Home » kematian menurut islam 10 » kematian menurut islam 10
Rabu, 13 September 2023
penghuni neraka
memanggilnya, "Wahai Fulan, apakah engkau mengenalku?" Penghuni
surga menjawab. "Demi Allah. aku tidak mengenalmu. siapa engkau?"
Penghuni neraka berkata, "Suatu hari di dunia aku berjalan dan bertemu
dengan engkau yang dalam keadaan haus, Ialu engkau meminta air minum
kepadaku dan aku memberimu minum." Penglruni surga menjawab. "Aku
mengenalmu." Penghuni neraka berkata. "Mintakanlah syafa'at bagiku
dengan apa yang telah aku lakukan." Penghuni surga lalu memohon kepada
Allah dan menceritakan apa yang terjadi. Lalu Allah memberinya syafa'at
dan mengeluarkan orang itu dari neraka. wallahu a'lum.
Syafa'at untuk Orang yang Masuk Neraka, Nabi saw Pemberi Syafa'at
Keempat, dan Orang yang Tinggal di Neraka Jahannam Sesudahnya
Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat ada tiga pernberi syafa'at,
yaitu para nabi, para ulam& dan para syuhada." (HR. lbn Majah dari Utsman
ibn'Affan)
Ibn as-Sarnak Abu Amru Utsman ibn Ahmad meriwayatkan dari
Yahya ibn Ja'far ibn az-Zabarqan dari 'Ali ibn Ashim dari Khalid al-Hadzza
dari Salamah ibn Kuhail dari bapaknya dari Abu az-Za'ra' dari 'Abdullah
ibn Mas'ud, ia berkata, "Nabi kalian memberi syafa'at tingkat empat: (l)
Jibril, (2) Ibrahim, (3) Musa atau Isa, kemudian (4) Nabi kalian saw, (5) para
malaikat, (6) para nabi, (7) orang-orang yang jujur dan (8) para syuhada.
Lalu tinggallah suatu golongan dalam neraka dan dikatakan kepada mereka
sebagaimana firman Allah dalam surah al-Mudatstsir ayat 42-44: Apakah
yang nrcnrusukkan kamu ke dalam Soqar [nerakaJ?" Mereka nrcnjawab,
"Kami dahulu tidak termosuk orang-orang yang mengerjakan shalat dan
kami tidak [pulal memberi nnkan orang miskin. (QS. al-Mudatsir: 42-44).
Lalu dilanjutkan dengan firman Allah SWT: Maka syafo'at paro pemberi
syafa'at tidak berguna bagi ntereka (QS. al-Mudatsir: 48)
'Abdullah ibn Mas'ud ra mengatakan bahwa mereka adalah orangorang yang tinggal dalam neraka Jahannam.
Penulis mengatakan ini adalah kedudukan terpuji (maqam mahmuda)
bagi Nabi kita saw, sebagaimana diriwayatkan oleh Daud ath-Thayalisi dari
ibn Salamah ibn Kahil dari bapaknya dari Abu az-Za'ra' dari 'Abdullah, ia
berkata, "Kemudian Allah mengizinkan untuk memberi syafa'at, lalu berdirilah Ruhul Qudus Jibril as, kemudian lbrahim Khalilullah, kemudian
Musa atau lsa'alaihimassalaum."
Abu az-Za'ra' berkata, "Aku tidak tahu siapa di antara mereka yang
berbicara."
Kemudian yang keempat berdiri Nabi kalian saw dan memberi
syafa'at yang tidak ada lagi sesudahnya orang yang memberi syafa'at
sebanyak itu. ltu adalah kedudukan yang tinggi, sebagaimana disebutkan
Allah: ...mudah-mudohan Tuhan-mu mengangkat kamu ke lempat yang
terpuji. (QS. al-lsra': 79)
lbn Majah meriwayatkan dari 'Abdullah ibn Abu al-Jud'a, ia
mendengar Rasulullah saw bersabda, "Benar-benar akan masuk surga lakilaki dari umatku lebih banyak dari Bani Tamim." Mereka bertanya, "Wahai
Rasulullah, selain engkau?" Rasulullah saw menjawab, "Selain aku." Aku
bertanya. "Apakah engkau mendengar langsung dari Rasulullah saw?" Ia
menjawab, "Aku mendengar at-Tirmidzi meriwayatkan dan ia mengatakan
ini adalah hadits ha.san shahih g,harib." Kita tidak mendapatkan selain hadits
ini dari lbn al-Juda'a.
Penulis menyebutkan bahwa Baihaqi meriwayatkan dalam kitab Dalail
on-Nubuwwah pada bagian terakhir dari Abdul Wahab ats-Tsaqafo dari
Hisyam ibn Hayan dari al-Hasan dari Awis al-Qanri dari lbn as-Sammak
dari Yahya ibn Ja'far dari Syababah ibn Sawwar dari Hariz ibn Utsman dari
'Abdullah ibn Maisarah dan Habib ibn 'Adi ar-Rahibi dari Abu Umamah,
Rasulullah saw bersabda, "seorang laki-laki dari umatku memberi syafaat
lalu masuk surga dengan syafa'atnya salah satu suku, bani Rabi'ah dan
Mudhar." Ditanyakan kepada Rasulullah "Mengapa Rabi'ah dan Mudhar,
wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Aku mengatakan apa yang
kukatakan."
Al-Masyikhah meriwayatkan bahwa laki-laki yang dimaksud adalah
Utsman ibn'Affan.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Diantara umatku ada yang memberi syafa'at kepada sekumpulan
orang, ada yang memberi syafa'at kepada satu suku, ada yang memberi
syafa'at kepada satu jama'ah dan ada yang memberi syafa'at kepada seorang
laki-laki sehingga mereka masuk surga." (HR. at-Tirmidzi, hadits hasan)
Al-Bazzar menyebutkan (dalam riwayatnya) dari Tsabit. bahwa ia
mendengar dari Anas ibn Malik bahwa Rasulullah saw bersabda, "Seorang
laki-laki memberi syafa'at kepada dua atau tiga orang."
Al-Qadhi lyadh menyebutkan (dalam kitab asy-Sy{a) dari Ka'ab,
"setiap laki-laki dari golongan sahabat memberi satu syafa'at."
lbn al-Mubarak nreriwayatkan dari Abdurrahrnan ibn Yazid ibn Jabir,
bahwa Rasulullah saw bersabda" "Di kalangan umatku akan ada yang
dikatakan kepadanya, "shilah ibn Syim masuk surga dengan syafatnya
begini. begini."
Ada orang yang bertanya: Bagaimana oraug yang masuk neraka akan
mendapat syafa'at, sedangkan Allah SWT berfirman: ...Wahai Ttthan ktmi,
sesunggyhnya harangsiapa yang Engkau ma.sukkan ke dalam nererka, mako
sungguh telah Engkau hinakon ra.... (QS. Ali-lmran: 192)
...Dan nterelan liada nrcmberi syafa'ot, melainkan kepada orangyang
diridhai Allah ... (QS. al-Anbiya':28)
Dan berapo hanyuk malaikat di langit. syafu'al nterelst sedikitpun
tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang vang
dikehendaki dan diridhai [NyoJ. (QS. an-Najm:26)
Orang yang diridhai Allah tidak akon dihinakan sebagainrunafirnrun
Allah SW: .....pada hari ketikt Allah tidak ntenghinakan Nobi dan orangorong yang berinrun bersama dengan dia, sedang, cahaya mereko memoncor
di hadapon dan sebelah kanan nrcreka.... (QS. at-Tahrim: 8)
Kita katakan bahwa ini adalah pendapat orang yang terancam akan
sesat jalan dan mempunyai interpretasi berlebihan.
Sedangkan pendapat Ahlusunnah yang mengumpulkan Al-Qur'an dan
as-Sunnah, syafa'at bermanfa'at bagi pelaku-pelaku kemaksiatan yang
beragama sehingga mereka semua masuk surga.
Mengenai ayat pertama yang mereka kemukakan dapat kita jawab
dengan apa yang dikatakan oleh Anas ibn Malik, bahwa maksud
lttit yU j;) adalah orang yang kekal di neraka.
Qatadah mengatakan bahwa trJ:Ut adalah kebalikan dari {Ji3}
'tukhlid artinya ntengekalkan, bukan sebagaimana yang dikatakan oleh
orang-orang yang tidak mempunyai landasan yang kuat.
Firman Allah {6-}(},ii} maksudnya kebinasaan, yaitu ia dibinasakan,
dijauhkan dan dibenci. Dalilnya adalah firman Allah pada akhir ayat { ti1
l3i 'u. qr,Ltl-) (bagi orang-orong yang zhalim tidak ada penolong)
maksudnya bagi orang-orang kafir.
Jika ayat itu kita tujukan kepada para pelaku kemaksiatan yang
mengesakan Allah (al-muwahhidun'1, maka kata * al-khi4f' berarti' al-hayaa'
(malu). Dikatakan: khazaya-yakhza-khazayah. Contoh dalam kalimat:. iza
istalrya fa huwa khizyaanr (apabila ia malu ia merasa rendah diri). Contoh
lain: imra'atun khizyaanatun (seorang wanita yang pemalu). Demikianlah pendapat para ahli tafsir, bahwa pada hari itu orangorang Mukmin merasa malu. Yaitu, rasa malu mereka kepada semua
pemeluk agama-agama karena masuknya mereka ke dalam neraka dan keluar
darinya. Rasa malu orang-orang kafir juga karena kebinasaan mereka dalam
neraka sedangkan orang-orang Mukmin tidak mati di dalamnya.
Inilah perbedaan rasa malu antara orang-orang kafir dengan orangorang Mukmin yang kemudian dikeluarkan dengan syafa'at orang yang
diizinkan Allah dengan rahmat-Nya Yang Maha Pengasih untuk
memberikan syafa'at dan pertolongan-Nya -sebagaimana akan dijelaskan
dalam pembahasan sesudah ini-. Ketika itu mereka mendapat keridhaan.
Lalu tidak seorangpun diberi izin Allah sampai tidak ada lagi qishash untuk
dosa-dosanya yang tertinggal. melainkan yang menyelamatkannya adalah
syafa'at, maka dia diizinkan keluar dari neraka dan bergabung dengan orangorang yang menang dan diridhai . olhamdulillaahirabbil'alamin.
Firman Allah SWT yang berbunyi: ...Pada hari ketika Allqh tidak
nteng,hinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia,
sedang cahaya ntereka memancar di hadapan dan sebelah kanan mereka....
(QS. at-Tahrim: 8) maksudnya adalah: Allah tidak mengaza[ nabi dan
orang-orang beriman. Meskipun pelaku kemaksiatan diazab, Allah justru
mengeluarkan mereka dengan syafa'at dan rahmat-Nya.
Orang-orang yang Mendapat Syafa'at dan Para Penghuni Neraka
Jahannam
Ibn al-Mubarak meriwayatkan dari Rusydain ibn Sa'id dari Yahya dari
Abu Abdurrahman al-Khatly dari 'Abdullah ibn 'Amru ibn al-'Ash dari
Rasulullah saw, Beliau bersabda: Puasa dan Al-Qur'an akan memberi
syafa'at bagi seorang hamba. Puasanya berkata, "Ya Allah, aku telah
menghalanginya dari makan, minum, dan syahwat di siang hari, maka aku
memberi syafa'at dengannya." Al-Qur'an berkata pula, "Aku telah
menghalanginya tidur di malam hari, maka aku memberinya syafa'at." Lalu
keduanya memberi syafa' at.
Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Sa'id al-Khudri ra. sesudah
sabda Rasulullah tentang neraka Jahannam, Beliau bersabda, "Hingga ketika
telah selamat orang-orang mukmin dari neraka, maka demi Dzat yangjiwaku
ada di Tangan-Nya, tidak seorangpun di antaramu yang paling kuat dari
kami karena Allah dalam memegang kebenaran dari orang-orang Mukmin
pada hari kiamat terhadap saudara-saudara mereka yang ada dalam neraka."
Ibn Majah meriwayatkan dengan lafadz dari Abu Sa'id al-Khudri dari
Rasulullah saw, "Apabila Allah menyelamatkan orang-orang Mukmin dari
neraka, maka mereka aman. Jadi tidak ada perbantahan tiaptiap kamu dalamkebenaran yang paling dahsyat dibandingkan perbantahan orang-orang
Mukmin yang masuk neraka. Mereka berkata. "Ya Allah. mereka saudarasaudara kami." Lalu Rasulullah saw menjelaskan maksudnya. "Mereka
berkata, 'Wahai Tuhan kami, mereka berpuasa, shalat. dan berhaji bersama
kami."' Lalu dikatakan kepada nrereka, "Keluarkan orang-orang yang kalian
kenal." Lalu wajah mereka dipelihara dari api neraka. Kemudian mereka
mengeluarkan banyak manusia yang telah dibakar api sampai setengah kaki
dan lututnya. Mereka berkata, "Wahai Tuhan kami. tidak seorangpun dari
orang-orang yang Engkau perintahkan kepada karni yang tertinggal di
dalamnya." Kemudian Allah SWT berfirtnan, "Kembalilah! Siapa yang
kalian ternukan ada kebaikan dalam hatinya seberat satu Dinar, maka
keluarkan ia." Lalu mereka mengeluarkan manusia yang banyak dari neraka,
kemudian mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, tidak ada lagi yang
tertinggal dari orang-orang yang Engkau perintahkan kepada kami." Lalu
Allah SWT berfirman, "Kembalilah! Siapa yang kalian temukan ada
kebaikan dalam hatinya seberat setengah Dinar, maka keluarkan ia." Lalu
mereka mengeluarkan manusia yang banyak dari neraka, kemudian mereka
berkata, "Wahai Tuhan kami, tidak ada lagi yang tertinggal dari orang-orang
yang telah Engkau perintahkan kepada karni." Lalu Allah SWT berfirman,
"Kembalilah. Siapa yang kalian temukan ada seberat biji sawi kebaikan
dalam hatinya, maka keluarkanlah ia." Lalu mereka mengeluarkan manusia
yang banyak dari neraka. kemudian mereka berkata, "Wahai Tuhan kami,
tidak ada lagi kebaikan yang tertinggal di dalamnya."'
Abu Sa'id al-Khudri berkata "Jika kalian tidak percaya kepadaku
tentang hadits ini, maka baca firman Allah SWT: Sesungpyhrya Allah tidak
menganiaya seseorang meskipun sebesur zarrah, dan jika adu kebajifun
sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan nrcntberikan
dari sisi-Nya pahala yang besar. (QS. an-Nisa': 40)
Nahrul Hoyah (Sungai Kehidupan) dan Mereka Dimerdekakan Allah
(Utaqo'Allah'1
Allah SWT berfirman, "Para malaikat telah memberi syafa'at, para
nabi telah memberi syafa'at. orang-orang Mukmin telalr memberi syafa'at,
dan yang tinggal hanya Yang Maha Pengasih dan Penyayang." Lalu Dia
mengambil dengan satu genggaman ke dalam neraka. Keluarlah darinya
suatu kaum (yang telah menjadi orang) yang hanya melakukan satu
kebaikan. Allah memasukkan mereka ke dalam sungai (di depan surga) yang
dinamakan Nahrul Hayah (Sungai Kehidupan). Lalu mereka keluar seperti
benih tumbuh sesudah tersapu banjir. Apakah kalian tidak melihat batu dan
pohon yang kuning dan hijau karena sinar matahari, dan yang terlindung
menjadi putih." Para sahabat berkata "Wahai Rasulullah, engkau seperti menggembala di padang pasir." Rasulullah saw bersabda, "Mereka keluar
seperti mutiara. Di kening mereka ada tanda. Penduduk surga mengenal
mereka sebagai orang-orang yang dimerdekakan Allah (utaqa' Allah) dan
masuk surga tanpa melakukan suatu amal atau kebaikan ketika di dunia.
