Nabi Sulaiman 3

Nabi Sulaiman 3


 


segala 

persoalannya.47 Hal ini lebih dipertegas lagi oleh al-Maraghi bahwa 

Nabi Sulaiman selalu melakukan ibadah sebagai tanda ketaatan 

kepada Allah, bahkan sebagian besar waktunya dimanfaatkannya 

untuk beribadah, karena dia yakin bahwa untuk mendapatkan 

pertolongan dan petunjuk dari Allah harus senantiasa berbuat baik, 

dalam arti beribadah kepada-Nya.48 

Selanjutnya peran Nabi Sulaiman sebagai tokoh yang 

berilmu dan cerdas. Suatu saat  Nabi Sulaiman pernah diberi 

tawaran antara ilmu, harta dan tahta. Ada hadis yang mengisahkan 

tentang Nabi Sulaiman, seperti berikut: 

                                                           

 

 

 

ِ  لاǸَÌdzاَوِ  ǮÌǴ ǸÌdzاَِي ǘÌǟ ƘَǧِǶَÌǴ ǠÌdzاَِراƬَÌƻاǧَِ ǶÌǴ ǠÌdzاَوِ  ǮÌǴ ǸÌdzاَوِ  لاǸَÌdzاِǺَÌȈَºƥِ ناǸَÌȈَǴ LJِǂَďºȈ ƻ

 ِǶÌǴ ǠÌdzاِ ǽ راȈَ ƬÌƻ ȏ 

³6XlaLman dLbHrL SLlLhan antara harta NHraMaan ataX LlmX 

Maka Sulaiman memilih ilmu. Lalu dengan sebab memilih 

LlmX Sada aNhLrn\a La dLbHrL NHraMaan dan harta´ (H.R. 

Ibnu „Asakir dan ad-Dailami). 

Dalam hadis ini , Nabi Sulaiman dengan yakin 

memilih ilmu, karena ia tahu dengan ilmu semuanya akan didapat. 

Bukan hanya harta dan tahta, lebih jauh dari itu. Dengan ilmu Nabi 

Sulaiman bisa mengelola hartanya dengan baik sehingga bisa 

dipertanggungjawabkan  di hadapan Allah.49 Kecerdasan Nabi 

Sulaiman bisa digambarkan saat  Nabi Sulaiman menjadi juri 

terhadap sebuah permasalahan. Dikisahkan, saat  Nabi Daud 

menjadi raja Bani Isra‟il, Nabi Sulaiman selalu ikut saat  sidang 

peradilan untuk menangani perselisihan atau sengketa masyarakat. 

Nabi Daud sengaja mengajak Nabi Sulaiman agar putranya itu siap 

memimpin kerajaan. Bahkan tidak jarang Nabi Daud meminta 

Nabi Sulaiman membantunya menangani urusan-urusan kerajaan. 

Diantara saudara-saudaranya yang lain, memang Nabi Sulaiman 

yang paling pandai, bahkan dari saudaranya yang lebih tua 

sekalipun.50  

                                                           

 

