alam kubur 1
Pertama manusia lahir ke dunia tidak mengetahui sesuatu,
melalui akal dan pikirannya (mendapatkan petunjuk) ladang
proses pembelajaran sehingga ia bisa membuka dirinya menjadi
mengetahui segalanya tentunya ada keterbatasan.
Hal ini sangat benar sekali bahwa manusia memiliki akal
yang sempurna dibanding dengan makhluk lain. Tetapi di sisi lain
bahwa derajat manusia bisa lebih rendah bahkan di bawah derajat
binatang bila manusia tidak bisa menggunakan akal dan
fikirannya.
Manusia memiliki mega proyek yang luar biasa yaitu
menjalankan Agama Islam dimulai melaksanakan syahadat,
sholat, zakat, puasa dan naik haji. Tugas yang lima ini akan
diperiksa satu persatu pada saat kita meninggalkan dunia dimulai
pemeriksaan di alam kubur hingga pemeriksaan di alam akhirat.
Syahadat akan diperiksa di alam kubur sedangkan sholat, zakat,
saum dan naik haji akan diperiksa di alam akhirat. Apakah kita
akan bisa menjawabnya?
melalui pendidikan kepesantrenan dalam mengkaji ilmu-ilmu agama
(kajian kitab kuning) seperti ilmu tauhid (ushuludin), ushul fiqh,
ilmu fiqih, ilmu tasauf (akhlaq), ilmu nahwu, ilmu sharaf, ulumul
hadits, ulumul qur’an, ilmu mantiq (filsafat), ilmu maani, ilmu
bayan, ilmu badie’, ilmu arudl dan ilmu tafsir.
Tugas manusia hidup di dunia hanya ibadah kepada Allah
SWT melalui tiga hal (1) beribadah mencari jalan yang lurus (al-
Islam) (2) beribadah mencari bekal untuk menunjang
terselenggaranya al-Islam, dan (3) tidak boleh berbuat kerusakan
selama hidup di duni. Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. QS Alqasas:77
Setiap manusia tentu saja berupaya mencari jalan yang
lurus menurut keyakinan yang dilaluinya. Hanya saja perjalanan
yang lurus itu sulit untuk dibuktikan dalam kegiatan sehari-hari.
Buktinya di lapangan jangankan non muslim, umat islam saja
sudah nampak jelas bahwa perbedaan cara menjalani jalan yang
lurus itu sangat beragam.
Hal inilah merupakan kepustakaan bagi dinamika sosial
bahwa manusia memiliki kemampuan sangat terbatas. Tidak ada
sifat yang sempurna bagi manusia, bahkan manusia cenderung
berbuat kesalahan dan memiliki sifat pelupa. Namun perlu digaris
bawahi bahwa, setiap manusia diawal kehidupan tentu saja
mendapatkan kesulitan, bingung dan bahkan tersesat untuk
menjalani kehidupannya. Tetapi setelah mereka belajar dan terus
mencarinya, sehingga ia mampu membuktikan sebuah kebenaran
yang hakiki.
Sesat, binggung atau sulit (dzolan) memang telah dialami
oleh para nabi seperti nabi Ibrohim Alaihi Salam pernah tersesat
dalam mencari Tuhannya. Ia pernah menyembah matahari, bulan
dan bintang, tetapi setelah ia terus untuk mencari kebenarannya,
kemudian Allah tujukan (hidayah) kepadanya sehingga hatinya
terbuka mampu mukasafah dengan Allah dan istikomah
beribadah kepada Allah SWT. Begitu juga nabi muhamad diawal
kenabian ia pernah dzolan, kemudian Allah tunjukan kepadanya,
sehingga ia istikomah dalam beribadah kepada Allah SWT.
Firman Allah:
-- : dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung,
lalu Dia Memberi petunjuk. QS Adduha:7
Yang dimaksud dengan bingung di sini ialah kebingungan
untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal,
lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad s.a.w. sebagai
jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan
akhirat.
Rahasia untuk menemukan jalan yang lurus (shirotol
mustaqiim/Agama Islam) yaitu didapat melalui terus belajar dan
mencari jalan itu . Jangan pernah berhenti dalam belajar,
jangan pernah merasa diri sudah cukup dalam ilmu, dan jangan
pula pernah berhenti dalam beribadah. Salahsatu kunci
keberhasilan dalam mencari jalan yang lurus yaitu memiliki hati
yang bersih dari penyakit hati yaitu sombong (takabur), merasa
diri ahli ibadah/angkuh (ujub), selalu buruk sangka terhadap
sesama manusia (suudzon), dengki terhadap nikmat orang lain
(hasud), dendam bila ada konflik (ghilun), dan ria. Penyakit-
penyakit inilah yang menyebabkan keras hati, sehingga dapat
menyebabkan tetutup hidayah atau bisa disebut orang dzolan
(terseat) pada suatu perjalanan.
Agar manusia tidak tersesat pada perjalanan hidupnya,
maka Nabi Muhamad telah Memberi pernyataan sebagai dasar
untuk dijalaninya.
Sabda Nabi:
-- : “Aku tinggalkan dua perkara yang selamanya tidak
menyesatkan bila kalian memeganggnya yaitu kitab Allah dan
sunat para nabi”. HR Muslim
Kenapa belakangan ini banyak orang yang sesat (dzolan)
dalam beragama, disebabkan tidak mau menjalani alquran dan
alhadits, sehingga dirinya merasa tidak tenang, serba salah, dan
susah dalam hidup dan kehidupannya. Padahal Islam yaitu
agama yang dapat menyelamatkan hidup dan kehidupan manusia
dimulai di dunia hingga akhirat kelak.
Melalui sajian pada buku ini, penulis menyajikan
beberapa hal penting terutama mengetahui penyakit hati, obat
penyakit hati, aliran-aliran sesat, dan menemukan kunci jawaban
untuk di alam kubur dan alam akhirat.
ASAL-USUL MANUSIA
Manusia yaitu makhluk Allah SWT yang diciptakan
setelah Jin, hakikat manusia yaitu suatu makhluk yang diberi
amanat oleh Allah untuk bertanggung jawab mengelola terhadap
alam semesta agar menjadi makmur dan bermanfaat bagi
makhluk lainnya seperti binatang dan tumbuhan. Manusia telah
berani mengambil amanat dari Allah sehingga mengalahkan
makhluk lain atau manusia telah merebut amanat Allah setelah
Allah menawarkan bumi ini kepada makhluk lain. Sebagaimana
firman Allah:
-- : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat
(tugas keagamaan) kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat
bodoh”. QS Alahzab:72
Pada kenyataannya bahwa manusia sangat rakus akan
kekuasaan, tidak sedikit orang mencari jabatan dan popularitas
dengan cara menghalalkan berbagai macam cara. Tetapi saat ia
sudah memiliki jabatan dan popularitas ia lupa pada janji-janji
itu .
Orang yang telah berani mengambil amanat ternyata
memiliki kepentingan politik untuk menyalurkan hawa nafsunya
sehingga manusia dapat merusak amanat itu sendiri dengan
berbuat kejahatan di dunia. Sebagaimana firman Allah:
-- : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. QS
Arrum:41
Setelah kita memahami tentang eksistensi manusia
ternyata ia memang telah menghianati dirinya sendiri dengan cara
mengabaikan janjinya pada saat ia menerima amanat dari Allah
SWT. Tetapi ada karakter lain bahwa tidak setiap manusia
melanggar janjinya, masih ada manusia yang bertanggung jawab
terhadap janjinya melalui pelaksanaan ibadah dengan cara
mencari ilmu sehingga dengan ilmu yang dimilikinya ia mampu
memperlihatkan dirinya sebagai manusia unggulan dibanding
dengan manusia lain.
