tawarikh ester 3
liran setiap pekan.
Kitab 1 Tawarikh 9:1-13
73
IV. Banyak orang Lewi dipekerjakan sebagai penunggu pintu gerbang rumah
Tuhan . Empat orang kepala penunggu gerbang (ay. 26) dan 212 orang di
bawah mereka (ay. 22). Mereka bertugas mengawasi pintu gerbang (ay. 23),
menjaga ambang pintu Kemah (ay. 19), dan menjaga jalan masuk. Ini tampak
seperti tugas rendahan, namun Daud lebih suka berdiri di ambang pintu
rumah Tuhan dibandingkan diam di kemah-kemah orang fasik. Tugas mereka ialah,
1. Membuka pintu-pintu rumah Tuhan setiap pagi (ay. 27) dan menutupnya
pada malam hari.
2. Menjaga dari hal-hal yang najis dan menghalangi masuknya orang-orang
tertentu yang dilarang oleh hukum Taurat.
3. Mengarahkan dan menuntun orang-orang yang datang beribadah ke
pelataran Tuhan serta menunjukkan ke mana mereka harus pergi dan
apa yang harus dilakukan supaya tidak mendatangkan hukuman. Hal ini
memerlukan perhatian, kerajinan, dan pelayanan yang tetap. Pekerjaan
seperti itulah yang harus dilakukan para pelayan Tuhan.
V. Di antaranya ada Pinehas, anak Eleazar, yang dikatakan mengepalai mereka
sebelumnya (ay. 20). Nama itu bukan imam besar terkenal, namun
diperkirakan, merupakan seorang Lewi terkemuka, yang mengenai dia
disebutkan “TUHAN kiranya menyertai dia,” atau (menurut Alkitab versi
Aram), “Firman Tuhan yaitu penolongnya” – firman kekal, yaitu Yehova,
yang mahakuasa tempat pertolongan.
VI. Dikatakan bahwa sebagian dari mereka bermalam di sekitar rumah Tuhan itu
sebab tanggung jawab yang dilimpahkan kepada mereka (ay. 27). Alangkah
baik bagi para pelayan Tuhan untuk berada dekat dengan pekerjaannya,
supaya mereka bisa memberi diri seutuhnya bagi pelayanan tersebut. Orang-
orang Lewi berkemah di sekeliling Kemah saat mereka berjalan melintasi
padang belantara. Waktu itu, bisa dikatakan mereka yaitu tukang pikul,
memikul beban tempat kudus, namun sekarang menjadi tukang pikul dalam
bentuk lain, yaitu menjaga gerbang dan pintu-pintu. Dalam kedua
pengertian tersebut, mereka sama-sama memelihara tanggung jawab tempat
kudus.
VII. Setiap orang mengetahui tugasnya. Sebagian dipercayakan mengurus
perkakas, cawan-cawan untuk pelayanan, membawa barang-barang itu
keluar dan masuk sesuai jumlahnya (ay. 28). Sebagian lainnya ditunjuk
untuk mempersiapkan tepung halus, anggur, minyak, dsb. (ay. 29). Orang
lain, yaitu para imam, meracik minyak urapan kudus (ay. 30). Yang lain
74
lagi mengurus daging persembahan (ay. 31). Ada pula yang mengurus roti
sajian (ay. 32). Seperti halnya dalam rumah-rumah agung lain, demikian
pula dalam rumah Tuhan , pekerjaan hampir pasti terlaksana dengan baik
jika setiap orang mengetahui kewajiban posisinya masing-masing dan
melakukannya. Tuhan yaitu Tuhan atas keteraturan: jika sebuah pekerjaan
menjadi tugas setiap orang, maka pekerjaan itu tidak akan menjadi tugas
seorangpun.
VIII. Para penyanyi sibuk dengan pekerjaannya siang dan malam (ay. 33).
Mereka yaitu kepala-kepala puak orang Lewi yang menangani urusan itu,
bukan berarti orang-orang yang bernyanyi dan menjadikannya mata
pencaharian. Mereka tinggal di dalam kamar-kamar di Bait Suci supaya
bisa senantiasa dekat dan mengerjakannya. Dengan begitu, mereka bebas
dari pelayanan lainnya. Tampaknya, sebagian orang memang terus
menerus bernyanyi, setidaknya pada jam-jam tertentu, siang dan malam.
Demikianlah puji-pujian bagi Tuhan tetap ada, sebagaimana layaknya bagi
Dia yang selalu melakukan kebaikan. Demikianlah orang-orang saleh bisa
mendapat pertolongan dalam ibadah mereka setiap waktu. Demikianlah
pula Bait itu menjadi bayangan dari Bait sorgawi, di mana mereka tidak
berhenti-hentinya berseru siang dan malam memuji Tuhan (Why. 4:8).
Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus
memuji-muji Engkau.
Silsilah Raja Saul
(9:35-44)
35 Di Gibeon diam bapa Gibeon, yaitu Yeiel, dan nama isterinya ialah Maakha. 36 Anak
sulungnya ialah Abdon, lalu Zur, Kish, Baal, Ner, Nadab, 37 Gedor, Ahyo, Zakharia dan
Miklot. 38 Miklot memperanakkan Simeam. Juga mereka ini pergi diam berdekatan dengan
saudara-saudara mereka di Yerusalem bersama-sama saudara mereka yang lain. 39 Ner
memperanakkan Kish; Kish memperanakkan Saul; Saul memperanakkan Yonatan,
Malkisua, Abinadab dan Esybaal. 40 Anak Yonatan ialah Meribaal, dan Meribaal memper-
anakkan Mikha. 41 Anak Mikha ialah Piton, Melekh, Tahrea dan Ahas. 42 Ahas
memperanakkan Yaera; Yaera memperanakkan Alemet, Azmawet dan Zimri; Zimri
memperanakkan Moza. 43 Moza memperanakkan Bina, dan anak orang ini ialah Refaya,
dan anak orang ini ialah Elasa, dan anak orang ini ialah Azel. 44 Azel mempunyai enam
orang anak dan inilah nama-nama mereka: Azrikam, Bokhru, Ismael, Searya, Obaja dan
Hanan. Itulah anak-anak Azel.
Ayat-ayat tersebut tepat sama dengan pasal 8:29-38, berisi riwayat nenek
moyang Saul serta keturunan Yonatan. Di situ terdapat akhir silsilah Benyamin.
Di sini terdapat awal kisah Saul. Kita menerima saja pengulangan yang ada,
Kitab 1 Tawarikh 9:1-13
75
namun jika kita mengakui bahwa dalam tulisan-tulisan asli terdapat kesalahan
dari para penyalin kitab, khususnya dalam kitab-kitab ini, maka saya cenderung
berpikir bahwa pengulangan itu muncul sebab kekeliruan. Seseorang yang me-
nyalin silsilah tersebut, setelah menulis kalimat “mereka ini diam di Yerusalem”
(ay. 34), secara tidak sengaja ia melihat kalimat yang sama pada pasal 8:28,
“mereka ini diam di Yerusalem,” sehingga ia melanjutkan tulisannya dari situ,
bukan meneruskan kelanjutan setelah 9:34. Lalu, ketika menyadari kesalahannya,
ia enggan mengotori kitabnya (untuk mengoreksi), sehingga membiarkannya
saja. Dalam hukum kita terdapat peraturan Redundans non nocet – berlebih tidak
merugikan.
PASAL 10
ujuan Ezra di dalam Kitab Tawarikh ini yaitu memelihara catatan-catatan
tentang keluarga Daud, yang meskipun telah begitu tenggelam dan
berkurang dalam pandangan orang biasa akibat penawanan di Babel, namun
justru menjadi semakin gemilang dalam pandangan orang-orang yang hidup
dalam iman, dengan semakin mendekatnya kedatangan Sang Anak Daud. Oleh
sebab itu ia tidak mengulangi sejarah pemerintahan Saul, namun perihal kema-
tiannya yang membuka jalan bagi Daud untuk menduduki takhtanya. Di dalam
pasal ini kita mendapati,
I. Kekalahan mematikan yang dilakukan orang Filistin terhadap pasukan
Saul, dan pukulan mematikan yang diakibatkan Saul atas dirinya
sendiri (ay. 1-7).
II. Kemenangan orang Filistin (ay. 8-10).
III. Rasa hormat yang diperlihatkan penduduk Yabesh-Gilead kepada
mayat raja (ay. 11-12).
IV. Alasan penolakan terhadap Saul (ay. 13-14).
Kematian Saul
(10:1-7)
1 Orang Filistin berperang melawan orang Israel. Orang-orang Israel melarikan diri dari
hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa. 2 Orang
Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan Yonatan, Abinadab dan
Malkisua, anak-anak Saul. 3 Kemudian makin beratlah pertempuran itu bagi Saul; para
pemanah menjumpainya dan melukainya. 4 Lalu berkatalah Saul kepada pembawa
senjatanya: “Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang
yang tidak bersunat ini memperlakukan aku sebagai permainan.” namun pembawa senja-
tanya tidak mau, sebab ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan
menjatuhkan dirinya ke atasnya. 5 Ketika pembawa senjatanya melihat, bahwa Saul telah
mati, iapun menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya, lalu mati. 6 Jadi Saul, ketiga anaknya
dan segenap keluarganya sama-sama mati. 7 Ketika dilihat seluruh orang Israel yang di
lembah, bahwa tentara telah melarikan diri, dan bahwa Saul serta anak-anaknya sudah
T
78
mati, maka mereka meninggalkan kota-kota mereka lalu melarikan diri juga; kemudian
datanglah orang Filistin dan menetap di sana.
Catatan mengenai kematian Saul ini sama dengan yang kita dapati dalam Kitab 1
Samuel 31:1 dan seterusnya. Kita tidak perlu mengulangi uraiannya. Namun,
marilah kita amati,
1. Betapa para raja jatuh dalam dosa sehingga rakyat menderita sebab nya.
Sungguh merupakan masa menyedihkan bagi Israel ketika mereka melarikan
diri dari hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh (ay. 1), juga
ketika mereka meninggalkan kota-kota mereka, kemudian datanglah orang
Filistin dan menetap di sana (ay. 7). Kita tidak mendapati bahwa pada masa
ini mereka melakukan penyembahan berhala seperti sebelum itu pada masa
pemerintahan hakim-hakim, dan juga sesudah itu pada masa pemerintahan
raja-raja. Samuel telah memperbaharui mereka, dan mereka pun dibaharui.
