Kisah pararasul 9
kan api ke bumi dan betapa-
kah Aku harapkan, api itu telah menyala. Dan mereka menyangka
bahwa, dengan menyerakkan orang-orang yang disulut dengan api
itu, mereka sudah memadamkannya,namun justru sebaliknya, me-
reka membantu penyebarannya.
I. Inilah cerita umum tentang apa yang diperbuat oleh mereka se-
mua (ay. 4): Mereka menjelajah seluruh negeri itu sambil membe-
ritakan Injil. Mereka tidak pergi menyembunyikan diri sebab
takut menderita, atau bahkan untuk menunjukkan bahwa me-
reka bangga dengan penderitaan-penderitaan mereka. Sebaliknya,
mereka naik turun gunung untuk menyebarkan pengenalan akan
Kristus di segala tempat di mana mereka tersebar. Mereka pergi
ke mana-mana, ke jalan bangsa-bangsa lain, dan ke kota-kota
Samaria, yang sebelumnya tidak boleh mereka kunjungi (Mat.
10:5). Mereka tidak berkumpul bersama-sama dalam satu tubuh,
meskipun ini mungkin akan menjadi kekuatan bagi mereka, te-
tapi mereka tersebar ke segala penjuru, bukan untuk mencari ke-
mudahan, melainkan untuk mencari pekerjaan. Mereka pergi
menginjili dunia, mengabarkan firman Injil. Injil inilah yang me-
menuhi mereka, dan dengannya mereka berusaha memenuhi ne-
geri mereka. Yang menjadi pekabar Injil mengabarkan Injil dengan
berkhotbah, dan yang lain mengabarkannya melalui percakapan
biasa. Sekarang mereka berada di negeri di mana tidak ada orang
asing, sebab Kristus dan murid-murid-Nya sudah banyak ber-
kata-kata di daerah-daerah Yudea. Di sana sudah ada fondasi
316
yang di atasnya mereka bisa membangun bangunan. Dan penting
untuk memberitahukan kepada orang-orang di sana apa jadinya
dengan ajaran yang sudah diberitakan Tuhan Yesus beberapa
waktu yang lalu di sana, dan bahwa ajaran itu tidak terhilang dan
terlupakan, seperti yang mungkin mereka sangkakan.
II. Cerita khusus tentang apa yang dilakukan Filipus. Kita akan
mendengar tentang perkembangan dan keberhasilan dari mereka
yang lain sesudahnya (11:19).namun di sini kita akan memperha-
tikan gerak-gerik Filipus, bukan Filipus sang rasul, melainkan Fi-
lipus sang diaken, yang dipilih dan ditahbiskan untuk melayani
meja.namun sebab sudah melayani sebagai diaken dengan baik,
ia beroleh kedudukan yang baik, dan dapat bersaksi dengan le-
luasa (1Tim. 3:13). Stefanus sudah diangkat menjadi martir, se-
mentara Filipus di sini diangkat menjadi penginjil. saat baru
memulai sebagai penginjil, sebab sekarang ia diwajibkan untuk
memberi diri mendengar firman dan berdoa, maka, tidak diragukan
lagi, ia dibebaskan dari pekerjaan sebagai diaken. Sebab bagaimana
ia bisa melayani meja di Yerusalem, yang wajib dilakukannya se-
bagai diaken, jika ia mengabarkan Injil di Samaria? Dan ada
kemungkinan bahwa dua orang lain dipilih untuk menggantikan
tempat Stefanus dan Filipus. Sekarang amatilah,
1. Bagaimana Filipus secara menakjubkan berhasil mengabarkan
Injil, dan bagaimana ia diterima.
(1) Tempat yang dipilihnya yaitu kota Samaria, kota utama
Samaria, kota besar di negeri itu, yang terletak di bekas
kota Samaria dulu, yang pendiriannya kita baca dalam 1
Raja-raja 16:24, dan sekarang disebut Sebaste. Sebagian
orang berpendapat bahwa tempat itu sama dengan Sikhem
atau Sikhar, kota Samaria yang dikunjungi Kristus (Yoh.
4:5). Banyak orang dari kota itu percaya kepada Kristus,
walaupun Ia tidak melakukan mujizat apa-apa di antara
mereka (ay. 39, 41). Dan sekarang Filipus, tiga tahun sete-
lah itu, melanjutkan pekerjaan yang sudah dimulai waktu
itu. Orang-orang Yahudi tidak mau berurusan dengan orang-
orang Samaria.namun Kristus menyampaikan Injil-Nya un-
tuk menghancurkan semua permusuhan, dan terutama
Kitab Kisah Para Rasul 8:4-13
317
permusuhan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang
Samaria, dengan menyatukan mereka di dalam jemaat-Nya.
(2) Ajaran yang diberitakannya yaitu Kristus. Sebab, ia ber-
tekad untuk tidak mau mengetahui yang lain. Ia memberi-
takan Mesias kepada mereka. Ia menyatakan Kristus ke-
pada mereka (demikianlah arti kata yang dipakai), seperti
seorang raja, saat naik takhta, dinyatakan di seluruh wi-
layah kekuasaannya. Orang-orang Samaria mengharapkan
kedatangan Mesias, seperti yang tampak dalam Yohanes
4:25. Sekarang Filipus memberi tahu mereka bahwa Mesias
itu sudah datang, dan bahwa orang-orang Samaria disam-
but oleh-Nya. Urusan hamba-hamba Tuhan yaitu membe-
ritakan Kristus, yaitu tentang Kristus dan bahwa Dia disa-
libkan, tentang Kristus dan bahwa Ia telah dimuliakan.
(3) Bukti-bukti yang ditunjukkan-Nya untuk meneguhkan
ajaran-Nya yaitu mujizat-mujizat (ay. 6). Untuk meyakin-
kan mereka bahwa Ia diberi mandat dari sorga (dan oleh
sebab itu mereka tidak saja dapat mempertaruhkan nyawa
mereka pada apa yang dikatakan-Nya,namun juga wajib me-
nurutinya), Ia menunjukkan kepada mereka meterai yang
besar dari langit ini, yang dicapkan pada ajaran-Nya, dan
yang Tuhan segala kebenaran tidak akan berdusta menge-
nainya. Mujizat-mujizat itu tidak bisa disanggah. Mereka
mendengar dan melihat mujizat-mujizat yang diadakan-
Nya. Mereka mendengar kata-kata yang penuh kuasa me-
merintah yang diucapkan-Nya, dan melihat dengan segera
dampak-dampak yang mengagumkan dari ucapan-Nya itu.
Apa yang dikatakan-Nya, itu terjadi. Dan sifat dari mujizat-
mujizat itu bekerja sedemikian rupa sehingga sesuai de-
ngan maksud dari tugas perutusan-Nya, dan memberi te-
rang dan kemilau pada tugas itu.
[1] Ia diutus untuk menghancurkan kuasa Iblis. Dan, se-
bagai pertanda dari hal ini, roh-roh jahat, setelah dipe-
rintah dalam nama Tuhan Yesus untuk enyah, keluar
dari banyak orang yang kerasukan roh-roh jahat itu (ay.
7). Sejauh Injil berjaya, Iblis dipaksa melepaskan ceng-
keraman dan kepentingannya atas manusia, sehingga
mereka yang pada waktu dirasuki mengalami gangguan,
sekarang tersadar, dan kembali waras. jika Injil di-
318
akui dan dituruti sebagaimana mestinya, maka roh-roh
jahat keluar, terutama roh-roh najis, dan semua kecen-
derungan hawa nafsu daging, yang berperang melawan
jiwa. Sebab Tuhan telah memanggil kita dari kecemaran
kepada kekudusan (1Tes. 4:7). Ini ditandai dengan
pengusiran roh-roh najis ini dari tubuh orang yang, di
sini dikatakan, keluar sambil berseru dengan suara ke-
ras, yang menandakan bahwa mereka sangat enggan
keluar, dan itu sangat bertentangan dengan kehendak
mereka,namun mereka terpaksa mengakui bahwa me-
reka dikalahkan oleh sebuah kekuatan yang lebih besar
(Mrk. 1:26; 3:11; 9:26).
[2] Ia diutus untuk menyembuhkan pikiran manusia, un-
tuk menyembuhkan dunia yang sakit, dan menyehat-
kannya. Dan, sebagai pertanda dari hal ini, banyak
orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.
Yang disebutkan di sini yaitu penyakit-penyakit yang
paling sulit disembuhkan oleh kuasa alam (supaya mu-
jizat kesembuhannya semakin nyata), dan yang paling
menunjukkan penyakit dosa serta ketidakmampuan
moral yang melemahkan jiwa manusia dalam melayani
Tuhan . Anugerah Tuhan di dalam Injil dirancang untuk
menyembuhkan orang-orang yang lumpuh dan timpang
secara rohani, yang tidak dapat menolong diri mereka
sendiri (Rm. 5:6).
(4) Ajaran Filipus, setelah terbuktikan, diterima di Samaria
(ay. 6): Orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus de-
ngan bulat hati. Itu disebabkan oleh mujizat-mujizat yang
pada awalnya berguna untuk menarik perhatian, dan de-
ngan demikian secara bertahap mendapat persetujuan. Tim-
bul harapan jika orang mulai memperhatikan apa yang
dikatakan kepada mereka tentang perkara-perkara yang
menyangkut jiwa dan kehidupan kekal mereka jika
mereka mulai mendengarkan firman Tuhan , seperti orang
yang senang mendengarkannya, yang ingin memahami dan
mengingatnya, dan yang memandang diri mereka sendiri
turut berkepentingan di dalamnya. Rakyat biasa mende-
ngarkan Filipus, oi ochloi banyak dari mereka, bukan satu
di sana dan satu di sini, melainkan mereka semua dengan
Kitab Kisah Para Rasul 8:4-13
319
bulat hati, mereka semuanya sepikiran, bahwa ajaran Injil
layak diselidiki dan didengarkan tanpa rasa curiga.
(5) Kepuasan yang mereka dapatkan dalam memperhatikan
dan mendengarkan khotbah Filipus, dan pekerjaan baik
yang dikerjakannya kepada banyak dari antara mereka (ay.
8): Sangatlah besar sukacita dalam kota itu. Sebab (ay. 12),
mereka percaya kepada Filipus, dan memberi diri mereka di-
baptis dalam iman kepada Kristus. Mereka pada umumnya,
baik laki-laki maupun perempuan. Amatilah,
[1] Filipus memberitakan Injil tentang Kerajaan Tuhan , pen-
dirian kerajaan itu, hukum-hukum dan ketetapan-kete-
tapannya, kebebasan-kebebasan dan hak-hak istimewa-
nya, dan kewajiban-kewajiban yang mengikat kita se-
mua untuk menjadi warga yang setia kepada kerajaan
itu. Dan ia memberitakan nama Yesus Kristus, sebagai
Raja dari kerajaan itu nama-Nya, yang mengatasi se-
gala nama. Dia memberitakan Injil itu dalam kekuatan
dan kuasanya yang nyata, dan dalam segala sesuatu
yang dengannya Ia sudah menyatakan diri-Nya sendiri.
[2] Orang-orang itu tidak hanya mendengarkan apa yang
dikatakannya,namun juga pada akhirnya mempercayai-
nya, sepenuhnya yakin bahwa itu berasal dari Tuhan dan
bukan manusia. Dan mereka memberi diri untuk dibim-
bing dan diperintah olehnya. Adapun gunung ini, yang
di atasnya mereka sudah menyembah Tuhan sampai saat
itu, dan memandangnya sebagai masalah yang berkait-
an erat dengan agama mereka, mereka sekarang sudah
tidak melekat lagi padanya seperti dulu-dulu. Dan me-
reka menjadi penyembah-penyembah yang benar, yang
menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, dan dalam
nama Kristus, bait Tuhan yang sejati (Yoh. 4:20-23).
[3] saat mereka percaya, tanpa ragu (meskipun mereka
orang Samaria) dan tanpa ditunda-tunda, mereka dibap-
tis. Mereka dengan terang-terangan mengakui iman Kris-
ten, berjanji untuk setia padanya, dan kemudian, di-
basuh dengan air, dimasukkan secara khidmat ke dalam
persekutuan jemaat Kristen, dan diakui sebagai sau-
dara-saudara seiman oleh para murid. Hanya laki-laki
yang bisa diakui sebagai jemaat Yahudi melalui sunat.
320
Tetapi, untuk menunjukkan bahwa di dalam Kristus
Yesus tidak ada laki-laki atau perempuan (Gal. 3:28),
tetapi keduanya sama-sama disambut oleh Dia, upacara
penerimaannya dilakukan sedemikian rupa sehingga
bisa diikuti oleh kaum perempuan, sebab mereka juga
terhitung sebagai umat Israel Tuhan secara rohani, mes-
kipun tidak sebagai umat Israel menurut daging (Bil.
1:2). Dan dari sini dengan mudah bisa disimpulkan
bahwa kaum perempuan juga diperbolehkan untuk am-
bil bagian dalam perjamuan Tuhan, meskipun tidak
tampak bahwa ada perempuan yang hadir di antara
orang-orang itu saat hal ini dinyatakan.
[4] Kejadian ini membawa sukacita besar. Setiap orang ber-
sukacita bagi dirinya sendiri, seperti orang yang diceri-
takan dalam perumpaan yang menemukan harta terpen-
dam di ladang. Dan mereka semua bersukacita atas
keuntungan yang dibawa ke kota mereka dengan cara
ini, dan bahwa itu terjadi tanpa perlawanan, yang kecil
kemungkinannya akan terjadi seandainya Samaria ma-
sih berada di bawah wilayah kekuasaan imam-imam ke-
pala. Perhatikanlah, dibawanya Injil ke tempat mana
saja akan membawa sukacita, sukacita besar, bagi tem-
pat itu. Oleh sebab itulah penyebaran Injil ke dunia se-
ring kali dinubuatkan dalam Perjanjian Lama sebagai
penyebaran sukacita ke tengah bangsa-bangsa: Kiranya
suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai (Mzm.
67:5; 1Tes. 1:6). Injil Kristus tidak membuat orang men-
jadi murung,namun memenuhi mereka dengan sukacita,
jika diterima sebagaimana mestinya. Sebab, Injil yaitu
berita kesukaan besar untuk seluruh bangsa (Luk. 2:10).
2. Ada apa khususnya di kota Samaria ini yang membuat keber-
hasilan Injil di sana luar biasa menakjubkan.
(1) Bahwa Simon si tukang sihir sudah sibuk bekerja di sana,
dan sudah banyak menarik perhatian orang, namun mere-
ka percaya pada pemberitaan Filipus. Belajar untuk me-
ninggalkan yang buruk sering kali merupakan pekerjaan
yang lebih sulit dibandingkan mempelajari yang baik. Orang-
orang Samaria ini, walaupun bukan penyembah berhala se-
Kitab Kisah Para Rasul 8:4-13
321
perti bangsa-bangsa bukan-Yahudi, atau berprasangka bu-
ruk terhadap Injil sebab adat-istiadat nenek moyang, bela-
kangan ini tertarik untuk mengikuti Simon, seorang tukang
sihir (sebab itulah yang diartikan dari kata Magus) yang
membuat kegaduhan di antara mereka, dan secara meng-
herankan membuat mereka takjub. Kita diberi tahu,
[1] Betapa kuatnya tipuan Iblis yang menggerakkan mereka
untuk melayani kepentingan-kepentingan si penipu be-
sar ini. Simon sudah selama beberapa waktu, bahkan,
sudah lama, menggunakan sihir di kota itu. Mungkin ia
datang ke sana atas hasutan Iblis, segera setelah Juruse-
lamat kita tiba di sana, untuk menggagalkan apa yang
sudah dikerjakan-Nya di sana. Sebab Iblis selalu mencari
jalan untuk menghancurkan pekerjaan yang baik saat
masih baru berkembang (2Kor. 11:3; 1Tes. 3:5). Nah,
Pertama, Simon menganggap dirinya luar biasa: Ia
berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting,
dan ingin agar semua orang berpikiran begitu, dan me-
naruh hormat padanya sebagaimana mestinya. Kalau
sudah begitu, maka untuk hal-hal lain mereka boleh
berbuat sesuka mereka. Ia tidak berniat memperbarui
hidup mereka, atau memperbaiki ibadah dan kesalehan
mereka,namun hanya ingin membuat mereka percaya
bahwa ia tis megas semacam pribadi Tuhan . Justin Martir
(filsuf Kristen abad kedua yang mati syahid di Roma
pen.) berkata bahwa Simon ingin disembah sebagai
prōton theon kepala dewa. Ia menyatakan dirinya seba-
gai Anak Tuhan , Mesias, begitu menurut sebagian orang.
Atau juga sebagai malaikat, atau seorang nabi. Mungkin
ia tidak yakin di dalam hatinya apa gelar kehormatan
yang pura-pura dimilikinya.namun ia ingin agar orang
menganggap dia sebagai seorang yang sangat penting.
Kesombongan, hasrat diri, dan rasa diri besar, selalu
menjadi penyebab dari banyaknya kejahatan baik ter-
hadap dunia maupun terhadap jemaat.
Kedua, orang-orang memperlakukan dia seperti yang
diinginkannya.
322
1. Semua orang, besar kecil, mengikuti dia, baik muda
maupun tua, baik miskin maupun kaya, baik peme-
rintah maupun rakyat. Mereka mengikutinya (ay. 10-
11), dan mungkin terlebih lagi sebab waktu yang dite-
tapkan bagi kedatangan Mesias pada saat itu sudah
lewat, sementara mereka semua mengharap-harapkan
kemunculan seseorang yang hebat di saat-saat ini.
Mungkin Simon yaitu penduduk asli negeri mereka,
dan oleh sebab itu mereka merangkulnya dengan lebih
senang hati, sehingga dengan menghormati dia mereka
bisa menghormati diri mereka sendiri.
2. Mereka berkata tentang dia, orang ini yaitu kuasa
Tuhan yang terkenal sebagai Kuasa Besar kuasa
Tuhan , kuasa yang besar itu (begitu ayat ini bisa di-
baca), kuasa yang menjadikan dunia. Lihatlah bagai-
mana orang yang tidak berpengetahuan dan tanpa
pertimbangan keliru mengira pekerjaan Iblis sebagai
pekerjaan kuasa Tuhan . Demikianlah, di dunia bangsa-
bangsa bukan-Yahudi, setan dianggap sebagai dewa.
Dan juga, dalam kerajaan anti-Kristus seluruh dunia
mengikut binatang, yang kepada dia naga telah mem-
berikan kekuasaannya, dan yang membuka mulut-
nya untuk menghujat Tuhan (Why, 13:2-5).
3. Mereka dibuat percaya oleh sihirnya: Ia mentakjubkan
rakyat Samaria (ay. 9), mentakjubkan mereka oleh per-
buatan sihirnya (ay. 11), maksudnya, entah,
(1) Dengan ilmu sihirnya ia mentakjubkan pikiran
orang, setidak-tidaknya sebagian dari mereka,
yang ikut menarik orang lain. Iblis, dengan seizin
Tuhan , memenuhi hati mereka sehingga mereka
mengikuti Simon. Hai orang-orang Galatia yang
bodoh, tanya Paulus, siapakah yang telah mem-
pesona kamu? (Gal. 3:1). Orang-orang ini dikata-
kan terpesona oleh Simon, sebab mereka secara
begitu mengherankan tergila-gila mempercayai
suatu kebohongan. Atau,
(2) Dengan ilmu sihirnya ia melakukan banyak tan-
da dan mujizat palsu, yang tampak sebagai muji-
zat,namun sebenarnya bukan: seperti mujizat para
Kitab Kisah Para Rasul 8:4-13
323
ahli sihir Mesir, dan mujizat manusia durhaka itu
(2Tes. 2:9). sebab mereka tidak tahu yang lebih
baik, mereka terpengaruh oleh sihirnya.namun ,
saat mereka mengenal mujizat-mujizat nyata
yang dikerjakan Filipus, mereka melihat dengan
jelas bahwa mujizat Filipus itu asli dan mujizat
Simon itu palsu, dan bahwa ada perbedaan yang
sama seperti antara tongkat Harun dan tongkat
para ahli sihir. Apakah sangkut-paut jerami de-
ngan gandum? (Yer. 23:28).
Dengan demikian, kendati Simon si ahli sihir
berpengaruh atas diri mereka, dan mereka pada
umumnya tidak mau mengakui kesalahan me-
reka dan mencabutnya kembali, namun, saat
mereka melihat perbedaan antara Simon dan Fili-
pus, mereka meninggalkan Simon, tidak lagi
mendengarkan dia, dan beralih mendengarkan
Filipus. Dengan demikian kita melihat,
[2] Betapa kuatnya kuasa anugerah Tuhan , yang olehnya me-
reka dibawa kepada Kristus, yang yaitu kebenaran itu
sendiri, dan, bisa saya katakan, Yang Menyadarkan
orang dari ketertipuan mereka. Melalui anugerah yang
bekerja menyertai firman itu, orang-orang yang sudah
ditawan oleh Iblis menjadi tunduk kepada Kristus. Seka-
lipun Iblis, sebagai seorang yang kuat dan yang lengkap
bersenjata, memasuki istana, dan menyangka dirinya
aman, Kristus, sebagai seorang yang lebih kuat dibandingkan
dia, mengusir dia, dan membagi-bagikan rampasan-Nya.
Ia membawa tawanan-tawanan, dan menjadikan seba-
gai piala kemenangan-Nya orang-orang yang sebelum-
nya dimenangkan oleh Iblis. Janganlah kita berputus
asa menghadapi yang terburuk, sebab orang-orang
yang sudah kena sihir Simon si tukang sihir saja kemu-
dian bisa dibuat menjadi orang percaya.
(2) Inilah satu hal yang lebih indah lagi, bahwa Simon si tu-
kang sihir sendiri menjadi seorang petobat yang beriman
kepada Kristus, seperti yang ditunjukkan dan diakuinya,
untuk sementara waktu. Apakah juga Saul termasuk go-
324
longan nabi? Ya (ay. 13), Simon sendiri juga menjadi perca-
ya. Ia diyakinkan bahwa Filipus memberitakan ajaran yang
benar, sebab ia melihat ajarannya diteguhkan oleh muji-
zat-mujizat yang nyata, yang bisa ia nilai dengan lebih baik
sebab ia tahu betul bahwa mujizat-mujizat palsunya ha-
nyalah tipuan belaka.
[1] Keyakinan yang ada padanya sekarang membawa dia
begitu jauh, sampai-sampai ia dibaptis, dan diakui, se-
perti orang percaya lain, sebagai anggota jemaat melalui
baptisan. Dan kita tidak memiliki alasan untuk ber-
pikir bahwa Filipus berbuat kesalahan dalam membap-
tis dia, bahkan dalam membaptisnya cepat-cepat. Mes-
kipun ia sudah berlaku sangat jahat, seorang penyihir,
seorang yang mengaku memiliki gelar-gelar kehor-
matan Tuhan , namun, saat ia dengan sungguh-sungguh
bertobat dari dosanya dan mengakui iman kepada Ye-
sus Kristus, ia dibaptis. Sebab, sama seperti kefasikan
yang besar sebelum bertobat tidak menghalang-halangi
para petobat yang sungguh-sungguh untuk menerima
keuntungan-keuntungan anugerah Tuhan , demikian pula
kefasikan yang besar tidak akan menghalang-halangi
orang yang mengaku bertobat untuk bersekutu dengan
jemaat. Anak-anak yang hilang, saat kembali, harus
disambut pulang dengan sukacita, meskipun kita tidak
bisa memastikan bahwa mereka tidak akan terhilang
lagi. Bahkan, meskipun sekarang ia hanyalah seorang
munafik, dan benar-benar terjerat dalam empedu yang
pahit dan kejahatan selama ini, dan akan segera dida-
pati demikian jika ia diuji terlebih dahulu selama bebe-
rapa waktu, namun Filipus membaptis dia. Sebab hak
istimewa Tuhan -lah untuk mengetahui hati. Jemaat dan
hamba-hamba Tuhan harus menilai berdasarkan asas
kasih, sejauh ada ruang untuk itu. Sudah menjadi pe-
patah dalam hukum, Donec contrarium patet, semper
praesumitur meliori parti Kita harus mengharapkan
yang terbaik sejauh kita bisa. Dan sudah menjadi pe-
patah dalam pengajaran jemaat, De secretis non judicat
ecclesia Rahasia hati hanya Tuhan yang menilai.
Kitab Kisah Para Rasul 8:14-25
325
[2] Keyakinan yang ada pada Simon saat itu bisa terus ada
selama ia bersama-sama dengan Filipus. Meskipun ke-
mudian ia menjadi murtad dari Kekristenan, itu tidak
terjadi dengan cepat. Ia ingin mengenal Filipus, dan
orang yang tadinya menyatakan diri sebagai seorang
yang sangat penting sekarang puas dengan hanya du-
duk di bawah kaki seorang pekabar Injil. Begitulah,
bahkan orang-orang jahat, sangat jahat sekalipun ada-
kalanya berada dalam keadaaan hati yang baik, sangat
baik. Dan orang yang hatinya masih ingin memuaskan
ketamakan tidak saja bisa datang di hadapan Tuhan se-
perti umat-Nya datang kepada Dia,namun juga terus
berada bersama-sama dengan mereka.
[3] Keyakinan yang ada pada diri Simon sekarang itu diker-
jakan dan dijaga oleh mujizat-mujizat. Ia takjub melihat
dirinya begitu jauh dikalahkan dalam mengadakan tanda-
tanda dan mujizat-mujizat. Banyak orang yang takjub
pada bukti-bukti kebenaran Tuhan ,namun tidak pernah
mengalami kuasanya.
Kisah Simon Si Tukang Sihir
(8:14-25)
14 saat rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah
menerima firman Tuhan , mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. 15 Se-
tibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu ber-
oleh Roh Kudus. 16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di an-
tara mereka, sebab mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 17 Ke-
mudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka mene-
rima Roh Kudus. 18 saat Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus ter-
jadi oleh sebab rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan
uang kepada mereka, 19 serta berkata: Berikanlah juga kepadaku kuasa itu,
supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh mene-
rima Roh Kudus. 20namun Petrus berkata kepadanya: Binasalah kiranya
uangmu itu bersama dengan engkau, sebab engkau menyangka, bahwa eng-
kau dapat membeli karunia Tuhan dengan uang. 21 Tidak ada bagian atau hak-
mu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Tuhan . 22 Jadi
bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia
mengampuni niat hatimu ini; 23 sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti
empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. 24 Jawab Simon: Hendak-
lah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya
terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu. 25 Setelah keduanya bersak-
si dan memberitakan firman Tuhan, kembalilah mereka ke Yerusalem dan
dalam perjalanannya itu mereka memberitakan Injil dalam banyak kampung
di Samaria.
326
Tuhan secara menakjubkan sudah mengakui Filipus dalam pekerjaan-
nya sebagai seorang penginjil di Samaria,namun Filipus tidak bisa me-
lakukan apa yang lebih dari seorang penginjil. Ada kuasa-kuasa isti-
mewa yang hanya diperuntukkan bagi para rasul, untuk menjaga ke-
hormatan jabatan mereka, dan di sini kita mendapati cerita tentang
apa yang dikerjakan oleh dua dari antara mereka di sana, yaitu
Petrus dan Yohanes. Kedua belas rasul tetap berkumpul bersama-
sama di Yerusalem (ay. 1), dan ke sanalah kabar baik ini dibawa
kepada mereka, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Tuhan
(ay. 14), bahwa panen jiwa yang besar itu sudah terkumpul, dan ke-
mungkinan akan dikumpulkan kepada Kristus di sana. Firman Tuhan
tidak hanya diberitakan kepada mereka,namun juga diterima oleh me-
reka. Mereka menyambutnya, menerima cahayanya, dan tunduk
pada kuasanya: saat mereka di Yerusalem mendengarnya, mereka
mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Seandainya Petrus yaitu , se-
perti yang dikatakan sebagian orang, kepala dari para rasul itu, maka
dialah yang akan mengutus beberapa dari mereka, atau, seandainya
ia melihat ada alasan, ia sendiri akan pergi ke sana atas kemauan-
nya.namun , ia sama sekali bukanlah orang yang demikian, malah dia
justru tunduk pada perintah kumpulan rasul itu, dan, seperti layak-
nya hamba bagi jemaat, ia pergi ke tempat mereka mengutusnya.
Dua rasul diutus, dua yang paling terkemuka, ke Samaria,
1. Untuk membesarkan hati Filipus, untuk membantu dia, dan mem-
perkuat tangannya. Hamba-hamba Tuhan yang memangku jabat-
an lebih tinggi, dan yang unggul dalam berbagai karunia dan anu-
gerah, harus berusaha membantu orang-orang dalam kedudukan
yang lebih rendah, dan turut mendukung bagi penghiburan dan
kegunaan mereka.
2. Untuk melanjutkan pekerjaan baik yang sudah dimulai di antara
orang banyak, dan, dengan anugerah-anugerah sorgawi yang su-
dah memperkaya mereka itu, memberi karunia-karunia rohani
kepada mereka. Sekarang amatilah,
I. Bagaimana mereka mengangkat dan mengembangkan orang-
orang yang tulus dari antara mereka. Dikatakan (ay. 16), Roh Ku-
dus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, dengan
segala kuasa luar biasa yang disampaikan melalui turunnya Roh
Kudus pada hari Pentakosta itu. Tak satu pun dari mereka yang
diberi karunia bahasa lidah, yang pada saat itu tampak sebagai
Kitab Kisah Para Rasul 8:14-25
327
dampak paling biasa yang langsung terjadi dari pencurahan Roh.
Lihat pasal 10:45-46. Ini sekaligus merupakan tanda yang jelas
bagi orang-orang yang tidak percaya dan pelayanan yang mulia
bagi orang-orang percaya. Karunia ini, dan karunia-karunia lain
semacamnya, tidak mereka miliki, mereka hanya dibaptis dalam
nama Tuhan Yesus. Jadi mereka telah menjadi bagian dari Dia
dan memiliki kepentingan di dalam Dia, yang penting bagi ke-
selamatan mereka. Dan dalam hal ini mereka bersukacita dan
puas (ay. 8), meskipun mereka tidak bisa berbicara dengan bahasa
roh. Mereka yang benar-benar diserahkan kepada Kristus, dan te-
lah mengalami kuasa dan pekerjaan yang menguduskan dari Roh
anugerah, memiliki banyak alasan untuk bersyukur, dan tidak
memiliki alasan untuk mengeluh, meskipun mereka tidak
memiliki karunia-karunia hiasan dan bisa membuat mereka
bersinar. Namun yang dimaksudkan di sini yaitu agar mereka
terus menyelesaikan dengan sempurna apa yang sudah menjadi
bagian mereka pada waktu itu, demi kehormatan Injil yang lebih
besar. Kita memiliki alasan untuk berpikir bahwa Filipus su-
dah menerima karunia-karunia Roh Kudus ini sendiri,namun tidak
memiliki kuasa untuk memberi nya. Para rasul harus da-
tang untuk melakukannya. Dan mereka tidak melakukan ini pada
semua orang yang sudah dibaptis,namun pada sebagian saja dari
mereka, dan, tampaknya, pada orang-orang yang dirancang untuk
memangku suatu jabatan di dalam jemaat, atau setidak-tidaknya
untuk menjadi anggota-anggotanya yang giat. Dan pada sebagian
dari antara mereka diberikan satu karunia Roh Kudus, dan pada
sebagian yang lain diberikan karunia lain. Lihat 1 Korintus 12:4,
8; 14:26. Nah, untuk melakukannya,
1. Kedua rasul itu berdoa untuk mereka (ay 15). Roh diberikan,
bukan hanya untuk diri kita sendiri (Luk. 11:13), melainkan
juga untuk orang lain, sebagai jawaban doa: Roh-Ku akan Ku-
berikan diam di dalam batinmu (Yeh. 36:27),namun untuk itu
Aku menginginkan, supaya kaum Israel meminta dari pada-Ku
(ay. 37). Kita dapat mengambil penghiburan dari contoh ini,
bahwa dalam berdoa, kita harus meminta kepada Tuhan untuk
memberi anugerah-anugerah Roh Kudus yang memperba-
harui bagi orang yang kita perhatikan keselamatan rohaninya,
yaitu bagi anak-anak kita, bagi sahabat-sahabat kita, bagi
hamba-hamba Tuhan yang melayani kita. Kita harus berdoa,
328
dan berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya mereka beroleh
Roh Kudus. Sebab karunia Roh Kudus ini mencakup semua
berkat.
2. Kedua rasul itu menumpangkan tangan atas mereka, untuk
menandakan bahwa doa-doa mereka dijawab, dan bahwa ka-
runia Roh Kudus dianugerahkan kepada mereka. Sebab, pada
saat menggunakan tanda ini, mereka menerima Roh Kudus,
dan berbicara dengan bahasa roh. Penumpangan tangan digu-
nakan pada zaman dulu untuk memberkati, oleh mereka yang
memberi berkat dengan kewenangan. Demikianlah para rasul
memberkati orang-orang yang baru bertobat ini, menahbiskan
sebagian sebagai hamba-hamba Tuhan, dan meneguhkan se-
bagian yang lain dalam iman Kristen mereka. Sekarang kita ti-
dak bisa, dan tak seorang pun yang bisa, memberi Roh Ku-
dus dengan cara menumpangkan tangan seperti itu.namun hal
ini dapat menunjukkan kepada kita bahwa jika kita men-
doakan orang, kita harus berusaha untuk membantu mereka.
II. Bagaimana mereka menemukan dan membuang orang munafik
dari antara mereka, dan orang ini yaitu Simon si tukang sihir.
Sebab mereka tahu bagaimana membedakan antara yang berhar-
ga dan yang hina. Sekarang amatilah di sini,
1. Usulan jahat yang dibuat Simon, yang dengannya kemunafik-
annya terbongkar (ay. 18-19): saat ia melihat, bahwa pem-
berian Roh Kudus terjadi oleh sebab rasul-rasul itu menum-
pangkan tangannya (yang seharusnya meneguhkan imannya
kepada ajaran Kristus, dan memperbesar rasa hormatnya ter-
hadap para rasul), timbul gagasan dalam dirinya tentang Ke-
kristenan sebagai sesuatu yang tidak lain dari ilmu sihir ting-
kat tinggi. Dan ia menganggap dirinya juga mampu menjadi
seperti para rasul dalam mencapai ilmu sihir itu, dan sebab
itu ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: Beri-
kanlah juga kepadaku kuasa itu. Dia tidak ingin mereka me-
numpangkan tangan atasnya, supaya ia sendiri bisa menerima
Roh Kudus (sebab ia tidak melihat bahwa cara itu dipakai
untuk memperoleh berkat),namun menghendaki agar meng-
alihkan saja suatu kuasa kepadanya supaya ia juga mampu
memberi karunia itu kepada orang lain. Ia sangat ingin
mendapat kehormatan sebagai seorang rasul,namun sama se-
Kitab Kisah Para Rasul 8:14-25
329
kali tidak memiliki kemauan untuk memiliki Roh dan sikap
hati seorang Kristen. Dia lebih ingin mendapat kehormatan
bagi dirinya sendiri dibandingkan berbuat baik kepada orang lain.
Nah, dalam mengajukan permohonan ini,
(1) Ia sangat menghina para rasul, seolah-olah mereka mata
duitan, mau melakukan apa saja demi uang, dan cinta uang
sama seperti dia. Padahal dalam kenyataannya mereka su-
dah meninggalkan apa yang mereka miliki demi Kristus, dan
sama sekali tidak memiliki niat untuk mendapat keun-
tungan.
(2) Ia sangat menghina Kekristenan, seolah-olah semua mujizat
yang diadakan untuk membuktikan kebenaran iman Kris-
ten itu dilakukan dengan ilmu sihir, hanya saja sifatnya
berbeda dari apa yang sebelumnya ia sendiri lakukan.
(3) Ia menunjukkan bahwa, seperti Bileam, ia bermaksud men-
dapatkan upah dan penghargaan lewat ilmu sihir. Sebab ia
tidak akan menawarkan uang untuk mendapatkan kekuat-
an ini seandainya ia tidak berharap untuk memperoleh
uang lewat ilmu itu.
(4) Ia menunjukkan bahwa ia memandang dirinya sendiri de-
ngan sangat tinggi, dan sama sekali tidak memiliki keren-
dahan hati sedikit pun. Orang malang seperti dia, sebelum
dibaptis, seharusnya meminta, seperti si anak hilang, un-
tuk dijadikan sebagai seorang upahan saja. Namun, segera
setelah diakui dalam keluarga, ia tidak akan puas menda-
pat tempat yang lebih rendah dari salah satu pengurus ru-
mah, atau jika tidak diberi kekuasaan yang tidak dimiliki
oleh Filipus sendiri,namun yang hanya dimiliki para rasul.
2. Sudah sewajarnya usulannya ditolak, dan Petrus menegurnya
dengan keras untuk itu (ay. 20-23).
(1) Petrus memperlihatkan kejahatan apa yang diperbuat Simon
(ay. 20): Engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli
karunia Tuhan dengan uang. Dengan kejahatan ini,
[1] Simon si tukang sihir itu memandang kekayaan dunia
ini terlalu tinggi, seolah-olah kekayaan itu bisa untuk
apa saja. Juga, seakan-akan, seperti kata Salomo, uang
memungkinkan semuanya (KJV: kekayaan memberi ja-
waban bagi segala sesuatu pen.), yang berkaitan de-
330
ngan kehidupan sekarang ini, maka uang juga akan
memberi jawaban bagi segala sesuatu yang berkaitan de-
ngan kehidupan di akhirat, dan bisa membeli pengam-
punan dosa, karunia Roh Kudus, dan kehidupan kekal.
[2] Simon memandang rendah karunia Roh Kudus dan me-
nempatkannya sederajat dengan karunia-karunia biasa
dari pemeliharaan alam. Ia menyangka bahwa kekuatan
seorang rasul juga bisa diperoleh dengan membayar
uang yang cukup, sama seperti membayar jasa seorang
dokter atau pengacara. Ini sungguh merupakan penghi-
naan terbesar terhadap Roh anugerah. Segala kebiasa-
an membeli dan menjual surat pengampunan dan peng-
hapusan dosa di gereja Roma yaitu hasil dari sang-
kaan jahat yang sama ini, bahwa karunia Tuhan dapat
dibeli dengan uang, sementara tawaran anugerah Tuhan
dengan begitu jelas terjadi tanpa uang dan tanpa harga.
(2) Petrus menunjukkan kepada Simon seperti apa sikap hati-
nya, yang bisa tampak dari kejahatannya itu. Hanya dari
kesalahan yang dikatakan dan dilakukan orang, kita tidak
bisa menyimpulkan bahwa ia munafik saat mengaku se-
bagai orang yang beragama.namun kesalahan Simon ini se-
demikian mendasar sehingga tidak mungkin orang yang ber-
oleh anugerah melakukannya. Dengan menawarkan uang
(dan itu pun didapat dari ilmu sihir), itu menunjukkan bukti
yang tidak dapat disanggah bahwa ia masih berada di
bawah kuasa pikiran duniawi dan kedagingan, dan masih
menjadi manusia duniawi yang tidak menerima apa yang
berasal dari Roh Tuhan , dan juga tidak memahaminya. Dan
oleh sebab itu, Petrus memberi tahu dia jelas-jelas,
[1] Bahwa hatinya tidak lurus di hadapan Tuhan (ay. 21).
Meskipun engkau mengaku percaya, dan dibaptis, na-
mun engkau tidak tulus hati. Siapa kita ditentukan
oleh hati kita. Jika hati kita tidak benar, maka kita sa-
lah. Dan hati kita terbuka di hadapan Tuhan , yang me-
ngetahuinya, menghakiminya, dan menghakimi kita
berdasarkan hati kita itu. Bagaimana hati kita di mata
Tuhan , itulah keadaannya yang sebenarnya, sebab Tuhan
tidak dapat ditipu. Dan jika hati kita tidak benar dalam
Kitab Kisah Para Rasul 8:14-25
331
pandangan-Nya, apa pun kepura-puraan kita, maka
sia-sialah agama kita, dan tidak akan membawa man-
faat apa-apa bagi kita. Yang harus menjadi perhatian
besar kita yaitu bagaimana membuat diri kita berke-
nan kepada-Nya dengan cara hidup jujur, sebab jika
tidak demikian maka kita menipu diri kita sendiri, yang
akan membawa pada kebinasaan. Sebagian orang
menghubungkan masalah ini secara khusus dengan
usulan yang diajukan Simon. Apa yang dimintanya ti-
dak diberikan, sebab hatinya tidak lurus di hadapan
Tuhan dalam meminta itu. Ia tidak mengusahakan ke-
muliaan Tuhan atau kehormatan Kristus dengan usulan-
nya itu,namun memanfaatkannya untuk dirinya sendiri.
Ia berdoa,namun tidak menerima apa-apa, sebab ia sa-
lah berdoa, sebab yang dia minta itu hendak dihabiskan-
nya untuk memuaskan hawa nafsunya, dan ia ingin te-
tap dipandang sebagai seorang yang sangat penting.
[2] Bahwa hatimu sudah seperti empedu yang pahit dan
terjerat dalam kejahatan: sebab kulihat bahwa engkau
begitu (ay. 23). Beginilah cara tegas untuk mengurus
masalah, dan ketegasan dalam mengurus masalah ada-
lah hal terbaik jika kita berurusan dengan perkara
jiwa dan kehidupan kekal. Simon sudah mendapat na-
ma besar di kalangan orang banyak, dan belakangan ini
mendapat nama baik juga di kalangan umat Tuhan , te-
tapi Petrus di sini menggambarkannya dengan sifat
yang buruk. Perhatikanlah, mungkin saja seseorang te-
tap berada di bawah kuasa dosa,namun ia menunjukkan
sikap saleh. Sebab kulihat begitu, ujar Petrus. Bukan
melalui karunia roh yang mencerna sifat orang, yang di-
miliki Petrus, sehingga ia bisa melihatnya, melainkan
terlebih melalui apa yang diungkapkan Simon sendiri
dengan usulannya. Perhatikanlah, kedok orang-orang
munafik sering kali cepat terbuka. Sifat serigala menun-
jukkan dirinya sendiri kendati ia berbulu domba. Nah,
sifat yang digambarkan untuk Simon di sini benar-be-
nar merupakan sifat semua orang jahat. Pertama, hati
mereka seperti empedu yang pahit menjijikkan bagi
Tuhan , seperti halnya kita jijik pada apa yang pahit
332
seperti empedu. Dosa yaitu hal yang keji, yang dibenci
Tuhan, yang sebab nya orang-orang berdosa menjadi
kekejian di mata-Nya. Dalam kodratnya dosa itu sudah
ada sifat kejinya. Dosa yang berdiam dalam diri orang
yaitu akar kepahitan, yang menghasilkan racun atau
ipuh (Ul. 29:18). Kemampuan-kemampuan jiwa menjadi
rusak, dan pikiran menjadi pahit terhadap segala sesuatu
yang baik (Ibr. 12:15). Itu juga menunjukkan dampak-
dampak yang merusak dari dosa. Ujungnya pahit seperti
empedu. Kedua, hati mereka terjerat dalam kejahatan.
Terjerat dalam penghakiman Tuhan sebab kesalahan
dosa, dan terjerat di bawah kuasa Iblis sebab kuasa
dosa. Hati mereka ditawan oleh kuasa Iblis untuk me-
nuruti kehendaknya, dan ini perbudakan yang berat, se-
perti perbudakan di Mesir, yang membuat hidup pahit.
(3) Petrus menyatakan kebinasaan Simon dalam dua hal:
[1] Ia akan tenggelam dengan kekayaan duniawinya, yang
sangat dihargainya: Binasalah kiranya uangmu itu ber-
sama dengan engkau.
Pertama, dengan berkata demikian Petrus menolak
tawarannya dengan nada yang amat menghina dan ma-
rah: Sangkamu engkau dapat menyuap kami untuk
mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepada kami,
dan memberi kuasa yang dipercayakan kepada kami
kepada tangan yang tidak layak seperti kamu ini?
Enyahlah engkau dan semua uangmu itu. Kami tidak
ada sangkut paut apa pun denganmu atau uangmu.
Enyahlah Iblis. jika kita digoda dengan uang untuk
melakukan kejahatan, kita harus melihat betapa uang
itu yaitu barang yang dapat binasa, dan jangan mau
dibujuk olehnya. Orang jujur akan mengebaskan ta-
ngannya supaya jangan ia menerima dan menyentuh
suap (Yes. 33:15).
Kedua, ia memperingatkan Simon bahwa ia akan
binasa jika terus berpikiran seperti ini: Uangmu akan
binasa dan engkau akan kehilangan itu, serta segala se-
suatu yang dapat engkau beli dengannya. Sama seperti
makanan yaitu untuk perut dan perut untuk makanan
Kitab Kisah Para Rasul 8:14-25
333
(1Kor. 6:13), demikian pula barang yaitu untuk uang
dan uang untuk barang,namun kedua-duanya akan dibi-
nasakan Tuhan . Kedua-duanya binasa jika diguna-
kan.namun ini belum yang terburuk. Engkau akan bi-
nasa dengan uangmu itu, dan uangmu akan binasa ber-
sama dengan engkau. Dan kehancuranmu akan semakin
berat, jiwamu yang binasa semakin berbeban berat, ka-
rena engkau sebenarnya memiliki uang yang semes-
tinya bisa dimanfaatkan untuk maksud baik (Luk.
16:9). Uang itu bisa saja ditaruh di bawah kaki para ra-
sul, sebagai amal, dan akan diterima,namun engkau ma-
lah menyodorkannya kepada mereka sebagai suap, dan
ditolak. Anakku, ingatlah akan hal ini.
[2] Ia akan kehilangan berkat-berkat rohani yang engkau
pandang rendah itu (ay. 21): Tidak ada bagian atau
hakmu dalam perkara ini. Engkau tidak memiliki
urusan apa-apa dengan karunia-karunia Roh Kudus,
engkau tidak memahaminya, engkau dikeluarkan dari-
nya, engkau telah menempatkan penghalang di pintumu
sendiri. Engkau sendiri tidak dapat menerima Roh ku-
dus, atau kuasa untuk meneruskan Roh Kudus kepada
orang lain, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Tuhan ,
jika engkau berpikir bahwa Kekristenan yaitu barang
dagangan untuk mencari nafkah di dunia ini. Oleh se-
bab itu, tidak ada bagian atau hakmu dalam kehidupan
kekal di dunia lain yang ditawarkan Injil. Perhatikanlah,
Pertama, ada banyak orang yang mengaku beraga-
ma Kristen, namun tidak memiliki bagian atau hak di
dalamnya, tidak memiliki bagian di dalam Kristus (Yoh.
13:8), tidak memiliki bagian di dalam Kanaan sorgawi.
Kedua, mereka yaitu orang-orang yang hatinya ti-
dak lurus di hadapan Tuhan , tidak digerakkan oleh roh
yang benar, atau dibimbing oleh aturan yang benar,
atau dipimpin ke tujuan yang benar.
(4) Dia memberinya nasihat yang baik, kendati demikian (ay.
22), meskipun marah terhadap Simon, ia tidak meninggal-
kannya. Dan, walaupun ia ingin agar Simon melihat bahwa
masalahnya ini sangat buruk, ia tidak mau Simon berpikir
334
bahwa sudah tidak ada lagi harapan baginya. Sekarang
juga masih ada harapan bagi Israel. Amatilah,
[1] Apa yang dinasihatinya untuk Simon: Simon harus me-
lakukan apa yang harus pertama-tama dilakukannya.
Pertama, ia harus bertobat. Ia harus melihat kesa-
lahannya dan mencabutnya kembali. Ia harus meng-
ubah pikiran dan jalannya. Ia harus rendah hati dan
malu atas apa yang telah diperbuatnya. Pertobatannya
harus dilakukan secara terperinci: Bertobatlah dari
perbuatanmu ini, akuilah bahwa engkau bersalah de-
ngan perbuatan ini, dan menyesTuhan untuk itu. Ia ha-
rus membebani dirinya sendiri sebab perbuatan itu,
tidak boleh memperlunaknya, dengan menyebutnya se-
bagai suatu kekeliruan, atau semangat yang salah sa-
luran,namun harus memperberatnya dengan menyebut-
nya sebagai kejahatan, kejahatannya, buah dari kefa-
sikannya sendiri. Orang-orang yang sudah berkata dan
berbuat salah harus, sejauh mereka bisa, mencabut
dan menariknya kembali dengan pertobatan.
Kedua, ia harus berdoa kepada Tuhan , harus berdoa
agar Tuhan mau membuatnya bertobat, dan mengam-
puni dosanya setelah ia bertobat. Orang yang bertobat
harus berdoa, yang menunjukkan kerinduannya akan
Tuhan , dan akan keyakinan di dalam Kristus. Simon si
tukang sihir, sekalipun menganggap dirinya seorang
yang sangat penting, tidak akan diundang bersekutu
dengan para rasul (betapapun sebagian orang berpikir
bahwa itu akan membawa kehormatan bagi mereka)
dengan syarat-syarat lain selain yang juga dituntut atas
orang-orang berdosa lain, yaitu bertobat dan berdoa.
[2] Bagaimana ia mendorong Simon untuk melakukannya:
berdoalah kepada Tuhan , supaya Ia mengampuni niat
hatimu ini, niat hatimu yang jahat ini. Perhatikanlah,
Pertama, bisa saja ada banyak kejahatan di dalam
niat hati, gagasan-gagasannya yang keliru, perasaan-
perasaannya yang kotor, dan rancangan-rancangannya
yang fasik, yang darinya kita harus bertobat, atau kalau
tidak kita akan binasa.
Kitab Kisah Para Rasul 8:14-25
335
Kedua, pikiran hati, meskipun begitu jahat, akan
diampuni, jika kita bertobat, dan tidak dituntut dari
kita. Sewaktu Petrus di sini memasukkan kata mungkin
(KJV: mungkin saja niat hatimu ini diampuni), ia terlebih
ragu pada ketulusan pertobatan Simon, bukan pada
pengampunan kepadanya jika ia bertobat dengan
tulus. Supaya niat hatimu ini bisa diampuni, begitu kita
bisa membacanya. Atau itu menunjukkan bahwa sebab
dosanya besar, maka wajar saja jika pengampunan atas
dosa itu diragukan, meskipun janji Injil sudah mengha-
puskan keraguan akan hal itu, kalau memang ia benar-
benar bertobat: seperti dalam Ratapan 3:29, mungkin
ada harapan.
[3] Permintaan Simon kepada para rasul untuk berdoa
baginya (ay. 24). Ia tersentak dan cemas oleh perkataan
Petrus, sebab mendapati bahwa apa yang disangkanya
akan diterima dengan tangan terbuka ternyata dibenci
sedemikian rupa. Dan ia berseru, hendaklah kamu ber-
doa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan
kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu.
Inilah,
Pertama, sesuatu yang baik, yaitu bahwa ia mende-
ngar teguran yang diberikan kepadanya, dan takut de-
ngan apa yang digambarkan tentang sifat dia, yang bisa
membuat gemetar hati yang paling berani sekalipun.
Dan, sebab demikian yang akan terjadi, ia memohon
agar para rasul berdoa untuknya, sambil berharap men-
dapat kepentingan di dalam mereka, yang dipercayainya
memiliki kepentingan yang baik di sorga.
Kedua, ada sesuatu yang kurang. Ia memohon me-
reka untuk berdoa bagi dia,namun ia sendiri tidak ber-
doa bagi dirinya sendiri, seperti yang semestinya dia la-
kukan. Dan, dalam menginginkan mereka untuk berdoa
bagi dia, yang lebih diperhatikannya yaitu agar peng-
hakiman-penghakiman yang akan menimpanya sebab
kesalahannya sendiri bisa dicegah, dan bukan agar
kerusakan-kerusakan sifatnya bisa dimatikan, dan hati-
nya, oleh anugerah Tuhan , diluruskan di hadapan Tuhan .
Seperti Firaun, yang ingin agar Musa memohon kepada
336
Tuhan untuk dia, supaya Ia menyingkirkan kematian
ini saja, dan bukan supaya Ia menyingkirkan dosa ini,
kekerasan hati ini (Kel. 8:8; 10:17). Sebagian orang ber-
pendapat bahwa Petrus sudah menyatakan penghakiman-
penghakiman tertentu melawan dirinya, seperti mela-
wan Ananias dan Safira.namun kemudian itu dicegah,
pada saat Simon berserah diri, melalui perantaraan Ra-
sul Petrus. Atau, dari apa yang disampaikan di sini, ia
bisa menyimpulkan bahwa suatu tanda murka dari Tuhan
akan jatuh menimpa dia, yang begitu ditakuti dan ingin
dihindarinya.
Terakhir, di sini para rasul kembali ke Yerusalem, setelah me-
reka menyelesaikan urusan mereka, sebab sampai saat ini mereka
belum tersebar.namun , walaupun mereka datang ke sini untuk me-
lakukan apa yang menjadi pekerjaan rasul, namun, sebab kesem-
patan itu datang dengan sendirinya, mereka mengerjakan pekerjaan
yang biasa dilakukan semua pelayan Injil.
1. Di sana, di kota Samaria, mereka berkhotbah: Mereka memberita-
kan firman Tuhan, dengan penuh kesungguhan menegaskan kebe-
naran Injil, dan meneguhkan apa yang sudah diberitakan oleh
hamba-hamba Tuhan yang lain. Mereka tidak berpura-pura mem-
bawa sesuatu yang baru, meskipun mereka yaitu para rasul, te-
tapi memberi kesaksian tentang firman Tuhan sebagaimana
mereka sudah menerimanya.
2. Dalam perjalanan mereka pulang, mereka berkhotbah sambil ber-
keliling. saat melewati banyak desa orang Samaria, mereka
memberitakan Injil. Meskipun jemaat-jemaat di sana tidak begitu
besar seperti jemaat di kota-kota, entah dalam jumlah atau orang
ternama, namun jiwa mereka sama berharganya, dan para rasul
tidak menganggap rendah mengabarkan Injil kepada mereka. Tuhan
memperhatikan orang-orang-Nya di kampung-kampung di Israel
(Hak. 5:11), dan begitu pula seharusnya kita.
Filipus dan Seorang Etiopia
(8:26-40)
26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya:
Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun
dari Yerusalem ke Gaza. Jalan itu jalan yang sunyi. 27 Lalu berangkatlah
Kitab Kisah Para Rasul 8:26-40
337
Filipus. yaitu seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala per-
bendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem
untuk beribadah. 28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan
duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya. 29 Lalu kata Roh
kepada Filipus: Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu! 30 Filipus segera ke
situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata
Filipus: Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu? 31 Jawabnya: Bagaima-
nakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku? Lalu ia
meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. 32 Nas yang dibacanya itu
berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian;
dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulu-
nya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. 33 Dalam kehinaan-Nya ber-
langsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal usul-
Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. 34 Maka kata sida-sida itu kepada
Filipus: Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian?
Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain? 35 Maka mulailah Filipus
berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. 36
Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada
air. Lalu kata sida-sida itu: Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika
aku dibaptis? 37 [Sahut Filipus: Jika tuan percaya dengan segenap hati, bo-
leh. Jawabnya: Aku percaya, bahwa Yesus Kristus yaitu Anak Tuhan .] 38
Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya tu-
run ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis
dia. 39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan
Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya
dengan sukacita. 40namun ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui
daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Di sini kita mendapati kisah tentang seorang sida-sida dari Etiopia
yang bertobat dan memeluk iman kepada Kristus, yang oleh dia, kita
bisa menduga, pengetahuan tentang Kristus tersebar di negeri ia
tinggal. Dan dengan demikian digenapilah nas Kitab Suci itu, Etiopia
bersegera mengulurkan tangannya (salah satu bangsa yang pertama-
tama melakukannya) kepada Tuhan (Mzm. 68:32).
I. Filipus sang penginjil diarahkan ke jalan di mana ia akan bertemu
dengan seorang Etiopia ini (ay 26). saat jemaat-jemaat di Sama-
ria sudah menetap, dan hamba-hamba Tuhan sudah ditentukan
untuk mereka, para rasul kembali ke Yerusalem.namun Filipus te-
tap tinggal, dengan berharap akan diberi tugas untuk membajak
tanah baru di negeri itu. Dan di sini kita mendapati,
1. Sebuah petunjuk diberikan kepada dia oleh malaikat (mungkin
dalam mimpi atau penglihatan di suatu malam) tentang arah
mana yang harus dia tuju: Bangunlah dan berangkatlah ke se-
belah selatan. Meskipun para malaikat tidak diberi tugas un-
tuk mengabarkan Injil, mereka sering kali diberi tugas untuk
menyampaikan pesan-pesan kepada hamba-hamba Tuhan un-
338
tuk memberi mereka nasihat dan dorongan, seperti dalam pa-
sal 5:19. Sekarang kita tidak dapat mengharapkan bimbingan-
bimbingan seperti itu di jalan.namun tidak diragukan lagi
bahwa ada pemeliharaan Tuhan secara khusus dalam berpindah
dan menetapnya hamba-hamba Tuhan, dan dengan satu atau
lain cara, ia akan mengarahkan orang-orang yang tulus dan
rindu untuk mengikuti-Nya ke jalan yang di dalamnya Ia akan
mengakui mereka: Ia akan membimbing mereka dengan mata-
Nya. Filipus harus berangkat ke sebelah selatan, menurut jalan
yang turun dari Yerusalem ke Gaza, melewati padang pasir
atau padang gurun Yudea. Dia tidak akan pernah berpikir un-
tuk pergi ke sana, ke padang gurun, ke jalan raya melewati pa-
dang gurun. Pekerjaan apa yang bisa didapat di sana? Namun,
ke sanalah ia diutus, sesuai perumpamaan Juruselamat kita,
yang menubuatkan panggilan terhadap bangsa-bangsa bukan-
Yahudi, pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan (Mat.
22:9). Kadang-kadang Tuhan membuka pintu bagi para hamba-
Nya di tempat-tempat yang tidak terpikirkan oleh mereka.
2. Ketaatannya kepada petunjuk ini (ay. 27): Lalu berangkatlah
Filipus, tanpa mengajukan keberatan, atau sekadar bertanya,
Apa urusanku di sana? Atau, Perbuatan baik apa yang bisa
dilakukan di sana? Ia berangkat dengan tidak mengetahui
tempat yang ia tujui, atau siapa yang harus ia temui.
II. Diberitahukan sesuatu tentang sida-sida ini (ay. 27), siapa dia
dan apa kedudukannya, yang kepadanya diberikan kebaikan isti-
mewa ini.
1. Ia yaitu seorang asing, seorang Etiopia. Ada dua negeri Etiopia,
yang satu di Arabia,namun itu terletak di sebelah timur dari
Kanaan. Tampaknya orang ini yaitu orang Etiopia dari Afri-
ka, yang terletak di sebelah selatan, di luar Mesir, sangat jauh
dari Yerusalem. Sebab di dalam Kristus yang dahulu jauh, su-
dah menjadi dekat, sesuai dengan janji itu, bahwa segala
ujung bumi melihat keselamatan yang besar. Orang-orang Etio-
pia itu dipandang sebagai orang yang paling rendah dan hina
dari bangsa-bangsa, orang-orang kulit hitam, seolah-olah alam
sudah menodai mereka. Namun Injil disampaikan kepada me-
reka, dan anugerah Tuhan memandang mereka, meskipun mereka
hitam, meskipun matahari sudah menyengat mereka.
Kitab Kisah Para Rasul 8:26-40
339
2. Ia seorang yang terhormat, seorang pembesar di negerinya, se-
orang sida-sida, bukan berarti seorang yang dikebiri, melain-
kan seorang petugas atau pengurus istana. Dan entah sebab
kehormatan kedudukannya atau sifat pribadinya, yang meng-
undang rasa hormat, ia menjadi seorang pembesar, dan men-
jadi orang kepercayaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang
ada kemungkinan merupakan penerus Ratu Seba, yang dise-
but ratu dari Selatan. Negeri itu dipimpin oleh ratu-ratu, yang
disebut dengan Kandake sebagai nama umum, seperti Firaun
bagi raja-raja Mesir. Ia menjadi kepala perbendaharaannya.
Begitu besar kepercayaan yang diberikan ratu itu kepada dia.
Tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang ber-
pengaruh, tidak banyak orang yang terpandang, yang dipang-
gil. Hanya ada sebagian.
3. Ia yaitu seorang pemeluk agama Yahudi, sebab ia pergi ke
Yerusalem untuk beribadah. Sebagian orang berpendapat bahwa
ia penganut agama Yahudi yang benar, yang disunat, dan
mengikuti hari-hari raya. Sebagian yang lain berpendapat bah-
wa ia hanya seorang pengikut agama Yahudi di pintu gerbang,
seorang dari bangsa bukan-Yahudi, yang sudah meninggalkan
penyembahan berhala dan menyembah Tuhan Israel sekali-kali
di pelataran bait Tuhan yang diperuntukkan bagi bangsa-bang-
sa bukan-Yahudi.namun , seandainya memang demikian, maka
Petrus bukanlah orang pertama yang mengabarkan Injil kepa-
da bangsa-bangsa lain, sebagaimana yang dikatakan demikian
tentang dia. Sebagian orang berpendapat bahwa ada sisa-sisa
pengetahuan tentang Tuhan yang benar di negeri ini, sejak
zaman Ratu Syeba. Dan mungkin nenek moyang dari sida-sida
ini yaitu salah satu yang menjaga pengetahuan itu, yang me-
nyampaikan kepada keturunannya apa yang sudah dia pelajari
di Yerusalem.
III. Filipus dan sida-sida itu terlibat dalam percakapan yang akrab.
Dan saat itu Filipus baru tahu mengapa dia diutus ke padang
gurun, sebab di sana ia menjumpai sebuah kereta, yang akan
menjadi tempat ibadah, dan menjumpai seseorang, yang pertobat-
annya akan membawa dampak, sejauh yang diketahuinya, pada
pertobatan sebuah bangsa secara keseluruhan.
340
1. Filipus diperintahkan untuk menemani pelancong yang sedang
dalam perjalanan pulang dari Yerusalem menuju Gaza ini,
yang menyangka bahwa ia sudah melakukan semua urusan
perjalanannya, padahal urusan besar yang dirancangkan pe-
meliharaan Tuhan yang berkuasa di dalam perjalanan itu belum
selesai. Ia sudah pergi ke Yerusalem, di mana para rasul
mengajarkan iman Kristen, dan orang banyak menerimanya.
Namun ia tidak memperhatikan hal itu di sana, dan tidak
mencari-cari tahu tentangnya. Bahkan, tampaknya, ia mere-
mehkannya, dan berpaling darinya. Walaupun begitu, anuge-
rah Tuhan mengejarnya, menyusul dia di padang gurun, dan di
sana memenangkan dia. Demikianlah Tuhan sering kali ditemu-
kan oleh orang yang tidak mencari Dia (Yes. 65:1). Filipus di-
beri perintah ini, bukan oleh malaikat, seperti sebelumnya,
melainkan oleh Roh yang membisikkan perintah itu di telinga-
nya (ay. 29): Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu. Pergilah
dekat-dekat dengan orang itu, supaya ia memperhatikan eng-
kau. Kita harus berusaha berbuat baik kepada orang yang
kita bimbing dan kita temani di tengah jalan: dengan demikian
bibir orang benar bisa menggembalakan banyak orang. Kita ti-
dak boleh malu-malu bertemu orang asing, sebagaimana yang
dirasakan sebagian orang. Dari semua hal lain yang tidak kita
ketahui tentang orang, kita tahu ini, bahwa mereka mem-
punyai jiwa.
2. Filipus mendapati dia sedang membaca Kitab Sucinya, sambil
duduk di keretanya (ay. 28): Filipus segera ke situ dan mende-
ngar dia sedang membaca. Ia membaca keras-keras, supaya
semua orang yang ada bersama-sama dengan dia bisa ikut
mendengar (ay. 30). Ia tidak hanya menyegarkan perjalanan
yang melelahkan itu,namun juga memanfaatkan waktu dengan
membaca, bukan membaca filsafat, sejarah, atau masalah ke-
negaraan, apalagi cerita cinta atau sandiwara, melainkan Kitab
Suci, kitab nabi Yesaya. Bagian yang dibaca sida-sida itu di
sini yaitu bagian yang pernah dibaca Kristus (Luk. 4:17),
yang dengan demikian kita dianjurkan secara khusus untuk
membacanya. Mungkin sida-sida itu di sini sedang membaca
kembali bagian-bagian dari Kitab Suci yang sudah didengar-
nya dibaca dan dijelaskan di Yerusalem, supaya ia bisa meng-
ingat kembali apa yang sudah didengarnya. Perhatikanlah,
Kitab Kisah Para Rasul 8:26-40
341
(1) Sudah menjadi kewajiban bagi setiap dari kita untuk ba-
nyak-banyak membuka Kitab Suci.
(2) Orang terhormat harus lebih banyak menjalankan ibadah
dibandingkan orang biasa, sebab teladan mereka akan mempe-
ngaruhi banyak orang, dan mereka juga bisa lebih meng-
atur waktu.
(3) Sungguh bijak jika seorang pekerja memanfaatkan waktu
untuk menjalankan kewajiban-kewajiban suci. Waktu itu
berharga, dan pekerjaan yang terbaik di dunia yaitu me-
ngumpulkan potongan-potongan waktu, sehingga tak satu
pun yang hilang, mengisi setiap menit dengan sesuatu yang
akan membawa manfaat.
(4) jika kita sudah kembali dari ibadah umum, kita harus
menggunakan sendiri sarana-sarana untuk memelihara pe-
rasaan-perasaan hati yang baik yang sudah dinyalakan di
sana, dan untuk menjaga kesan-kesan baik yang sudah di-
tinggalkan di dalam hati kita (1Taw. 29:18).
(5) Orang yang rajin menyelidiki Kitab Suci melangkah di jalan
yang mulus untuk mengembangkan pengetahuan. sebab
setiap orang yang memiliki , kepadanya akan diberi.
3. Ia mengajukan pertanyaan yang beralasan kepadanya: Menger-
tikah tuan apa yang tuan baca itu? Tidak dengan cara mencela,
melainkan dengan maksud untuk menawarkan bantuan. Per-
hatikanlah, apa yang kita baca dan dengar dari firman Tuhan
sangat penting bahwa kita mengerti, terutama apa yang kita
baca dan dengar darinya tentang Kristus. Oleh sebab itu, kita
harus sering-sering bertanya kepada diri kita sendiri apakah
kita memahaminya atau tidak: Mengertikah kamu semuanya
itu? (Mat. 13:51). Dan apakah kamu memahaminya dengan
benar? Kita tidak bisa mendapat keuntungan dari Kitab Suci
jika kita tidak cukup memahaminya (1Kor. 14:16-17). Dan,
terpujilah Tuhan , apa yang penting bagi keselamatan kita mu-
dah untuk dipahami.
4. Sida-sida itu dalam arti tertentu membutuhkan bantuannya,
ia ingin ditemani Filipus (ay. 31): Bagaimanakah aku dapat
mengerti, jawabnya, kalau tidak ada yang membimbing aku?
Oleh sebab itu, naiklah ke sini, duduklah bersamaku.
342
(1) Dia berbicara seperti orang yang berpikiran sangat rendah
hati tentang dirinya sendiri, dan tentang kemampuan serta
pencapaian-pencapaiannya. Ia sama sekali tidak merasa
terhina dengan ditanya apakah ia mengerti apa yang di-
bacanya, walaupun Filipus seorang asing, yang berjalan
kaki, dan mungkin tampak hina (banyak orang yang tidak
sebesar dia pasti akan merasa terhina, dan akan mengang-
gap Filipus tidak sopan, dan menyuruhnya untuk meng-
urusi urusannya sendiri. Ada urusan apa dia dengan orang
lain?). Sebaliknya, ia menerima pertanyaan itu dengan
baik, dan memberi tanggapan yang sangat rendah hati.
Bagaimana aku bisa? Bisa jadi ia seorang yang cerdas, dan
juga mengenal baik-baik maksud Kitab Suci seperti keba-
nyakan orang. Namun demikian, ia dengan rendah hati
mengakui kelemahannya. Perhatikanlah, orang yang mau
belajar harus sadar akan kebutuhan mereka untuk diajar.
Nabi harus terlebih dahulu mengakui bahwa ia tidak tahu
apa maksud dari semuanya ini, maka malaikat akan mem-
beritahukannya kepada dia (Za. 4:13).
(2) Ia berbicara seperti orang yang sangat ingin diajar, ingin di-
bimbing. Amatilah, ia membaca Kitab Suci, meskipun ada
banyak hal di dalamnya yang tidak dia mengerti. Walaupun
ada banyak hal dalam Kitab Suci yang gelap dan sukar di-
fahami, bahkan, yang sering kali disalahpahami, namun
kita tidak boleh mencampakkannya begitu saja sebab itu,
tetapi harus berusaha mempelajari apa yang mudah, yang
merupakan cara paling mungkin untuk memahami apa
yang sulit secara perlahan-lahan: sebab pengetahuan dan
anugerah tumbuh secara bertahap.
(3) Ia mengundang Filipus untuk naik dan duduk dengan dia.
Tidak seperti Yehu yang mengundang Yonadab untuk naik
ke dalam keretanya, untuk datang dan melihat bagaimana
giatnya dia untuk Tuhan semesta alam (2Raj. 10:16), me-
lainkan, Mari naiklah, lihatlah ketidaktahuanku, dan ajar-
lah aku. Ia dengan senang hati ingin memberi kehor-
matan kepada Filipus dengan mengajaknya naik ke dalam
kereta bersama-sama dengan dia, jika Filipus mau berbuat
baik kepadanya dengan menjelaskan sebagian dari Kitab
Suci kepadanya. Perhatikanlah, supaya pemahaman kita
Kitab Kisah Para Rasul 8:26-40
343
akan Kitab Suci benar, penting bagi kita untuk memiliki
seorang pembimbing. memiliki buku-buku yang bagus,
dan mengenal orang-orang yang baik, itu juga penting, te-
tapi di atas semuanya, memiliki Roh anugerah, untuk
memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran.
IV. Bagian dari Kitab Suci yang dibaca oleh sida-sida itu, dengan be-
berapa petunjuk dari perkataan Filipus tentangnya. Para pekabar
Injil sangat baik menangani orang-orang yang mengenal bagian-
bagian Perjanjian Lama dan menerimanya, terutama jika me-
reka mendapati orang-orang itu tengah sibuk mempelajarinya, se-
perti sida-sida ini di sini.
1. Pasal yang sedang dibacanya yaitu pasal lima puluh bagian
ketiga dari Kitab Yesaya, yang dua ayat di antaranya dikutip di
sini (ay. 32-33), bagian dari ayat ketujuh dan ayat kedelapan.
Ayat-ayat ini dibagi menurut versi Septuaginta, yang dalam be-
berapa hal berbeda dari versi bahasa asli bahasa Ibrani.
Grotius berpendapat bahwa sida-sida itu membacanya dalam
bahasa Ibrani,namun bahwa Lukas menggunakan terjemahan
Septuaginta sebab lebih mudah dibaca dalam bahasa Yunani,
yang dipakainya saat menulis kitab ini. Dan ia menduga
bahwa sida-sida itu sudah mempelajari baik agama maupun
bahasa Yahudi dari banyak orang Yahudi di Etiopia.namun ,
dengan menimbang bahwa versi Septuaginta dibuat di Mesir,
yang bersebelahan dengan Etiopia, dan terletak di antara Etio-
pia dan Yerusalem, saya lebih cenderung berpikir bahwa terje-
mahan itulah yang paling dikenal sida-sida itu. Tampak dari
Yesaya 20:4 bahwa ada banyak hubungan di antara kedua ne-
gara itu, yaitu Mesir dan Etiopia. Yang paling berbeda antara
versi bahasa Yunani dan bahasa Ibrani yaitu bahwa apa
yang dalam bahasa aslinya tertulis, Dia dibawa dari penjara
dan dari penghakiman (didorong-dorong dengan sangat keras
dan kasar dari kursi pengadilan yang satu ke kursi pengadilan
yang lain. Atau, dari kekuasaan dan dari penghakiman Dia di-
bawa. Maksudnya, sebab kegeraman rakyat, dan kegaduhan
mereka yang tidak mau berhenti, dan putusan Pilatus atas
perkara itu, maka Dia dibawa pergi), di sini tertulis, dalam ke-
hinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya. Dia tampak begitu
rendah dan hina di mata mereka sehingga mereka tidak mem-
344
perlakukan-Nya secara adil sebagaimana mestinya. Dan me-
lawan semua aturan keadilan, yang berhak didapatkan semua
orang, meskipun mereka menyatakan diri-Nya tidak bersalah,
tetap saja Dia dihukum mati. Tidak ada tindak kejahatan yang
bisa dibuktikan atas diri-Nya,namun sekalipun begitu Dia dija-
tuhi hukuman, dan ke dalam hukumanlah Dia jatuh. Demi-
kianlah dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya.
Jadi, pengertiannya hampir mirip dengan pengertian bahasa
Ibrani. Dengan demikian, ayat-ayat ini menubuatkan tentang
Mesias,
(1) Bahwa Dia harus mati, harus dibawa ke pembantaian, se-
perti domba yang dipersembahkan sebagai korban, bahwa
hidup-Nya akan diambil dari antara manusia, diambil dari
bumi. Jadi, betapa sedikitnya alasan untuk menjadikan ke-
matian Kristus sebagai batu sandungan bagi orang-orang
Yahudi yang tidak percaya, sebab peristiwa itu sudah be-
gitu jelas dinubuatkan oleh nabi-nabi mereka sendiri, dan
begitu penting bagi pencapaian pekerjaan-Nya! Dengan be-
gitu, tidak perlu lagi salib dipandang hina.
(2) Bahwa Ia harus mati secara tidak adil, harus mati oleh keke-
rasan, harus dicabut nyawa-Nya, dan hukuman-Nya akan
berlangsung. Ia diperlakukan secara tidak adil. Ia harus
disingkirkan, padahal tidak ada salahnya apa-apa.
(3) Bahwa Ia harus mati dengan sabar. Seperti anak domba
yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, bah-
kan, di hadapan tukang jagal pun, demikianlah Ia tidak
membuka mulut-Nya. Belum pernah ada contoh kesabaran
seperti yang diperlihatkan Yesus Tuhan kita dalam penderi-
taan-penderitaan-Nya. saat dituduh, disiksa, Ia diam, ti-
dak membalas dengan mencaci maki, tidak mengancam.
(4) Bahwa kendati demikian Ia akan hidup untuk selama-la-
manya, selama waktu yang tak terbatas. Sebab demikian-
lah saya pribadi memahami kata-kata ini, siapakah yang
akan menceriterakan asal usul-Nya? Arti tepat menurut ba-
hasa Ibraninya yaitu berlangsungnya satu kehidupan
(Pkh. 1:4). Nah, siapa yang bisa memahami atau menjelas-
kan berapa lama Ia akan terus hidup, kendati dengan se-
mua ini. Sebab nyawa-Nya diambil hanya dari bumi, di
sorga Ia akan hidup secara tak berkesudahan dan selama
Kitab Kisah Para Rasul 8:26-40
345
waktu yang tak terbatas, seperti yang bisa disimpulkan
dari Yesaya 53:10, Ia akan melihat keturunan-Nya (KJV: Ia
akan memperpanjang hari-hari-Nya).
2. Pertanyaan sida-sida itu untuk masalah ini yaitu , tentang
siapakah nabi berkata demikian? (ay. 34). Dia tidak ingin Fili-
pus memberinya semacam ulasan mendalam atas kata-kata,
ungkapan-ungkapan, dan peribahasa,namun ia ingin agar Fili-
pus membuatnya mengenal maksud dan rancangan dari nu-
buatan itu secara umum. Ia ingin Filipus memberinya kunci,
yang jika digunakan bisa saja dia, dengan membandingkan
satu dan lain hal, dituntun pada maksud dari suatu bacaan
tertentu. Nubuatan-nubuatan itu biasanya mengandung suatu
ketidakjelasan, sampai dijelaskan oleh penggenapannya, se-
perti halnya dengan nubuatan ini. Yang ditanyakannya itu
penting, dan sangat masuk akal: Apakah nabi itu mengatakan
ini tentang dirinya sendiri, dengan harapan untuk digunakan,
atau disalahgunakan, seperti perkataan nabi-nabi lain? Atau-
kah ia mengatakan itu tentang seorang yang lain, pada masa-
nya, atau di suatu masa yang akan datang? Meskipun orang-
orang Yahudi sekarang tidak mau melihat ini sebagai ayat
yang berbicara tentang Mesias, para ahli Taurat mereka pada
zaman dulu menafsirkannya demikian. Dan mungkin sida-sida
itu mengetahuinya dan memahaminya sebagian seperti itu,
hanya saja ia mengajukan pertanyaan ini untuk membuka
percakapan dengan Filipus. Sebab cara untuk maju dalam
belajar yaitu meminta nasihat pada orang yang terpelajar.
Sama seperti mereka harus mencari pengajaran dari mulut para
imam (Mal. 2:7), demikian pula mereka harus mencari Injil,
terutama bagian harta itu yang bersembunyi di ladang Perjan-
jian Lama, dari mulut para hamba Kristus. Cara untuk men-
dapatkan pengajaran yang baik yaitu mengajukan pertanya-
an yang baik.
3. Filipus mengambil kesempatan baik ini untuk membukakan
kepada dia rahasia besar Injil mengenai Yesus Kristus, dan Dia
yang disalibkan. Ia bertolak dari nas itu, mengambil nas ini
sebagai bacaannya (sama seperti Kristus bertolak dari bacaan
lain dari nubuatan yang sama, Luk. 4:21), dan memberitakan
Injil Yesus kepadanya (ay. 35). Ini saja penjelasan yang diberi-
kan kepada kita tentang khotbah Filipus, sebab hasilnya sama
346
saja dengan khotbah-khotbah Petrus, yang sudah kita lihat se-
belumnya. Pekerjaan hamba-hamba Injil yaitu memberitakan
Yesus, dan inilah pemberitaan yang bisa berdampak baik. Ada
kemungkinan bahwa sekarang Filipus mendapat kesempatan
untuk menggunakan karunia bahasa rohnya, agar ia dapat
memberitakan Kristus kepada orang Etiopia ini dalam bahasa
asli negerinya sendiri. Dan di sini kita mendapati sebuah con-
toh tentang berbicara mengenai perkara-perkara Tuhan , dan
membicarakannya untuk tujuan yang baik, bukan hanya ke-
tika kita duduk di rumah,namun juga saat kita sedang dalam
perjalanan, sesuai dengan pedoman dalam Perjanjian Lama itu
(Ul. 6:7).
V. Sida-sida itu dibaptis dalam nama Kristus (ay. 36-38). Ada ke-
mungkinan bahwa sida-sida itu sudah mendengar tentang ajaran
Kristus di Yerusalem, sehingga hal itu sama sekali tidak baru ba-
ginya.namun , jika ia sudah mendengarnya, lalu apa yang mem-
buat hatinya cepat ditaklukkan kepada Kristus? Itu sebab peker-
jaan yang penuh kuasa dari Roh dan oleh khotbah Filipus yang
melakukannya. Sekarang di sini kita mendapati,
1. Permohonan sederhana dari sida-sida itu agar dia dibaptis (ay.
36): saat mereka melanjutkan perjalanan mereka, sambil ber-
cakap-cakap tentang Kristus, sida-sida itu mengajukan lebih
banyak pertanyaan lagi dan Filipus menjawabnya sampai
puas. Lalu tibalah mereka di suatu tempat yang ada air, sebu-
ah sumur, sungai, atau kolam, yang saat tampak oleh sida-
sida itu, terpikir oleh dia untuk dibaptis. Demikianlah adaka-
lanya Tuhan , melalui petunjuk-petunjuk pemeliharaan-Nya
yang tampak biasa-biasa saja, mengingatkan umat-Nya akan
kewajiban mereka, yang seandainya tidak demikian mungkin
tidak akan terpikirkan oleh mereka. Sida-sida itu tidak tahu
bahwa hanya sebentar saja Filipus akan ada bersamanya, dan
sesudah itu tidak tahu ke mana bisa mencarinya. Ia tidak bisa
berharap Filipus dapat menemani perjalanannya ke tempat
berikutnya. Dan oleh sebab itu, jika dirasa cocok oleh Filipus,
ia akan memanfaatkan kesempatan baik yang datang sendiri
sekarang ini untuk dibaptis: Lihat, di situ ada air, yang mung-
kin jauh sesudah ini tidak akan kita jumpai lagi, jadi apakah
halangannya, jika aku dibaptis? Apakah ada alasan mengapa
Kitab Kisah Para Rasul 8:26-40
347
aku tidak boleh diakui sebagai seorang murid dan pengikut
Kristus melalui baptisan? Amatilah,
(1) Ia tidak menuntut baptisan, ia tidak berkata, Di sini ada
air, dan sudah bulat hatiku untuk dibaptis. Ia tidak mela-
kukan hal ini, sebab jika Filipus menawarkan yang sebalik-
nya, ia bersedia menunda keinginannya ini untuk sementa-
ra waktu. Jika Filipus menganggap dia belum pantas untuk
dibaptis, atau jika ada hal apa saja dalam ketetapan upaca-
ra baptisan yang tidak akan memperbolehkan pelaksana-
annya yang secepat itu, maka ia tidak akan bersikeras me-
nuntutnya. Semangat yang paling giat harus tunduk pada
tata aturan. Walaupun begitu,
(2) Ia betul-betul menginginkannya, dan, kecuali Filipus bisa
menunjukkan alasan mengapa tidak boleh, ia ingin dibap-
tis sekarang, dan tidak mau menunda-nundanya lagi. Per-
hatikanlah, dalam mempersembahkan dan mengabdikan
diri dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan , baiklah bagi
kita untuk melakukannya dengan bergegas, dan tidak me-
nunda-nunda waktu. sebab , sekaranglah waktu yang ter-
baik (Mzm. 119:60). Orang-orang yang sudah menerima
apa yang ditandakan oleh baptisan seharusnya tidak me-
nunda-nunda waktu untuk menerima penandanya. Sida-
sida itu takut kalau-kalau suasana hati yang baik yang
sekarang dirasakannya akan menjadi dingin dan mereda,
dan oleh sebab itu ia bersedia untuk lekas-lekas mengikat-
kan jiwanya pada ikatan-ikatan baptisan kepada Tuhan,
sehingga masalahnya menjadi tuntas.
2. Filipus memberitahukan dia syarat-syarat yang pantas yang
harus dipenuhinya supaya ia bisa menerima hak istimewa
untuk dibaptis (ay. 37): Jika tuan percaya dengan segenap
hati, boleh. Maksudnya, jika engkau percaya pada ajaran yang
sudah kuberitakan kepadamu tentang Yesus ini, dan jika eng-
kau menerima pernyataan yang sudah diberikan Tuhan tentang
Dia, dan yakin bahwa itu benar. Ia harus percaya dengan se-
genap hati, sebab dengan hati orang percaya. Bukan dengan
kepala saja, yang menerima kebenaran-kebenaran Injil dengan
pikiran, melainkan juga dengan hati, yang setuju untuk me-
menuhi syarat-syarat Injil. Jika memang engkau percaya de-
348
ngan segenap hatimu, maka dengan begitu engkau dipersatu-
kan dengan Kristus, dan, jika engkau memberi bukti-bukti
bahwa engkau memang percaya, engkau boleh bergabung da-
lam jemaat melalui baptisan.
3. Pengakuan iman yang dibuat sida-sida itu supaya bisa dibap-
tis. Pengakuan iman itu sangat singkat,namun luas dan lang-
sung pada intinya: Aku percaya, bahwa Yesus Kristus yaitu
Anak Tuhan . Sebelumnya ia yaitu penyembah Tuhan yang be-
nar, sehingga yang harus dilakukannya sekarang hanyalah
menerima Kristus Yesus Tuhan.
(1) Ia percaya bahwa Yesus yaitu Kristus, Mesias sebenarnya
yang dijanjikan, Yang diurapi.
(2) Bahwa Kristus yaitu Yesus Juruselamat, satu-satunya
Juruselamat yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa
mereka. Dan,
(3) Bahwa Yesus Kristus ini yaitu Anak Tuhan , bahwa Ia me-
miliki kodrat Tuhan , sebab Anak memiliki kodrat yang sama
dengan Bapa-Nya. Dan juga bahwa, sebagai Anak Tuhan , Ia
berhak menerima segala yang ada. Inilah ajaran yang uta-
ma dan khas dari Kekristenan, dan siapa saja yang percaya
padanya dengan segenap hati, dan mengakuinya, mereka
dan keturunan mereka harus dibaptis.
4. Dibaptisnya sida-sida itu. Sida-sida itu menyuruh kusirnya
berhenti, menyuruh menghentikan kereta itu. Tempat air itu
yaitu tempat peristirahatan terbaik yang pernah dijumpainya
dalam semua perjalanannya. Keduanya turun ke dalam air, se-
bab mereka tidak membawa bejana-bejana yang cocok untuk
menimba air, sebab sedang dalam perjalanan, dan oleh sebab
itu mereka harus turun ke dalam air. Bukan berarti bahwa
mereka melepaskan pakaian mereka, dan masuk ke dalam air
dengan telanjang,namun masuk tanpa alas kaki sesuai adat ke-
biasaan, mungkin sedalam mata kaki atau betis. Lalu Filipus
memerciki dia dengan air, sesuai dengan nubuatan yang
mungkin baru saja dibaca oleh sida-sida ini, sebab hanya ber-
selang beberapa ayat sebelum Filipus mendapati dia membaca
ayat-ayat itu, yang sangat cocok dengan keadaannya (Yes.
52:15): Demikianlah ia akan membuat tercengang (KJV: Demiki-
anlah ia akan memerciki) banyak bangsa, raja-raja, dan orang-
Kitab Kisah Para Rasul 8:26-40
349
orang besar akan mengatupkan mulutnya melihat Dia, akan
tunduk pada-Nya, dan akan berserah pada-Nya, sebab apa
yang tidak diceritakan kepada mereka sebelumnya akan me-
reka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pa-
hami. Amatilah, walaupun Filipus belakangan ini telah tertipu
oleh Simon si tukang sihir, dan sudah membaptis dia, dan ke-
mudian tampak ia bukan orang yang betul-betul bertobat,
namun Filipus sebab itu tidak enggan membaptis sida-sida
segera setelah ia membuat pengakuan iman, tanpa menguji-
nya lebih lama dibandingkan biasanya. Jika sejumlah orang mu-
nafik berbondong-bondong masuk ke dalam jemaat,namun ke-
mudian ternyata membawa kesedihan dan aib bagi kita, kita
tidak boleh sebab itu membuat pintu masuknya lebih ketat
dibandingkan yang sudah dibuat Kristus. Orang-orang itu yang
akan dituntut pertanggungjawaban atas kemurtadan mereka,
dan bukan kita.
VI. Filipus dan sida-sida itu segera terpisah, dan ini sama mengejut-
kannya seperti bagian-bagian lain dari cerita itu. Orang akan
menyangka bahwa sida-sida itu seharusnya tetap tinggal ber-
sama Filipus, atau membawanya serta bersama-sama dengan
dia ke negerinya, dan, sebab ada begitu banyak hamba Tuhan
di daerah-daerah sekitar, maka ia boleh dilepaskan, dan itu
sungguh berguna untuk sementara waktu. namun , Tuhan
mengatur sebaliknya. Segera setelah mereka keluar dari air,
sebelum sidasida itu masuk ke dalam keretanya lagi, Roh Tuhan
tiba-tiba melarikan Filipus (ay. 39), dan tidak memberinya waktu
untuk memberi nasihat kepada sida-sida itu, sebagaimana
yang biasa dilakukan setelah upacara baptisan, yang ada
kemungkinan diniatkan oleh Filipus dan diharapkan oleh sida-
sida itu.namun keberangkatannya yang tiba-tiba sudah cukup
untuk menggantikan nasihat yang hilang itu, sebab kejadian itu
sangat ajaib, dan ia dilarikan bersama angin dalam pandangan
sida-sida itu, dan dengan demikian lenyap dari penglihatannya.
Dan diadakannya mujizat ini atas diri Filipus meneguhkan
ajarannya, sama seperti jika ia mengadakan mujizat itu sendiri.
Ia dilarikan, dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Sekalipun
demikian, setelah kehilangan hamba Tuhan yang melayaninya,
350
ia kembali menggunakan Kitab Sucinya lagi. Sekarang di sini
kita diberi tahu,
1. Bagaimana perasaan hati sida-sida itu: Ia meneruskan perjala-
nannya dengan sukacita. Ia melanjutkan perjalanannya. Urus-
an kerja memanggilnya pulang, dan ia harus bergegas ke sana.
Sebab ini bukannya tidak bersesuaian dengan Kekristenan.
Dalam Kekristenan, untuk menjadi suci atau sempurna orang
tidak harus menjadi pertapa atau biarawan. Dan Kekristenan
merupakan agama yang bisa, dan harus, dibawa serta ke
dalam perkara-perkara hidup ini.namun ia meneruskan perja-
lanannya dengan sukacita. Ia sama sekali tidak melihat pergo-
lakan dan perubahan, atau lebih tepatnya kemajuan, dalam
agamanya ini dengan rasa sesal. Sebaliknya, permenungannya
semakin meneguhkan dia dalam agamanya itu, dan ia mene-
ruskan perjalanannya dengan bergembira sebab sukacita
yang mulia dan yang tidak terkatakan. Belum pernah ia mera-
sa sesenang itu seumur hidupnya. Dia bersukacita,
(1) sebab ia sendiri bergabung bersama Kristus dan mem-
punyai kepentingan di dalam Dia. Dan,
(2) sebab ia akan membawa kabar baik ini untuk orang-
orang sebangsanya, dan berharap akan membawa mereka
juga, berdasarkan kepentingannya di tengah-tengah mere-
ka, untuk bersekutu dengan Kristus. Sebab ia kembali
bukan hanya sebagai seorang Kristen, melainkan juga
sebagai seorang hamba Tuhan. Beberapa salinan menulis-
kan ayat ini demikian: Dan, saat mereka keluar dari air,
Roh Kudus turun atas sida-sida itu (tanpa upacara penum-
pangan tangan oleh rasul itu),namun malaikat Tuhan me-
larikan Filipus.
2. Ke mana Filipus dibawa (ay. 40): Filipus ada di Azotus atau
Asdod, kota orang-orang Filistin dulu. Di sana malaikat atau
Roh Tuhan menurunkan dia. Letaknya kira-kira sembilan be-
las kilometer dari Gaza, yang ke sana sida-sida itu pergi, dan,
menurut Dr. Lightfoot, dari situ ia naik kapal dan berlayar ke
negerinya sendiri. sedang Filipus, di mana pun berada,
dia tidak akan tinggal diam. Ia berjalan melalui daerah itu
dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di
Kaisarea. Di sana ia menetap, dan tampaknya, ia menjadi-
Kitab Kisah Para Rasul 8:26-40
351
kannya sebagai tempat kediaman utamanya sesudah itu.
Sebab di Kaisarea kita mendapati dia di rumahnya sendiri
(21:8). Dia yang sudah setia bekerja bagi Kristus sebagai
penginjil keliling akhirnya mendapatkan tempat menetap.
PASAL 9
Dalam pasal ini kita mendapati,
I. Cerita yang terkenal tentang pertobatan Paulus, dari seorang
penindas Injil Kristus yang garang menjadi seorang percaya
dan pemberita Injil terkemuka.
1. Bagaimana ia untuk pertama kali disadarkan dan diinsaf-
kan oleh penampakan Kristus sendiri kepadanya saat
sedang menjalankan tugas ke Damsyik untuk menganiaya
jemaat. Dan bagaimana keadaannya saat ia berada di
bawah kuasa yang menyakinkan dia akan keberdosaan-
nya dan yang membuatnya ngeri itu (ay. 1-9).
2. Bagaimana ia dibaptis oleh Ananias, melalui petunjuk-
petunjuk langsung dari sorga (ay 10-19).
3. Bagaimana ia sudah menjadi ahli segera setelah ia memu-
lai hidup sebagai orang Kristen, lalu mengabarkan iman
di dalam Kristus, dan membuktikan apa yang diberita-
kannya (ay. 20-22).
4. Bagaimana ia dianiaya, dan nyaris terancam nyawanya
(ay. 23-25).
5. Bagaimana ia diakui oleh saudara-saudara di Yerusalem:
bagaimana ia berkhotbah dan dianiaya di sana (ay. 26-
30).
6. Masa tenang dan tenteram yang dinikmati jemaat-jemaat
selama beberapa waktu setelah peristiwa ini (ay. 31).
II. Kesembuhan yang diadakan Petrus pada Eneas, yang sudah
lama terbaring sebab lumpuh (ay. 32-35).
III. Dihidupkannya kembali Tabita, melalui doa Petrus (ay. 36-
43).
354
Perjumpaam Saulus dengan Kristus
(9:1-9)
1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membu-
nuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat
kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,
supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan
Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 3 Dalam
perjalanannya ke Damsyik, saat ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya
memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah
olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: Saulus, Saulus, mengapakah
engkau menganiaya Aku? 5 Jawab Saulus: Siapakah Engkau, Tuhan?
Kata-Nya: Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 6namun bangunlah dan pergi-
lah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kau-
perbuat. 7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, sebab
mereka memang mendengar suara itu,namun tidak melihat seorang juga pun.
8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya,namun ia tidak dapat
melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9 Tiga hari
lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan
minum.
Kita mendapati Saulus disebutkan sebanyak dua atau tiga kali dalam
cerita tentang Stefanus, sebab penulis suci ini begitu rindu untuk
sampai pada cerita tentang Saulus. Dan sekarang kita sampai juga
pada cerita tentang dia, tanpa sama sekali meninggalkan Petrus. Te-
tapi mulai dari sekarang, yang sebagian besar mengambil alih yaitu
Paulus, sang rasul bagi orang-orang bukan-Yahudi, seperti halnya
Petrus sang rasul bagi orang-orang bersunat. Namanya dalam bahasa
Ibrani yaitu Saul yang diinginkan, meskipun tubuhnya luar biasa
kecil jika dibandingkan dengan Raja Saul yang tinggi dan berwibawa,
yang namanya sama dengan dia. Salah satu penulis kuno menyebut-
nya Homo tricubitalis hanya setinggi 135 cm. Nama Romawi yang di-
pakainya di kalangan warga Roma yaitu Paulus kecil. Ia dTuhan rkan
di Tarsus, sebuah kota di Kilikia, kota merdeka di bawah pemerintah-
an Romawi, dan ia sendiri orang merdeka di kota itu. Ayah dan ibu-
nya sama-sama orang Yahudi asli. Oleh sebab itulah ia menyebut
dirinya orang Ibrani asli. Ia berasal dari suku Benyamin, yang setia
kepada Yehuda. Ia dididik pertama-tama di sekolah-sekolah Tarsus,
yang merupakan Atena kecil untuk tempat belajar. Di sana ia mem-
pelajari filsafat dan puisi orang-orang Yunani. Dari sana ia dikirim ke
sekolah tinggi di Yerusalem, untuk mempelajari ilmu ketuhanan dan
hukum Yahudi. Gurunya yaitu Gamaliel, seorang Farisi terkemuka.
Paulus memiliki kecerdasan luar biasa, dan perkembangan belajar-
nya sangat pesat. Ia juga berdagang kerajinan tangan (sebab ia di-
ajari untuk membuat tenda). Sudah biasa bagi orang-orang Yahudi
Kitab Kisah Para Rasul 9:1-9
355
yang dididik untuk menjadi alim ulama (seperti menurut Dr. Light-
foot), bahwa mereka harus mencari penghidupan sehari-hari, dan
menghindari kemalasan. Inilah pemuda yang di dalam dia anugerah
Tuhan mengerjakan perubahan besar yang dicatat di sini, sekitar satu
tahun, atau lebih sedikit, setelah kenaikan Kristus. Di sini kita diberi
tahu,
I. Betapa jahat, betapa sangat jahatnya dia sebelum bertobat. Tidak
lama sebelumnya ia menjadi musuh bebuyutan Kekristenan, ber-
usaha sekuat tenaga untuk mencabut akar-akarnya, dengan
menganiaya semua orang yang memeluknya. Dalam hal-hal lain ia
cukup baik, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat ia
tidak bercacat. Ia memang bukan seorang yang bermoral bejat, te-
tapi seorang penghujat Kristus, penganiaya orang-orang Kristen,
dan melukai keduanya (1Tim. 1:13). Dan hati nuraninya tidak be-
gitu tahu apa yang benar, sehingga ia menyangka bahwa ia harus
melakukan apa yang dilakukannya itu untuk menentang nama
Kristus (26:9). Ia mengira dengan berbuat demikian ia melayani
Tuhan . Hal ini sudah dinubuatkan sebelumnya (Yoh. 16:2). Di sini
kita mendapati,
1. Sifat permusuhan dan kegeramannya terhadap agama Kristen
(ay. 1): Sementara itu berkobar-kobar hatinya untuk mengan-
cam dan membunuh murid-murid Tuhan. Orang-orang yang
dianiaya itu yaitu murid-murid Tuhan. sebab mereka murid-
murid Tuhan, ia membenci dan menganiaya mereka. Pengani-
ayaan itu berbentuk ancaman dan pembunuhan. Di dalam
ancaman ada penganiayaan (4:17, 21). Ancaman itu menakut-
nakuti dan mematahkan semangat. Dan walaupun orang ber-
kata bahwa mereka yang terancam pasti akan hidup lama, na-
mun bagi mereka yang diancam Saulus, jika ia tidak berhasil
menakut-nakuti mereka dan menjauhkan mereka dari Kristus,
maka ia akan membunuh mereka, menganiaya mereka sampai
mati (22:4). Hatinya yang berkobar-kobar untuk mengancam
dan membunuh menunjukkan bahwa ia sudah biasa melaku-
kannya, dan itu sudah menjadi pekerjaan tetapnya. Ia bahkan
suka menjalankannya. Hatinya berkobar-kobar dengan api
yang membara. Bahkan nafasnya, seperti nafas makhluk ber-
bisa, membawa kematian. Ia mengembuskan nafas kematian
bagi orang-orang Kristen ke mana pun ia pergi. Ia menjadi
356
tuan atas mereka dalam kesombongannya (Mzm. 12:5-6), me-
nyemburkan racunnya pada mereka dalam kegeramannya.
Hati Saulus yang berkobar-kobar seperti itu menunjukkan,
(1) Bahwa ia masih bersikeras untuk melakukannya. Tidak
puas dengan darah orang-orang yang sudah dibunuhnya,
ia terus berteriak, berikan lagi, berikan lagi.
(2) Bahwa sebentar lagi ia akan berubah pikiran. Sampai saat
ini hatinya berkobar-kobar untuk mengancam dan membu-
nuh,namun tidak akan lama ia hidup seperti ini, hati yang
berkobar-kobar