Dengan demikian, manusia terbagi dua kelompok,
Pertma, manusia tidak memiliki ilmu dan pengetahuan sehingga
dirinya lupa pada janji menerima amanat dari Allah pada
akhirnya menjadi manusia mendolimi dirinya sendiri. Kedua,
manusia memiliki ilmu dan pengetahuan sehingga dirinya bisa
menepati janjinya dan bertanggunga jawab terhadap amanat
dengan cara melakukan ibadah kepada Allah.
Asal-Usul Manusia
Secara etimologi bahwa manusia berasal dari beberapa
kata Pertama, dari Bahasa Sangsekerta yaitu “manos” --
jiwa “ia” -- raga. Jadi manusia yaitu sekumpulan jasad dan
ruh sebagai penggerak yang terwujud dalam suatu bentuk seperti
kita. Kedua, diambil dari Bahasa Arab yaitu insan sedangkan
insan berasal dari kata “nasia” -- lupa (Kamus
Almarbawi:316). Jadi manusia (insan) memiliki sipat pelupa hal
ini berhubungan dengan karakter sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa
kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka
sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik”. QS Al-hasyr:19
Tetapi hanya sedikit orang-orang yang selalu mengingat
dirinya kepada Allah dan orang inilah termasuk orang yang
selamat dari ancaman adzab Allah. Agar kita termasuk orang-
orang yang tidak lupa kepada Allah maka kita harus banyak
membaca alqur’an dan membuat kebajikan.
Secara bentuk fisik bahwa manusia berasal dari beberapa
zat seperti zat kapur, zat besi dan zat cair yang disimpan pada
saripati tanah (menurut Albert Einstein ahli biologi). Saripati
itu Allah simpan dalam tanah kemudian dimakan oleh
tumbuhan, sayuran, buah-buahan dan binatang ternak, lalu
dimakan oleh manusia dan masuk ke dalam sperma kemudian
membentuk manusia seperti kita. Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu,
Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu)
di hari kiamat”. QS Almu’minun:12-16
Gambar perjalanan manusia dari air sperma hingga menjadi
manusia dan kembali ke dalam tanah
TUGAS MANUSIA
3.1 Tugas Manusia Mencari Ilmu dan Pengetahuan
Setelah manusia menerima amanat dari Allah, maka ia
memiliki tugas yang berat untuk menjalankan ibadah kepada
Allah dimulai mencari ilmu, meyakini ilmu dan mengamalkan
ilmu. Sebuah resiko yang amat berat bahwa manusia harus
menjalankan tugasnya di muka bumi hingga ia meninggal dunia.
Di alam sana (alam kubur/barjah dan alam akhirat)
manusia akan diperiksa tugas selama ia menjalani kehidupan di
dunia, apakah manusia menjalankan ibadah atau tidak, tetap akan
dipinta pertanggungjawaban karena di awal manusia telah
menerima amanat dari Allah SWT.
Jika manusia telah sadar bahwa dirinya telah menerima
amanat dari Allah SWT, maka ia akan melaksanakan tugas dan
perintah Allah. Fahami secar seksama apa yang menjadi amanat
dari Allah itu.
-- : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. QS Adzariat:56
Ternyata, amanat dari Allah SWT itu yaitu sebuah
perintah beribadah kepada-Nya untuk menjalankan Agama Islam
-- bahwa manusia dan jin memiliki mega proyek dari
Allah untuk dijalankan sesuai dengan ketentuan Allah. saat
manusia meninggal dunia, maka amanat atau mega proyek itu
akan diperiksa mulai di Alam Kubur hingga Alam Akhirat.
Apakah kita bisa menjawabnya atas pemeriksaan mega proyek
itu? Jika hari ini kita bisa melaksanakan mega proyek penuh
dengan tanggung jawab, maka pada saat pemeriksaan manusia
dan jin akan menjawabnya disertai saksi dari Malaikat Rokib dan
Atid akan menjadi saksinya, tetapi sebaliknya jika manusia dan
jin tidak bertanggung jawab atas mega proyek itu, maka manusia
dan jin disertai saksi kedua malaikat itu tidak akan mampu
menjawabnya.
Oleh karena itu, jika manusia dan jin ingin bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan baik di Alam Kubur maupu Akhirat, maka
harus bisa menyelsaikan mega proyek itu yaitu tugas ibadah atau
amanat dari Allah SWT.
1. Ilmu yaitu pengetahuan yang diproses melalui
tahapan tertentu kemudian menjadi dasar atau
argumentasi dalam melakukan tindakan misalnya
ilmu tentang tatacara memelihara plora jenis tanaman
karet dengan metode okulasi agar pertumbuhannya
baik dan menghasilkan begitu juga agar cepat tumbuh
dan getahnya banyak. Sampai hari ini metode okulasi
dapat dipertahankan bahkan telah diakui oleh dunia
internasional. Contoh lain tentang ilmu pengetahuan
yaitu metode iqro dalam belajar cepat membaca
alqur’an untuk mengganti metode ejaan.
Begitu juga ilmu yang berhubungan dengan tatacara
menjalankan syari’at Islam secara utuh dan
menyeluruh (kaffah). Selama ini umat Islam dalam
menjalankan syari’at Islam masih perlu mendapatkan
pencerahan-pencerahan yang sifatnya pembaharuan
(innovation).
Inilah nama ilmu pengetahuan dapat berkembang
melalui berbagai pendekatan penelitian yang
dikembangkan oleh para ilmuan.
Untuk melahirkan sebuah ilmu pengetahuan diproses
dengan cara:
a. Knowing yaitu adanya suatu fenomena atau
gejala untuk berubah,
b. Knower yaitu orang yang memproses terhadap
adanya knowing itu ,
c. Methodes yaitu proses lahirnya ilmu pengetahuan
dengan pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
kolaboratif sehingga menghasilkan sebuah
kebenaran (teori),
d. Knowledge yaitu hasil disebut ilmu pengetahuan.
2. Iman yaitu sebuah nilai abstraksi atau sebuah
kepercayaan yang tersimpan dalam hati berawal dari
proses pembelajaran (ilmu) kemudian dihayati oleh
hati misalnya seseorang mempelajari tentang rukun
iman yang enam (iman kepada Allah, malaikat, para
rosul, kitab Allah, hari akhirat dan kodo-kodar). Iman
yang akan diterima Allah yaitu iman yang dapat
ditekadkan oleh hati, diucapkan oleh lisan dan
dikerjakan dengan anggota badan.
Iman yang dimiliki oleh setiap manusia yaitu
Pertama, iman taklid yaitu iman seseorang dalam
menjalankan ibadahnya mengikuti orang lain tidak
bersumber pada ilmu atau dalil (argument). Menurut
para umumnya ulama ahli tauhid (Imam Asy’ari dan
Imam Ibnul Arobi) bahwa iman taklid yaitu dosa
serta akan disiksa di Neraka tetapi akan masuk ke
Surga.
Sebagaimana dijelaskan Syekh Ibrohim Albajuri (kitab
Jauhar Tauhid:21:
-- : “Sesungguhnya sebagian ulama Memberi
penjelasan tentang iman taklid bahwa para ulama
berbeda pendapat, bahwa iman taklid yaitu orang
yang mengikuti pendapat orang lain (tidak memiliki
dalil), pendapat lain bahwa iman taklid tetap keadaan
berdosa (tersesat)”.
Dari pernyataan tadi bahwa kelasifikasi iman taklid ada
enam (6) pendapat tentang hukum iman taklid: (1)
Tidak syah imannya masih diberi hukum kufur (menrut
imam Sanusi dan Ibnul Arobi), (2) syah imannya tetapi
termasuk berdosa bagi orang yang mampu menalar
dalil alquran (mampu berfikir), (3) syah imannya tetapi
berdosa bagi orang yang mampu berfikir, (4) syah
imannya kalau taklidnya pada alquran, (5) syah
imannya dan tidak berdosa baik mampu berfikir atau
tidak, (6) syah imannya bila berfikirnya tidak
memakai dalil yang dolalah fulasifah.
