alam kubur 1

Rabu, 28 Februari 2024

alam kubur 1


 



 

 Pertama manusia lahir ke dunia tidak mengetahui sesuatu, 

melalui akal dan pikirannya (mendapatkan petunjuk) ladang 

proses pembelajaran sehingga ia bisa membuka dirinya menjadi 

mengetahui segalanya tentunya ada keterbatasan.    

 Hal ini sangat benar sekali bahwa manusia memiliki akal 

yang sempurna dibanding dengan makhluk lain. Tetapi di sisi lain 

bahwa derajat manusia bisa lebih rendah bahkan di bawah derajat 

binatang bila  manusia tidak bisa menggunakan akal dan 

fikirannya. 

 Manusia memiliki mega proyek yang luar biasa yaitu 

menjalankan Agama Islam dimulai melaksanakan syahadat, 

sholat, zakat, puasa dan naik haji. Tugas yang lima ini akan 

diperiksa satu persatu pada saat kita meninggalkan dunia dimulai 

pemeriksaan di alam kubur hingga pemeriksaan di alam akhirat. 

Syahadat akan diperiksa  di alam kubur sedangkan sholat, zakat, 

saum dan naik haji akan diperiksa di alam akhirat. Apakah kita 

akan bisa menjawabnya? 

 melalui  pendidikan kepesantrenan dalam mengkaji ilmu-ilmu agama 

(kajian kitab kuning) seperti ilmu tauhid (ushuludin), ushul fiqh, 

ilmu fiqih, ilmu tasauf (akhlaq), ilmu nahwu, ilmu sharaf, ulumul 

hadits, ulumul qur’an, ilmu mantiq (filsafat), ilmu maani, ilmu 

bayan, ilmu badie’, ilmu arudl dan ilmu tafsir.  

Tugas manusia hidup di dunia hanya ibadah kepada Allah 

SWT melalui tiga hal (1) beribadah mencari jalan yang lurus (al-

Islam) (2) beribadah mencari bekal untuk menunjang 

terselenggaranya al-Islam, dan (3) tidak boleh berbuat kerusakan 

selama hidup di duni. Sebagaimana dijelaskan Allah:  

-- : dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah 

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu 

melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat 

baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat 

baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di 

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang 

yang berbuat kerusakan. QS Alqasas:77 

Setiap manusia tentu saja berupaya mencari jalan yang 

lurus menurut keyakinan yang dilaluinya. Hanya saja perjalanan 

yang lurus itu sulit untuk dibuktikan dalam kegiatan sehari-hari. 

Buktinya di lapangan jangankan non muslim, umat islam saja 

sudah nampak jelas bahwa perbedaan cara menjalani jalan yang 

lurus itu sangat beragam.  

Hal inilah merupakan kepustakaan bagi dinamika sosial 

bahwa manusia memiliki kemampuan sangat terbatas. Tidak ada 

sifat yang sempurna bagi manusia, bahkan manusia cenderung 

berbuat kesalahan dan memiliki sifat pelupa. Namun perlu digaris 

bawahi bahwa, setiap manusia diawal kehidupan tentu saja 

mendapatkan kesulitan, bingung dan bahkan tersesat untuk 

menjalani kehidupannya. Tetapi setelah mereka belajar dan terus 

mencarinya, sehingga ia mampu membuktikan sebuah kebenaran 

yang hakiki.  

Sesat, binggung atau sulit (dzolan) memang telah dialami 

oleh para nabi seperti nabi Ibrohim Alaihi Salam pernah tersesat 

dalam mencari Tuhannya. Ia pernah menyembah matahari, bulan 

dan bintang, tetapi setelah ia terus untuk mencari kebenarannya, 

kemudian Allah tujukan (hidayah) kepadanya sehingga hatinya 

terbuka mampu mukasafah dengan Allah dan istikomah 

beribadah kepada Allah SWT. Begitu juga nabi muhamad diawal 

kenabian ia pernah dzolan, kemudian Allah tunjukan kepadanya, 

sehingga ia istikomah dalam beribadah kepada Allah SWT. 

Firman Allah: 

-- : dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, 

lalu Dia Memberi  petunjuk. QS Adduha:7 

Yang dimaksud dengan bingung di sini ialah kebingungan 

untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, 

lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad s.a.w. sebagai 

jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan 

akhirat. 

Rahasia untuk menemukan jalan yang lurus (shirotol 

mustaqiim/Agama Islam) yaitu  didapat melalui terus belajar dan 

mencari jalan itu . Jangan pernah berhenti dalam belajar, 

jangan pernah merasa diri sudah cukup dalam ilmu, dan jangan 

pula pernah berhenti dalam beribadah. Salahsatu kunci 

keberhasilan dalam mencari jalan yang lurus yaitu  memiliki hati 

yang bersih dari penyakit hati yaitu sombong (takabur), merasa 

diri ahli ibadah/angkuh (ujub), selalu buruk sangka terhadap 

sesama manusia (suudzon), dengki terhadap nikmat orang lain 

(hasud), dendam bila  ada konflik (ghilun), dan ria. Penyakit-

penyakit inilah yang menyebabkan keras hati, sehingga dapat  

menyebabkan tetutup hidayah atau bisa disebut orang dzolan 

(terseat) pada suatu perjalanan. 

Agar manusia tidak tersesat pada perjalanan hidupnya, 

maka Nabi Muhamad telah Memberi  pernyataan sebagai dasar 

untuk dijalaninya.  

Sabda Nabi: 

-- : “Aku tinggalkan dua perkara yang selamanya tidak 

menyesatkan bila  kalian memeganggnya yaitu kitab Allah dan 

sunat para nabi”. HR Muslim 

Kenapa belakangan ini banyak orang yang sesat (dzolan) 

dalam beragama, disebabkan tidak mau menjalani alquran dan 

alhadits, sehingga dirinya merasa tidak tenang, serba salah, dan 

susah dalam hidup dan kehidupannya. Padahal Islam yaitu  

agama yang dapat menyelamatkan hidup dan kehidupan manusia 

dimulai di dunia hingga akhirat kelak.  

Melalui sajian pada buku ini, penulis menyajikan 

beberapa hal penting terutama mengetahui penyakit hati, obat 

penyakit hati, aliran-aliran sesat, dan menemukan kunci jawaban 

untuk di alam kubur dan alam akhirat.  



ASAL-USUL MANUSIA 


Manusia yaitu  makhluk Allah SWT  yang diciptakan 

setelah Jin, hakikat manusia yaitu  suatu makhluk  yang diberi 

amanat oleh Allah untuk bertanggung jawab mengelola terhadap 

alam semesta agar menjadi makmur dan bermanfaat bagi 

makhluk lainnya seperti binatang dan tumbuhan. Manusia telah 

berani mengambil amanat dari Allah sehingga mengalahkan 

makhluk lain atau manusia telah merebut amanat Allah setelah 

Allah menawarkan bumi ini kepada makhluk lain. Sebagaimana 

firman Allah: 

 

-- : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat 

(tugas keagamaan) kepada langit, bumi dan gunung-gunung, 

Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka 

khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh 

manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat 

bodoh”. QS Alahzab:72 

Pada kenyataannya bahwa manusia sangat rakus akan 

kekuasaan, tidak sedikit orang mencari jabatan dan popularitas 

dengan cara menghalalkan berbagai macam cara. Tetapi saat  ia 

sudah memiliki jabatan dan popularitas ia lupa pada janji-janji 

itu .  

Orang yang telah berani mengambil amanat ternyata 

memiliki kepentingan politik untuk menyalurkan hawa nafsunya 

sehingga manusia dapat merusak amanat itu sendiri dengan 

berbuat kejahatan di dunia. Sebagaimana firman Allah: 

 

-- : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut 

disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah 

merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan 

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. QS 

Arrum:41 

Setelah kita memahami tentang eksistensi manusia 

ternyata ia memang telah menghianati dirinya sendiri dengan cara 

mengabaikan janjinya pada saat ia menerima amanat dari Allah 

SWT. Tetapi ada karakter lain bahwa tidak setiap manusia 

melanggar janjinya, masih ada manusia yang bertanggung jawab 

terhadap janjinya melalui pelaksanaan ibadah dengan cara 

mencari ilmu sehingga dengan ilmu yang dimilikinya ia mampu 

memperlihatkan dirinya sebagai manusia unggulan dibanding 

dengan manusia lain.  

