alam kubur 2
e-Islaman Nabi Nuh AS tidak turun-temurun kapada
anaknya. Begitu juga Azar Bapaknya Nabi Ibrohim AS, Azar
agamnya Hindu karena dia suka membuat patung-patung dan
menyembahnya, tetapi Nabi Ibrohim AS setelah belajar
mendalami Agama Islam, Nabi Ibrohim tidak mengikuti agama
Bapanya.
Dengan demikian, bahwa menjalankan Agama Islam
bukan karena faktor turunan, tetapi semata-mata faktor petunjuk
(hidayah) yang diturunkan Allah melalui proses pembelajaran.
. Islam Hidayah
Dilihat dari dimensi lain bahwa, melaksanakan agama
Islam bukan karena budaya tetapi ada dorongan hati untuk
bersedia melaksanakan Islam semata-mata hidayah atau petunjuk
yang datang dari ayat-ayat qur’an. Mereka mendalami ayat quran
secara terus-menerus sehingga hatinya terbuka untuk rela
berkorban dan pikirannya selalu ingat pada hari qiamat. Tetapi
tidak setiap orang mempelajari ilmu Agama Islam kemudian
mereka siap untuk menjalankannya, buktinya banyak yang ilmu
agamanya tinggi, tetapi mereka tidak mau untuk melaksanakan
agama Islam secara utuh dan menyeluruh. Ilmu itu tidak masuk
ke dalam hatinya tetapi hanya bermuara pada otak. Kesadaran
melakukan Agama Islam secara utuh dan menyeluruh yaitu
semata-mata kasih sayang Allah disebut hidayah.
-- : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi
petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi
petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. QS. Al-
Qasas:56
Hidayah yaitu milik Allah, tetapi hidayah awalnya dapat
diproses oleh manusia melalui proses belajar-mengajar. Setelah
ilmu ada dalam otak manusia, maka ilmu itu secra bertahap
masukan ke dalam hati, maka hati akan mulai terbuka dan ada
kesiapan untuk menjalankan agama. -- hidayah bisa terbukti
bila ilmu dijalankan secara terus-menerus.
Penyakit Hati Manusia
Hati yaitu pusat segalanya, ekpresi atau tingkah laku
manusia disutradarai oleh hati, jika perilaku hati manusia jelek
berarti hatinya yang jelek, atau sebaliknya. Oleh karenanya, tugas
sesungguhnya yaitu mensucikan hati dari segala penyakit hati,
sebab yang akan kembali ke hadapan Allah yaitu hati.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan
hati yang bersih”. QS As-Syu’aro:89
Berikut ini nama-nama penyakit dalam hati manusia:
1. Gilun (dendam)
Dendam yaitu penyakit yang ada dalam hati manusia.
Penyakit ini yaitu setiap manusia tentu memilikinya. Namun,
saat manusia mampu menghilangkannya tentunya penyakit ini
akan hilang sendirinya. Biasanya dendam (Gillun) awalnya
perselihan sampai terjadi perkelahian atau saling mencaci-maki,
kemudian dirinya merasa tersinggung atau tersakiti, maka muncul
dalam hati rasa sakit hati kemudian ada perasaan dalam hati
untuk membalas dendam kepada lawan tadi, maka dendam
(Gillun) yaitu penyakit hati. Tugas orang beriman kepada Allah
yaitu berupaya menghilangkan penyakit tadi dengan cara kita
berdo’a kepada Allah agar Allah menghilangkan penyakit tadi.
Caranya kita berdoa kepada Allah “Ya Allah aku sakit hati
dengan si A, oleh karenanya ya Allah ampuni si A, berilah aku
rasa sayang pada si A, dan hilangkan rasa dendam pada si A”.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “dan orang-orang yang datang sesudah mereka
(Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri
ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman
lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan
kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang
beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang". Q.S Alhasyr:10
2. Suudzon (buruk sangka)
Buruk sangka (Suudzon) berawal dari adanya informasi
yang tidak jelas misalnya ada seseorang membawa sebuah berita
tentang sesuatu. Kata si A kepada si C “kamu jangan dekat
dengan si B karena si B itu yaitu orang jahat, pembawa ajaran
sesat dan tukang tipu”. Biasanya saat orang mendengar
perkataan seperti itu akan timbul prasangka lain, namun bagi
orang yang mengetahui al-Qur’an ia tidak akan terpancing atau
terjebak dengan perkataan si A yang membawa berita itu. Orang
yang baik hati saat mendengar berita jelek tadi tentu ia akan
menyelidiki berita tadi, karena ia tahu tentang firman Allah:
-- : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu”. QS Al-Hujurat:6
Oleh karena itu, saat kita mendengar informasi dari
orang lain baik informasi itu baik maupun informasi itu jelek,
maka tugas kita harus selektif atau menyelidiki informasi tadi,
kadangkala informasi jelek menjadi baik atau sebaliknya. Jangan
sampai terjadi ada prasangka jelek kepada orang lain bila
belum jelas kelihatan oleh mata sendiri, karena prasangka jelek
yaitu dosa dan merupakan penyakit hati. Sebagaimana
dijelaskan Allah:
-- : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka
itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang”. Alhujurot:12
Hdits Nabi:
-- : Dari Abi Huraerota RA “sesungguhnya Nabi Muhamad
SAW bersabda: “kalian harus takut dengan buruk sangka,
sesungguhnya buruk sangka yaitu paling bohongnya
pembicaraan”. HR Mutafun Alih (Riadussolihin:602)
Sangat jelas bahwa prasngka-prangsaka yang jelek yaitu
perbuatan dusta yang nyata. Oleh karena itu, saat ada suatu
informasi yang belum jelas duduk masalahnya jangan dulu
percaya, tetapi harus diselidiki kebenarannya. Karena hal itu akan
menyebabkan dosa.
3. Hasud (iri)
Benci atau iri yang dimaksud di sini yaitu iri terhadap
nasib orang lain misalnya orang lain memiliki suatu nikmat harta,
naik jabatan, naik gelar, dan memiliki banyak nikmat, dirinya
merasa sakit karena tidak seperti orang yang memiliki nikmat
tadi, hal ini disebut hasud atau iri. Umumnya memang demikian
bahwa setiap ada orang lain ada kemajuan, tentunya hati kita ada
suatu penyakit itu karena hal ini dijelaskan oleh Nabi Muhamad
SAW:
-- : “Setiap orange memiliki nikmat tentu ada orang
hasud (iri)”.
Oleh karena itu, saat hati kita ada penyakit seperti itu
maka kita harus ingat bahwa hal itu yaitu penyakit hati dan akan
menghancurkan amal baik kita. Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Ataukah mereka dengki (hasud) kepada manusia
(Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan
kepadanya? Sesungguhnya Kami telah Memberi kitab dan
Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah Memberi
kepadanya kerajaan yang besar”. An nisa:54
Begitu juga hadits nabi:
-- : Dari Abi Huroerota RA “sesungguhnya nabi bersabda:
“kalian harus merasa takut pada hasud, karena sesungguhnya
hasud akan menghancurkan amal baik seperti apai memakan
kayu bakar”. HR Abu Daud (Riadussolihin:600)
4. Takabur (sombong)
saat manusia tidak mengetahui bahwa sombong
(takabur) yaitu penyakit hati, maka dirinya akan terjebak
dengan hal itu. Orang sombong (besar kepala) yaitu lupa
ingatan kepada Allah, dirinya merasa besar, merasa paling tinggi,
paling bisa, paling pintar dan paling segalanya, padahal
kemampuan yang ia miliki semuanya milik Allah. Hal ini pernah
terjadi pada saat Allah memerintah sujud kepada Iblis dan Iblis
menolak-Nya, sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “dan (ingatlah) saat Kami berfirman kepada Para
Malaikat: "Sujudlah(hormatlah) kamu kepada Adam," Maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan yaitu
ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. QS Albaqarah:34
Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam,
bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud
memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.