Kemudian Allah SWT berfirman, "Masuk kalian ke surga. Apa yang kalian
lihat adalah untuk kalian." Mereka berkata, "Wahai Tuhan kami. beri kami
apa yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun di alam ini." Allah SWT
berfirman, "Aku akan memberikan kalian lebih baik dari itu." Mereka
bertanya, "Wahai Tuhan kami, apakah yang lebih baik itu?" Allah SWT
berfirman, "Keridhaan-Ku. Tidak ada lagi kemurkaanku kepada kalian
selamanya sesudah ini."
Abu al-Qasim Ishaq ibn lbrahim ibn Muhammad al-Khatli (dalam
kitab ad-Dibaj) meriwayatkan dari Ahmad ibn Abu al-Harits dari Abdul
Majid ibn Abu Ruwad dari Mu'ammar ibn Rasyid dari al-Hakim ibn Aban
dari 'lkrimah dari ibn 'Abbas ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda. "Jika Allah telah menyelesaikan ketetapan di antara makhluk-Nya.
maka Dia mengeluarkan sebuah kitab dari bawah 'Arsy dan berfirman,
"Rahmat-Ku rnengalahkan kemurkaan-Ku. Aku adalah Yang Maha Pengasih
dan Penyayang." Lalu dikeluarkan dari neraka orang yang menjadi penghuni
surga, yang di antara kedua matanya tertulis "orang-orang yang
dimerdekakan Allah (utaqa' Allah)."
Hadits tersebut menerangkan bahwa iman bertambah dan berkurang
(sebagaimana kami jelaskan dalam akhir surah Ali 'lmran dalam kitab a/-
Jami' li Ahkam Al-Qur'an) dan firman Allah yang berbunyi "Keluarkanlah
oleh kalian orang yang di dalam hatinya seberat satu Dinar, setengah Dinar,
dan sebesar biji sawi" menjadi dalilnya.
Firman Allah "dari kebaikan," maksudnya adalah iman. Demikian
pula dengan yang disebutkan dalam hadits Qatadah dari Anas, bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Yang ada di dalam hatinya kebaikan seberat
gandum, seberat zarrah." yaitu dari keimanan, dengan dalil riwayat lain yang
diriwayatkan oleh Ma'bad ibn Hilal al-'Anzi dari Anas, yang di dalamnya
terdapat: Aku berkata, "Wahai Tuhanku, umatku. umatku." Maka Allah
SWT berfirman, "Pergilah. Siapa yang di dalam hatinya ada keimanan
seberat biji sawi, maka keluarkan ia." Aku lalu pergi dan melakukannya.
Dalam hadits panjang yang diriwayatkan oleh Muslim. bahwa
disebutkan firman Allah yang berbunyi "keimanan," maksudnya dari amalamal keimanan yang dilakukan anggota tubuh. Ini menjadi dalil bahwa amal
shalih merupakan syarat iman. Dalil lain adalah firman Allah SWT yang
berbunyi: ...don tiadalah Allah akan menyia-nyiakon keimananml... (QS.
al-Baqarah: 143) "keimanan" yang dimaksud adalah shalatmu.Menurut pendapat lainnya, bahwa yang dimaksud dalam hadits ini
adalah amal-amal hati. sebagaimana perkataan "keluarkanlah orang yang
melakukan suatu pekerjaan dengan niat dari hatinya," sebagaimana sabda
Rasulullah saw, "Amal tergantung dengan niat." Hal ini mengandung
pengertian yang menakjubkan. yang sebentar lagi akan dijelaskan, insya
Alluh.
Mungkin juga yang dimaksud adalah kasih sayang terhadap orang
Islam dan mengasihi anak yatim karena takut dan mengharap keridhaan
Allah, bertawakkal kepada-Nya dengan rneyakininya hanya dalarn amalan
hati. ltu juga dinamakan dengan iman.
Dalil bahwa maksudnya adalah iman adalah apa yang kami katakan
dan keimanan tidak hanya "mengesakan Allah. menolak kemusyrikan, dan
ikhlas dengan kalimat lailaahaillalla& " sebagaimana dalam hadits tentang
firman Allah "keluarkan mereka, keluarkan mereka." Sesudah itu Allah
menggenggam dengan satu genggamatr yang mengeluarkan suatu kaum yang
tidak mengerjakan satu pun kebaikan kecuali yang dimaksud adalah tauhid
tanpa amal.
Hal tersebut dijelaskan dengan riwayat al-Hasan dari Anas. yang
merupakan tambahan dari apa yang ditambahkan oleh 'Ali ibn Ma'bad
dalam hadis syafa'at, "Kemudian aku kembali kepada Tuhanku untuk yang
keempat kalinya, aku memuji-Nya dengan pujian yang sama. lalu aku
bersujud. Allah SWT berfirman kepadaku. "Wahai Muhammad, angkat
kepalamu, berbicaralah. karena Aku akan mendengarmu, dan mintalah
karena Aku akan memberimu." Aku berkata "Wahai Tuhanku, izinkan aku
memberi syafa'at bagi orang yang mengucapkan lailoahaillallah." Allah
SWT berfirman, "ltu bukan untukmu. Derni kekuasaan-Ku, demi kebesaranKu, demi keagungan-Ku, demi kekuatan-Ku, Aku benar-benar akan
mengeluarkan siapa yang mengucapkan lailaahaillallah."
At-Tirmidzi al-Hakim Abu 'Abdullah dalam kitab Nawadir al-Ushul
dari Muhammad ibn Ka'ab al-Qurzhi dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
saw bersaMa, "Tertulis di kening mereka 'Orang yang dimerdekakan Allah'
(utaqa'Allah). Mereka lalu memohon kepada Allah supaya nama itu dihapus
dari mereka maka Allah menghapuskannya."
Dalam riwayat lain disebutkan. "Lalu Allah mengutus seorang
malaikat yang menghapuskan tanda mereka."
Al-lahannamiyun
Abu Bakar al-Bazzar (menyebutkan dalam Musnad-nya) dari Abu
Sa'id al-Khudri dari Nabi saw, Beliau bersabda, "Penghuni neraka tidak mati
dan tidak hidup. Adapun orang yang dikehendaki Allah mengeluarkan mereka, maka mereka dimatikan, kemudian mereka dikeluarkan dan
dimasukkan ke sebuah Nuhrul Huyah (Sungai Kehidupan). Allah
mengalirkalt airnya kepada mereka. lalu nlereka tumbuh seperti tunrbuhnya
biji yang tersapu banjir. Mereka lalu masuk surga dan mereka dinamakan
penghuni surga dengan'Penghuni Neraka Jahannam' (al-Jahannamiyun).
Mereka memohon kepada Allah SWT. maka Dia menghilangkan nama itu
dari mereka."
Diriwayatkan dari Anas ra. Rasulullah saw bersabda, "Suatu golongan
dikeluarkan dari neraka sesudah mereka terbakar dengan warna hitam
kemerahan. lalu mereka masuk ke surga. Mereka dinamai oleh penghuni
surga dengan 'Penghuni Neraka Jahannam' (al-,luhannamiyun)." (HR. alBukhari)
Diriwayatkan dari 'lmran ibn Hushain dari Rasulullah saw, Beliau
bersabda, "Suatu golongan benar-benar dikeluarkan dari neraka dengan
syafa'atku, dan mereka dinamai 'Penghuni Neraka Jahannam' (al'
Johannam iyan)." (HR. at-Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Anas, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Syafa'atku untuk pelaku dosa besar dari umatku." (HR. atTirmidzi. Dishuhihkan oleh Abu Muhamrnad 'Abdul Haq)
Rasulultah saw bersabda, "Syafa'atku untuk pelaku dosa besar dari
unratku." (HR. Abu Daud ath-Thayalisi dan lbn Majah dari hadits Jabir ibn
'Abdullah)
Ath-Thayatisi menambahkan, "Jabir berkata kepadaku, 'Jika bukan
pelaku dosa besar apakah ia mendapat syafa'at?"'
Abu Daud berkata, "Muhammad ibn Tsabit meriwayatk3n dari Ja'far
ibn Muhammad dari bapaknya dari Jabir."
Rasulullah saw bersabda, "Betapa menyenangkan aku bagi para pelaku
kejahatan dari umatku ." Para sahabat bertanya, "Bagaimana dengan orangorang yang baik?" Rasulullah saw bersabda, "Masuk surga dengan amalamal mereka, sedangkan orang jahat masuk surga dengan syafa'atku." (HR.
Abu al-Hasan ad-Daruquthni dari Abu Umamah)
Ibn Majah meriwayatkan dari lsmail ibn Asad dari Abu Badr Syuja'
ibn at-Walid as-Salwi dari Ziad ibn Khaitsamah dari Nu'aim ibn Abu Hind
dari Rib'i ibn HArsy dari Abu Musa al-'Asy'ari. Rasulullah saw bersabda,
"Aku disuruh memilih antara memberi syafa'at atau memasukkan separuh
umatku ke dalam surgar maka aku memilih memberi syafa'at, karena lebih
umum dan lebih mencukupi. Apakah kalian sangka untuk orang-orang yang
bertakwa? Tidak. Tetapi untuk orang-orang yang melakukan kesalahan,
berdosa, dan kotor Asy-Syekh al-Faqih Abu al-Qasim 'Abdullah ibn 'Ali ibn Khalaf alKufi yang mendapat persetujuan dari bapaknya al-Faqih al-lmam alMuhaddits Abu al-Hasan 'Ali ibn Khalaf al-Kufi mengatakan bahwa ia
membacakan kepada usy-syaikah ash-Shalehuh, wanita yang shalihah,
Khadijah binti Ahmad ibn al-Hasan ibn 'Abdul Karim an-Nahrawi di
rumahnya, dan aku hadir mendengarkannya. Dikatakan kepada wanita itu,
"Telah meriwayatkan kepada kalian Syekh Abu 'Abdillah al-Husain ibn
Ahmad ibn Muhammad an-Na'aly, maka apakah engkau telah
menetapkannya?" Wanita itu berkata, "Benar." la berkata, "Telah
meriwayatkan Abu al-Hasan Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn
Zarqawih al-Bazzar, telah meriwayatkan kepada kami Abu 'Ali Ismail ibn
Muhammad ibn Ismail ibn Shalih ash-Shighar, telah meriwayatkan
'Abdullah ibn Ayub al-Makhrami dari Abu Badr Syuja' ibn al-Walid asSukuni dari Ziad ibn Khaitsamah dari Nu'aim ibn Abu Hind dari ar-Rib'i ibn
Harrasy dari Nabi saw, Beliau bersabda. "Aku disuruh rnemilih antara
syafa'at atau separuh umatku, maka aku memilih syafa'at. Apakah kalian
menyangka untuk orang-orang yang bertakwa? Tidak, tetapi untuk orangorang yang bersalah dan kotor."
Ibn Majah meriwayatkan dari Hisyam ibn 'Ammar dari Shadaqah ibn
Khalid dari Jabir, ia berkata "Aku mendengar dari Salim ibn 'Amir, ia
berkata. 'Aku mendengar 'Auf ibn Malik al-Asyja'i mengatakan bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Apakah kalian mengetahui pilihan yang
dihadapkan kepadaku oleh Allah pada malam itu? (malam Isra' dan Mi'rEpent)" Karni menjawab, *Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."
Rasulullah saw bersabda, "Allah menyuruhku memilih antara memasukkan
separuh umatku ke dalam surga atau memberi syafa'at, maka aku memilih
syafa'at." Kami berkata, "Wahai Rasulullah, doakan kami supaya kami
temasuk di dalarnnya." Rasulullah saw bersaMa, "Syafa'at untuk semua
orang Islam."'
Riwayat menakjubkan yang kami janjikan untuk menyampaikannya
adalah riwayat yang disampaikan oleh al-Kilab ibn Abu Bakar Muhammad
ibn Ibrahim dalam kitab Bahr al-Fuod dari Abu an-Nashr Muhammad ibn
lshaq ar-Rasyadi dari Abu Bakar Muhamrnad ibn 'lsa ibn Zaid ath-Tharsusiy
dari Nu'aim ibn Hammad dari lbrahim ibn al-Hakam ibn Aban dari
bapaknya Qilabah, ia berkata "Aku mempunyai anak laki-laki dan saudara
laki-laki yang diberi minum lalu ia jatuh sakit. Pada suatu malam ia ingin
aku dekat dengannya sehingga aku mendatanginya. Kulihat ada dua
bayangan hitam didekat anak saudaraku itu. Aku berkata, "Kita kepunyaan
Allah, telah binasa anak saudaraku." Muncul dua bayangan putih dari celah
rumah itu. Salah satunya berkata kepada kawannya, "Turunlah kepadanya."
Ketika ia telah turun dua bayangan hitam itu tersingkir, kemudian ia
mencium mulutnya dan berkata" "Aku tidak melihat ada dzikir di dalamnya." Lalu ia mencium perut anak saudaraku itu dan berkata, "Aku tidak melihat
ada puasa padanya." Lalu ia mencium kedua kakinya dan berkata' "Aku
tidak melihat ada slralat padanya." Kawannya berkata kepadanya, "lnnu
littsahi wo innu iluihi raaiiu 'r.rn. seorang umat Muhammad saw. tidak ada
satu kebaikan padanya. Celakalah engkau, ulangilah." Kawannya tadi
memeriksa kembali. la mencium mulutnya dan berkata, "Aku tidak melihat
ada dzikir di dalamnya." Ia kemudian mengulang mencium perutnya dan
berkata. "Aku tidak melihat adanya puasa." Kemudian ia kembali mencium
kedua kakinya dan berkata, "Aku tidak melihat adanya shalat pada
keduanya." Kawannya berkata, "Celakalah laki-laki dari umat Muhammad'
tidak satupun kebaikan padanya. Naiklah engkau, biar aku turun." Lalu
turunlah yang lain. dan ia mencium mulutnya kemudian berkata, "Aku tidak
melihat dzikir di dalamnya." Kemudian ia mencium perutnya dan berkata,
"Aku tidak melihat adanya puasa." Kemudian ia mencium kedua kakinya
dan berkata, "Aku tidak melihat pada keduanya shalat." Kemudian ia
kembali dan mengeluarkan ujung lidahnya, lalu ia mencium lidah itu dan
berkata. "Alluahu akbur, aku rnelihat dia bertakbir dengan suatu takbir di
jalan Allah untuk mengharapkan keridhaan Allah di Antiokia'. Kemudian
anak saudara laki-lakiku itu meninggal dan terciumlah dalam rumah itu bau
misik. Setelah shalat Zhuhur aku bertanya kepada orang-orang yang ada di
mesjid, "Apakah kalian tahu laki-laki penghuni surga?" Lalu aku
menceritakan tentang kejadian anak saudara laki-lakiku. Ketika aku
menyebutkan intakiyah mereka berkata. "Bukan Antiokia, tetapi Anthiokia."
Aku rnenjawab, "Aku tidak akan menyebutnya kecuali seperti malaikat
menyebutnya."'
