tawarikh ester 12

Kamis, 30 Januari 2025

tawarikh ester 12



 kewajiban mereka supaya memperoleh 

kebahagiaan.  

6. Tentang kehidupan sulit dari para pelayan setia, yang bagian hidupnya 

yaitu  sering dibenci dan dianiaya dan diperlakukan buruk, sebab  tetap 

setia kepada Tuhan  mereka dan benar serta baik kepada jiwa manusia. Mikha, 

sebab  menaati hati nurani yang baik, ditampar, dipenjara, dan dihukum 

dengan diberi makan dan minum yang serba sedikit. Namun dengan teguh 

hati dia sanggup menahan penderitaannya, seperti yang dialami oleh orang-

orang yang dianiaya sebab  kesetiaan mereka (ay. 27). Akan tiba harinya 

ketika dinyatakan siapa yang benar dan siapa yang salah, ketika Kristus 

menampakkan diri, dan umat-Nya yang dianiaya akan mendapat 

penghiburan tak terbayangkan, sedang  para penganiaya mereka akan 

merana untuk selama-lamanya, dan akan dibuat melihat hari itu (ay. 24), 

yaitu hari yang sekarang ini tidak mereka percayai. 


 

392 

Ahab Terbunuh di dalam Pertempuran 

(18:28-34) 

28 Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke Ramot-Gilead. 29 Raja 

Israel berkata kepada Yosafat: “Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, namun  

engkau, pakailah pakaian kebesaranmu.” Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian mereka 

masuk ke pertempuran. 30 Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para 

panglima pasukan keretanya demikian: “Janganlah kamu berperang melawan sembarang 

orang, melainkan melawan raja Israel saja.” 31 Segera sesudah para panglima pasukan 

kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: “Itu raja Israel!” Lalu mereka mengepung dia, 

untuk menyerang dia, namun  Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya. Tuhan  membujuk 

mereka pergi dari padanya. 32 Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat, 

bahwa dia bukanlah raja Israel, maka undurlah mereka dari padanya. 33 namun  seseorang 

menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja, dan mengenai raja Israel di 

antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: 

“Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka.”  

34 namun  pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja Israel tetap berdiri di 

dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu sampai petang. Ia mati ketika matahari 

terbenam. 

Di sini kita mendapati,  

1. Yosafat yang baik itu terang-terangan tampil dalam jubah kebesarannya, 

yang sebab nya membahayakan dirinya, namun diselamatkan. Kita memiliki 

alasan untuk berpikir bahwa Ahab, sementara berpura-pura bersahabat, 

sebenarnya menyasar nyawa Yosafat, untuk membinasakannya, supaya dia 

mendapat kesempatan mengatur-atur pengganti Yosafat, yaitu menantunya 

sendiri, sebab kalau tidak dia tidak akan mengajak Yosafat masuk medan 

pertempuran dengan mengenakan jubah kebesaran, yang hanya akan 

membuat dirinya menjadi mencolok bagi pihak musuh. Dan, jika sungguh-

sungguh dia bermaksud demikian, maka ini sungguh sebuah pengkhianatan 

tercela yang penuh dosa, sehingga sebab  itu pantas baginya untuk 

terperosok sendiri ke dalam lubang perangkap yang digalinya untuk 

temannya. Musuh segera mengarahkan mata ke jubah raja, dan dengan 

ganas menyerang raja yang tidak waspada itu. Sang raja Yehuda tersadar, 

namun sudah terlambat. Ia mungkin berharap lebih baik menjadi seorang 

prajurit biasa saja dibandingkan  berada dalam pakaian kerajaannya. Ia berteriak, 

entah kepada teman-temannya untuk menyelamatkannya namun  Ahab sudah 

tidak memedulikannya, atau kepada musuhnya, untuk menyadarkan mereka 

bahwa dia bukanlah raja Israel. Atau mungkin dia berteriak kepada Tuhan  

untuk memohon pertolongan dan kelepasan sebab  kepada siapa lagi dia 

harus berteriak? Dan dia mendapati teriakannya kepada Tuhan  itu tidaklah 

sia-sia: TUHAN menolongnya  dari kesulitannya, dengan membujuk mereka 

pergi dari padanya (ay. 31). Tuhan  memegang hati semua manusia di tangan-

Nya, dan membalikkan hati mereka sesuai kehendak-Nya, bertentangan 

dengan niat pertama mereka, untuk melayani tujuan-Nya. Banyak yang 

Kitab 2 Tawarikh 18:1-3 

 

393 

digerakkan tanpa perlawanan baik kepada diri sendiri atau orang lain, 

sebab  ada sebuah kuasa yang tak terlihat menggerakkan mereka.  

2. Ahab yang jahat menyamarkan diri, mempersenjatai diri yang dikiranya 

dapat mengamankan diri, namun  terbunuh (ay. 33). Tidak ada keahlian, tidak 

ada senjata, yang dapat menyelamatkan orang-orang yang telah ditetapkan 

Tuhan  untuk binasa. Apakah yang dapat melukai orang-orang yang hendak 

dilindungi Tuhan ? Dan apakah yang dapat melindungi orang-orang yang 

hendak dibinasakan Tuhan ? Yosafat aman dalam jubah kebesarannya, Ahab 

terbunuh dalam senjatanya. Sebab pertandingan bukanlah untuk yang gesit 

dan pertempuran bukanlah untuk yang kuat. 

 

 

PASAL  19  

i sini kita membaca sebuah kisah lebih lanjut tentang pemerintahan yang 

baik dari Yosafat,  

I. Kepulangannya dengan damai ke Yerusalem (ay. 1).  

II. Teguran yang diberikan kepadanya sebab  persekutuannya dengan 

Ahab dan tindakannya bersama dia (ay. 2-3).  

III. Perhatian besar yang diberikannya untuk memperbaharui kerajaannya 

(ay. 4).  

IV. Petunjuk yang diberikan kepada para hakimnya, baik mereka yang ada 

di kota-kota yang mengurusi pengadilan rendah (ay. 5-7), maupun 

mereka yang ada di Yerusalem yang duduk di pengadilan tinggi 

kerajaan (ay. 8-11). 

Kesalehan Yosafat 

(19:1-4) 

1 Yosafat, raja Yehuda, pulang dengan selamat ke istananya di Yerusalem.  

2 Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja 

Yosafat: “Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka 

yang membenci TUHAN? sebab  hal itu TUHAN murka terhadap engkau. 3 Namun masih 

terdapat hal-hal yang baik padamu, sebab  engkau menghapuskan tiang-tiang berhala dari 

negeri ini dan mencari Tuhan  dengan tekun.” 4 Yosafat diam di Yerusalem. Ia mengadakan 

kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim, sambil 

menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Tuhan  nenek moyang mereka. 

Inilah,  

I. Perkenanan besar yang Tuhan  tunjukkan kepada Yosafat,  

1. Dalam membawanya kembali dengan selamat dari perjalanan perangnya 

dengan Ahab yang berbahaya, yang nyaris harus dibayarnya dengan 


 

396 

mahal (ay. 1): Ia pulang dengan selamat ke istananya. Hal ini 

diperhatikan di sini untuk menyatakan,  

(1) Bahwa dia bernasib lebih baik dibandingkan  yang diharapkannya. Ia 

hampir saja binasa, namun  bisa pulang dengan selamat. Bilamana kita 

kembali dengan selamat ke rumah, kita harus mengakui 

penyelenggaraan Tuhan  dalam menjaga masuk keluar kita. namun , jika 

kita telah dijaga melewati bahaya yang tidak biasa, maka dengan 

cara yang khusus kita sepatutnya mengucap syukur. Mungkin hanya 

selangkah saja jarak antara kita dan kematian, namun kita selamat.  

(2) Bahwa dia bernasib baik lebih dari yang patut diterimanya. Ia telah 

menyimpang dari jalan kewajibannya, melakukan sebuah perjalanan 

yang tidak dapat dipertanggungjawabkannya dengan baik kepada 

Tuhan  dan hati nuraninya, namun dia kembali dengan selamat. Sebab 

Tuhan  tidaklah keras untuk menandai kesalahan kita, dan juga tidak 

menarik perlindungan-Nya setiap kali kita berbuat salah.  

(3) Bahwa dia bernasib lebih baik dibandingkan  Ahab raja Israel, yang 

dibawa pulang dalam keadaan terbunuh. Kendati Yosafat berkata 

kepada Ahab, Kita sama-sama, aku dan engkau, namun Tuhan  

mengecualikannya. Sebab Dia mengenal dan mengakui jalan orang 

benar, namun  jalan orang fasik menuju kebinasaan. Rahmat yang 

membedakan sangatlah menolong. Ada dua raja di dalam pertempuran 

bersama, yang satu diambil dan yang lain ditinggalkan, yang satu 

dibawa pulang dengan berlumuran darah, sedang  yang lain dengan 

selamat. 

2. Dalam memberinya suatu teguran sebab  persekutuannya dengan Ahab. 

Sungguh merupakan suatu belas kasih yang besar bila kita dibuat peka 

terhadap kesalahan kita, dan diberitahukan tepat waktunya di mana 

kesalahan kita, sehingga kita dapat bertobat dan memperbaiki kesalahan 

sebelum terlambat. Sang nabi yang diutus untuk mengirim teguran 

yaitu  Yehu putra Hanani. Sang ayah yaitu  seorang nabi yang menonjol 

di dalam pemerintahan terakhir, seperti yang ditunjukkan oleh Asa 

dengan memenjarakannya di gudang sebab  keterusterangannya. 

Namun sang putra tidaklah takut untuk menegur raja lain. Paulus tidak 

membiarkan putra rohaninya Timotius menjadi tawar hati sebab  pen-

deritaannya, melainkan dihidupkan olehnya (2Tim. 3:11, 14).  

