tawarikh ester 11
sa Bait Suci kedua, dan aturan Kemah
Pertemuan telah dilengkapi dan senantiasa dibacakan di tempat-tempat ibadah
mereka, maka mereka sudah terbebas dari penyembahan berhala. Sebab, dari
antara semua kitab, Kitab Suci makin diteguhkan oleh firman yang telah disam-
paikan oleh para nabi (KJV: merupakan perkataan nubuatan yang paling pasti),
dan paling membawa hasil. Jemaat tidak seharusnya begitu mudah diperdaya
oleh kitab suci yang palsu seperti halnya oleh nabi palsu. Dalam ayat-ayat di atas
diceritakan perihal seorang nabi yang diutus kepada Asa dan pasukannya, ketika
mereka pulang membawa kemenangan sesudah berperang dengan orang
Etiopia. Dia tidak datang untuk memuji dan mengucapkan selamat kepada
mereka atas keberhasilan yang telah mereka capai, namun untuk mendorong
mereka melakukan kewajiban mereka. Ini yaitu tugas yang pantas bagi para
pelayan Tuhan , bahkan para raja dan orang-orang besar sekalipun. Nabi itu
dihinggapi Roh Tuhan (ay. 1), baik untuk memberikan petunjuk tentang apa yang
harus dikatakannya, maupun untuk memampukan dia menyampaikan pesan itu
dengan jelas dan berani.
I. Nabi itu mengatakan dengan terus terang kepada mereka perihal hubungan
mereka dengan Tuhan . Janganlah mereka berpikir bahwa sebab telah meraih
kemenangan, segala sesuatu menjadi milik mereka selamanya. Tidak, ia
harus memberitahukan kepada mereka bahwa itu bergantung pada perilaku
mereka. Apabila mereka berperilaku baik, maka keadaan mereka pun akan
baik, begitu pula sebaliknya.
Kitab 2 Tawarikh 15:1-7
359
1. TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia . Pesan
ini merupakan kata-kata penghiburan, yaitu bahwa orang-orang yang
tetap dekat dengan Tuhan akan senantiasa disertai oleh-Nya. Namun, juga
merupakan kata-kata peringatan: “TUHAN beserta dengan kamu
bilamana kamu beserta dengan Dia, tidak lebih dari itu. Kamu sekarang
memperoleh tanda kehadiran-Nya bersamamu, namun kelanjutannya
bergantung pada ketekunanmu dalam melaksanakan kewajibanmu.”
2. “Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu. Rindukanlah
perkenan-Nya dengan sungguh dan jadikan itu tujuanmu, maka kamu akan
memperolehnya. Berdoalah, maka kamu akan menang. Ia tidak pernah dan
tidak akan pernah berkata, Carilah aku dengan sia-sia.” (lih. Ibr. 11:6).
Sebaliknya,
3. “Apabila kamu meninggalkan Dia dan ketetapan-Nya, Ia tidak terikat
padamu, namun pasti akan meninggalkanmu. Maka kamu pun akan binasa.
Kemenanganmu pada hari ini tidak akan menjadi jaminan bagimu.
Celakalah kamu bila Tuhan pergi meninggalkanmu.”
II. Nabi itu mengemukakan akibat berbahaya apabila mereka meninggalkan
Tuhan dan ketetapan-Nya. Tidak ada jalan untuk menebus penderitaan selain
dengan bertobat dan kembali kepada Tuhan . Ketika Israel meninggalkan
kewajiban, mereka diserbu banjir berupa aliran pikiran yang tidak mengakui
adanya Tuhan, ketidaksalehan, tidak beragama, dan semua bentuk ketidak-
teraturan (ay. 3). Mereka senantiasa dipermalukan dengan peperangan yang
menjengkelkan dan menghancurkan, baik di luar maupun di dalam negeri
(ay. 5-6). Namun, ketika kesukaran membawa mereka kepada Tuhan , mereka
mendapati bahwa sungguh tidak percuma bila mereka mencari Dia (ay. 4).
Namun, pertanyaannya yaitu , kepada masa apakah hal ini merujuk?
1. Ada yang berpendapat kepada masa pemerintahan para hakim di waktu
dulu. Lama sekali Israel tanpa Tuhan yang benar, sebab mereka
menyembah Tuhan -Tuhan palsu. Itulah masa ketika mereka berada dalam
kebodohan, sebab meskipun mereka mempunyai imam-imam, mereka
tidak mempunyai imam yang mengajarkan hal baik kepada mereka.
Meskipun terdapat tua-tua, mereka hidup tanpa hukum dalam hal apa
pun (ay. 3). Ini masa yang benar-benar menyedihkan, ketika mereka
sering ditindas oleh musuh dan terus diusik oleh orang Moab, Midian,
Amon, dan bangsa-bangsa lain. Mereka terus dikacaukan dengan
berbagai-bagai kesesakan (ay. 6). Namun, ketika di tengah kebingungan
mereka lalu berpaling kepada Tuhan melalui pertobatan, doa, dan
pembaharuan, Ia membangkitkan sejumlah penyelamat bagi mereka.
360
Pada masa itulah kebenaran firman tadi acap kali terbukti, yaitu bahwa
Tuhan beserta dengan kita apabila kita beserta dengan-Nya. Setiap hal
semacam ini ditulis, telah ditulis untuk mengingatkan kita juga.
2. Ada pula penafsir yang berpendapat bahwa hal itu menggambarkan
keadaan kesepuluh suku (yang sekarang disebut Israel) pada masa
pemerintahan Asa. “Sekarang, sejak Yerobeam mendirikan patung anak
lembu, walaupun berpura-pura menghormati Tuhan yang sudah
membawa mereka keluar dari Mesir, penyembahan berhalanya telah
membawa mereka kepada ketidaksetiaan. Mereka tanpa Tuhan yang
benar.” Dan tidaklah mengherankan apabila mereka juga tanpa imam
yang dapat mengajar mereka. Para imam Yerobeam bukanlah pengajar,
dan oleh sebab itu itu mereka hidup tanpa hukum. Nyaris mustahil
segala hal yang berhubungan dengan agama dapat dipelihara tanpa
pelayanan pengajaran. Pada masa itu tidak terdapat ketenteraman (ay.
5). Perang mereka melawan Yehuda acap kali mendatangkan ketakutan
kepada mereka. Begitulah yang terjadi dengan pemberontakan Baesa
dan kejadian-kejadian lain yang tidak disebutkan dalam Kitab Suci.
Mereka membangkitkan amarah Tuhan dengan berbagai-bagai kejahatan,
sehingga Ia pun mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan.
Namun, ketika mereka berbalik kepada Tuhan , Ia pun bangkit membela
mereka. Hendaklah Yehuda memperhatikan hal ini. Hendaklah derita
negeri-negeri tetangga mereka menjadi peringatan bagi mereka.
Janganlah menerima patung-patung berhala, sebab kamu bisa melihat
celaka seperti apa yang didatangkannya.
3. Penafsir lain berpendapat bahwa seluruh perikop di atas mengacu ke masa
depan, memandang ke depan: Sesudah ini Israel akan tanpa Tuhan yang
benar, tanpa ajaran dari pada imam, dan mereka akan dibinasakan oleh
penghukuman demi penghukuman sampai mereka berbalik kepada
TUHAN dan mencari-Nya (lih. Hos. 3:4).
III. Di atas hal inilah Asa memberi dorongan kepada rakyatnya untuk
melaksanakan karya pembaharuan dengan bersemangat (ay. 7): kuatkanlah
hatimu, jangan lemah semangatmu, sebab ada upah bagi usahamu .
Perhatikanlah,
1. Pekerjaan Tuhan harus dilaksanakan dengan tekun dan senang hati.
Sebaliknya, ini tidak akan terlaksana tanpa kebulatan hati.
2. Hal ini sudah seharusnya mendorong kita dalam pekerjaan kerohanian,
supaya kita tidak kalah. Upaya itu pasti akan mendatangkan upah.
Kitab 2 Tawarikh 15:1-7
361
Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Pekerjaan itu sendiri merupakan
upahnya.
Asa Membaharui Kerajaannya
(15:8-19)
8 Ketika Asa mendengar perkataan nubuat yang diucapkan oleh nabi Azarya bin Oded itu,
ia menguatkan hatinya dan menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah
Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia
membaharui mezbah TUHAN yang ada di depan balai Bait Suci TUHAN. 9 Ia
mengumpulkan seluruh Yehuda dan Benyamin dan orang-orang Efraim, Manasye dan
Simeon yang tinggal di antara mereka sebagai orang asing. Sebab dari Israel banyak yang
menyeberang memihak kepadanya ketika mereka melihat bahwa TUHAN, Tuhan nya,
beserta dengan dia. 10 Mereka berkumpul di Yerusalem pada bulan ketiga tahun kelima
belas dari pemerintahan Asa. 11 Pada hari itu mereka mempersembahkan kepada TUHAN
tujuh ratus lembu sapi dan tujuh ribu kambing domba dari jarahan yang mereka bawa
pulang. 12 Mereka mengadakan perjanjian untuk mencari TUHAN, Tuhan nenek moyang
mereka, dengan segenap hati dan jiwa. 13 Setiap orang, baik anak-anak atau orang dewasa,
baik laki-laki atau wanita , yang tidak mencari TUHAN, Tuhan Israel, harus dihukum
mati. 14 Mereka bersumpah setia kepada TUHAN dengan suara yang nyaring, dengan
sorak-sorai dan dengan tiupan nafiri dan sangkakala. 15 Seluruh Yehuda bersukaria atas
sumpah itu, sebab dengan segenap hati mereka bersumpah setia dan dengan kehendak
yang bulat mereka mencari TUHAN. TUHAN berkenan ditemui oleh mereka dan mengaru-
niakan keamanan kepada mereka di segala penjuru. 16 Bahkan raja Asa memecat Maakha,
neneknya, dari pangkat ibu suri, sebab neneknya itu membuat patung Asyera yang keji.
