Yohanes 1-16 13
dalam kejatuhannya itu tidak dapat datang kepada-Nya.
3. Di sini kita membaca perihal kemurtadan orang-orang dari
Kristus segera sesudah itu: Mulai dari waktu itu banyak murid-
murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (ay.
66). saat pikiran kita sudah mulai mengeras terhadap firman
dan pekerjaan Kristus dan diam-diam mulai menyimpan rasa
tidak suka terhadapnya, serta mau mendengarkan sindiran
yang cenderung mencelanya, maka saat itulah kita masuk da-
lam pencobaan. Keadaan ini sama seperti membiarkan air me-
nerobos. Ini seperti menoleh ke belakang, yang bila tidak dice-
gah oleh belas kasihan yang tidak terbatas, akan berakhir
dengan pengunduran diri. Oleh sebab itu, Obsta principiis –
Berhati-hatilah dengan permulaan kemurtadan.
(1) Lihatlah di sini kemerosotan rohani murid-murid ini. Banyak
dari mereka mengundurkan diri pulang ke rumah, keluarga,
dan pekerjaan mereka masing-masing, yang telah mereka
tinggalkan selama ini untuk mengikut Dia. Yang seorang
pulang kembali ke ladangnya dan yang lain pulang kembali
ke usaha dagangannya. Pulang kembali, seperti yang dila-
kukan Orpa yang pulang kembali kepada bangsanya dan
para Tuhan nya (Rut 1:15). Dengan kemauan sendiri mereka
telah memasuki sekolah Kristus, namun mereka pulang
kembali, bukan hanya membolos sesekali, namun mening-
galkan Dia dan ajaran-Nya untuk selama-lamanya. Perhati-
kanlah, meskipun kemurtadan murid Kristus benar-benar
merupakan hal yang aneh, namun hal seperti itu merupa-
kan sesuatu yang lazim sehingga kita tidak perlu terkejut
tentang hal itu. Di sini kita lihat bahwa banyak yang meng-
undurkan diri. Memang sering terjadi seperti itu. saat ada
beberapa orang murtad, banyak yang ikut murtad bersama
mereka. Penyakit ini sangat menular.
(2) Saat terjadinya kemurtadan ini: Mulai dari waktu itu. Mulai
dari waktu Kristus memberitakan ajaran yang mendatang-
kan penghiburan ini, bahwa Ia yaitu roti hidup dan bahwa
orang-orang yang dengan iman memakan akan Dia akan
hidup oleh Dia (yang menurut anggapan orang harus meng-
ikat diri untuk lebih dekat dengan Dia) – sejak waktu itulah
Injil Yohanes 6:60-71
425
mereka mengundurkan diri. Perhatikanlah, hati manusia
yang rusak dan jahat sering menentang apa yang sebenar-
nya dapat mendatangkan penghiburan yang besar. Kristus
dapat melihat sebelumnya bahwa dengan demikian mereka
akan menentang apa yang Ia katakan, namun Ia tetap me-
ngatakan apa yang harus Ia katakan. Firman dan kebenar-
an Kristus yang tidak perlu diragukan itu harus disampai-
kan dengan setia, tidak peduli siapa yang akan tersinggung
jadinya. Perangai manusia harus ditawan kepada firman
Tuhan , bukan firman Tuhan yang harus tunduk pada pera-
ngai manusia.
(3) Tingkat kemurtadan mereka. Mereka tidak lagi mengikut
Dia, tidak kembali lagi kepada-Nya, dan tidak menghadiri
pelayanan-pelayanan-Nya lagi. Sangat sulit bagi orang-
orang yang pernah diterangi hatinya, yang pernah menge-
cap firman yang baik dari Tuhan , namun yang murtad lagi,
tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga
mereka bertobat (Ibr. 6:4-6).
II. Bagi sebagian orang lain, percakapan ini menjadi bau kehidupan
yang menghidupkan. Banyak yang mengundurkan diri, namun syu-
kur kepada Tuhan , tidak semuanya. Sampai sekarang kedua belas
murid-Nya tetap setia kepada-Nya. Meskipun iman sebagian orang
terjungkir balik, namun dasar yang diletakkan Tuhan itu teguh.
Perhatikanlah di sini:
1. Pertanyaan yang menyentuh hati dilontarkan Kristus kepada
kedua belas murid-Nya (ay. 67): Apakah kamu tidak mau pergi
juga? Ia tidak berkata apa-apa kepada mereka yang meng-
undurkan diri. Jika orang tidak percaya pergi, biarkan mereka
pergi. Bukan suatu kerugian besar kehilangan orang-orang
yang memang tidak pernah menjadi milik-Nya. Yang datang tak
berjemput, pulang tak berhantar. Namun, Ia menggunakan ke-
sempatan untuk berkata kepada kedua belas murid-Nya untuk
meneguhkan mereka. Dengan menguji keteguhan mereka un-
tuk lebih memantapkan hati mereka: Apakah kamu tidak mau
pergi juga?,
426
Ia hendak berkata:
(1) “Terserah kalian, mau meninggalkan Aku atau tidak. Kalau
mau mencampakkan Aku, sekaranglah waktunya, saat
banyak orang melakukannya. Inilah hari pencobaan, jika
kamu mau mengundurkan diri, pergilah sekarang.” Per-
hatikanlah, Kristus tidak akan pernah menahan seorang
pun bersama-Nya jika itu tidak sesuai dengan keinginan
mereka sendiri. Prajurit-prajurit-Nya yaitu sukarelawan,
bukan prajurit paksaan. Sekarang kedua belas murid itu
memiliki cukup waktu untuk menguji apakah mereka
menyukai Kristus dan ajaran-Nya atau tidak, supaya
jangan di kemudian hari mereka merasa tertipu sudah
menjadi murid-Nya dan merasa kapok. Di sini Ia mem-
berikan mereka hak untuk membatalkan dan memberikan
kebebasan sepenuhnya kepada mereka, seperti yang terjadi
dalam Yosua 24:15 dan Rut 1:15.
(2) “Kamu akan menanggung akibatnya sendiri jika kamu
pergi.” Seandainya ada kecenderungan tersembunyi di da-
lam hati mereka untuk meninggalkan Dia, Ia menghentikan
kecenderungan itu dengan pertanyaan yang menyentuh
dan membangkitkan ini, “Apakah kamu tidak mau pergi
juga?” Janganlah mengira kamu sangat bebas seperti me-
reka dan dapat pergi dengan mudah begitu saja. Mereka
belum pernah memiliki hubungan yang begitu dekat de-
ngan Aku seperti kamu semua. Juga belum pernah mene-
rima begitu banyak kebaikan dari-Ku seperti kalian. Me-
reka sudah pergi, namun akankah kamu pergi juga? Ingatlah
akan segala apa yang menjadi kelebihanmu dan katakan,
apa pun yang dilakukan orang lain, kami tidak akan per-
nah pergi. Orang manakah seperti aku ini yang akan melari-
kan diri? (Neh. 6:11). Perhatikanlah, semakin dekat kita ke-
pada Kristus dan semakin lama kita bersama-Nya, semakin
dalam diri kita menyatu dengan Dia. sebab itu, semakin
besar pula dosa kita bila kita meninggalkan Dia.
(3) “Aku tahu pasti kamu tidak akan pergi. Akankah kamu
pergi? Tidak, Aku akan menahan kamu lebih kuat dibandingkan
sekarang, Aku mengharapkan sesuatu yang lebih baik dari
kamu semua (Ibr. 6:9), sebab kamulah yang tetap tinggal
bersama-sama dengan Aku (Luk. 22:28).” Bilamana kemur-
Injil Yohanes 6:60-71
427
tadan sejumlah orang mendatangkan dukacita bagi Tuhan
Yesus, bertahannya sejumlah orang lain yang tetap tinggal
bersama-Nya jauh lebih mendatangkan kemuliaan bagi-
Nya, dan Ia sangat berkenan dengan sikap mereka itu.
Kristus dan orang-orang percaya sudah sangat mengenal
satu sama lain, sehingga sangat tidak beralasan untuk ber-
pisah setiap kali timbul hal-hal yang tidak menyenangkan.
2. Jawaban yang penuh rasa percaya dari Petrus, dengan mewa-
kili rekan-rekannya, atas pertanyaan ini (ay. 68-69). Kristus
mengajukan pertanyaan ini kepada mereka, sama seperti
Yosua memberikan kebebasan kepada orang Israel untuk me-
nentukan pilihan kepada siapa mereka akan beribadah, de-
ngan maksud mendapatkan janji mereka untuk mengikut Dia.
Pertanyaan ini membuahkan hasil yang diinginkan. Tidak,
hanya kepada Tuhan saja kami akan beribadah. Dalam banyak
kesempatan, Petrus selalu menjadi juru bicara bagi teman-
temannya, bukan sebab ia yang lebih banyak didengar oleh
Gurunya, namun sebab ia yang lebih banyak bicara. Adakala-
nya apa yang dikatakannya diterima, dan adakalanya ia dite-
gur (Mat. 16:17, 23) – nasib yang lazim bagi orang-orang yang
terlampau cepat berbicara. Namun di sini, apa yang dikatakan
Petrus itu baik, luar biasa baik. Mungkin ia mengatakan hal
itu sebab petunjuk dan persetujuan rekan-rekannya sesama
murid. Setidaknya, tidak ada salahnya kita mengharapkan
yang terbaik, ia mengenal pikiran mereka dan berbicara sesuai
dengan isi hati mereka semua, termasuk Yudas juga.