Dengan demikian, manusia terbagi dua kelompok, 

Pertma, manusia tidak memiliki ilmu dan pengetahuan sehingga 

dirinya lupa pada janji menerima amanat dari Allah pada 

akhirnya menjadi manusia mendolimi dirinya sendiri. Kedua, 

manusia memiliki ilmu dan pengetahuan sehingga dirinya bisa 

menepati janjinya dan bertanggunga jawab terhadap amanat 

dengan cara melakukan ibadah kepada Allah. 

  Asal-Usul Manusia 

Secara etimologi bahwa manusia berasal dari beberapa 

kata Pertama, dari Bahasa Sangsekerta yaitu “manos” --  

jiwa “ia” --  raga. Jadi manusia yaitu  sekumpulan jasad dan 

ruh sebagai penggerak yang terwujud dalam suatu bentuk seperti 

kita. Kedua, diambil dari Bahasa Arab yaitu insan sedangkan 

insan berasal dari kata “nasia” --  lupa (Kamus 

Almarbawi:316). Jadi manusia (insan) memiliki sipat pelupa hal 

ini berhubungan dengan karakter sebagaimana dijelaskan Allah: 


-- : “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa 

kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka 

sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik”. QS Al-hasyr:19 

Tetapi hanya sedikit orang-orang yang selalu mengingat 

dirinya kepada Allah dan orang inilah termasuk orang yang 

selamat dari ancaman adzab Allah. Agar kita termasuk orang-

orang yang tidak lupa kepada Allah maka kita harus banyak 

membaca alqur’an dan membuat kebajikan.  

Secara bentuk fisik bahwa manusia berasal dari beberapa 

zat seperti zat kapur, zat besi dan zat cair yang disimpan pada 

saripati tanah (menurut Albert Einstein ahli biologi). Saripati 

itu  Allah simpan dalam tanah kemudian dimakan oleh 

tumbuhan, sayuran, buah-buahan dan binatang ternak, lalu 

dimakan oleh manusia dan masuk ke dalam sperma kemudian 

membentuk manusia seperti kita. Sebagaimana dijelaskan Allah:  

-- : “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia 

dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan 

saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh 

(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, 

lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan 

segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang 

belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami 

jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah 

Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, 

Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, 

Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) 

di hari kiamat”. QS Almu’minun:12-16 

Gambar perjalanan manusia dari air sperma hingga menjadi 

manusia dan kembali ke dalam tanah 


TUGAS MANUSIA 

 

3.1 Tugas Manusia Mencari Ilmu dan Pengetahuan 

Setelah manusia menerima amanat dari Allah, maka ia 

memiliki tugas yang berat untuk menjalankan ibadah kepada 

Allah dimulai mencari ilmu, meyakini ilmu dan mengamalkan 

ilmu. Sebuah resiko yang amat berat bahwa manusia harus 

menjalankan tugasnya di muka bumi hingga ia meninggal dunia. 

Di alam sana (alam kubur/barjah dan alam akhirat) 

manusia akan diperiksa tugas selama ia menjalani kehidupan di 

dunia, apakah manusia menjalankan ibadah atau tidak, tetap akan 

dipinta pertanggungjawaban karena di awal manusia telah 

menerima amanat dari Allah SWT.  

Jika manusia telah sadar bahwa dirinya telah menerima 

amanat dari Allah SWT, maka ia akan melaksanakan tugas dan 

perintah Allah.  Fahami secar seksama apa yang menjadi amanat 

dari Allah itu.  

 


-- : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan 

supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. QS Adzariat:56 

Ternyata, amanat dari Allah SWT itu yaitu  sebuah 

perintah beribadah kepada-Nya untuk menjalankan Agama Islam 

--  bahwa manusia dan jin memiliki  mega proyek dari 

Allah untuk dijalankan sesuai dengan ketentuan Allah. saat  

manusia meninggal dunia, maka amanat atau mega proyek itu 

akan diperiksa mulai di Alam Kubur hingga Alam Akhirat. 

Apakah kita bisa menjawabnya atas pemeriksaan mega proyek 

itu? Jika hari ini kita bisa melaksanakan mega proyek penuh 

dengan tanggung jawab, maka pada saat pemeriksaan manusia 

dan jin akan menjawabnya disertai saksi dari Malaikat Rokib dan 

Atid akan menjadi saksinya, tetapi sebaliknya jika manusia dan 

jin tidak bertanggung jawab atas mega proyek itu, maka manusia 

dan jin disertai saksi kedua malaikat itu  tidak akan mampu 

menjawabnya.  

Oleh karena itu, jika manusia dan jin ingin bisa menjawab 

pertanyaan-pertanyaan baik di Alam Kubur maupu Akhirat, maka 

harus bisa menyelsaikan mega proyek itu yaitu tugas ibadah atau 

amanat dari Allah SWT.  

1. Ilmu yaitu  pengetahuan yang diproses melalui 

tahapan tertentu kemudian menjadi dasar atau 

argumentasi dalam melakukan tindakan misalnya 

ilmu tentang tatacara memelihara plora jenis tanaman 

karet dengan metode okulasi agar pertumbuhannya 

baik dan menghasilkan begitu juga agar cepat tumbuh

dan getahnya banyak. Sampai hari ini metode okulasi 

dapat dipertahankan bahkan telah diakui oleh dunia 

internasional. Contoh lain tentang ilmu pengetahuan 

yaitu  metode iqro dalam belajar cepat membaca 

alqur’an untuk mengganti metode ejaan.  

Begitu juga ilmu yang berhubungan dengan tatacara 

menjalankan syari’at Islam secara utuh dan 

menyeluruh (kaffah). Selama ini umat Islam dalam 

menjalankan syari’at Islam masih perlu mendapatkan 

pencerahan-pencerahan yang sifatnya pembaharuan 

(innovation).  

Inilah nama ilmu pengetahuan dapat berkembang 

melalui berbagai pendekatan penelitian yang 

dikembangkan oleh para ilmuan.  

Untuk melahirkan sebuah ilmu pengetahuan diproses 

dengan cara: 

a. Knowing yaitu adanya suatu fenomena atau 

gejala untuk berubah, 

b. Knower yaitu orang yang memproses terhadap 

adanya knowing itu , 


c. Methodes yaitu proses lahirnya ilmu pengetahuan 

dengan pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan 

kolaboratif sehingga menghasilkan sebuah 

kebenaran (teori), 

d. Knowledge yaitu hasil disebut ilmu pengetahuan. 

2. Iman yaitu sebuah nilai abstraksi atau sebuah 

kepercayaan yang tersimpan dalam hati berawal dari 

proses pembelajaran (ilmu) kemudian dihayati oleh 

hati misalnya seseorang mempelajari tentang rukun 

iman yang enam (iman kepada Allah, malaikat, para 

rosul, kitab Allah, hari akhirat dan kodo-kodar). Iman 

yang akan diterima Allah yaitu  iman yang dapat 

ditekadkan oleh hati, diucapkan oleh lisan dan 

dikerjakan dengan anggota badan. 

Iman yang dimiliki oleh setiap manusia yaitu  

Pertama, iman taklid yaitu iman seseorang dalam 

menjalankan ibadahnya mengikuti orang lain tidak 

bersumber pada ilmu atau dalil (argument). Menurut 

para umumnya ulama ahli tauhid (Imam Asy’ari dan 

Imam Ibnul Arobi) bahwa iman taklid yaitu  dosa 

serta akan disiksa di Neraka tetapi akan masuk ke 

Surga.  

Sebagaimana dijelaskan Syekh Ibrohim Albajuri (kitab 

Jauhar Tauhid:21: 


-- : “Sesungguhnya sebagian ulama Memberi  

penjelasan tentang iman taklid bahwa para ulama 

berbeda pendapat, bahwa iman taklid yaitu  orang 

yang mengikuti pendapat orang lain (tidak memiliki 

dalil), pendapat lain bahwa iman taklid tetap keadaan 

berdosa (tersesat)”.   