Al-Tabari mengemukakan bahwa suatu saat  dua orang 

laki-laki (pemilik tanaman dan pemilik kambing) datang 

menghadap kepada Nabi Daud. Pemilik tanaman berkata orang ini 

telah melepaskan kambingnya di kebunkuku, sehingga 

menghabiskan tanamanku. Nabi Daud berkata “pergilah dan 

seluruh kambing itu yaitu  milikmu”. Ditengah perjalanan pemilik 

kambing berpapasan dengan Nabi Sulaiman lalu memberitahukan 

kepadanya tentang keputusan Nabi Daud ini . Kemudian Nabi 

Sulaiman menghadap kepada Nabi Daud seraya berkata 

“sesungguhnya keputusan mengenai perkara ini tidak seperti yang 

engkau putuskan”. Kemudian Nabi Daud bertanya, lalu bagaimana 

yang seharusnya". Nabi Sulaiman menjawab, “serahkan kambing 

itu kepada pemilik tanaman, sehingga ia dapat mengambil manfaat 

dari susunya, anak-anak dan bulunya. Kemudian serahkan tanaman 

itu kepada pemilik kambing agar dia menggarap ladang itu 

sehingga menjadi seperti keadaan semula. Dengan begitu, masing-

masing akan menerima kembali miliknya. Kedua belah pihak juga 

tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada 

yang sepatutnya”.51 

Dalam kisah lain, Nabi Sulaiman menjadi hakim bagi dua 

ibu yang berebut bayi. Dikisahkan dalam perjanjian lama, ada dua 

orang perempuan yang memperebutkan seorang anak bayi. Kedua 

perempuan itu melahirkan anak, namun  salah satunya tidak sengaja 

meniduri anaknya sehingga mati. Sekarang keduanya mengaku 

sebagai ibu bayi yang masih hidup. Karena kasus berlarut-larut, 

Nabi Sulaiman tiba-tiba meminta diambilkan sebilah pedang, dan 

                                                   

 

 

memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan 

masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. 

Perempuan pertama sangat senang dengan keputusan Nabi 

Sulaiman. Sedangkan perempuan ke dua menjerit histeris dan 

memohon kepada Nabi Sulaiman agar bayi itu dibiarkan hidup, 

bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan 

pertama, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu 

Sulaiman berhasil menemukan ibu kandung bayi ini .52 Nabi 

Sulaiman berpandangan tidak akan ada ibu yang tega menyaksikan 

anaknya disembelih, apalagi di depan matanya.53 

Usulan Nabi Sulaiman diterima oleh kedua orang yang 

bersengketa dan disambut baik oleh orang-orang yang menghadiri 

sidang. Mereka kagum dengan kecerdasan dan kepandaian Nabi 

Sulaiman. Walaupun saat itu usianya masih muda, namun ia telah 

menunjukan kematangan berpikir dan keberanian melahirkan 

pendapat walaupun pada awalnya tidak sesuai dengan pendapat 

ayahnya (Nabi Daud).54 Meskipun demikian, menurut Quraish 

Shihab tidak berarti Nabi Daud tidak mendapat pahala, karena 

yang keliru pun dalam berijtihad tetap mendapatkan satu pahala. 

Apalagi keduanya (Nabi Sulaiman dan Nabi Daud) telah diberikan 

kemampuan menetapkan hukum. Selain itu, Allah juga telah 

                                                       

 

memberikan kepada keduanya hikmah kenabian serta ilmu yang 

bermanfaat.55 

Terakhir, peran Nabi Sulaiman sebagai raja yang tegas dan 

bijaksana, bisa tergambarkan dari sikap Nabi Sulaiman 

menghadapi burung Hudhud yang keluar dari rombongan dengan 

tanpa izin. sesudah  Hudhud kembali ke dalam rombongan dan 

mengahampiri Nabi Sulaiman, Nabi Sulaiman tidak langsung 

menghakimi dan memberi hukuman kepada Hudhud, melainkan 

meminta penjelasan terlebih dahulu kepada burung Hudhud.   

Menurut Sayyid Qutub, Nabi Sulaiman bukanlah raja yang 

otoriter. Sebagai seorang pemimpin yang tegas namun tetap 

mengedepankan keadilan. saat  Nabi Sulaiman memeriksa 

pasukannya, ia mendapati burung hudhud tidak ada dalam barisan. 

Ia dengan tegas mengancam akan menghukumnya, kecuali ia 

datang dengan alasn yang jelas. Dengan kebijaksanaannya Nabi 

Sulaiman tidak langsung menghakimi burung hudhud yang hilang 

dari barisan ini . Ia masih memberikan kesempatan kepada 

hudhud untuk memberikan alasan kenapa ia pergi tanpa seizinnya. 

Di sini, terlihat karakter raja yang tegas dan bijaksana.56 

Dengan demikian makna mitos/ simbolik kisah Nabi 

Sulaiman yaitu  gambaran Nabi Sulaiman sebagai Nabi yang jadi 

raja dengan karakteristik religius, berpengetahuan luas (berilmu), 

tegas dan bijaksana, dan baik hati. 


 

 

sesudah  menganalisis kisah Nabi Sulaiman menggunakan 

semiotika Roland Barthes. Dapat dilihat dari penjelasan bab IV ini 

bahwa kisah Nabi Sulaiman dapat dikategorikan ke dalam 3 

kategori, yakni: 1) Kisah Nabi Sulaiman dikategorikan dalam 

makna denotasi, 2) kisah Nabi Sulaiman dikategorikan dalam 

makna konotasi, dan 3) Kisah Nabi Sulaiman dikategorikan dalam 

makna mitos/ simbolik. 

