perbedaan islam kristen

perbedaan islam kristen


 


PERBEDAAN ISLAM KRISTEN 

  

Ada dua perbedaan mendasar antara Islam dan Kristen, yang demi 

kebenaran dan perdamaian dunia, layak mendapatkan perhatian serius dan 

mendalam. Karena kedua agama ini mengklaim asal usulnya dari sumber yang 

sama, yaitu lahir dari keturunan Nabi Ibrahim (Abrahamic religion) dan 

mempunyai titik kesamaan dalam hal ketuhanan dan jaminan keselamatan umat 

manusia. Hal ini kerap dipopulerkan dengan istilah kalimatun sawa' (commond 

plafform)1 maka seharusnya tidak boleh ada pertentangan yang mendasar di 

antara keduanya. Kedua agama besar ini percaya kepada adanya zat Agung serta 

percaya kepada perjanjian yang dibuat oleh Tuhan dengan Ibrahim. Berdasarkan 

kedua hal ini, para penganut saleh dari kedua agama ini harus mencapai suatu 

kesepakatan final yang dibuat dengan penuh kesadaran. Apakah kita, makhluk 

fana yang bodoh ini, akan beriman dan menyembah Tuhan yang Esa, atau apakah 

kita akan beriman dan takut kepada Tuhan yang banyak?2 

                                                 

Orang-orang Yahudi mengatakan "Uzair yaitu  anak Allah", sedangkan 

kaum Nasrani mengatakan, "Al-Masih yaitu  anak-anak Allah", dengan kedua 

pernyataannya ini akidah mereka menyerupai akidah kaum musyrikin bangsa 

Arab yaitu para penyembah berhala dan perkataan orang-orang kafir sebelumnya 

baik dari kalangan-kalangan penyembah dewa-dewa seperti bangsa Yunani, 

Romawi, India, para pengikut Fir'aun, maupun orang-orang kafir lainnya.3  

Taurat yang diimani kaum Yahudi dalam dunia sekarang, bukanlah Taurat 

yang diwahyukan kepada Musa 'alahissalam, karena kandungan Taurat yang ada 

saat ini telah direduksi oleh kaum Yahudi sesuai dengan kepentingan 

pragmatisme dunia Bani Israel.4 

Begitu pula Bibel yang sudah kehilangan sifat keasliannya karena 

lenyapnya bahasa asli yang digunakan Yesus dalam penyampaian pesan-

pesannya, yaitu bahasa Ibrani, yang tersedia hanyalah salinan-salinan yang sangat 

beragam versinya dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Tentu saja akan 

banyak dijumpai perbedaan dan perubahan makna. Karena setiap bahasa memiliki 

gaya bahasa dan ungkapan-ungkapannya masing-masing. Hal inilah yang 

membuat keragu-raguan tentang Bibel sebagai firman Allah. Keragua-raguan ini 

muncul sejak dahulu terutama pasca-Konsili Nicea. 5 

Ketetapan-ketetapan Alquran Makkiyah maupun Madaniyah mengenai 

Ahli Kitab, tampak jelas menyatakan bahwa pandangan Islam terhadap Akidah 

                                                 

Ahli Kitab, (baik penyelewengannya, kebatilannya, kemusyrikannya, maupun 

kekafirannya terhadap agama Allah yang benar) tidak pernah berubah. Bahkan 

juga pandangan Islam terhadap kitab yang diturunkan kepada mereka dan bagian 

yang diberikan kepada mereka sebelumnya.6 Alquran di dalam banyak surahnya 

telah membicarakan sikap, tindakan, tipu daya, makar, dan serangan yang mereka 

lancarkan.  

Perjalanan sejarah tidak pernah berhenti sejenak pun dalam membuktikan 

semua itu sejak hari pertama mereka berhadapan dengan umat islam di Madinah 

hingga sekarang ini. 

Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengaku sebagai anak-anak Allah 

dan kekasih-kekasih Allah, dari pemikiran itu mereka mengatakan bahwa Allah 

tidak menyiksa mereka apabila mereka berbuat dosa, dan mereka tidak masuk 

neraka kecuali hanya beberapa hari saja. Ini berarti bahwa keadilan Allah tidak 

berjalan sebagaimana mestinya, dan Allah bersikap pilih kasih terhadap sebagian 

hamba-hamba-Nya. Kemudian , membiarkan mereka melakukan kerusakan di 

bumi dan tidak menyiksa mereka sebagaimana Dia menyiksa orang-orang lain 

yang berbuat kerusakan. Nah, bagaimana rusaknya kehidupan yang ditimbulkan 

oleh pola pikir seperti ini? Dan, bagaimana goncangnya kehidupan yang 

ditimbulkan oleh penyimpangan ini? 7 

Fakta bahwa Yahudi kini telah menguasai berbagai lini penting di dunia. 

Kebijakan-kebijakan strategis negara adikuasa tidak lepas dari pengaruh-pengaruh  

                                                 

lobi-lobi Yahudi. Di bidang media cetak dan film, tokoh-tokohnya dikuasai oleh  

Yahudi, beberapa diantaranya: kantor berita Reuter, Assosiated Press, United 

Press International, surat kabar Times dan jaringan TV dunia. Hanya dengan 25 

persen wartawan Yahudi di Wasington dan New York, mampu menciptakan citra 

negatif dan sangat mudah mematahkan lawan yang tidak disukai. Wartawan yang 

menentang pendapat Yahudi akan terus diberi hambatan dan kesulitan hingga 

kehilangan pekerjaan dan tunduk kepada mereka. Hollywood  didirikan oleh 

Adolf Zukjor bersaudara dan Samuel-Goldwyn-Meyer (MGM) yang juga orang 

Yahudi. Dalam prestasi dunia, 12 persen dari hadiah nobel fisika, kimia, 

kedokteran jatuh ke tangan Yahudi. Bahkan konsep bank sentral, uang kertas, 

kapitalisme, komunisme, dan memperdagangkan kembali barang-barang bekas 

yaitu  ide Yahudi . Di seluruh dunia jumlah Yahudi hanya sekitar 14 juta orang. 

Sekitar 7 juta  orang berada di Amerika, 5 juta di Asia, 2 juta di Eropa, dan 

100.000 orang di Afrika. 8  

Pada tahun 1927, Alphonse Mingana, pendeta Kristen asal Irak dan 

mantan guru besar di Universitas Birmingham, Inggris, mengemukakan bahwa 

"sudah tiba saatnya sekarang untuk melakukan studi kritis terhadap teks Alquran 

sebagaimana yang sudah kita lakukan terhadap kitab suci Yahudi yang berbahasa 

Ibrani-Arami dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani (The time has surely 

come to subject the text of the kur'an to the same criticism as that to which we 

subject the Hebrew and Aramic of the Jewish Bible, and the Greek of the Cristian 

                                                 

scriptures), Seruan ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan sarjana Kristen dan 

Yahudi terhadap kitab suci mereka dan juga disebabkan oleh kecemburuan 

mereka terhadap umat islam dan kitab suci Alquran. Mayoritas ilmuwan Kristen 

sudah lama meragukan keotentikan Bible. Sebelum Mingana, pada tahun 1834 

Gustav Flugel di Jerman, Theodor Noldeke, Arthur Jeffery yang proyek mereka 

itu semua gagal tak ubahnya bagaikan buih, timbul pergi begitu saja, berlalu tanpa 

pernah berhasil mengubah keyakinan dan penghormatan umat islam terhadap 

kitab suci Alquran, apalagi membuat mereka murtad.9 Dalam hati nurani Yahudi 

Nasrani sangat dalam mengakui meski tidak terucapkan dengan kata-kata bahwa 

ajaran islam yaitu  benar, bahwa ajaran islam untuk semua manusia dan 

kemanusiaan universal. 