Dengan demikian, takabur atau merasa dirinya lebih besar
dan lebih segalanya merupakan penyakit hati dan hal ini
perbuatan merupakan perbuatan dosa. Sebagaimana dijelaskan
Allah:
-- : “Dan Sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al kitab
(Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-
turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan
bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan
Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus[69]. Apakah Setiap
datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran)
yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong;
Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan
beberapa orang (yang lain) kamu bunuh”. QS Albaqarah:87
Begitu juga firman Allah SWT:
-- : (Bukan demikian) Sebenarya telah datang keterangan-
keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu
menyombongkan diri dan yaitu kamu Termasuk orang-orang
yang kafir".QS Az zumar:59
Dari dua ayat itu menunjukan bahwa setiap ajaran
Agama Islam (ayat-ayat Allah SWT) ditawarkan kepada seluruh
umat manusia, orang-orang yang memiliki penyakit hati
khususnya sombong (takabur), dia selalu menolaknya dengan
berbagai macam cara. Cara penolakan ini banyak sekali
modelnya seperti tidak mau untuk menjalankan syariat
sebahagian, sedangkan sebagian lagi dijalankan, atau sama sekali
menolak secara totalitas.
Sifat yang dapat membuat ia takabur (sombong) bisa saja
ia so tahu terhadap ayat itu , padahal dia belum
mempraktikannya atau sudah tersimpan dalam hatinya merasa
pintar, atau juga sudah termakan isu dalri informasi yang tidak
jelas. Sifat ini sangat banyak di kalangan umat islam yang tidak
mau menjalankan ayat-ayat Allah SWT dengan pertimbangan dia
sebagai tokoh warga , tokoh agama dan bahkan tokoh
penguasa.
Orang-orang yang sombong (takabur) pada ayat-ayat
Allah SWT, maka ia bila tidak taubat akan berakibat sensara
di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT:
-- : dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang
yang berbuat Dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam.
Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-
orang yang menyombongkan diri? QS. Az zumar:60
Orang yang sombong pada ayat-ayat Allah SWT di dunia
dengan cara dia mentertawakan ayat-ayat Allah SWT, sehingga
dia merasa bahagia, bersuka cita, menyiksa orang-orang yang
sedang melaksanakan ayat-ayat Allah SWT, maka di akhirat
kelak akan hitam wajahnya dan disiksa di Neraka jahanam.
Hadits Nabi:
-- : Dari Abdulloh bin Mas’ud RA dari Nabi Muhamad SAW
beliau berkata: “tidak akan masuk surge orang yang ada
kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya”, seorang laki-
laki bertanya: sesungguhnya semua orang senang bajunya bagus,
sandalnya bagus (Apakah itu kesombongan?), beliau menjawab:
“seungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan
kesombingan yaitu menolak kebenaran dan merendahkan
manusia”. HR Muslim (Riadussolihin:300)
Dari hadits itu dapat kita fahami bersama bahwa
sombong itu yaitu perbuatan yang melupakan kepada Allah dan
menganggap dirinya paling besar, paling hebat dan serba paling.
Sehingga saat manusia hatinya sombong, maka dirinya
melupakan Allah, karena kalu mereka ingat pada kesempurnaan
Allah dipastikan orang itu tidak akan sombong. Ternyata perilaku
sombong itu banyak termasuk saat seseorang memiliki sesuatu
misalnya saja baju baru, kemudian hatinya menganggap paling
baik disbanding yang lain, kemudian pula lupa terhadap yang
member keindahan (Allah SWT), maka itu perbuatan sombong.
5. Ujub (angkuh)
bila diri merasa ahli ibadah, ahli taqwa dan ahli amal
soleh serta menganggap kepada orang lain lemah atau merasa
angkuh ini disebut ujub. Ujub ini yaitu penyakit hati yang
datang pada hati sendiri karena meremehkan orang lain. saat n
orang lain
-- : “Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang
pemberi peringatan (Rasul) dari kalangan mereka; dan orang-
orang kafir berkata: "Ini yaitu seorang ahli sihir yang banyak
berdusta". QS Shad:4
6. Ria (mengerjakan ingin pujian)
Ria yaitu penyakit hati yang prosesnya yaitu
mengerjakan perbuatan baik, tetapi dalam hatinya memiliki
tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang lain tidak memiliki
keinginan untuk mendapatkan ridlo Allah. Seluruh amal baiknya
di hadapan Allah tidak akan mendapatkan pahala -- amal
baiknya hancur serta ria ini termasuk sirik kecil. Seluruh
perbuatan yang baik tetapi tidak ingat kepada Allah, maka hal ini
disebut perbuatan ria. Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Orang-orang yang berbuat riya”. Q.S Al maun:6
bila hati manusia masih memiliki penyakit tadi,
maka iman tidak akan betah duduk dalam hati, begitu juga
menjalankan Agma Islam tidak akan benar bahkan menjalankan
Islamnya dipilihan sesuai dengan keinginan hawa nafsunya.
-- yang ringan-ringan dijalankan yang berat-berat
ditinggalkan. Kendatipun Agama Islam dijalankan, maka seluruh
amal baik akan ditolak oleh Allah SWT.
Tugas manusia di dunia yaitu berupaya membersihkan
hati dari penyakit tadi, sehingga saat kembali kepada Allah
memiliki hati yang suci dan bersih. Yang enam penyakit hati
yaitu alat syetan untuk meracuni seluruh amal soleh manusia,
bila manusi berbuat amal soleh tetapi masih dicampuri dengan
penyakit tadi, maka seluruh amalnya hancur ibarat debu yang
tertiup angin.
Setelah hati manusia bersih dari penyaki tadi, maka hati
manusia akan tulus dan akan menerima segala bentuk perintah
Allah dengan penuh rasa tanggung jawab. Efek dari pekerjaan itu,
maka ke-Islaman manusia itu akan berkembang secara terus
menerus bahkan akan berdiri secara utuh dan menyeluruh.
saat melihat peristiwa Nabi Muhamad SAW sebelum
beliau menjalankan tugas isro-mi’raj, maka ia dibersihkan dulu
seluruk kotoran yang ada dalam hatinya oleh kedua malaikat
(Jibril dan Mikail).
Menurut Addardir:3-5 (qisotul mi’raj):
“Nabi dibelah dadanya oleh kedua malaikat (Jibril dan
Mikail) dimulai tenggorokan hingga di bawah perutnya,
kemudian hatinya dibersihkan dari kotoran (penyakit hati)
dengan tiga kali pembersihan. Setelah bersih hatinya,
maka hati nabi dipenuhi dengan hilim, ilmu, iman dan
Islam kemudian ia dicap dengan cap kenabian”.