Kedua, iman ilmu yaitu iman seseorang melakukan
ibadahnya dengan dorongan ilmu pengetahuan yang ia
miliki (memiliki dalil) tetapi belum tembus pada rasa
hati, Ketiga, iman iyan yaitu iman seseorang sudah
mulai tembus rasa pada hati -- ia melakukan
ibadah disamping dorongan ilmu tetapi sudah memiliki
rasa dalam hatinya bahwa pelaksanaan ibadah semata-
mata diawasi oleh Allah. Iman ini disebut ilmul yakin
dan mendapatkan posisi muroqobah (hatinya selalu
ingat pada Allah) kontaknya dengan sifat ilmu, sama
dan bashor, Keempat iman haq yaitu iman seseorang
sudah tembus rasa (mukasafah) kepada Allah, ilmu
sudah tidak jadi dorongan ibadah tetapi langsung
dirinya sudah banyak komunikasi dengan Allah. Iman
ini disebut haqul yaqin (keyakinan yang hakiki)
maqomnya (tempatnya) disebut musyahadah (selalu
perasaan dilihat oleh Allah) kontaknya dengan sifat
qudrot Allah, Kelima iman hakikat yaitu imannya
seseorang yang sudah terbius dengan cinta kepada
Allah, sudah tidak ingat pada makhluk tetapi hanya
dirinya dengan Allah. Para ulama ahli tauhid
menggambarkan pada iman ini yaitu ibarat orang yang
tenggelam pada suatu lautan yang dalam ia berada
dalam air dan pasir laut sudah tidak bisa melihat lagi
daratan. Iman ini disebut aenul yaqin (wujud yang
hakiki) maqomnya disebut maqom fana (tempat rusak),
Keenam iman hakikatul hakikat yaitu iman para nabi di
atas iman para wali. Sehingga para ulama ahli tauhid
tidak bisa member definisi pada iman ini. Abdul
Madjid (1983:20)
3. Islam yaitu suatu wadah atau tempat pelaksanaan
iman. Jadi Islam itu merupakan pekerjaan bagi orang-
orang beriman atau merupakan kepanjangan dari iman.
-- : “Iman itu syarat untuk melakukan islam,
sedangkan islam yaitu perbuatan yang dapat dilihat
seperti melakukan ibadah haji, sholat, puasa dan
zakat”. Syekh Ibrohim Albajuri:27
Dari pernyataan itu sangat jelas bahwa iman
merupakan kegiatan hati yang tidak dapat kelihatan
(iman yaitu kepercayaan dalam hati), sedangkan
islam merupakan pekerjaan anggota badan. saat
seseorang memiliki nilai kepercayaan tentang ke-Esaan
Allah disebut mu’min sedangkan seseorang
menjalankan ajaran islam disebut muslim. Dengan
demikian bahwa antara iman dan islam tidak bisa
dipisahkan, ibarat dua sisi mata uang -- tidak bisa
terpisah antara sisis yang satu dengan sisi lainnya.
Tugas manusia pertama yaitu belajar mendapatkan ilmu
kemudian meyakini ilmu disebut iman kemudian melaksanakan
ilmu disebut Islam. Jadi manusia beriman memiliki tugas
melaksanakan mega proyek yaitu menegakan Islam. Tetapi
sebelum manusia melaksanakan iman dan islam tentunya hati
manusia harus bersih dari penyakit hati, karena bila seseorang
menjalankan mega proyek yaitu Agama Islam hatinya masih
kotor, maka seluruh amalnya rusak dan tidak akan diterima di sisi
Allah.
3.2 Memahami Aliran Sesat
Sehari semalam minimal berdoa “ya Allah tunjukan
kepada jalan yang lurus (Agama Islam) dan jangan Kau tunjukan
kepadaku pada jalan yang sesat/bingung (نيلاظللاو)” memohon
kaepada Allah SWT dalam solat wajib sebanyak 17 kali, apalagi
ditambah dengan solat sunat lainnya. Sebagaimana firman Allah:
-- : “Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-
orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat”. QS Alfatihah:6-7
Sesat yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia
dalam menghadapi/menjalani suatu perkara, baik dalam
pekerjaan yang bersifat sosial budaya maupun bersifat akidah
atau ideology. Kata “sesat” dalam Bahasa Sunda
“linglung/bingung” yaitu sesuatu kehidupan yang menyulitkan
bagi dirinya misalnya orang sedang masuk ke hutan atau berjalan
di perkotaan yang tidak mengetahui tentang nama-nama jalan.
Kemudian ia berjalan untuk menuju kepada sesuatu tempat.
Karena dia tidak hapal betul nama jalan, maka ia berjalan
berputar-putar atau bisa dikatakan jalan ditempat. Sedangkan
sesat menurut Agama Islam yaitu seseorang yang tidak
menjalankan ajaran Agama Islam baik orang mengetahui ilmu
agama maupun orang tidak mengetahui ilmu agama, sehingga
dirinya tidak menjalankan agama.
Sudah tidak asing lagi perkataan di warga luas
bahwa orang yang membawa syari’at/ajaran syahadat disebut
orang sesat. Perkataan-perkataan itu bukan hanya dilontarkan
pada masa ini, tetapi pada masa para nabi terdahulu juga sama
mengatakan seperti itu. Perkataan itu dikeluarkan oleh orang-
orang yang belum mengerti tentang syahadat (ketauhidan) atau
orang yang tidak mau menjalankan Agama Islam secara utuh dan
menyeluruh. Bergitu pula, perkataan “sesat” dilontarkan tidak
beralasan, tetapi semata-mata keluar dari ungkapan berantai dari
dari lisan ke lisan dengan tujuan lain sebagai berikut:
1. Untuk menjatuhkan lawan politik,
2. Menarik simpati orang lain untuk dirinya,
3. Tidak tahu sama sekali terhadap isu itu sendiri,
4. Faktor hidayah yang belum turun kepadanya.
Sekarang mengenal jalan yang “sesat” berdasar
ideologi agama, siapa yang sebenarnya “sesat” itu?
Menurut Jiaul (2008:83) mengatakan:
“Dalam pokok keyakinan atau akidah, seseorang atau
kelompok disebut sesat bila menolak, menambah atau
mengurangi keimanan yang terdapat dalam arkanul iman.
Dalam al-quran orang yang disebut sesat terbagi menjadi
beberapa macam”.
Inti dari itu di atas bahwa yang mengukur sesat
dalam pandangan Islam yaitu al-Quran dan al-Hadits, tidak
semaunya kata-kata sesat dilontarkan terutama hubungan dengan
keyakinan. Coba perilaku kita sendiri bila mengaku sebagi
muslim ukur oleh ayat-ayat Allah, apakah perilaku kita sudah
sesuai dengan ketentuan Allah atau belum. Penulis memiliki
keyakinan bahwa, kita sendiri akan bisa mengukur diri kita
sendiri, sudah sampai dimana kita melakukan syariat Islam
berdasar ayatayat Allah SWT.
Dalam perkataan lain kata “sesat” berasal dari Bahasa
Arab yaitu "للض" atua “dzolala” yang menurut ilmu saraf berasal
dari kalimat mudlo’af tsulai atau ditengah kalimat ada dua huruf
yang sama yaitu lam pertama dan lam kedua sama, maka menurut
ulama ahli saraf wajib idgom yaitu ىناثلا ىف جردتو لولاا نكست نا
-- “sukunkan lam yang pertama dan masukan pada lam
kedua” atau ke dua lam itu dilifatkan dalam pembacaan,
dalam penulisannya lam dipakai tanda tasdid. Arti dzolal itu
sangat banyak tergantung orientasi kalimat berikutnya dan faktor
penyebab terjadinya ayat itu .