Para ulama kita mengatakan bahwa yang menyelamatkannya adalah
ucapan takbir karena mengharapkan keridhaan Allah. Takbir ini adalah
takbir selain dari syahadat, yaitu syahadat yang sebenarnya, syahadat
keimanan kepada Allah SWT. Adapun syafa'at Nabi saw, para malaikat,
para nabi, dan orang-orang Mukmin untuk orang yang mempunyai kelebihan
amal. Siapa yang tidak ada keimanan yang baik termasuk orang-orang yang
diberi keutamaan kepada mereka oleh Allah, lalu mereka dikeluarkan dari
neraka sebagai suatu keutamaan, pemuliaan dan janii yang benar dari Allah,
serta implementasi firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidok akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia akan meng,ampuni segala dosa yang
selain dari [syirikJ itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya ....(QS. an-Nisa':
48)
Mahasuci Allah Yang Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya dan
memenuhijanji-Nya.
Disebutkan dalam hadits Abu Sa'id al-Khudri tentang sabda
Rasulullah saw, "Maka mereka keluar seperti mutiara dan di leher mereka
ada stempel."
Dalam hadits Abu Hurairah ra disebutkan dengan "Tertulis di kening
mereka 'Orang-orang yang dimerdekakan Allah."' lni adalah kontroversi.
Kesamaau dua hadits tersebut adalah: sebagian bersinar di wajah
mereka dan sebagian lain bersinar di leher mereka. Dalam hadits Jabir
setelah dikeluarkan oleh golongan Syaf i disebutkan, "Kernudian Allah
SWT berfirman, "Akulah Allah. Aku akan mengeluarkan dengan ilmu dan
kasih sayang-Ku." Lalu keluarlah yang paling lernah dan tertulis di leher
mereka "Orang-orang yong dimerdekakan Allah SWT," lalu mereka masuk
surga dan di dalamnya mereka dinamai dengan 'Penghuni Neraka
Jahannam'."
Leher dalam bahasa Arab adalah raqabah. Raqabah diartikan juga
dengan orang, sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT: .... Maka
hendakloh ia nrcmerdeknkon seorang fuimba sahaya... (QS. an-Nisa': 92)
Sabda Rasulullah saw, "Ia tidak pernah lupa pada hak Allah pado
leher dan punggungnya. " Dalam bahasa Arab, riqab maksudnya jumlah
harta, sebagaimana terdapat dalam sya'ir:
Akal akan hilang jika tertawa terbahak-bahak # Setumpuk harta (riqab
al -mal) mengiringi tawanya
Jadi mungkin yang dirnaksud dalam hadits Abu Sa'id dan Jabir
rodhiyallaahu'anhumo "maka mereka keluar seperti mutiara, penduduk
surga mengenali mereka dengan tanda yang tertulis di kening mereka"
sebagaimana disebut dalam hadits Abu Hurairah ra. Dengan demikian tidak
ada pertentangan dalam masalah ini, walloahu a'lam.
Jika ada orang yang bertanya, kenapa mereka meminta penghapusan
nama itu dari mereka sedangkan itu adalah nama yang mulia, karena Allah
SWT yang memberikannya sebagaimana Dia memberi nama-nama yang
mulia dalam firman-Nya: Nabi-Ku, rumah-Ku, 'Arsy-Ku, dan para malaikatKu. Disebutkan juga dalam suatu riwayat, "Orang yang saling berkasihkasihan karena Allah akan ditulis di kening mereka bahwa mereka adalah
orang-orang yang berkasih-kasihan karena Allah." Lalu mengapa mereka
harus meminta untuk menghapuskan nama itu?
Jawabannya adalah: mereka meminta demikian karena mereka berbeda
dengan orang-orang yang berkasih-kasihan karena Allah SWT, karena
mereka baru saja dimasukkan ke dalam neraka Jahannam yang merupakan
tempat musuh-musuh Allah dan mereka malu kepada para saudara mereka
dengan hal itu, karena ada semacam diskriminasi. Ketika di beri nikmat
masuk surga mereka menginginkan nikmat yang sempurna dengan
menghilangkan penggolongan ini dari mereka.
Dalam sebuah hadits marfu'diriwayatkan: Ketika mereka masuk ke
surga, berkatalah penduduk surga, "Mereka adalah penghuni neraka
Jahannam." Ketika itu mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, jika Engkau
tinggalkan kami di neraka maka itu lebih baik bagi kami, daripada kami
dihlna." Lalu Allah mengirim angin yang disebut al-Mutsirah dari bawah
'Arsy yang menyapu wajah mereka, lalu terhapuslah tulisan itu sehingga
wajah mereka bertambah bercahaya, indah, dan bagus."
Abu Muhammad 'Abdul Wahab (dikenal dengan lbn Rawahah)
meriwayatkan, dia membacakan kepada al-Hafiz as-Salafi dan aku
mendengarnya dari al-Hajib Abu al-Hasan ibn al-'Allaf dari Abu al-Qasim
ibn Basyran dari al-Ajiri Abu Bakar Muhammad ibn al-Hasan dari Abu 'Ali
al-Hasan ibn Muharnmad ibn Sa'id al-Anshari dari 'Ali ibn Muslim athThusy dari Marwan ibn Muawiyah al-Fazari dari 'Amru ibn Rifa'ah ar-Rib'i
dari Abu Nadhrah dari Abu Sa'id al-Khudri, ia mengatakan bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Penghuni neraka yang menjadi penduduknya
tidak mati dan tidak hidup. sedangkan penghuninya yang keluar darinya
apabila mereka jatuh ke dalamnya menjadi hangus, sampai Allalt
mengizinkan mereka. lalu mereka dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam
sungai yang dinamakan al-Hayah atau al-Hayowan (Sungai Kehidupan).
Lalu penduduk surga mengalirkan air kepada mereka maka mereka tumbuh,
kemudian mereka masuk surga. Mereka dinamakan dengan 'Penghuni
neraka Jahannam'. Mereka lalu meminta kasih sayang Allah. maka nama itu
hilang dari mereka dan mereka bergabung dengan penduduk surga.
Orang yang berkasih-kasihan karena Allah mempunyai tanda yang
mulia dan penggolongan yang tinggi. Oleh sebab itu, mereka tidak meminta
untuk dilrapuskan dan dihilangkan . lYalla ahu a' l arn.
Jika ditanyakan (dalam masalah ini) apakah yang menunjukkan bahwa
sebagian orang yang masuk surga (yang berbaur dengannya) merasa
terganggu, dan sebagian tidak merasa terganggu dan kesulitan?
Disebutkan bahwa hadits-hadits tersebut menunjukkan hal itu, bahwa
mereka bergabung dengan mereka ketika masuk surga, kemudian nama itu
dihilangkan dari mereka. Sebagian ulama kita mengibaratkan hal ini dengan
melemparkan najis ke dalam lautan yang tidak akan memberi pengaruh,
demikian pula keadaan mereka bagi penduduk surga. Itu adalah
perumpamaan yang tepat.
Semua akan merasa takut ketika "maut" disembelih di atas shirat
-sebagaimana
akan dijelaskan- lalu mereka akan merasa aman dan sangat
gembira, karena telah hilang dari mereka semua kenyataan, wallaahu a'lam.
Jika ada orang bertanya, bagaimana Al-Qur'an dan puasa akan
memberi syafa'at, sedangkan keduanya adalah amal perbuatan? Jawabnya,
hal tersebut sudah dijelaskan, namun akan diuraikan lagi lebih terperinci
dengan mengutip sabda Rasulullah saw, "Pada hari kiamat pahala orang
yang membaca Al-Qur'an akan datang menyerupai seorang laki-laki yang kurus. la berkata, 'Akulah yang membuat engkau tidak tidur di malarn hari
dan membuatmu haus di siang hari'." (HR. lbn Majah dari Buraydah,
sanadnya shahih)
Dalam hadits Shahih Muslim dari an-Nawas ibn Sam'an al-Kilabi,
Rasulullah saw bersabda, "Pada hari kiamat Al-Qur'an akan didatangkan
bersama orang yang membacanya, yang didahului oleh surah al-Baqarah dan
Ali 'lmran." Rasulullah saw mengumpamakan keduanya dengan tiga contoh
yang tidak akan kami lupakan, Beliau bersabda, "Keduanya seperti awan
tebal atau naungan yang berwarna hitam. Di antara keduanya berwarna
merah atau keduanya seperti burung yang terpisah dari barisannya dan
keduanya sal i ng berh ujjah tentang pem i I i knya."
Para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan 'keduanya
saling berhujjah tentang pemiliknya' adalah. Allah menciptakan malaikat
yang mendebat tentang pahala keduanya, sebagaimana disebutkan dalam
sebagian hadits. "Bahwa siapa yang membaca:
Allah nrcnyatolcan bahwo tidak uda Tuhan seluin Dia, Yang
menegaklcan keadilan. Para malailcat dan orang-orang berilmu fiuga
nrcnyataknn yang denikionJ. Tidak oda Tuhan melainlcon Dia, Yang
Mahaperkasa lagi Mahabijaksano (181. Sesungguhnyo ogama yung diridhoi
Allah hunyaloh Islant. Orang-orang yang diberi Knb suci [sebelum IslomJ
tidaHah berselisih kecuoli seteloh datong pengetahuan -kebenaran- kepoda
mereka, lcareno l<edengkian yang terdapat di antara mereka. Barongsiapa
yang kalir terhadap ayot-ayat Alah maka sesungguhnyo Allah itu sangat
cepat melokukon al-hisab [perhitungan pembalasanJ. (QS. 'Ali 'lmran: l8-
19) Maka, Allah menciptokan duo malaikat yang ntulia dari pahala AlQur'an dan putsa, lalu keduanya memberi $,e!fa'at kepadanya.
Demikian pula semua amal shalih, insya Alluh, sebagaimana
disebutkan oleh tbn a!-Mubarak dalam kitab ad-Daqaiq:
Seorang laki-laki meriwayatkan dari Zaid ibn Aslam. ia berkata,
"Telah sampai riwayat kepadaku bahwa pada hari kiamat amalan seorang
Mukmin akan digambarkan dalam bentuk yang paling baik. wajah yang
diciptakan Allah paling baik, baunya paling harum, dan duduk di
sampingnya. Setiap kali ada yang mengejutkannya maka ia menjaganya dan
setiap kali ada yang menakutkannya maka ia menenangkannya. Maka
dikatakan kepadanya, "Terima kasih untuk teman yang baik, siapakah
engkau?" Amalnya menjawab, "Apakah engkau tidak mengenalku? Aku
telah menemanimu dalam kuburmu dan duniamu. Demi Allah, aku adalah
amalmu yang baik. Itulah sebabnya engkau melihatku dalam keadaan yang
baik. Tunggangilah aku sepanjang aku menunggangimu di dunia. Firman
Allah SWT: Dan Allah menyelamatknn orang-orang yang bertala,ta karena
kemenangan mereka.... (QS. az-Zumar: 6l) Amalnya membawanya ke hadapan Allah dan berkata, "Ya Tuhan,
orang yang beramal di dunia akan nrendapat hasil amalnya, semua pedagang
dan pembuat barang mendapatkan perdagangannya, selain temanku ini yang
dirinya telah sibuk untuk-Mu." Lalu Allah SWT berfirman. "Apakah yang
engkau minta?" la menjawab, "Keampunan dan kasih sayang -atau yang
serupa dengan itu-." Allah SWT bertirman, "Aku telah mengampuninya."
Kemudian ia diberi pakaian kemuliaan dan dilekatkan kepadanya mahkota
kewibawaarr yang bertahtakan mutiara dan cahayanya sejauh dua hari
perjalanan. Ia lalu berkata. "Wahai Tuhanku, kedua orang tuanya telah
sibuk. sementara semua orang yang melakukan amal dan perdagangan
memasukkan kedua orang tuanya dengan amalnya,'-' maka diberilah kedua
orang tuanya serupa dengan apa yang telah diberikan.
Bagi orarrg-orang kafir amalnya berbentuk sangat buruk dan baunya
sangat busuk. Ia duduk di sampingnya. Setiap kali ada yang mengejutkan
maka ia menambahnya dan setiap kali ia ketakutan maka ia semakin
menambahnya. Ia bertanya, "Sungguh teman yang buruk, siapakah engkau?"
Amalnya nreniawab, "Apakah engkau tidak mengenalku?" Ia menjawab,
"Tidak." Amalnya menjawab, "Aku adalah amal burukmu. Itulah sebabnya
engkau melihatku buruk, dan amalmu itu busuk, itulah sebabnya engkau
melihatku dalam keadaan busuk. Aku akan naik ke kepalamu dan
menunggangimu selama engkau telah menunggangiku di dunia." Firman
AIlah SWT: Menyebabkttn mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh'
penuhnya pada hori kiamat... (QS.an-Nahl: 25)
Penggambaran tersebut bukan hanya bersifat imajinasi, tetapi
berdasarkan kepada hadits Qais ibn 'Ashim al-Minqari. bahwa Nabi saw
bersabda, "Engkau mempunyai qarin -teman-. Ia dikuburkan bersamamu
dalam keadaan hidup, tetapi engkau dikuburkan bersamanya dalam keadaan
mati. Jika ia mulia, maka ia akan memuliakanmu, tetapijika ia tercela maka
ia akan menelantarkanmu. Kemudian ia akan dikumpulkan hanya denganmu,
engkau tidak dibangkitkan hanya bersamanya, dan engkau tidak ditanya
hanya tentangnya. Jadi jadikanlah ia shalih, karena jika ia shalih maka
engkau akan senang dengannya, dan jika ia buruk maka engkau akan
mengalami keburukan darinya. Dia adalah pekerjaanmu."
Abu al-Faraj ibn al-Jauzi meriwayatkan dalam kitab Raudhah alMisytaq wq oth-Thqriq ila al-Molik al-Khallaq, Rasulullah saw bersabda,
"Pada hari kiamat akan didatangkan dengan taubat suatu bentuk yang baik
dan bau yang harum. Tidak akan mencium baunya dan melihat bentuknya
kecuali Mukmin. Ia akan mendapatkan bau yang harum dan kesenangan.
Orang-orang kafir dan orang yang senantiasa melakukan kemaksiatan
berkata, "Ada apa dengan kami, mengapa kami tidak mendapatkan apa yang
kalian dapatkan dan kami tidak melihat apa yang kalian lihat?" Taubat
menjawab, "selama hidup di dunia kalian tidak menginginkanku. Jika dulukalian menemuiku pada hari ini, maka kalian pasti mendapatkanku." Mereka
berkata, "Hari ini karni bertaubat." Maka menyerulah penyeru dari bawah
Arsy, "Sangat tidak mungkin. Hari yang ditentukan telah pergi dan masa
untuk bertaubat sudah berlalu. Kalau kalian rnendatangiku di dunia maka hal
itu tidak akan bermanfaat, taubat kalian tidak akan diterima, dan tidak ada
rahrnat untuk kalian." Ketika itu taubat meninggalkan mereka, dan malaikat
rahmat menjauhi mereka. Kemudian menyerulah penyeru dari bawah Arsy,
"Wahai utusan neraka, seretlah para musuh Allah Yang Maha Perkasa."
tJraian tersebut menjelaskan apa yang telalr kami sebutkan. u,ubillauhi
luufiqunu, wallauhu a' lum.
Orang-orang yang Diberi Syafa'at dengan Tanda Sujud dan Wajah
yang Putih Bercahaya
Telah disebutkan dalam hadits Abu Sa'id al-Khudri. bahwa orangorang Mukmin berkata, "Wahai Tuhan kalni, saudara-saudara kami yang
berpuasa, shalat, dan haji bersama kami Engkau masukkan ke dalam
lueraka." Allah SWT berfirman kepada mereka. "Pergi dan keluarkan orangorang yang kalian kenal."
Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah dariNabi saw sesudah
sabda Beliau, "Di antara mereka ada yang melintas hingga selamat. Ketika
Allah telah menyelesaikan keputusan-Nya di antara para hamba dan
mengeluarkan dengan rahrnat-Nya dari neraka siapa yang dikehendaki-Nya.
Allah memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan siapa yang tidak
rnenyekutukan-Nya dan yang mengucapkan lai laaha illallah. Para malaikat
mengenali mereka dalarn neraka dengan tanda sujud mereka. Api neraka
membakar tubuh manusia kecuali bekas sujud. Allah mengharamkan api
neraka memakan tanda sujud itu. Mereka dikeluarkan dari neraka dalam
keadaarr hangus, kemudian mereka disiranr dengan air al-haycrh (air
kehidupan) sehingga mereka tumbuh seperti tumbuhnya benih yang tersapu
banj ir."
Diriwayatkan dari Jabir ra. ia berkata, Rasulullah saw bersabda,
"Suatu golongan akan dikeluarkan dari neraka dalam keadaan terbakar
kecuali sekitar wajah mereka. sehingga mereka masuk surga."
Hadits ini menunjukkan bahwa umat Nabi Muhammad saw yang
melakukan dosa besar wajahnya tidak rnenghitam, mata mereka tidak
membiru, dan mereka tidak dirantai, berbeda dengan orang kafir.
Pemahaman tersebut didasarkan kepada hadits Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Syafa'at pada hari kiamat untuk umatku yang
mati dalam keadaan melakukan dosa besar. Mereka berada di pintu pertama
neraka Jahannam dan wajah mereka tidak menghitam, mata mereka tidak
membiru, mereka tidak dirantai, dan mereka tidak dikumpulkan dengan
setan-setan. Mereka tidak dipukul dengan palu dan mereka tidak
dilemparkan ke dasar neraka. Ada yang tinggal di dalamnya beberapa saat,
kemudian keluar. Ada yang tinggal di sana sehari. kemudian keluar. Ada
yang tinggal sebulan, kemudian keluar. Ada yang tinggal setahun, kemudian
keluar, dan yang paling lama tinggal di dalamnya adalah seumur dunia. sejak
diciptakan sampai dihabiskan. yaitu tujuh ribu tahun." (HR. arTirmidzi
dalam kitab Nowadir al-Ushul)
Abu Hamid menulis dalam kitab Kasyful 'Ulum al'Akhirah, balrwa
umat Muhammad saw yang melakukan dosa besar yang lanjut usia. tua
renta, separuh baya, wanita, dan pemuda akan didatangkan. Ketika Malaikat
Malik (yang menjaga neraka) melihat mereka, ia bertanya, "Siapakah kalian,
wahai orang-orang yang malang? Aku tidak melihat tangan kalian
terbelenggu, tidak dilekatkan pada kalian belenggu-belenggu dan rantai, dan
wajah kalian tidak menglritam. Tidak ada yang datang kepadaku yang lebih
baik dari kalian." Mereka menjawab, "Wahai Malik, kami orang-orang
malang dari umat Muhammad saw. Biarkanlah kami menangisi dosa-dosa
kami." Malaikat Malik berkata, "Menangislah kalian, karena tangisan itu
tidak bermanfaat bagi kalian." Yang tua mengusap jenggot sambil berkata,
"Betapa malang nasib ubanku, betapa panjang keletihanku, dan betapa lemah
kekuatanku." Yang separuh baya berseru, "Betapa malang dan panjangnya
persinggahan." Yang muda berseru, "Wahai penyesalan, wahai masa muda
yang merubah kebaikanku." Para wanita menggenggam rambut dan
jambulnya sambil berkaata, "Alangkah buruknya, dan telah robek tutupnya
(rasa malu)."
Mereka menangis selama seribu tahun. Lalu datang seruan dari Allah,
"Wahai Malik, masukkan mereka ke dalam neraka melalui pintu pertama.
Ketika api neraka akan menyentuh, mereka bersama-sama mengucapkan
lailaahaillallah, maka mengindarlah api dari mereka selama lima ratus
tahun. Kemudian mereka kembali menangis. dan suara mereka bertambah
keras. Lalu datang seruan dari sisi Allah. "Wahai api, bakarlah mereka,
wahai Malik, masukkan mereka ke pintu pertama." Ketika itu terdengar
kebisingan seperti suara guruh yang menderu. Ketika api menjalar untuk
membakar hati, Malaikat Malik memperingatkan dan berkata, "Jangan bakar
hatiyang didalamnya ada AI-Qur'an dan itu adalah bejana iman."
Tiba-tiba Malaikat Zabaniyah datang dengan membawa air mendidih
untuk dituangkan ke perut mereka, lalu Malaikat Malik mencegahnya dan
berkata, "Jangan masukkan air mendidih ke dalam perut yang dikosongkan
pada bulan Ramadhan, dan janganlah api membakar kening yang telah sujud
kepada Allah SWT." Maka mereka mengembalikan padanya air mendidih
seperti menuangkan cairan, dan keimanan tetap menjaga hati mereka Penjelasan lebih rinci akan di bahas pada akhir bab tentang neraka.
Semoga Allah menyelamatkan kita daripadanya dan tidak menjadikan
kita orang yang akan rnemasukinya dan terbakar di dalamnya.
Sabda Rasulullah t?t i 16t 4 it e'i'r'tt,?l "apabila Allah telah
menyelesaikan " menyebabkan turunnya ayat dalam Firman Allah SWT:
Kami okan memperhatikun sepenuhnya t€ Lr.-,1 kepadamu wahai
munus ia dan j in . (QS. ar-Rahman: 3 I )
Maksudnya adalah penyampaian ancaman dan janji Allah SWT
kepada hamba-hamba-Nya. seperti perkataan orang "aku akan
menyelesaikan untukmu" meskipun ia tidak disibukkan dengan suatu
pekerjaan, sedangkan Allah tidak sibuk. MahatinggiAllah dari haltersebut.
Menurut perrdapat lain, maksudnya adalah menyeberangkan dan
membalas kalian, sebagaimana dikatakan kepada orang yang tnengancam,
"Jika engkau menyelesaikan." yaitu menyampaikarr maksudmu.
Katafaraga {Lj} A"rurri bermaksud dan memutuskan.
Jarir ibn Numair al-Ju'fi bersya'ir: Sel<arang aku telah bermaksud
kepada Numair # Inilah waktunya dinruna aku menjadi siksaan baginya.
Maksudnya telah diselesaikan; Allah telah menyelesaikan keputusan
antara hamba, yaitu menyempurnakan perhitungannya, dan memisahkan
antara (mereka karena suatu urusan tidak akan menyibukkan Allah dengan
urusan lain).
Mengharapkan Kemaafan Allah SWT pada Hari Kiamat
Al-Hasan mengatakan bahwa Allah SWT berfirman pada hari kiamat,
"Seberangilah titian Shirathal Mustaqim dengan kemaafan-Ku, masuklah ke
surga dengan rahmat-Ku, dan ambillah bagian kalian dengan amal-amal
kalian."
Rasulullah saw bersabda, "Menyerulah seorang penyeru dari bawah
Arsy, "Wahai umat Muhammad, apa yang ada pada-Ku sebelum kalian telah
Aku berikan pada kalian, dan sisa-sisa yang tinggal. Jadi bagi-bagilah di
antara kalian dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku."'
Seorang Arab Badui mendengar lbn 'Abbas membaca firman Allah
SWT: ...dan lamu telah berada di tepi jurang neralw, lalu Allah
menyelamatlun kamu daripadanya... (QS. Ali 'lmran: 103) Orang itu
berkata, "Demi Allah, apayang menyelamatkan mereka dari sana sedangkan
Allah ingin memasukkan mereka ke dalamnya." Ibn 'Abbas menjawab,
"Pahamilah sekedarnya."
Ash-Shinabahi berkata: Aku mengunjungi 'Ubadah ibn ash-Shamit
yang sedang sakaratul maut. Aku menangis. Dia lalu berkata. "Tenanglah.
kenapa engkau menangis? Demi Allah, tiadalah satu hadits yang kudengar
dari Rasulullah saw yang memberi kebaikan kepada kalian kecuali pada hari
ini akan aku sampaikan kepada kalian satu hadits dan aku telah dikelilingi.
Aku mendengar Rasulullah saw bersaMa, *Siap yang bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah akan
diharamkan Allah dari api neraka-" (HR- Muslim dan para Imam)
Muslim meriwayatkan dari hadits Salman al-Farisi, bahwa Rasulullah
saw bersabda" "Allah SWT menciptakan pada hari diciptakannya langit dan
bumi seratus rahmat. Setiap rahmat dibagi rata di antara langit dan bumi.
Satu rahmat di antaranya dijadikan Allah di bumi, termasuk kasih sayang
orang tua pada anaknya, burung binatang-binatang liar, dan sebagian
terhadap sebagian lain. Pada hari kiamat rahmat disempurnakan Allah."
(HR. Ibn Majah)
Pada sebagian riwayat dari Abu Hunairah, "Pada hari kiamat rahmat
yang satu dikembalikan pada nikmat yang sembilan puluh sembilan, maka ia
genap menjadi seratus. Jadi dirahmatilah dengan hamba-hamba-Nya pada
hari kiamat."
Syekh al-lmam al-Hafizal-Musnid Abu al-Hasan 'Ali ibn Muhammad
ibn Muhammad ibn 'Amru al-Bakri{ meriwayatkan dari anak laki-laki Abu
Bakr ash-Shiddiq ra dari Abu Hurairah. bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Ketika langit dan bumi diciptakan. Allah menurunkan seratus rahmat.
Setiap rahmat ditebarkan di langit dan bumi. Satu rahmat diantaranya
dibagikan untuk semua makhluh diantaranya rasa kasih sayang. Apabila
kiamat telah tiba, maka rahmat yang satu itu dikembalikan kepada yang
sembilan puluh sembilan, sehingga ia sempurna menjadi seratus. Dengan
rahmat itu Allah merahmati harnba-hamba-Nya pada hari kiamat, sampaisampai iblis mempunyai harapannya untuk mendapat bagian."
Ibn Mas'ud be*ata, *Pada hari kiamat rahmat tetap turun kepada
manusia, sehingga bergetarlah dada iblis karena melihat rahmat Allah dan
syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at-"
Al-Ashma'i berkata: Seorang laki-laki berbicara tentang kesulitan di
hari kiamat sedangkan seorang Arab Badui duduk mendengarkan dan
bertanya" "Siapakah yang memenuhi panggilan ini dari para hamba?" Ia
menjawab, "Allah." Orang Badui itu berkata, "Kemuliaan itu adalah jika
mampu memaafkan dan memberi ampun."'
Diriwayatkan dari lbn Majah dari Anas ibn Malik, bahwa Rasulullah
saw membaca ayat: ...Dia [AllahJ adalah Tuhan yang patut [kital bertakwa
kepada-Nya dan berhak memberi arnpun. (QS. al-Muddatstsir: 56) Lalu
Beliau berkata, "Allah SWT berfirman,'Aku adalah yang putul ditokuti,
muka jangunlah jadikan Tuhan lain selain Aku. Siapa yang berlukwu,
janganlah menjadilun Tuhan lain bersama-Ku, Aku sdalah yang akan
memberi antpun."'(HR. Abu 'lsa at-Tirmidzi, hadits hasan gharib)
Diriwayatkan dari 'Abdullah ibn Abu Aufi. ia mengatakan bahwa
Rasulullah saw bersaMa, "Demi Dzzttyang menggenggam nyawaku. Allah
lebih penyayang dari seorang ibu kepada anaknya."
Muslim meriwayatkan dari Umar ibn al-Khatthab ra, ia berkata: Para
tawanan dihadapkan kepada Rasulullah saw. Ketika seorang tawanan
perempuan mencari seorang anaknya, tiba-tiba ia mendapati seorang anak
kecil dalam tawanan itu. Ia lalu mengambilnya, mendekapnya ke perutnya
dan menyusukannya. Rasulullah saw bersabda kepada kami, "Apakah kalian
melihat wanita ini akan membuang anaknya?" Kami menjawab, "Tidak,
meskipun ia sanggup membuangnya." Rasulullah saw bersabda, "Allah lebih
penyayang kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang wanita ini kepada
anaknya." (HR. al-Bukhari)
Abu Ghalib berkata: Aku sering datang kepada Abu Umamah di
Syam. Pada suatu hari aku mengunjungi seorang pemuda -durhaka- yang
sakit (tetangga Abu Umamah). Di sisinya ada pamannya yang berkata
kepadanya, "Wahai musuh Allah, bukankah aku telah menyurulrmu?
Bukankah aku sudah melarangmu?" Pemuda itu berkata, "Wahai paman, jika
Allah mempertemukan aku dengan ibuku, apakah yang dilakukannya
kepadaku?" Pamannya menjawab, "Memasukkanmu ke surga." Pemuda itu
berkata "Tuhanku Allah lebih Pengasih dan Penyayang kepadaku daripada
ibuku." Kemudian pemuda itu meninggal. Setelah pamannya mengurus
jenazahnya dan menshalatkannya, ia bermaksud memasukkan jenazah ke
dalam lahadnya. Aku ikut masuk bersama pamannya ke dalam kubur itu, dan
ketika berada bersamanya, ia berteriak dan bangkit. Aku bertanya, "Ada apa
denganmu?" Ia berkata "Kuburnya dilapangkan dan dipenuhi cahaya
sehingga aku terkejut. "'
Hilal ibn Sa'id berkata: Diperintahkan -Allah- untuk mengeluarkan
dua orang laki-laki dari neraka. Allah SWT berfirman kepada keduanya,
"Bagaimana tempat tinggal yang kalian dapati?" Mereka menjawab,Tempat tinggal yang buruk." Allah SWT berfirman, "ltu adalah apa yang
diperbuat oleh kedua tangan kalian. Aku tidak berbuat aniaya kepada hambahamba-Ku." Kemudian diperintahkan untuk mengembalikan mereka ke
neraka. Salah seorang dari mereka berpaling yang lain melambatkan. Maka
diperintahkan untuk memanggil mereka kembali dan menanyakan keadaan
mereka. Yang berpaling berkata "Aku telah memberi tahu keadaan orang
yang penuh kemaksiatan dan aku tidak ingin mengemukakannya kepada
Engkau untuk kedua kalinya." Orang yang berlambat-lambat berkata, "Aku
bersangka baik kepada Engkau agar engkau tidak mengembalikan aku ke
neraka sesudah mengeluarkanku dari sana." Lalu keduanya diperintahkan
masuk surga.
Penulis mengatakan bahwa riwayat ini dimarfu tan oleh at-Tirmidzi
Abu 'lsa dengan makna dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw, Beliau
bersabda: Dua orang laki-laki yang masuk neraka sangat keras jeritannya.
Maka Allah SWT berfirman, "Keluarkanlah mereka berdua." Ketika mereka
keluar, ditarryakan kepada mereka, "Kenapa kalian berteriak sangat keras?"
Mereka menjawab, "Kami melakukannya supaya Engkau mengasihi kami."
