Nabi Sulaiman 3
segala
persoalannya.47 Hal ini lebih dipertegas lagi oleh al-Maraghi bahwa
Nabi Sulaiman selalu melakukan ibadah sebagai tanda ketaatan
kepada Allah, bahkan sebagian besar waktunya dimanfaatkannya
untuk beribadah, karena dia yakin bahwa untuk mendapatkan
pertolongan dan petunjuk dari Allah harus senantiasa berbuat baik,
dalam arti beribadah kepada-Nya.48
Selanjutnya peran Nabi Sulaiman sebagai tokoh yang
berilmu dan cerdas. Suatu saat Nabi Sulaiman pernah diberi
tawaran antara ilmu, harta dan tahta. Ada hadis yang mengisahkan
tentang Nabi Sulaiman, seperti berikut:
ِ لاǸَÌdzاَوِ ǮÌǴ ǸÌdzاَِي ǘÌǟ ƘَǧِǶَÌǴ ǠÌdzاَِراƬَÌƻاǧَِ ǶÌǴ ǠÌdzاَوِ ǮÌǴ ǸÌdzاَوِ لاǸَÌdzاِǺَÌȈَºƥِ ناǸَÌȈَǴ LJِǂَďºȈ ƻ
ِǶÌǴ ǠÌdzاِ ǽ راȈَ ƬÌƻ ȏ
³6XlaLman dLbHrL SLlLhan antara harta NHraMaan ataX LlmX
Maka Sulaiman memilih ilmu. Lalu dengan sebab memilih
LlmX Sada aNhLrn\a La dLbHrL NHraMaan dan harta´ (H.R.
Ibnu „Asakir dan ad-Dailami).
Dalam hadis ini , Nabi Sulaiman dengan yakin
memilih ilmu, karena ia tahu dengan ilmu semuanya akan didapat.
Bukan hanya harta dan tahta, lebih jauh dari itu. Dengan ilmu Nabi
Sulaiman bisa mengelola hartanya dengan baik sehingga bisa
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.49 Kecerdasan Nabi
Sulaiman bisa digambarkan saat Nabi Sulaiman menjadi juri
terhadap sebuah permasalahan. Dikisahkan, saat Nabi Daud
menjadi raja Bani Isra‟il, Nabi Sulaiman selalu ikut saat sidang
peradilan untuk menangani perselisihan atau sengketa masyarakat.
Nabi Daud sengaja mengajak Nabi Sulaiman agar putranya itu siap
memimpin kerajaan. Bahkan tidak jarang Nabi Daud meminta
Nabi Sulaiman membantunya menangani urusan-urusan kerajaan.
Diantara saudara-saudaranya yang lain, memang Nabi Sulaiman
yang paling pandai, bahkan dari saudaranya yang lebih tua
sekalipun.50
Al-Tabari mengemukakan bahwa suatu saat dua orang
laki-laki (pemilik tanaman dan pemilik kambing) datang
menghadap kepada Nabi Daud. Pemilik tanaman berkata orang ini
telah melepaskan kambingnya di kebunkuku, sehingga
menghabiskan tanamanku. Nabi Daud berkata “pergilah dan
seluruh kambing itu yaitu milikmu”. Ditengah perjalanan pemilik
kambing berpapasan dengan Nabi Sulaiman lalu memberitahukan
kepadanya tentang keputusan Nabi Daud ini . Kemudian Nabi
Sulaiman menghadap kepada Nabi Daud seraya berkata
“sesungguhnya keputusan mengenai perkara ini tidak seperti yang
engkau putuskan”. Kemudian Nabi Daud bertanya, lalu bagaimana
yang seharusnya". Nabi Sulaiman menjawab, “serahkan kambing
itu kepada pemilik tanaman, sehingga ia dapat mengambil manfaat
dari susunya, anak-anak dan bulunya. Kemudian serahkan tanaman
itu kepada pemilik kambing agar dia menggarap ladang itu
sehingga menjadi seperti keadaan semula. Dengan begitu, masing-
masing akan menerima kembali miliknya. Kedua belah pihak juga
tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada
yang sepatutnya”.51
Dalam kisah lain, Nabi Sulaiman menjadi hakim bagi dua
ibu yang berebut bayi. Dikisahkan dalam perjanjian lama, ada dua
orang perempuan yang memperebutkan seorang anak bayi. Kedua
perempuan itu melahirkan anak, namun salah satunya tidak sengaja
meniduri anaknya sehingga mati. Sekarang keduanya mengaku
sebagai ibu bayi yang masih hidup. Karena kasus berlarut-larut,
Nabi Sulaiman tiba-tiba meminta diambilkan sebilah pedang, dan
memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan
masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah.