(1) Ini yaitu sebuah keputusan yang baik untuk mengikut
Kristus, dan diungkapkan sedemikian rupa untuk menun-
jukkan bahwa mereka sama sekali tidak terpikir untuk me-
ninggalkan Dia: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
Alangkah bodohnya meninggalkan Tuhan, kecuali kami
tahu ke mana kami pergi untuk memperoleh sesuatu yang
lebih baik bagi kami. Tidak, ya Tuhan, kami tidak ingin
mengubah pilihan kami.” Perhatikanlah, orang-orang yang
meninggalkan Kristus harus mempertimbangkan baik-baik
ke mana mereka akan pergi, dan apakah mereka dapat ber-
harap menemukan perhentian dan damai selain di dalam
Dia (Mzm. 73:27-28; Hos. 2:8). “Ke manakah pula kami
428
maju? Akankah kita mengasihi dunia ini? Pastilah dunia ini
akan menyesatkan kita. Akankah kita kembali kepada
dosa? Pastilah dosa akan membinasakan kita. Akankah
kita meninggalkan sumber air yang hidup demi kolam yang
bocor?” Murid-murid memutuskan untuk melanjutkan pen-
carian mereka akan kehidupan dan kebahagian. Mereka
akan menemukan seorang pemandu untuk pencarian me-
reka, dan akan mengikuti Kristus sebagai Pemandu me-
reka, sebab tidak ada pemandu yang lebih baik lagi dari-
pada Dia. “Akankah kami pergi kepada ahli-ahli filsafat
yang tidak mengenal Tuhan dan menjadi murid-murid me-
reka? Pikiran mereka menjadi sia-sia, mereka berbuat se-
olah-olah penuh hikmat, namun mereka telah menjadi bo-
doh dalam hidup keagamaan. Akankah kami pergi kepada
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dan duduk di kaki
mereka untuk belajar? Kebaikan apa yang dapat kami per-
oleh dari mereka yang telah mengabaikan perintah Tuhan
untuk berpegang pada adat istiadat mereka? Akankah kami
pergi kepada Musa? Ia akan menyuruh kami kembali ke-
pada-Mu. Oleh sebab itu, kalau kami mau menemukan
jalan menuju kebahagiaan, haruslah itu dengan mengikut
Engkau.” Perhatikanlah, Agama Kudus yang diberitakan
oleh Kristus itu akan tampak sangat menguntungkan jika
dibandingkan dengan lembaga-lembaga lainnya, sebab
dari perbandingan itu akan dapat dilihat betapa jauhnya
agama kudus itu mengungguli semua lembaga yang lain
itu. Semoga orang yang menemukan kesalahan dalam aga-
ma Kristus ini menemukan dulu agama lain yang lebih baik
sebelum meninggalkan agama Kristus ini. Kita harus me-
miliki seorang Guru ilahi. Dapatkah kita menemukan yang
lebih baik dibandingkan Kristus? Kita tidak bisa hidup tanpa
suatu wahyu ilahi, dan jika Kitab Suci bukan merupakan
wahyu ilahi itu, di mana lagi kita akan mencarinya?
(2) Ini yaitu sebuah alasan baik yang mendasari keputusan
hati ini. Keputusan hati ini tidaklah berdasarkan suatu ka-
sih sayang buta, namun merupakan hasil pertimbangan
yang matang. Murid-murid menetapkan hati untuk tidak
meninggalkan Kristus,
Injil Yohanes 6:60-71
429
[1] sebab keuntungan yang mereka akan dapatkan melalui
Dia: Perkataan-Mu yaitu perkataan hidup yang kekal.
Mereka tidak mengerti sepenuhnya perkataan Kristus,
sebab ajaran tentang salib masih menjadi teka-teki
bagi mereka. Namun, secara umum mereka merasa
puas bahwa Ia memiliki perkataan hidup yang kekal.
Artinya:
Pertama, bahwa perkataan dalam ajaran-Nya me-
nunjukkan jalan menuju hidup yang kekal. Bentang-
kanlah di hadapan kami, dan tunjukkan apa yang ha-
rus kami lakukan supaya kami dapat mewarisinya.
Kedua, apa yang ditetapkan-Nya melalui perkataan-
Nya pasti mendatangkan hidup yang kekal. Pada diri-
Nya ada perkataan hidup kekal, dan itu sama saja
dengan Ia juga memiliki kuasa untuk memberikan hidup
yang kekal kepada semua orang yang telah diberikan
kepada-Nya (17:2). Dalam percakapan sebelumnya Ia
telah menjamin hidup yang kekal kepada para pengikut-
Nya. Murid-murid ini berpegang teguh pada perkataan
yang jelas dan langsung ini sehingga memutuskan un-
tuk tetap tinggal bersama-Nya, sementara orang lain
mengabaikan perkataaan ini dan lebih berpegang pada
perkataan-perkataan keras-Nya mengenai makan tubuh
dan minum darah-Nya itu dan meninggalkan Dia. Meski-
pun kita tidak dapat memahami setiap rahasia dan
setiap ketidakjelasan dalam ajaran Kristus, namun se-
cara umum, kita tahu bahwa perkataan itu yaitu hi-
dup yang kekal. sebab itu, kita harus hidup dan mati
oleh perkataan ajaran-Nya. sebab jika kita meninggal-
kan Kristus, itu berarti kita mencampakkan belas kasih-
an yang disediakan bagi diri kita sendiri.
[2] sebab kepastian jaminan yang mereka dapatkan ten-
tang Dia (ay. 69): Kami telah percaya dan tahu, bahwa
Engkau yaitu Yang Kudus dari Tuhan . Jika Ia yaitu
Mesias yang dijanjikan, maka Ia harus mendatangkan
keadilan yang kekal (Dan. 9:24), sebab itulah Ia memi-
liki perkataan hidup yang kekal, sebab kebenaran ber-
kuasa untuk hidup yang kekal (Rm. 5:21).
430
Perhatikanlah:
Pertama, pengajaran yang mereka percayai: Bahwa
Yesus ini yaitu Mesias yang dijanjikan kepada nenek
moyang mereka dan yang sangat dinanti-nantikan oleh
mereka, dan bahwa Ia bukanlah sekadar seorang manu-
sia belaka, namun Anak dari Tuhan yang hidup, pribadi
yang sama kepada siapa Tuhan berkata, Anak-Ku Eng-
kau! (Mzm. 2:7). Akan sangat baik bila pada saat-saat
pencobaan menuju kemurtadan, kita mencari pertolong-
an pada asas-asas pokok kita dan berpegang teguh
padanya. Dan jika kita tidak melupakan perbantahan di
masa lampau, maka kita akan lebih mampu menemu-
kan dan mempertahankan kebenaran dalam perbantah-
an yang meragukan.
Kedua, tingkat iman mereka: Iman mereka mening-
kat sampai pada kepastian penuh: Kami yakin. Kami
telah mengetahui dari pengalaman kami. Inilah penge-
tahuan yang terbaik. Kita harus mengambil kesempatan
dari keragu-raguan orang lain untuk menjadi lebih ma-
pan dan mantap lagi, khususnya dalam hal kebenaran
yang sedang dibicarakan ini. Bila kita memiliki iman
yang kuat kepada Injil Kristus sampai berani memperta-
ruhkan jiwa kita kepada Injil itu, dengan mengetahui
siapa yang kita percayai, maka di kemudian hari, dan
bahkan sebelum itu pun kita akan bersedia memperta-
ruhkan segala yang lain juga demi Injil itu.
3. Teguran bernada sedih yang diberikan Tuhan Yesus atas ja-
waban Petrus ini (ay. 70-71): Bukankah Aku sendiri yang telah
memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu
yaitu Iblis. Penulis Injil ini memberi tahu kita siapa yang Ia
maksudkan: Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon
Iskariot. Petrus telah mengusahakan supaya mereka semua
setia kepada Guru mereka. Sekarang Kristus tidak menyalah-
kan kebaikan hatinya (akan selalu baik untuk mengharapkan
yang terbaik), namun secara tidak langsung Ia menegur Petrus
untuk jangan terlalu yakin. Janganlah kita terlampau merasa
pasti akan siapa pun juga. Tuhan mengenal siapa yang menjadi
milik-Nya, kita tidak.
Injil Yohanes 6:60-71
431
Perhatikanlah di sini:
(1) Orang-orang munafik dan mereka yang mengkhianati
Kristus tidak lebih baik dibandingkan setan-setan. Yudas bukan
hanya kerasukan Iblis, ia sendiri yaitu iblis. Seorang di
antaramu yaitu pemfitnah, begitulah kata diabolos ka-
dang-kadang diartikan (2Tim. 3:3). Mungkin Yudas, saat
menjual Guru-nya kepada imam-imam kepala, memper-
lihatkan dirinya sebagai orang jahat di depan mereka un-
tuk membenarkan siapa dirinya dalam perbuatan yang ia
lakukan. namun saya lebih suka mengartikannya sesuai
dengan yang kita baca: Ia yaitu iblis, Iblis yang menjelma,
seorang rasul yang jatuh, sama seperti Iblis yang yaitu
malaikat yang jatuh. Dia itu Setan, lawan dan musuh
Kristus. Ia yaitu Abadon dan Apolion, yang telah ditentu-
kan untuk binasa. Iblislah yang menjadi bapanya dan ia
ingin melakukan keinginan-keinginan bapanya, sama se-
perti yang dilakukan Kain (1Yoh. 3:12). Orang-orang yang
tubuhnya dirasuki Iblis tidak pernah dipanggil setan-setan
(mereka disebut kemasukan setan, bukan setan-setan). Na-
mun, Yudas yang hatinya dirasuki Iblis dan dikuasai oleh-
nya, disebut iblis.
(2) Banyak orang yang tampaknya seperti orang kudus, sebe-
narnya yaitu iblis yang sesungguhnya. Yudas yang dari
luar tampak sama baiknya seperti rasul-rasul lainnya, me-
miliki bisa seperti ular yang ditutupi dengan kulit yang
indah. Ia mengusir setan-setan dan tampil sebagai musuh
kerajaan Iblis, namun selama ini ia yaitu iblis itu sendiri.
Dia bukan saja tidak lama lagi akan menjadi salah satu
Iblis, namun sekarang ini dia sudah menjadi Iblis. Sungguh
aneh dan membuat orang bertanya-tanya. Kristus menga-
takan hal itu dengan nada heran: Bukankah Aku sendiri?
Sungguh sangat menyedihkan dan perlu diratapi, bahwa
Kekristenan digunakan sebagai selubung perbuatan setan.
(3) Penyamaran orang-orang munafik, sehebat apa pun me-
reka dapat menyesatkan dan menipu manusia, tidak dapat
menipu Kristus, sebab mata-Nya yang tajam itu melihat
menembus kemunafikan mereka. Ia dapat menyebut orang-
orang yang mengaku diri sebagai orang Kristen dengan se-
butan Iblis, seperti salam yang disampaikan Nabi Ahia ke-
432
pada istri Yerobeam yang datang kepadanya dengan me-
nyamar (2Raj. 14:6): Masuklah, hai istri Yerobeam! Pengli-
hatan ilahi Kristus jauh lebih baik dibandingkan penglihatan
ganda mana pun yang dapat melihat roh-roh.