Allah SWT berfirman, "Aku merahmati kalian dengan mengeluarkan kalian,
maka cari tubuh kalian di dalam neraka." Lalu keduanya pergi mencari
tubuh mereka. Salah seorang menemukan tubuhnya dan dijadikan tubuh itu
dingin dan selamat. Sedangkan yang lain tidak menemukan tubuhnya. Allah
SWT berfirman kepadany4 "Apa yang menghalangimu mendapatkan
tubuhmu seperti temanmu ini?" Ia menjawab, "Ya Allah, aku tidak ingin
Engkau mengembalikan aku sesudah Engkau keluarkan aku." Lalu Allah
SWT berfirman, "Engkau akan mendapatkan harapanmu," maka mereka
berdua masuk surga dengan rahmat-Nya.
Abu 'lsa mengatakan bahwa lsnad hadits ini dha'if, karena berasaldari
Rasyidin ibn Sa'ad (Dhaif) dari lbn An'am al-Afriqy (orang Afrika) yang
mempunyai kedudukan lemah di kalangan ahli hadits.
Diriwayatkan dari Anas ra, dari Nabi saw, Beliau bersabda, "Allah
SWT berfirman, 'Keluarkan dari neraka orang yang pernah mengingat-Ku
sehari dan takut kepada-Ku di suatu tempat."'(Hadits Shorib)
Abu Nu'aim al-Hafiz dari lshaq ibn Suwaid berkata: Aku menemani
Muslim ibn Yasar ke Makkah selama setahun. Aku tidak mendengarnya
berbicara sepatah kata pun sampai kami tiba di lrak. la berkata: Telah
sampai riwayat kepadaku bahwa seorang hamba akan didatangkan pada hari
kiamat dan berdiri di hadapan Allah SWT. Allah SWT berfirman, "Lihatlah
kebaikannya." Lalu dilihat kebaikannya, tetapi tidak didapatkan satupun
kebaikan. Dikatakan lagi, "Lihat keburukannya." [,alu keburukannya di
lihat, maka terdapat keburukan yang banyak padanya. Lalu ia diperintahkan
masuk neraka. Ia lalu pergi ke neraka, tetapi ia berpaling. Allah SWT
berfirman, "Kembalikan ia kepada-Ku. Kenapa engkau berpalirrg?" Ia
rnenjawab, "Wahai Tuhanku, ini bukan persangkaanku atau harapanku padaMu -seperti keraguan Ibrahint-." Allah SWT berfinnan. "Engkau benar." la
lalu diperintahkan masuk surga."'
Hadits ini dinrurfu'kan oleh lbn al-Mubarak dari 'Amru ibn Malik
bahwa Fadhalah ibn 'Ubaid dan 'Ubadah ibn ash-Shamit ra, balrwa
Rasulullah saw bersabda, "Jika kiamat tiba dan Allah telah menyelesaikan
keputusan para makhluk, maka tinggallah dua orang laki-laki dan mereka
diperintahkan masuk neraka. Salah seorang dari mereka berpaling, Allah
SWT berfirman kepadanya, "Kembalikanlah ia." Lalu ia dikembalikan.
Allah bertanya kepadanya, "Kenapa engkau berpaling?" Ia menjawab, "Aku
berharap Engkau memasukkanku ke dalam surga." Maka aku diperintahkan
masuk ke surga. la berkata, "Tuhanku telah memberikan kepadanya,
sehingga meskipun seluruh penghuni surga makan darinya, sedikitpun yang
ada padaku tidak berkurang." Mereka berdua berkata, "Jika Rasulullah saw
menyampaikan hadits ini, maka terpancar kegembiraan di wajah Beliau."'
(HR. Muslim)
Yang Pertama Dikatakan Allah kepada Orang-orang Mukmin dan yang
Pertama Mereka Katakan kepada Altah SWT
Abu Daud ath-Thayalisi meriwayatkan dari 'Abdullah ibn al-Mubarak
dari Mu'azd ibn Jabal, Rasulullah saw bersabda, "Jika kalian mau, maka aku
akan memberitahukan kepada kalian yang pertama dikatakan Allah SWT
kepada orang-orang Mukmin pada hari kiamat. dan yang pertama rnereka
katakan kepada Allah?" Mereka menjawab, "Mau, wahai Rasulutlah.',
Beliau saw bersabda" "Allah SWT berfirman kepada orang-orang Mukmin,
"Apakah kalian menyukai pertemuan dengan-Ku?" Mereka menjawab.
"Benar, wahai Tuhan kami." Allah SWT berfirman. "Apakah yang membuat
kalian demikian?" Mereka menjawab, "Kemaafan Engkau, rahmat Engkau,
dan keridhaan Engkau." Allah SWT berfirman, "Aku memberikan rahmatKu kepada kalian."'
Abu Nu'aim al-Hafidz meriwayatkan dari Mu'ammar dari Zaid ibn
Aslam, bahwa seorang laki-laki dari umat terdahulu sangat taat beribadah,
namun suka membuat manusia putus asa dari rahmat Allah. Kemudian ia
meninggal, maka ia bertanya kepada Allah. "Wahai Tuhanku, apakah yang
ada di sisi Engkau untukku." Allah SWT berfirman, "Neraka." Ia bertanya,
"Bagaimana dengan ibadah dan kesungguhanku?" Dikatakan kepadanya,
"Di dunia engkau telah membuat manusia putus asa dari rahmat Allah, dan
kini Aku membuatmu berputus asa dari rahmat-Ku."
Muqatil mengatakan bahwa 'Ali ibn Abu Thalib knmamallaahu
wajhah berkata, "Orang yang faqih adalah orang yang tidak mernbuat manusia putus asa dari rahmat Allah SWT, dan tidak memberi toleransi bagi
mereka untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah-"
Surga Berpagar Kesusahen -Hal-hal yang Dibenct-- sedangkan
Neraka Berpagar Syahwat -IIaLhal yang MenyenangkanDiriwayatkan dari Anas ibn Malik Rasulullah saw bersabda. "Surga
dipagari dengan berbagai kesusahan -kebencian- dan surga dipagari dengan
berbagai syahwat -kesenangan-" (HR Muslim)
Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dan at-Tirmidzi, ia
mengatakan bahwa hadits shahih gharibDari Abu Hurairah dari Nabi sau Beliau bersaMa: Ketika Allah
menciptakan surgA, dia mengutus Jibril ke surga dan berfirman, "Lihatlah
apa yang telah Aku persiapkan di dalamnya untuk penghuninya."
"Rasulullah saw lalu bersaMa: Jibril mendatangi surga dan melihat apayang
telah dipersiapkan Allah didalamnya untuk penghuninya. Jibril lalu kembali
dan berkata, "Demi kekuasaan Engkau, tidak seorangpun yang
mendengarnya kecuali ingin untuk memasukinya." Allah memerintahkan
untuk memagarinya dengan kesusahan -hal-hal yang dibenci- dan berfirman,
"Kembalilah dan lihatlah apa yang Aku persiapkan di dalamnya untuk
penghuninya." Jibril kembali ke surga sedangkan surga telah dipagari
dengan kesusahan (hal-hal yang tidak disukai). la lalu kembali kepada Allah
dan berkata, "Demi kekuasaan Engkau, aku khawatir tidak seorangpun dapat
memasukinya." Allah SWT berfirman, 'Pergilah ke neraka dan lihat apa
yang telah aku persiapkan bagi penghuninya karena ia saling berdempetan
antara yang satu dengan yang lain." Kemudian Jibril kembali kepada Allah
dan berkata, "Demi kekuasaan Engkau aku takut jika tidak ada yang mau
mendengar tentangnya." Jibril memasukinya dan diperintahkan
memagarinya dengan syahwat kesenangan (hal-hal yang disukai). Allah
SWT berfirman, "Kembalilah-" Jibril lalu kembali ke neraka kemudian ia
kembali dan berkata *Demi kekuasaan Engkau, aku khawatir tidak
seorangpun yang selamat darinya kecuali ia akan memasukinya." (HR atTirmidzi)
Abu 'lsa mengatakan bahwa hadits tersebut hasor shahih.
Al-Makorih (hal-hal yang dibenci) adalah sernua yang sulit bagi diri
untuk melakukannya, sep€rti senantiasa membersihkan diri dan melakukan
ketaatan, sabar menghadapi musibah, dan semua hal yang tidak disukai.
Syahwat adalah semua yang menjadi keinginan jiwq yang
merendahkan dan mengiringinya Asal bekas sesuatu yang terjadi akan
meliputinya, dan ia tidak terjadi kecuali setelah menorehkannya.
Demikianlah, Rasulullah sa\t mengibaratkan kesusahan dan syahwat
kesenangan (hal-hal yang disukai). Jadi surga didapatkan dengan
memutuskarr untuk menundukkan hal yang dibenci dan bersabar
menghadapinya, dan kita dapat selamat darinya dengan meninggalkan
syahwat.
Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa Beliau mengibaratkan ke surga dan
jalan ke neraka dengan perumpamaan lain. Beliau saw bersaMa, "Jalan ke
surga adalah kesedihan mendaki, dan jalan ke neraka mudah dan datar."
(Disebutkan oleh penulis kitab asy-Syihab)
al-Qadhi Abu Bakar ibn al-'Arabi (dalam bukunya Siroj al-Muridin).
menulis tentang maksud sabda Rasulullah saw "Surga berpagar kesusahan
dan neraka berpagar syahwat kesenangan" maksudnya dijadikan di
sekeli I ingnya, yaitu di sisi-sisinya dan membayang-bayangi manusia.
Jika dikatakan neraka berhijab syahwal maka pengertiannya hanya
satu, yaitu karena buta dari takwa. Orang yang penglihatan dan
pendengarannya dikuasai syahwat, maka itu terus mengikutinya tanpa
melihat neraka. Jika kelalaian dan kebodohan menguasai seseorang, maka ia
seperti burung yang melihat makanan dalam sangkar. la tidak menyadari
bahwa makanan itu terkurung dan tidak mempedulikan adanya sangkar,
karena ia dikuasai nafsu untuk mendapatkan makanan itu. la senantiasa
memikirkan makanan yang menyebabkan dirinya terkurung dalam sangkar
itu.
Surga dan Neraka Saling Berdebat, dan Sifat Penghuni Keduanya
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah. Rasulullah saw
bersabda, "Surga dan neraka berdebat. Neraka berkata, "Orang yang
sombong dan takabur akan memasukiku." Surga berkata "Orang-orang yang
lemah dan miskin akan memasukiku." Lalu Allah SWT berfirman kepada
neraka, "Engkau adalah azab-Ku dan Aku akan mengazab siapa yang Aku
kehendaki denganmu." Kemudian Allah berkata kepada surga, "Engkau
adalah rahmat-Ku dan Aku akan merahmati siapa yang Aku kehendaki
denganmu. dan kalian berdua akan penuh." (HR. Muslim dan at-Tirmidzi,
hadits hasan shohih)
Al-Hakim Abu 'Abdullah (dalam kitab 'Uum al-Hadits) mengatakan
bahwa Muhammad ibn Khuzaimah ditanya tentang saMa Nabi saw "Surga
dan neraka saling berdebat" Surga berkata, "Orang-orang lemah di antara
orang lemah akan memasukiku." Yaitu orang{rang melepaskan diri dari
kekuasaan dan kekuatan. yaitu dalam sehari dua puluh atau lima puluh kali
-membaca lahaulo walaquwwata illo billoh-. Menurut kami,
perumpamaan ini tidak diucapkan seorang sahabat berdasarkan pendapatnya saja, maka hukum hadiS ini tentu marfu'-berasal dari Nabi saw-, wollaahu
a'lam.
Adapun yang dimaksud dengan orang-orang miskin adalah orangorang yang tawadhu" sebagaimana diisyaratkan dalam doa Rasulullah saw'
*ya-Alla[, hidupkan aku dalam keadaan miskin, matikan aku dalam
kemiskinan, dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin'"
Sya'ir:
Apohila engkau menginginkan kemuliaan semua manusia'
Maka lit ollah kepada raja deryEon pokaian orang-orang miskin
Ituloh yang akan mentperbesar harapan kepado Allah
Dengan itu pula kebaikan dunia dan agoma akan didapotkan
Maksud saMa Rasulullah "surga dan neraka saling berdebat" adalah:
keduanya mendebatkan tentang orang
musuhnya. Ini akan dijelaskan dalam
mengadu kepada Allah".
akan menjadi teman dan
Rasulullah saw "neraka
yang
sabda
ciri-ciri Penduduk surga dan Neraka, dan seburuk-buruk Manusia
Diriwayatkan dari 'lyadh ibn 'Ammar al-Mujasyi'i, bahwa Rasulullah
saw bersaMa dalam khutbah Beliau, "Penduduk surga do tiga yaitu: penguasa yang adil, suka berderma, dan
benar; laki-latd y,mrg Wnyayang dm berhati lembut kepada karib kerabat
dan setiq Muslim; dot orotg srci yang lemah dan punya kelemahsn
sedangknt ia purya b@ryok tutggmgiowab keluarga Sedangkan penghuni
,"rol* iru oda limry yaitu: orang lemah yang tidak bisa dipercaya, mereka
mengikuti katiut, mereka lidak mencoi keluarga dan huta; Pengkhianat
yang tidak dapat menyembunyikan lceserakahannya meskipun kecil, kecuali
ia akon mengkhianotinya: laki-laki yang setiap pagi dan petang menipumu
lerhadap keluarga dan harlamu; orong bakhil atuu pernbohong: dun
bercrkhlaq buruk serla suka dengan kekejian." (HR. Ahmad dan Muslim)
Dari Haritsah ibn Wahab al-Khuza'i, ia berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda: "Aku okan menrberitahukan kolian bahwa penghuni surgu udalah
semua orang lemah .yang mutawadhi' (lowadhu'. banyak zikir, elan zuhud
puda dunia) jika bersumpah, maka Alloh mengabulkan sumpahnvu. Aku
akan mentberitahukan kalian bahwa penghuni neraks adalah orang, yang,
berjalan dengan sombong dan bersikap takabur."
Dalam suatu riwayat dikatakan, "Orang yang menasabkan diri pada
orang lain yang lebih mulia, sedangkan ia bukan golongan mereka dan orang
yang takabur." (HR. Ibn Majah).
Rasulullah saw bersabda, "Tidak masuk surga orang yang berjalan
dengan sombong dan orang yang kasar." (HR Abu Daud)
Diriwayatkan dari lbn 'lmran, ia mengatakan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Allah tidak mengazab hamba-hamba-Nya kecuali orang yang
senantiasa durhaka kepada Allah dan enggan menyebut lailaahaillallah."
(HR Ibn Majah)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Rasulullah
saw bersabda. "Tidak masuk neraka kecuali orang yang malang."
Ditanyakan, "Wahai Rasululllah, siapakah orang yang malang itu?"
Rasulullah menjawab, "Siapa yang tidak taat kepada Allah dan tidak
men inggalkan kemaksiatan kepada-Nya. "'
Diriwayatkan dari lbn 'Abbas, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Penghuni surga adalah orang yang kedua telinganya dipenuhi dengan pujian
manusia tentang kebaikan Allah, sedangkan ia mendengarkannya. Penghuni
neraka adalah orang yang kedua telinganya dipenuhi telinganya dengan
pujian manusia tentang keburukan, sedangkan ia mendengarkannya."
Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Ada jene"ah yang lewat, maka aku
menyebut kebaikannya. Rasulullah saw lalu bersabda. "Telah pasti, telah
pasti. telah pasti." Anas berkata, "Ketika jenazah lain lewat aku menyebut
keburukannya." Rasulullah saw bersaMa, "Telah pasti. telah pasti. telah
pasti." Umar bertanya, "Demi ayah dan ibuku, ketika ada jenazah lewat dan
aku menyebut kebaikannya" maka engkau berkata "Telah pasti, telah pasti,
telah pasti." Ketika jenazah lain lewat dan aku menyebut keburukannya,
maka engkau berkata 'Telah pasti, telah pasti, telah pasti."'Lalu Rasulullah
saw bersabda, "Siapa yang kalian sebut kebaikannya. ia pasti akan masuk
surgq dan siapa yang kalian sebut keburukannya ia pasti masuk neraka.
Kalian saksi Allah di bumi." Beliau mengulangnya sampai tiga kali. (HR
Muslim)
'Aisyah ra berkata, "Surga adalah tempat tinggal para dermawan, dan
neraka adalah tempat tinggal orang-orang kikir."
Z,aid ibn Aslam berkata "Allah memerintahkanmu bersikap
penyantun, maka dengannya Dia memasukkanmu ke surga- Allah
melarangmu bersikap kikir, maka dengannya -sifat kikir- Dia
memasukkanmu ke neraka-"
Abu Nu'aim al-Hafiz menyebutkan dari hadits Muhammad ibn Ka'ab
al-Qurzi dari lbn .Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda: Siapa yang ingin
menjadi manusia yang paling kuat hendak ia bertawakal kepada Allah; siapa
yang ingin menjadi manusia yang paling mulia. maka bertakwalah kepada
Allah; siapa yang ingin menjadi manusia yang paling kaya, maka hendaknya
ia meyakini apa yang ada di tangan Allah dari apayang ada di tangannyaMaukah kalian aku beritahukan tentang orang-orang terburuk dari kalian?"
Mereka menjawab, "Mau, wahai Rasulullah." Rasulullah saw bersaMa,
..siapa yang memarahi manusia dan manusia memarahinya." Rasulullah saw
bersabda, "Maukah kalian aku tunjukkan yang lebih buruk dari itu?" Mereka
menjawab, "Mau, wahai Rasulullah." Rasulullah saw, "Siapa yang tidak mau
memaafkan kesalahan, tidak menerima permintaan maaf, dan tidak
mengampuni kesalahan-" Rasulullah saw bersabda, "Apakah kalian mau aku
beritahukan yang lebih buruk lagi dari itu?" Mereka menjawab, "Mau' wahai
Rasutullah." Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang tidak diharapkan
kebaikannya dan tidak ada keamanan dari kejahatannya. 'lsa ibn Maryam
berkhutbah di tengah-tengah Bani Israil, 'Wahai Bani Israil, kalian jangan
berbicara dengan hikmah di kalangan orang-orang jahil karena kalian akan
dizalimi. Kalian jangan melarang mereka karena kalian akan dizaliminyaKalian jangan melakukan kezaliman, dan jangan menyerupai orang zalim,
karena keutamaan kalian akan hilang di sisi Tuhan kalian. Wahai Bani Israil,
ada tiga perkara: perkara yang jelas petunjuknya, maka ikutilah; perkara
yang jelas sesatnya maka jauhilah; dan perkara yang diperselisihkan, maka
kembalikan kepada Altah SWT."'{s
Maksud saMa Rasulullah saw yang berbunyi, "Penguasa yang adil'
jujur, dan benaf'adalah pemimpin yang adil, diberi kepercayaan dan pantas
metakukan kebaikan. "Berhati lembut" maksudnya lemah lembut dalam
memberi peringatan dan pelajaran, yang bisa juga diartikan dengan
mempunyai rasa kasih sayang. "Orang yang lemah" adalah lemah dalam
masalah keduniaan dan kuat dalam masalah agama" sebagaimana saMa
Rasulullah saw, *Mukmin yang kuat (melakukan kebaikan) lebih disukai
dari Mukmin yang lemah." (HR. Muslim) Orang yang lemah dalam masalalr agama adalah orang yang dicela
karena merupakan salah satu ciri sifat penghuni neraka. "Penghuni neraka
ada lima: Orang lenrah yang tidak mempurryai harta" Maksudnya tidak
berakal. Orang yang tidak berakal yang akan membentengi dan
mencegahnya dari perbuatan dosa. Ia hanya mau kerusakan dan juga tidak
ingin silaturrahim atau mendapatkan harta.
Menurut Syekh Abu al-'Abbas ra maksud mereka adalah orang-orang
yang lemah akal dan tidak berusaha melakukan kebaikan untuk kehidupan
duniawi, tidak mempunyai kelebihan untuk individu dan agamanya, dan
mereka berkeliaran seperli binatang ternak, dan tidak peduli dengan halal
dan haramnya dari apa yang mereka dapatkan. lni adalah sifat-sifat yang
benar-benar sangat buruk dan merupakan sifat golongan al-Qalandariy-ah.
Mutharrif ibn 'AMullah ibn asy-Syukhair (seorang periwayat hadits)
berkata "Demi Allah. aku menemukan orang tipe seperti itu pada zaflran
jahiliah, karena ada setiap laki-laki yang anak perempuannya berbuat
kerusakan di negerinya."
Lafazh Laki-laki yang bakhil dan pendusta, adalah riwayat yang
mosyhur dengan memakai waw jami'ah (kata sambung penggabung) pada
kata pendusta.
lbn Abu Ja'far meriwayatkan dari ath-Thabrani dengan au (atau)
karena ragu dengan perkataan al-Qadhi 'lyadh, dan mungkin ini yang tepat
dan benar, karena disebutkan bahwa lima di antara penghuni neraka adalah
orang yang bersifat lemah, pengkhianat, dan penipu.
Sabda Rasulullah "laki-laki yang bakhil dan pembohong" kemudian
Beliau menyebutkan "berakhlak buruk dan jahat," ada yang mengatakan
bahwa empat sifat itu hanya terbagi dua.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa mungkin keempat hal tersebut
disatukan dengan wuw 'athaf (dan) sebagaimana menyatukan sifat "yang
berakhlak buruk dan jahat".
Sabda Rasulullah "Penduduk surga ada tiga: Penguasa yang adil, suka
berderma dan benar; laki-laki yang penyayang dan berhati lembut kepada
karib kerabat dan setiap Muslim; dan orang suci yang lemah dan punya
kelemahan sedangkan ia punya banyak tanggung jawab keluarga."
Al-Qadhi 'lyadh mengatakan bahwa semua yang kami kaitkan dengan
apa yang diriwayatkan oleh Muslim adalah rangkaian dari yang sebelumnya.
Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat huruf rryaw sebelum kata 'afiJ'
dengan keadaan rafa', dan Syekh kami mengltadzaftan (menghilangkan)
huruf waw. At-'A.fif maksudnya sering terpelihara dari perbuatan dosa serta
terhindar dari keburukan dan hal-hal yang tidak benar. Al-Mutu'uffif adalah
orang yang suka berusaha mensucikan diri.
Syekh kami mengatakan: az'Zaniim dikenal juga dengan keburukan
dan disebut juga dengan al-la'im. Kata az-zcrniim disebutkan dalam AlQur'an. yaitu orang yang mempunyai kelopak daun telinga seperti daun
telinga kambing.
Menurut pendapat lain. dia adalah anak laki-laki yang mempunyai
kelopak pada daun telinga bagian bawah. Ada juga yang mengatakan
maksudnya adalalr yang menempel pada suatu kaum.
Pendapat lain mengatakan bahwa dia adalah al-Akhnas ibn Syuraiq.
Sabda Rasulullah saw "Siapa yang kalian sebutkan keburukannya akan
masuk neraka" dijelaskan dalam sabda Beliau "Jangan mencaci keburukan
orang yang meninggal, karena ia telah mendapat (ganjaran) perbuatannya."
(HR. al-Bukhari)
Menyebut keburukan berarti mepcaci. Dikatakan bahwa hal itu khusus
untuk orang-orang munafik yang kemunafikannya disaksikan oleh para
sahabat dengan apa yang mereka nampakkan. Oleh sebab itu. Rasulullah saw
bersabda "Pasti ia masuk neraka." Sedangkan orang Muslim tidak akan
masuk neraka. Pendapat inidiambil oleh al-Qadhi 'lyadh.
Menurut pendapat lainnya, hal itu boleh dilakukan oleh orang yang
melakukan dan menyatakan keburukannya. Masalah ini termasuk
pembahasan bahwa menggunjing oratrg fasik bukan termasuk perbuatan
gunjing.
Menurut pendapat lain, pelarangan itu sesudah penguburan. Jika
sebelumnya, maka hal itu dilarang. sebagaimana sabda Rasulullah saw
"Jangan mencaci orang yang meninggal." Jadi larangan mencaci mayat
sesudahnya d inasakh (dihapuskan), w al I oahu a' I ant.
Sabda Rasulullah "Kalian adalah saksi Allah di muka bumi," menurut
para fuqaha jika yang menyebutkannya adalah orang-orang yang mempunyai
keutamaan, kejujuran, dan keadilan, maka perkataan itu diterima Allah.
Sedangkan jika dia orang yang melakukan kefasikan, maka termasuk dalam
hadits itu. Demikian juga jika yang melakukannya adalah orang yang
bermusuhan dengan si mayat yang menyaksikan kehidupannya, meskipun
keburukan yang dilakukan kepada dirinya sendiri. Demikian pula dengan
hukuman di akhirat wallaahu a'lom.
Menurut pendapat lainnya, pengulangan kalimat "Kalian adalah saksi
Allah di dunia" adalah isyarat untuk generasi ketig4 sebagaimana disebutkan dalarn hadits Rasulullalr "Sebaik-baik umat adalah pada masaku,
kenrudian yang berikutnya, kemudian yang berikutnya."
Menurutku pendapat pertama lebih benar karena Allah nremuii umat
ini dengan kelebihanrrya dalam keadilan sampai hari kiamat. Allah SWT
berfirman: Don demikiun lpulal Kuni telqh menjcrdikut kumu [unrul lslant],
unrot yong adil dan pilihan agar kmu nrcnjudi :;aksi trttr,s [perbuatunJ
nnnusia (QS. al-Baqarah: 143) yaitu di akhirat. sebagaimana disebutkan.
Sedangkan kesaksian hanya dilakukan oleh orang yang adil.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Hammad ibn Zaid dari 'lsabit dari
Anas, ia berkata, "Ada jenazah melewati Rasulullah saw, dan mereka
rnenyebut-nyebut kebaikannya. maka Beliau bersabda. "Pasti." Ada jenazah
lain yarrg melewati Beliau, lalu mereka menyebut-nyebut keburukannya,
maka Beliau bersabda, "Pasti." Ditanyakanlah kepada Beliau, "Wahai
Rasulullah. engkau rnengatakan kepada yarrg pertama pasti dan kepada yang
lain juga pasti." Beliau saw bersabda. "Orang-orang Mukmin adalah saksi
Allah di dunia."
lbn Majah juga meriwayatkan dengan isnad tersebut, dan Rasulullah
saw bersabda, "...kesaksian suatu kaum. dan orang-orang Mukmin adalah
saksi Allah di dunia."
Dalam riwayat al-Bukhari dari Umar ra. ia mengatakan bahwa
Rasulullah saw bersabda. "Siapa yang mempunyai saksi kebaikan empat
orang, maka Allah memasukkannya ke surga." Kami bertanya, "Bagaimana
jika tiga orang?" Beliau menjawab, "Juga tiga orang." Kami bertanya,
"Bagaimana dengan dua orang?" Beliau rnenjawab, "Juga dua orang."
Selanjutnya kami tidak menanyakan tentang satu orang."'
Abu Muhammad 'Abdul Haq mengatakan bahwa hadits ini klrusus,
dan yang sebelumnya bersifat umum. Jika banyak saksi dan lisan kaum
Muslim yang menyebutkan tentang kebaikan dan memuji keshalihannya,
maka ia masuk surgu wallaahu a'lant.
Diantara maksud hadits ini disebutkan oleh Hannad ibn as-Sari-v dari
Ishaq ar-Razi dari Abu Sinan dari 'Abdullah ibn as-Saib, ia berkata: Jenazah
melewati 'Abdullah ibn Mas'ud, lalu ia berkata pada seorarrg laki-laki.
"Berdiri, dan lihatlah. ia termasuk penghuni surga atau penghuni neraka."
Laki-laki itu bertanya, "Bagaimana aku mengetahui apakah ia termasuk
penghuni surga atau neraka dan bagaimana aku melihatnya?" Ibn Mas'ud
berkata, "Dengan pembicaraan manusia tentang dirinya. karena mereka
adalah saksi Allah didunia."'
Abu Muhammad berkata "Tidak dipungkiri apabila Allah mencintai
seorang hamba, Dia memerintahkan lisan kaum Muslim dengan pujian dan
kecintaan mereka padanya. Allah SWT berfirman: Sesungguhnyo orang-
orang yang beriman don beromal sholih, kelak Allah Yang Maha Pemuroh
alran menanamkan dalam hoti merekt rasu kasih soyang - (QS. Maryam: 96)
Rasulullah saw bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba, maka
Dia berfirman, "WahaiJibril, Aku mencintai fulan, maka cintailah ia." Maka
Jibrit mencintainya, kemudian ia menyeru di langit, *Allah mencintai fulan,
maka cintailah ia." Lalu penghuni langit mencintainya. Kemudian diberikan
kesejahteraan baginya di bumi. Demikian juga dengan orang yang
dimurkai." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Abu Muhammad 'Abdul Haq berkata, "Beberapa orang lslam telah
menyaksikan ulama yang shalih. Banyak pujian untuknya dan hati tercurah
kepada mereka selama mereka hidup dan sepeninggal mereka. Adapula yang
ketika ia meninggal. banyak orang mengiringi dan memikul ienazahnya,
serta disibukkan olehnya. Mungkin Allah menambahnya dengan makhluk
dari golongan jin yang beriman atau yang lainnya dalam bentuk manusia."
Qasim ibn Ashbagh meriwayatkan dari Ahmad ibn Zuhair dari
Muhammad ibn Yazid ar-Rifa'i. ia berkata "Ketika 'Amru ibn Qais
meninggal, sebuah daerah di Persia penuh oleh orang-orang (jumlahnya tak
terkira) yang mengelilingijenazahnya. Ketika ia telah dikubur, mereka tak
melihat seorangpun."
Ar-Rifa'i berkata "Aku mendengar ini dari orang yang banyaknya
tidak terkira, dan Sufuan ats-Tsauri mengharapkan keberkatan dengan
melihat 'Amru ibn Qais ini."
Ketika Ahmad ibn Hanbal ra meninggal, banyak kaum Muslim yang
menshalatkannya. Khalifah al-Mutawakkil memerintahkan mengamati
tempat shalat di sana. Jadi tercatat sekitar dua juta tiga ratus ribu tempat.
Ketika berita wafatnya tersebar, manusia dari berbagai negeri datang dan
shalat di atas kuburannya.
Sa'at al-Auza'i ra wafat, manusia yang berkumpul untuk
menshalatinya tidak terhitung jumlahnya. Diriwayatkan sekitar tiga puluh
ribu orang kafir zimmi Yahudi dan Nasrani masuk Islam karena melihat
banyaknya manusia yang hrkumpul dan menyaksikan peristiwa yang
menakjubkan pada hari itu.
