendengar Ucapan salam. dan golongan kanan, Alangkah 

bahagianya golongan kanan itu. berada di antara pohon bidara 

yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun 

(buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang 

tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti 

(berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. dan kasur-kasur 

yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka 

(Bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka 

gadis-gadis perawan. penuh cinta lagi sebaya umurnya. (kami 

ciptakan mereka) untuk golongan kanan”. QS Alwaqi’ah:14-38 

  Syahadat sebagai Pondasi Bangunan Islam 

Nabi Muhamad SAW telah bersabda: 

  

-- : “Dari Abi Abdurrohmani Abdullohi Ibnu Umar RA ia 

berkata: “aku telah mendengar dari Rosulullah nabi bersabda: 

“Islam dibangun dengan lima perkara yaitu  mengucapkan dua 

kalimah syahadat, melaksanakan solat, menunaikan zakatm, naik 

haji dan berpuasa di bulan ramadlon. HR Bukhori dan Muslim. 

Kitab Hadits Arbain 

 

Begitu juga nabi bersabda: 


-- : “Agma Islam ibarat suatu bangunan yang satu sama 

lainnya saling berkaitan”.  

Baik pada hadits pertama maupun hadits ke dua bahwa 

kata “bunia dan kal bunyan” yaitu  kata yang mengandung 

membangun --  bahwa seorang manusia yang sudah beriman 

memiliki mega proyek yaitu membangun/mendirikan Islam. Jika 

kita ilustrasikan (gambarkan) bahwa bila  kita membangun 

suatu rumah tentunya diawali dengan meletakan pondasi terlebih 

dahulu. Agar bangunan rumah bisa kuat dan kokoh, maka 

pondasi didesain sedemikian rupa entah pondasi menggunakan 

bercakar ayam atau bercakar langit, begitu juga bahan yang 

digunakan seperti semen, besi, pasir, batu dan penguat lainnya 

dipersiapan lebih matang agar bangunan itu  kokoh dan kuat. 

Begitu juga dalam membangun/menjalankan islam agar kuat, 

mengakar dan menyebar tentunya dibangun melalui syahadat.  

 Menurut Muhamad Umar Jiau (2005:166): 

 “Suatu bangunan atau rumah dapat terwujud bila  ada 

tiga pokok yaitu pondasi sebagai dasar atau landasan, 

tiang atau dinding sebagai penyangga, dan atap sebagai 

naungan”.  

 

Dapat digambar sebagai berikut:  

Dari gambar tadi dapat ditafsirkan bahwa, pembangunan 

dalam islam dimulai dari syahadat yang merupakan pondasi, solat 

merupakan tiang dan saum, zakat dan haji ibarat atap atau prisai. 

Rupa-rupanya bentuk rumah indah kelihatannya bila  dibangun 

secara tersusun rapi, begitu juga membangun islam bahwa ke-

islaman seseorang akan indah pada diri orang itu  bila  ia 

melakukan islam dimulai dari syahadat.  

Sekarang kita dapat menggambarkan atau menilai ke 

islaman seseorang bahwa, saat  seseorang menjalankan islam 

dengan tidak tersusun rapi, maka ia sembarangan dan tidak 

Zakat, Saum dan Haji 

 

Sholat 

Syahadatain 

komitmen dan konsisten pada ajaran islam, syariat dipihan yang 

enteng-enteng, yang ringan-ringan dan dicari yang dapat 

menguntungkan saja. Berbeda dengan seseorang saat  ia 

menjalankan islam dimulai dari syahadat atau dibangun 

berdasar  sistem yang telah diajarkan oleh nabi, kelihatannya 

komitmen, konsisten dan dapat menyebar dari kecil menjadi 

besar.  

Cara membangn islam yang benar kita harus melihat 

perjalanan yang dilakukan oleh nabi Muhamad SAW, dimana ia 

dilahirkan di kota Mekah yang saat itu warga  Mekah sedang 

memuja-muja (beribadah) dengan menyembah patung-patung 

seperti Hobal, Uza, Manah dan latah. Dengan memakai sistem 

dakwah yang profesional yang dibimbing oleh wahyu yang 

diwujudkan dengan memakai akhlakul karimah, warga  

secara perlahan-lahan mereka faham atas agama yang dibawa 

oleh Nabi Muhamad SAW. Sebagaimana dijelaskan Allah: 

 

-- : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri 

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap 


(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak 

menyebut Allah”. QS Al-Ahzab: 21 

Akhlakul karimah yang dibawa Nabi Muhamad 

merupakan metodologi dakwah dengan tujuan untuk wujudnya 

akhlakul ‘adzimah. Akhlakul adzimah yaitu  prinsip dakwah 

yaitu untuk mengenalkan siapa Allah dan untuk dijadikan 

ideology bagi seluruh manusia.  

