tawarikh ester 20

Kamis, 30 Januari 2025

tawarikh ester 20


 


yang 

memprihatinkan dan menderita, sebab dengan merenungkannya, 

mereka akan dibantu untuk khusyuk dan bersungguh-sungguh dalam 

ibadah ini dan ibadah-ibadah lainnya. Sungguh perubahan yang menye-

dihkan! Orang-orang Israel telah menjadi orang-orang tawanan, dan 

sepertinya hanya terdapat orang-orang yang tersisa dari mereka, sesuai 

dengan nubuatan itu (Yes. 7:3), Syear-jasyub – yang tersisa akan kembali. 

2. Korban-korban yang dipersembahkan pada kesempatan ini yaitu  lembu 

jantan, domba jantan, dan anak domba (ay. 17), untuk korban bakaran 

dan korban keselamatan. Jumlahnya memang tidak dapat dibandingkan 

dengan apa yang pernah dipersembahkan pada waktu penahbisan Bait 

Suci Salomo. Namun, mengingat korban-korban itu dipersembahkan 

sesuai kemampuan mereka saat ini, maka korban-korban mereka itu 

diterima, sebab setelah dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, 

sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun 

mereka kaya dalam kemurahan (2Kor. 8:2). Jumlah korban yang hanya 

ratusan ini lebih berarti bagi mereka dibanding ribuan korban Salomo 

bagi dirinya. Namun, di samping hewan-hewan korban ini, mereka juga 

mempersembahkan dua belas kambing jantan sebagai korban peng-

hapus dosa, seekor untuk tiap-tiap suku, guna mengadakan pendamaian 

bagi dosa-dosa mereka. Mereka menganggap hal ini diperlukan, supaya 

ibadah mereka diterima. Demikianlah, dengan berusaha supaya 

kesalahan mereka dihapuskan, mereka hendak membebaskan diri dari 

hal yang menjadi penyebab dari kesukaran-kesukaran yang menyengat 

mereka belakangan ini, dan yang jika tidak dihilangkan, akan menjadi ulat 

yang menggerogoti penghiburan-penghiburan mereka sekarang. 

Kitab Ezra 6:1-12 

 

667 

3. Ibadah ini dilaksanakan dengan penuh sukacita. Mereka semua merasa 

gembira melihat rumah Tuhan  telah dibangun dan segala sesuatu 

tentangnya ada dalam keadaan yang begitu baik. Marilah kita belajar 

untuk menyambut ketetapan-ketetapan kudus dengan sukacita, dan 

menjalankannya dengan senang hati. Marilah kita beribadah kepada 

Tuhan dengan sukacita. Apa pun yang kita persembahkan kepada Tuhan , 

hendaklah itu dilakukan dengan sukacita sehingga Dia akan berkenan 

menerimanya. 

4. Ketika menahbiskan rumah Tuhan , mereka juga telah mengatur para 

anggota keluarga di dalam rumah itu. Mereka hanya bisa memperoleh 

sedikit penghiburan di dalam rumah Tuhan  tanpa adanya ibadah di 

dalamnya, dan oleh sebab  itu mereka menempatkan para imam pada 

golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-

rombongannya (ay. 18). Setelah menegakkan ibadah kepada Tuhan  dalam 

penahbisan ini, mereka memberi perhatian untuk memeliharanya, dan 

menjadikan kitab Musa sebagai pedoman mereka, yang mereka jadikan 

pegangan dalam menegakkan rumah ini. Meskipun ibadah di Bait Suci 

sekarang belum dapat dilaksanakan dengan begitu megah dan agung 

seperti sebelumnya, akibat kemiskinan mereka, namun mungkin saja 

ibadah itu dilaksanakan dengan kemurnian dan ketaatan terhadap 

ketetapan ilahi yang sama besarnya seperti dahulu, yang merupakan ke-

muliaan sejati dari ibadah itu. Tidak ada yang lebih indah dibandingkan  

keindahan kekudusan. 

IV. Perayaan Paskah di dalam rumah Tuhan  yang baru didirikan. sebab  

sekarang mereka baru dibebaskan dari perhambaan di Babel, maka tepatlah 

waktunya bagi mereka untuk memperingati pembebasan mereka dari 

perhambaan di Mesir. Belas kasihan yang baru haruslah mengingatkan kita 

akan belas kasihan yang dulu. Kita dapat menduga bahwa mereka 

menjalankan semacam perayaan Paskah setiap tahun sesudah mereka 

kembali, sebab mereka memiliki mezbah dan Kemah Suci. Akan namun , 

mereka sering rentan diganggu oleh musuh-musuh mereka, serba 

kekurangan tempat, dan tidak memiliki kemudahan di sekitar mereka. Aki-

batnya, mereka tidak dapat beribadah dengan khidmat sebagaimana 

mestinya sampai rumah Tuhan  dibangun. Dan sekarang mereka 

merayakannya dengan penuh sukacita, sebab Paskah jatuh pada bulan 

berikutnya sesudah rumah Tuhan  selesai dibangun dan ditahbiskan (ay. 19). 

Di sini dicatat, 


 

668 

1. Tentang ketahiran para imam dan orang-orang Lewi yang menyembelih 

anak domba Paskah (ay. 20). Pada masa pemerintahan Hizkia, banyak 

imam yang bersalah sebab  tidak mentahirkan diri. Namun sekarang 

dicatat, bagi pujian mereka, bahwa para imam dan orang-orang Lewi 

bersama-sama mentahirkan diri, sebagai satu kesatuan (demikianlah 

kata-kata yang dipakai). Mereka bersuara bulat, baik dalam tekad 

maupun dalam upaya mereka untuk membuat dan menjaga diri mereka 

tahir bagi upacara ibadah ini. Mereka bersatu dalam membuat persiapan, 

supaya dapat saling membantu, sehingga mereka semua tahir, sebagai 

satu kesatuan. Kemurnian para hamba Tuhan banyak memperindah 

pelayanan mereka, begitu juga dengan kesatuan mereka. 

2. Tentang para penganut agama Yahudi dari bangsa-bangsa lain, yang 

bergabung bersama mereka dalam ibadah ini: Setiap orang yang 

memisahkan diri dari kenajisan bangsa-bangsa negeri itu, telah 

meninggalkan negeri mereka termasuk takhayulnya, dan menyatukan 

nasib mereka dengan Israel milik Tuhan . Mereka telah berbalik dari 

kenajisan bangsa-bangsa negeri itu, baik penyembahan berhala maupun 

kebejatan akhlaknya, untuk berbakti kepada TUHAN, Tuhan  Israel sebagai 

Tuhan  mereka. Mereka ini memakan anak domba Paskah juga. Lihatlah 

bagaimana para pemeluk agama Yahudi dari bangsa-bangsa lain ini di-

gambarkan. Mereka memisahkan diri dari kenajisan dosa dan 

persekutuan dengan orang-orang berdosa, lalu menggabungkan diri 

untuk mengikuti dan bersekutu dengan Israel milik Tuhan , dan kemudian 

menetapkan hati untuk mencari Tuhan  Israel. Dan orang-orang yang 

melakukan hal itu dengan tulus, walaupun mereka orang asing dan 

pendatang, dipersilakan mengambil bagian dalam pesta Injili, sebagai 

kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga 

Tuhan . 

3. Tentang sukacita dan kepuasan besar yang mereka rasakan saat 

merayakan hari raya Roti Tidak Beragi (ay. 22). TUHAN telah membuat 

mereka bersukacita, telah memberi mereka baik alasan untuk 

bersukacita maupun hati untuk bersukacita. Sekarang sudah sekitar dua 

puluh tahun berlalu sejak dasar rumah Tuhan  ini diletakkan. Dan dapat 

kita duga bahwa sebagian besar dari orang-orang yang telah lanjut usia, 

yang pernah menangis saat teringat akan Bait Suci pertama, sudah 

meninggal pada saat itu, sehingga sekarang tidak ada lagi air mata yang 

bercampur dengan sukacita mereka. Orang-orang yang bergembira 

sebab  alasan yang baik, mempunyai alasan untuk bersyukur oleh 

sebab  itu, sebab Tuhan  sendirilah yang membuat mereka bersukacita. 

Kitab Ezra 6:1-12 

 

669 

Dialah mata air yang darinya mengalir semua sungai sukacita kita. Tuhan  

sudah berjanji kepada semua orang yang memegang kovenan-Nya, 

bahwa Ia akan memberi mereka kesukaan di rumah doa-Nya. Alasan 

khusus mengapa mereka bersukacita pada saat ini yaitu  bahwa Tuhan  

telah memalingkan hati raja kepada mereka, sehingga raja membantu 

mereka. Apabila orang-orang yang pernah, atau yang kita khawatirkan 

akan, menentang kita, ternyata justru memihak kita, maka kita patut 

bersukacita di dalamnya sebagai pertanda yang baik, bahwa TUHAN 

berkenan kepada jalan kita (Ams. 16:7). Dan Dialah yang harus mene-

rima kemuliaan atas hal itu. 

 

 

 

 

PASAL  7  

ama Ezra yang mulia menyapa kita, pertama-tama, di dalam judul kitab 

ini. namun  dalam isinya kita tidak menjumpai nama itu sampai pasal ini 

memperkenalkan dia ke muka umum melalui tindakan yang dilakukannya untuk 

orang banyak dalam pemerintahan lain, yaitu pemerintahan Artahsasta. 

Zerubabel dan Yesua dapat kita duga, pada waktu ini, telah lanjut usia, kalau 

belum meninggal dunia. Juga kita tidak mendengar lagi tentang Hagai dan 

Zakharia. Mereka telah menyelesaikan kesaksian hidup mereka. Apa yang akan 

terjadi dengan kepentingan Tuhan  dan Israel ketika alat-alat yang berguna ini 

dikesampingkan? Percaya saja kepada Tuhan , yang memiliki Roh, untuk 

membangkitkan orang lain yang akan menggantikan mereka. Ezra di sini, dan 

Nehemia di dalam kitab selanjutnya, sama bergunanya pada zaman mereka 

seperti Hagai dan Zakharia pada zaman masing-masing. Dalam pasal ini kita men-

dapati,  

I. Sebuah penjelasan, secara umum, tentang Ezra sendiri, dan tentang 

perjalanannya ke Yerusalem untuk kepentingan bersama (ay. 1-10).  

II. Sebuah salinan dari surat perintah yang diberikan Artahsasta kepada 

Ezra (ay. 11-26).  

III. Ucapan syukur Ezra kepada Tuhan  atas surat perintah itu (ay. 27-28). 

Pasal berikutnya akan memberi kita sebuah kisah yang lebih terperinci 

tentang rekan-rekannya, perjalanannya, dan kedatangannya di 

Yerusalem. 

Kedatangan Ezra di Yerusalem 

(7:1-10) 

1 Kemudian dari pada semuanya itu, pada zaman pemerintahan Artahsasta, raja negeri 

Persia, maka berangkatlah Ezra bin Seraya bin Azarya bin Hilkia  

2 bin Salum bin Zadok bin Ahitub 3 bin Amarya bin Azarya bin Merayot 4 bin Zerahya bin 

Uzi bin Buki 5 bin Abisua bin Pinehas bin Eleazar bin Harun, yaitu Harun imam kepala. 6 


 

672 

Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia yaitu  seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat 

Musa yang diberikan TUHAN, Tuhan  Israel. Dan raja memberi dia segala yang diingininya, 

oleh sebab  tangan TUHAN, Tuhan nya, melindungi dia. 7 Juga berangkat pulang ke 

Yerusalem beberapa rombongan orang Israel dan imam, orang Lewi, penyanyi, penunggu 

pintu gerbang dan budak di bait Tuhan  pada tahun ketujuh zaman raja Artahsasta. 8 Lalu 

tibalah ia di Yerusalem pada bulan kelima, yaitu  pada tahun ketujuh zaman raja itu. 9 

Tepat pada tanggal satu bulan pertama ia memulai perjalanannya pulang dari Babel dan 

tepat pada tanggal satu bulan kelima ia tiba di Yerusalem, oleh sebab  tangan murah 

Tuhan nya itu melindungi dia. 10 Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN 

dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel. 

Dalam perikop ini kita mendapati,  

I. Silsilah Ezra. Ia yaitu  salah satu keturunan Harun, seorang imam. Ezralah 

yang dipilih Tuhan  untuk menjadi alat kebaikan bagi Israel, supaya dia dapat 

memberikan kehormatan pada jabatan imamat, yang kemuliaannya telah 

banyak memudar oleh sebab  pembuangan. Ia dikatakan sebagai anak 

Seraya, yaitu Seraya yang diduga telah dihukum mati oleh raja Babel ketika 

sang raja menjarah Yerusalem (2Raj. 25:18, 21). Kalau kita memakai peng-

hitungan tercepat, 75 tahun telah berlalu sejak Seraya meninggal. Banyak 

penafsir menghitungnya lebih lama, dan, sebab  mereka menganggap Ezra 

dipanggil untuk melayani semua orang pada masa terbaik dalam hidupnya, 

maka mereka berpendapat bahwa Seraya bukanlah ayahnya secara 

langsung, melainkan kakeknya atau buyutnya. Walaupun begitu, Seraya 

yaitu  orang terkemuka yang pertama yang muncul dalam silsilah Ezra, 

yang di sini terus ditelusuri sampai kepada Harun, namun dengan 

meninggalkan banyak orang supaya singkat, yang dapat dilengkapi dari 1 

Tawarikh 6:4, dst.. Ezra yaitu  seorang adik, atau ayahnya yaitu  Yozadak, 

ayah dari Yesua, sehingga Ezra bukanlah seorang imam besar, namun  

berkerabat dekat dengan imam besar. 

II. Watak Ezra. Kendati dari anggota keluarga yang lebih muda, sifat-sifat 

pribadinya membuat dirinya sangat menonjol.  

1. Ia yaitu  seorang yang sangat terpelajar, seorang ahli kitab, yang mahir 

dalam Taurat (ay. 6). Ia sangat menguasai Kitab Suci, terutama tulisan 

Musa, bisa langsung mengutipnya dan memahami betul arti dan 

maknanya. Dikhawatirkan bahwa kegiatan mempelajari Kitab Suci tidak 

begitu hidup di kalangan orang Yahudi di Babel. namun  Ezra berperan 

besar dalam menghidupkannya kembali. Orang Yahudi berkata bahwa 

dia mengumpulkan dan menyusun semua salinan hukum Taurat yang 

dapat ditemukannya, dan membagikan terbitan yang tepat tentangnya, 

bersama dengan semua kitab para nabi, baik yang berupa sejarah 

Kitab Ezra 7:1-10 

 

673 

maupun puisi, yang ditulis melalui ilham ilahi. Dan dengan demikian, ia 

membentuk kanon Perjanjian Lama, dengan tambahan kitab-kitab 

nubuatan dan sejarah dari zamannya sendiri. Jika ia sungguh 

dibangkitkan oleh Tuhan , dan dilayakkan serta dicondongkan untuk 

melakukan ini, maka semua angkatan memiliki alasan untuk menyebut 

dirinya diberkati, dan untuk memuji Tuhan  sebab  dia. Tuhan  telah 

mengutus nabi-nabi dan ahli-ahli Taurat kepada orang Yahudi (Mat. 

23:34). Ezra termasuk ahli-ahli Taurat itu. sebab  pada saat itu 

nubuatan akan segera berhenti, maka inilah waktunya untuk memajukan 

pengetahuan Kitab Suci, sesuai dengan nasihat Tuhan  melalui nabi yang 

terakhir (Mal. 4:4). Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan 

kepada Musa. Para pelayan Injil disebut sebagai ahli Taurat yang mene-

rima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga (Mat. 13:52), ahli-ahli kitab 

Perjanjian Baru. Sayang sekali bahwa nama yang begitu terhormat 

seperti ini harus disandang, seperti yang terjadi pada zaman kemerosot-

an jemaat Yahudi, oleh orang-orang yang mengaku sebagai musuh-

musuh Kristus dan Injil-Nya (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan 

orang-orang Farisi), yang mengetahui betul hukum Taurat secara 

harfiah, namun tidak mengenal rohnya.  

2. Ezra yaitu  seorang yang sangat saleh dan bersungguh-sungguh dalam 

kekudusan (ay. 10): Ia telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN, dst.  

(1) Yang dipilih untuk dipelajarinya yaitu  Taurat TUHAN. Orang-orang 

Kasdim, kalangan di mana dia telah dilahirkan dan dibesarkan, 

terkenal sebab  kepustakaan mereka, terutama ilmu perbintangan. 

Dan kita dapat menduga bahwa Ezra, sebagai orang yang suka belajar, 

pernah tergoda untuk mempelajari ilmu itu. Namun dia berhasil meng-

atasi godaan itu. Hukum Tuhan nya jauh lebih berharga baginya 

dibandingkan  semua tulisan para ahli sihir dan ahli perbintangan mereka, 

yang cukup dikenalnya sehingga ia mempunyai alasan yang baik untuk 

memandang rendah mereka.  

(2) Ezra bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN, yaitu, ia mencurahkan 

diri sepenuhnya untuk menyelidikinya. Ia meneliti Kitab Suci, dan 

mencari pengetahuan tentang Tuhan , tentang pikiran dan kehendak-

Nya, di dalam Kitab Suci, yang memang akan ditemukan di sana, 

namun  bukan tanpa usaha.  

(3) Ezra menuruti tuntutan hati nurani untuk bertindak sesuai dengan 

Taurat. Ia menjadikan Taurat sebagai pedoman hidupnya, 

membiarkannya membentuk perasaan dan sikapnya, dan mengatur 

seluruh perilakunya sesuai dengannya. Kita pun harus menerapkan 


 

674 

pengetahuan kita tentang Kitab Suci seperti itu. Sebab berbahagialah 

kita jika kita melakukan apa yang kita ketahui sebagai kehendak 

Tuhan .  

(4) Ezra membulatkan hati untuk mengajar ketetapan dan peraturan 

Taurat di antara orang Israel. Apa yang diketahuinya bersedia untuk 

disampaikannya bagi kebaikan orang lain. Sebab kepada tiap-tiap 

orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan 

bersama. namun  amatilah caranya: ia pertama-tama belajar, dan 

kemudian mengajar, meneliti Taurat TUHAN dan dengan demikian 

mengumpulkan suatu perbendaharaan yang baik. Dan baru 

kemudian ia mengajar orang lain dan mengeluarkan apa yang telah 

dikumpulkannya. Ia juga pertama-tama berbuat, dan kemudian 

mengajar, menjalankan sendiri perintah-perintah itu, dan baru 

kemudian memimpin orang lain dalam menjalankannya. Dengan 

demikian, keteladanannya meneguhkan ajarannya.  

(5) Ezra telah bertekad, atau menetapkan hati, untuk melakukan 

semuanya ini. Ia bersusah payah untuk belajar, dan melengkapi 

dirinya dengan sepenuhnya untuk apa yang telah dirancangnya. 

Kemudian ia bertekad untuk melanjutkannya dan bertekun di 

dalamnya, dan dengan demikian dia menjadi seorang ahli kitab yang 

mahir. Musa di Mesir, Ezra di Babel, dan keduanya dalam 

pembuangan, secara menakjubkan dilayakkan untuk melakukan 

pelayanan-pelayanan penting bagi jemaat. 

III. Perjalanan Ezra ke Yerusalem demi kebaikan negerinya: Ia berangkat pulang 

dari Babel (ay. 6), dan, dalam waktu empat bulan, tiba di Yerusalem (ay. 8). 

Sungguh aneh bahwa orang seperti dia tinggal begitu lama di Babel setelah 

saudara-saudaranya berangkat. namun  Tuhan  tidak mengutus dia ke 

Yerusalem sampai Ia mempunyai tugas untuk dilakukannya di sana. Dan tak 

seorang pun pergi selain orang-orang yang rohnya digerakkan Tuhan  untuk 

berangkat. Sebagian penafsir berpendapat bahwa Artahsasta ini yaitu  sama 

dengan Darius yang perintahnya telah kita baca dalam pasal 6, dan bahwa 

Ezra datang tepat pada tahun setelah Bait Suci selesai dibangun: Bait Suci 

selesai dibangun pada tahun yang keenam, dan Ezra tiba pada tahun yang 

ketujuh (ay. 8), demikian menurut Dr. Lightfoot. Teman saya yang terhormat 

dan terpelajar, yang baru-baru ini telah meninggal, yaitu Tuan Talents, 

dalam penanggalan yang dibuatnya, menempatkan kedatangan Ezra di 

Yerusalem sekitar 57 tahun sesudah Bait Suci selesai dibangun. Orang-orang 

lain menempatkannya lebih jauh lagi. Namun saya hanya ingin mengamati,  

Kitab Ezra 7:1-10 

 

675 

1. Betapa baiknya sang raja kepadanya. Raja memberi dia segala yang 

diingininya, apa pun yang diinginkannya untuk memampukannya 

mengabdi negerinya.  

2. Betapa baiknya bangsanya kepadanya. Ketika dia berangkat, banyak 

orang pergi bersamanya, sebab mereka tidak ingin tinggal di Babel 

ketika dia telah pergi dari sana, dan sebab  mereka mau memberanikan 

diri untuk tinggal di Yerusalem ketika dia telah pergi ke sana.  

3. Betapa baiknya Tuhan nya kepadanya. Ia beroleh perkenanan ini dari raja 

dan negerinya oleh sebab  tangan murah TUHAN, Tuhan nya, melindungi dia 

(ay. 6, 9). Perhatikanlah, setiap makhluk ciptaan menjadi bagi kita 

sebagaimana Tuhan  menjadikannya, dan dari Dialah keadilan kita akan 

muncul. Sama seperti kita harus melihat bahwa kejadian-kejadian yang 

akan terjadi yaitu  terjadi di dalam tangan Tuhan , demikian pula kita harus 

melihat tangan Tuhan  di dalam kejadian-kejadian yang benar-

benar terjadi. Dan kita harus mengakui Dia dengan penuh syukur apabila 

kita mempunyai alasan untuk menyebut kejadian itu terjadi 

sebab  tangan murah-Nya. 

Surat Perintah Artahsasta 

(7:11-26) 

11 Inilah salinan surat, yang diberikan raja Artahsasta kepada Ezra, imam dan ahli kitab 

itu, yang ahli dalam perkataan segala perintah dan ketetapan TUHAN bagi orang Israel: 12 

“Artahsasta, raja segala raja, kepada Ezra, imam dan ahli Taurat Tuhan  semesta langit, dan 

selanjutnya. Maka sekarang,  

13 olehku telah dikeluarkan perintah, bahwa setiap orang di dalam kerajaanku yang 

termasuk orang Israel awam, atau para imamnya atau orang-orang Lewi, dan yang rela 

pergi ke Yerusalem, boleh turut pergi dengan engkau.  

14 Oleh sebab  engkau disuruh raja serta ketujuh orang penasihatnya untuk mengadakan 

penyelidikan mengenai Yehuda dan Yerusalem dengan berpedoman kepada hukum 

Tuhan mu yang menjadi peganganmu, 15 dan untuk membawa perak dan emas, yang 

diberikan raja serta para penasihatnya sebagai persembahan sukarela kepada Tuhan  

Israel, yang tempat kediaman-Nya di Yerusalem, 16 beserta segala perak dan emas yang 

akan kauperoleh di seluruh propinsi Babel, dengan persembahan sukarela yang akan 

dipersembahkan oleh rakyat dan para imam bagi rumah Tuhan  mereka yang ada di Yeru-

salem, 17 maka oleh sebab  itu haruslah engkau dengan seksama memakai uang itu untuk 

membeli lembu-lembu jantan, domba-domba jantan, anak-anak domba dengan korban 

sajiannya dan korban curahannya, dan haruslah semuanya itu kaupersembahkan di atas 

mezbah di rumah Tuhan mu yang ada di Yerusalem. 18 namun  apa yang dianggap baik 

olehmu dan oleh saudara-saudaramu untuk diperbuat dengan perak dan emas yang 

selebihnya, boleh kamu perbuat sesuai dengan kehendak Tuhan mu. 19 Hanya perleng-

kapan-perlengkapan yang diserahkan kepadamu untuk ibadah di rumah Tuhan mu, 

sampaikanlah itu ke hadapan Tuhan  di Yerusalem. 20 Dan yang lain yang masih diperlukan 

untuk rumah Tuhan mu, yang pembayarannya menjadi tanggunganmu, itu boleh kaubayar 

dari perbendaharaan kerajaan. 21 Kemudian aku, raja Artahsasta, telah mengeluarkan 

perintah kepada semua bendahara di daerah seberang sungai Efrat, begini: segala yang 

diminta dari padamu oleh imam Ezra, ahli Taurat Tuhan  semesta langit, haruslah dilak-


 

676 

sanakan dengan seksama, 22 dengan memakai perak sampai jumlah seratus talenta, 

gandum sampai jumlah seratus kor, anggur sampai jumlah seratus bat, minyak sampai 

jumlah seratus bat, dan garam tidak terbatas. 23 Segala sesuatu yang berdasarkan 

perintah Tuhan  semesta langit, harus dilaksanakan dengan tekun untuk keperluan rumah 

Tuhan  semesta langit, supaya jangan pemerintahan raja serta anak-anaknya kena murka. 24 

Lagipula kami beritahukan kepadamu, bahwa tidaklah sah bila para imam, orang Lewi, 

penyanyi, penunggu pintu gerbang, budak di bait Tuhan  dan para hamba rumah Tuhan  

dikenakan pajak, upeti atau bea. 25 Maka engkau, hai Ezra, angkatlah pemimpin-pemimpin 

dan hakim-hakim sesuai dengan hikmat Tuhan mu yang menjadi peganganmu, supaya 

mereka menghakimi seluruh rakyat yang diam di daerah seberang sungai Efrat, yaitu  

semua orang yang mengetahui hukum Tuhan mu; dan orang yang belum mengetahuinya 

haruslah kauajar. 26 Setiap orang, yang tidak melakukan hukum Tuhan mu dan hukum raja, 

harus dihukum dengan seksama, baik dengan hukuman mati, maupun dengan pem-

buangan, dengan hukuman denda atau hukuman penjara.” 

Dalam perikop ini kita mendapati surat perintah yang diberikan oleh raja Persia 

kepada Ezra, dengan memberinya wewenang untuk bertindak bagi kebaikan 

orang Yahudi. Dan wewenang itu sangat luas dan penuh, serta melampaui apa 

yang dapat diharapkan. Surat perintah itu ditulis, kita duga, dalam bentuk biasa: 

Artahsasta, raja segala raja. Gelar ini bagaimanapun terlalu tinggi untuk 

disandang oleh manusia fana mana pun. Ia memang raja dari beberapa raja, 

namun  berbicara seakan-akan dia yaitu  raja segala raja berarti merampas hak 

istimewa dari Dia yang memiliki segala kuasa di sorga dan di bumi. Sang raja 

mengucapkan salam kepada Ezra, orang kepercayaannya dan orang yang sangat 

dikasihinya, yang disebutnya sebagai seorang ahli Taurat Tuhan  semesta 

langit (ay. 12), sebuah gelar yang dengannya (tampak melalui salam ini) Ezra 

menilai tinggi dirinya sendiri. Dan ia tidak menginginkan gelar lain, sekalipun ia 

telah diangkat pada jabatan pemimpin. Ia menganggap bahwa menjadi seorang 

ahli Taurat Tuhan  lebih merupakan kehormatan baginya dibandingkan  menjadi 

seorang bangsawan atau pimpinan kerajaan. Mari kita cermati butir-butir dari 

surat perintah ini.  

I. Raja Artahsasta memberi Ezra izin untuk pergi ke Yerusalem, beserta 

sebanyak mungkin rekan sebangsanya yang ingin pergi bersamanya (ay. 13). 

Ezra dan mereka yaitu  para tawanan, dan sebab  itu mereka tidak mau 

meninggalkan wilayah kekuasaan sang raja tanpa surat izinnya sebagai raja. 

II. Raja Artahsasta memberi Ezra wewenang untuk menyelidiki perkara-

perkara tentang Yehuda dan Yerusalem (ay. 14). Penyelidikannya haruslah 

berpedoman kepada hukum Tuhan nya, yang menjadi pegangannya. Ia harus 

menyelidiki apakah orang-orang Yahudi, dalam agama mereka, mempunyai 

dan melakukan segala sesuatu menurut hukum Tuhan  itu. Apakah Bait Suci 

telah dibangun, imamat ditegakkan, dan korban-korban dipersembahkan 

Kitab Ezra 7:1-10 

 

677 

sesuai dengan ketentuan ilahi. Apabila, setelah penyelidikan, ada suatu 

kesalahan yang ditemukannya, maka dia harus memastikan agar hal itu 

diperbaiki, dan, seperti Titus di Kreta, harus mengatur apa yang masih perlu 

diatur (Tit. 1:5). Demikianlah hukum Tuhan  diagungkan dan dijadikan 

terhormat, dan demikianlah orang-orang Yahudi dipulihkan kepada hak 

istimewa mereka yang semula untuk mengatur diri mereka sendiri 

berdasarkan hukum tersebut, dan tidak lagi berada di bawah ketetapan-kete-

tapan yang tidak baik, ketetapan-ketetapan para penindas mereka (Yeh. 

20:25). 

III. Raja Artahsasta mempercayakan kepada Ezra uang yang dengan cuma-cuma 

diberikan oleh sang raja sendiri dan para penasihatnya, dan yang 

dikumpulkan dari antara rakyatnya, bagi ibadah di rumah Tuhan  (ay. 15-16). 

1. Hendaklah hal ini diperhatikan,  

(1) Bagi kehormatan Tuhan , sebagai satu-satunya Tuhan  yang hidup dan 

benar. Sebab bahkan orang-orang yang menyembah Tuhan -Tuhan  lain 

begitu diyakinkan akan kedaulatan Tuhan  Israel, sehingga mereka 

bersedia mengeluarkan biaya supaya mereka bisa mendapat 

perkenanan-Nya (lih. Mzm. 45:13; 68:30). 

(2) Sebagai pujian bagi raja kafir ini, bahwa dia menghormati Tuhan  

Israel kendati para penyembah-Nya yaitu  segelintir orang miskin 

yang hina, yang tidak dapat menanggung biaya yang diperlukan 

untuk ibadah agama mereka sendiri dan sekarang sedang memakai 

lahan kepunyaannya. Dan bahwa, meskipun dia sendiri tidak dibuat 

insaf sehingga meninggalkan takhayul-takhayulnya, namun dia 

melindungi dan mendorong orang-orang Yahudi dalam agama 

mereka, dan tidak hanya berkata, kenakanlah kain panas dan 

makanlah sampai kenyang, namun  juga memberi mereka segala 

sesuatu yang mereka butuhkan.  

(3) Sebagai cela ketika mengingat raja-raja Yehuda yang jahat. Raja-raja 

yang telah dididik dalam pengetahuan dan penyembahan kepada 

Tuhan  Israel itu, dan yang memiliki hukum-Nya serta para nabi-Nya, 

sering kali menjarah dan menguras harta Bait Suci. namun  di sini 

seorang raja kafir memperkayanya. Demikian pula di kemudian hari 

Injil ditolak oleh orang-orang Yahudi, namun  disambut oleh orang-

orang bukan Yahudi. Lihat Roma 11:11, oleh pelanggaran mereka, 

keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, dan Kisah Para 

Rasul 13:46. 


 

678 

2. Kita di sini diberi tahu bahwa Ezra dipercayai,  

(1) Untuk menerima uang ini dan membawanya ke Yerusalem. Sebab dia 

yaitu  seorang yang terkenal lurus hati, orang yang dapat mereka 

andalkan, bahwa dia tidak akan menyelewengkan sedikit pun dari 

apa yang telah diberikan bagi kepentingan umum. Kita mendapati 

Paulus pergi ke Yerusalem untuk keperluan seperti itu, untuk 

membawa pemberian dan persembahan bagi bangsanya (Kis. 24:17).  