Menurut ilmu balaghoh bahwa kalimat dzolal yaitu
termasuk kalam ijad -- lafadnya satu tetapi maknanya
banyak. Sebagaimana dijelaskan Abdurrahman Alahdori:
مسقني فدحو رصق ىلا وهو * ملع زاجيا هنم لقابو
-- : kalam ijaz untuk mendatangkan lafad yang sedikit
sedangkan maknanya banyak dan lafad ijaz terbagi dua yaitu ijaz
qosru dan hadaf”. Sedangkan bila maknanya sedikit tepai
lafadnya banyak yaitu kalam ithnab ( بانطا(. Kitab Zauhar
Maknun:112
Dengan argumentasi itu, bahwa untuk Memberi makna
pada kalimat dzolal yaitu menggunakan pendekatan kalam ijaz
-- akan banyak arti yang diberikan kepada seseorang yang
melakukan suatu akidah tergantung posisi orang itu . Secara
umum bahwa yang sesat yaitu orang yang meninggalkan kitab
Allah dan sunat para rosul:
Hadits Nabi:
لوسر ةنسو الله باتك هب متصتعا نا هدعب لضت نل ام نيرما مكيف تكرت
ملسم هور .الله
-- : “Aku tinggalkan dua perkara yang selamanya tidak
menyesatkan bila kalian memeganggnya yaitu kitab Allah dan
sunat para nabi”. HR Muslim
Dalam alqur’an dijumpai ada tiga bahasa untuk
Memberi dzolal sebagaimana dikutif Jiaul (2008:86) yaitu
dzolalam ba’ida (sesat yang jauh), dzlolalam mubina (nyata
sesatnya) dan dzolalas sabiila (sesat pada suatu jalan).
Untuk menghukumi seseorang apakah orang itu
disebut sesat, tergantung perilaku sesuai dengan yang tiga tadi.
Marilah kita perhatikan berikut ini.
a. Dzolalam Ba’ida (sesat yang jauh)
Untuk penggunaan dzolalam ba’ida diterapkan bagi (1)
orang yang menyekutukan Allah (musyrik) (2) orang kufur
kepada Allah, (3) dan orang yang masih memakai hukum di luar
hukum Allah (thogut).
1. Musyrik
Musyrik yaitu perbuatan dosa paling besar dan tidak bisa
ditobati kecuali dengan mengucapkan kembali kalimah syahadat.
Kenapa demikian, karena musyrik yaitu mensejajarkan Allah
dengan makhluk dalam bidang uluhiyah (sifat-sifat Allah),
rububiyah (kepengurusan) dan mulkiyah (kepemimpinan).
bila seseorang sudah memiliki dua kepercayaan, maka
termasuk manusia musyrik.
Jiaul (2008:86) mengatakan:
“Syirik yaitu sikap dan perbuatan yang mengakui ada
Rabb, Malik, dan Illah selain Allah. Orang yang memiliki
sikap, keyakinan dan perbuatan ini yaitu orang-orang
sesat”.
Hal itu sesuai dengan firman Allah:
-- : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni
dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah,
Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. QS
Anisa:116
Untuk pembahasan tentang pembagian musyrik lebih jauh
dibahas pada pembatalan syahadat.
2. Kufur
Kufur berasal dari Bahasa Arab -- tututp-tutup. Yang
dimaksud di sini yaitu tertutupi hati seorang manusia untuk
menerima suatu ajaran. Setiap manusia bisa saja memiliki kufur,
tetapi kufur tergantung kufurnya kepada apa. Misalnya orang
muslim disebut kufur tetapi kufurnya pada ajaran luar islam
(thogut), sedangkan orang non muslim kufurnya pada ayat-ayat
Allah sama juga disebut kufur. Jadi jangan aneh dan marah
bila ada orang mengatakan “kufur” kepada kita, karena kufur
itu tergantung objeknya.
-- : “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang
mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan
kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah
diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya”.
QS Annisa:60
Pada hari ini banyak orang yang tidak menyadari dirinya
bahwa sesungguhnya dirinya yaitu “sesat”. Pada firman Allah
ini bahwa orang yang sesat itu yaitu orang-orang yang beriman
kepada Allah dan para rosul-Nya, ia menjalankan syari’at Islam
seperti menjalankan solat, zakat, saum dan naik haji serta
menjalankan sunah-sunah lainnya. Tetapi, sangat disayangkan
bagi dirinya bahwa dirinya disisi lain masih bertahkim kepada
hukum di luar hukum Allah (thogut). Secara keilmuan dan
pemahaman ia tahu betul tentang thogut, tetapi kenapa ia tidak
menjauhinya, karena disebabkan ia memiliki kepentingan tertentu
dan mengikuti hawa nafsunya sendiri. Maka orang demikian itu
digambarkan orang tersesat di hutan atau di sebuah perkotaan.
Begitu juga dalam fiman Allah:
-- : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya”. QS Annisa:136
Dalam ayat ini Allah menjelaskan karateristik orang-
orang yang disebut sesat. Bahwa cirri-ciri orang sesat menurut
Allah yaitu :
1. Orang yang tidak yakin/kufur kepada Allah. bila
orang meragukan kepada Allah seperti meragukan
tentang fahala, sisksa, surga dan neraka, maka mereka
itulah orang sesat,
2. Orang yang tidak percaya kepada para malaikat.
Allah menyimpan para malaikat sebagai hamba yang
mememiliki tugas memelihara kita seperti malaikat
Mikail yang selalu melayani rijki kepada makhluk
dan atau malaikat-malaikat lain,
3. Orang yang tidak percaya kepada kitab-kitab yang
diturunkan Allah. Kitab Allah yang diturunkan Allah
yaitu kitab shuhup, kitan jabur, kitab injil, kitab
tauret dan kitab alquran,
4. Orang yang tidak percaya kepada rosul-rosul Allah.
Rosul Allah ada 25 orang dimulai Nabi Adam-Nabi
Muhamad SAW
5. Dan tidak percaya kepada hari akhirat yaitu hari
penentuan untuk menentukan jati diri manusia bahwa
dimana sesungguhnya nasib manusia itu sendiri.
Jadi, orang yang disebut sesat berdasar alquran yaitu
orang salahsatunya mengingkari kepada Allah, malaikat, kitab-
kitab Allah, para rosul dan hari kemudia.
Jiau (2008:84) mengatakan:
“Kesesatan seseorang atau suatu kelompok dapat
diketahui dari “jalan” yang mereka tempuh. Apakah
“jalan” yang mereka tempuh dapat mengantarkan kepada
tujuan yang ditempuh atau tidak? Allah memberitahukan
kepada kita melalui kitab-Nya tentang manusia atau
kelompok yang sesat”.
berdasar pernyataan ini bahwa orang sesat yaitu
orang tidak mengetahui perjalanan Agama Islam berdasar
petunjuk Allah yaitu al-Qur’an. Sangat jelas bahwa, yang
mengukur kesesatan terhadap perilaku seseorang yaitu diukur
oleh firman Allah dan hadits nabi. Hati-hati dalam menghukumi
suatu perilaku orang, jangan sampai menilai orang dengan hawa
nafsu, hasil rekayasa otak atau hasil kesepakatan yang di
dasarkan bukan dari al-Qur’an. bila kita sebagai orang
muslim tentunya al-Qur’an dan alhadits dijadikan rujukan setiap
kali bertindak. Hal ini insya Allah tidak akan sesat bagi dirinya
dan tidak akan menyesatkan bagi orang lain.
