tawarikh ester 7
iversis – lebih kecil dibandingkan mereka
Kitab 1 Tawarikh 28:1-10
217
semua secara keseluruhan. Umur dan kelemahannya, juga martabatnya,
sebenarnya membolehkan dirinya untuk tetap duduk di kursi. namun dia
ingin menunjukkan bahwa dengan rendah hati dia sungguh bangga, baik
dengan jumlah rakyatnya maupun dengan kekuasaannya atas mereka.
Dengan teramat senang hati dia menikmati mereka semua sebagai hamba-
hambanya selama ini (21:3), namun sekarang dia menyebut mereka
sebagai saudara-saudaranya, yang dikasihinya, rakyatnya, yang
diperhatikannya, bukan lagi sebagai hamba-hambanya, yang diperintahnya:
Dengarlah, hai saudara-saudaraku dan bangsaku! Demikianlah para atasan
harus bersikap kepada bawahan mereka, berbicara dengan kasih sayang dan
sikap rendah hati. Mereka tidak akan menjadi kurang terhormat dengan
berbuat demikian, melainkan lebih dicintai lagi. Demikianlah Daud menarik
perhatian mereka kepada apa yang hendak disampaikannya.
III. Ia menyampaikan tujuan yang telah ditetapkannya untuk membangun
sebuah rumah bagi Tuhan , namun bahwa Tuhan tidak mengizinkan dia untuk
melakukannya (ay. 2-3). Hal ini telah disampaikannya kepada Salomo
sebelumnya (22:7-8). Rumah perhentian untuk tabut perjanjian dikatakan di
sini sebagai sebuah rumah perhentian untuk tumpuan kaki Tuhan kita. Sebab,
sorga yaitu takhta kemuliaan-Nya. Bumi, dan bait-bait suci termegah yang
dapat dibangun di atasnya, tak lain hanyalah tumpuan kaki-Nya: begitu
besar perbedaannya antara penyataan kemuliaan Ilahi di dunia atas dan di
dunia bawah. Para malaikat mengelilingi takhta-Nya (Yes. 6:1). Kita yang
cacing-cacing tanah hina ini hanya bisa menyembah pada tumpuan kaki-Nya
(Mzm. 99:5; 132:7). Sebagai bukti dari ketulusan maksudnya untuk
membangun Bait Suci, Daud memberi tahu mereka bahwa dia telah
mempersiapkan segala-galanya, namun Tuhan tidak mengizinkannya untuk
memulai membangun, sebab Tuhan telah menetapkan pekerjaan lain baginya
untuk dilakukan, yang sudah cukup bagi satu orang, yaitu, untuk mengelola
perang-perang Israel. Ia harus melayani rakyat dengan pedang. Orang lain
harus membangun Bait Suci itu dengan tepat dan benar. Waktu damai yaitu
waktu untuk membangun (Kis. 9:31).
IV. Ia naik takhta lebih dulu, baru kemudian Salomo, namun keduanya tak
diragukan jure divino – oleh penetapan ilahi. Mereka mendapat makhkota
kerajaan ini tidak seperti yang terjadi pada raja manapun di bumi ini. Tuhan
Tuhan Israel yang memilih keduanya secara langsung, melalui nubuatan,
bukan kejadian-kejadian biasa (ay. 4-5). Tidak ada hak kesulungan yang
218
diistimewakan. Detur digniori, non seniori – Penetapan raja itu terjadi melalui
kelayakan, bukan berdasarkan umur.
1. Yehuda bukanlah anak sulung Yakub, namun Tuhan memilih suku tersebut
untuk menjadi suku pemimpin. Yakub mewariskan tongkat kerajaan
tersebut (Kej. 49:10).
2. Tidaklah tampak bahwa keluarga Isai yaitu keluarga sulung dari
sukunya. Dari garis Yehuda sudah pasti bahwa bukan Isai yang sulung,
sebab Syela ada sebelum Peres. Entah dari Nahason dan Salmon tidaklah
pasti. Ram, ayah Nahason, punya seorang saudara yang lebih tua (1Taw.
2:9). Mungkin juga Boas, Obed, dan Isai punya saudara yang lebih tua.
Namun “Tuhan telah memilih keluarga ayahku.”
3. Daud yaitu anak laki-laki bungsu dari Isai, namun Tuhan senang
menjadikannya sebagai raja. Tampaknya hal itu baik bagi-Nya. Tuhan
mengambil siapa yang disukai-Nya, seperti halnya Dia telah memilih Daud,
seorang yang berkenan di hati-Nya.
4. Salomo yaitu salah satu putra termuda dari Daud, namun Tuhan memilih
dia untuk duduk di atas takhta, sebab dia yaitu yang paling disukai dari
antara yang lain untuk membangun Bait Suci, yang paling bijaksana dan
yang terbaik hatinya.
V. Ia menjelaskan kepada mereka rancangan Tuhan yang murah hati mengenai
Salomo (ay. 6-7): Aku telah memilih dia untuk menjadi anak-Ku. Demikianlah
Daud mengumumkan putusan ketetapan, bahwa Tuhan telah berkata kepada
Salomo, sebagai gambaran dari Kristus, Anak-Ku engkau! (Mzm. 2:7), anak
yang Kukasihi. sebab itu, Salomo disebut Yedija, sebab Tuhan mengasihi
dia, dan Kristus yaitu Anak terkasih-Nya. Tentang Salomo Tuhan berkata,
sebagai gambaran dari Dia yang akan datang,
1. Ia akan membangun rumah-Ku. Kristus yaitu pendiri dan dasar dari
Bait Suci Injili.
2. Aku akan mengokohkan kerajaannya sampai selama-lamanya. Firman ini
memiliki penggenapannya di dalam kerajaan Mesias, yang akan berlanjut
di dalam tangan Kristus di sepanjang abad (Yes. 9:7; Luk. 1:33) dan yang
akan dipersembahkan kepada Tuhan , yaitu Sang Bapa, namun mungkin
akan dipersembahkan kembali kepada Sang Penebus untuk selama-
lamanya. Mengenai Salomo, janji tentang pendirian kerajaannya di sini
disampaikan dengan syarat: jika ia bertekun melakukan segala perintah
dan peraturan-Ku seperti sekarang ini. Salomo saat itu sangat bertumbuh
dan baik: “Jika dia terus demikian, kerajaannya akan terus berlangsung,
Kitab 1 Tawarikh 28:1-10
219
namun jika tidak maka kerajaannya tidak akan terus berlangsung.” Per-
hatikanlah, jika kita setia kepada kewajiban kita maka kita dapat
mengharapkan kelangsungan dari perkenanan Tuhan , namun tidak
sebaliknya. Biarlah kiranya mereka yang telah diajar dengan baik, dan
memulai dengan baik, memperhatikan hal ini, bahwa jika mereka tetap
demikian, mereka akan bahagia. Ketekunan mengenakan mahkota,
kendati tidak memenangkannya.
VI. Ia menasihati mereka untuk tetap berpegang kepada Tuhan dan tugas
panggilannya (ay. 8). Amatilah,
1. Isi nasihat: Peliharalah dan tuntutlah segala perintah TUHAN, Tuhan mu.
TUHAN yaitu Tuhan mereka. Hukum-hukum-Nya harus menjadi aturan
mereka. Mereka harus menghormati semua perintah-Nya itu, bertekad
untuk memeliharanya, dan, untuk itu, mereka harus menyelidikinya,
yaitu harus mencari tahu mengenai tugas mereka, menyelidiki Kitab
Suci, menerima nasihat, mencari hukum Tuhan di dalam mulut orang-
orang yang menyimpan pengetahuan ini, dan berdoa kepada Tuhan untuk
mengajar serta mengarahkan mereka. Semua perintah Tuhan tidak dapat
terpelihara tanpa rasa kepedulian yang besar.
2. Kesungguhan dari nasihat. Daud menasihati mereka di hadapan seluruh
bangsa Israel, yang akan memperhatikan nasihat umum ini, dan di
hadapan Tuhan mereka. “Tuhan yaitu saksi, dan jemaah ini yaitu saksi,
bahwa mereka diberikan nasihat yang disertai peringatan yang bagus
pula. Jika mereka tidak menerimanya, maka itu yaitu kesalahan mereka
sendiri, dan Tuhan serta manusia akan menjadi saksi yang melawan me-
reka” (lih. 1Tim. 4:1, 5:21). Orang-orang yang mengakui agama, selama
mereka menjaga perkenan Tuhan dan nama baik mereka di hadapan
manusia, harus setia kepada pengakuan mereka itu.
3. Alasan untuk mematuhi nasihat itu. Itulah cara untuk menjadi bahagia,
untuk memperoleh kedamaian di tanah negeri mereka yang baik ini, dan
untuk terus mewariskannya kepada anak-anak mereka.
VII. Ia mengakhiri pertemuan itu dengan nasihat kepada Salomo sendiri (ay. 9-
10). Ia sangat peduli agar Salomo menjadi orang yang saleh. Salomo akan
menjadi seorang yang hebat, namun janganlah ia memandang remeh agama.
Ia akan menjadi seorang yang berhikmat, dan inilah yang menjadi
hikmatnya. Amatilah,
220
1. Nasihat yang diberikan Daud kepadanya. Salomo harus memandang
kepada Tuhan , Tuhan ayahnya, ayahnya yang baik, yang telah mengabdikan
dirinya kepada Tuhan dan mendidiknya bagi Tuhan . Ia dilahirkan di dalam
keluarga Tuhan dan sebab nya terikat untuk menjadi milik-Nya,
dibesarkan di rumah Tuhan dan patut untuk bersyukur. Jangan
kautinggalkan temanmu dan teman ayahmu. Ia harus mengenal Tuhan dan
melayani Dia. Kita tidak dapat melayani Tuhan dengan benar, jika kita
tidak mengenal Dia dengan benar. Dan sia-sialah kita mengenal Dia, jika
kita tidak melayani Dia, melayani Dia dengan segenap hati dan pikiran.
Kita menjadikan agama sia-sia, jika kita tidak mempedulikannya, dan
mencondongkan hati dan perbuatan kita untuknya. Layanilah Tuhan
dengan sempurna, yaitu dengan hati yang tulus sebab ketulusan yaitu
kesempurnaan ajaran Injil kita. Dan dengan pikiran yang rela,
berdasarkan kasih, serta sebagai suatu umat yang rela hati, dengan riang
hati dan sukacita.
