migrasi ke tanahsuci
artikel ini membahas tentang konsep Aliyah yang menjadikan Israel
merupakan tempat yang sakral bagi umat Yahudi. Beberapa sejarah menjadi saksi
betapa lama Yahudi menginginkan kemerdekaan diatas Tanah Yang Dijanjikan
Tuhan. Tokoh hingga kalangan pemuda terdahulu mengusahakan agar terwujudnya
kemerdekaan tersebut. Namun banyak dari beberapa kalangan umat Yahudi yang
terdahulu diaspora telah bercampur perkawinan dengan non-Yahudi, sehingga
beberapa tokoh terdahulu ingin mengembalikan beberapa adat dan tradisi Yahudi
yang sudah bercampur sebab kekacauan diaspora tersebut. Seiring berjalannya
waktu Aliyah secara formalitas diakui oleh beberapa negara lain dan menjadi
Undang-undang Kepulangan bagi umat Yahudi secara garis keturunan untuk kembali
ke Tanah Yang Dijanjikan menurut umat Yahudi terdahulu. Migrasi Aliyah yang
diwadahi oleh Organisasi Zionisme yang merupakan organisasi kumpulan Yahudi
Ortodoks mempunyai kebiasaan atau tradisi ritual yang dianggap sebagai pengingat
kembali bagaimana Yahudi di dalam Torah.
Migrasi Aliyah merupakan hal yang berkaitan dengan konsep yang berbeda,
perbedaan ritual ini terlihat begitu sakral sehingga banyak dari kalangan umat Yahudi
masih harus banyak mempelajari ritual secara struktur kewarganegaraan maupun
ritual keagamaan. Maka dari itu artikel ini membahasa tentang konsep Aliyah secara
structural kewarganegaraan dan juga secara ritual keagamaan. Begitu pula beberapa
motivasi serta nilai spiritual dari Aliyah yang membuat umat Yahudi percaya bahwa
mereka telah kembali kepada Tuhan-nya dengan menetap di Israel dan menjalani
kehidupan sesuai dengan ajaran yang mereka pelajari dalam Torah.
Penulisan ini bersumber dari metode kajian kepustakaan atau Library Research yang
berasal dari beberapa buku karya-karya sarjana Yahudi yang ada Indonesia. Selain itu
beberapa tulisan bersumber dari jurnal dan artikel yang berasal dari kalangan Rabbi dari
Synagogue Yahudi sebagai pembelajaran juga bagi umat Synagogue.
Mendengar kata Yahudi akan ada banyak hal yang menarik untuk
dibahas keberadaan Yahudi dalam hidup ini. Agama Yahudi disebut
sebagai agama komunitas bangsa yang berperan penting dalam dinamika
kehidupan para penganutnya. Catatan sejarah mengatakan bahwa Yahudi
merupakan bangsa yang hidup paling kuat di antara bangsa yang hidup
sejaman dengannya, seperti bangsa Babilonia, Persia, Phonica. Dan selama
3000 tahun lamanya, Yahudi tidak pernah memiliki negara sendiri.1
Keinginan bangsa Yahudi untuk mendirikan Negara Israel di
Palestina yang diklaim sebagai tanah leluhur mereka dalam Al-kitab
disebutkan sebagai “tanah yang dijanjikan” tercantum dalam Kitab
Kejadian 12: 1-4, berbunyi:
“Berfirmanlah Tuhan kepada Abraham: “pergilah dari negerimu
dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapakmu ini ke negeri
yang akan Kutunjukan kepadamu; Aku akan membuat engkau
menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau menjadi
bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat
namamu mahsyur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di
muka akan mendapat berkat.” Lalu pergilah Abraham seperti yang
difirmankan Tuhan kepadanya. “ 2
1Iiim Abdul Halim, “Agama Yahudi Sebagai Fakta Sejarah dan Sosial”. Dikutip dari
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Religious/article/download/1392/pdf_13 diakses pada
1Sseptember 2020.
2 Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005), hlm 3-5
2Bangsa Israel lahir pada 4000 tahun yang lalu di kota Ur, Tanah
Khaldea, hidup Terah beserta keluarganya yang menyembah matahari dan
berhala. Salah satu putera Terah ialah Ibrahim a.s yang lahir pada 2018
S.M. Terah, atau yang sering disebut azar, disamping seorang penyembah,
ia juga sebagai pembuat dan pedagang patung-patung berhala. Semua
anak-anak Terah dan keluarganya mengikuti keyakinan Terah dan
membantu usahanya kecuali Ibrahim.
Ibrahim menentang penyembahan berhala dan mengajarkan kepada
orang tua dan keluarganya agar menyembah Allah yang Maha Kuasa,
perbuatan Ibrahim ini menimbulkan kemarahan Raja yang berkuasa di
Tanah Khaldea tersebut yaitu Raja Namrud. Namrud beranggapan Ibrahim
berbahaya bagi kaumnya dan kelangsungan kekuasaannya yang akan terus
meracuni orang-orang dengan ajaran Agama yang disampaikan oleh
Ibrahim, lalu Namrud berusaha menyingkirkan Ibrahim dengan cara
membakarnya dalam api unggun, namun Ibrahim berhasil selamat dan
pertentangan antara Namrud dengan Ibrahim semakin tajam.
Akhirnya Ibrahim memutuskan untuk pergi meninggalkan tanah
kelahirannya, pergi ke tempat tujuan yang belum jelas.3 Perjalanan
Ibrahim berlanjut ke kota Kana’an, yang berlangsung pada tahun 2000 SM.
Ibrahim memiliki banyak anak, selain Ismail as dan Ishak as. Di antara
anak beliau bernama Yaqub as atau yang bergelar Israel. Nabi Ya’qub atau
3 Burhanudin Daya, Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: PT. Hanindita Offiset, 1988),
hlm 295.
3Israel memiliki banyak anak, di antara putra beliau yang terkenal yaitu
Nabi Yusuf as.
Dalam perjalanan kariernya, nabi Yusuf berhasil menjabat Menteri
Pertanian di Negara Mesir.4 Yusuf berhasil menyelamatkan orang tua dan
saudara-saudaranya dari kelaparan, kesengsaraan, dan kepunahan. Mereka
berjumlah 66 orang, dan disuruh pergi ke Mesir serta diberi tempat
bermukim dan mendiami tanah-tanah yang subur di Gosyem.
Pada saat usia Yusuf berusia kurang lebih 110 tahun, beliau
meninggal dunia. Sebelum meninggal, ia berpesan kepada saudara-
saudaranya bahwa sepeninggalnya Tuhan akan mengunjungi mereka dan
membawa mereka keluar dari negeri Mesir, pergi ke negara yang telah
ditentunkan Tuhan untuk mereka.5 Setelah Yusuf meninggal, keadaan
Bani Israel berubah. Bangsa Mesir mempunyai kekhawatiran terhadap
Bani Israel sebab perkembangan dan prestasi mereka.
Raja mengumpulkan pendeta-pendeta kerajaan, para ahli-ahli sihir,
dan para cerdik kerjaan untuk memperlakukan Bani Israel yang semakin
berkembang. Maka disepakati bahwa Bani Israel dijadikan hamba sahaya
agar mereka bekerja dan berfikir seperti apa yang dikatakan oleh tuannya.
Berbagai macam peraturan baru dikeluarkan oleh Fira’un dimulai dari bayi
laki-laki yang lahir wajib dibunuh dan membiarkan bayi-bayi perempuan
tetap hidup, hingga memaksa wanita berdarah Israel untuk menikah
4Muhammad Amri, Sejarah, Teologi dan Kebudayaan Yahudi, ( Yogyakarta: Glosaria
Media, 2018), hlm 1
5 QS Yusuf (12): 4-101 dan lihat Kitab Kejadian 45; 61; 46; 26; 47.
4dengan laki-laki Mesir yang merupakan hal tersebut yaitu larangan bagi
umat Yahudi.
Sampai pada suatu hari putri Fira’un menemukan sebuah kotak di
perairan sungai Nil berisi bayi berjenis kelamin laki-laki, ketertarikan sang
putri terhadap bayi tersebut membuat ia bertekad untuk mengambil bayi
tersebut dari perairan sungai, kemudian diangkat dan diasuhnya bayi laki-
laki tersebut oleh keluarga Fira’un dan diberi nama yakni Musa atau
Moses yang berarti putra.6
Selama Musa hidup dan dibesarkan dalam istana Fira’un, ia
melihat banyak penderitaan dan siksaan yang di berikan kapada kaum
Bani Israil,7 hal ini mengakibatkan Musa tidak kembali ke Istana Fira’un,
ia memilih untuk pergi dari Istana, mengasingkan diri di suatu tempat
yaitu Kota Madyan. saat Fir’aun Ramses II wafat pada sekitar tahun
1225 SM, setelah 70 tahun berkuasa, ia digantikan anaknya.8 Bani Israel
memberontak kepada pemerintahan Mesir.
Pemberontakan ini terjadi seiring dengan pertumbuhan dewasa
Musa, Tuhan memberikan Musa perintah untuk membawa kaum Bani
Israel keluar dari Mesir, lalu Musa menghadapkan diri kepada Fir’aun
untuk memohon izin membawa pergi kaum Bani Israel keluar dari Mesir.
Hal tersebut tidak diberikan izin oleh pemerintah Mesir, sebab Fir’aun
Ramses III mengetahui bahwa Musa ingin melaksanakan perintah
6 H.J Van Dern Berg, et.al, Dari Panggung Sejarah, hlm, 36.
7 Hermawati, Sejarah Agama, dan Bangsa Yahudi, ( Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005),
hlm 37
8 H.J Van Dern Berg, et.al, Dari Panggung Sejarah, hlm, 38.
5TuhanNya, Fir’aun hal ini bertentangan dengan kekuasaannya yang
merasa hanya dirinyalah Tuhan yang patut disembah.
Selain itu Fir’aun orang Israel juga sangat dibutuhkan oleh kaum
Mesir untuk menjadi buruh pekerja berat dalam segala bidang ekonomi
dengan upah yang sangat rendah dan diperlakukan sebagai Hamba sahaya.
Setelah kurang lebih 430 tahun berada di Mesir, tepat pada tanggal 15
bulan Nisan atau 25 April 1446 SM, setelah melewati perjuangan berat
dan penderitaan, Musa berhasil membeawa pergi orang-orang Israel keluar
dari Mesir menuju kota Kanaa’an sebagai kota yang dijanjikan.9
Dalam perjalanannya Musa bersama kaumnya mengalami
penderitaan kekurangan makanan hingga Allah memberikan bantuan
berupa makanan manna dan salwa10 kemudian, tiba di daratan Rafidim
dekat Gurun Sinai kaum Musa tidak mendaptkan air, hingga Allah
memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya, maka memancarlah
air untuk kebutuhan 12 suku Bani Israel.11 Dalam perjalanan menuju
Tanah yang dijanjikan, Musa wafat pada tahun 1473 SM di bukit Nebo
daerah Moab.
Hingga akhirnya Bani Israel berhasil sampai ke Tanah yang
dijanjikan, keberhasilan perjalanan itu dipimpin oleh Raja Daud as.
Setelah berhasil memimpin perjalanan Bani Israel untuk menuju Kanaa’n,
Daud juga diangkat menjadi Raja setelah Bani Israel yang dipimpin oleh
9Muhammad Amri, Sejarah, Teologi dan Kebudayaan Yahudi, ( Yogyakarta: Glosaria
Media, 2018), hlm 2
10 Hermawati, Sejarah Agama, dan Bangsa Yahudi, ( Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005),
hlm 41
11 QS Al-Baqarah [2]: 53-61
6Saul wafat dalam peperangan melawan Bangsa Filistin. Selama Daud
memimpin Bangsa Israel dia berhasil menjadikan Bangsa Israel
menaklukan dan menghacurkan perlawanan Bangsa Filistin, serta dapat
menyatukan suku-suku Israel menjadi dua kelompok besar.
Puncak Kejayaan Daud dalam memimpin Bnagsa Israel yaitu
saat dia menjadi penguasa atas wilayah yang luas di kawasan Asia Barat
Daya. Masa Pemerintahan Daud berlangsung antara tahun 1042-972 SM.12
Setelah Daud berkuasa, maka diangkatlah Sulaiman putra dari Daud untuk
menjadi Raja selanjutnya, pada masa kepemerintahan Sulaiman mampu
membangun “Bait Suci” bangunan tersebut sudah direncanakan sejak
zaman kepemerintahan Musa, selain itu Sulaiman juga membangun istana
sebagai rumah kerajaandan juga markas besar militer.
Sulaiman menjadi negerinya sebagai pusat perdagangan
Internasional dengan membangun armada dan pelabuhan di Kota Eizon.13
Setelah kejayaan Bani Israel yang dipimpin oleh Daud dan Sulaiman, Bani
Israel mengalami masa kemunduran, Bani Israel yang dipimpin oleh
Rehobeam yaitu putra dari Sulaiman, ia menamakan kerajaanya dengan
Kerajaan Yehuda dan sebagai ibukota Jerussalem. Pada masa Rehobeam
memimpin ia hanya diakui dua suku dari dua belas suku yang ada, sebab
itu kesepuluh suku lainnya mengangkat salah satu putra Sulaiman yang
12 Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983), hlm
47
13 Abba eban, Sejarah Singkat Ummat Israel, (New Jersey: Berman House Publishers,
1979), hlm 41
7lainnya yaitu Yerobeam menjadi pemimpin untuk kesepuluh suku tersebut,
yang dinamakan kerajaan Israel, dengan Ibukotanya Samaria.
Pada masa perpecahan ini selain mengalami konflik dalam negeri
sendiri, mereka juga harus berjuang untuk melawan serangan dari bangsa
lain. Hal ini membuat kedua kerajaan Bani Israel mengalami kehancuran,
menjadikan mereka pisah dari kesatuan etnis, dibuang dan keluar dari
batas-batas wilayah, mengakibatkan rakyatnya hidup terpecah belah di
berbagai daerah, masa ini disebut dengan Diaspora (pembuangan)14.
Setelah mengalami pembuangan serta dijadikan budak oleh
Babilonia, Raja Persia pada tahun 539 SM15 yang pada saat ituberkuasa di
Babilonia memberikan perlakuan yang cukup baik kepada kaum Bani
Israel. Dia menginzinkan untuk orang-orang Yahudi kembali ke Palestina,
hal ini dimanfaat dengan sebaik-baiknya oleh kaum Bani Israel untuk
merawat serta membangun kembali masyarakat dan kota-kota yang hancur
termasuk “Bait Suci”. Akan tetapi mereka tetap berstatus menjadi jajahan
Persia.
saat Alexander Macedonia menaklukan Persia, sekitar tahun 332
SM, 16 dan kemudian wafat. Yahudi masuk kedalam Kerajaan Seleucius I,
dan menjadikan Bani Israel sangat tertindas. Hingga timbul
pemberontakan yang dipimpin oleh Yudas Maccabeus dan memperoleh
14Max I Dimont, Disain Yahudi atau Kehendak Tuhan. Terj Al Toro, (Bandung: Eraseni
Media, 1993), hlm. 86.
15 David f hinson, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab, (terj.) M Th. Mawene (Jakarta:
BPK Gunung Mulia. 1991) hlm 32
16 Romdhon dkk, Agama-agama Dunia (Yogyakarta: PT Hanindita, 1988), hal 33
8kemenangan, hingga menghancurkan patung-patung Haikal Sulaiman.17
Kemenangan ini tidaklah berlangsung lama, Romawi menghapuskan
Kerajaan Yahudi.
Kemudian pada tahun 70 M masa Raja Titus, mereka memberontak
tetapi pemberontakan itu dapat dikuasai oleh pasukan Romawi yang
dipimpin oleh Titus, dan bangsa Yahudi dihancurkan dan menjadi
tertindas. Fase ini dinamakan Great Diaspora yang mengharuskan Yahudi
tidak mempunyai tempat tinggal dan mereka pun harus pergi meningglkan
Palestina dan bercerai-berai menuju berbagai Negara di dunia.18
Jika diaspora yaitu penyebaran bangsa Yahudi ke berbagai
penjuru dunia yang kemudian membentuk masyarakat atau komunitas
Yahudi yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya, maka terdapat pula
Aliyah19, merupakan suatu fase dimana bangsa Yahudi yang terpencar dari
seluruh penjuru dunia berusaha untuk bersatu kembali dalam suatu negara,
atau tanah yang dijanjikan yaitu Israel. Gerakan Zionis digagas oleh
Theodo Herzl yang bertujuan untuk mendirikan suatu Negara Yahudi.
Berdasarkan sejarah diatas maka penulis tertarik untuk menggali
lebih dalam sejarah dan konsep ritual Aliyah dalam agama yahudi. Untuk
itu penulis mengambil penelitian ini dengan judul “Makna Migrasi ke
Tanah Suci (Aliyah) dalam Perspektif Agama Yahudi” Topik ini menarik
19 “Aliyah yaitu migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina akibat dari Diaspora” Kutipan
dari Shira Schoenberg, “Aliyah”, https://www.jewishvirtuallibrary.org/aliyah., diakses pada
07/06/2022, pukul 00.04 WIB.
9untuk dikaji sebab dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
ajaran dan ritual dalam agama Yahudi. Serta nantinya dapat bermanfaat
bagi mahasiswa sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Banyak hal yang dapat diteliti sebagai bahan penelitian perihal Konsep
Aliyah dalam agama Yahudi. Maka agar dalam pembahasan artikel ini
tidak melebar kepada tema lainnya, penulis membatasinya pada masalah
Bagaimana konsep ritual Aliyah dalam perspektif Agama Yahudi ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan penulisan
artikel ini yaitu untuk mengetahui, mempelajari, serta untuk mengenal
Konsep Aliyah dalam Agama Yahudi. Dan disisi lain tujuan penulisan dari
artikel ini yaitu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana konsep ritual
Aliyah dalam perspektif Agama Yahudi ?
Selain itu, penulisan artikel ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir
proses pembelajaran di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada jurusan Studi Agama-Agama Fakultas
Ushuluddin, yaitu berupa penulisan karya ilmiah/artikel yang nantinya
dapat dimanfaatkan kepada semua pihak yang membutuhkan referensi ini,
khususnya para peneliti yang sesuai dengan topik ini.
Tujuan adanya tinjauan pustaka dalam penelitian ini untuk
mengetahui orisinalitas judul yang ingin diteliti, dan disisi lain ingin
mengetahui penulis lain yang pernah mengkaji tema ini. Dan selama
penulis melacak karya ilmiah sebelumnya, penulis menemukan judul
artikel yang menyerupai tema penulis, yaitu :
artikel yang ditulis oleh Aniesah Hasan Syihab mahasiswi
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,
Universitas Indonesia pada tahun 2010 yang bejudul “Imigrasi Yahudi ke
Palestina (1882-1984)” dengan metode penelitian studi pustaka. Dalam
skrispi ini membahas seputar konsep zionisme yang berlanjut pada Aliyah,
hingga terbentuknya negara Israel pada tahun 1984.
Peneliti juga meninjau sebuah buku berjudul Sejarah Agama dan
Bangsa Yahudi yang ditulis oleh Hermawati dan diterbitkan oleh PT. Raja
Grafindo pada tahun 2005 di Jakarta, dalam buku ini memaparkan sejarah
asal-usul bangsa Yahudi, serta sejarah Zionisme hingga berdirinya Negara
Israel, yang dimana menjelaskan pula adanya diaspora dan juga Aliyah.
Selain itu penulis juga menggunakan referensi-referensi lain
berupa buku-buku lain, jurnal ilmiah, kitabsuci, data-data internet dari
sumber yang terpercaya.
E. Metodelogi Penelitian
Metode merupakan rangkaian proses penulisan yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang
menentukan bagi berhasilnya proses penulisan dalam rangka mencapai
11
tujuan. Sedangkan metodologi penelitian yaitu sekumpulan peraturan,
kegiatan, dan prosedur yang digunakan dengan suatu disiplin ilmu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kualitatif.
Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan beberapa temuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran). Hasil kegiatan penelitian kualitatif dapat
berupa uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan atau perilaku
yang diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau
organisasi tertentu dalam suatu keadaan tertentu.20
2. Pendekatan Penelitian
Sebagaimana mestinya dalam penelitian tentang agama harus
menggunakan metode pendekatan Studi Agama. Agar suatu penelitian
ini menghindari berkurangnya atau berlebih-lebihnya suatu makna.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan Antropologis.
Pendekatan ini bermaksud memahami kebudayaan-kebudayaan produk
manusia yang berhubungan dengan agama. Sejauh mana agama
memberi pengaruh terhadap budaya dan sejauh mana kebudayaan suatu
kelompok masyarakat memberipengaruh terhadap agama.21
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitianini penulis menggunakan teknik pengumpulan
data dengan metode studi kepustakaan (library reseacrh), yaitu suatu
penelitian yang menggunakan buku-buku kepustakaan sebagai sumber
pengumpul data dalam penelitian ini.22
Penelitian ini dilakukan dengan membaca, memahami,
danmenyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca oleh penulis. Tanpa
melakukan observasi maupun survey.
4. Sumber Data Penelitian
Penelitian ini mengambil sumber dari beberapa perpustakaan di
berbagai tempat yang menyediakan sumber pustakaan yang berkaitan
dengan penelitian ini. sumber-sumber tersebut diantaranya diambil dari
Perpusatakaan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatulah Jakarta,
Perpusatakan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta website
resmi yang menyediakan sumber data yang berkaitan dengan konsep
aliyah dalam Agama Yahudi.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mewujudkan penulisan yang sistematis, penulis menyusun
artikel ini berdasarkan urutan-urutan tertentu secara garis besar tentang
hal-hal yang akan disajikan. Adapun sistematika penulisannya sebagai
berikut.
Bab Pertama merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini tercakup
di dalamnya berisikan : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
Bab Kedua ini akan menjelaskan tentang Pemicu Terjadinya
Aliyah. Dalam bab ini terdapat tiga sub bab yaitu dalam sub bab pertama
menjelaskan tentang pengertian Aliyah, sub bab ke dua sejarah pemicu
terjadinya Aliyah, sub bab ketiga menjelaskan gelombang perkembangan
Aliyah hingga sekarang, yaitu Aliyah pertama dengan pendirian
pemukiman pertanian, Aliyah kedua, Aliyah ketiga, Aliyah keempat,
Aliyah kelima hingga Aliyah Bet.
Bab Ketiga, pada bab ini berisikan tentang proses perjalanan suci
dan beberapa tahap ritual keagamaan agar menjadi umat Yahudi yang
sempurna.
Bab Keempat, merupakan penjelasan tentang konsep ritual Aliyah
dalam Perspektif Agama Yahudi.
Bab Kelima yaitu bab penutup yang berisikan kesimpulan dari
hasil penelitian untuk memberikan jawaban atas pokok-pokok
permasalahan pada rumusan masalah diatas yang menjadi fokus dalam
penelitian ini, selain kesimpulan terdapat saran-saran untuk penulis lai
15
BAB II
PEMICU TERJADINYA ALIYAH
A. Sejarah Pemicu Adanya Aliyah
Sejarah Yahudi di Palestina terkait dengan Nabi Ibrahim dan
keturunannya yang melakukan pengembaraan ke berbagai daerah, dari Urkasdim
menuju Kan’an mengembara ke Mesir kemudian hingga kembali ke Kan’an.
Hingga mengalami masa kemunduran yang terus-menurus yang membuat bangsa
ini menginginkan kehidupan yang layak sebagai warga Negara. Penindasan serta
intimidasi yang mereka alami tidak membuat tekad mereka hancur, sebaliknya
hal tersebut membuat mereka termotivasi untuk terus mepertahankan eksistensi
mereka, hingga berbagai cara mereka lakukan untuk mewujudkan harapan
mereka yaitu memiliki Negara dan tanah air sendiri yang merdeka, yaitu Negara
Israel.1
Beberapa umat Yahudi berpencar dan memilih untuk menetap di daerah
Timur, mereka beradaptasi dengan Negara yang mereka diami. Sebagian besar
Yahudi memilih untuk tinggal di Eropa Timur. Khususnya di Rusia. Di mulai
saat ini pun Yahudi mengalami banyak intimidasi dari pemimpin Rusia saat itu.
Yekaterina II membebankan pajak dua kali lebih besar dibandingkan dengan
orang-orang-orang yang beragama Kristen Ortodoks di Rusia saat itu, dan pajak
tersebut akan hilang jika Yahudi bersedia untuk berpindah keyakinan menjadi
Ortodoks.2 Selama Yahudi terbuang di Eropa mereka tidak luput memikirkan dan
berusaha untuk mencapai cita-cita bernegara yang merdeka. Timbulnya motivasi
tersebut membuat banyak tokoh-tokoh Yahudi memikirkan gerakan yang
menganggungkan akal pikiran yang sehat, bersifat liberal, kemanusiaan,
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, dan penemuan ilmiah, serta tidak jauh yang
bertujuan untuk menebarkan eksistensi Yahudi pada negara lain. Awalnya
gerakan ini tercetus di negeri Belanda dan Inggris dan menjalar ke Perancis,
hingga terus menyebar ke Eropa dan Rusia.3
Seiring berjalannya waktu, Rusia berganti kepemimpinan, semenjak itu
penderitaan Yahudi berkurang, hingga kalangan intelektual melihat adanya
kesempatan untuk membawa pemikiran barat termasuk (emansipasi) masuk ke
Rusia. Moses Mendelssohn yaitu tokoh ahli filsafat rasionalis yang merubah
pemikiran bahwasannya tidak ada kepercayaan yang dapat dipahami tanpa
pertolongan akal. Mendelsohn juga tokoh penting yang berjuang di bidang
pendidikan, beliau mencoba mendorong umat Yahudi Jerman untuk mempelajari
Taurat yang sudah beliau terjemahkan ke dalam Bahasa Jerman. Yang bertujuan
untuk memberikan edukasi dengan gaya modern agar Yahudi dapat berperan
aktif terhadap perkembangan budaya dunia pada umumnya.
Perjuangan ini dia tidak dijalani oleh Moses seorang diri, sebab
banyaknya tentangan dari berbagai kalangan tokoh intelektual dengan alasan,
khawatir dengan akibat pengaruh budaya barat terhadap agama Yahudi itu
tersendiri, dari segi loyalitas, maupun dari sudut keyakinan. Haskalah yaitu
kelompok yang membantu perjuangan Moses dalam bidang ini, istilah Haskalah
atau pencerahan yaitu sebutan untuk kelompok mereka. Dan diri mereka
menyebutnya dengan Maskilim. Haskalah juga muncul untuk menyetarakan
Yahudi dengan peradaban modern agar tidak tertinggal zaman.4 Kelompok ini
banyak menyebarkan dan mengajarkan berbagai Bahasa kepada Yahudi,
mempelajari mata pelajaran sekuler untuk memasuki berbagai bidang seperti,
pertanian, kerajinan, seni dan sains. Akan tetapi dari banyaknya usaha-usaha
yang telah disebutkan tidak jauh tujuannya untuk mempertahankan eksistensi
Yahudi tersendiri. Mereka tetap menggunakan Bahasa yahudi untuk meratakan
asimilasi terhadap nilai-nilai kebudayaan tersebut.5
Hasil dari usaha seorang Mosses terlihat jelas dari mulai dibangunnya
sekolah Yahudi Modern pertama di Berlin, hingga saat ia meninggal
perjuangannya dalam bidang emansipasi tersebar merata ke seluruh penjuru
Negeri. Yahudi akhirnya menyumbangkan seluruh jiwa raga untuk Negara, dan
berperan kegiatan politik, social, kehidupan, kebudayaan hingga meningkatkan
perekonomian. Dalam segala aspek kehidupan Yahudi berhasil menyesuaikan diri
kecuali, dalam aspek keagamaan.6
Dalam aspek keagamaan inilah yang menjadi problematika bagi umat
Yahudi. Yang dikhawatirkan oleh para penentang Moses terjadi, sebagian Yahudi
menyerahkan seluruhnya kepada agama, sebagiannya lagi menyelesaikannya
dengan cara asimilasi. Mereka merasa Yahudi tidak perlu terlalu dibangga-
banggakan, dan menganggap diri mereka yaitu orang Jerman, Perancis, Inggris
dan lain-lain. Semua yang telah terjadi di kalangan Yahudi disebut dengan
Gerakan Pembaharuan. Bermula dari seorang murid dari Moses yang bernama
Friedlander, beliau bertujuan untuk mewujudkan loyalitas yang sebenarnya
terhadap kehidupan Yahudi di seluruh dunia. Pemikiran asimilasi yang
dicetuskan olehnya semakin popular hingga mendatangkan petisi di tahun 1799,
dimana kaum Yahudi mendapatkan undangan untuk mengikuti kebaktian gerejani,
akan tetapi dalam kebaktian ini mereka diharapkan hanya untuk menyimak serta
menjadi pendengar, jelas hal ini di tolak oleh Yahudi. Friedlander sejatinya tetap
melaksanakan hal ini demi terwujudnya asimilasi dengan sebutan pembaharuan
agama sebagai salah satu cara juga untuk menhilangkan gangguan hubungan
persahabatan antara Yahudi dengan yang lain, dan tetap memelihara loyalitas
terhadap negara.7
Gerakan Pembaharuan ini banyak disambut oleh banyak tokoh, seperti
Jacobson yang mendirikan biara Yahudi yang khas dengan gaya modern Jerman,
Bahasa Jerman, nyanyian saat berdoa, hingga alat music organ yang digunakan.
Hal yang sama pernah dilakukan oleh Yahudi di abad ke 13, sampai mereka
merasa ini tidak jauh dari apa yang sudah pernah mereka lakukan. Selain
Jacobson tokoh lain bernama Samuel Holdhem serta Abraham Geiger juga sangat
mendukung gerakan pembaharuan, bagi mereka Yahudi bukanlah sebuah negara,
semata-mata Yahudi hanya agama.
Saat itulah Yahudi merasa hidupnya nyaman dan tentram semua berjalan
mulus, tidak ada intimidasi dan tekanan yang mereka rasakan. Sementara itu
dalam beberapa jangka waktu timbul kesadaran umat Yahudi untuk mengingat
kembali bahwa agama Yahudi harus dipertahankan, dan dijelaskan dengan
Bahasa yang modern yang mudah dipahami oleh umat Yahudi artinya mudah
dipahami dan dipelajari. Datangnya kesadaran ini membuat pergerakan yang
nyata hingga terlaksananya khotbah-khotbah dengan Bahasa Yahudi murni.
Hal ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Yahudi yang sudah
jauh terkikis sebab adanya gerakan pembaharuan. Seminari Rabbaniah
menjelaskan kembali penafsiran, ajaran-ajaran Yahudi dengan cara yang mudah
di mengerti oleh umat Yahudi, sebab ini pula membentuk sosok pemimpin-
pemimpin Yahudi. Setahun seminari ini terus berjalan dan membangun perguran
tinggi di London yang melayani 40.000 orang Yahudi belajar dengan Bahasa
semit.8
Setelah berhasil berjuang dalam bidang pendidikan demi
memperjuangkan eksistensi Yahudi, Eliezer ben Yehuda menuliskan jurnal yang
diterbitkan oleh Hashahar tentang gerakan-gerakan kebangsaan di Eropa yang
berhasil dalam bidang politik yang mana dimaksudkan untuk kaum Yahudi
mengingat bahwa hal tersebut juga harus terjadi pada Yahudi. Menurutnya
Yahudi sudah berlari terlalu jauh dari apa yang mereka dambakan untuk
mempunyai negera yang merdeka. Kesadaran ini timbul saat penobatan
Alexander III di tahun 1881.9
Tepat saat itu Alexander III mengeluarkan tentang Undang-undang Mai
di Tahun 1882, yang berisi tentang larang orang Yahudi tinggal serta memiliki
harta kekayaan, dan banyaknya larangan yang tak masuk akal.10 Lantaran
kembali merasa terintimidasi, hilangnya emansipasi, ketidakpunyaan tanah air
sendiri, terlalu lama mengembara, dan mengemis meminta belas kasih dari sekian
banyaknya negara, sampai timbul kebencian sesama Yahudi, Leo Pinsker
8Minal Aidin A. Rahiem, “Masuknya Orang-orang Yahudi ke Israel” Jurnal Arabia,
(Okober 2021-Januari 2022),
mendirikan Gerakan Zionisme hasil dari keputusan konferensi Kattowitz pada
tahun 1884.11
Beriringan tersebarnya gerakan ini ke Amerika, Austria, dan Inggris,
muncul juga berbagai -gerakan atau organisasi dari pemuda Yahudi salah satunya
yaitu Gerakan Zionisme.
B. Zionisme Pemicu Terjadinya Aliyah
Zionisme berasal dari perkataan Zion atau Sion yaitu sinonim dari
perkataan Yerusalem.12 Zion yaitu bahas inggris dalam Bahasa latin sion dan
kata ibrahimnya yaitu Tsyon, arti dari istilah ini yaitu mulanya yaitu bukit,
yaitu bukit suci Yerusalem. Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam
agama Yahudi sebab menurut Taurat,
“ Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki
Tanah yang Dijanjikan dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak
bukit Zion”.13
Munculnya kata zionisme ini digunakan untuk menyebutkan komunitas
Yahudi penganut yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang mesias (juru
selamat), yang akan membawa mereka pada kerajaan Tuhan yang akan
dipusatkan di tempat terjadinya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.14 Latar belakang
munculnya zionisme disebabkan hak sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama
mereka ditindas saat mereka terpaksa hidup diaspora dalam beberapa negara.
Hingga zaman renaisans orang-orang Yahudi di Eropa tidak menampakkan
kegiatan-kegiatan politik.
Tanah Palestina seringkali disebut dan diingat sebagai rujukan dalam
artian politik, bukan agama. Gerakan zionis secara resmi berdiri pada 1897.
Namun, jauh sebelum itu pemikiran untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di
Palestina sudah muncul. Mulai dari Kalischer, Moses Hess, Gerakan Hibbat Zion,
dan puncaknya ialah saat Theodor Herzl mempopulerkan gerakan Zionis di
Wina pada tahun 1895.15 Pada mulanya, orang-orang Yahudi berimigrasi ke
Palestina hanya semata-mata untuk melarikan diri dari perlakuan buruk yang
mereka dapatkan di negara lain selama Diaspora.
Imigrasi yang dilakukan pun sebelumnya masih bersifat mesianis dan
agamis, bukan politik. Namun dalam perkembangannya, unsur-unsur politik dari
zionisme pun meresap idealisme bangsa yahudi sehingga memicu semangat
mereka untuk berimigrasi menuju palestina dan bersatu dengan umat Yahudi di
seluruh penjuru dunia setelah mengalami diaspora.16 Herzl, dalam bukunya
memberikan gagasan bahwasannya kaum Yahudi secara politisi terpisah oleh dari
kaum non- Yahudi.
Maka dari itu terjadilah migrasi besar-besaran dari seluruh dunia ke
Tanah Palestina. Dan hal ini yaitu sesuai dengan harapan Herzl dan juga sebagai
‘Permasalahan Keamanan Hidup Yahudi di Eropa’. Migrasi yang terjadi pada di
Eropa akhirnya terus berlangsung hingga masa kini.17 Jacob Katz menyatakan
bahwa zionisme ini telah menghilangkan identitas kepercayaan kaum Yahudi
terhadap messianis, dan selalu meprioritaskan kaum Yahudi untuk kepentingan
politik, dan social.
Namun demikian, zionisme tetap berpegang teguh terhadap kepercayaan
mesianis kuno dan menggabungkannya dengan ideologis dan emosionalnya.
Dengan begitu, ide politisnya merasuki dan berkembanng menjadi pemikiran
utama kaum Yahudi yang membuat mereka tertarik untuk bermigrasi menuju
Palestina.18 Hingga muncul istilah “The Promised Land” yang mengacu kepada
Tanah Palestina yang dijanjikan Tuhan untuk umat Yahudi sebagai latar belakang
adanya gelombang imigrasi Palestina.
Dalam Perjanjian Lama Kitab Kejadian 12: 4, 5 7:
(4) Lalu pergilah Abram (Abraham) seperti yang difirmankan Tuhan
kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur
tujuh puluh lima tahun, saat berangkat dari Haran. (5)Abram
membawa sara, istrinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta
benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka
dari Haran; mereka berangkat ke Tanah Kanaan, lalu sampai di situ.
(7)saat itu Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman:
“Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu. “Maka
didirikannya di situ mezbah bagi Tuhan yang Telah menampakkan diri
kepadanya.19
Klaim ini yang menjadi landasan oleh Kaum Yahudi atas wilayah
Palestina. Meskipun banyak kecaman dari yang dikemukakan oleh dunia, kaum
zionis tidak pernah perduli dengan hal itu. Dengan adanya gagasan migrasi
(Aliyah), Herzl mengadakan konferensi Zionis yang pertama pada tahun 1897 di
Basle, Swiss. Untuk merealisasikan ide besarnya tersebut. Kongres tersebut
dilakukan dalam bentuk pertemuan seperti parlemen (negara) sedang bersidang.
Herzl menduduki dirinya sebagai pimpinan Zionis.20
Hingga mereka mendirikan organisasi-organisasi yang terdiri dari
federasi dan lembaga masyarakat Yahudi dari seluruh Dunia. Organisasi Yahudi
Internasional bergerak dibidang keuangan yang mewajibkan setiap orang iuran
yang bertujuan untuk membeli tanah Palestina sebagai hak tanah warga Yahudi
dan tidak diperjual-belikan. Dalam kongres ini juga bertujuan untuk
mempertimbangkan pembentukan kediaman nasional (national home) di Amerika
Latin, Afrika Selatan, Kongo dam Cyprus.
Tetapi, mereka tetap memilih negara Palestina sebagai landasan dari
yang sudah di janjikan kepada mereka.21 Mereka juga mengadakan pendekatan
pada Sultan Turki Utsmani sebagai pengusaha Palestina, mereka memberikan
tawaran berbagai materi agar Utsmani memberikan izin kepada orang-orang
Yahudi untuk tinggal di Palestina. Akan tetapi Utsmani menolak dengan tegas.
Setelah gagal melakukan pendekatan kepada Turki, mereka beralih ke Inggris,
dan mendapatkan respon yang tinggi.22 Inggris menawarkan alternatif Uganda
untuk menjadikan Yahudi Pusat dunia, walau akhirnya mereka tolak.
Pasca perang Dunia 1 Zionisme gencar melakukan pendekatan kepada
Inggris beriringan dengan kekalahan Turki. Zionis ingin Pemerintah Inggris
mendukung penuh deklarasi mereka, Inggris dijanjikan bahwa akan memperoleh
keuntungan dengan mengamankan Terusan Suez agar kepentingan dan keamanan
Inggris di wilayah Timur Tengah terjamin.23 Seorang Tokoh zionis bernama
Chaim Weizmann berhasil memenangkan dukungan Inggris untuk Zionisme pada
tahun 1917.
Dukungan yang dikirimkan oleh Arthur James Balfour, Inggris mengakui
hak-hak Yahudi di atas tanah Palestina. Inggris juga bersedia menyediakan
kebutuhan dan fasilitas untuk membantu Yahudi mendirikan tempat tinggal bagi
umat Yahudi. Dukungan tersebut secara terang-terangan di deklarasikan oleh
Pemerintah Inggris dengan berjanji akan berusaha untuk mendirikan tanah air
Yahudi (Jewish National Home) salah satunya yaitu dengan memfasilitasi
imigrasi dan mendorong adanya pemikiran Yahudi di Palestina.
Setelah sekian banyak usaha pendekatan dan adanya penolakan akhirnya
Yahudi menganggap mereka merdeka dan menjadikan cerita sebelumnya yaitu
sebuah sejarah penting. Hingga Aliyah menjadi sebuah budaya dan konsep politik
yang penting dan mendasar dari Zionisme, konsep Aliyah ditempatkan dalam
“Undang-Undang Kepulangan ke Israel”, yang artinya mengizinkan setiap orang
Yahudi mendapatkan hak huBkum untuk memperoleh bantuan bermigrasi dan
menetap di Israel, serta kewarganegaraan Israel secara otomatis.24
C. Gelombang Perkembangan Aliyah
Migrasi Yahudi ke Palestina terjadi sebab banyak factor seperti
penindasan di Rumania, anti-Semitisme yang merebak di Jerman, Austria dan
Eropa Barat. Namun, Yahudi tetap menjadikan Palestina sebagai tempat pilihan
untuk mendirikan sebuah Negara Merdeka. Penantian umat Yahudi pun tercapai
setelah beberapa usaha dilakukan, hingga banyak gelombang Migrasi Yahudi ke
Palestina. Ada lebih dari 10 gelombang yang terjadi dalam proses Migrasi ini.
Gelombang yang dimulai sejak 1882 atau yang disebut dengan (Aliyah Pertama)
hingga Aliyah Bet 1948 yang merupakan di mana Israel memprokalamasikan
kemerdekaanya sebagai sebuah Negara Yahudi. Aliyah merupakan pengganti dari
sebutan migrasi Yahudi ke Palestina.
1. Aliyah Pertama (1882-1903)
Imigran Yahudi ke Palestina pada awal abad kedua puluh menyebut
Imigrasi Yahudi 1880an dan 1890an sebagai Aliyah Pertama. Pada saat itu para
imigran yang berdatangan yaitu kebanyakan dari mereka orang-orang Yahudi
yang Orthodox, yang artinya belum berpolitik seperti Zionis. Aliyah pertama kali
terjadi pada 1882 hingga 1903. Selama 21 tahun masa Aliyah ini, sekitar 25.000
Yahudi datang ke Palestina. Para imigran ini datang dari Rusia, Rumania, dan
juga Yaman. Situs Departemen Penyerapan Imigrasi Israel menyebutkan bahwa
para imigran datang dalam dua gelombang.
Gelombang pertama datang pada 1882-1884 sebab Pogrom yang terjadi
di Rusia, dan gelombang kedua berlangsung pada 1890-1891 sebagai hasil dari
kebijakan dan pengusiran Yahudi dari Moskow.25 Selama Yahudi mengalami
Pogrom banyak Yahudi yang melarikan ke berbagai negara seperti bercerai-berai
kembali seperti negara Amerika contohnya. Namun, dari beberapa kalangan Bilu
memilih untuk memperjuangkan bangsanya untuk merdeka yaitu, melakukan
Aliyah Pertama, menuju Palestina dengan kapal laut.
Mereka berhasil berlabuh di pelabuhan Jaffa dengan menyuap orang-
orang yang bekerja disana agar kalangan Bilu ini dapat memasuki kawasan
Palestina dan para pegawai mengabaikan larangan imigrasi Yahudi.26 sebab saat
itu Turki Utsmani mengeluarkan aturan untuk para imigran Yahudi
diperbolehkan hidup sebagai kelompok-kelompok yang berpencar di seluruh
Turki, kecuali Palestina.27 Awalnya mereka mengira dengan menyuap dan
memberi tip yaitu jalan hidup yang harus mereka hadapi, kenyataannya
sebanyak 120 orang Yahudi, dan beberapa warga negara dari Rumania, Austria,
dan Inggris yang telah memasuki pelabuhan Haifa.28
Para imigran Yahudi hidup di sekitar Turki Utsmani dengan keadaan
tidak memiliki izin tinggal atau menetap yang legal. Pemerintah Turki Utsmani
pada saat itu juga tidak memberikan peraturan yang jelas, Pemerintah Turki
Utsmani mengalami kesulitan besar dari para imigran Yahudi. Pemerintah Turki
Utsmani memikirkan dari berbagai sisi untuk memberikan izin kepada imigran
Yahudi dengan syarat harus memperoleh kewarganegaraan Utsmaniyah atau
mengatasi korupsi para pejabatnya hingga menumpuknya para imigran Yahudi.
Pada 1882, para imigran Rumania mendirikan sebuah pemukiman peranian yang
bernama Zikhron Yaakov yang terletak di daerah gunung Carmel.29
Yang sebenarnya di dirikan orang yang paling akif bekerja pada imigran
Yahudi di tahun 1879. Namun, sebab kerap kali mengalami gagal panen,
serangan dari orang Arab, dan terjangkit malaria, hingga akhirnya didirikan
kembali oleh Rumania di tahun 1882.30 Setelah didirikan, Baron Edmond de
Rothshcild memberi bantuan secara konstan. Pemukiman ini dijadikan sebagai
pusat penanaman anggur dan gudang-gudang anggur. Selain itu Baron juga
melakukan pembangunan Kereta api Rumelia, membantu dalam keuangan, dan
beliau yaitu seorang tokoh yang sebagian besar membiayai imigrasi terbesar
imigrasi dan pemukiman orang Yahudi
2. Aliyah Kedua (1904-1914)
Pada Aliyah kedua para imigran Yahudi masih merasakan pogrom yang
belum berakhir sejak Aliyah pertama. Imigrasi Yahudi ke Palestina juga semakin
meningkat pada tahun 1903 hingga 1905 dan terus berlanjut hingga Rusia
mengalami kegagalan Revolusi.32 Dalam kurun waktu 10 tahun imigrasi Yahudi
ke Palestina meningkat berkisar hingga 35.000 – 40.000 orang Yahudi
berimigrasi ke Palestina. Peningkatan ini terjadi dalam kurun waktu 10 tahun.33
Imigran Yahudi bergerak dalam bidang pertanian, sayangnya mereka
megalami kegagalan pada Aliyah pertama. Namun, kali ini mereka mencoba
untuk kembali bergerak di bidang pertanian.34 Belajar dari kegagalan pada Aliyah
pertama, saat Aliyah kedua mereka berhasil mendirikan HaHoresh, kontraktor
pertama dalam bidang pertanian. Pada 1909, mereka juga mendirikan HaShomer,
sebuah organisasi pertahanan dan keamanan, yang berfungsi untuk melindungi
para pemukim dari pencuri.35
Pada tahun 1910 para imigran juga mendirikan Kevutzah,36 kelompok
pertanian kolektif. Dalam Kevutzah ini dimaksudkan untuk setiap para petani
dengan membeli bahan, alat-alat pertanian harus dilakukan secara kolektif
sedangkan pemakaiannya didasari sesuai dengan kebutuhan ekonominya.
Kevutzah juga membantu setiap pemukim yang kekurangan modal selain itu juga
bertanggung jawab dalam hal kesehatan, rumah tangga, pendidikan para
anggotanya.37
3. Aliyah ketiga (1919-1923)
Aliyah kedua berjalan hingga 1914. Pada saat itulah Perang Dunia
pertama dimulai. Akibat dari perang ini menyebabkan situasi keamanan di
Yahudi di Eropa tidak bias beroprasi dan terpaksa berhenti. Diakhir penghujung
Perang Pertama berakhir, Aliyah dimulai kembali di tahun 1919. Selama masa
vacuum Aliyah pasca perang dunia, Yahudi berusaha melakukan pendekatan
kepada Inggris untuk membantu Yahudi mendeklarasikan kemerdekaan Yahudi
seiring waktu yang bersamaan Turki kalah dalam peperangan.38
Deklarasi penting ini terjadi pada tanggal 12 November 1917 yang
ditandatangani oleh Mentri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour dimana
Inggris mengakui hak-hak Yahudi yang bersejarah atas Palestina, dan
menyediakan fasilitas guna terbentuknya satu tempat tinggal yang bersifat
nasional bagi umat Yahudi atau yang dinamakan Jewish Agency.39 Lalu pada
Konferensi San Remo di Italia pada 1920, Inggris berjanji hal yang sama seperti
saat Deklarasi Balfour yaitu Inggris menjamin hak, memudahkan pemindahan
serta mendukung pemukiman masyarakat Yahudi di sana.40
Selama Aliyah ketiga ini migrasi Yahudi ke Palestina sebanyak 35.000,
termasuk Sir Golda Meir yang akan diangkat menjadi Perdana Menteri Israel.
Selain adanya Deklarasi Balfour dan mandate yang harus dijalani oleh Inggris,
pendukung adanya imigrasi ini juga yaitu masih berjalannya pogrom kepada
kaum Yahudi yang berada Rusia, Polandia, dan Hongaria. Beberapa perjanjian
diacuhkan untuk kaum Yahudi yang belum kembali ke Palestina. Dan beberapa
polemic lainnya.41
4. Aliyah Keempat (1924-1932)
Aliyah Keempat yang dimulai pada tahun 1924 ini beberapa peneliti
menyebutkan bahwa Aliyah terdapat beberapa perbedaan antara 1924-1928 dan
1924-1931 imigran Yahudi datang ke Palestina. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada selang perbedaan periode selama 3 tahun, yaitu tahun
1929, 1930, dan 1931 sekitar 15.000 yang datang. Sisanya pada periode 1924-
1928 sebanyak 67.000 imigran yang datang ke Palestina.42
Pada 1924, orang-orang Yahudi Jerman dan Austria berbondong-
bondong melarikan dari ke Amerika Serikat. Namun disela-sela Amerika takut
merasa tersaingi dan khawai membebani program atas apa yang dibutuhkan oleh
para pengungsi maka Amerika melakukan Kongres atau yang disebut “Jhon
Immigration Act of 1924”. Dalam kongres tersebut Amerika menetapkan untuk
membatasi jumlah imigran yang masuk tidak boleh lebih dari 2% dari jumlah
imigran asing yang lahir di negara asalnya yang datang ke AS pada 1890.43
Selain Amerika, Yahudi yang berada di Polandia, dan juga Rumania
masih merasakan anti-semit. sebab situasi ini tidak kunjung membaik hingga
1925, maka sekitar 34.000 orang Yahudi berimigrasi ke Palestina. Di tahun itu
pula Herbert Samuel yang menjabat sebagai Komisaris Besar selesai.44 Aliyah
periode tahun berbeda dengan yang sebelumnya, para imigran kali ini merupakan
kalangan elit dan kapitalis yang sebelumnya bergerak di bidang perdagangan
yang memilih untuk tinggal dikawasan Tel Aviv. Mereka juga mulai
mengembangkan modal kecilnya dalam berbagai bidang.45
5. Aliyah Kelima
Setelah Pogrom yang dilalui Yahudi selama bertahun-tahun ini belum
selesai. Saat negara Rusia sudah mulai mereda atas anti-Semitismenya terhadap
Yahudi, nyatanya Yahudi harus merasakan penindasan yang lebih buruk dari apa
yang mereka lewati dari berabad-abad sebelumya mereka alami. Pada tanggal 30
January 1933 Adolf Hitler pemimpin partai Nazi resmi menjadi Kanselir Jerman
atau disebut pemimpin rakyat.46 Adolf Hitler dalam bukunya yang berjudul Mein
Kampf (Perjuanganku) ia menulis :
“The stronger must dominate and not blend with the weaker, thus
sacrifiing his own greatness. Only the born weakling an view this as
cruel. Those who want to live, let them fight, those who do not want to
fight, in this world of eternal struggle, do not deserve to live”
“Yang lebih kuat harus mendominasi dan tidak berbaur dengan yang
lemah, sebab itu akan mengorbankan keagungannya. Hanya orang
yang terlahir lemah yang melihat ini yaitu kekejaman. Mereka yang
ingin hidup, biarkan mereka bertarung; mereka yang idak ingin
bertarung, di dunia perjuangan abad ini, tidak pantas untuk hidup.”
Dalam bukunya, ia menuliskan ambisinya untuk menjadikan Jerman
bangsa yang besar yang mendominasi dunia. Setelah ia berhasil memimpin
Jerman, Hitler dan para petinggi Nazi mengeluarkan program menghilangkan
seluruh pengaruh Yahudi dari kehidupan politik, budaya, ekonomi, dan segala
aspek yang bersifat Yahudi. Tidak hanya itu Hitler juga melakukan pengusiran
terhadap orang-orang Yahudi yang mendominasi pada saat itu.47 Pada tanggal 1
April 1933, dokter, pengacara, dan toko-toko Yahudi diboikot.
Selain itu orang-orang Yahudi dilarang untuk bekerja di pemerintahan.48
Kemudian pada 7 April tahun yang sama Jerman mengeluarkan “Law for the
Restoration of a Professional Civil Right” yang artinya mewajibkan para abdi
negara mengundurkan diri, bagi yang bukan keturunan ras Arya.49 Bahkan pada
saat itu Nazi membakar karya-karya sastra terkenal yang ditulis oleh penulis
terkenal Yahudi seperti karya-karya yang ditulis oleh Albert Einstein dan
Sigmund Freud.
Dua tahun kemudian, tepat pada 15 September 1935 Jerman kembali
mengesahkan tentang pernikahan yang melarang adanya hubungan atau
pernikahan antara Yahudi dan Bangsa Arya atau yang disebut dengan Nuremberg
Laws. Bahkan Jerman melarang Yahudi untuk menggunakan memilih dalam hal
politik hingga perkantoran sipil hingga orang Yahudi merasakan keterpurukan
dalam ekonomi dan ketidakadilan.50
Ditengah-tengah melancarkan aksinya membantai kaum Yahudi, Jerman
juga memperluas daerah kekuasaannya hingga berhasil menguasai Austria.
saat Anti semit yang dilakukan Jerman kepada Yahudi ini meningkat, Presiden
Roosevelt merasakan tekanan atas tuntutan batas kuota imigran. Sisi lain yang
dikhawatirkan Roosevelt yaitu Roosevelt tidak mau negara AS tersaingi sebab
peningkatan dari segala bidang jika adanya imigran Yahudi, mengingat Yahudi
sangat dominan pada saat di Jerman.
Akhirnya pada 6 Juli 1938, Presiden Roosevelt menggelar Konferensi
Evian, alih-alih Konferensi ini digelar dengan maksud untuk mengalihkan
tekanan yang dialami Amerika sebab pengungsi.51 Selain hal tersebut konferensi
ini digelar dikota Resor Evian, Les Bains, Perancis. Konferensi digelar bertujuan
untuk menangani masalah pengungsi Yahudi. Dalam Konferensi Evian tersebut
hadir 32 negara dan menjuluki diri mereka dengan “Nation of Asylum”. Jerman
menawarkan untuk Yahudi pindah ke Negara lain dengan biaya 250 dolar per
kepala, Delegasi Jews Agency menolak tawaran tersebut Zionis.52
Besarnya rasa Nasionalisme Yahudi tidak pernah padam sehingga tak
dapat dipungkiri bahwa Aliyah kecil banyak terjadi. Maka dari itulah Aliyah
kelima terjadi dari tahun 1929 hingga 1939. Sampai pada Hitler berkuasa ada
sekitar 175.000 Yahudi meninggalkan Jerman,53 tapi hanya 37.000 Yahudi yang
sampai ke Palestina. Pada tahun 1935 Hitler mengeluarkan Nurembeg Law
Yahudi memutuskan untuk meninggalkan Jerman. Imigran yang pergi pada saat
itu berjumlah 60,000 orang. Pada 1936-1938 sekitar 53,000 tiba, hingga tahun
1940 total imigran Yahudi dari tahun 1933-1940 berjumlah 250.000 orang.
Sejak kebangkitan Nazi pada tahun 1933, Nazi berhasil menguasai
negara-negara sekitarnya. Nazi juga berhasil menggunakan kekuasannya untuk
memborbardir Yahudi di Jerman, membuat undang-undang yang tidak masuk
akal, kekerasan yang teroganisir hingga Yahudi berimigrasi keluar dari Jerman.
Nazi merupakan gerakan politik anisemitisme. Selain memberlakukan Yahudi di
Jerman dengan cara antisemitnya, Nazi juga mulai menyebarkan
antisemitismenya diluar Jerman.
Pada 1939 Jerman resmi menyerang Negara Polandia dan pada saat itu
juga Perang Dunia ke II di mulai. Otoritas Jerman memperlakukan penduduk
sipil sangatlah kejam. Jerman mendirikan Ghetto untuk mengisolasi Yahudi
Polandia agar menjadi miskin lemah dan tak berdaya. Tidak hanya di Polandia
Jerman juga mendirikan Ghetto tersebut di semua negara yang Jerman kuasai.
Nazi terus melancarkan kejahatannya kepada Yahudi, dalam kurun waktu
Oktober-November 1941.
Tidak hanya itu, pada 20 Januari 1942 Nazi mengumumkan program
bernama “Final Solution to the Jewish”, program ini bersikan tentang
pembantaian seluruh Yahudi yang ada di Eropa. Program ini ada untuk memaksa
kaum Yahudi meninggalkan Eropa dan Jerman. Jerman melakukan penembakan
masal di berbagai kota, desa, di wilayah kependudukan Eropa hingga ke tempat
yang belum pernah terjadi pembantaian sebelumnya. Mereka juga membantai
seluruh komunitas Yahudi. Sebanyak 2 juta Yahudi tewas akibat perbuatan
pembantaian yang dilakukan Nazi.
Selain itu Nazi membangun sekitar lima pusat pembantaian di wilayah
pendudukan Jerman di Polandia, atau yang dinamakan Death Camp ini dibangun
di daerah Chelmo, Belzech, Sobibor, Treblinka, dan Auschwitz-Bikeunau.
34
Pembantaian ini terus berkembang hingga tahun 1944. Setelah itu pembantaian
ini berakhir seiring dengan melemahnya kepemerintahan dan kekuatan Nazi
melemah. Sejak berakhirnya Perang Dunia 2 Jerman berhasil menghabisi nyawa
Yahudi sekitar 6.000.000 jiwa. Dan pembantaian inilah yang dinamakan
Holocaust.55
Pasang surut kecaman, dan penyiksaan oleh Jerman terhadap Yahudi
tidak surut pula ambisi Yahudi mempunyai kehidupan yang layak. Selama Nazi
muncul dan terus memperluas daerah kekuasannya. Yahudi melihat adanya
bahaya, banyak dari mereka pergi dari Jerman demi keselamatan hidup mereka.
Akan tetapi Inggris yang saat itu memperketat imigrasi menuju Palestina
membuat sebagian Yahudi harus bertahan di negaranya masing-masing dan
terjadilah Aliyah Bet dimana imigrasi illegal muncul.
Aliyah Bet yaitu istilah Ibrani yang mengacu kepada para imigran
Yahudi pada saat Inggris berkuasa. Kata Aliyah bermakna pendakian sementara
B yaitu yang dimaksudkan kepada imigran illegal. Ungkapan Aliyah Bet
digunakan kepada para imigran Yahudi yang selamat dari Holocaust, yang pada
saat itu tidak diizinkan memasuki Palestina oleh otoritas Inggris. Selama tahun
1944-1948, orang-orang Yahudi berusaha untuk meninggalkan benua tersebut
dengan cara apapun. Namun, perjalanan kapal laut yaitu pilihan yang mereka
anggap banyak peluang untuk menghindari kuota imigrasi Inggris.
Pada 1939, Yishuv atau yang dimaksud dengan komunitas Yahudi
bekerja sama dengan organisasi Mossad I’Aliyah Bet untuk membantu imigran
Yahudi Eropa untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi dari Yunani, Bulgaria,
dan Romania baik itu secara legal ataupun secara illegal. Terlepas dari bahayanya
Yahudi berhasil berlayar sebanyak 62 kali.56 Holocaust berakhir pada tahun 1945,
mereka yang selamat dari Holoaust juga tidak mendapatkan kenyamanan untuk
hidup di tempat asal mereka.
Pasca perang, Yahudi masih merasakan adanya anti-semitisme yang
mendorong mereka untuk migrasi ke tempat yang mereka tuju, Palestina. Saat itu
banyaknya populasi pengungsi Death Camp terus bertambah secara terus
menerus. Pada 1946 populasi Yahudi bertambah sebanyak 80.000 jiwa dan terus
bertambah pada Januari 1947 menjadi 256.000 jiwa. Semenjak Inggris
mengeluarkan aturan batasan migrasi, Haganah sebuah organisasi cabang dari
Mossad I’Aliyah melakukan kekerasan terhadap Inggris, melakukan perusakan
fasilitas umum perbatasan Palestina, termasuk menculik para petinggi Jewish
Agency.
Sementara hal tersebut terjadi mereka yang selamat bekerja sama dengan
Mossad I’Aliyah untuk merencanakan Aliyah Bet menggunakan jaringan bawah
tanah yaitu Berihah, walau kapal penuh sesak hingga beberapa kali mereka
mengalami cegatan kapal dari pihak Inggris, akhirnya pada 1945-1946 mereka
berhasil sampai di Palestina. Pada tahun tersebut Yahudi yang berhasil dilarikan
dari Eropa sekitar 95.000 jiwa, dan 23.000 diantaranya dijemput dari Italia
menuju Palestina.
Pada November 1947, PBB memilih untuk membagi Palestina menjadi
dua negara (satu Yahudi, satu Arab). Pasukan Inggris mulai menarik diri dari
Palestina pada April 1948, dan pada Mei 1948 pemimpin Zionis David Ben-
Gurion memproklamirkan berdirinya negara modern Israel . Semua pembatasan
imigrasi Yahudi segera dicabut.
BAB III
MAKNA ALIYAH
A. Makna Umum Aliyah
Aliyah secara umum merupakan Imigrasi orang Yahudi menuju Palestina.
Dalam arti luas, migrasi diartikan sebagai perubahan secara tempat tinggal
permanen atau semi permanen. Artinya dalam pengertian tersebut migrasi tidak
pernah membatasi migrasi ke luar negri maupun di dalam negeri. Migrasi terjadi
sebab terdapat beberapa perbedaan, diantaranya yaitu perbedaan dalam budaya,
pendidikan, ekonomi, atau pun lingkungan. Selain itu migrasi juga menjadi tolak
ukur setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup masing-masing.1
Migrasi yaitu bentuk mobilitas penduduk yang melampaui batas
wilayah atau bahkan Negara. Aktifitas migrasi internasional dan juga nasional
meningkat setiap tahunnya. Hal ini terjadi sebab menurunnya pendapatan
perorang di Negaranya. Sedangkan meningkatnya kebutuhan hidup serta harga
pangan yang naik menjadikan migrasi harapan atau solusi untuk meningkatkan
kualitas hidup yang lebih baik.2 Banyak Negara di Dunia yang melakukan
kegiatan Migrasi demi keberlangsungan hidup masyarakat dalam Negara tersebut.
Selain adanya perbedaan migrasi terjadi sebab kenyamanan dalam
melangsungkan hidup yang merdeka. Dalam kasus migrasi Yahudi ke Palestina,
factor pendorong terutama pada banyaknya tekanan diskriminasi dalam hidup
bermasyarakat juga adanya anti-semitisme. Hingga akhirnya mereka kehilangan
lapangan pekerjaan di tempat asalnya.
B. Makna Aliyah Dalam Konteks Politik
Kegiatan migrasi atau aliyah ini terdapat dalam Undang-Undang
Perpulangan di Negara Israel yang berkuasa memberi izin kepada setiap orang
Yahudi untuk berhak kembali Israel dan menjadikan warga Negara Israel secara
otomatis.3 Penduduk Israel yang migrasi ke Palestina merupakan orang-orang
yang berasal dari berbagai macam negara. Seperti negara Eropa, Afrika, dan
negara-negara yang ada di Timur Tengah. Migrasi yang terjadi di antara Yahudi
ke Palestina disebab kan adanya tekanan atau deskriminatif secara politik, agama,
suku di daerah asal sehingga mereka kehilangan kemerdekaan dalam hidup
mereka.
Bahkan mereka sering kali disebut dengan “Negara Pengungsi”, maka
dari itu konteks migrasi Israel ke Palestina di sebut dengan Aliyah. Aliyah terjadi
dalam beberapa gelombang walau kenyataannya dalam sejarah, Aliyah
merupakan keinginan lama yang diperjuangkan berabad-abad lamanya.
Berlandaskan Tanah yang Dijanjikan oleh Tuhan maka Aliyah ini terjadi hingga
saat ini. Perjuangan orang-orang Yahudi tidak sia-sia, setelah melalui beberapa
factor seperti Pogrom, penindasan, anti-semitisme, di berbagai Negara khusunya
di Jerman, Austria, dan Eropa Barat, hingga mencoba untuk bertahan di negara
masing-masing akan tetapi Yahudi tetap memilih Palestina untuk mendirikan
Negara Israel.
Gelombang Migrasi atau Aliyah ada sekitar lebih dari 10 gelombang
yang terjadi. Aliyah gelombang pertama terjadi pada tahun 1882 (Aliyah Pertama)
dan gelombang terakhir berakhir pada tahun 2005 yang telah dibahas pada bab
sebelumnya. Migrasi Aliyah pada mulanya mengacu kepada janji Tuhan yang
tertera pada Kitab Suci orang Yahudi, Taurat Yesaya 11-12, sehingga banyak
orang-orang Yahudi menganggap bahwa itulah hak mereka menjadi tuan atas diri
mereka sendiri, namun lamban laun beberapa tokoh Israel dan organisasi Zionis
menggunakan konsep tersebut hingga berambisi mendeklarasikan kemerdekaan
negara mereka di atas Tanah Palestina pada 14 Mei 1948.4
Sebagian besar populasi Yahudi Israel memang tidak lahir dan
dibesarkan di Palestina, sekitar 30% dari total penduduk yaitu pendatang dari
negara lain. Sekitar 285.697 di antaranya datang di antara tahun 2000 dan 2010
sebagai olim gardashim atau imigran baru. Hingga pada 2021 populasi Israel
meningkat hingga 9.449 jiwa.5 Aliyah merupakan konsep dasar Yahudi dalam
naungan Zionis. Hal ini diabadikan dalam Hukum Pengembalian Israel yang
menyetujui bagi mereka yang memiliki darah keturunan Israel untuk kembali ke
Palestina.
Dalam konteks politis Aliyah digunakan sebagai factor utama untuk
menarik perhatian public demi merampas negara yang mereka anggap dijanjikan
untuk mereka sehingga dalam persyaratan imigrasi kewarganegaraan diharuskan
konversi, walaupun sebenarnya banyak pula masyarakat penduduk Israel
beragama lain.
C. Makna Aliyah Dalam Konteks Teologis
Penduduk Yahudi negara Israel mayoritas merupakan imigran yang
datang dari berbagai penjuru dunia, terutama eropa, menuju Palestina.
Istilah ‘negara pengungsi’ sering ditunjukan pada Israel sebab hal
tersebut. Sebab itu, jika kita menilik masalah migrasi kaum Yahudi ke
Palestina, kita akan mendapatkan sesuatu konteks tersendiri. Israel yaitu
salah satu Negara yang menganut migrasi untuk mendapatkan
kesejahteraan hidup dalam bernegara dan berbangsa.
Pada beberapa masa bangsa ini mengalami pembantaian yang
membuat mereka bercerai-berai ke berbagai negara. Mengembara untuk
terus tetap hidup di Negara lain, tidak mempunyai tanah air, mereka
terpaksa harus mempertahankan eksistensi dan tradisi keagamaan walau
dalam keadaan tertindas dan pengansingan. Tetapi mereka mempunyai
harapan untuk hidup bersama dalam Negara yang sesuai dengan ideologi
bangsa Yahudi sendiri.
Diaspora yang terjadi menjadikan bangsa Yahudi bertekad untuk
pulang kembali ke Tanah yang telah di janjikan yaitu Palestina, mereka
menyebutnya Aliyah.6 Abba ebban dalam buku nya My People: History of
The Jews menyebutkan bahwa :
“Aliyah is a Hebrew word wich means “going up”. And it is the
word for “going up” from the diaspora to the Holy Land. It is the
immigration to the land of Israel.”
“Aliyah yaitu sebuah kata dalam Bahasa Ibrani yang berarti
“pergi ke atas”. Kata ini mengacu kepada “pergi ke atas” dari diaspora
menuju Tanah Suci. Aliyah merupakan imigrasi ke Israel.”7
Seorang Yahudi laki-laki yang melakukan Aliyah disebut oleh,
sedangkan untuk peremupuan disebut dengan kata olah, sedangkan dalam
bentuk plural yaitu olim.8 Aliyah merupakan kegiatan migrasi yang
dilakukan oleh bangsa Israel yang diartikan sebagai migrasi atau
berpindah dari suatu yang ditempati sebelumnya lalu pindah menjadi
kewarganegaraan Israel. Banyak beberapa tokoh religious berpendapat
bahwa kembali ke Tanah Perjanjian yaitu sebagai pemenuhan janji
alkitabiah Allah kepada keturunan bapa bangsa Ibrani yaitu Abraham,
Ishak, dan Yakub.
Bagi Yahudi menjaga keturunan dari darah Yahudi kedua orang
tua merupakan sakral maka dari itu Yahudi tidak membenarkan beberapa
kaumya tinggal diluar Tanah Perjanjian. Namun, adanya konversi dalam
imigrasi bukanlah hal yang dianggap serius untuk menjalankan Aliyah.
D. Prosesi Migrasi
Dalam migrasi beberapa hal harus dipersiapkan demi kenyamanan
hidup yang lebih baik. Umumnya dalam setiap negara membutuhkan
banyak langkah dalam memenuhi syarat menjadi warga negara tertentu.
Israel mempunyai beberapa syarat serta tahapan untuk menjadi warga
negara yang diakui.
1. Administrasi Dokumen
Aliyah secara umum merujuk pada sebuah kepercayaan, akan
tetapi menjadi umat sebuah agama bukan hal yang sulit untuk menaati
ritual atau sekedar memenuhi syarat kewarganegaraan. Dalam prosedurnya
Aliyah memiliki banyak tahap serta persiapan, hal ini tentu bukan hal yang
mudah. Dalam sturuktur dan aturan negara migrasi, Aliyah tetap harus
mengikuti proses negara yang membutuhkan beberapa dokumen
administrasi. Proses Aliyah memakan cukup banyak biaya waktu dan
tenaga, mulai dari 3 bulan sampai 2 tahun bahkan lebih.
Pemerintah Israel memberikan 2 pilihan bagi yang ingin membuat
migrasi, pilihan yang pertama persetujuan migrasi atau semua pendaftaran
dibuat pada saat migran masih berada di negara asal, artinya migran
melakukannya bukan pada saat sampai di Israel.9 Proses ini biasanya bisa
dibantu oleh organisasi atau sejenis paket travel, yang biasanya harga yang
dijangkau cukup tinggi. Pilihan selanjutnya migran bisa mendaftarkan diri
pada saat sudah berada di Israel, melalui pemerintah.
Namun melalui kedua prosedur tersebut migran tetap mendapatkan
subsidi untuk kehidupan bermasyarakat disana.10Migrasi atau Aliyah
membutuhkan 9 surat dokumen untuk administrasi yang terdiri dari :
a. Paspor
b. Akta Kelahiran
c. Sertifikat Perkawinan
d. Bukti Yudaisme
e. Foto Pass
f. Surat Pernyataan Aliyah
g. Surat Kesehatan
h. Surat Rekomendasi Kelayakan Aliyah
i. Surat Keterangan Catatan Kepolisian.11
Proses migrasi ke Israel awalnya yaitu migran melakukan
pengisian formulir yang diberikan dari pemerintah pada saat tiba di Israel,
atau melalui organisasi legal pada saat di negara asal dan harus
melengkapi keenam surat sebelumnya. Formulir yang diisi dengan data
diri tersebut dihubungkan langsung kepada Kementrian Dalam Negeri
Israel sekaligus menjadi ruang bagi calon migran berkonsultasi dan
mengajukan beberapa pertanyaan.
Migran diwajibkan sudah melengkapi surat rekomendasi
berdasarkan asalnya dari dinas atau pemerintah asal migran sebelumnya.
Beberapa surat yang dimaksud seperti surat kesehatan bebas riwayat
penyakit permanen dan menular seperti TBC, HIV, gangguan jiwa serta
narkoba/alcohol. Selain itu adapun surat dinas kepolisian dari negara asal
yang merujuk bahwa migran layak berpindah sebagai warga negara yang
dituju tanpa adanya jejak kriminalitas dari migran.12
Lalu surat pernyataan deklarasi dan agama (hukum pengembalian)
terdapat dokumen yang wajib terpisahkan antara pasangan, anak, cucu,
dan anggota lainnya. Dalam hal ini agar anggota yang akan migrasi
mempunyai kejelasan keturunan dari ibu Yahudi, atau yang akan
berpindah ke Yahudi, bahkan tidak sama sekali memeluk agama.
Selanjutnya bagi migran yang bukan merupakan keturunan beragama
Yahudi dalam administrasinya diharuskan menyertakan bukti keagamaan.
Hal yang dimaksud dari dokumen keagamaan yaitu bukti
Yudaisme atau sertifikat konversi yang sudah ditanda tangani oleh tiga
Beit Din (Pengadilan Kerabian) bersama dengan surat yang berisi proses
konversi dari negara asal atau dalam dokumen ini dapat dilakukan olim
pada saat di Israel.13Dokumen lainnya dapat diakses di negara asal dengan
segala persetujuannya sebagai pemohon migrasi ke negara tujuan. Jika
semua dokumen lengkap migran dapat dinyatakan sebagai warga negara
yang sah atau biasa disebut dengan “olim gadashim” dan mendapatkan
Teudat Zehut, (paspor).
Dalam migrasi Aliyah, pemerintah Israel tidak pernah memaksakan
kepada warganya untuk meninggalkan negara asalnya, namun beberapa
negara lain melarang untuk mempunyai status kewarganegaraan ganda,
maka dari itu Pemerintah Israel memberikan kebijakan kepada warga
negara yang baru melakukan migrasi kesempatan untuk mencabut
kewarganegaraan asalnya. Status hak dan kewajiban mereka yaitu sama,
mereka mendapatkan hak tempat tinggal permanen, jaminan kesehatan
gratis dan berbagai fasilitas lain untuk kenyamanan hidup mereka.
Kecuali hak memilih dalam pemilihan nasional, mencalonkan diri
sebagai jabatan public, atau dipekerjakan sebagai pegawai negri dalam
bidang tertentu, bagi mereka yang mempunyai kewarganegaraan ganda.14
2. Kemampuan dalam Berbahasa
Dalam setiap negara tentu mempunyai aturan yang harus dipatuhi
untuk kedamaian kehidupan warganya. Semua aturan berlaku bagi migran
baru sebagai adaptasi. Israel merupakan negara yang kebanyakan warga
negara pendatang akibat diaspora bertahun-tahun lamanya, berdampingan
dengan penyiksaan dan ketidaksetaraan dalam hidup. Hingga akhirnya
mereka mendapatkan tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Umumnya Israel
menjadi beragam Bahasa serta budaya dan warna kulit yang berbeda
sebab lamanya diaspora, Pemerintah Israel memberikan fasilitas belajar
Bahasa kepada olim selama 5 bulan masa belajar.
Bagi olim yang belajar Bahasa wajib membawa Teudat Oleh
sebagai akses masuk kelas Bahasa Ibrani di Ulpan. Perlu diketahui bahwa
belajar Bahasa Ibrani yang difasilitasi oleh pemerintah bukanlah suatu
kewajiban, namun disarankan kepada olim untuk menunjang kehidupan
jangka panjang, seperti pekerjaan, pendidikan, atau lain hal sebagainya.15
3. Konversi
Bagi kaum Yudaisme orang asing bukan sesuatu yang buruk
datang menggoyahkan iman mereka. Yahudi sangat terbuka dan
membiarkan orang asing untuk mengetahui bagaimana keimanan yang
mereka anut tercipta. Yudaisme merupakan agama yang tidak menarik
individu untuk melakukan konversi, adapun konversi terjadi pada diri
seseorang jika mereka meyakini dapat merubah gaya hidup, pemikiran,
hingga perilaku keseluruhannya berserah pada Yahudi, maka dari itu
dalam prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak
mudah.16
saat seseorang memutuskan untuk menjadi Yudaisme maka
selama prosesnya akan disebut sebagai calon mualaf yang harus
menemukan rabbi untuk membimbing proses konversinya. Langkah
selanjutnya calon mualaf menjelaskan segala curahan dalam benaknya
kepada rabbi atas keinginannya memilih Yahudi dan meyakini bahwa
dirinya mengubah segala hidupnya untuk Yudaisme. Setelah rabbi yakin
akan komitmen dari calon mualaf, maka proses konversi dimulai dengan
pembelajaran dan kebiasaan.
Calon mualaf diharuskan mempelajari agama Yahudi dari rabbi,
pembelajaran yang meliputi hukum dasar, sejarah, budaya, hingga tradisi
dan adat yang dijalankan umat Yahudi lainnya. Proses awal yang dilalui
calon mualaf menghabiskan waktu setidaknya 1 tahun bahkan lebih dari 2
tahun. Pada akhir masa pembelajaran calon mualaf akan di uji
pengetahuannya pada sidang Yahudi atau disebut Beit Din yang di
dalamnya terdiri atas 3 orang penanya religious tentang Halakha (hukum
Yahudi) dan pertanyaan lainnya.
Jika dinyatakan lulus dari sidang ini maka calon mualaf diharuskan
menyumbangkan apapun bentuknya kepada fakir miskin sebagai symbol
pertobatan dan penyerahan diri. Setelah itu calon mualaf melakukan ritual
upacara pencelupan (Tevilah) dalam Mikva. Ritual khusus dalam konversi
dilakukan bagi laki-laki ialah “brit milah” atau biasa disebut sunat. Bagi
laki-laki yang sudah melakukan sunat sebelumnya minimal mengeluarkan
setetes darah saja sudah cukup.
Setelah sudah melakukan beberapa ritual maka seseorang
melakukan konversi dianggap resmi menjadi Yudaisme dan diperbolehkan
memilih nama Ibrani.17
4. Wajib Militer
Wajib Militer seringkali menjadi ciri khas negara atau bangsa yang
masih terdampak konflik. Beberapa Negara bahkan menggunakan peran
militer untuk uji sosial terhadap para imigran. Wajib Militer juga
memberikan peluang bagi negara yang ditempati pendatang baru untuk
menyebarkan rasa nasionalisme terhadap negara yang akan mereka
tempati. Selain Nasionalisme, uji wajib militer ini juga menanamkan
ideology kepada olim untuk memaknai serta memuliakan perjuangan yang
digapai oleh para pahlawan dan dipersiapkan untuk hal baru.18
Israel yaitu salah satu dari sekian banyak negara yang
mengharuskan warga negara melayani negaranya dengan akademi militer.
Selain menumbuhkan rasa nasionalisme, Israel yaitu negara yang masih
banyak menuai konflik dengan Palestina sebab sengketa tanahnya. Israel
menetapkan layanan wajib militer sejak tahun 1949 dibawah naungan
Kementrian Pertahanan Israel. Syarat yang paling utama dalam melakukan
pelayanan militer yaitu migran diharuskan sudah menetap dan resmi
menjadi warganegara di Israel selama 1 tahun lamanya. Dinas layanan
militer di Israel mewajibkan warga laki-laki untuk melakukan layanan
militer selama 3 tahun dan 2 tahun bagi yang wanita.19
Dalam layanan militer ini tidak semua kalangan dapat
melaksanakan layanan militer walau sebenarnya bersifat wajib banyak hal
yang harus diperhatikan. Layanan militer hanya memberikan kewajiban
kepada laki-laki jika berusia 18-29 tahun dan wanita 20 tahun. Ketentuan
ini dilihat berdasarkan hasil dari uji kesehatan yang migran lampirkan
pada saat kedatangan. Kementrian Pertahanan Israel memberikan
keringanan tugas bagi wanita berusia 20 tahun yang sudah menikah namun
belum mempunyai anak dalam melaksanakan tugas ringan dan
penempatan terdekat dari tempat tinggalnya.
Pembebasan layanan militer akan diberikan kepada warga yang
berusia melebihi batas ketentuan atau migran yang mempunyai riwayat
penyakit dan juga bagi wanita yang sudah mempunyai anak.20 Kewajiban
layanan militer tidak dapat dihindari bagi mereka yang memenuhi syarat,
kecuali pembebasan yang bersyarat pula. Layanan militer merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran bagi pendatang baru akan tetapi jika
seorang migran merupakan seorang mahasiswa yang belum masa studinya
diperbolehkan untuk melakukan penundaan layanan militer.
Permohonan penundaan dapat dilakukan selama migran berstatus
aktif mahasiswa, dengan begitu migran dapat mengajukan dokumen
administrasi penundaan kepada pihak yang berwenang dalam penundaan
tersebut. Permohonan penundaan layanan militer harus menunggu selama
setahun, dan selama penangguhannya tersebut migran harus tetap berstatus
akif sebagai mahasiswa. Penundaan diberikan kepada mahasiswa paling
lama 3 atau 4 tahun lamanya. Pengecualian lainnya yaitu bagi migran
yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk menjadi religious yang taat
agama.
E. Prosesi Aliyah dalam Perspektif Agama Yahudi
Pada sejarahnya Aliyah merujuk kepada janji Tuhan kepada umat
Yudaisme yang tertera dalam Kitab Kejadian 12 ayat 1-4. Dalam ayat
tersebut dijelaskan keridhoan Tuhan mereka atas Tanah Kan’an yang
diberikan kepada Abraham.22 Seiring berjalannya waktu banyak dari
sebagian orang bahkan tokoh yang menyalahgunakan penghayatan dari
Kitab Kejadian tersebut.23 Hakikatnya agama Yahudi mempunyai
penghayatan religious terhadap Aliyah.
Dalam agama Yahudi Aliyah merupakan kegiatan peribadatan
wajib bagi aliran Yahudi Ortodoks yang dilakukan mereka sejak diaspora
mereka ke Babilonia tahun 586 SM. Bagi umat Yahudi, siapa saja
Yudaisme yang berdoa dengan membaca Torah maka saat itu bimah
diangkat naik secara rohani dan harafiah. Makna tersebut menjadi rujukan
bahwa Pembacaan Torah merupakan Aliyah dalam Agama Yahudi. Bagi
Yudaisme Pembacaan Torah merupakan tradisi hari peribadatan yang
besar maka dari itu dalam pelaksanaannya mempunyai tata caranya.24
1. Waktu Pembacaan Torah.
Dalam tradisi, umat Yahudi mereka bersembahyang sebanyak tiga
kali dalam sehari. Ibadah umat Yahudi yang akan kita bahas yaitu
kegiatan pembacaan Torah kepada olim sebagai arti “naik” yang disebut
22 Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005), hlm 2
23 Isidore Epstein, Judaism, (Baltimore: Penguin Books, 1960), hlm 313
24 Shira Schoenberg, “Reading the Torah”, https://www.jewishvirtuallibrary.org/reading-
the-torah, diakses pada 07/06/2022, pukul 14.17 WIB
51
dengan Aliyah yakni, Pembacaan Torah, kegiatan ini biasanya dilakukan
pada hari Senin, Kamis, dan Sabat (Sabtu) termasuk pada hari-hari besar
Yahudi, hari-hari puasa dan juga Yom Kippur. Aturan dalam bacaan Torah
disetiap hari senin dan kamis umat Yahudi membaca satu bagian dari
Torah yang disebut bacaan Parsyah, bagian Parsyah tersebut dibaca setelah
Hallel dan Tachanun.
Lalu diiringi dengan Half Kadish. Jika Parsyah dibaca pada siang
hari maka dilakukan tepat sebelum Hamidah. Bacaan Parsyah merupakan
satu dari tujuh bagian dari gulungan Torah. Parsyah akan dibaca lengkap
pada hari-hari besar, hari-hari puasa, dan Yom Kippur. Lebih tepatnya
pembacaan rinci Taurat.25
Jumlah
bacaan
Peristiwa
3 bagian Senin dan Kamis pagi, Sabat siang, hari-hari Puasa (Ta’anit),
Hanukkah, Purim, Yom Kippur siang.
4 bagian Rosh Kodesh, Khol HaMoed
5 bagian Paskah, Shavuot, Rosh Hashanah, Sukkot, Shemini Atzeret,
Simkhat Torah.
6 bagian Yom Kippur pagi
7 bagian Sabat (Sabtu) pagi.
25 Hayim Donin, “To Pray as a Jew: A Guide to the Prayer Book and the Synagogue
Service”, (New York: Basic Books, 1991), hlm 65
52
2. Hagbaha
Setiap agama tentu mempunyai tradisi dan budaya terhadap pelaksanaan
peribadatan yang akan dijalani. Begitu pula sama halnya dengan peribadatan
pembacaan Torah dalam agama Yahudi yang mengharuskan beberapa tahap
sebab bagi mereka Torah merupakan Kitab Ibrani yang paling suci. sebab
kesucian tersebut saat Torah dikeluarkan dari Tabut salah satu pembawa
Torah mengelilingi sinagoge untuk memberikan kesempatan para jamaat
menciumnya.
Setelah menentukan waktu yang dianjurkan untuk pembacaan Torah,
tahap yang paling utama sebelum Taurat dibacakan Gulungan Taurat diangkat
sebelum dibaca dalam pengangkatan Taurat biasanya disebut Hagbaha.
Hagbaha merupakan pengangkatan gulungan Taurat oleh Magbiah (sebutan
bagi yang mengangkat Taurat) untuk diperlihatkan kepada semua orang yang
hadir. Hagbaha bertujuan sebagai tanda kehormatan kekuatan bagi umat
Yahudi.
Dalam pengangkatannya Taurat harus diangkat dan ditampilkan berputar
searah dengan jarum jam sehingga setiap orang yang hadir dapat melihat 3
kolom bacaan gulungan Taurat tersebut. saat Torah diangkat maka yang
saat itu datang mulai membacakan v’zot ha Torah secara bersamaan seperti
yang ditetapkan Musa dihadapan Bani Israel.
Setelah Hagbahah selesai maka Torah diletakan di meja. Kemudian
Chazzan mendekati Taurat untuk memulai ritual dengan membaca :
“ein kamocha baelohim Adonai v’ain k’maasecha”
“ata haraita lada’at, ki hashem hu ha’elohim,ain od milvado”
“av harachamim”
Artinya:
“Tidak ada yang seperti-Mu diantara para Dewa, ya Tuhan, dan
tidak ada karya seperti-Mu”
“Kamu telah dibuat untuk mengakui bahwa Tuhan yaitu Tuhan,
tidak ada selain Dia”
“Bapa belas kasihan”27
Setelah bacaan selesai maka gabbai memanggil tiga orang oleh
secara bergantian untuk naik ke bimah membaca satu bagian dari Taurat.
Oleh yang dipanggil ke bimah wajib menggunakan tallit atau yang disebut
dengan selendang doa. Gabbai memanggil oleh biasanya dengan menyebut
nama Ibraninya dan juga nama ayahnya atau bahkan keduanya jika
memang Yudaisme. Lalu setelah dipanggil oleh berdiri disebelah kanan
pembaca, saat mulai membaca oleh mengangkat cincin yang ada pada
ujung tallit lalu menunjuk ke arah margin menggunakan tallit setelah itu
diangkat kembali dan oleh dipersilahkan mencium tallit yang telah
digunakan untuk menunjuk tadi dan oleh telah siap untuk membaca.28
27 Shira Schoenberg, “Reading the Torah”, https://www.jewishvirtuallibrary.org/reading-
the-torah, diakses pada 07/06/2022, pukul 14.17 WIB
28 Hayim Donin, “To Pray as a Jew: A Guide to the Prayer Book and the Synagogue
Service”, (New York: Basic Books, 1991), hlm 66
54
Kebiasaan lain yang dilakukan oleh sebelum membaca yaitu
memegang kedua gulungan Torah dan menengok kanan dan kiri atau
sekedar memejamkan mata sesaat menemukan berkah dalam Torah.
Kemudian oleh dipersilahkan untuk membaca “Blessing before the Torah”
atau yang disebut dengan doa Borkhu yang beberapa kalimatnya diikuti
jemaat sebagai tanda panggilan untuk berdoa dan memberkati Tuhan
sekaligus penandaan dimulainya kebaktian. Dalam membaca Torah
biasanya dibaca dengan melodi tradisional sehingga mudah diikuti oleh
jemaat.29
Sumber : https://swfs.org/Stephen Wise Free Synagogue
Setelah doa Borkhu selesai dibaca oleh, maka pembaca mulai
melantunkan Taurat yang harus diikuti oleh setiap kata perkata dengan
penunjuk pembaca, biasanya oleh mengikuti bacaan dengan nada rendah
bersama dengan jemaat. saat pembaca selesai pembaca selesai membaca
bagian pertama pembaca akan membacakan bagian kedua dengan
menunjuk margin kanan dengan ujung kain tallit dan mengangkatnya
untuk menciumnya lagi.
Setelah pembacaan Torah selesai pembaca maka oleh akan
bergeser ke sebelah kanan bimah dan pembaca akan membacakan berkat
penutup. Kemudian pembaca akan memanggil oleh yang selanjutnya akan
membaca bagian Torah lainnya paling banyak 3 oleh yang akan naik ke
bimah. Setelah semua benar-benar selesai maka pembaca akan menutup
Torah dan membacakan berkat penutup.30
Sumber : https://swfs.org/Stephen Wise Free Synagogue
4. Gelila
Gelila merupakan kegiatan penggulungan Taurat setelah berakhirnya
pembacaan Taurat. Golel sebutan untuk yang melakukan penggulungan
melakukan Gelila dengan cara memegang kedua pegangan yang ada pada Taurat
dan memasukan gulungan Taurat kedalam sarung atau bungkusnya yang disebut
dengan gartl dan mengikatnya dengan suatu tali sash. Gulungan Taurat yang
sudah dibungkus rapih diletakkan diatas selendang dengan yad diatas Taurat yang
sudah dipersiapkan untuk dikembalikan ke dalam Tabut Kuddus.31
5. Pengembalian Taurat
Pada proses Gelila dan pengembalian Taurat biasanya diberikan kepada
kalangan pemuda yang belum menikah dan aktif mendedikasikan diri sepenuhnya
kepada agama yang disebut dengan Bar Mitzvah. Sebelum Taurat dikembalikan
dalam keadaan rapih Taurat kembali dihampiri chazzan untuk dibacakan Mazmur
yang diikuti para jemaat. Kemudian Taurat dibawa hakhnasah menuju Tabut
Kuddus dan diiringi bacaan berkat dari Taurat dan diakhiri dengan ratapan.
KONSEP ALIYAH DALAM PERSPEKTIF YAHUDI
A. Konsep Aliyah dalam Perspektif Agama Yahudi
Mengingat sejarah Negara Israel yang mengalami berbagai kendala,
tantangan, penindasan panjang selama berabad-abad mengharapkan juru
selamat yang akan membawa diri mereka pada tanah yang dijanjikan Tuhan
bukan sesuatu hal yang mudah. Berbagai usaha dilakukan oleh kalangan tokoh
mempertahankan eksistensi budaya, adat dan juga agama hingga saat ini.
Dalam beberapa masa merdeka dan mendapatkan hak hidup damai selalu
gagal, hingga datang ide-ide sebagai usaha menyebarkan eksistensi dan
merdeka ayang berujung pemanfaatan dan penyelewengan sehingga sempat
Yahudi kehilangan jati diri sebab merasa Yahudi bukan suatu hal yang sakral
dan permanen.
Moses yaitu salah satu tokoh yang berusaha mengembalikan jati diri
Yahudi dalam bidang pendidikan dalam masa pembaharuan berhasil membuat
beberapa sekolah dengan melibatkan Yahudi dalam beberapa aspeknya,
seperti Bahasa, adat dan kebiasaannya, peribadatan dan lain sebagainya.1
Great Diaspora terus berlanjut menjajah keturunan Yahudi hingga keberbagai
belahan dunia, khususnya bagian timur. sebab itu sebagian Yahudi
mengungsi ke bagian barat untuk terus memulai kehidupan baru seperti yang
mereka cita-citakan.
sebab berbagai kesulitan dan penindasan yang tak kunjung usai membuat
pemuda Yahudi berinisiatif membuat gerakan untuk melawan segala
penindasan yang ada. Pada tahun 1897 berdiri gerakan Zionis yang dipimpin
oleh Theodor Herzl, Zionisme disahkan sebab beberapa usaha Herzl
menemui banyak pemimpin untuk bertukar jasa demi Yahudi mendapatkan
Tanah yang dijanjikan dan diakui oleh semua negara. Walau banyak
penolakan dari kalangan tokoh namun usaha ini terus dilanjutkan oleh Herzl
sampai Yahudi diperbolehkan Aliyah ke Palestina dan diakui oleh beberapa
negara.
Sebelum gerakan Herzl terjadi Zionisme yaitu sekumpulan Yahudi
Ortodoks yang mengharapkan juru selamat yang akan memberikan
kemerdekaan kepada mereka. Namun berbeda saat Herzl memimpin ia
melibatkan politik agar Yahudi bisa mempunyai negara yang layak.2 Dari
sejarah yang kita bahas sebelumnya bahwa jelas Yahudi lebih banyak
berharap dan bertindak cukup hati-hati dalam mencapai sebuah harapan
tersebut.