Pada saat Nabi Muhmad SAW membawa akhlakul 

karimah, nabi dipuja, dihormati dan bahkan diberi gelar tertinggi 

“Al-Amin” --  “terpercaya”, tetapi setelah Nabi Muhamad 

SAW menyampaikan dakwah sesungguhnya yaitu 

menyampaikan ke-Esaan (ketauhidan) untuk meninggalkan 

dewa-dewa/patung-patung yang selama ini mereka sembah, maka 

warga  Mekah berubah menjadi antipati dan bahkan 

mengatakan “almajnun” --  “tergila”. Maka turunlah ayat 

qur’an: 


-- : “Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali 

bukan orang gila, dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar 

pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. dan Sesungguhnya 

kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung, Maka kelak kamu 

akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat”. 

QS Al-Qalam:2-5 

 Banyak salah pengertian di kalangan warga  bahwa, 

berdakwah nabi hanya sampai akhlakul karimah seperti kata-kata 

“lihat nabi Muhamad beraklak mulia”. Padahal nabi sampai 

memberlakukan akhlakul adzimah yaitu akhlak yang 

berhubungan dengan ketauhidan atau nama lain yaitu  kesadaran 

warga  Mekah untuk mengatakan bersyahadat. Sebagamana 

dijelaskan nabi Muhamad SAW:  

 

-- : “Dari Ibnu Umar RA: sesungguhnya Rosulullah telah 

berkata: “Aku diperintah oleh Allah untuk membunuh manusia 

terkecuali yang telah bersahadat kepada Allah dan rosulnya, 

mendirikan solat, menunaikan zakat, barang siapa yang 

mengerjakannya, maka harus menjaga darah dan harta 

kekayaanya, kecuali dengan ketentuan Islam dan hisabannya ada 

ditangan Allah”. HR Bukhori Muslim 

Singkatnya bahwa, tugas para nabi yaitu  mengajak 

kepada manusia agar manusia dapat menyembah Allah SWT 

melalui mengikrarkan (mengucapkan) dua kalimah syahadat dan 

melakukan buah syahadat, sehingga datang pada dirinya 

keyakinan bahwa tiada tuhan selain Allah SWT.  


-- : “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu 

yang diyakini (ajal)”. QS Al-Hijr:99 

 Syahadat sebagai Alat Reformasi Akidah (wala dan 

baro) 

Manusia lahir ke dunia diawali ketidaktahuan, karena 

manusia lahir bersama jasad yang secara filsafat bahwa manusia 

untuk dapat memahami dirinya yaitu  melalui tahapan dimulai 

belajar bicara, belajar memahami dan belajar berkarya. 

Sebagaimana dijelaskan Allah: 

 

-- : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam 

Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu 

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. QS 

An-Nahl:78 

Dari ayat ini kita dapat memetik pengertian bahwa, modal 

manusia hidup di dunia yaitu  tiga yaitu; pendengaran (telinga), 

penglihatan (mata) dan hati. Ketidaktahuan manusia pada saat 

lahir menjadi titik awl pemberangkatan manusia hingga manusia 

bisa memposisikan dirinya menjadi manusia termulia dibanding 

makhluk lainnya. Melalui mata, telinga dan hati, manusia bisa 

menjadi ternama di dunia-akhirat dan melalui mata, telinga dan 

hati, manusia bisa menjadi sesat beragama hinggga ia menjadi 

manusia terhina dunia-akhirat.  

Oleh karenanya, agar manusia dapat mengenal dirinya 

siap aku (who is I am), maka kewajiban orang tua untuk 

membimbing anaknya agar anaknya dapat menuntut ilmu hingga 

ia memiliki ilmu pengetahuan dan ilmu ketuhanan. Sebagaimana 

dijelaskan Nabi Muhamad SAW: 

  

-- : “Setiap yang dilahirkan membawa fitrah, maka kedua 

orang tuanya yang menyebabkan anaknya menjadi yahudi, 

nasrani dan majusi”. HR Imam Hakim 

 Di sini peran orang tua sebagai aktor utama dan pertama 

penyebab anaknya menjadi besar, orang tua sebagai lembaga 

pendidikan in formal dimana anaknya bisa mengenal tutur kata, 

mengenal orang tuanya dan saudara-saudanya. Tetapi ingat! Ilmu 

yang harus diajarkan kepada anaknya agar anaknya mengenal 

Allah sebagai sang pencipta melalui pendidikan dasar yaitu 

kalimah syahadataen. Sebagaimana dijelaskan Ibnu Ruslan: 

 ناقتساب هللاا ةفرعم ناسنلاا ىلع بجاو لوا 

-- : “Yang pertamakali kewajiban bagi seorang manusia 

yaitu  mengenal Allah dengan penuh keyakinan”.  