(1) Sang nabi memberi tahunya dengan jelas bahwa dia telah berbuat 

jahat dengan bergabung dengan Ahab: “Sewajarnyakah 

engkau, seorang hamba Tuhan , menolong orang fasik, bersekutu, dan 

Kitab 2 Tawarikh 19:1-4 

 

397 

mengulurkan tangan bantuan?” Atau, “Sewajarnyakah engkau 

mengasihi orang yang membenci TUHAN? Masakan engkau memeluk 

orang yang dipandang jauh oleh Tuhan ?” Tabiat hitam orang fasik 

yaitu  menjadi pembenci Tuhan  (Rm. 1:30). Para penyembah berhala 

begitu ditolak dalam hukum kedua. Oleh sebab nya orang-orang 

yang mengasihi Tuhan  janganlah menyukai mereka atau berhubungan 

dekat dengan mereka. Masakah aku tidak membenci orang-

orang, kata Daud, yang membenci Engkau? (Mzm. 139:21, 11). Orang-

orang yang telah dimuliakan oleh anugerah Tuhan  tidak seharusnya 

merendahkan diri sendiri. Kiranya umat Tuhan  mengenakan pikiran 

Tuhan .  

(2) Bahwa Tuhan  tidak senang dengannya sebab  melakukan hal 

ini: “sebab  hal itu TUHAN murka terhadap engkau, dan engkau 

harus, melalui pertobatan, berdamai dengan Dia, atau yang lebih 

buruk terjadi atas dirimu.” Ia pun berdamai, maka murka Tuhan  

tersingkirkan. Namun masalahnya, seperti yang dicatat dalam pasal 

selanjutnya, menjadi suatu hardikan baginya, sebab  mencampuri 

perselisihan yang bukan menjadi urusannya. Apabila dia gemar ber-

perang, seharusnya dia sudah harus merasa cukup dengan hal itu. 

Dan kejahatan besar yang dilakukan keturunannya oleh sebab  

keluarga Ahab menjadi hukuman yang adil atas ikatan 

kekeluargaannya dengan keluarga tersebut.  

(3) Namun dia memperhatikan apa yang patut dipuji, seperti yang patut 

bagi kita untuk melakukannya ketika kita memberi sebuah teguran 

(ay. 3): “Masih terdapat hal-hal yang baik padamu. Dan sebab nya, 

kendati Tuhan  tidak senang dengan engkau, Ia tidak dan tidak akan 

membuang engkau.” Tindakannya dalam memusnahkan penyembahan 

berhala dengan hati yang tertuju kepada Tuhan  dan tekadnya untuk 

mencari Dia yaitu  hal yang baik, yang diterima oleh Tuhan  dan yang 

membantunya melanjutkan pemerintahannya, meskipun dia sedang 

mengalami murka Tuhan .  

II. Yosafat kembali melakukan kewajiban ibadahnya kepada Tuhan  setelah 

menerima perkenanan Tuhan  ini. Ia menerima teguran dengan baik, tidak 

murka dengan si pelihat, seperti ayahnya, melainkan tunduk. Biarlah orang 

benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih. Lihatlah dampak teguran ke 

atasnya.  

1. Ia diam di Yerusalem (ay. 4), mengurus urusannya sendiri di rumah, dan 

tidak mau menampakkan diri dengan melakukan kunjungan-kunjungan 


 

398 

seperti yang dilakukannya kepada Ahab. Berilah orang bijak nasihat, 

maka ia akan menjadi lebih bijak, dan akan menerima peringatan (Ams. 

9:8-9).  

2. Untuk menebus (menurut saya) kunjungan sia-sia yang dilakukannya 

kepada Ahab, ia mengadakan kunjungan di daerah-daerah kerajaannya 

sendiri yang membawa manfaat dan untuk tujuan saleh: Ia mengadakan 

pula kunjungan ke daerah-daerah secara pribadi dari Bersyeba di selatan 

sampai ke pegunungan Efraim di utara, dan sambil menyuruh rakyat ber-

balik kepada TUHAN Tuhan  nenek moyang mereka. Ia berbuat sedapat 

mungkin untuk mengadakan pemulihan.  

(1) Melalui apa yang dikatakan sang nabi dia menangkap bahwa usaha 

pembaharuan yang dilakukannya sebelumnya menyenangkan Tuhan  

sehingga Ia membangkitkan usaha itu lagi dan menyelesaikan apa 

yang masih tertinggal. Sungguh baik ketika pujian mendorong kita 

mengerjakan panggilan kita, dan semakin kita dipuji sebab  telah 

melakukan kewajiban dengan baik, maka hendaknya kita menjadi 

lebih bersemangat lagi dalam berbuat yang terbaik.  

(2) Mungkin dia mendapati bahwa ikatan kekeluargaannya belakangan 

ini dengan keluarga penyembah berhala Ahab dan kerajaan Israel 

telah memberi pengaruh yang buruk ke atas kerajaannya sendiri. 

Banyak orang di Yehuda, kita duga, berani memberontak dan beralih 

kepada penyembahan berhala ketika mereka melihat bahkan raja 

pembaharu mereka sendiri saja hidup akrab dengan para 

penyembah berhala. Oleh sebab  itu, dia berpikir untuk melipatgan-

dakan usahanya sedapat mungkin guna memperbaharui mereka. Jika 

kita sungguh-sungguh bertobat dari dosa kita, kita akan melakukan 

yang terbaik untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan dosa 

kita terhadap agama atau jiwa-jiwa lain. Secara khusus kita perlu 

memulihkan orang-orang yang telah jatuh ke dalam dosa, atau 

dikeraskan hatinya dalam dosa, akibat contoh perbuatan dosa kita.  

Kesalehan Yosafat  

(19:5-11) 

5 Ia mengangkat juga hakim-hakim di seluruh negeri, yaitu  di semua kota yang berkubu di 

Yehuda, di tiap-tiap kota. 6 Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: “Pertimbangkanlah 

apa yang kamu buat, sebab  bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, 

melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum. 7 Sebab 

itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama, 

sebab  berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Tuhan  

Kitab 2 Tawarikh 19:1-4 

 

399 

kita.” 8 Juga di Yerusalem Yosafat mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi, 

dari antara para imam dan dari antara para kepala puak Israel untuk memberi keputusan 

dalam hal hukum TUHAN dan dalam hal perselisihan. Mereka berkedudukan di 

Yerusalem. 9 Ia memerintahkan mereka: “Kamu harus bertindak dengan takut akan 

TUHAN, dengan setia dan dengan tulus hati, demikian: 10 Dalam setiap perkara, yang 

disampaikan kepada kamu oleh rekan-rekanmu yang tinggal di kota-kota, yaitu  perkara-

perkara mengenai penumpahan darah atau mengenai hukum, perintah, ketetapan-

ketetapan dan peraturan-peraturan, hendaklah kamu memperingatkan mereka, supaya 

mereka jangan bersalah terhadap TUHAN, sehingga murka-Nya menimpa kamu dan 

rekan-rekanmu. Hendaklah kamu berbuat demikian, dan kamu tidak akan bersalah. 11 

Dengan ini imam kepala Amarya diangkat sebagai ketuamu dalam segala perkara 

ketuhanan dan Zebaja bin Ismael, pemuka kaum Yehuda, dalam segala perkara kerajaan, 

sedang orang Lewi akan melayani kamu sebagai pengatur. Bertindaklah dengan tegas! 

Kiranya TUHAN menyertai orang yang tulus ikhlas.” 

Yosafat, setelah melakukan sedapat mungkin untuk membuat rakyat berperilaku 

baik, di sini menyediakan sarana sedapat mungkin untuk menjaga mereka tetap 

demikian dengan menetapkan lembaga peradilan. Ia telah mengirim para 

pengkhotbah di antara mereka, untuk mengajar mereka (17:7-9), dan sarana ini 

berjalan baik. namun  sekarang dia melihat perlu untuk mengutus para hakim di 

antara mereka, agar hukum dilaksanakan, dan untuk menjadi suatu kengerian 

bagi para pembuat kejahatan. Kemungkinan dahulu sudah ada para hakim yang 

silih berganti di negeri, namun  entah mereka mengabaikan tugas mereka atau 

rakyat meremehkan mereka, sehingga tujuan dari lembaga peradilan itu tidak 

terpenuhi. Oleh sebab  itu, harus ada cara-cara yang baru, para pelayan baru, 

dan tugas yang baru diberikan kepada mereka. Inilah yang dilakukan di sini. 

I. Ia mendirikan tempat-tempat pengadilan rendah di beberapa kota dalam 

kerajaannya (ay. 5). Para hakim dari pengadilan ini harus menjaga agar 

rakyat tetap beribadah kepada Tuhan , untuk menghukum pelanggaran 

hukum, dan untuk menyelesaikan perkara di antara orang-orang. Inilah 

tugas yang diberikannya kepada mereka (ay. 6), yang di dalamnya kita 

menemukan, 

1. Sarana-sarana yang ditetapkannya bagi mereka untuk menjaga mereka 

tetap dekat pada tugas panggilan mereka. Inilah dua hal di antaranya: 

(1) Hati-hati dan kehati-hatian: Pertimbangkanlah apa yang kamu buat 

(ay. 6). Dan sekali lagi, “Pertimbangkan dan lakukanlah (ay. 7). 

Pikirkanlah urusanmu. Waspyaitu  agar tidak membuat kesalahan. 

Takutlah untuk tidak salah memahami aturan hukum, atau fakta 

yang terjadi.” Para hakim, dari antara semua orang, harus berhati-

hati, sebab  ada begitu banyak hal yang bergantung pada benar 

tidaknya penghakiman mereka.  


 

400 

(2) Kesalehan yang sungguh dan agama: “Kiranya kamu diliputi oleh rasa 

takut kepada TUHAN, dan hal itu akan menjadi suatu batasan atasmu 

untuk mencegah engkau dari berbuat salah (Neh. 5:15; Kej. 42:18), 

serta mengikatmu untuk tetap menjalankan tugas panggilanmu.” 

Kiranya kehancuran dari Tuhan  menjadi suatu kengerian bagi mereka, 

seperti yang dikatakan oleh Ayub (Ayb. 31:23), dan kemudian menjadi 

suatu kengerian hanya kepada para pembuat kejahatan. 

2. Alasan yang ditekankan Yosafat untuk mendorong mereka agar setia. Ada 

tiga hal, dan semuanya berasal dari Tuhan : 

(1) Bahwa mereka memiliki tugas dari Tuhan . mereka yaitu  para 

pelayan Tuhan . Kuasa yang ada ditetapkan oleh Tuhan  dan bagi Dia: 

“sebab  bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, 

melainkan untuk TUHAN. Urusanmu yaitu  memuliakan Tuhan , dan 

melayani kepentingan kerajaan-Nya di antara manusia.”  