2. Alasan-alasan untuk menguatkan nasihat ini.
(1) Dua alasan kebenaran umum:
[1] Bahwa rahasia jiwa kita terbuka di hadapan Tuhan . Ia menyelidiki
semua hati, bahkan hati raja-raja, yang bagi manusia tidak dapat
terselami (Ams. 25:3). Oleh sebab itu, kita harus bersungguh-
sungguh dan tulus hati, sebab jika kita berjiwa penipu, Tuhan
melihatnya, dan Ia tidak dapat diperdayai. Kita sebab nya harus
menggunakan pikiran kita dan melibatkannya dalam pelayanan
kepada Tuhan , sebab Dia memahami semua khayalan pikiran kita,
yang baik dan yang jahat.
[2] Bahwa kita berbahagia atau menderita di sini, dan untuk
selamanya, berdasarkan apakah kita beribadah atau tidak
beribadah kepada Tuhan . Jika kita sungguh-sungguh mencari Dia
dengan rajin, kita akan menemukan Dia, dan hal itu cukup untuk
membuat kita bahagia (Ibr. 11:6). Jika kita meninggalkan Dia,
tidak beribadah kepada-Nya dan berpaling dari mengikut Dia,
maka Dia akan membuang kita untuk selamanya, dan itu cukup
untuk membuat kita sengsara. Perhatikanlah, Tuhan tidak pernah
membuang siapa pun kecuali mereka yang lebih dahulu
meninggalkan-Nya. Inilah,
(2) Sebuah alasan yang khusus bagi Salomo (ay. 10): “Engkau akan
mendirikan sebuah rumah menjadi tempat kudus. Oleh sebab itu,
carilah dan layanilah Tuhan , supaya pekerjaan tersebut dapat
Kitab 1 Tawarikh 28:1-10
221
dilakukan berdasarkan hati yang baik, dengan cara yang benar, dan
yang dapat diterima.”
3. Sarana-sarana yang dijabarkan di sini yaitu ditujukan bagi kita semua:
(1) Kehati-hatian: Camkanlah. Hati-hatilah terhadap sesuatu yang
kelihatannya jahat atau yang memimpin kepada yang jahat.
(2) Keberanian: Kuatkanlah, dan lakukanlah itu. Kita tidak dapat
melakukan pekerjaan kita yang semestinya kecuali kita mempunyai
tekad bulat dan mendapatkan kekuatan dari anugerah Ilahi.
Nasihat Daud kepada Salomo
(28:11-21)
11 Lalu Daud menyerahkan kepada Salomo, anaknya, rencana bangunan dari balai Bait
Suci dan ruangan-ruangannya, dari perbendaharaannya, kamar-kamar atas dan kamar-
kamar dalamnya, serta dari ruangan untuk tutup pendamaian. 12 Selanjutnya rencana dari
segala yang dipikirkannya mengenai pelataran rumah TUHAN, dan bilik-bilik di
sekelilingnya, mengenai perbendaharaan-perbendaharaan rumah Tuhan dan
perbendaharaan-perbendaharaan barang-barang kudus; 13 mengenai rombongan-
rombongan para imam dan para orang Lewi dan mengenai segala pekerjaan untuk ibadah
di rumah TUHAN dan segala perkakas untuk ibadah di rumah TUHAN. 14 Juga ia
memberikan emas seberat yang diperlukan untuk segala perkakas pada tiap-tiap ibadah;
dan diberikannya perak seberat yang diperlukan untuk segala perkakas perak pada tiap-
tiap ibadah, 15 yaitu sejumlah emas untuk kandil-kandil emas dan lampu-lampunya yang
dari emas, seberat yang diperlukan tiap-tiap kandil dan lampu-lampunya, dan perak
untuk kandil perak seberat yang diperlukan perak untuk satu kandil dan lampu-lampu-
nya, sesuai dengan pemakaian tiap-tiap kandil dalam ibadah. 16 Kemudian diberikannya
sejumlah emas untuk meja-meja roti sajian, meja demi meja, dan perak untuk meja-meja
dari perak; 17 selanjutnya emas murni untuk garpu-garpu, dan bokor-bokor penyiraman
dan kendi-kendi, juga untuk piala-piala dari emas seberat yang diperlukan untuk tiap-tiap
piala, dan perak untuk piala dari perak seberat yang diperlukan untuk tiap-tiap piala;
18 juga emas yang disucikan untuk mezbah pembakaran ukupan seberat yang diperlukan
dan emas untuk pembentukan kereta yang menjadi tumpangan kedua kerub, yang
mengembangkan sayapnya sambil menudungi tabut perjanjian TUHAN. 19 Semuanya itu
terdapat dalam tulisan yang diilhamkan kepadaku oleh TUHAN, yang berisi petunjuk
tentang segala pelaksanaan rencana itu. 20 Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya:
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah
tawar hati, sebab TUHAN Tuhan , Tuhan ku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan
dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Tuhan selesai.
21 Sesungguhnya, rombongan para imam dan para orang Lewi ada untuk melakukan
segala ibadah di rumah Tuhan , dan ada beberapa sukarelawan yang ahli dalam setiap tugas
yang dapat membantu engkau. Juga para pemimpin dan seluruh rakyat ini sepenuhnya
ada di bawah perintahmu.”
Mengenai nasihat umum yang diberikan Daud kepada putranya untuk mencari
Tuhan dan melayani Dia, kitab taurat merupakan satu-satunya aturan, dan tidak
perlu yang lain. Namun, dalam membangun Bait Suci, Daud kini memberinya tiga
hal:
222
1. Sebuah rancangan bangunan, sebab bangunan ini harus menjadi sebuah
bangunan yang luar biasa yang belum pernah dilihat olehnya atau oleh
perancangnya. Musa memiliki suatu pola Kemah Suci yang diperlihatkan
kepadanya di gunung (Ibr. 8:5), demikian pula Daud tentang Bait Suci,
melalui bantuan yang diilhamkan Tuhan langsung kepadanya (ay. 19). Hal itu
diberikan kepadanya dalam bentuk tulisan, mungkin melalui pelayanan
seorang malaikat, atau yang disampaikan kepada pikirannya secara jelas dan
tepat seakan-akan seperti dalam sebuah tulisan. Namun dikatakan (ay.
12), dia memiliki rencana dari segala yang dipikirkannya dengan bantuan
Roh. Rancangan hasil perenungan Daud atau hikmat Salomo tidak dapat
diandalkan dalam urusan istimewa seperti ini. Bait Suci harus menjadi
sesuatu yang kudus dan suatu gambaran dari Kristus. Harus ada di dalamnya
tidak hanya kenyamanan dan kepatutan, namun juga kepentingannya: Bait
Suci yaitu semacam sakramen dan sebab nya tidak boleh diserahkan
begitu saja kepada kahlian atau temuan manusia untuk merancangnya,
namun harus dirancang oleh ketetapan Ilahi. Kristus Bait Suci yang sejati,
jemaat Bait Suci yang dibangun di atas dasar Injil, dan sorga Bait Suci yang
kekal, semuanya dirancang menurut pertimbangan Ilahi, dan rencana dibuat
berdasarkan hikmat Ilahi, telah dibuat dan disahkan sebelum dunia ada bagi
kemuliaan Tuhan dan kehormatan kita. Pola Bait Suci ini diberikan Daud
kepada Salomo supaya dia tahu apa yang harus disediakan dan harus
melakukan apa selanjutnya sesuai dengan aturan yang tertentu. Ketika
Kristus meninggalkan murid-murid-Nya dengan suatu tugas untuk
membangun jemaat Injili, Dia juga memberi mereka sebuah rancangan yang
tepat tentangnya, memerintahkan mereka untuk melaksanakannya, dan
berpaut padanya seperti yang diperintahkan-Nya. Rancangan-rancangan
tertentu disebutkan di sini, tentang serambi, yang harus lebih tinggi dari yang
lain, seperti sebuah menara gereja. Kemudian ada ruangan-ruangan, baik
ruang kudus dan ruang maha kudus, dengan ruangan-ruangan di sebelah,
untuk perbendaharaan, kamar-kamar atas, dan kamar-kamar sebelah dalam,
terutama ruangan untuk tutup pendamaian (ay. 11). Juga tentang pelataran-
pelataran, dan bilik-bilik di sekelilingnya, di mana barang-barang kudus
diletakkan. Uskup Patrick percaya bahwa, dari semua benda lain, kemah suci
yang didirikan oleh Musa dan segala perabotnya, yang kini sudah tidak
digunakan lagi, diletakkan di sini, yang menyatakan bahwa dalam kegenapan
waktu semua sarana yang dipakai di zaman Musa, segala tata upacaranya
yang berlaku pada waktu itu, harus dikesampingkan dengan rasa hormat,
dan sesuatu yang lebih baik akan datang menggantikannya. Daud memberi
Salomo sebuah daftar rombongan para imam, pola-pola dari segala perkakas
Kitab 1 Tawarikh 28:1-10
223
untuk ibadah (ay. 13), dan sebuah pola dari kereta yang menjadi tumpangan
kerub (ay. 18). Di samping dua kerub di atas tutup pendamaian itu, ada dua
kerub lagi yang jauh lebih besar, yang sayap-sayapnya mencapai dari
dinding ke dinding (1Raj. 6:23, dst.), dan yang tentangnya Daud di sini
memberi kepada Salomo polanya, yang disebut sebuah kereta. Sebab para
malaikat yaitu kereta-kereta Tuhan (Mzm. 68:18).
2. Bahan-bahan yang paling mahal untuk semua perangkat Bait Suci. Dan
supaya semuanya tidak dibuat kurang dibandingkan pola yang ada, Daud telah
menimbang jumlah yang tepat untuk masing-masing perangkat dari emas
dan perak (ay. 14). Dalam kemah suci di sana hanya ada satu kandil emas.
Dalam Bait Suci ada sepuluh kandil emas (1Raj. 7:49), di samping yang perak
(ay. 15). Dalam kemah suci hanya ada satu meja. namun dalam Bait Suci, di
samping ada meja roti sajian, di sana juga ada sepuluh meja lain untuk
keperluan yang lain (2Taw. 4:8), di samping meja-meja yang terbuat dari
perak. Sebab, rumah ini yang jauh lebih besar dari kemah, akan terlihat
kosong jika tidak memiliki perangkat yang sepadan dengan luas ruangan.