Masing-masing dari tiga kategori ini . Dapat 

memperlihatkan peran dan kedudukan Nabi Sulaiman. Yakni:  

1. Dalam kategori makna denotasi ialah peran Nabi Sulaiman sebagai 

manusia biasa dan sebagai hamba Allah. Nabi Sulaiman 

mempunyai seorang ayah yang juga seorang Nabi dan raja 

bernama Nabi Daud, dan ibu bernama Batsyeba. Ia lahir di 

Yerusalem, saat  ayahnya menjadi raja di kota ini . Nabi 

Sulaiman juga memiliki beberapa saudara dari ibu kandungnya, 

yang bernama Syim‟a, Syubab, dan Natan. Dan ada beberapa 

saudaranya yang lain dari istri-istri ayahnya (Nabi Daud). 

Kemudian peran Nabi Sulaiman sebagai hamba Allah. Tugas 

seorang hamba ialah menyembah Tuhannya serta taat dan patuh 

pada perintah-Nya, itulah yang dilakukan Nabi Sulaiman sebagai 

hamba Allah. Ia seorang yang sangat taat dan selalu kembali 

kepada-Nya dalam segala persoalannya. Dalam hal ini, sebagai 

seorang hamba sudah pasti Allah menguji hambanya, tidak 

terkecuali dengan Nabi Sulaiman. Ia pernah diberi ujian berupa 

penyakit dan ketertarikannya kepada keindahan kuda. Disamping 

itu, sebagai manusia biasa Nabi Sulaiman pun mengalami 

kematian. 

1 00 

 

2. Dalam kategori makna konotasi ialah peran Nabi Sulaiman sebagai 

Nabi dan raja. Nabi Sulaiman sebagai seorang Nabi yang diberi 

anugerah berupa kelebihan-kelebihan luar biasa dan sebagai 

seorang raja yang diberi kekuasaan yang tidak bisa ditandingi oleh 

siapapun sesudahnya. Dalam kerajaannya, Nabi Sulaiman memiliki 

pasukan dari berbagai makhluk, yakni pasukan yang terdiri dari 

golongan jin, manusia, dan hewan. Disamping itu, sebagai seorang 

Nabi ia mendakwahkan ajaran-Nya kepada Ratu Balqis dan 

rakyatnya untuk menyembah Allah. 

3. Dalam kategori makna mitos/ simbolik ialah gambaran Nabi 

Sulaiman sebagai Nabi yang jadi raja dengan karakteristik 

berpengetahuan luas (berilmu), religius, berkuasa dan bijaksana.  

  

Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, di mana 

akan memaparkan kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan itu 

sendiri akan dibahas tentang jawaban atas rumusan masalah yang 

diajukan pada penelitian ini. Sedangkan dalam saran, akan dibahas 

tentang hal-hal apa saja yang perlu ditindak lanjuti oleh para peneliti 

dan pengkaji ilmu al-Qur‟an selain penulis, khususnya dalam 

pembahasan kisah Nabi Sulaiman melalui berbagai sisinya. 

A. Kesimpulan 

sesudah  penulis menelusuri makna kisah Nabi Sulaiman dalam 

al-Qur‟an dengan menggunakan semiotika Roland Barthes,  maka 

dapat diketahui bahwa kisah Nabi Sulaiman memiliki tiga kategori 

makna, yakni: makna secara denotasi, makna secara konotasi, dan 

makna mitos/ simbolik.  

Adapun makna kisah Nabi Sulaiman secara denotasi yaitu Nabi 

Sulaiman memiliki peran sebagai hamba Allah yang taat dan sebagai 

manusia biasa. Peran Nabi Sulaiman sebagai hamba Allah yang taat, 

tergambarkan secara simbolik dalam sikap Nabi Sulaiman saat  

diberi ujian oleh Allah, yakni bersikap memohon ampun kepada Allah 

atas kekhilafan yang pernah dilakukan. Adapun peran Nabi Sulaiman 

sebagai manusia biasa, telah tergambarkan secara simbolik dalam 

kedudukannya sebagai anak dari ayah yang bernama Nabi Daud dan 

ibu bernama Batsyeba. Selain itu, peran Nabi Sulaiman sebagai 

manusia biasa juga tergambarkan secara simbolik dalam ketentuan 

Allah bahwa Nabi Sulaiman mengalami kematian. 

