tawarikh ester 12
kewajiban mereka supaya memperoleh
kebahagiaan.
6. Tentang kehidupan sulit dari para pelayan setia, yang bagian hidupnya
yaitu sering dibenci dan dianiaya dan diperlakukan buruk, sebab tetap
setia kepada Tuhan mereka dan benar serta baik kepada jiwa manusia. Mikha,
sebab menaati hati nurani yang baik, ditampar, dipenjara, dan dihukum
dengan diberi makan dan minum yang serba sedikit. Namun dengan teguh
hati dia sanggup menahan penderitaannya, seperti yang dialami oleh orang-
orang yang dianiaya sebab kesetiaan mereka (ay. 27). Akan tiba harinya
ketika dinyatakan siapa yang benar dan siapa yang salah, ketika Kristus
menampakkan diri, dan umat-Nya yang dianiaya akan mendapat
penghiburan tak terbayangkan, sedang para penganiaya mereka akan
merana untuk selama-lamanya, dan akan dibuat melihat hari itu (ay. 24),
yaitu hari yang sekarang ini tidak mereka percayai.
392
Ahab Terbunuh di dalam Pertempuran
(18:28-34)
28 Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke Ramot-Gilead. 29 Raja
Israel berkata kepada Yosafat: “Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, namun
engkau, pakailah pakaian kebesaranmu.” Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian mereka
masuk ke pertempuran. 30 Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para
panglima pasukan keretanya demikian: “Janganlah kamu berperang melawan sembarang
orang, melainkan melawan raja Israel saja.” 31 Segera sesudah para panglima pasukan
kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: “Itu raja Israel!” Lalu mereka mengepung dia,
untuk menyerang dia, namun Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya. Tuhan membujuk
mereka pergi dari padanya. 32 Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat,
bahwa dia bukanlah raja Israel, maka undurlah mereka dari padanya. 33 namun seseorang
menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja, dan mengenai raja Israel di
antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya:
“Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka.”
34 namun pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja Israel tetap berdiri di
dalam kereta berhadapan dengan orang Aram itu sampai petang. Ia mati ketika matahari
terbenam.
Di sini kita mendapati,
1. Yosafat yang baik itu terang-terangan tampil dalam jubah kebesarannya,
yang sebab nya membahayakan dirinya, namun diselamatkan. Kita memiliki
alasan untuk berpikir bahwa Ahab, sementara berpura-pura bersahabat,
sebenarnya menyasar nyawa Yosafat, untuk membinasakannya, supaya dia
mendapat kesempatan mengatur-atur pengganti Yosafat, yaitu menantunya
sendiri, sebab kalau tidak dia tidak akan mengajak Yosafat masuk medan
pertempuran dengan mengenakan jubah kebesaran, yang hanya akan
membuat dirinya menjadi mencolok bagi pihak musuh. Dan, jika sungguh-
sungguh dia bermaksud demikian, maka ini sungguh sebuah pengkhianatan
tercela yang penuh dosa, sehingga sebab itu pantas baginya untuk
terperosok sendiri ke dalam lubang perangkap yang digalinya untuk
temannya. Musuh segera mengarahkan mata ke jubah raja, dan dengan
ganas menyerang raja yang tidak waspada itu. Sang raja Yehuda tersadar,
namun sudah terlambat. Ia mungkin berharap lebih baik menjadi seorang
prajurit biasa saja dibandingkan berada dalam pakaian kerajaannya. Ia berteriak,
entah kepada teman-temannya untuk menyelamatkannya namun Ahab sudah
tidak memedulikannya, atau kepada musuhnya, untuk menyadarkan mereka
bahwa dia bukanlah raja Israel. Atau mungkin dia berteriak kepada Tuhan
untuk memohon pertolongan dan kelepasan sebab kepada siapa lagi dia
harus berteriak? Dan dia mendapati teriakannya kepada Tuhan itu tidaklah
sia-sia: TUHAN menolongnya dari kesulitannya, dengan membujuk mereka
pergi dari padanya (ay. 31). Tuhan memegang hati semua manusia di tangan-
Nya, dan membalikkan hati mereka sesuai kehendak-Nya, bertentangan
dengan niat pertama mereka, untuk melayani tujuan-Nya. Banyak yang
Kitab 2 Tawarikh 18:1-3
393
digerakkan tanpa perlawanan baik kepada diri sendiri atau orang lain,
sebab ada sebuah kuasa yang tak terlihat menggerakkan mereka.
2. Ahab yang jahat menyamarkan diri, mempersenjatai diri yang dikiranya
dapat mengamankan diri, namun terbunuh (ay. 33). Tidak ada keahlian, tidak
ada senjata, yang dapat menyelamatkan orang-orang yang telah ditetapkan
Tuhan untuk binasa. Apakah yang dapat melukai orang-orang yang hendak
dilindungi Tuhan ? Dan apakah yang dapat melindungi orang-orang yang
hendak dibinasakan Tuhan ? Yosafat aman dalam jubah kebesarannya, Ahab
terbunuh dalam senjatanya. Sebab pertandingan bukanlah untuk yang gesit
dan pertempuran bukanlah untuk yang kuat.
PASAL 19
i sini kita membaca sebuah kisah lebih lanjut tentang pemerintahan yang
baik dari Yosafat,
I. Kepulangannya dengan damai ke Yerusalem (ay. 1).
II. Teguran yang diberikan kepadanya sebab persekutuannya dengan
Ahab dan tindakannya bersama dia (ay. 2-3).
III. Perhatian besar yang diberikannya untuk memperbaharui kerajaannya
(ay. 4).
IV. Petunjuk yang diberikan kepada para hakimnya, baik mereka yang ada
di kota-kota yang mengurusi pengadilan rendah (ay. 5-7), maupun
mereka yang ada di Yerusalem yang duduk di pengadilan tinggi
kerajaan (ay. 8-11).
Kesalehan Yosafat
(19:1-4)
1 Yosafat, raja Yehuda, pulang dengan selamat ke istananya di Yerusalem.
2 Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja
Yosafat: “Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka
yang membenci TUHAN? sebab hal itu TUHAN murka terhadap engkau. 3 Namun masih
terdapat hal-hal yang baik padamu, sebab engkau menghapuskan tiang-tiang berhala dari
negeri ini dan mencari Tuhan dengan tekun.” 4 Yosafat diam di Yerusalem. Ia mengadakan
kunjungan pula ke daerah-daerah, dari Bersyeba sampai ke pegunungan Efraim, sambil
menyuruh rakyat berbalik kepada TUHAN, Tuhan nenek moyang mereka.
Inilah,
I. Perkenanan besar yang Tuhan tunjukkan kepada Yosafat,
1. Dalam membawanya kembali dengan selamat dari perjalanan perangnya
dengan Ahab yang berbahaya, yang nyaris harus dibayarnya dengan
D
396
mahal (ay. 1): Ia pulang dengan selamat ke istananya. Hal ini
diperhatikan di sini untuk menyatakan,
(1) Bahwa dia bernasib lebih baik dibandingkan yang diharapkannya. Ia
hampir saja binasa, namun bisa pulang dengan selamat. Bilamana kita
kembali dengan selamat ke rumah, kita harus mengakui
penyelenggaraan Tuhan dalam menjaga masuk keluar kita. namun , jika
kita telah dijaga melewati bahaya yang tidak biasa, maka dengan
cara yang khusus kita sepatutnya mengucap syukur. Mungkin hanya
selangkah saja jarak antara kita dan kematian, namun kita selamat.
(2) Bahwa dia bernasib baik lebih dari yang patut diterimanya. Ia telah
menyimpang dari jalan kewajibannya, melakukan sebuah perjalanan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkannya dengan baik kepada
Tuhan dan hati nuraninya, namun dia kembali dengan selamat. Sebab
Tuhan tidaklah keras untuk menandai kesalahan kita, dan juga tidak
menarik perlindungan-Nya setiap kali kita berbuat salah.
(3) Bahwa dia bernasib lebih baik dibandingkan Ahab raja Israel, yang
dibawa pulang dalam keadaan terbunuh. Kendati Yosafat berkata
kepada Ahab, Kita sama-sama, aku dan engkau, namun Tuhan
mengecualikannya. Sebab Dia mengenal dan mengakui jalan orang
benar, namun jalan orang fasik menuju kebinasaan. Rahmat yang
membedakan sangatlah menolong. Ada dua raja di dalam pertempuran
bersama, yang satu diambil dan yang lain ditinggalkan, yang satu
dibawa pulang dengan berlumuran darah, sedang yang lain dengan
selamat.
2. Dalam memberinya suatu teguran sebab persekutuannya dengan Ahab.
Sungguh merupakan suatu belas kasih yang besar bila kita dibuat peka
terhadap kesalahan kita, dan diberitahukan tepat waktunya di mana
kesalahan kita, sehingga kita dapat bertobat dan memperbaiki kesalahan
sebelum terlambat. Sang nabi yang diutus untuk mengirim teguran
yaitu Yehu putra Hanani. Sang ayah yaitu seorang nabi yang menonjol
di dalam pemerintahan terakhir, seperti yang ditunjukkan oleh Asa
dengan memenjarakannya di gudang sebab keterusterangannya.
Namun sang putra tidaklah takut untuk menegur raja lain. Paulus tidak
membiarkan putra rohaninya Timotius menjadi tawar hati sebab pen-
deritaannya, melainkan dihidupkan olehnya (2Tim. 3:11, 14).
(1) Sang nabi memberi tahunya dengan jelas bahwa dia telah berbuat
jahat dengan bergabung dengan Ahab: “Sewajarnyakah
engkau, seorang hamba Tuhan , menolong orang fasik, bersekutu, dan
Kitab 2 Tawarikh 19:1-4
397
mengulurkan tangan bantuan?” Atau, “Sewajarnyakah engkau
mengasihi orang yang membenci TUHAN? Masakan engkau memeluk
orang yang dipandang jauh oleh Tuhan ?” Tabiat hitam orang fasik
yaitu menjadi pembenci Tuhan (Rm. 1:30). Para penyembah berhala
begitu ditolak dalam hukum kedua. Oleh sebab nya orang-orang
yang mengasihi Tuhan janganlah menyukai mereka atau berhubungan
dekat dengan mereka. Masakah aku tidak membenci orang-
orang, kata Daud, yang membenci Engkau? (Mzm. 139:21, 11). Orang-
orang yang telah dimuliakan oleh anugerah Tuhan tidak seharusnya
merendahkan diri sendiri. Kiranya umat Tuhan mengenakan pikiran
Tuhan .