Seorang manusia bila ingin tahu tentang sesuatu dalam
beragama, maka ia harus pandai bergaul, mencari ilmu, bertanya
kepada ahli ilmu, karena hal itu merupakan jalan yang
diperintahkan Allah.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali
orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka
bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui”. QS An nahl:43
berdasar ayat itu bahwa, tugas manusia yaitu
untuk terus belajar mendalami sesuatu urusan untuk hidup dan
kehidupan, lebih-lebih belajar tentang ilmu agama sebagai proyek
raksasa bagi kehidupan manusia. Tentang menjalankan Agama
Islam disamping belajar kepada yang memiliki ilmu Agama
Islam, yang paling penting yaitu belajar kepada orang-orang
yang mempraktekan ilmu agama.
Dalam pandangan penulis untuk ayat ini yaitu
bagaimana belajar cara menjalankan ilmu agama. Berarti disini
disamping belajar ilmu agama tidak kalah penting belajar untuk
bagaimana cara menjalankannya. Tidak setiap orang memiliki
ilmu agama pasti bisa menjalankan agama, buktinya dilapangan
banyak yang memiliki ilmu agama tetapi mereka belum bisa
menjalankan agama, apa yang menjadi masalahnya yaitu faktor
hidayah (petunjuk hati) dari Allah untuk kesiapan dirinya
menjalankan agama.
Sebagaimana dijelaskan Allah:
-- : “Barangsiapa yang Allah sesatkan, Maka baginya tak
ada orang yang akan memberi petunjuk. dan Allah membiarkan
mereka terombang-ambing dalam kesesatan”. QS Al-A’rof:186
Oleh karenanya, sekarang kita sudah bisa menilai
siapakah yang disebut aliran sesat itu?
3. Manusia yang menolak syariat Islam
Ilmu agama tidak menjamin terhadap seseorang untuk
menerima hidayah dari Allah, buktinya banyak orang yang
memiliki ilmu agama tetapi hatinya masih belum juga siap untuk
menjalankan syari’at secara utuh dan menyeluruh, bahkan
terkesan menghalang-halangi dengan alasan belum waktunya, dll.
Jadi, ilmu agama bisa menjadi petunjuk itu yaitu bagi orang-
orang yang benar-benar takwa (taku) kepada Allah.
-- : “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. QS Albaqarah:2
b. dzlolalam mubina
Jiau (2008:90) mengatakan:
“Dhalalam Mubiina -- yaitu kesesatan yang nyata.
Dikatakan “sesat yang nyata” karena mereka belum
menerima ajaran islam. Mereka mengetahui Islam dari
sumber-sumber di luar orang-orang Islam. Mereka membenci
Islam karena mereka belum memamahami hakikat Islam
dengan benar”.
Begitu juga Jiaul menambahkan bahwa kelompok dhalalm
mubina ada dua kelompok yaitu kelompok jahiliyah dan orang
menolak ajaran islam.
-- : Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-
orang yang beriman saat Allah mengutus diantara mereka
seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka,
dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan
Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka yaitu
benar-benar dalam kesesatan yang nyata. QS. Ali imran: 164
Ayat ini diberikan pada mereka yang tidak mengetahui
perjalanan agama Islam sesungguhnya, sehingga mereka pada
saat belum menerima berita tentang Allah dan rosul-Nya,
keadaan mereka pada posisi dholalam mubina (sesat yang nyata.
-- : “dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang
menyeru kepada Allah Maka Dia tidak akan melepaskan diri dari
azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain
Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata". QS Al ahqaf:32
-- : “Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah
hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya
dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah
membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam
kesesatan yang nyata”. QS Azzumar:22
Dua ayat ini sebagai gambaran orang yang sudah diberi
jalan oleh para utusan Allah, tetapi mereka masih tidak menerima
pada petunjuk itu, maka mereka itulah sebagai orang-orang sesat
yang nyata (dholalam mubina).
c. dzolalas sawaa sabiila (sesat pada suatu perjalanan) Jiau
(2008:90) mengatakan:
“dzolalas sawaa sabiila -- sesat pada jalan yang buruk.
Mereka telah beriman namun mereka kafir kembali (murtad).
Mereka meninggalkan Islam karena tidak kuat menerima ujian
dan cobaan atau kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi”.
Kita memahami bahwa orang yang sesat pada jalan ini
yaitu tadinya mereka tidak mengetahui jalan Agama Islam,
kemudian dia melakukan ajaran Islam, tetapi saat Allah akan
menaikan iman dia, sehingga dia tidak kuat untuk
menghadapinya. Atau bisa saja ia masuk ajaran Islamnya ada
kepentingan bukan kebutuhan, saat kepentingannya tidak
terpenuhi akhirnya dia keluar dari perjalanan agama Islam, hal
disebut orang tersesat pada suatu perjalanan (dzolalas sawaas
sabiila)
Menurut Jiaul bahwa orang yang diebut tersesat pada suatu
jalan terbagi menjadi tiga kelompok yaitu (1) orang murtad, (2)
berkasih saying dengan orang-orang kafir, (3) berlebihan dalam
beragama.
Yang termasuk orang murtad yaitu orang yang telah masuk
pada Agma Islam, tetapi ia keluar lagi dari agama Islam.
Fiman Allah:
-- : Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada
Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada
jaman dahulu? dan Barangsiapa yang menukar iman dengan
kekafiran, Maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang
lurus. Al-baqarah:108
Jadi, orang murtad yaitu orang yang menjalankan
keimanan dalam bentuk ke-Islaman kemudian mereka terjebak
dengan suatu perjalan yang sesat. -- dia sudah
menggantikan keimanan dengan kekufuran.
-- : dan Sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian
(dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12
orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya aku
beserta kamu, Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan
menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan
kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik. Sesungguhnya aku akan menutupi dosa-dosamu. dan
Sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang
mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka Barangsiapa yang
kafir di antaramu sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat
dari jalan yang lurus. Al-Ma'idah: 12
Yang termasuk orang tersesat pada jalan yang buruk
yaitu orang muslim masih melakukan kasih sayang dengan
orang non muslim. -- tidak bisa membedakan suatu aqidah
yang sesungguhnya.
-- : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia
yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita
Muhammad), karena rasa kasih sayang; Padahal Sesungguhnya
mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu,
mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu
beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar
untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah
kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia
(berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih
sayang. aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan
apa yang kamu nyatakan. dan Barangsiapa di antara kamu yang
melakukannya, Maka Sesungguhnya Dia telah tersesat dari jalan
yang lurus. QS Almumtahanah:1
Padahal untuk umat islam harus memiliki garis pemisah
dalam hati tentang keimanan (furqon). Sedikit saja dalam hati kita
berkasih saying dengan orang-orang kafir, maka kita sudah
diancam dengan api neraka. Sebagaimana firman Allah SWT:
َ
-- : dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang
yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan
sekali-kali kamu tiada memiliki seorang penolongpun selain
daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.
QS Hud:113
Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud cenderung
kepada orang yang zalim maksudnya menggauli mereka serta
meridhai perbuatannya dengan hati. Akan tetapi jika bergaul
dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud agar
mereka kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, maka
dibolehkan. Bahkan bergaul untuk kegiatan berdakwah itu
diwajibkan oleh Allah agar mereka mengikuti ajaran Islam.
Selanjutnya orang yang tersesat pada yang buruk yaitu
kelompok orang yang berlebihan dalam menjalankan syariat
agama Islam. -- mereka selalu mementingkan teknik-teknik
daripada prinsip-prinsip syariah dengan alasan menjaga
keamanan, toleransi, hubungan kemanusiaan dan keutuhan
persaudaraan kebangsaan.
Jiaul (2008:99) mengatakan:
“Mereka mengutamakan kata-kata ulama (guru-guru sufi
atau mursyid tarekat) daripada Alquran dan alhadits shohih,
bukan hanya masalah syari’at, tapi masalah keyakinan”.