(2) Bahwa mata-Nya tertuju kepada mereka: “Ia ada beserta kamu, bila 

kamu memutuskan hukum, memperhatikan apa yang kamu lakukan 

dan meminta pertanggungjawaban jika engkau melakukan 

kesalahan.”  

(3) Bahwa Tuhan  yaitu  teladan agung keadilan bagi semua pejabat: 

sebab  berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada 

pada TUHAN, Tuhan  kita. Para hakim dipanggil Tuhan -Tuhan , sebab  itu 

harus berusaha untuk menyerupai Tuhan . 

II. Yosafat juga mendirikan sebuah pengadilan tinggi di Yerusalem, sebagai 

tempat meminta nasihat dan bantuan untuk menangani perkara-perkara 

sulit yang terjadi di pengadilan rendah, dan untuk menghakimi keberatan 

yang diajukan terhadap suatu putusan hukum, putusan khusus, dan 

kesalahan keputusan hukum. Pengadilan ini berkedudukan di Yerusalem. 

Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, di sana mereka akan berada 

di bawah pengawasan raja sendiri. Amatilah, 

1. Perkara-perkara yang ditangani di pengadilan tinggi ini. Ada dua macam:  

(1) Permohonan dari istana, yang disebut di sini pengadilan TUHAN, 

sebab hukum Tuhan  yaitu  hukum kerajaan. Semua penjahat didakwa 

atas pelanggaran terhadap suatu hukum-Nya dan dikatakan telah 

menyinggung kedamaian-Nya, mahkota dan martabat-Nya.  

(2) Permohonan umum, antar pihak-pihak yang berperkara, yang 

disebut di sini perselisihan (ay. 8) dan perkara rekan-rekanmu (ay. 

10), pertikaian mengenai pertumpahan darah (ini merujuk kepada Ul. 

Kitab 2 Tawarikh 19:1-4 

 

401 

17:8), antara darah orang yang terbunuh dan darah si pembunuh. 

Sejak pemberontakan sepuluh suku, semua kota-kota perlindungan, 

kecuali Hebron, menjadi milik kerajaan Israel. Oleh sebab  itu, dapat 

kita duga, pelataran di rumah TUHAN atau tanduk mezbah terutama 

digunakan sebagai tempat perlindungan di dalam perkara darah 

tersebut, sehingga peradilan perkara pembunuhan secara khusus 

ditangani oleh pengadilan di Yerusalem. Jika para hakim rendah 

tidak setuju tentang arti suatu hukum atau perintah, ketetapan atau 

hukuman, maka pengadilan tinggi ini harus menyelesaikan 

perselisihan itu. 

2. Para hakim dari pengadilan ini beberapa di antaranya yaitu  orang Lewi 

dan para imam yang paling terpelajar dalam perkara hukum, unggul 

dalam hikmat, dan terbukti kelurusan hatinya. Beberapa di antaranya 

lagi yaitu  para kepala puak Israel untuk memberi keputusan dalam hal 

hukum TUHAN, sebagaimana sebutan saya untuk mereka, atau orang-

orang yang tua dan berpengalaman, yang telah berpengalaman dalam 

mengurus masalah, yang akan menjadi hakim-hakim yang paling 

memiliki kemampuan dalam pelbagai masalah, seperti para imam dan 

orang Lewi dalam perkara hukum.  

3. Dua kepala atau ketua dari pengadilan ini. Amarya, imam kepala, 

mengetuai dalam perkara keagamaan, untuk memimpin pengadilan dan 

menjadi juru bicaranya, atau mungkin menjadi orang terakhir yang 

harus dimintai nasihat dalam kasus-kasus yang tidak sanggup 

dipecahkan oleh para hakim. Zebaja, perdana menteri kerajaan, 

mengetuai dalam segala perkara masyarakat (ay. 11). Dengan demikian 

ada keragaman karunia dan cara kerja, namun  semuanya dari Roh yang 

sama, dan untuk kebaikan seluruh tubuh. Sebagian memahami dengan 

baik perkara TUHAN, dan yang lain perkara raja. Tidak boleh yang satu 

berkata kepada yang lain, aku tidak membutuhkan engkau, sebab Israel 

milik Tuhan  membutuhkan keduanya. Dan, sama seperti setiap orang 

telah menerima karunia, maka kiranya masing-masing melayani sesuai 

dengan karunianya. Terpujilah Tuhan  yang telah memberi kita hakim-

hakim dan para hamba Tuhan, para ahli Kitab Suci dan ahli tata negara, 

para cedikiawan dan pengusaha.  

4. Para pejabat pengadilan rendah. “Beberapa orang Lewi yang tidak 

memiliki kemampuan untuk memenuhi syarat sebagai hakim, akan 

melayani kamu sebagai pengatur” (ay. 11). Mereka harus membawa 

perkara ke dalam pengadilan, dan untuk mengawasi agar hukuman para 

hakim dilaksanakan. Dan tangan serta kaki ini sama-sama diperlukan 


 

402 

dalam bagiannya masing-masing sebagai mata dan kepala dari para 

hakim. 

5. Tugas yang diberikan raja kepada mereka.  

(1) Mereka harus melihat bahwa mereka bertindak berdasarkan suatu 

pegangan yang baik. Mereka harus melakukan semuanya dengan 

takut akan TUHAN, dengan mata tertuju kepada-Nya, supaya mereka 

bertindak dengan setia, penuh kesadaran, dan dengan tulus hati (ay. 

9).  

(2) Mereka harus selalu waspada dengan segala kesungguhan untuk 

mencegah dosa, untuk memperingatkan orang-orang agar mereka 

tidak melakukan pelanggaran kepada TUHAN, supaya mereka takut 

berbuat dosa, bukan hanya sebab  dosa sangat merugikan mereka 

dan mengganggu perdamaian umum, namun  menyakiti Tuhan . Semua 

orang harus merasa ngeri bahwa dosa mendatangkan murka Tuhan  

ke atas umat jika mereka melakukannya dan ke atas para hakim jika 

mereka tidak menghukumnya. “Hendaklah kamu berbuat demikian, 

dan kamu tidak akan bersalah.” Hal ini menyiratkan bahwa orang-

orang yang memiliki kuasa di tangan mereka menanggung kesalahan 

dosa jika mereka tidak menggunakannya untuk mencegah dan 

mengekang perbuatan dosa dalam diri orang lain. “Engkau bersalah 

jika engkau tidak menahan mereka supaya tidak melakukan 

pelanggaran.”  

(3) Para hakim harus bertindak dengan ketetapan hati. “Bekerjalah 

dengan berani dan jangan takut akan manusia. Jadilah berani dalam 

melaksanakan tugasmu, dan barang siapa melawan engkau, Tuhan  akan 

melindungimu: Kiranya TUHAN menyertai orang yang tulus ikhlas. “Di 

mana pun Dia menemukan seorang yang baik, seorang pejabat atau 

hakim yang baik, Dia akan didapati sebagai Tuhan  yang baik. 

 

 

 

PASAL  20  

Di sini kita menemukan,  

I. Bahaya dan kesulitan besar yang dihadapi oleh Yosafat dan 

kerajaannya akibat suatu serbuan bangsa asing (ay. 1-2).  

II. Cara saleh yang diambil Yosafat untuk mencari keselamatan rakyatnya, 

dengan berpuasa dan berdoa serta mencari Tuhan  (ay. 3-13).  

III. Jaminan kemenangan yang langsung diberikan Tuhan  melalui seorang 

nabi kepada mereka (ay. 14-17).  

IV. Penerimaan mereka akan jaminan tersebut dengan penuh iman dan 

ucapan syukur (ay. 18-21).  

V. Kekalahan yang Tuhan  timbulkan kepada musuh mereka (ay. 22-25).  

VI. Pengucapan syukur yang mereka adakan atas kemenangan mereka itu 

dan atas kebahagiaan yang didatangkannya (ay. 26-30).  

VII. Akhir pemerintahan Yosafat, yang bukan tanpa kesalahan (ay. 31-37).  

Doa Yosafat kepada Tuhan  

(20:1-13) 

1 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama 

sepasukan orang Meunim. 2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: “Suatu laskar yang 

besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di 

Hazezon-Tamar,” yaitu  En-Gedi. 3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk 

mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. 4 Dan Yehuda 

berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua 

kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. 5 Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah 

Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru 6 dan berkata: “Ya 

TUHAN, Tuhan  nenek moyang kami, bukankah Engkau Tuhan  di dalam sorga? Bukankah 

Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam 

tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau. 7 Bukankah 

Engkau Tuhan  kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan 

memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya? 8 

Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. 

Kata mereka: 9 Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yaitu  pedang, penghukuman, 

penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, 


 

406 

sebab  nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam 

kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami. 10 Sekarang, 

lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang 

Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh 

sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya. 11 Lihatlah, sebagai 

pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan 

kepada kami. 12 Ya Tuhan  kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? sebab  kami 

tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang 

menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, namun  mata kami tertuju 

kepada-Mu.” 13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap 

keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka. 

Kita meninggalkan Yosafat, dalam pasal sebelumnya, yang dipakai Tuhan  dengan 

baik untuk memperbaharui kerajaannya dan untuk mengatur tata cara 

pelaksanaan peradilan yang sepatutnya dan mendukung peranan agama di 

dalamnya. Hasilnya, hanya ada kabar damai dan kemakmuran selama 

pemerintahannya. Namun di sini kita mendapati dia dalam kesulitan. Namun 

kesulitan itu diikuti oleh suatu pembebasan mulia sebagai suatu ganti rugi yang 

berlimpah bagi kesalehannya. Jika kita menjumpai kesulitan di dalam tugas 

panggilan kita, kita dapat percaya bahwa di situ ada kesempatan bagi Tuhan  

untuk menunjukkan kepada kita lebih banyak lagi kasih setia-Nya yang ajaib. 

Nah, kita menemukan dalam perikop di atas,  

I. Sebuah serangan menakutkan terhadap kerajaan Yosafat oleh orang-orang 

Moab, Amon, dan para sekutu mereka (ay. 1). Yosafat terkejut mendengar 

kabar musuh telah memasuki negerinya (ay. 2). Apa alasan permusuhan 

mereka terhadap Yosafat tidaklah jelas. Mereka dikatakan datang dari 

seberang laut, yang berarti Laut Asin (Laut Mati), di mana Sodom terletak. 

Sepertinya mereka berjalan melewati sepuluh suku yang terletak di 

seberang Yordan, dan sepuluh suku itu memberi jalan untuk melewati 

perbatasan mereka. Betapa tidak berterima kasihnya mereka kepada 

Yosafat, yang baru-baru ini telah membantu mereka untuk merebut kembali 

Ramot-Gilead. Beberapa bangsa bergabung dalam persekutuan ini, terutama 

anak-anak Lot, yang terakhir ditolong (Mzm. 83:7-9). Bangsa-bangsa tetangga 

memiliki rasa takut kepada Yosafat (17:10), namun  mungkin ikatan 

kekeluargaannya dengan Ahab telah mengurangi rasa hormat mereka 

kepadanya, dan mereka menduga bahwa Tuhan nya sudah tidak senang lagi 

dengannya, sehingga mereka mengkhayal hal ini akan memberi mereka ke-

sempatan untuk memangsa kerajaan Yosafat.  

II. Persiapan yang dibuat Yosafat untuk menghadapi para penyerbu. Tidak 

disebutkan bagaimana ia mengumpulkan pasukannya, namun  sangat 

Kitab 2 Tawarikh 20:1-13 

 

407 

mungkin dia melakukannya, sebab Tuhan  harus dipercaya dalam 

menggunakan berbagai sarana. namun  perhatiannya yang besar yaitu  

untuk mendapatkan pertolongan Tuhan , dan memastikan Dia ada di pihaknya. 

Inilah yang mungkin lebih diperhatikannya, sebab baru-baru ini telah diberi 

tahu bahwa ada murka ke atasnya yang dari TUHAN (19:2). namun  dia 

sepikiran dengan Daud ayahnya. Jika kita harus diperbaiki, biarlah kiranya 

kita jatuh ke dalam tangan TUHAN.  

1. Ia ketakutan. Kesadaran akan dosa dan kesalahannya membuatnya 

takut. Orang-orang yang memiliki dosa paling kecil yaitu  yang paling 

peka terhadapnya. Rasa terkejutnya menambah ketakutan. Rasa takut 

yang kudus merupakan pendorong bagi doa dan persiapan (Ibr. 11:7).  

2. Ia mengambil keputusan untuk mencari TUHAN, dan, pertama-tama, 

untuk menjadikan TUHAN sebagai sahabatnya. Orang-orang yang mau 

mencari TUHAN sampai menemukan Dia, dan mendapat perkenanan-

Nya, harus mengambil keputusan untuk mencari Dia, harus 

melakukannya dengan keteguhan pikiran, dengan ketulusan hati, dan 

dengan semangat serta ketetapan hati untuk terus mencari Dia.  

3. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa, menetapkan satu 

hari perendahan diri dan berdoa, supaya mereka dapat berkumpul 

bersama untuk mengakui dosa-dosa mereka dan meminta pertolongan 

dari pada TUHAN. Berpuasa dari kesenangan badaniah. Di saat-saat yang 

genting luar biasa ini, merupakan suatu tanda penghakiman diri atas 

dosa-dosa yang telah kita lakukan jadi kita mengakui diri tidak layak atas 

roti yang kita makan, dan adillah untuk tidak memberikannya kepada 

kita. Berpuasa demikian juga merupakan tanda penyangkalan diri atas 

masa depan. Berpuasa atas dosa menyiratkan suatu ketetapan hati untuk 

berpuasa dari melakukan dosa, kendati dosa itu rasanya manis bagi kita. 

Para pembesar harus memanggil rakyatnya untuk berpuasa dan berdoa 

pada kesempatan genting seperti itu, supaya seluruh bangsa ikut di 

dalamnya, tersebut sehingga dengan demikian beroleh rahmat bersama 

seluruh bangsa.  

4. Rakyat siap berkumpul dari semua kota Yehuda di pelataran Bait Suci 

untuk bergabung dalam doa (ay. 4), dan mereka berdiri di hadapan 

TUHAN, sebagai pengemis di depan pintu-Nya, dengan istri dan anak-

anak mereka. Mereka dan keluarga mereka sedang dalam bahaya, dan 

sebab  itu mereka membawa serta keluarga mereka bersama-sama 

untuk mencari TUHAN. “TUHAN, kami memang suatu bangsa yang 

menyulut murka-Mu, yang layak untuk dibiarkan binasa. namun  lihatlah 

anak-anak kecil yang tidak berdosa ini, jangan biarkan mereka binasa 


 

408 

dalam badai.” Niniwe diselamatkan demi anak-anak kecil (Yun. 4:11). 

Tempat mereka bertemu yaitu  di rumah TUHAN, di depan pelataran 

baru, yang mungkin baru-baru ini ditambahkan kepada pelataran yang 

lama (yang oleh sebagian orang disebut pelataran khusus wanita ). 

Demikianlah mereka datang dalam jangkauan janji anugerah yang telah 

dibuat oleh Tuhan , sebagai jawaban kepada doa Salomo (7:15). Telinga-Ku 

menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.  

5. Yosafat sendiri menjadi mulut jemaat untuk berbicara kepada Tuhan , dan 

tidak menyerahkan tugasnya kepada imam. Kendati raja-raja dilarang 

untuk membakar dupa, mereka tetap diizinkan untuk berdoa dan 

berkhotbah. Seperti Salomo dan Yosafat di sini. Doa yang dipanjatkan 

Yosafat, pada kesempatan ini, dicatat di sini, atau sebagian darinya. Dan 

doanya itu sungguhlah indah.  

(1) Ia mengakui kekuasaan dan kedaulatan Tuhan  Sang Penyelenggara 

dan memberi kepada Tuhan  kemuliaan atas penyelenggaraan-Nya. 

Dan iapun merasa terhibur oleh doanya itu (ay. 6): “Bukankah 

Engkau Tuhan  di dalam sorga? Tidak diragukan lagi demikianlah 

Engkau, dan tidak ada Tuhan -Tuhan  dari bangsa kafir yang demikian. 

Tampilkan diri-Mu demikian adanya ya Tuhan . Bukankah Engkau 

berdaulat, berkuasa mengatasi segala kerajaan, di seluruh dunia, atas 

segala kerajaan, bahkan atas kerajaan-kerajaan bangsa kafir yang 

tidak mengenal Engkau? Kendalikanlah mereka sekarang ya Tuhan . 

Tetapkanlah batas-batas untuk penghinaan mereka yang 

mengancam dan kurang ajar itu. Bukankah ada di dalam tangan-Mu 

kuasa dan keperkasaan sehingga tidak ada orang yang dapat 

bertahan melawan Engkau? TUHAN, nyatakanlah kuasa-Mu itu demi 

kami. Muliakanlah kiranya kemahakuasaan-Mu.  

(2) Yosafat menyatakan ikatan perjanjian mereka dengan Tuhan  dan 

kepentingan mereka di dalam Dia. “Engkau yaitu  Tuhan  di dalam 

sorga, Tuhan  nenek moyang kami (ay. 6), dan Tuhan  kami (ay. 7). 

Siapakah yang akan kita cari, siapakah yang akan kita percayai, 

untuk mendapat kelepasan, selain Tuhan  yang telah kita pilih dan 

layani?”  

(3) Ia menunjukkan hak yang mereka miliki atas tanah subur yang 

sekarang ini mereka miliki. Suatu hak yang tak terbantahkan: 

“Engkau memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu. 

Ia yaitu  sahabat-Mu, untuk menunjukkan kehormatan Abraham, 

bahwa dia disebut sahabat Tuhan  (Yak. 2:23). Kita yaitu  

keturunannya, dan berharap menjadi kekasih Tuhan  oleh sebab  nenek 

Kitab 2 Tawarikh 20:1-13 

 

409 

moyang” (Rm. 11:28; Ul. 7:8-9). “Kami memiliki tanah ini sebab  

dikaruniakan oleh-Mu. TUHAN, peliharalah pemberian-Mu ini dan 

pertahankan terhadap semua tuntutan yang tidak benar. Lindungilah 

kami untuk tidak diusir dari kepemilikan kami. Kami yaitu  para 

penyewa. Engkau yaitu  tuan tanah kami. Tidakkah Engkau 

mempertahankan milik kepunyaan-Mu sendiri?” (ay. 11). Orang-

orang yang menggunakan apa yang mereka miliki bagi kepentingan 

Tuhan , boleh merasa lega dan berharap, bahwa Ia akan mengaman-

kannya bagi mereka.  

(4) Ia menyebutkan tempat suci, Bait Suci yang telah mereka bangun 

bagi nama Tuhan  (ay. 8), bukan seakan-akan mereka layak ditolong 

Tuhan  sebab  jasa mereka itu, sebab dari milik-Nya mereka 

memberikannya kepada Dia. namun , Bait Suci itu merupakan suatu 

tanda kehadiran Tuhan  yang penuh rahmat bersama mereka, 

sehingga mereka telah berjanji kepada diri sendiri bahwa Ia akan 

mendengar dan menolong mereka, ketika dalam kesulitan, mereka 

berseru kepada-Nya di hadapan tempat suci itu (ay. 8-9). “TUHAN, 

ketika dibangun Bait-Mu itu dimaksudkan untuk menguatkan iman 

kami pada saat-saat seperti ini. Di situlah Engkau menaruh nama-

Mu. Inilah kami. TUHAN, tolonglah kami, demi kemuliaan nama-Mu.”  

(5) Ia menyerukan ketidakadilan dari musuh-musuhnya yang tidak tahu 

berterima kasih: “Kami menjadi demikian supaya kemuliaan-Mu 

tampil membela kami. Mereka menjadi demikian supaya kemuliaan-

Mu tampil menentang mereka. Sebab,  

[1] Mereka membalas kebaikan kami di masa lalu dengan kejahatan. 

Engkau tidak akan membiarkan Israel menyerang mereka, atau 

mengganggu mereka sama sekali.” Ulangan 2:5, 9, 19, Janganlah 

melawan Moab dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku 

tidak akan memberikan kepadamu apa pun dari negerinya 

menjadi milikmu, tidak dan jangan, kendati mereka menyulut 

murkamu. “namun  sekarang lihatlah bagaimana mereka 

menyerang kami.” Kiranya kita mencurahkan hati kita saja 

kepada Tuhan  dengan tenang, memohon Dia melawan orang-

orang yang berbuat jahat kepada kita ganti kebaikan.  

[2] “Mereka mendobrak hak-hak kami yang sudah ada sejak dahulu 

kala. Mereka datang untuk mengusir kami dari tanah milik 

kami, hendak merampas negeri kami. Ya Tuhan  kami, tidakkah 

Engkau akan menghukum mereka? (ay. 12). Tidakkah engkau 


 

410 

memberi hukuman kepada mereka dan melaksanakannya?” 

Keadilan Tuhan  yaitu  perlindungan bagi mereka yang dijahati.  

(6) Ia mengakui seluruh kebergantungannya kepada Tuhan  untuk 

mendapat kelepasan. Kendati dia memiliki pasukan tentara  berjalan 

kaki yang besar dan terlatih dengan baik, namun dia berkata, “Kami 

tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, 

tidak tanpa Engkau. Tidak ada yang dapat kami harapkan tanpa  ke-

hadiran dan berkat-Mu secara khusus, tidak ada yang dapat kami 

banggakan, tidak ada yang dapat kami andalkan. namun  mata kami 

tertuju kepada-Mu. Kami bergantung pada Engkau, dan dari 

Engkaulah semua harapan kami. Penyakit itu tampak membuat 

putus asa: kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, kami 

kehilangan akal, kami dalam kesesakan besar. Namun, hanya inilah 

obat mujarabnya, mata kami tertuju kepada-Mu,  mata pengakuan 

dan penyerahan diri, mata iman dan kepasrahan diri pada-Mu, mata 

kerinduan dan doa yang sepenuh hati, mata pengharapan dan 

penantian yang sabar. Di dalam Engkau, ya Tuhan ! Kami menaruh 

percaya dan jiwa kami menantikan Engkau.” 

Tuhan  Menjanjikan Kemenangan 

(20:14-19) 

14 Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf, 

dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah, 15 dan berseru: “Camkanlah, hai seluruh 

Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN 

kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut sebab  laskar yang besar ini, sebab bukan 

kamu yang akan berperang melainkan Tuhan . 16 Besok haruslah kamu turun menyerang 

mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung 

lembah, di muka padang gurun Yeruel. 17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu 

bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggTuhan  berdiri di tempatmu, dan lihatlah 

bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan 

terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu.” 18 Lalu 

berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem 

pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya. 19 Kemudian orang Lewi dari 

bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, 

Tuhan  Israel, dengan suara yang sangat nyaring. 

Di sini kita membaca tentang jawaban penuh rahmat dari Tuhan  untuk doa 

Yosafat. Dan ini merupakan sebuah jawaban yang cepat. Maka sebelum mereka 

memanggil, Aku sudah menjawabnya: sebelum jemaat bubar mereka mendapat 

jaminan yang diberikan kepada mereka, bahwa mereka akan menjadi pemenang. 

Sebab, tidak pernah sia-sia kita mencari Tuhan .  

Kitab 2 Tawarikh 20:1-13 

 

411 

1. Roh nubuatan hinggap ke atas seorang Lewi yang hadir, bukan di suatu 

tempat yang terhormat, namun  di tengah-tengah jemaah (ay. 14). Roh, seperti 

angin, bertiup ke mana dan ke atas siapa dia mau. Orang Lewi itu seorang 

keturunan Asaf, dan sebab nya merupakan salah satu dari para penyanyi. 

Pada jabatan tersebut Tuhan  akan menaruh suatu kehormatan. Entah dia 

seorang nabi sebelum ini atau tidak, tidaklah pasti, sangat mungkin ya, yang 

akan menjadikan dia lebih dihormati. Tidak diperlukan tanda, sebab  isi 

nubuatan itu sendiri akan terjadi pada hari berikutnya, sehingga menjadi 

peneguhan bagi nubuatannya itu.  

2. Ia mendorong mereka untuk mempercayai Tuhan , kendati bahaya sangat 

mengancam (ay. 15): “Janganlah kamu takut. Kamu telah mengakui bahwa 

rasa takutlah yang telah membawa kamu kepada Tuhan , jadi sekarang 

janganlah mengakui bahwa rasa takut itu pula yang mengusir kamu menjauh 

dari-Nya. Pertempuran bukanlah milikmu. Kekuatanmu tidak sepadan, dan 

bukan untuk kepentinganmu sendiri engkau terlibat. Pertempuran yaitu  

milik Tuhan : Ia pasti dan akan, seperti yang kamu inginkan, ikut campur 

dalam perkara ini.” 

3. Ia memberi tahu mereka tentang gerakan musuh, dan menyuruh mereka 

berjalan menuju dengan petunjuk arah yang khusus ke mana mereka musuh, 

dengan arahan khusus ke mana mereka akan menemukan musuh. Besok, 

sehari sesudah berpuasa, haruslah kamu turun menyerang mereka (ay. 16-

17). Sungguh tepat bahwa Ia yang memerintahkan pembebasan, juga 

memerintahkan orang-orang yang untuknya Ia mengerjakan pembebasan itu 

untuk bersiap-siap pada waktu dan tempatnya.  

4. Tuhan  menjamin mereka, bahwa mereka tidak akan menjadi alat-alat yang 

mengerjakan kemenangan itu, melainkan hanya sebagai penonton yang 

bersukacita, atas kekalahan mutlak musuh mereka: “Kamu tidak perlu 

melancarkan sebuah pukulan pun. Pekerjaan itu akan dilakukan atas nama 

tangan kalian. TinggTuhan  berdiri saja di tempatmu dan lihatlah” (ay. 17). 

Seperti Musa berkata kepada Israel di Laut Merah (Kel. 14:14), “TUHAN akan 

berperang untuk kamu, Ia sanggup melakukan pekerjaan-Nya sendirian, dan 

Ia akan melakukannya. Jika pertempuran yaitu  milik-Nya, kemenangan 

akan menjadi milik-Nya juga.” Hendaklah prajurit Kristen pergi keluar 

melawan musuh-musuh rohaninya, maka Tuhan  sumber damai sejahtera 

akan menginjak mereka di bawah kaki-Nya dan menjadikannya lebih dari 

seorang pemenang.  

5. Yosafat dan rakyatnya menerima jaminan ini dengan iman, rasa hormat, dan 

penuh syukur.  


 

412 

(1) Mereka berlutut dengan muka ke tanah, Yosafat lebih dahulu, kemudian 

diikuti seluruh rakyat, sujud di hadapan TUHAN, dan menyembah, 

menerima tanda perkenanan-Nya ini dengan suatu kekaguman dan takut 

dengan hati kudus, sambil berkata dengan iman, jadilah padaku menurut 

perkataanmu itu.  

(2) Mereka mengangkat suara mereka untuk menyanyikan puji-pujian bagi 

TUHAN (ay. 19). Iman yang hidup dapat mengucap syukur atas sebuah 

janji kendati belum digenapi, sebab  tahu bahwa janji pemberian Tuhan  

sama saja seperti uang yang sebenarnya. Tuhan  telah berfirman di tempat 

kudus-Nya. Aku hendak beria-ria, (Mzm. 60:8). 

Amon dan Moab Dihancurkan 

(20:20-30) 

20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka 

hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: “Dengar, hai Yehuda dan penduduk 

Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Tuhan mu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah 

kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!” 21 Setelah ia berunding dengan rakyat, ia 

mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji 

TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-

orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, 

bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” 22 Ketika mereka mulai bersorak-

sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani 

Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang 

Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. 23 Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang 

penduduk pegunungan Seir hendak menumpas dan memunahkan mereka. Segera se-

sudah mereka membinasakan penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh. 24 Ketika 

orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat 

laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang 

terluput. 25 Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang 

mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang 

berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak dari pada yang dapat dibawa. Tiga hari 

lamanya mereka menjarah barang-barang itu, sebab  begitu banyaknya. 26 Pada hari 

keempat mereka berkumpul di Lembah Pujian. Di sanalah mereka memuji TUHAN, dan 

itulah sebabnya orang menamakan tempat itu Lembah Pujian hingga sekarang. 27 Lalu 

pulanglah sekalian orang Yehuda dan Yerusalem dengan Yosafat di depan. Mereka 

kembali ke Yerusalem dengan sukacita, sebab  TUHAN telah membuat mereka 

bersukacita sebab  kekalahan musuh mereka. 28 Mereka masuk ke Yerusalem dengan 

gambus dan kecapi dan nafiri, lalu menuju rumah TUHAN. 29 Ketakutan yang dari Tuhan  

menghinggapi semua kerajaan negeri-negeri lain, ketika mereka mendengar, bahwa 

TUHAN yang berperang melawan musuh-musuh Israel. 30 Dan kerajaan Yosafat amanlah, 

sebab  Tuhan nya mengaruniakan keamanan kepadanya di segala penjuru. 

Di sini kita menemukan doa yang dipanjatkan sebelumnya dijawab, dan janji 

yang diberikan sebelumnya digenapi, dengan penghancuran menyeluruh 

pasukan musuh dan kemenangan gemilang (sebab  lebih dari sekadar 

kemenangan biasa) pasukan Yosafat atas musuh. 

Kitab 2 Tawarikh 20:1-13 

 

413 

I. Belum pernah ada pasukan tentara yang dibawa ke medan pertempuran 

seperti yang dilakukan oleh Yosafat. Ia memiliki para prajurit yang 

bersenjata untuk berperang (17:18), namun  di sini tampak tidak ada 

perlengkapan militer yang mereka bawa, seperti pedang atau tombak, 

perisai atau anak panah. Yang diperhatikan Yosafat hanyalah,  

1. Bahwa iman harus menjadi senjata mereka. Ketika pasukan berangkat 

maju, alih-alih memanggil mereka untuk mengurusi senjata dan 

memberi perintah untuk menjaga barisan, menyemangati mereka untuk 

bertempur dengan gagah berani, dia hanya meminta mereka untuk 

percaya kepada TUHAN Tuhan  dan memberi puji-pujian atas perkataan-

Nya yang disampaikan para nabi-Nya, dan menjamin mereka, bahwa 

mereka akan berhasil (ay. 20). Itulah keberanian sejati yang dimiliki 

orang yang didorong oleh iman. Tidak ada yang mampu meneguhkan 

hati di saat-saat yang mengguncangkan hidup, kecuali keyakinan yang 

kokoh akan kuasa, dan belas kasihan, dan janji Tuhan . Hati yang sudah 

bulat yaitu  yang sungguh percaya kepada TUHAN, dan dijaga dalam 

damai sejahtera sempurna. Dalam peperangan rohani kita, inilah yang 

menjadi kemenangan kita, inilah yang menjadi kesejahteraan kita, yaitu 

iman kita.  

2. Bahwa pujian dan ucapan syukur harus menjadi barisan terdepan 

mereka (ay. 21). Yosafat memanggil sebuah dewan perang, dan mereka 

sepakat untuk menunjuk para penyanyi untuk berangkat mendahului 

tentara, untuk memimpin di depan, yang tidak melakukan apa-apa selain 

memuji-muji Tuhan  saja, untuk memuji kekudusan-Nya, yang merupakan 

keindahan-Nya, untuk memuji Dia seperti yang mereka lakukan di dalam 

Bait Suci (keindahan dari kekudusan itu) dengan puji-pujian 

pengagungan yang megah dan indah yang sudah ada sejak dahulu kala, 

yang tidak usang oleh kekekalan, Pujilah TUHAN, bahwasanya untuk 

selama-lamanya kasih setia-Nya. Dengan bergerak maju ke medan 

pertempuran yang aneh seperti ini, Yosafat bermaksud mengungkapkan 

kepercayaannya yang teguh pada firman Tuhan  yang memungkinkannya 

untuk beria-ria sebelum pertempuran, untuk menyemangati para 

tentaranya, untuk membingungkan musuhnya, dan untuk melibatkan 

Tuhan  di pihak mereka. Sebab, puji-pujian menyenangkan hati Tuhan  lebih 

baik dibandingkan  semua persembahan korban bakaran. 

II. Belum pernah ada pasukan tentara yang dihancurkan sedemikian hebat 

tanpa dapat dijelaskan seperti yang dialami musuh Yehuda di sini. Bukan 

oleh guntur, atau hujan es, atau pedang seorang malaikat, bukan oleh 


 

414 

tusukan pedang, atau kekuatan senjata, atau tanda-tanda bahaya yang 

mengejutkan, seperti yang dilakukan oleh Gideon terhadap orang Midian. 

namun  TUHAN mengatur penghadangan terhadap mereka, baik oleh serom-

bongan malaikat, atau, seperti yang dipikirkan Uskup Patrick, dengan 

memakai penyergapan mereka sendiri, yang Tuhan  hantam dengan cara 

membuat mereka kebingungan sehingga mereka saling timpa di antara 

teman-teman sendiri seolah-olah itu musuh. Mereka saling bunuh-

membunuh, sehingga tak seorangpun yang dapat lolos. Tuhan  melakukan hal 

ini ketika umat-Nya mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian 

(ay. 22), sebab Ia senang untuk melengkapi orang-orang dengan sesuatu 

pokok pujian, orang-orang yang hatinya ingin memuji Dia. Kita membaca 

tentang murka Tuhan  yang menyala sekalipun umat berdoa (Mzm. 80:5), 

namun  tidak pernah ketika mereka memuji. Ketika mereka mulai memuji 

Tuhan  melakukan karya pembebasan mereka. Alasan mengapa musuh itu 

saling cemburu, tidaklah jelas, mungkin tidak ada alasan apa pun. Namun 

demikianlah orang Amon dan orang Moab mencari gara-gara terhadap orang 

Edom dan membinasakan mereka, lalu mereka mencari gara-gara satu sama 

lain dan mereka saling membunuh (ay. 23). Begitulah, Tuhan  sering 

menjadikan orang-orang jahat sebagai alat kehancuran bagi mereka satu 

sama lain. sebab  itu, persekutuan seperti apakah yang dapat begitu kuat 

dalam menyatukan orang-orang yang dirancang Tuhan  untuk saling 

menghancurkan satu sama lain? Lihatlah akibat-akibat jahat yang 

ditimbulkan oleh perpecahan, sehingga pihak-pihak yang bertengkar pun 

tidak dapat memberi penjelasan apa yang terjadi. Orang-orang yang menye-

rang teman-teman mereka sebagai musuh, hatinya akan terhasut sampai 

menemui kehancuran sendiri. 

III. Belum pernah ada barang jarahan begitu sukacita dibagi-bagikan, sebab 

tentara Yosafat tidak punya apa-apa untuk dikerjakan. Pada waktu mereka 

melihat pasuka tentara yang luar biasa besar ini, alih-alih menemukan orang 

hidup untuk bertempur, mereka mendapati semua tentara sudah tewas, dan 

mayat-mayat mereka tersebar seperti kotoran di atas muka bumi (ay. 24). 

Lihatlah betapa kayanya Tuhan  dalam belas kasihan kepada mereka yang 

memanggil-Nya dalam kebenaran, dan betapa seringnya Dia menyatakan 

diri-Nya dahsyat dalam kebenaran, dan betapa seringnya Dia melakukan 

lebih banyak dibandingkan  doa dan harapan umat-Nya. Yosafat dan umat-Nya 

berdoa untuk dilepaskan dari musuh, supaya mereka tidak dijarah. Namun 

Tuhan  tidak hanya melepaskan mereka, namun  juga memperkaya mereka 

dengan barang jarahan musuh. Hasil jarahan di medan pertempuran itu 

Kitab 2 Tawarikh 20:1-13 

 

415 

sangat besar dan sangat banyak. Mereka menemukan permata-permata 

berharga pada tubuh orang-orang mati. Permata-permata itu 

menyelamatkan mereka untuk menjadi bangkai yang berbau busuk dan 

menjijikkan. Barang-barang jarahan itu lebih banyak dari yang dapat mereka 

bawa sekaligus, dan mereka membutuhkan waktu tiga hari lamanya untuk 

mengumpulkannya (ay. 25). Sekarang tampak jelas apa yang menjadi tujuan 

Tuhan  dalam membawa tentara yang besar ini melawan Yehuda. Hal itu 

yaitu  untuk merendahkan diri mereka dan membuktikan kepada mereka, 

bahwa Ia sanggup melakukan kebaikan bagi mereka pada akhirnya. Mula-

mula hal itu tampaknya seperti suatu gangguan bagi pembaruan mereka, 

namun  kemudian ternyata menjadi suatu ganti rugi bagi pembaruan mereka. 

IV. Belum pernah ada kemenangan yang dirayakan dengan begitu khidmat dan 

dengan ucapan syukur yang melimpah.  

1. Mereka merayakan satu hari puji-pujian di perkemahan, sebelum 

mereka menarik keluar pasukan tentara dari medan pertempuran. 

Banyak ucapan syukur, tak diragukan, dipersembahkan kepada Tuhan  

secara langsung. namun  di hari keempat mereka berkumpul di sebuah 

lembah, di mana mereka memuliakan Tuhan  dengan begitu bersemangat 

dan bergairah sehingga tempat itu diberi nama, lembah Berachah, yaitu, 

Lembah Pujian (ay. 26). Ingatan akan karya ajaib ini kemudian diabadi-

kan bagi generasi berikutnya untuk menguatkan hati mereka agar 

mempercayai Tuhan .  

2. Namun, perayaan ini belumlah cukup bagi mereka, sehingga mereka 

berkumpul lagi dan berjalan dalam sebuah arak-arakan yang khidmat, 

dalam sebuah kumpulan besar, dan Yosafat memimpin di depan. Mereka 

berarak menuju Yerusalem, sehingga negeri itu, ketika mereka 

melewatinya, dapat bergabung dengan mereka dalam puji-pujian, dan 

supaya mereka dapat bersyukur atas belas kasih yang telah mereka 

terima melalui doa, di dalam rumah TUHAN (ay. 27-28). Memuji Tuhan  

tidak harus menjadi pekerjaan sehari saja. Puji-pujian kita, ketika kita 

telah menerima belas kasih, harus sering diulangi, seperti kita 

mengulangi doa-doa ketika kita mengejar belas kasihan itu. Setiap hari 

kita harus memuliakan dan memuji Tuhan . Sepanjang kita hidup, selama 

kita masih ada, kita harus memuji Dia, menghabiskan waktu kita dalam 

pekerjaan tersebut di mana dalam pekerjaan memuji itu nantinya kita 

berharap untuk menghabiskan kekekalan kita. Belas kasih yang telah 

diterima seluruh rakyat menghendaki pengakuan bersama seluruh 

rakyat pula di pelataran rumah TUHAN (Mzm. 116:19). 


 

416 

V. Belum pernah ada kemenangan berubah menjadi sesuatu yang lebih baik 

dibandingkan  sekarang ini. Sebab,  

1. Kerajaan Yosafat dengan ini dibuat sangat hebat dan luar biasa di luar 

kerajaan (ay. 29). Pada waktu negeri-negeri tetangga mendengar bahwa 

Tuhan  berperang bagi Israel, mereka tidak dapat tidak berkata, Tidak ada 

yang seperti Tuhan , hai Yesyurun, dan Berbahagialah engkau, hai 

Israel! Hal itu menimbulkan rasa hormat para tetangga terhadap Tuhan  

dan rasa takut yang hati-hati untuk melukai umat-Nya. Sungguh merupa-

kan pertempuran yang berbahaya melawan orang-orang yang disertai 

oleh Tuhan .  

2. Kerajaan Yosafat dijadikan sangat aman tenteram di dalam negeri (ay. 

30).  

(1) Mereka aman sentosa di antara mereka sendiri. Orang-orang yang 

tadinya tidak senang dengan pemusnahan patung-patung dan 

mezbah berhala kini menjadi puas dan merasa wajib untuk 

mengakui, bahwa sejak Tuhan  Israel sanggup membebaskan maka 

hanya Dia yang patut untuk disembah, menurut cara yang telah 

ditetapkan-Nya sendiri.  

(2) Mereka aman dari rasa takut dihina oleh tetangga-tetangga mereka, 

setelah kini Tuhan  mengaruniakan keamanan di sekitarnya. Dan, jika 

Tuhan  memberi ketenangan, siapakah yang dapat memberikan 

gangguan?  