(2) Bahwa Tuhan tidak senang dengannya sebab melakukan hal
ini: “sebab hal itu TUHAN murka terhadap engkau, dan engkau
harus, melalui pertobatan, berdamai dengan Dia, atau yang lebih
buruk terjadi atas dirimu.” Ia pun berdamai, maka murka Tuhan
tersingkirkan. Namun masalahnya, seperti yang dicatat dalam pasal
selanjutnya, menjadi suatu hardikan baginya, sebab mencampuri
perselisihan yang bukan menjadi urusannya. Apabila dia gemar ber-
perang, seharusnya dia sudah harus merasa cukup dengan hal itu.
Dan kejahatan besar yang dilakukan keturunannya oleh sebab
keluarga Ahab menjadi hukuman yang adil atas ikatan
kekeluargaannya dengan keluarga tersebut.
(3) Namun dia memperhatikan apa yang patut dipuji, seperti yang patut
bagi kita untuk melakukannya ketika kita memberi sebuah teguran
(ay. 3): “Masih terdapat hal-hal yang baik padamu. Dan sebab nya,
kendati Tuhan tidak senang dengan engkau, Ia tidak dan tidak akan
membuang engkau.” Tindakannya dalam memusnahkan penyembahan
berhala dengan hati yang tertuju kepada Tuhan dan tekadnya untuk
mencari Dia yaitu hal yang baik, yang diterima oleh Tuhan dan yang
membantunya melanjutkan pemerintahannya, meskipun dia sedang
mengalami murka Tuhan .
II. Yosafat kembali melakukan kewajiban ibadahnya kepada Tuhan setelah
menerima perkenanan Tuhan ini. Ia menerima teguran dengan baik, tidak
murka dengan si pelihat, seperti ayahnya, melainkan tunduk. Biarlah orang
benar memalu dan menghukum aku, itulah kasih. Lihatlah dampak teguran ke
atasnya.
1. Ia diam di Yerusalem (ay. 4), mengurus urusannya sendiri di rumah, dan
tidak mau menampakkan diri dengan melakukan kunjungan-kunjungan
398
seperti yang dilakukannya kepada Ahab. Berilah orang bijak nasihat,
maka ia akan menjadi lebih bijak, dan akan menerima peringatan (Ams.
9:8-9).
2. Untuk menebus (menurut saya) kunjungan sia-sia yang dilakukannya
kepada Ahab, ia mengadakan kunjungan di daerah-daerah kerajaannya
sendiri yang membawa manfaat dan untuk tujuan saleh: Ia mengadakan
pula kunjungan ke daerah-daerah secara pribadi dari Bersyeba di selatan
sampai ke pegunungan Efraim di utara, dan sambil menyuruh rakyat ber-
balik kepada TUHAN Tuhan nenek moyang mereka. Ia berbuat sedapat
mungkin untuk mengadakan pemulihan.
(1) Melalui apa yang dikatakan sang nabi dia menangkap bahwa usaha
pembaharuan yang dilakukannya sebelumnya menyenangkan Tuhan
sehingga Ia membangkitkan usaha itu lagi dan menyelesaikan apa
yang masih tertinggal. Sungguh baik ketika pujian mendorong kita
mengerjakan panggilan kita, dan semakin kita dipuji sebab telah
melakukan kewajiban dengan baik, maka hendaknya kita menjadi
lebih bersemangat lagi dalam berbuat yang terbaik.
(2) Mungkin dia mendapati bahwa ikatan kekeluargaannya belakangan
ini dengan keluarga penyembah berhala Ahab dan kerajaan Israel
telah memberi pengaruh yang buruk ke atas kerajaannya sendiri.
Banyak orang di Yehuda, kita duga, berani memberontak dan beralih
kepada penyembahan berhala ketika mereka melihat bahkan raja
pembaharu mereka sendiri saja hidup akrab dengan para
penyembah berhala. Oleh sebab itu, dia berpikir untuk melipatgan-
dakan usahanya sedapat mungkin guna memperbaharui mereka. Jika
kita sungguh-sungguh bertobat dari dosa kita, kita akan melakukan
yang terbaik untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan dosa
kita terhadap agama atau jiwa-jiwa lain. Secara khusus kita perlu
memulihkan orang-orang yang telah jatuh ke dalam dosa, atau
dikeraskan hatinya dalam dosa, akibat contoh perbuatan dosa kita.
Kesalehan Yosafat
(19:5-11)
5 Ia mengangkat juga hakim-hakim di seluruh negeri, yaitu di semua kota yang berkubu di
Yehuda, di tiap-tiap kota. 6 Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: “Pertimbangkanlah
apa yang kamu buat, sebab bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum,
melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum. 7 Sebab
itu, kiranya kamu diliputi oleh rasa takut kepada TUHAN. Bertindaklah dengan seksama,
sebab berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada pada TUHAN, Tuhan
Kitab 2 Tawarikh 19:1-4
399
kita.” 8 Juga di Yerusalem Yosafat mengangkat beberapa orang dari antara orang Lewi,
dari antara para imam dan dari antara para kepala puak Israel untuk memberi keputusan
dalam hal hukum TUHAN dan dalam hal perselisihan. Mereka berkedudukan di
Yerusalem. 9 Ia memerintahkan mereka: “Kamu harus bertindak dengan takut akan
TUHAN, dengan setia dan dengan tulus hati, demikian: 10 Dalam setiap perkara, yang
disampaikan kepada kamu oleh rekan-rekanmu yang tinggal di kota-kota, yaitu perkara-
perkara mengenai penumpahan darah atau mengenai hukum, perintah, ketetapan-
ketetapan dan peraturan-peraturan, hendaklah kamu memperingatkan mereka, supaya
mereka jangan bersalah terhadap TUHAN, sehingga murka-Nya menimpa kamu dan
rekan-rekanmu. Hendaklah kamu berbuat demikian, dan kamu tidak akan bersalah. 11
Dengan ini imam kepala Amarya diangkat sebagai ketuamu dalam segala perkara
ketuhanan dan Zebaja bin Ismael, pemuka kaum Yehuda, dalam segala perkara kerajaan,
sedang orang Lewi akan melayani kamu sebagai pengatur. Bertindaklah dengan tegas!
Kiranya TUHAN menyertai orang yang tulus ikhlas.”
Yosafat, setelah melakukan sedapat mungkin untuk membuat rakyat berperilaku
baik, di sini menyediakan sarana sedapat mungkin untuk menjaga mereka tetap
demikian dengan menetapkan lembaga peradilan. Ia telah mengirim para
pengkhotbah di antara mereka, untuk mengajar mereka (17:7-9), dan sarana ini
berjalan baik. namun sekarang dia melihat perlu untuk mengutus para hakim di
antara mereka, agar hukum dilaksanakan, dan untuk menjadi suatu kengerian
bagi para pembuat kejahatan. Kemungkinan dahulu sudah ada para hakim yang
silih berganti di negeri, namun entah mereka mengabaikan tugas mereka atau
rakyat meremehkan mereka, sehingga tujuan dari lembaga peradilan itu tidak
terpenuhi. Oleh sebab itu, harus ada cara-cara yang baru, para pelayan baru,
dan tugas yang baru diberikan kepada mereka. Inilah yang dilakukan di sini.
I. Ia mendirikan tempat-tempat pengadilan rendah di beberapa kota dalam
kerajaannya (ay. 5). Para hakim dari pengadilan ini harus menjaga agar
rakyat tetap beribadah kepada Tuhan , untuk menghukum pelanggaran
hukum, dan untuk menyelesaikan perkara di antara orang-orang. Inilah
tugas yang diberikannya kepada mereka (ay. 6), yang di dalamnya kita
menemukan,
1. Sarana-sarana yang ditetapkannya bagi mereka untuk menjaga mereka
tetap dekat pada tugas panggilan mereka. Inilah dua hal di antaranya:
(1) Hati-hati dan kehati-hatian: Pertimbangkanlah apa yang kamu buat
(ay. 6). Dan sekali lagi, “Pertimbangkan dan lakukanlah (ay. 7).
Pikirkanlah urusanmu. Waspyaitu agar tidak membuat kesalahan.
Takutlah untuk tidak salah memahami aturan hukum, atau fakta
yang terjadi.” Para hakim, dari antara semua orang, harus berhati-
hati, sebab ada begitu banyak hal yang bergantung pada benar
tidaknya penghakiman mereka.
400
(2) Kesalehan yang sungguh dan agama: “Kiranya kamu diliputi oleh rasa
takut kepada TUHAN, dan hal itu akan menjadi suatu batasan atasmu
untuk mencegah engkau dari berbuat salah (Neh. 5:15; Kej. 42:18),
serta mengikatmu untuk tetap menjalankan tugas panggilanmu.”
Kiranya kehancuran dari Tuhan menjadi suatu kengerian bagi mereka,
seperti yang dikatakan oleh Ayub (Ayb. 31:23), dan kemudian menjadi
suatu kengerian hanya kepada para pembuat kejahatan.
2. Alasan yang ditekankan Yosafat untuk mendorong mereka agar setia. Ada
tiga hal, dan semuanya berasal dari Tuhan :
(1) Bahwa mereka memiliki tugas dari Tuhan . mereka yaitu para
pelayan Tuhan . Kuasa yang ada ditetapkan oleh Tuhan dan bagi Dia:
“sebab bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum,
melainkan untuk TUHAN. Urusanmu yaitu memuliakan Tuhan , dan
melayani kepentingan kerajaan-Nya di antara manusia.”