Dari pernyataan tadi bahwa kelasifikasi iman taklid ada 

enam (6) pendapat tentang hukum iman taklid: (1) 

Tidak syah imannya masih diberi hukum kufur (menrut 

imam Sanusi dan Ibnul Arobi), (2) syah imannya tetapi 

termasuk berdosa bagi orang yang mampu menalar 

dalil alquran (mampu berfikir), (3) syah imannya tetapi 

berdosa bagi orang yang mampu berfikir, (4) syah 

imannya kalau taklidnya pada alquran, (5) syah 

imannya dan tidak berdosa baik mampu berfikir atau 

tidak, (6) syah imannya bila  berfikirnya tidak 

memakai dalil yang dolalah fulasifah. 

Kedua, iman ilmu yaitu iman seseorang melakukan 

ibadahnya dengan dorongan ilmu pengetahuan yang ia 

miliki (memiliki dalil) tetapi belum tembus pada rasa 

hati, Ketiga, iman iyan yaitu iman seseorang sudah 

mulai tembus rasa pada hati --  ia melakukan 

ibadah disamping dorongan ilmu tetapi sudah memiliki 

rasa dalam hatinya bahwa pelaksanaan ibadah semata-

mata diawasi oleh Allah. Iman ini disebut ilmul yakin 

dan mendapatkan posisi muroqobah (hatinya selalu 

ingat pada Allah) kontaknya dengan sifat ilmu, sama 

dan bashor,  Keempat  iman haq yaitu iman seseorang 

sudah tembus rasa (mukasafah) kepada Allah, ilmu 

sudah tidak jadi dorongan ibadah tetapi langsung 

dirinya sudah banyak komunikasi dengan Allah. Iman 

ini disebut haqul yaqin (keyakinan yang hakiki) 

maqomnya (tempatnya) disebut musyahadah (selalu 

perasaan dilihat oleh Allah) kontaknya dengan sifat 

qudrot Allah, Kelima iman hakikat yaitu imannya 

seseorang yang sudah terbius dengan cinta kepada 

Allah, sudah tidak ingat pada makhluk tetapi hanya 

dirinya dengan Allah. Para ulama ahli tauhid 

menggambarkan pada iman ini yaitu ibarat orang yang 

tenggelam pada suatu lautan yang dalam ia berada 

dalam air dan pasir laut sudah tidak bisa melihat lagi 

daratan. Iman ini disebut aenul yaqin (wujud yang 

hakiki) maqomnya disebut maqom fana (tempat rusak),  

Keenam iman hakikatul hakikat yaitu iman para nabi di 

atas iman para wali. Sehingga para ulama ahli tauhid 

tidak bisa member definisi pada iman ini. Abdul 

Madjid (1983:20)   

3. Islam yaitu  suatu wadah atau tempat pelaksanaan 

iman. Jadi Islam itu merupakan pekerjaan bagi orang-

orang beriman atau merupakan kepanjangan dari iman.  


 -- : “Iman itu syarat untuk melakukan islam, 

sedangkan islam yaitu  perbuatan yang dapat dilihat 

seperti melakukan ibadah haji, sholat, puasa dan 

zakat”. Syekh Ibrohim Albajuri:27 

Dari pernyataan itu  sangat jelas bahwa iman 

merupakan kegiatan hati yang tidak dapat kelihatan 

(iman yaitu  kepercayaan dalam hati), sedangkan 

islam merupakan pekerjaan anggota badan. saat  

seseorang memiliki nilai kepercayaan tentang ke-Esaan 

Allah disebut mu’min sedangkan seseorang 

menjalankan ajaran islam disebut muslim. Dengan 

demikian bahwa antara iman dan islam tidak bisa 

dipisahkan, ibarat dua sisi mata uang --  tidak bisa 

terpisah antara sisis yang satu dengan sisi lainnya.   

Tugas manusia pertama yaitu  belajar mendapatkan ilmu 

kemudian meyakini ilmu disebut iman kemudian melaksanakan 

ilmu disebut Islam. Jadi manusia beriman memiliki tugas 

melaksanakan mega proyek yaitu menegakan Islam. Tetapi 

sebelum manusia melaksanakan iman dan islam tentunya hati 

manusia harus bersih dari penyakit hati, karena bila  seseorang 

menjalankan mega proyek yaitu Agama Islam hatinya masih 

kotor, maka seluruh amalnya rusak dan tidak akan diterima di sisi 

Allah.  

3.2  Memahami Aliran Sesat 

Sehari semalam minimal berdoa “ya Allah tunjukan 

kepada jalan yang lurus (Agama Islam) dan jangan Kau tunjukan 

kepadaku pada jalan yang sesat/bingung (نيلاظللاو)” memohon 

kaepada Allah SWT dalam solat wajib sebanyak 17 kali, apalagi 

ditambah dengan solat sunat lainnya. Sebagaimana firman Allah: 


-- : “Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-

orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan 

(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka 

yang sesat”. QS Alfatihah:6-7 

Sesat yaitu  suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia 

dalam menghadapi/menjalani suatu perkara, baik dalam 

pekerjaan yang bersifat sosial budaya maupun bersifat akidah 

atau ideology. Kata “sesat” dalam Bahasa Sunda 

“linglung/bingung” yaitu  sesuatu kehidupan yang menyulitkan 

bagi dirinya misalnya orang sedang masuk ke hutan atau berjalan 

di perkotaan yang tidak mengetahui tentang nama-nama jalan. 

Kemudian ia berjalan untuk menuju kepada sesuatu tempat. 

Karena dia tidak hapal betul nama jalan, maka ia berjalan 

berputar-putar atau bisa dikatakan jalan ditempat. Sedangkan 

sesat menurut Agama Islam yaitu  seseorang yang tidak 

menjalankan ajaran Agama Islam baik orang mengetahui ilmu 

agama maupun orang tidak mengetahui ilmu agama, sehingga 

dirinya tidak menjalankan agama.  

Sudah tidak asing lagi perkataan di warga  luas 

bahwa orang yang membawa syari’at/ajaran syahadat disebut 

orang sesat. Perkataan-perkataan itu bukan hanya dilontarkan 

pada masa ini, tetapi pada masa para nabi terdahulu juga sama 

mengatakan seperti itu. Perkataan itu dikeluarkan oleh orang-

orang yang belum mengerti tentang syahadat (ketauhidan) atau 

orang yang tidak mau menjalankan Agama Islam secara utuh dan 

menyeluruh. Bergitu pula, perkataan “sesat” dilontarkan tidak 

beralasan, tetapi semata-mata keluar dari ungkapan berantai dari 

dari lisan ke lisan dengan  tujuan lain sebagai berikut: 

1. Untuk menjatuhkan lawan politik,  

2. Menarik simpati orang lain untuk dirinya,  

3. Tidak tahu sama sekali terhadap isu itu sendiri, 

4. Faktor hidayah yang belum turun kepadanya.  

Sekarang mengenal jalan yang “sesat” berdasar  

ideologi agama, siapa yang sebenarnya “sesat” itu?  

Menurut Jiaul (2008:83) mengatakan: 

“Dalam pokok keyakinan atau akidah, seseorang atau 

kelompok disebut sesat bila  menolak, menambah atau 

mengurangi keimanan yang terdapat dalam arkanul iman. 

Dalam al-quran orang yang disebut sesat terbagi menjadi 

beberapa macam”.   

Inti dari itu  di atas bahwa yang mengukur sesat 

dalam pandangan Islam yaitu  al-Quran dan al-Hadits, tidak 

semaunya kata-kata sesat dilontarkan terutama hubungan dengan 

keyakinan. Coba perilaku kita sendiri bila  mengaku sebagi 

muslim ukur oleh ayat-ayat Allah, apakah perilaku kita sudah 

sesuai dengan ketentuan Allah atau belum. Penulis memiliki  

keyakinan bahwa, kita sendiri akan bisa mengukur diri kita 

sendiri, sudah sampai dimana kita melakukan syariat Islam 

berdasar  ayatayat Allah SWT.  

Dalam perkataan lain kata “sesat” berasal dari Bahasa 

Arab yaitu  "للض" atua “dzolala” yang menurut ilmu saraf berasal 

dari kalimat mudlo’af tsulai atau ditengah kalimat ada dua huruf 

yang sama yaitu lam pertama dan lam kedua sama, maka menurut 

ulama ahli saraf wajib idgom yaitu   ىناثلا  ىف  جردتو  لولاا  نكست  نا 

--  “sukunkan lam yang pertama dan masukan pada lam 

kedua” atau ke dua lam itu  dilifatkan dalam pembacaan, 

dalam penulisannya lam dipakai tanda tasdid. Arti dzolal itu 

sangat banyak tergantung orientasi kalimat berikutnya dan faktor 

penyebab terjadinya ayat itu .  