Perempuan pertama sangat senang dengan keputusan Nabi
Sulaiman. Sedangkan perempuan ke dua menjerit histeris dan
memohon kepada Nabi Sulaiman agar bayi itu dibiarkan hidup,
bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan
pertama, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu
Sulaiman berhasil menemukan ibu kandung bayi ini .52 Nabi
Sulaiman berpandangan tidak akan ada ibu yang tega menyaksikan
anaknya disembelih, apalagi di depan matanya.53
Usulan Nabi Sulaiman diterima oleh kedua orang yang
bersengketa dan disambut baik oleh orang-orang yang menghadiri
sidang. Mereka kagum dengan kecerdasan dan kepandaian Nabi
Sulaiman. Walaupun saat itu usianya masih muda, namun ia telah
menunjukan kematangan berpikir dan keberanian melahirkan
pendapat walaupun pada awalnya tidak sesuai dengan pendapat
ayahnya (Nabi Daud).54 Meskipun demikian, menurut Quraish
Shihab tidak berarti Nabi Daud tidak mendapat pahala, karena
yang keliru pun dalam berijtihad tetap mendapatkan satu pahala.
Apalagi keduanya (Nabi Sulaiman dan Nabi Daud) telah diberikan
kemampuan menetapkan hukum. Selain itu, Allah juga telah
memberikan kepada keduanya hikmah kenabian serta ilmu yang
bermanfaat.55
Terakhir, peran Nabi Sulaiman sebagai raja yang tegas dan
bijaksana, bisa tergambarkan dari sikap Nabi Sulaiman
menghadapi burung Hudhud yang keluar dari rombongan dengan
tanpa izin. sesudah Hudhud kembali ke dalam rombongan dan
mengahampiri Nabi Sulaiman, Nabi Sulaiman tidak langsung
menghakimi dan memberi hukuman kepada Hudhud, melainkan
meminta penjelasan terlebih dahulu kepada burung Hudhud.
Menurut Sayyid Qutub, Nabi Sulaiman bukanlah raja yang
otoriter. Sebagai seorang pemimpin yang tegas namun tetap
mengedepankan keadilan. saat Nabi Sulaiman memeriksa
pasukannya, ia mendapati burung hudhud tidak ada dalam barisan.
Ia dengan tegas mengancam akan menghukumnya, kecuali ia
datang dengan alasn yang jelas. Dengan kebijaksanaannya Nabi
Sulaiman tidak langsung menghakimi burung hudhud yang hilang
dari barisan ini . Ia masih memberikan kesempatan kepada
hudhud untuk memberikan alasan kenapa ia pergi tanpa seizinnya.
Di sini, terlihat karakter raja yang tegas dan bijaksana.56
Dengan demikian makna mitos/ simbolik kisah Nabi
Sulaiman yaitu gambaran Nabi Sulaiman sebagai Nabi yang jadi
raja dengan karakteristik religius, berpengetahuan luas (berilmu),
tegas dan bijaksana, dan baik hati.
sesudah menganalisis kisah Nabi Sulaiman menggunakan
semiotika Roland Barthes. Dapat dilihat dari penjelasan bab IV ini
bahwa kisah Nabi Sulaiman dapat dikategorikan ke dalam 3
kategori, yakni: 1) Kisah Nabi Sulaiman dikategorikan dalam
makna denotasi, 2) kisah Nabi Sulaiman dikategorikan dalam
makna konotasi, dan 3) Kisah Nabi Sulaiman dikategorikan dalam
makna mitos/ simbolik.
Masing-masing dari tiga kategori ini . Dapat
memperlihatkan peran dan kedudukan Nabi Sulaiman. Yakni:
1. Dalam kategori makna denotasi ialah peran Nabi Sulaiman sebagai
manusia biasa dan sebagai hamba Allah. Nabi Sulaiman
mempunyai seorang ayah yang juga seorang Nabi dan raja
bernama Nabi Daud, dan ibu bernama Batsyeba. Ia lahir di
Yerusalem, saat ayahnya menjadi raja di kota ini . Nabi
Sulaiman juga memiliki beberapa saudara dari ibu kandungnya,
yang bernama Syim‟a, Syubab, dan Natan. Dan ada beberapa
saudaranya yang lain dari istri-istri ayahnya (Nabi Daud).
Kemudian peran Nabi Sulaiman sebagai hamba Allah. Tugas
seorang hamba ialah menyembah Tuhannya serta taat dan patuh
pada perintah-Nya, itulah yang dilakukan Nabi Sulaiman sebagai
hamba Allah. Ia seorang yang sangat taat dan selalu kembali
kepada-Nya dalam segala persoalannya. Dalam hal ini, sebagai
seorang hamba sudah pasti Allah menguji hambanya, tidak
terkecuali dengan Nabi Sulaiman. Ia pernah diberi ujian berupa
penyakit dan ketertarikannya kepada keindahan kuda. Disamping
itu, sebagai manusia biasa Nabi Sulaiman pun mengalami
kematian.