Kapal Yosafat Pecah 

(20:31-37) 

31 Yosafat memerintah atas Yehuda. Ia berumur tiga puluh lima tahun pada waktu ia 

menjadi raja dan dua puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama 

ibunya ialah Azuba, anak Silhi. 32 Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak 

menyimpang dari padanya, dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN. 33 Hanya 

bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan. Bangsa itu belum mengarahkan hatinya kepada 

Tuhan  nenek moyang mereka. 34 Selebihnya dari riwayat Yosafat, dari awal sampai akhir, 

sesungguhnya semuanya itu tertulis di dalam riwayat Yehu bin Hanani, yang tercantum di 

dalam kitab raja-raja Israel. 35 Kemudian Yosafat, raja Yehuda, bersekutu dengan Ahazia, 

raja Israel, yang fasik perbuatannya. 36 Ia bersekutu dengan Ahazia untuk membuat kapal-

kapal yang dapat berlayar ke Tarsis. Kapal-kapal itu dibuat mereka di Ezion-Geber. 37 

namun  Eliezer bin Dodawa dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya: “sebab  

engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu.” Lalu 

kapal-kapal itu pecah, dan tak dapat berlayar ke Tarsis. 

Kita sekarang sedang menuju bagian penutup dari sejarah pemerintahan 

Yosafat. Kisah lebih lanjut tentang pemerintannya ditulis oleh Yehu sang nabi 

Kitab 2 Tawarikh 20:1-13 

 

417 

(19:2), yang dirujuk lagi (ay. 34). Ini yaitu  sifat umum dari pemerintahannya, 

yaitu dia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, memelihara ibadah 

penyembahan kepada Tuhan  dan berbuat semampunya untuk dapat menjaga 

rakyatnya tetap memelihara ibadah kepada Tuhan . namun  dua hal di sini yang 

harus diratapi: 

1. Rakyat masih tetap mempertahankan sebagian bukit-bukit pengorbanan (ay. 

33). Bukit-bukit pengorbanan yang didirikan untuk kehormatan Tuhan -Tuhan  

asing dijauhkannya (17:6). namun  bukit-bukit di mana Tuhan  yang sejati 

disembah, sebab  kurang dianggap bersalah, tetap diizinkan, dan Yosafat 

merasa enggan untuk mengecewakan mereka selama ini untuk menjauhkan 

bukit-bukit tersebut, sebab  mereka belum menyiapkan hati untuk melayani 

Tuhan  nenek moyang mereka. Mereka tunduk dengan pembaruan yang 

dikerjakan Yosafat, sebab  mereka tentu saja merasa malu untuk berbuat 

sebaliknya, namun  mereka tidak melakukannya dengan segenap hati. Mereka 

tidak mengarahkan hati kepada Tuhan  dalam melakukannya, tidak dengan 

dasar hati yang benar, tidak dengan semangat atau ketetapan hati. Dan para 

pejabat yang terbaik sekalipun tidak akan dapat mewujudkan apa yang 

mereka inginkan dalam pembaharuan, jika rakyat masih saja bersikap dingin 

di dalamnya.  

2. Yosafat sendiri masih mempertahankan hubungan dengan keluarga Ahab, 

sebab dia telah menikahkan putranya dengan salah satu putri dari keluarga 

tersebut, kendati dengan tegas ia telah ditegur sebab  hal itu, dan telah 

merasakan akibatnya. Ia melihat dan tahu bahwa Ahazia, putra Ahab, 

berbuat kejahatan, dan sebab nya tidak dapat berharap akan berhasil dalam 

hidupnya. Namun, tetap saja Yosafat mau bersekutu dengannya, bukan di 

dalam perang, seperti ayahnya, namun  di dalam perdagangan, menjadi 

rekannya dalam pelayaran ke India Timur menuju Ofir (ay. 35-36). Ada 

penekanan yang diberikan mengenai kejadian tersebut, yaitu kemudian, 

setelah Tuhan  melakukan hal-hal yang besar bagi dia, memberikannya tidak 

hanya kemenangan, namun  juga kekayaan, namun kemudian dia pergi dan 

bersekutu dengan seorang raja jahat. Tindakannya ini menggambarkan 

dirinya sungguh tidak tahu berterima kasih. Setelah Tuhan  memberi dia 

kelepasan sedemikian rupa, masakan ia melanggar kembali perintah Tuhan , 

dan mengikat hubungan keluarga dengan orang-orang keji itu? Apakah yang 

dapat dia harapkan selain bahwa Tuhan  akan murka kepadanya? (Ezr. 9:13-

14). Walaupun demikian, Tuhan  mengutus orang kepadanya, untuk 

menunjukkan kesalahannya dan membawanya kembali kepada pertobatan,  


 

418 

(1) Melalui seorang nabi, yang memberitahukan kegagalan proyeknya (ay. 

37). Dan,  

(2) Melalui suatu badai, yang memecahkan kapal-kapal di pelabuhan 

sebelum kapal-kapal tersebut berlayar, yang melaluinya dia 

diperingatkan untuk memutuskan hubungannya dengan Ahazia. Dan 

tampaknya dia memperhatikan peringatan tersebut, sebab, ketika 

Ahazia menekan dia untuk bergabung dengannya, dia tidak mau (1Raj. 

22:49). Lihatlah betapa jahat keadaannya untuk bergabung dalam 

persahabatan dan pergaulan dengan pembuat kejahatan. Memang sulit 

untuk memutuskan diri darinya. Lebih mudah untuk menjaga diri tidak 

terjatuh ke dalam perangkap dibandingkan  memulihkan diri keluar 

darinya. 

 

PASAL  2 1  

ungguh belum pernah ada kerajaan yang mengganti rajanya mengakibatkan 

keburukan besar seperti yang terjadi dengan kerajaan Yehuda, ketika Yoram, 

salah satu raja yang terjahat, menggantikan Yosafat, salah satu raja yang terbaik. 

Demikianlah mereka dihukum sebab  tidak memanfaatkan pemerintahan yang 

baik dari Yosafat dan sebab  tidak mau atau bersikap dingin dalam mengikuti 

pembaharuan yang diadakannya (20:33). Rakyat yang tidak tahu bagaimana 

menghargai seorang raja yang baik pantas ditulahi dengan seorang raja yang 

buruk. Dalam pasal ini kita temuka,  

I. Pengangkatan Yoram ke atas takhta (ay. 1-3).  

II. Jalan jahat yang ditempuhnya untuk memapankan diri ke atas takhta, 

dengan membunuh saudara-saudaranya (ay. 4).  

III. Penyembahan berhala dan kejahatan lain yang menjadi kesalahannya 

(ay. 5-6, 11).  

IV. Nubuatan Elia tentang dia (ay. 12-15).  

V. Hukuman Tuhan  ke atasnya, dalam bentuk pemberontakan rakyat 

terhadapnya (ay. 8-10) dan keberhasilan musuh-musuhnya dalam 

melawan dirinya (ay. 16-17).  

VI. Penyakitnya yang mengenaskan dan akhir hidupnya yang hina (ay. 18-

20).  

VII. Pemeliharaan keluarga Daud meskipun semua hal ini (ay. 7). 

Pemerintahan Jahat Yoram 

(21:1-11) 

1 Kemudian Yosafat mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan 

ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud. Maka Yoram, anaknya, menjadi 

raja menggantikan dia. 2 Saudara-saudaranya, anak-anak Yosafat, ialah: Azarya, Yehiel, 

Zakharia, Azariahu, Mikhael dan Sefaca. Mereka semua anak-anak Yosafat, raja Israel. 3 

Ayahnya memberikan kepada mereka banyak pemberian, berupa emas dan perak dan ba-


 

422 

rang-barang berharga, juga kota-kota berkubu di Yehuda. namun  kedudukan raja 

diberikannya kepada Yoram, sebab  dialah anak sulungnya. 4 Sesudah Yoram memegang 

pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan 

pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel. 5 Yoram berumur tiga 

puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di 

Yerusalem. 6 Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga 

Ahab, sebab yang menjadi isterinya yaitu  anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di 

mata TUHAN. 7 Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh 

sebab  perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya, 

bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk 

selama-lamanya. 8 Pada zamannya memberontaklah Edom terhadap kekuasaan Yehuda 

dan mereka mengangkat seorang raja atas mereka sendiri. 9 Maka majulah Yoram dengan 

panglima-panglimanya serta seluruh keretanya; pada waktu malam bangunlah ia, lalu 

bersama-sama dengan para panglima pasukan kereta ia menerobos barisan orang Edom 

yang mengepung dia. 10 Demikianlah Edom memberontak kekuasaan Yehuda dan terlepas 

sampai sekarang ini. Lalu Libna pun memberontak terhadap kekuasaannya pada masa itu 

juga. Itu disebabkan sebab  ia telah meninggalkan TUHAN, Tuhan  nenek moyangnya. 11 

Lagipula ia membuat bukit-bukit pengorbanan di gunung-gunung Yehuda. Ia membujuk 

penduduk Yerusalem untuk berzinah dan ia menyesatkan Yehuda. 

Kita menemukan di sini, 

I. Bahwa Yosafat yaitu  seorang ayah yang sangat memanjakan Yoram. Ia 

memiliki banyak putra, yang di sini disebutkan nama-namanya (ay. 2), dan 

dikatakan (ay. 13) bahwa mereka semua lebih baik dibandingkan  Yoram, lebih 

berhikmat dan baik hatinya, dan terdidik dengan baik, dan semua ini 

kebalikan dari Yoram. Mereka semua sangat menjanjikan dan lebih cocok 

untuk memerintah sebagai raja dibandingkan  Yoram. namun , sebab  Yoram 

yaitu  anak sulung (ay. 3), ayahnya menjamin kerajaan baginya dan mem-

beri banyak pemberian kepada saudara-saudaranya serta menjauhkan 

mereka supaya mereka tenang dan tidak mengganggu Yoram. Seperti 

Abraham, ketika dia menjadikan Ishak sebagai ahli warisnya, menjauhkan 

anak-anaknya yang lain dengan hadiah-hadiah. Dengan demikian Yosafat 

sungguh seorang ayah yang sangat baik dan adil kepada putranya, yang 

seharusnya patut menghormati ayahnya itu dan mengikuti jejak langkah 

ayahnya yang sedemikan baik itu. Akan namun , bukanlah hal yang baru lagi 

bahwa anak-anak yang paling dimanja oleh orangtua mereka justru menjadi 

anak yang paling tidak berbakti kepada orangtuanya. Apakah dengan 

berbuat seperti ini Yosafat bertindak bijaksana dan baik kepada rakyatnya, 

dan adil kepada mereka, saya tidak dapat mengatakan apa-apa. Kesulungan 

Yoram memberi hak kepadanya bagian dua kali lipat dari harta kekayaan 

ayahnya (Ul. 21:17). Namun, jika dia terbukti sangat tidak pantas bagi 

pemerintahan (yang tujuannya yaitu  untuk kebaikan rakyat), dan mungkin 

akan menghancurkan semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh ayahnya, 

maka mungkin lebih baik untuk menyingkirkan dia, dan mengambil putra 

Kitab 2 Tawarikh 21:1-11 

 

423 

berikutnya yang lebih menjanjikan, dan yang tidak cenderung hatinya kepada 

penyembahan berhala seperti Yoram. Kekuasaan yaitu  sesuatu yang sakral, 

yang dengannya orang dapat berbuat banyak kebaikan atau banyak 

kecelakaan. Oleh sebab nya Detur digniori – Biarkan yang pantas saja yang 

mendapatkannya. Salus populi suprema lex – Keamanan dari rakyat haruslah 

yang menjadi pertimbangan utama. 

II. Yoram yaitu  seorang saudara yang paling kejam terhadap putra-putra 

ayahnya. Segera sesudah naik takhta, dia membunuh semua saudaranya 

dengan pedang, entah dengan tuduhan palsu, dengan alasan menegakkan 

hukum, atau dengan suatu pembunuhan. Melalui tangan yang jahat atau 

sarana yang lain dia membunuh mereka semua, sepertinya dengan alasan 

bahwa dia tidak dapat merasa diri aman dalam memerintah sebelum mereka 

semua disingkirkan. Orang-orang yang bermaksud jelek umumnya, tanpa 

sebab, merasa iri hati kepada orang lain. Orang jahat merasa ketakutan 

ketika tidak ada ketakutan, atau berpura-pura demikian, untuk 

menyembunyikan kejahatan mereka. Yoram, sepertinya, membenci dan 

membunuh saudara-saudaranya sebab  alasan yang sama seperti Kain 

membenci Habel dan membunuhnya, sebab  kesalehan mereka menghukum 

ketidaksalehannya dan memenangkan penghargaan dari rakyat, yang tidak 

didapat oleh Yoram. Selain mereka, dia juga membunuh para pembesar 

Israel, yang mendukung saudara-saudaranya itu, yang mungkin bisa 

membalas dendam kematian mereka. Para pemuka Yehuda, yaitu mereka 

yang telah mengajarkan pengetahuan yang baik tentang TUHAN (17:7), di 

sini disebut para pembesar Israel, seperti sebelumnya kepala puak Israel 

(19:8), sebab  mereka semua sungguh orang-orang Israel sejati, orang-orang 

yang penuh kelurusan hati. Pedang yang ditaruh oleh sang ayah ke dalam 

tangan para pembesar itu ditusukkan oleh putra yang jahat ini ke dalam 

perut mereka. Celakalah dia yang mendirikan kota di atas darah (Hab. 2:12). 

Dasar kota seperti ini terbukti akan menenggelamkan bangunan kuat di 

atasnya. 

III. Yoram yaitu  seorang raja yang paling jahat, yang merusakkan dan 

menghinakan kerajaannya, dan menghancurkan pekerjaan pembaharuan 

yang telah dikerjakan oleh ayah dan kakeknya yang baik: Ia hidup menurut 

kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab (ay. 6), 

mendirikan bukit-bukit pengorbanan, yang membuat umat juga 

mendirikannya. Dengan sekuat tenaga ia memulai kembali penyembahan 

berhala (ay. 11).  


 

424 

1. Di Yerusalem, di mana dia mempertahankan istananya, dengan mudahnya 

ia menarik penduduknya ke dalam pelacuran rohaninya: Ia menyebabkan 

mereka melakukan percabulan, menyesatkan mereka untuk memakan 

persembahan-persembahan berhala (Why. 2:20).  

2. Orang-orang di pedalaman tampaknya lebih sukar dibawa kepada 

penyembahan berhala. namun  orang-orang yang tidak mau disesatkan 

oleh bujukan ditarik dengan paksa untuk mengambil bagian dalam 

penyembahan berhalanya yang menjijikkan: Ia menyesatkan Yehuda. Ia 

mempergunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya untuk 

menghancurkan jemaat, padahal kekuasaan itu untuk membangun 

rohani mereka. 

IV. Pada waktu dia meninggalkan Tuhan  dan penyembahan kepada-Nya, rakyatnya 

menarik diri pula dari dukungan mereka kepadanya.  

1. Beberapa daerah di luar yang termasuk daerah jajahannya juga 

melakukan hal yang demikian. Orang-orang Edom memberontak (ay. 8), 

dan, kendati dia menyerang mereka (ay. 9), dia tidak dapat 

menundukkan mereka (ay. 10).  

2. Salah satu kota dari kerajaannya sendiri juga melakukan pem-

berontakan. Libna memberontak (ay. 10) dan memerdekakan diri, 

seperti sebelumnya negeri itu memiliki seorang rajanya sendiri (Yos. 

12:15). Dan alasannya diberikan di sini, tidak hanya mengapa Tuhan  

mengizinkan, namun  juga mengapa mereka melakukannya. Mereka 

mengguncang pemerintahannya sebab  dia telah meninggalkan TUHAN 

Tuhan  dari nenek moyangnya, telah menjadi seorang penyembah berhala 

dan penyembah Tuhan -Tuhan  palsu, dan mereka tidak dapat terus tunduk 

kepadanya tanpa bahaya untuk juga dijauhkan dari Tuhan  dan kewajiban 

mereka. Ketika dia berpaut kepada Tuhan , maka mereka pun berpaut 

kepadanya. namun  ketika dia meninggalkan Tuhan , mereka juga 

meninggalkannya. Entah alasan ini akan membenarkan mereka dalam 

melakukan pemberontakan, yang jelas alasan tersebut membenarkan 

tindakan Tuhan  yang mengatur semua itu terjadi.  

V. Meskipun semua hal buruk itu terjadi, Tuhan  tetap sabar dengan kovenan-

Nya dengan keluarga Daud, dan sebab  itu Ia tidak mau menghancurkan 

keluarga kerajaan, kendati keluarga itu sudah sedemikian rusak dan bejat 

(ay. 7). Kita telah membaca tentang semua hal ini sebelumnya (2Raj. 8:19-

22). Isi kovenan itu yaitu  bahwa keturunan Daud harus dihukum atas 

Kitab 2 Tawarikh 21:1-11 

 

425 

semua pelanggaran mereka, namun  kovenan itu sendiri tidak akan pernah 

diingkari (Mzm. 89:30, dst.). 

Akhir Pemerintahan Yoram yang Mengenaskan  

(21:12-20) 

12 Lalu sampailah kepadanya sebuah surat dari nabi Elia yang bunyinya: “Beginilah firman 

TUHAN, Tuhan  Daud, bapa leluhurmu: sebab  engkau tidak hidup mengikuti jejak Yosafat, 

ayahmu, dan Asa, raja Yehuda, 13 melainkan hidup menurut kelakuan raja-raja Israel dan 

membujuk Yehuda dan penduduk-penduduk Yerusalem untuk berzinah, sama seperti 

yang dilakukan keluarga Ahab, dan juga sebab  engkau telah membunuh saudara-

saudaramu, seluruh keluarga ayahmu yang lebih baik dari padamu, 14 maka TUHAN akan 

mendatangkan tulah besar atas rakyatmu, anak-anakmu, isteri-isterimu, dan atas semua 

harta milikmu. 15 Dan engkau sendiri akan menderita penyakit yang dahsyat, suatu 

penyakit usus, hingga selang beberapa waktu ususmu keluar oleh sebab  penyakit itu.” 16 

Lalu TUHAN menggerakkan hati orang Filistin dan orang Arab yang tinggal berdekatan 

dengan orang Etiopia untuk melawan Yoram. 17 Maka mereka maju melawan Yehuda, me-

masukinya dan mengangkut segala harta milik yang terdapat di dalam istana raja sebagai 

jarahan, juga anak-anak dan isteri-isterinya, sehingga tidak ada seorang anak yang tinggal 

padanya kecuali Yoahas, anaknya yang bungsu.  

18 Sesudah semuanya ini TUHAN menulahinya dengan penyakit usus yang tidak dapat 

sembuh. 19 Beberapa waktu berselang, kira-kira sesudah lewat dua tahun, keluarlah 

ususnya sebab  penyakitnya itu, lalu ia mati dengan penderitaan yang hebat. Rakyatnya 

tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya. 20 Ia 

berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia 

memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di 

kota Daud, namun  tidak di dalam pekuburan raja-raja. 

Di sini kita menemukan,  

I. Sebuah peringatan dari Tuhan  yang dikirim kepada Yoram melalui sebuah 

surat dari Elia sang nabi. Dengan ini tampak jelas bahwa Yoram naik takhta 

dan menunjukkan segala perilakunya sebelum Elia terangkat ke sorga. 

Memang benar kita mendapati Elisa melayani Yosafat, di mana ia dikatakan 

sebagai orang yang melayani Elia, sesudah kisah tentang kenaikan Elia (2Raj. 

3:11). Akan namun  kemungkinan, dan gambaran tersebut mungkin diberikan 

tentang dia, ketika Elia masih hidup di bumi: dan sudah pasti bahwa cerita 

tersebut dikeluarkan dari bagian cerita yang semestinya, sebab kita 

membaca tentang kematian Yosafat, dan naiknya Yoram ke atas takhta, 

sebelum kita membaca tentang kenaikan Elia (1Raj. 22:50). Kita dapat 

menganggap bahwa waktu kepergian Elia ke sorga sudah dekat saat itu, 

sehingga dia tidak dapat pergi sendiri menemui Yoram. namun  begitu 

mendengar tentang kejahatannya yang besar dalam membunuh saudara-

saudaranya, Elia meninggalkan tulisan ini mungkin kepada Elisa, untuk 

dikirimkan segera kepada Yoram begitu ada kesempatan, supaya surat ter-

sebut dapat menjadi sarana untuk memperbaruinya atau menjadi saksi yang 


 

426 

melawannya bahwa dia sudah diberi tahu secara adil apa yang akan terjadi 

pada akhirnya. Pesan ini dikirimkan ke