Ketika Sahl ibn 'AMullah at-Tastari ra meninggal, orang-orang
menunggui jenazahnya dan dihadiri oleh manusia yang jumlahnya hanya
Allah yang mengetahui. Terjadi keramaian dalam negeri. Ada orang tua
(beragama Yahudi) mendengarnya, maka ia keluar. Ketika melihat ienazah
ia berteriak dan berkata, *Apakah kalian melihat apa yang kulihat?" Orangorang bertanya" "Apakah yang kau lihat?" Orang Yahudi itu menjawab'
"Aku melihat suatu kaum turun dari langit dan mengusap jenazah itu." Ia
kemudian masuk Islam dan menjadimuslim yang baik. Ada orang yang berkata, "Ka'bah tidak pernah sepi dari orang-orang
yang thawaf kecuali ketika al-Mughirah ibn Hakim meninggal. Ketika itu
Ka'bah sepi karena manusia berkumpul untuk mengharap keberkahan
dengan jenazahnya dan ingin menshalatinya."
Adapula jenazah orang shalih yang berjalan diiringi oleh burung, di
antaranya Abu al-Faidh Dzu an-Nun al-Mishri dan Abu Ibrahim al-Muzani
(penganut paham Syaf i). Peristiwa itu nyata; disampaikan oleh Abu
Muhammad 'Abdul Haq (dalam kitabnya al-'Aqibah).
Kriteria Penghuni Surga dan Neraka
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa
Rasulullah saw bersabda:
'kj
Dua g;olongan penduduk neraka yang belum aku lihat: orong yong
membawa cambuk seperti ekor sapi panjang yang, nrcncambuki orang lain
-4engan zholim dan melanggar hak- dan wanita-wanita yang berpakaian
letapi sebenarnya mereka telanjang -palwiannya pendek, tipis, dun ketatyang berjalan melenggak-lenggok dengan berusaha menarik perhalian.
Rarnbut mereka seperti punok unto berleher panjang dan miring [ctnta
Khurasan berpwtok satu-al-bakhtJ. Mereka tidak masuk surg,ct dan tidak
mendapat wangi surga, padahal wongi surga dapat dicium dalam jarak
yang sangat jauh 4alam satu riwayat 'dalam jarak lima ratus lahun."'(HR.
Muslim)46
Muslim juga meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi saw. Beliau
bersabda: Yang masuk surga adalah golongan yang hatinya seperti hati
burung.
Ada dua uraian ulama tentang hadits ini:
Pertama: ini adalah ungkapan perumpamaan kekhawatiran dan
ketakutan. Burung adalah hewan yang sangat penakut, sehingga mereka
mengatakan perumpamaan yang berbunyi, "la lebih berhati-hati daripada kehati-hatian burung gagak." Sering terjadi ketakutan di antara ulama-ulama
salaf yang rn"nyJUuU[un hati mereka seperti terbelah, lalu mereka
meninggal.
Kedua: Ini adalah perumpamaan kelemahan dan kehalusan jiwa'
sebagaimana disebutkan dalam hadits lain tentang penduduk Yaman yang
meru-pakan orang yang berhati paling lembut dan berperasaan lemah.
Menurutku, pengertian ketiga mungkin perumpamaan keterlepasan
dari dosa dan selamat dari semua aib, tidak memikirkan dunia sebagaimana
diriwayatkan oleh Anas ibn Malik, ia mengatakan bahwa -R-asulullah
saw
bersabia, ..Kebanyakan penduduk surga adalah yang bodoh." Yaitu orang
bodoh yang melakukan kemaksiatan kepada Allah. Hadits ini shahih,
wullauhu a'lam.
Al-Azhari berkata, bodoh yang disebutkan adalah seperti dikatakan
bahwa "makanan itu bodoh" jika mendapat lembut. Diartikan juga dengan
hidup orang bodoh. Sebagian orang berkata, "selama engkau hidup dalam
kebodohan."
Bodoh berarti tidak berakal, dan orang bodoh yang melakukan
kebaikan bermaksud lalai dari kejahatan dan tidak mau mengetahuinya'
Itulah maksud hadits tersebut.
Al-'Utbi berkata. "Orang bodoh adalah orang yang ketenangan hatinya
lebih dominan dan berbaik sangka kepada orang."
Ia bersya'ir:
Aku lalai dengan bocah yang condong melalaikon
Yang bodoh yqng memperlihatkon padoktt segala rahosianya'
Maksudnya: ia lugu (tidak ada tipu daya pada dirinya)'
Menurutku, perkataan para imam didasarkan oleh firman Allah yang
berbunyi: Kecuoli orang yang mendotangi Alloh dengan hati yang tenang.
(QS. asy-Syu'ara': 89) dan sabda Rasulullah saw: Beliau ditanya, "Manusia
,nunu yung paling utama?" Beliau menjawab, "orang yang hatinya bersih
aan oiang selalu- benar dalam berbicara." Mereka bertanyq "Orang yang
benar dalam berbicara kami sudah mengetahuinya, tetapi apa yang dimaksud
dengan orang yang berhati bersih?" Rasulullah menjawab, "Yaitu yang
takia, bersili, iaul ua" kezaliman, penipuan, dan dengki padanya." (HR.
Ibn Majah Bila orang Arab berkata "aku membersihkan rumah" maka maksudnya
adalah "aku menyapunya." Dinamakan juga dengan pembersih {irtll.}, yaitu
seperti pembersih dan sapu.
Sebagian ulama mengatakan (tentang orang yang bodoh itu) dengan
ungkapan yang lebih lembut, yaitu: Mereka dinamakan demikian karena
kekurangan mereka (dari kesempurnaan) untuk mengenal hak Allah SWT,
melihat pelaksanaan ibadah, memprioritaskan tuntutan-Nya, sena dikuasai
oleh kecintaan dan pengabdian pada-Nya. la juga mengharap ridha Allah,
yaitu surga yang kekal ketika mereka tetap mengharapkan surga dan
kenikmatannya, beribadah kepada-Nya, dan menaati-Nya dalam
mendapatkan derajatnya. Keadaannya melalaikan dunia, demi mendekati
ketinggian-Nya dan menekuni keinginan mereka untuk mendapatkan
kenikmatan dan keutamaan-Nya.
Mereka bukan para ulama yang benar-benar tahu hak Allah; mereka
hanya orang biasa yang lugu, namun rasa takut mereka pada Allah melebihi
para ulama.
Orang yang bodoh juga disandarkan kepada orang-orang yang
memikirkan tentang Allah SWT, orang yang memikirkan penerimaan untuk
menyaksikan keagungan Allah SWT. Menghadap kepada Allah dengan
sempurna dan disibukkan dengan apayang ada di sisi-Nya. Oleh karena itu
Rasulullah saw bersabda, "Kebanyakan penghuni surga adalah orang bodoh
dan para ulama -ilmuwan- pada tingkat tinggi (al-'illiyyuun li ulil albab))'
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa segolongan orang-orang ulil
albab digiring malaikat ke surga ketika manusia sedang dihisab. Mereka
bertanya kepada malaikat, "Ke mana kalian membawa kami?" Malaikat
menjawab, "Ke surga." Kalian membawa kami ke tempat yang tidak kami
ingini." Malaikat bertanya. "Apa yang kalian inginkan?" Mereka menjawab,
"Tempat yang disenangi, bersama Yang dicintai." Sebagaimana firman
Allah SWT: Di tempot yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berktrasa. (QS. alQamar: 55)
Mungkin karena itu orang yang meminta surga kepada Allah bukan
karena surga itu sendiri tapi karena mengharap keridhaan Allah SWT. Jadi
bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, sebagaimana sabda Rasulullah saw
kepada salah seorang sahabat yang berkata, "Dalam doaku aku meminta: Ya
Allah, masukkan aku ke dalam surga dan selamatkan aku dari api neraka,
dan aku tidak tahu bagaimana gumaman-Mu dan tidak pula gumaman
Mu'adz." Lalu Rasulullah saw bersabda kepadanya, "Di sekelilingnya
-surgakita akan bergumam." (HR. Abu Daud dalam sunannya dan Ibn
Majah) Al-Hafiz lbn Dihyah Abu al-Khatthab berkata. "Sabda Rasulullah:
Dua golongan yang belum pernah aku rnelihatnya" yaitu golongan mana
saja. "Cambuk" menurut bahasa adalah nama untuk "siksaan" meskipun
tidak ada sasaran pukulan. Hal ini disebut juga oleh al-Farra'.
tbn Faris (dalam al-Muimal) mengatakan bahwa as-sauth minal 'azab
maksudnya adalah cambuk. yang berasal dari kata siksaan. As-sauth iuga
berarti bercampurnya sesuatu, maka dinamakan "cambuk" dengan
"campuran" karena para tukang cambuk sering melakukan lrukuman
melebihi kesalahan, sebagaimana yang sering terjadi saat ini, sehingga
kebenaran dan kebatilan bercampur.
Jadi yang dimaksud Rasulullah saw dalam hadits adalah besarnya
cambukan dan jumlah pukulan yang melampaui batas dalam memberi
pelajaran. Ini adalah sifat para pencambuk yang dapat kita saksikan di
Maghrib (Maroko) sampai sekarang.
Sabda Rasulullah yang berbunyi "wanita yang berpakaian tetapi
bertelanjang" maksudnya adalah mereka yang memakai pakaian tetapi
bertelanjang dalam agama (terbuka) dan sebagian aurat mereka terlihat.
Menurut pendapat lainnya, yang dimaksud telanjang adalah memakai
pakaian tipis dan memperlihatkan apa yang ada di baliknya, berpakaian
secara zahir namun kenyataannya telanjang.
Dimaksudkan juga adalah berpakaian di dunia dengan segala
perhiasannya yang diharamkan memakainya maka dia telanjang di hari
kiamat.
Sabda Rasulullah saw {b)u6 |A;7 maksudnya adalah penyimpangan
dari menaati Allah, menaati suami dan apa yang seharusnya dilakukan untuk
memelihara kemaluan mereka dan menutupnya dari laki-laki yang bukan
muhrimnya dan membuat wanita lain melakukan perbuatannya.
Hadits ini diartikan juga dengan kecenderungan berjalan sambil
memiringkan kepala penuh kesombongan dan menarik hati laki-laki
kepadanya karena perhiasan dan harumnya bau mereka. Dikatakan, mereka
meninggikan sisiran mereka secara berlebihan. {o1t.i} adalah wanita yang
menyisirkan wanita lain dengan meninggikan sisirannya. Rasulullah saw
bersabda "Kepala mereka seperti punuk unta" maksudnya, mereka
membesarkan kepala mereka dengan penutup dan penguat, dan membuat
semacam sanggul besar. Sanggul yang dibolehkan adalah yang sesuai
dengan yang disebutkan dalam hadits shohih dari Ummu Salamah, ia
berkata, "Aku berkata" 'Wahai Rasulullah, aku wanita yang suka mengepang
rambutku'." (Al-Hadits)
Penghuni Surga dan Penghuni Neraka yang Paling Banyak
Diriwayatkan oleh Muslim dari Usamah ibn Zaid, ia mengatakan
bahwa Rasulullah saw bersabda,
o; F "t-,sr 'l;Lf, 35rst ,;t;; ; ta org. 'o1,jlt -,ri J, '.:3
iu ,P *t )6t i\ff, ,tlr uri*bi Ji'*
ir3t r1*;
"Aku berdiri di pintu surga. dan kulihat yang banyak masuk ke dalamnya
adalah orang-orang miskin, sedangkon orang-orang kaya dilahan, kecuali
penghuni neraka. maka mereka diperintuhkun masuk neraka. Aku berdiri di
pintu neraka, dan kulihat kebanyakan yang, memasukinya adalah wonito-"
(HR. al-Bukhari)
Pada salah satu hari Raya 'ld, Nabi saw menyampaikan khutbah di
depan jamaah shalat 'ld yang bercampur antara laki-laki dan wanita, sesuai
perintah Rasulullah saw. Nabi berkata kepada kaum wanita, "Perbanyak
bersedekah, karena kebanyakan golongan kalian memikul kayu api neraka'.
Lalu berkata seorang wanita yang kurang bagus raut mukanya sambil duduk
di tengah-tengah jamaah wanita, 'Apakah kami termasuk kelompok yang
engkau maksudkan'? Nabi menjawab, 'Karena kalian terlalu sering
mengeluh dan kurang berterima kasih pada suami'." Yang dimaksud oleh
Nabi saw dalam hadits tersebut adalah: wanita sering menyangkal hak
suaminya, tidak mengindahkan tugasnya di rumah, serta hanya berkeluh
kesah.
Diriwayatkan dari hadits lbn 'Abbas (dalam hadits tentang gerhana
matahari) bahwa Rasulullah saw bersabda, "Aku melihat neraka yang belum
pernah aku lihat pemandangan seperti hari itu, dan aku melihat penghuninya
kebanyakan wanita." Mereka bertanya, "Kenapa, wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Karena keingkaran mereka." Ditanyakan lagi,
"Apakah mereka ingkar kepada Allah?" Rasulullah menjawab, "Mereka
ingkar kepada suami dan kebaikan; jika engkau berbuat kebaikan kepada
salah seorang di antara mereka sepanjang masa, dan suatu ketika ia melihat
hal yang dibencinya pada dirimu, maka ia berkata "Tidak satupun kebaikan
yang kulihat darimu."
Diriwayatkan dari 'lmran ibn Hushain, bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Penghuni surga yang paling sedikit adalah wanita."
Para ulama mengatakan bahwa sedikitnya penghuni surga dari
kalangan wanita karena kekalahan mereka dari hawa nafsu dan keinginan
untuk segera mendapat perhiasan dunia disebabkan kurangnya akal mereka
dan tertutupnya pandangan mereka untuk melihat hal lain. Akibatnya mereka kurang dalam melakukan ibadah dan persiapan untuk akhirat. Mereka
cenderung kepada dunia dan keinginan untuk berhias dengannya- Mereka
juga menyebabkan para laki-laki berpaling dari akhirat disebabkan keinginan
mereka pada wanita.
Ada juga wanita yang mengabaikan akhirat dikerenakan wanita lain;
mereka tertipu dengan cepat sehingga sulit diajak mempersiapkan diri
menghadapi akhirat dan kembali bertakwa kepada Allah.
Dari ucapan Amirul Mukminin "Ali ibn Abu Thalib ra: Wahai
manusia" jangan patuhi perintah wanita; jangan memberikan urusan
kepemimpinan kepada wanita; jangan mengamanahkan harta kepada
mereka, dan jangan kalian biarkan mereka melakukan urusan keluarga. Jika
dibiarkan maka mereka merusak kekuasaan dan membuat penguasa
melakukan kemaksiatan. Kami melihat bahwa jika mereka bersunyi maka
agamanya hilang. Jika mereka berkeinginan maka mereka tidak dapat
menahan diri. Mereka mudah terlena dan sering kebingungan. Wanita shaleh
juga suka berbuat keji, dan wanita keji suka jadi pelacur. Sedangkan wanita
yang terpelihara (mo'shumat) mempunyai tiga kelemahan (tiga sifat wanita
Yahudi): berbuat aniaya, maka mereka wanita-wanita zalim; melakukan
sumpah palsu lalu berbohong, namun sebenarnya mereka merayu. Oleh
sebab itu, berlindunglah kepada Allah dari kejahatan wanita dan berhati-hati
ketika memilih mereka. Semoga kalian selamat dalam memimpin kaum
wanita! wassalam."
Diriwayatakan dari Usamah ibn Zaid ra, Rasulullah saw bersabda,
*Tidak ada fitnah yang membahayakan kaum lelaki setelah zamanku
melebihi fitnah kaum wanita, dan kesesatan Bani lsrael disebabkan oleh
masalah perempuan.' (HR. al-Bukhari, Mu s I i m, Ahmad, dan at-Ti rm idzi)4l
Beliau bersaMa, '... Aku tidak pernah menyaksikan kelemahan akal
dan agama yang mampu mendominasi laki-laki bijaksana yang teguh
melebihi kalian wahai kaum wanita." (HR. al-Bukhari)
Menurut maksud hadits ini adalah, tidak ada racun akal dan agama
yang kulihat lebih berbahaya dan harus diwaspadai laki-laki selain wanita.
Itulah maksud lafaz hadits yang berbunyi "mailat mumaiyyilat."
Al-Hafizh ibn Dihyah berkata, "Berhati-hatilah dari mereka wahai
hamba Allah, jauhi godaan mereka, dan jangan percaya kepada kesenangan
mereka dan janji mereka" karena kekurangan mereka dalam akal dan agama
tidak memberi manfaat dari berlebih-lebihan mereka.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah
saw bersabda, "Senlua umatku masuk surga. kecuali orang yang enggart."
Ditanyakan, "Siapakah yang enggan, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,
"Orang yang menaatiku masuk surga dan orang yang mengingkariku rnasuk
neraka."
lbn Abu ad-Dunya meriwayatkan dari Muhammad ibn 'Ali dari Abu
Ishaq ibn al-Asy'ats, ia berkata: Aku mendengar Fudhail ibn 'lyadh berkata:
Aku mendengar lbn 'lyadh berkata, "Pada hari kiarnat dunia didatangkan
dalam bentuk wanita tua yang rambutnya beruban, taringnya berwarna biru,
dan setengah bungkuk. la didekatkan kepada manusia dan dikatakan,
"Apakah kalian mengetahui ini?" Mereka menjawab, "Kami berlindung
kepada Allah mengenal hal ini." Dikatakan, "lni adalah dunia yang kalian
perebutkan. Karenanya kalian putuskan silaturrahmi, karenanya pula kalian
dengki, bermusuhan. dan saling menipu." 'Kemudian ia dilemparkan ke
dalam neraka. Ia berseru. "Wahai Tuhan, mana pengikut dan
pengumpulku?" Allah SWT berfirman. "lkutilah ia, wahai para pengikut dan
pengumpulnya."'
Para Pemimpin Banyak yang Masuk Neraka
Diriwayatkan dari Abu Daud dari Ghalib al-Qatthan dari seorang lakilaki dari bapaknya dari kakeknya, disebutkan bahwa bapaknya menyuruhnya
menemui Rasulullah saw, maka ia berkata, "Bapakku sudah tua sekali,
sedangkan dia pemimpin suku. Ia meminta engkau untuk mencarikan
pengawas untuk menggantikannya." Rasulullah saw lalu bersabda,
"Pemimpin itu benar dan setiap manusia harus mempunyai pengawas, tetapi
pengawas banyak yang masuk neraka."
Dalam hadits shahih (tentang kisah Hawazin) disebutkan,
"Kembalilah, sehingga para pemimpin kalian membawakan masalah kalian
kepada kami."
Para ulama mengatakan bahwa pemimpin atau pengawas yang
dimaksud di sini adalah pengawas suku dan kampung. Ia mengetahui
keadaan mereka dan penguasa mengetahui keadaan suku atau penduduk
suatu kampung itu dari mereka. Sabda Rasulullah saw, "Pegawas itu benar,"
maksudnya: dalam pengawasan ada kemaslahatan masyarakat dan manfaat
bagi mereka, sebagaimana sabda Beliau "setiap manusia harus mempunyai
pengawas."
Sabda Rasulullah saw 'dalam neraka', maksudnya; manusia sebaiknya
berhati-hati terhadap masalah kepemimpinan yang sering mendatangkan
fitnah dan kesesatan (kezaliman), wallaahu a'lom.Abu Daud ath-Thayalisi rneriwayatkan dari Hisyam dari 'lbad ibn Abu
'Ali dari Abu Hazim dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Rasulullah
saw bersaMa, "Kecelakaan bagi bendahara dan para pemimpin. Pada hari
kiamat banyak kelompok yang berharap aib mereka tergantung di bintang
Soraya: mireka terkatung-katung di antara langit dan bumi, sedangkan
mereka menyesal karena pernah memangku jabatan."
Kebanyakan Pemungut Pajak dan Pemutus Silaturrahim Tidak Masuk
Surga
Allah swT berfirman: Dem iunganlah ktmu duduk di tiap-tiap jalan
dengan menakul-nakuti dcm menghalang-halangi munusia dari jalan Allah,
dai menginginkan ogar jalan Alluh itu nreniadi bengkok. (QS. al-A'raf: 86)
Sebagian ulama mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan para penarik pajak dan pajak dagangan atau bea cukai ('assyur)'
Allah SWT berfirman: Makt apokah kiranya kamu berktosa komu
akan membuot kerusakon di mukl bumi dan memutuskan hubungan
kelceluargaon? Mereka itulah orang-orang yang dilalotat oleh Allah... (QS.
Muhammad:22-23)
Al-Bukhari dan Mustim meriwayatkan dari Jubair ibn Muth'im dari
bapaknya dari Nabi saw, Beliau bersabda, "Tidak masuk surga pemutus."
(HR. al-Bukhari)
Ibn Abu Umar mengatakan bahwa Sufuan ats-Tsauri mengatakan
bahwa yang dimaksud adalah penrutus hubungan silaturrahmi..
Abu Daud meriwayatkan dari 'Uqbah ibn 'Amir ra, ia berkata. "Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda, "Tidak masuk surga penarik upeti."'
Para ulama mengatakan bahwa yang dimaksud penarik upeti adalah
orang yang mengambil pajak dari harta masyarakat yang diambilkan dari
perdagangan dan sebagainya yang bukan kewajiban mereka; yang dilakukan
kepada mtreka oleh penarik upeti atas nama zakat. Sedangkan yang diambil
bui<an shadaqah atau hak yang seharusnya menjadi milik orang-orang fakir.
Telah kita bahas bahwa jika berkaitan dengan amal (bukan tentang
akidah yang hina) siksaannya dikurangi meskipun sudah diazab dan keluar
dari neraka dengan syafa'at. Pembicaraan tentang hal ini telah dibahas dalam
pembicaraan tentang pelaku dosa besar yang telah dijanjikan akan masuk
neraka, dan mereka mendapat laknat apabila melakukannya bukan
berdasarkan hal yang dihalalkan. Tiga Golongan Pertama yang Masuk Surga dan Tiga Golongan
Pertama yang Masuk Neraka
Abu Bakar ibn Syaibah meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia
mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tiga golongan pertama yang
masuk surga adalah: orang yang mati syahid, lelaki (pemimpin keluarga)
yang terpelihara dan memelihara dari dosa sedangkan ia mempunyai banyak
tanggungan keluarga, dan hamba yang beribadah dengan baik kepada
Tuhannya dan melaksanakan hak tuannya. Tiga golongan pertama yang
masuk neraka adalah: penguasa yang diktator, orang kaya dengan lrarta yang
tidak diberikan haknya, dan orang miskin yang sombong."'
Orang Pertama yang Membuat Neraka Jahannam Menyala
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda:
Orang pertama yang diproses perkaranya di hari kiamat adalah orang
yang mati syahid karena membela agama Allah. Jadi didatangkan orang itu
ke hadapan-Nya, lalu diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat yang
diterimanya karena mati syahid, sehingga ia senang. Setelah itu, Allah SWT
bertanya kepadanya, "Apakah yang engkau perbuat di dunia untuk-Ku?" Ia
menjawab, "Aku berjuang dijalan engkau sampai aku mati syahid." Allah
menjawab,
c . :. , t 1
V) P l->t*, l.l Jrrj tl.t-it$'09$ uk 'lu
,dr' d'ti &
. le!',-o'-'.o ,
at t tut '€l
Engkau telah berdusta; engkau melakukannya bukan untuk-Ku, meloinkan
supqya dikatakon orong bahwa engkou seorang pemberani, dan memang
sudah dikatakon orang demikian." Maka ia diseret dan dilemparkan ke
dalam neralco. (HR. Muslim)
Kemudian, didatangkan lagi kehadapan-Nya orang yang diberi
kelapangan hidup dan rezeki yang banyak oleh Allah. Lalu diperlihatkan
kepadanya nikmat-nikmat yang diterimanya karena kedermawanannya,
sehingga ia senang, Allah SWT bertanya kepadanya, "Apakah yang engkau
perbuat di dunia untuk-Ku?" Ia menjawab, "Tidak satupurl jalan yang
Engkau suka aku mendermakan hartaku di jalan itu melainkan telah aku
dermakan karena Engkau." Allah SWT berkata, "Engkau berdusta; engkau
melakukan itu bukan untuk-Ku, melainkan supaya dikatakan orang bahwa
engkau orang yang dermawan, dan memang sudah dikatakan demikian."
Lalu ia diseret dan dilemparkan ke dalam neraka.
Kemudian, didatangkan lagi kehadapan-Nya orang yang menuntut
ilmu serta mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an. Setelah diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diterimanya karena amalannya, ia menjadi
senang. nttut swr bertanya kepadanya, "Apakah yang engkau perbuat di
dunia untuk-Ku?" la menjawab. "Aku menuntut ilmu serta mengajarkannya
kerena Engkau; aku juga membaca Al-Qur'an." Allah SWI berkata'
"Engkau b-erdusta; engkau melakukan itu bukan untuk-Ku' melainkan
tupulu dikatakan orung buh*a engkau orang 'alim dan seorang qari, dan
*".ung sudah dikatakan demikian." Lalu ia diseret dan dilemparkan ke
dalam neraka." (HR. Muslim)
Riwayat tersebut juga ada pada HR. Abu 'lsa at-Tirmidzi. la
mengatakan pada akhin'ryu, "K"*udian Rasulttllah menepuk lututku dan
bersabda, "Wahai Abu Hurairah. mereka adalah tiga golongan pertama yang
membuat neraka menyala pada hari kiamat."
Orang yang Masuk Surga Tanpa Dihisab
Muslim meriwayatkan dari 'lmran ibn Hushain. bahwa Rasulullah saw
bersabda, "Tujuh puluh ribu umatku masuk surga tanpa dihisab." Mereka
bertanya, "siapakah mereka, wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab'
..Mereka orung-orang yang tidak memakai ruqyah, tidak meramal, tidak
mencap kulitrya dengan besi panas (berobat). dan berserah diri kepada
Tuhan mereka."
At-Tinnidzi meriwayatkan dari Abu Umamah, ia berkata, "Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda. "Tuhanku menjanjikan kepadaku
bahwa t-ujuh puluh ribu umatku masuk surga tanpa dihisab_ dan diazab.
Setiap r"-ribu disertai tujuh puluh ribu orang pula. Sedangkan ada tiga
Genggaman Tuhanku yang dimasukkan dengan rahmat-Nya'"
At-Tirmidzi niengatakan bahwa hadits tersebut gharib yang juga
diriwayatkan oleh Ibn Majah.
Abu Bakar al-Bazzar meriwayatkan dari hadits Anas ibn Malik, bahwa
Rasulullah saw bersabda, "Benar-benar masuk surga tujuh puluh ribu
umatku, dan setiap satu orang dari yang tujuh puluh ribu itu disertai oleh
tujuh puluh ribu lagi."
Ia juga meriwayatkan dengan 'Abdullah al-Hakim at-Tirmidzi dari
Abdurrahman ibn Abu Bakar ash-Shiddiq ra, ia berkata: Rasulullah saw
bersabda: Allah menjanjikanku tujuh puluh ribu orang masuk surga tanpa
dihisab." Umar bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak meminta
tambahannya?" Beliau menjawab, "Aku minta tambahan, maka Ia
menambahkannya padaku, yaitu setiap satu orang dari yang tujuh puluh ribu
itu disertai oleh-tujuh puluh ribu lagi." Abu Wahab membuka tangannya dan
berkata, "seperti ini aaatatr dari Allah yang tidak kita ketahui bilangannya."At-Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan dari Nafi' dari [Jrnmu Qais,
bahwa Rasulullalr saw membimbingnya di sebuah jalan Madinah sarnpai di
pekuburan Baqi'. Beliau saw bersabda, "Pada hari kiamat dari sini akan
dibangkitkan tujuh puluh ribu orang yang berwajah seperti bulan purnama,
dan mereka masuk surga tanpa dihisab." Seorang laki-laki berkata, "Wahai
Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah supaya aku termasuk di antara
mereka." Rasulullah menjawab, "Engkau termasuk di antara mereka." Lakilaki yang lain berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah. mohonkanlah kepada
Allah, supaya aku tennasuk di antara mereka." Rasulullalr saw bersabda.
"' Ukasyah telah mendahuluimu."
Abu 'Abdillah mengatakan bahwa itu adalah satu kuburan. bagaimana
jika dari semua kuburan umatnya? Sabda Rasulullah saw "engkau termasuk
di antara mereka" seakan-akan Beliau melihat orang itu termasuk di
dalamnya. Sedangkan yang lain tidak Beliau lihat, sehingga Beliau
mengatakan, "'Ukasyah telah mendahuluimu." Ummu Qais adalalr anak
Muhshin. saudara perempuan 'Ukasyah ibn Muhshin al-Asadi. (HR. Muslim
dalam Shahih-nya).
Jangan menyangka bahwa orang yang memakai ruqyah dan mencap
kulitnya dengan besi panas tidak masuk surga tanpa hisab, karena Nabi saw
juga memakai jimat. Nabi dan para sahabat juga mencap kulit dengan besi
panas, sebagaimana disebutkan oleh ath-Thabari dan yang lain. Namun jimat
yang dimaksud adalah jimat yang dikhususkan, berdasarkan perkataan Nabi
saw kepada keluarga 'Amru ibn Hazm, "Nampakkanlah kepadaku bacaan
pengusir setan rnilikrnu, karena bacaan tersebut tidak apa-apa, selama tidak
mengandung ucapan syirik." (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, bahwa Nabi saw menemuinya dan
terdapat seorang walrita yang mengobatinya dan membacakan Al-Qur'an
untuknya, maka Nabi saw bersabda, "Obati ia dengan ayat-ayat Allih swt."
(Hadits, dishahihkan oleh al-lmam al-Albani)
Demikian pula mencap kulit (berobat) dengan besi panas, yang tidak
ada faedahnya. Tetapi jika orang yang melakukannya menurut tempat dan
syaratnya, maka hal itu bukan hal tercela dan tidak mengurangi
keutamaannya. bahwa mungkin termasuk kepada orang yang tujuh puluh
ribu.
Nabi saw mencap kulitnya dengan besi panas (berobat), sebagaimana
disebutkan ath-Thabari dalam kltab Adab an-Nufus. Al-Hulaimi juga
menyebutkan dalam bukunya, Minhaj ad-Din.
Ada perbedaan riwayat tentang mencap kulit dengan besi panas.
Diriwayatkan bahwa Nabi saw mencap tubuh Beliau dari luka pada
muka Beliau dalam peperangan Uhud. Sa'ad ibn Zararahjuga dicap besi. Sa'ad juga