1 00
2. Dalam kategori makna konotasi ialah peran Nabi Sulaiman sebagai
Nabi dan raja. Nabi Sulaiman sebagai seorang Nabi yang diberi
anugerah berupa kelebihan-kelebihan luar biasa dan sebagai
seorang raja yang diberi kekuasaan yang tidak bisa ditandingi oleh
siapapun sesudahnya. Dalam kerajaannya, Nabi Sulaiman memiliki
pasukan dari berbagai makhluk, yakni pasukan yang terdiri dari
golongan jin, manusia, dan hewan. Disamping itu, sebagai seorang
Nabi ia mendakwahkan ajaran-Nya kepada Ratu Balqis dan
rakyatnya untuk menyembah Allah.
3. Dalam kategori makna mitos/ simbolik ialah gambaran Nabi
Sulaiman sebagai Nabi yang jadi raja dengan karakteristik
berpengetahuan luas (berilmu), religius, berkuasa dan bijaksana.
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, di mana
akan memaparkan kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan itu
sendiri akan dibahas tentang jawaban atas rumusan masalah yang
diajukan pada penelitian ini. Sedangkan dalam saran, akan dibahas
tentang hal-hal apa saja yang perlu ditindak lanjuti oleh para peneliti
dan pengkaji ilmu al-Qur‟an selain penulis, khususnya dalam
pembahasan kisah Nabi Sulaiman melalui berbagai sisinya.
A. Kesimpulan
sesudah penulis menelusuri makna kisah Nabi Sulaiman dalam
al-Qur‟an dengan menggunakan semiotika Roland Barthes, maka
dapat diketahui bahwa kisah Nabi Sulaiman memiliki tiga kategori
makna, yakni: makna secara denotasi, makna secara konotasi, dan
makna mitos/ simbolik.
Adapun makna kisah Nabi Sulaiman secara denotasi yaitu Nabi
Sulaiman memiliki peran sebagai hamba Allah yang taat dan sebagai
manusia biasa. Peran Nabi Sulaiman sebagai hamba Allah yang taat,
tergambarkan secara simbolik dalam sikap Nabi Sulaiman saat
diberi ujian oleh Allah, yakni bersikap memohon ampun kepada Allah
atas kekhilafan yang pernah dilakukan. Adapun peran Nabi Sulaiman
sebagai manusia biasa, telah tergambarkan secara simbolik dalam
kedudukannya sebagai anak dari ayah yang bernama Nabi Daud dan
ibu bernama Batsyeba. Selain itu, peran Nabi Sulaiman sebagai
manusia biasa juga tergambarkan secara simbolik dalam ketentuan
Allah bahwa Nabi Sulaiman mengalami kematian.
1 02
Makna kisah Nabi Sulaiman secara konotasi yaitu Nabi
Sulaiman memiliki peran sebagai Nabi dan raja. Perannya sebagai
Nabi terlihat secara simbolik dari mukjizat yang Allah berikan
kepadanya, seperti kemampuannya dalam memahami bahasa binatang,
menundukkan angin, syaitan dan jin, serta lain sebagainya. Selain itu,
perannya sebagai Nabi juga ditandai dengan dakwahnya terhadap ratu
Balqis dan rakyatnya untuk menyembah Allah. Adapun perannya
sebagai raja ialah ditandai dengan Nabi Sulaiman memiliki balatentara
yang terdiri dari balatentara gaib (jin), balatentara udara (burung), dan
balatentara biasa (manusia).
Makna terakhir dari kisah Nabi Sulaiman ialah makna secara
mitos. Makna ini menggambarkan secara umum bahwa Nabi Sulaiman
yaitu seseorang yang memiliki peran sebagai tokoh yang berilmu dan
cerdas, tokoh yang bijaksana, dan tokoh yang religius. Adapun peran
Nabi sulaiman sebagai tokoh yang berilmu dan cerdas dapat terlihat
secara simbolik dari saat Nabi Sulaiman menjadi hakim dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Selanjutnya peran Nabi sulaiman
sebagai tokoh yang bijaksana dapat terlihat secara simbolik dari cara
Nabi Sulaiman menegur hudhud saat hilang dari rombongan.
Adapun peran Nabi sulaiman sebagai tokoh yang religius dapat terlihat
secara simbolik dari sikap Nabi Sulaiman yang sejak kecil sudah
menunjukkan ketaatan kepada Allah dan selalu memohon ampun
kepada Allah atas kesalahan yang diperbuat.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian jauh dari kata cukup
apalagi sempurna. Oleh karenanya di dalam skripsi ini tentu terdapat
kesalahan-kesalahan dan kekurangan. Sehingga menurut penulis,
1 03
penelitian ini dapat dilanjutkan dengan kajian yang lebih
komprehensif. Di antara beberapa hal yang dapat dikaji, sebagai
berikut:
Pertama: mengkaji beberapa aspek lain dari kisah Nabi
Sulaiman yang belum banyak dibahas dalam skripsi ini, di antaranya
yaitu seperti tentang doa-doa Nabi Sulaiman, dan kepemimpinan Nabi
Sulaiman.