(2) Untuk menggunakan uang ini sebaik mungkin, yaitu untuk korban-

korban yang harus dipersembahkan di atas mezbah Tuhan  (ay. 17), 

dan untuk hal-hal lain yang dianggap pantas olehnya atau saudara-

saudaranya (ay. 18). Hanya dengan batasan ini, bahwa itu harus 

sesuai dengan kehendak Tuhan  mereka, yang mereka ketahui dengan 

lebih baik dibandingkan  sang raja. Kiranya kehendak Tuhan  kita selalu 

menjadi pedoman kita dalam pengeluaran uang kita, dan khususnya 

dalam apa yang kita gunakan untuk melayani-Nya. Pekerjaan Tuhan  

harus selalu dilakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Di samping 

uang, Ezra juga diberi perlengkapan-perlengkapan untuk ibadah di 

Bait Suci (ay. 19). Koresh mengembalikan apa yang memang 

semestinya menjadi milik Bait Suci, namun  perlengkapan-

perlengkapan ini diberikan di luar apa yang 

diharapkan. Demikianlah Bait Suci menerima apa yang memang 

menjadi miliknya sendiri, beserta bunganya. Semua perlengkapan ini 

harus disampaikannya ke hadapan Tuhan  di Yerusalem, sebab  dimak-

sudkan bagi kehormatan-Nya, tempat di mana Ia telah menegakkan 

nama-Nya. 

IV. Raja Artahsasta mengeluarkan surat sebaran, atau lebih tepatnya surat 

kuasa, kepada semua bendahara di daerah seberang sungai Efrat, dengan 

meminta mereka untuk menyediakan bagi Ezra apa yang dibutuhkannya 

dari perbendaharaan raja, dan untuk menanggungkan semuanya kepada 

sang raja (ay. 20, 22). Hal ini dilakukan dengan hati-hati. Sebab Ezra, yang 

belum menyelidiki bagaimana keadaan di Yerusalem, tidak tahu apa yang 

akan dibutuhkannya di sana, dan ia pun tidak terlalu menuntut yang macam-

macam. Hal itu juga dilakukan dengan penuh kebaikan, dan menunjukkan 

rasa cinta yang besar kepada Bait Suci dan keyakinan yang besar kepada 

Ezra. Sudah menjadi kepentingan para penguasa dan pembesar untuk 

menggunakan kekayaan dan kekuasaan mereka untuk mendukung dan 

menguatkan agama. Untuk apa lagi penghasilan yang besar kalau bukan 

Kitab Ezra 7:1-10 

 

679 

untuk memampukan orang-orang melakukan banyak kebaikan semacam ini, 

jika saja mereka memiliki hati untuk melakukannya?  

V. Raja Artahsasta berpesan kepada Ezra supaya segala sesuatu yang perlu 

dilakukan di dalam atau di seputar Bait Suci bagi kehormatan Tuhan  Israel 

tidak lalai dijalankan. Amatilah, dalam pesan ini (ay. 23),  

1. Betapa sang raja berbicara dengan penuh hormat tentang Tuhan . Ia telah 

menyebut Tuhan  sebelumnya sebagai Tuhan  di Yerusalem. namun  di sini, 

supaya jangan sampai dianggap bahwa dia memandang-Nya sebagai 

Tuhan  setempat, maka dia menyebut-Nya dua kali, dengan penuh 

pemujaan, sebagai Tuhan  semesta langit.  

2. Betapa ia mengarahkan pandangan dengan cermat kepada firman dan 

hukum Tuhan , yang kemungkinan telah dia baca dan kagumi: “Segala 

sesuatu yang berdasarkan perintah Tuhan ”  (yang ketetapan-ketetapan-

Nya tidak berani diubah atau ditambahnya sedikit pun, kendati dia 

menyebut dirinya sebagai raja segala raja) “hendaklah itu dilakukan, 

hendaklah itu dilakukan dengan tekun, dengan hati-hati, dan dengan 

segera.” Dan,  

3. Betapa dengan rasa cemas dia hendak menjauhkan murka Tuhan : Supaya 

jangan pemerintahan raja serta anak-anaknya kena murka. Mengabaikan 

dan memandang rendah agama akan mendatangkan penghakiman-

penghakiman Tuhan  atas raja-raja dan kerajaan. Dan cara yang paling 

baik untuk memalingkan murka-Nya, ketika murka itu siap tercurah 

melawan suatu bangsa, yaitu  dengan mendukung dan menguatkan 

agama. Maukah kita menjaga kedamaian dan kesejahteraan kita? Marilah 

kita ambil peduli supaya kepentingan Tuhan  tidak diabaikan. 

VI. Raja Artahsasta membebaskan semua pelayan di rumah Tuhan  dari 

membayar pajak kepada pemerintah. Dari imam-imam yang tertinggi sampai 

para budak yang terendah di Bait Tuhan , tidaklah sah bagi para pejabat raja 

untuk mengenakan pajak, upeti atau bea kepada mereka, yang dikenakan 

kepada rakyat lain dari sang raja (ay. 24). Pembebasan pajak ini 

memberikan kehormatan yang besar kepada diri mereka sebagai warga 

kerajaan yang merdeka, dan akan membuat mereka dihormati sebagai 

orang-orang kesayangan raja. Dan pembebasan pajak itu memberi mereka 

kebebasan untuk melakukan ibadah mereka dengan lebih gembira dan lebih 

bebas. Kita menduga bahwa yang dibebaskan dari pajak itu hanya barang-

barang untuk kebutuhan mereka sendiri dan keluarga mereka, dan untuk 

pemeliharaan ibadah mereka. Jika ada di antara mereka yang mengambil 


 

680 

kesempatan dari hak istimewa ini dengan menggunakan barang untuk 

berdagang, maka sudah sewajarnya mereka akan kehilangan keuntungan 

dari hak istimewa itu. 

VII. Raja Artahsasta memberi kuasa kepada Ezra untuk mengangkat dan 

menetapkan pemimpin-pemimpin dan hakim-hakim bagi semua orang 

Yahudi di seberang sungai Efrat (ay. 25-26). Sungguh suatu perkenanan 

besar bagi orang-orang Yahudi untuk memiliki tokoh-tokoh pemimpin yang 

demikian, dan terutama sebab  Ezra yang mengangkat mereka.  

1. Semua orang yang mengetahui hukum Tuhan  Ezra, yaitu semua orang 

yang mengaku beragama Yahudi, harus berada di bawah kekuasaan para 

hakim ini, yang menyiratkan bahwa mereka dikecualikan dari kekuasaan 

para pemimpin kafir.  

2. Hakim-hakim ini diizinkan dan didorong untuk menyebarkan agama 

Yahudi: Hendaklah mereka mengajarkan hukum Tuhan  kepada orang yang 

belum mengetahuinya. Walaupun sang raja sendiri tidak akan menjadi 

orang Yahudi, namun dia tidak peduli berapa banyak rakyatnya yang 

akan menjadi Yahudi.  

3. Hakim-hakim itu diberi kuasa untuk menegakkan penghakiman-

penghakiman yang mereka berikan, dan perintah-perintah yang mereka 

buat, yang sesuai dengan hukum Tuhan  (yang dengan ini dijadikan 

sebagai hukum raja), dengan ancaman hukuman berat – penjara, 

pembuangan, denda, atau kematian, sebagaimana yang ditetapkan oleh 

hukum mereka. Mereka tidak diizinkan untuk membuat hukum-hukum 

baru, namun  harus memastikan agar hukum Tuhan  dilaksanakan dengan 

semestinya. Dan mereka dipercayakan dengan pedang agar mereka 

dapat menjadi suatu kengerian bagi orang-orang yang berbuat 

jahat. Apakah yang dapat dilakukan oleh Yosafat, atau Hizkia, atau Daud 

sendiri sebagai raja, yang melebihi apa yang dilakukan oleh Raja 

Artahsasta ini bagi kehormatan Tuhan  dan kemajuan agama? 

Ucapan Syukur Ezra kepada Tuhan  

(7:27-28) 

27 Terpujilah TUHAN, Tuhan  nenek moyang kita, yang dengan demikian menggerakkan hati 

raja, sehingga ia menyemarakkan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem, 28a dan membuat 

aku disenangi oleh raja dan penasihat-penasihatnya serta segala pembesar raja yang 

berkuasa! 28b Maka aku menguatkan hatiku, sebab  tangan TUHAN, Tuhan ku, melindungi 

aku dan aku menghimpunkan dari antara orang Israel beberapa pemimpin untuk 

berangkat pulang bersama-sama aku. 

Kitab Ezra 7:1-10 

 

681 

Ezra tidak dapat melanjutkan kisahnya tanpa menyisipkan pengakuan 

syukurnya atas kebaikan Tuhan  terhadap dirinya dan bangsanya dalam perkara 

ini. Segera sesudah dia mengakhiri pembacaan surat perintah raja, bukannya 

menambahkan, hidup raja (meskipun itu cukup pantas untuk diucapkan), dia 

malah menambahkan, terpujilah TUHAN. Sebab kita harus mengucap syukur 

dalam segala hal, dan, kejadian apa pun yang menyenangkan kita, kita harus 

mengakui bahwa ada tangan Tuhan  di dalamnya, dan memuji nama-Nya. Dua hal 

yang menjadi alasan Ezra memuji Tuhan : 

1. sebab  surat perintah sang raja kepadanya. Kita menduga bahwa dia 

mencium tangan raja sebab nya, namun  itu belum semuanya: Terpujilah 

TUHAN (katanya) yang dengan demikian menggerakkan hati raja. Tuhan  dapat 

menaruh sesuatu ke dalam hati manusia, yang tidak akan timbul di sana 

dengan sendirinya, dan ke dalam pikiran mereka juga, baik oleh 

penyelenggaraan-Nya maupun oleh anugerah-Nya, menyangkut segala 

sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh. Apabila ada sesuatu yang baik 

timbul di dalam hati kita, atau di dalam hati orang lain, kita harus mengakui 

bahwa Tuhan -lah yang telah menaruhnya di sana, dan memuji Dia sebab nya. 

Sebab Dialah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun 

pekerjaan yang baik. Ketika para raja dan pemimpin bertindak untuk 

memberantas kejahatan dan mendorong agama, kita harus bersyukur 

kepada Tuhan  yang telah menggerakkan hati mereka untuk berbuat demikian, 

sama seperti apabila mereka telah memberi kita suatu kebaikan tertentu. 

Ketika rumah Tuhan  dibangun, Ezra bersukacita atas apa yang telah 

dilakukan untuk memperindahnya. Kita tidak membaca adanya perintah 

yang diberikan untuk mengecat atau menyepuhnya, atau menghiasinya 

dengan batu-batu mulia. Namun, kita yakin bahwa ketetapan-ketetapan 

Tuhan  dilaksanakan di sana secara tetap, hati-hati, dan tepat sesuai dengan 

ketentuan. Dan itulah yang sungguh-sungguh memperindah bait suci.  

2. sebab  dorongan yang diperolehnya untuk bertindak sesuai dengan apa 

yang diperintahkan kepadanya (ay. 28, KJV): Ia telah mengulurkan rahmat-

Nya kepadaku. Sang raja, dalam kehormatan yang diberikannya kepada Ezra, 

dapat kita duga, mengarahkan pandangan pada jasanya, dan mengangkatnya 

sebab  ia memandang Ezra sebagai seorang yang sangat cerdas dan cerdik. 

namun  Ezra sendiri memandang bahwa pengangkatannya semata-mata 

terjadi berkat belas kasihan Tuhan . Inilah yang telah membuat Ezra disenangi 

oleh rajanya. Ia sendiri yaitu  seorang pemberani, namun dia memandang 

keberaniannya bukan berasal dari hatinya sendiri, melainkan dari tangan 

Tuhan : “Aku telah dikuatkan untuk menjalankan pelayanan-pelayanan ini,  

sebab  tangan TUHAN, Tuhan ku, melindungi aku untuk memimpin dan 


 

682 

menopang aku.” Apabila Tuhan  mengulurkan tangan-Nya kepada kita, maka 

kita menjadi berani dan riang hati. Apabila Ia menarik tangan-Nya, maka kita 

akan menjadi lemah seperti air. Apa pun pelayanan yang dapat kita lakukan 

bagi Tuhan  dan angkatan kita, Tuhan  harus menerima segala kemuliaannya. 

Kekuatan untuk melakukannya yaitu  berasal dari Dia, dan sebab  itu 

pujian untuknya harus diberikan kepada-Nya. 

 

 

PASAL  8  

asal ini memberi kita sebuah kisah yang lebih terperinci tentang perjalanan 

Ezra ke Yerusalem, yang penjelasan umum tentangnya telah kita dapati 

dalam pasal sebelumnya.  

I. Rombongan yang berangkat bersamanya (ay. 1-20).  

II. Puasa khusyuk yang diadakan bersama dengan rombongannya untuk 

memohon kehadiran Tuhan  bersama mereka dalam perjalanan ini (ay. 

21-23).  

III. Perhatian yang diberikannya terhadap harta benda yang ada 

bersamanya, dan perintah yang diberikannya mengenai hal itu kepada 

para imam, yang diserahi tugas untuk menjaganya (ay. 24-30).  

IV. Perhatian yang diberikan Tuhan  kepadanya dan rombongannya di 

dalam perjalanan (ay. 31).  

V. Kedatangan mereka dengan selamat di Yerusalem, di mana mereka 

menyerahkan harta benda yang mereka bawa kepada para imam (ay. 

32-34), memberikan surat perintah raja kepada wakil-wakil raja (ay. 

36), mempersembahkan korban kepada Tuhan  (ay. 35), dan kemudian 

bersegera melakukan pekerjaan mereka. 

Perjalanan Ezra dan Rombongannya 

(8:1-20) 

1 Inilah kepala-kepala kaum keluarga dan silsilah orang-orang yang berangkat pulang 

bersama-sama aku dari Babel pada zaman pemerintahan raja Artahsasta: 2 dari bani 

Pinehas: Gersom; dari bani Itamar: Daniel; dari bani Daud: Hatus 3 bin Sekhanya; dari bani 

Paros: Zakharia, dan bersama-sama dia seratus lima puluh orang laki-laki tercatat di 

dalam silsilah; 4 dari bani Pahat-Moab: Elyoënai bin Zerahya, dan bersama-sama dia dua 

ratus orang laki-laki; 5 dari bani Zatu: Sekhanya bin Yahaziel, dan bersama-sama dia tiga 

ratus orang laki-laki; 6 dan dari bani Adin: Ebed bin Yonatan, dan bersama-sama dia lima 

puluh orang laki-laki; 7 dari bani Elam: Yesaya bin Atalya, dan bersama-sama dia tujuh 

puluh orang laki-laki; 8 dan dari bani Sefaca: Zebaja bin Mikhael, dan bersama-sama dia 

delapan puluh orang laki-laki; 9 dan dari bani Yoab: Obaja bin Yehiel, dan bersama-sama 


 

686 

dia dua ratus delapan belas orang laki-laki; 10 dan dari bani Bani: Selomit bin Yosifya, dan 

bersama-sama dia seratus enam puluh orang laki-laki; 11 dan dari bani Bebai: Zakharia 

bin Bebai, dan bersama-sama dia dua puluh delapan orang laki-laki; 12 dan dari bani 

Azgad: Yohanan bin Hakatan, dan bersama-sama dia seratus sepuluh orang laki-laki; 13 

dan dari bani Adonikam: yang datang kemudian, dan inilah nama mereka: Elifelet, Yehiel 

dan Semaya, dan bersama-sama mereka enam puluh orang laki-laki; 14 dan dari bani 

Bigwai: Utai dan Zabud dan bersama-sama dia tujuh puluh orang laki-laki. 15 Aku 

menghimpunkan mereka dekat sungai yang mengalir ke Ahawa dan di sana kami 

berkemah tiga hari lamanya. Ketika kuselidiki mereka, ternyata ada orang-orang Israel 

awam dan imam-imam, namun  tidak kudapati di antara mereka orang-orang dari bani 

Lewi. 16 Sebab itu aku mengirim Eliezer, Ariel, Semaya, Elnatan, Yarib, Elnatan, Natan, 

Zakharia, Mesulam, yaitu  kepala-kepala kaum keluarga, dan Yoyarib dan Elnatan, yaitu  

pengajar-pengajar, 17 dengan suatu pesan untuk Ido, kepala setempat di Kasifya. Aku 

menaruh perkataan-perkataan ke dalam mulut mereka untuk dikatakan kepada Ido dan 

saudara-saudaranya, para budak di bait Tuhan  di Kasifya itu, supaya mereka 

mendatangkan kepada kami orang-orang yang harus menyelenggarakan kebaktian di 

rumah Tuhan  kami. 18 Kemudian sebab  tangan murah Tuhan  kami itu melindungi kami, di-

datangkanlah oleh mereka kepada kami orang-orang yang berakal budi dari bani Mahli 

bin Lewi bin Israel, yaitu  Serebya dengan anak-anak dan saudara-saudaranya, delapan 

belas orang; 19 dan Hasabya beserta Yesaya, dari bani Merari, dan saudara-saudaranya 

dan anak-anak mereka, dua puluh orang; 20 dan dari para budak di bait Tuhan , yang 

diberikan Daud dan para pembesar untuk membantu pekerjaan orang-orang Lewi, dua 

ratus dua puluh orang, yang masing-masing ditunjuk dengan disebut namanya. 

Ezra, setelah menerima perintah dari sang raja, segera menghimpun para 

sukarelawan, seperti yang tampak dalam penggambarannya, menegakkan panji-

panji untuk mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang dan orang-orang 

Yehuda yang terserak (Yes. 11:12). “Siapa saja dari putra-putra Sion, yang 

sedang diam dengan puteri-puteri Babel, berkeinginan untuk pergi ke Yerusalem, 

sebab  sekarang Bait Suci di sana selesai dibangun dan ibadah di Bait Suci mulai 

berjalan lagi, maka sekaranglah waktu mereka untuk berangkat.” Nah, orang 

akan berpikir bahwa di bawah seorang pemimpin yang demikian, dengan 

dorongan-dorongan yang demikian, maka semua orang Yahudi pada akhirnya 

akan mengebaskan debu dari pada mereka dan menanggalkan ikatan-ikatan dari 

leher mereka, sesuai dengan panggilan dalam Kitab Yesaya itu (Yes. 52:1-2, dst.). 

Saya heran bagaimana siapa pun dari mereka dapat membaca pasal itu, namun 

tetap tinggal di tempat. Akan namun , banyak orang tetap tinggal. Mereka lebih 

menyukai kenyamanan mereka dibandingkan  agama mereka, berpikir bahwa 

keadaan mereka sudah baik-baik saja, dan entah tidak percaya bahwa Yerusalem 

akan menjadikan keadaan mereka lebih baik atau tidak berani pergi ke sana 

dengan melewati suatu kesukaran. namun  di sini kita diberi tahu,  

I. Bahwa beberapa orang menawarkan diri untuk pergi bersama Ezra. Kepala 

dari sejumlah keluarga disebutkan namanya di sini, bagi kehormatan 

mereka, dan jumlah laki-laki yang dibawa oleh tiap-tiap keluarga itu, yang 

semuanya mencapai 1.496 orang. Dua imam disebutkan namanya (ay. 2) dan 

Kitab Ezra 8:1-20 

 

687 

salah satunya yaitu  keturunan Daud. Akan namun , sepertinya, mereka 

datang tanpa keluarga mereka, mungkin dengan bermaksud untuk melihat 

dulu apakah mereka menyukai Yerusalem atau tidak, dan baru kemudian 

entah mengundang keluarga mereka atau kembali kepada keluarga mereka, 

sesuai yang mereka putuskan nanti. Sejumlah keluarga atau kaum mereka, 

yang disebutkan namanya di sini, telah kita baca sebelumnya dalam pasal 2. 

Sebagian telah berangkat pada waktu itu, sebagian lagi berangkat sekarang, 

sebagaimana Tuhan  menggerakkan hati mereka. Sebagian dipanggil ke dalam 

kebun anggur pada pukul sembilan pagi, sebagian yang lain baru dipanggil 

pada pukul lima petang, namun bahkan mereka ini tidak ditolak. namun  di 

sini kita membaca tentang bani Adonikam yang datang kemudian (ay. 13), 

yang oleh sebagian penafsir dipahami sebagai cela bagi mereka, bahwa 

mereka yaitu  yang terakhir yang mendaftarkan diri kepada Ezra. Saya lebih 

memahami hal itu sebagai pujian bagi mereka, bahwa sekarang seluruh bani 

keluarga tersebut kembali dan tak seorang pun yang tetap tinggal. 

II. Bahwa orang-orang Lewi yang ikut dalam rombongan ini boleh dikatakan 

terpaksa melakukan pelayanan ini. Ezra menetapkan sebuah pertemuan 

umum bagi seluruh rombongannya di suatu tempat tertentu pada hari tahun 

baru, pada tanggal satu bulan pertama (7:9). Pada waktu itu dan di tempat 

itu ia bisa melihat mereka semuanya, dan mengumpulkan mereka, dan 

anehnya, tidak didapatinya di antara mereka orang-orang dari bani Lewi (ay. 