Dengan mengenal Allah tentunya dikenalkan kepada anak 

yaitu  dua kalimah syahadat sebagai pembangunan dasar dan 

bangunan awal pada islam. Hal ini telah dipraktekan oleh 

Lukmanul Hakim kepada Anaknya pada saat ia mengajarkan 

ketauhidan:  

-- : “dan (ingatlah) saat  Luqman berkata kepada anaknya, 

di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, 

janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya 

mempersekutukan (Allah) yaitu  benar-benar kezaliman yang 

besar". dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) 

kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya 

dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan 

menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku 

dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah 

kembalimu. dan jika keduanya memaksamu untuk 

mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada 

pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti 

keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan 

ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya 

kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa 

yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): "Hai anakku, 

Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan 

berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya 

Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya 

Allah Maha Halus[1181] lagi Maha mengetahui. Hai anakku, 

dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik 

dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan 

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya 

yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh 

Allah). dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia 

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi 

dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang sombong lagi membanggakan diri. dan sederhanalah 

kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu. 

Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. QS 

Lukman:12-19 

Sangat jelas bahwa, pendidikan yang diajarkan Lukamnul 

Hakim itu kalimat “wala tusyrik billah” --  “janganlah kamu 

menyekutukan Allah”. Kalimat menyekutukan ini yaitu  kalimat 

syirik sedangkan syirik yaitu  penyebab orang muslim keluar 

dari ke-Islamannya, dan untuk menetralisir (menyembuhkan) 

musyrik yaitu  dengan cara mengucapkan dua kalimah syahadat. 

Dengan demikian inti pendidikan Lukmanul Hakim pada anaknya 

yaitu  penerapan dua kalimah syahadat.    

Begitu juga pendidikan Nabi Zakariya AS  kepada 

anakanya Nabi Yahya bahwa pendidikan yang diajarkannya 

yaitu  tentang ilmu-ilmu yang berada pada kitab Allah. 

Sebagaimana dijelaskan Allah:  

 

-- : “Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan 

sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia 

masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari 

sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia yaitu  seorang yang 

bertakwa. dan seorang yang berbakti kepada kedua orang 

tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. 

Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari 

ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali”. QS 

Maryam:12-15 

Dari beberapa ayat ini menunjukan bahwa, pendidikan 

yang diajarkan kepada Nabi Yahya oleh ayahnya nabi zakariya 

yaitu  tentang ajaran Agama islam. Ada kalimat “Khudzil kitaba 

biquah” --  menyruh Nabi Yahya agar mempelajari ajaran 

yang dibawa oleh ayanya yaitu ajaran islam. Ajaran islam yang 

dibawa tentunya Nabi Zakariya mengajarkan kepada anaknya dan 

kaumnya yaitu  mengenalkan bertauhid atau mempelajari ajaran 

syahadat. 

saat  mata, telinga dan hati manusia sudah penuh 

dengan ketasliman kepada perintah Allah dengan cara 

melaksanakan bersyahadat kepada-Nya, maka suatu saat 

pekerjaan manusia akan dipinta pertanggungjawaban. 

Sebagaimana dijelaskan Allah:  


-- : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak 

memiliki  pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya 

pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta 

pertanggungan jawabnya”. QS Al-Isra:36 

 Sangat jelas bahwa, seluruh aktivitas manusia di dunia, 

pasti saat  manusia meninggalkan dunia ini akan diperiksa 

dimulai mata, telinga dan hati. bila  seluruh panca indera 

selama di dunia tidak melakukan ketauhidan kepada Allah, maka 

Neraka Sa’ir dan neraka Jahanam sebagi tempat kembalinya. 

Seabagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “Dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan 

atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami 

Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". QS 

Al mulk:10 

Dan Firman Allah:  

-- : “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka 

Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka memiliki  

hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat 

Allah) dan mereka memiliki  mata (tetapi) tidak 

dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), 

dan mereka memiliki  telinga (tetapi) tidak dipergunakannya 

untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka