penulis kitab daniel
penulis kitab daniel.txt
Penulis Kitab Daniel mengalami dan mengerti mengenai cerita yang
diceritakannya dalam Kitab Daniel. Cerita ini berlatar belakang sekitar zaman
Antiokhus III dari Syria dan anaknya, yang menjadi penggantinya, yaitu
Antiokhus IV. Pemerintahan Antiokhus dari Syria yaitu sekitar tahun 223-187
SM. Para peneliti Alkitab Perjanjian Lama khususnya peneliti Kitab Daniel
sependapat bahwa Kitab Daniel dituliskan sekitar tahun 200 dan 160 SM.
Zaman ini yaitu zaman Helenistik terakhir. Zaman Helenistik diawali dengan
penyerbuan raja Alexander dari Makedonia, yang memerintah tahun 336-323
SM, dan berhasil merebut kerajaan Persia dan berhasil menerobos hingga
perbatasan India. Penyerbuan tersebut dilakukan oleh tentara-tentaranya yang
yaitu orang Yunani.
Dengan keberhasilan raja Yunani, maka kerajaan-
kerajaan Timur Tengah Kuno, yang selama ini dikuasai oleh raja Persia menjadi
jajahan raja Alexander untuk beberapa tahun kemudian ini, melalui turunanya.
Dengan berkuasanya kerajaan Yunani maka bahasa Yunani
ditetapkan/dipaksakan untuk menjadi bahasa nasional/internasional. Bahkan,
bukan hanya bahasa namun juga cara berpikir dan
gaya hidup Yunani diterapkan di seluruh wilayah kekuasaan kerajaan Yunani. Dengan
adanya pertemuan antara budaya Yunani dengan budaya di kawasan Timur Tengah Kuno
maka terjadilah percampuran gaya hidup, agama, budaya dan bahasa yang terjadi sejak
Alexander menjadi penguasa dunia dan percampuran budaya inilah yang sebenarnya disebut
“Hellenimus”.
Dan kemungkinan Penulis Kitab Daniel yang yaitu seorang Yahudi beriman
yang kemudian menjadi bagian dari kelompok Hasidim atau kelompok orang Saleh yang
menentang masalah Helenistik yang terlalu mencolok.
Pada tahun 190 SM, saat pemerintahan Antiokhus III, ada golongan atau partai orang
Yahudi yang dengan keras menentang kebudayaan Hellenistis ini, sebab bagi mereka
kebudayaan ini bertentangan dengan agama mereka yang monotheistis. Pada tahun yang
sama Antiokhus III kalah dari penguasa Romawi sehingga Antiokhus III terpaksa untuk
menandatangani perjanjian perdamaian di Apamea, dengan menyerahkan seluruh Asia kecil,
kecuali Kilikia.
Pada tahun 175 Antiokhus IV, anak dari Antiokhus III naik takhta di kerajaan Seleukid.
Kerajaannya tidak mantap dan masih terpecah-terpecah. Usaha yang dilakukannya untuk
menyatukan kerajaan yaitu dengan cara memajukan segala unsur-unsur kebudayaan
Hellenistis, termasuk ibadah kepada dewa Zeus (dewa Yunani), bahkan Antiokhus III
menghendaki agar warga kerajaannya memuja dirinya sebagai jelmaan dari dewa Zeus itu
sendiri. Oleh sebab itulah Antiokhus III disebut “Antiokhus Epifanes”, dalam bahasa Yunani
“Epifanes” berarti “yang menyatakan”. Juga biasa disebut “Antiokhus Epimanes” artinya
“Antiokhus, orang gila”, sebab sifatnya yang jahat dan tidak bertanggung jawab. Antiokhus
III juga mulai campurtangan lebih banyak dalam agama Yahudi daripada raja-raja terdahulu.
Pada tahun 169 SM, Antiokhus Epifanes menyerang Mesir dan berhasil membawa
banyak rampasan. Tahun 168 SM, Antiokhus III kembali menyerang Mesir namun kali ini
Antiokhus III merasa sangat direndahkan. sebab Gaius Popillius Laenas, seorang konsul
Romawi memaksa Antiokhus III untuk meninggalkan Mesir dengan segera. Setelah itu dia
kembali dan memperlakukan orang-orang Yahudi dengan sangat kejam, Antiokhus bersama
Apolonius masuk ke Yerusalem kemudian merobohkan tembok-tembok, menjarah,
memperbudak bahkan membunuh orang Yahudi, dan mendirikan asrama seleukid untuk
tentara di kota itu.
Antiokhus menyadari bahwa alasan orang Yahudi melawannya yaitu
sebab agama mereka, sehingga dikeluarakanlah keputusan bahwa tidak ada lagi
pembebasan pajak yang dulu diberlakukan ayahnya kepada orang-orang rohaniawan, dan
agama Yahudi dilarang, korban-korban di Bait Suci dihentikan, dilarang untuk mengikuti
hukum Taurat, salinan-salinan kitab Taurat dilenyapkan.
Antiokhus menjadi semakin kejam dan tidak menghormati rumah ibadat orang Yahudi.
Mezbah-mezbah yang mempersembahkan binatang haram untuk dewa diletakan di
berbagai tempat, orang-orang Yahudi dipaksa untuk makan makanan yang mereka anggap
haram. Misalnya, babi, dan bagi mereka yang tidak menaati perintah-perintah tersebut akan
dihukum mati. Hingga akhirnya Bait Suci Yerusalem menjadi tempat pemujaan patung
dewa Zeus, dan mezbah yang diperuntukan untuk mempersembahkan korban bagi Tuhan
menjadi tempat persembahan bagi dewa Zeus.
Di dalam Kitab Daniel dijelaskan tentang watak seorang Daniel yang terkenal dengan
hikmatnya (Dan. 1:4), Daniel yaitu salah satu orang muda yang berada dalam pembuangan
ke Babel, namun tidak seperti orang muda lainnya Daniel memiliki hikmat yang lebih dan
iman yang teguh pada Tuhan, bersama dengan teman-temannya mereka membuktikan
bahwa iman yang benar kepada Tuhan tidak akan mengecewakan. sebab secara jelas
diceritakan kisah dari tokoh bernama Daniel sehingga kitab tersebut dinamakan Kitab
Daniel. Menurut Kitab Daniel 1:1-21, Daniel yaitu seorang bangsawan, Daniel yaitu
keturunan raja Yehuda. Oleh sebab itu Daniel menjadi salah satu orang yang terpilih untuk
dilatih dan melayani raja Nebukadnezar. Jabatan Daniel naik setelah Daniel menafsirkan
mimpi raja Nebukadnezar. Daniel terkenal sebagai orang yang dipenuhi roh dan hikmat.
Bisa dikatakan bahwa Allah berkenan atas Daniel sehingga banyak rahasia yang tidak
diberitahukan kepada orang lain dan diberitahukan kepada Daniel. Daniel pun
menampakan kesetian nya kepada Allah dengan tetap berdoa kepada Allah seperti yang
biasa dilakukan nya walaupun Daniel mengetahui bahwa hal itu dilarang di kerajaan.
ini bisa dilihat dari beberapa tulisan dalam Kitab Daniel yang membahas tentang
penglihatan-penglihatan yang dilihat oleh Daniel, sehingga Kitab Daniel menjadi salah satu
kitab apokaliptik di dalam Alkitab.
Keadaan bangsa Yahudi pada saat itu sangat menderita sebab berada di bawah
kekuasaan raja Antiokhus yang kejam dan bertidak semena-mena mengubah segala tatanan
bahkan mengatur agama orang lain dan penyembahannya. Keadaan ini sama seperti yang
terjadi pada bangsa Yahudi sebelum-sebelumnya di mana bangsa Yahudi pun perna dijajah
oleh bangsa lain. Inilah yang menjadi latar belakang keadaan pada saat dituliskannya
sebagian Kitab Daniel. Penulis menyatakan sebagian Kitab Daniel sebab sebagiannya telah
ditulis oleh Daniel sendiri saat di Babel.
B. Penulis Kitab Daniel
Kitab Daniel ditulis seorang Yahudi yang hidup pada abad ke-2 dengan memakai
nama seorang Ibrani yang yang berada di pembuangan empat ratus tahun sebelumnya atau
dikenal dengan nama Daniel. Nama Daniel diambil sebab Daniel dikenal sebagai seseorang
yang bijaksana (Yeh. 28:3; Dan. 1:17), dan para penceritera riwayat Daniel yaitu orang-
orang yang mengenal sosok Daniel sebagai orang yang disayangi Allah.
Juga sebab
hikmatnya dan pengertiannya terhadap penglihatan-penglihatan dan mimpi. Tujuan penulis
bukan untuk membohongi pembaca melainkan hanya untuk menetapkan satu nama untuk
menjadi nama penulis kedua bagian buku tersebut. Hal ini memang biasa terjadi di mana
para penulis kitab apokaliptik memakai nama-nama samaran. Seseorang yang
dianggap sebagai tokoh mulia sebab darinya Kitab Daniel muncul, dan dikatakan telah
hidup di Babel pada masa pembuangan.
Tradisi Yahudi maupun Kristen kuno menyatakan bahwa Daniel yaitu penulis Kitab
Daniel itu sendiri, namun mengikuti tradisi Yahudi dalam Talmud Babilonia dikatakan bahwa
orang-orang dari Synagoge Besar yang menulis beberapa kitab, termasuk Kitab Daniel.
8
W.S.
LaSor menuliskan bahwa Kitab Daniel kemungkinan dituliskan oleh orang lain, namun
berdasarkan cerita dari Daniel sendiri atau mungkin Daniel menuliskan mimpi-mimpi dan
penglihatan-penglihatan yang dilihatnya dan kemudian disunting oleh orang-orang yang
berada di Synagoge Agung.
9
Ada juga yang mengatakan bahwa isi pokok Kitab Daniel
ditulis pada abad ke-6. Jika melihat dari susunan dan keterkaitan cerita serta detail cerita
dalam Kitab Daniel maka akan terlihat dengan jelas bahwa penulis Kitab Daniel yaitu
orang yang benar-benar mengetahui cerita tersebut secara spesifik, namun jika melihat latar
belakang penulisan Kitab Daniel yang terjadi pada akhir masa kesusahan pada dinasti
Seleukus, yaitu pada masa pemerintahan Antiokhus IV Epifanes (175-164 SM),
10
dan melihat
gaya bahasa yang digunakan pada abad ke-2, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa
inti Kitab Daniel ditulis oleh Daniel sendiri dan kemudian dilengkapi alurnya orang Yahudi
di abad ke-2 yang kemudian memakai nama Daniel dalam tulisannya.
C. Tujuan Kitab Daniel
Kitab Daniel ditulis untuk menumbuhkan kembali harapan dalam hati umat Allah yang
berada dalam pembuangan. Bahwa nasib umat Allah yang sedang berada dalam
penghukuman tidak akan bertahan selamanya melainkan suatu saat keadaan umat Allah
akan dipulihkan.
Juga untuk memberikan tanda kepada orang Israel melalui penglihatan-penglihatan
Daniel bahwa suatu saat Kerajaan Allah akan berkuasa dan tidak akan ada kerajaan lain yang
akan bangkit untuk melawanNya. Melalui Kitab Daniel juga dijelaskan bagaimana
seharusnya umat Allah bisa mempertahankan imannya kepada Allah walaupun sedang
berada dalam masa sulit. Teladan yang bisa diambil dari kisah Daniel dan teman-temannya
yaitu sesuatu yang bisa menjadi pegangan bagi orang beriman untuk menjaga iman kepada
satu Allah.
D. Struktur Kitab Daniel
1. Pasal 1 : Daniel serta teman-temannya di istana Babel
2. Pasal 2 : Mimpi Nebukadnezar
3. Pasal 3 : Perapian yang menyala-nyala
4. Pasal 4 : Nebukadnezar meninggikan diri dan direndahkan
5. Pasal 5 : Tulisan di dinding
6. Pasal 6 : Gua Singa
7. Pasal 7 : Keempat Binatang dan Anak Manusia
8. Pasal 8 : Domba jantan dan kambing jantan
9. Pasal 9 : Doa Daniel dan pengertian tentang akhir zaman
10. Pasal 10-12 : Penglihatan Daniel yang terakhir di tepi sungai.
E. Ciri Khas Kitab Daniel
Kitab Daniel digolongkan ke dalam tipe sastra Yahudi yang dikenal dengan nama
apokaliptik dari bahasa Yunani apokalupsis yang berarti ‘mengungkap selubung’. Mengapa
dikatakan demikian sebab jika dalam Kitab nabi-nabi dalam PL para nabi banyak
membicarakan tentang peringatan-peringatan, ancaman-ancaman dari Allah dan juga
tentang perjanjian keselamatan yang diberitakan. Namun, berbeda dengan Daniel yang
banyak membicarakan tentang penglihatan-penglihatan secara langsung maupun lewat
mimpi-mimpi yang berisikan ramalan tentang masa mendatang berdasarkan kejadian masa
lampau, dan pengungkapannya sering memakai bahasa sandi atau bahasa kode saat
penyampaiannya kepada pendengar.