(4) Ada orang-orang yang dipilih Kristus untuk melakukan pe-
layanan khusus namun terbukti penuh kepalsuan di hadap-
an-Nya: Aku telah memilih kamu untuk pelayanan kerasul-
an, namun seorang di antaramu yaitu Iblis, sebab hal itu
telah dikatakan-Nya dengan jelas bahwa Yudas tidak ter-
pilih untuk hidup yang kekal (13:18). Perhatikanlah, mem-
peroleh berbagai tempat kehormatan dan kepercayaan di
dalam jemaat tidak merupakan bukti pasti bahwa kita
sudah mendapatkan anugerah yang menyelamatkan. Kami
telah bernubuat demi nama-Mu.
(5) Bukan merupakan hal baru jika dalam masyarakat yang
sangat ketat dalam memilih dan menetapkan orang untuk
melaksanakan urusan keagamaan ditemukan adanya
orang-orang jahat di sana. Dari dua belas orang yang ter-
pilih untuk menjalin hubungan akrab dengan Sang Ilahi
yang menjelma, satu di antaranya yaitu Iblis yang men-
jelma, padahal dengan dipilihnya mereka itu, mereka telah
menerima suatu kehormatan dan hak istimewa yang sung-
guh besar yang pernah diterima manusia. Para sejarawan
memberikan tekanan atas hal ini dengan menyatakan bah-
wa Yudas yaitu salah satu dari dua belas murid yang be-
gitu dihargai dan terkemuka. Janganlah kita menolak atau
mengucilkan kedua belas orang ini hanya sebab seorang
di antara mereka yaitu Iblis. Jangan juga mengatakan
bahwa mereka semua yaitu penipu dan orang-orang mu-
nafik, hanya sebab seorang di antara mereka seperti itu.
Biarlah orang-orang munafik itu yang menanggung kesa-
lahan mereka itu, dan bukan orang-orang yang berbaur
bersama mereka saat kemunafikan mereka itu belum ter-
singkap. Masih ada suatu masyarakat di dalam tabir, yang
ke dalamnya semua hal yang najis tidak dapat masuk,
yaitu jemaat anak-anak sulung, yang di dalamnya tidak
ada saudara-saudara palsu.
PASAL 7
Dalam pasal ini diceritakan tentang:
I. Penolakan Kristus selama beberapa waktu untuk tampil di
depan umum di Yudea (ay. 1).
II. Rencana-Nya untuk pergi ke Yerusalem pada hari raya Pon-
dok Daun, dan percakapan-Nya dengan saudara-saudara-
Nya di Galilea mengenai kepergian-Nya untuk menghadiri
perayaan ini (ay. 2-13).
III. Pengajaran-Nya kepada orang banyak di Bait Tuhan pada hari
raya itu.
1. Di tengah-tengah perayaan itu (ay. 14-15). Kita melihat
percakapan-Nya dengan orang-orang Yahudi:
(1) Mengenai ajaran-Nya (ay. 16-18).
(2) Mengenai pelanggaran terhadap hari Sabat yang di-
tuduhkan kepada-Nya (ay. 19-24).
(3) Mengenai diri-Nya sendiri, baik dari mana Dia datang
maupun ke mana Dia pergi (ay. 25-36).
2. Pada hari terakhir perayaan itu.
(1) Undangan-Nya yang murah hati kepada jiwa-jiwa
yang malang untuk datang kepada-Nya (ay. 37-39).
(2) Sambutan yang diberikan kepada undangan itu.
[1] Banyak dari orang-orang itu berbantah mengenai
perkataan-Nya itu (ay. 40-44).
[2] Imam-imam kepala ingin mempermasalahkan Dia
sebab akibat yang ditimbulkan oleh pengajaran-
Nya itu, namun mereka pertama-tama dikecewakan
oleh penjaga-penjaga mereka (ay. 45-49), dan ke-
434
mudian dibungkam oleh salah seorang rekan me-
reka sendiri (ay. 50-53).
Percakapan Kristus dengan Saudara-saudara-Nya;
Desas-desus mengenai Kristus
(7:1-13)
1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal
di Yudea, sebab di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-
Nya. 2 saat itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok
Daun. 3 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: “Berangkatlah dari
sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-
perbuatan yang Engkau lakukan. 4 Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu
di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau
berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia.” 5
Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya. 6 Maka
jawab Yesus kepada mereka: “Waktu-Ku belum tiba, namun bagi kamu selalu
ada waktu. 7 Dunia tidak dapat membenci kamu, namun ia membenci Aku,
sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat. 8 Per-
gilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, sebab waktu-Ku belum
genap.” 9 Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea.
10 namun sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun
pergi juga ke situ, tidak terang-terangan namun diam-diam. 11 Orang-orang
Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: “Di manakah Ia?” 12 Dan ba-
nyak terdengar bisikan di antara orang banyak tentang Dia. Ada yang ber-
kata: “Ia orang baik.” Ada pula yang berkata: “Tidak, Ia menyesatkan rakyat.”
13 namun tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia
sebab takut terhadap orang-orang Yahudi.”
Di sini kita melihat:
I. Alasan yang diberikan mengapa Kristus menghabiskan lebih ba-
nyak waktu-Nya di Galilea dibandingkan di Yudea (ay. 1): sebab
orang-orang Yahudi, yang ada di Yudea dan di Yerusalem, ber-
usaha untuk membunuh-Nya, sebab Dia menyembuhkan orang
sakit pada hari Sabat (5:16). Mereka berencana untuk membu-
nuh-Nya entah dengan menimbulkan huru-hara di antara orang
banyak atau dengan menjerat-Nya dengan hukum yang berlaku.
Mengingat hal ini, Dia menjauhkan diri ke tempat lain di daerah
itu, sangat jauh dari pantauan Yerusalem. Tidak dikatakan bahwa
Dia tidak berani, namun bahwa Dia tidak mau tetap tinggal di
antara orang-orang Yahudi. Dia menolak tinggal dengan mereka
bukan sebab takut dan kecut hati, melainkan sebab bersikap
hati-hati, sebab waktu-Nya belum tiba.
Injil Yohanes 7:1-13
435
Perhatikanlah:
1. Terang Injil dengan adil akan diambil dari orang-orang yang
berusaha memadamkannya. Kristus akan mengundurkan diri
dari orang-orang yang mengusir-Nya dari mereka, Dia akan
menyembunyikan wajah-Nya dari orang-orang yang meludahi-
nya, dan dengan adil akan menutup rahim belas kasihan-Nya
dari orang-orang yang menolak dengan hina belas kasih-Nya
itu.
2. saat kita terancam bahaya, kita tidak hanya diperbolehkan
namun juga disarankan untuk mundur dan menghindar demi
keselamatan dan keamanan kita sendiri, dan untuk memilih
tinggal di tempat-tempat yang paling aman (Mat. 10:23). Baru
sesudah itu, dan hanya sesudah itu, kita dipanggil untuk menun-
jukkan diri kita dan menyerahkan nyawa kita, saat kita
tidak dapat lagi menyelamatkannya tanpa berbuat dosa.
3. Jika dalam Pemeliharaan Tuhan orang-orang yang berharga ter-
lempar ke tempat-tempat yang terpencil dan terabaikan, maka
janganlah ini dianggap aneh, sebab ini jugalah nasib yang me-
nimpa Guru kita sendiri. Dia yang sebenarnya layak duduk di
kursi Musa yang tertinggi itu malah rela berjalan di Galilea di
antara rakyat jelata. Perhatikanlah, Dia tidak duduk tenang di
Galilea, atau menguburkan diri-Nya hidup-hidup di sana, te-
tapi Ia berjalan. Ia berjalan keliling untuk berbuat baik. Apa-
bila kita tidak dapat melakukan apa dan di mana seperti yang
kita inginkan, kita harus melakukan apa dan di mana sesuai
dengan yang dapat kita lakukan.
II. Mendekatnya hari raya Pondok Daun (ay. 2), salah satu dari tiga
perayaan khidmat yang harus diikuti oleh semua kaum laki-laki
di Yerusalem. Lihatlah ketetapannya dalam Imamat 23:34 dst.,
dan kebangkitannya kembali sesudah lama tidak dirayakan dalam
Nehemiah 8:15. Hari raya itu dimaksudkan baik sebagai kenang-
an akan kemah tempat tinggal orang-orang Israel di padang gurun
maupun sebagai bayangan dari kemah tempat tinggal kaum Israel
Tuhan secara rohani di dunia ini. Pesta ini, yang sudah ditetapkan
beratus-ratus tahun sebelumnya, masih dijalankan sebagai pera-
yaan agama pada waktu itu. Perhatikanlah, ketetapan-ketetapan
ilahi tidak pernah usang atau ketinggalan zaman oleh sebab
perjalanan waktu. Demikian juga, segala belas kasihan yang di-
436
berikan di padang gurun tidak boleh dilupakan. Akan namun , pes-
ta ini disebut hari raya orang Yahudi, sebab sebentar lagi pesta
ini akan dihapuskan, sebagai sesuatu yang sekadar milik orang
Yahudi belaka, dan ditinggalkan kepada mereka yang melayani
kemah itu.
III. Percakapan Kristus dengan saudara-saudara-Nya, beberapa kera-
bat-Nya, entah dari pihak ibu-Nya atau dari pihak Yusuf yang
dianggap ayah-Nya tidaklah pasti. namun mereka ini berpura-pura
tertarik dan peduli dengan-Nya, dan sebab itu mereka berusaha
mengetengahi permasalahan yang ada dan menasihati-Nya dalam
bertindak.
Dan perhatikanlah:
1. Hasrat dan keangkuhan mereka dalam mendesak-Nya untuk
lebih berani tampil di depan umum: “Berangkatlah dari sini,”
kata mereka, “dan pergi ke Yudea (ay. 3), di mana Engkau
akan lebih dikenal dibandingkan di sini.”
(1) Mereka memberikan dua alasan untuk nasihat ini:
[1] Bahwa kemunculan-Nya di Yudea akan memberikan
semangat kepada orang-orang yang ada di Yerusalem
dan di sekitarnya, yang menaruh hormat kepada-Nya,
sebab mereka sedang menantikan kerajaan duniawi
Mesias. Kerajaan ini menurut mereka pasti berpusat di
Yerusalem, dan mereka pasti akan mendapat dukungan
dari murid-murid yang ada di sana. Saudara-saudara-
Nya itu juga menganggap bahwa waktu yang dihabis-
kan-Nya bersama murid-murid-Nya yang ada di Galilea
akan sia-sia belaka. Selain itu, mujizat-mujizat-Nya
tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali orang-orang
yang ada di Yerusalem juga melihatnya. Atau, “Supaya
murid-murid-Mu, semuanya secara keseluruhan, yang
akan berkumpul di Yerusalem untuk merayakan pesta
ini, dapat melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau la-
kukan. Kalau di sini, hanya sedikit murid saja yang bisa
melihat pekerjaanmu pada saat yang berbeda-beda.”