15). Memang ada beberapa imam, namun tidak ada yang dari suku Lewi. Di 

manakah semangat dari suku yang kudus itu? Ezra, seorang imam, sama 

seperti Musa menyatakan, siapa yang memihak kepada TUHAN? Mereka, 

tidak seperti orang Lewi, undur dan menyembunyikan diri, dan tinggal 

duduk di antara kandang-kandang sambil mendengarkan seruling pemanggil 

kawanan. Kita menduga bahwa mereka memiliki tempat-tempat ibadah di 

Babel, tempat mereka berdoa, berkhotbah, dan memelihara Sabat dan, ketika 

mereka tidak dapat memiliki tempat yang lebih baik, beralasan bagi mereka 

untuk bersyukur atas tempat-tempat ibadah itu. namun  sebab  sekarang Bait 

Suci di Yerusalem telah dibuka, dan orang Lewi ditahbiskan untuk 

melakukan ibadah di dalamnya, maka mereka seharusnya lebih memilih 

pintu-pintu gerbang Sion dibandingkan  semua tempat ibadah itu. Hal itu dicatat 

di sini sebagai cela bagi mereka. namun  janganlah kabarkan itu di Gat. Ezra, 

ketika mengamati bahwa tidak ada orang Lewi dalam rombongannya, 

merasa sangat kebingungan. Ia mempunyai cukup banyak uang untuk ibadah 

di bait suci, namun  kekurangan orang. Raja dan para pembesar telah berbuat 

lebih dibandingkan  yang menjadi bagian mereka, namun  bani Lewi bahkan belum 


 

688 

melakukan setengah dari bagian mereka. Sebelas orang, yaitu kepala-kepala 

kaum mereka, dan orang-orang yang berakal budi, dipilih Ezra dari antara 

rombongannya, untuk dipakai guna mengisi kekosongan yang menyedihkan 

ini. Dan di sini kita diberi tahu,  

1. Tentang pengutusan mereka. Ezra mengutus mereka ke suatu tempat yang 

tepat, di mana ada sekumpulan orang Lewi, yaitu Kasifya, mungkin 

sebuah jalanan atau lapangan di Babel yang digunakan sebagai tempat 

berkumpulnya orang Lewi – Jalan Perak, demikian kita dapat 

menyebutnya, sebab kesef berarti perak. Ia mengutus mereka kepada 

orang yang tepat, kepada Ido, kepala kumpulan orang Lewi itu, bukan 

untuk mendesaknya supaya datang sendiri (kita dapat menduga bahwa 

dia sudah tua dan tidak kuat untuk bepergian seperti itu), melainkan 

untuk mengirimkan beberapa orangnya yang lebih muda, orang-orang 

yang harus menyelenggarakan kebaktian di rumah Tuhan  kami (ay. 17). 

Dilengkapinya rumah Tuhan  dengan para pelayan yang baik yaitu  suatu 

pekerjaan yang baik, yang akan mendatangkan penghiburan dan pujian 

bagi semua orang yang ikut andil di dalamnya.  

2. Tentang keberhasilan mereka. Mereka tidak kembali tanpa menjalankan 

tugas. Sebaliknya, kendati pemberitahuan itu mendadak, mereka 

membawa sekitar 40 orang Lewi untuk menemani Ezra, yaitu Serebya, 

yang terkenal sebagai seorang yang sangat cerdas, beserta 18 orang yang 

bersamanya (ay. 18), Hasabya, dan Yesaya, beserta 20 orang yang 

bersama mereka (ay. 19). Melalui hal ini tampak bahwa mereka tidak 

menolak untuk pergi, namun  malas dan tak acuh, dan hanya mau pergi 

kalau dipanggil dan didorong. Sangat disayangkan bahwa orang-orang 

yang baik harus mengabaikan suatu pekerjaan yang baik, semata-mata 

sebab  tidak diminta melakukannya! Sangat disayangkan bahwa mereka 

perlu diminta melakukannya, namun , kalau memang mereka perlu 

diminta, sangat disayangkan bahwa mereka harus dibiarkan begitu saja 

tanpa diminta! Dari kalangan para budak di Bait Tuhan , pelayan-pelayan 

dari kumpulan suci itu, species infima – jabatan terendah dari pelayan di 

Bait Suci, tampak ada lebih banyak orang yang siap pergi dibandingkan 

dari kalangan orang Lewi sendiri. Dari mereka ada 220 orang, setelah 

mendengar panggilan mendadak ini, yang mendaftarkan diri, dan 

mendapat kehormatan untuk ditunjuk dengan disebutkan namanya 

dalam pemanggilan Ezra (ay. 20). “Demikianlah,” kata Ezra, “kami di-

lengkapi dengan orang-orang Lewi, sebab  tangan murah Tuhan  kami itu 

melindungi kami.” Apabila terjadi kekurangan hamba-hamba Tuhan, lalu 

kekosongan itu segera diisi dengan baik, maka biarlah Tuhan  

Kitab Ezra 8:1-20 

 

689 

dipermuliakan, dan tangan-Nya yang murah diakui sebagai yang 

melayakkan mereka bagi pelayanan itu, yang mencondongkan mereka 

untuk melakukan pelayanan itu, dan yang membuka pintu kesempatan 

bagi mereka. 

Doa Puasa Ezra 

(8:21-23) 

21 Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami 

merendahkan diri di hadapan Tuhan  kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi 

kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami. 22 sebab  aku malu meminta 

tentara dan orang-orang berkuda kepada raja untuk mengawal kami terhadap musuh di 

jalan; sebab kami telah berkata kepada raja, demikian: “Tangan Tuhan  kami melindungi 

semua orang yang mencari Dia demi keselamatan mereka, namun  kuasa murka-Nya menimpa 

semua orang yang meninggalkan Dia.” 23 Jadi berpuasalah kami dan memohonkan hal itu 

kepada Tuhan  dan Tuhan  mengabulkan permohonan kami. 

Ezra telah berhasil membawa orang-orang Lewi pergi bersamanya. namun  apa 

gunanya itu kecuali ada Tuhan  besertanya? Oleh sebab nya, itulah yang menjadi 

perhatiannya yang terutama. Dalam semua jalan hidup kita, kita harus mengakui 

Tuhan , khususnya ketika kita sedang berusaha untuk melayani kepentingan 

kerajaan-Nya di antara manusia. Demikianlah yang diperbuat Ezra di sini. 

Amatilah, 

I. Keyakinan teguh yang dimilikinya kepada Tuhan  dan akan perlindungan-Nya 

yang penuh rahmat. Ia memberi tahu sang raja (ay. 22) apa dasar pandangan 

yang dipegangnya, bahwa orang-orang yang mencari Tuhan  akan aman di 

bawah naungan sayap-Nya, bahkan di dalam bahaya yang terbesar 

sekalipun, namun  mereka yang meninggalkan Dia akan senantiasa terpapar 

pada bahaya, bahkan ketika mereka merasa sangat aman. Kuasa Tuhan  dike-

rahkan bagi hamba-hamba Tuhan , namun  kuasa itu dikerahkan melawan 

musuh-musuh-Nya. Hal ini dipercayai Ezra dengan segenap hatinya, dan 

dengan mulutnya ia mengakuinya di hadapan raja. Oleh sebab  itu, ia merasa 

malu untuk meminta iring-iringan kepada raja, supaya jangan sampai dia 

memberi alasan kepada raja dan orang-orang di sekelilingnya untuk 

meragukan kuasa Tuhan  untuk menolong umat-Nya, atau keyakinan Ezra 

akan kuasa tersebut. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan , dan berkeme-

nangan di dalam Dia, akan malu mencari perlindungan dari makhluk ciptaan, 

terutama mencari jalan sendiri untuk aman, sebab  dengan demikian 

mereka menentang diri mereka sendiri dan keyakinan diri mereka. Bukan 

berarti bahwa orang-orang yang bergantung kepada Tuhan  tidak boleh meng-


 

690 

gunakan sarana yang tepat untuk mempertahankan hidup mereka. Mereka 

tidak perlu merasa malu berbuat demikian. Akan namun , apabila menyangkut 

kehormatan Tuhan , kita akan lebih memilih membahayakan diri sendiri 

dibandingkan  melakukan apa saja yang merusak kehormatan-Nya, yang harus 

lebih kita sayangi dibandingkan  nyawa kita. 

II. Permohonan sungguh-sungguh yang disampaikan oleh Ezra kepada Tuhan  

dalam keyakinannya itu: Ia memaklumkan puasa (ay. 21). Tak diragukan lagi 

bahwa dia sendiri telah memohon petunjuk Tuhan  dalam perkara ini sejak 

pertama kali hal itu terbesit dalam pikirannya. namun  belas kasihan untuk 

semua orang harus diminta dengan doa dari semua orang, supaya semua 

orang yang akan berbagi dalam penghiburan darinya dapat bergabung di da-

lam permohonan untuknya. Puasa mereka yaitu ,  

1. Untuk menyatakan kerendahan hati mereka. Hal ini disampaikan Ezra 

sebagai maksud dan tujuan dari doa puasa tersebut. “Supaya kami 

merendahkan diri di hadapan Tuhan  sebab  dosa-dosa kami, dan dengan 

demikian dijadikan layak untuk menerima pengampunan atas dosa-dosa 

itu.” Ketika kita tengah memasuki jalan hidup yang baru, kita harus 

berupaya untuk tidak membawa satu pun kesalahan dari dosa-dosa kita 

yang dulu. Ketika kita terancam bahaya besar, hendaklah kita memastikan 

untuk berdamai dengan Tuhan , maka barulah kita akan aman, tidak ada 

yang benar-benar dapat mencelakakan kita.  

2. Untuk menggugah permohonan-permohonan mereka. Doa selalu disertai 

dengan ibadah puasa. Keperluan mereka datang di hadapan takhta 

anugerah yaitu  untuk memohon kepada Tuhan  jalan yang aman, yaitu 

untuk menyerahkan diri kepada bimbingan Penyelenggaraan ilahi, untuk 

menempatkan diri di bawah perlindungan ilahi, dan untuk memohon 

Tuhan  agar menuntun dan menjaga mereka dalam perjalanan serta mem-

bawa mereka dengan selamat sampai ke tujuan. Mereka yaitu  orang-

orang asing di sepanjang jalan, harus berjalan melewati negeri-negeri 

para musuh mereka, dan tidak memiliki tiang awan dan tiang api untuk 

menuntun mereka, seperti yang dahulu dimiliki oleh nenek moyang 

mereka. Namun mereka percaya bahwa kuasa dan perkenanan Tuhan , 

dan pelayanan para malaikat-Nya, akan menjadi pengganti tiang awan 

dan tiang api itu bagi mereka. Dan melalui doa mereka berharap untuk 

mendapatkan pertolongan ilahi. Perhatikanlah, sudah menjadi hikmat 

dan kewajiban kita untuk menyerahkan kepada Tuhan , melalui doa, 

segala kekhawatiran kita tentang diri kita sendiri, keluarga kita, dan 

harta benda kita, dan menyerahkan penjagaannya kepada Dia (Flp. 4:6). 

Kitab Ezra 8:1-20 

 

691 

III. Keberhasilan mereka dalam melakukan doa puasa itu (ay. 23): Kami 

memohonkan hal itu kepada Tuhan  melalui doa bersama, dan Ia mengabulkan 

permohonan kami. Mereka memiliki suatu jaminan yang menghibur di dalam 

pikiran mereka bahwa doa-doa mereka akan dijawab, dan apa yang 

kemudian terjadi membuktikannya. Sebab orang yang mencari Tuhan  dengan 

sungguh-sungguh tidak akan pernah mencari-Nya dengan sia-sia. 