Efek kebersihan hati nabi, maka nabi dalam menjalankan
tugasnya ia selalu komitmen dan konsisten. Sehingga Islam
selangkah lebih maju dan pengikutnya semakin banyak hingga
futuh Mekah.
4.4 Obat Penyakit Hati
a. Memperbanyak baca quran dan maknanya
b. Berdoa minta dibersihkan hati dari penyakit hati
c. Mendoakan dengan baik bagi orang yang telah
mendolimi kita
d. Memperbanyak amal soleh/sodaqoh
4.5 Penyakit Dlohir
a. Namimah (adu domba)
-- : tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan
ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. Qaf:18
Dapat kita fahami bahwa ayat menjelaskan tentang
pemantauan terhadap manusia dalam segala bentuk ucapan dan
tindakan. Bagi umat Islam seyogiannya memiliki keyakinan
bahwa segala ucapan dan tindakan (baik-buruk) ada dua malaikat
yang menjadi saksi. Malaikat Rokib memantau dan menuliskan
perbuatan baik, Malaikat Atid memantau dan mencatat segala
perbuatan manusia yang jelek. Berkaitan dengan ayat ini
dihubungkan dengan adu domba (namimah) yaitu setiap
kegiatan manusia bersifat adu domba pasti akan dicatat oleh
malaikat Atid sebagai perbuatan jelek.
Begitu juga Hadits Nabi:
-- : Orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk
Surga. HR Mutafak Aleh
berdasar hadits ini bahwa perbuatan adu domba atau
mempropokasi, membuat ujran untuk kebencian orang lain, maka
orang itu seluruh amal baiknya hancur dan ia tidak akan
masuk Surga Allah SWT.
b. Dusta/ menyebarkan isu bohong/hoax
-- : Hai orang-orang yang beriman, jika 80ating kepadamu
orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu. QS Alhujurot:6
-- : Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita
bohong itu yaitu dari golongan kamu juga. Janganlah kamu
kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia yaitu
baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat
Balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara
mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam
penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. An nur:11
Perbuatan bohong yaitu perbuatan yang membedakan
antara isi hati, perkataan dan perbuatan. Perbuatan bohong juga
dapat merugikan diri sendiri, -- bahwa dia tidak berfikir
masa mendatang bahwa apa yang didustakannya bakalan ketemu
oleh semua pihak.
c. Tajasus (mengorek kesalahan orang) dan Gibah
(menggunjing kejelekan org lain
-- ; Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka
itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang. QS Alhujurat:12
Dalam ayat ini ada tiga perilaku yang dilarang oleh Allah
SWT, dan bila dilakukan oleh setiap muslim sudah barang
tentu menjadi perbuatan dosa.
Pertama, buruk sangka (suudzon) yaitu bila mendengar suatu
berita jelek dari si pembawa berita jelek itu, maka si pendengar
kemudian menyimpulkannya dengan jelek juga. Padahal bila
kita mendengar berita jelek dari orang lain, maka hendaklah
bersabar serta melakukan penyelidikan terhadap berita itu. Kedea,
mengorek-ngorek kesalahan orang lain -- saat ada
kesalahan orang lain atau dimungkinkan orang lain berbuat salah,
maka dirinya selalu mencaricari kesalahan kemudian
menyebarkannya. Ketiga, menceritakan kejelekan orang muslim
(tajasus) kepada orang lain dengan tujuan untuk mencari
kepuasan atu menjatuhkan orang lain.
d. Saksi Palsu
-- : dan orang-orang yang tidak Memberi persaksian
palsu, dan bila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka
lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. QS Alfurqon:72
Ayat ini merupakan tanda-tanda hamba Alla SWT yang
diridloi-Nya yaitu orang tidak Memberi kesaksian palsu baik
dipersidangan maupun diluar persidangan. bila melakukan
kesaksian palsu dalam membantu kejahatan orang lain, maka
orang itu termasuk dosa.
e. Munafik
-- : “dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang
beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila
mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka
mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu,
Kami hanyalah berolok-olok." Al baqarah:14
Orang munafik yaitu orang yang menurut al-Quran
termasuk kufur nifak, -- orang itu sudah keluar dari
Islam. Kenapa dikatakan demikian, karena orang munafik
termasuk kategori kufur nifak. Orang munafik sesungguhnya
hatinya memiliki penyakit iri dengki dan hasud dan
perbuatannnya juga akan menghancurkan ke dua orang di sisinya.
bila dia tidak bertaubat, maka ia akan mendapatkan siksa di
neraka kelak.
-- : Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan)
pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-
kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. QS
An nisa:145
-- : Tanda-tanda munafik ada tiga, dimana berbicara suka
dusta, dimana janji suka inkar, dan bila diamanati suka
dikhianati”. HR Bukhori Muslim
Agar kita tidak termasuk orang munafik, hendaklah
memperhatikan hadits itu sebagai pengingat dalam
berperilaku. Karena kita melakukan yang tiga ini kita sudah
termasuk orang munafik.
f. Mencaci maki muslim
-- : Mencaci maki muslim yaitu fasik dan membunuhnya
yaitu kafir”. HR Mutafak alih
bila kita bertengkar dengan muslim sendiri jangan
sampai berlebihan, kita dapat menyelesaikannya dengan cara
saling memaklumi satu sama lainnya. Hindarilah perbuatan
perpecahan, karena perpecahan akan merugikan semua pihak.
Apalagi sampai menaruh dendam (penyakit hati) serta sampai
saling membunuh sesame muslim, maka kita sudah termasuk
dosa besar.
g. Melaporkan/mengadukan kejelekan seseorang kepada
penguasa
-- : dari Abu Mas’ud ia berkata: “nabi bersabda”: “tidak
boleh seseorang dari sahabatku mengadukan kawannya
kepadaku, sebab bagiku lebih senang keluar kepadamu dengan
dada terbuka (atas kesadarannya)”. HR Abu Daud dan Tirmidzi
bila kita melihat kejelekan sesame muslim hendaklah
melakukan tausiah dengan cara yang baik atau melihat kejelekan
orang lain jangan sampai melaporkan kepada pemimpin, tetapi
kita wajib mengarahkan dia agar dia sendiri yang dating kepada
pemimpin untuk bertaubat. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT:
-- : dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan
untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka
saat Menganiaya dirinya[313] datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan
ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang. QS An nisa: 64
bila seseorang melakukan berdosa kepada Allah,
maka kita bertaubatnya harus melalui peradilan disampaing kita
bertaubat secara sendiri. Karena melakukan dosa berarti ia
memiliki beban yang harus diselesaikan secara hukum.
bila kita berdosa kemudian kita menyadarinya dan dating
kepada pemimpin untuk bertaubat (dihukumi), maka ia taubatnya
pasti akan diampuni oleh Allah.
. Mendirikan Islam
Tugas manusia setelah mengenali dirinya, membersihkan
hati dari penyakit, kemudian tugas manusia yaitu melaksanakan
Islam dimulai dari syahadat, sholat, zakat, saum dan naik haji.