Asa merobohkan patung yang keji itu, menumbuknya sampai halus dan membakarnya di
lembah Kidron. 17 Sekalipun bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan dari Israel, namun
hati Asa tulus ikhlas sepanjang umurnya. 18 Ia membawa persembahan-persembahan
kudus ayahnya dan persembahan-persembahan kudusnya sendiri ke rumah Tuhan , yaitu
emas dan perak serta barang-barang lain. 19 Tidak ada perang sampai pada tahun ketiga
puluh lima pemerintahan Asa.
Di sini diceritakan tentang betapa baik pengaruh pesan sebelumnya terhadap
Asa.
I. Asa menjadi lebih berani dibandingkan sebelumnya dalam melayanani Tuhan .
Kemenangan yang telah diraihnya itu akan mengilhaminya untuk semakin
membulatkan hatinya, namun pesan dari Tuhan ini terlebih hebat lagi dalam
mendorong dia. Sekarang ia menjadi lebih teguh. Ia melihat betapa
pentingnya pembaharuan lebih lanjut, dan betapa besar jaminan yang
diperolehnya melalui kehadiran Tuhan di dalamnya. Inilah yang membuatnya
berani dan membantunya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang
sebelum itu menghalangi dan menjauhkannya dari pekerjaan itu. Sekarang ia
memberanikan diri untuk menghancurkan semua berhala menjijikkan
sejauh jangkauan kekuasaannya. Memang semua bentuk penyembahan
berhala memang menjijikkan (1Ptr. 4:3). Semua itu disingkirkan. Ia juga
362
membaharui mezbah TUHAN, yang sepertinya sudah rusak meskipun baru
berumur tidak lebih dari tiga puluh lima tahun sejak kematian Salomo, yang
pertama mendirikan mezbah itu. Begitu cepat semua ketetapan upacara
keagamaan itu mulai bertambah usang, sama seperti hal-hal yang pada
akhirnya nanti telah dekat kepada kemusnahannya (Ibr. 8:13).
II. Asa memperluas pengaruhnya lebih dari sebelumnya (ay. 9). Ia menghimpun
pertemuan khidmat, terutama orang-orang asing yang telah datang kepadanya
dari antara kesepuluh suku.
1. Kedatangan mereka sangat menguatkan hatinya, sebab alasan
kedatangan mereka yaitu sebab mereka melihat bahwa TUHAN,
Tuhan nya, beserta dengan dia. Sungguh menyenangkan berada bersama
orang-orang yang disertai Tuhan , dan menjalin hubungan, berkenalan,
dan bersahabat dengan mereka yang hidup di dalam takut akan Tuhan
serta perkenan-Nya. Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami
dengar, bahwa Tuhan menyertai kamu (Za. 8:23).
2. Perhatiannya terhadap mereka, dan ajakannya kepada mereka untuk
menghadiri perhimpunan besar itu sangat menguatkan hati mereka.
Semua orang asing patut dibantu, namun mereka yang memberi diri
kepada penyeleggaraan Tuhan , dan memelihara nurani mereka yang
tulus, sungguh layak diberi kehormatan ganda. Asa memberikan
perintah agar mereka semua berkumpul (ay. 9). Namun, dikatakan (ay.
10) bahwa mereka berkumpul sendiri (KJV), atas kemauan sendiri, sebab
mereka begitu cepat menaati perintah raja. Pertemuan ini diadakan pada
bulan ketiga, mungkin pada hari raya Pentakosta yang jatuh pada bulan
itu.
III. Asa dan rakyatnya mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan , yaitu
bagian yang diperolehnya dari hasil jarahan (ay. 11). Persembahan mereka
tidak berarti apabila dibandingkan dengan persembahan Salomo (7:5),
sebab berkurangnya semangat atau kekayaan mereka, atau sebab
keduanya. Persembahan ini dimaksudkan sebagai cara mengucapkan syukur
atas semua kebaikan yang telah mereka terima, dan sebagai permohonan
untuk memperoleh kebaikan-kebaikan selanjutnya. Sekarang, doa dan pujian
merupakan persembahan rohani kita. Sama seperti Asa mengatur agar di atas
mezbah terdapat persembahan, dia juga mengatur supaya di Bait Suci terdapat
emas: Ia membawa persembahan-persembahan kudus ayahnya dan
persembahan-persembahan kudusnya sendiri ke rumah Tuhan (ay. 18). Sungguh
merupakan ketulusan bila seseorang memberikan semua hal yang yaitu milik
Kitab 2 Tawarikh 15:1-7
363
Tuhan . Hal yang sudah sejak lama dirancang baginya dan disimpan untuknya,
seperti halnya persembahan-persembahan kudus yang pada akhirnya
dikeluarkan baginya. Masakan kita mau merampok Tuhan , atau berlambat-
lambat dalam melunasi kewajibannya kepada Dia yang senantiasa berbuat
baik kepada kita?
IV. Mereka mengadakan perjanjian untuk mencari TUHAN. Mereka menyesal
sebab telah merusak hubungan dengan-Nya, dan bertekad berbuat lebih
baik di masa yang akan datang. Sungguh patut bagi orang-orang yang
menyatakan penyesalan, yang baru bertobat, untuk memperbarui kovenan
mereka. Sepertinya ajakan itu tidak datang dari Asa, namun atas kehendak
rakyat sendiri. Hendaklah setiap orang dengan sukarela mengadakan
kovenan dengan Tuhan . Bangsamu merelakan diri untuk maju (Mzm. 110:3).
Amatilah,
1. Isi kovenan ini. Tidak ada hal lain selain apa yang sebelumnya telah
diwajibkan kepada mereka. Sumpah atau janji yang mereka buat saat ini
sama sekali tidak menjadikan kewajiban mereka lebih berat dibandingkan
perintah ilahi yang sudah diberikan kepada mereka sebelum ini. Namun,
sumpah atau janji mereka itu memang dapat membuat mereka merasa
lebih berkewajiban untuk mempersenjatai diri melawan godaan, dan
akan menjadi kesaksian tentang keadilan dan kebaikan perintah Tuhan
itu. Selain itu, dengan bersatu dalam kovenan ini, mereka saling
menguatkan. Mereka melibatkan diri dalam dua hal:
(1) Bahwa mereka sendiri akan mencari Tuhan dengan tekun, mencari
perintah-Nya, dan mencari perkenan-Nya. Apakah arti agama selain
mencari Tuhan , bertanya kepada Dia, dan memohon kepada-Nya
dalam segala perkara? Kita belum akan menikmati kebersamaan
dengan-Nya sampai kita datang ke sorga, sebab itu sementara
masih berada di bumi ini, kita harus terus mencari Dia. Mereka
hendak mencari Tuhan sebagai Tuhan nenek moyang mereka, sama
seperti nenek moyang mereka mencari Dia dan bergantung pada
janji yang telah diberikan kepada nenek moyang mereka. Mereka
akan melakukannya dengan segenap hati dan jiwa, sebab hanya
mereka yang mencari Tuhan dan berhasil berkenan kepada-Nya
sajalah yang berada di dalam-Nya, bersungguh-sungguh sepenuhnya
dalam mencari Dia. Kita akan menyia-nyiakan agama kita apabila
kita tidak menjalaninya dengan sepenuh hati. Tuhan menghendaki
seluruh hati atau tidak sama sekali. Ketika sebuah permata dengan
364
nilai tidak terhitung seperti perkenan ilahi ingin kita peroleh, maka
sangatlah sepadan apabila kita mencarinya dengan segenap hati dan
jiwa.
(2) Bahwa mereka akan dengan sekuat tenaga mewajibkan orang lain
untuk mencari Dia (ay. 13). Mereka sependapat bahwa setiap orang
yang tidak mencari TUHAN, Tuhan Israel, artinya, yang menyembah
Tuhan -Tuhan lain, atau menolak menyembah Tuhan yang benar bersama
mereka, dan dengan keras kepala menyembah berhala atau tidak
mempercayai adanya Tuhan, haruslah dihukum mati. Ini bukanlah
hukum baru yang mereka buat sendiri, melainkan perintah untuk
melaksanakan hukum Tuhan sesuai dengan pokok ini (Ul. 17:2 dst.).
Apabila hukum ini terlaksana dengan semestinya, maka tidak akan
terdapat begitu banyak berhala menjijikkan di tanah Yehuda dan
Benyamin (ay. 8). Patut dipertanyakan apakah di bawah Injil, orang
pada zaman sekarang terdorong mencari Tuhan dengan cara-cara se-
perti ini. Senjata perang kita tidak bersifat jasmani, namun sangatlah
kuat.
2. Dengan cara apa mereka mengadakan kovenan ini.
(1) Dengan sorak-sorai dan ungkapan sukacita: mereka bersumpah setia
kepada TUHAN. Tidak dengan diam-diam seolah-olah mereka malu
mengikat diri terlampau erat dengan-Nya, namun dengan sorak-sorai,
untuk mengutarakan semangat dan untuk menyemangati satu sama
lain. Mereka pun bersukaria atas sumpah itu (ay. 14-15). Mereka tidak
bersumpah kepada Tuhan dengan enggan seperti orang yang berutang
mengakui kesalahannya kepada orang yang memberikan pinjaman
kepadanya, namun dengan seluruh kegembiraan dan kepuasan yang
dapat dibayangkan, bagaikan mempelai laki-laki berjanji untuk setia
kepada mempelai wanita ketika mengucapkan kovenan pernikah-
an. Setiap orang Israel yang tulus, merasa senang dengan janjinya
terhadap Tuhan , dan mereka semua juga senang dengan janji kepada
satu sama lain. Mereka bersukacita dalam penuh pengharapan
supaya tidak murtad dari Tuhan , dan sebagai tanda kehadiran Tuhan
bersama mereka. Perhatikanlah, masa memperbarui kovenan kita
dengan Tuhan sudah seharusnya merupakan masa penuh sukacita.
Pembaharuan seluruh bangsa pastilah akan memberikan kepuasan
kepada semua orang yang baik. Sungguh merupakan kehormatan
dan sukacita apabila kita melekat pada Tuhan .
Kitab 2 Tawarikh 15:1-7
365
(2) Mereka melakukannya dengan sangat bersungguh-sungguh,
bersemangat, dan penuh tekad. sebab dengan segenap hati mereka
bersumpah setia dan dengan kehendak yang bulat mereka mencari
TUHAN. Sekarang keadaan orang Israel sangatlah baik. O, seandainya
saja hati mereka senantiasa seperti itu sejak dahulu! Inilah alasan
mengapa mereka begitu bersukacita dalam tindakan yang mereka
lakukan: yaitu sebab mereka melakukannya dengan sepenuh hati.
Perhatikanlah, orang-orang yang melakukannya dengan sungguh
hati dan tulus sajalah yang akan memperoleh sukacita dan
penghiburan dari agama yang mereka hayati. Apa yang dilakukan
dengan munafik, tidaklah lebih dari pekerjaan yang membosankan.
Sebaliknya, apabila Tuhan memiliki hati kita, maka kita pun akan
memiliki sukacita itu.
V. Di sini diberitahukan kepada kita tentang hal yang berpengaruh atas mereka
sebab mengadakan kovenan dengan Tuhan .
1. Tuhan berbuat baik kepada mereka: TUHAN berkenan ditemui oleh
mereka dan mengaruniakan keamanan kepada mereka di segala penjuru
(ay. 15). Dengan demikian tidak ada perang sampai lama sesudah itu (ay.
19). Tidak ada peperangan terbuka, meskipun masih selalu terjadi
pertengkaran di antara kaum Yehuda dan Israel di daerah perbatasan
(1Raj. 15:16). Kesalehan seluruh bangsa menghasilkan berkat-berkat bagi
bangsa.
2. Secara keseluruhan, sikap mereka terhadap-Nya cukup baik. Mereka
menjalankan pembaharuan sebegitu rupa hingga Maakha, nenek Asa,
dicabut pangkatnya sebagai ibu suri akibat penyembahan berhala yang
dijalankannya, dan semua patung itu pun dihancurkan (ay. 16). Hal ini
dilakukan dengan berani oleh Asa. Ia tidak mau berkomplot dengan
penyembahan berhala yang dilakukan orang-orang terdekatnya, seperti
Lewi yang berkata tentang ayahnya dan tentang ibunya: aku tidak
mengindahkan mereka (Ul. 33:9). Asa tahu ia harus lebih menghormati
Tuhan dibandingkan neneknya, dan tidak berani membiarkan patung berhala
tetap berada di dalam istananya sementara ia sedang menghancurkan
patung-patung berhala di kota-kota dalam kerajaannya. Kita dapat
memperkirakan bahwa Maakha telah disadarkan perihal dosanya,
sehingga ia bersedia bergabung dengan mereka untuk mencari TUHAN
(ay. 12-13). Itulah sebabnya ia tidak dihukum mati seperti orang-orang
yang menolak untuk bergabung, baik orang dewasa maupun anak kecil,
wanita maupun laki-laki. Mungkin sebab memperhatikan
366
dirinyalah, kaum wanita diperinci di sini. Namun demikian, sebab
Maakha pernah menjadi penyembah berhala, Asa beranggapan bahwa
sungguh pantas apabila martabat dan wewenangnya dicabut. Boleh jadi
Asa mengusirnya dari istana dan mengasingkannya, supaya ia tidak bisa
memengaruhi orang-orang lain dan menularkan kebiasaan buruk itu.
namun , pembaharuan itu belumlah lengkap. Bukit-bukit pengorbanan
belum seluruhnya dihancurkan, meskipun sudah banyak juga yang
dimusnahkan (14:3-5). Bukit-bukit pengorbanan di berbagai kota telah
dimusnahkan, namun yang berada di kota-kota Yehuda dan Israel belum
disingkirkan dari tengah keluarga Daud, yaitu yang digunakan untuk
menyembah Tuhan -Tuhan palsu. Tidak demikian halnya dengan yang
digunakan untuk menyembah Tuhan Israel. Asa masih mempertahankan
mezbah-mezbah ini, namun hatinya tetap tulus dan sempurna. Mungkin
saja masih terdapat beberapa cacat di dalam beberapa kewajiban
tertentu di dalam hati manusia yang tulus terhadap Tuhan . Ketulusan
yaitu sesuatu yang sedikit di bawah kesempurnaan tanpa dosa.
PASAL 16
asal ini menutup sejarah pemerintahan Asa, namun tidak memoles dengan
indah catatan tentang akhir hidupnya sebagaimana permulaannya. Di sini
terdapat,
I. Perjanjian yang bodoh dengan Benhadad, raja Aram (ay. 1-6).
II. Teguran yang Tuhan kirimkan kepadanya melalui seorang nabi sebab
perjanjian tersebut (ay. 7-9).
III. Ketidaksukaan Asa terhadap sang nabi sebab kesetiaannya (ay. 10).
IV. Penyakit, kematian, dan penguburan Asa (ay. 11-14).
Persekutuan Asa dengan Benhadad
(16:1-6)
1 Pada tahun ketiga puluh enam pemerintahan Asa majulah Baesa, raja Israel, hendak
berperang melawan Yehuda. Ia memperkuat Rama dengan maksud mencegah lalu lintas
kepada Asa, raja Yehuda. 2 Lalu Asa mengeluarkan emas dan perak dari perbendaharaan
rumah TUHAN dan dari perbendaharaan rumah raja dan mengirimnya kepada Benhadad,
raja Aram yang diam di Damsyik dengan pesan: 3 Ada perjanjian antara aku dan engkau,
antara ayahku dan ayahmu. Ini kukirim emas dan perak kepadamu. Marilah, batalkanlah
perjanjianmu dengan Baesa, raja Israel, supaya ia undur dari padaku. 4 Lalu Benhadad
mendengarkan permintaan raja Asa; ia menyuruh panglima-panglimanya menyerang
kota-kota Israel. Dan mereka memukul kalah Iyon, Dan, Abel-Maim dan segala tempat
perbekalan kota-kota di Naftali. 5 Segera sesudah Baesa mendengar hal itu, ia berhenti
memperkuat Rama; ia menghentikan usahanya itu. 6 namun raja Asa mengerahkan
segenap orang Yehuda, yang harus mengangkat batu dan kayu yang dipergunakan Baesa
untuk memperkuat Rama itu. Ia mempergunakannya untuk memperkuat Geba dan Mizpa.
Saya tidak tahu pasti bagaimana menyesuaikan penanggalan peristiwa ini
dengan sejarah raja-raja. Baesa mati pada tahun kedua puluh enam
pemerintahan Asa (1Raj. 16:8). Lantas, bagaimana peristiwa ini terjadi pada
tahun ketiga puluh enam pemerintahan Asa, saat keluarga Baesa sudah binasa
dan Omri sudah naik takhta? Biasanya, dikatakan bahwa tahun ketiga puluh
enam kerajaan Asa, yaitu kerajaan Yehuda, dihitung mulai Raja Rehabeam,
P
370
sehingga bertepatan dengan tahun keenam belas pemerintahan Asa. Namun,
kemudian 2Taw. 15:19 juga harus dipahami demikian. Bagaimana mungkin
dikatakan sebagai sesuatu yang luar biasa bahwa tidak ada lagi perang hingga
tahun kelima belas zaman Asa, padahal bacaan tepat sebelumnya terjadi pada
tahun kelima belas (15:10)? Dan setelah kesalahannya, di sini dicatat bahwa ia
berperang (ay. 9). Josephus menempatkan peristiwa ini pada tahun kedua puluh
enam Asa, maka dapat diduga ada kesalahan yang dilakukan oleh penyalin kitab
di sini dan di pasal 15:19, mengakui kesalahan ini akan memudahkan
penghitungan. Dalam ayat sebelumnya (1Raj. 15:17) dan perikop di atas, Asa
bersalah dalam beberapa hal.
1. Ia tidak melakukan yang benar dalam hal bekerja sama dengan Benhadad,
seorang raja kafir, dan dengan menilai dirinya begitu tinggi dalam perjanjian
tersebut seperti yang tampak ia perbuat (ay. 3). Seandainya ia lebih
bergantung pada kovenannya dan ayahnya dengan Tuhan , tentu ia tidak akan
membanggakan perjanjiannya dan ayahnya dengan keluarga kerajaan Aram.
2. Seandainya ia mau menghargai kehormatan Israel secara umum, tentu ia
akan menemukan jalan lain untuk mengalihkan Baesa, bukannya dengan
memanggil tentara asing, dan dengan demikian mengundang musuh
bersama ke dalam negeri, sehingga seiring berjalannya waktu akan menjadi
bencana bagi Yehuda juga.
3. Tidak diragukan, Benhadad berdosa dengan memutuskan perjanjiannya
dengan Baesa tanpa masalah apa pun, hanya sebab pengaruh suap. Dengan
demikian, tentu Asa juga berdosa dengan mendorong Benhadad
melakukannya, khususnya dengan membayar dia agar melakukannya.
Keyakinan para raja dan kerajaan di muka umum tidak boleh dijadikan
perkara remeh.
4. Mengambil perak dan emas dari Bait Tuhan untuk tujuan tersebut merupakan
dosa pelanggaran besar (ay. 2). Haruskah Bait Suci dijarah guna memenuhi
politik duniawi sang raja? Alangkah baiknya jika dia membawa korban dan
persembahan dengan doa dan permohonan, ke rumah Tuhan untuk
memohon Tuhan di pihaknya, dan menjadikan Dia sekutunya, dibandingkan
menjadikan Benhadad sebagai sekutu sampai harus mengeluarkan biaya
banyak seperti itu.
5. yaitu baik jika Asa tidak harus bertanggung jawab atas semua kejahatan
yang dilakukan oleh tentara Benhadad dengan sewenang-wenang terhadap
kota-kota Israel, atas seluruh darah yang telah mereka tumpahkan, dan
semua rampasan mereka (ay. 4). Mungkin, Asa tidak bermaksud agar
mereka bertindak sejauh itu. Namun, barang siapa menarik orang lain untuk
berdosa, ia tidak tahu apa yang diperbuatnya maupun sampai mana perbuat-
Kitab 2 Tawarikh 16:1-6
371
an itu akan berakhir. Permulaan dosa sama seperti membuka pintu air.