Karakteristik tafsir  Fi Zhilal al-Qur'an dari segi metodenya pada 

dasarnya termasuk jenis tafsir Tahliliy, yaitu menjelaskan kandungan ayat Al-

Qur'an, dari segala aspeknya dengan mengikuti runtutan ayat sebagaimana yang 

terdapat dalam mushaf, tetapi tafsir ini sekaligus juga memakai metode maudhu'I 

yaitu terlihat ketika membagi surah ke dalam beberapa fragmen yang 

menggambarkan satu tema, kemudian dipayungi oleh sutema pokok yang disebut 

mihwar. Sayyid Quthb mengidentifikasi dari segi Makkiyah dan Madaniyyah, 

munasabah, dan asbab al-nuzulnya. Pendekatan penafsirannya menggunakan 

pendekatan keindahan bahasa (al-manhaj al-jamaliy), pendekatan pemikiran (al-

manhaj al-fikriy) dan pendekatan pergerakan (al-manhaj al-harakiy). Sedangkan 

corak penafsirannya berorientasi pada aspek sastra budaya dan kemasyarakatn 

                                                 

(al-adabiy al-ijtima'iy) dengan cirri khas bercorak subjektif-intuitif, bercorak 

kemasyarakan, dan menolak tafsir ilmiah (al-tafsir al-'ilmiy).10 

Pendekatan pergerakan (al-manhaj al-harakiy) yaitu  karakteristik 

pendekatan yang paling intens dalam pembahasan yang akan diapaparkan penulis 

dalam karya ilmiah ini, karena pendekatan ini pada dasarnya yaitu  upaya untuk 

mengadakan perubahan radikal terhadap kerendahan-kerendahan jahiliyah yang 

menghinggapi tata kehidupan masyarakat muslim dengan menjelaskan penyakit-

penyakit dan menyebutkan sebab-sebab kemunduran masyarakat muslim.  

Hakikat keberadaan Ahli Kitab yaitu Yahudi dan Nasrani,  dalam alenia-

alenia panjang dalam surah Al-Baqarah, Ali-Imran, an-Nisaa', al-Maa'idah dan 

lain-lainnya yang mengidentifikasi mereka sebagai menyeleweng, fasik, dan 

kufur , mereka menggunakan cara-cara yang licik, dan tipu daya yang terus 

menerus, dan cara paling keras di dalam memerangi agama Islam dan umatnya  

sejak zaman dahulu bahkan sampai zaman sekarang dan sampai akhir zaman. Dan 

yang paling terkesan yaitu  dalam bidang akidah.11 

Di samping itu, Al-Qur'anul-Karim juga mencatat adanya kelompok yang 

saleh dan mendapat petunjuk dari kalangan Ahli Kitab. Tetapi golongan ini sangat 

sedikit dan hanya ditemukan dari individu-individu dan kelompok-kelompoknya 

saja.  Terjadinya revisi hanyalah mengenai hukum-hukum pergaulan dengan Ahli 

Kitab dari waktu ke waktu, dari tahap ke tahap, dari realitas ke realitas sesuai 

                                                 

dengan manhaj haraki yang riil bagi agama ini di dalam menghadapi aneka 

kondisi Ahli Kitab, tindakan-tindakan dan sikap mereka kepada kaum muslimin.12 

Sayyid Quthb di dalam menafsirkan hakikat Ahli Kitab menyatakan bahwa tidak 

pernah terjadi perubahan sedikitpun dalam pandangan Islam terhadap Ahli Kitab, 

yaitu rusak akidahnya, mempersekutukan Allah, dan mengufuri ayat-ayat-Nya. 

yang berubah hanya kaidah pergaulan. Revisi akhir mengenai kaidah hubungan 

antara masyarakat muslim dengan Ahli Kitab ini tidak dapat dipahami tabiatnya 

kecuali dengan pemahaman yang jernih terhadap perubahan tabiat-tabiat mereka, 

dengan tetap berpegang teguh pada  manhaj Allah dan serasi dalam memahami 

manhaj-manhaj jahiliah, serta tetap eksis dalam  manhaj haraki (pergerakan 

Islam) dengan tahapan-tahapannya dan sarana-sarananya yang terus berkembang, 

sesuai dengan realitas manusia yang terus berubah.13    

Sayyid Quthb telah menawarkan sebuah metode baru, tafsir pergerakan 

(al-tafsir al-harakiy) yang sangat khas sekali dalam menafsirkan ayat-ayat 

manuver atau ayat-ayat tipu daya dan kelicikan Yahudi dan Nasrani  dan yang 

sangat urgen yaitu  dalam ayat-ayat final yang dipaparkan pada surah At-Taubah 

seperti yang dipaparkan di atas. Dengan analisa seperti ini, penulis sangat tertarik 

dalam memilih tokoh ini sebagai subyek studi. Pertanyaan mendasar dari uraian 

singkat di atas yaitu , apa teologi Yahudi dan Nasrani dan bagaimana manuver-

manuver mereka menurut penafsiran Sayyid Quthb dalam kitab tafsirnya Fi Zhilal 

Al-Qur'an. 

                                                 

Dengan latar belakang masalah ini , penulis akan mencoba meneliti 

pandangan Sayyid Quthb tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan teologi dan 

manuver yahudi dan nasrani. Hasil penelitian ini akan penulis tuangkan dalam 

sebuah skripsi berjudul Teologi dan Manuver Yahudi Nasrani menurut penafsiran 

Sayyid Quthb dalam Kitab Tafsir Fi Zhilal- al Qur'an . 

 

B. Perumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang 

akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: bagaimana penafsiran Sayyid Quthb 

terhadap ayat-ayat Teologi dan ayat-ayat manuver Yahudi dan Nasrani dalam 

kitab tafsir Fi Zhilal Al-Quran? 

 

C. Definisi Operasional  

Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai judul skripsi ini, maka 

penulis memberikan penegasan judul sebagai berikut: 

1. Teologi dalam Kamus Besar Indonesia yaitu  Pengetahuan Ketuhanan 

(mengenai sifat-sifat Allah), dasar-dasar kepercayaan kepada Allah dan agama 

terutama berdasar pada kitab-kitab suci).14 Sedangkan teologi dalam 

pembahasan ini penulis arahkan pada pemahaman keimanan. 

                                                 

2. Manuver yaitu  gerakan, kelicikan, muslihat, ataupun siasat (lihat Kamus 

Inggris-Indonesia, John M. Echols h. 372). Lebih luas lagi yang dimaksudkan 

manuver dalam konteks pembahasan ini, penulis memaknai pelanggaran, 

kelemahan menghadapi hawa nafsu, sikap tipu daya, kelicikan, kasar, keras 

kepala, jiwa yang lemah, jiwanya yang menyimpang, dan sulit di luruskan. 

3. Sedangkan definisi Yahudi dalam Halakha, atau hukum-hukum agama Yahudi 

ada dua kategori, yaitu suku bangsa Yahudi, suku bangsa ini terbagi lagi 

menjadi dua: 1). Seorang anak yang terlahir dari ayah dan ibu Yahudi disebut 

Yahudi asli. 2) seorang anak yang terlahir dari ayah Yahudi dan ibu dari 

bangsa lain, Yahudi campuran ini termasuk kategori Yahudi kelas dua. 

Kategori kedua yaitu seorang yang memeluk agama Yahudi menurut hukum-

hukum Yahudi. Definisi ini diwajibkan oleh Talmud, sumber hukum-hukum 

tak tertulis yang menerangkan Taurat, kitab suci asal hukum-hukum Yahudi 

(lima kitab pertama Kitab Tanakh/ Perjanjian Lama. Menurut Talmud, definisi 

ini di pegang semenjak pemberian Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai 

kira-kira 3500 tahun dahulu kepada Nabi Musa. Sejarawan Yahudi non-

ortodoks berkeyakinan bahwa definisi ini tidak di ikuti sehingga tidak lama 

berlaku, tetapi ia mengaku bahwa definisi ini di gunakan sekurang-kurangnya 

2000 th sampai saat ini. Pada akhir abad ke-20, dua kumpulan Yahudi 

(terutama di Amerika Serikat) yang liberal dari segi teologi, Yahudi 

Reformasi dan Yahudi Rekonstruksi telah membenarkan orang yang tidak 

memenuhi kriteria ini  untuk menyebut diri mereka sebagai Yahudi, 

mereka tidak lagi mewajibkan orang memeluk agama ini  demi 

 

memenuhi adat istiadat pemelukan tradisional, dan mereka menganggap 

seseorang sebagai Yahudi jika ibu mereka bukan Yahudi, asalkan berayah 

Yahudi.15 

4. Nasrani dalam kamus Arab-Indonesia Mahmud Yunus yaitu  orang yang 

beragama Nasrani, sedangkan apabila di tambah al (             ) berarti agama 

Nasrani 

Agama Nasrani, atau kaum Nashara, terambil dari suatu bangsa, yaitu 

yang berasal dari daerah kelahiran Nabi Isa as. yaitu Nazaret (dalam bahasa 

Ibrani) atau Nashirah (dalam bahasa arab). Beberapa ulama berpendapat bahwa 

istilah "nasrani" memang berasal dari desa nashirah, antara lain menurut pendapat 

Ibnu Qatadah dan Ibnu Abbas

2. Signifikansi Penelitian 

a. Sebagai bahan informasi bagi umat islam agar mengetahui dan 

memahami pandangan mufassir Sayyid Quthb tentang ayat-ayat teologi 

dan manuver kaum Yahudi dan Nasrani. 

b. Sebagai bahan referensi bagi mereka yang ingin mengetahui pandangan 

mufassir atau ingin melakukan penelitian yang lebih mendalam yang ada 

hubungannya dengan pembahasan ini. 

 

E. Tinjauan Pustaka 

Dari penelusuran (review) terhadap bahan-bahan pustaka, yang terkait 

dengan obyek serta subyek yang penulis teliti, ada beberapa sumber, diantaranya: 

1. Wawasan Al-Qur'an tentang sikap umat Yahudi dan Nasrani terhadap umat 

Islam, oleh Sri Rahmawati, jurusan Tafsir Hadis angkatan 2004, dengan 

analisis tentang wujud kebencian Yahudi Nasrani terhadap Islam. Yaitu 

jengkel dan marah karena Rasulullah tidak mempropagandakan agama 

mereka dan tidak mengikuti agama mereka, kemudian nabi mengajak agar 

menjauhi dan tidak mengikuti agama ini . Mengatakan bohong terhadap 

ucapan nabi dan menginginkan agama Islam tidak berkembang dan gembira 

melihat umat Islam pecah dan tertimpa musibah. Mereka belum puas jika 

 

umat islam belum mengikuti mereka. Juga memaparkan faktor penyebab 

kebencian umat Yahudi dan Nasrani terhadap umat Islam yang dapat 

disimpulkan yaitu karena dengki dan fasik. Tulisan ini juga memaparkan 

karakteristik Yahudi dan Nasrani diantaranya keras kepala, tamak, fanatisme 

kesukuan, ingkar janji, sombong dan rakus. Penulis memberikan komentar 

terhadap tulisan ini, bahwa tulisan ini memberikan penjelasan sikap Yahudi 

dan Nasrani terhadap umat Islam sebatas umat Yahudi dan Nasrani selama 

Islam muncul yaitu ketika da'wah Rasulullah berlangsung. Sedangkan 

perbedaannya jauh sekali dengan tulisan ilmiah yang ditulis penulis dalam 

judul teologi dan manuver ini. Yaitu secara komprehensif membicarakan 

sikap Yahudi sejak zaman   Taurat, atau zaman nabi Musa, permintaan 

mereka yang di luar fikiran, tindakan makar Yahudi dan Nasrani pada zaman 

nabi Isa a.s., sampai pada zaman Rasulullah. Penulis memaparkan 

keseluruhan ayat yang di sebut dalam Al-Qur'an, sehingga bisa di tela'ah 

secara keseluruhan aspek-aspek manuver mereka yang tertulis di dalam Al-

Qur'an. Di samping itu penafsiran Sayyid Quthb memaparkan sejarah secara 

riil dari masa ke masa sehingga sangat memuaskan pembaca, dan hal ini bisa 

di lihat kembali kepada kitab aslinya. Karena penulis memaparkan secara 

singkat apa yang mufassir paparkan.   

2. Dogma Ketuhanan Trinitas dalam agama Kristen (Tinjauan Islam) oleh 

Rawiyah, angkatan 1994, jurusan Perbandingan Agama, membahas tentang 

Dogma dan Ketuhanan Trinitas. Mereka mempercayai bahwa Allah itu Esa, 

namun mempunyai tiga oknum yang terdiri dari tuhan Bapak, Allah dan roh 

 

kudus. Tiga pribadi ini  sama kesempurnaannya. Memaparkan sejarah 

lahirnya Trinitas yaitu dari pendapat bapak-bapak gereja yang sulit dalam 

menafsirkan ayat-ayat tentang ajaran ketuhanan, yaitu dengan memaparkan 

golongan Antiokia, Arius, Athanasius, konsili Konstantinopel. Menyebutkan 

bahwa ajaran trinitas lahir dari keputusan Konsili Nicea th 325 dan 

Konstantinopel tahun 380. Orang Kristen percaya pada dogma mereka dan 

tercantum dalam Al-Kitab meskipun membingungkan dan terdapat 

pertentangan. Juga memaparkan tinjauan islam terhadap Ketuhanan Trinitas, 

menurut Islam ditolak dengan menampilkan ayat-ayat dalam S. Al-Ikhlash dll. 

Tulisan ini termasuk bagian yang penulis bahas dalam karya ilmiah teologi 

dan manuver, tulisan ini tidak memakai simbul  SM atau M di dalam 

mencantumkan tahun sehingga hal ini akan mempengaruhi kekacauan 

pemahaman sejarah. Sedangkan perbedaannya mencolok sekali bahwa dalam 

memaparkan ayat-ayat teologi, penulis lebih komprehensif di dalam paparan 

semua ayat, baik dalam s. At-Taubah, s. Al-Ma'idah dan An-Nisa'. 

Kelebihannya lagi yaitu  di dalam penafsiran Sayyid Quthb, secara 

komprehensif memaparkan sejarah lahirnya trinitas, pertentangan-

pertentangan, konsili-konsilinya dan lain-lainnya yang semua itu dipaparkan 

secara lebih gamblang, sehingga pembaca merasa puas dan tidak repot lagi 

menelisik buku-buku sejarah karena semua sudah tersaji dalam buku Sayyid 

Quthb. 

 3. Ajaran Ketuhanan Menurut Agama Yahudi, oleh Fahrurrazi, jurusan 

Perbandingan agama, tahun angkatan 1998, yang membahas tentang Paham 

 

Keagamaan (Ketuhanan) dalam agama Yahudi, nama-nama Tuhan dan sifat-

sifatTuhan. Di dalam mengupas Paham Ketuhanan hanya di bahas tentang 

kepercayaan mereka, yang berfaham henoteisme yaitu mengakui satu Tuhan 

tetapi mereka mengingkari adanya Tuhan-tuhan bagi agama lain. Kemudian 

mengalami perubahan menjadi kepercayaan monoteisme. Dan hal ini terjadi 

pada abad ke-8 sebelum nabi Isa. Kepercayaan semacam ini disebabkan oleh 

kemenangan Israel dalam melawan musuh-musuh mereka yang membuat 

mereka berkeyakinan bahwa Tuhan-tuhan dari bangsa lain bukanlah Tuhan 

sebenarnya. Agama monoteisme pada mulanya merupakan cabang kelompok 

agama semit yang berasal dari Ibrahim yang berkembang pada keturunan 

Ishaq dan Isma'il, selanjutnya agama monoteisme di bawa oleh Nabi Musa. 

Kemudian tulisan ini mengupas nama tuhan dalam agama Yahudi yang pada 

mulanya Elohim kemudian berkembang menjadi Yehovah dan Adonai. 

Menyebutkan pula sifat tuhan Yang Maha Kuasa, Yehovah Roy 

(perlindungan) dan perusak/ keras. Dalam paham keagamaan ini mengalami 

perubaha dari fase animisme, politeisme, henoteisme sampai pada 

monoteisme. Kemudian disimpulkan bahwa umat Israel pada umumnya 

mempercayai Tuhan Yahweh yang memiliki sifat-sifat manusia atau 

menyerupai sifat-sifat manusia. Sedangkan tulisan karya ilmiah teologi dan 

manuver ini tampil beda dengan menyebutkan keseluruhan ayat-ayat Allah 

yang merupakan wujud kalam Allah tentang teologi Yahudi serta dalam 

paparan penafsiran Sayyid Quthb sangat koheren sekali mengenai 

kepercayaan Yahudi ini. Baik sejarahnya, realitas dalam masa Rasulullah 

 

maupun analisis dalam masa depan sampai hari kiamat, mengenai 

kepercayaan Yahudi serta ekses-eksesnya dalam kehidupan. 

 

a. Data 

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu  ayat-ayat yang 

berkenaan dengan Teologi dan ayat-ayat yang menjelaskan Manuver Yahudi 

Nasrani yang ditafsirkan oleh Sayyid Quthb dalam kitabnya Tafsir Fi Zhilal al- 

Quran. 

1. Ayat-ayat yang menjelaskan tentang teologi Yahudi Nasrani yaitu  sebagai 

berikut: 

1. At-Taubah ayat 30 

2. Al-Maidah ayat 17, 18, 72-77, 116-118 

3. An-Nisa ayat 171 

2. Ayat-ayat yang berkenaan dengan manuver-manuver Yahudi Nasrani yaitu  

sebagai berikut: 

1. S. Al-Baqarah ayat 23, 41-42, 51-54, 55-57, 58-59, 61, 67-73, 75-77, 83-

86, 87, 88-93, 99-101, 104-109, 114-115, 116-118. 

2. S. Ali-Imran ayat 23-25, 54-57, 65-68, 69-74, 75-77, 78-80, 81-83, 187. 

3. S. An-Nisa ayat 44-46, 47-48, 49-50, , 150-152, 153-161, 163-165 

4. S. Al-Maidah ayat 20-26, 70-71, 78-81 

5. S. Al-A'raf ayat 138- 141, 161-162, 163-167. 

6. S. Al-Jatsiyah ayat 17 

 17 

7. S. At-Taubah ayat 31, 32, 34 

b. Sumber data 

1). Sumber data primer yaitu: Tafsir Fi Zhilal-al Qur'an karya Sayyid Quthb 

yang berjumlah 6 jilid besar dalam kitab yang di terbitkan oleh Dar Asy-

Syuruq, Beirut, tahun 1992,  jilid I terdiri dari juz 1-4, yang memuat S. Al-

Fatihah dan Surah Al-Baqarah berisi 611 halaman, jilid II terdiri dari juz 

5-7, yang memuat S. an-Nisa berisi 1170 halaman, jilid III terdiri dari juz 

8-11, yang memuat S. Al-An'am-S. Al-A'raf berisi 1429  halaman, jilid IV 

terdiri dari juz 12-18, yang memuat S. Hud, S. Yusuf, berisi 2537 

halaman, jilid V terdiri dari juz 19-20, yang memuat S. al-Furqan, Asy-

Syu'ara, S. An-Naml, berisi 3234 halaman, jilid VI terdiri dari juz 26-30, 

yang memuat S. Al-Ahqaf, Muhammad, Al-Fath, Al-Hujurat, Qaf, berisi 

4012 halaman,  

2). Sumber pelengkap yaitu buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang 

diteliti, buku-buku, kitab-kitab putih dan kitab kuning, keterangan-

keterangan yang diperlukan baik dari media internet, siaran televisi, 

pengamatan lapangan dan menyimak CD Dialog antar agama.