Perhatian Ezra terhadap Harta Benda Bait Suci 

(8:24-30) 

24 Lalu aku memilih dua belas orang pemuka imam, yaitu  Serebya dan Hasabya, dan 

bersama-sama mereka sepuluh orang dari antara saudara-saudara mereka. 25 Aku 

menimbang bagi mereka perak, emas, dan perlengkapan-perlengkapan, yaitu  

persembahan-persembahan khusus bagi rumah Tuhan  kami yang dikhususkan oleh raja 

serta penasihat-penasihatnya dan pembesar-pembesarnya dan semua orang Israel yang 

ada di sana. 26 Pula aku menimbang untuk menyerahkan ke tangan mereka: perak enam 

ratus lima puluh talenta, perlengkapan perak seharga seratus talenta, emas seratus 

talenta, 27 dua puluh piala emas seharga seribu dirham dan dua buah perlengkapan dari 

pada tembaga murni yang mengkilat dan indah seperti emas. 28 Dan aku berkata kepada 

mereka: “Kamu kudus bagi TUHAN, dan perlengkapan-perlengkapan ini pun kudus, dan 

perak dan emas ini yaitu  persembahan sukarela kepada TUHAN, Tuhan  nenek 

moyangmu; 29 rawatlah dan jagalah itu sampai kamu dapat menimbangnya di depan para 

pemuka imam serta orang-orang Lewi dan para pemimpin kaum keluarga orang Israel di 

Yerusalem, di dalam bilik-bilik rumah TUHAN.” 30 Lalu para imam dan orang-orang Lewi 

menerima perak dan emas dan perlengkapan-perlengkapan yang telah ditimbang itu 

untuk dibawa ke Yerusalem, ke rumah Tuhan  kami. 

Dalam perikop ini kita membaca sebuah penjelasan tentang perhatian khusus 

yang diberikan Ezra terhadap harta benda yang ada padanya, yang menjadi milik 

tempat kudus Tuhan . Amatilah,  

1. Setelah menyerahkan pemeliharaan harta benda itu kepada Tuhan , sekarang 

dia menyerahkan pemeliharaannya kepada orang-orang yang tepat, yang 

bertugas untuk menjaganya, kendati tanpa Tuhan  sia-sia saja mereka bekerja. 

Perhatikanlah, doa-doa kita harus selalu didukung dengan usaha kita. 

Perhatian terhadap Injil Kristus, jemaat-Nya, dan ketetapan-ketetapan-Nya, 

tidak boleh diserahkan kepada-Nya dengan sepenuh-penuhnya, namun  harus 

pula dipercayakan kepada orang-orang yang dapat dipercayai (2Tim. 2:2). 

2. Sesudah berdoa kepada Tuhan  untuk menjaga semua barang yang ada pada 

mereka, Ezra memperlihatkan dirinya peduli secara khusus terhadap bagian 

yang menjadi milik rumah Tuhan  dan yang akan dipersembahkan kepada-

Nya. Adakah kita berharap agar Tuhan , oleh penyelenggaraan-Nya, menjaga 

apa yang menjadi milik kita? Maka dari itu marilah kita, oleh anugerah-Nya, 

menjaga apa yang menjadi milik-Nya. Biarlah kehormatan dan kepentingan 


 

692 

Tuhan  menjadi kepedulian kita. Maka barulah kita dapat berharap agar hidup 

dan penghiburan kita menjadi kepedulian-Nya. Amatilah, 

(1) Siapa orang-orang yang diserahi Ezra persembahan bagi rumah Tuhan . 

Dua belas orang pemuka imam, dan orang Lewi yang sama banyaknya, 

diberi kepercayaan ini (ay. 24, 30). Mereka terikat oleh jabatan mereka 

untuk mengurus barang-barang persembahan bagi Tuhan , dan secara 

khusus akan mendapat manfaat dari harta benda suci ini. Ezra memberi 

tahu mereka mengapa dia mempercayakan barang-barang itu ke dalam 

tangan mereka (ay. 28): “Kamu kudus bagi TUHAN, dan perlengkapan-

perlengkapan ini pun kudus. Dan siapakah yang begitu tepat untuk 

mengurus barang-barang kudus selain orang-orang yang kudus? Orang-

orang yang memiliki martabat dan kehormatan imamat harus mau juga 

menjalankan kepercayaan dan kewajiban imamat. Nabi Yesaya sedang 

menubuatkan kembalinya umat Tuhan  dan hamba-hamba-Nya dari Babel, 

ketika dia memberikan perintah yang khidmat itu (Yes. 52:11), 

sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah 

TUHAN!  

(2) Ketepatan luar biasa yang dengannya Ezra menyerahkan kepercayaan 

ini ke dalam tangan mereka: Ia menimbang bagi mereka perak, emas, dan 

perlengkapan-perlengkapan (ay. 25), sebab  dia berharap untuk 

menerimanya kembali dari mereka menurut timbangan. Dalam semua 

kepercayaan yang diberikan kepada kita, terutama dalam hal-hal yang 

kudus, kita harus menimbang dengan tepat, dan menjaga pengertian 

yang benar pada kedua sisi. Pada zaman Zerubabel, perlengkapan-

perlengkapan bait suci dihitung berdasarkan jumlah, di sini berdasarkan 

berat timbangan, agar semua barang dapat dikeluarkan dan mudah 

kelihatan jika ada yang hilang. Hal ini menyiratkan bahwa orang-orang 

yang dipercayai dengan barang-barang kudus (dan memang demikian 

semua orang yang dipercayakan rahasia Tuhan ) berkepentingan untuk 

mengingat, baik dalam menerima kepercayaan maupun dalam menjalan-

kannya, bahwa mereka harus segera memberikan pertanggungjawaban 

tentangnya dengan sangat terperinci. Ini supaya mereka dapat setia 

terhadap kepercayaan yang mereka terima dan dengan demikian 

memberikan pertanggungjawaban mereka dengan sukacita.  

(3) Pesan yang disampaikan Ezra kepada mereka mengenai barang-barang 

kudus ini (ay. 29): “Rawatlah dan jagalah itu, agar barang-barang itu 

tidak hilang, atau digelapkan, atau tercampur dengan barang-barang 

lain. Simpanlah sebagian secara bersama-sama, simpanlah yang lain 

secara sendiri-sendiri, simpanlah dengan aman, sampai engkau menim-

Kitab Ezra 8:1-20 

 

693 

bangnya di Bait Suci, di hadapan pejabat-pejabat tinggi di sana.” Dengan 

ini Ezra menyatakan betapa mereka berkepentingan untuk bersikap 

hati-hati dan setia, dan betapa akan menjadi kehormatan mereka untuk 

didapati demikian. Begitu pula ketika Paulus menitipkan harta kekayaan 

Injil kepada Timotius, ia berpesan kepada Timotius untuk 

memeliharanya hingga pada saat Yesus Kristus menyatakan diri-

Nya, dan hingga Timotius datang menghadap Dia untuk memberikan 

pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diberikan kepadanya, 

ketika kesetiaannya akan menjadi mahkotanya. 

Kedatangan Ezra di Yerusalem 

(8:31-36) 

31 Kemudian berangkatlah kami dari sungai Ahawa pergi ke Yerusalem pada tanggal dua 

belas bulan pertama untuk berjalan ke Yerusalem, dan tangan Tuhan  kami melindungi 

kami dan menghindarkan kami dari tangan musuh dan penyamun. 32 Maka tibalah kami di 

Yerusalem. Sesudah kami tinggal di sana selama tiga hari, 33 maka pada hari yang 

keempat ditimbanglah perak dan emas dan perlengkapan-perlengkapan itu di dalam 

rumah Tuhan  kami di bawah pengawasan imam Meremot bin Uria, yang didampingi oleh 

Eleazar bin Pinehas, dan mereka dibantu oleh Yozabad bin Yesua dan Noaja bin Binui, 

orang-orang Lewi. 34 Semuanya dihitung dan ditimbang kembali, dan jumlah 

timbangannya dibukukan. 35 Pada waktu itu juga orang-orang yang telah kembali dari 

penawanan, yaitu  mereka yang pulang dari pembuangan, mempersembahkan sebagai 

korban bakaran kepada Tuhan  Israel: lembu jantan dua belas ekor untuk seluruh Israel, 

domba jantan sembilan puluh enam ekor, anak domba tujuh puluh tujuh ekor, kambing 

jantan sebagai korban penghapus dosa dua belas ekor, semuanya itu sebagai korban ba-

karan bagi TUHAN. 36 Mereka menyampaikan juga surat perintah raja kepada wakil-wakil 

raja dan bupati-bupati daerah sebelah barat sungai Efrat, dan orang-orang itu memberi 

sokongan kepada bangsa kita dan kepada rumah Tuhan . 

Kita sekarang akan mengiringi Ezra ke Yerusalem, sebuah perjalanan sekitar 

empat bulan lamanya. namun  rombongannya membuat perjalanannya lamban 

dan perhentian-perhentiannya singkat. Sekarang dalam perikop ini kita diberi 

tahu, 

I. Bahwa Tuhan nya baik, dan dia mengakui kebaikan-Nya: Tangan Tuhan  kami 

melindungi kami, untuk menghidupkan semangat kami bagi pekerjaan kami. 

Kepada Dia mereka mengakui,  

1. Bahwa mereka telah dijaga dalam perjalanan mereka, sehingga tidak 

seluruhnya binasa. Sebab ada musuh-musuh yang menghadang mereka di 

jalan untuk berbuat jahat kepada mereka, atau paling tidak, seperti orang 

Amalek, untuk menghantam barisan belakang mereka, namun  Tuhan  

melindungi mereka (ay. 31). Bahkan bahaya yang biasa mengintai kita di 


 

694 

perjalanan mewajibkan kita untuk menguduskan keberangkatan kita de-

ngan doa, dan kepulangan kita dalam keadaan selamat dengan pujian 

dan ucapan syukur. Jauh terlebih lagi kita harus mengarahkan 

pandangan kepada Tuhan  dalam perjalanan yang berbahaya seperti ini.  

2. Bahwa mereka telah dibawa dengan selamat sampai ke tempat tujuan 

(ay. 32). Hendaklah orang-orang yang dengan teguh menghadapkan 

wajah mereka ke Yerusalem Baru terus berjalan dan bertekun hingga 

akhir, sampai mereka tiba di hadapan Tuhan  di Sion. Maka mereka akan 

mendapati bahwa Dia yang telah memulai pekerjaan baik akan 

meneruskannya sampai pada akhirnya. 

II. Bahwa harta benda yang ada pada Ezra tetap berjumlah sama. Ketika 

mereka telah tiba di Yerusalem, mereka tidak sabar untuk menjalankan 

kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka. Oleh sebab nya, mereka 

datang menghadap para pejabat di Bait Suci, yang menerima harta benda itu 

dari mereka dan memberi mereka surat keterangan telah menunuaikan 

tugas dengan baik (ay. 33-34). Sungguh lega apabila kita telah dilepaskan 

dari tugas yang dipercayakan kepada kita. Dan suatu kehormatan besar bagi 

nama kita jika kita dapat menunjukkan bahwa tugas itu telah dijalankan 

dengan setia.  