Meski demikian, rencana itu berhasil. Benhadad berhasil mengusir Baesa,
yang terpaksa berhenti memperkuat Rama dan pergi memperkuat
pertahanan negerinya sendiri di sebelah utara. Hal itu memberi kesempatan
kepada Asa untuk menghancurkan benteng-bentengnya di Rama sekaligus
merebut bahan-bahan bangunan dan menggunakannya untuk keperluan
sendiri.
Kematian dan Penguburan Asa
(16:7-14)
7 Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya
kepadanya: “sebab engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada
TUHAN Tuhan mu, oleh sebab itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu. 8
Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya
sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, sebab
engkau bersandar kepada-Nya. 9 sebab mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk me-
limpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal
ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami
peperangan.” 10 Maka sakit hatilah Asa sebab perkataan pelihat itu, sehingga ia
memasukkannya ke dalam penjara, sebab memang ia sangat marah terhadap dia sebab
perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat. 11
Sesungguhnya riwayat Asa dari awal sampai akhir tertulis dalam kitab raja-raja Yehuda
dan Israel. 12 Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit
pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia
tidak mencari pertolongan TUHAN, namun pertolongan tabib-tabib.
13 Kemudian Asa mendapat perhentian bersama-sama nenek moyangnya. Ia mati pada
tahun keempat puluh satu pemerintahannya, 14 dan dikuburkan di kuburan yang telah
digali baginya di kota Daud. Mereka membaringkannya di atas petiduran yang penuh
dengan rempah-rempah dan segala macam rempah-rempah campuran yang dicampur
menurut cara pencampur rempah-rempah, lalu menyalakan api yang sangat besar untuk
menghormatinya.
Di sini terdapat,
I. Teguran langsung kepada Asa yang disampaikan dengan setia oleh seorang
nabi Tuhan, sebab Asa mengadakan perjanjian dengan Benhadad. Yang
menegur dia yaitu Hanani, sang pelihat, ayah Yehu, seorang nabi lain yang
kisahnya terdapat dalam 1 Raja-raja 16:1; 2 Tawarikh 19:2. Tampak
beberapa kekeliruan dalam perjanjian Asa dengan Benhadad. Namun, apa
yang ditegur oleh sang nabi sebagai kesalahan terbesar ialah bahwa ia ber-
sandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada Tuhan Tuhan mu (ay. 7).
Ia pikir, meski Tuhan berada di pihaknya, hal itu tidak akan membuatnya
berdiri tegak kalau tidak ada Benhadad di pihaknya. Ia pikir Tuhan tidak
mampu atau tidak mau menolongnya dan ia harus mengambil cara tidak
langsung untuk menolong diri sendiri. Perhatikan, Tuhan sangat tidak
372
berkenan ketika Dia tidak dipercayai dan ketika tangan manusia lebih
diandalkan dibandingkan kuasa dan kebaikan-Nya. Dengan meletakkan
kepercayaan kita dalam Tuhan, kita menghormati Dia, dan ketika kita
memberikan kehormatan itu kepada yang lain, Dia pun terhina. Dengan
terus terang Ia mengatakan kepada raja bahwa dalam hal ini ia telah
bertindak bodoh (ay. 9). Bersandar kepada buluh yang patah yaitu
tindakan bodoh ketika kita memiliki gunung batu yang kekal sebagai tempat
bersandar. Untuk meyakinkan Asa akan kebodohannya, sang nabi
menunjukkan bahwa,
1. Tindakannya bertentangan dengan pengalamannya sendiri (ay. 8).
Dibanding semua orang, Asa tidak punya alasan untuk tidak percaya
kepada Tuhan yang telah hadir baginya sebagai penolong yang kuat. Tuhan
telah membuatnya menang atas musuh yang mengancam, sama seperti
bapaknya sebelum dia, sebab mereka mengandalkan diri kepada
TUHAN, Tuhan nenek moyang mereka (13:18; 14:11). “Aduh!” kata sang
nabi, “Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, cukup
untuk menelan satu kerajaan? Namun demikian, TUHAN telah
menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, sebab engkau bersandar
kepada-Nya. Tidakkah Dia cukup untuk menolongmu melawan Baesa?”
Perhatikan, jika kita banyak mengalami kebaikan Tuhan , semakin
bersalahlah kita jika tidak percaya kepada-Nya. Bila Dia telah menolong
kita dalam enam persoalan, mengapa meragukan Dia dalam masalah
ketujuh? Namun, lihatlah betapa hati kita penuh tipu daya! Kita percaya
kepada Tuhan jika tiada lagi yang bisa dipercaya, ketika ada kebutuhan,
barulah kita datang kepada-Nya. Akan namun , saat ada hal lain yang bisa
diandalkan, kita cenderung berpegang pada yang lain dan bersandar
pada pengertian kita sendiri selama masih berguna. Namun, keyakinan
yang penuh kepercayaan hanya ada dalam Tuhan , saat dunia yang
tersenyum merayu-rayu.
2. Tindakannya bertentangan dengan pengenalannya akan Tuhan dan
penyelenggaraan-Nya (ay. 9). Asa tidak mungkin tidak tahu bahwa mata
TUHAN melesat kian kemari ke seluruh bumi untuk melimpahkan
kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia (KJV).
Artinya,
(1) Tuhan memerintah dunia dengan hikmat yang tiada berbatas, dan
semua ciptaan dan segala perbuatan mereka senantiasa berada
dalam pengawasan-Nya. Mata Tuhan Sang Pemelihara itu sigap –
melesat. Mata-Nya jeli, melesat kian kemari, dan menjangkau jauh, ke
Kitab 2 Tawarikh 16:1-6
373
seluruh bumi, tiada sudut yang bebas dari penglihatan-Nya, baik yang
paling gelap maupun yang terjauh. Mata-Nya mengarahkan tangan-
Nya serta lengan kekuatan-Nya, sebab Ia menyatakan bahwa Diri-
Nya kuat. Apakah Iblis berjalan kian kemari di atas bumi? Tuhan Sang
Pemelihara melesat kian kemari, tidak pernah keluar dari jalur, tidak
pernah harus mencari-cari, tidak pernah tersesat.
(2) Tuhan memerintah dunia bagi kebaikan umat-Nya, Ia mengerjakan
semuanya berdasarkan kasih-Nya bagi keselamatan mereka, oleh
sebab hamba-Nya Yakub dan Israel, pilihan-Nya (Yes. 45:4). Segala
sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah
diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada
(Ef. 1:22).
(3) Barang siapa yang tulus hati kepada Dia boleh yakin akan
perlindungan-Nya dan memiliki alasan pasti untuk bergantung pada
perlindungan itu. Tuhan sanggup menjaga umat-Nya di jalan
kewajiban mereka sebab hikmat dan kekuatan yaitu milik-Nya, dan
Ia sungguh-sungguh menghendaki agar mereka terlindung. Tidak
mempercayai hal ini menyebabkan kita meninggalkan Tuhan dan
tidak setia kepada-Nya. Asa tidak dapat mempercayai Tuhan , sebab
itu ia mengadakan perjanjian dengan Benhadad.
3. Tindakannya bertentangan dengan keuntungannya.
(1) Ia telah kehilangan kesempatan untuk memantau kebesaran raja
Aram yang sedang berkembang (ay. 7), terluputlah tentara raja Aram
dari tanganmu. Padahal raja Aram mau bergabung dengan tentara
Baesa dan keduanya akan jatuh bersama.
(2) Ia mendatangkan kegeraman Tuhan , maka tiada damai yang bisa
diharapkan, melainkan bahaya perang terus-menerus (ay. 9). Orang
yang tidak memiliki kepercayaan akan Tuhan dalam hatinya akan
kehilangan perlindungan-Nya dan mengeluarkan diri dari
perlindungan tersebut.
II. Asa tidak suka ditegur. Meski teguran itu berasal dari Tuhan lewat seorang
yang dikenal sebagai pembawa pesan-Nya, meski teguran itu adil, alasannya
tepat, dan semua ditujukan demi kebaikannya, Asa gusar terhadap sang
pelihat sebab menyatakan kebodohannya. Bahkan, ia murka kepada nabi itu
(ay. 10, KJV). Inikah Asa? Inikah dia yang sempurna hatinya di hadapan Tuhan
seumur hidupnya? Orang yang merasa dirinya tegak, baiklah ia berhati-hati,
kalau tidak ia akan jatuh. Seorang bijaksana, namun murka! Seorang Israel,
374
namun murka kepada nabi! Seorang baik, namun gusar akan teguran dan tidak
suka ditunjukkan kesalahannya! Ya Tuhan, apakah manusia, ketika Tuhan
meninggalkan dia? Orang yang memberhalakan caranya sendiri tidak dapat
menerima pertentangan, dan orang yang memelihara watak mudah
tersinggung, dapat dibuat menjadi durhaka dan bersikap tidak pantas, dan
tidak lama kemudian ia akan menentang Tuhan sendiri. Lihatlah, kegetiran
dan kepahitan macam apa yang dihasilkan oleh akar pahit.
1. Dalam kemarahannya, Asa menjebloskan sang nabi ke dalam tahanan, ia
memasukkannya ke dalam penjara, sebagai seorang penjahat, di dalam
gudang (demikian beberapa tafsiran), atau kurungan yang sempit. Nabi-
nabi Tuhan biasanya menjumpai banyak orang yang tidak bisa menerima
teguran, yang menganggapnya sebagai kesalahan, namun para nabi harus
melakukan kewajiban mereka.
2. Setelah bertindak sejauh itu, Asa menganiaya juga beberapa orang dari
rakyat, kemungkinan orang-orang yang memihak Nabi Hanani dalam
penderitaannya atau yang diketahui sebagai kawan-kawannya. Orang
yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk menganiaya nabi Tuhan
akan dibiarkan menyalahgunakannya lebih lagi untuk menghancurkan
rakyatnya sendiri, dan dengan demikian ia melemahkan diri sendiri dan
kehilangan kepentingannya. Kebanyakan penganiaya biasanya yaitu
penguasa yang lalim.