Menurut ilmu balaghoh bahwa kalimat dzolal yaitu  

termasuk kalam ijad --  lafadnya satu tetapi maknanya 

banyak. Sebagaimana dijelaskan Abdurrahman Alahdori: 

مسقني فدحو رصق ىلا وهو  * ملع زاجيا هنم لقابو 

-- : kalam ijaz untuk mendatangkan lafad yang sedikit 

sedangkan maknanya banyak dan lafad ijaz terbagi dua yaitu ijaz 

qosru dan hadaf”. Sedangkan bila  maknanya sedikit tepai 

lafadnya banyak yaitu  kalam ithnab ( بانطا(. Kitab Zauhar 

Maknun:112 

Dengan argumentasi itu, bahwa untuk Memberi  makna 

pada kalimat dzolal yaitu  menggunakan pendekatan kalam ijaz 

--  akan banyak arti yang diberikan kepada seseorang yang 

melakukan suatu akidah tergantung posisi orang itu . Secara 

umum bahwa yang sesat yaitu  orang yang meninggalkan kitab 

Allah dan sunat para rosul: 

Hadits Nabi: 

  لوسر ةنسو الله باتك هب متصتعا نا هدعب لضت نل ام نيرما مكيف تكرت

ملسم هور .الله 

-- : “Aku tinggalkan dua perkara yang selamanya tidak 

menyesatkan bila  kalian memeganggnya yaitu kitab Allah dan 

sunat para nabi”. HR Muslim 

Dalam alqur’an dijumpai ada tiga bahasa untuk 

Memberi  dzolal sebagaimana dikutif Jiaul (2008:86) yaitu 

dzolalam ba’ida (sesat yang jauh), dzlolalam mubina (nyata 

sesatnya) dan dzolalas sabiila (sesat pada suatu jalan). 

Untuk menghukumi seseorang apakah orang itu  

disebut sesat, tergantung perilaku sesuai dengan yang tiga tadi. 

Marilah kita perhatikan berikut ini. 

a. Dzolalam Ba’ida (sesat yang jauh) 

 Untuk penggunaan dzolalam ba’ida diterapkan bagi (1) 

orang yang menyekutukan Allah (musyrik) (2) orang kufur 

kepada Allah, (3) dan orang yang masih memakai hukum di luar 

hukum Allah (thogut).  

1. Musyrik    

 Musyrik yaitu  perbuatan dosa paling besar dan tidak bisa 

ditobati kecuali dengan mengucapkan kembali kalimah syahadat. 

Kenapa demikian, karena musyrik yaitu  mensejajarkan Allah 

dengan makhluk dalam bidang uluhiyah (sifat-sifat Allah), 

rububiyah (kepengurusan) dan mulkiyah (kepemimpinan). 

bila  seseorang sudah memiliki dua kepercayaan, maka 

termasuk manusia musyrik. 

 Jiaul (2008:86) mengatakan: 

 “Syirik yaitu  sikap dan perbuatan yang mengakui ada 

Rabb, Malik, dan Illah selain Allah. Orang yang memiliki 

sikap, keyakinan dan perbuatan ini yaitu  orang-orang 

sesat”.  

 Hal itu  sesuai dengan firman Allah: 

 

-- : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa 

mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni 

dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. 

Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, 

Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. QS 

Anisa:116 

 Untuk pembahasan tentang pembagian musyrik lebih jauh 

dibahas pada pembatalan syahadat.  


2. Kufur  

 Kufur berasal dari Bahasa Arab --  tututp-tutup. Yang 

dimaksud di sini yaitu  tertutupi hati seorang manusia untuk 

menerima suatu ajaran. Setiap manusia bisa saja memiliki kufur, 

tetapi kufur tergantung kufurnya kepada apa. Misalnya orang 

muslim disebut kufur tetapi kufurnya pada ajaran luar islam 

(thogut), sedangkan orang non muslim kufurnya pada ayat-ayat 

Allah sama juga disebut kufur. Jadi jangan aneh dan marah 

bila  ada orang mengatakan “kufur” kepada kita, karena kufur 

itu tergantung objeknya.   

  

-- : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang 

mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan 

kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? 

mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah 

diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud 

menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya”. 

QS Annisa:60 

 Pada hari ini banyak orang yang tidak menyadari dirinya 

bahwa sesungguhnya dirinya yaitu  “sesat”. Pada firman Allah 

ini bahwa orang yang sesat itu yaitu  orang-orang yang beriman 

kepada Allah dan para rosul-Nya, ia menjalankan syari’at Islam 

seperti menjalankan solat, zakat, saum dan naik haji serta 

menjalankan sunah-sunah lainnya. Tetapi, sangat disayangkan 

bagi dirinya bahwa dirinya disisi lain masih bertahkim kepada 

hukum di luar hukum Allah (thogut). Secara keilmuan dan 

pemahaman ia tahu betul tentang thogut, tetapi kenapa ia tidak 

menjauhinya, karena disebabkan ia memiliki kepentingan tertentu 

dan mengikuti hawa nafsunya sendiri. Maka orang demikian itu 

digambarkan orang tersesat di hutan atau di sebuah perkotaan.  

Begitu juga dalam fiman Allah:  


-- : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman 

kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah 

turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan 

sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari 

Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-

jauhnya”. QS Annisa:136 

 Dalam ayat ini Allah menjelaskan karateristik orang-

orang yang disebut sesat. Bahwa cirri-ciri orang sesat menurut 

Allah yaitu : 

1. Orang yang tidak yakin/kufur kepada Allah. bila  

orang meragukan kepada Allah seperti meragukan 

tentang fahala, sisksa, surga dan neraka, maka mereka 

itulah orang sesat, 

2. Orang yang tidak percaya kepada para malaikat. 

Allah menyimpan para malaikat sebagai hamba yang 

mememiliki tugas memelihara kita seperti malaikat 

Mikail yang selalu melayani rijki kepada makhluk 

dan atau malaikat-malaikat lain, 

3. Orang yang tidak percaya kepada kitab-kitab yang 

diturunkan Allah. Kitab Allah yang diturunkan Allah 

yaitu  kitab shuhup, kitan jabur, kitab injil, kitab 

tauret dan kitab alquran, 

4. Orang yang tidak percaya kepada rosul-rosul Allah. 

Rosul Allah ada 25 orang dimulai Nabi Adam-Nabi 

Muhamad SAW 

5. Dan tidak percaya kepada hari akhirat yaitu hari 

penentuan untuk menentukan jati diri manusia bahwa 

dimana sesungguhnya nasib manusia itu sendiri.  

Jadi, orang yang disebut sesat berdasar  alquran yaitu  

orang salahsatunya mengingkari kepada Allah, malaikat, kitab-

kitab Allah, para rosul dan hari kemudia. 

Jiau (2008:84) mengatakan: 

“Kesesatan seseorang atau suatu kelompok dapat 

diketahui dari “jalan” yang mereka tempuh. Apakah 

“jalan” yang mereka tempuh dapat mengantarkan kepada 

tujuan yang ditempuh atau tidak? Allah memberitahukan 

kepada kita melalui kitab-Nya tentang manusia atau 

kelompok yang sesat”.  

berdasar  pernyataan ini bahwa orang sesat yaitu  

orang tidak mengetahui perjalanan Agama Islam berdasar  

petunjuk Allah yaitu al-Qur’an. Sangat jelas bahwa, yang 

mengukur kesesatan terhadap perilaku seseorang yaitu  diukur 

oleh firman Allah dan hadits nabi. Hati-hati dalam menghukumi 

suatu perilaku orang, jangan sampai menilai orang dengan hawa 

nafsu, hasil rekayasa otak atau hasil kesepakatan yang di 

dasarkan bukan dari al-Qur’an. bila  kita sebagai orang 

muslim tentunya al-Qur’an dan alhadits dijadikan rujukan setiap 

kali bertindak. Hal ini insya Allah tidak akan sesat bagi dirinya 

dan tidak akan menyesatkan bagi orang lain.  

Seorang manusia bila  ingin tahu tentang sesuatu dalam 

beragama, maka ia harus pandai bergaul, mencari ilmu, bertanya 

kepada ahli ilmu, karena hal itu merupakan jalan yang 

diperintahkan Allah.  