Memaknai Aliyah yaitu hal yang cukup berbeda, jika dilihat melalui
pandangan Zionis bagi siapa saja yang keturunan Yahudi lalu kembali pulang
(migrasi) ke Israel maka manusia tersebut yaitu sah menjadi warga Israel
dengan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan seperti dokumen administrasi,
2 Hermawati, Sejarah Agama & Bangsa Yahudi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2005), hlm
85-98.
59
mempelajari bahasa Ibrani, konversi, dan wajib militer.3 Namun dalam
menurut pandangan agama Yahudi sendiri Aliyah yaitu pembacaan dan
kembali mempelajari Taurat dimaksudkan sebagai menuruti hukum serta
penyucian diri dari kepulangan orang-orang Yahudi yang berdiaspora sebab
perkawinan campur antara Yahudi dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi.4
Tradisi ini dikenalkan oleh Ezra sang ahli kitab Taurat setelah kembalinya
orang-orang Yahudi dari Babelonia sekitar tahun 537 SM. Dalam hal ini
Aliyah merupakan suatu ritual yang sakral menurut agama. Setiap negara
termasuk Israel siapapun manusia yang melakukan migrasi yaitu
diperbolehkan terutama keturunan Yahudi, akan tetapi melakukan ritual
Aliyah merupakan kegiatan yang harus dipelajari dalam kurun waktu yang
cukup lama atau dalam beberapa aliran agama Yahudi Aliyah dilakukan hanya
untuk manusia yang mendedikasikan seluruh hidupnya kepada agama serta
ahli dalam Kitab dan peribadatan. 5
B. Makna Spiritual Aliyah
Tradisi Keagamaan dalam setiap pelaksanaannya merupakan kegiatan
bermakna bagi setiap umatnya. Kegiatan peribadatan dipercaya mempunyai
nilai spiritual yang mampu membuat umat beragama patuh akan aturan dan
yakin akan adanya perbuatan setimpal dari Tuhan selama itu baik, begitu pula
sebaliknya jika hal buruk yang dilakukan umatnya maka akan ada balasannya
dari Tuhan. Dalam agama Yahudi hukum aturan tersebut lengkap tertulis
dalam Torah. Yahudi selalu menekuni dan mempelajari tersebut dan dijadikan
pedoman hidup.
Hal-hal yang ada dalam Torah dipelajari oleh umat Yahudi melalui
beragam macam ritual termasuk ritual Aliyah.6 Dalam agama Yahudi, Aliyah
merupakan tradisi pembacaan Torah yang ditentukan segala aspek dalam ritual
tersebut mulai cara pengambilan Torah, pemanggilan oleh, bacanya, hingga
proses pengembalian Torah dengan penuh kebaikan. Aliyah awal mula tradisi
ini untuk meningkatkan keimanan setiap umatnya, maka pembacaan Taurat
tidak hanya diadakan pada satu kali saja.
Pembacaan Torah ditentukan dalam beberapa hari seminggu dan hari-
hari besar, seperti pembacaan Torah setiap hari Senin dan Kamis pagi yang
dipercaya bahwa akan mendatangkan nilai spiritual berupa rezeki dan juga
kelancaran yang pada hari tersebut merupakan kegiatan orang-orang Yahudi di
awal minggu untuk beraktivitas seperti bekerja, merantau ke kota, berdagang,
maupun bersekolah. Selain itu kegiatan ritual ini juga sebagai pengingat untuk
mengendalikan umatnya dalam berinteraksi sebab Torah sejatinya yaitu
aturan dan hukum yang mengatur umatnya dalam hidup.7
Pembacaan Torah juga dilantunkan pada hari besar salah satunya yaitu
hari sabtu, atau dengan sebutan lain Sabat. Hari Sabbat merupakan waktu libur
bagi mereka yang berkegiatan dan memenuhi hari ini dengan ritual keagamaan.
Pada hari Sabbat umat Yahudi terbiasa melakukan pembacaan semua bagian
yang ada didalam Torah. Bahkan setelah pembacaan pun umat Yahudi
melakukan diskusi dan mempelajari dari beberapa bagian Torah yang dibaca
sebelumnya.
Kegiatan ini mempunyai nilai spiritual kebaikan dalam berkomunikasi
seksama umat Yahudi yang menjadikan mereka mempunyai hubungan erat
seksama umat menuju kebaikan didalam Torah. Dalam hari ini umat Yahudi
juga dianjurkan untuk melakukan hal-hal baik sebab makna Sabbat
merupakan waktu Tuhan untuk beristirahat dan melihat umatnya dalam
kesenangan. Bahkan pada hari Sabbat dipersilahkan untuk saling mengunjungi
rumah ke rumah seksama umat Yahudi, selain itu dianjurkan bagi para
pasangan suami istri untuk menjalin kasih di hari yang dianggap mulia.
Bagi anak-anak Sabbat merupakan hari kemenangan dalam bermain,
sebab dalam setiap bermain atau pertandingan dianjurkan untuk tidak
mencantumkan poin atau nilai yang mengacu pada kekalahan dan dianggap
kemenangan. Beberapa larangan dalam Sabbat selain bekerja juga banyak,
seperti dilarang saling menyakiti sesame manusia, hewan, bahkan tumbuhan,
bagi yang bersekolah ataupun bekerja dilarang untuk mengerjakan tugas pada
hari tersebut yang pada inti pokoknya umat Yahudi diharuskan mempelajari
serta menerapkan yang telah dibaca pada satu hari penuh.
62
Pemahaman dan pembacaan Torah untuk oleh juga dilakukan pada hari-
hari besar puasa, Yom Kippur dan hari besar lainnya.8
C. Motivasi Melakukan Aliyah
Dalam pembahasan sebelumnya Aliyah direncanakan sebagai
pengaharapan umat Yahudi selama diaspora yang diiringi berbagai kesakitan.
Waktu yang bergulir menjadikan banyak usaha yang dilakukan demi
mempertahankan hidup paling utama lalu merdeka secara warga negara
kemudian. Berbagai penyiksaan, rasisme, anti-semit dan kesakitan lainnya
menjadikan Aliyah sebagai motivasi untuk hidup yang layak dan merdeka.
Kemudian didukung formalitas ayat yang membuat umat Yahudi yakin bahwa
mereka pasti berada pada tempat yang ditentukan oleh Tuhan dan menentuka
tujuan hidup selanjutnya.
Hal ini terbukti dalam sejarah pada masa orang-orang Yahudi diaspora di
negara Jerman dan menjalani hidup sebelum adanya pogrom, saat itu orang-
orang Yahudi sempat memberikan kehidupan yang cukup sejahtera dalam
berbagai bidang walau pada akhirnya orang Yahudi tetap merasakan
kekejaman Pogrom sebab dianggap ingin menguasai negara tersebut.9
Departemen Penyerapan Israel merangkum beberapa alasan yang menjadi
motivasi untuk membuat Aliyah atau berimigrasi menetap di negara Israel
yang terbilang masih konflik hingga saat ini. Beberapa olim memiliki alasan
yang berhubungan dengan kenyamanan dan peningkatan hidup. Motivasi yang
beragam seperi peningkatan taraf hidup, mencari jati diri, pengabdian seluruh
hidup untuk agama, atau bahkan bersekolah.10
Seperti hal umumnya yang kita ketahui, Israel tidak pernah membatasi
siapapun yang ingin menetap dalam Israel, seperti non-Yahudi yang ingin
hidup dengan lembaran baru dan sudah siap menjalani berbagai hal baru
tersebut. Motivasi tersebut merupakan keinginan untuk merubah masa depan
lebih baik dan mempercayai Israel sebagai negara yang dipilih olim. Kasus
seperti ini merupakan lumrah adanya sebagai tujuan umum migrasi di
berbagai dunia.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua orang dapat beradaptasi
dengan cepat sehingga banyak olim yang masih memiliki kewarganegaraan
ganda sebagai perbandingan hidup. 11Motivasi lain yang menjadi landasan
bagi olim, Aliyah sebagai panggilan dari hati untuk terus mengabdikan diri
kepada agama. Bagi mereka yang merasa seperti hal ini kebanyakan keturunan
Yahudi dari orang tua sehingga hukum kepulangan sudah melekat dalam diri
mereka.
Dalam hal ini mereka percaya bahwa hidup dalam naungan agama yaitu
kesejahteraan batin yang resah jika tidak dijalani, maka dari itu dalam struktur
migrasi negara Israel olim yang bersedia migrasi sebab ingin mengabdikan
diri kepada agama dipersilahkan untuk tidak melakukan ritual
kewarganegaraan seperti pelayanan militer. Kepercayaan ini didasari sebab
Yahudi Israel yaitu lingkup negara yang bertanggung jawab akan kehidupan
umat dan warga negaranya. Sifat keagamaan yang luwes dan terbuka bagi
mereka yang ingin belajar tentang Yahudi.
Kemudian olim memilih migrasi Aliyah didasari adanya mencari ilmu,
banyak pemuda yang Aliyah sebab ingin bersekolah pada Ulpan terbaik
pilihan mereka hingga selesai. Biasanya pemuda yang lebih awal melakukan
Aliyah mereka memiliki kesempatan akan banyak hal dilalui, dalam ritual
keagamaan maupun structural negara. Setelah menjalani pendidikan dan
mempelajari banyak hal keagamaan, kebanyakan pemuda menikahi
perempuan Yahudi untuk mempunyai keturunan Yahudi sehingga menjadi
warga negara Yahudi seutuhnya.12
Migrasi Aliyah terkadang bukan menjadi solusi yang tepat untuk
mengubah peningkatan hidup sebagai warga negara, selain fakta hidup pasti
adanya masalah akan tetapi adanya keterpaksaan dari berbagai arah.13 Dalam
penelitian yang dilakukan oleh cath menemukan adanya imigran yang
melakukan Aliyah sebab tersihir oleh organisasi pemuda Yahudi yang berada
dalam negaranya, merasa banyaknya kemudahan hidup di Israel yang pada
akhirnya pemuda tersebut memilih untuk melakukan imigrasi Aliyah, padahal
dalam kenyataanya persiapan mental seorang imigran sangat amat dibutuhkan
sebagai awal dalam menjalani banyaknya kegiatan structural sebagai warga
negara maupun sebagai umat beragama. Kemudian Aliyah keterpaksaan
lainnya berasal dari olim yang secara garis keturunan Yahudi. Biasanya bagi
keturunan Yahudi wajib adanya untuk melakukan Aliyah, bisa diturunkan dari
bapak kepada anak atau ibu kepada anak hal ini dijalani seorang anak jika
orang tua sudah tidak sanggup melakukan Aliyah begitu seterusnya hingga
ada yang melakukan Aliyah.
Migrasi Aliyah yaitu salah satu pewujudan ritual keagamaan yang
masih terus berjalan hingga hari ini. Migrasi Aliyah dari awal sejarahnya
seperti wacana semu. Hingga beberapa upaya terus dilakukan oleh
kalangan yang terbilang cukup mampu dalam mewujudkan Aliyah ini.
Sehingga saat perwujudan Aliyah ini terjadi mempunyai konsep yang
berbeda secara keagamaannya. Konsep Aliyah merupakan hal berkaitan
namun berbeda secara ritual perjalanannya.
Pada umumnya migrasi secara structural kewarganegaraan hanya
sebatas legalitas keabsahan sebagai warga negara. Namun secara sakral
Aliyah merupakan ritual keagamaan yang dijalani sebagai umat beragama.
Akan tetapi, dalam perbedaan konsep perjalanan ini tujuan daripada
Aliyah yaitu sama yang mengarah kepada nilai-nilai spiritual kepada
setiap orang yang menjalankan Aliyah yang berasal langsung di Tanah
yang Dijanjikan.
Ritual pembacaan Torah yang merupakan inti dari sebuah Aliyah
sebagai mengingat ajaran sebab lamanya diaspora yang dialami oleh umat
Yahudi. Lebih luas dari itu Yahudi ingin mengupayakan seluruh umatnya
untuk solidaritas bersama dan disakralkan dengan pembacaan Torah.
Berkaitan dengan itu setiap olim yang memiliki tujuan menjadi warga
67
negara pada akhirnya akan terbiasa dengan ritual keagamaan yang menjadi
dasar sesungguhnya dari Aliyah. Maka dari itu segala ritual Aliyah yaitu
sebuah pengaruh keagamaan, budaya, historis, dan berbagai bidang
kehidupan.
B. Saran
Aliyah yang dimotori oleh Organisasi Zionis yang berperan
sebagai sarana pendirian Negara Israel. Dalam penelitian ini,
penitikberatan masalah terletak pada sumber yang 95% merupakan sumber
berbahasa Inggris sebab peniliti sebab peniliti hanya menemukan sedikit
sumber yang berbahasa Indonesia yang kaitannya dengan penelitian ini.
Bagi penulis yang akan membahas tentang Yahudi diharapkan untuk
mencari sumber langsung dari institusi Yahudi melalui buku, wawancara,
kunjungan, Sekolah Tinggi yang mendalami tentang Yahudi.
Saran bagi perpustakaan Fakultas maupun Jurusan untuk lebih
banyak menyediakan buku-buku dengan tema Yahudi dan akses kepada
orang-orang komunitas Yahudi.
.jpeg)