III. Penyakit Asa. Dua tahun sebelum wafat, Asa menderita sakit pada kakinya
(ay. 12), terserang penyakit sendi yang parah. Ia mengurung Nabi Hanani
dalam kurungan sempit, kini Tuhan mengurungnya juga. Jadi, hukumannya
sesuai dengan dosanya. Penyakit itu kemudian menjadi semakin parah,
menjalar ke atas (kata sebagian penafsir), naik sampai ke kepala (menurut
tafsiran lain), hingga sakit itu mematikan. Inilah penderitaannya. Namun,
dalam penyakit sebab dosanya itu, ia bukannya mencari kelepasan dari
Tuhan melainkan pertolongan tabib-tabib. Memang, ia wajib menggunakan
para tabib, namun percaya kepada mereka dan mengharapkan dari tabib itu
sesuatu yang seharusnya hanya berasal dari Tuhan merupakan dosa dan
kebodohan Asa. Pertolongan dari ciptaan harus senantiasa dipergunakan
dengan mata yang tertuju kepada sang Pencipta dan dalam kebergantungan
kepada Dia yang menciptakan setiap ciptaan yang bermanfaat bagi kita.
Tanpa Dia, tabib yang paling ahli dan setia pun tidak ada artinya. Sebagian
orang beranggapan bahwa tabib-tabib Asa itu yaitu orang-orang asing bagi
negeri Israel dan merupakan tukang sihir. Kepada merekalah Asa meminta
tolong seolah tidak ada Tuhan di Israel.
Kitab 2 Tawarikh 16:1-6
375
IV. Kematian dan penguburan Asa. Upacara pemakamannya mengandung
bentuk penghormatan yang tidak biasa (ay. 14). Mereka membaringkannya
di atas petiduran yang penuh dengan rempah-rempah. Saya sendiri enggan
beranggapan (seperti sebagian orang lain) bahwa Asa sendiri yang
memerintahkan penguburan mewah itu, dan bahwa hal itu merupakan
contoh kesia-siaannya sehingga ia dikuburkan layaknya orang bukan Yahudi,
bukan dengan cara orang Yahudi. Memang Alkitab mengatakan bahwa ia
menggali kuburnya sendiri (KJV) layaknya seorang yang memikirkan
makamnya. Namun, saya mau percaya bahwa kemegahan upacara
pemakaman itu merupakan ungkapan penghormatan besar dari rakyat bagi
dia, meskipun pada masa-masa terakhirnya ia gagal dan memiliki
kelemahan. Memberinya penghormatan pada kematiannya itu sudah
disepakati. Perhatikanlah, kesalehan yang menonjol dan keberjasaan orang
baik biasanya diingat sebagai puji-pujian bagi mereka sekalipun mereka
memiliki kekurangan. Biarlah kesalahan orang-orang demikian dikubur
dalam makam mereka, sedang jasa mereka diingat melampaui liang
lahadnya. Ia yang berkata, “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang
saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa,” juga mengatakan,
“Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat.” Terjadilah kiranya
demikian.
PASAL 17
i sinilah dimulainya kehidupan dan pemerintahan Yosafat, yang
merupakan salah satu di antara ketiga raja yang berjasa. Ia salah satu raja
terbaik yang pernah memegang tampuk pemerintahan Yehuda sejak kematian
Daud. Ia merupakan putra yang baik dari seorang ayah yang baik. Dengan
demikian, pada waktu itu anugerah mengalir di dalam darahnya, bahkan dalam
darah raja. Berbahagialah putra yang memiliki ayah seperti itu, yang meletakkan
dasar yang baik di dalam dan bagi dirinya. Berbahagialah ayah yang memiliki
putra semacam itu, yang mendirikan tembok di atas dasar yang telah
diletakkannya! Berbahagialah kerajaan yang diberkati dengan dua raja seperti
itu, dua pemerintahan seperti itu, bersama-sama! Di dalam pasal ini diceritakan
tentang,
I. Pengangkatan dan pengukuhan Yosafat di takhta kerajaan (ay. 1-2, 5).
II. Kepribadiannya yang saleh (ay. 3-4, 6).
III. Cara yang diambilnya guna memajukan agama di dalam kerajaannya
(ay. 7-9).
IV. Pengaruh luar biasa yang ditebarkannya di antara bangsa-bangsa di
sekitarnya (ay. 10-11).
V. Kekuatan besar kerajaannya, baik menyangkut pasukan maupun
angkatan perangnya (ay. 12-19). Demikianlah keberhasilannya
merupakan upah bagi kesalehannya. Kesalehannya ini merupakan
anugerah terbesar dan hiasan bagi keberhasilannya.
Yosafat Menggantikan Asa
(17:1-9)
1 Maka Yosafat, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. Sebagai pemimpin Israel ia
memperkuat dirinya 2 dengan menempatkan tentara di semua kota yang berkubu di
Yehuda dan pasukan-pasukan pendudukan di tanah Yehuda serta di kota-kota Efraim
yang direbut oleh Asa, ayahnya. 3 Dan TUHAN menyertai Yosafat, sebab ia hidup
D
378
mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal, 4
melainkan mencari Tuhan ayahnya. Ia hidup menurut perintah-perintah-Nya dan tidak
berbuat seperti Israel. 5 Oleh sebab itu TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah
kekuasaannya. Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia
menjadi kaya dan sangat terhormat. 6 Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang
ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang
berhala. 7 Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus beberapa pembesarnya, yaitu
Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha untuk mengajar di kota-kota Yehuda. 8
Bersama-sama mereka turut juga beberapa orang Lewi, yaitu Semaya, Netanya, Zebaja,
Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia disertai imam-imam Elisama
dan Yoram. 9 Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat
TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat.
Tentang Yosafat diceritakan di sini,
I. Betapa berhikmatnya dia. Begitu menduduki takhta, maka sebagai pemimpin
Israel ia memperkuat dirinya (ay. 1). Ahab, raja yang sangat gemar
berperang, saat itu sudah tiga tahun lamanya menduduki takhta kerajaan
Israel. Kekuatan di awal pemerintahannya semakin lemah bersama
kemerosotan pemerintahan Asa di akhir hidup Asa. Terdapat kemungkinan
bahwa belakangan kerajaan Israel lebih kuat dibandingkan kerajaan Yehuda dan
mulai terasa menakutkan bagi Yehuda. Oleh sebab itu, hal pertama yang
harus dilakukan Yosafat yaitu bertindak dengan benar di bidang itu, dan
menghambat kehebatan raja Israel yang semakin bertumbuh. Ia berhasil
melakukannya tanpa penumpahan darah, sehingga dalam waktu singkat
Ahab mengajaknya untuk bersekutu. Ia sama sekali tidak mau mengganggu,
namun terbukti bahwa ia lebih berbahaya sebagai teman dibandingkan sebagai
musuh. Yosafat memperkuat dirinya bukan untuk menyerang Israel atau
menyerbu mereka, melainkan sekadar untuk memelihara ketenteraman
kerajaannya sendiri. Hal ini dilakukannya dengan cara memperkuat kota-
kota di garis perbatasannya dengan benteng, dan menempatkan pasukan
tentara yang lebih kuat di kota-kota daerah Efraim yang dikuasainya (ay. 2).
Ia tidak memperkuat diri sebagaimana yang dilakukan ayahnya yang
bersekutu dengan raja Aram, namun melalui cara-cara yang baik dan umum,
dengan memohon berkat Tuhan dan mempercayai-Nya di dalamnya.
II. Betapa baiknya Yosafat. Di sini diceritakan tentang tabiatnya yang sangat
baik.
1. Ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya.
Mengenai tabiat para raja, jalan hidup Daud sering kali dijadikan pedoman
(1Raj. 15:3, 11; 2Raj. 14:3; 2Raj. 16:2; 2Raj. 18:3). Namun, perbedaan di
antara jalan hidup Daud yang pertama dan terakhir tidak pernah
ditekankan sekuat di sini. Jalan-jalan hidupnya pada akhir
Kitab 2 Tawarikh 17:1-9
379
pemerintahannya tidaklah sebaik yang pertama. Jalan hidup Daud
sebelum kejatuhannya yang parah dalam perkara Uria (yang disebutkan
jauh sesudah itu sebagai noda dalam tabiatnya), sungguh baik. Meskipun
berhasil pulih dari kejatuhan itu, boleh jadi sepanjang sisa hidupnya ia
tidak pernah pulih kembali kekuatan rohaninya, dan hilangnya perasaan
tenteram sebagai akibatnya. Yosafat mengikuti jejak Daud sejauh ia
mengikuti Tuhan , tidak lebih dari itu. Paulus sendiri juga membatasi cara
kita bisa meneladani dirinya. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga
menjadi pengikut Kristus (1Kor. 11:1), bukan dengan cara lain. Banyak
orang baik memiliki jalan hidup terbaik yang merupakan kasih mula-
mula, yaitu kasih mereka yang terkuat. Di dalam setiap salinan yang
hendak kita tulis, kita harus memilih bagian yang baik saja, sehingga
memperoleh yang terbaik. Kata-kata yang tercantum di sini mengenai
Yosafat juga memberi tempat bagi tafsiran lain yang berbunyi: ia hidup
mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya (Hareshonim),
jejak yang pertama (KJV), atau juga jejak yang dahulu. Sebagai teladan
untuk diri sendiri, ia menggunakan jejak-jejak zaman dahulu dalam
keluarga kerajaan, zaman paling murni sebelum kebobrokan
pemerintahan-pemerintahan belakangan mulai berdatangan (Yer. 6:16).
Terjemahan Septuaginta tidak menyebut-nyebut nama Daud, dan
langsung menunjuk kepada Asa: ia hidup mengikuti jejak yang dahulu
dari bapa leluhurnya, dan tidak meniru perbuatan keliru yang
dilakukannya menjelang akhir hidupnya. Sungguh baik apabila kita
berhati-hati dalam mengikuti teladan orang-orang terbaik sekalipun,
supaya kita tidak melenceng mengikuti contoh mereka.
2. Yosafat tidak mencari Baal-baal, melainkan mencari Tuhan ayahnya (ay. 3-
4). Bangsa-bangsa di sekitar mereka memiliki Baal masing-masing. Satu
bangsa memiliki Baal-nya, sedang bangsa lain memiliki Baal-nya sendiri.