Mereka berfikiran menjalankan syari’at agama Islam
mengikuti perkembangan budaya (bukan budaya dibingkai syariat
Islam) dengan alasasan takut dimusuhi oleh orang-orang kafir
yang sedang berkuasa seperti pada zaman Raja Dikyanus pada
zaman Ashabul Kahfi. Kemudian pula mereka tidak berusaha
untuk keluar dari orang-orang durhaka, tidak melihat bagaimana
sejarah para nabi mereka berupaya menyusun kekuatan agar
keluar dari lingkaran orang dzolim.
Firman Allah:
-- : Katakanlah: "Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-
lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam
agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-
orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan
Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan
(manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". QS Al-
maidah:77
Pada ayat ini yaitu Memberi ketegasan kepada orang-
orang yang muslim agar memegang ajaran Islam tidak boleh
terkalahkan dengan kepentingan-kepentingan kehidupan duniawi,
tetapi syri’at Islam harus menjadi bumbu penyedap dalam segala
kepentingan sehingga secara perlahan syariat Islam bisa
membingkai budaya.
SYAHADAT
. Tugas Manusia bertauhid (mengesakan Allah)
Setelah manusia memiliki ilmu pengetahuan, kemudian
tugas manusia ke dua yaitu meyakini ilmu itu . Misalnya
orang belajar di sekolah/pesantren tentang pembagian rukun iman
yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab Allah, rosul, hari akhir
dan iman pada qodo dan qodar. Langkah berikutnya meyakini
ilmu tadi sehingga menjadi sebuah keyakinan dalam hatinya.
Tidak cukup sampai yakin dalam hati tetapi keyakinan itu harus
menjadi sebuah pekerjaan dohir/badan, pekerjaan badan itu
namanya islam yang diwujudkan dalam bentuk syahadat, sholat,
zakat, saum dan naik haji.
Bertauhid (mengesakan) Allah yaitu berasal dari kata
wahhada, yauhidu, tauhidan ( )ΪϴΣϮΗ ,ΪΣϮϳ ,ΪΣϭ yaitu kata dasar
(masdar) yang menurut ilmu saraf keluaran tsulasi mazid warna
pertama bab kedua. Struktur kalimatnya piil muta’adi yang
orientasinya yaitu subjek, predikat dan objek (piil, pail dan
maf’ul). Objeknya yaitu manusia, predikatnya yaitu pekerjaan
melalui ilmu tauhid dan objeknya yaitu Allah, -- orang
yang telah memiliki ilmu tauhid ia menerapkan ilmunya
dengan cara bertauhid (mengesakan) Allah dengan uluhiyah (sifat
Allah), rububiyah (tugas Allah) dan mulkiyah (kepemimpinan
Allah). Tugas manusia untuk bertauhid kepada Allah
sebagaimana firman Allah:
-- : “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa”. Q.S Al-baqarah: 21
Kenapa manusia harus bertauhid? Karena tauhid yaitu
tugas pertama yang harus dilakukan oleh manusia, manusia tanpa
bertauhi atau mengenal Allah maka seluruh amal solehnya tidak
diterima Allah.
Menurut Moh. Mu’inudinillah Basri (2010:4)
Mengatakan:
“Tauhid merupakan pokok yang dibangun diatasnya
semua ajaran, maka jika pokok ini tidak ada, amal
perbuatan menjadi tidak bermanfaat dan gugur, karena
tidak sah sebuah ibadah tanpa tauhid.
Dari pendapat di atas bahwa, tauhid itu yaitu pokok
agama atau ushuludin, bila pokok ini tidak dilakukan secara
sesungguhnya maka semua amal manusia tidak berarti di hadapan
Allah. Nama lain kalimah tauhid yaitu kalimah syahadat yaitu
“aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah”. Ternyata segala bentuk
ibadah dimulai dari solat, zakat, saum, naik haji dan amal-amal
lain yaitu bermuara pada syahadat.
Dengan demikian, bahwa tugas manusia yaitu mengenal
dulu terhdap Allah dengan sesungguhnya, jangan dulu
menjalankan perintah-Nya seperti solat, zakat, saum dan haji.
Sebagaimana dijelaskan Ibnu Ruslan:
-- : “Yang pertamakali kewajiban manusia yaitu mengenal
Allah dengan penuh keyakinan”.
Ada pribahasa tak kenal pasti tak sayang, bukti dilapangan
bahwa banyak orang mengaku terhadap Agama Islam tetapi ia
tidak mau menerima dan melaksanakan syariat Islam secara utuh
dan menyeluruh. Hal ini karena ia tidak belajar dulu tentang ilmu
tauhid atau tidak mengenal dulu Allah SWT. Berikut ini dasar
ilmu tauhid dan pembagiannya:
. Tauhid uluhiyah
Tauhid uluhiyah yaitu tauhid yang berhubungan dengan
sifat-sifat Allah SWT yang dimulai sifat:
a. Wujud -- ada mustahil Allah tidak ada (’adam)
b. Qidam -- lebih awal mustahil baru (huduts)
c. Baqo -- abadi mustahil ada akhir-Nya (fana)
d. Mukholafah -- berbeda dengan makhluk
mustahil akur dengan makhluk (mumatsalah)
e. Qiamuhu Binafsihi -- berdiri sendiri mustahil
butuh pada makhluk (iftiqor)
f. Wahdaniyat -- satu mustahil banyak (ta’adud)
g. Qudrot -- berkuasa mustahil tidak berkuasa
(‘azu)
h. Irodat -- mampu mustahil terpaksa (karohah)
i. Ilmu -- mengetahui mustahil bodoh (jahlu)
j. Hayat -- hidup mustahil mati (maot)
k. Sama -- mendengar mustahil tidak mendengar
(shomam)
l. Bashor -- melihat mustahil buta (a’ma)
m. Kalam -- berbicara mustahil tuli (bukmu)
(Ibrohim Albajuri Syarah Tijan Daruri)
Tiga belas sifat ini merupakan dasar yang harus ditekadkan
oleh hati manusia beriman bahwa Allah wajib memiliki sifat
itu termasuk harus hapal dengan dalil-dalinya, sehingga
dengan demikian manusia itu sudah aman dari ancaman
neraka. Sebenarnya Allah memiliki sifat tidak bisa dihitung oleh
manusia, tetapi standarisasi untuk manusia beriman minimal
menekadkan bahwa Allah SWT tersifati oleh yang tiga belas tadi.
Pendapat lain dua puluh sifat, tetaapi yang tujuh sifat dimulai
kaonuhu kodiron, muridan, aliman, hayan, samian, basiron dan
mutakaliman itu sama dengan sifat kudrot, irodat, ilmu, hayat,
sama, basor dan kalam.
Efek dari pendalaman tiga belas sifat ini bahwa manusia
segalanya berserah diri kepada Allah, beribadah atas dasar
perintah Allah tidak ada harapan lain kecuali mendapatkan ridlo-
Nya. Jika manusia melaksanakan ibadah ada kepentingan di luar
kepentingan kepada Allah, maka ia termasuk syirik.
Menurut Moh. Mu’inudinillah Basri (2010:6)
Mengatakan:
“Tauhid Uluhiyah yaitu tauhid ibadah, yaitu mengesakan
Allah dalam seluruh amalan ibadah yang Allah
perintahkan, seperti: berdoa, khouf (takut), raja’ (harap),
tawakkal, raghbah (berkeinginan), rahbah (takut),
Khusyu’, Khasyah (takut disertai pengagungan), taubat,
minta pertolongan, menyembelih, nazar dan ibadah yang
lainnya yang diperintahkan-Nya”.
-- : “(dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi
kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis
binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan
melihat”. Q.S Asyura: 11
Dari ayat itu dapat kita fahami bersama bahwa Allah
SWT sebagai Dzat Pencipta langit. Langit yaitu tempat para
malaikat untuk beribadah kepada Allah, langit berlapis tujuh
lapisan, di langit ada tempat ibadah malaikat secara bersama
namanya baitul makmur. Baitul makmur ada di langit ke empat,
setiap hari ada 75 ribu malaikat yang masuk ke baitul makmur
dan mereka langsung diambil Allah untuk ke Surga. Langit tujuh
itu disebut alam malakut (tempatnya para malaikat.