Dalam Kitab Daniel, wahyu-wahyu yang
disampaikan kepada Daniel tidak diungkapkan secara langsung maknanya, melainkan
diungkapan dengan kiasan-kiasan yang sulit untuk dipahami.
F. Waktu dan Tempat Penulisan
Kitab Daniel ditulis oleh salah satu orang Yahudi yang ada di pengasingan ke Babel.
Namun, beberapa pakar setuju dengan pendapat bahwa kemungkinan Kitab Daniel yaitu
produk abad ke-2 SM dan ditulis antara tahun 167-164 SM. Pemimpin pada saat itu yaitu
raja Antiokhus IV Epifanes, dan masa itu yaitu akhir dari masa kesusahan pada Dinasti
Seleukus.
Pendapat di atas bukan tanpa Bukti sebab telah ditemukannya fakta, bahwa kosakata
dan gaya bahasa Aram dan Ibrani yang dituliskan tidak dapat dikatakan seperti gaya abad
ke-6 SM, namun sama seperti penggunaaan pada abad ke-2 SM. Juga tentang sejarah-sejarah
yang mendukung yaitu dengan terpusatnya perhatian pada kejadian-kejadian di tahun-
tahun terakhir Antiokhus Epifanes yang wafat pada tahun 164 SM.
Bahkan W.S. LaSor, dkk, mempunyai pendapat bahwa kitab ini dituliskan lebih awal
dari abad ke-2 sM namun juga bukan abad ke-6 seperti yang dikatakan oleh beberapa teolog,
melainkan kemungkinan dituliskan pada abad ke-4 atau abad ke-5 sM.
Masalah mengenai
waktu penulisan Kitab Daniel memang menimbulkan perdebatan di antara para teolog hal
ini disebab kan beberapa Teolog berpendapat bahwa penulis kitab Daniel yaitu orang
Yahudi yang hidup pada abad ke-2 SM, namun , ada juga beberapa teolog yang dengan pasti
menyatakan bahwa penulis Kitab Daniel yaitu Daniel sendiri dan dituliskan pada abad ke-
6 SM.
Hal ini bisa dilihat dari isi Kitab Daniel yang berbicara dalam dua sudut pandang
yaitu sudut pandang orang pertama (pelaku) dan sudut pandaang orang ketiga (pengamat),
dalam hal ini Daniel menuliskan tentang pengalaman penglihatannya dalam Kitab Daniel.
Kitab Daniel dialamatkan kepada orang-orang Yahudi yang saat itu dianiaya oleh
Antiokhus Epifanes, dengan tujuan agar mereka tetap setia kepada Allah dan tidak murtad.
Waktu penulisannya ialah sekitar tahun 176-164 SM.
Sehingga penulis menarik kesimpulan
bahwa isi pokok Kitab Daniel dituliskan oleh Daniel pada abad ke-6 namun kemudian
dilengkapi oleh seorang Yahudi pada abad ke-2 yang memakai gaya bahasa Aram pada
abad ke-2 dalam penulisannya.
Kitab Daniel dituliskan di Babel saat orang Ibrani berada di pembuangan ke Babel.
G. Karakter Sadrakh, Mesakh, dan Abednego
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yaitu orang muda yang takut akan Allah dan memiliki
relasi yang dekat dengan Allah. mereka dikenal sebagai anak muda yang teguh imannya
kepada Allah. Mereka ternyata yaitu orang muda yang rajin dan tekun dalam berdoa,
sebab keteguhan mereka inilah sehingga Mereka mampu untuk melawan Iblis dan godaan
yang diperhadapkan kepada mereka. Mereka senantiasa berdoa dan mendekatkan diri
kepada Allah.