Darimana mulai membangun Islam? Nabi telah Memberi
petunjuk melalui hadits yang ia berikan:
-- : “Dari Abi Abdurrohmani Abdullohi Ibnu Umar RA ia
berkata: “aku telah mendengar dari Rosulullah nabi bersabda:
“Islam dibangun dengan lima perkara yaitu mengucapkan dua
kalimah syahadat, melaksanakan solat, menunaikan zakatm, naik
haji dan berpuasa di bulan ramadlon”. HR Bukhori dan Muslim.
Kitab Hadits Arbain
Begitu juga Nabi Muhamd SAW telah memberitahu
tatacara melakukan Islam melalui sabdanya: ϼγϻ
-- : “membangun Islam ibarat membangun suatu rumah
yaitusaling berkaitan satu sama lainnya”.
Contoh lain dalam membangun Islam yaitu ibarat
membangun rumah dimulai dari pondasi, tiang dan lain-lain.
Begitu juga membangun Islam dimulai dari syahadat (pondasi)
Sholat (tiang), puasa, zakat dan haji (prisai). Syahadat ibarat
pondasi, maka pondasi harus kuat dan kokoh -- syahadat
yang dilakukan oleh manusia harus sesuai dengan syarat, rukun,
dan buah syahadat, maka syahadat orang itu akan kuat dan kokoh.
Sedangkan solat ibarat tiang, tiang akan kuat bila tiang
itu menyambung pada pondasi yang kokoh. Begitu juga
puasa, zakat dan haji akan selalu berkaitan bila kuat antara
pondasi dan tiang. Jadi, jika seseorang membangun Islam dari
syahadat yang kokoh, maka solat, puasa, zakat dan haji akan kuat
juga.
Tugas pokok manusia yaitu menjalankan mega proyek
yaitu Agama Islam yang diwujudkan dengan menjalankan
syahadat, solat, zakat, puasa, dan naik haji. Sedangkan amal lain
seperti sodakoh, menolong orang lain, mencari nafkah dan lain-
lain yaitu cabang amal soleh dari yang lima tadi.
Perbedaan Pemahaman tentang Syahadat
Diantara rukun Islam yang paling pondamental yaitu
syahadat buktinya dimulai para rosul (Nabi Adam AS)
mengajarkannya hingga sekarang bahwa syahadat sering menjadi
perdebatan yang hebat. Berbeda dengan rukun Islam seperti solat,
puasa, zakat dan haji hal ini tidak terlalu ramai perdebatan di
kalangan warga luas alasanya yaitu solat merupakan
ibadah harian, puasa ibadah tahunan itupun bila ada faktor
lain yang mendukungnya seperti sehat tapi bila orang sedang
sakit bisa tidak berpuasa, zakat ibadah tahunan itu juga bila
sudah nisab, dan haji ibadah seumur hidup sekali (yang wajibnya)
diluar itu sunat. Begitu juga ibadah solat, zakat, saum dan haji
termasuk ibadah dohir, sehingga sangat mudah dalam
menjalankan dan penilaian secara umum, berbeda dengan ibadah
syahadat hal ini lebih tertuju pada ibadah batin meskipun secara
dohir ada pengucapannya.
Prinsip syahadat yaitu keyakinan yang berhubungan
dengan Allah SWT, karena sedikit saja melenceng dari nilai
keyakinan itu bisa merusak terhadap nilai solat, zakat, saum dan
naik haji. Inilah yang menjadi persoalan perdebatan tentang
syahadat. Berbicara tentang keyakinan atau tentang ketuhanan
jangankan dengan orang yang berbeda agama pasti ada bedanya,
dengan orang yang sama agama Islam juga pasti beda.
Apa yang melatarbelakangi perbedaan ini:
a. Adanya keterbatasan pengetahuan/ilmu --
seorang yang mengaku dirinya sebagai muslim tentu
saja soal ilmu tentang ketuhanan (ketauhidan) ada
batasnya apalagi sampai pemahamannya misalnya saja
bahwa ketauhidan terdiri dari tiga dimensi Pertma,
akidah uluhiyah yaitu keyakinan berhubungan dengan
sifat-sifat Allah, Kedua akidah rububiyah yaitu
keyakinan berhubungan dengan pekerjaan dan
pengurusan Allah, Ketiga akidah mulkiyah yaitu
berhubungan bentuk kepemimpinan Allah yang
diwujudkan dengan kepemimpinan manusia. Yang
biasa menjadi perdebatan di sini khususnya dalam
akidah mulkiyah bahwa banyak orang yang
menafsirkan termasuk melaksanakan hal ini tidak
perlu untuk dijadikan politik Islam (kepemimpinan
Islam) dan ada juga hal ini yaitu harus dibuktikan
dengan kepemimpinan dalam Islam bahkan dalam
pemikirannya tidak syah akidah uluhiyah dan
rububiyah saja bila tidak dibarengi dengan
pelaksanaan akidah mulkiyah.
b. Adanya faktor lain yaitu faktor hidayah yang dapat
menerima terhadap syahadat ini. Tidak sedikit orang
mengetahui tentang ilmu-ilmu syahadat tetapi ilmu
yang ia miliki hanya sampai dalam pemikiran saja
tidak sampai pada hati, sehingga faktor hidayah ini
hanya Allah yang memilikinya.
-- : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat
memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi,
tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-
orang yang mau menerima petunjuk”. QS al-Qasas:
56
Beribu cara yang dilakukan oleh Nabi Muhamad
SAW terhadap pamannya (Abu Tolib) karena Allah
tidak meridloinya, maka Abu Tolib tetap tidak mau
menerima kerosulan Nabi Muhamad atau tidak
mengucapkan dua kalimah syahadat di depan Nabi
Muhamad SAW. Sehingga Abu Tholib disebut kufur
zuhud yaitu hati menerima tapi lisan tidak mau
mengucapkan syahadat. Kemudian Abu Tholib akan
disimpan di Neraka paling ringan yaitu kakinya
disimpan pada api neraka dan di kepalanya mendidih.
c. Tidak mau melaksanakan syariat Islam yang
disebabkan memiliki kepentingan-kepentingan
diantaranya kepentingan individu seperti takut turun
jabatan disaat ia memiliki jabatan, takut dikucilkan
dari suara terbanyak karena mayoritas tidak mau
menegakan kebenaran, takut Memberi sodakoh,
zakat dan infak, masih suka melakukan zina, mabuk,
judi dan bergaul bebas. Kepentingan golongan seperti
golongan atau organisasi yang ia miliki tidak mau
mendirikan syariat Allah sehingga golongan itu
membenci terhadap ajarana Agama Islam. Hal senada
dijelaskan Umar Jiau (2005:41):
“Di dalam syari’at Islam yang disebut kafir yaitu
bukan orang yang tidak beriman kepada Allah SWT,
namun justru orang yang beriman tapi nolak syari’at
Islam. Yang disebut kafir yaitu orang-orang yang
menolak kepada aturan atau ayat-ayat Allaha SWT”.
Sangat jelas bahwa orang yang setengah-setengah dalam
pelaksanaan syariat Islam yaitu orang yang kafir -- hatinya
masih memiliki keraguan dan tertutup sebagian, maka kata
tertutup dalam Bahasa Arab yaitu kafir.