Begitu juga Allah sebagai Pencipta manusia, pencipta
binatang-binatang ternak secara berpasangan -- ada laki-laki
dan perempuan jantan dan betina agar semua itu dapat
berkembang biak. Hal ini merupakan proses pertumbuhan
penduduk secara keseluruhan dan terbukti bahwa manusia
dimulai manusia pertama (Nabi Adam dan Siti Hawa) hingga saat
ini sudah memadati planet bumi dan alam barjah.
-- : “Itulah sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu
kepadamu. dan janganlah kamu Mengadakan Tuhan yang lain di
samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam
neraka dalam Keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat
Allah)”. Q.S Al-Isro:39
Sangat jelas bahwa setelah manusia sadar bahwa dirinya
yaitu ciptaan Allah SWT, semua binatang ciptaan-Nya, planet
langit juga ciptaan-Nya, tugas manusia itu bertauhid (mengesakan
Allah), sesungguhnya tidak ada yang harus disembah, diibadahi
dan ditaati segala perintahan-Nya dan dijauhi segala larangan-
Nya hanya Allah SWT. Inilah inti hidup yaitu mendekat
(taqorrub) kepada Allah dalam segala bentuk kehidupan. Jika
kita tidak bertauhid kepada Allah maka kita termasuk manusia
syirik dan akan menjadi penghuni Neraka dan haram ke Surga.
Hal ini dijelaskan oleh Nabi Muhamad SAW:
-- : “Barang siapa yang mati tidak musyrik kepada Allah
(bersyahadat), maka dia akan masuk Surga, dan barangsiapa
yang mati musyrik kepada Allah (tidak bersyahadat), maka akan
masuk neraka”. HR. Muslim: Sumber Kitab Riadussolihin Bab
Jihad
. Tauihid Rububiyah
Kata Rububiyah -- bahwa Allah yang mengurus
segala kehidupan umat manusia, jin, malaikat dan syetan. Allah
mengurus makhluk-Nya dimulai mengurus hidup, mati, kaya,
miskin, sehat, sakit, masa muda, masa tua, dan lain-lain. Tidak
hanya mengurus di dunia saja, tetapi Allah mengurus manusia
sampai di alam ahkirat. Hal ini bagi seorang manusia beriman
wajib menekadkan bahwa tidak ada yang mengurus kecuali Allah
SWT, jika manusia hatinya tidak menekadkan demikian, maka
manusia termasuk musyrik rububiyah. Sebagaimana dijelaskan
Allah:
-- : ‘Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang)
kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan
antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak
(pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai
Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah
kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami yaitu orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)". QS Ali - Imran:64
Kata Arbaban yaitu suatu benda atau kepercayaan lain di
luar Allah yang wujudnya bisa harta kekayaan seperti kendaraan,
hewan peliharaan, rumah, pakaian, atau berbentuk manusia atau
jin. bila hati kita memiliki kepercayaan, mencintai,
menyayangi mereka itu sama dengan menyayangi terhadap Allah
atau mensejajarkan dengan Allah, maka hati kita termasuk
musyrik rububiyah.
Jadi, musyrik rububiyah ini yaitu keyakinan hati atau
bersandar hati kepada makhluk (ciptaan Allah). Kemudian harus
seperti apa tindakan kita agar kita tidak termasuk musyrik
rububiyah? Caranya yaitu hati kita harus selalu bersandar pada
Allah dalam setiap kegiatan, tetapi lisan bisa berkata lain seperti
ucapan kita saat ditanya orang lain pada saat kita sedang sakit.
Ada orang bertanya: “sakitmu sudah sembuh, makan obat apa
atau dengan dokter siapa? Maka kita harus menjawab dengan
bibir kita “sakit saya sembuh makan obat paramek” tetapi hati
kita harus berkata “sakit saya sembuh dengan-Mu ya Allah”.
Antara hati dan lisan harus berbeda agar kita tidak termasuk
manusia yang musyrik.
. Tauhid Mulkiyah
Kata Mulkiyah berasal dari Bahasa Arab yaitu Malikun
-- yang mengurus. Yang diurus oleh Allah yaitu makhluk
yang ada di dunia dan akhirat nanti, di dunia Allah memiliki
sistem organisasi yang istimewa dimulai dari Allah malaikat dan
para nabi.
Di dalam kemulkiyahan (kepemimpinan) Allah SWT ada
sejumlah program yang harus dikerjakan oleh setiap jaringan-
Nya. Tentunya hal ini sama seperti memimpin organisasi biasa
yaitu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Organisasi memiliki
fungsi yaitu menjalankan tugas sebagaimana dibentuk dalam
manajemen.
Perlu kita fahami bersama komunikasi organisasi Allah,
malaikat sampai para nabi begitu erat hubungannya, --
kegiatan organisasi ini sangat nampak program Allah kelihatan
karena antara nabi, malaikat dan Allah komunikasinya sangat
Allah
pemimpin
tertinggi
Malaikat
Para Nabi
Manusia
erat. Berbeda dengan manusia setelah para nabi, saat ia
menjalankan tugasnya ada yang lamban kelihatan ada pula yang
cepat.
Inti dari tauhid mulkiyah ini yaitu penerapan syari’at
Islam secara kepemimpinan. -- Islam mengajarkan kepada
manusia harus memiliki kepemimpinan atau membentuk
kepemimpinan berdasar perintah al-Qur’an. Syariat Islam
membagi ajarannya menjadi dua bagian: (1) Fardiah (individu)
-- syariat Islam yang dapat dijalankan oleh diri sendiri
seperti wudlu, mandi, solat munfarid (solat sendiri), (2) Jam’iyah
(bersama-sama) -- syariat Islam yang dapat dilakukan oleh
semua umat Islam seperti penentuan pelaksanaan proses
peradilan perdata dan pidana, penentuan pelaksanaan puasa,
zakat, dan naik haji. Terutama tugas secara berjamaah hal ini
menjadi tugas yang sangat besar, karena saat kita
meninggalkan tugas berjamaah ini, maka saat mati, matinya
jahiliyah. Sebagaimana dijelaskan nabi Muhamad SAW:
-- : “Barangsiapa mati dan terpisah dari berjamaah, maka
mati keadaan Jahiliyah”. HR. Muslim (Riadus solihin:19)
Baik pelaksanaan syariat Islam fardiyah maupun jam’iyah
tentunya perlu tata aturan yang dilakukan melalui organisasi dan
kepemimpinan. Dengan demikian, kepemimpinan dalam Islam
yaitu suatu yang wajib dilakukan oleh setiap manusia beriman,
hal ini disebut tauhid mulkiyah. Allah memerintahkan untuk
melakukan membentuk kepemimpinan sebagai alat komunikasi
dan alat untuk menjalankan ajaran Islam secara utuh dan
menyeluruh.
-- : “ingatlah saat Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal
Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Dari firman Allah itu , dapat difahami bahwa Allah
menyuruh manusia untuk membentuk suatu khilafah
(kepemimpinan) sebagai alat untuk mencapai harapan dan tujuan
manusia. Sebagai manusia tidak mungkin hidup sendirian, tetapi
hidup manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain.
Dengan demikian, organisasi yaitu suatu alat berkumpul
manusia untuk membicarakan berbagai kepentingan manusia itu
sendiri. Oleh karena itu, kita penting memahami apa itu
organisasi. Berikut ini definisi organisasi yang dikemukakan oleh
beberapa para ahli dimulai dari Hadits Nabi sampai para ahli
sosial.