(2) Bahwa mata-Nya tertuju kepada mereka: “Ia ada beserta kamu, bila
kamu memutuskan hukum, memperhatikan apa yang kamu lakukan
dan meminta pertanggungjawaban jika engkau melakukan
kesalahan.”
(3) Bahwa Tuhan yaitu teladan agung keadilan bagi semua pejabat:
sebab berlaku curang, memihak ataupun menerima suap tidak ada
pada TUHAN, Tuhan kita. Para hakim dipanggil Tuhan -Tuhan , sebab itu
harus berusaha untuk menyerupai Tuhan .
II. Yosafat juga mendirikan sebuah pengadilan tinggi di Yerusalem, sebagai
tempat meminta nasihat dan bantuan untuk menangani perkara-perkara
sulit yang terjadi di pengadilan rendah, dan untuk menghakimi keberatan
yang diajukan terhadap suatu putusan hukum, putusan khusus, dan
kesalahan keputusan hukum. Pengadilan ini berkedudukan di Yerusalem.
Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, di sana mereka akan berada
di bawah pengawasan raja sendiri. Amatilah,
1. Perkara-perkara yang ditangani di pengadilan tinggi ini. Ada dua macam:
(1) Permohonan dari istana, yang disebut di sini pengadilan TUHAN,
sebab hukum Tuhan yaitu hukum kerajaan. Semua penjahat didakwa
atas pelanggaran terhadap suatu hukum-Nya dan dikatakan telah
menyinggung kedamaian-Nya, mahkota dan martabat-Nya.
(2) Permohonan umum, antar pihak-pihak yang berperkara, yang
disebut di sini perselisihan (ay. 8) dan perkara rekan-rekanmu (ay.
10), pertikaian mengenai pertumpahan darah (ini merujuk kepada Ul.
Kitab 2 Tawarikh 19:1-4
401
17:8), antara darah orang yang terbunuh dan darah si pembunuh.
Sejak pemberontakan sepuluh suku, semua kota-kota perlindungan,
kecuali Hebron, menjadi milik kerajaan Israel. Oleh sebab itu, dapat
kita duga, pelataran di rumah TUHAN atau tanduk mezbah terutama
digunakan sebagai tempat perlindungan di dalam perkara darah
tersebut, sehingga peradilan perkara pembunuhan secara khusus
ditangani oleh pengadilan di Yerusalem. Jika para hakim rendah
tidak setuju tentang arti suatu hukum atau perintah, ketetapan atau
hukuman, maka pengadilan tinggi ini harus menyelesaikan
perselisihan itu.
2. Para hakim dari pengadilan ini beberapa di antaranya yaitu orang Lewi
dan para imam yang paling terpelajar dalam perkara hukum, unggul
dalam hikmat, dan terbukti kelurusan hatinya. Beberapa di antaranya
lagi yaitu para kepala puak Israel untuk memberi keputusan dalam hal
hukum TUHAN, sebagaimana sebutan saya untuk mereka, atau orang-
orang yang tua dan berpengalaman, yang telah berpengalaman dalam
mengurus masalah, yang akan menjadi hakim-hakim yang paling
memiliki kemampuan dalam pelbagai masalah, seperti para imam dan
orang Lewi dalam perkara hukum.
3. Dua kepala atau ketua dari pengadilan ini. Amarya, imam kepala,
mengetuai dalam perkara keagamaan, untuk memimpin pengadilan dan
menjadi juru bicaranya, atau mungkin menjadi orang terakhir yang
harus dimintai nasihat dalam kasus-kasus yang tidak sanggup
dipecahkan oleh para hakim. Zebaja, perdana menteri kerajaan,
mengetuai dalam segala perkara masyarakat (ay. 11). Dengan demikian
ada keragaman karunia dan cara kerja, namun semuanya dari Roh yang
sama, dan untuk kebaikan seluruh tubuh. Sebagian memahami dengan
baik perkara TUHAN, dan yang lain perkara raja. Tidak boleh yang satu
berkata kepada yang lain, aku tidak membutuhkan engkau, sebab Israel
milik Tuhan membutuhkan keduanya. Dan, sama seperti setiap orang
telah menerima karunia, maka kiranya masing-masing melayani sesuai
dengan karunianya. Terpujilah Tuhan yang telah memberi kita hakim-
hakim dan para hamba Tuhan, para ahli Kitab Suci dan ahli tata negara,
para cedikiawan dan pengusaha.
4. Para pejabat pengadilan rendah. “Beberapa orang Lewi yang tidak
memiliki kemampuan untuk memenuhi syarat sebagai hakim, akan
melayani kamu sebagai pengatur” (ay. 11). Mereka harus membawa
perkara ke dalam pengadilan, dan untuk mengawasi agar hukuman para
hakim dilaksanakan. Dan tangan serta kaki ini sama-sama diperlukan
402
dalam bagiannya masing-masing sebagai mata dan kepala dari para
hakim.
5. Tugas yang diberikan raja kepada mereka.
(1) Mereka harus melihat bahwa mereka bertindak berdasarkan suatu
pegangan yang baik. Mereka harus melakukan semuanya dengan
takut akan TUHAN, dengan mata tertuju kepada-Nya, supaya mereka
bertindak dengan setia, penuh kesadaran, dan dengan tulus hati (ay.
9).
(2) Mereka harus selalu waspada dengan segala kesungguhan untuk
mencegah dosa, untuk memperingatkan orang-orang agar mereka
tidak melakukan pelanggaran kepada TUHAN, supaya mereka takut
berbuat dosa, bukan hanya sebab dosa sangat merugikan mereka
dan mengganggu perdamaian umum, namun menyakiti Tuhan . Semua
orang harus merasa ngeri bahwa dosa mendatangkan murka Tuhan
ke atas umat jika mereka melakukannya dan ke atas para hakim jika
mereka tidak menghukumnya. “Hendaklah kamu berbuat demikian,
dan kamu tidak akan bersalah.” Hal ini menyiratkan bahwa orang-
orang yang memiliki kuasa di tangan mereka menanggung kesalahan
dosa jika mereka tidak menggunakannya untuk mencegah dan
mengekang perbuatan dosa dalam diri orang lain. “Engkau bersalah
jika engkau tidak menahan mereka supaya tidak melakukan
pelanggaran.”
(3) Para hakim harus bertindak dengan ketetapan hati. “Bekerjalah
dengan berani dan jangan takut akan manusia. Jadilah berani dalam
melaksanakan tugasmu, dan barang siapa melawan engkau, Tuhan akan
melindungimu: Kiranya TUHAN menyertai orang yang tulus ikhlas. “Di
mana pun Dia menemukan seorang yang baik, seorang pejabat atau
hakim yang baik, Dia akan didapati sebagai Tuhan yang baik.
PASAL 20
Di sini kita menemukan,
I. Bahaya dan kesulitan besar yang dihadapi oleh Yosafat dan
kerajaannya akibat suatu serbuan bangsa asing (ay. 1-2).
II. Cara saleh yang diambil Yosafat untuk mencari keselamatan rakyatnya,
dengan berpuasa dan berdoa serta mencari Tuhan (ay. 3-13).
III. Jaminan kemenangan yang langsung diberikan Tuhan melalui seorang
nabi kepada mereka (ay. 14-17).
IV. Penerimaan mereka akan jaminan tersebut dengan penuh iman dan
ucapan syukur (ay. 18-21).
V. Kekalahan yang Tuhan timbulkan kepada musuh mereka (ay. 22-25).
VI. Pengucapan syukur yang mereka adakan atas kemenangan mereka itu
dan atas kebahagiaan yang didatangkannya (ay. 26-30).
VII. Akhir pemerintahan Yosafat, yang bukan tanpa kesalahan (ay. 31-37).
Doa Yosafat kepada Tuhan
(20:1-13)
1 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama
sepasukan orang Meunim. 2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: “Suatu laskar yang
besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di
Hazezon-Tamar,” yaitu En-Gedi. 3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk
mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. 4 Dan Yehuda
berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua
kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. 5 Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah
Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru 6 dan berkata: “Ya
TUHAN, Tuhan nenek moyang kami, bukankah Engkau Tuhan di dalam sorga? Bukankah
Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam
tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau. 7 Bukankah
Engkau Tuhan kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan
memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya? 8
Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu.
Kata mereka: 9 Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yaitu pedang, penghukuman,
penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu,
406
sebab nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam
kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami. 10 Sekarang,
lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang
Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh
sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya. 11 Lihatlah, sebagai
pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan
kepada kami. 12 Ya Tuhan kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? sebab kami
tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang
menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, namun mata kami tertuju
kepada-Mu.” 13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap
keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.
Kita meninggalkan Yosafat, dalam pasal sebelumnya, yang dipakai Tuhan dengan
baik untuk memperbaharui kerajaannya dan untuk mengatur tata cara
pelaksanaan peradilan yang sepatutnya dan mendukung peranan agama di
dalamnya. Hasilnya, hanya ada kabar damai dan kemakmuran selama
pemerintahannya. Namun di sini kita mendapati dia dalam kesulitan. Namun
kesulitan itu diikuti oleh suatu pembebasan mulia sebagai suatu ganti rugi yang
berlimpah bagi kesalehannya. Jika kita menjumpai kesulitan di dalam tugas
panggilan kita, kita dapat percaya bahwa di situ ada kesempatan bagi Tuhan
untuk menunjukkan kepada kita lebih banyak lagi kasih setia-Nya yang ajaib.
Nah, kita menemukan dalam perikop di atas,
I. Sebuah serangan menakutkan terhadap kerajaan Yosafat oleh orang-orang
Moab, Amon, dan para sekutu mereka (ay. 1). Yosafat terkejut mendengar
kabar musuh telah memasuki negerinya (ay. 2). Apa alasan permusuhan
mereka terhadap Yosafat tidaklah jelas. Mereka dikatakan datang dari
seberang laut, yang berarti Laut Asin (Laut Mati), di mana Sodom terletak.
Sepertinya mereka berjalan melewati sepuluh suku yang terletak di
seberang Yordan, dan sepuluh suku itu memberi jalan untuk melewati
perbatasan mereka. Betapa tidak berterima kasihnya mereka kepada
Yosafat, yang baru-baru ini telah membantu mereka untuk merebut kembali
Ramot-Gilead. Beberapa bangsa bergabung dalam persekutuan ini, terutama
anak-anak Lot, yang terakhir ditolong (Mzm. 83:7-9). Bangsa-bangsa tetangga
memiliki rasa takut kepada Yosafat (17:10), namun mungkin ikatan
kekeluargaannya dengan Ahab telah mengurangi rasa hormat mereka
kepadanya, dan mereka menduga bahwa Tuhan nya sudah tidak senang lagi
dengannya, sehingga mereka mengkhayal hal ini akan memberi mereka ke-
sempatan untuk memangsa kerajaan Yosafat.
II. Persiapan yang dibuat Yosafat untuk menghadapi para penyerbu. Tidak
disebutkan bagaimana ia mengumpulkan pasukannya, namun sangat
Kitab 2 Tawarikh 20:1-13
407
mungkin dia melakukannya, sebab Tuhan harus dipercaya dalam
menggunakan berbagai sarana. namun perhatiannya yang besar yaitu
untuk mendapatkan pertolongan Tuhan , dan memastikan Dia ada di pihaknya.
Inilah yang mungkin lebih diperhatikannya, sebab baru-baru ini telah diberi
tahu bahwa ada murka ke atasnya yang dari TUHAN (19:2). namun dia
sepikiran dengan Daud ayahnya. Jika kita harus diperbaiki, biarlah kiranya
kita jatuh ke dalam tangan TUHAN.
1. Ia ketakutan. Kesadaran akan dosa dan kesalahannya membuatnya
takut. Orang-orang yang memiliki dosa paling kecil yaitu yang paling
peka terhadapnya. Rasa terkejutnya menambah ketakutan. Rasa takut
yang kudus merupakan pendorong bagi doa dan persiapan (Ibr. 11:7).
2. Ia mengambil keputusan untuk mencari TUHAN, dan, pertama-tama,
untuk menjadikan TUHAN sebagai sahabatnya. Orang-orang yang mau
mencari TUHAN sampai menemukan Dia, dan mendapat perkenanan-
Nya, harus mengambil keputusan untuk mencari Dia, harus
melakukannya dengan keteguhan pikiran, dengan ketulusan hati, dan
dengan semangat serta ketetapan hati untuk terus mencari Dia.
3. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa, menetapkan satu
hari perendahan diri dan berdoa, supaya mereka dapat berkumpul
bersama untuk mengakui dosa-dosa mereka dan meminta pertolongan
dari pada TUHAN. Berpuasa dari kesenangan badaniah. Di saat-saat yang
genting luar biasa ini, merupakan suatu tanda penghakiman diri atas
dosa-dosa yang telah kita lakukan jadi kita mengakui diri tidak layak atas
roti yang kita makan, dan adillah untuk tidak memberikannya kepada
kita. Berpuasa demikian juga merupakan tanda penyangkalan diri atas
masa depan. Berpuasa atas dosa menyiratkan suatu ketetapan hati untuk
berpuasa dari melakukan dosa, kendati dosa itu rasanya manis bagi kita.
Para pembesar harus memanggil rakyatnya untuk berpuasa dan berdoa
pada kesempatan genting seperti itu, supaya seluruh bangsa ikut di
dalamnya, tersebut sehingga dengan demikian beroleh rahmat bersama
seluruh bangsa.
4. Rakyat siap berkumpul dari semua kota Yehuda di pelataran Bait Suci
untuk bergabung dalam doa (ay. 4), dan mereka berdiri di hadapan
TUHAN, sebagai pengemis di depan pintu-Nya, dengan istri dan anak-
anak mereka. Mereka dan keluarga mereka sedang dalam bahaya, dan
sebab itu mereka membawa serta keluarga mereka bersama-sama
untuk mencari TUHAN. “TUHAN, kami memang suatu bangsa yang
menyulut murka-Mu, yang layak untuk dibiarkan binasa. namun lihatlah
anak-anak kecil yang tidak berdosa ini, jangan biarkan mereka binasa
408
dalam badai.” Niniwe diselamatkan demi anak-anak kecil (Yun. 4:11).
Tempat mereka bertemu yaitu di rumah TUHAN, di depan pelataran
baru, yang mungkin baru-baru ini ditambahkan kepada pelataran yang
lama (yang oleh sebagian orang disebut pelataran khusus wanita ).
Demikianlah mereka datang dalam jangkauan janji anugerah yang telah
dibuat oleh Tuhan , sebagai jawaban kepada doa Salomo (7:15). Telinga-Ku
menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini.
5. Yosafat sendiri menjadi mulut jemaat untuk berbicara kepada Tuhan , dan
tidak menyerahkan tugasnya kepada imam. Kendati raja-raja dilarang
untuk membakar dupa, mereka tetap diizinkan untuk berdoa dan
berkhotbah. Seperti Salomo dan Yosafat di sini. Doa yang dipanjatkan
Yosafat, pada kesempatan ini, dicatat di sini, atau sebagian darinya. Dan
doanya itu sungguhlah indah.
(1) Ia mengakui kekuasaan dan kedaulatan Tuhan Sang Penyelenggara
dan memberi kepada Tuhan kemuliaan atas penyelenggaraan-Nya.
Dan iapun merasa terhibur oleh doanya itu (ay. 6): “Bukankah
Engkau Tuhan di dalam sorga? Tidak diragukan lagi demikianlah
Engkau, dan tidak ada Tuhan -Tuhan dari bangsa kafir yang demikian.
Tampilkan diri-Mu demikian adanya ya Tuhan . Bukankah Engkau
berdaulat, berkuasa mengatasi segala kerajaan, di seluruh dunia, atas
segala kerajaan, bahkan atas kerajaan-kerajaan bangsa kafir yang
tidak mengenal Engkau? Kendalikanlah mereka sekarang ya Tuhan .
Tetapkanlah batas-batas untuk penghinaan mereka yang
mengancam dan kurang ajar itu. Bukankah ada di dalam tangan-Mu
kuasa dan keperkasaan sehingga tidak ada orang yang dapat
bertahan melawan Engkau? TUHAN, nyatakanlah kuasa-Mu itu demi
kami. Muliakanlah kiranya kemahakuasaan-Mu.
(2) Yosafat menyatakan ikatan perjanjian mereka dengan Tuhan dan
kepentingan mereka di dalam Dia. “Engkau yaitu Tuhan di dalam
sorga, Tuhan nenek moyang kami (ay. 6), dan Tuhan kami (ay. 7).
Siapakah yang akan kita cari, siapakah yang akan kita percayai,
untuk mendapat kelepasan, selain Tuhan yang telah kita pilih dan
layani?”
(3) Ia menunjukkan hak yang mereka miliki atas tanah subur yang
sekarang ini mereka miliki. Suatu hak yang tak terbantahkan:
“Engkau memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu.
Ia yaitu sahabat-Mu, untuk menunjukkan kehormatan Abraham,
bahwa dia disebut sahabat Tuhan (Yak. 2:23). Kita yaitu
keturunannya, dan berharap menjadi kekasih Tuhan oleh sebab nenek
Kitab 2 Tawarikh 20:1-13
409
moyang” (Rm. 11:28; Ul. 7:8-9). “Kami memiliki tanah ini sebab
dikaruniakan oleh-Mu. TUHAN, peliharalah pemberian-Mu ini dan
pertahankan terhadap semua tuntutan yang tidak benar. Lindungilah
kami untuk tidak diusir dari kepemilikan kami. Kami yaitu para
penyewa. Engkau yaitu tuan tanah kami. Tidakkah Engkau
mempertahankan milik kepunyaan-Mu sendiri?” (ay. 11). Orang-
orang yang menggunakan apa yang mereka miliki bagi kepentingan
Tuhan , boleh merasa lega dan berharap, bahwa Ia akan mengaman-
kannya bagi mereka.
(4) Ia menyebutkan tempat suci, Bait Suci yang telah mereka bangun
bagi nama Tuhan (ay. 8), bukan seakan-akan mereka layak ditolong
Tuhan sebab jasa mereka itu, sebab dari milik-Nya mereka
memberikannya kepada Dia. namun , Bait Suci itu merupakan suatu
tanda kehadiran Tuhan yang penuh rahmat bersama mereka,
sehingga mereka telah berjanji kepada diri sendiri bahwa Ia akan
mendengar dan menolong mereka, ketika dalam kesulitan, mereka
berseru kepada-Nya di hadapan tempat suci itu (ay. 8-9). “TUHAN,
ketika dibangun Bait-Mu itu dimaksudkan untuk menguatkan iman
kami pada saat-saat seperti ini. Di situlah Engkau menaruh nama-
Mu. Inilah kami. TUHAN, tolonglah kami, demi kemuliaan nama-Mu.”
(5) Ia menyerukan ketidakadilan dari musuh-musuhnya yang tidak tahu
berterima kasih: “Kami menjadi demikian supaya kemuliaan-Mu
tampil membela kami. Mereka menjadi demikian supaya kemuliaan-
Mu tampil menentang mereka. Sebab,
[1] Mereka membalas kebaikan kami di masa lalu dengan kejahatan.
Engkau tidak akan membiarkan Israel menyerang mereka, atau
mengganggu mereka sama sekali.” Ulangan 2:5, 9, 19, Janganlah
melawan Moab dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku
tidak akan memberikan kepadamu apa pun dari negerinya
menjadi milikmu, tidak dan jangan, kendati mereka menyulut
murkamu. “namun sekarang lihatlah bagaimana mereka
menyerang kami.” Kiranya kita mencurahkan hati kita saja
kepada Tuhan dengan tenang, memohon Dia melawan orang-
orang yang berbuat jahat kepada kita ganti kebaikan.
[2] “Mereka mendobrak hak-hak kami yang sudah ada sejak dahulu
kala. Mereka datang untuk mengusir kami dari tanah milik
kami, hendak merampas negeri kami. Ya Tuhan kami, tidakkah
Engkau akan menghukum mereka? (ay. 12). Tidakkah engkau
410
memberi hukuman kepada mereka dan melaksanakannya?”
Keadilan Tuhan yaitu perlindungan bagi mereka yang dijahati.
(6) Ia mengakui seluruh kebergantungannya kepada Tuhan untuk
mendapat kelepasan. Kendati dia memiliki pasukan tentara berjalan
kaki yang besar dan terlatih dengan baik, namun dia berkata, “Kami
tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini,
tidak tanpa Engkau. Tidak ada yang dapat kami harapkan tanpa ke-
hadiran dan berkat-Mu secara khusus, tidak ada yang dapat kami
banggakan, tidak ada yang dapat kami andalkan. namun mata kami
tertuju kepada-Mu. Kami bergantung pada Engkau, dan dari
Engkaulah semua harapan kami. Penyakit itu tampak membuat
putus asa: kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, kami
kehilangan akal, kami dalam kesesakan besar. Namun, hanya inilah
obat mujarabnya, mata kami tertuju kepada-Mu, mata pengakuan
dan penyerahan diri, mata iman dan kepasrahan diri pada-Mu, mata
kerinduan dan doa yang sepenuh hati, mata pengharapan dan
penantian yang sabar. Di dalam Engkau, ya Tuhan ! Kami menaruh
percaya dan jiwa kami menantikan Engkau.”
Tuhan Menjanjikan Kemenangan
(20:14-19)
14 Lalu Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya, seorang Lewi dari bani Asaf,
dihinggapi Roh TUHAN di tengah-tengah jemaah, 15 dan berseru: “Camkanlah, hai seluruh
Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN
kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut sebab laskar yang besar ini, sebab bukan
kamu yang akan berperang melainkan Tuhan . 16 Besok haruslah kamu turun menyerang
mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung
lembah, di muka padang gurun Yeruel. 17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu
bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggTuhan berdiri di tempatmu, dan lihatlah
bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan
terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu.” 18 Lalu
berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem
pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya. 19 Kemudian orang Lewi dari
bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN,
Tuhan Israel, dengan suara yang sangat nyaring.
Di sini kita membaca tentang jawaban penuh rahmat dari Tuhan untuk doa
Yosafat. Dan ini merupakan sebuah jawaban yang cepat. Maka sebelum mereka
memanggil, Aku sudah menjawabnya: sebelum jemaat bubar mereka mendapat
jaminan yang diberikan kepada mereka, bahwa mereka akan menjadi pemenang.
Sebab, tidak pernah sia-sia kita mencari Tuhan .
Kitab 2 Tawarikh 20:1-13
411
1. Roh nubuatan hinggap ke atas seorang Lewi yang hadir, bukan di suatu
tempat yang terhormat, namun di tengah-tengah jemaah (ay. 14). Roh, seperti
angin, bertiup ke mana dan ke atas siapa dia mau. Orang Lewi itu seorang
keturunan Asaf, dan sebab nya merupakan salah satu dari para penyanyi.
Pada jabatan tersebut Tuhan akan menaruh suatu kehormatan. Entah dia
seorang nabi sebelum ini atau tidak, tidaklah pasti, sangat mungkin ya, yang
akan menjadikan dia lebih dihormati. Tidak diperlukan tanda, sebab isi
nubuatan itu sendiri akan terjadi pada hari berikutnya, sehingga menjadi
peneguhan bagi nubuatannya itu.
2. Ia mendorong mereka untuk mempercayai Tuhan , kendati bahaya sangat
mengancam (ay. 15): “Janganlah kamu takut. Kamu telah mengakui bahwa
rasa takutlah yang telah membawa kamu kepada Tuhan , jadi sekarang
janganlah mengakui bahwa rasa takut itu pula yang mengusir kamu menjauh
dari-Nya. Pertempuran bukanlah milikmu. Kekuatanmu tidak sepadan, dan
bukan untuk kepentinganmu sendiri engkau terlibat. Pertempuran yaitu
milik Tuhan : Ia pasti dan akan, seperti yang kamu inginkan, ikut campur
dalam perkara ini.”
3. Ia memberi tahu mereka tentang gerakan musuh, dan menyuruh mereka
berjalan menuju dengan petunjuk arah yang khusus ke mana mereka musuh,
dengan arahan khusus ke mana mereka akan menemukan musuh. Besok,
sehari sesudah berpuasa, haruslah kamu turun menyerang mereka (ay. 16-
17). Sungguh tepat bahwa Ia yang memerintahkan pembebasan, juga
memerintahkan orang-orang yang untuknya Ia mengerjakan pembebasan itu
untuk bersiap-siap pada waktu dan tempatnya.
4. Tuhan menjamin mereka, bahwa mereka tidak akan menjadi alat-alat yang
mengerjakan kemenangan itu, melainkan hanya sebagai penonton yang
bersukacita, atas kekalahan mutlak musuh mereka: “Kamu tidak perlu
melancarkan sebuah pukulan pun. Pekerjaan itu akan dilakukan atas nama
tangan kalian. TinggTuhan berdiri saja di tempatmu dan lihatlah” (ay. 17).
Seperti Musa berkata kepada Israel di Laut Merah (Kel. 14:14), “TUHAN akan
berperang untuk kamu, Ia sanggup melakukan pekerjaan-Nya sendirian, dan
Ia akan melakukannya. Jika pertempuran yaitu milik-Nya, kemenangan
akan menjadi milik-Nya juga.” Hendaklah prajurit Kristen pergi keluar
melawan musuh-musuh rohaninya, maka Tuhan sumber damai sejahtera
akan menginjak mereka di bawah kaki-Nya dan menjadikannya lebih dari
seorang pemenang.
5. Yosafat dan rakyatnya menerima jaminan ini dengan iman, rasa hormat, dan
penuh syukur.
412
(1) Mereka berlutut dengan muka ke tanah, Yosafat lebih dahulu, kemudian
diikuti seluruh rakyat, sujud di hadapan TUHAN, dan menyembah,
menerima tanda perkenanan-Nya ini dengan suatu kekaguman dan takut
dengan hati kudus, sambil berkata dengan iman, jadilah padaku menurut
perkataanmu itu.
(2) Mereka mengangkat suara mereka untuk menyanyikan puji-pujian bagi
TUHAN (ay. 19). Iman yang hidup dapat mengucap syukur atas sebuah
janji kendati belum digenapi, sebab tahu bahwa janji pemberian Tuhan
sama saja seperti uang yang sebenarnya. Tuhan telah berfirman di tempat
kudus-Nya. Aku hendak beria-ria, (Mzm. 60:8).
Amon dan Moab Dihancurkan
(20:20-30)
20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka
hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: “Dengar, hai Yehuda dan penduduk
Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Tuhan mu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah
kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!” 21 Setelah ia berunding dengan rakyat, ia
mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji
TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-
orang bersenjata, sambil berkata: “Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN,
bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” 22 Ketika mereka mulai bersorak-
sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani
Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang
Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. 23 Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang
penduduk pegunungan Seir hendak menumpas dan memunahkan mereka. Segera se-
sudah mereka membinasakan penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh. 24 Ketika
orang Yehuda tiba di tempat peninjauan di padang gurun, mereka menengok ke tempat
laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang
terluput. 25 Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang
mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang
berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak dari pada yang dapat dibawa. Tiga hari
lamanya mereka menjarah barang-barang itu, sebab begitu banyaknya. 26 Pada hari
keempat mereka berkumpul di Lembah Pujian. Di sanalah mereka memuji TUHAN, dan
itulah sebabnya orang menamakan tempat itu Lembah Pujian hingga sekarang. 27 Lalu
pulanglah sekalian orang Yehuda dan Yerusalem dengan Yosafat di depan. Mereka
kembali ke Yerusalem dengan sukacita, sebab TUHAN telah membuat mereka
bersukacita sebab kekalahan musuh mereka. 28 Mereka masuk ke Yerusalem dengan
gambus dan kecapi dan nafiri, lalu menuju rumah TUHAN. 29 Ketakutan yang dari Tuhan
menghinggapi semua kerajaan negeri-negeri lain, ketika mereka mendengar, bahwa
TUHAN yang berperang melawan musuh-musuh Israel. 30 Dan kerajaan Yosafat amanlah,
sebab Tuhan nya mengaruniakan keamanan kepadanya di segala penjuru.
Di sini kita menemukan doa yang dipanjatkan sebelumnya dijawab, dan janji
yang diberikan sebelumnya digenapi, dengan penghancuran menyeluruh
pasukan musuh dan kemenangan gemilang (sebab lebih dari sekadar
kemenangan biasa) pasukan Yosafat atas musuh.
Kitab 2 Tawarikh 20:1-13
413
I. Belum pernah ada pasukan tentara yang dibawa ke medan pertempuran
seperti yang dilakukan oleh Yosafat. Ia memiliki para prajurit yang
bersenjata untuk berperang (17:18), namun di sini tampak tidak ada
perlengkapan militer yang mereka bawa, seperti pedang atau tombak,
perisai atau anak panah. Yang diperhatikan Yosafat hanyalah,
1. Bahwa iman harus menjadi senjata mereka. Ketika pasukan berangkat
maju, alih-alih memanggil mereka untuk mengurusi senjata dan
memberi perintah untuk menjaga barisan, menyemangati mereka untuk
bertempur dengan gagah berani, dia hanya meminta mereka untuk
percaya kepada TUHAN Tuhan dan memberi puji-pujian atas perkataan-
Nya yang disampaikan para nabi-Nya, dan menjamin mereka, bahwa
mereka akan berhasil (ay. 20). Itulah keberanian sejati yang dimiliki
orang yang didorong oleh iman. Tidak ada yang mampu meneguhkan
hati di saat-saat yang mengguncangkan hidup, kecuali keyakinan yang
kokoh akan kuasa, dan belas kasihan, dan janji Tuhan . Hati yang sudah
bulat yaitu yang sungguh percaya kepada TUHAN, dan dijaga dalam
damai sejahtera sempurna. Dalam peperangan rohani kita, inilah yang
menjadi kemenangan kita, inilah yang menjadi kesejahteraan kita, yaitu
iman kita.
2. Bahwa pujian dan ucapan syukur harus menjadi barisan terdepan
mereka (ay. 21). Yosafat memanggil sebuah dewan perang, dan mereka
sepakat untuk menunjuk para penyanyi untuk berangkat mendahului
tentara, untuk memimpin di depan, yang tidak melakukan apa-apa selain
memuji-muji Tuhan saja, untuk memuji kekudusan-Nya, yang merupakan
keindahan-Nya, untuk memuji Dia seperti yang mereka lakukan di dalam
Bait Suci (keindahan dari kekudusan itu) dengan puji-pujian
pengagungan yang megah dan indah yang sudah ada sejak dahulu kala,
yang tidak usang oleh kekekalan, Pujilah TUHAN, bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya. Dengan bergerak maju ke medan
pertempuran yang aneh seperti ini, Yosafat bermaksud mengungkapkan
kepercayaannya yang teguh pada firman Tuhan yang memungkinkannya
untuk beria-ria sebelum pertempuran, untuk menyemangati para
tentaranya, untuk membingungkan musuhnya, dan untuk melibatkan
Tuhan di pihak mereka. Sebab, puji-pujian menyenangkan hati Tuhan lebih
baik dibandingkan semua persembahan korban bakaran.
II. Belum pernah ada pasukan tentara yang dihancurkan sedemikian hebat
tanpa dapat dijelaskan seperti yang dialami musuh Yehuda di sini. Bukan
oleh guntur, atau hujan es, atau pedang seorang malaikat, bukan oleh
414
tusukan pedang, atau kekuatan senjata, atau tanda-tanda bahaya yang
mengejutkan, seperti yang dilakukan oleh Gideon terhadap orang Midian.
namun TUHAN mengatur penghadangan terhadap mereka, baik oleh serom-
bongan malaikat, atau, seperti yang dipikirkan Uskup Patrick, dengan
memakai penyergapan mereka sendiri, yang Tuhan hantam dengan cara
membuat mereka kebingungan sehingga mereka saling timpa di antara
teman-teman sendiri seolah-olah itu musuh. Mereka saling bunuh-
membunuh, sehingga tak seorangpun yang dapat lolos. Tuhan melakukan hal
ini ketika umat-Nya mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian
(ay. 22), sebab Ia senang untuk melengkapi orang-orang dengan sesuatu
pokok pujian, orang-orang yang hatinya ingin memuji Dia. Kita membaca
tentang murka Tuhan yang menyala sekalipun umat berdoa (Mzm. 80:5),
namun tidak pernah ketika mereka memuji. Ketika mereka mulai memuji
Tuhan melakukan karya pembebasan mereka. Alasan mengapa musuh itu
saling cemburu, tidaklah jelas, mungkin tidak ada alasan apa pun. Namun
demikianlah orang Amon dan orang Moab mencari gara-gara terhadap orang
Edom dan membinasakan mereka, lalu mereka mencari gara-gara satu sama
lain dan mereka saling membunuh (ay. 23). Begitulah, Tuhan sering
menjadikan orang-orang jahat sebagai alat kehancuran bagi mereka satu
sama lain. sebab itu, persekutuan seperti apakah yang dapat begitu kuat
dalam menyatukan orang-orang yang dirancang Tuhan untuk saling
menghancurkan satu sama lain? Lihatlah akibat-akibat jahat yang
ditimbulkan oleh perpecahan, sehingga pihak-pihak yang bertengkar pun
tidak dapat memberi penjelasan apa yang terjadi. Orang-orang yang menye-
rang teman-teman mereka sebagai musuh, hatinya akan terhasut sampai
menemui kehancuran sendiri.
III. Belum pernah ada barang jarahan begitu sukacita dibagi-bagikan, sebab
tentara Yosafat tidak punya apa-apa untuk dikerjakan. Pada waktu mereka
melihat pasuka tentara yang luar biasa besar ini, alih-alih menemukan orang
hidup untuk bertempur, mereka mendapati semua tentara sudah tewas, dan
mayat-mayat mereka tersebar seperti kotoran di atas muka bumi (ay. 24).
Lihatlah betapa kayanya Tuhan dalam belas kasihan kepada mereka yang
memanggil-Nya dalam kebenaran, dan betapa seringnya Dia menyatakan
diri-Nya dahsyat dalam kebenaran, dan betapa seringnya Dia melakukan
lebih banyak dibandingkan doa dan harapan umat-Nya. Yosafat dan umat-Nya
berdoa untuk dilepaskan dari musuh, supaya mereka tidak dijarah. Namun
Tuhan tidak hanya melepaskan mereka, namun juga memperkaya mereka
dengan barang jarahan musuh. Hasil jarahan di medan pertempuran itu
Kitab 2 Tawarikh 20:1-13
415
sangat besar dan sangat banyak. Mereka menemukan permata-permata
berharga pada tubuh orang-orang mati. Permata-permata itu
menyelamatkan mereka untuk menjadi bangkai yang berbau busuk dan
menjijikkan. Barang-barang jarahan itu lebih banyak dari yang dapat mereka
bawa sekaligus, dan mereka membutuhkan waktu tiga hari lamanya untuk
mengumpulkannya (ay. 25). Sekarang tampak jelas apa yang menjadi tujuan
Tuhan dalam membawa tentara yang besar ini melawan Yehuda. Hal itu
yaitu untuk merendahkan diri mereka dan membuktikan kepada mereka,
bahwa Ia sanggup melakukan kebaikan bagi mereka pada akhirnya. Mula-
mula hal itu tampaknya seperti suatu gangguan bagi pembaruan mereka,
namun kemudian ternyata menjadi suatu ganti rugi bagi pembaruan mereka.
IV. Belum pernah ada kemenangan yang dirayakan dengan begitu khidmat dan
dengan ucapan syukur yang melimpah.
1. Mereka merayakan satu hari puji-pujian di perkemahan, sebelum
mereka menarik keluar pasukan tentara dari medan pertempuran.
Banyak ucapan syukur, tak diragukan, dipersembahkan kepada Tuhan
secara langsung. namun di hari keempat mereka berkumpul di sebuah
lembah, di mana mereka memuliakan Tuhan dengan begitu bersemangat
dan bergairah sehingga tempat itu diberi nama, lembah Berachah, yaitu,
Lembah Pujian (ay. 26). Ingatan akan karya ajaib ini kemudian diabadi-
kan bagi generasi berikutnya untuk menguatkan hati mereka agar
mempercayai Tuhan .
2. Namun, perayaan ini belumlah cukup bagi mereka, sehingga mereka
berkumpul lagi dan berjalan dalam sebuah arak-arakan yang khidmat,
dalam sebuah kumpulan besar, dan Yosafat memimpin di depan. Mereka
berarak menuju Yerusalem, sehingga negeri itu, ketika mereka
melewatinya, dapat bergabung dengan mereka dalam puji-pujian, dan
supaya mereka dapat bersyukur atas belas kasih yang telah mereka
terima melalui doa, di dalam rumah TUHAN (ay. 27-28). Memuji Tuhan
tidak harus menjadi pekerjaan sehari saja. Puji-pujian kita, ketika kita
telah menerima belas kasih, harus sering diulangi, seperti kita
mengulangi doa-doa ketika kita mengejar belas kasihan itu. Setiap hari
kita harus memuliakan dan memuji Tuhan . Sepanjang kita hidup, selama
kita masih ada, kita harus memuji Dia, menghabiskan waktu kita dalam
pekerjaan tersebut di mana dalam pekerjaan memuji itu nantinya kita
berharap untuk menghabiskan kekekalan kita. Belas kasih yang telah
diterima seluruh rakyat menghendaki pengakuan bersama seluruh
rakyat pula di pelataran rumah TUHAN (Mzm. 116:19).
416
V. Belum pernah ada kemenangan berubah menjadi sesuatu yang lebih baik
dibandingkan sekarang ini. Sebab,
1. Kerajaan Yosafat dengan ini dibuat sangat hebat dan luar biasa di luar
kerajaan (ay. 29). Pada waktu negeri-negeri tetangga mendengar bahwa
Tuhan berperang bagi Israel, mereka tidak dapat tidak berkata, Tidak ada
yang seperti Tuhan , hai Yesyurun, dan Berbahagialah engkau, hai
Israel! Hal itu menimbulkan rasa hormat para tetangga terhadap Tuhan
dan rasa takut yang hati-hati untuk melukai umat-Nya. Sungguh merupa-
kan pertempuran yang berbahaya melawan orang-orang yang disertai
oleh Tuhan .
2. Kerajaan Yosafat dijadikan sangat aman tenteram di dalam negeri (ay.
30).
(1) Mereka aman sentosa di antara mereka sendiri. Orang-orang yang
tadinya tidak senang dengan pemusnahan patung-patung dan
mezbah berhala kini menjadi puas dan merasa wajib untuk
mengakui, bahwa sejak Tuhan Israel sanggup membebaskan maka
hanya Dia yang patut untuk disembah, menurut cara yang telah
ditetapkan-Nya sendiri.
(2) Mereka aman dari rasa takut dihina oleh tetangga-tetangga mereka,
setelah kini Tuhan mengaruniakan keamanan di sekitarnya. Dan, jika
Tuhan memberi ketenangan, siapakah yang dapat memberikan
gangguan?