III. Bahwa rombongannya yaitu  orang-orang yang saleh. Segera setelah sampai 

di dekat mezbah, mereka merasa wajib untuk mempersembahkan korban, 

apa pun yang telah mereka lakukan di Babel (ay. 35). Jika kita tidak 

mempunyai kesempatan untuk berbuat sesuatu, maka kita akan dimaklumi 

apabila tidak melakukan perbuatan itu. namun  ketika pintu kesempatan 

terbuka kembali, maka kita diharapkan untuk melakukan perbuatan itu. Pa-

tut diperhatikan,  

1. Bahwa di antara korban-korban mereka, ada korban penghapus dosa. 

Sebab hanya pendamaianlah yang dapat mempermanis dan menjamin 

setiap belas kasihan bagi kita, yang tidak akan sungguh-sungguh 

menghibur kecuali pelanggaran dihapuskan dan kita diperdamaikan 

dengan Tuhan .  

2. Bahwa jumlah persembahan mereka terkait dengan jumlah suku Israel, 12 

lembu jantan, 12 kambing jantan, dan 96 domba jantan (yaitu 8 kali 12), 

yang menyiratkan persatuan antara dua kerajaan, sesuai dengan yang 

telah dinubuatkan (Yeh. 37:22). Mereka tidak lagi berangkat dua suku ke 

satu arah dan sepuluh suku ke arah lain, melainkan kedua belas suku ber-

temu melalui perwakilan-perwakilan mereka di mezbah yang sama. 

Kitab Ezra 8:1-20 

 

695 

IV. Bahwa bahkan musuh-musuh orang Yahudi menjadi teman mereka, tunduk 

kepada perintah Ezra, dan, bukannya menghambat umat Tuhan , mereka 

justru memberikan sokongan kepada umat Tuhan  (ay. 36), semata-mata 

dalam ketaatan kepada raja. Ketika sang raja tampak bersikap lunak, mereka 

semua juga ingin tampak demikian. Maka pada waktu itu jemaat berada 

dalam keadaan damai. 

 

 

PASAL  9  

apat kita duga bahwa segala perkara menyangkut jemaat ada dalam 

keadaan yang sangat baik sekarang, setelah Ezra memimpinnya. Dilihat 

dari luar, pemerintah bersikap baik terhadap mereka. Kita tidak mendengar 

keluhan perihal penganiayaan dan penindasan. Hati para musuh mereka telah 

diubahkan, atau setidak-tidaknya tangan mereka diikat. Bangsa-bangsa di 

sekitar mereka bersikap sopan, dan kita tidak mendengar adanya deru perang 

atau kabar-kabar tentang perang. Tidak ada seorang pun yang dapat membuat 

mereka takut. Segala sesuatu berjalan dengan sebaik-baiknya, mengingat bahwa 

mereka berjumlah sedikit, miskin, dan menjadi bawahan raja asing. Dilihat dari 

dalam, kita tidak mendengar apa-apa tentang Baal, Asytoret, ataupun Molokh. 

Tidak ada patung, tiang berhala, ataupun anak lembu emas, bahkan bukit-bukit 

pengorbanan pun tidak, bukan saja tidak ada mezbah penyembahan berhala, 

namun  juga mezbah-mezbah yang terpisah pun tidak ada. Sebaliknya, rumah Tuhan  

dihormati sebagaimana mestinya, dan ibadah di dalamnya dipelihara dengan 

baik. Namun, ternyata tidak seluruhnya berjalan dengan baik. Bahkan pada masa-

masa termurni jemaat pun ada kebobrokan, dan jemaat tidak akan pernah diper-

hadapkan kepada Tuhan  “tanpa cacat kerut” sampai menjadi “jemaat yang cemer-

lang,” jemaat yang “menang” (Ef. 5:27). Di dalam pasal ini kita mendapati, 

I. Sebuah keluhan yang disampaikan kepada Ezra perihal banyaknya 

perkawinan yang telah diadakan dengan wanita -wanita  asing 

(ay. 1-2). 

II. Kesusahan besar yang dirasakan Ezra, dan orang-orang lain yang 

mengikuti teladannya, saat mendengar kabar ini (ay. 3-4). 

III. Pengakuan Ezra yang sungguh-sungguh perihal dosa ini kepada Tuhan , 

yang disertai dengan dukacita dan rasa malu menurut kehendak Tuhan  

(ay. 5-15). 


 

698 

Pembaharuan yang Dilakukan Ezra 

(9:1-4) 

1 Sesudah semuanya itu terlaksana datanglah para pemuka mendekati aku dan berkata: 

“Orang-orang Israel awam, para imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari 

penduduk negeri dengan segala kekejiannya, yaitu  dari orang Kanaan, orang Het, orang 

Feris, orang Yebus, orang Amon, orang Moab, orang Mesir dan orang Amori. 2 sebab  

mereka telah mengambil isteri dari antara anak wanita  orang-orang itu untuk diri 

sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan 

penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan 

perbuatan tidak setia itu.” 3 Ketika aku mendengar perkataan itu, maka aku mengoyakkan 

pakaianku dan jubahku dan aku mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah 

aku tertegun. 4 Lalu berkumpullah kepadaku semua orang yang gemetar sebab  firman 

Tuhan  Israel, oleh sebab perbuatan tidak setia orang-orang buangan itu, namun  aku tetap 

duduk tertegun sampai korban petang. 

Ezra, sama seperti Barnabas ketika datang ke Yerusalem dan melihat kasih 

karunia Tuhan  bagi saudara-saudara seiman di sana, pasti bersukacita dan 

menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan (Kis. 11:23). 

Ia tidak melihat suatu apa pun yang salah (banyak kebobrokan luput dari 

pandangan para penguasa yang paling waspada sekalipun). Akan namun , di sini 

ada sesuatu yang merusak sukacitanya. Berita sampai ke telinganya bahwa 

banyak orang, dan bahkan beberapa dari antara para pemuka, telah menikahi 

wanita  dari keluarga kafir, dan menjalin hubungan keluarga dengan orang 

asing. Amatilah, 

I. Dosa apa yang menjadi kesalahan mereka: Dosa itu yaitu  bercampur 

dengan penduduk negeri (ay. 2), berbaur dengan mereka baik dalam 

perdagangan maupun pergaulan, membiarkan diri akrab dengan mereka, 

dan, untuk melengkapi hubungan dekat itu, mengambil isteri dari antara 

anak wanita  orang-orang itu untuk anak-anak mereka. Kita mau 

berharap bahwa mereka tidak menyembah dewa-dewa asing, namun  bahwa 

pembuangan itu telah menyembuhkan mereka dari penyembahan berhala. 

Memang dikatakan bahwa mereka tidak memisahkan diri dari penduduk 

negeri dengan segala kekejiannya. Akan namun  (menurut Uskup Patrick), 

yang dimaksud di sini hanyalah mencontoh orang kafir dalam kebiasaan 

kawin campur dengan bangsa mana saja, yang secara perlahan-lahan akan 

membawa mereka kepada penyembahan berhala. Di dalam hal ini, 

1. Mereka tidak menaati perintah Tuhan  yang jelas, yang melarang segala 

bentuk keakraban dengan orang kafir, dan khususnya dalam ikatan 

pernikahan (Ul. 7:3). 

2. Mereka mencemarkan mahkota keistimewaan mereka, dan 

menempatkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa lain, padahal Tuhan , 

Kitab Ezra 9:1-4 

 

699 

melalui tanda-tanda perkenanan-Nya yang istimewa, baik belakangan ini 

maupun di masa lalu, telah mengangkat mereka di atas bangsa-bangsa 

itu. 

3. Mereka tidak mempercayai kuasa Tuhan  untuk melindungi dan 

meninggikan mereka. Mereka dituntun oleh cara duniawi, dengan 

harapan bisa memperkuat diri sendiri dan mempunyai pengaruh di antara 

bangsa-bangsa sekitar mereka melalui ikatan-ikatan ini. Ketidakpercayaan 

akan kemahacukupan Tuhan  yaitu  dasar dari tindakan kita dalam mencari 

segala cara yang menyedihkan untuk menolong diri sendiri. 

4. Mereka memperhadapkan diri mereka sendiri, dan jauh terlebih lagi 

anak-anak mereka, kepada bahaya penyembahan berhala, yaitu dosa 

yang pernah menjadi penyebab kehancuran jemaat dan bangsa mereka, 

yang diperkenalkan persis melalui cara ini. 

II.  Siapa saja orang-orang yang bersalah atas dosa ini. Mereka bukan hanya 

beberapa orang Israel yang tidak berpikir panjang, dan belum paham, 

melainkan juga para imam dan orang-orang Lewi, yang tugasnya 

mengajarkan hukum Taurat, termasuk hukum mengenai perkawinan dengan 

bangsa asing ini. sebab  kedudukan mereka yang lebih tinggi dibandingkan  orang 

Israel biasa, maka dosa ini menjadi kejahatan yang lebih besar. Sungguh 

menurunkan derajat orang-orang dari suku itu apabila mereka berpasangan 

dengan suku lain, dan mereka jarang melakukan hal itu kecuali dengan suku 

rajawi. namun  apabila mereka berpasangan dengan orang kafir, seperti orang 

Kanaan, orang Het, dan entah siapa lagi, sungguh itu merupakan penghinaan 

yang begitu besar, hingga orang akan menyangka bahwa kalau mereka 

memang memiliki rasa hormat, meskipun bukan kesadaran akan kewajiban, 

maka mereka tentu tidak akan melakukan dosa itu. Namun, ini belum yang 

terburuk. Para pemuka dan penguasalah, yang dengan wewenang mereka 

seharusnya dapat mencegah atau memperbaiki pelanggaran hukum yang 

berat ini, yang lebih dahulu melakukan perbuatan tidak setia itu. Apabila para 

penguasa melakukan pelanggaran, maka mereka akan dituduh lebih dahulu 

melakukannya, oleh sebab  pengaruh dari contoh buruk mereka terhadap 

orang lain. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai 

hawa nafsu. namun  sungguh celaka keadaan suatu bangsa, apabila para 

pemimpin mereka merusak akhlak mereka dan menyesatkan mereka. 

III. Kabar yang disampaikan kepada Ezra mengenai perkawinan dengan bangsa 

asing ini. Kabar itu disampaikan oleh orang-orang yang paling pantas 

mengeluh, yaitu para pemuka, sebagian dari mereka yang tetap menjaga 


 

700 

kelurusan hati mereka, dan bersama dengan itu martabat mereka. Mereka 

tidak akan dapat menuduh orang lain apabila mereka sendiri tida