Meskipun demikian, mereka diserahkan untuk dirampas, dan juga kepada
penjarah. Tidak perlu diragukan lagi bahwa di dalam diri mereka terdapat
cukup banyak hal yang membuat mereka pantas menerima penghukuman
ini. Namun, hal yang paling dituju oleh mata Keadilan ilahi yaitu dosa Saul.
Perhatikanlah, raja-raja dan orang-orang terkemuka sudah seharusnya
menjaga dengan sungguh agar tidak membangkitkan murka Tuhan . sebab
apabila mereka menyulut api amarah itu, mereka tidak akan tahu seberapa
banyak yang akan dimakan api itu demi mereka.
2. Apabila orangtua berdosa, anak-anak akan menderita sebab nya. Ketika
takaran kejahatan Saul sudah penuh dan hari kejatuhannya telah tiba, yang
telah diperkirakan terlebih dahulu oleh Daud dalam 1 Samuel 26:10, ia tidak
saja turun ke medan perang dan membunuh diri, namun putra-putranya
semuanya kecuali Isyboset, juga mati bersamanya. Juga Yonatan, orang
pengasih dan murah hati itu, termasuk di dalamnya. Sebab segala sesuatu
sama bagi sekalian. Demikianlah kejahatan para ayah jatuh ke atas anak-
anak, dan mereka ini pun jatuh sebagai bagian dari ayah mereka yang
dijatuhi hukuman. Perhatikanlah, orang-orang yang mengasihi keturunan
mereka harus meninggalkan dosa-dosa mereka, supaya mereka jangan
binasa bersama anak-anak mereka akibat kejahatan yang mereka lakukan,
dan mendatangkan kehancuran atas keluarga dan diri mereka sendiri, atau
membawa kutukan ke atas mereka setelah mereka sendiri sudah tiada.
3. Orang berdosa berbuat dosa dan pada akhirnya menderita oleh sebab nya,
meskipun hukuman mereka sudah lama ditangguhkan. Meskipun hukuman
itu tidak segera dilaksanakan, ia tetap akan dijalankan. Demikian juga halnya
dengan Saul. Dalam berbagai hal, kejatuhannya diakibatkan oleh dosanya.
Kitab 1 Tawarikh 10:1-7
79
(1) Sudah lebih dari satu kali ia melontarkan lembing kepada Daud, namun
tidak mengenai sasaran. Sebaliknya, para pemanah mengenai dirinya,
dan ia terluka oleh para pemanah itu.
(2) Ia telah memberikan perintah kepada Doeg untuk membunuh imam-
imam TUHAN. Sekarang, dalam keputusasaannya, ia menyuruh
pembawa senjatanya menghunus pedangnya dan menikam dia.
(3) Saul tidak mematuhi perintah Tuhan dengan tidak memusnahkan bangsa
Amalek, dan sekarang pembawa senjatanya tidak mematuhi perintahnya
untuk membunuhnya.
(4) Dia yang telah membunuh para imam, secara adil dibiarkan membunuh
dirinya. Dia yang membinasakan kota para imam, telah dibinasakan
bersama keluarganya. Lihat dan katakanlah, “Tuhanlah yang benar.”
Kematian Saul
(10:8-14)
8 Ketika keesokan harinya orang Filistin datang merampasi orang-orang yang mati
terbunuh itu, didapati mereka Saul dan anak-anaknya tergelimpang di pegunungan
Gilboa. 9 Mereka merampasinya dan mengambil kepala Saul dan senjata-senjatanya, lalu
menyuruh orang berkeliling di negeri orang Filistin untuk menyampaikan kabar itu
kepada berhala-berhala mereka dan kepada rakyat. 10 Kemudian mereka menaruh senjata-
senjata Saul di kuil Tuhan mereka, namun batu kepalanya dipakukan mereka di rumah Dagon.
11 Ketika seluruh Yabesh-Gilead mendengar tentang segala yang telah dilakukan orang
Filistin terhadap Saul, 12 maka bersiaplah segenap orang gagah perkasa, lalu pergi
mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya. Mereka membawanya ke Yabesh dan
menguburkan tulang-tulang mereka di bawah pohon besar, di Yabesh. Sesudah itu
berpuasalah mereka tujuh hari lamanya. 13 Demikianlah Saul mati sebab perbuatannya
yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh sebab ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan
juga sebab ia telah meminta petunjuk dari arwah, 14 dan tidak meminta petunjuk TUHAN.
Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai.
Di sini,
I. Kita dapat belajar dari keberhasilan orang Filistin menguasai mayat Saul,
1. Bahwa semakin tinggi martabat yang diperoleh manusia, maka semakin
tinggi pula bahaya yang mereka hadapi untuk jatuh ke dalam aib. sebab
Saul seorang raja, mayatnya diperlakukan dengan lebih keji dibandingkan
orang-orang lain yang terbunuh. Kemajuan membuat orang menjadi
sasaran kebencian.
2. Bahwa apabila kita tidak memberikan kemuliaan kepada Tuhan atas
keberhasilan kita, maka bahkan orang Filistin sekalipun akan bangkit
untuk menghakimi dan menghina kita. Sebab sesudah meraih
kemenangan atas Saul, orang Filistin menyampaikan kabar itu kepada
80
berhala-berhala mereka, yaitu berhala-berhala hina, yang tidak tahu apa
yang terjadi tidak jauh dari situ sampai kabar itu disampaikan kepada
mereka! Mereka juga menaruh senjata-senjata Saul di kuil Tuhan mereka
(ay. 10). Masakan Dagon bisa ikut berbagi penghormatan dalam
kemenangan mereka, sedang Tuhan yang hidup dilupakan dalam
kemenangan kita?
II. Kita dapat belajar dari keberhasilan penduduk Yabesh-Gilead dalam
menyelamatkan mayat Saul dan putra-putranya, bahwa sikap hormat patut
diberikan kepada sisa jasad orang-orang yang sudah tiada, terutama jasad
raja. Kita tidak perlu mempertanyakan kedudukan mereka di dalam
kekekalan, sebab hal itu harus diserahkan kepada Tuhan . Namun, kita harus
memperlakukan jasad dengan mengingat bahwa tadinya orang yang sudah
mati itu menyatu dengan jiwa yang abadi, dan kelak akan dipersatukan
kembali.
III. Kita dapat belajar dari keberhasilan Keadilan ilahi di tengah kehancuran
Saul,
1. Bahwa cepat atau lambat, dosa orang-orang berdosa pasti akan mengejar
dan menemukan mereka: Saul mati sebab perbuatannya.
2 Bahwa kebesaran orang tidak akan mengecualikan dirinya dari
penghukuman Tuhan .
3. Ketidaktaatan itu membunuh orang. Saul mati sebab tidak berpegang
pada firman TUHAN, yang olehnya ia diperintah untuk membinasakan
orang Amalek.
4. Meminta petunjuk dari arwah merupakan dosa yang segera menggenapi
takaran kejahatan dibanding dosa lain. Saul bertanya kepada roh-roh
peramal, dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN
membunuh dia (ay. 13-14). Saul membunuh dirinya sendiri, namun
disebutkan di sini bahwa TUHAN membunuh dia. Apa yang telah dilakukan
tangan-tangan yang keji, juga terjadi menurut maksud dan rencana-Nya.
Orang-orang yang menyerahkan diri kepada Iblis akan diserahkan
kepadanya. Begitulah kebinasaan yang akan menimpa mereka. Telah
dikatakan (1Sam. 28:6) bahwa Saul memang telah bertanya kepada
TUHAN, namun TUHAN tidak menjawab dia. Namun di sini dikatakan
bahwa ia tidak meminta petunjuk TUHAN. Ia tidak melakukannya sampai
ia dibuat mengalami kesesakan teramat sangat, namun saat itu semuanya
sudah terlambatlah.
Kitab 1 Tawarikh 10:1-7
81
PASAL 1 1
Dalam pasal ini diulangi lagi,
I. Pengangkatan Daud ke takhta, segera sesudah kematian Saul, melalui
kesepakatan bersama (ay. 1-3).
II. Direbutnya oleh Daud kubu pertahanan Sion dari tangan orang Yebus
(ay. 4-9).
III. Daftar orang-orang yang hebat dan para pahlawan dari kerajaannya (ay.
10-47).
Daud Naik Takhta
(11:1-9)
1 Lalu berkumpullah seluruh Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: “Ketahuilah,
kami ini darah dagingmu. 2 Telah lama, ketika Saul memerintah, engkaulah yang
memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN, Tuhan mu, telah berfirman kepadamu:
Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja
atas umat-Ku Israel.”
3 Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu Daud mengadakan
perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN, kemudian mereka mengurapi
Daud menjadi raja atas Israel, seperti yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan
Samuel. 4 Lalu Daud dengan seluruh orang Israel pergi ke Yerusalem; itulah Yebus, dan di
sana orang Yebus yaitu penduduk negeri itu. 5 Penduduk Yebus berkata kepada Daud:
“Engkau tidak sanggup masuk ke mari.” namun Daud merebut kubu pertahanan Sion,
yaitu kota Daud. 6 Daud telah berkata: “Siapa lebih dahulu memukul kalah orang Yebus, ia
akan menjadi kepala dan pemimpin.” Lalu Yoab, anak Zeruya, yang menyerang lebih
dahulu, maka ia menjadi kepala. 7 Lalu Daud menetap di kubu pertahanan itu, sebab itu
orang menamainya: Kota Daud. 8 Ia memperkuat kota itu sekelilingnya, mulai dari Milo,
bahkan sekelilingnya seluruhnya, sedang Yoab membangun kembali selebihnya dari kota
itu. 9 Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN semesta alam menyer-
tainya.
84
Di sini Daud berhasil mendapatkan,
I. Takhta Israel, sesudah dia memerintah tujuh tahun di Hebron dan hanya atas
Yehuda saja. Berdasarkan hubungan Daud dengan mereka (ay. 1),
pelayanannya di masa lalu yang baik, dan terutama penunjukan Ilahi (ay. 2),
orang Israel mengurapinya sebagai raja mereka. Dan dia berjanji untuk
melindungi mereka dan mereka mengikat sumpah serta janji setia
kepadanya (ay. 3). Amatilah,
1. Rencana Tuhan akan digenapi pada akhirnya, apa pun kesukaran yang
menghadang di jalan. Apabila Tuhan telah berkata, Daud akan
memerintah, maka sia-sia saja untuk menentangnya.