Sebagaimana dijelaskan Allah: 

 

-- : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali 

orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka 

bertanyalah kepada orang yang memiliki  pengetahuan jika 

kamu tidak mengetahui”. QS An nahl:43 

 berdasar  ayat itu  bahwa, tugas manusia yaitu  

untuk terus belajar mendalami sesuatu urusan untuk hidup dan 

kehidupan, lebih-lebih belajar tentang ilmu agama sebagai proyek 

raksasa bagi kehidupan manusia. Tentang menjalankan Agama 

Islam disamping belajar kepada yang memiliki ilmu Agama 

Islam, yang paling penting yaitu  belajar kepada orang-orang 

yang mempraktekan ilmu agama.  

 Dalam pandangan penulis untuk ayat ini yaitu  

bagaimana belajar cara menjalankan ilmu agama. Berarti disini 

disamping belajar ilmu agama tidak kalah penting belajar untuk 

bagaimana cara menjalankannya. Tidak setiap orang memiliki 

ilmu agama pasti bisa menjalankan agama, buktinya dilapangan 

banyak yang memiliki ilmu agama tetapi mereka belum bisa 

menjalankan agama, apa yang menjadi masalahnya yaitu  faktor 

hidayah (petunjuk hati) dari Allah untuk kesiapan dirinya 

menjalankan agama.  

Sebagaimana dijelaskan Allah: 

-- : “Barangsiapa yang Allah sesatkan, Maka baginya tak 

ada orang yang akan memberi petunjuk. dan Allah membiarkan 

mereka terombang-ambing dalam kesesatan”. QS Al-A’rof:186 

Oleh karenanya, sekarang kita sudah bisa menilai 

siapakah yang disebut aliran sesat itu? 

3. Manusia yang menolak syariat Islam   

Ilmu agama tidak menjamin terhadap seseorang untuk 

menerima hidayah dari Allah, buktinya banyak orang yang 

memiliki ilmu agama tetapi hatinya masih belum juga siap untuk 

menjalankan syari’at secara utuh dan menyeluruh, bahkan 

terkesan menghalang-halangi dengan alasan belum waktunya, dll. 

Jadi, ilmu agama bisa menjadi petunjuk itu yaitu  bagi orang-

orang yang benar-benar takwa (taku) kepada Allah. 


-- : “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; 

petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. QS Albaqarah:2 

b. dzlolalam mubina 

Jiau (2008:90) mengatakan: 

“Dhalalam Mubiina --  yaitu  kesesatan yang nyata. 

Dikatakan “sesat yang nyata” karena mereka belum 

menerima ajaran islam. Mereka mengetahui Islam dari 

sumber-sumber di luar orang-orang Islam. Mereka membenci 

Islam karena mereka belum memamahami hakikat Islam 

dengan benar”.  

Begitu juga Jiaul menambahkan bahwa kelompok dhalalm 

mubina ada dua kelompok yaitu kelompok jahiliyah dan orang 

menolak ajaran islam.  

-- : Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-

orang yang beriman saat  Allah mengutus diantara mereka 

seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan 

kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, 

dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan 

Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka yaitu  

benar-benar dalam kesesatan yang nyata. QS. Ali imran: 164 

Ayat ini diberikan pada mereka yang tidak mengetahui 

perjalanan agama Islam sesungguhnya, sehingga mereka pada 

saat belum menerima berita tentang Allah dan rosul-Nya, 

keadaan mereka pada posisi dholalam mubina (sesat yang nyata.  


-- : “dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang 

menyeru kepada Allah Maka Dia tidak akan melepaskan diri dari 

azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain 

Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata". QS Al ahqaf:32 

-- : “Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah 

hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya 

dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? 

Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah 

membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam 

kesesatan yang nyata”. QS Azzumar:22 

Dua ayat ini sebagai gambaran orang yang sudah diberi 

jalan oleh para utusan Allah, tetapi mereka masih tidak menerima 

pada petunjuk itu, maka mereka itulah sebagai orang-orang sesat 

yang nyata (dholalam mubina).  

c. dzolalas sawaa sabiila (sesat pada suatu perjalanan) Jiau 

(2008:90) mengatakan: 

“dzolalas sawaa  sabiila --  sesat pada jalan yang buruk. 

Mereka telah beriman namun mereka kafir kembali (murtad). 

Mereka meninggalkan Islam karena tidak kuat menerima ujian 

dan cobaan atau kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi”.  

Kita memahami bahwa orang yang sesat pada jalan ini 

yaitu  tadinya mereka tidak mengetahui jalan Agama Islam, 

kemudian dia melakukan ajaran Islam, tetapi saat  Allah akan 

menaikan iman dia, sehingga dia tidak kuat untuk 

menghadapinya. Atau bisa saja ia masuk ajaran Islamnya ada 

kepentingan bukan kebutuhan, saat  kepentingannya tidak 

terpenuhi akhirnya dia keluar dari perjalanan agama Islam, hal 

disebut orang tersesat pada suatu perjalanan  (dzolalas sawaas 

sabiila) 

Menurut Jiaul bahwa orang yang diebut tersesat pada suatu 

jalan terbagi menjadi tiga kelompok yaitu (1) orang murtad, (2) 

berkasih saying dengan orang-orang kafir, (3) berlebihan dalam 

beragama.  

Yang termasuk orang murtad yaitu  orang yang telah masuk 

pada Agma Islam, tetapi ia keluar lagi dari agama Islam. 

Fiman Allah: 

 

-- : Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada 

Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada 

jaman dahulu? dan Barangsiapa yang menukar iman dengan 

kekafiran, Maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang 

lurus. Al-baqarah:108 

Jadi, orang murtad yaitu  orang yang menjalankan 

keimanan dalam bentuk ke-Islaman kemudian mereka terjebak 

dengan suatu perjalan yang sesat. --  dia sudah 

menggantikan keimanan dengan kekufuran.  


-- : dan Sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian 

(dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 

orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya aku 

beserta kamu, Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan 

menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan 

kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman 

yang baik. Sesungguhnya aku akan menutupi dosa-dosamu. dan 

Sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang 

mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka Barangsiapa yang 

kafir di antaramu sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat 

dari jalan yang lurus. Al-Ma'idah: 12 

Yang termasuk orang tersesat pada jalan yang buruk 

yaitu  orang muslim masih melakukan kasih sayang dengan 

orang non muslim. --  tidak bisa membedakan suatu aqidah 

yang sesungguhnya. 

-- : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu 

mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia 

yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita 

Muhammad), karena rasa kasih sayang; Padahal Sesungguhnya 

mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, 

mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu 

beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar 

untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah 

kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia 

(berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih 

sayang. aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan 

apa yang kamu nyatakan. dan Barangsiapa di antara kamu yang 

melakukannya, Maka Sesungguhnya Dia telah tersesat dari jalan 

yang lurus. QS Almumtahanah:1 

Padahal untuk umat islam harus memiliki garis pemisah 

dalam hati tentang keimanan (furqon). Sedikit saja dalam hati kita 

berkasih saying dengan orang-orang kafir, maka kita sudah 

diancam dengan api neraka. Sebagaimana firman Allah SWT: 

 َ

-- : dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang 

yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan 

sekali-kali kamu tiada memiliki  seorang penolongpun selain 

daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. 

QS Hud:113 

Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud cenderung 

kepada orang yang zalim maksudnya menggauli mereka serta 

meridhai perbuatannya dengan hati. Akan tetapi jika bergaul 

dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud agar 

mereka kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, maka 

dibolehkan. Bahkan bergaul untuk kegiatan berdakwah itu 

diwajibkan oleh Allah agar mereka mengikuti ajaran Islam.  

Selanjutnya orang yang tersesat pada yang buruk yaitu  

kelompok orang yang berlebihan dalam menjalankan syariat 

agama Islam. --  mereka selalu mementingkan teknik-teknik 

daripada prinsip-prinsip syariah dengan alasan menjaga 

keamanan, toleransi, hubungan kemanusiaan dan keutuhan 

persaudaraan kebangsaan.  

Jiaul (2008:99) mengatakan: 

“Mereka mengutamakan kata-kata ulama (guru-guru sufi 

atau mursyid tarekat) daripada Alquran dan alhadits shohih, 

bukan hanya masalah syari’at, tapi masalah keyakinan”.  