1 02 

 

Makna kisah Nabi Sulaiman secara konotasi yaitu Nabi 

Sulaiman memiliki peran sebagai Nabi dan raja. Perannya sebagai 

Nabi terlihat secara simbolik dari mukjizat yang Allah berikan 

kepadanya, seperti kemampuannya dalam memahami bahasa binatang, 

menundukkan angin, syaitan dan jin, serta lain sebagainya. Selain itu, 

perannya sebagai Nabi juga ditandai dengan dakwahnya terhadap ratu 

Balqis dan rakyatnya untuk menyembah Allah. Adapun perannya 

sebagai raja ialah ditandai dengan Nabi Sulaiman memiliki balatentara 

yang terdiri dari balatentara gaib (jin), balatentara udara (burung), dan 

balatentara biasa (manusia). 

Makna terakhir dari kisah Nabi Sulaiman ialah makna secara 

mitos. Makna ini menggambarkan secara umum bahwa Nabi Sulaiman 

yaitu  seseorang yang memiliki peran sebagai tokoh yang berilmu dan 

cerdas, tokoh yang bijaksana, dan tokoh yang religius. Adapun peran 

Nabi sulaiman sebagai tokoh yang berilmu dan cerdas dapat terlihat 

secara simbolik dari saat  Nabi Sulaiman menjadi hakim dalam 

menyelesaikan suatu permasalahan. Selanjutnya peran Nabi sulaiman 

sebagai tokoh yang bijaksana dapat terlihat secara simbolik dari cara 

Nabi Sulaiman menegur hudhud saat  hilang dari rombongan. 

Adapun peran Nabi sulaiman sebagai tokoh yang religius dapat terlihat 

secara simbolik dari sikap Nabi Sulaiman yang sejak kecil sudah 

menunjukkan ketaatan kepada Allah dan selalu memohon ampun 

kepada Allah atas kesalahan yang diperbuat. 

B. Saran 

Penulis menyadari bahwa penelitian jauh dari kata cukup 

apalagi sempurna. Oleh karenanya di dalam skripsi ini tentu terdapat 

kesalahan-kesalahan dan kekurangan. Sehingga menurut penulis, 

1 03 

 

 

 

penelitian ini dapat dilanjutkan dengan kajian yang lebih 

komprehensif. Di antara beberapa hal yang dapat dikaji, sebagai 

berikut: 

Pertama: mengkaji beberapa aspek lain dari kisah Nabi 

Sulaiman yang belum banyak dibahas dalam skripsi ini, di antaranya 

yaitu seperti tentang doa-doa Nabi Sulaiman, dan kepemimpinan Nabi 

Sulaiman.  

Kedua: pengkajian makna kisah Nabi Sulaiman dalam al-

Qur‟an bisa dilakukan dengan  menggunakan metode lain, seperti: 

semantik, hermeneutik, atau pun menggunakan metode semiotika 

selain dari Roland Bathes. 

1 04 

 


 

Lampiran Surah al- 4Xr¶an 

Qs. Ṣad [38] 30, 34 - 38. 

      

30. dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, Dia yaitu  

sebaik- baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada 

Tuhannya), 

       

      

       

        

 

 

34. dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami 

jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah 

karena sakit), kemudian ia bertaubat. 

35. ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah 

kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun 

sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi". 

36. kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus 

dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya, 

37. dan (kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan 

semuanya ahli bangunan dan penyelam, 

38. dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. 

  

 

 

1 12 

 

Qs. al-Anbi\ā’ >@   Gan  

        

        

         

     

            

         

 

78. dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya 

memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak 

oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. dan yaitu  Kami 

menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, 

79. Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang 

hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami 

berikan Hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan 

burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang 

melakukannya. 

80. dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, 

guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu 

bersyukur (kepada Allah). 

81. dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat 

kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang 

Kami telah memberkatinya. dan yaitu  Kami Maha mengetahui segala 

sesuatu. 

 

 

 

1 13 

 

QV Sabaʼ >@  Gan  

             

           

       

     



 

12. dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di 

waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu 

sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan 

tembaga baginya. dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya 

(di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang 

menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan 

kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. 

13. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakiNya dari 

gedung-gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang 

(besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). 

Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit 

sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. 

 

Qs. an-Naml [27]: 15, 16, 17, 18, 30, 32, dan 44 

         

         

         

1 14 

 

    

        

      

          

             

       

        

         

       

            

       

      

       

      

      

          

1 15 

 

        

         

        

         

      

          

        

      

            

        

       

       

          

             

      

           

1 16 

 

         

            

        

 

 

15. dan Sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan 

Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah 

yang melebihkan Kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang 

beriman". 

16. dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan Dia berkata: "Hai 

manusia, Kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan 

Kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar 

suatu kurnia yang nyata". 

17. dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia 

dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). 

18. hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah 

seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-

sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, 

sedangkan mereka tidak menyadari"; 

19. Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) 

Perkataan semut itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku 

ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau 

anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan 

untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan 

masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-

hamba-Mu yang saleh". 

20. dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku 

tidak melihat hud-hud, Apakah Dia Termasuk yang tidak hadir. 

21. sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang 

keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar 

Dia datang kepadaku dengan alasan yang terang". 

22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia 

berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum 

mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu 

berita penting yang diyakini. 

1 17 

 

23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang 

memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu serta 

mempunyai singgasana yang besar. 

24. aku mendapati Dia dan kaumnya menyembah matahari, selain 

Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah 

perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan 

(Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, 

25. agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa 

yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa 

yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. 

26. Allah, tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang 

mempunyai 'Arsy yang besar". 

27. berkata Sulaiman: "Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah 

kamu Termasuk orang-orang yang berdusta. 

28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada 

mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa 

yang mereka bicarakan" 

29. berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, Sesungguhnya 

telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. 

30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya 

(isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi 

Maha Penyayang. 

31. bahwa janganlah kamu sekalian Berlaku sombong terhadapku 

dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". 

32. berkata Dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah aku 

pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan 

sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)". 

33. mereka menjawab: "Kita yaitu  orang-orang yang memiliki 

kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam 

peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka 

pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan". 

34. Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu 

negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan 

penduduknya yang mulia Jadi hina; dan demikian pulalah yang 

akan mereka perbuat. 

35. dan Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka 

dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang 

akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu". 

36. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman 

berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka 

apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang 

1 18 

 

diberikan-Nya kepadamu; namun  kamu merasa bangga dengan 

hadiahmu. 

37. Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi 

mereka dengan balatentara yang mereka tidak Kuasa melawannya, 

dan pasti Kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) 

dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina 

dina". 

38. berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara 

kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku 

sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang 

berserah diri". 

39. berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang 

kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum 

kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-

benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". 

40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku 

akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu 

berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak 

di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku 

untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan 

nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka 

Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan 

Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha 

Kaya lagi Maha Mulia". 

41. Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; Maka kita 

akan melihat Apakah Dia Mengenal ataukah Dia Termasuk orang-

orang yang tidak mengenal(nya)". 

42. dan saat  Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa 

inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana 

ini singgasanaku, Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan 

Kami yaitu  orang-orang yang berserah diri". 

43. dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, 

mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena 

Sesungguhnya Dia dahulunya Termasuk orang-orang yang kafir. 

44. dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka 

tatkala Dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang 

besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. berkatalah Sulaiman: 

"Sesungguhnya ia yaitu  istana licin terbuat dari kaca". berkatalah 

Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim 

terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada 

Allah, Tuhan semesta alam". 

  

1 19 

 

 

 

Qs. an-NiVā >@  

        

         

          

 

163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu 

sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan 

nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu 

(pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, 

Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur 

kepada Daud. 

 

Qs. al-An’ām >@  

          

            

  

84. dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. 

kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan 

kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan 

kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) Yaitu Daud, 

Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami 

memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 

1 20 

 

 

 

Qs. al-Baqarah [2]: 102, 

           

      

             

          

      

      

   

102. dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada 

masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu 

mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan 

sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). 

mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan 

kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, 

sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun 

sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), 

sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari 

kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat 

menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. dan mereka itu 

(ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada 

seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari 

sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi 

1 21 

 

manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa 

Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiyaitu  

baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka 

menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.