Sebaliknya, Yosafat membenci semua Baal itu dan tidak mau berurusan
dengan mereka. Ia mencari Tuhan ayahnya dan hanya Dia semata. Ia hanya
berdoa dan meminta petunjuk kepada-Nya, dalam upaya mencari Dia.
3. Yosafat hidup menurut perintah-perintah Tuhan . Ia tidak saja menyembah
Tuhan yang benar, namun menyembah Dia sesuai ketetapan-Nya, dan tidak
berbuat seperti Israel (ay. 4). Meskipun raja Israel merupakan tetangga
sekaligus sekutunya, Yosafat tidak mengikuti jalannya. Walaupun
mengadakan kesepakatan dengan raja Israel dalam kepentingan rakyat,
ia tidak mau mengadakan persekutuan dengannya, atau mengikuti
ajaran agamanya. Di dalam hal ini ia tetap memegang teguh aturan.
380
4. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN (ay.
6), atau ia mengangkat hatinya. Dengan sepenuh hati ia melaksanakan
pekerjaannya, dan mengangkat hatinya di dalamnya. Kepada-Mu, ya
TUHAN, kuangkat jiwaku. Hatinya dilapangkan dalam hal-hal yang baik
(Mzm. 119:32). Ia tidak pernah beranggapan telah berbuat cukup banyak
bagi Tuhan . Ia bersemangat dan sangat mengasihi agamanya. Rohnya me-
nyala-nyala dan ia melayani Tuhan dengan gembira serta menikmatinya.
Ia terus mengerjakan tugasnya dengan cekatan, sama seperti Yakub yang
sesudah memperoleh penglihatan dari Tuhan di Betel, berangkat dari situ
(Kej. 29:1). Ia bersikap berani dan tegas dalam jalan-jalan Tuhan dan
terus maju dengan gagah berani. Hatinya terangkat melampaui pertim-
bangan akan adanya kesulitan yang mungkin menghalangi tugasnya.
Dengan mudah ia berhasil mengatasi semuanya. Ia tidak takut kepada
angin dan awan sehingga tetap menabur dan menuai (Pkh. 11:4).
Hendaklah kita hidup di dalam roh yang sama.
III. Betapa bergunanya Yosafat, tidak saja sebagai orang yang baik, namun juga
raja yang baik. Ia tidak saja baik, namun juga berbuat baik pada masa
angkatannya. Ia berbuat banyak kebaikan.
1. Ia menyingkirkan para pengajar dusta, demikianlah patung berhala juga
disebut (Hab. 2:18), juga segala bukit pengorbanan dan tiang berhala (ay.
6). Yang dimaksudkan yaitu tempat-tempat untuk menyembah berhala,
sebab bukit-bukit pengorbanan yang dikhususkan bagi Tuhan yang benar
saja yang tidak disingkirkan (20:33). Hanya penyembahan berhala saja-
lah yang dihancurkan olehnya. Tidak ada suatu pun yang lebih merusak
bangsa dibandingkan tiang-tiang berhala atau patung-patung yang
disingkirkannya.
2. Yosafat mengirimkan pengajar-pengajar kebenaran. Ketika ia
menanyakan keadaan rohani di kerajaannya, ia mendapati bahwa secara
umum rakyatnya sangat tidak peduli: mereka tidak tahu, bahwa mereka
berbuat jahat. Bahkan pada masa pemerintahan yang baik yang ada
terakhir sebelum dia tidak banyak perhatian diberikan untuk
mengajarkan kewajiban kepada rakyat. Oleh sebab itu Yosafat bertekad
memulai pekerjaannya dengan benar. Ia memperlakukan mereka
sebagai makhluk ciptaan yang berakal sehat. Ia tidak menuntun mereka
kepada pembaharuan hidup dengan mata buta, namun berusaha keras
agar mereka diajar dengan baik, sebab tahu bahwa itulah cara untuk
memulihkan mereka. Di dalam pekerjaan yang baik ini ia
mempekerjakan,
Kitab 2 Tawarikh 17:1-9
381
(1) Para pemimpinnya. Ia mengutus mereka yang berada di sekitarnya.
Mereka yang berada di pedalaman dikirimkannya untuk mengajar di
kota-kota Yehuda (ay. 7). Di dalam menjalankan keadilan, ia
memerintahkan kepada mereka agar tidak saja menghukum rakyat
ketika mereka melakukan kejahatan, namun juga mengajarkan
kepada mereka cara berbuat lebih baik. Selain itu, juga untuk
mengemukakan alasan tentang apa yang mereka lakukan, supaya
orang-orang mengetahui perbedaan antara baik dan buruk. Para
pemimpin atau hakim-hakim memiliki banyak kesempatan untuk
mengajar rakyat perihal kewajiban mereka terhadap Tuhan dan
manusia. Hal ini tidak berada di luar bidang wewenang mereka,
sebab hukum-hukum Tuhan harus dipandang sebagai hukum-hukum
yang berlaku bagi seluruh negeri.
(2) Bersama-sama mereka turut juga beberapa orang Lewi. Mereka
memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat (ay.
8-9). Jabatan mereka yaitu sebagai pengajar (Ul. 33:10). Mengajar
merupakan pekerjaan yang untuknya mereka mendapat upah. Tidak
banyak hal lain yang harus dikerjakan para imam dan orang Lewi.
Namun, sepertinya mereka telah melalaikan tugas itu, mungkin de-
ngan dalih bahwa mereka tidak berhasil menyuruh rakyat
mendengarkan mereka. “Baiklah,” kata Yosafat, “kalau begitu kalian
sebaiknya ikut bersama para pemimpin itu, yang dengan wibawa
yang mereka milki, mereka dapat mengharuskan rakyat untuk
datang dan mendengarkan perkataan kalian. Dan, apabila mereka
tidak diajar dengan baik, maka itu merupakan kesalahan kalian.”
Betapa banyak kebaikan yang akan tercapai apabila Musa dan Harun
bergandengan tangan seperti itu dalam melaksanakan tugas mereka,
apabila para pemimpin dengan kekuasaan mereka, serta para imam
dan orang Lewi dengan pengetahuan mereka tentang Kitab Suci,
sepakat mengajarkan kepada mereka pengetahuan yang baik tentang
Tuhan dan kewajiban mereka! Para hakim dan pengkhotbah keliling
ini merupakan alat yang baik untuk menyebarkan terang penuh
berkat ke semua kota di Yehuda. Dan disebutkan, bahwa mereka
membawa kitab Taurat TUHAN.
[1] Untuk dijadikan petunjuk bagi diri mereka sendiri, supaya
darinya mereka dapat memperoleh semua pengarahan untuk
diberikan kepada rakyat, dan agar jangan sampai ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia.
382
[2] Untuk menyadarkan rakyat, supaya rakyat dapat melihat bahwa
mereka memiliki jaminan ilahi atas apa yang mereka katakan
dan sampaikan kepada rakyat, dan bahwa hanya itulah yang
mereka terima dari TUHAN. Perhatikanlah, ketika para hamba
Tuhan pergi untuk mengajar orang, mereka harus membawa serta
Alkitab bersama mereka.
IV. Betapa berbahagianya Yosafat.
1. Betapa berbahagianya dia sebab berkenan di hati Tuhan , yang dengan
jelas mengakui dan memberkatinya: TUHAN menyertai Yosafat (ay. 3).
Firman TUHAN merupakan penolongnya (demikian terjemahan Kitab
Suci bahasa Aram). TUHAN mengokohkan kerajaan yang ada di bawah
kekuasaannya (ay. 5). Orang-orang yang disertai Tuhan akan berdiri
dengan teguh. Apabila kemurahan Tuhan, Tuhan kita, berada di atas kita,
maka hal itu akan meneguhkan perbuatan tangan kita dan mengukuhkan
kita dalam ketulusan kita.
2. Betapa berbahagianya dia sebab mendapat kasih sayang rakyatnya (ay.
5): Seluruh Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, untuk
mengakui kebaikannya dalam mengirimkan para pengkhotbah kepada
mereka. Semakin agama yang benar ada di antara rakyat, maka semakin
besar pula kesetiaan yang tulus dari rakyat. Pemerintahan yang
memenuhi tujuannya pasti akan didukung rakyat. Pengaruh perkenan
Tuhan maupun kerajaan-Nya sebegitu rupa sehingga ia menjadi kaya dan
sangat terhormat. Banyak orang tidak mau mempercayai hal ini, namun
sungguhlah benar bahwa agama dan kesalehan merupakan sahabat
terbaik bagi kemakmuran jasmani. Selain itu, amatilah bahwa hal itu
berdampak langsung kepadanya, sehingga ia dengan tabah hati hidup
menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Bagi banyak orang, kekayaan
dan kehormatan yang berlimpah justru menjadi hambatan dan rintangan
untuk hidup di jalan-jalan TUHAN, dan menyebabkan orang menjadi
sombong, merasa aman-aman saja, serta mengikuti hawa nafsu. Namun,
hal sebaliknya yang terjadi pada Yosafat: kekayaannya yang berlimpah
bagaikan minyak untuk melumasi roda-roda ketaatannya. Semakin
banyak kekayaan dunia yang diterimanya, semakin ia dengan tabah hati
hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN.
Kitab 2 Tawarikh 17:1-9
383
Kemakmuran Yosafat
(17:10-19)
10 Ketakutan yang dari TUHAN menimpa semua kerajaan di negeri-negeri sekeliling
Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan Yosafat. 11 Dari antara orang-
orang Filistin ada yang membawa kepada Yosafat persembahan, dan perak sebagai upeti.