Kapal Yosafat Pecah
(20:31-37)
31 Yosafat memerintah atas Yehuda. Ia berumur tiga puluh lima tahun pada waktu ia
menjadi raja dan dua puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama
ibunya ialah Azuba, anak Silhi. 32 Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya; ia tidak
menyimpang dari padanya, dan melakukan apa yang benar di mata TUHAN. 33 Hanya
bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan. Bangsa itu belum mengarahkan hatinya kepada
Tuhan nenek moyang mereka. 34 Selebihnya dari riwayat Yosafat, dari awal sampai akhir,
sesungguhnya semuanya itu tertulis di dalam riwayat Yehu bin Hanani, yang tercantum di
dalam kitab raja-raja Israel. 35 Kemudian Yosafat, raja Yehuda, bersekutu dengan Ahazia,
raja Israel, yang fasik perbuatannya. 36 Ia bersekutu dengan Ahazia untuk membuat kapal-
kapal yang dapat berlayar ke Tarsis. Kapal-kapal itu dibuat mereka di Ezion-Geber. 37
namun Eliezer bin Dodawa dari Maresa bernubuat terhadap Yosafat, katanya: “sebab
engkau bersekutu dengan Ahazia, maka TUHAN akan merobohkan pekerjaanmu.” Lalu
kapal-kapal itu pecah, dan tak dapat berlayar ke Tarsis.
Kita sekarang sedang menuju bagian penutup dari sejarah pemerintahan
Yosafat. Kisah lebih lanjut tentang pemerintannya ditulis oleh Yehu sang nabi
Kitab 2 Tawarikh 20:1-13
417
(19:2), yang dirujuk lagi (ay. 34). Ini yaitu sifat umum dari pemerintahannya,
yaitu dia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, memelihara ibadah
penyembahan kepada Tuhan dan berbuat semampunya untuk dapat menjaga
rakyatnya tetap memelihara ibadah kepada Tuhan . namun dua hal di sini yang
harus diratapi:
1. Rakyat masih tetap mempertahankan sebagian bukit-bukit pengorbanan (ay.
33). Bukit-bukit pengorbanan yang didirikan untuk kehormatan Tuhan -Tuhan
asing dijauhkannya (17:6). namun bukit-bukit di mana Tuhan yang sejati
disembah, sebab kurang dianggap bersalah, tetap diizinkan, dan Yosafat
merasa enggan untuk mengecewakan mereka selama ini untuk menjauhkan
bukit-bukit tersebut, sebab mereka belum menyiapkan hati untuk melayani
Tuhan nenek moyang mereka. Mereka tunduk dengan pembaruan yang
dikerjakan Yosafat, sebab mereka tentu saja merasa malu untuk berbuat
sebaliknya, namun mereka tidak melakukannya dengan segenap hati. Mereka
tidak mengarahkan hati kepada Tuhan dalam melakukannya, tidak dengan
dasar hati yang benar, tidak dengan semangat atau ketetapan hati. Dan para
pejabat yang terbaik sekalipun tidak akan dapat mewujudkan apa yang
mereka inginkan dalam pembaharuan, jika rakyat masih saja bersikap dingin
di dalamnya.
2. Yosafat sendiri masih mempertahankan hubungan dengan keluarga Ahab,
sebab dia telah menikahkan putranya dengan salah satu putri dari keluarga
tersebut, kendati dengan tegas ia telah ditegur sebab hal itu, dan telah
merasakan akibatnya. Ia melihat dan tahu bahwa Ahazia, putra Ahab,
berbuat kejahatan, dan sebab nya tidak dapat berharap akan berhasil dalam
hidupnya. Namun, tetap saja Yosafat mau bersekutu dengannya, bukan di
dalam perang, seperti ayahnya, namun di dalam perdagangan, menjadi
rekannya dalam pelayaran ke India Timur menuju Ofir (ay. 35-36). Ada
penekanan yang diberikan mengenai kejadian tersebut, yaitu kemudian,
setelah Tuhan melakukan hal-hal yang besar bagi dia, memberikannya tidak
hanya kemenangan, namun juga kekayaan, namun kemudian dia pergi dan
bersekutu dengan seorang raja jahat. Tindakannya ini menggambarkan
dirinya sungguh tidak tahu berterima kasih. Setelah Tuhan memberi dia
kelepasan sedemikian rupa, masakan ia melanggar kembali perintah Tuhan ,
dan mengikat hubungan keluarga dengan orang-orang keji itu? Apakah yang
dapat dia harapkan selain bahwa Tuhan akan murka kepadanya? (Ezr. 9:13-
14). Walaupun demikian, Tuhan mengutus orang kepadanya, untuk
menunjukkan kesalahannya dan membawanya kembali kepada pertobatan,
418
(1) Melalui seorang nabi, yang memberitahukan kegagalan proyeknya (ay.
37). Dan,
(2) Melalui suatu badai, yang memecahkan kapal-kapal di pelabuhan
sebelum kapal-kapal tersebut berlayar, yang melaluinya dia
diperingatkan untuk memutuskan hubungannya dengan Ahazia. Dan
tampaknya dia memperhatikan peringatan tersebut, sebab, ketika
Ahazia menekan dia untuk bergabung dengannya, dia tidak mau (1Raj.
22:49). Lihatlah betapa jahat keadaannya untuk bergabung dalam
persahabatan dan pergaulan dengan pembuat kejahatan. Memang sulit
untuk memutuskan diri darinya. Lebih mudah untuk menjaga diri tidak
terjatuh ke dalam perangkap dibandingkan memulihkan diri keluar
darinya.
PASAL 2 1
ungguh belum pernah ada kerajaan yang mengganti rajanya mengakibatkan
keburukan besar seperti yang terjadi dengan kerajaan Yehuda, ketika Yoram,
salah satu raja yang terjahat, menggantikan Yosafat, salah satu raja yang terbaik.
Demikianlah mereka dihukum sebab tidak memanfaatkan pemerintahan yang
baik dari Yosafat dan sebab tidak mau atau bersikap dingin dalam mengikuti
pembaharuan yang diadakannya (20:33). Rakyat yang tidak tahu bagaimana
menghargai seorang raja yang baik pantas ditulahi dengan seorang raja yang
buruk. Dalam pasal ini kita temuka,
I. Pengangkatan Yoram ke atas takhta (ay. 1-3).
II. Jalan jahat yang ditempuhnya untuk memapankan diri ke atas takhta,
dengan membunuh saudara-saudaranya (ay. 4).
III. Penyembahan berhala dan kejahatan lain yang menjadi kesalahannya
(ay. 5-6, 11).
IV. Nubuatan Elia tentang dia (ay. 12-15).
V. Hukuman Tuhan ke atasnya, dalam bentuk pemberontakan rakyat
terhadapnya (ay. 8-10) dan keberhasilan musuh-musuhnya dalam
melawan dirinya (ay. 16-17).
VI. Penyakitnya yang mengenaskan dan akhir hidupnya yang hina (ay. 18-
20).
VII. Pemeliharaan keluarga Daud meskipun semua hal ini (ay. 7).
Pemerintahan Jahat Yoram
(21:1-11)
1 Kemudian Yosafat mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan
ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud. Maka Yoram, anaknya, menjadi
raja menggantikan dia. 2 Saudara-saudaranya, anak-anak Yosafat, ialah: Azarya, Yehiel,
Zakharia, Azariahu, Mikhael dan Sefaca. Mereka semua anak-anak Yosafat, raja Israel. 3
Ayahnya memberikan kepada mereka banyak pemberian, berupa emas dan perak dan ba-
S
422
rang-barang berharga, juga kota-kota berkubu di Yehuda. namun kedudukan raja
diberikannya kepada Yoram, sebab dialah anak sulungnya. 4 Sesudah Yoram memegang
pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan
pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel. 5 Yoram berumur tiga
puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di
Yerusalem. 6 Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga
Ahab, sebab yang menjadi isterinya yaitu anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN. 7 Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh
sebab perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya,
bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk
selama-lamanya. 8 Pada zamannya memberontaklah Edom terhadap kekuasaan Yehuda
dan mereka mengangkat seorang raja atas mereka sendiri. 9 Maka majulah Yoram dengan
panglima-panglimanya serta seluruh keretanya; pada waktu malam bangunlah ia, lalu
bersama-sama dengan para panglima pasukan kereta ia menerobos barisan orang Edom
yang mengepung dia. 10 Demikianlah Edom memberontak kekuasaan Yehuda dan terlepas
sampai sekarang ini. Lalu Libna pun memberontak terhadap kekuasaannya pada masa itu
juga. Itu disebabkan sebab ia telah meninggalkan TUHAN, Tuhan nenek moyangnya. 11
Lagipula ia membuat bukit-bukit pengorbanan di gunung-gunung Yehuda. Ia membujuk
penduduk Yerusalem untuk berzinah dan ia menyesatkan Yehuda.
Kita menemukan di sini,
I. Bahwa Yosafat yaitu seorang ayah yang sangat memanjakan Yoram. Ia
memiliki banyak putra, yang di sini disebutkan nama-namanya (ay. 2), dan
dikatakan (ay. 13) bahwa mereka semua lebih baik dibandingkan Yoram, lebih
berhikmat dan baik hatinya, dan terdidik dengan baik, dan semua ini
kebalikan dari Yoram. Mereka semua sangat menjanjikan dan lebih cocok
untuk memerintah sebagai raja dibandingkan Yoram. namun , sebab Yoram
yaitu anak sulung (ay. 3), ayahnya menjamin kerajaan baginya dan mem-
beri banyak pemberian kepada saudara-saudaranya serta menjauhkan
mereka supaya mereka tenang dan tidak mengganggu Yoram. Seperti
Abraham, ketika dia menjadikan Ishak sebagai ahli warisnya, menjauhkan
anak-anaknya yang lain dengan hadiah-hadiah. Dengan demikian Yosafat
sungguh seorang ayah yang sangat baik dan adil kepada putranya, yang
seharusnya patut menghormati ayahnya itu dan mengikuti jejak langkah
ayahnya yang sedemikan baik itu. Akan namun , bukanlah hal yang baru lagi
bahwa anak-anak yang paling dimanja oleh orangtua mereka justru menjadi
anak yang paling tidak berbakti kepada orangtuanya. Apakah dengan
berbuat seperti ini Yosafat bertindak bijaksana dan baik kepada rakyatnya,
dan adil kepada mereka, saya tidak dapat mengatakan apa-apa. Kesulungan
Yoram memberi hak kepadanya bagian dua kali lipat dari harta kekayaan
ayahnya (Ul. 21:17). Namun, jika dia terbukti sangat tidak pantas bagi
pemerintahan (yang tujuannya yaitu untuk kebaikan rakyat), dan mungkin
akan menghancurkan semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh ayahnya,
maka mungkin lebih baik untuk menyingkirkan dia, dan mengambil putra
Kitab 2 Tawarikh 21:1-11
423
berikutnya yang lebih menjanjikan, dan yang tidak cenderung hatinya kepada
penyembahan berhala seperti Yoram. Kekuasaan yaitu sesuatu yang sakral,
yang dengannya orang dapat berbuat banyak kebaikan atau banyak
kecelakaan. Oleh sebab nya Detur digniori – Biarkan yang pantas saja yang
mendapatkannya. Salus populi suprema lex – Keamanan dari rakyat haruslah
yang menjadi pertimbangan utama.