Hidup mereka pun dituntun oleh Allah, segala sesuatu yang dilakukan oleh
ketiganya yaitu apa yang dikehendaki oleh Allah. iman mereka pun tidak setengah-
setengah, apa yang mereka yakini benar-benar mereka percayai akan terjadi. Seperti pada
saat mereka menghadapi masalah antara hidup dan mati sebab mereka mempertahankan
iman mereka kepada Allah dan menolak untuk menyembah patung yang didirikan oleh raja
Nebukadnezar. Mereka meyakini bahwa Allah yang mereka sembah sanggup untuk
menyelamatkan mereka dan jika mereka tidak diselamatkan pun mereka tetep percaya
kepada Allah dan memilih untuk mati dengan iman yang utuh pada Allah, dan Allah
menyelamatkan mereka sesuai iman mereka. Iman yang benar telah ditunjukan oleh ketiga
pemuda ini bahwa beriman bukan hanya suatu kepercayaan yang umat Allah lakukan saat
sedang berada dalam kehidupan yang damai dan baik-baik saja, namun justru ketika situasi
sedang kacau disitulah iman harus benar-benar dinampakan dan hal itu akan menjadi
cerminan seberapa manusia mempercayai Allah yang mereka sembah.
H. Karakter dan Iman Pemuda
Pemuda yaitu kelompok manusia yang memiliki semangat dan tenaga lebih besar
dibandingkan dengan kelompok manusia lainnya. Hanya saja kelemahan pemuda ialah rasa
berani mereka yang bisa dibilang berlebihan namun dengan pertimbangan yang kurang
matang atau biasanya pemuda itu akan nekat melakukan sesuatu namun tidak
memikirkannya dengan jauh terlebih dahulu. sebab sikap inilah maka banyak pemuda
yang terjerumus dalam masalah yang kemudian merusak mental pemuda itu sendiri.
Banyak kasus kenakalan remaja yang terjadi sebab kurangnya pertimbangan dari pemuda
itu sendiri.
Kelompok pemuda yaitu orang-orang yang berada dalam usia yang sangat produktif.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemuda, banyak juga hal yang bisa dicoba, usia
pemuda yaitu usia untuk memperkuat kompetensi dan talenta dalam diri. Dalam negara
pemuda yaitu golongan orang-orang yang berpengaruh secara khusus sebagai ‘subjek
akademik’ sering tersisihkan hal ini disebab kan sifat pemuda yang masih sama
berdasarkan keinginan sendiri sehingga apa pun yang dipandangnya baik itulah yang
dilakukannya dalam hal ini pemuda bisa dianggap sebagai pahlawan namun bisa juga
dianggap sebagai pembuat onar.
Pemuda juga memiliki banyak tanggung jawab sehingga
kadang kala kesibukan menjadi hal yang membatasi pemuda untuk bersosialisasi dan
bergaul. Namun tidak jarang pergaulan yang tidak dibatasi juga akan berpengaruh buruk
bagi masa depan pemuda. Pemuda yaitu masa di mana segala sesuatunya terlihat sangat
menarik sehingga sangat sulit untuk ditolak. Masa di mana seseorang benar-benar
menikmati hidupnya dengan kebebasan yang dimilikinya. sebab , banyak orang yang
beranggapan bahwa masa muda yaitu masa di mana manusia bisa meraih banyak prestasi
dan menjelajahi banyak hal untuk mendapatkan banyak pengalaman dan kenangan yang
akan dikenang di masa tua dan yang akan diceritakan kepada anak - cucu sebab masa muda
tidak datang dua kali. Sehingga banyak orang yang memakai masa muda untuk
memuaskan diri dan mengejar hal-hal duniawi.
Umat Allah yang percaya kepada Kristus dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan
mengaku kepercayaan kepada Kristus. Hal itu dinampakkan lewat pikiran, perkataan dan
perbuatan.
namun sebelum itu, umat Allah benar-benar harus tahu siapa Allah itu.