-- : “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan
ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”. QS. Al-Baqoroh:39
Alquran memiliki 30 zuz, 6666 ayat, dan 114 surat terbagi
menjadi:
1. 1000 ayat menjelasakan tentang kisah-kisah para nabi
dan rosul,
2. 1000 ayat menjelaskan tentang pahala
3. 1000 ayat menjelaskan tentang ancaman/siksaan
4. 1000 ayat menjelaskan tentang perumpamaan
5. 1000 ayat menjelaskan tentang perintah
6. 1000 ayat menjelaskan tentang larangan/pencegahan
7. 500 ayat menjelaskan tentang halal dan haram
8. 100 ayat menjelaskan tentang nasakh dan mansukh
9. 66 ayat menjelaskan tentang tasbih, tahlil, tahmid dan
takbir.
Dari 6666 ini ada satu ayat atau satu huruf saja yang
ditolak, maka hukumnya sudah kufur dan seluruh amalnya hancur
tidak akan mendapatkan balasan baik dari Allah nanti pada hari
kiamat.
Inti dari penjiwaan syahadat yaitu ketauhidan --
jiwa dan raga seseorang hanya segalanya diserahkan kepada
Allah. Jiwanya selalu komunikasi dengan Allah, terbayang
kenikmatan yang 99% nanti di akhirat, terbayang siksaan yang
99% nanti di akhirat, yang tertinggi pahalanya yaitu melihat
dzat Allah dalam bentuk fisik (tetap dalam kontek mukholafah),
sehingga hati tidak takut menghadapi manusia sekalipun
dihadapkan pada ujung kematian. Raganya selalu menjalankan
tugas ibadah kepada Allah, sehingga tidak melakukan perbuatan
keji dan munkar.
Penjelasan Syahadat
Pengertian Syahadat
Menurut Bahasa/ethimologi (Δϐϟ) mashdar diambil dari kalimah
1. Menyaksikan / Melihat
-- : “Kembalilah kepada ayahmu dan Katakanlah: "Wahai ayah
kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri, dan Kami hanya
menyaksikan apa yang Kami ketahui, dan sekali-kali Kami tidak dapat
menjaga (mengetahui) barang yang ghaib”. QS Yusuf:81
ٍْمُت ْ نٍُك ْنِإَوٌٍةَضوُبْقَمٌٍناَِهرَفٍاًِبتاٍَك اوُدَِتَ ٍَْلََوٍ رَفَسٍٰىَلَع ٍٍٍَۖنَِمأٍْنَِإف
ٍَُهبَر ٍََللّاٍِقَت َيْلَوٍُهَت َناََمأٍَنُِتُْؤاٍيِذَلاٍ ِدَؤ ُيْل َفٍاًضْع َبٍْمُكُضْع َب ٍٍٍۖاوُمُتْكَتٍَلَّو
ٍَةَداَهَشلا ٍٍُۖهُبْل َقٌٍِثِآٍَُهنَِإفٍاَهْمُتْكَيٍْنَمَو ٍٍَُۖللّاَوٌٍميِلَعٍَنوُلَمْع َتٍَا ِ
﴿٢٨٣﴾ٍ
-- : jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,
Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh
yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia yaitu orang yang
berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. QS Albaqarah:283
2. Menghadiri
-- : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa
pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur”. QS Albaqarah:185
-- : “Berkata Dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah aku
pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah
memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam
majelis(ku)". QS An naml:32
3. Sumpah
-- : dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina),
Padahal mereka tidak ada memiliki saksi-saksi selain diri
mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali
bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya Dia yaitu
Termasuk orang-orang yang benar”.QS An nur:6
4. Pernyataan
-- : “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan
melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan
keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”. QS Ali Imron:18
3.5. Menurut Ishtilah/terminologi ( Bahasa Hukum )
1) Menurut fiqih
-- : Menyatakan hak orang lain atas beban orang
lain.
-- : “Seseorang memberitahu tentang hak seseorang
kepada orang
lain dengan menggunakan kalimat “aku bersaksi”.
2) Menurut Ushul fiqih
-- : “Suatu pembicaraan berdasar ilmu melalui
kesaksian penglihatan”.
3) Menurut Tauhid
-- : “Menekadkan bahwa sesungguhnya Allah SWT
yaitu esa dan tidak ada persekutuan baik dalam ibadah
maupun dalam kepemimpinannya”.
Rukun Islam ada lima yaitu syahadat, solat, puasa, zakat
dan naik haji. Diantara yang lima ini ada yang mutlak yaitu
syahadat dan solat, ada juga yang mukoyad yaitu puasa, zakat dan
naik haji, -- bahwa syahadat dan solat tidak bolah
ditinggalkan dalam situasi dan kondisi apapun, sedangkan puasa,
zakat dan naik haji bisa ditinggalkan bila ada faktor lain yang
tidak mendukung. Misalnya seseorang sedang sakit maka Islam
mengajarkan tidak boleh berpuasa atau sedang bepergian jarak
jauh diperbolehkan untuk berbuka, begitu juga orang tidak boleh
zakat bila tidak memiliki harta dan tidak juga menjalankan
naik haji bila tidak memiliki dana.
Oleh karenanya, rukun Islam yang tiga ini (puasa, zakat
dan naik haji) boleh ditinggalkan bila tidak ada faktor yang
tidak mendukung. Misalnya dalam berpuasa, jika seseorang
sedang sakit atau sedang bepergian diperbolehkan untuk tidak
berpuasa. Zakat bila orang tidak nisab (mampu) berzakat
maka tidak diperkenankan untuk berzakat, dan naik haji, bila
orang tidak mampu untuk berangkat ke tanah suci, maka tidak
diperkenankan untuk pergi ke tanah suci. Tetapi rukun Islam
nomor satu dan dua (syahadat dan solat) syarat mutlak untuk
dilakukan oleh siapa saja (khusu muslim), baik oleh orang kaya,
miskin, sedang sehat atau sedang sakit.
Syahadat yaitu suatu alat transaksi umat manusia dalam
menjalankan tugas agama antara manusia dengan Allah dan
manusia dengan manusia. Manusia dengan Allah melalui
batin/hati -- saat menjalankan tugas Allah maka hati harus
komunikasi dengan Allah bahwa aku menjalankan ini semata-
mata diperintah-Mu, manusia dengan manusia melalui lisan
-- pengucapan secara ijab dan kobul (serah terima) harus
terdengar oleh manusia sebagai bahasa dan suara yang menjadi
kesaksian. Syahadat disebut alat transaksional karena sering
digunakan untuk:
1. Adzan
2. Komat
3. Solat
4. Wudlu
5. Menyembelih hewan
6. Menikah
7. Dan menjalanlankan rukun Islam pertama
Cara menggunakan kalimat syahadat untuk enam kategori
ini sangat berbeda, tergantung niat apa yang ingin dilakukan,
maka cara praktiknya juga berbeda. Contohnya jika seseorang
membacakan syahadat dalam adzan, maka niatnya untuk adzan
bukan untuk bersyahadat, maka disebut syahadat adzan dalam
membacakan syahadat komat maka niatnya komat, maka disebut
syahadat komat, dalam sholat disebut syahadat sholat, dalam
nikah disebut syahadat nikah, begitupun seterusnya.