Juga orang-orang Arab membawa kepadanya kambing domba, domba jantan tujuh ribu
tujuh ratus ekor dan kambing jantan tujuh ribu tujuh ratus ekor. 12 Yosafat makin lama
makin kuat, menjadi luar biasa kuat. Di Yehuda ia membangun benteng-benteng dan kota-
kota perbekalan. 13 Banyak perbekalannya di kota-kota Yehuda. Orang-orang perangnya
ada di Yerusalem, semuanya pahlawan yang gagah perkasa. 14 Inilah daftar kesatuan
mereka menurut puak-puak mereka; panglima-panglima dari Yehuda ialah panglima
Adna dengan tiga ratus ribu pahlawan yang gagah perkasa; 15 di samping dia panglima
Yohanan dengan dua ratus delapan puluh ribu orang; 16 dan di samping dia Amasia bin
Zikhri, yang dengan sukarela telah menyerahkan dirinya kepada TUHAN, dengan dua
ratus ribu pahlawan yang gagah perkasa. 17 Dan dari Benyamin ialah Elyada, seorang
pahlawan yang gagah perkasa, dengan dua ratus ribu orang yang bersenjatakan busur
dan perisai. 18 Di samping dia Yozabad, dengan seratus delapan puluh ribu orang yang
bersenjata untuk berperang. 19 Mereka itulah yang bertugas pada raja, selain dari pada
mereka yang ditempatkan raja di kota-kota yang berkubu di seluruh Yehuda.
Di sini diceritakan selanjutnya tentang kemakmuran luar biasa yang diraih
Yosafat dan keadaan kerajaannya yang semakin berkembang.
I. Ia mendapat perhatian besar pada raja-raja dan bangsa-bangsa di
sekitarnya. Meskipun ia mungkin bukanlah prajurit sehebat Daud, yang
membuatnya sangat ditakuti oleh mereka, ataupun seorang berpengatahuan
hebat seperti Salomo yang membuat rakyatnya menjadikan dia pembawa
sabda Tuhan , namun ketakutan yang dari TUHAN menimpa mereka semua.
Artinya, Tuhan begitu memengaruhi dan menguasai roh mereka hingga
mereka semua menaruh hormat kepadanya (ay. 10). Selain itu,
1. Mereka tidak berani berperang melawan Yosafat. Penyelenggaraan Tuhan
mengatur agar sementara para raja dan imam sedang mengajar serta
memperbaharui negeri, tidak satu pun dari antara bangsa-bangsa di
sekitarnya yang mengganggu dan menjauhkannya dari pekerjaan yang
baik itu. Sama halnya ketika Yakub dan putra-putranya hendak
menyembah di Betel, kedahsyatan Tuhan meliputi kota-kota di
sekelilingnya, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar (Kej. 35:5; Kel.
34:24).
2. Banyak dari antara mereka yang membawa persembahan kepadanya
(ay. 11) untuk menjamin tercapainya persahabatan dengannya. Boleh
jadi persembahan ini merupakan upeti yang sebelumnya dibebankan
kepada mereka oleh Asa yang menguasai kota-kota orang Filistin dan
tenda-tenda orang Arab (14:14-15). Bersama ketujuh ribu tujuh ratus
domba jantan dan kambing jantan berjumlah sama yang dibawa orang
384
Arab, mungkin masih terdapat domba betina beserta anak-anak mereka
serta kambing betina berikut anak-anak mereka dalam jumlah seimbang.
II. Yosafat memiliki banyak perbekalan di kota-kota Yehuda. Ia merobohkan
lumbung-lumbung lama, dan membangun yang baru dan lebih besar (ay. 12),
benteng-benteng dan kota-kota perbekalan, untuk menyimpan persenjataan
serta persediaan makanan. Ia seorang pengusaha yang dalam semua
pekerjaannya mendahulukan kepentingan umum, baik untuk memelihara
perdamaian maupun mempersiapkan diri untuk berperang.
III. Ia memiliki pasukan tentara yang teratur. Sejak Daud membentuknya, tidak
ada pasukan yang lebih baik dibandingkan tentara Yosafat. Lima orang pahlawan
yang gagah perkasa disebutkan namanya di sini, berikut jumlah orang-orang
bawahan mereka yaitu orang-orang yang siap melayani untuk berperang di
kawasan masing-masing. Tiga orang di kawasan Yehuda dan dua orang di
kawasan Benyamin. Tentang Amasia, salah satu dari pemimpin-pemimpin
perkasa ini, disebutkan bahwa ia dengan sukarela telah menyerahkan dirinya
kepada TUHAN (ay. 16). Bukan saja kepada raja, untuk mengabdi kepadanya
di tempatnya, namun juga kepada TUHAN, supaya bisa memuliakan Dia di
dalam tugasnya. Dialah yang paling menonjol di antara yang lain sehubungan
dengan hal ibadah. Ia menerima kedudukan yang ditunjuk baginya, bukan
demi kehormatan, kekuasaan, atau keuntungan pribadi, melainkan demi
kepentingan nuraninya terhadap Tuhan , yaitu supaya ia dapat mengabdi
kepada negerinya. Sudah menjadi hal umum bagi para panglima besar pada
masa itu untuk mempersembahkan hasil jarahan mereka kepada TUHAN
(1Taw. 26:26). Namun, orang yang baik ini mempersembahkan dirinya
terlebih dahulu kepada TUHAN, baru sesudah itu benda-benda miliknya
yang telah dikhususkan bagi-Nya. Jumlah prajurit di bawah pimpinan kelima
panglima ini mencapai satu juta seratus enam puluh ribu orang. Jumlah yang
sangat besar untuk diperlengkapi dan dikelola demi kawasan sekecil Yehuda
dan Benyamin. Abia hanya mampu membawa empat ratus ribu orang ke
medan perang (13:3), dan Asa tidak sampai enam ratus ribu orang (14:8),
namun Yosafat memimpin hampir satu juta dua ratus prajurit. Meskipun
begitu, harus diperhitungkan bahwa,
1. Tuhan sudah berjanji untuk membuat keturunan Abraham sebanyak pasir
di laut.
2. Masa penuh kedamaian ini sudah berlangsung lama.
3. Kita boleh memperkirakan bahwa kota Yerusalem sudah sangat
diperluas.
Kitab 2 Tawarikh 17:1-9
385
4. Banyak orang telah datang dari kerajaan-kerajaan Israel yang lain
(15:19), sehingga dengan demikian meningkatkan jumlah penduduknya.
5. Yosafat memperoleh berkat istimewa dari Tuhan , sehingga membuat semua
urusannya sangat berhasil. Kita juga bisa memperkirakan bahwa pasukan
tentaranya tersebar di seluruh negeri, sedang setiap orang lebih
banyak tinggal di tanahnya sendiri. Namun, mereka sering kali datang
untuk dikerahkan dan dilatih, jadi mereka selalu siap kapan pun mereka
dibutuhkan. Para panglima bekerja pada raja (ay. 19) sebagai pejabat
istana, penasihat pribadi, dan juga sebagai menteri-menteri.
Namun terakhir, amatilah bahwa bukan pasukan tentara yang hebat
inilah yang sangat ditakuti bangsa-bangsa sekitar, yang mencegah
mereka berusaha melawan Israel, atau mewajibkan mereka membayar
upeti, melainkan rasa takut dari Tuhan yang menimpa mereka saat
Yosafat memperbaharui negerinya dan menjalankan pelayanan khotbah
di sana (ay. 10). Ketetapan-ketetapan Tuhan lebih menjadi kekuatan dan
keamanan sebuah kerajaan dibanding kekuatan tentaranya. Para abdi
Tuhan -lah yang lebih kuat dibandingkan angkatan perangnya.
PASAL 18
isah dalam pasal ini tentang pemerintahan Ahab raja Israel kita temukan
sama seperti yang diceritakan dalam 1 Raja-raja 22. Namun di Kitab Raja-
raja itu tampaknya tindakan Ahab di situ tampaknya lebih dipuji melebihi semua
tindakan lainnya sebab dia mengadakan persekutuan dengan seorang rekan
yang begitu baik seperti Yosafat. Namun kebalikannya dalam Kitab Tawarikh ini,
justru menjadi suatu hinaan yang besar dalam pemerintahan Yosafat bahwa dia
mau saja mengikatkan diri dengan orang yang begitu jahat seperti Ahab (ay. 1).
Dalam pasal ini kita temukan,
I. Kesepakatannya yang diadakannya dengan Ahab (ay. 1).
II. Persetujuannya untuk bergabung dengan Ahab dalam merebut kembali
Ramot-Gilead dari tangan orang Aram (ay. 2-3).
III. Mereka bertanya kepada para nabi, yang palsu dan yang benar,
sebelum mereka berangkat berperang (ay. 4-27).
IV. Keberhasilan dari upaya mereka. Yosafat lolos dengan susah-payah (ay.
28-32) dan Ahab menderita luka yang mematikannya (ay. 33-34).
Persekutuan Yosafat dengan Ahab
(18:1-3)
1 Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab. 2 Beberapa tahun
kemudian, pergilah ia kepada Ahab di Samaria. Ahab menyembelih banyak kambing
domba dan lembu sapi untuk dia dan rombongannya, dan mengajaknya untuk menyerang
Ramot-Gilead. 3 Berkatalah Ahab, raja Israel, kepada Yosafat, raja Yehuda: “Maukah engkau
pergi ke Ramot-Gilead bersama-sama aku?” Jawabnya kepadanya: “Kita sama-sama, aku dan
engkau, rakyatmu dan rakyatku, aku akan bersama-sama engkau di dalam perang.”
Di sini kita mendapati,
I. Yosafat bertambah lebih kuat dan hebat. Dikatakan sebelumnya (17:5) bahwa
dia menjadi kaya dan sangat terhormat. Dan di sini dikatakan lagi bahwa
K
388
kekayaan dan kehormatannya ditambahkan kepadanya oleh sebab kesalehan
dan pemerintahannya yang baik.
II. Namun Yosafat tidak bertambah bijaksana, sebab jika tidak dia pasti tidak
akan bergabung dengan Ahab, si orang Israel yang bobrok itu, yang telah
menjual diri untuk berbuat kejahatan. Kebaikan apa yang dapat dia dapatkan
dari seseorang yang begitu sedemikian jahat? Kebaikan apa yang dapat ia
perbuat terhadap orang sedemikian jahat dan bebal, yaitu seorang
penyembah berhala, seorang penganiaya? Yosafat bersekutu dengan orang
itu melalui ikatan kekeluargaan, yaitu ia menikahkan putranya Yoram
dengan Atalia putri Ahab.