II. Yoram yaitu seorang saudara yang paling kejam terhadap putra-putra
ayahnya. Segera sesudah naik takhta, dia membunuh semua saudaranya
dengan pedang, entah dengan tuduhan palsu, dengan alasan menegakkan
hukum, atau dengan suatu pembunuhan. Melalui tangan yang jahat atau
sarana yang lain dia membunuh mereka semua, sepertinya dengan alasan
bahwa dia tidak dapat merasa diri aman dalam memerintah sebelum mereka
semua disingkirkan. Orang-orang yang bermaksud jelek umumnya, tanpa
sebab, merasa iri hati kepada orang lain. Orang jahat merasa ketakutan
ketika tidak ada ketakutan, atau berpura-pura demikian, untuk
menyembunyikan kejahatan mereka. Yoram, sepertinya, membenci dan
membunuh saudara-saudaranya sebab alasan yang sama seperti Kain
membenci Habel dan membunuhnya, sebab kesalehan mereka menghukum
ketidaksalehannya dan memenangkan penghargaan dari rakyat, yang tidak
didapat oleh Yoram. Selain mereka, dia juga membunuh para pembesar
Israel, yang mendukung saudara-saudaranya itu, yang mungkin bisa
membalas dendam kematian mereka. Para pemuka Yehuda, yaitu mereka
yang telah mengajarkan pengetahuan yang baik tentang TUHAN (17:7), di
sini disebut para pembesar Israel, seperti sebelumnya kepala puak Israel
(19:8), sebab mereka semua sungguh orang-orang Israel sejati, orang-orang
yang penuh kelurusan hati. Pedang yang ditaruh oleh sang ayah ke dalam
tangan para pembesar itu ditusukkan oleh putra yang jahat ini ke dalam
perut mereka. Celakalah dia yang mendirikan kota di atas darah (Hab. 2:12).
Dasar kota seperti ini terbukti akan menenggelamkan bangunan kuat di
atasnya.
III. Yoram yaitu seorang raja yang paling jahat, yang merusakkan dan
menghinakan kerajaannya, dan menghancurkan pekerjaan pembaharuan
yang telah dikerjakan oleh ayah dan kakeknya yang baik: Ia hidup menurut
kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab (ay. 6),
mendirikan bukit-bukit pengorbanan, yang membuat umat juga
mendirikannya. Dengan sekuat tenaga ia memulai kembali penyembahan
berhala (ay. 11).
424
1. Di Yerusalem, di mana dia mempertahankan istananya, dengan mudahnya
ia menarik penduduknya ke dalam pelacuran rohaninya: Ia menyebabkan
mereka melakukan percabulan, menyesatkan mereka untuk memakan
persembahan-persembahan berhala (Why. 2:20).
2. Orang-orang di pedalaman tampaknya lebih sukar dibawa kepada
penyembahan berhala. namun orang-orang yang tidak mau disesatkan
oleh bujukan ditarik dengan paksa untuk mengambil bagian dalam
penyembahan berhalanya yang menjijikkan: Ia menyesatkan Yehuda. Ia
mempergunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya untuk
menghancurkan jemaat, padahal kekuasaan itu untuk membangun
rohani mereka.
IV. Pada waktu dia meninggalkan Tuhan dan penyembahan kepada-Nya, rakyatnya
menarik diri pula dari dukungan mereka kepadanya.
1. Beberapa daerah di luar yang termasuk daerah jajahannya juga
melakukan hal yang demikian. Orang-orang Edom memberontak (ay. 8),
dan, kendati dia menyerang mereka (ay. 9), dia tidak dapat
menundukkan mereka (ay. 10).
2. Salah satu kota dari kerajaannya sendiri juga melakukan pem-
berontakan. Libna memberontak (ay. 10) dan memerdekakan diri,
seperti sebelumnya negeri itu memiliki seorang rajanya sendiri (Yos.
12:15). Dan alasannya diberikan di sini, tidak hanya mengapa Tuhan
mengizinkan, namun juga mengapa mereka melakukannya. Mereka
mengguncang pemerintahannya sebab dia telah meninggalkan TUHAN
Tuhan dari nenek moyangnya, telah menjadi seorang penyembah berhala
dan penyembah Tuhan -Tuhan palsu, dan mereka tidak dapat terus tunduk
kepadanya tanpa bahaya untuk juga dijauhkan dari Tuhan dan kewajiban
mereka. Ketika dia berpaut kepada Tuhan , maka mereka pun berpaut
kepadanya. namun ketika dia meninggalkan Tuhan , mereka juga
meninggalkannya. Entah alasan ini akan membenarkan mereka dalam
melakukan pemberontakan, yang jelas alasan tersebut membenarkan
tindakan Tuhan yang mengatur semua itu terjadi.
V. Meskipun semua hal buruk itu terjadi, Tuhan tetap sabar dengan kovenan-
Nya dengan keluarga Daud, dan sebab itu Ia tidak mau menghancurkan
keluarga kerajaan, kendati keluarga itu sudah sedemikian rusak dan bejat
(ay. 7). Kita telah membaca tentang semua hal ini sebelumnya (2Raj. 8:19-
22). Isi kovenan itu yaitu bahwa keturunan Daud harus dihukum atas
Kitab 2 Tawarikh 21:1-11
425
semua pelanggaran mereka, namun kovenan itu sendiri tidak akan pernah
diingkari (Mzm. 89:30, dst.).
Akhir Pemerintahan Yoram yang Mengenaskan
(21:12-20)
12 Lalu sampailah kepadanya sebuah surat dari nabi Elia yang bunyinya: “Beginilah firman
TUHAN, Tuhan Daud, bapa leluhurmu: sebab engkau tidak hidup mengikuti jejak Yosafat,
ayahmu, dan Asa, raja Yehuda, 13 melainkan hidup menurut kelakuan raja-raja Israel dan
membujuk Yehuda dan penduduk-penduduk Yerusalem untuk berzinah, sama seperti
yang dilakukan keluarga Ahab, dan juga sebab engkau telah membunuh saudara-
saudaramu, seluruh keluarga ayahmu yang lebih baik dari padamu, 14 maka TUHAN akan
mendatangkan tulah besar atas rakyatmu, anak-anakmu, isteri-isterimu, dan atas semua
harta milikmu. 15 Dan engkau sendiri akan menderita penyakit yang dahsyat, suatu
penyakit usus, hingga selang beberapa waktu ususmu keluar oleh sebab penyakit itu.” 16
Lalu TUHAN menggerakkan hati orang Filistin dan orang Arab yang tinggal berdekatan
dengan orang Etiopia untuk melawan Yoram. 17 Maka mereka maju melawan Yehuda, me-
masukinya dan mengangkut segala harta milik yang terdapat di dalam istana raja sebagai
jarahan, juga anak-anak dan isteri-isterinya, sehingga tidak ada seorang anak yang tinggal
padanya kecuali Yoahas, anaknya yang bungsu.
18 Sesudah semuanya ini TUHAN menulahinya dengan penyakit usus yang tidak dapat
sembuh. 19 Beberapa waktu berselang, kira-kira sesudah lewat dua tahun, keluarlah
ususnya sebab penyakitnya itu, lalu ia mati dengan penderitaan yang hebat. Rakyatnya
tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya. 20 Ia
berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia
memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di
kota Daud, namun tidak di dalam pekuburan raja-raja.
Di sini kita menemukan,
I. Sebuah peringatan dari Tuhan yang dikirim kepada Yoram melalui sebuah
surat dari Elia sang nabi. Dengan ini tampak jelas bahwa Yoram naik takhta
dan menunjukkan segala perilakunya sebelum Elia terangkat ke sorga.
Memang benar kita mendapati Elisa melayani Yosafat, di mana ia dikatakan
sebagai orang yang melayani Elia, sesudah kisah tentang kenaikan Elia (2Raj.
3:11). Akan namun kemungkinan, dan gambaran tersebut mungkin diberikan
tentang dia, ketika Elia masih hidup di bumi: dan sudah pasti bahwa cerita
tersebut dikeluarkan dari bagian cerita yang semestinya, sebab kita
membaca tentang kematian Yosafat, dan naiknya Yoram ke atas takhta,
sebelum kita membaca tentang kenaikan Elia (1Raj. 22:50). Kita dapat
menganggap bahwa waktu kepergian Elia ke sorga sudah dekat saat itu,
sehingga dia tidak dapat pergi sendiri menemui Yoram. namun begitu
mendengar tentang kejahatannya yang besar dalam membunuh saudara-
saudaranya, Elia meninggalkan tulisan ini mungkin kepada Elisa, untuk
dikirimkan segera kepada Yoram begitu ada kesempatan, supaya surat ter-
sebut dapat menjadi sarana untuk memperbaruinya atau menjadi saksi yang
426
melawannya bahwa dia sudah diberi tahu secara adil apa yang akan terjadi
pada akhirnya. Pesan ini dikirimkan ke