Berikut ini kalimat syahadat dalam adzan:
Permasalahan di sini yaitu bagaimana cara praktik
bersyahadat niat melakukan rukun Islam pertama. Hal ini sangat
berbeda dengan melakukan bersyahadat adzan, komat, solat,
wudlu, menikah dan menyembelih hewan. Cara melakukan
bersyahadat untuk melakukan rukun Islam pertama yaitu niat
masuk Islam yang disebabkan oleh beberapa faktor, Pertama,
sebab dia seorang kafir mutlak seperti Kristen, Hindu, Budha, dan
aliran agama lain, Kedua, disebabkan seorang muslim melakukan
musyrik, murtad dan kufur. bila manusia (kafir dan muslim
yang melakukan murtad, kufur dan musyrik) untuk melakukan
solat, zakat, saum, haji dan melakukan syariat islam lainnya,
maka ia harus mengucapkan kalimah syahadat.
Jadi, melakukan bersyahadat tidak hanya bagi orang kafir
saja, tetapi seorang muslim yang melakukan murtad, kufur dan
musyrik wajib melakukan bersyahadat lagi, karena syahadat
seseorang bisa batal bila melakukan batal syahadat seperti
halnya solat, puasa, zakat, dan naik haji bisa batal bila
melakukan hal yang dapat membatalkannya. Sebagaimana
dijelaskan oleh Imam Nawawi kitab Sulam Taufik:
-- : “Wajib bagi setiap orang yang melakukan murtad
(ucapan, tekad dan pekerjaan) untuk kembali lagi kepada Agama
Islam dengan cara mengucapkan dua kalimah syahadat, dan
meninggalkan terhadap apa yang telah menyebabkan dirinya
murtad”.
Fungsi Syahadat
Syahadat sebagai Pembersih Hati
saat manusia sudah membersihkan hatinya dari
penyakit hati (takabur (sombong), ujub (anggkuh), ria
(mngerjakan amal baik ingin dapat pujian dari manusia), hasud
(dengki), gillun (dendam), dan suudzon (buruk sangka), maka
langkah manusia ke dua yaitu memasukan ilmu ke dalam hati.
Sehingga ilmu akan duduk dengan betah dan nyaman dalam hati
karena kondisi hati telah bersih dari penyakit hati.
Kedudukan ilmu di dalam hati yang bersih akan
mendorong seseorang menjadi iman yang hakiki. Ilmu apa saja
yang dimasukan ke dalam hati? Tentunya ilmu yang dapat masuk
ke dalam hati yaitu ilmu ushuluddin (poko agama) atau tentang
ke- Tuhanan, karena hati tidak bisa melihat yang wujud seperti
benda yang dapat dilihat oleh mata, sedangkan Allah bukan
termasuk benda, maka Allah dapat dilihat/dirasakan oleh hati
yang bersih.
-- : “dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu.
tetapi kamu tidak melihat”.QS Al waqiah:85
Begitu juga Allah tidak tidak bisa dilihat oleh mata
manusia, sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang
Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha
Halus lagi Maha mengetahui”. QS Al-Anam:103
Dari dua ayat ini merupakan pembeda antara kedudukan
Allah (kholiq) dan ciptaan-Nya (makhluq). Oleh karena Allah
tidak bisa dilihat oleh panca indera manusia, tetapi Allah dapat
dirasa dengan hati manusia, maka tugas manusia yaitu
bagaimana hati kita bisa merasakan atau bisa melihat Allah yang
diwujudkan dalam bentuk penerimaan terhadap perintah Allah
SWT. bila manusia sudah mampu merasakan hatinya bahwa
Allah sebagai dzat yang menjadi kejaran hidup, tempat
kembalinya kehidupan dan tempat bersandar atas segala
kehidupan, maka itulah hati manusia yang selamat atau bersih
dan akan diberikan penghargaan (reword) oleh Allah berupa
Surga. Sebagaimana dijelaskan Allah:
ٍ
-- : “Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan
hati yang bersih”. QS Assyu’aro:89
Syahadat Sebagai Pintu Masuk Islam
Agama Islam yaitu sebuah wadah syariat (ajaran),
dimana Allah telah menurunkan sejumlah peraturan dan
perundang-undangan untuk mengatur hidup dan kehidupan
manusia. 6666 ayat yang tercantum dalam alquran ternya telah
mampu menjawab seluruh problematika yang sudah, sedang dan
akan terjadi pada sisi kehidupan manusia. Dimulai mengatur pola
ibadah, muamalah (sosial-ekonomi), munakahat (berkeluarga)
dan untuk mengatur jinayah (bernegara), telah bukti pada
alquran.
Oleh karena itu, bila manusia ingin melakukan
peraturan dan perundang-undangan yang sesungguhnya, maka
manusia harus masuk ke dalam Agama Islam melalui pengucapan
kalimah syahadat. Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu”. QS Albaqarah:208
Pada ayat ini ada kalimat “masuk” hal ini memberi
pengertian bahwa namanya masuk tentunnya ke dalam ruangan,
sedangkan kata keluar tentunya dari dalam ke luar. Apapun
bentuknya nama masuk harus melalui pintu misalnya saat
masuk rumah tentu melalui pintu rumah, masuk mesjid melalui
pintu mesjid begitupun seterusnya. Namun ada hal yang mesti
kita pelajari bersama kata “masuk” tidak selamanya pada barang
yang wujud seperti tadi (rumah atau bangunan lain), tetapi untuk
masuk sebuah organisasi juga tentunya ada perintah “masuk”
misalnya saja masuk organisasi partai politik, masuk organisasi
keagamaan seperti organisasi persis, NU, muhamadiyah, dan lain-
lain.
Namun proses “masuk” dalam kategori ke rumah dan
organisasi tentunya sangat berbeda. bila masuk ke mesjid
umumnya membacakan kata/do’a:
-- : “Ya Allah! Bukakan bagiku pintu rohmat-Mu”.
Kata/Do’a masuk ke WC/kamar mandi:
-- : “Ya Allah lindungi aku dari syetan laki-laki dan syetan
perempuan”.
Sedangkan perkataan untuk masuk sebuah organisasi
caranya berbeda tergantung tata tertib yang dibuat oleh organisasi
itu sendiri, misalnya masuk organisasi sekolah, organisasi
keagamaan, organisasi TNI-Polri, PNS dan lain-lain biasanya
mulai dari mengisi formulir. Sedangkan untuk masuk pada
organisasi Islam yang sesungguhnya ada kriteria yang
dikhususkan oleh para nabi yaitu dengan cara mengucapkan dua
kalimah syahadat (iqror bi lisan).
Siapa yang harus mengucapkan dua kalimah syahadat
sebagai pintu masuk Agama Islam? Yaitu manusia yang ada
kesiapan diri dan telah membersihkan hati dari penyakit hati
buktinya orang kafir (Kristen, Hindu, Majusi, Yahudi) dan orang
muslim yang telah melakukan musyrik, murtad dan kufur.
saat manusia mengucapkan kalimah syahadat tentunya
harus menjiwai kata musyahadah itu, sehingga dirinya merasakan
bahwa mengucapkan syahadat betul-betul kesiapan diri untuk
melakukan perintah Allah meskipun perintah itu bertabrakan
dengan kehendak hawa nafsu yang sesat, mengucapkan kalimah
syahadat betul-betul mengesakan Allah, mengucapkan syahadat
betul-betul punya perasaan bahwa dirinya akan diperiksa di Allah
kubur tentang syahadat, dan mengucapkan kalimah syahadat
betul-betul sebagai kemandirian dalam bertauhid kepa Allah.