[2] Bahwa kemunculan-Nya itu demi kemajuan nama-Nya
dan kehormatan-Nya: Tidak seorang pun berbuat sesua-
tu di tempat tersembunyi jika ia mau diakui di muka
Injil Yohanes 7:1-13
437
umum. Mereka menganggap benar begitu saja bahwa
Kristus ingin diakui oleh orang banyak, dan sebab itu
tidak masuk akal bagi mereka jika Dia berusaha me-
nyembunyikan mujizat-mujizat-Nya: “Jikalau Engkau
berbuat hal-hal yang demikian, jikalau Engkau begitu
mampu mendapatkan pujian dari orang banyak dan
penghargaan dari para penguasa sebab mujizat-muji-
zat-Mu itu, pergilah ke luar, dan tampakkanlah diri-Mu
kepada dunia. Dengan semua penghargaan ini, Engkau
pasti diterima semua orang, dan sebab itu sekaranglah
waktunya untuk menunjukkan diri-Mu dan berusaha
untuk menjadi orang hebat.”
(2) Kita mungkin berpikir bahwa tidak ada yang salah dalam
nasihat ini, namun penulis Injil ini mencatatnya sebagai
bukti dari ketidakpercayaan mereka: Sebab saudara-sau-
dara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya (ay. 5). Se-
andainya mereka percaya, mereka tidak akan mengatakan
hal ini.
Perhatikanlah:
[1] Menjadi saudara-saudara Kristus yaitu suatu kehor-
matan, namun bukan kehormatan yang menyelamatkan.
Orang-orang yang mendengarkan perkataan-Nya dan
yang menjalankannya, itulah saudara-saudara yang di-
hargai-Nya. Pastilah anugerah tidak mengalir di dalam
darah di dunia ini, sebab hal ini pun tidak terjadi dalam
keluarga Kristus sendiri.
[2] Hal itu merupakan pertanda bahwa Kristus tidak ber-
niat memperoleh keuntungan-keuntungan duniawi, se-
bab seandainya demikian, saudara-saudara-Nya pasti
akan mendukung-Nya, dan Dia akan mengedepankan
kepentingan-kepentingan mereka terlebih dulu.
[3] Memang ada orang-orang yang bersaudara dengan Kris-
tus menurut daging yang percaya kepada-Nya (tiga dari
dua belas murid-murid-Nya yaitu saudara-saudara-
Nya), namun yang lain, yang juga bersaudara dekat
dengan-Nya sama seperti mereka, tidak percaya kepada-
Nya. Banyak orang yang mendapat kehormatan dan
438
keuntungan lahiriah yang sama tidak memanfaatkan-
nya dengan cara yang sama. namun ,
(3) Apa yang salah dalam nasihat yang mereka berikan ke-
pada-Nya ini?
Saya menjawab:
[1] Mereka bersikap sok tahu dengan menasihati-Nya, de-
ngan mengajarkan kepada-Nya ukuran-ukuran apa
yang harus dipakai-Nya. Ini merupakan pertanda bah-
wa mereka sebenarnya tidak percaya bahwa Dia akan
mampu menuntun mereka, sebab menurut pikiran
mereka Dia tidak cukup mampu menuntun diri-Nya
sendiri.
[2] Mereka menunjukkan ketidakpedulian mereka yang be-
sar terhadap keselamatan-Nya saat mereka menyu-
ruh-Nya pergi ke Yudea, sementara mereka sudah tahu
bahwa orang-orang Yahudi di sana berusaha membu-
nuh-Nya. Orang-orang yang percaya kepada-Nya dan
yang mengasihi-Nya, mencegah-Nya pergi ke Yudea
(11:8).
[3] Sebagian orang berpendapat bahwa saudara-saudara
Yesus ini berharap jika mujizat-mujizat-Nya diadakan di
Yerusalem, maka orang-orang Farisi dan para penguasa
akan mengujinya, dan akan menemukan kecurangan di
dalamnya. Dan hal ini membenarkan bahwa mereka
memang tidak percaya kepada Dia. Demikian juga me-
nurut Dr. Whitby.
[4] Mungkin mereka sudah jenuh dengan keberadaan-Nya
di Galilea (sebab bukankah mereka semua yang berkata-
kata itu orang Galilea?) dan ini menunjukkan keinginan
mereka supaya Dia meninggalkan daerah mereka.
[5] Tanpa alasan yang jelas mereka berkata seolah-olah Dia
mengabaikan murid-murid-Nya, dan tidak mau memper-
lihatkan pekerjaan-pekerjaan-Nya kepada mereka, yang
sangat penting untuk meneguhkan iman mereka.
[6] Secara diam-diam mereka mencela Dia sebagai berjiwa
rendah, bahwa Dia tidak berani memasuki kalangan
orang besar, atau tidak percaya diri untuk tampil di
muka umum. Pikir mereka, kalau memang Dia berani
Injil Yohanes 7:1-13
439
atau berjiwa besar, pastilah Ia akan melakukannya, dan
tidak akan menyelinap atau sembunyi-sembunyi seperti
ini. Demikianlah, kerendahan hati Kristus dan kesedia-
an-Nya untuk merendah, dan sosok agama-Nya yang
tampaknya hanya kecil di dunia ini, sering kali justru
dijadikan cemoohan baik bagi Dia maupun bagi agama-
Nya.
[7] Mereka tampak mempertanyakan kebenaran mujizat-
mujizat yang diadakan-Nya dengan berkata, “Jikalau
Engkau berbuat hal-hal yang demikian, supaya terbukti
benar di muka umum, perbuatlah itu di sana.”
[8] Mereka berpikir bahwa Kristus itu sama saja seperti
mereka, tunduk pada cara dan kebiasaan duniawi, dan
suka memamer-mamerkan diri untuk maksud kedaging-
an. Padahal Dia sama sekali tidak mencari kehormatan
dari manusia.
[9] Yang mendasari segala sikap mereka ini yaitu kepen-
tingan diri sendiri. Mereka berharap bahwa jika Dia ber-
hasil tampil sehebat-hebatnya, maka mereka, yang ada-
lah saudara-saudara-Nya, akan ikut berbagi di dalam
kehormatan-Nya dan ikut dihormati oleh orang banyak
sebab Dia.
Perhatikanlah:
Pertama, banyak orang duniawi pergi ke upacara-
upacara agama, beribadah pada hari-hari perayaan, ha-
nya untuk pamer diri. Yang mereka pedulikan hanyalah
menampilkan diri sebagus mungkin supaya tampak me-
narik kepada dunia.
Kedua, banyak orang yang tampak mencari kehor-
matan Kristus sebenarnya hanya mencari kehormatan
diri mereka sendiri. Mereka mencari kehormatan Kris-
tus hanya untuk melayani kepentingan mereka sendiri.
2. Kebijaksanaan dan kerendahan hati Yesus Tuhan kita, yang
tampak dalam tanggapan-Nya terhadap nasihat yang diberikan
saudara-saudara-Nya kepada-Nya (ay. 6-8). Meskipun saran
itu banyak bersifat merendahkan diri-Nya, Dia tetap menjawab
mereka dengan lembut. Perhatikanlah, bahkan apa yang dika-
takan tanpa akal budi haruslah dijawab tanpa amarah. Kita
440
harus belajar dari Guru kita bagaimana menjawab dengan le-
mah lembut bahkan terhadap pertanyaan yang paling kurang
ajar dan keterlaluan. Bila mudah bagi kita untuk menemukan
banyak kesalahan orang, kita haruslah bersikap seolah-olah
tidak melihatnya, dan jangan terlalu ambil pusing dengan
penghinaan orang. Mereka mengharapkan Kristus akan mene-
mani mereka ke pesta itu. Mungkin mereka berharap Dia akan
mengikuti nasihat-nasihat mereka.
Namun, di sini:
(1) Dia menunjukkan adanya perbedaan antara Dia sendiri
dan mereka, dalam dua hal:
[1] Waktu-Nya sudah ditentukan, namun tidak demikian de-
ngan waktu mereka: Waktu-Ku belum tiba, namun bagi
kamu selalu ada waktu. Marilah kita pahami ini sebagai
waktu kepergian-Nya ke pesta itu. Bagi mereka, kapan
pun mereka pergi tidaklah menjadi masalah, sebab
tidak ada yang harus mereka lakukan entah di tempat
mereka berada, yang dapat menahan mereka di sana,
atau ke tempat mereka pergi, yang membuat mereka
harus cepat-cepat pergi ke sana. Akan namun , setiap me-
nit bagi Kristus sangatlah berharga, dan harus diisi
dengan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang sudah dite-
tapkan. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan-Nya
di Galilea sebelum Dia meninggalkan daerah itu. De-
ngan menyelaraskan cerita dalam Injil-Injil, di antara
permohonan yang diajukan oleh saudara-saudara-Nya
dan kepergian-Nya ke pesta ini ada kisah tentang
pengutusan-Nya terhadap ketujuh puluh murid (Luk.
10:1, dst.), suatu perbuatan yang membawa dampak
yang sangat besar. Waktu-Nya belum tiba, sebab peng-
utusan itu harus dilakukan terlebih dulu. Orang-orang
yang hidupnya tanpa tujuan selalu memiliki waktu,
mereka bisa datang dan pergi kapan saja sesuka me-
reka. namun orang-orang yang waktunya diisi untuk me-
laksanakan kewajiban sering kali merasa terhimpit, dan
mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan apa
yang yang dapat dilakukan orang lain kapan saja.
Orang-orang yang menjadi hamba-hamba Tuhan , seperti
Injil Yohanes 7:1-13
441
yang seharusnya demikian bagi semua orang, dan yang
telah menjadikan diri mereka sebagai hamba-hamba
bagi semua, seperti yang seharusnya bagi semua orang
yang berguna, tidak boleh mengharapkan atau meng-
ingini untuk menjadi tuan atas waktu mereka sendiri.