2. Orang-orang yang telah lama berdiri di jalan mereka sendiri, ketika
mereka menjadi lelah dengan dusta kesombongan mereka, maka
diharapkan mereka akan memahami hal-hal yang menjadi damai
sejahtera mereka dan kembali kepada kemurahan hati mereka sendiri.
3. Di antara raja dan rakyat ada sebuah perjanjian yang mula-mula, di mana
kedua pihak harus melaksanakannya dengan mata tertuju kepada Tuhan .
Apabila ada raja yang dapat menyatakan memiliki kekuasaan mutlak,
maka mungkin Daudlah orangnya, yang mungkin telah mendapat
kepercayaan dengan kuasa demikian. Namun demikian, dia mengadakan
suatu perjanjian dengan rakyat, mengambil sumpah penobatan, untuk
memerintah berdasarkan hukum.
II. Kubu pertahanan yang kuat di Sion, yang selama itu dikuasai oleh orang
Yebus hingga zaman Daud. Apakah Daud memang sudah lama mengincar
tempat itu kota kerajaan, atau apakah dia mendapat janji untuk itu dari
Tuhan , tidaklah pasti, namun tampaknya yang menjadi awal usahanya yaitu
menjadikan dirinya penguasa atas kubu pertahanan tersebut. Dan, ketika dia
telah memperolehnya, dia menyebutnya kota Daud (ay. 7). Kepada hal inilah
Mazmur 2:6 merujuk: Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion. Lihatlah di
sini apa yang mempercepat dan membulatkan hati orang untuk berusaha.
1. Perlawanan. Ketika orang Yebus menyudutkan Daud dan ber-
kata, Engkau tidak sanggup masuk kemari, ia berketetapan hati untuk
memaksa masuk ke sana, apa pun yang harus dibayarnya.
2. Harapan akan kedudukan yang tinggi. Ketika Daud menawarkan untuk
memberi posisi kepala kepada barang siapa yang akan memimpin
penyerangan atas kubu pertahanan Sion, Yoab dibakar semangat dengan
tawaran tersebut, dan menyerang lebih dahulu, maka ia menjadi
Kitab 1 Tawarikh 11:1-9
85
kepala. Telah dikatakan, “Singkirkanlah kehormatan dari mata prajurit,
maka engkau akan memotong taji dari tumitnya.”
Para Pahlawan yang Mengiringi Daud
(11:10-47)
10 Inilah kepala-kepala para pahlawan yang mengiringi Daud, yang telah memberi
dukungan yang kuat kepadanya, bersama-sama seluruh Israel, dalam mencapai
kedudukan raja dan yang mengangkat dia sebagai raja, seperti yang difirmankan TUHAN
mengenai Israel. 11 Inilah daftar para pahlawan yang mengiringi Daud: Yasobam bin
Hakhmoni, kepala triwira; ia mengayunkan tombaknya melawan tiga ratus orang yang
tertikam mati dalam satu pertempuran. 12 Dan sesudah dia, Eleazar anak Dodo, orang
Ahohi itu; ia termasuk ketiga pahlawan itu. 13 Ia ada bersama-sama Daud di Pas-Damim,
ketika orang Filistin berkumpul di sana untuk berperang. Ada sebidang tanah ladang
penuh jelai di sana; ketika tentara melarikan diri dari hadapan orang Filistin, 14 maka
berdirilah mereka di tengah-tengah ladang itu; mereka dapat mempertahankannya dan
memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan TUHAN kemenangan yang besar. 15
Sekali datanglah tiga orang dari ketiga puluh kepala ke gunung batu mendapatkan Daud
dekat gua Adulam, sedang tentara orang Filistin berkemah di lembah Refaim. 16 Pada
waktu itu Daud ada di dalam kubu gunung dan pasukan pendudukan orang Filistin pada
waktu itu ada di Betlehem. 17 Lalu timbullah keinginan pada Daud, dan ia berkata:
“Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat
pintu gerbang!” 18 Lalu ketiga orang itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka
menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan
membawanya kepada Daud. namun Daud tidak mau meminumnya, melainkan
mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN, 19 katanya: “Jauhlah dari
padaku, ya Tuhan , untuk berbuat demikian! Patutkah aku meminum darah taruhan nyawa
orang-orang ini? Sebab dengan mempertaruhkan nyawanya mereka membawanya.” Dan
tidak mau ia meminumnya. Itulah yang dilakukan ketiga pahlawan itu. 20 Abisai, adik
Yoab, dialah kepala ketiga puluh orang itu. Dan dialah yang mengayunkan tombaknya
melawan tiga ratus orang yang mati ditikamnya; ia mendapat nama di antara ketiga puluh
orang itu. 21 Di antara ketiga puluh orang itu ia paling dihormati. Memang ia menjadi
pemimpin mereka, namun ia tidak dapat menyamai triwira itu. 22 Selanjutnya Benaya bin
Yoyada, anak seorang yang gagah perkasa, yang besar jasanya, yang berasal dari Kabzeel;
ia menewaskan kedua pahlawan besar dari Moab. Juga pernah ia turun ke dalam lobang
dan membunuh seekor singa pada suatu hari bersalju. 23 Pula ia membunuh seorang
Mesir, seorang yang tinggi perawakannya lima hasta tingginya; di tangan orang Mesir itu
ada tombak seperti pesa tukang tenun, namun ia mendatanginya dengan tongkat,
merampas tombak itu dari tangan orang Mesir itu, lalu membunuh orang itu dengan tom-
baknya sendiri. 24 Itulah yang diperbuat Benaya bin Yoyada; ia mendapat nama di antara
ketiga puluh pahlawan itu. 25 Sesungguhnya, di antara ketiga puluh orang itu ia paling
dihormati, namun ia tidak dapat menyamai triwira. Dan Daud mengangkat dia mengepalai
pengawalnya. 26 Pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa ialah juga Asael, saudara Yoab,
selanjutnya Elhanan bin Dodo, dari Betlehem; 27 Samot, orang Harod; Heles, orang Peloni;
28 Ira anak Ikesh orang Tekoa; Abiezer, orang Anatot; 29 Sibkhai, orang Husa; Ilai, orang
Ahohi; 30 Maharai, orang Netofa; Heled bin Baana, orang Netofa; 31 Itai bin ribai, dari Gibea
orang Benyamin; Benaya, orang Piraton; 32 Hurai dari lembah-lembah Gaas; Abiel, orang
Bet-Araba; 33 Azmawet, orang Bahurim; Elyahba, orang Saalbon; 34 Hasyem orang Gizon;
Yonatan bin Sage, orang Harari; 35 Ahiam bin Sakhar, orang Harari; Elifal bin Ur; 36 Hefer,
orang Mekherati; Ahia, orang Peloni; 37 Hezro, orang Karmel; Naarai bin Esbai; 38 Yoël,
saudara Natan; Mibhar bin Hagri; 39 Zelek, orang Amon; Naharai, orang Beerot, pembawa
senjata Yoab anak Zeruya; 40 Ira, orang Yetri; Gareb, orang Yetri; 41 Uria, orang Het; Zabad
bin Ahlai; 42 Adina anak Siza orang Ruben, kepala orang-orang Ruben dan beserta dia ada
tiga puluh orang; 43 Hanan bin Maakha; Yosafat, orang Mitni; 44 Uzia, orang Asytarot;
86
Syama dan Yeiel, anak-anak Hotam orang Aroër; 45 Yediael bin Simri, dan Yoha,
saudaranya, orang Tizi; 46 Eliel, orang Mahawim; Yeribai dan Yosawya, anak-anak Elnaam;
Yitma, orang Moab; 47 Eliel, Obed dan Yaasiel, orang Mezobaya.
Di sini kita membaca sebuah kisah tentang orang-orang gagah perkasa Daud,
para pahlawan di zamannya yang mengiringinya dan yang lebih diandalkannya.
Daftar nama ini pertama kali ditemukan dalam 2 Samuel 23:8, dst. Daftar di sini
banyak kesamaannya, hanya mereka yang disebutkan di sini dari ayat 41 hingga
akhir yaitu tambahan. Amatilah,
I. Hubungan dari daftar ini dengan yang dikatakan tentang Daud (ay. 9).
1. Makin lama makin besarlah Daud, dan inilah para pahlawannya.
Kebanyakan dari kekuatan dan kehormatan orang-orang besar didapat
dari anak buah mereka dan bergantung pada mereka, yang dapat
mengurangi kemegahan dan kekuatan orang-orang besar itu, menurut
pendapat orang-orang bijaksana. Daud besar sebab dia memiliki orang-
orang hebat di sekelilingnya. Singkirkan orang-orang hebat ini, maka
tinggTuhan Daud seperti apa dia di masa awalnya.
2. Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN semesta alam
menyertainya. Tuhan menyertainya dan bekerja baginya, namun melalui
orang-orang dan sarana serta penggunaan penyebab kedua. Dengan hal
ini tampak bahwa Tuhan menyertainya, yaitu Dia mencondongkan hati
orang-orang untuk datang kepadanya yang sanggup untuk membela ke-
pentingannya. Sebagaimana, jika Tuhan beserta kita maka tak ada yang
dapat melawan kita, demikian pula, jika Tuhan beserta kita, maka semua
orang akan menyertai kita. namun Daud mengakui keberhasilan dan
kemajuannya, bukan sebab orang-orang yang dia miliki, melainkan
sebab TUHAN semesta alam, bukan sebab para pahlawan yang
bersama dengannya, namun sebab Tuhan yang Mahakuasa yang
kehadiran-Nya bersama kita yaitu segala-galanya.
II. Judul dari daftar ini (ay. 10): Inilah kepala-kepala para pahlawan yang
mengiringi Daud, yang telah memberi dukungan yang kuat kepadanya. Dalam
menguatkan Daud mereka menguatkan diri sendiri dan kepentingan mereka
sendiri. Sebab kemajuan Daud yaitu kemajuan mereka. Apa yang kita
lakukan di tempat kita untuk mendukung kerajaan Putera Daud, kita akan
menerima ganjaran. Dalam menguatkannya kita menguatkan diri sendiri.
Ayat itu dapat dibaca, mereka memberi dukungan yang kuat kepadanya,
bersama-sama seluruh Israel. Perhatikanlah, ketika Tuhan punya pekerjaan
untuk dilakukan, Ia tidak akan kekurangan alat-alat yang tepat untuk
Kitab 1 Tawarikh 11:1-9
87
melakukannya. Jika pekerjaan-Nya itu yaitu pekerjaan yang membutuhkan
para pahlawan, maka para pahlawan akan ditemukan atau dibuat untuk
mengerjakannya, sesuai dengan Firman TUHAN.