Pemuda Kristen yaitu anak muda yang mengetahui ajaran tentang Kristus dan
keselamatan yang berasal dari Allah. namun , masalah yang sering terjadi pada masa sekarang
yaitu banyaknya pemuda yang meninggalkan keselamatan yang telah diberikan
kepadanya sebab masalah-masalah duniawi. Padahal anugerah keselamatan itu diberikan
secara gratis. Seberapa besar pemahaman iman yang dimiliki oleh pemuda. Banyak sekali
kasus pemuda Kristen meninggalkan imannya sebab berhala-berhala masa kini. Pada
kisah-kisah di masa lampau khususnya dalam Alkitab berhala-berhala digambarkan sebagai
sebuah kepercayaan kepada allah lain (dewa) dalam bentuk patung. namun , pada masa
sekarang berhala bukan lagi dalam bentuk patung melainkan dalam bentuk sesuatu yang
bisa membuat manusia jauh dari Allah seperti kekayaan, jabatan, wanita/pria yang dicintai.
Lebih lagi ketika cobaan iman itu berhubungan dengan ancaman antara hidup atau mati,
akan sangat sulit untuk mempertahankan iman saat berada dalam situasi tersebut.
Ada contoh dalam Alkitab (Dan. 3:1-30) yang menceritakan tentang kisah tiga orang
muda yang tetap mampu untuk mempertahankan iman mereka ditengah situasi yang sangat
sulit. Ketika mereka diperhadapkan dengan cobaan untuk menyembah patung yang
didirikan oleh Nebukadnezar mereka memilih untuk menolak tawaran yang diberikan oleh
raja kepada mereka dan tetap bertekun pada iman mereka walaupun mereka mengetahui
bahwa akibat dari perbuatan mereka akan menimbulkan murka raja dan benar saja bahwa
raja menyuruh pengawalnya untuk memasukan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego ke dalam
dapur api yang telah dipanaskan 7 kali lipat.
Orang-orang yang memiliki hubungan yang sangat intim dengan Allah akan cenderung
lebih bisa bertahan dalam pencobaan sebab pegangan hidupnya yaitu Firman dan janji
Allah.
Namun, orang-orang yang memiliki hubungan yang relatif renggang dengan Allah
akan cenderung lebih cepat goyah ketika ditimpah masalah dan akan lebih banyak
menyalahkan Allah atas masalah yang dihadapinya sehingga hal ini akan membuat relasi
antara dirinya dengan Allah semakin jauh. Jika melihat Daniel 1:17 Allah memberkati Daniel,
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dengan kebijaksanaan dan kepandaian sehingga hal itu
akan membantu mereka dalam pekerjaan dan membuat mereka menjadi istimewa. Mereka
menyadari pemberian Allah dan memiliki relasi yang dekat dengan Allah, Allah terus
memberkati mereka dan mereka tetap setia kepada Allah. Hingga pada suatu masa ketika
Nebukadnezar mendirikan sebuah patung emas dan memberikan titah untuk
menyembahnya, ketiga orang ini didapati tidak menyembah patung tersebut sehingga hal
itu membuat Nebukadnezar sangat marah. Di depan Nebukadnezar pun mereka tetap
mempertahankan iman mereka kepada Allah dan memilih untuk menjalani hukuman yang
disediakan oleh Nebukadnezar bagi orang-orang yang tidak mau menyembah patung
tersebut. Namun, apa yang terjadi Allah menyelamatkan mereka bahkan Allah membuat
mereka menjadi semakin sejahtera hidupnya, dan melalui mereka nama Allah semakin
dikenal banyak orang (Dan. 3:1-30). Jika hal ini menjadi panutan para pemuda maka gereja
akan menjadi semakin maju dan di mana pun pemuda gereja berada maka mereka bisa
memperkenalkan Allah.
hal ini tentu tidak lepas dari relasi yang harus dibangun terlebih
dahulu dengan Allah. Dalam peribadatan dan penyembahan banyak hal yang bisa
didapatkan jika doa yang diucapkan juga diucapkan dengan sungguh-sungguh. Banyak
cobaan dan masalah yang akan dihadapi oleh manusia. Namun, orang-orang yang memiliki
hubungan yang intim dengan Allah akan memiliki sudut pandang tersendiri ketika
diperhadapakan dengan masalah. Orang-orang yang memiliki hubungan yang intim dengan
Allah akan memandang masalah sebagai ujian yang akan menaikkan level mereka sebab
mereka melihat masalah bukan sebagai hukuman. Orang yang memiliki relasi baik dengan
Allah akan selalu memakai iman mereka ketika mereka diperhadapkan dengan
masalah.
.jpeg)