Mereka berfikiran menjalankan syari’at agama Islam 

mengikuti perkembangan budaya (bukan budaya dibingkai syariat 

Islam) dengan alasasan takut dimusuhi oleh orang-orang kafir 

yang sedang berkuasa seperti pada zaman Raja Dikyanus pada 

zaman Ashabul Kahfi. Kemudian pula mereka tidak berusaha 

untuk keluar dari orang-orang durhaka, tidak melihat bagaimana 

sejarah para nabi mereka berupaya menyusun kekuatan agar 

keluar dari lingkaran orang dzolim.  

Firman Allah: 

  

-- : Katakanlah: "Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-

lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam 

agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-

orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan 

Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan 

(manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". QS Al-

maidah:77 

Pada ayat ini yaitu  Memberi  ketegasan kepada orang-

orang yang muslim agar memegang ajaran Islam tidak boleh 

terkalahkan dengan kepentingan-kepentingan kehidupan duniawi, 

tetapi syri’at Islam harus menjadi bumbu penyedap dalam segala 


kepentingan sehingga secara perlahan syariat Islam bisa 

membingkai budaya.  


SYAHADAT 

. Tugas Manusia bertauhid (mengesakan Allah) 

Setelah manusia memiliki ilmu pengetahuan, kemudian 

tugas manusia ke dua yaitu  meyakini ilmu itu . Misalnya 

orang belajar di sekolah/pesantren tentang pembagian rukun iman 

yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab Allah, rosul, hari akhir 

dan iman pada qodo dan qodar. Langkah berikutnya meyakini 

ilmu tadi sehingga menjadi sebuah keyakinan dalam hatinya. 

Tidak cukup sampai yakin dalam hati tetapi keyakinan itu harus 

menjadi sebuah pekerjaan dohir/badan, pekerjaan badan itu 

namanya islam yang diwujudkan dalam bentuk syahadat, sholat, 

zakat, saum dan naik haji.  

Bertauhid (mengesakan) Allah yaitu  berasal dari kata 

wahhada, yauhidu, tauhidan (    )΍ΪϴΣϮΗ ,ΪΣϮϳ ,ΪΣϭ yaitu kata dasar 

(masdar) yang menurut ilmu saraf keluaran tsulasi mazid warna 

pertama bab kedua. Struktur kalimatnya piil muta’adi yang 

orientasinya yaitu  subjek, predikat dan objek (piil, pail dan 

maf’ul). Objeknya yaitu  manusia, predikatnya yaitu  pekerjaan 

melalui ilmu tauhid dan objeknya yaitu  Allah, --  orang 

yang telah memiliki  ilmu tauhid ia menerapkan ilmunya 

dengan cara bertauhid (mengesakan) Allah dengan uluhiyah (sifat 

Allah), rububiyah (tugas Allah) dan mulkiyah (kepemimpinan 

Allah). Tugas manusia untuk bertauhid kepada Allah 

sebagaimana firman Allah: 


-- : “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah 

menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu 

bertakwa”. Q.S Al-baqarah: 21 

Kenapa manusia harus bertauhid? Karena tauhid yaitu  

tugas pertama yang harus dilakukan oleh manusia, manusia tanpa 

bertauhi atau mengenal Allah maka seluruh amal solehnya tidak 

diterima Allah.  

Menurut Moh. Mu’inudinillah Basri (2010:4) 

Mengatakan:  

“Tauhid merupakan pokok yang dibangun diatasnya 

semua ajaran, maka jika pokok ini tidak ada, amal 

perbuatan menjadi tidak bermanfaat dan gugur, karena 

tidak sah sebuah ibadah tanpa tauhid. 

Dari pendapat di atas bahwa, tauhid itu yaitu  pokok 

agama atau ushuludin, bila  pokok ini tidak dilakukan secara 

sesungguhnya maka semua amal manusia tidak berarti di hadapan 

Allah. Nama lain kalimah tauhid yaitu  kalimah syahadat yaitu 

“aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah”. Ternyata segala bentuk 

ibadah dimulai dari solat, zakat, saum, naik haji dan amal-amal 

lain yaitu  bermuara pada syahadat.  

Dengan demikian, bahwa tugas manusia yaitu  mengenal 

dulu terhdap Allah dengan sesungguhnya, jangan dulu 

menjalankan perintah-Nya seperti solat, zakat, saum dan haji. 

Sebagaimana dijelaskan Ibnu Ruslan: 

-- : “Yang pertamakali kewajiban manusia yaitu  mengenal 

Allah dengan penuh keyakinan”. 

Ada pribahasa tak kenal pasti tak sayang, bukti dilapangan 

bahwa banyak orang mengaku terhadap Agama Islam tetapi ia 

tidak mau menerima dan melaksanakan syariat Islam secara utuh 

dan menyeluruh. Hal ini karena ia tidak belajar dulu tentang ilmu 

tauhid atau tidak mengenal dulu Allah SWT. Berikut ini dasar 

ilmu tauhid dan pembagiannya: 

. Tauhid uluhiyah  

Tauhid uluhiyah yaitu  tauhid yang berhubungan dengan 

sifat-sifat Allah SWT yang dimulai sifat: 

a. Wujud --  ada mustahil Allah tidak ada (’adam) 

b. Qidam --  lebih awal mustahil baru (huduts) 

c. Baqo --  abadi mustahil ada akhir-Nya (fana) 

d. Mukholafah --  berbeda dengan makhluk 

mustahil akur dengan makhluk (mumatsalah) 

e. Qiamuhu Binafsihi --  berdiri sendiri mustahil 

butuh pada makhluk (iftiqor) 

f. Wahdaniyat --  satu mustahil banyak (ta’adud) 

g. Qudrot --  berkuasa mustahil tidak berkuasa 

(‘azu) 

h. Irodat --  mampu mustahil terpaksa (karohah) 

i. Ilmu --  mengetahui mustahil bodoh (jahlu) 

j. Hayat --  hidup mustahil mati (maot) 

k. Sama --  mendengar mustahil tidak mendengar 

(shomam) 

l. Bashor --  melihat mustahil buta (a’ma) 

m. Kalam --  berbicara mustahil tuli (bukmu) 

(Ibrohim Albajuri Syarah Tijan Daruri) 

Tiga belas sifat ini merupakan dasar yang harus ditekadkan 

oleh hati manusia beriman bahwa Allah wajib memiliki sifat 

itu  termasuk harus hapal dengan dalil-dalinya, sehingga 

dengan demikian manusia itu  sudah aman dari ancaman 

neraka. Sebenarnya Allah memiliki sifat tidak bisa dihitung oleh 

manusia, tetapi standarisasi untuk manusia beriman minimal 

menekadkan bahwa Allah SWT tersifati oleh yang tiga belas tadi. 

Pendapat lain dua puluh sifat, tetaapi yang tujuh sifat dimulai 

kaonuhu kodiron, muridan, aliman, hayan, samian, basiron dan 

mutakaliman itu sama dengan sifat kudrot, irodat, ilmu, hayat, 

sama, basor dan kalam.  

Efek dari pendalaman tiga belas sifat ini bahwa manusia 

segalanya berserah diri kepada Allah, beribadah atas dasar 

perintah Allah tidak ada harapan lain kecuali mendapatkan ridlo-

Nya. Jika manusia melaksanakan ibadah ada kepentingan di luar 

kepentingan kepada Allah, maka ia termasuk syirik.  

Menurut Moh. Mu’inudinillah Basri (2010:6) 

Mengatakan:  

“Tauhid Uluhiyah yaitu  tauhid ibadah, yaitu mengesakan 

Allah dalam seluruh amalan ibadah yang Allah 

perintahkan, seperti: berdoa, khouf (takut), raja’ (harap), 

tawakkal, raghbah (berkeinginan), rahbah (takut), 

Khusyu’, Khasyah (takut disertai pengagungan), taubat, 

minta pertolongan, menyembelih, nazar dan ibadah yang 

lainnya yang diperintahkan-Nya”. 

 


-- : “(dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi 

kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis 

binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu 

berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang 

serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan 

melihat”. Q.S Asyura: 11 

 

 

 Dari ayat itu  dapat kita fahami bersama bahwa Allah 

SWT sebagai Dzat Pencipta langit. Langit yaitu  tempat para 

malaikat untuk beribadah kepada Allah, langit berlapis tujuh 

lapisan, di langit ada tempat ibadah malaikat secara bersama 

namanya baitul makmur. Baitul makmur ada di langit ke empat, 

setiap hari ada 75 ribu malaikat yang masuk ke baitul makmur 

dan mereka langsung diambil Allah untuk ke Surga. Langit tujuh 

itu disebut alam malakut (tempatnya para malaikat. 