Namun demikian, pembatasan sebab urusan pekerjaan
seribu kali lebih baik dibandingkan kebebasan untuk hidup
bermalas-malasan. Atau, yang dimaksudkan dengan
waktu di sini yaitu mungkin waktu penampilan-Nya di
muka umum di Yerusalem. Kristus, yang mengetahui
semua orang dan segala sesuatu, tahu bahwa waktu
yang paling baik dan paling sesuai untuk menunjukkan
diri-Nya yaitu pada pertengahan perayaan. Kita, yang
tidak tahu apa-apa dan tidak berpikir panjang, cende-
rung mau mengatur diri-Nya, dan berpikir bahwa Dia
harus membebaskan umat-Nya, dan sebab itu harus
menunjukkan diri-Nya sekarang juga. Bagi kita inilah
saatnya, namun Dialah yang paling layak untuk menen-
tukan, dan mungkin saja saat ini waktu-Nya belum tiba.
Umat-Nya belum siap untuk dibebaskan, dan musuh-
musuh-Nya belum sampai waktunya untuk dihancur-
kan. Oleh sebab itu, marilah kita menunggu waktu-
Nya dengan sabar, sebab semua yang dilakukan-Nya
akan tampak paling mulia pada waktunya.
[2] Hidup-Nya terancam, dan bukan hidup mereka (ay. 7).
Mereka, dengan menunjukkan diri kepada dunia, tidak
membahayakan diri mereka sendiri: “Dunia tidak dapat
membenci kamu, sebab kamu dari dunia, anak-anaknya,
hamba-hambanya, dan selalu menuruti keinginan-ke-
inginannya, maka tentu saja dunia mengasihi kamu
sebagai miliknya” (15:19). Jiwa-jiwa yang tidak kudus,
yang tidak dapat dikasihi oleh Tuhan yang kudus, tidak
dapat dibenci oleh dunia yang terbenam dalam keja-
hatan ini. namun Kristus, dengan menunjukkan diri-Nya
kepada dunia, mengundang bahaya yang terbesar bagi
diri-Nya sendiri, sebab dunia membenci Aku. Kristus
tidak hanya dihina, sebagai orang yang bukan apa-apa
di dunia (dunia tidak mengenal-Nya), namun juga dibenci,
seolah-olah Dia telah menyakiti dunia. Begitu jahatnya
442
balasan yang Dia terima untuk kasih yang diberikan-
Nya kepada dunia: dosa yang berkuasa menjadi lawan
dan seteru yang berurat akar terhadap Kristus. Akan
namun , mengapakah dunia membenci Kristus? Kejahat-
an apa yang telah dilakukan-Nya terhadap dunia? Apa-
kah Dia, seperti Iskandar Agung, bermaksud untuk me-
naklukkannya, dan menghancurkannya? “Tidak, namun
sebab ” (kata Dia) “Aku bersaksi tentang dia, bahwa
pekerjaan-pekerjaannya jahat.”
Perhatikanlah:
Pertama, pekerjaan-pekerjaan dunia yang jahat ada-
lah pekerjaan-pekerjaan yang jahat, seperti buah yang
jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dunia ini gelap dan
murtad, dan pekerjaan-pekerjaannya yaitu pekerjaan-
pekerjaan kegelapan dan pemberontakan.
Kedua, Yesus Tuhan kita, baik melalui diri-Nya sen-
diri maupun melalui hamba-hamba-Nya, telah dan akan
mengungkapkan serta bersaksi melawan pekerjaan-pe-
kerjaan yang jahat dari dunia yang keji ini.
Ketiga, dunia ini sangat merasa tidak tenang dan di-
buat marah oleh sebab perbuatan-perbuatannya yang
jahat ditunjukkan. yaitu suatu kehormatan bagi ke-
baikan dan kesalehan bahwa orang-orang durhaka dan
jahat tidak peduli untuk mendengar tentang kebaikan
dan kesalehan itu, sebab suara hati nurani mereka
sendiri membuat mereka malu akan kekejian yang ter-
dapat di dalam dosa. Hati nurani membuat mereka ta-
kut akan hukuman yang akan menimpa mereka sebagai
akibat dari dosa.
Keempat, alasan apa pun yang dibuat-buat, penye-
bab yang sebenarnya mengapa dunia memusuhi Injil
yaitu sebab Injil itu bersaksi melawan dosa dan para
pendosa. Saksi-saksi Kristus, melalui ajaran dan per-
buatan mereka, menyiksa orang-orang yang diam di
atas bumi, dan sebab itu mereka diperlakukan secara
biadab (Why. 11:10). Akan namun , lebih baik membang-
kitkan kebencian dunia dengan bersaksi melawan keja-
Injil Yohanes 7:1-13
443
hatannya, dibandingkan mendapatkan perkenanan darinya
dengan mengikuti arusnya.
(2) Dia tidak menghiraukan nasihat mereka, dan membuat
rencana untuk tinggal di Galilea dulu selama beberapa
waktu (ay. 8): “Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi
ke situ.”
[1] Dia memperbolehkan mereka pergi ke perayaan itu,
meskipun mereka bersikap duniawi dan munafik di da-
lamnya. Perhatikanlah, orang-orang yang pergi ke upa-
cara-upacara agama yang kudus dengan sikap hati
yang tidak benar dan niat yang tidak tulus sekalipun
tidak boleh dihalang-halangi atau dicegah untuk pergi.
Siapa tahu hati mereka akan diubahkan di sana?
[2] Dia tidak mau pergi menemani mereka ke pesta itu, se-
bab mereka bersikap duniawi dan munafik. Orang-
orang yang pergi ke upacara-upacara agama hanya un-
tuk pamer, atau untuk memenuhi kepentingan duniawi
lainnya, pergi tanpa Kristus, dan sebab itu tidak akan
memperoleh apa-apa dibandingkan nya. Betapa menyedih-
kannya keadaan orang yang menganggap dirinya ber-
saudara dengan Kristus, namun ditolak oleh Dia, “Pergi-
lah ke ibadah itu, pergilah untuk berdoa, pergilah de-
ngarkan firman, pergilah terima sakramen, namun Aku
tidak akan pergi bersamamu. Pergilah engkau dan tun-
jukkanlah dirimu di hadapan Tuhan , namun Aku tidak
akan menunjukkan diri-Ku untukmu,” seperti dalam Ke-
luaran 33:1-3. Jadi, jika hadirat Kristus tidak bersama
kita, untuk apakah kita pergi? Pergilah kamu, Aku tidak
akan pergi. saat kita hendak pergi atau kembali dari
mengikuti ibadah-ibadah yang khidmat, kita harus ber-
hati-hati dalam mengambil dan memilih teman seper-
jalanan. Hindarilah apa saja yang sia-sia dan duniawi,
sebab kalau tidak, bara perasaan yang baik akan pa-
dam oleh pergaulan yang buruk. Aku belum pergi ke
situ. Kristus tidak berkata bahwa Dia tidak akan pergi
sama sekali, namun belum. Alasan untuk menunda sua-
tu kewajiban bisa saja ada, namun kita tidak boleh me-
niadakan atau mengesampingkan kewajiban itu (Bil.
444
9:6-11). Alasan yang diberikan-Nya di sini yaitu , wak-
tu-Ku belum genap. Perhatikanlah, Yesus Tuhan kita
sangat teliti dan tepat dalam mengetahui dan menjaga
waktu-Nya, dan sebab waktu-Nya itu sudah ditentu-
kan, waktu itulah yang terbaik.
3. Kristus terus tinggal di Galilea sampai kegenapan waktu-Nya
tiba (ay. 9). sesudah mengatakan hal itu kepada mereka (tauta
de eipōn), Ia pun tinggal di Galilea. Oleh sebab percakapan ini,
Dia tetap tinggal di sana, sebab,
(1) Dia tidak mau dipengaruhi oleh orang-orang yang menasi-
hati-Nya untuk mencari penghormatan dari manusia, atau
pergi bersama mereka yang hendak membuat Dia mema-
merkan diri. Dia tidak akan mengikuti godaan itu.
(2) Dia tidak mau berpaling dari tujuan-Nya sendiri. Dia telah
berkata, berdasarkan pandangan yang jelas dan pertim-
bangan yang matang, bahwa Dia belum mau pergi ke pesta
itu, dan sebab itu Dia tetap tinggal di Galilea. Para peng-
ikut Kristus haruslah bersikap teguh seperti itu, dan tidak
cepat goyah.
4. Kepergian-Nya ke pesta itu saat waktu-Nya tiba.
Perhatikanlah:
(1) Kapan Dia pergi: Sesudah saudara-saudara Yesus berang-
kat. Ia tidak mau pergi bersama mereka, sebab mereka
akan membuat banyak keributan dan gangguan dengan
dalih sedang menampilkan Dia kepada dunia. Jelaslah tam-
pak dalam nubuat maupun dalam jiwa-Nya sendiri bahwa
Dia tidak akan berteriak-teriak atau memperdengarkan sua-
ranya di jalan (Yes. 42:2). Sebaliknya, Dia pergi sesudah me-
reka. Sah-sah saja bagi kita untuk bergabung dalam iba-
dah yang sama dengan orang-orang yang harus kita tolak
untuk berteman dan bergaul akrab, sebab berkat dari upa-
cara-upacara ibadah bergantung pada anugerah Tuhan , dan
bukan pada kebaikan sesama kita yang ikut beribadah.
Saudara-saudara-Nya yang duniawi pergi terlebih dulu, dan
baru kemudian Dia pergi. Perhatikanlah, dalam ibadah-
ibadah lahiriah mungkin saja orang-orang munafik memu-
lai terlebih dulu dibandingkan mereka yang benar-benar tulus.
Banyak orang yang sampai di Bait Tuhan terlebih dulu, namun
Injil Yohanes 7:1-13
445
mereka dibawa ke sana oleh kesombongan yang sia-sia,
dan pergi dari sana tanpa dibenarkan, seperti orang Farisi
dalam Lukas 18:11. Masalahnya bukan, siapa yang terlebih
dulu datang? melainkan, siapa yang datang dengan paling
layak? Jika kita membawa serta hati kita, maka tidak
menjadi masalah siapa yang datang mendahului kita.
(2) Bagaimana Dia pergi, ōs en kryptō – seolah-olah Dia me-
nyembunyikan diri-Nya sendiri: tidak terang-terangan namun
diam-diam, lebih sebab takut menyinggung dibandingkan ka-
rena takut terluka. Dia pergi ke pesta itu, sebab pesta itu
merupakan kesempatan untuk memuliakan Tuhan dan ber-
buat baik. Akan namun , Dia pergi seolah secara sembunyi-
sembunyi, sebab Dia tidak mau membangkitkan amarah
pihak penguasa. Perhatikanlah, yang terbaik yaitu bila
pekerjaan Tuhan yang dilakukan dengan berhasil dilakukan
tanpa menimbulkan keributan. Kerajaan Tuhan tidak perlu
datang dengan tanda-tanda lahiriah (Luk. 17:20). Kita boleh
melakukan pekerjaan Tuhan secara sembunyi-sembunyi, na-
mun tidak melakukannya dengan menipu.