-- : “Dan (ingatlah), saat Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) yaitu orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", QS Al’arof:172
Perkataan “Kami menjadi saksi” atau disebut kalimah
syahadat merupakan pernyataan yang telah dilakukan oleh
manusia pada saat ditanya oleh Allah di Allah Arwah. Syahadat
ini yaitu diberikan kepada Allah saja dan syahadat ini bukan
syahadat sebagai penerimaaan untuk melakukan ajaran-ajaran
Islam sebab melainkan syahadat tentang pengakuan Allah sebagai
tuhan begitu juga syahadat ini dilakukan di alam arwah.
Sedangkan syahadat di alam dunia berbeda dengan dengan alam
arwah, kalau di alam arwah cukup mengaku kepada Allah sebagai
tuhan, tetapi syahadat di dunia yaitu tergantung para nabi yang
memimpinnya. Misalnya, untuk melakukan syahadat di zaman
nabi Adam:
الله لوسر مدا نا دهشاو اللهلاا هلالا نا دهشا
-- : “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan aku
bersaksi sesungguhnya Nabi Adam yaitu utusan Allah”.
Begitupun seterusnya kepada nabi-nabi lain
Cara praktik syahadat di dunia berbeda dengan alam
arwah karena syahadat ini sebagai pernyataan akan melakukan
syariat Islam, maka harus diucapkan, logikanya lain waktu dan
lain tempat maka peraturan juga berbeda.
Untuk syahadat di dunia, saat manusia ingin melakukan
ajaran Islam, maka harus mengucapkan dulu syahadat sebagai
penrnyataan yang akan didengar oleh manusia (memorandom of
understanding) dan akan menjadi penilaian bagi manusia lain.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah
(sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi
dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan
tempat kamu tinggal”. QS Muhamad:19
Kalimah “Tiada Tuhan selain Allah” yaitu isi kalimah
syahadat yang merupakan buah dari syahahadat itu sendiri.
saat dalam hati sudah mengesakan kepada Allah, maka hatinya
akan selalu tunduk dan patuh kepada Allah, dan bila hati
sudah tunduk kepada Allah, maka akan melahirkan manusia yang
zuhud (mengosongkan hati dari kaitan dunia), hatinya selalu
membayangkan nikmat Allah yang paling besar di Akhirat kelak
seperti apa yang dijelaskan Allah:
-- : “Dan segolongan kecil dari orang-orang yang
kemudian, mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan
permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan,
mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,
dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari
air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula
mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging
burung dari apa yang mereka inginkan, dan ada bidadari-
bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.
sebagai Balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. mereka
tidak mendengar di dalamnya Perkataan yang sia-sia dan tidak
pula Perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka
mendengar Ucapan salam. dan golongan kanan, Alangkah
bahagianya golongan kanan itu. berada di antara pohon bidara
yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun
(buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang
tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti
(berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. dan kasur-kasur
yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka
(Bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka
gadis-gadis perawan. penuh cinta lagi sebaya umurnya. (kami
ciptakan mereka) untuk golongan kanan”. QS Alwaqi’ah:14-38
Syahadat sebagai Pondasi Bangunan Islam
Nabi Muhamad SAW telah bersabda:
-- : “Dari Abi Abdurrohmani Abdullohi Ibnu Umar RA ia
berkata: “aku telah mendengar dari Rosulullah nabi bersabda:
“Islam dibangun dengan lima perkara yaitu mengucapkan dua
kalimah syahadat, melaksanakan solat, menunaikan zakatm, naik
haji dan berpuasa di bulan ramadlon. HR Bukhori dan Muslim.
Kitab Hadits Arbain
Begitu juga nabi bersabda:
-- : “Agma Islam ibarat suatu bangunan yang satu sama
lainnya saling berkaitan”.
Baik pada hadits pertama maupun hadits ke dua bahwa
kata “bunia dan kal bunyan” yaitu kata yang mengandung
membangun -- bahwa seorang manusia yang sudah beriman
memiliki mega proyek yaitu membangun/mendirikan Islam. Jika
kita ilustrasikan (gambarkan) bahwa bila kita membangun
suatu rumah tentunya diawali dengan meletakan pondasi terlebih
dahulu. Agar bangunan rumah bisa kuat dan kokoh, maka
pondasi didesain sedemikian rupa entah pondasi menggunakan
bercakar ayam atau bercakar langit, begitu juga bahan yang
digunakan seperti semen, besi, pasir, batu dan penguat lainnya
dipersiapan lebih matang agar bangunan itu kokoh dan kuat.
Begitu juga dalam membangun/menjalankan islam agar kuat,
mengakar dan menyebar tentunya dibangun melalui syahadat.
Menurut Muhamad Umar Jiau (2005:166):
“Suatu bangunan atau rumah dapat terwujud bila ada
tiga pokok yaitu pondasi sebagai dasar atau landasan,
tiang atau dinding sebagai penyangga, dan atap sebagai
naungan”.
Dapat digambar sebagai berikut:
Dari gambar tadi dapat ditafsirkan bahwa, pembangunan
dalam islam dimulai dari syahadat yang merupakan pondasi, solat
merupakan tiang dan saum, zakat dan haji ibarat atap atau prisai.
Rupa-rupanya bentuk rumah indah kelihatannya bila dibangun
secara tersusun rapi, begitu juga membangun islam bahwa ke-
islaman seseorang akan indah pada diri orang itu bila ia
melakukan islam dimulai dari syahadat.
Sekarang kita dapat menggambarkan atau menilai ke
islaman seseorang bahwa, saat seseorang menjalankan islam
dengan tidak tersusun rapi, maka ia sembarangan dan tidak
Zakat, Saum dan Haji
Sholat
Syahadatain
komitmen dan konsisten pada ajaran islam, syariat dipihan yang
enteng-enteng, yang ringan-ringan dan dicari yang dapat
menguntungkan saja. Berbeda dengan seseorang saat ia
menjalankan islam dimulai dari syahadat atau dibangun
berdasar sistem yang telah diajarkan oleh nabi, kelihatannya
komitmen, konsisten dan dapat menyebar dari kecil menjadi
besar.
Cara membangn islam yang benar kita harus melihat
perjalanan yang dilakukan oleh nabi Muhamad SAW, dimana ia
dilahirkan di kota Mekah yang saat itu warga Mekah sedang
memuja-muja (beribadah) dengan menyembah patung-patung
seperti Hobal, Uza, Manah dan latah. Dengan memakai sistem
dakwah yang profesional yang dibimbing oleh wahyu yang
diwujudkan dengan memakai akhlakul karimah, warga
secara perlahan-lahan mereka faham atas agama yang dibawa
oleh Nabi Muhamad SAW. Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah”. QS Al-Ahzab: 21
Akhlakul karimah yang dibawa Nabi Muhamad
merupakan metodologi dakwah dengan tujuan untuk wujudnya
akhlakul ‘adzimah. Akhlakul adzimah yaitu prinsip dakwah
yaitu untuk mengenalkan siapa Allah dan untuk dijadikan
ideology bagi seluruh manusia.