1. Sabda Nabi Muhamad SAW:
اورمؤيلف مكدحا اورفس اذا
-- : ”jika kalian berpergian, hendaklah
mengangkat pemimpin di antara kalian”
اورماف ةثلاث متنك اذا
-- : “bila kalian berdiri tiga orang, maka
harus mengangkat pemimpin”.
2. Chester I. Barnand (dalam Yayat Hayati Jatmiko
2002:I) dalam bukunya “The executive Fungtions”,
mengemukakan bahwa,”I definisi organization as a
system of cooperatives of two or more persons”.
(system kerjasama antara dua orang atau lebih).
3. Edwin B.Flippo ( dalam Yayat Hayati Jatmiko 2002:
I) organisasi yaitu “system hubungan antara sumber
daya yang mmemungkinkan mencapai sasaran”.
4. Paul Preston dan Thomas Zimmerer ( dalam yayat
hayati Djatmiko 2002: I) bahwa organisasi yaitu
organization is a collection of a collection Of people,
arranged into groups, working together to achieve
some common Objectives”, Organisasi yaitu
sekumpulan orang-orang yang di susun dalam
kelompok, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama .
5. Abdurahmat Fathoni (2003:23) mengemukakan
bahwa organisasi yaitu “kerja sama orang-orang
atau kelompok untuk mencapai tujuan yang di
inginkan”.
6. Malinowski (dalam Abdurrahmat Fathoni 2003:24)
mengemukakan organisasi yaitu suatu kelompok
orang yang bersatu dalam tugas-tugas tatu tugas
umum,terikat pada lingkungan tertentu mengunakan
alat teknologi dan pada peraturan
7. James d. mooney organisasi yaitu “organization is
the from of the human Association for the attainment
of the common purpose”, (organisasi yaitu sebuah
bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama ).
8. Henry I.Sisk organisasi yaitu sekelompok orang
terlihat secara bersama-sama di dalam hubungan
yang resmi untuk mencapai tujuan-tujuan.
Sebagaimana dijelaskan para ahli itu bahwa, suatu
kegiatan yang dilakukan secara kerjasama baik melibatkan dua
orang paling minimal atau lebih yang tentunya bertujuan untuk
mencapai sebuah tujuan sebagaimana diawal telah
disajikan, maka itu disebut organisasi jadi sebuah organisasi
dikatakana manakala ada beberapa unsur yang terlibat:
1. Adanya system, seperangkat konsep untuk
mengantarkan kepada tujuan tentu yang sesuai dengan
tujuan
2. Ada orang, hal ini merupakan pelaku /subjek dalam
mengerjakan sesuatu kegiatan. Kaitan dengan ini
pelaku sifatnya terbatas, baik melibatkan satu orang
atau lebih
3. Adanya kerjasama, -- kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang itu tentunya dapat di
ketahui, difahami serta berpijak pada peraturan
sebagaimana kentuan-ketentuan yang mereka buat
bersama, begitu pula dapat dilakukan secara bersama-
sama sesuai dengan kapasitas dan tugas masing-
masing
4. Adanya tujuan, yaitu sebagaai kegiatan akhir dimana
hal ini merupakan final atau buah yang menjadi
harapan semua orang dalam membentuk suatu
organisasi memandang organisasi harus dilihat
dariempat dimensi tadi yang merupakan gambaran dan
pemberian definisi seuah organisasi .tidak bisa
dikatakan organisasi, jika sebuah kegiatan tidak ada
kerjasama, tidak ada tujuan dan tidak ada pula system
yang jelas.
berdasar pada argumentasi itu sangat jelas
bahwa, untuk menjalankan tugasnya manusia dalam mengelola
alam dunia ini tentunya memiliki alat sebagai penyambung antara
individu untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan sebagaimana
layaknya manusia.
Kebutuhan manusia dalam hal mengelola alam fana ini
selalu terkembang dan tanpa batas sesuai dengan perkembangan
ilmu sosial, disamping itu pula dalam melahirkan pengetahuan
social tentunya membutuhkan kerjasama antar semua unsur yang
disebut organisasi.
Jadi, organisasi merupakan kebutuhan yang fundamental
(foundation need) bagi kehidupan umat manusia dalam
melaksanakan tugasnya sebagai insan social. Hanya
permasalahan yang harus disikapi oleh setiap orang mau
berorganisasi dalam mencapai tujuanya yaitu bagaimana upaya
menyatukan proses, tujuan-tujuan, karakteristik organisasi,
hukum-hukum serta sekaligus pembentukan dan deklarasi
organisasi itu , agar menjadi sebuah organisasi besar yang
dapat dijadikan percontohan bagi orang sesudahnya.
Dengan demikian, tauhid mulkiyah yaitu sebagai wujud
pendekatan diri kepada Allah dalam rangka membuktikan
pengakuan diri kepada uluhiyah dan rububiyah Allah. Manusia
yang menyatakan dirinya iman dan islam kepada Allah tidak
sempurna bila menjalankan agamanya tidak dibuktikan
dengan tauhid mulkiyah (kepemimpinan).
Islam Turunan
Cara berfikir tentang pelaksanaan Agama Islam sangat
berbeda yang disebabkan oleh kafasitas keilmuan, pergaulan dan
budaya. Disadari oleh kita bersama bahwa pada umunya kita
menjalankan Agama Islam berdasar pada kebiasaan orang tua
dan kebudayaan yang dilakukan oleh warga lingkungan
setempat. Kadangkala menjalankan hal ini bukan karena faktor
kesadaran melainkan lumrah berdasar sosial kewarga an.
Contoh seorang keluarga memiliki seorang anak, anak itu
melakukan ritual keagamaan berdasar mengikuti kepada
orang tua. Kebiasaan melakukan ajaran agama dilakukan oleh si
anak itu hingga dewasa.
-- : “orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah
beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah
'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam
hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia
tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-
orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
mereka Itulah orang-orang yang benar. QS al hujurot 14-15
Yang menjadi pertanyaan penulis yaitu bagaimana awal
melakukan ajaran Agama Islam pada saat awal pergeseran agama
dari Agama Hindu ke Agama Islam? Karena awal agama yang
dilakukan oleh bangsa Indonesia yaitu aliran Agama dinamisme
dan animisme yaitu suatu kepercayaan warga menyembah
terhadap ruh-ruh yang ada dalam benda. Kemudian datanglah
Agama Hindu dari India yang dibawa oleh para penyebar Agama
itu .
Agama Hindu disebarkan oleh para pedagang yang datang
dari India dengan Bahasa Tamil. Mereka mengajarkan kitab suci
Wedda di dalam pesantian dan pasraman yang belajarnya yaitu
para shastri. Shastri -- para pujangga yang mendalami kitab
suci wedda, shastri berasal dari Bahasa Tamil sebuah daerah di
Negara India. Kemudian datanglah sekelompok ulama Islam dari
Pantai Malabar sebelah barat (para Gujarat) dengan membawa
ajaran Agama Islam yang diajarkan di pesantren melalui kajian
kitab suci al-Quran yang diajarnya disebut santri.
Jadi jelas bahwa, agama yang dianut oleh bangsa
Indonesia terdahulu yaitu bukan Islam. Dengan demikian, di
sini berarti ada sebuah cara ritual yang dilakukan oleh para
ulama, bagaimanakah proses pergeseran melakukan Agama Islam
yang tadinya Agama Hindu.
saat orang berpendapat bahwa dia melaksanakan Islam
semata-mata faktor turunan dari orang tua sampai leluhur mereka.
Padahal sangat jelas bahwa sejarah bangsa Indonesia bukan
keturunan Islam melaikan Hinduisme. Kita melihat sejarah Nabi
Nuh AS ia memiliki anak laki-laki namanya Kan’an tetapi
Kan’an penolak ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Nuh AS,
sehingga k