5. Pengharapan besar orang-orang Yahudi di Yerusalem terhadap
Dia (ay. 11-14). Kristus kini telah menjadikan diri-Nya sebagai
bahan perbincangan dan perhatian orang banyak. Ini terjadi
sebab saat datang ke pesta-pesta perayaan sebelumnya, Ia
membuat diri-Nya sendiri dikenal orang dengan mujizat-muji-
zat yang diadakan-Nya.
(1) Tidak bisa tidak, mereka pasti memikirkan-Nya (ay. 11):
Orang-orang Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata:
“Di manakah Ia?”
[1] Orang-orang biasa sangat ingin melihat-Nya di sana.
Mereka rindu memuaskan rasa ingin tahu mereka de-
ngan memandang orangnya dan mujizat-mujizat yang
diperbuat-Nya. Mereka menganggap bahwa tidak perlu
bagi mereka untuk pergi mencari-Nya di Galilea. Pada-
hal, seandainya mereka melakukannya, usaha mereka
itu tidak akan sia-sia. Sebaliknya, mereka hanya berha-
rap kalau-kalau pesta itu akan membawa-Nya ke Yeru-
salem, dan baru pada saat itulah mereka akan melihat-
Nya. Mereka ingin mengenal Kristus hanya jika kesem-
446
patan untuk itu datang kepada mereka dengan sendiri-
nya. Mereka mencari Dia di pesta itu. saat kita menan-
ti-nantikan Tuhan dalam ibadah-ibadah suci-Nya, kita
harus mencari Kristus di dalamnya, mencari-Nya di
pesta-pesta perayaan Injil. Orang-orang yang ingin meli-
hat Kristus di pesta harus mencari-Nya di sana. Atau,
[2] Mungkin musuh-musuh-Nyalah yang sedang menung-
gu-nunggu kesempatan untuk menangkap-Nya, dan,
jika mungkin, untuk menghentikan perkembangan pe-
kerjaan-Nya selama-lamanya. Mereka bertanya, “Di ma-
nakah Ia?” pou esin ekeinos – di manakah orang itu? Be-
gitu menghina dan merendahkannya mereka berbicara
tentang Dia. Pesta itu seharusnya mereka sambut
sebagai kesempatan untuk melayani Tuhan , namun bu-
kannya begitu, mereka malah menjadikannya sebagai
kesempatan untuk menganiaya Kristus. Demikianlah
yang terjadi dengan Saul yang berharap untuk membu-
nuh Daud sesudah bulan baru (1Sam. 20:27). Orang-
orang yang mencari kesempatan untuk berbuat dosa
dalam perkumpulan-perkumpulan ibadah yang khidmat
sungguh teramat sangat mencemarkan ketetapan-kete-
tapan ibadah-Nya. Mereka menantang-Nya di tanah-Nya
sendiri. Ini sama saja dengan melakukan kejahatan di
ruang pengadilan.
(2) Orang banyak berbeda-beda perasaan tentang Dia (ay. 12):
Banyak terdengar bisikan, atau lebih tepatnya gumaman, di
antara orang banyak tentang Dia. Permusuhan para pe-
nguasa melawan Kristus, dan pencarian mereka terhadap-
Nya, membuat-Nya semakin banyak diperbincangkan dan
diamat-amati orang banyak. Melalui segala pertentangan
yang ditujukan kepadanya, Injil Kristus telah mendapat pi-
jakan, dan semakin banyak ditanyakan orang. Dan, dengan
mendapat perlawanan di mana-mana, Injil-Nya telah dibi-
carakan di mana-mana. Melalui sarana ini Injil telah terse-
bar ke tempat-tempat yang lebih jauh, dan kebaikan-
kebaikan ajaran-Nya pun sudah semakin banyak diselidiki.
Bisikan-bisikan itu bukan melawan Kristus, melainkan
tentang Dia. Sebagian orang berbisik-bisik terhadap para
penguasa, sebab para penguasa ini tidak mau menerima
Injil Yohanes 7:1-13
447
dan memberikan dukungan kepada-Nya. Yang lain lagi ber-
bisik-bisik terhadap para penguasa, sebab mereka tidak
membungkam mulut-Nya dan menahan Dia. Sebagian lagi
berbisik-bisik bahwa Dia mendapat banyak perhatian di
Galilea, sementara yang lain berbisik-bisik bahwa Dia ha-
nya mendapat sedikit perhatian di Yerusalem. Perhatikan-
lah, Kristus dan agama-Nya telah, dan akan selalu, menjadi
bahan pertentangan dan perbantahan di antara orang
banyak (Luk. 12:51-52). Seandainya semua orang mau me-
nyambut Kristus, seperti yang sudah seharusnya mereka
perbuat, maka akan ada damai sejahtera yang sempurna di
antara mereka. Akan namun , jika sebagian orang menerima
terang namun sebagian yang lain tetap bersikeras menolak-
nya, maka akan terdengar banyak bisikan. Tulang-tulang di
lembah, saat mereka mati dan kering, hanya terhampar
diam. Namun, saat dinubuatkan kepada mereka, hidup-
lah, maka terdengarlah suara yang berderak-derak (Yeh.
37:7). namun lebih baik ribut dan berselisih di dalam kebe-
basan dan dalam pekerjaan, dibandingkan tenang dan rukun di
dalam penjara. Nah, apa perasaan-perasaan orang banyak
ini tentang Dia?
[1] Ada yang berkata, “Ia orang baik.” Ini memang benar,
namun jauh dari kebenaran yang seutuhnya. Dia bukan
hanya orang baik, melainkan juga lebih dibandingkan seka-
dar seorang manusia. Dia ini Anak Tuhan . Banyak orang
yang tidak memiliki pikiran-pikiran jahat tentang
Kristus berpikiran rendah tentang Dia, dan mereka
hampir tidak menghormati-Nya, bahkan sekalipun me-
reka berbicara yang baik-baik tentang dia. Ini disebab-
kan sebab semua yang mereka katakan itu belum ada
apa-apanya. Namun demikian, pernyataan itu tetap
mendatangkan kehormatan kepada-Nya, dan juga men-
datangkan celaan bagi orang-orang yang menganiaya-
Nya, bahwa mereka yang tidak mau memercayai-Nya
sebagai Mesias pun mau tidak mau mengakui-Nya seba-
gai seorang yang baik.
[2] Ada pula yang berkata, “Tidak, Ia menyesatkan rakyat.”
Seandainya ini benar, Dia pasti orang yang sangat
jahat. Namun kenyataannya, ajaran yang disampaikan-
448
Nya sangat baik, dan tidak dapat dibantah, mujizat-
mujizat-Nya nyata, dan tidak bisa disangkal. Perilaku-
Nya bisa disaksikan kudus dan baik. Walaupun demi-
kian, di balik semua kebenaran ini ada kecurangan ter-
sembunyi yang dilakukan imam-imam kepala untuk
menentang dan menangkap-Nya. Bisikan-bisikan se-
perti yang ada di antara orang-orang Yahudi mengenai
Kristus ini masih terdengar juga di antara kita sampai
sekarang ini. Para penganut ajaran Sosinian (Orang
yang tidak mengakui ke-Tuhan -an Kristus dan sebab itu
juga menyangkal Trinitas – pen.) berkata bahwa Ia
orang baik, namun hanya sampai di situ saja yang mere-
ka sampaikan. Para penganut ajaran Deisme (keperca-
yaan bahwa Tuhan tidak melibatkan diri dalam peristiwa-
peristiwa yang terjadi di dunia – pen.) tidak akan me-
ngatakan Ia orang baik. Mereka mengatakan Ia menye-
satkan rakyat. Demikianlah, sebagian orang merendah-
kan-Nya, sebagian yang lain melecehkan-Nya, namun
tetap saja agunglah kebenaran itu.
[3] Mereka tidak berbicara banyak tentang Dia sebab ta-
kut terhadap para pemimpin mereka (ay. 13): Tidak se-
orang pun yang berani berkata terang-terangan tentang
Dia sebab takut terhadap orang-orang Yahudi. Hal ini
terjadi sebab :
Pertama, mereka tidak berani berbicara baik tentang
Dia secara terang-terangan. Walaupun semua orang
bebas mencemooh dan menghina-Nya, tidak ada yang
berani membela-Nya. Atau mungkin,
Kedua, mereka tidak berani berbicara apa-apa sama
sekali tentang Dia secara terang-terangan. Oleh sebab
tidak ada yang dapat dikatakan dengan adil untuk me-
lawan-Nya, mereka tidak memperbolehkan satu hal pun
dikatakan tentang-Nya. Menyebut nama-Nya saja sudah
merupakan tindak kejahatan. Demikianlah banyak
orang berusaha menekan kebenaran, dengan berdalih
ingin membungkam segala perselisihan tentangnya. Me-
reka berusaha meredam segala pembicaraan tentang
agama, berharap bahwa dengan begitu mereka dapat
menguburkan agama itu.
Injil Yohanes 7:14-36
449
Kristus pada Perayaan Pondok Daun
(7:14-36)
14 Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Tuhan lalu
mengajar di situ. 15 Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: “Bagai-
manakah orang ini memiliki pengetahuan demikian tanpa belajar!” 16
Jawab Yesus kepada mereka: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri,
namun dari Dia yang telah mengutus Aku. 17 Barangsiapa mau melakukan ke-
hendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Tuhan , entah Aku
berkata-kata dari diri-Ku sendiri. 18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya
sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, namun barangsiapa mencari
hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran
padanya. 19 Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepada-
mu? Namun tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan hukum
Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?” 20 Orang banyak itu
menjawab: “Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha membunuh
Engkau?” 21 Jawab Yesus kepada mereka: “Hanya satu perbuatan yang Kula-
kukan dan kamu semua telah heran. 22 Jadi: Musa menetapkan supaya
kamu bersunat – sebenarnya sunat itu tidak berasal dari Musa, namun dari
nenek moyang kita – dan kamu menyunat orang pada hari Sabat! 23 Jikalau
seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum
Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, sebab Aku menyembuhkan
seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat. 24 Janganlah menghakimi
menurut apa yang nampak, namun hakimilah dengan adil.” 25 Beberapa orang
Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? 26 Dan
lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa
kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia
yaitu Kristus? 27 namun tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya,
namun bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana
asal-Nya.” 28 Waktu Yesus mengajar di Bait Tuhan , Ia berseru: “Memang Aku
kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan
atas kehendak-Ku sendiri, namun Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak
kamu kenal. 29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang
mengutus Aku.” 30 Mereka berusaha menangkap Dia, namun tidak ada se-
orang pun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba. 31 namun di an-
tara orang banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya dan mereka ber-
kata: “Apabila Kristus datang, mungkinkah Ia akan mengadakan lebih
banyak mujizat dari pada yang telah diadakan oleh Dia ini?” 32 Orang-orang
Farisi mendengar orang banyak membisikkan hal-hal itu mengenai Dia, dan
sebab itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi menyuruh penjaga-
penjaga Bait Tuhan untuk menangkap-Nya. 33 Maka kata Yesus: “Tinggal sedi-
kit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepa-
da Dia yang telah mengutus Aku. 34 Kamu akan mencari Aku, namun tidak
akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di
mana Aku berada.” 35 Orang-orang Yahudi itu berkata seorang kepada yang
lain: “Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan
Dia? Adakah maksud-Nya untuk pergi kepada mereka yang tinggal di
perantauan, di antara orang Yunani, untuk mengajar orang Yunani? 36 Apa-
kah maksud perkataan yang diucapkan-Nya ini: Kamu akan mencari Aku,
namun kamu tidak akan bertemu dengan Aku, dan: Kamu tidak dapat datang
ke tempat di mana Aku berada?”