1. Ini yaitu perjodohan terburuk yang pernah dibuat oleh seseorang dari
keluarga Daud. Saya ingin tahu apa yang Yosafat janjikan bagi dirinya
melalui ikatan perkawinan ini.
(1) Mungkin kesombongan yang membuat perjodohan tersebut, seperti
yang terjadi pada banyak orang, yang berjalan lancar dengan
sendirinya. Agamanya melarang dia untuk menikahkan putranya
dengan seorang putri dari raja-raja kafir di sekitarnya, yaitu
Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu
wanita janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka. Dan,
setelah menjadi kaya dan sangat terhormat, dia merasa terhina
untuk menikahkan putranya dengan seorang rakyat biasa. Maka
haruslah seorang putri raja, dan sebab nya diambillah putri Ahab,
tanpa mempertimbangkan bahwa Izebel yaitu ibunya.
(2) Sebagian orang menganggap dia melakukannya sebagai upaya
politik, berharap melalui cara ini ia dapat mempersatukan kerajaan
Yehuda dan Israel dalam diri putranya, dan Ahab mungkin
membujuknya dengan harapan bahwa dia akan menjadikan
putranya itu sebagai ahli warisnya, padahal tidak demikianlah
maksud hatinya.
2. Perjodohan ini menarik Yosafat,
(1) Ke dalam ikatan kekeluargaan yang erat dengan Ahab. Ia
mengunjungi Ahab di Samaria, dan Ahab, yang bangga dengan
kehormatan yang diberikan oleh Yosafat kepadanya, menjamu
Yosafat suatu sambutan yang luar biasa, menurut kemewahan zaman
itu: Ia menyembelih banyak kambing domba dan lembu sapi untuk dia,
dagingnya saja (ay. 2). Dalam hal ini Yosafat tidak berjalan sedekat
seperti yang seharusnya dilakukannya di jalan ayahnya Daud,
Kitab 2 Tawarikh 18:1-3
389
yang benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan
dengan orang fasik aku tidak duduk (Mzm. 26:5), atau
ingin mengecap sedap-sedapan mereka (Mzm. 141:4).
(2) Ke dalam suatu persekutuan dengan Ahab melawan orang Aram.
Ahab membujuknya untuk menggabungkan kekuatan bersamanya
dalam suatu upaya untuk merebut kembali Ramot-Gilead, sebuah
kota di dalam suku Gad, di seberang sungai Yordan. Tidakkah Ahab
tahu bahwa kota tersebut, dan semua kota lain dari Israel, menjadi
hak milik Yosafat, sebagai pewaris dari keluarga Daud? Dengan
alasan apakah dia meminta Yosafat untuk membantunya merebut
kembali kota tersebut bagi dirinya, sementara takhtanya atas
kerajaan Israel sendiri diperoleh dengan jalan rampasan dan tidak
pasti keberlangsungannya? Namun Yosafat, seorang yang supel,
bersedia pergi dengannya: Kita sama-sama, aku dan engkau (ay. 3).
Kebaikan sebagian orang sangat berbahaya, dan dapat menular ke
masyarakat. Pesta perjamuan yang diadakan Ahab bagi Yosafat telah
dirancang untuk membujuk dia dalam serbuan itu. Ciuman dari
seorang musuh yaitu menipu (Ams. 27:6, KJV)
Meminta Nasihat Nabi-nabi
(18:4-27)
4 namun Yosafat berkata kepada raja Israel: “Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN.” 5
Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, empat ratus orang banyaknya, kemudian
bertanyalah ia kepada mereka: “Apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-
Gilead atau aku membatalkannya?” Jawab mereka: “Majulah! Tuhan akan menyerahkannya
ke dalam tangan raja.” 6 namun Yosafat bertanya: “Tidak adakah lagi di sini seorang nabi
TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?” 7 Jawab raja
Israel kepada Yosafat: “Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat
diminta petunjuk TUHAN. namun aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan
yang baik tentang aku, melainkan selalu malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.”
Kata Yosafat: “Janganlah raja berkata demikian.” 8 Kemudian raja Israel memanggil
seorang pegawai istana, katanya: “Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!” 9
Sementara raja Israel dan Yosafat, raja Yehuda, duduk masing-masing di atas takhtanya
dengan pakaian kebesaran, di suatu tempat pengirikan di depan pintu gerbang Samaria,
sedang semua nabi itu bernubuat di depan mereka, 10 maka Zedekia bin Kenaana
membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: “Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau
akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka.”
11 Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: “Majulah ke Ramot-Gilead, dan
engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.” 12 Suruhan
yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya: “Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah
sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah
seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.” 13 namun Mikha menjawab: “Demi
TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan Tuhan ku, itulah yang akan
kukatakan.” 14 Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: “Mikha, apakah
kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?”
390
Jawabnya: “Majulah dan kamu akan beruntung, sebab mereka akan diserahkan ke dalam
tanganmu!” 15 namun raja berkata kepadanya: “Sampai berapa kali aku menyuruh engkau
bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran?” 16 Lalu
jawabnya: “Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti kambing
domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak
punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat.” 17 Kemudian
raja Israel berkata kepada Yosafat: “Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah
ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?” 18 Kata Mikha:
“Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas
takhta-Nya dan segenap tentara sorga berdiri di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-
Nya. 19 Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab, raja Israel, untuk
maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini,
yang lain berkata begitu. 20 Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan
TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan
apa? 21 Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia
berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan
perbuatlah demikian! 22 sebab itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke
dalam mulut nabi-nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan mala-
petaka kepadamu.” 23 Sesudah itu tampillah Zedekia bin Kenaana; ditamparnyalah pipi
Mikha serta berkata: “Bagaimana mungkin Roh TUHAN pindah dari padaku untuk
berbicara kepadamu?” 24 namun Mikha menjawab: “Sesungguhnya engkau akan
melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk
menyembunyikan diri.” 25 Berkatalah raja Israel: “Tangkaplah Mikha, bawa dia kembali
kepada Amon, penguasa kota, dan kepada Yoas, anak raja, 26 dan katakan: Beginilah titah
raja: Masukkan orang ini dalam penjara dan beri dia makan roti dan minum air serba
sedikit sampai aku pulang dengan selamat.” 27 namun jawab Mikha: “Jika benar-benar
engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!”
Lalu disambungnya: “Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!”
Kata demi kata yang hampir sama persis kita temukan dalam 1 Raja-raja 22. Kita
tidak akan mengulangi apa yang telah disampaikan di sana, dan juga tidak ada
banyak hal untuk ditambahkan, namun ada baiknya kita renungkan sedikit,
1. Tentang kewajiban besar kita untuk mengakui Tuhan di dalam semua jalan
kita dan menanyakan firman-Nya, apa pun yang akan kita lakukan. Yosafat
tidak mau melanjutkan sebelum dia melakukan hal ini (ay. 4). Dengan doa
yang penuh iman, dengan membaca Kitab Suci dan bertanya kepada hati
nurani kita sendiri secara jujur, dan dengan sungguh-sungguh
memperhatikan setiap petunjuk penyelenggaraan Tuhan , kita boleh mencari
tahu firman-Nya dan pastilah kita akan menemukannya.
2. Tentang bahaya besar dari pertemanan yang buruk, bahkan bagi orang yang
baik sekalipun. Orang-orang yang memiliki hikmat, anugerah, dan ketetapan
hati yang lebih pun tidak dapat yakin bahwa mereka akan baik-baik saja jika
bergaul akrab dengan orang jahat. Yosafat di sini, sebab rasa enggan kepada
Ahab, duduk dengan jubah kebesarannya dengan sabar mendengarkan nabi-
nabi palsu mengucapkan kebohongan atas nama TUHAN (ay. 9). Hampir-
hampir tidak ada dalam hatinya sedikitpun keinginan untuk menegur Ahab
atas kebenciannya terhadap seorang nabi TUHAN (ay. 7). Ia juga tidak berani
mengecam nabi palsu yang dengan keji melecehkan pelihat yang setia itu,
Kitab 2 Tawarikh 18:1-3
391
atau menentang Ahab yang memasukkannya ke penjara. Orang-orang yang
berani duduk di antara kursi para pencemooh, tidak dapat keluar dari sana
tanpa rasa bersalah besar jika mereka tidak melakukan kewajiban mereka
untuk menegur para pencemooh.
3. Tentang ketidaksenangan orang-orang yang dikelilingi dengan para
penyanjung palsu, terutama para nabi yang menyanjung-nyanjung, yang
menyerukan damai sejahtera kepada mereka dan menubuatkan tidak lain
selain hal-hal yang baik. Demikianlah Ahab telah ditipu ke dalam
kehancurannya sendiri, dan pantaslah dia menerimanya, sebab dia memang
suka mendengarkan para pembual dan lebih menyukai mereka yang
menghiburnya dibandingkan seorang nabi yang memberinya peringatan keras
akan bahaya yang mengancamnya. Orang-orang yang berbuat baik bagi
dirinya sendiri yaitu mengizinkan teman-temannya dan terutama para
hamba Tuhan untuk berurusan dengan mereka secara jujur dan setia, dan
menerima teguran mereka tidak hanya dengan sabar, namun dengan ramah.
Nasihat yang paling menyenangkan kita belum tentu yang terbaik.
4. Tentang kuasa Iblis, oleh izin Tuhan , di antara orang-orang durhaka. Satu roh
kebohongan dapat membuat 400 nabi berbohong dan memperalat mereka
untuk menipu Ahab (ay. 21). Iblis menjadi seorang pembunuh dengan
menjadi seorang pendusta dan membinasakan orang dengan menipu
mereka.
5. Tentang keadilan Tuhan dalam menyerahkan orang-orang yang tidak mau
menerima kasih kebenaran dan memberontak terhadapnya (ay. 21) kepada
khayalan yang kuat, untuk memercayai suatu kebohongan. Biarkanlah roh
dusta menang untuk memikat mereka kepada kehancuran mereka yang
tidak mau dibujuk untuk melakukan k