III. Apa yang membuat semua orang ini dihormati yaitu pelayanan baik yang
mereka lakukan bagi raja dan negeri. Mereka membantu menjadikan Daud
raja (ay. 10), yang yaitu suatu pekerjaan yang baik. Mereka membunuh
orang-orang Filistin, dan musuh bersama lainnya, dan menjadi alat untuk
menyelamatkan Israel. Perhatikanlah, jalan untuk menjadi besar yaitu
melakukan kebaikan. Mereka tidak mendapatkan kehormatan ini tanpa jerih
payah dan risiko bagi hidup mereka. Kehormatan dari kerajaan Kristus
dipersiapkan bagi mereka yang bertanding dalam pertandingan iman yang
benar, yang berjerih payah dan menderita, dan bersedia untuk melewati
semuanya dengan menantang bahaya, bahkan nyawanya sendiri, bagi Kristus
dan demi hati nurani yang baik. Dengan ketekunan yang sabar terus-menerus
dalam pekerjaan baik, kita harus mencari kemuliaan, dan kehormatan, serta
kekekalan. Dan barangsiapa setia kepada Putera Daud akan menemukan nama
mereka terdaftar dan jauh lebih terhormat ketimbang nama-nama yang dicatat
dalam catatan ketenaran.
IV. Di antara semua perbuatan besar dari para pahlawan Daud, tidak ada hal
besar yang disebut mengenai Daud sendiri selain persembahan korban
curahannya di hadapan TUHAN yang telah dirindukannya (ay. 18-19). Empat
sikap terhormat dari Daud terlihat dalam tindakan tersebut, yang, saya
ketahui, menjadikannya sama besarnya seperti pencapaian dari para
pahlawannya itu, yaitu ,
1. Pertobatan sebab kelemahannya sendiri. Sungguh merupakan suatu
kehormatan bagi seseorang, ketika menjadi peka terhadap apa saja yang
dikatakan dan dilakukannya tanpa pertimbangan, untuk menarik lagi
perkataannya dan tidak melakukannya lagi melalui pertobatan, sebab
merupakan aib bagi seseorang ketika dia berkata dan berbuat salah
namun tetap mempertahankannya.
2. Penyangkalan diri terhadap rasa haus. Ia merindukan air sumur
Betlehem. namun ketika dia mendapatkannya, dia tidak mau
meminumnya, sebab dia tidak mau hanya menghibur diri dan
memuaskan khayalan bodoh belaka. Ia yang menguasai diri seperti ini,
melebihi seorang pahlawan. Merupakan suatu kehormatan bagi
seseorang yang dapat menguasai dirinya sendiri. namun dia yang ingin
menguasai diri sendiri kadang-kadang harus melawan diri sendiri.
88
3. Ibadah kepada Tuhan . Air yang dianggapnya terlalu baik, terlalu berharga,
untuk diminumnya sendiri, dipersembahkannya sebagai korban curahan
kepada TUHAN. Jika kita memiliki sesuatu yang lebih baik dibandingkan yang
lain, kiranya Tuhan dimuliakan dengannya, yang yaitu terbaik dan harus
mendapatkan yang terbaik pula.
4. Kelembutan anak buahnya. Hati Daud sangat kacau ketika membayangkan
bahwa tiga orang pemberani harus mempertaruhkan nyawa mereka
hanya untuk mengambil air untuknya. Dalam pandangannya, air yang
mereka dapatkan itu bagaikan menjadi darah. Merupakan kehormatan
dari orang-orang besar untuk tidak sesuka hati membuat tertumpah da-
rah orang-orang yang menyertainya, melainkan, dalam semua perintah
mereka kepada para anak buahnya itu, memberikan nyawa mereka
sendiri sebagai ganti nyawa bawahannya itu.
V. Dalam pencapaian yang luar biasa dari para pahlawan ini kuasa Tuhan harus
diakui. Bagaimana mungkin satu orang dapat membunuh 300 orang dan yang
lain dengan jumlah yang sama (ay. 11, 20), yang lainnya membunuh dua ekor
singa layaknya membunuh manusia (ay. 22), dan yang lainnya membunuh se-
orang raksasa Mesir (ay. 23), jika mereka tidak mendapatkan penyertaan Tuhan
yang luar biasa bersama mereka, sesuai dengan janji di dalam Yosua
23:10, Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab
TUHAN Tuhan mu, Dialah yang berperang bagi kamu?
VI. Salah satu dari para pahlawan yang gagah perkasa ini dikatakan sebagai
seorang Amon (ay. 39), yang lain seorang Moab (ay. 46), namun hukumnya
yaitu bahwa Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah
TUHAN (Ul. 23:3). Orang-orang ini, sepertinya, telah membuktikan diri
begitu bersungguh-sungguh hati demi kepentingan Israel sehingga dalam
kasus ini mereka dianggap pantas untuk dikecualikan dari hukum tersebut.
Lebih tepat juga, hal ini menjadi suatu petunjuk bahwa Putra Daud akan
memiliki para pahlawan di kalangan orang-orang bukan Yahudi: dalam Dia
tidak ada orang Yunani atau orang Yahudi.
PASAL 12
pa yang telah dilakukan oleh para pahlawan dalam menjadikan Daud raja
kita baca di dalam pasal sebelumnya. Di sini kita diberi tahu apa yang
dilakukan orang banyak untuk menobatkannya sebagai raja. Sama sekali tidak
seketika, melainkan secara bertahap, bahwa Daud naik takhta. Kerajaannya akan
berlangsung untuk selama-lamanya. sebab itu, seperti buah yang bertahan
lama, buah tersebut harus matang secara perlahan. Ia lama menanti kekosongan
takhta, diperlukan dua langkah dan waktu tujuh tahun lamanya sampai naik
takhta. Nah kita diberi tahu di sini,
I. Bagaimana pertolongan datang kepadanya di Ziklag, yang men-
jadikannya raja Yehuda (ay. 1-22).
II. Bagaimana pertolongan datang kepadanya di Hebron, yang
menjadikannya raja atas seluruh Israel, setelah tujuh tahun sesudahnya
(ay. 23-40).
Para Tentara Daud
(12:1-22)
1 Inilah orang-orang yang datang kepada Daud di Ziklag, selama ia harus menyingkir
sebab Saul bin Kish. Mereka pun termasuk pahlawan-pahlawan yang membantu dia
dalam peperangan. 2 Mereka bersenjatakan panah, dan sanggup melontarkan batu dan
menembakkan anak-anak panah dari busur dengan tangan kanan atau tangan kiri.
Mereka itu dari saudara-saudara sesuku Saul, dari orang Benyamin: 3 Abiezer, kepala, dan
Yoas, anak-anak Semaa orang Gibea; Yeziel dan Pelet, anak-anak Azmawet, Berakha dan
Yehu, orang Anatot; 4 Yismaya, orang Gibeon, seorang pahlawan di antara ketiga puluh
orang itu, yang mengepalai tiga puluh orang; Yeremia, Yehaziel, Yohanan dan Yozabad,
orang Gedera; 5 Eluzai, Yerimot, Bealya, Semarya dan Sefaca, orang Harufi; 6 Elkana, Yisia,
Azareel, Yoëzer dan Yasobam, orang-orang Korah; 7 Yoëla, Zebaja, anak-anak Yeroham,
dari Gedor. 8 Juga dari orang Gad ada yang memisahkan diri dan pergi kepada Daud ke
kubu di padang gurun, yaitu pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, orang-orang yang
sanggup berperang, yang pandai menggunakan perisai dan tombak, dan rupa mereka
seperti singa dan cepatnya seperti kijang di atas pegunungan.
9 Ezer, kepala, Obaja, orang kedua; Eliab, orang ketiga; 10 Mismana, orang keempat;
Yeremia, orang kelima; 11 Atai, orang keenam; Eliel, orang ketujuh; 12 Yohanan, orang
A
92
kedelapan; Elzabad, orang kesembilan; 13 Yeremia, orang kesepuluh; Makhbanai, orang
kesebelas. 14 Mereka itulah dari bani Gad, kepala-kepala pasukan; satu orang yang paling
kecil sanggup melawan seratus orang, dan yang paling besar sanggup melawan seribu
orang. 15 Mereka itulah yang menyeberangi sungai Yordan di bulan pertama, sekalipun
sungai itu meluap sepanjang tepinya dan merekalah yang menghalau seluruh penduduk
lembah ke sebelah timur dan ke sebelah barat. 16 Sebagian dari bani Benyamin dan
Yehuda datang kepada Daud di kubu itu, 17 lalu keluarlah Daud menyongsong mereka.
Berkatalah ia kepada mereka: “Jika kamu datang kepadaku dengan maksud damai untuk
membantu aku, maka aku rela bersekutu dengan kamu, namun jika untuk menyerahkan
aku dengan tipu muslihat kepada lawanku, sedang aku tidak melakukan kelaliman, maka
biarlah Tuhan nenek moyang kita melihat itu dan menghukum kamu.” 18 Lalu Roh
menguasai Amasai, kepala ketiga puluh orang itu: Kami ini bagimu, hai Daud, dan pada
pihakmu, hai anak Isai! Sejahtera, sejahtera bagimu dan sejahtera bagi penolongmu,
sebab yang menolong engkau ialah Tuhan mu! Kemudian Daud menyambut mereka dan
mengangkat mereka menjadi kepala pasukan. 19 Juga dari Manasye ada yang
menyeberang memihak kepada Daud, ketika ia bersama-sama orang Filistin memerangi
Saul. Sebenarnya ia tidak menolong mereka, sebab setelah mengambil keputusan raja-
raja kota orang Filistin itu menyuruh dia pergi, katanya: “Mungkin, dengan taruhan
kepala kita, ia menyeberang memihak kepada tuannya, Saul.” 20 Pada perjalanannya ke
Ziklag sebagian dari suku Manasye: Adnah, Yozabad, Yediael, Mikhael, Yozabad, Elihu dan
Ziletai, kepala-kepala pasukan seribu suku Manasye menyeberang memihak kepadanya.
21 Mereka ini membantu Daud melawan gerombolan, sebab mereka semua yaitu pahla-
wan-pahlawan yang gagah perkasa dan kepala dalam tentara. 22 Dari hari ke hari orang
datang kepada Daud untuk membantu dia sehingga mereka menjadi tentara yang besar,
seperti bala tentara Tuhan .