Emas untuk mezbah pembakaran ukupan secara khusus dikatakan
sebagai emas yang disucikan (ay. 18, KJV: ditempa dengan baik), sehingga
lebih murni dibandingkan yang lainnya. Oleh sebab mezbah tersebut merupakan
gambaran dari kepengantaraan Kristus, yang tidak lain harus lebih murni
dan lebih sempurna.
3. Petunjuk-petunjuk cara untuk mencari pertolongan dalam usaha yang besar
ini. “Jangan takut perlawanan. Jangan takut fitnahan dan masalah. Hati-
hatilah jangan sampai salah berperilaku dalam Bait Suci, seperti di dalam
kasus Uza. Jangan takut akan celaan dari pembangun bodoh, yang mulai
membangun namun tidak sanggup menyelesaikannya. Jangan tawar hati.
(1) Tuhan akan menolongmu dan engkau haruslah pertama-tama
mengandalkan Dia (ay. 20): TUHAN Tuhan , Tuhan ku, yang kupilih dan
kulayani, yang selama ini menyertai aku dan membuat aku sejahtera,
dan kepada siapa, dari pengalaman pribadiku tentang kuasa-Nya dan
kebaikan-Nya, aku jamin, Dia pasti akan menyertai engkau,
mengarahkan, menguatkan, dan membuatmu berhasil. Ia tidak akan
mengecewakan atau meninggalkan engkau.” Perhatikanlah, kita dapat
menjadi yakin bahwa Tuhan , yang melindungi nenek moyang kita dan
menuntun mereka melalui ibadah di zaman mereka, dengan cara yang
sama, akan menyertai kita di zaman sekarang ini, jika kita setia kepada-
Nya, dan tidak akan meninggalkan kita, selama Ia memiliki pekerjaan
untuk Ia kerjakan di dalam kita atau melalui kita. Kata-kata yang sama
yang dipakai untuk menguatkan hati Yosua (Yos. 1:5), dan Salomo,
224
diberikan juga kepada semua orang percaya (Ibr. 13:5). Ia sekali-kali
tidak akan membiarkan engkau dan sekali-kali tidak akan meninggalkan
engkau. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan siapa pun kecuali mereka
lebih dahulu meninggalkan-Nya.
(2) “Orang-orang yang baik akan membantu engkau (ay. 21). Para imam dan
orang-orang Lewi akan menasihati engkau, dan engkau akan dapat
bertanya kepada mereka. Engkau memiliki para pekerja yang baik, yang
rela hati dan terampil.” Dan inilah dua sifat yang sangat baik dalam diri
seorang pekerja, terutama di dalam diri mereka yang bekerja di Bait
Suci. Dan akhirnya, “Para pembesar dan umat akan dijauhkan dari me-
lawan atau menghalangi pekerjaan itu, sebab mereka semua sepenuhnya
ada di bawah perintahmu, setiap orang di tempatnya masing-masing
siap untuk membantumu.” Maka pekerjaan baik pasti akan terus
berlanjut ketika semua pihak yang terkait sehati di dalamnya, dan tidak
ada yang secara diam-diam menghalanginya, melainkan semuanya
bekerja dengan sungguh-sungguh hati di dalamnya.
PASAL 29
aud telah mengatakan apa yang harus disampaikannya kepada Salomo.
namun masih ada lagi yang perlu dikatakannya kepada jemaah Israel
sebelum berpisah dengan mereka.
I. Ia mendorong mereka untuk memberi dukungan, sesuai dengan
kemampuan mereka, bagi pembangunan dan penyelesaian Bait Suci
(ay. 1-5).
II. Mereka membawa banyak persembahan mereka dengan sukarela (ay. 6-
9).
III. Daud menaikkan doa dan pujian yang khidmat kepada Tuhan pada
kesempatan ini (ay. 10-20), dengan korban persembahan (ay. 21-22).
IV. Salomo dengan ini dijadikan raja dengan sukacita yang besar dan
keagungan (ay. 23-25).
V. Daud, segera sesudah ini menyelesaikan perjalanan hidupnya (ay. 26-
30). Dan sukar untuk mengatakan yang mana yang bersinar lebih
terang di sini, matahari yang terbenam atau matahari yang terbit.
Persembahan untuk Bait Suci
(29:1-9)
1 Berkatalah raja Daud kepada segenap jemaah itu: “Salomo, anakku yang satu-satunya
dipilih Tuhan yaitu masih muda dan kurang berpengalaman, sedang pekerjaan ini besar,
sebab bukanlah untuk manusia bait itu, melainkan untuk TUHAN Tuhan . 2 Dengan segenap
kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Tuhan ku, yaitu emas untuk
barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang
tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu
permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-
warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam. 3 Lagipula oleh
sebab cintaku kepada rumah Tuhan ku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah
kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Tuhan ku dari
emas dan perak kepunyaanku sendiri 4 tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan tujuh
ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan, 5 yaitu emas untuk barang-
barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk segala yang dikerjakan
D
228
oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan
kepada TUHAN?” 6 Lalu para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala
pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja
menyatakan kerelaannya. 7 Mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Tuhan lima ribu
talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu
talenta tembaga serta seratus ribu talenta besi. 8 Siapa yang mempunyai batu permata
menyerahkannya kepada Yehiel, orang Gerson itu, untuk perbendaharaan rumah TUHAN.
9 Bangsa itu bersukacita sebab kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati
mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat
bersukacita.
Di sini kita dapat mengamati,
I. Betapa apiknya Daud berbicara kepada para pembesar Israel untuk
mengajak mereka memberi sumbangan bagi pembangunan Bait Suci. Ini
yaitu tugas kita untuk saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan
baik, tidak hanya untuk berbuat baik sendiri, namun juga untuk menarik
orang lain berbuat baik sedapat mungkin. Ada banyak orang yang sangat
kaya di Israel. Mereka semua akan berbagi manfaat dengan adanya Bait Suci
itu, serta berbagi hari-hari yang damai yang akan menyertai Bait Suci itu.
Oleh sebab itu, kendati Daud tidak mau mengenakan pajak kepada mereka,
untuk diberikan untuk Bait Suci, dia mengusulkan mereka memberikan
persembahan sukarela, sebab apa yang dilakukan untuk pekerjaan
kesalehan dan amal harus dilakukan secara sukarela dan bukan sebab
paksaan. Sebab Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
1. Ia ingin agar jemaah Israel mempertimbangkan bahwa Salomo itu masih
muda dan belum berpengalaman, sehingga membutuhkan pertolongan.
Salomolah orang yang telah dipilih Tuhan untuk melakukan pekerjaan ini,
dan sebab nya layak untuk mendapatkan sokongan yang baik dari
mereka. Merupakan hal yang baik untuk mendorong orang-orang yang
masih muda dan belum berpengalaman dalam pekerjaan Tuhan .
2. Bahwa pekerjaan itu begitu besar, sehingga semua tangan harus terulur
untuk melanjutkannya. Istana yang harus dibangun itu bukanlah untuk
manusia, namun untuk TUHAN Tuhan . Makin besar yang disumbangkan
bagi pembangunan itu, makin megah pula ia, dan dengan begitu Bait itu
akan semakin baik dalam memenuhi tujuannya.
3. Daud memberi tahu jemaah betapa besar persiapan yang telah
dibuatnya bagi pekerjaan ini. Ia tidak bermaksud untuk melempar
semua beban ke pundak mereka, juga bukan bahwa Bait Suci harus
dibangun sepenuhnya melalui sumbangan, melainkan bahwa mereka
harus menunjukkan niat baik mereka, dengan menambahkan kepada
apa yang telah dilakukannya (ay. 2): Dengan segenap kemampuan aku
Kitab 1 Tawarikh 29:1-9
229
telah mengadakan persediaan, yaitu, “Aku telah menjadikan pembangun-
an Bait Suci sebagai urusanku.” Pekerjaan bagi Tuhan memang harus
dilakukan dengan segenap kekuatan, atau kita tidak akan berhasil.
4. Daud memberikan kepada jemaah sebuah teladan yang baik. Di samping
apa yang dikhususkan bagi pelayanan ini di luar jarahan dan upeti dari
bangsa-bangsa tetangga, yang diperuntukkan bagi pembangunan rumah
Tuhan (sebelumnya, 22:14), di luar dari bagiannya, Daud juga telah
mempersembahkan sejumlah besar persembahan untuk memperindah
dan melengkapinya, yaitu 3.000 talenta emas dan 7.000 talenta perak
(ay. 4-5), dan hal ini dilakukannya sebab kasihnya yang besar kepada
rumah Tuhan nya. Ia memberikan semuanya ini, bukan seperti pimpinan
gereja membangun gereja, sebagai pengganti penebusan dosa, atau
untuk menebus dosa, atau seperti orang Farisi memberikan amal, untuk
dilihat oleh manusia. namun murni sebab ia mencintai tempat kediaman
Tuhan . Maka dia mengakuinya (Mzm. 26:8) dan di sini dia
membuktikannya. Orang-orang yang menunjukkan kasih mereka kepada
pelayanan Tuhan tidak akan memikirkan kerugian atau harga yang terlalu
besar untuk dipersembahkan kepadanya. Demikianlah persembahan kita
akan menyenangkan Tuhan , ketika dilakukan sebab kasih. Orang-orang
yang menunjukkan kasih mereka kepada hal-hal yang di atas akan
menunjukkan kasih mereka kepada rumah Tuhan , jalan kita menuju
sorga. Nah, Daud menjelaskan tindakannya ini untuk menggugah hati
mereka agar melakukan hal yang sama. Perhatikanlah, orang-orang yang
ingin menarik orang lain berbuat apa yang baik harus mendahului
mereka. Orang-orang yang secara khusus maju melebihi yang lain di
dalam kedudukan dan martabat, terlebih lagi harus berusaha membuat
terang mereka bersinar di depan manusia, sebab pengaruh keteladanan
mereka lebih kuat dan luas dibandingkan orang lain.
5. Daud mendorong mereka untuk melakukan seperti yang telah
dilakukannya (ay. 5): Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan
persembahan kepada TUHAN?
(1) Masing-masing kita, di tempat kita, harus melayani Tuhan dan
mengkhususkan pelayanan kita kepada-Nya, memisahkannya dari hal-
hal lain yang asing dan tercampur dengannya, dan mengarahkan serta
merancangnya bagi kehormatan dan kemuliaan Tuhan .
(2) Kita harus membuat ibadah kepada Tuhan sebagai urusan kita, harus
mengisi tangan kita bagi Tuhan, demikianlah istilah bahasa
Ibraninya. Orang-orang yang melibatkan diri dalam pelayanan Tuhan
akan membuat tangan mereka terisi penuh. Ada cukup pekerjaan
230
bagi semua orang dalam pelayanan tersebut. Pemenuhan tangan kita
dalam pelayanan kepada Tuhan berarti bahwa kita harus melayani
Dia saja, melayani Dia dengan berlimpah, dan melayani Dia dengan
kekuatan anugerah yang berasal dari Dia.
(3) Kita harus merasa bebas di dalam pelayanan kepada-Nya itu,
melakukannya dengan sukarela dan segera, melakukannya hari ini,
ketika kita sedang berpikiran baik. Siapakah yang rela? Sekarang
kiranya dia menunjukkannya.
II. Betapa eloknya mereka semua menyokong bagi pembangunan Bait Suci ketika
mereka telah mendapatkan dorongan. Kendati mereka dibujuk untuk
melakukannya, namun tetap dikatakan, Mereka mempersembahkannya dengan
sukarela (ay. 6, KJV). Demikianlah kata Daud yang mengenal hati jemaahnya.
Bahkan, mereka mempersembahkan dengan tulus hati, dari dasar hati yang
baik dan dengan penghormatan yang sungguh-sungguh kepada kemuliaan
Tuhan (ay. 9). Betapa murah hatinya mereka tampak dari jumlah per-
sembahan mereka (ay. 7-8). Mereka memberi sebagaimana adanya mereka,
seperti para pemimpin, seperti para pemimpin Israel. Dan merupakan hari
kerja yang menyenangkan saat itu. Sebab,
1. Bangsa itu bersukacita, yang dapat dimaksudkan sebagai orang-orang
yang telah memberi persembahan: mereka senang atas kesempatan
untuk memuliakan Tuhan dengan harta mereka, dan senang atas
pengharapan untuk bahwa pekerjaan yang baik ini akan selesai. Atau,
rakyat biasa bersukacita atas kemurahan hati para pembesar mereka,
bahwa mereka memiliki para pemimpin yang demikian tertuju hatinya
bagi pekerjaan baik ini. Setiap orang Israel senang melihat pekerjaan
Bait Suci dilanjutkan dengan penuh semangat.
2. Raja Daud sangat bersukacita melihat dampak yang baik dari kidung-
kidung pujiannya dan dari sarana-sarana ibadah lainnya yang ia
tetapkan. Ia bersukacita sebab putranya dan penggantinya akan
memiliki orang-orang di sekitarnya yang begitu mencintai rumah Tuhan .
Ia bersuka melihat pekerjaan ini, yang begitu melekat di hatinya, akan
terus berjalan. Perhatikanlah, sungguh membangkitkan semangat orang-
orang baik yang hendak meninggalkan dunia ini, ketika mereka melihat
orang-orang yang mereka tinggalkan sangat bersemangat bagi agama dan
mau tetap mempertahankannya. Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu
ini pergi dalam damai sejahtera.
Kitab 1 Tawarikh 29:1-9
231
Doa Daud kepada Tuhan dan Korban Persembahan
(29:10-22)
10 Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud:
“Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Tuhan nya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya. 11 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan,
kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya
TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya
sebagai kepala. 12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah
yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam
tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. 13 Sekarang, ya
Tuhan kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu. 14 Sebab
siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan
persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari
tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu. 15 Sebab kami yaitu
orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti semua nenek moyang
kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan. 16 Ya
TUHAN, Tuhan kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk
mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus yaitu dari tangan-Mu sendiri dan
punya-Mulah segala-galanya. 17 Aku tahu, ya Tuhan ku, bahwa Engkau yaitu penguji hati
dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu
dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat
memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita. 18 Ya TUHAN, Tuhan
Abraham, Ishak dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecen-
derungan hati umat-Mu yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu.
19 Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia berpegang pada
segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan
mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan.” 20 Kemudian berkatalah Daud
kepada segenap jemaah itu: “Pujilah kiranya TUHAN, Tuhan mu!” Maka segenap jemaah itu
memuji TUHAN, Tuhan nenek moyang mereka, kemudian mereka berlutut dan sujud
kepada TUHAN dan kepada raja. 21 Keesokan harinya mereka mempersembahkan korban
sembelihan dan korban bakaran kepada TUHAN, yaitu seribu ekor lembu, seribu ekor
domba jantan dan seribu ekor domba muda, dengan korban-korban curahannya dan
sangat banyak korban sembelihan demi seluruh Israel. 22 Lalu mereka makan dan minum
pada hari itu di hadapan TUHAN dengan sukacita yang besar, kemudian menyatakan
untuk kedua kalinya Salomo, anak Daud, sebagai raja dan mengurapi dia bagi TUHAN
sebagai raja dan Zadok sebagai imam.
Di sini kita mendapati,
I. Doa khidmat dipanjatkan Daud kepada Tuhan atas persembahan mulia para
pembesarnya bagi pembangunan Bait Suci (ay. 10): Lalu Daud memuji
TUHAN, tidak hanya di kamarnya, namun di depan mata segenap jemaah
itu. Inilah yang saya harapkan ketika membaca (ay. 9) bahwa Daud sangat
bersukacita. Sebab seorang yang saleh seperti dia tidak diragukan lagi akan
menyatakan syukurnya sama besarnya dengan sukacitanya. Ia yang melihat
sekeliling dengan sukacita pasti akan melihat ke atas dengan pujian. Daud
kini sudah tua dan melihat dirinya sedang mendekati ajal. Dan sangat baik
bagi orang-orang kudus yang lanjut usia, dan yang sedang mendekati ajal,
untuk melapangkan hati mereka dengan puji-pujian dan ucapan syukur. Hal
ini akan membungkam keluhan mereka atas kelemahan tubuh dan mem-
232
bantu mengurangi rasa suram terhadap ajal yang mendekat itu. Mazmur
Daud, menjelang bagian akhir kitab ini, kebanyakannya mazmur pujian.
Semakin dekat kita datang kepada dunia pujian-pujian yang abadi itu, maka
kita harus lebih banyak berbicara dengan menggunakan bahasa dan
melakukan pekerjaan dari dunia itu. Dalam doanya itu,
1. Daud memuja Tuhan dan memberikan kemuliaan kepada-Nya sebagai
Tuhan Israel, terpujilah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Doa
Tuhan kita berakhir dengan sebuah doksologi (doa pujian) yang sangat
mirip dengan kata pembuka Daud di sini, Kerajaan dan kuasa dan
kemuliaan. Inilah pujian yang benar kepada Tuhan , yaitu dengan rasa
kekaguman dan rasa hormat yang kudus, dan dengan kasih sayang patut
mengakui,
(1) Kesempurnaan-Nya yang tak terbatas. Tidak hanya Tuhan itu agung,
berkuasa, mulia, dll., namun juga bahwa kepunyaan-Nyalah
kebesaran, kuasa dan kemuliaan, yaitu Dia memiliki semuanya di
dalam diri-Nya dan dari diri-Nya sendiri (ay. 11). Ia yaitu sumber
dan pusat dari segala sesuatu yang cemerlang dan terberkati. Semua
sifat dan gelar yang dapat kita berikan kepada-Nya dalam puji-pujian
kita yang terluhur, semuanya tak terbantahkan lagi ada pada-Nya.
Kepunyaan-Nya yaitu kebesaran. Kebesaran-Nya yaitu luar biasa
hebat dan tak terselami. Dan segala sesuatu yang lain yaitu kecil,
bukanlah apa-apa, dibandingkan Dia. Kepunyaan-Nya yaitu kuasa,
dan kuasa-Nya yaitu mahakuasa dan tak terlawankan. Kekuasaan
yaitu milik-Nya, dan segala kekuasaan dari semua makhluk ciptaan
berasal dari Dia dan bergantung pada Dia. Kepunyaan-Nya yaitu
kemuliaan. Sebab kemuliaan-Nya yaitu tujuan-Nya dan tujuan dari
seluruh penciptaan. Segala kemuliaan yang dapat kita berikan
kepada-Nya dengan hati, bibir, dan hidup kita, sangat jauh dari apa
yang menjadi hak-Nya. Kepunyaan-Nya yaitu kemenangan. Ia mele-
bihi dan melampaui semua, dan sanggup untuk menaklukkan dan
mengalahkan segala sesuatu bagi diri-Nya. Dan kemenangan-Nya
yaitu tak tertandingi dan tak terkendalikan. Dan kepunyaan-Nya
yaitu keagungan, nyata dan pribadi. Bersama Dia yaitu keagungan
yang mengerikan, yang tak terungkapkan dan tak terbayangkan.
(2) Kekuasaan-Nya yang berdaulat, sebagai pemilik sah atas segala
sesuatu: Segala-galanya yang ada di langit dan di bumi, dan ada
dalam penguasaan-Nya, dengan hak penciptaan yang tak
terbantahkan, dan sebagai penguasa tertinggi dan pemerintah dari
Kitab 1 Tawarikh 29:1-9
233
semua: kepunyaan-Mulah kerajaan, dan semua raja yaitu rakyat-
Mu. Sebab Engkau yaitu kepala dan yang harus ditinggikan dan
disembah sebagai kepala di atas segala sesuatu.”
(3) Pengaruh dan pekerjaan-Nya di seluruh alam semesta. Semua yang
kaya dan terhormat di antara anak-anak manusia memperoleh
kekayaan dan kehormatan mereka dari Tuhan . Pengakuan ini yang
Daud inginkan untuk diperhatikan dan dimiliki oleh para
pembesarnya, sehingga mereka tidak menganggap diri berjasa apa
pun kepada Tuhan dengan pemberian amal mereka. Sebab dari Tuhan
mereka memperoleh kekayaan dan kehormatan mereka, dan apa
yang telah mereka kembalikan kepada-Nya hanyalah sebagian kecil
saja dari apa yang telah mereka terima dari Dia. Barang siapa besar
di antara sesamanya, tangan Tuhan -lah yang menjadikan mereka
demikian. Dan, kekuatan apa pun yang kita miliki, Tuhan lah yang
memberikannya kepada kita, sebagai Tuhan Bapa kami Israel (ay. 10;
Mzm. 68:36).
2. Daud mengakui dengan penuh syukur anugerah Tuhan yang
memampukan mereka untuk menyokong dengan sukacita kepada
pembangunan Bait Suci (ay. 13-14): Sekarang, ya Tuhan kami, kami
bersyukur kepada-Mu. Perhatikanlah, semakin kita berbuat baik bagi
Tuhan , semakin kita berutang budi kepada-Nya atas kehormatan dipakai
dalam pelayanan-Nya, dan atas anugerah yang memampukan kita, dalam
takaran apa pun, untuk melayani Dia. Adakah ia berterima kasih kepada
hamba itu? (Luk. 17:9). Tidak: namun hamba itu memiliki banyak alasan
untuk berterima kasih kepada tuannya. Daud bersyukur kepada Tuhan
sebab mereka sanggup mempersembahkan dengan
sukarela. Perhatikanlah,
(1) Sungguh merupakan sebuah contoh yang agung tentang kuasa
anugerah Tuhan di dalam kita untuk dapat melakukan pekerjaan Tuhan
dengan sukarela. Ia mengerjakan baik kemauan maupun pekerjaan.
Dan di hari kuasa-Nyalah umat-Nya dibuat-Nya rela hati (Mzm.
110:3).
(2) Kita harus memberikan kepada Tuhan segala kemuliaan dari semua
kebaikan yang dilakukan kapan pun, baik oleh diri sendiri atau oleh
orang lain. Pekerjaan baik kita janganlah menjadi hal kebanggaan
diri, atau pekerjaan baik orang lain menjadi sanjungan kita, namun
keduanya harus menjadi puji-pujian kita kepada-Nya. Sebab sudah
234
tentu merupakan kehormatan dan kesukaan besar di dunia untuk
melayani Tuhan dengan setia.
3. Daud berbicara dengan kerendahan hati tentang dirinya, dan bangsanya,
serta persembahan yang kini mereka bawa kepada Tuhan .
(1) Bagi diri sendiri, dan orang-orang yang bersamanya, kendati mereka
yaitu para pembesar, dia kagum bahwa Tuhan begitu
memperhatikan mereka dan melakukan begitu banyak bagi mereka
(ay. 14): Siapakah aku ini dan siapakah bangsaku? Daud dan Israel
yaitu orang-orang yang paling terhormat di dalam dunia. Namun
dia berbicara tentang dirinya dan mereka sebagai orang-orang yang
tidak layak untuk mendapatkan perhatian dan perkenanan Ilahi.
Daud sekarang tampak sangat agung, memimpin dalam sebuah
sidang yang besar, menunjuk penerusnya, dan membawa suatu
persembahan yang mulia bagi kehormatan Tuhan . namun dia merasa
kecil dan rendah di mata Tuhan : siapakah aku ini, ya TUHAN? Sebab
(ay. 15) kami yaitu orang asing di hadapan-Mu dan orang pen-
datang, makhluk ciptaan yang hina dan tercela. Para malaikat di
sorga tinggal nyaman di sana. namun orang-orang kudus di bumi
hanyalah orang asing di sini: sebagai bayang-bayang hari-hari kami
di atas bumi. Hari-hari hidup Daud sama banyak jumlahnya dengan
kebanyakan orang. Sebab dia dahulu yaitu seorang tokoh besar,
seorang yang baik, seorang yang berguna, namun kini hanyalah
seorang yang tua, orang yang hidup lama dan hidup bagi tujuan yang
baik: namun dia menganggap diri tidak hanya termasuk dalam
bilangan orang-orang kebanyakan, namun juga yang terdepan yang
harus mengakui bahwa hari-hari di atas bumi yaitu sebagai bayang-
bayang, yang menyatakan bahwa hidup kita yaitu suatu kehidupan
yang sia-sia, suatu kehidupan yang gelap, suatu kehidupan yang
sementara, dan suatu kehidupan yang akan memiliki titik akhir
entah di dalam terang yang sempurna atau kegelapan yang pekat.
Kata-kata berikutnya menjelaskan: Tidak ada harapan. Kita tidak
dapat mengharapkan hal-hal besar apa pun dari hidup itu, atau
mengharapkan keberlangsungannya yang lama. Hal ini disebut di
sini untuk melarang kita menyombongkan pelayanan yang kita
lakukan bagi Tuhan . Sayang! Pelayanan itu dibatasi pada sedikitnya
waktu. Pelayanan itu hanyalah bagian dari suatu kehidupan yang
lemah dan pendek, dan sebab nya apa yang dapat kita banggakan
olehnya?
Kitab 1 Tawarikh 29:1-9
235
(2) Mengenai persembahan mereka, Ya TUHAN, katanya, dari pada-Mulah
segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami
berikan kepada-Mu (ay. 14), dan lagi (ay. 16), Segala kelimpahan
bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu
rumah bagi nama-Mu yang kudus yaitu dari tangan-Mu sendiri dan
punya-Mulah segala-galanya. “Kami mendapatnya dari Engkau
sebagai suatu pemberian yang cuma-cuma, dan sebab nya terikat
untuk menggunakannya bagi Engkau. Dan apa yang kami
persembahkan kepada Engkau hanyalah utang atau bunga dari milik-
Mu.” “Demikian pula” (kata Uskup Patrick) “kita harus mengakui
Tuhan dalam segala hal rohani, dengan merujuk setiap pikiran yang
baik, tujuan yang baik, pekerjaan yang baik, sebagai berutang kepada
anugerah-Nya, dari siapa kita menerimanya.” Barangsiapa yang
bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.
4. Daud menyampaikan kepada Tuhan mengenai kesungguhan hatinya di
dalam apa yang telah dilakukannya (ay. 17). Merupakan suatu kepuasan
besar bagi seorang yang baik untuk berpikir bahwa Tuhan yaitu penguji
hati dan berkenan kepada keikhlasan, sehingga, kalau ada yang salah
menafsirkan atau menghinanya, maka Dia mengenal dan berkenan
kepada jalan orang yang benar. Merupakan kelegaan Daud bahwa Tuhan
mengenal dan berkenan dengan persembahannya dan persembahan
bangsanya. Ia tidak bangga akan pekerjaan baiknya atau iri hati akan
pekerjaan baik orang lain.
5. Daud berdoa kepada Tuhan untuk bangsa dan untuk Salomo, agar
keduanya dapat melanjutkan apa yang telah mereka mulai. Dalam doa ini
Daud menyapa Tuhan sebagai Tuhan Abraham, Ishak, dan Yakub, Tuhan
dalam kovenan dengan mereka dan dengan kita sebab mereka. Tuhan,
berilah kami anugerah untuk melakukan dengan baik bagian kami dari
kovenan itu, supaya kami tidak kehilangan berkatnya. Atau demikian:
mereka dijaga oleh anugerah Tuhan untuk tetap setia di jalan mereka.
Kiranya anugerah yang sama yang cukup bagi mereka juga cukup bagi
kita.
(1) Untuk bangsa itu dia berdoa (ay. 18) agar kebaikan yang telah
ditaruh ke dalam pikiran mereka akan selalu dipelihara-Nya, agar
mereka tidak akan pernah menjadi lebih buruk dari keadaan mereka
sekarang, tidak akan pernah kehilangan keyakinan yang mereka
miliki sekarang, atau menjadi dingin di dalam kasih mereka kepada
rumah Tuhan , melainkan selalu memiliki pikiran yang sama tentang
236
segala sesuatu seperti yang mereka miliki sekarang. Hasil-hasil besar
bergantung pada hal-hal terdalam dan terluhur dalam imajinasi
pikiran hati kita, apa tujuan kita dan apa yang paling suka kita
pikirkan. Jika kebaikan menguasai hati kita, atau hati teman-teman
kita, maka baiklah untuk melalui doa memasrahkan penjagaannya
kepada anugerah Tuhan : “TUHAN, jagalah, jagalah untuk selamanya.
Daud telah mempersiapkan bahan-bahan bagi Bait Suci. namun ,
TUHAN, kiranya Engkau mempersiapkan hati mereka untuk
kesempatan yang istimewa tersebut.” Tetapkanlah hati mereka,
demikianlah tafsiran luasnya. “Teguhkanlah ketetapan hati mereka.
Mereka berpikiran baik. Peliharalah mereka agar terus demikian
ketika aku pergi, mereka dan keturunan mereka untuk selama-
lamanya.”
(2) Untuk Salomo dia berdoa (ay. 19), Berikanlah hati yang tulus. Ia telah
menasihati Salomo (28:9) untuk melayani Tuhan dengan hati yang
tulus. Kini di sini dia berdoa kepada Tuhan untuk memberi Salomo hati
yang demikian. Ia tidak berdoa, “TUHAN, jadikanlah Salomo seorang
yang kaya, seorang yang besar, seorang yang pandai.” namun ,
“TUHAN, jadikanlah Salomo seorang yang jujur.” Sebab hal itu lebih
baik dari semua yang lain. “TUHAN, berikanlah Salomo hati yang
tulus, tidak hanya secara umum untuk berpegang pada segala
perintah-Mu, namun juga secara khusus untuk mendirikan bait
suci, supaya dia dapat melakukan tugasnya dengan mata yang
terpatri kepadanya.” Namun pembangunan rumah Tuhan ini tidak
akan membuktikan bahwa dia memiliki hati yang tulus kecuali dia
mengarahkan hatinya untuk berpegang kepada segala perintah
Tuhan . Tidaklah berguna untuk mendirikan gereja yang akan menye-
lamatkan kita, jika kita hidup dalam ketidaktaatan kepada hukum
Tuhan .
II. Kesepakatan yang menggembirakan dari sidang pertemuan yang besar dan
khidmat ini
1. Mereka bergabung bersama Daud dalam menyembah Tuhan . Ketika Daud
selesai dengan doanya, dia memanggil mereka untuk menyatakan
kesepakatan mereka (Pujilah kiranya TUHAN, Tuhan mu, ay. 20), yang
kemudian mereka lakukan, dengan berlutut dan sujud, suatu gerakan
pemujaan. Tak peduli suara siapa pun itu yang kedengaran, dari mereka
yang bergabung bersamanya saat itu, yang memperoleh berkat bukanlah
Kitab 1 Tawarikh 29:1-9
237
yang berlutut dan bersujud, namun yang melakukannya dengan
mengangkat jiwa.
2. Mereka menyatakan hormat mereka kepada raja, memandangnya
sebagai alat di dalam tangan Tuhan bagi kebaikan mereka. Dan, dengan
menghormati raja, mereka menghormati Tuhan .
3. Hari berikutnya mereka mempersembahkan dengan berlimpah korban-
korban bagi Tuhan (ay. 21), korban bakaran, yang dibakar seluruhnya,
dan korban sembelihan, di mana sang pemberi mendapat bagian yang
terbesar bagi dirinya sendiri. Dengan ini mereka menyatakan rasa
syukur yang tulus kepada Tuhan atas kebaikan keadaan bangsa mereka,
kendati Daud sebentar lagi harus meninggalkan dunia ini
4. Mereka mengadakan perjamuan dan bersukacita di hadapan Tuhan (ay.
22). Sebagai tanda sukacita mereka di dalam Tuhan , dan persekutuan
dengan-Nya, mereka menyantap korban sembelihan mereka dalam
ibadah di hadapan TUHAN. Apa yang telah dipersembahkan kepada
Tuhan itulah yang mereka makan, yang menyatakan kepada mereka
bahwa mereka tidak akan pernah kekurangan sebab sokongan sukarela
mereka saat ini bagi pembangunan Bait Suci. Mereka sendiri seharusnya
bersukacita atas kelegaan yang diperoleh sebab Bait Suci itu.
5. Mereka menjadikan Salomo raja untuk kedua kalinya. Setelah diurapi
sebelumnya secara tergesa-gesa, pada peristiwa pemberontakan Adonia,
sekarang dipikirkan tepat untuk mengulangi upacaranya, supaya rakyat
merasa lebih puas lagi. Mereka mengurapi dia bagi TUHAN. Para
pembesar harus memandang dirinya sebagai orang-orang yang
dipisahkan bagi Tuhan , untuk menjadi pelayan-Nya, dan harus
memerintah dalam takut akan Tuhan . Zadok juga diurapi menjadi imam
sebagai pengganti Abyatar, yang baru-baru ini telah kehilangan kehor-
matannya. Berbahagialah engkau, hai Israel! Di bawah kepemimpinan
raja dan imam yang demikian.
Salomo Dielu-elukan
(29:23-30)
23 Kemudian duduklah Salomo sebagai raja menggantikan Daud, ayahnya, di atas takhta
yang ditetapkan TUHAN; ia mendapat kemujuran, sehingga setiap orang Israel
mendengarkan perkataannya. 24 Lalu semua pemimpin dan pahlawan, juga semua anak
raja Daud mengakui kekuasaan raja Salomo. 25 TUHAN membuat Salomo luar biasa besar
di mata seluruh orang Israel dan mengaruniakan kepadanya keagungan kerajaan seperti
tidak pernah ada pada semua raja sebelum dia yang memerintah atas Israel. 26
Demikianlah Daud bin Isai telah memerintah atas seluruh Israel. 27 Ia memerintah atas
orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun dan di
238
Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun. 28 Kemudian matilah ia pada waktu telah
putih rambutnya, lanjut umurnya, penuh kekayaan dan kemuliaan, kemudian naik rajalah
Salomo, anaknya, menggantikan dia. 29 Sesungguhnya, riwayat raja Daud dari awal sampai
akhir tertulis dalam riwayat Samuel, pelihat itu, dan dalam riwayat nabi Natan, dan dalam
riwayat Gad, pelihat itu, 30 beserta segala hidupnya sebagai raja dan kepahlawanannya
dan keadaan zaman yang dialaminya dan dialami Israel dan segala kerajaan di negeri-
negeri lain.
Ayat-ayat ini membawa Raja Salomo ke takhtanya dan Raja Daud ke kuburnya.
Dengan demikian generasi yang bangkit mendorong keluar yang mendahuluinya
dan berkata, “Berilah ruang bagi kami.” Setiap orang ada masanya.
I. Inilah kebangkitan Salomo (ay. 23): Duduklah Salomo di atas takhta yang
ditetapkan oleh TUHAN. Bukan takhta yang dipersiapkan TUHAN di sorga,
namun takhta Israel yang disebut takhta yang ditetapkan TUHAN, sebab tidak
hanya Dia raja atas segala bangsa, dan semua raja memerintah di bawah Dia,
namun juga secara khusus Dia yaitu raja Israel (1Sam. 12:12). Ia yang
mendirikan dasar, dan mengisi takhta Israel, dengan petunjuk langsung.
Hukum-hukum negara dari kerajaan mereka bersifat Ilahi. Urim dan para
nabi yaitu penasihat pribadi raja-raja mereka. Oleh sebab nya takhta
mereka disebut takhta yang ditetapkan TUHAN. Kerajaan Salomo
menggambarkan kerajaan dari Mesias, dan kerajaan-Nya itu sungguh takhta
yang ditetapkan TUHAN. Sebab Bapa tidak menghakimi manusia, namun telah
menyerahkan seluruh penghakiman kepada-Nya. sebab itu Daud menyebut
Dia sebagai Raja-Ku (Mzm. 2:6). Setelah duduk di atas takhta yang
ditetapkan TUHAN, takhta yang dimaksudkan Tuhan sendiri bagi dia, Salomo
menjadi jaya. Orang-orang yang mengikuti petunjuk Ilahi dapat
mengharapkan kesuksesan melalui berkat Ilahi. Salomo berjaya sebab,
1. Bangsanya memberi hormat kepadanya, sebagai seorang yang patut
untuk dihormati: Setiap orang Israel mendengarkan perkataannya, yaitu,
siap untuk mengikat janji setia kepadanya (ay. 23), semua pemimpin dan
pahlawan, dan bahkan semua anak raja Daud, kendati oleh sebab usia
dan pengalaman lebih berhak atas takhta, menerima dia sebagai raja,
dan mengakui kekuasaan raja Salomo. Tuhan mencondongkan hati
mereka untuk berbuat demikian, sehingga pemerintahannya, dari sejak
awal, menjadi damai. Ayahnya yaitu seorang yang lebih baik darinya,
namun mencapai takhta dengan banyak kesusahan, setelah penundaan
yang lama, dan melalui banyak langkah dan lambat pula. namun Daud
mempunyai iman yang lebih besar, sehingga menghadapi lebih banyak
cobaan. Mereka mengakui kekuasaan raja Salomo (Ibrani: mereka
memberikan tangan di bawah Salomo), yaitu, mengikat diri dengan
Kitab 1 Tawarikh 29:1-9
239
sumpah untuk selalu setia kepadanya. Meletakkan tangan di bawah paha
merupakan sebuah upacara kuno yang digunakan dalam bersumpah.
Atau mereka semuanya begitu bersungguh-sungguh sehingga menaruh
tangan mereka di bawah kakinya untuk melayani dia.
2. Tuhan menaruh kehormatan ke atas Salomo. sebab siapa yang
menghormati Salomo, Tuhan akan menghormatinya: TUHAN membuat
Salomo luar biasa besar (ay. 25). Penampilan dan kehadirannya, saya duga
dengan pasti, memiliki pengaruh yang sangat besar dan dahsyat di
dalamnya. Semua yang dikatakan dan dilakukannya mendatangkan
hormat dan penghargaan. Tak seorang pun dari semua hakim atau raja
Israel, para pendahulunya, menjadi seorang tokoh agung seperti dia atau
hidup dalam kemegahan yang demikian.
II. Inilah kesiapan Daud, orang hebat itu, untuk turun dari panggung. Ahli
sejarah di sini membawa dia kepada akhir masanya, membiarkan dia
tertidur, dan menarik tirai menutupinya.
1. Diberikan suatu ringkasan tentang tahun-tahun pemerintahannya (ay.
26-27). Ia memerintah selama 40 tahun, seperti halnya Musa, Otniel,
Debora, Gideon, Eli, Samuel, dan Saul, yang ada sebelum dia, dan Salomo
sesudah dia.
2. Dikisahkan secara singkat tentang kematiannya (ay. 28), bahwa dia
meninggal lanjut umurnya, penuh kekayaan dan kemuliaan, yaitu,
(1) Sarat dengan semuanya. Ia sangat tua, sangat kaya, dan sangat
dihormati oleh Tuhan dan manusia. Ia telah banyak berperang sejak
masa mudanya, sehingga terus terancam nyawanya. namun dia tidak
dihapuskan di tengah-tengah hari kejayaannya, melainkan dipelihara
melewati segala bahaya peperangan, menjalani masa tua dengan
baik, dan meninggal dalam damai, meninggal di pembaringannya,
bahkan di ranjang kehormatan.
(2) Dipuaskan dengan semuanya. Ia lanjut umurnya, penuh kekayaan dan
kemuliaan. Yaitu dia mendapat kecukupan di dunia ini dari kekayaan
dan kehormatannya, dan tahu kapan merasa cukup, sebab dia sangat
siap untuk mati dan meninggalkan semuanya, sembari berkata, Tuhan
akan menarik aku (Mzm. 49:16), dan, Engkau besertaku (Mzm.
23:4). Seorang yang baik akan segera penuh hari-harinya, menjadi
kaya dan terhormat, namun tidak akan pernah puas dengannya. Tidak
ada kepuasan selain di dalam kasih kemurahan Tuhan .
240
3. Untuk kisah yang lebih lengkap tentang kehidupan dan pemerintahan
Daud, kita dirujuk kepada sejarah atau catatan zaman itu, yang ditulis
oleh Samuel selama Daud hidup, dan dilanjutkan, setelah kematiannya,
oleh Natan dan Gad (ay. 29). Di sana kita dapat mengamati
pemerintahannya di dalam negeri dan peperangannya di luar negeri,
serta zaman, yaitu, keadaan zaman, yang dialaminya (ay. 29-30). Semua
catatan ini pernah ada, namun sekarang telah hilang. Perhatikanlah,
yaitu baik untuk mencatat tentang sejarah jemaat yang asli kendati
tidak keramat atau berasal dari pengilhaman Ilahi.
T A F S I R A N M A T T H E W H E N R Y
Kitab
2 Tawarikh
TAFSIRAN KITAB
2 Tawarikh
Disertai Renungan Praktis
itab ini diawali dengan pemerintahan Salomo dan pembangunan Bait Suci,
kemudian berlanjut dengan sejarah raja-raja Yehuda sejak masa itu sampai
ke masa pembuangan. Dengan demikian kitab ini diakhiri dengan kejatuhan
kerajaan termasyhur itu serta penghancuran Bait Suci. Kerajaan keluarga Daud
ini, seperti halnya muncul lebih dahulu, demikian juga ia jauh lebih unggul dalam
nilai dan martabat dibandingkan dengan keempat kerajaan ternama yang mun-
cul dalam mimpi Nebukadnezar. Menurut perkiraan saya, kerajaan Babel diawali
dengan Nebukadnezar sendiri – tuankulah kepala yang dari emas itu, dan hanya
bertahan selama sekitar tujuh puluh tahun. Kerajaan Persia bertahan sekitar
seratus tiga puluh tahun dalam beberapa keluarga. Kekaisaran Yunani bertahan
sekitar tiga ratus tahun, terbagi dalam beberapa bagian, sedang kekaisaran
Romawi bertahan tiga ratus tahun. Namun, menurut saya, Daud merupakan
pahlawan yang lebih hebat dibandingkan para pendiri kerajaan-kerajaan tadi, dan
Salomo merupakan raja yang lebih agung dibandingkan semua raja besar semua
kerajaan itu. Selain itu, pergantian tampuk pemerintahan kerajaan keluarga
Daud tetap terpelihara menurut garis keturunan di sepanjang sejarah kerajaan
itu, yang berlangsung selama empat ratus hingga lima ratus tahun. Dan sesudah
meredup cukup lama, pemerintahan itu kembali bersinar di dalam kerajaan Sang
Mesias, di mana besar kekuasaannya, dan damai sejahteranya tidak akan
berkesudahan. Selain lebih asli, sejarah kerajaan Yahudi ini juga lebih menghibur
dan mengandung pelajaran, dibanding sejarah-sejarah semua kerajaan lain.
Sebelum ini kita sudah membaca kisah tentang keluarga Daud di dalam Kitab
Raja-raja pertama dan kedua, yang berselang-seling dengan kisah raja-raja
Israel, yang memakan tempat lebih banyak dibandingkan kisah raja-raja Yehuda.
K
246
Namun, di dalam Kitab 2 Tawarikh ini kita memiliki kisah tentang raja-raja
Yehuda seluruhnya. Di sini cukup banyak hal yang sudah pernah kita baca,
diulang kembali. Namun, banyak bagian kisah yang ditulis lebih lengkap, dan
banyak cerita lain ditambahkan, yang sebelum ini tidak kita dapati, terutama
yang berhubungan dengan urusan agama. Sebab, Kitab ini merupakan sejarah
jemaat dan ditulis sebagai pembelajaran bagi kita, agar bangsa-bangsa dan
keluarga-keluarga tahu, bahwa mereka dapat berharap akan berhasil dan sejah-
tera hanya dan hanya apabila mereka tetap berada di jalan kewajiban mereka
terhadap Tuhan . Sebab, sudah sejak dahulu kala raja-raja yang baiklah yang
berjaya, sedang raja-raja jahat menderita. Kita mendapati pemerintahan
Salomo yang penuh kedamaian (ps. 1-9), kemudian pemerintahan Rehabeam
yang bernoda (ps. 10-12), pemerintahan Abia yang singkat namun sibuk (ps. 13),
pemerintahan Asa yang cukup panjang dan bahagia (ps. 14-16), pemerintahan
Yosafat yang saleh dan makmur (ps. 17-20), pemerintahan Yoram dan Ahazia
yang durhaka dan hina (ps. 21-22), pemerintahan Yoas dan Amazia yang
goncang (ps. 24-25), pemerintahan Uzia yang panjang dan penuh keberhasilan
(ps. 26), pemerintahan Yotam yang biasa-biasa saja (ps. 27), pemerintahan Ahas
yang penuh kecemaran dan lalim (ps. 28), pemerintahan Hizkia yang penuh
mulia dan gemilang (ps. 29-32), pemerintahan lalim Manasye dan Amon (ps. 33),
pemerintahan Yosia yang membawa pembaharuan hidup (ps. 34-35), serta
pemerintahan anak-anaknya yang membawa kehancuran (ps. 36). Bila semua
digabungkan, kebenaran firman Tuhan akan tampak, bahwa Siapa yang menghor-
mati Aku, akan Kuhormati, namun siapa yang menghina Aku, akan dipandang
rendah. Di dalam pengurutan waktunya, cendekiawan Whiston memperkirakan
bahwa kitab-kitab yang berisi sejarah yang ditulis sesudah pembuangan umat
Israel (yaitu kedua Kitab Tawarikh, Kitab Ezra, dan Kitab Nehemia) mengandung
lebih banyak kesalahan dalam hal nama serta angka, dibandingkan dengan
semua kitab Perjanjian Lama lainnya, akibat kecerobohan para juru tulisnya.
Namun, meskipun hal itu masih bisa dimaafkan, kesalahan-kesalahan itu begitu
kecil sehingga kita boleh meyakini bahwa bagaimanapun juga, dasar yang
diletakkan Tuhan itu teguh.
PASAL 1
i akhir Kitab 1 Tawarikh diceritakan bagaimana Tuhan meninggikan Salomo
dan umat Israel menaatinya. Tuhan dan bangsa Israel sama-sama
menghormatinya. Sekarang dalam Kitab 2 Tawarikh ini diceritakan,
I. Bagaimana Salomo menghormati Tuhan dengan mempersembahkan
korban (ay. 1-6) dan dengan berdoa (ay. 7-12).
II. Bagaimana Salomo menghormati bangsa Israel dengan meningkatkan
kekuatan, kekayaan, dan perdagangan mereka (ay. 13-17).
Kebaikan Tuhan kepada Salomo
(1:1-12)
1 Salomo, anak Daud, menjadi kuat dalam kedudukannya sebagai raja; TUHAN, Tuhan nya,
menyertai dia dan menjadikan kekuasaannya luar biasa besarnya. 2 Salomo memberi
perintah kepada seluruh Israel, kepada kepala-kepala pasukan seribu dan pasukan
seratus, kepada para hakim dan kepada semua pemimpin di seluruh Israel, yaitu para
kepala puak. 3 Lalu pergilah Salomo bersama-sama dengan segenap jemaah itu ke bukit
pengorbanan yang di Gibeon, sebab di situlah Kemah Pertemuan Tuhan yang dibuat Musa,
hamba TUHAN itu, di padang gurun. 4 – namun Daud telah mengangkut tabut Tuhan dari
Kiryat-Yearim ke tempat yang disiapkannya bagi tabut itu, – sebab ia telah memasang
kemah untuk tabut itu di Yerusalem. 5 Namun mezbah tembaga yang dibuat Bezaleel bin
Uri bin Hur masih ada di sana di depan Kemah Suci TUHAN. Maka ke sanalah Salomo dan
jemaah itu meminta petunjuk TUHAN. 6 Salomo mempersembahkan korban di sana di
hadapan TUHAN di atas mezbah tembaga yang di depan Kemah Pertemuan itu; ia
mempersembahkan seribu korban bakaran di atasnya. 7 Pada malam itu juga Tuhan
menampakkan diri kepada Salomo dan berfirman kepadanya: “Mintalah apa yang hendak
Kuberikan kepadamu.” 8 Berkatalah Salomo kepada Tuhan : “Engkaulah yang telah
menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada Daud, ayahku, dan telah mengangkat aku
menjadi raja menggantikan dia. 9 Maka sekarang, ya TUHAN Tuhan , tunjukkanlah
keteguhan janji-Mu kepada Daud, ayahku, sebab Engkaulah yang telah mengangkat aku
menjadi raja atas suatu bangsa yang banyaknya seperti debu tanah. 10 Berilah sekarang
kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin
bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?” 11
Berfirmanlah Tuhan kepada Salomo: “Oleh sebab itu yang kauingini dan engkau tidak
meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak
meminta umur panjang, namun sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian
D
248
untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau, 12 maka
kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu
kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja
sebelum engkau dan tidak akan ada pada raja-raja sesudah engkau.”
Di sini terdapat,
I. Keberhasilan Salomo yang luar biasa (ay. 1). Walaupun ia memiliki gelar
yang harus diperjuangkan melalui persaingan, namun sebab Tuhan beserta
dengannya, ia menjadi kuat dalam kedudukannya sebagai raja. Hati dan
tangannya dikuatkan, begitu pula perhatiannya kepada rakyat. Penyertaan
Tuhan akan menjadi kekuatan kita.
II. Kesalehan dan ibadahnya yang luar biasa. Ayahnya seorang nabi, pemazmur,
dan sebagian besar perhatiannya tertuju kepada tabut perjanjian. Namun,
sesudah banyak membaca di Kitab Suci perihal Kemah Suci yang didirikan
Daud berikut mezbah-mezbahnya, Salomo sepertinya lebih memberikan
penghormatan terhadap semua itu dibanding yang diberikan Daud.
Keduanya sama-sama bertindak dengan baik, dan jangan seorang pun dari
mereka yang dicela. Apabila semangat seseorang paling banyak dicurahkan
kepada satu segi dalam agama, sedang orang lain mencurahkannya
kepada segi lain, janganlah mereka menghakimi atau mencela satu sama lain.
1. Semua para pembesar Salomo haruslah merupakan orang-orang baik,
supaya mereka ikut bergabung dengannya dalam menyembah Tuhan . Ia
berbicara kepada para kepala pasukan, para hakim dan kepada semua
pemimpin, yaitu para kepala puak, supaya mereka pergi bersamanya ke
Gibeon (ay. 2-3). Wewenang dan hak haruslah diberikan kepada orang-
orang yang hendak menggunakannya demi kemuliaan Tuhan dan
kemajuan agama. Sudah menjadi kewajiban kita untuk melibatkan
semua orang yang ada di bawah pengaruh kita, supaya mereka bersama-
sama ikut beribadah. Sungguh sangat diharapkan agar banyak orang
bergabung dengan kita dalam beribadah, semakin banyak semakin baik,
dan semakin terasa bagaikan berada di sorga. Salomo mengawali
pemerintahannya dengan mengadakan kunjungan bersama umat ke
mezbah Tuhan untuk beribadah di sana. Ini merupakan pertanda yang
sangat baik. Dengan demikian para pejabat pemerintah dapat lebih
berusaha sebaik mungkin bagi diri sendiri dan juga bagi rakyat, apabila
mereka menyertakan Tuhan dalam kegiatan mereka sedari mula.
2. Di sana Salomo mempersembahkan korban dengan berlimpah (ay. 6):
seribu korban bakaran, dan mungkin juga sejumlah besar korban
Kitab 2 Tawarikh 1
249
keselamatan, yang dengannya ia mengadakan perayaan di hadapan
TUHAN bersama umat yang mengikutinya. Apabila Tuhan menabur
banyak, Ia juga mengharapkan tuaian yang banyak. Daud, ayahnya, telah
mewariskan banyak ternak kepadanya (1Taw. 27:29, 31), dan oleh sebab
itu ia memberi Tuhan persembahan yang setimpal dari kumpulan ternak
itu. Tabut Tuhan berada di Yerusalem (ay. 4), namun mezbah masih berada
di Gibeon (ay. 5), maka ke sanalah ia membawa korban
persembahannya, sebab mezbah itulah yang menguduskan persembahan
itu.
3. Salomo memanjatkan doa yang indah kepada Tuhan . Doa ini, termasuk
jawabannya, telah kita dapati sebelum ini di Kitab
1 Raja-raja 3:5 dan seterusnya.
(1) Tuhan meminta Salomo memohonkan apa yang diinginkannya. Tidak
saja supaya Ia menempatkan Salomo di jalan yang benar untuk
menerima perkenan yang memang disediakan baginya Mintalah
maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu, namun juga
supaya Ia dapat mengujinya, bagaimana keadaan hatinya, supaya Ia
mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Sifat manusia terlihat da-
lam semua pilihan dan keinginan mereka. Pertanyaan “Apa yang
ingin kaumiliki?” akan menguji seseorang sama baiknya dengan
pertanyaan “Apa yang akan kaulakukan?” Demikian jugalah Tuhan
menguji Salomo untuk mengetahui apakah ia merupakan salah satu
dari anak-anak dunia ini yang berkata, Siapa yang akan mem-
perlihatkan yang baik kepada kita?, atau dari anak-anak terang yang
berkata, Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN. Apa
yang kita pilih, itulah yang akan kita dapatkan, dan itulah yang akan
menjadi bagian kita sesuai pilihan kita, apakah itu kekayaan dan
kesenangan dunia ini, atau kekayaan dan kesukaan rohani.
(2) Sebagaimana layaknya seorang putra Daud sejati, Salomo lebih
memilih berkat rohani dibanding berkat yang tidak bertahan lama.
Yang dimintanya di sini yaitu , hikmat dan pengertian. Ia mengakui
bahwa kedua hal tersebut merupakan pemberian yang lebih
diinginkannya, dan bahwa hanya Tuhan sendirilah yang dapat
memberikannya (Ams. 2:6). Tuhan memberikan kemampuan untuk
memahami, dan kepada-Nya sajalah kita harus memohon untuk
diperlengkapi dengannya. Di sini terdapat dua hal yang dimintanya
dan yang tidak kita dapati di dalam Kitab Raja-raja:
250
[1] Engkaulah yang telah mengangkat aku menjadi raja
menggantikan ayahku (ay. 8). “TUHAN, Engkau telah menaruhku
di tempat ini, dan oleh sebab itu aku dapat dengan iman
meminta dari-Mu kasih karunia guna memampukanku
melaksanakan kewajibanku.” Apa pun pelayanan yang kita
percaya diberikan Tuhan kepada kita, kita punya alasan untuk
berharap bahwa Ia akan memberi kita kecakapan untuk
melakukannya. namun , itu belumlah semua. “TUHAN, Engkau
telah menaruhku di tempat ini untuk menggantikan Daud,
seorang yang hebat dan baik hatinya, yang telah memenuhi
kewajibannya dengan begitu baik. Oleh sebab itu, berilah aku
hikmat, supaya bangsa Israel tidak mengalami kerugian oleh
sebab perubahan yang terjadi akibat perbuatanku. Haruskah
aku memerintah menggantikan ayahku? TUHAN, beri aku roh
ayahku.” Perhatikanlah, keunggulan mereka yang mendahului
kita, dan kewajiban kita untuk memelihara dan melanjutkan
pekerjaan baik yang telah mereka laksanakan, seharusnya
mendorong kita untuk berusaha menyamai atau bahkan melebihi
mereka. Selain itu, untuk mendorong kita berdoa memohon
hikmat dan kasih karunia dari Tuhan , supaya kita dapat
melaksanakan pekerjaan Tuhan dalam hidup kita, sama setia dan
baiknya seperti yang telah dilakukan orang-orang itu dalam
hidup mereka.
[2] Tunjukkanlah keteguhan janji-Mu kepada Daud, ayahku (ay. 9).
Yang dimaksudkan Salomo yaitu janji yang berkaitan dengan
pengganti Daud. “Dalam melaksanakan janji itu TUHAN, berilah
sekarang kepadaku hikmat.” Kita tidak mendapati hikmat yang
dimintanya itu termasuk dalam hal-hal yang dijanjikan, namun
hikmat itu memang diperlukan demi melaksanakan apa yang
telah dijanjikan (2Sam. 7:13-15). Janji itu berbunyi, Dialah yang
akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan
mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Ia akan
menjadi anak-Ku, dan kasih setia-Ku tidak akan hilang dari
padanya. “Sekarang, TUHAN, kecuali Engkau memberiku hikmat,
rumah-Mu tidak akan dibangun, dan takhta kerajaanku tidak
akan kokoh. Aku akan berperilaku dengan cara yang tidak pantas
sesuai hubunganku dengan Engkau sebagai Bapa. Aku akan
bertindak salah sehingga kehilangan kasih setia-Mu dan menyia-
nyiakannya. Oleh sebab itu, TUHAN, berilah sekarang kepadaku
Kitab 2 Tawarikh 1
251
hikmat.” Perhatikanlah, Pertama, janji-janji Tuhan merupakan per-
mohonan terbaik kita dalam doa. Ingatlah akan janji yang
Kauucapkan kepada hamba-Mu. Kedua, anak-anak boleh
menerima penghiburan dari janji-janji kovenan yang melalui
baptisan diminta dan dipegang orangtua mereka bagi anak-anak
mereka. Ketiga, cara terbaik untuk memperoleh manfaat dari
janji-janji serta hak istimewa kovenan itu yaitu dengan berdoa
sungguh-sungguh kepada Tuhan meminta hikmat serta kasih
karunia-Nya untuk melaksanakan kewajiban dari janji-janji itu.
4. Salomo menerima jawaban penuh rahmat atas doa ini (ay. 11-12).
(1) Tuhan memberi Salomo hikmat yang dipohonkannya itu, sebab ia
memintanya. Hikmat yaitu karunia yang diberikan Tuhan dengan
bebas dan berlimpah seperti karunia-karunia lain, asalkan kita
menghargainya dan bergumul untuk mendapatkannya, serta
bertekad untuk menggunakannya. Ia tidak mencela orang-orang
miskin yang meminta dengan kebodohan mereka (Yak. 1:5). Kasih
karunia Tuhan akan senantiasa tersedia bagi orang-orang yang dengan
tulus ingin mengetahui dan melakukan kewajiban mereka.
(2) Tuhan memberi Salomo kekayaan dan kehormatan yang tidak
dimintanya, walaupun ia tidak meminta hal itu. Orang-orang yang
mengejar hal-hal duniawi dengan teramat sangat, justru besar
kemungkinan akan kehilangan hal-hal tersebut. Sebaliknya, orang-
orang yang berserah kepada penyelenggaraan Tuhan ketika hanya
memiliki sedikit saja hal-hal tersebut, justru akan memperoleh peng-
hiburan di dalamnya. Orang-orang yang menjadikan dunia ini
sebagai tujuan akhir mereka, tidak akan memperoleh dunia yang
lainnya itu, dan malahan akan mengalami kekecewaan di dunia yang
di sini. Sebaliknya, orang-orang yang menjadikan dunia lain sebagai
tujuan akhir mereka, tidak saja akan memperolehnya dan merasa
sangat puas di dalamnya, namun juga akan menikmati dunia sekarang
ini dalam jalan hidup mereka.
Harta Kekayaan Salomo
(1:13-17)
13 Lalu pulanglah Salomo dari bukit pengorbanan yang di Gibeon itu, dari depan Kemah
Pertemuan, ke Yerusalem dan ia memerintah atas Israel. 14 Salomo mengumpulkan juga
kereta-kereta dan orang-orang berkuda, sehingga ia mempunyai seribu empat ratus
kereta dan dua belas ribu orang berkuda, yang semuanya ditempatkan dalam kota-kota
kereta dan dekat raja di Yerusalem. 15 Raja membuat banyaknya emas dan perak di
252
Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara
yang tumbuh di Daerah Bukit. 16 Kuda untuk Salomo didatangkan dari Misraim dan dari
Kewe; saudagar-saudagar raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. 17 Sebuah
kereta yang didatangkan dari Misraim berharga sampai enam ratus syikal perak, dan
seekor kuda sampai seratus lima puluh syikal; dan begitu juga melalui mereka
dikeluarkan semuanya itu kepada semua raja orang Het dan kepada raja-raja Aram.
Di sini kita dapati,
1. Salomo menjalankan pemerintahannya (ay. 13): Ia keluar dari depan Kemah
Pertemuan, dan ia memerintah atas Israel. Ia tidak akan melaksanakan tugas
pemerintahan sebelum melakukan ibadah. Ia tidak akan mengambil
kehormatan untuk diri sendiri sebelum ia memberikan kehormatan kepada
Tuhan , yang pertama yaitu Kemah Pertemuan