450
Di sini ada :
I. Pengajaran Kristus di hadapan orang banyak di Bait Tuhan (ay. 14):
Dia masuk ke Bait Tuhan lalu mengajar, sesuai dengan kebiasaan-
Nya saat berada di Yerusalem. Pekerjaan-Nya yaitu mengajar-
kan Injil kerajaan, dan Dia selalu melakukannya di setiap tempat
keramaian. Ajaran yang disampaikan-Nya itu tidak dicatat di sini,
sebab mungkin isinya sama saja dengan ajaran-ajaran yang
sudah disampaikan-Nya di Galilea, yang sudah dicatat oleh penu-
lis-penulis Injil lain. Sebab Injil sama saja, baik bagi orang-orang
biasa maupun bagi orang-orang terhormat. namun apa yang dapat
diamati di sini yaitu bahwa waktu itu pesta sedang berlangsung,
hari keempat atau kelima dari delapan hari pesta. Entah Dia baru
tiba di Yerusalem pada pertengahan pesta atau sudah datang
pada awal pesta namun baru tampil sekarang ini, tidaklah pasti.
Akan namun , bila ada yang bertanya mengapa Dia tidak masuk ke
Bait Tuhan lebih awal untuk mengajar? Maka pertanyaan itu bisa
dijawab sebagai berikut:
1. sebab orang-orang akan lebih punya waktu luang untuk
mendengarkan-Nya, dan, dengan begitu boleh diharapkan,
akan lebih siap mendengarkan-Nya, sesudah beberapa hari
sibuk mengurusi tempat dagangan mereka, seperti yang biasa
mereka lakukan pada hari raya Pondok Daun.
2. sebab Dia lebih memilih untuk muncul sesudah kawan
maupun lawan-Nya berhenti mencari-Nya. Dengan demikian
Dia memberikan contoh mengenai cara yang akan dipakai-Nya
dalam kedatangan-Nya, yaitu muncul pada tengah malam
(Mat. 25:6). Akan namun , mengapa sekarang Dia muncul secara
terang-terangan seperti itu? Pasti ini untuk mempermalukan
orang-orang yang berusaha menganiaya-Nya, yaitu imam-
imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.
(1) Dengan menunjukkan bahwa Dia tidak takut terhadap me-
reka atau terhadap kekuasaan mereka, meskipun mereka
sangat geram terhadap-Nya (Yes. 50:7-8).
(2) Dengan mengambil-alih pekerjaan mereka dari tangan me-
reka. Tugas mereka yaitu mengajar orang-orang di Bait
Tuhan , dan khususnya pada hari raya Pondok Daun (Neh.
8:17-18). Akan namun , sebab mereka sama sekali tidak
Injil Yohanes 7:14-36
451
mengajar orang atau menyampaikan ajaran-ajaran yang
hanya berupa perintah-perintah manusia saja, maka Ia
pun masuk ke Bait Tuhan dan mengajar orang-orang di
sana. saat gembala-gembala Israel memangsa kawanan
domba mereka sendiri, maka itulah waktunya bagi Sang
Gembala agung untuk tampil, seperti yang sudah dijanji-
kan (Yeh. 34:22-23; Mal. 3:1).
II. Percakapan-Nya dengan orang-orang Yahudi sesudah ini. Pembica-
raan itu dapat diringkas ke dalam empat hal pokok:
1. Mengenai ajaran-Nya.
Perhatikanlah di sini:
(1) Bagaimana orang-orang Yahudi mengagumi ajaran-Nya itu
(ay. 15): Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata:
“Bagaimanakah orang ini memiliki pengetahuan demi-
kian tanpa belajar!”
Perhatikanlah di sini:
[1] Bahwa Yesus Tuhan kita tidak mendapat pendidikan di
sekolah-sekolah para nabi atau belajar di bawah asuh-
an para rabi. Bukan saja tidak bepergian untuk belajar,
seperti yang dilakukan para filsuf, Dia juga tidak me-
manfaatkan sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga
pendidikan di negeri-Nya sendiri. Musa dididik dalam
pengetahuan orang-orang Mesir, namun Kristus tidak
dididik bahkan dalam pengetahuan orang-orang Ya-
hudi. sebab sudah menerima Roh dengan tidak terba-
tas, Dia tidak perlu menerima pengetahuan apa pun
dari manusia atau melalui manusia. Pada waktu kemun-
culan Kristus, pendidikan berkembang sangat pesat
baik di dalam Kekaisaran Romawi maupun di dalam
jemaat Yahudi, lebih dibandingkan dalam zaman apa pun
sebelum atau sesudahnya. Dan dalam masa yang haus
akan pengetahuan seperti itulah Kristus memilih men-
dirikan agama-Nya, dan tidak pada masa saat orang
masih buta huruf, supaya jangan sampai agama-Nya
tampak sebagai suatu rancangan yang dipaksakan ke-
pada dunia. Namun demikian, Dia sendiri tidak mem-
pelajari pengetahuan yang sedang digemari di kala itu.
452
[2] Bahwa Kristus memiliki pengetahuan, meskipun Dia
tidak pernah belajar. Dia menguasai kitab-kitab suci,
meskipun Dia tidak pernah berguru pada seorang ahli
Taurat mana pun. Penting bagi hamba-hamba Kristus
untuk memiliki pengetahuan, seperti Dia. Dan ka-
rena kita tidak bisa berharap dapat memiliki pengetahu-
an seperti yang dimiliki-Nya, yaitu melalui pewahyuan,
kita harus bersusah payah untuk memperolehnya de-
ngan cara-cara biasa.
[3] Bahwa pengetahuan Kristus yang demikian, meskipun
tanpa belajar, membuat-Nya benar-benar luar biasa dan
menakjubkan. Orang-orang Yahudi membicarakan hal
ini di sini dengan penuh rasa takjub.
Pertama, sebagian orang, kelihatannya, mengatakan-
nya untuk menghormati Dia: Dia yang tidak pernah be-
lajar, namun jauh mengungguli semua orang lain yang
pernah belajar, pasti dikaruniai dengan pengetahuan
ilahi.
Kedua, sebagian yang lain mungkin menyebutkan-
nya untuk melecehkan dan menghina Dia: Apa pun
yang tampak dimiliki-Nya, Dia tidak benar-benar memi-
liki pengetahuan yang sesungguhnya, sebab Dia tidak
pernah belajar di perguruan tinggi, atau memiliki
gelar apa pun.
Ketiga, sebagian yang lain lagi mungkin bermaksud
mengatakan bahwa Dia mendapatkan pengetahuan-Nya
dengan belajar ilmu sihir, atau dengan cara-cara terten-
tu yang dilarang. Oleh sebab mereka tidak tahu bagai-
mana Dia bisa menjadi seorang cendekiawan seperti itu,
mereka langsung saja menganggap Dia tukang sihir.
(2) Apa yang ditegaskan-Nya mengenai ajaran-Nya itu.
Ada tiga hal:
[1] Bahwa ajaran-Nya bersifat ilahi (ay. 16): “Ajaran-Ku
tidak berasal dari diri-Ku sendiri, namun dari Dia yang
telah mengutus Aku.” Mereka tersinggung sebab Dia
berani mengajar, padahal Dia tidak pernah belajar.
Untuk menanggapi hal ini, Dia berkata kepada mereka
bahwa ajaran-Nya bukanlah sesuatu yang dapat dipela-
Injil Yohanes 7:14-36
453
jari, sebab ajaran-Nya bukan hasil pemikiran manusia
dan kekuatan-kekuatan alami, yang bisa diperluas dan
ditingkatkan dengan membaca serta bertukar pikiran,
melainkan itu yaitu pewahyuan ilahi. Sebagai Tuhan ,
yang sama dengan Bapa, sah saja bila Dia berkata,
“Ajaran-Ku berasal dari diri-Ku sendiri, dan dari Dia
yang telah mengutus Aku.” Akan namun , sebab sekarang
Dia sedang dalam keadaan merendahkan diri, dan
sebagai Pengantara, Hamba Tuhan , maka lebih sesuai
bagi-Nya untuk berkata, “Ajaran-Ku tidak berasal dari
diri-Ku sendiri, tidak hanya milik-Ku sendiri, tidak ber-
mula dari diri-Ku sendiri, sebagai Anak Manusia dan
Pengantara, namun dari Dia yang telah mengutus Aku.
Ajaran-Ku tidak berpusat dalam diri-Ku sendiri, dan
juga tidak menuju kepada diri-Ku sendiri pada akhir-
nya, namun kepada Dia yang telah mengutus Aku.” Ten-
tang Sang Nabi Agung, Tuhan telah berjanji bahwa Dia
akan menaruh firman-Nya dalam mulutnya (Ul. 18:18),
yang tampaknya merujuk pada Kristus di sini. Per-
hatikanlah, yaitu suatu penghiburan bagi orang-orang
yang memeluk ajaran Kristus, dan suatu penghukuman
bagi orang-orang yang menolaknya, bahwa ajaran-Nya
itu yaitu ajaran ilahi: ajaran-Nya itu berasal dari Tuhan
dan bukan dari manusia.