Pada saat Nabi Muhmad SAW membawa akhlakul
karimah, nabi dipuja, dihormati dan bahkan diberi gelar tertinggi
“Al-Amin” -- “terpercaya”, tetapi setelah Nabi Muhamad
SAW menyampaikan dakwah sesungguhnya yaitu
menyampaikan ke-Esaan (ketauhidan) untuk meninggalkan
dewa-dewa/patung-patung yang selama ini mereka sembah, maka
warga Mekah berubah menjadi antipati dan bahkan
mengatakan “almajnun” -- “tergila”. Maka turunlah ayat
qur’an:
-- : “Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali
bukan orang gila, dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar
pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. dan Sesungguhnya
kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung, Maka kelak kamu
akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat”.
QS Al-Qalam:2-5
Banyak salah pengertian di kalangan warga bahwa,
berdakwah nabi hanya sampai akhlakul karimah seperti kata-kata
“lihat nabi Muhamad beraklak mulia”. Padahal nabi sampai
memberlakukan akhlakul adzimah yaitu akhlak yang
berhubungan dengan ketauhidan atau nama lain yaitu kesadaran
warga Mekah untuk mengatakan bersyahadat. Sebagamana
dijelaskan nabi Muhamad SAW:
-- : “Dari Ibnu Umar RA: sesungguhnya Rosulullah telah
berkata: “Aku diperintah oleh Allah untuk membunuh manusia
terkecuali yang telah bersahadat kepada Allah dan rosulnya,
mendirikan solat, menunaikan zakat, barang siapa yang
mengerjakannya, maka harus menjaga darah dan harta
kekayaanya, kecuali dengan ketentuan Islam dan hisabannya ada
ditangan Allah”. HR Bukhori Muslim
Singkatnya bahwa, tugas para nabi yaitu mengajak
kepada manusia agar manusia dapat menyembah Allah SWT
melalui mengikrarkan (mengucapkan) dua kalimah syahadat dan
melakukan buah syahadat, sehingga datang pada dirinya
keyakinan bahwa tiada tuhan selain Allah SWT.
-- : “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu
yang diyakini (ajal)”. QS Al-Hijr:99
Syahadat sebagai Alat Reformasi Akidah (wala dan
baro)
Manusia lahir ke dunia diawali ketidaktahuan, karena
manusia lahir bersama jasad yang secara filsafat bahwa manusia
untuk dapat memahami dirinya yaitu melalui tahapan dimulai
belajar bicara, belajar memahami dan belajar berkarya.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. QS
An-Nahl:78
Dari ayat ini kita dapat memetik pengertian bahwa, modal
manusia hidup di dunia yaitu tiga yaitu; pendengaran (telinga),
penglihatan (mata) dan hati. Ketidaktahuan manusia pada saat
lahir menjadi titik awl pemberangkatan manusia hingga manusia
bisa memposisikan dirinya menjadi manusia termulia dibanding
makhluk lainnya. Melalui mata, telinga dan hati, manusia bisa
menjadi ternama di dunia-akhirat dan melalui mata, telinga dan
hati, manusia bisa menjadi sesat beragama hinggga ia menjadi
manusia terhina dunia-akhirat.
Oleh karenanya, agar manusia dapat mengenal dirinya
siap aku (who is I am), maka kewajiban orang tua untuk
membimbing anaknya agar anaknya dapat menuntut ilmu hingga
ia memiliki ilmu pengetahuan dan ilmu ketuhanan. Sebagaimana
dijelaskan Nabi Muhamad SAW:
-- : “Setiap yang dilahirkan membawa fitrah, maka kedua
orang tuanya yang menyebabkan anaknya menjadi yahudi,
nasrani dan majusi”. HR Imam Hakim
Di sini peran orang tua sebagai aktor utama dan pertama
penyebab anaknya menjadi besar, orang tua sebagai lembaga
pendidikan in formal dimana anaknya bisa mengenal tutur kata,
mengenal orang tuanya dan saudara-saudanya. Tetapi ingat! Ilmu
yang harus diajarkan kepada anaknya agar anaknya mengenal
Allah sebagai sang pencipta melalui pendidikan dasar yaitu
kalimah syahadataen. Sebagaimana dijelaskan Ibnu Ruslan:
ناقتساب هللاا ةفرعم ناسنلاا ىلع بجاو لوا
-- : “Yang pertamakali kewajiban bagi seorang manusia
yaitu mengenal Allah dengan penuh keyakinan”.
Dengan mengenal Allah tentunya dikenalkan kepada anak
yaitu dua kalimah syahadat sebagai pembangunan dasar dan
bangunan awal pada islam. Hal ini telah dipraktekan oleh
Lukmanul Hakim kepada Anaknya pada saat ia mengajarkan
ketauhidan:
-- : “dan (ingatlah) saat Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) yaitu benar-benar kezaliman yang
besar". dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya
dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): "Hai anakku,
Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan
berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus[1181] lagi Maha mengetahui. Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah). dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri. dan sederhanalah
kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. QS
Lukman:12-19
Sangat jelas bahwa, pendidikan yang diajarkan Lukamnul
Hakim itu kalimat “wala tusyrik billah” -- “janganlah kamu
menyekutukan Allah”. Kalimat menyekutukan ini yaitu kalimat
syirik sedangkan syirik yaitu penyebab orang muslim keluar
dari ke-Islamannya, dan untuk menetralisir (menyembuhkan)
musyrik yaitu dengan cara mengucapkan dua kalimah syahadat.
Dengan demikian inti pendidikan Lukmanul Hakim pada anaknya
yaitu penerapan dua kalimah syahadat.
Begitu juga pendidikan Nabi Zakariya AS kepada
anakanya Nabi Yahya bahwa pendidikan yang diajarkannya
yaitu tentang ilmu-ilmu yang berada pada kitab Allah.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Hai Yahya, ambillah Al kitab (Taurat) itu dengan
sungguh-sungguh. dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia
masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari
sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia yaitu seorang yang
bertakwa. dan seorang yang berbakti kepada kedua orang
tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari
ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali”. QS
Maryam:12-15
Dari beberapa ayat ini menunjukan bahwa, pendidikan
yang diajarkan kepada Nabi Yahya oleh ayahnya nabi zakariya
yaitu tentang ajaran Agama islam. Ada kalimat “Khudzil kitaba
biquah” -- menyruh Nabi Yahya agar mempelajari ajaran
yang dibawa oleh ayanya yaitu ajaran islam. Ajaran islam yang
dibawa tentunya Nabi Zakariya mengajarkan kepada anaknya dan
kaumnya yaitu mengenalkan bertauhid atau mempelajari ajaran
syahadat.
saat mata, telinga dan hati manusia sudah penuh
dengan ketasliman kepada perintah Allah dengan cara
melaksanakan bersyahadat kepada-Nya, maka suatu saat
pekerjaan manusia akan dipinta pertanggungjawaban.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya”. QS Al-Isra:36
Sangat jelas bahwa, seluruh aktivitas manusia di dunia,
pasti saat manusia meninggalkan dunia ini akan diperiksa
dimulai mata, telinga dan hati. bila seluruh panca indera
selama di dunia tidak melakukan ketauhidan kepada Allah, maka
Neraka Sa’ir dan neraka Jahanam sebagi tempat kembalinya.
Seabagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Dan mereka berkata: "Sekiranya Kami mendengarkan
atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami
Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". QS
Al mulk:10
Dan Firman Allah:
-- : “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka
Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka memiliki
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka memiliki telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka