tawarikh ester 8

Kamis, 30 Januari 2025

tawarikh ester 8



 8, baru sesudah itu takhta 

kerajaan. Setelah menerima hikmat dari Tuhan , ia tidak menguburkan talen-

tanya. Sebaliknya, ketika menerima karunia itu, ia terus melayani, dan tidak 

membiarkan diri menjalani hidup santai serta bersenang-senang, namun  

mengerjakan tugasnya: ia memerintah atas Israel. 

2. Kehebatan istananya (ay. 14): Salomo mengumpulkan juga kereta-kereta dan 

orang-orang berkuda. Akankah kita memujinya untuk hal ini? Kita tidak 

boleh memujinya, sebab raja telah dilarang memperbanyak kuda-kudanya 

(Ul. 17:16). Sepertinya kita tidak pernah mendapati ayah Salomo 

mengendarai kereta kuda atau menunggang kuda. Hewan tertinggi yang 

pernah ditungganginya hanyalah seekor bagal. Kita harus berusaha keras 

mengungguli orang-orang yang sudah mendahului kita dalam hal kebaikan 

dibandingkan  dalam hal kemegahan. 

3. Kekayaan dan perdagangan dalam kerajaan Salomo. Ia menjadikan perak 

dan emas seperti benda-benda yang sangat murah dan lazim (ay. 15). 

Bertambah banyaknya emas merendahkan nilainya. Sebaliknya, 

bertambahnya kasih karunia meningkatkan harganya. Semakin banyak 

manusia memiliki kasih karunia, semakin tinggi pula mereka menilainya. 

Mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak! Ia juga 

membuka hubungan dagang dengan Mesir, dari mana ia mendatangkan 

kuda-kuda serta benang lenan, yang kemudian dijualnya kembali kepada 

raja-raja Aram, dengan keuntungan besar tentu saja (ay. 16-17). Hal ini 

sudah kita baca sebelumnya di Kitab 1 Raja-raja 10:28-29. Sungguh 

bijaksana apabila para raja menggalakkan hasil kerajinan dan mendorong 

perdagangan di wilayah kekuasaan mereka. Boleh jadi Salomo ingin 

mendirikan pabrik lenan, sebab  ia mendatangkan benang linen dari Mesir, 

menenunnya menjadi kain, kemudian mengirimkannya ke bangsa-bangsa 

lain, sesuai yang diajarkan ibunya yang memerinci kegiatan ini sebagai salah 

satu ciri khas wanita  yang cakap. Ia membuat pakaian dari lenan, dan 

Kitab 2 Tawarikh 1 

 

253 

menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang (Ams. 31:24). 

Dalam tiap jerih payah ada keuntungan. 

 

 

PASAL  2  

egiatan perniagaan Salomo yang kita baca dalam bagian akhir pasal 

sebelumnya serta kemajuan yang diadakannya terhadap barang dagangan 

dan para perajin sangatlah terpuji. Akan namun , rencana yang ditetapkan bagi 

Salomo yaitu  untuk menggarap pembangunan, dan dalam pasal ini, ia 

mengerjakan tugas tersebut. Di sini tercatat, 

I. Ketetapan hati Salomo untuk membangun Bait Suci dan istana 

kerajaan, termasuk bagaimana ia menunjuk para pegawai untuk 

dipekerjakan (ay. 1-2, 17-18). 

II. Permintaan Salomo kepada Huram, raja negeri Tirus, untuk 

menyediakan tenaga ahli dan bahan-bahan (ay. 3-10). 

III. Jawaban Huram yang menyanggupi permintaan Salomo (ay. 11-16). 

Persiapan untuk Membangun Bait Suci 

(2:1-10) 

1 Salomo memerintahkan untuk mendirikan suatu rumah bagi nama TUHAN dan suatu 

istana kerajaan bagi dirinya sendiri. 2 Dan Salomo mengerahkan tujuh puluh ribu kuli, 

delapan puluh ribu tukang pahat di pegunungan, dan tiga ribu enam ratus mandur untuk 

mengawasi mereka itu. 3 Lalu Salomo mengutus orang kepada Huram, raja negeri Tirus, 

dengan pesan: “Perbuatlah terhadap aku seperti yang kauperbuat terhadap ayahku Daud, 

ketika engkau mengirim kayu aras kepadanya, sehingga ia dapat mendirikan baginya 

suatu istana untuk tinggal di situ. 4 Ketahuilah, aku hendak mendirikan sebuah rumah 

bagi nama TUHAN, Tuhan ku, untuk menguduskannya bagi Dia, supaya di hadapan-Nya 

dibakar ukupan dari wangi-wangian, tetap diatur roti sajian dan dipersembahkan korban 

bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, pada hari-hari Sabat dan bulan-bulan 

baru, dan pada perayaan-perayaan yang ditetapkan TUHAN, Tuhan  kami, sebab semuanya 

itu yaitu  kewajiban orang Israel untuk selama-lamanya. 5 Dan rumah yang hendak 

kudirikan itu harus besar, sebab Tuhan  kami lebih besar dari segala Tuhan .  

6 namun  siapa yang mampu mendirikan suatu rumah bagi Dia, sedang  langit, bahkan 

langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Dia? Dan siapakah aku ini, 

sehingga aku hendak mendirikan suatu rumah bagi Dia, kecuali sebagai tempat untuk 

membakar korban di hadapan-Nya?  

7 Maka sekarang, kirimlah kepadaku seorang yang ahli mengerjakan emas, perak, 


 

256 

tembaga, besi, kain ungu muda, kain kirmizi, kain ungu tua, dan yang juga pandai 

membuat ukiran, untuk membantu para ahli yang ada padaku di Yehuda dan di 

Yerusalem, yang telah ditunjuk ayahku Daud. 8 Kirim juga kepadaku kayu aras, sanobar 

dan cendana dari gunung Libanon, sebab aku tahu, bahwa hamba-hambamu pandai 

menebang pohon dari Libanon. Dalam pada itu hamba-hambaku akan membantu hamba-

hambamu 9 untuk menyediakan bagiku sejumlah besar kayu, sebab rumah yang hendak 

kudirikan itu harus besar dan mentakjubkan. 10 Dan untuk tukang-tukang yang menebang 

pohon kuberikan gandum dua puluh ribu kor, jelai dua puluh ribu kor, anggur dua puluh 

ribu bat dan minyak dua puluh ribu bat, sebagai bahan makanan bagi hamba-hambamu 

itu.” 

Hikmat Salomo dikaruniakan kepadanya, bukan sekadar hikmat dalam 

menebak-nebak, untuk menyenangkan diri sendiri sekalipun hal itu memang 

kesenangan para raja. Dan bukan sekadar hikmat dalam berkata-kata, untuk 

menyenangkan kawan-kawannya, melainkan hikmat untuk bertindak. sebab  

itu, segera saja ia menyibukkan diri untuk bertindak. Perhatikan, 

I. Tekadnya mengenai tugas tersebut (ay. 1): Pertama, Salomo sudah 

memutuskan untuk membangun suatu rumah bagi nama Tuhan (ay. 1, KJV). 

Memang tepat bahwa Dia yang mula-mula haruslah dilayani. yang pertama 

haruslah Bait Suci, baru kemudian istana, sebuah rumah yang bukan untuk 

dirinya sendiri, untuk kenyamanan maupun kebesarannya, namun  terutama 

untuk kerajaan, demi kehormatan kerajaan itu di antara negeri tetangga, 

serta menjadi tempat yang layak untuk menerima rakyat setiap kali mereka 

datang menghadap rajanya. Jadi, dalam kedua pembangunan gedung itu, 

tujuan Salomo yaitu  kebaikan rakyat. Orang yang paling bijaksana yaitu  

mereka yang memberikan diri terutama bagi kehormatan nama Tuhan dan 

kesejahteraan masyarakat. Kita tidak dilahirkan untuk diri sendiri, 

melainkan bagi Tuhan  dan negeri kita. 

II. Utusan Salomo kepada Huram, raja Tirus, untuk meminta bantuan dalam 

pelaksanaan rancangannya. Maksud dari suruhannya kepada Huram itu 

serupa dengan catatan dalam 1 Raja-raja 5:2, hanya saja, di sini dijabarkan 

lebih panjang. 

1. Alasan Salomo mengajukan permintaan tersebut kepada Huram dijelaskan 

lebih lengkap di sini, sebagai pemberitahuan kepada Huram sekaligus 

sebagai bujukan.  

(1) Salomo mengingatkan kepentingan ayahnya kepada Huram serta 

kebaikan yang telah ayahnya terima darinya (ay. 3): Perbuatlah 

terhadap aku seperti yang kauperbuat terhadap ayahku, Daud. 

Sebagaimana kita harus menunjukkan kebaikan kepada orangtua 

Kitab 2 Tawarikh 2:1-10 

 

257 

dari teman-teman kita, kita pun bisa mengharapkan balasan 

kebaikan dari mereka dan membangun hubungan.  

(2) Salomo mengemukakan rancangannya dalam pembangunan Bait 

Suci, yaitu  dimaksudkan untuk menjadi tempat ibadah agamawi (ay. 

4), supaya seluruh korban persembahan yang sudah ditetapkan 

Tuhan  untuk menghormati nama-Nya bisa dipersembahkan di situ. 

Rumah tersebut dibangun untuk dupersembahkan bagi Tuhan  dan 

dipakai untuk melayani Dia. Inilah yang harus menjadi tujuan kita 

dalam segala perkara, yaitu  supaya semua yang kita miliki dan yang 

kita perbuat bisa menjadi kemuliaan bagi Tuhan . Salomo 

menyebutkan sejumlah bantuan khusus yang dimintanya sebagai 

petunjuk bagi Huram. Misteri agama yang sejati tidak perlu ditutup-

tutupi, berbeda dengan takhayul kafir.  

(3) Salomo berusaha menggerakkan hati Huram dengan pikiran-pikiran 

yang agung dan luhur mengenai Tuhan  Israel, dengan mengutarakan 

rasa hormat yang mendalam terhadap nama-Nya yang kudus, Tuhan  

kami lebih besar dari segala Tuhan , lebih dibandingkan  segala berhala, 

melampaui raja-raja. Berhala tiada artinya, para raja bukan siapa-

siapa, keduanya berada di bawah kendali Tuhan  Israel. sebab  itu,  

[1] “Rumah yang hendak kudirikan itu harus besar. Rumah ini tidak 

sepadan dengan kebesaran Tuhan  yang kepada-Nya rumah itu 

dipersembahkan, sebab di antara yang terbatas dan yang tak 

terhingga, tiada yang sepadan dengan-Nya, melainkan hanya 

sepadan sebagian dengan nilai dan penghargaan kami yang 

mendalam terhadap Tuhan  itu.”  

[2] “Namun, sebesar apa pun, rumah itu tidak dapat menjadi tempat 

tinggal Tuhan  yang Maha Agung. Janganlah Huram berpikir bahwa 

Tuhan  Israel sama seperti ilah bangsa-bangsa lain yang diam 

dalam kuil-kuil buatan tangan manusia (Kis. 17:24). Tidak, 

bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat 

memuat Dia. Rumah itu hanya dimaksudkan sebagai tempat yang 

nyaman bagi para imam dan penyembah-Nya untuk membakar 

korban persembahan di hadapan-Nya.”  

[3] Sebagai raja besar sekalipun, Salomo memandang dirinya tidak 

layak mendapat kehormatan untuk bekerja dalam karya agung 

ini, Siapakah aku ini, sehingga aku hendak mendirikan suatu 

rumah bagi Dia? Kita harus mengerjakan setiap pekerjaan Tuhan  

dengan kesadaran bahwa kita sama sekali tidak cukup dan tidak 

mampu melakukan apapun setara dengan kesempurnaan ilahi. 


 

258 

Bagian dari hikmat ialah menghampiri orang yang tanpa 

pengertian dengan hati-hati untuk mencegah segala 

kesalahpahaman mereka mengenai Tuhan  akibat sesuatu yang 

mungkin kita katakan atau lakukan. Jadi, itulah yang Salomo 

lakukan dalam perjanjiannya dengan Huram. 

2. Permintaan Salomo kepada Huram dipaparkan lebih terperinci.  

(1) Dia ingin Huram memperlengkapinya dengan tangan yang baik 

untuk bekerja (ay. 7), Kirimlah kepadaku seorang. Daud telah 

menyediakan bagi Salomo orang-orang yang ahli di Yerusalem 

(1Taw. 22:15). Janganlah kiranya mereka berpikir bahwa di antara 

orang Ibrani tidak ada seniman. Namun, “Kirimlah kepadaku seorang 

untuk memandu mereka. Di Yerusalem ada orang-orang yang 

terampil, namun  bukan pemahat seperti yang di Tirus. Jadi, sebab  

pekerjaan Bait Suci harus yang terbaik, biarlah aku mendapat orang-

orang terbaik yang ada.”  

(2) Bahan-bahan yang baik untuk digarap (ay. 8), kayu aras, sanobar dan 

cendana yang berlimpah (ay. 8-9), sebab rumah itu harus besar dan 

mentakjubkan, yaitu  sangat megah dan agung. Tidak boleh ada harga 

yang dihemat dan jangan ada kekurangan tenaga terampil. 

3. Tawaran Salomo untuk memelihara para pekerja (ay. 10), memberi 

mereka begitu banyak gandum dan jelai, berlimpah anggur dan minyak. 

Ia memberi makan para pekerjanya bukan dengan roti dan air, 

melainkan dengan kelimpahan segala sesuatu yang terbaik. Barang siapa 

mempekerjakan pegawai haruslah memperhatikan bukan hanya 

bayaran yang baik, namun  juga memberi makan yang cukup, sehat, dan 

sesuai bagi mereka. Tuan yang kaya hendaknya memperlakukan para 

pekerjanya yang miskin seperti yang terjadi seandainya mereka sendiri 

yang menjadi pegawai.  

Perjanjian Salomo dengan Huram 

(2:11-18)  

11 Dan Huram, raja negeri Tirus, mengirim surat balasan kepada Salomo, yang berbunyi: 

“sebab  TUHAN mengasihi umat-Nya, Ia telah mengangkat engkau menjadi raja atas 

mereka.” 12 Lalu Huram melanjutkan: “Terpujilah TUHAN, Tuhan  orang Israel, yang 

menjadikan langit dan bumi, sebab  Ia telah memberikan kepada raja Daud seorang anak 

yang bijaksana, penuh akal budi dan pengertian, yang akan mendirikan suatu rumah bagi 

TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri! 13 Maka sekarang aku mengirim 

seorang ahli, yang penuh pengertian, yaitu  Huram Abi, 14 anak seorang wanita  dari 

bani Dan, sedang ayahnya orang Tirus. Ia pandai mengerjakan emas, perak, tembaga, besi, 

batu, kayu, kain ungu muda, kain ungu tua, lenan halus dan kain kirmizi, dan juga pandai 

Kitab 2 Tawarikh 2:1-10 

 

259 

membuat segala jenis ukiran dan segala jenis rancangan yang ditugaskan kepadanya 

dengan dibantu oleh ahli-ahlimu dan oleh ahli-ahli ayahmu, tuanku Daud. 15 Baiklah 

sekarang tuanku kirim kepada hamba-hamba tuanku gandum dan jelai, minyak dan 

anggur yang telah tuanku sebutkan itu. 16 Dan kami akan menebang kayu dari gunung 

Libanon sebanyak engkau perlukan dan membawanya kepadamu dengan rakit-rakit 

melalui laut sampai ke Yafo, dan engkau dapat mengangkutnya ke Yerusalem.” 17 Lalu 

Salomo menghitung semua orang asing yang laki-laki yang ada di negeri Israel sama 

seperti yang pernah dilakukan Daud, ayahnya. Maka terdapatlah seratus lima puluh tiga 

ribu enam ratus orang. 18 Dan dari antara mereka, tujuh puluh ribu orang dijadikannya 

kuli, delapan puluh ribu orang tukang pahat di pegunungan, dan tiga ribu enam ratus 

orang mandur yang harus menyuruh orang-orang itu bekerja. 

Di sini kita temukan,  

I. Jawaban yang dikirimkan Huram melalui utusan Salomo. Ia menyatakan 

penghormatan besar kepada Salomo dan kesiapan untuk membantunya. 

Kiranya orang-orang yang angkuh bisa belajar dari para pembesar ini untuk 

bersikap ramah dan menyenangkan. 

1. Huram mengucapkan selamat bagi Israel sebab  memiliki raja seperti 

Salomo (ay. 11). sebab  TUHAN mengasihi umat-Nya, Ia telah 

mengangkat engkau menjadi raja atas mereka. Perhatikan, pemerintahan 

yang baik dan bijaksana merupakan berkat besar bagi rakyat dan dapat 

dianggap sebagai tanda bukti perkenanan Tuhan . Huram tidak berkata, 

sebab  TUHAN mengasihi engkau maka Dia menjadikan engkau raja 

(meski memang benar Tuhan  mengasihi Salomo, 2Sam. 12:24), melainkan 

sebab  TUHAN mengasihi umat-Nya.  Para pemimpin harus memandang 

dirinya dipilih bagi kepentingan masyarakat, bukan untuk kepuasan 

pribadi mereka sendiri, dan mereka harus memerintah sedemikian rupa 

untuk membuktikan bahwa mereka diberikan kepada rakyat sebagai 

pemimpin sebab  kasih, bukan sebab  murka. 

2. Huram memuji Tuhan  sebab  membangkitkan keturunan yang demikian 

bagi Daud (ay. 12). Tampaknya, ia bukan hanya semata-mata sangat 

menyukai bangsa Yahudi dan bergembira atas kemakmuran mereka, 

namun  juga telah menjadi seorang pemeluk agama Yahudi. Ia menyembah 

Yehova, Tuhan  Israel yang dikenal dengan nama itu di antara negeri-

negeri tetangga sebagai Tuhan  pencipta langit dan bumi dan sebagai 

sumber kuasa sekaligus kehidupan, sebab Dia yang menetapkan raja-

raja. Kini, setelah orang Israel memelihara hukum Taurat serta 

beribadah kepada Tuhan  dan dengan demikian mempertahankan 

kehormatan mereka, negeri-negeri tetangga pun bersedia diajar oleh 

bangsa Israel mengenai agama yang sejati. Ini kebalikan dari ketika 

Israel pada masa kemurtadannya dahulu dipengaruhi oleh berhala dan 

takhayul bangsa-bangsa sekitar. Hal ini meninggikan bangsa Israel, 


 

260 

sebab  sekarang mereka memiutangi dan tidak meminjam, memiutangi 

kebenaran dan tidak meminjam kesesatan dari negeri lain. Dahulu ketika 

Israel melakukan yang sebaliknya, hal itu menjadi aib bagi mereka. 

3. Huram mengirimi Salomo seorang ahli yang sangat piawai dan teliti, 

yang tidak akan gagal memenuhi harapannya dalam segala hal. Orang ini 

memiliki campuran darah Yahudi dan non-Yahudi. Ibunya seorang Israel. 

Huram menduga wanita itu berasal dari suku Dan, seperti katanya di sini 

(ay. 14), namun  kelihatannya ia dari suku Naftali (1Raj. 7:14), sedang  

ayahnya orang Tirus. Ini sebuah tanda yang baik akan persatuan orang 

Yahudi dan bangsa lain dalam bait Injil, seperti yang terjadi juga 

kemudian ketika bait suci yang kedua dibangun dengan begitu hebatnya 

oleh Raja Darius (Ezra 6), yang diperkirakan yaitu  putra ratu Ester, 

yang artinya ia juga orang Israel dari garis ibu. 

4. Huram juga memenuhi permintaan kayu segera setelah ada kesempatan 

dan berupaya mengirimnya ke Yafo. Dengan itu, ia juga menyatakan 

kebergantungan pada Salomo dalam hal pemeliharaan para pekerja, 

seperti yang telah Salomo janjikan (ay. 15-16). Persetujuan ini kita 

temukan dalam 1 Raja-raja 5:8-9. 

II. Perintah Salomo mengenai para pekerja. Ia tidak mau mempekerjakan 

keturunan Israel yang lahir sebagai orang bebas dalam kerja berat 

pembangunan Bait Suci, termasuk sebagai mandor. Dalam pekerjaan itu, ia 

mempekerjakan orang-orang asing yang sudah menjadi pemeluk agama 

Yahudi, yang tidak mewarisi tanah Kanaan seperti orang Israel, sehingga 

hanya hidup dari berdagang dan memperoleh penghidupannya dari keahlian 

dan pekerjaan. Pada zaman itu, ada sangat banyak orang asing seperti itu di 

tanah Israel (ay. 17), dan orang-orang ini, jika mereka berasal dari bangsa-

bangsa yang takluk, maka mereka berada di bawah hukum orang Gibeon, 

yaitu menjadi penebang kayu bagi umat Israel. Jika bukan berasal dari 

bangsa-bangsa yang takluk ini, maka dalam banyak hal mereka tunduk di 

bawah hukum Musa, dan dipandang sejajar dengan orang Israel asli, 

sehingga terikat oleh hutang budi untuk melakukan apa yang mereka dapat 

bagi pelayanan Bait Suci. Sekalipun begitu, tidak diragukan lagi mereka juga 

dibayar dengan baik, entah berupa uang atau sesuatu yang setara uang. 

Hukum Taurat berkata, Orang asing janganlah kamu tekan. Pembagian para 

pekerja itu dicatat di sini (ay. 2 dan ay. 18), semuanya ada 150.000 orang. 

Kanaan yaitu  tanah yang subur, yang memberi daging untuk begitu banyak 

mulut, melebihi jumlah penduduk aslinya. Bait Suci juga yaitu  bangunan 

maha besar yang memberi pekerjaan untuk begitu banyak tangan. Menurut 

Kitab 2 Tawarikh 2:1-10 

 

261 

Tuan Fuller, sebab  bangunan Bait Suci ini punya struktur khusus, yang 

kerangkanya harus dibentuk terlebih dahulu, maka pekerjaannya sangat 

banyak. Saya berpikir pekerjaan itu pasti menyediakan begitu banyak 

lowongan bagi sangat banyak tangan untuk dipekerjakan. Sebab di hutan 

Libanon, mereka semua kemungkinan bekerja bersama-sama tanpa saling 

menyesakkan, hal yang tidak mungkin bisa terjadi di gunung Sion. Lagi pula, 

seandainya yang dipekerjakan tidak berjumlah banyak, dengan kerangka 

yang sangat besar dan teliti, yang dimulai dan verakhir dalam tujuh tahun, 

maka sejauh yang saya tahu, pembangunannya bisa sangat lama seperti 

mendirikan katedral Santo Paulus. 

 

 

 

PASAL  3  

itab Raja-raja memuat sebuah kisah yang lebih luas dan terinci tentang 

pembangunan rumah TUHAN dibandingkan  di dalam Kitab Tawarikh di sini. 

Dalam pasal ini kita menemukan,  

I. Tempat dan waktu pembangunan rumah TUHAN (ay. 1-2).  

II. Ukuran dan ornamennya (ay. 3-9).  

III. Kerubim di dalam ruang yang maha kudus (ay. 10-13).  

IV. Tabir (ay. 14).  

V. Dua tiang (ay. 15-17). Tentang semuanya ini kita sudah memiliki 

kisahnya di dalam 1 Raja-raja 6-7.  

Rumah TUHAN Dibangun 

(3:1-9) 

1 Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana 

TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yaitu  

di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu. 2 Ia mulai mendirikan rumah itu dalam 

bulan yang kedua, pada tahun keempat pemerintahannya. 3 Inilah ukuran dasar yang 

dipakai Salomo untuk mendirikan rumah Tuhan : panjangnya enam puluh hasta, menurut 

ukuran hasta yang lama dan lebarnya dua puluh hasta. 4 Balai di sebelah depan ruang 

besar rumah itu, panjangnya dua puluh hasta, menurut lebar rumah itu, dan tingginya 

seratus dua puluh hasta. Balai itu dilapisinya dari dalam dengan emas murni. 5 Ruang 

besar dipapaninya dengan kayu sanobar. Kayu itu disaputnya dengan emas tua; kemudian 

dipasangnya pohon korma dan untaian rantai di atasnya. 6 Ruang itu dilapisinya juga 

dengan batu permata yang mahal-mahal sebagai perhiasan, sedang emasnya emas 

Parwaim. 7 Demikianlah ruang itu, balok-baloknya, ambang-ambangnya, dinding-dinding-

nya dan pintu-pintunya disaputnya dengan emas dan pada dinding-dindingnya 

diukirkannya kerub. 8 Kemudian ia membuat ruang maha kudus; panjangnya dua puluh 

hasta, menurut lebar rumah itu, dan lebarnya dua puluh hasta juga. Lalu ia menyaputnya 

dengan emas tua seberat enam ratus talenta; 9 berat paku-paku lima puluh syikal emas. 

Juga kamar-kamar atas disaputnya dengan emas. 

Inilah,  


 

264 

I. Tempat rumah TUHAN dibangun. Salomo tidak bebas untuk memilih atau 

bingung untuk menentukan tempatnya. Tempatnya telah ditentukan 

sebelumnya (1Taw. 22:1), sehingga ia boleh merasa lega.  

1. Lokasinya harus di Yerusalem. Sebab di sanalah tempat yang telah 

dipilih Tuhan  bagi kediaman nama-Nya. Ibu kota kerajaan haruslah kota 

suci. Harus ada suatu kesaksian bagi Israel ... Sebab di sanalah ditaruh kursi-

kursi pengadilan (Mzm. 122:4-5).  

2 Lokasinya harus di atas gunung Moria, yang dianggap oleh beberapa 

orang merupakan tempat di tanah Moria di mana Abraham 

mempersembahkan Ishak (Kej. 22:2). Demikian yang dinyatakan dalam 

Kitab Targum (terjemahan Kitab Suci Ibrani dalam bahasa Aram – pen.), 

dengan menambahkan, Ishak dibebaskan oleh firman TUHAN dan seekor 

anak domba disediakan sebagai gantinya. Itulah suatu gambaran dari 

pengorbanan Kristus sendiri. Oleh sebab  itu tepatlah rumah TUHAN, 

yang juga merupakan gambaran tentang Dia, dibangun di sana.  

3. Lokasinya ada di tempat TUHAN menampakkan diri kepada Daud dan 

menjawab dia dengan menurunkan api dari langit (1Taw. 21:18, 26). Di 

sanalah penebusan pernah dilakukan. Dan sebab nya, sebagai 

peringatan akan hal itu, penebusan harus tetap dibuat di sana. Di mana 

Tuhan  menjumpai kita, dapat diharapkan bahwa di sanalah Dia mau 

menyatakan diri.  

4. Lokasinya harus ada di tempat yang telah disediakan oleh Daud, yang 

tidak hanya telah dibelinya, namun  juga telah dipilihnya berdasarkan 

petunjuk Ilahi. Berhikmatlah Salomo untuk tidak mencari suatu tempat 

yang lebih nyaman, melainkan untuk menyetujui apa yang telah 

ditetapkan oleh Tuhan , apa pun keberatan yang mungkin timbul 

tentangnya.  

5. Lokasinya harus di tempat pengirikan Ornan. Sebagai seorang Yebus, 

tempat itu memberikan dorongan kepada orang-orang bukan Yahudi, 

dan mewajibkan kita untuk memandang rumah TUHAN sebagai 

pekerjaan yang membutuhkan kerja pikiran, yang tidak kurang beratnya 

dari pekerjaan pengirikan, yang menggunakan tenaga fisik. 

II. Waktu memulai pembangunan, yaitu tidak sampai tahun keempat dari 

pemerintahan Salomo (ay. 2). Bukan berarti tiga tahun pertama terbuang 

dengan percuma, atau Salomo masih berpikir-berpikir untuk membangun 

atau tidak. Sebaliknya, tahun-tahun tersebut digunakan sebagai persiapan 

yang diperlukan bagi pembangunan. Tiga tahun itu cepat berlalu, sebab  ada 

banyak tangan yang harus dikumpulkan bersama dan disiapkan untuk 

Kitab 2 Tawarikh 3:1-9 

 

265 

bekerja. Beberapa orang menduga bahwa tahun awal pembangunan tersebut 

yaitu  tahun sabat atau tahun pembebasan dan istirahat bagi tanah, ketika 

orang dibebaskan dari pekerjaan bertani dan beternak, sehingga mereka 

lebih mudah menyumbangkan tenaga bagi permulaan pekerjaan ini. Dan 

dalam tahun ketika rumah TUHAN selesai dibangun, waktu itu jatuh pada 

tahun sabat berikutnya, di mana rakyat juga memiliki waktu luang untuk 

menghadiri upacara penahbisan rumah TUHAN.  

III. Ukuran-ukuran dari rumah TUHAN, yang diperintahkan kepada Salomo (ay. 

3), seperti di dalam hal-hal lain, oleh ayahnya. Inilah ukuran dasar yang 

dipakai Salomo untuk mendirikan rumah Tuhan . Inilah peraturan yang harus 

diikutinya, sekian hasta panjang dan lebarnya, menurut ukuran hasta yang 

lama, yaitu menurut ukuran yang pertama kali ditetapkan, supaya tidak ada 

alasan untuk membuat perubahan ketika pekerjaan sudah mulai dikerjakan. 

Sebab semua ukuran itu diberikan oleh hikmat Ilahi, dan segala sesuatu yang 

dilakukan Tuhan  akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan 

tak dapat dikurangi (Pkh. 3:14). Ukuran yang pertama akan menjadi yang 

terakhir. 

IV. Ornamen-ornamen dari rumah TUHAN. Pekerjaan kayunya sangat halus, 

malah di sebelah dalam dilapisi dengan emas murni (ay. 4), dengan emas tua 

(ay. 5). Dan ruang tersebut juga diukir berbentuk pohon korma dan untaian 

rantai di atasnya. Emasnya yaitu  emas Parwaim (ay. 6), emas yang terbaik. 

Balok-baloknya, ambang-ambangnya, dinding-dindingnya dan pintu-pintunya, 

dilapisi dengan emas (ay. 7). Ruang yang maha kudus, yang 20 hasta 

panjangnya (sekitar 10 meter persegi), semuanya disaput dengan emas tua 

(ay. 8), juga kamar-kamar atas, atau lebih tepatnya lantai atas atau atap atas. 

Jadi, bagian atas, bawah, dan samping-sampingnya, semuanya dilapisi 

dengan emas murni. Paku, sekrup dan jarum, untuk mengikatkan lapisan 

emas ke dinding, beratnya 50 syikal, atau seharga nilai jasa kerja dan 

sebagainya. Banyak batu-batu permata yang dipersembahkan kepada Tuhan  

(1Taw. 29:2, 8), dan semuanya ditempatkan di sana-sini, yang akan mem-

perlihatkan kegunaannya yang terbaik. Rumah-rumah yang terbaik sekarang 

ini pun hanya memiliki hiasan yang tidak lebih baik dibandingkan  cat yang baik di 

atap dan dinding. namun  ornamen rumah TUHAN ini diperkaya dengan 

bahan-bahan yang paling mahal. Rumah TUHAN ini disiapkan dengan batu-

batu permata, sebab rumah TUHAN yaitu  suatu gambaran dari Yerusalem 

baru, yang tidak memiliki Bait Suci di dalamnya sebab kota itu yaitu  Bait 

Suci itu sendiri. Dan tembok-tembok, pintu-pintu gerbang, serta dasar-


 

266 

dasarnya dikatakan terbuat dari batu-batu mulia dan permata (Why. 21:18-

19, 21). 

Rumah TUHAN Dibangun 

(3:10-17) 

10 Ia membuat dua kerub berupa pahatan di ruang maha kudus dan melapisinya dengan 

emas. 11 Sayap kerub-kerub itu seluruhnya dua puluh hasta panjangnya; sayap yang 

sebelah kerub yang satu lima hasta panjangnya dan menyentuh dinding ruang, sedang 

sayapnya yang sebelah lagi juga lima hasta panjangnya dan menyentuh sayap kerub yang 

lain. 12 Begitu pula sayap kerub yang lain itu lima hasta panjangnya dan menyentuh 

dinding ruang, sedang sayapnya yang sebelah lagi juga lima hasta panjangnya dan 

bersentuhan dengan sayap kerub yang pertama. 13 Jadi sayap kedua kerub itu 

membentang sepanjang dua puluh hasta, sedang kedua kerub itu berdiri di atas kakinya 

dan menghadap ruang besar. 14 Kemudian ia membuat tabirnya dari kain ungu tua, kain 

ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan menggambarkan kerubim padanya. 15 Di 

depan rumah itu dibuatnya dua tiang, yang tingginya tiga puluh lima hasta, dengan ganja 

di kepalanya masing-masing setinggi lima hasta. 16 Lalu dibuatnya untaian rantai yang 

dipasangnya sebagai kalung di atas kepala tiang-tiang itu, dan dibuatnya seratus buah 

delima yang dipasangnya pada untaian rantai itu. 17 Tiang-tiang itu didirikannya di depan 

Bait Suci, yang satu di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri; tiang kanan 

dinamainya Yakhin, dan tiang kiri Boas. 

Inilah penjelasan tentang  

1. Dua kerubim, yang diletakkan di dalam ruang maha kudus. Sudah ada dua di 

atas tabut perjanjian, yang menutupi tutup pendamaian dengan sayap-sayap 

mereka. Dua kerubim tersebut berukuran kecil. Kini sebab  ruang maha 

kudus diperbesar, kendati dua yang kecil ini masih terus ada (menjadi 

perlengkapan untuk tabut itu, yang tidak harus dibuat baru, seperti semua 

perangkat kemah pertemuan lainnya), namun dua kerubim yang besar di-

tambahkan, yang tak diragukan lagi dibuat menurut penetapan Ilahi, untuk 

memenuhi ruang kudus, yang jika tidak akan tampak kosong, seperti sebuah 

ruangan tanpa perabot. Kerubim-kerubim ini dikatakan berupa pahatan (ay. 

10), yang dirancang, sepertinya, untuk memperlihatkan malaikat-malaikat 

yang menyertai keagungan Ilahi. Setiap sayapnya membentang lima hasta, 

sehingga seluruhnya ada 20 hasta (ay. 12-13), tepat seukuran lebar ruang 

maha kudus (ay. 8). Mereka berdiri di atas kaki mereka, sebagai hamba, 

wajah mereka menghadap tabut (ay. 13), sehingga dapat terlihat bahwa 

mereka ada di sana tidak untuk disembah, sebab kalau tidak, mereka akan 

dibuat duduk, seperti di atas sebuah takhta, dan wajah mereka tertuju 

kepada para penyembah mereka. Sebaliknya, mereka tampak sebagai para 

pelayan dari Tuhan  yang tidak kelihatan. Janganlah kita menyembah malaikat, 

namun  kita harus menyembah bersama malaikat. Sebab kita sudah datang ke 

dalam persekutuan bersama para malaikat (Ibr. 12:22), dan harus 

Kitab 2 Tawarikh 3:1-9 

 

267 

melakukan kehendak Tuhan  seperti yang dilakukan oleh para malaikat. 

Perenungan bahwa kita menyembah Tuhan  yang di hadapan-Nya para 

malaikat menutupi muka mereka, akan membantu mendorong kita supaya 

mendekati Dia dengan rasa hormat dan gentar. Bandingkan 1 Korintus 11:10 

dengan Yesaya 6:2.  

2. Tabir yang memisahkan antara ruang kudus dan ruang maha kudus (ay. 14). 

Hal ini menyatakan kegelapan masa itu, dan jarak yang memisahkan para 

penyembah. namun , pada saat kematian Kristus, tabir ini terkoyak. Sebab 

melalui Dia kita dijadikan dekat, dan memiliki keberanian tidak hanya untuk 

memandang, namun  juga untuk masuk, ke dalam ruang maha kudus. Pada 

saat kematian itu Kristus menjadikan kita seperti kerubim. Ia menyebabkan 

kita naik, yaitu, dibuat dalam kuasa pembangkitan, bersulam timbul. Atau Ia 

membuat kita dengan sayap dalam posisi naik, seperti kerubim yang berdiri 

dalam posisi menjaga, untuk mengingatkan para penyembah mengangkat 

hati dan untuk melambung ke atas dalam ibadah mereka.  

3. Dua tiang yang dibuat di depan rumah TUHAN. Keduanya seluruhnya di atas 

35 hasta panjangnya (ay. 15), sekitar 18 hasta tingginya. (lih. 1Raj. 7:15, dst.) di 

mana kita membaca sedikit tentang kedua tiang tersebut, Yakhin dan Boas, 

kemapanan dan kekuatan dalam pelayanan rumah TUHAN dan oleh rumah-

Nya itu. 

PASAL  4  

ita dapati di sini gambaran lanjutan tentang perlengkapan rumah Tuhan .  

I. Benda-benda yang terbuat dari tembaga. Mezbah korban bakaran 

(ay. 1), “laut” dan bejana pembasuhan untuk menaruh air (ay. 2-6), 

pintu-pintu pelataran imam yang dilapisi dengan tembaga (ay. 9), 

bejana mezbah dan benda-benda lain (ay. 10-18).  

II. Benda-benda yang terbuat dari emas. Kandil dan meja (ay. 7-8), 

mezbah pembakaran ukupan (ay. 19), dan perlengkapan dari masing-

masingnya (ay. 20-22). Semuanya ini, kecuali mezbah tembaga (ay. 1), 

dijelaskan lebih rinci dalam 1Raj. 7:23, dst.. 

Perlengkapan Rumah TUHAN 

(4:1-10) 

1 Lalu ia membuat mezbah tembaga yang dua puluh hasta panjangnya, dan dua puluh 

hasta lebarnya dan sepuluh hasta tingginya. 2 Kemudian dibuatnyalah “laut” tuangan yang 

sepuluh hasta dari tepi ke tepi, bundar keliling, lima hasta tingginya, dan yang dapat dililit 

berkeliling oleh tali yang tiga puluh hasta panjangnya. 3 Di sebelah bawah tepinya ada 

gambar lembu-lembu yang mengelilinginya sama sekali, sepuluh dalam sehasta, 

merangkum “laut” itu berkeliling; lembu itu dua jajar, dituang setuangan dengan bejana 

itu. 4 “Laut” itu menumpang di atas dua belas lembu, tiga menghadap ke utara dan tiga 

menghadap ke barat, tiga menghadap ke selatan dan tiga menghadap ke timur; “laut” itu 

menumpang di atasnya, sedang segala buntut lembu itu menuju ke dalam. 5 Tebal “laut” 

itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang. 

“Laut” itu dapat memuat tiga ribu bat air. 6 Lagipula dibuatnya sepuluh bejana 

pembasuhan dan ditaruhnya lima pada sisi kanan dan lima pada sisi kiri sebagai tempat 

pembasuhan; di situ orang membasuh apa yang diperlukan untuk korban bakaran, 

sedang “laut” itu yaitu  untuk para imam sebagai tempat membasuh. 7 Ia membuat 

sepuluh kandil emas sesuai dengan rancangannya dan menaruhnya di dalam Bait Suci, 

lima di sebelah kanan dan lima di sebelah kiri. 8 Selanjutnya ia membuat sepuluh meja 

dan menempatkannya di dalam Bait Suci, lima di sebelah kanan dan lima di sebelah kiri; 

ia membuat pula seratus bokor penyiraman dari emas. 9 Ia membuat juga pelataran para 

imam, halaman besar dan pintu-pintu halaman itu; pintu-pintu itu dilapisinya dengan 

tembaga. 10 “Laut” itu ditaruhnya pada sisi kanan, arah tenggara. 


 

270 

Daud sering berbicara dengan penuh semangat tentang bait TUHAN dan 

pelataran Tuhan  kita. Keduanya tanpa pintu dan di dalamnya terdapat apa yang 

merupakan penggambaran dari anugerah Injil dan bayangan dari apa yang harus 

datang, yang wujud aslinya yaitu  Kristus. 

I. Ada benda-benda di pelataran terbuka, yang dapat dilihat oleh semua orang, 

yang punya arti sangat penting.  

1. Ada mezbah tembaga (ay. 1). Pembuatan mezbah ini tidak disebutkan 

dalam Kitab Raja-raja. Di atas mezbah ini semua korban 

dipersembahkan dan dikuduskan di sana. Mezbah ini jauh lebih besar 

dibandingkan  mezbah yang dibuat Musa dalam kemah pertemuan. Mezbah 

Musa itu 5 hasta persegi, sedang  yang ini 20 hasta persegi. Sekarang 

sebab  Israel telah menjadi banyak dan lebih makmur, maka diharapkan 

mereka lebih bersungguh-sungguh dalam kesalehan sebab setiap 

pertambahan umur harus menjadi lebih bijaksana dan lebih baik 

dibandingkan  sebelumnya, dan diharapkan ada lebih berlimpah 

persembahan yang dibawa ke mezbah Tuhan  dibandingkan  sebelumnya. Oleh 

sebab  itu dibuatlah sebuah tiang-tiang penopang yang cukup besar 

untuk dapat menahan semuanya, supaya jangan ada yang beralasan 

tidak membawa persembahan sebab  tidak ada cukup ruang untuk 

menampung korban mereka. Tuhan  telah memperluas batas wilayah 

mereka, dan sebab  itu patutlah mereka harus pula memperluas mez-

bah-Nya. Apa yang kita kembalikan harus sebanding dengan apa yang 

kita terima. Mezbah tersebut 10 hasta tingginya, sehingga orang-orang 

yang beribadah di dalam pelataran dapat melihat korban dibakar, 

supaya mata mereka dapat mempengaruhi hati mereka dengan 

kesedihan sebab  dosa: “sebab  belas kasihan Tuhan  maka aku tidak 

dibakar, dan korban ini diterima sebagai penebusan salahku.” Dengan 

demikian mereka dapat dituntun untuk mempertimbangkan lebih jauh 

akan korban agung yang harus dipersembahkan ketika tiba waktunya, 

untuk menghapus dosa dan mengalahkan kematian, yang tidak mungkin 

dapat dilakukan oleh darah lembu jantan dan kambing. Dan dengan asap 

dari korban bakaran itu, hati mereka dapat naik ke sorga dalam 

kerinduan kepada Tuhan  dan perkenanan-Nya. Dalam semua ibadah 

penyembahan, mata hati kita harus tetap tertuju kepada Kristus, Sang 

Pendamai Agung. Bagaimana umat naik ke atas mezbah ini, dan 

membawa korban-korban ke atasnya, kita tidak diberi tahu. Beberapa 

orang menduga melalui sebuah penampang datar seperti bukit, jadi 

tidak melalui tangga, supaya tidak melanggar hukum (lih. Kel. 20:26).  

Kitab 2 Tawarikh 4:1-10 

 

271 

2. Ada “laut” tuangan, sebuah kuali tembaga yang sangat besar, tempat 

mereka menuang air untuk pembasuhan para imam (ay. 2, 6). “Laut” 

tersebut diletakkan tepat di pintu masuk ke dalam pelataran para imam, 

seperti kolam pembasuhan di pintu masuk di beberapa gereja. Apabila 

“laut” itu diisi hingga ke tepinya, wadah tersebut dapat memuat 3.000 

bat air (seperti di sini, ay. 5), namun  biasanya hanya ada 2.000 bat di 

dalamnya (1Raj. 7:26). Roh Kudus dengan hal ini menunjukkan,  

(1) Keistimewaan Injil agung kita, bahwa darah Yesus, Anak-Nya itu, 

menyucikan kita dari pada segala dosa (1Yoh. 1:7). Bagi kita 

ada suatu sumber air yang terbuka bagi semua orang percaya (yang 

yaitu  imam-imam rohani, Why. 1:5-6), bahkan, bagi semua 

penduduk Yerusalem untuk membasuh diri, dari dosa, yang 

menajiskan. Ada jasa yang cukup di dalam Yesus Kristus bagi semua 

orang yang oleh iman percaya kepada Dia untuk menyucikan hati 

nurani mereka, supaya mereka dapat melayani Tuhan  yang hidup (Ibr. 

9:14).  

(2) Kewajiban Injili agung kita, yaitu untuk membersihkan diri kita 

melalui pertobatan yang sejati dari semua kecemaran daging dan 

kerusakan yang ada di dalam dunia. Hati kita harus disucikan, atau 

kita tidak dapat menguduskan nama Tuhan . orang-orang yang datang 

mendekat kepada Tuhan  harus mentahirkan tangan dan menyucikan 

hati mereka (Yak. 4:8). Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau 

tidak mendapat bagian dalam Aku. Dan orang yang telah bersih tetap 

perlu untuk membasuh kakinya, untuk memperbarui pertobatannya, 

ke mana pun ia pergi untuk melayani (Yoh. 13:10). 

3. Ada sepuluh bejana kuningan, tempat orang membasuh apa yang 

diperlukan untuk korban bakaran (ay. 6). Seperti imam-imam harus 

dibersihkan, demikian pula korban-korban. Kita harus tidak hanya 

memurnikan diri sendiri sebagai persiapan untuk kegiatan ibadah, namun  

juga dengan hati-hati menyingkirkan semua pikiran yang sia-sia dan 

tujuan yang keliru yang akan menyimpangkan pelayanan kita dan 

mengotorinya. 

4. Pintu-pintu pelataran dilapisi dengan tembaga (ay. 9), untuk 

menguatkannya dan membuatnya indah, dan supaya pintu-pintu 

tersebut tidak membusuk sebab  cuaca, yang mudah 

mengenainya. Dalam Mazmur 107:16 kita membaca tentang pintu-pintu 

tembaga.  


 

272 

II. Ada benda-benda tertentu di dalam rumah TUHAN yang hanya boleh dimasuki 

oleh imam-imam untuk melayani yang mempunyai arti penting. Semuanya 

terbuat dari emas. Makin dekat kita kepada Tuhan , maka kita harus semakin 

murni, supaya semakin murni kita jadinya.  

1. Ada sepuluh kandil emas, sesuai dengan bentuk dari yang sudah ada di 

dalam kemah pertemuan (ay. 7). Firman yang tertulis yaitu  sebuah 

pelita dan sebuah terang, yang bersinar di dalam tempat yang gelap. 

Pada zaman Musa, hanya ada sebuah kandil saja, Pentateukh (kitab 

Taurat). namun  seiring dengan perkembangan waktu, tambahan kitab-

kitab lain pada Kitab Suci harus dibuat, yang ditunjukkan oleh 

penambahan jumlah kandil. Terang terus bertambah besar. Kandil-

kandil yaitu  jemaat-jemaat (Why. 1:20). Musa mendirikan hanya satu, 

yaitu jemaat Yahudi. namun , dalam Bait Suci yang didirikan di atas Injil, 

tidak hanya orang percaya namun  juga jemaat-jemaat terus berkembang.  

2. Ada sepuluh meja emas (ay. 8), meja-meja tempat menaruh roti 

sajian (ay. 19). Mungkin setiap meja ditaruh 12 ketul roti sajian di 

atasnya. Ketika rumah yang diperluas, demikian pula halnya 

pengelolaannya. Di rumah bapaku ada cukup roti bagi seluruh anggota 

keluarga. Di atas meja-meja tersebut ditaruh 100 bokor penyiraman dari 

emas. Sebab meja-meja Tuhan  harus dilengkapi dengan baik.  

3. Ada sebuah mezbah emas (ay. 19), tempat membakar ukupan di atasnya. 

Mungkin altar ini diperluas sesuai dengan ukuran mezbah tembaga. 

Kristus, yang hanya sekali dan untuk selamanya dijadikan korban 

penebusan bagi dosa, menaikkan doa syafaat atas dasar penebusan 

tersebut ketika Ia hidup kembali. 

Perlengkapan Rumah TUHAN  

(4:11-22) 

11 Dan Huram membuat juga kuali-kuali, penyodok-penyodok dan bokor-bokor 

penyiraman. Demikianlah Huram menyelesaikan pekerjaan yang harus dilakukannya bagi 

raja Salomo di rumah Tuhan , 12 yaitu  kedua tiang, dengan kedua bulatan ganja di kepala 

tiang itu, kedua jala-jala yang menutup kedua bulatan ganja itu; 13 keempat ratus buah 

delima untuk kedua jala-jala itu, dua jajar buah delima untuk satu jala-jala guna menutupi 

kedua bulatan ganja yang di atas tiang itu. 14 Juga telah dibuatnya kereta-kereta penopang 

dan bejana-bejana pembasuhan yang di atas kereta-kereta itu; 15 “laut” yang satu itu dan 

kedua belas lembu di bawahnya. 16 Kuali-kuali, penyodok-penyodok, garpu-garpu dan 

segala perlengkapan lain yang dibuat Huram-Abi bagi raja Salomo untuk rumah TUHAN 

yaitu  dari tembaga upaman. 17 Raja menuang semuanya itu di Lembah Yordan di dalam 

tanah liat antara Sukot dan Zereda. 18 Salomo membuat segala perlengkapan itu dalam 

jumlah yang amat besar, sehingga berat tembaga itu tidaklah terhitung. 19 Salomo mem-

buat juga segala perlengkapan yang ada di rumah Tuhan , yaitu  mezbah dan meja-meja 

tempat menaruh roti sajian, 20 lagipula kandil-kandil dari emas murni dengan pelita-

Kitab 2 Tawarikh 4:1-10 

 

273 

pelitanya, untuk dinyalakan di depan ruang belakang sesuai dengan peraturan; 21 

kembang-kembangnya, pelita-pelitanya dan sepit-sepitnya, dari emas, semuanya dari 

emas murni; 22 pisau-pisaunya, bokor-bokor penyiramannya, cawan-cawannya dan 

perbaraan-perbaraannya, dari emas murni; juga pintu masuk rumah itu, dan pintu-pintu 

yang di sebelah dalam ke tempat maha kudus, dan pintu-pintu ke ruang besar Bait Suci, 

semuanya dari emas. 

Di sini kita membaca sebuah ringkasan tentang pekerjaan tembaga dan pekerjaan 

emas dari rumah TUHAN seperti yang kita baca sebelumnya (1Raj. 7:13, dst.), di 

mana kita tidak mendapati hal lain selain,  

1. Bahwa Huram sang ahli sangat tepat waktu: Demikianlah Huram 

menyelesaikan pekerjaan yang harus dilakukannya (ay. 11), dan tidak 

meninggalkan bagian apapun dari pekerjaannya tidak terselesaikan. Huram, 

ayahnya, demikian sebutannya (ay. 16). Mungkin itu semacam nama 

panggilan yang dengannya dia dikenal secara umum, Bapa Huram. Sebab 

raja Tirus memanggilnya Huram Abi, ayahku, dan demikian pula Salomo 

memanggilnya, sebab  dia menjadi seorang seniman agung dan bapak dari 

semua seniman besi dan tembaga. Ia mengerjakan tugasnya sendiri dengan 

keaslian dan ketelitian.  

2. Salomo begitu murah hati. Ia membuat segala perlengkapan itu dalam jumlah 

yang sangat besar (ay. 18), banyak macamnya, sehingga banyak tangan yang 

dapat dipakai, sehingga pekerjaan dapat berlanjut dengan cepat, atau 

sebagian dapat disimpan sebagai cadangan ketika yang lain sudah rusak. 

Dengan cuma-cuma dia telah menerima dan dengan cuma-cuma pula dia 

memberi. Ketika dia telah membuat cukup perlengkapan untuk saat ini, dia 

tidak mau mengalihkan sisa bahan tembaga untuk dipakainya sendiri. 

Semuanya telah diabdikan kepada Tuhan , dan akan digunakan bagi Dia. 

 

 

 

PASAL  5  

etelah Bait Suci dibangun dan diperlengkapi untuk Tuhan , di sini kita 

mendapati, 

I.   Kepemilikan atas rumah TUHAN itu diberikan kepada Tuhan , dengan 

dibawa masuknya barang-barang kudus yang dikhususkan kepada-Nya 

(ay. 1), terutama tabut, tanda hadirat-Nya (ay. 2-10). 

II. Kepemilikan atas rumah itu diterima oleh TUHAN, di dalam awan (ay. 

11-14). Sebab, apabila seseorang membuka pintu hatinya kepada Tuhan , 

maka Ia akan masuk ke dalam hati orang itu (Why. 3:20). 

Tabut Ditempatkan di dalam Bait Suci 

(5:1-10) 

1 Maka selesailah segala pekerjaan yang dilakukan Salomo untuk rumah TUHAN itu. 

Kemudian Salomo memasukkan barang-barang kudus Daud, ayahnya, dan menaruh 

perak, emas dan barang-barang itu dalam perbendaharaan rumah Tuhan . 2 Pada waktu itu 

Salomo menyuruh para tua-tua Israel dan semua kepala suku, para pemimpin puak orang 

Israel, berkumpul di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN dari kota 

Daud, yaitu Sion. 3 Maka pada hari raya di bulan ketujuh berkumpullah di hadapan raja 

semua orang Israel. 4 Setelah semua tua-tua orang Israel datang, maka orang-orang Lewi 

mengangkat tabut itu. 5 Mereka mengangkut tabut itu dan Kemah Pertemuan dan segala 

barang kudus yang ada dalam kemah itu; semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan 

orang-orang Lewi. 6 namun  raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di 

hadapannya, berdiri di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan 

lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. 7 Kemudian imam-imam 

membawa tabut perjanjian TUHAN itu ke tempatnya, di ruang belakang rumah itu, di 

tempat maha kudus, tepat di bawah sayap kerub-kerub; 8 jadi kerub-kerub itu 

mengembangkan kedua sayapnya di atas tempat tabut itu, sehingga kerub-kerub itu 

menudungi tabut serta kayu-kayu pengusungnya dari atas. 9 Kayu-kayu pengusung itu 

demikian panjangnya, sehingga ujungnya kelihatan dari tempat kudus, yang di depan 

ruang belakang itu, namun  tidak kelihatan dari luar; dan di situlah tempatnya sampai hari 

ini. 10 Dalam tabut itu tidak ada apa-apa selain dari kedua loh yang ditaruh Musa ke 

dalamnya di gunung Horeb, ketika TUHAN mengikat perjanjian dengan orang Israel pada 

waktu perjalanan mereka keluar dari Mesir. 


 

276 

Gambaran ini sesuai dengan yang kita dapati di dalam Kitab 1 Raja-raja 8:2 dan 

seterusnya, yang berisi catatan mengenai upacara khidmat saat tabut dibawa 

masuk ke Bait Suci yang baru selesai dibangun itu. 

1. Tidak dibutuhkan upacara khidmat untuk membawa masuk barang-barang 

kudus (ay. 1). Barang-barang itu memang menambah perbendaharaan dan 

mungkin juga keindahan Bait Suci, namun mereka tidak dapat menambah 

kekudusan tempat itu, sebab Bait Sucilah yang menguduskan emas itu (Mat. 

23:17). Lihatlah betapa adil sikap Salomo, baik kepada Tuhan  maupun kepada 

ayahnya. Apa pun yang telah dipersembahkan Daud kepada Tuhan , meskipun 

sangat disukai olehnya, sama sekali tidak mau diambilnya. Sebaliknya, ia 

menyimpannya bersama perbendaharaan Bait Suci. Anak-anak yang ingin 

mewarisi berkat orangtua mereka yang saleh, haruslah melanjutkan niat hati 

orang tua mereka yang saleh, dan tidak menggagalkannya. Sesudah Salomo 

membuat semua perlengkapan Bait Suci dalam jumlah sangat besar (4:18), 

masih banyak bahan baku yang tersisa. namun  ia tidak mau me-

manfaatkannya untuk tujuan lain, melainkan menyimpannya di dalam 

perbendaharaan untuk digunakan pada waktu dibutuhkan kelak. Benda-

benda yang telah dikhususkan bagi-Nya tidak boleh digunakan untuk tujuan 

lain. Melakukan hal ini merupakan pelanggaran terhadap barang kudus. 

2. Berbeda dengan barang-barang kudus, sungguh patut apabila tabut dibawa 

masuk dengan upacara khidmat, dan itulah yang dilakukan. Semua 

perlengkapan lain dibuat baru dan lebih besar, mengikuti ukuran rumah 

Tuhan , dibanding yang digunakan di Kemah Pertemuan. Namun, tabut berikut 

tutup pendamaian dan kerub masih tetap sama. Hadirat dan kasih karunia 

Tuhan  tetap sama, baik dalam perhimpunan kecil maupun besar, baik dalam 

keadaan jemaat miskin maupun makmur. Sebab di mana dua atau tiga orang 

berkumpul dalam nama Kristus, Ia tetap hadir seperti apabila yang 

berhimpun itu berjumlah dua atau tiga ribu orang. Tabut itu dibawa masuk 

dan diiringi sejumlah besar perhimpunan yang terdiri atas para tua-tua 

Israel, yang datang untuk memberikan penghormatan dengan khidmat. 

Tidak perlu diragukan lagi bahwa penampilan mereka sangat mewah (ay. 2-

4). Tabut perjanjian itu dibawa masuk oleh para imam ke ruang maha kudus, 

tepat di bawah sayap kerub-kerub yang telah diletakkan Salomo di sana (ay. 

7-8). Di situlah tempatnya sampai hari ini (ay. 9), namun  bukan hari ketika 

kitab ini ditulis sesudah pembuangan, melainkan saat kisah ini dicatat. Atau, 

mungkin juga benda-benda itu berada di situ (boleh diartikan begini) sampai 

hari ini, yaitu  hari pemusnahan Yerusalem, hari celaka itu (Mzm. 137:7). 

Tabut perjanjian itu merupakan perlambang akan Kristus, dan sebab  itu 

merupakan tanda hadirat Tuhan . Janji ilahi yang penuh rahmat itu, ketahuilah, 

Kitab 2 Tawarikh 5:1-10 

 

277 

Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman, benar-benar 

membawa tabut itu ke dalam perhimpunan jemaat kita, apabila melalui iman 

dan doa kita mengamini janji itu. TUHAN, jika Engkau sendiri tidak mem-

bimbing kami, ke mana lagi kami hari pergi? Jika Kristus sampai 

meninggalkan Bait Suci, maka tempat itu akan menjadi sunyi (Mat. 23:38). 

3. Bersama tabut perjanjian itu, mereka membawa Kemah Pertemuan dan 

segala barang kudus yang ada dalam kemah itu (ay. 5). Benda-benda itu tidak 

disingkirkan, sebab telah dikhususkan bagi Tuhan . Juga tidak diubah atau 

dilelehkan untuk dipergunakan dalam pekerjaan baru, meskipun tidak 

diperlukan lagi. Sebaliknya, benda-benda itu disimpan dengan cermat 

sebagai tanda peringatan dari masa lalu. Boleh jadi banyak perlengkapan 

yang sesuai, masih digunakan. 

4. Semua itu dilakukan dengan sukacita. Mereka menyelenggarakan perayaan 

besar pada saat itu (ay. 3), dan mempersembahkan kambing domba dan 

lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya (ay. 6). 

Perhatikanlah, 

(1) Pengukuhan ibadah umum bagi Tuhan  sesuai ketetapan-Nya, ditambah 

tanda kehadiran-Nya, merupakan dan sudah seharusnya menjadi hal 

yang mendatangkan sukacita besar bagi siapa pun. 

(2) Ketika Kristus masuk ke dalam jiwa seseorang, hukum-Nya tertulis di 

dalam hatinya, dan tabut perjanjian bertakhta di sana sehingga menjadi 

Bait Tuhan  bagi Roh Kudus, maka terciptalah kepuasan sejati di dalam 

jiwa orang tersebut. 

(3) Apa pun penghiburan yang kita dapatkan, kita harus memuliakan Tuhan  

dengan mempersembahkan korban puji-pujian, dengan tidak menahan-

nahan. Sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada 

Tuhan . Apabila Tuhan  bermurah hati kepada kita dengan kehadiran-Nya, 

maka kita harus menghormati-Nya dengan pelayanan dan ibadah kita 

yang terbaik.  

Bait Suci Dipenuhi Kemuliaan 

(5:11-14) 

11 Lalu para imam keluar dari tempat kudus. Para imam yang ada pada waktu itu 

semuanya telah menguduskan diri, lepas dari giliran rombongan masing-masing. 12 

Demikian pula para penyanyi orang Lewi semuanya hadir, yaitu  Asaf, Heman, Yedutun, 

beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah, 

berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan kecapinya, bersama-sama 

seratus dua puluh imam peniup nafiri. 13 Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu 

serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur 

kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik 


 

278 

sambil memuji TUHAN dengan ucapan: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-

lamanya kasih setia-Nya.” Pada ketika itu rumah itu, yaitu  rumah TUHAN, dipenuhi awan, 

14 sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh 

sebab  awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Tuhan . 

Salomo dan para tua-tua Israel telah berbuat sebaik mungkin untuk 

menghormati kehidmatan upacara membawa masuk tabut perjanjian itu. Namun 

Tuhan , dengan memperlihatkan bahwa Ia menyambut baik apa yang mereka 

lakukan itu, memberikan penghormatan tertinggi atas rumah itu. Awan 

kemuliaan yang memenuhi rumah itu lebih memperindah tempat itu 

dibandingkan dengan semua emas bertaburkan batu permata yang mereka 

gunakan untuk menghiasinya. Walaupun demikian, kemuliaan ini tidak dapat 

dibandingkan dengan kemuliaan masa dispensasi Injil (2Kor. 3:8-10). Amatilah, 

I. Bagaimana Tuhan  mengambil alih kepemilikan atas Bait Suci itu: Ia memenuhi 

rumah Tuhan  dengan awan (ay. 13). 

1. Dengan cara itulah Ia menyatakan penerimaan-Nya atas Bait Suci ini 

sama dengan penerimaan-Nya terhadap Kemah Pertemuan Musa. Ia 

memberi kepastian kepada umat Israel bahwa Ia juga hadir di dalam 

rumah itu, sebab  dengan awanlah Ia menyatakan kehadiran-Nya di 

hadapan umum (Kel. 40:34). 

2. Demikianlah Ia mempertimbangkan kekurangan dan kelemahan orang-

orang kepada siapa Ia menyatakan diri, yang tidak tahan melihat kilauan 

cahaya ilahi yang bisa menyilaukan mata mereka. Itulah sebabnya Ia 

melingkupinya dengan awan-Nya (Ayb. 26:9). Kristus menyingkapkan 

banyak hal kepada murid-murid-Nya menurut kemampuan mereka 

untuk menerimanya, dan dalam bentuk perumpamaan, seperti mem-

bungkus perkara-perkara ilahi dengan awan. 

3. Dengan cara itulah Tuhan  akan memengaruhi hati semua orang yang 

menyembah di pelataran-Nya dengan rasa hormat serta takut yang 

kudus. Murid-murid Kristus takut saat mereka masuk ke dalam awan 

(Luk. 9:34). 

4. Dengan cara itulah Ia hendak menyatakan gelapnya masa dispensasi saat 

itu, yang menjadi alasan mengapa mereka tidak dapat melihat dengan 

jelas akhir dari segala sesuatu yang nantinya ditiadakan pada masa Injil 

(2Kor. 3:13). 

II. Kapan Tuhan  mengambil kepemilikan atas Bait Suci. 

1. Lalu para imam keluar dari tempat kudus (ay. 11). Beginilah caranya 

kepemilikan itu diserahkan. Semua harus ke luar, supaya pemiliknya 

Kitab 2 Tawarikh 5:1-10 

 

279 

yang sah dapat masuk. Inginkah kita agar Tuhan  tinggal di dalam hati 

kita? Kita harus menyediakan tempat bagi-Nya, dan membiarkan segala 

hal lain memberi jalan bagi-Nya. Di sini kita diberi tahu bahwa dalam 

peristiwa ini seluruh keluarga para imam hadir, bukan hanya satu rom-

bongan tertentu. Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah 

menguduskan diri (ay. 11), sebab  ada tersedia cukup pekerjaan bagi 

mereka semua, mengingat korban yang hendak dipersembahkan 

sangatlah banyak. Selain itu, sudah sepatutnya mereka semua menjadi 

saksi mata atas upacara yang khidmat ini, dan dipengaruhi olehnya.  

2. Ketika para penyanyi dan pemain musik memuliakan Tuhan , maka rumah 

itu pun dipenuhi awan. Hal ini terlihat sangat jelas. Hal itu tidak terjadi 

ketika mereka mempersembahkan korban bakaran, namun  ketika mereka 

menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN, maka Tuhan  pun 

memberi mereka tanda perkenan-Nya ini. Sebab, persembahan nyanyian 

syukur pada pemandangan Tuhan  itu lebih baik dari pada sapi jantan, dari 

pada lembu jantan (Mzm. 69:32). Seluruh penyanyi dan pemain musik 

bertugas, yaitu  mereka semua dari ketiga keluarga. Lalu, untuk 

melengkapi pagelaran musik itu, seratus dua puluh imam dengan nafiri 

masing-masing ikut bergabung dengan mereka. Mereka semua berdiri di 

sebelah timur ujung mezbah dan di sisi pelataran yang terletak paling 

luar di dekat umat (ay. 12). Dan, ketika bagian upacara ini dimulai, 

kemuliaan Tuhan  pun datang. Amatilah, 

(1) Hal itu terjadi ketika mereka sama-sama dengan serentak, ketika 

mereka menjadi satu, memperdengarkan satu suara. Roh Kudus 

turun ke atas para rasul ketika mereka berhimpun dan seia sekata 

(Kis. 2:1-4). Di mana ada persatuan, di situlah TUHAN 

memerintahkan berkat-Nya. 

(2) Kemuliaan Tuhan tampak, ketika mereka sedang memuji Tuhan  

dengan bersemangat dan sepenuh hati, menyanyikan puji-pujian dan 

syukur kepada TUHAN. Apabila kita melayani dan beribadah kepada 

Tuhan  dengan roh yang sungguh-sungguh, maka ibadah kita itu 

berkenan bagi-Nya. 

(3) Kemuliaan Tuhan  datang, ketika di tengah puji-pujian, mereka 

merayakan kasih setia dan kebaikan Tuhan  yang kekal. Sama seperti 

tidak ada ungkapan yang lebih sering diulang-ulang dalam Kitab Suci 

dibanding yang satu ini, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih 

setia-Nya yaitu dua puluh enam kali di dalam satu mazmur, yaitu  

Mazmur 136, dan sering di ayat-ayat lain. Demikian pula tidak ada 

ungkapan yang lebih diakui dari sorga selain ungkapan tersebut. 


 

280 

sebab  bukan ungkapan perasaan penuh gairah dari para imam yang 

bernyanyi yang membuat kemuliaan Tuhan  muncul, melainkan 

nyanyian yang sederhana ini, Ia baik! Bahwasanya untuk selama-

lamanya kasih setia-Nya. Kebaikan Tuhan  yaitu  kemuliaan-Nya, dan 

Ia senang ketika kita memuliakan Dia atas kebaikan-Nya itu.  

III. Akibat dari kehadiran kemuliaan-Nya. Para imam tidak tahan berdiri untuk 

menyelenggarakan kebaktian oleh sebab  awan itu (ay. 14). Ini memberi bukti 

bahwa hukum Taurat menjadikan imam-imam sebagai manusia yang masih 

memiliki kelemahan, dan juga (menurut pengamatan Uskup Patrick) 

merupakan isyarat jelas bahwa sesudah Mesias datang, keimaman Lewi 

harus berhenti dan mereka tidak lagi berdiri melayani. Di dalam diri-Nya 

berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Tuhan an. Di dalam Dia, 

kemuliaan Tuhan  berdiam di antara kita, namun tertutup dengan awan. 

Firman itu telah menjadi daging, dan ketika Ia datang ke Bait-Nya bagaikan 

api tukang pemurni logam, siapakah yang dapat tahan akan hari 

kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia 

menampakkan diri? (Mal. 3:1-2). 

 

 

 

 

PASAL  6  

emuliaan Tuhan datang dengan mengendarai awan tebal dan memenuhi 

rumah yang dibangun Salomo. Dengan cara itu Tuhan  menyatakan 

kehadiran-Nya di sana. Setelah melihat itu, Salomo segera mengambil 

kesempatan itu dan berdoa kepada Tuhan , sebagai Tuhan  yang sekarang ini 

dengan cara yang istimewa berada dekat dengan mereka.  

I. Salomo memaklumkan dengan sungguh-sungguh maksudnya 

membangun rumah ini, untuk menyenangkan hati seluruh rakyat dan 

memberi kemuliaan kepada Tuhan . Ia memuji Tuhan  dan memberkati 

rakyat (ay. 1-11).  

II. Salomo memanjatkan doa yang sungguh-sungguh kepada Tuhan  agar 

Tuhan  dalam kasih karunia-Nya menerima dan menjawab semua doa 

yang dipanjatkan di atau ketika menghadap ke rumah-Nya itu (ay. 12-

42). Seluruh pasal ini telah kita baca sebelumnya dalam 1 Raja-raja 

8:12-53, dengan sedikit sekali perbedaan, namun  tidak ada salahnya jika 

saat ini kita menengok kembali ke belakang. 

Doa Salomo kepada Tuhan   

(6:1-11) 

1 Pada waktu itu berkatalah Salomo: “TUHAN telah memutuskan untuk diam dalam 

kekelaman. 2 Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau 

menetap selama-lamanya.” 3 Kemudian berpalinglah raja lalu memberkati seluruh jemaah 

Israel, sedang segenap jemaah Israel berdiri. 4 Ia berkata: “Terpujilah TUHAN, Tuhan  orang 

Israel, yang telah menyelesaikan dengan tangan-Nya apa yang difirmankan-Nya dengan 

mulut-Nya kepada Daud, ayahku, demikian: 5 Sejak Aku membawa umat-Ku keluar dari 

tanah Mesir, tidak ada kota yang Kupilih di antara segala suku Israel untuk mendirikan 

rumah di sana sebagai tempat kediaman nama-Ku, dan tidak ada orang yang Kupilih 

untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. 6 namun  kemudian Aku memilih Yerusalem 

sebagai tempat kediaman nama-Ku dan memilih Daud untuk berkuasa atas umat-Ku 

Israel. 7 Ketika Daud, ayahku, bermaksud mendirikan rumah untuk nama TUHAN, Tuhan  

Israel, 8 berfirmanlah TUHAN kepadanya: Engkau bermaksud mendirikan rumah untuk 

nama-Ku, dan maksudmu itu memanglah baik; 9 hanya, bukanlah engkau yang akan 


 

284 

mendirikan rumah itu, melainkan anak kandungmu yang akan lahir kelak, dialah yang 

akan mendirikan rumah itu untuk nama-Ku. 10 Jadi TUHAN telah menepati janji yang telah 

diucapkan-Nya; aku telah bangkit menggantikan Daud, ayahku, dan telah duduk di atas 

takhta kerajaan Israel, seperti yang difirmankan TUHAN; aku telah mendirikan rumah ini 

untuk nama TUHAN, Tuhan  Israel, 11 dan telah menempatkan di sana tabut, yang memuat 

perjanjian yang telah diikat TUHAN dengan orang Israel.” 

Sangat besar dampaknya, apabila dalam semua tindakan ibadah kita, kita 

merencanakannya dengan baik dan pandangan mata kita menyimpang. 

Seandainya Salomo membangun Bait Tuhan  ini sebab  kesombongan hatinya, 

seperti Ahasyweros mengadakan pestanya, hanya untuk memamerkan kekayaan 

kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak, maka 

pada akhirnya semua itu sama sekali tidak akan membawa keuntungan apa-apa 

baginya. Akan namun , di sini Salomo mengemukakan alasan yang mendorongnya 

untuk mendirikan rumah itu, dan semua alasan itu bukan hanya membenarkan, 

namun  juga membesarkan, upaya yang dilakukannya. 

1. Ia mendirikannya untuk kemuliaan dan kehormatan Tuhan . Inilah tujuan 

Salomo yang tertinggi dan terutama dalam membangun rumah itu. Rumah 

itu dibangun untuk nama TUHAN, Tuhan  Israel (ay. 10), untuk menjadi rumah 

kediaman bagi-Nya (ay. 2). Tuhan  sungguh, bagi kita, membuat kegelapan 

menjadi pondok-Nya (ay. 1), namun  biarlah rumah ini menjadi tempat 

kediaman bagi kegelapan itu. Sebab di dunia yang di ataslah Dia berdiam di 

dalam terang, yang begitu terang sampai tidak ada mata yang dapat 

menjangkaunya. 

2. Salomo mendirikannya sesuai dengan pilihan Tuhan  yang berkenan untuk 

menjadikan Yerusalem sebagai kota tempat kediaman nama-Nya (ay. 6): Aku 

memilih Yerusalem. Ada sangat banyak bangunan megah di Yerusalem untuk 

raja, para pemimpin, dan keluarga raja. Jika Tuhan  memilih tempat itu, 

sangatlah pantas jika dibangun suatu bangunan bagi Tuhan  yang jauh 

melebihi semua bangunan yang lain. Jika manusia begitu dihormati di sana, 

kiranya Tuhan  juga dihormati sedemikian. 

3. Salomo mendirikannya untuk merampungkan maksud baik ayahnya, yang 

tidak pernah mendapat kesempatan untuk melaksanakannya: “Daud, 

ayahku, bermaksud mendirikan rumah untuk Tuhan .” Daud yang berencana, 

biarlah itu diingat untuk kehormatannya (ay. 7), dan Tuhan  mengizinkannya, 

walaupun Dia tidak mengizinkan Daud untuk melaksanakan rencananya itu 

(ay. 8), Maksudmu itu memanglah baik. Pengerjaan Bait Tuhan  sering kali 

dilakukan demikian, yang seorang menabur dan yang lain menuai (Yoh. 

4:37-38), satu generasi memulai sesuatu yang disempurnakan oleh generasi 

berikutnya. Janganlah orang-orang yang paling bijaksana menganggapnya 

Kitab 2 Tawarikh 6:1-11 

 

285 

suatu penghinaan untuk menyelesaikan rancangan baik yang dimulai oleh 

orang-orang sebelum mereka, dan untuk membangun di atas dasar yang 

diletakkan orang lain. Semua karya yang baik bukanlah karya yang asli.  

4. Salomo mendirikannya dalam rangka melaksanakan perkataan yang 

diucapkan Tuhan . Tuhan  telah berfirman, anakmu yang akan mendirikan 

rumah itu untuk nama-Ku. Dan sekarang Salomo telah mendirikannya (ay. 9-

10). Pelayanan itu ditugaskan kepadanya, dan kehormatan yang 

menyertainya dirancangkan baginya, oleh janji ilahi. Jadi, Salomo bukan 

melakukannya dari pemikirannya sendiri, melainkan dipanggil Tuhan  untuk 

melakukannya. Sudah selayaknya Dia yang menugaskan pekerjaan itu juga 

menugaskan para pekerjanya. Dan orang dapat melakukan pekerjaannya 

dengan kepuasan besar jika mereka melihat panggilan yang jelas untuk 

melakukan pekerjaan itu. 

Doa Salomo kepada Tuhan   

(6:12-42) 

12 Kemudian berdirilah ia di depan mezbah TUHAN di hadapan segenap jemaah Israel, 

lalu menadahkan tangannya; 13 – sebab  Salomo telah membuat sebuah mimbar tembaga 

yang panjangnya lima hasta, lebarnya lima hasta dan tingginya tiga hasta, yang 

ditaruhnya di halaman – ; ia berdiri di atasnya lalu berlutut di hadapan segenap jemaah 

Israel dan menadahkan tangannya ke langit, 14 sambil berkata: “Ya TUHAN, Tuhan  Israel! 

Tidak ada Tuhan  seperti Engkau di langit dan di bumi; Engkau yang memelihara perjanjian 

dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di 

hadapan-Mu; 15 Engkau yang tetap berpegang pada janji-Mu terhadap hamba-Mu Daud, 

ayahku, dan yang telah menggenapi dengan tangan-Mu apa yang Kaufirmankan dengan 

mulut-Mu, seperti yang terjadi pada hari ini. 16 Maka sekarang, ya TUHAN, Tuhan  Israel, 

peliharalah apa yang Kaujanjikan kepada hamba-Mu Daud, ayahku, dengan berkata: 

Keturunanmu takkan terputus di hadapan-Ku dan tetap akan duduk di atas takhta 

kerajaan Israel, asal anak-anakmu tetap hidup menurut hukum-Ku sama seperti engkau 

hidup di hadapan-Ku. 17 Maka sekarang, ya TUHAN, Tuhan  Israel, biarlah terbukti 

kebenaran firman-Mu yang telah Kauucapkan kepada hamba-Mu Daud. 18 namun  

benarkah Tuhan  hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya 

langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidaklah dapat memuat Engkau, 

terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. 19 Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan 

hamba-Mu ini, ya TUHAN Tuhan ku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu 

panjatkan di hadapan-Mu ini! 20 Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan 

malam, terhadap tempat yang Kaukatakan akan menjadi kediaman nama-Mu – 

dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. 21 Dan dengarkanlah 

permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; bahwa 

Engkau juga yang mendengarnya dari tempat kediaman-Mu, dari sorga; dan apabila 

Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengampuni. 22 Jika seseorang telah berdosa 

kepada temannya, lalu diwajibkan mengangkat sumpah dengan mengutuk dirinya, dan ia 

datang bersumpah ke depan mezbah-Mu di dalam rumah ini, 23 maka Engkaupun 

hendaklah mendengar dari sorga dan bertindak serta mengadili hamba-hamba-Mu, yaitu  

membalas perbuatan orang bersalah dengan menanggungkannya kepada orang itu 

sendiri, namun  membenarkan orang yang benar dengan membalaskan kepadanya sesuai 

dengan kebenarannya. 24 Apabila umat-Mu Israel terpukul kalah oleh musuhnya sebab  

mereka berdosa kepada-Mu, kemudian mereka berbalik dan mengakui nama-Mu, dan 


 

286 

mereka berdoa dan memohon di hadapan-Mu di rumah ini, 25 maka Engkaupun kiranya 

mendengar dari sorga dan mengampuni dosa umat-Mu Israel dan mengembalikan 

mereka ke tanah yang telah Kauberikan kepada mereka dan nenek moyang mereka. 26 

Apabila langit tertutup, sehingga tidak ada hujan, sebab mereka berdosa kepada-Mu, lalu 

mereka berdoa di tempat ini dan mengakui nama-Mu dan mereka berbalik dari dosanya, 

sebab Engkau telah menindas mereka, 27 maka Engkaupun kiranya mendengarkannya di 

sorga dan mengampuni dosa hamba-hamba-Mu, umat-Mu Israel, – sebab  Engkaulah 

yang menunjukkan kepada mereka jalan yang baik yang harus mereka jalani – dan 

Engkau kiranya memberikan hujan kepada tanah-Mu yang telah Kauberikan kepada 

umat-Mu menjadi milik pusaka. 28 Apabila ada kelaparan di negeri ini, apabila ada 

penyakit sampar, hama dan penyakit gandum, belalang dan belalang pelahap, apabila 

musuh menyesakkan mereka di salah satu kota mereka, apabila ada tulah atau penyakit 

apapun,  

29 lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel memanjatkan doa dan permohonan di 

rumah ini dengan menadahkan tangannya – sebab  mereka masing-masing mengenal 

tulahnya dan penderitaannya sendiri – 30 maka Engkaupun kiranya mendengar dari sorga, 

tempat kediaman-Mu yang tetap, dan kiranya Engkau mengampuni, dan membalas 

kepada setiap orang sesuai dengan segala perbuatannya, sebab  Engkau mengenal 

hatinya – sebab Engkau sajalah yang mengenal hati anak-anak manusia, – 31 supaya 

mereka takut akan Engkau dan mengikuti segala jalan yang Engkau tunjukkan selama 

mereka hidup di atas tanah yang telah Kauberikan kepada nenek moyang kami. 32 Juga 

apabila seorang asing, yang tidak termasuk umat-Mu Israel, datang dari negeri jauh oleh 

sebab  nama-Mu yang besar, tangan-Mu yang kuat dan lengan-Mu yang teracung, dan ia 

datang berdoa di rumah ini, 33 maka Engkaupun kiranya mendengar dari sorga, dari 

tempat kediaman-Mu yang tetap, dan kiranya Engkau bertindak sesuai dengan segala 

yang diserukan kepada-Mu oleh orang asing itu, supaya segala bangsa di bumi mengenal 

nama-Mu, sehingga mereka takut akan Engkau sama seperti umat-Mu Israel, dan sehingga 

mereka tahu, bahwa nama-Mu telah diserukan atas rumah yang telah kudirikan ini. 34 

Apabila umat-Mu keluar untuk berperang melawan musuh-musuhnya, ke arah manapun 

Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke 

kota yang telah Kaupilih ini dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,  

35 maka Engkau kiranya mendengar dari sorga doa dan permohonan mereka dan Engkau 

kiranya memberikan keadilan kepada mereka. 36 Apabila mereka berdosa kepada-Mu – 

sebab  tidak ada manusia yang tidak berdosa – dan Engkau murka kepada mereka dan 

menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri yang 

jauh atau yang dekat,  

37 dan apabila mereka sadar kembali dalam hatinya di negeri tempat mereka tertawan, 

dan mereka berbalik, dan memohon kepada-Mu di negeri tempat mereka tertawan, 

dengan berkata: Kami telah berdosa, bersalah, dan berbuat fasik, 38 apabila mereka 

berbalik kepada-Mu dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya di negeri 

orang-orang yang mengangkut mereka tertawan, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu 

dengan berkiblat ke negeri mereka yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka, 

ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu, 39 maka 

Engkau kiranya mendengarkan dari sorga, dari tempat kediaman-Mu yang tetap, kepada 

doa dan segala permohonan mereka dan kiranya Engkau memberikan keadilan kepada 

mereka, dan Engkau kiranya mengampuni umat-Mu yang telah berdosa kepada-Mu. 40 

Sebab itu, ya Tuhan ku, kiranya mata-Mu terbuka dan telinga-Mu menaruh perhatian 

kepada doa yang dipanjatkan di tempat ini. 41 Dan sekarang, bangunlah ya TUHAN Tuhan , 

dan pergilah ke tempat perhentian-Mu, Engkau serta tabut kekuatan-Mu! Kiranya, ya 

TUHAN Tuhan , imam-imam-Mu berpakaian keselamatan, dan orang-orang yang Kaukasihi 

bersukacita sebab  kebaikan-Mu. 42 Ya TUHAN Tuhan , janganlah Engkau menolak orang 

yang telah Kauurapi, ingatlah akan segala kasih setia-Mu kepada Daud, hamba-Mu itu.” 

Salomo, di ayat-ayat sebelumnya, menandatangani dan memberi meterai, 

demikianlah gambarannya, melalui sebuah upacara penyerahan Bait Suci untuk 

Kitab 2 Tawarikh 6:1-11 

 

287 

dipersembahkan khusus untuk kehormatan dan ibadah kepada Tuhan . Nah, di 

sini, Salomo memanjatkan doa pengudusan. Dalam doa itu, Bait Tuhan  dibuat 

menjadi perlambang Kristus, sang Mediator Agung, yang melalui-Nya kita 

diperintahkan untuk memanjatkan segala doa kita, dan mengharapkan 

perkenanan Tuhan , dan yang kepada-Nya kita diperintahkan untuk mengarahkan 

mata kita dalam segala urusan kita yang berkaitan dengan Tuhan . Kita telah 

melihat rincian doanya ini (1Raj. 8), jadi sekarang kita hanya akan memetik 

beberapa bagian doa ini yang mungkin dapat menjadi pokok perenungan kita. 

I. Berikut ini beberapa kebenaran dasar yang adakalanya ditegaskan.  

1. Bahwa Tuhan  Israel yaitu  Pribadi yang tidak tertandingi dalam 

kesempurnaan. Kita tidak dapat menjelaskan Dia. Akan namun , hal ini 

yang kita ketahui, tidak ada Tuhan  seperti Dia di langit dan di bumi (ay. 

14). Semua ciptaan memiliki sesamanya, yaitu ciptaan lain yang sama, 

namun  sang Pencipta tidak memiliki sesama pencipta. Dia tidak terukur 

mengatasi segala sesuatu, dan ada di atas segala sesuatu, Tuhan  yang 

harus dipuji sampai selama-lamanya. 

2. Bahwa Dia itu benar dan akan selalu benar dalam setiap perkataan yang 

diucapkan-Nya. Dan semua yang melayani Dia dalam ketulusan pasti 

akan mendapati bahwa Dia setia dan murah hati. Orang-orang yang 

selalu menempatkan Tuhan  di hadapan mereka, dan hidup di hadapan-

Nya dengan segenap hati mereka, akan mendapati Dia selalu menepati 

firman-Nya, dan bahkan lebih dari itu, Dia akan tetap memelihara ko-

venan-Nya dengan mereka dan menunjukkan belas kasih-Nya kepada 

mereka (ay. 14).  

3. Bahwa Dia itu pribadi yang tidak terbatas dan Mahabesar, yang tidak 

dapat dimuat oleh langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun 

tidak dapat memuat Dia, dan yang kebahagiaan-Nya tidak bertambah 

oleh apa pun oleh pelayanan dan ibadah kita, sebaik apa pun itu (ay. 18). 

Dia tak terhingga melebihi segala batasan yang mengikat benda dan 

makhluk ciptaan dan jauh mengatasi semua puji-pujian semua makhluk 

ciptaan yang berakal budi.  

4. Bahwa Dia, dan Dia sajalah yang mengenal hati anak-anak manusia (ay. 

30). Semua pikiran, tujuan, dan perasaan manusia tersingkap dan 

terbuka di hadapan-Nya. Dan, sekalipun angan-angan dan maksud hati 

kita dapat disembunyikan dari manusia, malaikat, dan iblis, namun 

semua itu tidak dapat disembunyikan dari Tuha