Di sini kita membaca sebuah kisah tentang orang-orang yang datang dan
bertindak sebagai teman-teman Daud, setelah kematian Saul, untuk melakukan
revolusi. Semua kekuatan yang Daud miliki, ketika dia dikejar musuh, hanya ada
600 orang, yang melayani sebagai penjaganya. namun , ketika waktunya tiba bagi
Daud untuk mulai menyerang, Penyelenggaraan Tuhan membawa lebih banyak
orang untuk membantunya. Bahkan selama ia harus menyingkir sebab Saul (ay.
1), dan bersembunyi, ia mengundang atau mendorong teman-temannya serta
pendukungnya untuk bergabung dengannya, tanpa mengetahui bahwa kematian
Saul sudah dekat. Tuhan menggerakkan dan mempersiapkan orang-orang itu
untuk datang kepadanya dan membantu dia ketika diperlukan. Orang-orang
yang mempercayai Tuhan untuk melakukan pakerjaan-Nya dengan cara dan
dalam waktu-Nya akan mendapati penyelenggaraan-Nya mengalahkan semua
ramalan dan usaha mereka. Peperangan itu milik Tuhan , dan Ia menemukan
orang-orang yang membantu dalam peperangan, yang siap sedia bertindak bagi
orang yang Tuhan rancang bagi pemerintahan, dan nama-nama mereka dicatat di
sini untuk menghormati mereka.
I. Beberapa orang, bahkan merupakan saudara-saudara Saul yang berasal dari
suku Benyamin, dan masih sanak keluarga dengannya, datang kepada Daud
(ay. 2). Apa yang menggerakkan mereka, kita tidak diberi tahu. Mungkin
mereka merasa sangat geram dengan perlakuan buruk Saul, salah satu dari
Kitab 1 Tawarikh 12:1-22
93
suku mereka, terhadap Daud, sehingga mereka tergerak untuk tampil
dengan bersemangat membela Daud, supaya kesalahan dan aib dari per-
buatan Saul itu tidak ditanggungkan ke atas diri mereka. Orang-orang
Benyamin ini digambarkan sebagai orang-orang yang tangkas, yang terlatih
di dalam memanah dan mengumban batu, yang sama-sama terampil dalam
menggunakan kedua tangannya, orang-orang yang giat dan cerdik. Sedikit
orang ini dapat membantu Daud dalam banyak hal. Beberapa orang yang
terkemuka dari mereka disebutkan namanya di sini (lih. Hak. 20:16).
II. Beberapa orang dari suku Gad, kendati tinggal di sisi lain sungai Yordan,
memiliki keyakinan besar tentang hak Daud untuk memerintah sebagai raja
dan kepantasannya untuk jabatan tersebut, sehingga mereka memisahkan
diri yang patut dipuji, dan pergi kepada Daud, kendati dia ada di kubu di
padang gurun (ay. 8), mungkin beberapa dari kubu-kubu pertahanannya
yang kuat di padang gurun Engedi. Mereka hanya beberapa saja, sebelas
orang semuanya, yang disebutkan di sini, namun mereka menambah banyak
kepada kekuatan Daud. Orang-orang yang datang ke sana untuk membantu
Daud kebanyakannya yaitu orang-orang yang kurang beruntung, tertekan,
tidak puas, dan tentara dadakan, yang datang kepadanya lebih untuk
mencari perlindungan dibandingkan untuk melayaninya (1Sam. 22:2). Namun
orang-orang Gad ini pemberani, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa,
orang-orang yang sanggup berperang (ay. 8). Sebab,
1. Mereka yaitu orang-orang yang sanggup, orang-orang dengan
kecepatan yang luar biasa, bukan untuk lari dari, melainkan terbang
menerjang musuh, dan untuk mengejar tentara musuh yang tercerai-
berai melarikan diri. Dalam hal ini mereka cepat seperti kijang di atas
pegunungan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat lolos dari
kejaran mereka. Bahkan mereka memiliki rupa seperti singa, sehingga
tidak ada seorang pun yang sanggup bertarung dengan mereka.
2. Mereka sangat disiplin dan terlatih untuk berperang. Mereka pandai
menggunakan perisai dan tombak, menggunakan senjata-senjata untuk
menyerang dan mempertahankan diri.
3. Mereka itu kepala-kepala pasukan di dalam suku mereka (ay. 14),
sehingga kendati mereka tidak membawa serta tentara bersama mereka,
namun mereka menguasai para prajurit di bawah perintah mereka,
ratusan, ribuan orang.
4. Mereka yaitu orang-orang pemberani, yang mampu menerobos halangan
yang paling besar. Dalam suatu perjalanan perang, mungkin bagi Daud,
mereka berenang menyeberang sungai Yordan ketika air meluap
94
sepanjang tepinya (ay. 15). Orang-orang yang cocok untuk dipakai dalam
pelayanan Tuhan yaitu yang berani mengambil risiko dengan
bergantung kepada perlindungan Ilahi.
5. Mereka yaitu orang-orang yang akan melaksanakan tugas yang telah
diembankan kepada mereka. Musuh mana yang mereka jumpai di
lembah, ketika mereka telah melewati sungai Yordan, tidaklah jelas.
Namun dengan muka seperti singa mereka membuat musuh-musuh
melarikan diri, dan mengejar musuh-musuh itu dengan kecepatan yang
tak tertandingi, ke sebelah Timur dan ke sebelah Barat. Ke jalan mana
saja musuh berputar, mereka ikuti arahnya dan tidak melakukan tugas
dengan setengah-setengah.
III. Beberapa orang dari Yehuda dan Benyamin datang kepada Daud (ay. 16).
Pemimpin mereka yaitu Amasai, entah sama dengan Amasa yang
sesudahnya berpihak kepada Absalom (2Sam. 17:25) atau tidak sama,
tidaklah jelas. Sekarang di sini kita mendapati,
1. Perjanjian yang bijaksana yang dibuat Daud bersama dengan mereka
(ay. 17). Ia terkejut melihat mereka, dan tidak dapat tidak selain
menyadari kecemburuan tertentu dari maksud kedatangan mereka.
Daud telah begitu sering berada di dalam bahaya oleh pengkhianatan
dari orang-orang Zifa dan orang-orang Keila, yang kesemuanya masih
orang-orang Yehuda. Ia mungkin merasa sangat takut sebab hidupnya
begitu banyak terpukul. Ia mungkin juga curiga sebab telah begitu
sering ditipu sampai berkata, dalam kebingungannya, Semua manusia
pembohong. Maka tak heran jika Daud menemui orang-orang dari
Yehuda ini dengan hati-hati. Amatilah,
(1) Bagaimana Daud memperhadapkan perkara kepada mereka sendiri
dan betapa cerdiknya dia berurusan dengan mereka. Seperti apa
orang-orang ini, seperti itulah adanya mereka ketika bertemu
dengan Daud, dan demikian pula semua orang yang berurusan
dengan Putra Daud.
[1] Jika mereka setia dan patut dihargai, maka Daud akan memberi
mereka hadiah: “Jika kamu datang kepadaku dengan maksud
damai untuk membantu aku, kendati kamu datang terlambat dan
telah meninggalkan aku dalam bahaya cukup lama, kendati kamu
tidak membawa kekuatan yang besar untuk menambah kekuatan-
ku, namun dengan rasa syukur aku akan tetap menerima niat
baikmu, dan aku rela bersekutu dengan kamu. Aku akan mengasihi
Kitab 1 Tawarikh 12:1-22
95
kamu dan menghargai kamu, melakukan kepadamu semua
kebaikan sedapat mungkin.” Rasa sayang, penghargaan, dan
pelayanan, yang tulus dan sungguh-sungguh, akan berkenan bagi
seorang yang baik, seperti halnya juga bagi Tuhan yang baik,
kendati tersumbat dengan kelemahan dan tidak menghasilkan
sesuatu yang besar. namun ,
[2] Jika mereka berpura-pura, dan datang berkhianat untuk
menyerahkannya ke dalam tangan Saul, dengan topeng
persahabatan, maka Daud menyerahkan mereka kepada Tuhan
untuk melakukan pembalasan kepada mereka, sekarang dan
akan datang, atas semua perbuatan khianat dan durhaka mereka.
Tidak pernah ada orang yang ditindas dan dijatuhkan dengan
keras dibandingkan Daud, kecuali Putra Daud sendiri, dan hati
nuraninya tetap bersaksi bahwa tangannya tidak pernah berbuat
salah. Daud tidak merancang kecelakaan kepada siapa pun,
sehingga hal ini mendatangkan kegembiraan baginya di hari
kejahatan, dan memampukannya untuk memasrahkan
perkaranya kepada Tuhan yang menghakimi dengan adil, ketika
dia takut dikhianati. Ia tidak mau menjadi hakim atas perkaranya
sendiri, kendati seorang yang bijaksana. Ia juga tidak mau
membalaskan dendam sendiri, kendati dia seorang pahlawan
yang gagah perkasa. Sebaliknya, ia membiarkan Tuhan yang adil,
yang telah bersabda, Pembalasan itu yaitu hak-Ku, yang
melakukannya. Maka biarlah Tuhan nenek moyang kita melihat itu
dan menghukum kamu.
(2) Dalam permohonan ini amatilah,
[1] Ia menyebut Tuhan sebagai Tuhan nenek moyang kita, yaitu nenek
moyangnya dan nenek moyang mereka. Jadi, Daud mengingatkan
mereka untuk tidak berlaku jahat kepadanya. Sebab, mereka
semua berasal dari nenek moyang yang sama, dan sama-sama
bergantung kepada Tuhan yang sama. Maka Daud menguatkan
diri dengan percaya bahwa Tuhan akan berpihak kepadanya jika
dia dilecehkan orang. Oleh sebab Ia yaitu Tuhan dari nenek
moyangnya, maka suatu berkat akan dianugerahkan ke atasnya.
Ia yaitu Tuhan bagi seluruh Israel, dan sebab itu Ia tidak hanya
bertindak sebagai Hakim bagi seluruh bumi, namun juga secara
khusus dalam mengadili pertentangan di antara orang Israel
yang berselisih.
96
[2] Daud tidak menyumpahi mereka dengan suatu hukuman yang
menakutkan, kendati mereka menimbulkan bahaya, melainkan
dengan rendah hati memasrahkan masalahnya kepada hikmat
dan keadilan Ilahi: TUHAN melihat itu, dan mengadili
sebagaimana yang dilihat-Nya sebab Dia melihat hati manusia,
dan menghukumnya. Mereka yang memohon kepada Tuhan harus
berlaku bijak dan sabar. Sebab amarah manusia tidak mengerja-
kan kebenaran di hadapan Tuhan .
2. Mereka mencondongkan hati kepada Daud (ay. 18). Amasai yaitu juru
bicara mereka, yang ke atasnya Roh TUHAN berkuasa, bukan suatu roh
nubuatan, melainkan roh hikmat dan ketetapan hati, pada kesempatan
itu, yang menaruh perkataan ke dalam mulutnya, tanpa persiapan dari
dirinya, yang tepat untuk memberi Daud kekuatan dan menyemangati
orang-orang yang menyertai Daud. Tidak ada yang dapat diucapkan
lebih baik, lebih hidup, atau lebih mengena pada kesempatan tersebut.
Bagi dirinya sendiri dan semua teman-temannya,
(1) Amasai menyatakan dukungan yang tulus kepada Daud serta
kepentingannya. Ia akan melawan semua yang menentang Daud, dan
bertekad berdiri di sampingnya menghadapi semua bahaya yang
mengancamnya: Kami ini bagimu, hai Daud, dan pada pihakmu, hai
anak Isai! Dalam menyebutnya anak Isai, mereka ingat bahwa Daud
secara garis keturunan berasal dari Nason dan Salmon, yang di
zaman mereka yaitu para kepala suku Yehuda. Saul juga memanggil
Daud demikian dengan maksud menghinanya (1Sam. 20:27; 22:7),
namun mereka memandang hal itu sebagai kehormatannya. Mereka
diyakinkan bahwa Tuhan ada di pihaknya. Oleh sebab itu, Kami ini
bagimu, hai Daud, dan pada pihakmu. Memang baik, jika kita harus
berpihak, berpihak kepada mereka yang berpihak kepada Tuhan yang
menyertai mereka.
(2) Ia mendoakan sejahtera bagi Daud dan perkaranya, bukan minum
untuk kesehatannya, namun berdoa untuk kedamaiannya dan semua
temannya serta para penolongnya: “Sejahtera, sejahtera
bagimu, semua yang baik yang diinginkan hatimu, dan sejahtera bagi
penolongmu, di antara siapa kami juga ingin diperhitungkan. Damai
sejahtera kiranya atas kita.”
(3) Ia memastikan Daud akan mendapat pertolongan dari sorga: “Sebab
yang menolong engkau ialah Tuhan mu. sebab itu kami
mengharapkan sejahtera, dan tak ragu-ragu bahwa sejahtera akan
Kitab 1 Tawarikh 12:1-22
97
datang ke atas dirimu dan para penolongmu. Tuhan yaitu Tuhan mu,
dan mereka yang memiliki Tuhan tak diragukan juga memiliki-Nya
sebagai penolong mereka di waktu membutuhkan dan bahaya.” Dari
pernyataan Amasai ini kita dapat mengambil suatu petunjuk bagai-
mana kita harus menyaksikan perasaan dan persekutuan kita
dengan Tuhan Yesus. Kita harus senantiasa berpihak kepada Tuhan
tanpa syarat atau menarik diri. Di pihak-Nya kita harus berani tampil
dan bertindak. Bagi kepentingan-Nya kita harus menjadi penolong
yang sepenuh hati: “Hosana! Sejahtera bagi Injil dan kerajaan-Nya!”
Oleh sebab Tuhan menolong-Nya, dan akan terus menolong sampai
dibinasakan-Nya semua musuh yang menentang, segala kerajaan,
dan kekuasaan.
3. Dengan senang hati Daud menerima mereka di pihaknya dan dalam
persahabatan. Kebaikan dan kehormatan mengajar kita untuk
mengalahkan kecemburuan kita segera setelah hati kita diyakinkan:
Daud menerima mereka, dan mengangkat mereka menjadi kepala
pasukan.
IV. Beberapa orang suku Manasye juga bergabung dengan Daud (ay. 19).
Penyelenggaraan Tuhan memberi mereka kesempatan yang adil untuk
berbuat demikian ketika Daud dan orang-orang yang menyertainya melalui
negeri mereka pada kesempatan ini. Akhis membawa Daud ketika pergi
berperang dengan Saul. namun para penguasa Filistin menekan Daud untuk
mundur. Kita temukan kisahnya di dalam 1 Samuel 29:4, dst. Sekembalinya
dari pertempuran itu, beberapa orang hebat dari Manasye, yang tidak punya
hati untuk bergabung dengan Saul melawan serbuan orang Filistin, berpihak
kepada Daud, dan tepat pada waktunya, membantu dia melawan gerombolan
orang Amalek yang menyerbu Ziklag. Mereka tidak banyak jumlahnya, namun
semuanya yaitu pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa dan sangat
membantu Daud pada waktu itu (1Sam. 30). Lihatlah bagaimana
Penyelenggaraan Tuhan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan.
Kekuatan Daud bertambah besar ketika dia berkesempatan untuk meng-
gunakannya (ay. 22). Kekuatan bala bantuan bertambah setiap hari, sehingga
mereka menjadi tentara yang besar. Ketika janji dilahirkan, serahkan saja
janji itu kepada Tuhan untuk mendapat kekuatan mewujudkannya.
98
Para Tentara Daud
(12:23-40)
23 Inilah jumlah pasukan bersenjata untuk berperang yang datang kepada Daud di Hebron
untuk menyerahkan jabatan raja dari pada Saul kepada Daud, sesuai dengan titah TUHAN.
24 Bani Yehuda yang mengangkat perisai dan tombak ada enam ribu delapan ratus orang
yang siap untuk berperang. 25 Dari bani Simeon pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa
untuk berperang ada tujuh ribu seratus orang. 26 Dari bani Lewi ada empat ribu enam
ratus orang, 27 ditambah dengan Yoyada, pemimpin kaum Harun dan bersama-sama dia
ada tiga ribu tujuh ratus orang; 28 selanjutnya Zadok, seorang pahlawan muda yang gagah
perkasa dengan dua puluh dua orang pemimpin dari puaknya. 29 Dari bani Benyamin,
saudara-saudara sesuku Saul, ada tiga ribu orang; sampai pada waktu itu kebanyakan dari
mereka masih tetap patuh kepada keluarga Saul. 30 Dari bani Efraim dua puluh ribu
delapan ratus orang pahlawan yang gagah perkasa, orang-orang yang kenamaan di antara
puak-puak mereka. 31 Dari suku Manasye, suku yang setengah itu ada delapan belas ribu
orang yang ditunjuk dengan disebut namanya untuk pergi mengangkat Daud menjadi
raja. 32 Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang
baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus
orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka. 33 Dari
Zebulon orang-orang yang sanggup berperang, yang pandai berperang dengan ber-bagai-
bagai senjata: lima puluh ribu orang, yang siap memberi bantuan dengan tidak bercabang
hati. 34 Dari Naftali seribu orang pemimpin dan bersama-sama mereka tiga puluh tujuh
ribu orang yang membawa perisai dan tombak. 35 Dari orang Dan orang-orang yang siap
untuk berperang: dua puluh delapan ribu enam ratus orang. 36 Dari Asyer orang-orang
yang sanggup dan pandai untuk berperang: empat puluh ribu orang. 37 Dari seberang
sungai Yordan, yaitu dari orang Ruben, orang Gad dan setengah suku Manasye yang lain,
orang-orang yang membawa berbagai-bagai senjata perang: seratus dua puluh ribu
orang. 38 Sekaliannya itu, prajurit-prajurit, orang-orang dalam barisan tempur, datang ke
Hebron dengan tulus hati untuk mengangkat Daud menjadi raja atas seluruh Israel;
memang juga seluruh orang Israel yang lain dengan bulat hati hendak mengangkat Daud
menjadi raja. 39 Mereka tinggal di sana bersama-sama Daud tiga hari lamanya, makan dan
minum, sebab saudara-saudara mereka menyajikan makanan bagi mereka. 40 Juga orang-
orang yang tinggal dekat mereka, bahkan dari Isakhar, Zebulon dan Naftali, membawa
makanan dengan memakai keledai, unta, bagal dan lembu, yaitu bahan makanan tepung,
kue ara dan kue kismis, anggur dan minyak, lembu sapi dan kambing domba, dalam
jumlah besar, sebab ada sukacita di Israel.
Kita di sini membaca sebuah kisah tentang orang-orang yang giat dalam
menyempurnakan pendudukan Daud ke atas takhta, setelah kematian Isyboset.
Kita membaca (11:1, dan sebelumnya 2Sam. 5:1), bahwa seluruh suku Israel
datang, entah mereka sendiri atau perwakilan mereka, ke Hebron, untuk
menjadikan Daud raja. Kini di sini kita membaca sebuah laporan tentang jumlah
pasukan bersenjata yang dibawa oleh setiap suku untuk berperang, bilamana ada
keperluan untuk itu (ay. 23). Kita dapat mengamati di sini,
I. Bahwa suku-suku yang tinggal paling dekat membawa orang lebih sedikit,
Yehuda hanya 6.800 (ay. 24), Simeon hanya 7.100 (ay. 25). Sementara
Zebulon, yang terletak jauh, membawa 50.000, Asyer 40.000, dan dua suku
serta setengah suku di sisi lain sungai Yordan, 120.000. Bukan seolah-olah
suku-suku yang berdekatan bersikap dingin, melainkan mereka
Kitab 1 Tawarikh 12:1-22
99
menunjukkan kehati-hatian mereka untuk membawa sedikit orang, sebab
orang-orang selebihnya tinggal begitu dekat hanya tinggal dipanggil saja,
sama seperti orang lain menunjukkan semangat mereka dalam membawa
begitu banyak orang. Orang-orang Yehuda sudah punya cukup banyak
pekerjaan untuk menjamu mereka yang datang dari jauh.
II. Orang-orang Lewi sendiri dan para imam, yang disebut di sini sebagai
keturunan Harun, tampil dengan sepenuh hati di dalam perkara ini, dan
senantiasa siap, bila ada kesempatan, untuk bertempur bagi Daud, dan juga
berdoa baginya, sebab mereka tahu Daud telah dipanggil Tuhan untuk
memerintah sebagai raja (ay. 26-28).
III. Bahkan beberapa dari sanak keluarga Saul datang kepada Daud (ay. 29),
tidak sebanyak suku yang lain, oleh sebab perasaan bodoh orang-orang
suku mereka sendiri, dan rasa cemburu terhadap kemuliaannya, sehingga
banyak dari mereka masih berpihak dalam waktu lama bagi kepentingan
keluarga Saul yang sedang tenggelam itu. Hubungan sanak keluarga janganlah
lebih menguasai hati nurani. Jangan memanggil sembarang orang Bapa dalam
hal ini, selain hanya Tuhan saja.
IV. Tentang kebanyakan dari suku-suku ini dikatakan bahwa mereka
yaitu pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa (ay. 25, 28, 30), tentang
yang lain bahwa mereka siap untuk berperang (ay. 35-36), dan tentang
mereka semua, bahwa mereka dalam barisan tempur (ay. 38). Mereka
memiliki sangat besar kemampuan dan semangat untuk berperang, namun
juga mudah diatur dan tunduk kepada aturan atau perintah. Mereka
memiliki hati yang hangat namun kepala yang dingin.
V. Beberapa orang begitu penuh perhitungan sampai membawa serta senjata
dan semua alat perang (ay. 24, 33, 37), sebab mereka berpikir bahwa Daud
sendirian tidak mungkin sanggup untuk melengkapi semuanya itu.
VI. Orang-orang dari kaum Isakhar yaitu yang paling sedikit, hanya 200 orang,
namun sangat membantu bagi kepentingan Daud seperti mereka yang
membawa jumlah orang yang paling banyak. Orang-orang yang sedikit ini
pada dasarnya mempunyai pengaruh besar terhadap seluruh suku, sebab,
1. Mereka semua memiliki banyak keahlian yang melebihi siapapun dari
suku-suku tetangga mereka, orang-orang yang mempunyai pengertian
tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus
100
diperbuat orang Israel. Mereka memahami iklim, dapat menilai rupa
bumi dan langit, meramal cuaca, dapat menasihati sesama mereka di
musim-musim yang tepat untuk membajak, menabur, menuai, dst. Atau
hari-hari raya keagamaan, waktu yang baik untuk perayaan hari-hari
besar. sebab itu mereka dikatakan memanggil bangsa-bangsa untuk
datang ke gunung (Ul. 33:19), sebab kelender pada waktu itu belumlah
umum seperti sekarang ini. Atau, bahkan musim tentang urusan rakyat
dan negeri. Mereka memahami urusan-urusan rakyat, watak bangsa, dan
kecenderungan dari peristiwa-peristiwa sekarang ini. Ini yaitu kata lain
dari negarawan yang mengetahui kebiasaan zaman (Est. 1:13). Orang-
orang dari suku tersebut sangat menaruh perhatian kepada segala
urusan rakyat, tahu dengan baik keadaan di luar negeri dan
memanfaatkannya. Mereka tahu apa yang harus diperbuat orang Israel:
dari pengamatan dan pengalaman mereka mempelajari tugas dan tujuan
mereka dan orang lain. Dalam saat yang genting ini mereka tahu bahwa
Israel harus menjadikan Daud sebagai raja. Hal itu tidak hanya bijaksana,
namun juga sangat perlu. Situasi dan kondisi masa sekarang membutuhkan
hal tersebut. Orang-orang Isakhar banyak mengurusi urusan di pedesaan,
dan tidak banyak mencampuri urusan umum, sehingga memberi mereka
kesempatan untuk mengamati orang lain dan bergaul dengan kalangan
sendiri. Penonton terkadang melihat lebih baik dibandingkan pemain.
2. Mereka yaitu orang-orang yang memiliki pengaruh yang besar.
Sebab segala saudara sesukunya di bawah perintah mereka. Sifat umum
orang-orang dari suku tersebut yaitu menyendengkan bahu untuk
memikul (Kej. 49:15), orang-orang hebat memiliki mereka sebagai
penopang. sebab itu kita membaca tentang para pemimpin suku
Isakhar (Hak. 5:15). Mereka tahu bagaimana mengatur, dan selebihnya
tahu bagaimana menaati. Sungguh bahagia ketika orang-orang yang
harus memimpin cerdas dan bijaksana, sementara orang-orang yang
mengikuti sederhana dan penurut.
VII. Tentang mereka semua dikatakan bahwa mereka ikut dalam perjuangan
ini dengan tulus hati (ay. 38), dan terutama orang-orang dari Zebulon yang
tidak bercabang hati (ay. 33). Mereka dalam perkara ini yaitu orang-orang
Israel sejati, yang tidak ada kepalsuan di dalamnya. Dan hal ini merupakan
kesempurnaan mereka, yaitu memiliki kesatuan hati (ay. 38). Tak seorang
pun memiliki kepentingan yang berbeda, melainkan semuanya bekerja
untuk kebaikan bersama.
Kitab 1 Tawarikh 12:1-22
101
VIII.Orang-orang Yehuda, dan orang-orang lain dari suku-suku yang berdekatan,
menyiapkan perkemahan beserta perbekalan untuk setiap suku yang datang
ke Hebron (ay. 39-40). Orang-orang yang paling sedikit berjerih payah
melakukan perjalanan ke pertemuan ini, atau pertemuan kerajaan,
menganggap diri wajib untuk lebih bertanggung jawab dalam menjamu
orang-orang suku lain, sehingga ada keadilan di antara mereka. Sebuah
perjamuan besar diadakan (diadakan untuk tertawa, Pkh. 10:19) pada
kesempatan ini, sebab ada sukacita di Israel (ay. 40). Dan ini sangatlah ber-
alasan, sebab jika orang benar bertambah, bersukacitalah rak-
yat. Demikianlah, ketika takhta Kristus didirikan di dalam hati, maka ada
atau seharusnya ada, sukacita yang besar di dalam jiwa: dan perlu dibuat
persediaan bagi perjamuan, bukan seperti di sini hanya untuk dua atau tiga
hari, melainkan untuk sepanjang hidup, bahkan untuk kekekalan.
PASAL 13
i dalam pasal sebelum ini, diceritakan bagaimana Daud diangkat menjadi
raja, sehingga pemerintahan negeri ditegakkan dengan baik. Di dalam pasal
ini urusan keagamaan mendapat perhatian khusus.
I. Daud berunding dengan para wakil rakyat perihal pemindahan tabut
dari tempatnya yang tidak dikenal ke tempat umum, dan hal itu pun
disepakati (ay. 1-4).
II. Dengan sangat khidmat dan penuh sukacita, tabut dibawa dari Kiryat-
Yearim (ay. 5-8).
III. Uza mati sebab menyentuh tabut itu, sehingga untuk sementara waktu
merusak kekhidmatan dan menghentikan acara itu (ay. 9-14).
Pemindahan Tabut Tuhan
(13:1-8)
1 Daud berunding dengan pemimpin-pemimpin pasukan seribu dan pasukan seratus dan
dengan semua pemuka. 2 Berkatalah Daud kepada seluruh jemaah Israel: “Jika kamu
anggap baik dan jika diperkenankan TUHAN, Tuhan kita, baiklah kita menyuruh orang
kepada saudara-saudara kita yang masih tinggal di daerah-daerah orang Israel, dan di
samping itu kepada para imam dan orang-orang Lewi yang ada di kota-kota yang
dikelilingi tanah penggembalaan mereka, supaya mereka berkumpul kepada kita. 3 Dan
baiklah kita memindahkan tabut Tuhan kita ke tempat kita, sebab pada zaman Saul kita
tidak mengindahkannya.” 4 Maka seluruh jemaah itu berkata, bahwa mereka akan berbuat
demikian, sebab usul itu dianggap baik oleh segenap bangsa itu. 5 Lalu Daud
mengumpulkan semua orang Israel dari sungai Sikhor di Mesir sampai ke jalan yang
menuju Hamat, untuk menjemput tabut Tuhan dari Kiryat-Yearim. 6 Lalu Daud dan
segenap orang Israel berangkat ke Baala, ke Kiryat-Yearim, yang termasuk wilayah
Yehuda, untuk mengangkut dari sana tabut Tuhan , yang disebut dengan nama TUHAN yang
bertakhta di atas kerubim. 7 Mereka menaikkan tabut Tuhan itu ke dalam kereta yang baru
dari rumah Abinadab, sedang Uza dan Ahyo mengantarkan kereta itu. 8 Daud dan seluruh
orang Israel menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian,
kecapi, gambus, rebana, ceracap dan nafiri.
Di sini terdapat,
D
104
I. Usulan saleh Daud untuk membawa tabut Tuhan ke Yerusalem, supaya kota
kerajaan itu bisa menjadi Kota Suci (ay. 1-3). Bagian kisah ini tidak kita
dapati di Kitab Samuel. Di dalam usul ini kita dapat mengamati,
1. Bahwa segera sesudah Daud menduduki takhtanya, ia memikirkan tabut
Tuhan : baiklah kita memindahkan tabut Tuhan kita ke tempat kita (ay. 3). Ia
mempunyai dua maksud dengan usulnya itu:
(1) Untuk menghormati Tuhan dengan cara menunjukkan penghormatan
kepada tabut-Nya sebagai tanda hadirat-Nya. Begitu memperoleh
kekuasaan, ia menggunakannya untuk memajukan agama.
Perhatikanlah, patut menjadi perhatian pertama dan terutama
orang-orang untuk menghormati Tuhan dengan penghormatan yang
mereka terima. Dan patut untuk melayani Dia serta kepentingan
kerajaan-Nya di tengah umat manusia dengan kekayaan serta
kekuasaan yang mereka miliki. Daud tidak berkata, “Hal megah apa
yang akan kulakukan sekarang?” atau, “Hal menyenangkan seperti
apa?” namun , “Hal kesalehan seperti apa?”
(2) Untuk memperoleh penghiburan dan manfaat firman dari tempat
kudus itu. “Mari kita pindahkan tabut itu ke tempat kita, tidak saja
supaya kita membawa kehormatan baginya, namun juga supaya tabut
itu bisa menjadi berkat bagi kita.” Orang-orang yang mengormati
Tuhan akan menguntungkan diri mereka sendiri. Perhatikanlah,
sungguh bijaksana apabila orang-orang yang berhasil di dunia
membawa serta tabut Tuhan bersama mereka, untuk menjadikan
petunjuk-Nya sebagai nasihat bagi mereka, dan hukum-hukum-Nya
sebagai aturan mereka. Orang-orang yang memulai dengan takut
akan Tuhan , besar kemungkinan akan terus mendapat perkenan
Tuhan .
2. Setelah itu Daud merundingkan hal itu dengan para pemimpin rakyat
(ay. 1). Walaupun pemindahan tabut ini jelas pekerjaan yang sangat baik,
dan sebagai raja ia memiliki wewenang memberikan perintah untuk
melakukannya, namun ia untuk melakukan hal itu dengan berunding
terlebih dahulu.
(1) Supaya ia dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang
besar dalam kerajaan itu dan memberikan penghormatan kepada
mereka. Walaupun mereka telah mengangkatnya menjadi raja, ia
tidak mau memerintah dengan sewenang-wenang. Daud tidak
berkata, “Kami mau dan kami memberikan perintah, serta
merupakan kesenangan kami untuk menyuruhmu berbuat begini
Kitab 1 Tawarikh 13:1-8
105
dan begitu, dan kalian mematuhinya.” Sebaliknya, ia berkata, “Jika
kamu anggap baik, dan kamu pikir bahwa gerakan ini datang dari
TUHAN Tuhan kita, marilah kita mengeluarkan perintah untuk
melaksanakan tujuan ini.” Tidak ada raja bijaksana yang ingin sekali
berkuasa secara mutlak. Kesetiaan rakyat paling baik dipertahankan
dengan meminta persetujuan mereka melalui para wakil mereka.
Berbahagialah engkau, hai Britania!
(2) Supaya ia bisa menerima nasihat mereka dalam pelaksanaannya,
apakah sekarang juga, dan apakah di hadapan umum. Daud sendiri
sangat cerdas, namun ia tetap berunding dengan para pemimpin
pasukannya. Jikalau penasihat banyak, keselamatan ada. Sungguh
bijaksana apabila orang juga menggunakan hikmat orang lain.
(3) Supaya apabila mereka bergabung di dalamnya, hal itu akan lebih
tampak sebagai tindakan seluruh bangsa sehingga dengan demikian
seluruh bangsa akan memperoleh berkat.
3. Supaya seluruh rakyat diajak menghadiri peristiwa ini, baik demi
kehormatan tabut itu sendiri, maupun demi kepuasan dan peningkatan
iman rakyat (ay. 2). Amatilah,
(1) Daud menyebut rakyat jelata saudara-saudara, yang memperlihatkan
kerendahan hati serta sikap merendahnya, tanpa memedulikan
jabatan tingginya, dan perhatiannya yang penuh kelembutan
terhadap mereka. Yesus Tuhan kita juga tidak malu menyebut umat-
Nya saudara (Ibr. 2:11).
(2) Daud menyebut rakyat sebagai sisa yang telah meloloskan diri:
saudara-saudara kita yang masih tinggal di daerah-daerah orang
Israel. Meskipun telah tercerai-berai, mereka berada di dalam
penyelenggaraan Tuhan . Pertempuran mereka dengan orang Filistin
dan keluarga Saul telah menanduskan negeri dan membinasakan
banyak orang. Sekarang kita berharap melihat masalah-masalah ini
berakhir. Hendaklah mereka yang tertinggal mencari Tuhan , dengan
menimbang penghakiman yang akan datang dan kasih setia yang
mereka terima sekarang.
(3) Ia memastikan agar para imam dan terutama orang Lewi dipanggil
untuk mendampingi tabut, sebab hal ini memang khusus merupakan
bidang wewenang mereka. Demikian jugalah para pejabat
pemerintah Kristen harus mendorong pelayan-pelayan Tuhan untuk
melaksanakan kewajiban setiap kali melihat mereka lalai.
106
4. Bahwa semua ini berdasarkan keyakinan mereka bahwa hal ini
diperkenankan TUHAN, Tuhan mereka. “Walaupun hal ini aku dan kamu
anggap baik, namun apabila tidak diperkenankan TUHAN, Tuhan kita,
maka kita tidak akan melakukannya.” Apa pun yang kita kerjakan, kita
harus bertanya, “Apakah ini diperkenan TUHAN? Apakah hal ini sesuai
dengan kehendak-Nya? Dapatkah dengan perbuatan ini kita disetujui
oleh-Nya? Bolehkah kita berharap bahwa Ia akan mengakui kita?”
5. Bahwa mereka sungguh perlu memperbaiki kesalahan yang telah
diperbuat pemerintahan sebelumnya, dan sekira mungkin, menebus
kelalaian mereka: “Sebab pada zaman Saul kita tidak mengindahkannya,
dan inilah alasan mengapa keadaan kita begitu buruk. Hendaklah
kesalahan awal itu diperbaiki, maka kita boleh berharap bisa melihat
keadaan kita akan lebih baik.” Amatilah, Daud tidak mencela Saul dengan
marah. Ia tidak berkata, “Saul tidak pernah memedulikan tabut, seti-
daknya selama bagian akhir masa pemerintahannya.” Sebaliknya, ia
berkata secara umum, kita tidak mengindahkannya, mengakui dirinya
dan yang lain ikut bersalah atas kelalaian ini. Lebih patut apabila kita
menghakimi diri sendiri dibandingkan orang lain. Orang-orang baik yang
rendah hati meratapi bagian mereka dalam kesalahan bangsa, dan
menanggungkan malu ke atas diri sendiri (Dan. 9:5, dst.)
II. Persetujuan yang langsung diberikan rakyat terhadap usul ini (ay. 4): usul itu
dianggap baik oleh segenap bangsa itu. Tidak seorang pun bisa berkata
sebaliknya, selain bahwa pekerjaan itu sangat baik dan sangat sesuai,
sehingga diputuskan, nemine contradicente – dengan suara bulat, bahwa
mereka akan melakukannya. Orang-orang yang dengan hati-hati
mengusulkan pekerjaan baik, dan memimpin hal itu, mungkin akan
mendapatkan persetujuan yang lebih cepat dibandingkan yang mereka harapkan.
Orang-orang besar tidak tahu seberapa hebat kebaikan yang mampu mereka
lakukan melalui pengaruh mereka atas orang lain.
III. Kesungguhan untuk menjemput tabut (ay. 5, dst.), yang sudah kita baca
sebelum ini (2Sam. 6:1). Oleh sebab itu, di sini kita hanya akan mengamati,
1. Bahwa sungguh sepadan melakukan perjalanan jauh untuk menyambut
tabut Tuhan . Orang berdatangan dari seluruh bagian negeri, baik dari
sungai Sikhor di Mesir yang terletak di bagian selatan paling ujung,
sampai ke jalan yang menuju Hamat yang terletak di bagian paling utara
(ay. 5), demi menghormati peristiwa khidmat ini.
Kitab 1 Tawarikh 13:1-8
107
2. Bahwa kita mempunyai alasan kuat untuk bersukacita atas pemulihan
ketetapan yang selama itu diabaikan, dan juga atas kembalinya tanda
hadirat Tuhan . Ketika terang iman bersinar dari dalam kegelapan, ketika
terang itu diakui dengan terbuka dan bebas, dipulihkan nama baiknya,
dan disetujui oleh para raja dan orang besar, maka hal itu menjadi
pertanda yang begitu membahagiakan umat, sehingga terang itu layak
disambut dengan segala macam ungkapan sukacita.
3. Sesudah ketetapan-ketetapan lama tidak digunakan namun kemudian
dihidupkan lagi, sangatlah sering bagi bahkan orang bijaksana dan baik
sekalipun untuk berbuat kesalahan. Siapa yang akan menyangka Daud
bisa berbuat kekeliruan seperti ini, yaitu mengangkut tabut itu dengan
kereta? (ay. 7). sebab orang Filistin telah mengangkutnya dengan cara
itu, dan penyelengaraan khusus Tuhan menggerakkan kereta itu (1Sam.
6:12), Daud menyangka bahwa mereka pun boleh berbuat begitu juga.
Namun, kita harus berjalan sesuai aturan, tidak menurut contoh yang
berbeda dengan aturan itu. Tidak, apalagi sampai tidak mengikuti contoh
yang telah diakui Sang Penyelenggara.
Kematian Uza
(13:9-14)
9 Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Kidon, maka Uza mengulurkan tangannya
memegang tabut itu, sebab lembu-lembu itu tergelincir. 10 Maka bangkitlah murka
TUHAN terhadap Uza, lalu Ia membunuh dia oleh sebab Uza telah mengulurkan
tangannya kepada tabut itu; ia mati di sana di hadapan Tuhan . 11 Daud menjadi marah,
sebab TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang
Peres-Uza sampai sekarang. 12 Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada Tuhan , lalu
katanya: “Bagaimanakah aku dapat membawa tabut Tuhan itu ke tempatku?” 13 Sebab itu
Daud tidak mau memindahkan tabut itu ke tempatnya, ke kota Daud, namun Daud
menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu. 14 Tiga bulan
lamanya tabut Tuhan itu tinggal pada keluarga Obed-Edom di rumahnya dan TUHAN
memberkati keluarga Obed-Edom dan segala yang dipunyainya.
Pelanggaran Uza yang mengakibatkan sukacita mereka sirna, telah diceritakan
di dalam Kitab 2 Samuel 6:6 dan seterusnya.
1. Hendaklah dosa Uza memperingatkan kita semua agar mewaspadai sikap
lancang, gegabah, dan kurang sopan dalam memperlakukan hal-hal kudus
(ay. 9). Janganlah berpikir bahwa niat baik pasti akan membenarkan
tindakan yang salah. Di dalam bersekutu dengan Tuhan , kita harus benar-
benar menjaga hati kita sendiri, supaya jangan sampai keakraban
membuahkan pelanggaran, dan kita berpikir bahwa Tuhan berutang budi
kepada kita.
108
2. Hendaklah hukuman atas Uza menyadarkan kita bahwa Tuhan dengan siapa
kita berhadapan, yaitu Tuhan yang cemburuan. Kematian Uza, sama seperti
kematian Nadab dan Abihu, menyatakan dengan jelas bahwa kepada orang
yang karib kepada-Nya Ia menyatakan kekudusan-Nya (Im. 10:3). Juga,
bahwa semakin dekat seseorang dengan-Nya, maka semakin gusar pula Dia
terhadap segala pikiran mereka yang keliru. Janganlah kita berani mere-
mehkan Tuhan datang mendekat kepada-Nya. Namun demikian, marilah kita,
melalui Kristus, dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia,
sebab kita berada di bawah masa disensasi kebebasan dan kasih karunia,
bukan di bawah perhambaan dan ketakutan.
3. Hendaklah kesedihan yang diakibatkan Uza atas sukacita Israel
mengingatkan kita agar senantiasa bersukacita dengan gemetar, dan
beribadah kepada TUHAN d