[2] Bahwa yang paling layak untuk menghakimi apakah
ajaran Kristus ini mengandung kebenaran dan kuasa
ilahi yaitu mereka yang dengan tulus dan lurus hati
menginginkan dan berusaha untuk melakukan kehen-
dak Tuhan (ay. 17): Barangsiapa mau melakukan kehen-
dak-Nya, mau meleburkan kehendaknya sendiri dengan
kehendak Tuhan , ia akan tahu entah ajaran-Ku ini ber-
asal dari Tuhan , entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sen-
diri.
Perhatikanlah di sini:
Pertama, apa pertanyaan yang diajukan mengenai
ajaran Kristus itu, apakah ajaran-Nya berasal dari Tuhan
atau bukan, apakah Injil merupakan pewahyuan ilahi
atau suatu penipuan. Kristus sendiri bersedia jika ajar-
454
an-Nya itu diselidiki apakah berasal dari Tuhan atau bu-
kan. Kristus bersedia, jadi hamba-hamba-Nya harus
lebih bersedia lagi. Dan kita harus peduli untuk me-
mastikan pijakan apa yang kita gunakan untuk berdiri,
sebab jika kita tertipu, maka kita tertipu dengan sangat
mengenaskan.
Kedua, siapa yang besar kemungkinannya akan ber-
hasil dalam penyelidikan ini: orang-orang yang melaku-
kan kehendak Tuhan , atau yang setidaknya berkeinginan
untuk melakukannya.
Sekarang perhatikanlah:
1. Siapa orang-orang yang mau melakukan kehendak
Tuhan itu. Mereka yaitu orang-orang yang bersikap
adil dalam mencari kehendak Tuhan , dan tidak di-
butakan oleh hawa nafsu atau kepentingan-kepen-
tingan apa pun. Oleh anugerah Tuhan , mereka yang
demikian bertekad untuk mematuhi kehendak Tuhan
saat mereka mengetahui apa kehendak-Nya. Mere-
ka yaitu orang-orang yang benar-benar tulus hati
dalam berhubungan dengan Tuhan , dan sungguh-
sungguh ingin memuliakan serta menyenangkan-
Nya.
2. Dari mana orang yang demikian dapat mengetahui
kebenaran dari ajaran Kristus.
(1) Kristus telah berjanji untuk memberikan penge-
tahuan kepada orang yang demikian. Dia telah
berkata bahwa ia akan tahu, dan Dia dapat mem-
berikan pengertian. Orang-orang yang meman-
faatkan terang yang mereka miliki, dan yang ber-
tekun untuk hidup sesuai dengan terang itu,
akan dilindungi oleh anugerah ilahi dari kesalah-
an-kesalahan yang merusak.
(2) Mereka dibentuk dan dipersiapkan untuk mene-
rima pengetahuan itu. Orang yang cenderung
tunduk pada peraturan-peraturan hukum ilahi
pasti dengan mudah dapat menerima pancaran-
pancaran terang ilahi. Barangsiapa memiliki ,
maka kepadanya akan diberi. Orang-orang yang
Injil Yohanes 7:14-36
455
berakal budi yang baik yaitu orang-orang yang
melakukan perintah-perintah-Nya (Mzm. 111:10).
Orang-orang yang menyerupai Tuhan besar ke-
mungkinannya akan memahami-Nya.
[3] Bahwa dengan ini tampak bahwa Kristus, sebagai se-
orang Guru, tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, se-
bab Dia tidak mencari hormat bagi diri-Nya sendiri (ay.
18).
Pertama, lihatlah di sini ciri-ciri seorang penipu: ia
mencari hormat bagi dirinya sendiri, yang merupakan
pertanda bahwa ia berkata-kata dari dirinya sendiri, se-
perti yang sudah diperbuat oleh para mesias dan nabi
palsu. Inilah gambaran para pendusta: mereka berkata-
kata dari diri mereka sendiri, dan mereka tidak diberi
tugas atau perintah apa pun dari Tuhan . Mereka tidak
diberi mandat kecuali kehendak mereka sendiri, dan
mereka tidak diberi ilham kecuali angan-angan mereka
sendiri, rancangan dan tipu muslihat mereka sendiri.
Para duta tidak berkata-kata dari diri mereka sendiri.
Para pelayan yang mengagung-agungkan diri dengan
berkata-kata dari diri mereka sendiri bukanlah hamba-
hamba Kristus yang sebenar-benarnya. namun lihatlah
bagaimana para pendusta diungkapkan. Kepalsuan me-
reka dibuktikan dengan melihat hal ini, yaitu bahwa
mereka hanya mencari hormat bagi diri mereka sendiri.
Orang-orang yang mencari kehormatan sendiri selalu
berkata-kata tentang diri mereka sendiri. Orang-orang
yang berkata-kata dari Tuhan akan berbicara bagi Tuhan ,
dan demi kemuliaan-Nya. Orang-orang yang mengede-
pankan keinginan dan kepentingan mereka sendiri
membuktikan bahwa mereka tidak diutus oleh Tuhan .
Kedua, lihatlah ciri-ciri berlawanan yang diberikan
Kristus tentang diri-Nya dan ajaran-Nya: Barangsiapa
mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, seperti
Aku, jelaslah bahwa ia benar.
1. Dia diutus oleh Tuhan . Guru-guru yang diutus oleh
Tuhan , dan hanya mereka ini saja, yang harus kita te-
rima dan kita sambut. Orang-orang yang membawa
456
pesan ilahi harus membuktikan tugas perutusan
ilahi mereka, melalui pewahyuan khusus atau mela-
lui ketetapan biasa.
2. Dia mencari hormat bagi Tuhan . Baik tujuan ajaran-
Nya maupun maksud perbuatan-Nya seluruhnya
terarah untuk memuliakan Tuhan .
3. Ini merupakan bukti bahwa Dia benar, dan tidak
ada kepalsuan dalam diri-Nya. Guru-guru palsu
sungguh sangat fasik. Mereka berbuat tidak benar
terhadap Tuhan yang nama-Nya mereka lecehkan,
dan tidak benar terhadap jiwa-jiwa manusia yang
mereka paksa untuk menerima ajaran mereka. Tidak
ada lagi kepalsuan lain yang lebih fasik dibandingkan
perbuatan ini. Akan namun , Kristus memperlihatkan
bahwa Dia benar, bahwa Dia benar-benar seperti
apa yang telah dikatakan-Nya sendiri, bahwa tidak
ada ketidakbenaran dalam diri-Nya, tidak ada kepal-
suan di dalam ajaran-Nya, dan tidak ada kekeliruan
atau penipuan di dalam hubungan-Nya dengan kita.
2. Mereka berbicara tentang kejahatan yang dituduhkan kepada-
Nya sebab menyembuhkan orang lumpuh dan menyuruhnya
mengangkat tilamnya pada hari Sabat. Masalah ini sudah
mereka permasalahkan dengan-Nya sebelumnya dan masih
terus dijadikan alasan bagi mereka untuk memusuhi-Nya.
(1) Dia menentang dan balik membalas mereka, dengan mem-
persalahkan mereka atas kebiasaan-kebiasaan mereka sen-
diri yang jauh lebih buruk (ay. 19). Bagaimana mungkin
mereka tanpa malu menegur-Nya sebab melanggar hukum
Musa, sementara mereka sendiri dengan begitu terang-
terangan sudah melanggarnya? Bukankah Musa yang telah
memberikan hukum Taurat kepadamu? Memiliki hukum
Taurat merupakan kehormatan bagi mereka, sebab tidak
ada bangsa lain yang memiliki hukum seperti itu. Akan
namun , sebab kejahatan merekalah sampai tidak ada se-
orang pun di antara mereka yang menjalankan hukum Tau-
rat itu. Mereka memberontak terhadapnya, dan hidup ber-
tentangan dengannya. Banyak orang diberi hukum, namun
mereka tidak menjalankan hukum yang sudah mereka mi-
Injil Yohanes 7:14-36
457
liki. Ketidaktaatan mereka terhadap hukum Taurat itu dila-
kukan oleh semua orang: tidak seorang pun di antara kamu
yang melakukan hukum Taurat itu, baik mereka yang
duduk di tempat-tempat terhormat, yang seharusnya tahu
paling banyak, maupun mereka yang duduk di tempat-tem-
pat pengabdian, yang seharusnya paling taat. Mereka suka
membangga-banggakan hukum Taurat dan mengaku-nga-
ku sangat mencintainya, dan geram terhadap Kristus kare-
na Dia tampak melanggarnya, namun tidak seorang pun
dari antara mereka sendiri yang melakukan hukum Taurat
itu. Ini seperti orang-orang yang berkata bahwa mereka
berpihak kepada gereja, namun mereka sendiri tidak
pernah pergi ke gereja. Kejahatan mereka semakin bertam-
bah sebab mereka menganiaya Kristus yang menurut me-
reka melanggar hukum Taurat, padahal justru mereka sen-
dirilah yang tidak memeliharanya: “Tidak seorang pun dari
antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu, kalau be-
gitu mengapa kamu berusaha membunuh-Ku sebab tidak
melakukannya?” Perhatikanlah, orang-orang yang paling
keras mengecam orang lain sebab suatu kesalahan biasa-
nya dengan sendirinya paling bersalah atas kesalahan yang
sama. Begitulah orang-orang munafik itu, mereka bersema-
ngat mengeluarkan selumbar dari mata saudara mereka,
namun tidak sadar akan balok di dalam mata mereka sen-
diri. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku? Sebagian
orang menganggap hal ini sebagai bukti bahwa mereka
tidak melakukan hukum Taurat. “Kamu tidak melakukan
hukum Taurat, sebab seandainya kamu melakukannya,
kamu pasti akan lebih mengenali keadaan dirimu sendiri
dan tidak berusaha membunuh-Ku sebab melakukan per-
buatan baik.” Orang-orang yang mendukung diri sendiri
dan kepentingan mereka dengan jalan melakukan peng-
aniayaan dan kekerasan, apa pun alasan mereka (sekali-
pun menyebut diri sendiri sebagai custodes utriusque
tabulæ – penjaga ketertiban umum), bukanlah pelaku hu-
kum Tuhan . Chemnitius memahami hal ini sebagai alasan
mengapa sudah tiba waktunya untuk menggantikan hu-
kum Musa dengan Injil, sebab hukum Taurat didapati
tidak berkuasa untuk mengendalikan dosa: “Musa mem-
458
berimu hukum Taurat, namun kamu tidak melakukannya,
dan juga tidak dilindungi olehnya untuk menghindari keja-
hatan be