Kedua: pengkajian makna kisah Nabi Sulaiman dalam al-
Qur‟an bisa dilakukan dengan menggunakan metode lain, seperti:
semantik, hermeneutik, atau pun menggunakan metode semiotika
selain dari Roland Bathes.
1 04
Lampiran Surah al- 4Xr¶an
Qs. Ṣad [38] 30, 34 - 38.
30. dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, Dia yaitu
sebaik- baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada
Tuhannya),
34. dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami
jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah
karena sakit), kemudian ia bertaubat.
35. ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah
kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun
sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi".
36. kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus
dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya,
37. dan (kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan
semuanya ahli bangunan dan penyelam,
38. dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu.
1 12
Qs. al-Anbi\ā’ >@ Gan
78. dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya
memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak
oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. dan yaitu Kami
menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu,
79. Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang
hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami
berikan Hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan
burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang
melakukannya.
80. dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu,
guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu
bersyukur (kepada Allah).
81. dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat
kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang
Kami telah memberkatinya. dan yaitu Kami Maha mengetahui segala
sesuatu.
1 13
QV Sabaʼ >@ Gan
12. dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di
waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu
sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan
tembaga baginya. dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya
(di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang
menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan
kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.
13. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakiNya dari
gedung-gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang
(besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).
Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit
sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.
Qs. an-Naml [27]: 15, 16, 17, 18, 30, 32, dan 44
1 14
1 15
1 16
15. dan Sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan
Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah
yang melebihkan Kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang
beriman".
16. dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan Dia berkata: "Hai
manusia, Kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan
Kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar
suatu kurnia yang nyata".
17. dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia
dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).
18. hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-
sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,
sedangkan mereka tidak menyadari";
19. Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar)
Perkataan semut itu. dan Dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku
ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan
untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-
hamba-Mu yang saleh".
20. dan Dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku
tidak melihat hud-hud, Apakah Dia Termasuk yang tidak hadir.
21. sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang
keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar
Dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".
22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia
berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum
mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu
berita penting yang diyakini.
1 17
23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang
memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar.
24. aku mendapati Dia dan kaumnya menyembah matahari, selain
Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan
(Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
25. agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa
yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa
yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
26. Allah, tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang
mempunyai 'Arsy yang besar".
27. berkata Sulaiman: "Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah
kamu Termasuk orang-orang yang berdusta.
28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada
mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa
yang mereka bicarakan"
29. berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, Sesungguhnya
telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya
(isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang.
31. bahwa janganlah kamu sekalian Berlaku sombong terhadapku
dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".
32. berkata Dia (Balqis): "Hai Para pembesar berilah aku
pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan
sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".
33. mereka menjawab: "Kita yaitu orang-orang yang memiliki
kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam
peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka
pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
34. Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu
negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan
penduduknya yang mulia Jadi hina; dan demikian pulalah yang
akan mereka perbuat.
35. dan Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka
dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang
akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".
36. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman
berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka
apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang
1 18
diberikan-Nya kepadamu; namun kamu merasa bangga dengan
hadiahmu.
37. Kembalilah kepada mereka sungguh Kami akan mendatangi
mereka dengan balatentara yang mereka tidak Kuasa melawannya,
dan pasti Kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba)
dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina
dina".
38. berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara
kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku
sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri".
39. berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum
kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-
benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak
di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku
untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka
Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia".
41. Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; Maka kita
akan melihat Apakah Dia Mengenal ataukah Dia Termasuk orang-
orang yang tidak mengenal(nya)".
42. dan saat Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa
inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana
ini singgasanaku, Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan
Kami yaitu orang-orang yang berserah diri".
43. dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah,
mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena
Sesungguhnya Dia dahulunya Termasuk orang-orang yang kafir.
44. dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka
tatkala Dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang
besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. berkatalah Sulaiman:
"Sesungguhnya ia yaitu istana licin terbuat dari kaca". berkatalah
Balqis: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim
terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada
Allah, Tuhan semesta alam".
1 19
Qs. an-NiVā >@
163. Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan
nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu
(pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya,
Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur
kepada Daud.
Qs. al-An’ām >@
84. dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya.
kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan
kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan
kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) Yaitu Daud,
Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami
memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
1 20
Qs. al-Baqarah [2]: 102,
102. dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada
masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan
sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).
mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan
kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut,
sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun
sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu),
sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari
kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat
menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. dan mereka itu
(ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari
sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi
1 21
manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa
Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiyaitu
baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
.jpeg)