Begitu juga Allah sebagai Pencipta manusia, pencipta 

binatang-binatang ternak secara berpasangan --  ada laki-laki 

dan perempuan jantan dan betina agar semua itu dapat 

berkembang biak. Hal ini merupakan proses pertumbuhan 

penduduk secara keseluruhan dan terbukti bahwa manusia 

dimulai manusia pertama (Nabi Adam dan Siti Hawa) hingga saat 

ini sudah memadati planet bumi dan alam barjah.  

-- : “Itulah sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu 

kepadamu. dan janganlah kamu Mengadakan Tuhan yang lain di 

samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam 

neraka dalam Keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat 

Allah)”. Q.S Al-Isro:39 

 

 Sangat jelas bahwa setelah manusia sadar bahwa dirinya 

yaitu  ciptaan Allah SWT, semua binatang ciptaan-Nya, planet 

langit juga ciptaan-Nya, tugas manusia itu bertauhid (mengesakan 

Allah), sesungguhnya tidak ada yang harus disembah, diibadahi 

dan ditaati segala perintahan-Nya dan dijauhi segala larangan-

Nya hanya Allah SWT. Inilah inti hidup yaitu  mendekat 

(taqorrub) kepada Allah dalam segala bentuk kehidupan. Jika 

kita tidak bertauhid kepada Allah maka kita termasuk manusia 

syirik dan akan menjadi penghuni Neraka dan haram ke Surga.  

Hal ini dijelaskan oleh Nabi Muhamad SAW: 

  

-- : “Barang siapa yang mati tidak musyrik kepada Allah 

(bersyahadat), maka dia akan masuk Surga, dan barangsiapa 

yang mati musyrik kepada Allah (tidak bersyahadat), maka akan 

masuk neraka”. HR. Muslim: Sumber Kitab Riadussolihin Bab 

Jihad 

. Tauihid Rububiyah  

Kata Rububiyah --  bahwa Allah yang mengurus 

segala kehidupan umat manusia, jin, malaikat dan syetan. Allah 

mengurus makhluk-Nya dimulai mengurus hidup, mati, kaya, 

miskin, sehat, sakit, masa muda, masa tua, dan lain-lain. Tidak 

hanya mengurus di dunia saja, tetapi Allah mengurus manusia 

sampai di alam ahkirat. Hal ini bagi seorang manusia beriman 

wajib menekadkan bahwa tidak ada yang mengurus kecuali Allah 

SWT, jika manusia hatinya tidak menekadkan demikian, maka 

manusia termasuk musyrik rububiyah. Sebagaimana dijelaskan 

Allah: 

  

-- : ‘Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) 

kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan 

antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah 

dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak 

(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai 

Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah 

kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami yaitu  orang-orang 

yang berserah diri (kepada Allah)". QS Ali - Imran:64 

Kata Arbaban yaitu  suatu benda atau kepercayaan lain di 

luar Allah yang wujudnya bisa harta kekayaan seperti kendaraan, 

hewan peliharaan, rumah, pakaian, atau berbentuk manusia atau 

jin. bila  hati kita memiliki kepercayaan, mencintai, 

menyayangi mereka itu sama dengan menyayangi terhadap Allah 

atau mensejajarkan dengan Allah, maka hati kita termasuk 

musyrik rububiyah.  

 

 

Jadi, musyrik rububiyah ini yaitu  keyakinan hati atau 

bersandar hati kepada makhluk (ciptaan Allah). Kemudian harus 

seperti apa tindakan kita agar kita tidak termasuk musyrik 

rububiyah? Caranya yaitu  hati kita harus selalu bersandar pada 

Allah dalam setiap kegiatan, tetapi lisan bisa berkata lain seperti 

ucapan kita saat  ditanya orang lain pada saat kita sedang sakit. 

Ada orang bertanya: “sakitmu sudah sembuh, makan obat apa 

atau dengan dokter siapa? Maka kita harus menjawab dengan 

bibir kita “sakit saya sembuh makan obat paramek” tetapi hati 

kita harus berkata “sakit saya sembuh dengan-Mu ya Allah”. 

Antara hati dan lisan harus berbeda agar kita tidak termasuk 

manusia yang musyrik.    

. Tauhid Mulkiyah    

Kata Mulkiyah berasal dari Bahasa Arab yaitu Malikun 

--  yang mengurus. Yang diurus oleh Allah yaitu  makhluk 

yang ada di dunia dan akhirat nanti, di dunia Allah memiliki 

sistem organisasi yang istimewa dimulai dari Allah malaikat dan 

para nabi.  

Di dalam kemulkiyahan (kepemimpinan) Allah SWT ada 

sejumlah program yang harus dikerjakan oleh setiap jaringan-

Nya. Tentunya hal ini sama seperti memimpin organisasi biasa 

yaitu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Organisasi memiliki 

fungsi yaitu menjalankan tugas sebagaimana dibentuk dalam 

manajemen.  

Perlu kita fahami bersama komunikasi organisasi Allah, 

malaikat sampai para nabi begitu erat hubungannya, --  

kegiatan organisasi ini sangat nampak program Allah kelihatan 

karena antara nabi, malaikat dan Allah komunikasinya sangat 

Allah 

pemimpin 

tertinggi 

Malaikat 

Para Nabi 

Manusia 

 

 

erat. Berbeda dengan manusia setelah para nabi, saat  ia 

menjalankan tugasnya ada yang lamban kelihatan ada pula yang 

cepat.  

Inti dari tauhid mulkiyah ini yaitu  penerapan syari’at 

Islam secara kepemimpinan. --  Islam mengajarkan kepada 

manusia harus memiliki kepemimpinan atau membentuk 

kepemimpinan berdasar perintah al-Qur’an. Syariat Islam 

membagi ajarannya menjadi dua bagian: (1) Fardiah (individu) 

--  syariat Islam yang dapat dijalankan oleh diri sendiri 

seperti wudlu, mandi, solat munfarid (solat sendiri), (2) Jam’iyah 

(bersama-sama) --  syariat Islam yang dapat dilakukan oleh 

semua umat Islam seperti penentuan pelaksanaan proses 

peradilan perdata dan pidana, penentuan pelaksanaan puasa, 

zakat, dan naik haji. Terutama tugas secara berjamaah hal ini 

menjadi tugas yang sangat besar, karena saat  kita 

meninggalkan tugas berjamaah ini, maka saat  mati, matinya 

jahiliyah. Sebagaimana dijelaskan nabi Muhamad SAW: 

  

-- : “Barangsiapa mati dan terpisah dari berjamaah, maka 

mati keadaan Jahiliyah”. HR. Muslim (Riadus solihin:19) 

Baik pelaksanaan syariat Islam fardiyah maupun jam’iyah 

tentunya perlu tata aturan yang dilakukan melalui organisasi dan 

kepemimpinan. Dengan demikian, kepemimpinan dalam Islam 

yaitu  suatu yang wajib dilakukan oleh setiap manusia beriman, 

hal ini disebut tauhid mulkiyah. Allah memerintahkan untuk 

melakukan membentuk kepemimpinan sebagai alat komunikasi 

dan alat untuk menjalankan ajaran Islam secara utuh dan 

menyeluruh.  

  

-- : “ingatlah saat  Tuhanmu berfirman kepada Para 

Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang 

khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau 

hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan 

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal 

Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan 

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku 

mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". 

Dari firman Allah itu , dapat difahami bahwa Allah 

menyuruh manusia untuk membentuk suatu khilafah 

(kepemimpinan) sebagai alat untuk mencapai harapan dan tujuan 

manusia. Sebagai manusia tidak mungkin hidup sendirian, tetapi 

hidup manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain. 

Dengan demikian, organisasi yaitu  suatu alat berkumpul 

manusia untuk membicarakan berbagai kepentingan manusia itu 

sendiri. Oleh karena itu, kita penting memahami apa itu 

organisasi. Berikut ini definisi organisasi yang dikemukakan oleh 

beberapa para ahli dimulai dari Hadits Nabi sampai para ahli 

sosial.  

1. Sabda Nabi Muhamad SAW: 

اورمؤيلف مكدحا اورفس اذا 

       --  : ”jika kalian berpergian, hendaklah 

mengangkat pemimpin di antara kalian” 

اورماف ةثلاث متنك اذا 

-- : “bila  kalian berdiri tiga orang, maka 

harus mengangkat pemimpin”.  

2. Chester I. Barnand (dalam Yayat Hayati Jatmiko 

2002:I) dalam bukunya “The executive Fungtions”, 

mengemukakan bahwa,”I definisi organization as a 

system of cooperatives of two or more persons”. 

(system kerjasama antara dua orang atau lebih). 

3. Edwin B.Flippo ( dalam Yayat Hayati Jatmiko 2002: 

I) organisasi yaitu  “system hubungan antara sumber 

daya yang mmemungkinkan mencapai sasaran”. 

4. Paul Preston dan Thomas Zimmerer ( dalam yayat 

hayati Djatmiko    2002: I) bahwa organisasi yaitu  

organization is a collection of  a collection Of people, 

arranged into groups, working together to achieve 

some common Objectives”, Organisasi yaitu  

sekumpulan orang-orang yang di susun dalam 

kelompok, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan 

bersama . 

5. Abdurahmat Fathoni (2003:23) mengemukakan 

bahwa organisasi yaitu  “kerja sama orang-orang 

atau kelompok untuk mencapai tujuan yang di 

inginkan”. 

6. Malinowski (dalam Abdurrahmat Fathoni 2003:24) 

mengemukakan organisasi yaitu  suatu kelompok 

orang yang bersatu dalam tugas-tugas  tatu tugas 

umum,terikat pada lingkungan tertentu mengunakan 

alat teknologi dan pada peraturan  

7. James d. mooney organisasi yaitu  “organization is 

the from of the human Association for the attainment 

of the common purpose”, (organisasi yaitu  sebuah 

bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama ). 

8. Henry I.Sisk organisasi yaitu  sekelompok orang 

terlihat secara bersama-sama  di dalam hubungan 

yang resmi untuk mencapai tujuan-tujuan. 

            Sebagaimana dijelaskan para ahli itu  bahwa, suatu 

kegiatan yang dilakukan secara kerjasama baik melibatkan dua 

orang paling minimal atau lebih yang tentunya bertujuan untuk 

mencapai  sebuah tujuan sebagaimana diawal telah 

disajikan, maka itu disebut organisasi jadi sebuah organisasi 

dikatakana manakala ada beberapa unsur yang terlibat: 

1. Adanya system, seperangkat konsep untuk 

mengantarkan kepada tujuan tentu yang sesuai dengan 

tujuan 

2. Ada orang, hal ini merupakan pelaku /subjek dalam 

mengerjakan sesuatu kegiatan. Kaitan dengan ini 

pelaku sifatnya terbatas, baik melibatkan satu orang 

atau lebih 

3. Adanya kerjasama, --  kegiatan yang dilakukan 

oleh sekelompok orang itu  tentunya dapat di 

ketahui, difahami serta berpijak pada peraturan 

sebagaimana kentuan-ketentuan yang mereka buat 

bersama, begitu pula dapat dilakukan secara bersama-

sama sesuai dengan kapasitas  dan tugas masing-

masing  

4. Adanya tujuan, yaitu sebagaai kegiatan akhir dimana 

hal ini merupakan final atau buah yang menjadi 

harapan semua orang dalam membentuk suatu 

organisasi memandang organisasi harus dilihat 

dariempat dimensi tadi yang merupakan gambaran dan 

pemberian definisi seuah organisasi .tidak bisa 

dikatakan organisasi, jika sebuah kegiatan tidak ada 

kerjasama, tidak ada tujuan dan tidak ada pula system 

yang jelas.          

         berdasar  pada argumentasi itu  sangat jelas 

bahwa, untuk menjalankan tugasnya manusia dalam mengelola 

alam dunia ini tentunya memiliki alat sebagai penyambung antara 

individu untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan sebagaimana 

layaknya manusia.  

Kebutuhan manusia dalam hal mengelola alam fana ini 

selalu terkembang dan tanpa batas sesuai dengan perkembangan 

ilmu sosial, disamping itu pula dalam melahirkan pengetahuan 

social tentunya membutuhkan kerjasama antar semua unsur yang 

disebut organisasi. 

Jadi, organisasi merupakan kebutuhan yang fundamental 

(foundation need) bagi kehidupan umat manusia dalam 

melaksanakan tugasnya sebagai insan social. Hanya 

permasalahan yang harus disikapi oleh setiap orang mau 

berorganisasi dalam mencapai tujuanya yaitu  bagaimana upaya 

menyatukan proses, tujuan-tujuan, karakteristik organisasi, 

hukum-hukum serta sekaligus pembentukan dan deklarasi 

organisasi itu , agar menjadi sebuah organisasi besar yang 

dapat dijadikan percontohan bagi orang sesudahnya. 

Dengan demikian, tauhid mulkiyah yaitu  sebagai wujud 

pendekatan diri kepada Allah dalam rangka membuktikan 

pengakuan diri kepada uluhiyah dan rububiyah Allah. Manusia 

yang menyatakan dirinya iman dan islam kepada Allah tidak 

sempurna bila  menjalankan agamanya tidak dibuktikan 

dengan tauhid mulkiyah (kepemimpinan).   

  Islam Turunan 

Cara berfikir tentang pelaksanaan Agama Islam sangat 

berbeda yang disebabkan oleh kafasitas keilmuan, pergaulan dan 

budaya. Disadari oleh kita bersama bahwa pada umunya kita 

menjalankan Agama Islam berdasar  pada kebiasaan orang tua 

dan kebudayaan yang dilakukan oleh warga  lingkungan 

setempat. Kadangkala menjalankan hal ini bukan karena faktor 

kesadaran melainkan lumrah berdasar  sosial kewarga an. 

Contoh seorang keluarga memiliki seorang anak, anak itu  

melakukan ritual keagamaan berdasar  mengikuti kepada 

orang tua. Kebiasaan melakukan ajaran agama dilakukan oleh si 

anak itu  hingga dewasa. 

  

-- : “orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah 

beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 

'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam 

hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia 

tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; 

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-

orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, 

kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang 

(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. 

mereka Itulah orang-orang yang benar. QS al hujurot 14-15 

Yang menjadi pertanyaan penulis yaitu  bagaimana awal 

melakukan ajaran Agama Islam pada saat awal pergeseran agama 

dari Agama Hindu ke Agama Islam? Karena awal agama yang 

dilakukan oleh bangsa Indonesia yaitu  aliran Agama dinamisme 

dan animisme yaitu suatu kepercayaan warga  menyembah 

terhadap ruh-ruh yang ada dalam benda. Kemudian datanglah 

Agama Hindu dari India yang dibawa oleh para penyebar Agama 

itu .  

Agama Hindu disebarkan oleh para pedagang yang datang 

dari India dengan Bahasa Tamil. Mereka mengajarkan kitab suci 

Wedda di dalam pesantian dan pasraman yang belajarnya yaitu  

para shastri. Shastri --  para pujangga yang mendalami kitab 

suci wedda, shastri berasal dari Bahasa Tamil sebuah daerah di 

Negara India. Kemudian datanglah sekelompok ulama Islam dari 

Pantai Malabar sebelah barat (para Gujarat) dengan membawa 

ajaran Agama Islam yang diajarkan di pesantren melalui kajian 

kitab suci al-Quran yang diajarnya disebut santri.  

Jadi jelas bahwa, agama yang dianut oleh bangsa 

Indonesia terdahulu yaitu  bukan Islam. Dengan demikian, di 

sini berarti ada sebuah cara ritual yang dilakukan oleh para 

ulama, bagaimanakah proses pergeseran melakukan Agama Islam 

yang tadinya Agama Hindu. 

saat  orang berpendapat bahwa dia melaksanakan Islam 

semata-mata faktor turunan dari orang tua sampai leluhur mereka. 

Padahal sangat jelas bahwa sejarah bangsa Indonesia bukan 

keturunan Islam melaikan Hinduisme. Kita melihat sejarah Nabi 

Nuh AS ia memiliki anak laki-laki namanya Kan’an tetapi 

Kan’an penolak ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Nuh AS, 

sehingga k